STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG TANGERANG Jln. Raya Kodam Bintaro No. 82 Jakarta Selatan ( 12070 ) Telp: (021) 7353018 / Fax: 7355262, Tromol Pos. 7019 / Jks KL Website: www.staklimpondokbetung.net ; E-mail:
[email protected]
KATA PENGANTAR Dengan mengucap syukur ke Hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, Modul Pelatihan “Peningkatan Pemahaman Informasi Iklim (PPII) di Propinsi Banten 2009” ini dapat diselesaikan dengan baik oleh Tim Materi PPII. Modul Pelatihan ini dimaksudkan sebagai bahan acuan instruktur dalam memberikan pelatihan pada kegiatan “Peningkatan Pemahaman Informasi Iklim di Propinsi Banten Tahun 2009”. Penyusunan modul ini didasarkan atas jenis informasi cuaca dan iklim yang diberikan kepada masyarakat dan pemanfaatannya dalam menunjang kegiatan di berbagai sektor. Modul ini terdiri dari empat belas modul sebagai berikut : 1. Pengenalan Cuaca dan Iklim 2. Pengenalan dan Pemahaman Informasi Cuaca dan Iklim 3. Memahami Prakiraan Mengandung Kesalahan 4. Sistem Peringatan Dini Cuaca dan Iklim (MCEWS) 5. Cara Memperoleh Informasi Cuaca dan Iklim 6. Isu Perubahan Iklim (Climate Change) 7. Pemanfaatan Informasi Cuaca dan Iklim untuk Pertanian 8. Pemanfaatan Informasi Cuaca dan Iklim untuk Perhubungan dan Pariwisata 9. Pemanfaatan Informasi Cuaca dan Iklim untuk Pembangunan Infrastruktur 10. Pemanfaatan Informasi Cuaca dan Iklim untuk Lingkungan dan Kesehatan 11. Nilai Ekonomi Prakiraan Iklim 12. Studi Lapangan ke Stasiun Meteorologi Serang 13. Sosialisasi Pengiriman Data Hujan melalui SMS 14. Pembentukan Tim Teknis Informasi Iklim di Propinsi Banten Kami ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam penyusunan modul ini. Semoga modul ini dapat memberikan gambaran yang jelas khususnya kepada peserta pelatihan PPII.
Tangerang, 1 Juni 2009 Panitia Pelaksana PPII
Pelatihan Peningkatan Pemahaman Informasi Iklim 2009
i
TIM PENYUSUN
Urip Haryoko, MSi. Drs. Suhatno, SE Drs. Achmad Sasmita Nuryadi, MSi. Drs. Abdul Qohir Drs. Udin Nasikhudin Umi Farida, SSi. Erna Ernansyih, SSi. Triyogo Amberkahi, ST Santoso, SSi. Tri Nurmayati, SSi. Yanuar Henry Pribadi, SPd.
Pelatihan Peningkatan Pemahaman Informasi Iklim 2009
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..................................................................................................................... i TIM PENYUSUN........................................................................................................................... ii DAFTAR ISI..................................................................................................................................iii Modul 1:
PENGENALAN CUACA DAN IKLIM ..................................................................... 1
Modul 2:
PENGENALAN DAN PEMAHAMAN INFORMASI CUACA DAN IKLIM.......... 3
Modul 3:
MEMAHAMI PRAKIRAAN MENGANDUNG KESALAHAN ............................... 5
Modul 4:
SISTEM PERINGATAN DINI CUACA DAN IKLIM (MCEWS) .......................... 7
Modul 5:
CARA MEMPEROLEH INFORMASI CUACA DAN IKLIM................................. 9
Modul 6:
ISU PERUBAHAN IKLIM (CLIMATE CHANGE) ............................................... 11
Modul 7:
PEMANFAATAN INFORMASI CUACA DAN IKLIM UNTUK PERTANIAN .. 14
Modul 8:
PEMANFAATAN INFORMASI CUACA DAN IKLIM UNTUK PERHUBUNGAN DAN PARIWISATA ................................................................ 16
Modul 9:
PEMANFAATAN INFORMASI CUACA DAN IKLIM UNTUK PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR................................................................. 18
Modul 10: PEMANFAATAN INFORMASI IKLIM UNTUK LINGKUNGAN DAN KESEHATAN ................................................................................................. 20 Modul 11: NILAI EKONOMI PRAKIRAAN IKLIM ................................................................. 22 Modul 12: STUDI LAPANGAN KE STASIUN METEOROLOGI SERANG ...................... 24 Modul 13: SOSIALISASI PENGIRIMAN DATA HUJAN MELALUI SMS BAGI PENGAMAT HUJAN OBS.......................................................................... 26 Modul 14: PEMBENTUKAN TIM TEKNIS INFORMASI IKLIM DI PROPINSI BANTEN ......................................................................................... 28
Pelatihan Peningkatan Pemahaman Informasi Iklim 2009
iii
Modul 1: PENGENALAN CUACA DAN IKLIM A.
DESKRIPSI SINGKAT Cuaca dan iklim terdiri dari berbagai elemen yang dapat diamati dan diukur. Setiap elemen tersebut dinyatakan dalam satuan tertentu, misalnya suhu dalam satuan derajat panas. Cuaca dan iklim mempunyai arti yang berbeda, tetapi unsurunsurnya sama. Unsur-unsur cuaca/iklim adalah suhu, kelembaban dan tekanan udara serta kecepatan angin, radiasi dan lama penyinaran matahari, presipitasi (curah hujan, embun dan salju) dan penguapan. Cuaca merupakan kondisi atmosfer sesaat (jangka pendek) di suatu tempat tertentu, sedang iklim menggambarkan kondisi cuaca rata-rata di suatu tempat/wilayah tertentu dalam jangka panjang. Dalam modul/bahan ajar ini, akan dibahas pengertian cuaca dan iklim, satuansatuan yang digunakan dalam pengukuran cuaca dan iklim, faktor-faktor yang mempengaruhi cuaca/iklim.
B.
TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Tujuan Pembelajaran Umum (TPU) Setelah selesai pembelajaran, peserta diharapkan dapat memahami dan menjelaskan pengertian cuaca dan iklim 2.
Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK) Setelah selesai pembelajaran, peserta diharapkan dapat : a. Memahami pengertian dan perbedaan antara cuaca dan iklim b. Memahami faktor-faktor yang mempengaruhi cuaca dan iklim khususnya di Indonesia c. Menjelaskan parameter cuaca dan iklim d. Menjelaskan satuan-satuan dari parameter cuaca/iklim.
C.
METODE Dalam proses pembelajaran, digunakan pendekatan andragogis yang menggabungkan metode ceramah singkat, curah pendapat, diskusi kelompok dan praktek/simulasi serta evaluasi.
D.
POKOK BAHASAN DAN SUB POKOK BAHASAN Adapun pokok bahasan dan sub pokok bahasan yang akan dikupas dalam modul ini, meliputi : 1. Konsepsi cuaca a. Pengertian cuaca b. Faktor-faktor dinamika atmosfer yang mempengaruhi cuaca c. Parameter cuaca
Pelatihan Peningkatan Pemahaman Informasi Iklim 2009
1
2. Konsepsi iklim a. Pengertian iklim b. Faktor-faktor dinamika atmosfer yang mempengaruhi iklim c. Parameter iklim
E.
MEDIA 1. Paper (koran) berisi informasi cuaca dan iklim 2. White board+paper board 3. Spidol (black+color) 4. Kertas A4 5. Alat tulis
Pelatihan Peningkatan Pemahaman Informasi Iklim 2009
2
Modul 2: PENGENALAN DAN PEMAHAMAN INFORMASI CUACA DAN IKLIM A.
DESKRIPSI SINGKAT Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) baik di Pusat maupun Daerah (Unit Pelaksana Teknis/Stasiun) secara rutin mengeluarkan Informasi Cuaca dan Iklim. Di dalam informasi ini, digunakan beberapa terminologi/ istilah yang masih bersifat teknis (bahasa struktur) dan diduga belum banyak dikenal dan diinterpretasikan secara benar oleh pengguna. Informasi cuaca dan iklim sudah sejak lama dimanfaatkan untuk mendukung sektor pembangunan seperti perhubungan dan pariwisata, pertanian, lingkungan hidup, kesehatan, pembangunan infrastruktur, dan lain-lain. Cuaca dan iklim merupakan faktor yang besar pengaruhnya terhadap perhubungan dan pariwisata, pertanian, lingkungan hidup, kesehatan, pembangunan infrastruktur. Informasi Cuaca dan Iklim yang dikeluarkan oleh BMKG dapat dibedakan menjadi tiga diantaranya : 1. Informasi cuaca dan iklim masa lalu 2. Informasi cuaca saat ini 3. Informasi cuaca dan iklim yang akan datang atau disebut prakiraan. Jenis-jenis informasi prakiraan diantaranya : Prakiraan Cuaca Umum Harian, Prakiraan Cuaca Umum 3 hari kedepan, Prakiraan Cuaca Mingguan, Prakiraan Cuaca Obyek Wisata, Peringatan Dini Cuaca Ekstrim, Prakiraan Sifat dan Curah Hujan Bulanan, Prakiraan Musim Hujan dan Kemarau, Prakiraan Potensi Banjir Bulanan, Prakiraan Tingkat Bahaya Kebakaran dan Prakiraan Cuaca Perairan (kelautan). Dalam informasi-informasi tersebut terdapat terminologi yang bahasanya masih sangat teknis seperti Di Atas Normal (AN), Normal (N), dan Di Bawah Normal (BN), Standar Normal, Dasarian, FDRS (Fire Danger Rating System/Sistem Peringatan Tingkat Bahaya Kebakaran), Musim, Awal Musim, Bulan Basah, Bulan Kering, Indeks Osilasi Selatan, El-nino, La-nina, Dipole Mode, Cuaca Ekstrim diantaranya Puting Beliung.
B.
TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Tujuan Pembelajaran Umum (TPU) Setelah selesai pembelajaran, peserta diharapkan dapat mengenali, memahami dan menjelaskan Informasi Cuaca dan Iklim 2. Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK) Setelah selesai pembelajaran, peserta diharapkan dapat : a. Mengenali berbagai jenis/ bentuk Informasi Cuaca dan Iklim yang dikeluarkan oleh BMKG
Pelatihan Peningkatan Pemahaman Informasi Iklim 2009
3
b. c. C.
Memahami terminologi/istilah-istilah yang digunakan dalam Informasi Cuaca dan Iklim Menginterpretasikan Informasi Cuaca dan Iklim secara benar
METODE Dalam proses pembelajaran, digunakan pendekatan andragogis yang menggabungkan metode ceramah singkat, curah pendapat, diskusi kelompok dan praktek/simulasi serta evaluasi.
D.
POKOK BAHASAN DAN SUB POKOK BAHASAN Adapun pokok bahasan dan sub pokok bahasan yang akan dikupas dalam modul ini, meliputi : 1. Produk Informasi Cuaca dan Iklim a. Pengertian dasar informasi b. Bentuk/ jenis Informasi Cuaca c. Bentuk/ jenis Informasi Iklim d. Terminologi dalam Informasi Cuaca dan Iklim 2. Contoh produk informasi cuaca dan iklim
E.
MEDIA 1. Kertas A4 2. Data sampling cuaca (harian, bulanan dan tahunan) 3. Alat-alat tulis
Pelatihan Peningkatan Pemahaman Informasi Iklim 2009
4
Modul 3: MEMAHAMI PRAKIRAAN MENGANDUNG KESALAHAN A. DESKRIPSI SINGKAT Suatu informasi akan dicari dan digunakan orang apabila mempunyai nilai atau memberikan manfaat. Salah satu ukuran yang biasa digunakan adalah keuntungan ekonomis yang akan dihasilkan apabila informasi tersebut digunakan. Sebagai contoh, informasi prakiraan musim dapat digunakan untuk menghindari tanaman dari akibat kekeringan atau kebanjiran, juga jadwal pola tanamnya. Permasalahannya adalah bahwa prakiraan tidak bersifat mutlak, karena ada kemungkinan prakiraan itu tidak terjadi. Dengan demikian, prakiraan memiliki peluang untuk tidak terjadi, sehingga yang perlu diperhatikan adalah berapa besar peluang prakiraan itu akan terjadi. Semakin besar peluang terjadinya, maka semakin kecil pula peluang gagalnya. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah tentang ketepatan prakiraan. Ketepatan prakiraan berbeda dengan peluang nilai terjadinya prakiraan. Ketepatan prakiraan menunjukan tingkat kemampuan prakirawan untuk memberikan prakiraan yang tepat (disebut skill of forecast). Jika kemampuan prakirawan sebesar 80%, berarti dari pengalaman memberikan jumlah prakiraan yang berhasil sebanyak delapan kali, atau dalam lima kali prakiraan, benar sebanyak empat kali. Jadi, apabila tingkat kemampuan seorang prakirawan tinggi, maka tingkat kepercayaan kita kepada si prakirawan akan tinggi pula, sehingga dalam membuat keputusan pada suatu kegiatan akan mempertimbangkan prakiraan dari si prakirawan tersebut. Meskipun untuk menghasilkan prakiraan cuaca/iklim dengan tingkat keakuratan yang tinggi sulit dicapai, namun pada prinsipnya prakiraan tersebut masih diperlukan untuk mendukung berbagai sektor kegiatan antara lain : pertanian, perkebunan, pertambangan, perhubungan dan pariwisata serta mitigasi bencana akibat cuaca/iklim. Prakiraan sebenarnya mengandung ketidakpastian yang dapat direpresentasikan dalam probabilitas dengan nilai antara 0 – 1, nilai 0 berarti tidak mungkin terjadi dan nilai 1 berarti pasti terjadi. Oleh karena itu prakiraan cuaca tidak selamanya benar dan tidak selamanya salah. Jika dikatakan bahwa probabilitas terjadinya hujan tinggi, maka kita dapat berharap bahwa hujan akan terjadi dan kemungkinan terjadinya hujan cukup tinggi. Namun sebaliknya, jika dikatakan bahwa probabilitas terjadinya hujan rendah, maka kita tidak bisa berharap akan terjadi hujan. Masyarakat memerlukan informasi prakiraan cuaca/iklim dengan tujuan untuk menyesuaikan kegiatannya. Cuaca yang cepat berubah mengakibatkan sulit diprediksi. Banyak metode yang masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan serta unsur ketidakpastian, maka diharapkan para pengguna jasa dapat menyadari dan memahami bahwa prakiraan yang diterima bisa saja tidak cocok.
Pelatihan Peningkatan Pemahaman Informasi Iklim 2009
5
B. TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Tujuan Pembelajaran Umum (TPU) Membangun kemampuan untuk memahami pengertian peluang (probabilitas) dalam kontek ketepatan prakiraan cuaca/iklim 2. Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK) Setelah selesai pembelajaran, peserta diharapkan dapat : a Memahami bahwa prakiraan mengandung kesalahan b Memahami dan bisa menjelaskan bahwa prakiraan mengandung makna yang tidak selamanya benar. C. METODE Dalam proses pembelajaran, digunakan pendekatan andragogis yang menggabungkan metode ceramah singkat, curah pendapat, diskusi kelompok dan praktek/simulasi serta evaluasi. D. POKOK BAHASAN DAN SUB POKOK BAHASAN Adapun pokok bahasan dan sub pokok bahasan yang akan dikupas dalam modul ini, meliputi : 1. Konsepsi probabilitas a. Nilai Informasi Prakiraan dalam kaitannya dengan kemampuan atau ketepatan prakiraan b. Tingkat kemampuan prakirawan dalam bentuk peluang, kemudian pemandu menjelaskan “apa itu peluang (probabilitas)” 2. Klarifikasi Ketepatan Prakiraan a. Penilaian peserta terhadap prakiraan. b. Argumentasi peserta tentang ketepatan prakiraan. E. MEDIA 1. Papan tulis yang sudah dilapisi kertas 2. Kelereng berwarna (misal putih dan hijau) 3. Wadah atau kantong untuk kelereng 4. Spidol
Pelatihan Peningkatan Pemahaman Informasi Iklim 2009
6
Modul 4: SISTEM PERINGATAN DINI CUACA DAN IKLIM (MCEWS) A. DESKRIPSI SINGKAT Sejalan dengan sering terjadinya bencana alam yang diakibatkan oleh gempa bumi dan tsunami di Indonesia akhir-akhir ini, BMKG meningkatkan pelayanannya dengan membangun Sistem Peringatan Dini Tsunami (Ina TEWS) yang telah diresmikan pada tanggal 11 Nopember 2008. Untuk bencana alam yang diakibatkan oleh faktor meteorologi dan klimatologi, BMKG sedang membangun Sistem Peringatan Dini Meteorologi dan Klimatologi (MCEWS) dan diperkirakan selesai pada tahun 2010. Pembangunan MCEWS ini dirancang sedemikian rupa dengan tujuan utama untuk mendukung mitigasi bencana alam yang diakibatkan oleh faktor meteorologi dan klimatologi. Sistem peringatan dini meteorologi dan klimatologi atau MCEWS terdiri atas subsistem pengamatan/pemantauan, subsistem komunikasi, subsistem pengolahan/database dan subsistem pelayanan. MCEWS ini didukung oleh Pusat Pengolahan Regional Meteorologi (Meteorological Regional Processing Center- MRPC) yang akan dibangun di 29 propinsi dan fasilitas pengamatan, antara lain : Weather Radar (22 lokasi), Satellite Ground Receiver (31 lokasi) dan AWS Network (176 lokasi) B. TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Tujuan Pembelajaran Umum (TPU) Setelah selesai pembelajaran tentang Sistem Peringatan Dini Cuca dan Iklim (MCEWS) ini, peserta diharapkan dapat memahami konsep sistem dan subsistem peringatan dini cuaca dan iklim. 2. Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK) Setelah selesai pembelajaran tentang Sistem Peringatan Dini Cuca dan Iklim (MCEWS) ini, peserta diharapkan dapat; a Memahami konsep Sistem Peringatan Dini Cuca dan Iklim (MCEWS) b Mengetahui jaringan pemantauan cuaca/iklim yang diperlukan dalam kesisteman ini c Mengetahui kewenangan/kontribusi stakeholders dalam kesisteman ini d Memberikan kontribusi dalam kegiatan-kegiatan yang merupakan bagian dan sub bagian dari sistem ini. C. METODE Dalam proses pembelajaran, digunakan pendekatan andragogis yang menggabungkan metode ceramah singkat, curah pendapat, diskusi kelompok dan praktek/simulasi serta evaluasi.
Pelatihan Peningkatan Pemahaman Informasi Iklim 2009
7
D. POKOK BAHASAN DAN SUB POKOK BAHASAN Adapun pokok bahasan dan sub pokok bahasan yang akan dikupas dalam modul ini, meliputi : 1. Pembangunan Sistem Peringatan Dini Cuaca dan Iklim a Dasar pembangunan sistem b Proses pembangunan sistem 2. Konsepsi Sistem Peringatan Dini Cuaca dan Iklim a. Jaringan pemantauan b. Jaringan pengolahan c. Jaringan diseminasi E. MEDIA 1. OHP/LCD 2. Flipchart/ White Board 3. Kertas Flipchart 4. Spidol Warna 5. Mistar 6. Pensil / Ballpoin
Pelatihan Peningkatan Pemahaman Informasi Iklim 2009
8
Modul 5: CARA MEMPEROLEH INFORMASI CUACA DAN IKLIM A. DESKRIPSI SINGKAT Berdasarkan studi yang dilakukan oleh peneliti Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan bahwa persepsi masyarakat tentang pelayanan informasi cuaca dan iklim umumnya masih sulit memperoleh data/informasi cuaca dan iklim. Hal ini cukup beralasan karena media komunikasi yang menghubungkan antara penyedia informasi (producer) dengan pengguna (end-user) belum terbentuk dengan baik. Informasi cuaca dan iklim telah tersedia di berbagai media, baik yang dipublikasikan oleh BMKG maupun oleh sumber yang lain. BMKG Pusat dan Daerah telah mengeluarkan berbagai jenis informasi seperti yang telah dibahas pada modul 2. Pertanyaan berikutnya ”Bagaimana memperoleh informasi cuaca dan iklim?”. Banyak kalangan masih belum tahu cara yang tepat untuk mendapatkan informasi cuaca dan iklim sesuai yang diharapkan. Misalkan seseorang yang ingin mengklaim asuransi sehubungan dengan adanya cuaca ekstrim yang menyebabkan kerusakan sebuah bangunan yang diasuransikan. Di Wilayah Propinsi Banten, BMKG mempunyai enam Unit Pelaksana Tugas (UPT) yang bertugas memberikan pelayanan data dan informasi cuaca dan iklim. UPT tersebut adalah : 1. Balai Besar Meteorologi dan Geofisika Wilayah II Ciputat 2. Stasiun Meteorologi Cengkareng 3. Stasiun Geofisika Tangerang 4. Stasiun Klimatologi Pondok Betung - Tangerang 5. Stasiun Meteorologi Serang 6. Stasiun Meteorologi Curug Masing-masing UPT mempunyai tugas pokok dan fungsi yang berbeda-beda. Sehingga tugas dan kewenangan tersebut perlu dijelaskan kepada masyarakat. Informasi cuaca dan iklim dapat dibedakan dari berbagai sudut pandang sebagai berikut : 1. Skala informasi Dipandang dari sudut skala informasi cuaca dan iklim dapat dibedakan menjadi skala global, regional dan lokal. Masing-masing skala informasi ini berbeda dalam hal sumber penyedianya dan cara memperolehnya. 2. Media informasi publik Media informasi dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu : a. Website b. Media cetak (koran, buletin, laporan) c. Media elektronik (radio, TV) 3. Media komunikasi permintaan informasi khusus a. Surat elektronik (e-mail) b. Surat resmi c. Telepon dan Faximile d. Kerjasama yang dituangkan dalam MoU Pelatihan Peningkatan Pemahaman Informasi Iklim 2009
9
B. TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Tujuan Pembelajaran Umum (TPU) Setelah selesai pembelajaran, peserta diharapkan dapat mengetahui cara yang cepat dan tepat untuk memperoleh informasi cuaca dan iklim sesuai kegiatannya. 2. Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK) Setelah selesai pembelajaran, peserta diharapkan dapat : a Memperoleh informasi cuaca dan iklim dengan mudah b Memberikan informasi cuaca dan iklim kepada masyarakat luas terutama di lingkungan kegiatannya c Memberi masukan kepada BMKG untuk meningkatkan ragam informasi cuaca dan iklim sesuai yang diharapkan masyarakat. C. METODE Dalam proses pembelajaran, digunakan pendekatan andragogis yang menggabungkan metode ceramah singkat, curah pendapat, diskusi kelompok dan praktek/simulasi serta evaluasi. D. POKOK BAHASAN DAN SUB POKOK BAHASAN Adapun pokok bahasan dan sub pokok bahasan yang akan dikupas dalam modul ini, meliputi : 1. Institusi penyedia informasi cuaca dan iklim a. Informasi skala regional b. Informasi skala nasional c. Informasi skala lokal 2. Media penyampaian data dan informasi b. Website c. Media cetak (koran, buletin, laporan) d. Radio, TV 3. Media komunikasi permintaan data dan informasi a. Surat elektronik b. Surat c. Faximile d. Kerjasama E. MEDIA 1. 2. 3. 4. 5.
OHP/LCD Flipchart/ White Board Kertas Flipchart Spidol Warna Koneksi internet
Pelatihan Peningkatan Pemahaman Informasi Iklim 2009
10
Modul 6: ISU PERUBAHAN IKLIM (CLIMATE CHANGE) A. DESKRIPSI SINGKAT Akhir-akhir ini masyarakat baik kalangan bawah maupun kalangan atas sedang membicarakan isu perubahan iklim. Isu ini merebak di tengah-tengah masyarakat dengan berbagai pertanyaan, seperti apakah perubahan iklim itu? Masyarakat umum mulai sensitif terhadap kondisi cuaca saat ini. Mereka menilai bahwa cuaca/iklim sekarang sudah berubah, bergeser, dsb. Saat ini isu perubahan iklim menjadi persoalan global yang berdampak ke semua kawasan di muka bumi. Perubahan iklim dapat dikelompokkan menjadi 3 (tiga) karakteristik : kenaikan suhu/temperatur bumi, peningkatan frekuensi dan intensitas curah hujan, serta kejadian cuaca ekstrim. Dalam konvensi Protokol Kyoto (Desember 1997) telah ditetapkan target penurunan emisi total selama 5 tahun (2008 – 2012). Setiap negara industri penghasil emisi memiliki kewajiban penurunan prosentase emisi. Perubahan iklim telah mengganggu siklus hidrologi dan ekosistem. Bidang-bidang yang rawan terhadap perubahan iklim antara lain : pertanian dan ketahanan pangan, kesehatan manusia, ekosistem daratan, ekosistem kawasan pesisir dan bahari. Materi pembelajaran ini memberikan gambaran kepada peserta tentang isu perubahan iklim yang sedang dihadapi dan diresahkan oleh segenap penghuni di bumi ini dan cara-cara menghadapinya. Dari pembelajaran ini, diharapkan para peserta dapat meneruskan pemahamannya kepada masyarakat di sekitarnya. Perubahan iklim merupakan persoalan global. PBB memprakarsai dialog internasional yang diwujudkan dalam UNFCCC (United Nations Framework Convention on Climate Change) yang dicanangkan pada KTT Bumi di Rio de Janeiro tahun 1992 (Agenda 21). Hasil dari KTT berisikan 3 (tiga) tujuan pokok, yakni : (1) tercapainya stabilitas konsentrasi emisi Gas Rumah Kaca pada tingkat yang aman (2) adanya tanggung jawab bersama sesuai kemampuan (3) negara maju akan membantu negara berkembang. Langkah kongkrit untuk mencapai tujuan (1) adalah dalam konvensi Protokol Kyoto (Desember 1997) telah ditetapkan target penurunan emisi total selama 5 tahun mulai 2008 hingga 2012 adalah sebesar 5% terhadap ambang emisi pada tahun 1990. Setiap negara industri penghasil emisi (Amerika Serikat, Canada, Uni Eropa dan lainnya) memiliki kewajiban penurunan prosentase emisi bervariasi antara 6% hingga 8%. Langkah kongkrit untuk mencapai tujuan (2) dan (3) adalah UNFCCC telah menerbitkan buku dengan judul : ”Climate Change : Impact, Vulnerabilities and adaption in Developing Countries”. Buku ini dimaksudkan sebagai panduan bagi negara berkembang dalam membuat rumusan tentang NAPA’s (National Adaptation Pelatihan Peningkatan Pemahaman Informasi Iklim 2009
11
Programme of Action). Di Indonesia langkah ini dicanangkan sebagai Rencana Aksi Nasional Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim (RAN MAPI) dikoordinasikan oleh Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) yang merupakan gabungan dari seluruh sektor/Departemen. Berdasarkan penelitian yang dilaksanakan oleh para ahli lingkungan negara berkembang yang laporannya dihimpun oleh UNFCCC, dampak perubahan iklim yang akan melanda semua kawasan di muka bumi ini, secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi 3 dampak utama : 1. Kenaikan temperatur / suhu bumi 2. peningkatan frekuensi dan intensitas curah hujan, dan 3. kejadian cuaca ekstrem. Dampak peningkatan temperatur di Indonesia ditunjukkan dengan peningkatan temperatur rata-rata tahunan sebesar 0,3oC sejak tahun 1990 dan terjadi sepanjang musim dalam satu tahun. Dekade 90-an adalah dekade terpanas dimana temperatur rata-rata di tahun 1998 meningkat sekitar 1oC (di atas rata-rata tahun 1961-1990). Dampak peningkatan frekuensi dan intensitas curah hujan diprediksi mencapai 2%3% per tahun di Indonesia. Peningkatan frekuensi dan intensitas curah hujan yang diperkirakan tetap berlanjut akan menyebabkan masa musim hujan yang lebih singkat (jumlah hari hujan tahunan berkurang), akibatnya terjadi peningkatan resiko banjir. Dampak perubahan iklim yang ditandai dengan kejadian-kejadian ekstrim antara lain topan el Nino (1997) yang menyebabkan musim kemarau semakin panjang sehingga merusak 426.000 hektar sawah. Selain itu perubahan iklim ekstrim ini akan menurunkan kesuburan tanah sekitar 2% sampai dengan 8%, yang berakibat kepada penurunan hasil panen yang dialami oleh sebagian besar daerah pertanian di Indonesia. B. TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Tujuan Pembelajaran Umum (TPU) Setelah selesai pembelajaran, peserta diharapkan dapat memahami dan menjelaskan makna sebenarnya Isu Perubahan sehingga mereka diharapkan dapat berperan di masyarakat sekitar dalam mengantisipasi, mengadaptasi dan bahkan mengurangi dampak yang ditimbulkan. 2. Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK) Setelah selesai pembelajaran, peserta diharapkan dapat : a. Memahami dan menjelaskan Isu Perubahan Iklim b. Memberikan sumbang saran dalam mengantisipasi, mengadaptasi dan bahkan mengurangi dampak yang ditimbulkan. C. METODE Dalam proses pembelajaran, digunakan pendekatan andragogis yang menggabungkan metode ceramah singkat, curah pendapat, diskusi kelompok dan praktek/simulasi serta evaluasi.
Pelatihan Peningkatan Pemahaman Informasi Iklim 2009
12
D. POKOK BAHASAN DAN SUB POKOK BAHASAN Adapun pokok bahasan dan sub pokok bahasan yang akan dikupas dalam modul ini, meliputi : 1. Konsepsi Perubahan Iklim a. Pengertian dasar b. Indikator Perubahan Iklim 2. Dampak Perubahan Iklim dan mitigasinya a. Bidang-bidang yang rawan terhadap Perubahan Iklim b. Mitigasi terhadap Perubahan Iklim c. Tindakan adaptasi (reaktif dan antisipatif) E. MEDIA 1. 2. 3. 4. 5. 6.
OHP/LCD Flipchart/ White Board Kertas Flipchart Spidol Warna Mistar Pensil / Ballpoin
Pelatihan Peningkatan Pemahaman Informasi Iklim 2009
13
Modul 7: PEMANFAATAN INFORMASI CUACA DAN IKLIM UNTUK PERTANIAN A. DESKRIPSI SINGKAT Sudah sejak lama aktivitas masyarakat dalam bidang pertanian, terutama tanaman pangan (tanaman semusim) berkaitan dengan cuaca dan iklim. Kehidupan tanaman memerlukan ketersediaan air yang cukup, kelebihan/kekurangan air juga akan menjadi kurang baik. Untuk keperluan pertanian, data cuaca dan iklim yang penting adalah radiasi matahari, suhu udara, angin, kelembapan udara, curah hujan, dan penguapan serta penguap peluhan. Seperti halnya cuaca dan iklim, kehidupan tanaman dipengaruhi oleh lokasi (tinggi, rendah, pantai, dll.). Pada setiap fase pertumbuhannya, tanaman membutuhkan cuaca yang berbeda. Jenis tanaman yang berbeda akan membutuhkan kondisi cuaca yang berbeda pula. Dalam kegiatan pertanian, tanah, tanaman, dan cuaca/iklim merupakan komponen utama yang perlu dipertimbangkan. Ketiganya mempunyai hubungan timbal balik dan saling bergantung. Untuk membuat rencana kegiatan pertanian diperlukan informasi prakiraan awal musim hujan dan kemarau, prakiraan panjang dan kadar musim, prakiraan cuaca harian, prakiraan cuaca di tempat lain. B. TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Tujuan Pembelajaran Umum (TPU) Setelah selesai pembelajaran tentang Pemanfaatan Informasi Cuaca dan Iklim Untuk Pertanian, peserta diharapkan dapat mengetahui dan menjelaskan manfaat informasi cuaca dan iklim kepada masyarakat di sekitarnya khususnya bagi kegiatan pertanian. 2. Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK) Setelah selesai pembelajaran tentang Pemanfaatan Informasi Cuaca dan Iklim Untuk Pertanian, peserta diharapkan dapat; a Mengetahui dan memahami Informasi Cuaca dan Iklim bagi kegiatan pertanian b Memanfaatkan Informasi Cuaca dan Iklim untuk mengelola berbagai kegiatan pertanian c Mengidentifikasi Cuaca dan Iklim yang menguntungkan dan merugikan tanah dan tanaman serta fase kegiatan pertanian d Mengidentifikasi Informasi Cuaca dan Iklim yang relevan bagi pengambilan keputusan/kebijakan di bidang pertanian.
Pelatihan Peningkatan Pemahaman Informasi Iklim 2009
14
C. METODE Dalam proses pembelajaran, digunakan pendekatan andragogis yang menggabungkan metode ceramah singkat, curah pendapat, diskusi kelompok dan praktek/simulasi serta evaluasi. D. POKOK BAHASAN DAN SUB POKOK BAHASAN Adapun pokok bahasan dan sub pokok bahasan yang akan dikupas dalam modul ini, meliputi : 1. Hubungan antara tanah, tanaman dan cuaca/iklim a Tanah dan Cuaca/Iklim b Tanah dan Tanaman c Tanaman dan Cuaca/iklim 2. Identifikasi cuaca yang menguntungkan dan merugikan a. Cuaca menguntungkan b. Cuaca merugikan E. MEDIA 1. OHP/LCD 2. Flipchart/ White Board 3. Kertas Flipchart 4. Spidol Warna 5. Mistar 6. Pensil / Ballpoin
Pelatihan Peningkatan Pemahaman Informasi Iklim 2009
15
Modul 8: PEMANFAATAN INFORMASI CUACA DAN IKLIM UNTUK PERHUBUNGAN DAN PARIWISATA A.
DESKRIPSI SINGKAT Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) senantiasa berupaya secara profesional memberikan pelayanan meteorologi, klimatologi, kualitas udara, dan geofisika yang handal untuk mendukung keselamatan dan keberhasilan pembangunan nasional serta berperan aktif di tingkat internasional. Pelayanan BMKG selama ini ditujukan untuk mendukung pembangunan nasional di berbagai sektor, antara lain : Pertanian, Perhubungan, Pariwisata dan Olahraga, Pekerjaaan Umum, Pertambangan dan Energi, Industri, Lingkungan Hidup, Hankam dan Penanggulangan Bencana Alam. Di sektor perhubungan sendiri, layanan BMKG ditujukan untuk mendukung keselamatan dan kenyamanan transportasi darat, laut dan udara mulai dari terminal pemberangkatan hingga terminal kedatangan. Di sektor pariwisata, layanan BMKG ditujukan untuk keselamatan dan kenyamaan para wisatawan di tempat-tempat/obyek wisata. Sejalan dengan perkembangan IPTEK, BMKG pun telah meningkatkan penguasaaan teknologi informasi. Untuk keperluan diseminasi Informasi cuaca dan iklim, BMKG telah menggunakan alat-alat mulai dari yang sederhana sampai yang canggih. Produk informasi yang disediakan untuk mendukung sektor perhubungan dan pariwisata sebagai pengguna jasa, diantaranya sebagai berikut : 1. Untuk sub sektor perhubungan darat disediakan Prakiraan Cuaca Harian, valid 12-24 jam hingga 3 hari, Prakiraan Cuaca Jalur Mudik, Peringatan Dini Cuaca/iklim Ekstrim, dan Prakiraan Potensi Banjir 2. Untuk sub sektor perhubungan laut disediakan Prakiraan Cuaca Perairan, Informasi Cuaca untuk Pelayaran (Weather Bulletin For Shipping), Informasi Cuaca Pelabuhan (Port Weather and Sea bulletin), Informasi Cuaca Khusus, dan Prakiraan Tinggi Gelombang 3. Untuk sub sektor perhubungan udara disediakan METAR, SPECI, TAFOR, SIGMET, Aerodrome Warning, Flight Documentation 4. Untuk sektor pariwisata disediakan Prakiraan Cuaca Obyek Wisata, valid Sabtu dan Minggu dan Informasi Cuaca Khusus (atas permintaan) yang memuat Cuaca, Suhu, Arah dan Kecepatan Angin, Kelembaban.
Pelatihan Peningkatan Pemahaman Informasi Iklim 2009
16
B.
TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Tujuan Pembelajaran Umum (TPU) Setelah selesai pembelajaran tentang Pemanfaatan Informasi Cuaca dan Iklim Untuk Perhubungan dan Pariwisata, peserta diharapkan dapat mengetahui dan memahami jenis-jenis informasi yang disediakan oleh BMKG dan dimanfaatkan oleh sektor perhubungan dan pariwisata. 2. Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK) Setelah selesai pembelajaran tentang Pemanfaatan Informasi Cuaca dan Iklim Untuk Perhubungan dan Pariwisata, peserta diharapkan dapat : a. Mengetahui dan memahami jenis-jenis informasi cuaca dan iklim yang dimanfaatkan oleh sub sektor perhubungan darat b. Mengetahui dan memahami jenis-jenis informasi cuaca dan iklim yang dimanfaatkan oleh sub sektor perhubungan laut c. Mengetahui dan memahami jenis-jenis informasi cuaca dan iklim yang dimanfaatkan oleh sub sektor perhubungan udara d. Mengetahui dan memahami jenis-jenis informasi cuaca dan iklim yang dimanfaatkan oleh sektor pariwisata.
C. METODE Dalam proses pembelajaran, digunakan pendekatan andragogis yang menggabungkan metode ceramah singkat, curah pendapat, diskusi kelompok dan praktek/simulasi serta evaluasi. D. POKOK BAHASAN DAN SUB POKOK BAHASAN Adapun pokok bahasan dan sub pokok bahasan yang akan dikupas dalam modul ini, meliputi : 1. Jenis-jenis informasi cuaca dan iklim a. Informasi cuaca dan iklim untuk sub sektor perhubungan darat b. Informasi cuaca dan iklim untuk sub sektor perhubungan laut c. Informasi cuaca dan iklim untuk sub sektor perhubungan udara d. Informasi cuaca dan iklim untuk sektor pariwisata 2. Cuaca Ekstrim a Pengertian dan indikatornya b Puting Beliung dan dampaknya c Skala Beaufort E. MEDIA 1. 2. 3. 4. 5. 6.
OHP/LCD Flipchart/ White Board Kertas Flipchart Spidol Warna Mistar Pensil / Ballpoin
Pelatihan Peningkatan Pemahaman Informasi Iklim 2009
17
Modul 9: PEMANFAATAN INFORMASI CUACA DAN IKLIM UNTUK PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR A. DESKRIPSI SINGKAT Prasarana dan sarana sering disebut infrastruktur yang artinya sebagai fasilitas fisik suatu kota atau negara, sering juga disebut pekerjaan umum. Infrastruktur fisik, baik yang digunakan dalam proses produksi maupun yang dimanfaatkan oleh masyarakat, meliputi semua prasarana umum seperti tenaga listrik, telekomunikasi, perhubungan, irigasi, air bersih dan sanitasi serta pembuangan limbah. Prasarana dan sarana merupakan bangunan dasar yang sangat diperlukan untuk mendukung kehidupan manusia yang hidup bersama-sama dalam suatu ruang yang berbatas, agar manusia dapat bermukim dengan nyaman dan dapat bergerak dengan mudah dalam segala waktu dan cuaca, sehingga dapat hidup dengan sehat dan dapat berinteraksi satu dengan lainnya dalam mempertahankan kehidupannya (Departemen Kimpraswil). Secara lebih lugas dapat dikatakan bahwa Infrastruktur (perkotaan) adalah bangunan atau fasilitas-fasilitas dasar, peralatan-peralatan, dan instalasi-instalasi yang dibangun dan dibutuhkan untuk mendukung berfungsinya suatu sistem tatanan kehidupan sosial – ekonomi masyarakat. Infrastruktur merupakan aset fisik yang dirancang dalam sistem sehingga mampu memberikan pelayanan prima kepada masyarakat. Sebagai suatu sistem, komponen infrastruktur pada dasarnya sangat luas dan banyak, namun secara umum terdiri dari 12 komponen sesuai dengan sifat dan karakternya, yaitu : 1.
Sistem air bersih, termasuk bendungan, waduk, transmisi, instalasi pengolah air dan fasilitas distribusinya
2.
Sistem manajemen air limbah termasuk pengumpulan, pengolah, pembuang, dan sistem pakai ulang
3.
Fasilitas manajemen limbah padat atau persampahan
4.
Fasilitas transportasi termasuk jalan raya, rel kereta api, dan lapangan terbang;
5.
Sistem transit publik
6.
Sistem kelistrikan, termasuk produksi dan distribusinya
7.
Fasilitas gas alam
8.
Fasilitas drainase/pengendalian banjir
9.
Bangunan umum, seperti pasar, sekolahan, rumah sakit, kantor polisi, dan fasilitas pemadam kebakaran
10. Fasilitas perumahan 11. Taman, tempat bermain, fasilitas rekreasi dan stadion 12. Fasilitas telekomunikasi Pelatihan Peningkatan Pemahaman Informasi Iklim 2009
18
Pembangunan infrastruktur merupakan bagian integral dari pembangunan suatu wilayah, baik di tingkat kota maupun propinsi. Pembangunan infrastruktur transportasi/perhubungan pedesaan untuk mendukung peningkatan aksesibilitas masyarakat desa seperti : jalan, jembatan perdesaan, titian dan tambatan. Pembangunan infrastruktur yang mendukung produksi pertanian adalah irigasi pedesaan, dan pembangunan infrastruktur yang mendukung pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat, meliputi : penyediaan air minum, dan sanitasi pedesaan. B. TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Tujuan Pembelajaran Umum (TPU) Setelah selesai pembelajaran tentang Pemanfaatan Informasi Cuaca dan Iklim Untuk Infrastruktur, peserta diharapkan dapat mengetahui dan menjelaskan manfaat informasi cuaca dan iklim kepada masyarakat di sekitarnya khususnya bagi kegiatan pembangunan infrastruktur. 2. Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK) Setelah selesai pembelajaran tentang Pemanfaatan Informasi Cuaca dan Iklim Untuk Infrastruktur, peserta diharapkan dapat; a
Mengetahui dan memahami Informasi Cuaca dan Iklim bagi kegiatan pembangunan infrastruktur
b
Memanfaatkan Informasi Cuaca dan Iklim untuk mengelola berbagai kegiatan pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur
c
Mengidentifikasi Informasi Cuaca dan Iklim yang relevan bagi pengambilan keputusan/kebijakan di bidang infrastruktur.
C. METODE Dalam proses pembelajaran, digunakan pendekatan andragogis yang menggabungkan metode ceramah singkat, curah pendapat, diskusi kelompok dan praktek/simulasi serta evaluasi. D. POKOK BAHASAN DAN SUB POKOK BAHASAN Adapun pokok bahasan dan sub pokok bahasan yang akan dikupas dalam pembelajaran ini, meliputi : 1. Infrastruktur a Pembangunan b Pemeliharaan 2. Data cuaca yang digunakan dalam pembangunan infrastruktur E. MEDIA 1. OHP/LCD 2. Flipchart/ White Board dan kertas Flipchart 3. Spidol Warna 4. Mistar 5. Pensil / Ballpoin
Pelatihan Peningkatan Pemahaman Informasi Iklim 2009
19
Modul 10: PEMANFAATAN INFORMASI IKLIM UNTUK LINGKUNGAN DAN KESEHATAN A. DESKRIPSI SINGKAT Lingkungan dan kesehatan merupakan dua hal yang saling berkaitan, lingkungan yang sehat mendorong terciptanya tingkat kesehatan yang tinggi. Untuk menciptakan kesehatan masyarakat perlu diciptakan lingkungan yang sehat pula. Lingkungan tempat kita tinggal juga sangat dipengaruhi oleh cuaca dan iklim, demikian juga secara tidak langsung kesehatan juga dipengaruhi oleh kondisi cuaca dan iklim. Perubahan iklim berdampak langsung pada naiknya suhu udara dan curah hujan, tak langsung pada berkurangnya air dan berubahnya eco-system. Dampak variasi ekstrim juga menekan keberlanjutan keanekaragaman hayati dan memperlemah ketahanan eko-sistem. Perubahan iklim sangat mempengaruhi pola distribusi pest. Berkurangnya gelombang dingin menumbuhkan pest dan vector penyakit. Suhu naik merangsang populasi bakteri penyakit dan perpindahan virus yang semula dihambat oleh suhu yang rendah. Perubahan suhu ekstrim mendorong angin tumbuh menjadi hurricanes yang merusak tanah, tumbuh-tumbuhan dan hewan. (Emil Salim, 2007). Informasi cuaca dan iklim sangat diperlukan untuk pengendalian lingkungan dan kesehatan karena menyangkut hajat hidup orang banyak. Wilayah perkotaan yang cenderung padat penduduknya, penataan lingkungan kota yang belum baik dan rendahnya taraf hidup masyarakat, sering mengabaikan faktor lingkungan yang kurang sehat. Sehingga daerah-daerah yang rentan terhadap banjir, kekeringan menjadi daerah penyebaran vektor penyakit (vector-borne diseases) yang dipicu oleh faktor cuaca/iklim. Untuk mengantisipasi penyebaran penyakit perlu dikenali kondisi iklim di lingkungannya. Sebagai contoh, penyebaran nyamuk Aides Aigepty, penyebab demam berdarah dengue (DBD), di suatu tempat terjadi pada bulan-bulan Paberuari – Maret, yaitu pada akhir musim hujan dan menjelang musim kemarau. Pada saat itu hujan terjadi sesekali sehingga menyebabkan genangan. Namun sebaliknya, di tempat lain DBD terjadi pada bulan yang berbeda. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mempunyai jaringan pengamatan cuaca yang digunakan untuk memberikan informasi iklim dalam jangka panjang. Namun jaringan pengamatan ini belum meliput pada daerah yang lebih kecil. Untuk itu diperlukan kerjasama dengan instansi lain (Pemerintah Daerah) dalam melakukan pengamatan cuaca dan iklim, sehingga akan memperoleh informasi iklim yang lebih detail.
Pelatihan Peningkatan Pemahaman Informasi Iklim 2009
20
B. TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Tujuan Pembelajaran Umum (TPU) Setelah selesai pembelajaran tentang Pemanfaatan Informasi Cuaca dan Iklim untuk pengendalian lingkungan dan kesehatan, peserta diharapkan dapat mengetahui dan menjelaskan manfaat informasi cuaca dan iklim kepada masyarakat di sekitarnya khususnya bagi kegiatan pengendalian lingkungan dan kesehatan. 2. Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK) Setelah selesai pembelajaran tentang Pemanfaatan Informasi Cuaca dan Iklim untuk Pengendalian lingkungan dan Kesehatan, peserta diharapkan dapat; a. Mengetahui dan memahami informasi cuaca dan iklim bagi kegiatan pengendalian lingkungan dan kesehatan; b. Memanfaatkan informasi cuaca dan cklim untuk mengelola berbagai kegiatan pengendalian lingkungan dan kesehatan; c. Mengidentifikasi informasi cuaca dan iklim yang relevan bagi pengambilan keputusan/kebijakan di pengendalian lingkungan dan kesehatan. C. METODE Dalam proses pembelajaran, digunakan pendekatan andragogis yang menggabungkan metode ceramah singkat, curah pendapat, diskusi kelompok dan praktek/ simulasi serta evaluasi. D. POKOK BAHASAN DAN SUB POKOK BAHASAN Adapun pokok bahasan dan sub pokok bahasan yang akan dikupas dalam pembelajaran ini, meliputi : 1. Hubungan lingkungan, kesehatan dan cuaca/iklim 2. Pengendalian lingkungan dan antisipasi kesehatan mengacu pada informasi cuaca dan iklim. a. Identifikasi pengaruh cuaca dan iklim terhadap lingkungan dan kesehatan, b. Kebijakan yang mempertimbangkan faktor cuaca dan iklim, 3. Informasi yang digunakan dalam pengendalian lingkungan dan kesehatan E. MEDIA 1. 2. 3. 4. 5.
OHP/LCD Flipchart/ White Board dan kertas Flipchart Spidol Warna Mistar Pensil / Ballpoin
Pelatihan Peningkatan Pemahaman Informasi Iklim 2009
21
Modul 11: NILAI EKONOMI PRAKIRAAN IKLIM A. DESKRIPSI SINGKAT Informasi cuaca dan iklim yang secara rutin dibuat oleh BMKG diharapkan bermanfaat untuk berbagai kegiatan operasional, khususnya di bidang pertanian. Informasi tersebut dibuat dengan berbagai batasan kriteria, terminologi, serta istilah yang umumnya belum banyak dipahami oleh pengguna atau user, sehingga kadang interpretasinya masih salah dan manfaatnya tidak maksimal. Pada kegiatan operasional, khususnya di bidang pertanian, akan lebih produktif lagi apabila mempertimbangkan dan memanfaatkan informasi cuaca dan iklim. Setiap kegiatan umumnya membutuhkan informasi cuaca dan iklim yang lebih spesifik, sehingga bisa dipahami dan digunakan secara benar agar bisa disesuaikan dengan kebutuhan kegiatan tersebut. Berbagai informasi cuaca dan iklim yang dibuat oleh BMKG umumnya didasarkan dan dibatasi oleh pemahaman tentang kaidah atau istilah klimatologi atau meteorologi yang sudah baku, sehingga pemahamannya perlu dilakukan dengan berbagai cara guna memperoleh nilai ekonomi dari informasi yang diterima. Kebijaksanaan pengambilan keputusan dalam suatu kegiatan memerlukan Informasi yang lengkap sebagai bahan pertimbangan. Setiap kegiatan, umumnya selalu berkaitan dengan cuaca dan Iklim, meski sensitivitasnya berbeda-beda. Sangat bijaksana, apabila informasi diperhatikan dan dijadikan pertimbangan dalam mengambil keputusan, baik sebelum maupun selama melakukan kegiatan. Baik atau tidaknya suatu keputusan tergantung pada dua hal pokok, yaitu : 1. Kesesuaian informasi bagi suatu kegiatan, 2. Kemampuan pengguna menterjemahkan informasi dalam kegiatan tersebut. Pemilihan alternatif dalam pengambilan keputusan menurut J.Thompson adalah : 1. Didasarkan atas “nilai perbandingan” antara biaya penanggulangan apabila kejadian cuaca yang merugikan terjadi (Cost = C) dan, 2. Biaya yang hilang apabila tidak ditanggulangi (Lost = L) 3. Jika P = Probabilitas Even Cuaca, Maka : a. Bila P > C/L : Lakukan penanggulangan b. Bila P = C/L : Cari alternatif lain c. Bila P < C/L : Tidak perlu penanggulangan Teknik pengambilan keputusan untuk memperoleh nilai ekonomi dari suatu informasi iklim harus berpedoman kepada (a) informasi prakiraan cuaca/iklim mengandung ketidakpastian karena tidak ada prakiraan cuaca yang pasti benar 100 %, (b) prakiraan mempunyai nilai peluang (probabilitas) benar atau terjadi dan tidak benar atau tidak terjadi, (c) dalam penggunaannya, peluang mana yang diambil tergantung kepada kepekaan kegiatan yang bersangkutan terhadap kejadian cuaca yang diperhatikan.
Pelatihan Peningkatan Pemahaman Informasi Iklim 2009
22
B. TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Tujuan Pembelajaran Umum (TPU) Peserta dapat mengambil keputusan untuk memperoleh nilai ekonomi dari informasi cuaca/iklim apabila ada dua hal atau lebih pada kondisi yang saling berhadapan dengan dampak resiko yang mengikutinya. 2. Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK) Setelah selesai pembelajaran, peserta diharapkan dapat : a. Memahami nilai ekonomi dari suatu informasi prakiraan cuaca/iklim b. Memahami dan menjelaskan bahwa penentuan keputusan dari informasi cuaca/iklim yang diperoleh harus disesuaikan dengan kegiatan yang akan dilakukan. C. METODE Dalam proses pembelajaran, digunakan pendekatan andragogis yang menggabungkan metode ceramah singkat, curah pendapat, diskusi kelompok dan paparan teknik perhitungan benefit-cost ratio. . D. POKOK BAHASAN DAN SUB POKOK BAHASAN Adapun pokok bahasan dan sub pokok bahasan yang akan dikupas dalam modul ini, meliputi : 1. Konsepsi nilai ekonomis informasi cuaca/iklim a. Pengertian dasar b. Perhitungan benefit-cost ratio 2. Konsepsi pengambilan keputusan berdasarkan informasi cuaca/iklim E. MEDIA 1. Hand out bahan paparan 2. OHP dan LCD 3. Alat-alat tulis (kertas flipchart, spidol, dll)
Pelatihan Peningkatan Pemahaman Informasi Iklim 2009
23
Modul 12: STUDI LAPANGAN KE STASIUN METEOROLOGI SERANG A. DESKRIPSI SINGKAT Studi Lapangan adalah suatu kegiatan kunjungan belajar dengan mengadakan tanya jawab, mendengarkan, pengamatan. Penelitian ke suatu tempat di luar kelas, merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari proses pembelajaran dalam kelas. Studi ini menggunakan metode observasi dan tanya jawab atau wawancara. Studi Lapangan ini dilaksanakan di Stasiun Meteorologi Serang yang merupakan salah satu Unit Pelaksana Teknis Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika. Stasiun ini mempunyai tugas melaksanakan pengamatan cuaca, pengumpulan dan penyebaran data, pengolahan dan analisa serta pelayanan meteorologi/klimatologi. Pengamatan cuaca/iklim adalah pengamatan unsur-unsur cuaca/iklim setiap jam selama 12 jam hingga 24 jam per hari. Pengumpulan dan penyebaran data adalah kegiatan pengumpulan data dari hasil pengamatan yang selanjutnya disebarkan ke Stasiun BMKG lain, Balai Besar Wilayah, BMKG Pusat sebagai kewajiban stasiun. Pengolahan dan analisa adalah kegiatan pengolahan dan analisis data yang telah terkumpul dan masih berupa data mentah menjadi data harian, data dasarian, data bulanan, data rata-rata dan grafis rekaman yang selanjutnya dilakukan kendali mutu (quality control) dan digitasi data untuk kemudian dilakukan pengolahan statistik sesuai dengan kebutuhan. B.
TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Tujuan Pembelajaran Umum (TPU) Setelah selesai pembelajaran tentang Studi Lapangan Di Stasiun Meteorologi/Klimatologi, peserta diharapkan dapat mengetahui peralatan meteorologi, proses pengamatan unsur-unsur cuaca/iklim, pengolahan dan analisis data dan pelayanan. 1. Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK) Setelah selesai pembelajaran tentang Studi Lapangan Di Stasiun Meteorologi/Klimatologi, peserta diharapkan dapat; a Mengenali peralatan meteorologi/klimatologi b Mengetahui dan memahami proses pengamatan unsur-unsur cuaca/iklim c Mengetahui dan memahami proses penyebaran data cuaca/iklim d Mengetahui dan memahami proses pengolahan dan analisis data cuaca/iklim e Mengetahui dan memahami proses pelayanan data dan informasi cuaca/iklim.
Pelatihan Peningkatan Pemahaman Informasi Iklim 2009
24
C. METODE Dalam proses pembelajaran, digunakan pendekatan andragogis yang menggabungkan metode ceramah singkat, observasi, tanya jawab, diskusi kelompok dan praktek serta evaluasi. D. POKOK BAHASAN DAN SUB POKOK BAHASAN Adapun pokok bahasan dan sub pokok bahasan yang akan dikupas dalam modul ini, meliputi : 1. Pengenalan peralatan meteorologi a Di Taman Alat Meteorologi b Di ruang operasional c Fasilitas MCEWS 2. Proses pengamatan, pengumpulan dan penyebaran data, pengolahan dan analisis, serta pelayanan a. Pengamatan b. Pengumpulan dan penyebaran data c. Pengolatah dan analisis d. Pelayanan E. MEDIA 1. 2. 3. 4. 5. 6.
OHP/LCD Flipchart/ White Board Kertas Flipchart Spidol Warna Mistar Pensil / Ballpoin
Pelatihan Peningkatan Pemahaman Informasi Iklim 2009
25
Modul 13: SOSIALISASI PENGIRIMAN DATA HUJAN MELALUI SMS BAGI PENGAMAT HUJAN OBS A. DESKRIPSI SINGKAT Komunikasi memegang peranan yang sangat penting dalam pertukaran data (pengumpulan dan penyebaran data). Ada beberapa perangkat alat komunikasi yang telah digunakan oleh BMKG selama ini untuk pertukaran data antar Unit Pelaksana Teknis (UPT) BMKG, diantaranya: SSB, Telepon, Faksimil, internet dan lain-lain. Untuk pengiriman data hujan dari Pos Pengamatan Kerjasama, BMKG sedang melakukan ujicoba dengan menggunakan alat komunikasi mobile (Hand Phone). Data hujan dapat dikirim melalui SMS secara langsung ke server BMKG, baik dari HP pribadi ataupun HP yang disediakan oleh BMKG. Dalam tahap ujicoba ini, BMKG secara bertahap menyediakan HP bagi semua pengamat yang bertugas di pos – pos hujan sebagai sarana pengiriman data hujan. BMKG sudah memberikan penyuluhan tata cara pengiriman data hujan kepada pengamat yang sudah menerima HP. Oleh karena melalui pembelajaran ini, peserta akan diberikan tata cara pengiriman data hujan melalui HP. Dalam tata cara pengiriman ini, format pengiriman data hujan dibagi menjadi 2 macam, yakni : Format hujan dasarian dan Format hujan ekstrim. C.
TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Tujuan Pembelajaran Umum (TPU) Setelah selesai pembelajaran tentang Sosialisasi Pengiriman Data Hujan Melalui SMS bagi Pengamat Hujan Observasi, peserta diharapkan dapat mengetahui cara pengiriman data hujan melalui SMS. 2. Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK) Setelah selesai pembelajaran tentang Sosialisasi Pengiriman Data Hujan Melalui SMS bagi Pengamat Hujan Observasi, peserta diharapkan dapat : a. Mengenali cara pengiriman data hujan melalui SMS b. Mempraktekkan pengiriman data hujan melalui SMS.
D. METODE Dalam proses pembelajaran, digunakan pendekatan andragogis yang menggabungkan metode ceramah singkat, observasi, tanya jawab, diskusi kelompok dan praktek serta evaluasi.
Pelatihan Peningkatan Pemahaman Informasi Iklim 2009
26
D. POKOK BAHASAN DAN SUB POKOK BAHASAN Adapun pokok bahasan dan sub pokok bahasan yang akan dikupas dalam pembelajaran ini, meliputi : 1. Pengenalan peralatan meteorologi a Di Taman Alat Meteorologi b Di ruang operasional 2. Proses pengamatan, pengumpulan dan penyebaran data, pengolahan dan analisis, serta pelayanan a Pengamatan b Pengumpulan dan penyebaran data c Pengolatah dan analisis d Pelayanan E. MEDIA 1. 2. 3. 4. 5. 6.
OHP/LCD Flipchart/ White Board Kertas Flipchart Spidol Warna Mistar Pensil / Ballpoin
Pelatihan Peningkatan Pemahaman Informasi Iklim 2009
27
Modul 14: PEMBENTUKAN TIM TEKNIS INFORMASI IKLIM DI PROPINSI BANTEN LATAR BELAKANG Pengembangan Informasi Iklim dalam skala lokal bersifat sangat spesifik. Dengan mempertimbangkan kerangka Otonomi Daerah, maka dalam melaksanakan kegiatan Badan Meteorologi Klimatologi dn Geofisika (BMKG) secara operasional perlu didukung oleh SDM daerah. Untuk dapat menghasilkan informasi iklim yang sesuai dengan kebutuhan, maka perlu dibentuk Tim Teknis yang terdiri dari personalia dengan latar belakang klimatologi dan personalia dalam sektor tertentu yang sensitif terhadap kondisi iklim tertentu, seperti pertanian, perhubungan dan pariwisata, pekerjaan umum, sumber daya air, lingkungan hidup dan kesehatan, dan sebagainya. Dalam rangka menyediakan personalia sebagai pelaksana di tingkat daerah telah dilakukan koordinasi dan pelatihan (PPII). Koordinasi telah dilakukan beberapa kali di tingkat daerah diantaranya koordinasi dengan Pemerintah Daerah Propinsi Banten dan Pemkab/Pemkot se Propinsi Banten. Berdasarkan pada hasil koordinasi dan hasil pelatihan tersebut serta untuk pengembangan informasi Iklim perlu dibentuk Tim Teknis Pengembangan Informasi Iklim Propinsi Banten, yang anggotanya terdiri dari personil daerah yang berkompeten dalam bidangnya. Tim Teknis Pengembangan Informasi Iklim (TTPI) terdiri dari para praktisi penghasil informasi di daerah (stasiun BMKG Wilayah dan staf dinas sektoral di daerah). TTPI berperan sebagai partner BMKG, dan diarahkan untuk menghasilkan inforamsi iklim untuk Propinsi Banten. Kegiatan yang dilakukan oleh Tim Teknis meliputi pengumpulan data dan diseminasi informasi.. Tim teknis yang dibentuk diharapkan bisa menjadi ujung tombak diseminasi informasi iklim di daerah khususnya Kabupaten/Kota di Propinsi Banten, sehingga kemandirian daerah dapat terealisasi. Untuk legalisasi tim teknis, dibutuhkan perangkat lunak berupa Surat Keputusan sebagai dasar tim untuk bekerja. TUJUAN 1.
Menjalin kerjasama teknis antara BMKG Pusat dan daerah dengan Pemerintah Propinsi Banten untuk transfer teknologi keikliman.
2.
Memberdayakan potensi Propinsi Banten untuk melakukan pengamatan cuaca dan iklim, diseminasi informasi iklim sehingga pemanfaatan informasi iklim optimal, dan evaluasi pemanfaatannya.
3.
Membangun tim kerja yang solid yang terdiri dari penyedia dan pengguna informasi iklim.
Pelatihan Peningkatan Pemahaman Informasi Iklim 2009
28
SASARAN 1.
Terbentuknya kerjasama teknis yang antara BMKG dengan Pemerintah Propinsi Banten.
2.
Terselenggaranya kegiatan pengamatan cuaca dan iklim, diseminasi informasi iklim serta pemanfaatan informasi iklim untuk keperluan pembangunan sektoral.
OUTPUT TIM TEKNIS 1.
Database curah hujan harian yang dikumpulkan dari pos hujan di wilayah Propinsi Banten
2.
Database cuaca permukaan yang dikumpulkan dari Stasiun Meteorologi Pertanian Khusus (SMPK) dan Stasiun BMKG.
3.
Draft format informasi iklim yang diperlukan untuk menunjang kegiatan sektoral.
4.
Laporan hasil diseminasi informasi iklim di unit kerja masing-masing.
5.
Laporan cuaca dan iklim ekstrim di wilayah kerjanya.
ANGGOTA TIM TEKNIS Anggota tim teknis terdiri dari staf Stasiun Klimatologi Pondok Betung, Staf Stasiun Meteorologi Serang, Stasiun Geofisika Tangerang dan Staf Dinas terkait Pemprop/Pemkab/Pemkot di Propinsi Banten. Anggota tim teknis yang diusulkan adalah sebagai berikut : Tim Penyedia Informasi : 1.
Kepala Seksi Observasi dan Informasi Staklim Pondok Betung
2.
Staf Staklim Pondok Betung
3.
Staf Stamet Serang
4.
Staf Stageof Tangerang
Tim Diseminasi Informasi Pemda Staf Teknis Dinas Pemprop/ Pemkab/Pemkot di Propinsi Banten Tim Teknis Pengembangan Informasi Iklim Propinsi Banten a.
Pelaksana Analisis, Evaluasi dan Prakiraan Iklim (BMKG)
b.
Pelaksana Analisis Kesesuaian iklim untuk Kegiatan Sektoral 1. Perwakilan Dinas Teknis tiap Kabupaten/Kota 2. Perwakilan Dinas Teknis Propinsi Banten
c.
Pelaksana pengamatan dan pengumpulan data di Propinsi Banten 1. Koordinator Kabupaten/Kota 2. Koordinator Propinsi 3. Pengamat dan pengumpul data hujan harian
Pelatihan Peningkatan Pemahaman Informasi Iklim 2009
29
TUGAS POKOK TIM TEKNIS Supervisi (BMKG) : 1.
Membuat petunjuk teknis pengamatan cuaca dan iklim, analisis, evaluasi dan pembuatan prekiraan iklim.
2.
Membuat petunjuk teknis pemanfaatan informasi iklim untuk menunjang kegiatan sektoral.
Pelaksana Analisis, Evaluasi dan Prakiraan Iklim (BMG) 1.
Membuat analisis, evaluasi cuaca dan iklim bulan lalu serta membuat prakiraan iklim bulanan Propinsi Banten.
2.
Melakukan presentasi hasil analisis, evaluasi cuaca dan iklim serta prakiraan iklim.
3.
Melaksanakan bimbingan teknis pengamatan dan pengumpulan data yang dilakukan oleh Pelaksana pengamatan dan pengumpulan.
Pelaksana Analisis Kesesuaian iklim untuk Kegiatan Sektoral 1.
Membuat analisis kesesuaian iklim terhadap kegiatan sektoral.
2.
Memberikan penyuluhan kepada petani mengenai kegiatan pertanian yang disesuaikan dengan kondisi iklim.
Pelaksana pengamatan dan pengumpulan data di Propinsi Banten 1.
Melakukan koordinasi pengumpulan dan pengiriman data.
2.
Mengatur pelaksanaan presentasi, memberikan penyuluhan kepada para petani mengenai kondisi cuaca dan iklim berkenaan dengan kegiatan pertanian dan sektor lainnya di Propinsi Banten.
3.
Melakukan pemeliharaan peralatan penakar hujan, Automatic Raingauge (ARG) dan Automatic Weather Station (AWS).
4.
Melakukan pengamatan hujan dari sejumlah penakar hujan dan cuaca permukaan.
5.
Menyimpan data curah hujan dan ke dalam database dengan format yang telah ditentukan.
6.
Mengirim data hasil pengamatan ke Stasklim Pondok Betung melalui komunikasi yang ada.
7.
Memberikan umpan balik terhadap hasil prakiraan iklim untuk perbaikan sistem analisis.
MEKANISKE KERJA TIM TEKNIS Sebagaimana disebutkan di atas pada butir output, waktu kerja tim teknis adalah bulanan. Mekanisme kerja ini akan diimplementasikan setelah diterbitkannya petunjuk teknis yang didisain oleh Tim Supervisi.
Pelatihan Peningkatan Pemahaman Informasi Iklim 2009
30
PENGAMATAN DAN PENGUMPULAN DATA Pengamatan dilakukan untuk mengumpulkan data hujan dan cuaca permukaan di wilayah Propinsi banten. Pengamatan dilakukan setiap hari dan dicatat pada form yang telah ditentukan. Pada setiap akhir dasarian (tanggal 11, 21, dan 1) data dikirim ke koordinator pengumpulan data. ANALISIS, EVALUASI DAN PRAKIRAAN Pada setiap akhir bulan (25-26) dibuat analisis cuaca dan iklim berdasarkan data regional dan lokal. Hasil analisis ini merupakan Informasi Iklim untuk pengguna.
Pelatihan Peningkatan Pemahaman Informasi Iklim 2009
31