Farid
Husin
–
Prodi
S2
Kebidanan
FKUP
International
Conference
on
Women’s
Health
in
Science
&
Engineering,
Bandung
‐
6
Desember
2012
SISTEMATIKA
1
• Analisis
Hambatan
dalam
penurunan
AKI/AKB
Penerapan
Standar
Asuhan
Kebidanan
2
• Kebutuhan
Stakeholder
dalam
Asuhan
Kebidanan
3
• Tinjauan
Pembelajaran
Asuhan
Kebidanan
di
Institusi
Pendidikan
sesuaikah
dg
kebutuhan
?
4
• Perlunya
Pengembangan
Asuhan
Kebidanan
pada
Pembelajaran
di
Institusi
Pendidikan
5
• Penerapan
Standar
Asuhan
Kebidanan
secara
Profesional
Peningkatan
kualitas
pelayanan
1.
Analisis
Hambatan
dalam
penurunan
AKI/AKB
Keterkaitan
dengan
Penerapan
Asuhan
Kebidanan
Target
yang
memerlukan
kerja
keras
Angka
kematian
ibu
Lingkungan
HIV/AIDs
akses
air
bersih
KANTOR
UTUSAN
KHUSUS
PRESIDEN
RI
UNTUK
MDGs
Indikator
Target
Pencapaian
Keterangan
Goal
5
:
Mengurangi
75%
AKI
(1990
dan
2015)
1.AKIper
100,000
kelahiran
hidup
102
2.Pertolongan
100%
persalinan
oleh
tenaga
kesehatan
terlatih
(100%)
228
(SDKI,
Off
track
2007)
74,87%
(Susenas,
2008)
Meningkat
namun
memerlukan
perhatian
khusus
melalui
penyediaan
tenaga
kesehatan
strategis
Prediksi
Angka
Kematian
Ibu
Tahun
2015
Berdasarkan
SDKI
Perbedaan
prediksi
(regresi
linier)
AKI
dan
target
MDGs
pada
tahun
2015
sulit
tercapai
Target
RPJM
2014
118
Sumber:
SDKI
1994,
1997,
2004,
2007
GAP
Target
MDG
2015
102
Penolong
Persalinan
dan
Umur
Balita
(Riskesdas
2010)
ANA
LISIS
STRA TEGI S
AKI BUMIL
BULIN
BUFAS
PENYEBAB
LANGSUNG
(
Perdarahan,
Pre/Eklamsia,
Infeksi,
Partus
Lama,
Akses
dan
Pelayanan
Kesehatan
Trauma
Persalinan
)
PENYEBAB
TIDAK
LANGSUNG (Kondisi
Ibu,
YanKes,
Persepsi
Ibu&
Kel)
PENYEBAB
MENDASAR
(Kependudukan
dan
Lingkungan)
Akses
&
kualitas
SDM
(Bidan)
Pemberdayaan
Masyarakat
Pemberdayaan
Masyarakat,
Pembiayaan
Kesehatan
UPAYA
SIAGA
PENYEBAB
TINGGINYA
AKB
Sekitar
80%
kematian
ibu
disebabkan
oleh
penyebab
langsung
obstetrik
seperti
:
• Perdarahan
• Sepsis
• Abortus
tak
aman
• Preeklamsia/eklamsia
• Distosia
• Partus
macet.
Sekitar
20%
akibat
penyebab
tak
langsung,
yaitu
penyakit
yang
diperburuk
oleh
kehamilan
atau
persalinan.
Intervensi
kunci
untuk
menurunkan
AKI
:
1. Perilaku
hidup
bersih
dan
sehat
2. Pengenalan
dini
tanda
bahaya
kehamilan/ persalinan
3. Program
KB
4. Asuhan
antenatal
terfokus
5. Mencegah
abortus
tak
aman
6. Pertolongan
persalinan
oleh
tenaga
terampil
di
fasyankes
7. Rujukan
dini‐tepat
waktu
pada
kasus
gawat
darurat
obstetri
8. Pertolongan
segera‐adekuat
kasus
gawat
darurat
obstetri
di
rumah
sakit
rujukan.
ANALISIS
:
Asuhan
Antenatal
dan
Pertolongan
Persalinan
Oleh
Bidan
Di
Fasyankes
Keterkaitan
dengan
penerapan
Asuhan
Kebidanan
Pemeriksaan
Kehamilan
(Riskesdas
–
2010)
(terdapat
4
masalah
yang
berkaitan
dengan
hasil
dari
penerapan
Askeb)
Masalah
:
Cakupan
K1
dan
K4
(Riskesdas
–
2010)
1.
Bagaimana
penerapan
Asuhan
Kehamilan
diharapkan
dari
nakes
tidak
pindah
ke
non
nakes
(
hasil
penelitian
:
komunikasi
&
konseling
nakes
kurang)
2.
Bagaimana
penerapan
Asuhan
Kehamilan
diharapkan
cakupan
K1
~
K4
Pemeriksaan
Kehamilan
1. 2. 3. 4. 5. 6.
Klinik/
Bidan
praktek
Puskesmas
Posyandu
Polindes/Poskesdes
Klinik/Dokter
RS/RSB
(Riskesdas
–
2010)
=
57,6%
=
23,9%
=
17,4%
=
6,8%
=
10,1%
=
sisanya
Pemeriksaan
Kehamilan
oleh
Bidan
di
komunitas
:
57,6
+
23,9
+
6,8
=
88,3%
Masalah
3
:
Bagaimana
penerapan
Asuhan
Kehamilan
di
BPM/PKM/Polindes
?
(hasil
penelitian
:
tidak
standar).
Masalah
4
:
Praktek
Klinik
Asuhan
Kehamilan
pada
mhs
D3
Kebidanan
(hasil
penelitian
:
sebagian
besar
di
RS)
Penolong
Persalinan
oleh
Nakes
(Riskesdas
–
2010)
(terdapat
5
masalah
yang
berkaitan
dengan
hasil
dari
penerapan
Askeb)
Ketimpangan
cakupan
antara
perkotaan
dan
Pedesaan
?
Filosofi
penempatan
Bidan
di
Desa
Masalah
1
:
Bagaimana
peran
Bidan
Desa
dalam
perbedaan
tsb
(peluang
non
nakes
jadi
meningkat)
Bgmn
penerapan
Asuhan
Persalinannya
(hasil
penelitian
:
pelayanan
non
nakes
sesuai
masy)
Persalinan
(Riskesdas
–
2010)
Persalinan
di
rumah
=
51,9%
oleh
Bidan
dan
40,2%
oleh
dukun
bersalin
Masalah
:
2.
Bagaimana
penerapan
Asuhan
Persalinan
di
rumah
?
3.
Belum
ada
pembelajaran
Asuhan
persalinan
di
rumah
?
4.
Bagaimana
keterkaitannya
dengan
sarana/prasarana
di
Fasyankes
?
5.
Bagaimana
bila
terjadi
komplikasi
kesulitan
bila
harus
melakukan
rujukan
?
2.
Asuhan
Kebidanan
merupakan
pelayanan
Utama
yang
diberikan
oleh
Bidan
Bgmn
kebutuhan
stakeholder
?
a.
Millenium
Development
Goals
2015
Sektor
Kesehatan
Perlu
Bidan
terampil
Menghapuskan kemiskinan yang berat dan kelaparan Menurunkan
angka
kematian
anak
Meningkatkan kesehatan ibu Memberantas
HIV/AIDS,
Malaria
dan
penyakit
menular
lainnya
Sambutan
Menkes
dalam
PIB
b.
Bidan
adalah
petugas
kesehatan
di
lini
terdepan
dalam
pelayanan
Kesehatan
reproduksi
Perlu
bidan
terampil
dan
peduli
• Merupakan
tenaga
kesehatan
dengan
jumlah
yang
paling
besar
• Bekerja
langsung
di
masyarakat
hingga
ke
pelosok
• Tugas
bidan
berhubungan
langsung
dg
upaya
peningkatan
kesehatan
reproduksi
perempuan,
bayi
dan
anak
balita
(Pelayanan
Kesehatan
Ibu,
Pelayanan
Kesehatan
Anak,
Pelayanan
Kesehatan
Reproduksi
dan
Keluarga
Berencana
→
Permenkes
No.
1464/Menkes/SK/ X/2010)
c.
Peran
Bidan
di
berbagai
fasyankes
Perlu
bidan
terampil,
peduli
dan
mandiri
Rumah
Sakit
Pelayanan
Keb.
Esensial
normal
Deteksi
Dini
Kasus
Risti
Tim
PONEK
28.756
Bidan
(17%)
Puskesmas
Pelayanan
Keb.
Esensial
normal
Deteksi
Dini
Kasus
Risti
Tim
PONED
57.489
Bidan
Polindes/
Poskesdes
Bidan
Praktek
Mandiri
Pelayanan
Keb.
Esensial
normal
Deteksi
Dini
Kasus
Risti
Pertolongan
Pertama
Gawatdarurat
Obstetri
&
Neonatal
(
PPGDON
)
Merujuk
44.738
Bidan
35.333
Bidan
KEBIJAKAN
GLOBALISASI
PERUBAHAN
IPTEK
TUNTUTAN
MASYARAKAT
PERAN,
FUNGSI,
TUGAS
BIDAN
Bidan
sebagai
Pengampu
:
Bidan
terampil,
peduli
dan
mandiri
(Kurikulum
Inti
D3
Kebidanan)
Untuk
mencetak
lulusan
bidan
agar
mampu
berperan
sebagai
:
1. Care
provider
(pemberi
asuhan
kebidanan)
2. Community
leader
(penggerak
masy.
dalam
bid.
KIA)
3. Communicator
(komunikator)
4. Decision
maker
(pengambil
keputusan
dalam
askeb)
5. Manager
(pengelola
klien)
Diperlukan
pendidikan
vokasional
dengan
jumlah
SKS
minimal
110
dan
maksimal
120
SKS.
Adapun
rinciannya
adalah
sbb
:
Utama
Pendukung
• Kompetensi
utama
=
96
SKS
(40%
pembelajaran
teori
dan
60%
praktik)
terdiri
dari
:
• 39
SKS
(teori)
• 34
SKS
(praktikum)
• 23
SKS
(klinik)
• Kompetensi
pendukung
dan
kompetensi
lainnya
yang
bersifat
khusus
dan
gayut
dengan
kompetensi
utama
=
14‐24
SKS
Analisis
Kurikulum
Inti
D3
Kebidanan
‐
2011
Kompetensi
utama
meliputi
:
1. 2. 3. 4. 5.
MPK
(MK.
Perilaku
Kepribadian)
=
9
SKS
MKK
(MK.
Keilmuan
dan
Keterampilan)
=
17
SKS
MKB
(MK.
Keahlian
Berkarya)
=
46
SKS
MPB
(MK.
Perilaku
Berkarya)
=
15
SKS
MBB
(MK.
Berkehidupan
Bermasyarakat)
=
9
SKS
MKK
dan
MKB
=
63
SKS
=
66%
merupakan
mata
kuliah
asuhan
kebidanan,
kesehatan
reproduksi,
keluarga
berencana,
keterampilan
dasar
kebidanan,
komunikasi
dalam
praktik
kebidanan
dan
praktik
kebidanan
ketrampilan
pelayanan
kebidanan
(ASUHAN
KEBIDANAN)
tantangan
dalam
membangun
bidan
terampil,
peduli
dan
mandiri
mengapa
belum
berhasil
???
Realita
Penerapan
Asuhan
Kebidanan
di
Berbagai
Fasilitas
Pelayanan
Kesehatan
Lulusan
D3
Kebidanan
bekerja
sebagai
:
1. Bidan
Desa
2. Bidan
Praktik
Mandiri
3. Bidan
Puskesmas
4. Bidan
RSB/RSIA
5. Bidan
RSUD
(Tipe
C
dan
D)
6.
Bidan
RS.
Pendidikan
(Tipe
A
dan
B)
7.
Bidan
RS
Swasta
Produk
pendidikan
metode
sama
Peran
dan
Fungsi
Berbeda
Masalah
dan
Kebutuhan
Stakeholder
Masalah
:
1. Pelayanan
non
nakes
masih
sesuai
harapan
masy
nakes
?
2. Persalinan
di
rumah
tinggi
:
a.
Tidak
diajarkan
selama
pendidikan
(bandingkan
dengan
Belanda)
b.
Tidak
ada
standarisasi
c.
Sarana/prasarana
fasyankes
tidak
optimal
d.
Risiko
tinggi
bila
terjadi
komplikasi
persalinan
(hasil
penelitian
:
sebagian
besar
rujukan
terlambat
terjadi
pada
persalinan
di
rumah)
Kebutuhan
:
1. Bidan
terampil,
peduli
dan
mandiri
(trtm
di
komunitas)
2. Pengembangan
asuhan
kebidanan
sesuai
tuntutan
masy
dan
kemajuan
iptek
(obgin
dan
kespro
berkembang
pesat)
3.
Tinjauan
Pembelajaran
Asuhan
Kebidanan
di
Institusi
Pendidikan
ASKEB
TEORI
(1,2,3,4,5/ komunitas,Neonatus‐ Bayi‐
Balita,
KB
dan
Kespro)
ASKEB
Praktikum
di
Laboratorium
Kebidanan
PKK
(1,2,3
dan
Komunitas)
titik
berat
di
RS
Prinsip
1. Bidan
memberikan
pelayanan
kebidanan
yang
berkesinambungan
dan
paripurna
berfokus
pada
aspek
pencegahan
dan
promosi
dengan
berlandaskan
kemitraan
dan
pemberdayaan
masyarakat
2. Standar
asuhan
kebidanan
acuan
dan
landasan
dalam
asuhan
kebidanan
kinerja
klinis
bidan
3. Standar
asuhan
kebidanan
digunakan
sebagai
parameter
tingkat
kualitas
dan
keberhasilan
asuhan
kebidanan
dan
merupakan
perlindungan
hukum
bagi
bidan
dan
klien
TUJUAN
ASKEB
1
:
memberikan
asuhan
kebidanan
pada
ibu
hamil
normal
dengan
bantuan,
didasari
konsep
–
konsep,
sikap
dan
keterampilan
serta
hasil
evidence
based
dalam
praktek
antenatal
dengan
menggunakan
pendekatan
manajemen
kebidanan,
dengan
pokok
bahasan
konsep
terjadinya
kehamilan,
adaptasi
fisiologi
dan
psikologi
ibu
hamil.,
faktor
yang
mempengaruhi
ibu
hamil,
kebutuhan
ibu
hamil,
asuhan
ibu
hamil
pada
kunjungan
awal
dan
ulang,
deteksi
terhadap
komplikasi
ibu
dan
janin
serta
pendokumentasiannya.
ASKEB
2
:
memberikan
kemampuan
kepada
mahasiswa
untuk
memberikan
asuhan
kebidanan
pada
ibu
dalam
persalinan
dengan
pendekatan
manajemen
kebidanan
didasari
konsep‐ konsep,
sikap
dan
keterampilan
serta
hasil
evidence
based
dengan
pokok
bahasan
konsep
dasar
persalinan,
beberapa
faktor
yang
mempengaruhi
persalinan,
proses
adaptasi
psikologi
dalam
persalinan,
kebutuhan
dasar
pada
ibu
dalam
proses
persalinan,
asuhan
pada
setiap
kala
persalinan,
deteksi
dini
komplikasi
persalinan,
asuhan
pada
setiap
kala
persalinan,
deteksi
dini
komplikasi
persalinan
dan
cara
penanganannya,
asuhan
kebidanan
pada
bayi
segera
setelah
lahir,
cara
pendokumentasian
asuhan
masa
persalinan
ASKEB
3
:
memberikan
kemampuan
untuk
melaksanakan
Asuhan
Kebidanan
pada
masa
nifas
dengan
pendekatan
manajemen
kebidanan
didasari
konsep,
sikap
dan
keterampilan
dengan
pokok
bahasan
:
Konsep
dasar
masa
nifas,
proses
laktasi
dan
menyusui
,
respon
orang
tua
terhadap
bayi
baru
lahir,
proses
adaptasi,
fisiologi
dan
psikologi
masa
nifas,
kebutuhan
dasar
masa
nifas,
melaksanakan
asuhan
kebidanan
pada
masa
nifas
dan
pendokumentasiannya,
melaksanakan
kunjungan
rumah
pada
ibu
masa
nifas,
deteksi
dini
komplikasi
masa
nifas
TUJUAN
ASKEB
4
:
memberikan
kemampuan
kepada
mahasiswa
untuk
melaksanakan
asuhan
kebidanan
pada
ibu
dengan
kelainan
atau
komplikasi
dengan
pendekatan
manajemen
kebidanan
dengan
pokok
bahasan
obstetri
patologi,
penyakit‐penyakit
penyerta
kehamilan,
persalinan
dan
nifas
dangan
gguan
sistim
reproduksi,
deteksi
dini
kelainan
pada
ibu
hamil,
bersalin
da
nnifas,
prinsip‐prinsip
asuhan
dalam
penanganannya,
rujukan
dan
pendokumentasiannya
ASKEB
5
(Komunitas)
:
memberikan
kemampuan
untuk
melaksanakan
praktik
kebidanan
secara
komprehensif
dengan
memperhatikan
budaya
setempat
yang
dikemas
dalam
tatanan
komunitas
dengan
pendekatan
manajemen
kebidanan
dan
didasari
oleh
konsep,
prinsip
dasar
dan
strategi
pelayanan
kebidanan
komunitas,
manajerial
asuhan
kebidanan
di
komunitas,
pengelolaan
program
KIA/KB
di
wilayah
kerja,
pemberdayaan
dan
meningkatkan
peran
serta
masyarakat
ASKEB
Neonatus,
Bayi
dan
Balita
:
memberikan
kemampuan
kepada
mahasiswa
untuk
memberikan
asuhan
pada
neonatus
(24
jam
setelah
lahir
sampai
dengan
28
hari)
bayi
dan
anak
balita
yang
didasari
oleh
konsep,
sikap
dan
keterampilan.
Topik‐topik
yang
dibahas
meliputi
:
lingkup
asuhan,
penatalaksanaan,
pemantauan
tumbuh
kembang,
immunisasi,
peran
dan
tanggung
jawab
orang
tua,
sistem
rujukan
serta
pendokumentasian
hasil
asuhan.
ASUHAN
KEBIDANAN
Pengambilan
keputusan
dan
tindakan
(termasuk
penyuluhan
dan
dukungan)
sesuai
dg
wewenang
Bidan
berdasarkan
ilmu
dan
kiat
Kebidanan
(kerangka
kerja)
Standar
I
:
Pengkajian
:
data
subjektif
dan
objektif
Standar
II
:
Perumusan
Diagnosa
dan
atau
Masalah
Kebidanan
:
dasarnya
hasil
pengkajian
Standar
III
:
Perencanaan
:
melibatkan
klien
dan
berdasarkan
atas
kondisi
klinis/psikis,
evidence
dan
sumber
daya
Standar
IV
:
Implementasi:
pelaksanaan
askeb
termasuk
memberikan
penyuluhan
dan
dukungan
Standar
V
:
Evaluasi
:
efektivitas
implementasi
dalam
mengatasi
masalah/ diagnosa
tindak
lanjut
Standar
VI
:
Pencatatan
Asuhan
Kebidanan
:
lengkap,
akurat,
singkat
dan
jelas,
dengan
metode
pendokumentasian
SOAP
SOAP:
1. S
(Subjektif)
:
berisi
data
subjektif
hasil
anamnesis.
2. O
(Objektif)
:
berisi
data
objektif
hasil
observasi
dan
pemeriksaan.
3.
A
(Analisis)
:
berisi
hasil
interpretasi
data
dalam
bentuk
diagnosis
dan
atau
masalah
4.
P
(Penatalaksanaan)
:
berisi
seluruh
perencanaan,
implementasi
dan
evaluasi
yang
sudah
dilakukan,
berupa
tindakan
antisipatif,
segera
dan
asuhan
komprehensif,
penyuluhan,
dukungan,
kolaborasi
dan
rujukan.
Keterangan
:
a. Penulisan
penatalaksanaan
hanya
kegiatan
inti
idealnya
dilanjutkan
b. Langkah‐langkah
kegiatan
standar
operasional
prosedur.
c. Bila
ada
masalah
baru
atau
ada
rencana
asuhan
yang
belum
dilakukan
catatan
perkembangan
SOAP
berikutnya.
d.
Pencatatan
dilakukan
pula
pada
formulir
yang
tersedia
di
masing‐masing
fasyankes
:
formulir
pengkajian
pasien
baru,
partograf,
formulir
untuk
mencatat
hasil
observasi
tanda‐tanda
vital,
his,
DJJ,
kemajuan
persalinan,
intake‐output
cairan,
dan
pemberian
terapi
(Idealnya
menjadi
bagian
tak
terpisahkan)
Hasil
Penelitian
pada
Berbagai
RS/RSUD
–
PUSKESMAS
–
BPM
–
Bidan
desa
di
Jabar
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Asuhan
kebidanan
diberikan
berbeda‐beda
antar
fasyankes
dan
seringkali
tidak
komprehensif
atau
kurang
paripurna
Pendokumentasian
antar
tenkes
ditulis
terpisah,
tidak
terintegrasi
dan
seringkali
data
penting
spt.
hasil
observasi
ditulis
tersendiri
dalam
lampiran
(RS)
Data
penunjang
hanya
menjadi
lampiran
(RS)
Kadang
tindakan
penting
tidak
tercatat
(RS)
Kerangka
kerja
sering
tidak
berdasarkan
SOAP
Asuhan
kebidanan
tidak
standar
(Pkm/BPM/Bidan
desa)
Pendokumentasian
tidak
lengkap
dan
tidak
sistematis
(BPM/Bidan
desa)
KESENJANGAN
dan
Alternatif
Kebutuhan
pelayanan
:
1. Bidan
terampil,
peduli
dan
mandiri
belum
tercapai
2. ANC
terfokus
dan
persalinan
oleh
tenkes
di
fasyankes
3. Asuhan
Kebidanan
termasuk
pemberian
penyuluhan
dan
dukungan
klien
tetap
pada
tenkes
(tidak
ke
non
nakes)
komunikasi
dan
konseling
lemah
4. Titik
berat
asuhan
kebidanan
di
komunitas
(83%)
RS
5. Pengembangan
asuhan
kebidanan
sesuai
tuntutan
masy
dan
kemajuan
iptek
(obgin
dan
kespro
berkembang
pesat)
belum
berjalan/sedang
dikembangkan
Bekal
di
pendidikan
:
1. Asuhan
kebidanan
kurang
terintegrasi
antara
teori/praktek
lab
dg
di
lahan
preseptor
‐
mentor
2. Titik
berat
praktek
di
RS
komunitas
terintegrasi
:
bina
RW
‐
Desa
3. Masih
terdapat
kelemahan
dalam
aspek
penyuluhan
dan
pemberian
dukungan
pada
klien
perkuat
komunikasi
&
konseling
pada
bina
RW
4. Aspek
keilmuan
dalam
pengembangan
asuhan
kebidanan
kurang
berkembang
selaras
dengan
kemajuan
iptek
pengembangan
praktek
berbasis
bukti
5. Belum
ada
yang
mengembangkan
evidence
based
dalam
asuhan
kebidanan
penelitian
terarah
6.
Format
dokumentasi
kurang
fokus
dan
seragam
standarisasi
4.
Perlunya
Pengembangan
Asuhan
Kebidanan
pada
Pembelajaran
di
Institusi
Pendidikan
1.
Pembelajaran
Asuhan
Kebidanan
didasarkan
atas
ketrampilan
yang
hendak
dicapai
sesuai
tahapannya
:
a. Asuhan
kehamilan
trimester
1,2,3;
b. Asuhan
persalinan
dan
BBL
(fisiologi
dan
patologi),
c. Asuhan
nifas
(fisiologi
dan
patologi),
d. Asuhan
Neonatus,
asuhan
Bayi,
asuhan
Balita,
e. Pelayanan
Kontrasepsi
2.
Keseluruhan
pembelajaran
asuhan
kebidanan
didasarkan
atas
hasil
kajian
(praktek
berbasis
bukti)
serta
menitikberatkan
pada
komunitas
(dimulai
sejak
awal),
termasuk
praktek
kliniknya
3.
Perkuat
praktek
komunikasi
dan
konseling
langsung
dan
langsung
pada
masyarakat
4.
Pendokumentasiannya
(SOAP)
harus
terfokus,
terintegrasi
antar
nakes
serta
dapat
diterapkan
pada
seluruh
tingkatan
fasyankes
5.
Penerapan
Standar
Asuhan
Kebidanan
secara
Profesional
Peningkatan
kualitas
pelayanan
1.
Asuhan
kebidanan
yang
terstruktur
dan
terintegrasi
akan
menjadikan
klien
mendapat
penanganan
yang
optimal
meningkatkan
kualitas
pelayanan
patient
safety
2.
Sebaiknya
menerapkan
asuhan
kebidanan
yg
terstandarisasi
serta
fokus
ketrampilan
meningkat
persalinan
oleh
tenkes
meningkat
kualitas
pelayanan
kebidanan
meningkat
harapannya
AKI
turun
TERIMA KASIH