LAPORAN PENELITIAN
HUBUNGAN PRESTASI BELAJAR PADA MATERI DEMOKRASI MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN TERHADAP SIKAP DEMOKRASI PESERTA DIDIKKELAS VI S D NEGERI SAWOJAJAR 02 KECAMATAN WANASARI KABUPATEN BREBES TAHUN PELAJARAN 2010/2011
Oleh : DRS. NURCHOLIS, M.Pd Prodi PPKn
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PANCASAKTI TEGAL 2011
i
PENGESAHAN 1. Judul
2. 3.
4. 5. 6. 7. 8.
:“Prestasi Belajar Pada Materi Demokrasi Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan terhadap Sikap Demokrasi Peserta didik Kelas VI SD Negeri Sawojajar 02 Kecamatan Wanasari Kabupaten Brebes Tahun Pelajaran 2010/2011”. Bidang Penelitian : Penelitian Ketua Tim Pengusul : a. Nama Lengkap : Drs. Nurcholis, M.Pd\ b. Jenis Kelamin : Laki-laki c. N I P : 19540620 198203 1 002 d. Disiplin Ilmu: : PKn (Pendidikan Pancasila) e. Pangkat/Golongan : Pembina Tk.I/IVb f. Jabatan : Lektor Kepala g. Fakultas/Jurusan : KIP/PIPS-PPKn Jumlah Anggota : 1 orang Nama : Supiatun (Guru SD Negeri Sawojajar 02) Lokasi Krgiatan : SD Negeri Sawojajar 02 Luaran yang dihasilkan : Hubungan Prestasi Belajar terhadap Demokrasi Waktu Pelaksanaan : Nopember 2010 – Januari 2011 Jumlah Dana yang Diusulkan : Rp. 5.000.000,00 (Lima Juta Rupiah) Tegal, Februari 2011
Mengetahui Dekan FKIP
Ketua
Dr. Hj. Sitti Hartinah DS, MM NIP.19541117 198103 2 002
Drs. Nurcholis, M.Pd NIP. 19540620 198203 1 002
Menyetjui Kepala LEMLIT
Siswanto, SH. MH NIP.19641213 199203 1002
ii
PRAKATA Syukur Alhamdulillah, peneliti telah menyelesaikan Penelitian yang berjudul “Prestasi
Belajar
Pada
Materi
Demokrasi
Mata
Pelajaran
Pendidikan
Kewarganegaraan terhadap Sikap Demokrasi Peserta didik Kelas VI SD Negeri Sawojajar 02 Kecamatan Wanasari Kabupaten Brebes Tahun Pelajaran 2010/2011”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya hubungan Prestasi
Belajar
Pada
Materi
Demokrasi
Mata
Pelajaran
Pendidikan
Kewarganegaraan terhadap Sikap Demokrasi Peserta didik Kelas VI SD Negeri Sawojajar 02 Kecamatan Wanasari Kabupaten Brebes Tahun Pelajaran 2010/2011. Oleh karena itu pada kesempatan ini peneliti mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat peneliti sebut satu persatu. Dan akhirnya mudah-mudahan hasil penelitian ini bermanfaat bagi yang membutuhkan.
Tegal, Januari 2011
Peneliti
iii
ABSTRAK NURCHOLIS. 2011. Prestasi Belajar Pada Materi Demokrasi Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan terhadap Sikap Demokrasi Peserta didik Kelas VI SD Negeri Sawojajar 02 Kecamatan Wanasari Kabupaten Brebes Tahun Pelajaran 2010/2011. Peserta didik.Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Kata Kunci: Prestasi, Sikap dan Demokrasi Indonesia diharapkan akan semakin bergerak menuju negara yang demokratis. melalui pendidikan diharapkan akan membentuk warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab yang tercermin dalam sikap dan perilaku. Tujuan tersebut dapat dicapai dengan cara membekali peserta didik materi demokrasi. Permasalahannya adalah“apakah ada hubungan yang signifikan prestasi belajar pada materi demokrasi terhadap sikap demokrasi peserta didik Kelas VI SD Negeri Sawojajar 02 Kecamatan Wanasari Kabupaten Brebes Tahun Pelajaran 2010/2011?”. Pemberian materi demokrasi pada peserta didik dilakukan dengan cara pendekatan pembelajaran yang sesuai kondisi peserta didik. Kemudian untuk mengetahui penguasaan materi dari peserta didik, digunakan evaluasi formatif yang menghasilkan nilai prestasi belajar peserta didik. Nilai prestasi belajar peserta didik yang baik pada materi demokrasi, diharapkan peserta didik makin memahami nilainilai demokrasi yang diwujudkan dengan sikap. Hal tersebut merupakan kerangka berpikir dalam penelitian ini. Sedangkan tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi tentang hubungan antara prestasi belajar pada materi demokrasi dengan sikap demokrasi peserta didik. Hipotesis pada penelitian ini adalah sebagai berikut; “ada hubungan yang signifikan prestasi belajar materi demokrasi pada mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan terhadap sikap demokrasi peserta didik Kelas VI SD Negeri Sawojajar 02 Kecamatan Wanasari Kabupaten Brebes Tahun Pelajaran 2010/2011”. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh peserta didik Kelas VI SD Negeri Sawojajar 02 Kecamatan Wanasari Kabupaten Brebes Tahun Pelajaran 2010/2011 dengan jumlah 42 peserta didik. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik kuesioner untuk mengetahui sikap demokrasi peserta didik. Sedangkan teknik analisis data digunakan adalah statistika uji chi-kuadrat. Hasil penelitian dengan uji chi-kuadrat diperoleh nilai sebesar 7.58 (nilai ). Untuk pengujian hipotesis maka nilai tersebut dikonsultasikan pada tabel nilai kritis distribusi chi-kuadrat. Pada tabel nilai kritis distribusi chi-kuadrat. dengan nilai kritis = 1 dan taraf signifikansi didapat . Maka didapat hasil nilai > . Simpulkannya ada hubungan yang signifikan prestasi belajar materi demokrasi terhadap sikap demokrasi peserta didik kelas VI SD Negeri Sawojajar 02 Kecamatan Wanasari Kabupaten Brebes Tahun Pelajaran 2010/2011.
iv
DAFTAR ISI Halaman JUDUL … ...................................................................................................................
i
TEAN PENELITI ......................................................................................................
ii
PRAKATA ................................................................................................................
iii
ABSTRAK
iv
... .......................................................................................................
DAFTAR ISI .. ...........................................................................................................
v
DAFTAR TABEL .................................................................................................... .
vii
DAFTAR BAGAN .....................................................................................................
viii
DAFTAR GRAFIK ....................................................................................................
ix
DAFTAR LAMPIRAN ..............................................................................................
x
BAB I
PENDAHULUAN .................................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah ...................................................................
1
B. Identifikasi Masalah .. .......................................................................
3
C. Rumusan Masalah .............................................................................
4
D. Tujuan Penelitian ..............................................................................
4
E. Manfaat Penelitian ............................................................................
5
E. Sistematika Penelitian .......................................................................
5
BAB II : LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS .
7
A. Landasan Teori .................................................................................
7
B. Kerangka Berpikir .............................................................................
22
C. Hipotesis ............................................................................................
23
METODE PENELITIAN ......................................................................
24
A. Pendekatan Penelitian dan Desain ....................................................
24
B. Metode Penentuan Subyek Penelitian ..............................................
25
1. Populasi.................................................................................. .......
25
2.Variabel Penelitian....................................................
26
:
BAB III :
C. Instrumen Penelitian ..........................................................................
28
D. Metode Pengumpulan Data Penelitian ..............................................
32
E. Metode Analisis Data Penelitian .......................................................
34
v
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .....................................
36
A. Penyajian Data...................................................................................
36
B. Pengujian Persyaratan Analisis Data .................................................
40
C. Analisis Data .....................................................................................
55
D. Pembahasan Hasil ............................................................................
61
: PENUTUP .............................................................................................
63
A. Simpulan ...........................................................................................
65
B. Saran-saran .......................................................................................
66
BAB V
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
vi
DAFTAR TABEL TABEL 1 Sifat-sifat Kepribadian Demokratis menurut Inkeles dan Lasswell......................................................................................... . TABEL 2 Kisi-kisi Kuesioner Sikap Demokrasi Peserta didik ...................... TABEL 3 Daftar Nama Peserta didik Kelas VI SD Negeri Sawojajar 02 Kecamatan Wanasari Kabupaten Brebes Tahun Pelajaran 2010/2011 ………………………………………………………... TABEL 4 Tabel Jumlah Peserta didik Kelas VI SD Negeri Sawojajar 02 Berdasarkan Jenis Kelamin …………………………………….… TABEL 5 Daftar Nama Peserta didik Kelas VI SD Negeri Sawojajar 03 Kecamatan Wanasari Kabupaten Brebes Tahun Pelajaran 2010/2011……………………………………………………… ... TABEL 6 Hasil Perhitungan Validitas Peserta didik Kelas VI SD Negeri Sawojajar 03 Kec. Wanasari Kab. Brebes Tahun Pelajaran 2010/2011……………………………………………………….... TABEL 7 Nilai Prestasi Demokrasi Peserta didik Kelas VI SD Negeri Sawojajar 02 Kec Wanasari Kab. Brebes Tahun Pelajaran 2010/2011…………………………………………………… ....... TABEL 8 Nilai Prestasi Demokrasi Peserta didik Kelas VI SD Negeri Sawojajar 02 Kec. Wanasari Kab. Brebes Tahun Pelajaran 2010/2011 berdasarkan kategori tinggi, sedang dan rendah……... TABEL 9 Skor Kuesioner Sikap Demokrasi Peserta didik Kelas VI SD Negeri Sawojajar 02 Kec. Wanasari Kab. Brebes Tahun Pelajaran 2010/2011…………………………………………… ... . TABEL10 Skor Kuesioner Sikap Demokrasi Peserta didik Kelas VI SD Negeri Sawojajar 02 Kec. Wanasari Kab. Brebes Tahun Pelajaran 2010/2011 berdasarkan kategori tinggi, sedang dan rendah……………………………………………… .. TABEL11 Skor Kuesioner Sikap Demokrasi Peserta didik Kelas VI SD Negeri Sawojajar 02 Kec. Wanasari Kab. Brebes Tahun Pelajaran 2010/2011 Berdasarkan Rendah dan Tinggi ….. TABEL12 Prestasi Belajar Materi Demokrasi Kelas VI SD Negeri Sawojajar 02 Kec. Wanasari Kab. Brebes Tahun Pelajaran 2010/2011 Berdasarkan Rendah dan Tinggi…………………….. TABEL13 Kontingensi 2x2 untuk Variabel Prestasi Belajar Materi Demokrasi dan Variabel Sikap Demokrasi Peserta didik Kelas VI SD Negeri Sawojajar 02 Kec. Wanasari Kab. Brebes Tahun Pelajaran 2010/2011……………………………………..... TABEL14 Kontingensi 2x2 untuk Variabel Prestasi Belajar Materi Demokrasi dan Variabel Sikap Demokrasi Peserta didik Kelas VI SD Negeri Sawojajar 02 Kec. Wanasari Kab. Brebes Tahun Pelajaran 2010/2011 Setelah dihitung Frekuensi Harapan… vii
21 28
37 39
41
43
45
47
48
50
56
57
58
59
DAFTAR BAGAN BAGAN 1 Alur Kerangka Pemikiran ………….. ....................................
22
BAGAN 2 Hubungan Antara Variabel Bebas dan Variabel Terikat……..
28
viii
DAFTAR GRAFIK GRAFIK 1 Presentase siswa SDN Sawojajar 02 berdasarkan jenis kelamin …………………………………………….. .....................
39
GRAFIK 2 Presentase siswa SDN Sawojajar 02 berdasarkan Berdasarkanpekerjaaan orangtua ............................................................
40
GRAFIK 3 Parsipatif .................................................................................................
51
GRAFIK 4 Tanggungjawab .......................................................................................
52
GRAFIK 5 Kejujuran .................................................................................................
52
GRAFIK 6 Keadilan ..................................................................................................
53
GRAFIK 7 Menghargai pilihan orang lain ................................................................
54
GRAFIK 8 Pengabdian ..............................................................................................
55
ix
DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................
x
68
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejak bergulirnya reformasi, Indonesia diharapkan akan semakin bergerak menuju pendewasaan berpolitik hingga dapat mewujudkan Indonesia yang demokratis. Istilah demokrasi menjadi sangat penting, terutama bagi mereka yang mempunyai kesadaran politik yang tinggi. Mereka percaya bahwa demokrasi akan lebih banyak membawa kemaslahatan manusia ketimbang implikasi negatifnya. Tetapi demikian, pembentukan masyarakat demokratis tidaklah mudah terutama untuk masyarakat yang memiliki pengalaman terkungkung dalam kehidupan politik negara yang cenderung otoriter. Dapat dikatakan bahwa masyarakat demokratis itu mahal karena suatu masyarakat tidak dapat hidup berdemokrasi apabila mereka dalam keadaan tidak berpendidikan, bodoh, apatis dan miskin. Masyarakat yang demokratis hanya dapat tercipta apabila masyarakatnya berpendidikan dan secara ekonomis sudah tergolong mapan. Dengan demikian, masyarakat demokratis baru dapat terwujud apabila masyarakatnya berpendidikan, cerdas, memiliki tingkat penghidupan yang layak dan mereka mempunyai keinginan berpartisipasi aktif dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan jika demokrasi tidak lepas dari sistem pendidikan. Hal ini tertuang dalam dengan pasal 3 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
1
2
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Melalui pendidikan diharapkan akan membentuk warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab tentunya tidak hanya sekedar taraf pengetahuan saja, tetapi juga harus tercermin dalam sikap dan perilaku yang demokratis dalam bergaul sehari-hari. Sikap merupakan sesuatu yang dapat dipelajari. Sikap menentukan bagaimana individu bereaksi terhadap situasi serta menentukan apa yang dicari individu dalam kehidupan sehari-hari. Sikap akan mempengaruhi aspek afektif pada diri peserta didik. Aspek afektif ini besar peranannya dalam pendidikan dan karenanya tidak dapat diabaikan begitu saja (Slameto, 2003:190). Peserta didik memiliki sikap yang berbeda-beda, hal ini karena, sikap manusia merupakan hasil belajar sehingga dapat diubah dengan manijugasi dan mengkreasikan kondisi-kondisi belajar. Termasuk juga sikap demokrasi peserta didik. Peserta didik dapat belajar dari materi pendidikan kewarganegaraan yang didalamnya tercakup pembelajaran demokrasi. Melalui pembelajaran materi demokrasi itulah diharapkan peserta didik memiliki sikap demokrasi sehingga kelak akan menjadi salah satu anggota masyarakat Indonesia yang betul-betul demokratis. Untuk itulah, pembelajaran materi pendidikan kewarganegaraan terutama tentang materi demokrasi bagi pendidikan sangatlah penting. Terutama untuk pendidikan tingkat dasar.
3
Alasannya karena, di tingkat dasar itulah, peserta didik akan diberikan landasan dasar tentang pembentukan sikap demokrasi warga negara. Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti membuat Penelitian dengan judul “Prestasi Belajar Pada Materi Demokrasi Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan terhadap Sikap Demokrasi Peserta didik Kelas VI SD Negeri Sawojajar 02 Kecamatan Wanasari Kabupaten Brebes Tahun Pelajaran 2010/2011”. B. Identifikasi Masalah Berbagai permasalahan yang timbul dalam penelitian ini diantaranya, pembelajaran materi pendidikan kewarganegaraan terutama tentang materi demokrasi pada saat ini berbeda dengan yang terdahulu, dimana pada saat ini pembelajaran materi pendidikan kewarganegaraan termasuk materi demokrasi bergeser prioritasnya untuk membentuk warga negara yang berkarakter atau pembangunan karakter bangsa (national character building). Pada hakikatnya proses pembentukan karakter bangsa diharapkan
mengarah
pada
penciptaan
suatu
masyarakat
Indonesia
yang
menempatkan demokrasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara sebagai titik sentral. Untuk itu, kaitannya dengan hal ini permasalahan yang timbul adalah: 1.
Bagaimana materi pendidikan kewarganegaraan terutama materi demokrasi dapat dibelajarkan kepada peserta didik terutama pada tingkat dasar?
2.
Apakah cara membelajarkan pendidikan kewarganegaraan terutama materi demokrasi
sudah
kewarganegaraan?
sesuai
dengan
hakikat
pembelajaran
pendidikan
4
3.
Sudahkah hasil belajar itu diserap oleh anak didik sehingga menjadi salah satu kemampuan yang dimilikinya, terutama kemampuan sikap demokrasi? Selain itu, permasalahan lainnya adalah berkaitan dengan tugas utama
pendidikan kewarganegaraan dengan paradigma barunya. Tugas utama pendidikan kewarganegaraan dengan paradigma barunya mengembangkan pendidikan demokrasi mengemban tiga fungsi pokok, yakni mengembangkan kecerdasan warga negara (civic intelligence), membina tanggung jawab warga negara (civic responbility) dan mendorong partisipasi warga negara (civic participation). Kecerdasan warga negara yang dikembangkan untuk membentuk warga negara yang baik bukan hanya dimensi rasional melainkan juga dalam dimensi spiritual, emosional dan sosial sehingga bercirikan multidimensional. Berkaitan dengan hal tersebut, sudahkah pendidik membelajarkan peserta didik dengan cara tiga fungsi pokok tersebut untuk menopang tumbuh kembangnya warga negara yang baik, termasuk mencerminkan sikap demokrasi peserta didik sehari-hari?. C. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian tersebut, maka masalah penelitian dapat dirumuskan “Apakah ada hubungan yang signifikan prestasi belajar pada materi demokrasi mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan terhadap sikap demokrasi peserta didik kelas VI SD Negeri Sawojajar 02 Kecamatan Wanasari Kabupaten Brebes Tahun Pelajaran 2010/2011?”.
5
D. Tujuan Penelitian Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya hubungan yang signifikan prestasi belajar pada materi demokrasi mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan terhadap sikap demokrasi peserta didik Kelas VI SD
Negeri
Sawojajar 02 Kecamatan Wanasari Kabupaten Brebes Tahun Pelajaran 2010/2011. E. Manfaat Penelitian 1. Hasil penelitian sebagai bahan informasi bagi sekolah dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan sehubungan dengan prestasi pembelajaran demokrasi dan faktorfaktor yang mempengaruhi sikap demokrasi peserta didik sehingga menjadi bekal peserta didik, jika nantinya memiliki hak pilih dan menjadi pemimpin kelak. 2. Memperluas wawasan dan pengalaman bagi peneliti sebagai pendidik.
6
BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Landasan Teori 1. Pendidikan a. Pengertian Pendidikan Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I Ketentuan Umum Pasal 1 memberikan penjelasan tentang pendidikan berikut yang dimaksud dengan pendidikan: “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”. Dalam kehidupan suatu bangsa, pendidikan mempunyai peranan penting untuk menjamin perkembangan dan kelangsungan hidup bangsa yang bersangkutan. Dengan landasan pemikiran tersebut, pendidikan nasional disusun sebagai usaha untuk memungkinkan bangsa Indonesia mempertahankan kelangsungan hidupnya dan mengambangkan diri secara terus-menerus dari generasi satu ke generasi berikutnya. Pendidikan nasional dilaksanakan secara semesta, menyeluruh dan terpadu. Semesta dalam arti terbuka untuk seluruh rakyat, menyeluruh dalam arti mencakup semua jalur, jenjang dan jenis pendidikan dan terpadu dalam arti adanya keterkaitan antara pendidikan nasional dengan pembangunan nasional.
7
b. Dasar, Fungsi dan Tujuan Pendidikan Menurut ketentuan dalam bab II pasal 2 Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (2003: 7) dasar pendidikan nasional adalah Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Sedangkan fungsi dan tujuan pendidikan yang tertuang dalam bab II pasal 2 Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (2003:7) adalah : “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yag bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Meha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis dan tanggung jawab”. c. Jenis-jenis Pendidikan Pendidikan itu ada berbagai jenis dan berbagai jenis pendidikan tersebut dapat dibeda-bedakan lagi. Pendapat Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati (2003:97) menjelaskan bahwa menurut sifatnya pendidikan dibedakan menjadi: 1) Pendidikan Informal Pendidikan yang diperoleh seseorang dari pengalaman sehari-hari dengan sadar maupun tidak sadar sepanjang hayat. Pendidikan ini dapat berlangsung dalam keluarga, masyarakat dan organisasi. 2) Pendidikan Formal Pendidikan yang berlangsung secara teratur, bertingkat dan mengikuti syaratsyarat tertentu secara ketat, pendidikan ini biasanya berlangsung di sekolah. 3) Pendidikan Nonformal Pendidikan yang dilakukan secara tertentu dan sadar tetapi tidak melalui peraturan yang terlalu ketat.
8
Sedangkan menurut tempat berlangsungnya, pendidikan dibedakan menjadi tiga yang disebut tripusat pendidikan. Sesuai dengan pendapat Ki Hajar Dewantara yang ditulis kembali oleh Ahmadi dan Nur Uhbiyati (2003:96) bahwa “Tripusat pendidikan itu adalah pendidikan dalam keluarga, pendidikan di sekolah, pendidikan di dalam masyarakat”. Atas dasar pemikiran tersebut maka pendidikan adalah menjadi tanggung jawab keluarga, sekolah dan masyarakat. Jenjang Pendidikan formal di Indonesia pada saat ini dibedakan menjadi : 1) Pendidikan Dasar Pendidikan dasar di Indonesia atau pendidikan yang wajib dilaksanakan bagi seluruh rakyat di Indonesia saat ini adalah selama 9 tahun atau dari tingkat SD sampai tingkat SMP/Mts. Jadi semua anak di Indonesia saat ini wajib bersekolah hingga tamat SMP. 2) Pendidikan Menengah Pendidikan tingkat menengah ini dibedakan menjadi Sekolah Menengah Atas (SMA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan Madrasah Aliyah yang dulunya seperti SMEA, STM dan SMKK. 3) Pendidikan Tinggi Tingkat pendidikan tinggi dibagi menjadi: a) Pendidikan Non Gelar Pendidikan ini ditempuh dalam 3 tahun melalui akademi. Politeknik yang telah dinyatakan lulus memberikan gelar A.Md (Ahli Madya). b) Pendidikan Sarjana Pendidikan beberapa Strata, misalnya S-1, S-2, dan S-3. Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa dalam pendidikan formal terdapat adanya perjenjangan kronologis, yaitu mulai dari pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi d. Peserta didik sebagai Sasaran Pendidikan Seperti diketahui bahwa hakikat pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
9
aktif mengembangkan potensi dirinya. Hal tersebut memberikan kesimpulan bahwa sasaran pendidikan adalah peserta didik atau peserta didik. Pengertian peserta didik itu sendiri dapat dilihat dalam Bab I pasal Ketentuan Umum Pasal 1 Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (2003:7). Dalam Undang-undang tersebut, disebutkan bahwa peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan diri melalui potensi pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Peserta didik sebagai sasaran pendidikan diharapkan dapat membawa hasil pendidikan yaitu mengalami perubahan kualitas, pengetahuannya, pemahamannya, sikap dan tingkah lakunya, ketrampilannya serta daya penerimaannya,. Sehingga dengan demikian tujuan pendidikan dapat tercapai. 2. Prestasi Belajar a. Pengertian Belajar Belajar adalah suatu kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Sejak lahir manusia telah mulai melakukan kegiatan belajar untuk memenuhi kebutuhan dan sekaligus mengembangkan dirinya. Oleh karena itu, belajar sebagai suatu kegiatan telah dikenal dan bahkan sadar atau tidak telah dilakukan manusia. Dengan demikian dapat dikatakan, tidak ada ruang dan waktu di mana manusia dapat melepaskan dirinya dari kegiatan belajar dan itu berarti pula
10
bahwa belajar tidak pernah dibatasi usia, tempat maupun waktu, karena perubahan yang menuntut terjadinya aktivitas belajar itu juga tidak pernah berhenti. Mengenai istilah belajar, terdapat bayak ahli yang berusaha merumuskan definisinya, diantaranya adalah WS. Winkel (1996a:21) menyatakan belajar sebagai berikut: “Belajar adalah suatu aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan pemahaman kerampilan dan nilai sikap. Perubahan ini bersifat relatif konstan dan berbekas”. Ahli lainnya adalah
David Rashafier (1996b:2)
mengemukakan “Belajar adalah proses perubahan perilaku yang relatif tetap sebagai hasil pengalaman-pengalaman dan praktik”. Belajar juga diartikan sebagai suatu proses yang dapat merubah segala aspek dalam diri seseorang, seperti yang diungkapkan oleh Nana Sudjana (2000:28) mengartikan belajar adalah “suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti berubah pengetahuannya, pemahamannya, sikap dan tingkah lakunya, ketrampilannya, daya penerimaannya, dan lain-lain aspek yang ada pada individu” .Ahli lainnya adalah Suryabrata (2001:232) menyatakan “Belajar adalah aktivitas yang menghasilkan perubahan individu, perubahan itu pada pokoknya adalah didapatkannya kecakapan baru, serta perubahan itu terjadi karena adanya usaha”. Perubahan tersebut berupa perhatian dan nilai yang diperoleh melalui pendidikan sebagai usaha seseorang, sehingga terjadi perubahan yang berbeda dengan keadaan semula.
11
Sedangkan secara psikologi, belajar dapat didefinisikan sebagai Suatu usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk mencapai perubahan tingkah laku secara sadar dari hasil interaksinya dengan lingkungan (Rusdi, 2004:1). Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan perubahan tingkah laku yang dialami individu dari interaksi dengan lingkungan yang dilakukan secara sadar. Proses belajar merupakan usaha yang ditempuh seseorang untuk memperoleh pengetahuan, ketrampilan, pengalaman, dan pemahaman terhadap sesuatu yang belum diketahui dan dimiliki sebelumnya. Jadi perubahan pada tingkah laku tersebut harus diiringi usaha, sebab tanpa usaha walaupun terjadi perubahan tingkah laku, bukanlah belajar. b. Prestasi Belajar dan Evaluasi Hasil Belajar Prestasi belajar mempunyai arti yang berbeda apabila dilihat dari sudut pandang yang berbeda. Oleh karena itu sebelum membahas pengertian prestasi belajar akan dibicarakan masalah prestasi terlebih dahulu. Arti harfiah prestasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1999:787) adalah hasil yang telah dicapai dari yang telah dilakukan, dikerjakan dan sebagainya. Hakikat belajar Pendidikan Kewarganegaraan pada pembelajaran demokrasi adalah suatu proses penambahan dan pengubahan pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku, termasuk ketrampilan, kecakapan dan kemampuan, daya kreasi dan daya penerimaan dan lain-lain aspek yang ada pada individu agar sesuai dengan nilai luhur dan moral yang berakar pada budaya bangsa Indonesia yang diharapkan dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku dan sikap demokrasi dalam kehidupan sehari-hari
12
peserta didik baik individu maupun sebagai anggota masyarakat, warga negara dan makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa Sedangkan prestasi belajar pendidikan kewarganegaraan pada pembelajaran demokrasi yaitu hasil yang telah dicapai dari proses tersebut yang ditunjukkan dalam bentuk nilai angka atau huruf di mana hanya merupakan sebagian kecil dari hasil pembelajaran. Untuk memaksimalkan pembahasan mengenai prestasi belajar, maka alangkah lebih baiknya jika pembahasan juga diarahkan pada masalah evaluasi belajar. Menurut Asep Jihad (2008:10-11) evaluasi diarahkan untuk meningkatkan keberhasilan pencapaian atau penguasaan kompetensi dari peserta didik sesuai dengan tujuan yang harus dicapai, baik menyangkut domain kompetensi kognitif, afektif mapun psikomotor. Evaluasi dapat dibedakan menurut lingkup luas bahan, jangka waktu belajar dan perannya, yaitu menjadi bentuk evaluasi formatif dan evaluasi sumatif. Evaluasi formatif diarahkan untuk menilai kompetensi peserta didik dalam penguasaan bahan pelajaran yang dipelajarinya dalam jangka waktu relatif pendek atau selesai mempelajari satu satuan bahasan (pokok bahasan). Tujuan evaluasi formatif adalah untuk memperbaikii proses belajar mengajar, membantu kesulitan belajar peserta didik dan mendapatkan gambaran efektivitas dan efisiensi pengelolaan proses belajar mengajar. Sedangkan evaluasi sumatif, menurut Gronlund dalam Asep Jihad (2008:11) diarahkan untuk menilai penguasaan peserta didik terhadap tujuan-tujuan yang lebih
13
luas, sebagai hasil usaha belajar dalam jangka waktu program pendidikan, dalam program satu semester atau tahun akademik atau selama jenjang pendidikan, menentukan kemajuan kompetensi peserta didik dan menilai efektivitas program secara komprehensif. Evaluasi yang digunakan adalah bentuk evaluasi formatif untuk satu pokok bahasan pembelajaran demokrasi pada mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan semester dua. Dari evaluasi formatif ini akan diketahui prestasi belajar atau hasil belajar para peserta didik dalam bentuk nilai angka. 3. Demokrasi dan Pemahaman Materi Demokrasi Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Tingkat Dasar a. Pengertian Demokrasi Para penyelenggara negara pada awal periode kemerdekaan mempunyai komitmen yang sangat besar dalam mewujudkan demokrasi politik di Indonesia. Hal itu terjadi karena latar belakang pendidikan mereka. Mereka percaya, bahwa demokrasi bukan sesuatu yang hanya terbatas pada komitmen, tetapi juga merupakan sesuatu yang perlu diwujudkan. Pengertian demokrasi secara etimologis (Udin. S. Winataputra, 2007:7.4) demokrasi berasal dari kata Yunani “demos” yang artinya rakyat dan “kartos” atau “kratein” berarti kekuasaan atau yang berkuasa. Dengan demikian demokrasi dapat diterjemahkan “rakyat yang berkuasa” atau government or rule by the people, yang artinya pemerintahan oleh rakyat. Dengan kata lain, demokrasi berarti pemerintahan yang dijalankan oleh rakyat baik secara
14
langsung maupun tidak (melalui perwakilan) setelah adanya proses pemilihan umum secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil sering disebut “luber dan jurdil”. Dalam sistem pemerintahan demokrasi, kekuasaan tertinggi berada di tangan rakyat. Dalam perkembangannya, demokrasi telah mengalami pasang surut. Hal ini ditandai dengan adanya beberapa istilah demokrasi yang menunjukkan bentuk pelaksanaan sistem pemerintahan demokrasi suatu negara. Ada istilah demokrasi konstitusional, demokrasi parlementer, demokrasi rakyat, demokrasi nasional, demokrasi Rusia, demokrasi terpimpin dan demokrasi Pancasila. Menurut Malkian Elvani dalam situsnya (2007a) menyatakan tentang demokrasi, bahwa bangsa Indonesia sejak dulu sudah mempraktikkan ide tentang demokrasi walau bukan tingkat kenegaraan tetapi masih tingkat desa. Contoh pelaksanaan demokrasi desa pemilihan kepala desa dan rembug desa. Inilah demokrasi asli Indonesia. Demokrasi desa mempunyai ciri-ciri seperti rapat, mufakat, gotomg royong, hak mengadakan protes bersama dan hak menyingkir dari kekuasaan raja absolut. Mempergunakan pendekatan kontekstual, demokrasi di Indonesia adalah demokrasi pancasila karena ideologi yang dianut negara ini adalah pancasila. Pancasila sebagai dasar negara Indonesia dan sebagai identitas nasional Indonesia. Sebagai ideologi nasional, Pancasila sebagai cita-cita masyarakat dan sebagai pedoman membuat keputusan politik. Sebagai pemersatu masyarakat yang menjadi prosedur penyelesaian konflik. Menurutnya pula dalam situs yang sama (2007b), nilai-nilai demokrasi yang terjabar
15
dari nilai-nilai pancasila adalah kedaulatan rakyat, republik, negara berdasar atas hukum, pemerintahan yang konstitusional, sistem perwakilan, prinsip musyawarah dan prinsip ke-Tuhanan. Demokrasi pancasila secara kualitatif ditandai oleh keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, jaminan hak asasi manusia, penegakan prinsip rule of law, partisipasi yang luas dari warganegara dalam mengambil keputusan publik diberbagai
tingkatan,
pelaksanaan
Pendidikan
Kewarganegaraan
untuk
mengembangkan warganegara Indonesia yang cerdas dan baik, berakhlak baik serta berbudi luhur. b. Pemahaman Materi Demokrasi Kewarganegaraan Tingkat Dasar
Mata
Pelajaran
Pendidikan
Salah satu program pendidikan nasional yang harus diberikan kepada peserta didik adalah pendidikan kewarganegaraan. Berikut ini adalah pengertian Pendidikan Kewarganegaraan menurut Depdikbud (2004:3) adalah: “Pengertian pendidikan kewarganegaraan sebagai usaha membekali peserta didik dengan budi pekerti, pengetahuan dan kemampuan dasar yang berkenaan dengan hubungan antara sesama warga dengan Negara yang dapat diandalkan oleh bangsa dan Negara. Jadi Pendidikan Kewarganegaraan adalah wahana untuk mengembangkan dn melestarikan nilai luhur dan moral yang berakar pada budaya bangsa Indonesia yang diharapkan dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku dalam kehidupan sehari-hari peserta didik baik individu maupun sebagai anggota masyarakat, warga Negara dan makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa”. Tujuan
diberikannya
pendidikan
kewarganegaraan
adalah
untuk
mengembangkan pengetahuan dan kemampuan, memahami dan menghayati nilainilai Pancasila dalam rangka pembentukan sikap dan perilaku sebagai pribadi anggota
16
masyarakat dan warga negara yang bertujuan dan bertanggungjawab serta bekal kemampuan untuk mengikuti pendidikan di jenjang pendidikan menengah. Materi pendidikan kewarganegaraan itu sendiri diberikan mulai dari tingkat dasar sampai perguruan tinggi. Materi pendidikan kewarganegaraan yang diberikan di tingkat dasar menurut materi pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Sekolah Dasar (Tim peneliti Modul Materi Pkn SD, UT 2007:i) diantaranya : 1) Pembelajaran tentang individu sebagai insan Tuhan Yang Maha Esa, makhluk sosial dan warga negara Indonesia, 2) Pembelajaran sejarah perjuangan bangsa Indonesia dan semangat kebangsaan, 3) Pembelajaran kerangka sosial budaya masyarakat Indonesia dan kebanggaan sebagai bangsa Indonesia, 4) Pembelajaran Pancasila dan UUD 1945 5) Pembelajaran Hak Asasi Manusia 6) Pembelajaran demokrasi 7) Pembelajaran hukum dan penegakan hukum di Indonesia 8) Pembelajaran komunikasi sosial budaya Indonesia dan karakter warga negara Indonesia baru. Sedangkan yang dimaksud dengan materi demokrasi dalam penelitian ini adalah materi demokrasi pada mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan di tingkat dasar, tepatnya di kelas VI sekolah dasar. Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan pengembangan Silabus Kelas VI Semester 1 pada mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan disebutkan standar kompetensi dasar dan kompetensi dasar peserta didik dalam pembelajaran demokrasi adalah memahami sistem pemerintahan Republik Indonesia. Pada standar kompetensi ini ada kompetensi dasar yang akan dicapai yaitu menjelaskan proses Pemilu dan Pilkada. Untuk dapat mencapai kompetensi dasar
17
tersebut peserta didik diberikan meteri pokok mengenai pengertian negara demokrasi, Pemilu dan Pilkada yang Luber termasuk di dalamnya tentang pendaftaran pemilih, peserta pemilu, pengawasan, pemantauan dan penegakan hukum, kampanye pemungutan suara dan penghitungan suara. 4. Sikap dan Pemahaman Sikap Demokrasi a. Pengertian Sikap Manusia mempunyai sikap terhadap bermacam-macam hal. Sikap mungkin terarahkan
pada
benda-benda,
orang-orang
tetapi
juga
peristiwa-peristiwa,
pemandangan-pemandangan, lembaga-lembaga, norma-norma, nilai-nilai dan lainlain. Definisi sikap itu sendiri menurut Robbins (2001:138) adalah: Sikap adalah pernyataan atau pertimbangan evaluatif mengenai obyek, orang, atau peristiwa. Komponen kognitif suatu sikap adalah segmen pendapat atau keyakinan akan suatu sikap. Komponen afektif dari suatu sikap adalah segemen emosional atau perasaan diri suatu sikap. Komponen perilaku dari suatu sikap adalah suatu maksud untuk berperilaku dengan suatu cara tertentu. Pada pengertian di atas dapat disimpulkan, jika sikap merupakan suatu “predisposition” atau “tendency” yang berarti senantiasa ada kecenderungan terhadap sesuatu. Kesediaan untuk bertingkah laku dapat diramalkan sebelumnya melalui sikap. Dengan sendirinya tindakan diawali melalui proses yang cukup kompleks dan sebagai titik awal untuk menerima stimulus melalui indera, seperti penglihatan, pendengaran, alat raba, rasa dan bau. Dalam reaksi sikap menuju tingkah laku, terjadi perubahan psikofisik seperti kebutuhan, motif, perasaan, perhatian dan pengambilan keputusan dimana semua proses tersebut sifatnya tertutup sebagai dasar pembentukan
18
suatu sikap yang akhirnya melalui ambang batas terjadi tindakan yang bersifat terbuka yang kemudian disebut tingkah laku. Sikap atau attitude mempunyai beberapa karakteristik yang antara lain disebutkan Gerungan (2004:16) sebagai berikut: 1) Attitude tidak dibawa orang sejak ia dilahirkan, tetapi dibentuk atau dipeljarinya sepanjang perkembangan orang itu dalam hubungan dengan objeknya. 2) Attitude dapat berubah-ubah, karena itu attitude dapat dipelajari orang atau sebaliknya, attitude-attitude dapat dipelajari sehingga attitude-attitude dapat berubah pada seseorang bila terdapat keadaan-keadaan dan syarat-syarat tertentu yang mempermudah berubahnya attitude pada orang itu. 3) Attitude tidak berdiri sendiri, tetapi senantiasa mengandung relasi tertentu terhadap suatu objek. Dengan kata lain,attitude terbentuk, dipelajari atau berubah senantiasa berkaitan dengan suatu objek tertentu yang dapat dirumuskan dengan jelas. 4) Objek attitude dapat merupakan satu hal tertentu, tetapi dapat juga merupakan kumpulan dari hal-hal tersebut. Jadi, attitude dapat berkaitan dengan satu objek saja tetapi juga berkaitan dengan sederetan objek yang serupa. 5) Attitude mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi perasaan. Sifat inilah yang membedakan-bedakan attitude dari kecakapan-kecakapan atau pengetahuan-pengetahuan yang dimiliki orang. Sedangkan menurut Sukmadinata (2007:176) menjelaskan tentang pengertian sikap merupakan kecenderungan untuk merespon atau bertindak terhadap orang, objek ataupun situasi tertentu. Ada beberapa aspek dari sikap yaitu pengetahuan, perasaan dan motivasi. Sikap seseorang terhadap sesuatu dipengaruhi oleh pengetahuan tentang hal tersebut. Pengetahuan yang tepat dan memadai akan memberikan dasar bagi kejelasan sikap (positif atau negatif). Sebaliknya pengetahuan yang salah atau tidak lengkap menjadi dasar bagi sikap ragu-ragu. Sikap juga dipengaruhi oleh perasaan seseorang
19
tentang sesuatu, sikap positif terkait dengan perasaan senang, sebaliknya sikap negatif muncul karena adanya perasaan tidak senang, benci dan lain-lain. Sikap juga mengandung aspek motivasi, mendorong untuk mendekatkan diri atau menjauhkan diri dari sesuatu. Kuat atau lemahnya perasaan dan motivasi individu terhadap sesuatu akan mempengaruhi intensitas sikapnya. Untuk keberhasilan perkembangan dan belajar anak-anak dan remaja sebagi peserta didik, mereka hendaknya mempunyai sikap yang positif terhadap dirinya sendiri, orang tua dan anggota keluarga yang lain, teman-teman, guru, pelajaran, sekolahnya dan lain-lain. Lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat yang sehat, yang kondusif dapat menumbuhkan sikap positif terhadap hal-hal yang ada dalam lingkungan tersebut. b. Pemahaman Sikap Demokrasi Pengertian sikap demokrasi tidaklah jauh menyimpang dari pengertian sikap itu sendiri, Jika dikaitkan dengan definisi sikap di atas maka sikap demokrasi adalah merupakan kecenderungan untuk merespon atau bertindak terhadap situasi demokrasi dan aspek-aspeknya adalah pengetahuan, perasaan dan motivasi tentang demokrasi. Ada beberapa karakteristik yang harus ditampilkan dari warga negara yang berkarakter dan berjiwa demokratis, yaitu; memiliki sikap rasa hormat dan tanggung jawab, bersikap kritis, membuka diskusi dan dialog, bersikap terbuka, bersikap rasional, adil, dan selalu bersikap jujur. Warga negara yang otonom harus melakukan tiga hal untuk mewujudkan demokrasi pancasila, yaitu menciptakan kultur taat hukum yang sehat dan aktif (culture of law), ikut
20
mendorong proses pembuatan hukum yang aspiratif (process of law making), mendukung pembuatan materi-materi hukum yang responsif (content of law), ikut menciptakan aparat penegak hukum yang jujur dan bertanggung jawab (structure of law). Secara ringkas, demokrasi pancasila menurut Ahmad Sanusi (2007) dalam situsnya memiliki beberapa pengertian sebagai berikut :
1) Demokrasi pancasila adalah demokrasi yang berdasarkan kekeluargaan dan gotong-royong yang ditujukan kepada kesejahteraan rakyat, yang mengandung unsur-unsur berkesadaran religius, berdasarkan kebenaran, kecintaan dan budi pekerti luhur, berkepribadian Indonesia dan berkesinambungan. 2) Dalam demokrasi pancasila, sistem pengorganisasian negara dilakukan oleh rakyat sendiri atau dengan persetujuan rakyat. 3) Dalam demokrasi pancasila kebebasan individu tidak bersifat mutlak, tetapi harus diselaraskan dengan tanggung jawab sosial. 4) Dalam demokrasi pancasila, keuniversalan cita-cita demokrasi dipadukan dengan cita-cita hidup bangsa Indonesia yang dijiwai oleh semangat kekeluargaan, sehingga tidak ada dominasi mayoritas atau minoritas. Ada juga yang mengaitkan sikap demokrasi dengan sifat-sifat kepribadian yang demokratis. Jadi seseorang yang mempunyai sikap demokratis akan mempunyai sifatsifat kepribadian yang demokratis pula. Inkeles dan Lasswell (2000:142) mencoba merinci sifat-sifat kepribadian yang demokratis, sebagai berikut :
21
Tabel.1Sifat-sifat Kepribadian Demokratis menurut Inkeles dan Lasswell Sifat-sifat Kepribadian yang Demokratis Menurut Inkeles
Menurut Lasswell Sikap yang hangat terhadap orang Menerima orang lain lain Terbuka terhadap pengalaman dan Menerima nilai-nilai bersama ide-ide baru orang lain Bertanggung jawab namun Memiliki pengetahuan yang luas bersukap aspada terhadap mengenai nilai-nilai kekuasaan Toleransi terhadap perbedaan Menaruh kepercayaan terhadap pendapat lingkungan Mampu mengontrol emosiMemiliki kebebasan yang relatif emosinya sifatnya terhadap kecemasan Sifat-sifat kepribadian yang demokratis tersebut apabila diimplementasikan di tingkat dasar akan menjadi sifat-sifat partisipatif, tanggung jawab, jujur, adil, menghargai pilihan orang lain dan pengabdian. B. Kerangka Berpikir Kerangka pemikiran dalam penelitian ini dijelaskan sebagai berikut: Proses pembelajaran pada hakikatnya merupakan proses interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dengan peserta didik dalam situasi pendidikan, dalam hal ini pendidikan kewarganegaraan. Tujuan pendidikan kewarganegaraan adalah partisipasi yang penuh nalar dan tanggung jawab dalam kehidupan politik dari warga negara yang taat kepada nilai-nilai dan prinsip-prinsip dasar demokrasi konstitusional Indonesia dan diwujudkan dalam sikap demokratis. Partisipasi warga negara yang efektif dan penuh tanggung jawab memerlukan penguasaan seperangkat ilmu pengetahuan dan ketrampilan intelektual serta ketrampilan untuk berperan serta.
22
Berdasarkan tujuan pendidikan kewarganegaraan tersebut, maka peserta didik dibekali dengan materi tentang demokrasi, dengan pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan peserta didik itu sendiri. Kemudian untuk mengetahui penguasaan materi dari peserta didik sesuai dengan tujuan, baik menyangkut domain kompetensi kognitif, afektif maupun psikomotor digunakan evaluasi formatif. Evaluasi formatif ini menghasilkan nilai yang merupakan hasil dari prestasi belajar peserta didik. Berdasarkan hasil prestasi belajar peserta didik yang baik pada materi demokrasi mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan maka diharapkan peserta didik makin menguasai dan memahami prinsip-prinsip dan nilainilai demokrasi sehingga mampu diterapkan dalam kehidupan yang diwujudkan dengan sikap. Sehingga dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara antara prestasi belajar materi demokrasi pada mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan terhadap sikap demokrasi peserta didik Kelas VI SD Negeri Sawojajar 02 Kecamatan Wanasari Kabupaten Brebes Tahun Pelajaran 2010/2011, untuk jelasnya lihat bagan berikut: Bagan 1. Alur Kerangka Pemikiran
23
C. Hipotesis Hipotesis dalam penelitian Hipotesis Alternatif (Ha) ini adalah : Ada hubungan yang signifikan antara prestasi belajar pada materi demokrasi mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan terhadap sikap demokrasi peserta didik Kelas VI SD Negeri Sawojajar 02 Kecamatan Wanasari Kabupaten Brebes Tahun Pelajaran 2010/2011.
24
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian dan Desain Menurut Winarno Surakhmad (1990:45) suatu penelitian ada tiga macam metode yaitu metode historis, metode deskriptif dan metode eksperimen. Berdasarkan tiga macam metode tersebut, maka metode yang sesuai dengan penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif adalah penelitian yang tertuju pada pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang. Masalah metode deskriptif mencapai semua jenis penelitian yang berpangkal pada kegiatan yang ada pada masa sekarang. Tujuan metode ini adalah untuk mengumpulkan data, menjelaskan kemudian menganalisa. Jenis penelitian yang diambil adalah penelitian kuantitatif. Untuk itu, dalam penerapannya menggunakan statistika. Statistika menurut Boediono dan Wayan Koster (2001a:5) adalah pengetahuan yang berkaitan dengan metode, tehnik atau cara untuk mengumpulkan data, mengolah data, menyajikan data, menganalisis data, dan menarik kesimpulan atau menginterpretasikan data yang berupa angka-angka atau disebut dengan data kuantitatif. Sedangkan statistika ada dua jenis yaitu statistika deskriptif dan inferensia. Dalam penelitian ini menggunakan statistika inferensia. Statistika inferensial adalah statistika yang berkenaan dengan cara penarikan kesimpulan berdasarkan data yang diperoleh dari sampel untuk menggambarkan karakteristik atau ciri dari suatu populasi (2001b:8) 26
25
Dengan demikian dalam statistika inferensia dilakukan generalisasi dari hal yang bersifat khusus ke hal yang bersifat umum atau disebut juga statistika penarikan kesimpulan. Untuk itulah dalam penelitian ini perlu dilakukan pengambilan sampel yang representatif dari suatu populasi. 1. Tempat Penelitian Tempat atau lokasi penelitian ini di Kelas VI SD Negeri Sawojajar 02 Kecamatan Wanasari Kabupaten Brebes. 2. Waktu Penelitian Waktu penelitian yaitu tanggal 15 November 2010. B. Metode Penentuan Subjek Penelitian 1. Populasi Sebelum menetapkan populasi yang dimaksud, perlu dijelaskan pengertian populasi. Menurut Boediono dan Wayan Koster (2001c:9) “Populasi adalah suatu keseluruhan pengamatan atau obyek yang menjadi perhatian kita”. Populasi dibedakan menjadi dua yaitu populasi orang dan data. Populasi orang adalah populasi yang terdiri atas keseluruhan orang yang menjadi obyek perhatian. Sedangkan populasi data adalah populasi yang terdiru atas keseluruhan karakteristik yang menjadi obyek perhatian. (2001d:10). Berdasarkan uraian di atas maka, populasi dalam penelitian ini adalah populasi orang yaitu peserta didik-peserta didik dari Kelas VI SD Negeri Sawojajar 02 Kecamatan Wanasari Kabupaten Brebes Tahun Pelajaran 2010/2011. Ukuran
26
populasi terbatas ini sebanyak 42 peserta didik. Karena jumlah populasi terjangkau atau kurang dari 100 peserta didik maka tidak diperlukan penentuan besarnya sampel. 2. Variabel Penelitian Variabel penelitian ini adalah segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan penelitian. Variabel dalam penelitian ini ada dua yaitu: a. Variabel independen atau variabel bebas yang akan mempengaruhi dalam penelitian ini adalah prestasi belajar pada materi demokrasi mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan. Indikator dari prestasi belajar pada materi demokrasi mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan adalah nilai-nilai peserta didik yang diperoleh dari evaluasi formatif. b. Variabel dependen atau variabel terikat yang akan dipengaruhi dalam penelitian ini adalah sikap demokrasi peserta didik Kelas VI SD Negeri Sawojajar 02 Kecamatan Wanasari Kabupaten Brebes Tahun Pelajaran 2010/2011. Indikator sikap demokrasi peserta didik adalah sebagai berikut : 1) Partisipatif a) Mengemukakan pendapat belajar kelompok secara sopan dan baik. b) Menggunakan hak untuk memilih ketua kelas. 2) Tanggung Jawab a) Selalu siap melaksanakan apa yang telah ditetapkan bersama. b) Mendahulukan kepentingan bersama daripada kepentingan pribadi. c) Menghindari sikap masa bodoh atau cuek. d) Menghindari sikap ingkar janji.
27
e) Melakukan sesuatu tanpa paksaan dari orang lain. 3) Jujur a) Mengatakan apa yang sebenarnya. b) Memberikan pendapat sesuai dengan bisikan hati nurani. c) Memilih ketua kelas dan pengurus kelas sesuai dengan kemampuannya. d) Melaksanakan kegiatan yang telah ditetapkan bersama. 4) Adil a) Memberikan sesuatu barang kepada orang lain yang berhak memilikinya b) Mengambil barang orang dengan meminta ijin. c) Menghindari tindakan mencuri barang orang. 5) Menghargai pilihan orang lain a) Menaati peraturan-peraturan yang ada dalam sekolah. b) Senantiasa menjaga ketertiban di dalam kelas. c) Menegakkan peraturan kelas dan sekolah 6) Pengabdian a) Melaksanakan tugas dengan penuh tanggung jawab. b) Memberikan pelayanan yang terbaik kepada orang yang meminta bantuan kita. c) Rela dan ikhlas membantu orang yang membutuhkan pertolongan kita Untuk lebih jelasnya lihat diagram variabel berikut:
28
Bagan. 2 Hubungan Antara Variabel Bebas dan Variabel Terikat
Sikap Demokrasi Siswa Kelas VI Prestasi Belajar pada materi demokrasi Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan sebagai Variabel Bebas
SD Negeri Sawojajar 02 Kecamatan Wanasari Kabupaten Brebes Tahun Pelajaran 2010/2011 sebagai Variabel Terikat
C. Instrumen Penelitian 1. Kisi-kisi Kuesioner Seperti yang telah diuraikan di atas, kuesioner dalam penelitian ini digunakan untuk mengungkapkan data tentang sikap demokrasi peserta didik. Dalam penyusunan kuesioner, prosedur yang pertama dilakukan adalah penyusunan kisi-kisi kuesioner sebagai kerangka acuan dalam pembuatan butir-butir pertanyaan. Berikut kisi-kisi kuesionernya. Tabel. 2 Kisi-kisi Kuesioner Sikap Demokrasi Peserta didik* Indikator 1. Partisipatif a) Mengemukakan pendapat dalam belajar kelompok secara sopan dan baik. b) Menggunakan hak untuk memilih ketua kelas. 2. Tanggung jawab a) Selalu siap melaksanakan apa yang telah ditetapkan bersama. b) Mendahulukan kepentingan bersama daripada kepentingan pribadi. c) Menghindari sikap masa bodoh atau cuek. d) Menghindari sikap ingkar janji. e) Melakukan sesuatu tanpa paksaan dari orang lain. 3. Jujur a) Mengatakan apa yang sebenarnya. b) Memberikan pendapat sesuai dengan bisikan hati nurani. c) Memilih ketua kelas dan pengurus kelas sesuai dengan kemampuannya. d) Melaksanakan kegiatan yang telah ditetapkan bersama
No. Item
Jml item
1, 2
2
3, 4, 5, 6, 7
5
8, 9, 10, 11
4
29
4. Adil a) Memberikan sesuatu barang kepada orang lain yang berhak memilikinya b) Mengambil barang orang dengan meminta ijin. c) Menghindari tindakan mencuri barang orang 5. Menghargai Pilihan Orang Lain a) Menaati peraturan-peraturan yang ada dalam sekolah. b) Senantiasa menjaga ketertiban di dalam kelas. c) Menegakkan peraturan kelas dan sekolah 6. Pengabdian a) Melaksanakan tugas dengan penuh tanggung jawab. b) Memberikan pelayanan yang terbaik kepada orang yang meminta bantuan kita. c) Rela dan ikhlas membantu orang yang membutuhkan pertolongan kita Jumlah
12, 13, 14
3
15, 16, 17
3
18, 19, 20
3
20
*Disarikan dari Pendidikan Kewarganegaraan SD untuk Kelas VI Berdasarkan Standar isi 2006 Tim Bkg for Education.
2. Teknik Uji Validitas Kuesioner Menurut Suharsimi Arikunto (2002:144) validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau keshahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau shahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Uji validitas dilakukan pada peserta didik di luar sampel sebelum dilakukan kepada sampel penelitian. Untuk menentukan validitas item angket dalam penelitian ini menggunakan rumus korelasi product moment dengan angka kasar yaitu untuk menguji validitas nilai try out. Dalam menentukan validitasnya menggunakan rumus yang ditulis oleh Soebianto (2009a:33) sebagai berikut:
30
Keterangan :
Koefisien korelasi antara variabel x dan y Skor item Skor total item Jumlah peserta tes
Untuk menentukan suatu item dapat dikatakan valid atau tidak, harus dibandingkan dengan nilai
pada taraf signifikan 5%, di mana:
a. Dikatakan valid jika korelasi antara skor item dengan skor total atau besar dari
lebih
pada taraf signifikan 5%.
b. Dikatakan tidak valid jika korelasi antara skor item dengan skor total atau lebih kecil dari
pada taraf signifikan 5%.
Jika instrumen itu valid, maka dilihat kriteria penafsiran mengenai indeks korelasinya (r) sebagai berikut: Antara 0,91 – 1,00 : Sangat tinggi Antara 0,71 – 0,90 : Tinggi Antara 0,41 – 0,70 : Cukup tinggi Antara 0,21 – 0,40 : Rendah Antara 0,91 – 0,20 : Sangat rendah (tidak valid) 3. Teknik Uji Reliabilitas Kuesioner Reliabilitas adalah istilah yang dipakai untuk menunjukkan sejauh mana pengukuran relatif konsisten apabila pengukuran diulang dua kali atau lebih. Untuk
31
menguji reliabilitas ini dengan menggunakan teknik belah dua awal akhir dengan rumus Flanagan (2009b:44), sebagai berikut:
Ket:
Reliabilitas seluruh tes
= Varian belahan pertama (1) dalam hal ini varian skor item awal = Varian belahan pertama (2) dalam hal ini varian skor item akhir = Varian total yaitu varian skor total Untuk mengukur taraf reliabilitas instrumen pengukur itu maka harga dikonsultasikan dengan
pada taraf signifikan 5%, di mana:
a. Dikatakan reliabel jika
lebih besar dari
b. Dikatakan tidak reliabel jika
lebih kecil dari
pada taraf signifikan 5%. pada taraf signifikan 5%.
4. Kisi-kisi wawancara Instrumen penelitian ini, selain menggunakan kuesioner juga menggunakan wawancara untuk mendukung data-data kuesioner. Wawancara dilakukan pada saat membagikan kuesioner kepada peserta didik. Sedangkan kisi-kisi wawancara hanya menjelaskan pertanyaan-pertanyaan dan petunjuk pengisisan pada kuesioner. 5. Dokumentasi Instrumen penelitian ini juga menggunakan data doumentasi seperti foto, daftar hadir peserta didik, daftar jumlah peserta didik per kelas peserta didik, kurikulum sekolah serta dokumentasi tentang sejarah berdirinya Sekolah Dasar Negeri 02 Sawojajar Kecamatan Wanasari Kabupaten Brebes.
32
D. Metode Pengumpulan Data Penelitian Untuk memperoleh data yang benar diperlukan teknik pengumpulan data yang benar. Dalam penelitian ini digunakan tiga teknik utama pengumpulan data yaitu teknik kuesioner untuk sikap demokrasi peserta didik. Sebagai teknik pendukung dalam pengisian kuesioner digunakan teknik wawancara. Sedangkan teknik pengumpulan data lainnya yaitu dengan teknik dokumentasi. Berikut uraiannya: 1. Teknik Kuesioner Menurut Suharsimi Arikunto (2002:128) angket atau kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui. Beberapa alasan peneliti menggunakan teknik kuesioner untuk mengukur penalaran moral peserta didik, yaitu: a. Responden memiliki waktu untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan. b. Setiap responden menghadapi susunan dan cara pengisian yang sama atas pertanyaan yang diajukan. c. Responden mempunyai kebebasan memberikan jawaban. d. Dapat digunakan untuk mengumpulkan data atau keterangan diri banyak responden dan dalam waktu yang tepat. Kuesioner dalam penelitian ini digunakan sebagai teknik untuk mengumpulkan data penalaran moral peserta didik. Adapun pemberian skor terhadap jawaban responden adalah sebagai berikut.
33
a. Pertanyaan positif 1)
Sangat Setuju
: diberi skor 5
2)
Setuju
: diberi skor 4
3)
Ragu-ragu
: diberi skor 3
4)
Tidak setuju
: diberi skor 2
5)
Sangat tidak setuju
: diberi skor 1
b. Pertanyaan negatif 1) Sangat Setuju
: diberi skor 1
2) Setuju
: diberi skor 2
3) Ragu-ragu
: diberi skor 3
4) Tidak setuju
: diberi skor 4
5) Sangat tidak setuju
: diberi skor 5
Penggunaan kuesioner dalam penelitian ini dipadukan dengan teknik wawancara terutama untuk mempermudah pengisian kuesioner. 2. Teknik Wawancara Menurut Boediono dan Wayan Koster (2001:11) teknik wawancara adalah cara untuk mengumpulkan data dengan mengadakan tatap muka secara langsung antara orang yang bertugas mengumpulkan data dengan orang yang menjadi sumber data. Teknik wawancara dalam penelitian ini digunakan sebagai teknik pendukung dalam pengisian kuesioner mengenai sikap demokrasi peserta didik. 3. Teknik Dokumentasi Dalam pengumpulan data penelitian ini dimaksudkan sebagai cara mengumpulkan data dengan mempelajari dan mencatat bagian-bagian dianggap
34
penting dari berbagai risalah resmi yang terdapat baik di lokasi penelitian maupun di instansi lain yang ada hubungannya dengan lokasi penelitian. Studi dokumentasi ditujukan untuk memperoleh data langsung dari instansi/lembaga meliputi buku-buku, laporan kegiatannya di instansi/ lembaga yang relevan dengan fokus penelitian. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan studi dokumentasi untuk mengetahui data peserta didik dan profil sekolah.
E. Metode Analisis Data Penelitian Untuk menganalisa data yang terkumpul keseluruhan atau untuk mengetahui pengaruh dua variabel tersebut signifikan atau tidak maka menggunakan langkah terakhir adalah dengan menganalisis data keseluruhan. Teknik analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah statistika uji Chi-Kuadrat. Prosedur uji chikuadrat dipakai untuk menguji ada atau tidaknya pengaruh dari satu faktor terhadap faktor lainnya, atau dalam hal ini adalah menguji ada atau tidaknya pengaruh dari variabel satu terhadap variabel lainnya. Berikut langkah-langkahnya: 1.
Tentukan batas nilai antara rendah dan tinggi untuk perolehan hasil dari skor jawaban responden tentang sikap demokrasi peserta didik.
2.
Tentukan frekuensi harapan masing-masing sel dari tabel kontingensi antara sikap demokrasi peserta didik (variabel terikat) dengan nilai prestasi pada materi demokrasi (variabel bebas) dengan rumus: Frekuensi harapan =
35
3. Kemudian menguji apakah nilai prestasi pada materi demokrasi (variabel bebas) mempengaruhi sikap demokrasi peserta didik (variabel terikat) atau tidak dengan menggunakan statistik hitung chi-kuadrat, 4. Tentukan nilai kritis signifikansi
yaitu :
yang diperoleh dari tabel chi-kuadrat untuk taraf
(5%) dan derajat kebebasan
maka hipotesis dalam penelitian ini diterima.
Bila
>
36
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Penyajian Data 1. Profil SD Negeri Sawojajar 02 Kecamatan Wanasari Kabupaten Brebes Sekolah Dasar Negeri Sawojajar 02 terletak di dekat pesisir pantai tepatnya di Jalan Baruna No. 44 Rt. 02 Rw. 09 Kecamatan Wanasari, Kabupaten Tegal.
Sekolah Dasar dengan nomor statistik 101032915002 ini sudah berdiri sejak Tahun 1973 dan berstatus akreditasi B. SD Negeri Sawojajar 02 mempunyai ruang kelas 9, dengan rincian 6 kelas untuk peserta didik-peserta didik kelas 1 sampai kelas 6. Tiga ruang lainnya untuk tata usaha dan ruang guru serta kepala sekolah. Jumlah seluruh peserta didik di SD Negeri 02 Sawojajar ada 264 dengan rincian, laki-laki berjumlah 136 peserta didik dan perempuan berjumlah 128 peserta didik. Rincian jumlah kelas di SD Negeri Sawojajar 02 adalah kelas I berjumlah 43 peserta didik, kelas II berjumlah 51 peserta didik, kelas III berjumlah 45 peserta didik, kelas IV berjumlah 46 peserta didik, kelas V berjumlah 37 peserta didik dan kelas VI berjumlah 42 peserta didik. 2. Tabulasi Data Populasi Penelitian Pada bab III telah dikemukakan bahwa yang menjadi populasi penelitian ini adalah peserta didik Kelas VI SD Negeri Sawojajar 02 Kecamatan Wanasari Kabupaten Brebes Tahun Pelajaran 2010/2011 sejumlah 42 peserta didik. Berikut daftar nama peserta didik tersebut.
37
Tabel 3.Daftar Nama Peserta didik Kelas VI SD Negeri Sawojajar 02 Kecamatan Wanasari Kabupaten Brebes Tahun Pelajaran 2010/2011 No
Nama
Jenis Kelamin
Pekerjaan Orang Tua
1
Imam Baehaqi
Laki-laki
Petani
2
Akhmad baehaqi
Laki-laki
Nelayan
3
Aen Oktaviani
Perempuan
Buruh
4
Irmawati
Perempuan
Nelayan
5
Karmilah
Perempuan
Nelayan
6
Nurkholis
Laki-laki
Petani
7
Akhmad Fauzi
Laki-laki
Nelayan
8
Aris Saefulloh
Laki-laki
Petani
9
Ayu Herawati
Perempuan
Pedagang
10
Sunanto
Laki-laki
Nelayan
11
Ayu Safitri
Perempuan
Petani
12
Agus Nugroho
Laki-laki
Buruh
13
Aji Atmala
Laki-laki
Buruh
14
Haekal Ariwidya
Laki-laki
Wiraswasta
15
Hari Gustian
Laki-laki
Buruh
16
Idah Laelawati
Perempuan
Buruh
17
Jaza Farizal
Laki-laki
Buruh
18
Jefri Wawan S
Laki-laki
Petani
19
Kuswanto
Laki-laki
Buruh
20
Khusnul Khotimah
Perempuan
Pedagang
38
21
Kardikun
Laki-laki
Petani
22
Koko Ugianto
Laki-laki
Buruh
23
Mulningsih
Perempuan
Buruh
24
Meli Kurniawati
Perempuan
Pedagang
25
Marlina
Perempuan
Buruh
26
Nurhidayah
Perempuan
Almarhum
27
Nurdiana
Perempuan
Nelayan
28
Ni’maturrahmah
Perempuan
Nelayan
29
Nur Azizah
Perempuan
Buruh Bangunan
30
Rofiana Dewi
Perempuan
Buruh
31
Retno Alfiah
Perempuan
Nelayan
32
Panggi Pangestu
Laki-laki
Wiraswasta
33
Pijeh Priyanto
Laki-laki
Nelayan
34
Sriyani
Perempuan
Buruh
35
Susilawati
Perempuan
Nelayan
36
Slamet Efendi
Laki-laki
Buruh
37
Sakhuri
Laki-laki
Pedagang
38
Totani Akbar
Laki-laki
Buruh
39
Tuti Yuliani
Perempuan
Buruh
40
Triyanah
Perempuan
Buruh
41
Desi Alfiatun
Perempuan
Pedagang
42
Hendrik Yuniko
Laki-laki
Nelayan
39
Berdasarkan data yang ada di tabel 2 maka dapat diketahui bahwa peserta didik Kelas VI SD Negeri Sawojajar 02 Kecamatan Wanasari Kabupaten Brebes Tahun Pelajaran 2010/2011 berdasarkan jenis kelamin terdiri dari 52 % laki-laki dan 48 % perempuan. Untuk lebih jelasnya lihat tabel dan grafik Komposisi berikut Berdasarkan Jenis Kelamin. Tabel 4. Tabel Jumlah Peserta didik Kelas VI SD Negeri Sawojajar 02 Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin
Jumlah Peserta didik
Laki-laki
20
Perempuan
22
Jumlah
42
Dilihat dari pekerjaan orang tua peserta didik SD Negeri Sawojajar 02 lebih banyak bekerja sebagai buruh, yaitu 40%. Dimaksud buruh di sini adalah mereka yang bekerja kepada orang lain atau majikan, entah sebagai buruh tani atau buruh
40
serabutan yang tak tentu hasilnya. Sedangkan 60% lainnya adalah nelayan, petani, pedagang dan wiraswasta. Untuk lebih jelasnya lihat grafik berikut ini:
B. Pengujian Persyaratan Analisis Data 1. Tabulasi Hasil Ujicoba Kuesioner Penelitian Berdasarkan kisi-kisi kuesioner yang telah disajikan pada Bab III penelitian ini, kemudian peneliti menyusun kuesioner. Kuesioner yang telah disusun terdiri dari beberapa pertanyaan untuk mengetahui sikap demokrasi, dengan indikator partisipatif sebanyak 2 pertanyaan,
rasa tanggung jawab sebanyak 5 pertanyaan, kejujuran
sebanyak 4 pertanyaan, keadilan sebanyak 3 pertanyaan, menghargai pilihan orang lain sebanyak 3 pertanyaan dan pengabdian sebanyak 3 pertanyaan. Kemudian setelah kuesioner disusun, maka untuk mengetahui validitas dan reabilitas kuesioner, kuesioner tersebut diujicobakan terhadap sejumlah peserta didik
41
di luar subyek penelitian yang memiliki karakteristik serupa dengan subyek penelitian. Pelaksanaan ujicoba kuesioner dilakukan pada tanggal 15 November 2010 terhadap peserta didik Kelas VI SD Negeri Sawojajar 03 Kecamatan Wanasari Kabupaten Brebes Tahun Pelajaran 2010/2011 sejumlah 21 peserta didik. Tabel 5. Daftar Nama Peserta didik Kelas VI SD Negeri Sawojajar 03 Kecamatan Wanasari Kabupaten Brebes Tahun Pelajaran 2010/2011 No
Nama Peserta didik
Jenis Kelamin
1
Sri Anah
Perempuan
2
Sahla Maulidiyah
Perempuan
3
Kharsimatul Janah
Perempuan
4
Surini
Perempuan
5
Ahmad Tanzilal
Laki-laki
6
Amirudin
Laki-laki
7
Darini
Perempuan
8
Eli Marlinah
Perempuan
9
Endang Yuni Sapitri
Perempuan
10
Ferdiansyah Taufan Haqiqi
11
Ifana Safitri
Perempuan
12
Iis Komalasari
Perempuan
13
Ikbal Rizki
Laki-laki
14
Irza Alhauni
Laki-laki
Laki-laki
42
15
Rakhmatun Nisa
Perempuan
16
Rendi Romadlon
Laki-laki
17
Siti Maesaroh
Perempuan
18
Siti Tarifah
Perempuan
19
Tomy Indrawan
Laki-laki
20
Yusuf Apriyanto
Laki-laki
21
Wiwin Fauziyah
Perempuan
Sumber : Dokumentasi SD Negeri Sawojajar 03 Kecamatan Wanasari Kabupaten Brebes Tahun Pelajaran 2010/2011
Adapun mengenai hasil jawaban kuesioner peserta ujicoba dapat dilihat pada lampiran penelitian ini. Sedangkan mengenai hasil peerhitungan validitas dan reabilitas peneliti akan menguraikannya sebagai berikut : a. Hasil Uji Validitas Kuesioner Pada Bab III telah dinyatakan bahwa uji validitas dilakukan berkenaan dengan ketepatan kuesioner terhadap konsep yang diukur sehingga mampu mengukur apa yang akan diukur. Untuk mengujinya dengan mencari harga korelasi antara bagianbagian dari kuesioner secara keseluruhan dengan cara mengkorelasikan setiap butir kuesioner dengan skor total yang merupakan jumlah tiap skor butir. Untuk menghitung validitas digunakan rumus korelasi product moment dengan angka kasar sebagai berikut:
43
Dimana :
Koefisien korelasi antara variabel x dan y Skor item Skor total item Jumlah peserta tes
. Berikut tabel hasil perhitungan validitas dengan rumus korelasi product moment dan telah dikonsultasikan dengan
product moment pada taraf
signifikansi 5 % dan N = 21. Tabel 6. Hasil Perhitungan Validitas Peserta didik Kelas VI SD Negeri Sawojajar 03 Kec. Wanasari Kab. Brebes Tahun Pelajaran 2010/2011 No. Soal
TS 5%
Keterangan
1
0.651
0.05
0.444
Valid
2
0.750
0.05
0.444
Valid
3
0.583
0.05
0.444
Valid
4
0.682
0.05
0.444
Valid
5
0.853
0.05
0.444
Valid
6
0.512
0.05
0.444
Valid
7
0.538
0.05
0.444
Valid
8
0.750
0.05
0.444
Valid
9
0.833
0.05
0.444
Valid
10
0.626
0.05
0.444
Valid
11
0.714
0.05
0.444
Valid
12
0.817
0.05
0.444
Valid
13
0.833
0.05
0.444
Valid
14
0.833
0.05
0.444
Valid
15
0.743
0.05
0.444
Valid
16
0.750
0.05
0.444
Valid
17
0.750
0.05
0.444
Valid
18
0.750
0.05
0.444
Valid
44
19
0.750
0.05
0.444
Valid
20
0.750
0.05
0.444
valid
Dari tabel 4 menunjukkan jika seluruh item pertanyaan pada kuesioner sikap demokrasi yang akan digunakan dalam penelitian ini telah dinyatakan valid karena masing-masing butir pertanyaan memiliki nilai signifikansi untuk 5% yaitu lebih besar dari
atau 0.444. Dengan demikian maka item kuesioner tersebut
layak digunakan dalam penelitian. b. Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner Uji reabilitas dilakukan untuk mendapatkan tingkat ketepatan alat (keajegan) pengumpul data atau instrument yang digunakan. Untuk menentukan reabilitas atau keandalan instrument dalam penelitian ini digunakan rumus Flanagan. Dari perhitungan rumus Flanagan diperoleh tingkat reliabilitas kuesioner sebesar 0.9183 dengan nilai signifikansi lebih kecil dari probabilitas 0,05 yang dapat diketahui
dari
nilai
lebih
besar
dari
= 0,444. dengan demikian maka item kuesioner tersebut layak digunakan dalam penelitian. 2. Tabulasi Data Prestasi Belajar Materi Demokrasi pada Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Seperti diketahui pada bab sebelumnya, bahwa dalam penelitian ini evaluasi yang digunakan adalah bentuk evaluasi formatif untuk satu pokok bahasan pembelajaran demokrasi pada mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan semester
45
dua. Evaluasi formatif ini dilakukan sebanyak dua kali dengan soal yang sama. Tujuan dilakukan evaluasi formatif yang pertama adalah untuk uji coba. Selanjutnya hasil nilai evaluasi formatif yang kedua barulah digunakan untuk penelitian. Berikut tabulasi nilai prestasi belajar peserta didik kelas VI SD Negeri Sawojajar 02 pada materi Demokrasi mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Tabel 7. Nilai Prestasi Demokrasi Peserta didik Kelas VI SD Negeri Sawojajar 02 Kec. Wanasari Kab. Brebes Tahun Pelajaran 2010/2011 No
Nama
Nilai
1
Imam Baehaqi
55
2
Akhmad baehaqi
77
3
Aen Oktaviani
69
4
Irmawati
80
5
Karmilah
78
6
Nurkholis
77
7
Akhmad Fauzi
85
8
Aris Saefulloh
88
9
Ayu Herawati
88
10
Sunanto
73
11
Ayu Safitri
73
12
Agus Nugroho
68
13
Aji Atmala
52
14
Haekal Ariwidya
80
15
Hari Gustian
75
16
Idah Laelawati
75
17
Jaza Farizal
69
18
Jefri Wawan S
69
19
Kuswanto
69
20
Khusnul Khotimah
81
46
21
Kardikun
56
22
Koko Ugianto
81
23
Mulningsih
81
24
Meli Kurniawati
82
25
Marlina
71
26
Nurhidayah
67
27
Nurdiana
71
28
Ni’maturrahmah
83
29
Nur Azizah
68
30
Rofiana Dewi
83
31
Retno Alfiah
87
32
Panggi Pangestu
84
33
Pijeh Priyanto
72
34
Sriyani
69
35
Susilawati
71
36
Slamet Efendi
90
37
Sakhuri
73
38
Totani Akbar
65
39
Tuti Yuliani
59
40
Triyanah
60
41
Desi Alfiatun
56
42
Hendrik Yuniko
58
Berdasarkan nilai tersebut kemudian peneliti akan menentukan kategori rendah, sedang dan tinggi. Sebelum penentukan kategori tersebut, maka terlebih dahulu mencari interval kelasnya. Rumus mencari interval kelas adalah :
,
= 12.67 dibulatkan menjadi 13
Selanjutnya penentuan jumlah kelasnya sebagai berikut:
47
Jumlah nilai antara 90-77 termasuk kategori tinggi. Jumlah nilai antara 77-64 termasuk kategori sedang. Jumlah nilai antara 64-51 termasuk kategori rendah. Agar lebih jelasnya lihat tabel berikut : Tabel 8. Nilai Prestasi Demokrasi Peserta didik Kelas VI SD Negeri Sawojajar 02 Kec. Wanasari Kab. Brebes Tahun Pelajaran 2010/2011 berdasarkan kategori tinggi, sedang dan rendah Nilai Prestasi Frekuensi Persentase Kategori 90-77
17
40.48%
Tinggi
77-64
18
42.86%
Sedang
64-51
7
16.67%
Rendah
Jumlah
42
100%
Berdasarkan tabel di atas maka dapat diambil kesimpulan jika hasil nilai prestasi demokrasi Peserta didik Kelas VI SD Negeri Sawojajar 02 Kecamatan Wanasari Kabupaten Brebes Tahun Pelajaran 2010/2011 masuk dalam kategori sedang yaitu sebesar 42.86 %. 3. Tabulasi Data Skor Kuesioner Sikap Demokrasi Peserta didik Kelas VI SD Negeri Sawojajar 02 Kecamatan Wanasari Kabupaten Brebes Tahun Pelajaran 2010/2011. Sedangkan skor yang didapat dari kuesioner tentang sikap demokrasi setelah dibagikan kepada peserta didik diperoleh data sebagai berikut:
48
Tabel 9. Skor Kuesioner Sikap Demokrasi Peserta didik Kelas VI SD Negeri Sawojajar 02 Kec. Wanasari Kab. Brebes Tahun Pelajaran 2010/2011 No
Nama
Skor Kuesioner
1
Imam Baehaqi
68
2
Akhmad baehaqi
83
3
Aen Oktaviani
71
4
Irmawati
90
5
Karmilah
91
6
Nurkholis
89
7
Akhmad Fauzi
90
8
Aris Saefulloh
90
9
Ayu Herawati
93
10
Sunanto
88
11
Ayu Safitri
84
12
Agus Nugroho
80
13
Aji Atmala
71
14
Haekal Ariwidya
93
15
Hari Gustian
77
16
Idah Laelawati
76
17
Jaza Farizal
80
18
Jefri Wawan S
80
19
Kuswanto
80
20
Khusnul Khotimah
90
21
Kardikun
78
22
Koko Ugianto
91
23
Mulningsih
94
24
Meli Kurniawati
90
25
Marlina
91
26
Nurhidayah
87
27
Nurdiana
84
49
28
Ni’maturrahmah
88
29
Nur Azizah
82
30
Rofiana Dewi
86
31
Retno Alfiah
93
32
Panggi Pangestu
90
33
Pijeh Priyanto
80
34
Sriyani
80
35
Susilawati
80
36
Slamet Efendi
95
37
Sakhuri
74
38
Totani Akbar
91
39
Tuti Yuliani
69
40
Triyanah
70
41
Desi Alfiatun
65
42
Hendrik Yuniko
68
Berdasarkan skor kuesioner sikap demokrasi pada peserta didik tersebut, kemudian peneliti menentukan kategori rendah dan tinggi. Seperti yang telah dilakukan pada pengkategorian nilai prestasi demokrasi, maka sebelum menentukan kategori rendah dan tinggi pada skor kuesioner sikap demokrasi terlebih dulu mencari interval kelasnya. Rumus mencari interval kelas adalah:
,
= 10
Selanjutnya penentuan jumlah kelasnya sebagai berikut: Jumlah skor antara 95-85 termasuk kategori tinggi. Jumlah skor antara 85-75 termasuk kategori sedang. Jumlah skor antara 75-65 termasuk kategori rendah. Agar lebih jelasnya lihat tabel berikut :
50
Tabel 10. Skor Kuesioner Sikap Demokrasi Peserta didik Kelas VI SD Negeri Sawojajar 02 Kec. Wanasari Kab. Brebes Tahun Pelajaran 2010/2011 berdasarkan kategori tinggi, sedang dan rendah Skor Sikap Frekuensi Persentase Kategori 95-85
20
47.62%
Tinggi
85-75
14
33.33%
Sedang
75-65
8
19.05%
Rendah
Jumlah
42
100%
Berdasarkan tabel di atas maka dapat diambil kesimpulan jika hasil skor kuesioner sikap demokrasi Peserta didik Kelas VI SD Negeri Sawojajar 02 Kecamatan Wanasari Kabupaten Brebes Tahun Pelajaran 2010/2011 masuk dalam kategori tinggi yaitu sebesar 47.62%. Sikap demokrasi peserta didik Kelas VI SD Negeri Sawojajar 02 menunjukkan sikap yang positif. Hal tersebut terbukti dari 20 pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner sikap demokrasi, para peserta didik kebanyakan menjawab setuju, yaitu 57.74% dan sangat setuju 30.60%. Sedangkan yang menjawab ragu-ragu ada 5.48%, tidak setuju ada 6.19% dan tidak ada yang menjawab sangat tidak setuju. Kuesioner sikap demokrasi berindikator tentang partisipatif, tanggung jawab, jujur, adil, menghargai pilihan orang lain dan pengabdian. Berikut penjelasan terperinci jawaban kuesioner sikap demokrasi pada peserta didik Kelas VI SD Negeri Sawojajar 02. (Lihat pula kuesioner sikap demokrasi pada lampiran penelitian ini).
51
a. Partisipatif Dari dua pertanyaan tentang partisipatif, para peserta didik kebanyakan menjawab setuju. Pertanyaan-pertanyaan tersebut tentang bagaimana mengemukakan pendapat dalam belajar kelompok secara sopan dan baik serta bagaimana menggunakan hak untuk memilih ketua kelas. Berikut grafik yang menjelaskan hal tersebut:
b. Tanggung Jawab Pertanyaan tentang tanggung jawab, peserta didik lebih banyak menjawab setuju. Pertanyaan-pertanyaan tersebut tentang selalu siap melaksanakan apa yang telah ditetapkan bersama, mendahulukan kepentingan bersama daripada kepentingan pribadi, menghindari sikap masa bodoh atau cuek, menghindari sikap ingkar janji dan melakukan sesuatu tanpa paksaan dari orang lain. Berikut grafik tersebut:
52
c. Jujur Indikator tentang kejujuran peserta didik SDN Sawojajar 02, menunjukkan sikap yang positif seperti pada pertanyaan-pertanyaan sebelumnya. Mereka lebih banyak menjawab setuju pada pertanyaan tentang mengatakan apa yang sebenarnya, memberikan pendapat sesuai dengan bisikan hati nurani, memilih ketua kelas dan pengurus kelas sesuai dengan kemampuannya dan melaksanakan kegiatan yang telah ditetapkan bersama. Berikut grafiknya:
53
d. Adil Indikator tentang rasa keadilan peserta didik SD Negeri Sawojajar 02 menunjukkan sikap yang positif. Dari tiga pertanyaan, mereka lebih banyak menjawab setuju. Pertanyaan tentang rasa keadilan, diantaranya memberikan sesuatu barang kepada orang lain yang berhak memilikinya, mengambil barang orang dengan meminta ijin, menghindari tindakan mencuri barang orang. Berikut grafiknya:
e. Menghargai Pilihan Orang Lain Indikator tentang menghargai pilihan orang lain pada peserta didik SD Negeri Sawojajar 02 menunjukkan sikap yang positif. Dari tiga pertanyaan, mereka lebih banyak menjawab setuju. Pertanyaan tentang menghargai pilihan orang lain, diantaranya menaati peraturan-peraturan yang ada dalam sekolah, senantiasa menjaga ketertiban di dalam kelas, menegakkan peraturan kelas dan sekolah. Berikut grafiknya:
54
f. Pengabdian Indikator tentang rasa pengabdian peserta didik SD Negeri Sawojajar 02 menunjukkan sikap yang positif. Dari tiga pertanyaan, mereka lebih banyak menjawab setuju. Pertanyaan tentang rasa pengabdian, diantaranya melaksanakan tugas dengan penuh tanggung jawab, memberikan pelayanan yang terbaik kepada orang yang meminta bantuan kita dan rela dan ikhlas membantu orang yang membutuhkan pertolongan kita. Berikut grafiknya:
55
C. Analisis Data Seperti yang telah dipaparkan di bab III, untuk menganalisa data yang terkumpul keseluruhan atau untuk mengetahui hubungan dua variabel tersebut signifikan atau tidak, maka menggunakan teknik analisis. Teknis analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah statistika uji Chi-Kuadrat. Prosedur uji chi-kuadrat dipakai untuk menguji ada atau tidaknya hubungan dari variabel satu terhadap variabel lainnya, dalam penelitian ini variabel tingkat nilai prestasi demokrasi terhadap variabel sikap demokrasi peserta didik. Berikut langkahlangkah prosedur uji chi-kuadrat: Langkah pertama, menentukan batas nilai antara rendah dan tinggi untuk perolehan hasil dari skor kuesioner sikap demokrasi peserta didik. Perolehan skor tersebut seperti pada halaman sebelumnya sebagai berikut:
56
Tabel 11. Skor Kuesioner Sikap Demokrasi Peserta didik Kelas VI SD Negeri Sawojajar 02 Kec. Wanasari Kab. Brebes Tahun Pelajaran 2010/2011 Berdasarkan Rendah dan Tinggi Skor Sikap Demokrasi
Frekuensi
95
1
94
1
93
3
91
4
90
6
89
1
88
2
87
1
86
1
84
2
83
1
82
1
80
7
78
1
77
1
76
1
74
1
71
2
70
1
69
1
68
2
65
1
Total
42
Kategori
Persentasi
Tinggi
73.81%
Rendah
26.19%
100%
Kemudian menentukan batas nilai antara rendah dan tinggi untuk perolehan Prestasi Belajar Materi Demokrasi kelas VI SD Negeri Sawojajar 02. sebagai berikut:
57
Tabel 12. Prestasi Belajar Materi Demokrasi Kelas VI SD Negeri Sawojajar 02 Kec. Wanasari Kab. Brebes Tahun Pelajaran 2010/2011 Berdasarkan Rendah dan Tinggi Nilai Prestasi Demokrasi
Frekuensi
90
1
88
2
87
1
85
1
84
1
83
2
82
1
81
3
80
2
78
1
77
2
75
2
73
3
72
1
71
3
69
5
68
2
67
1
65
1
60
1
59
1
58
1
56
2
55
1
52
1
Total
42
Kategori
Persentasi
Tinggi
73.81%
Rendah
26.19%
100%
58
Kemudian selanjutnya adalah dibuat tabel skor kuesioner Sikap Demokrasi Peserta didik berdasarkan Prestasi Belajar Materi Demokrasi yang telah dikategorikan rendah dan tinggi (lihat tabel tabel skor kuesioner Sikap Demokrasi Peserta didik berdasarkan Prestasi Belajar Materi Demokrasi yang telah dikategorikan rendah dan tinggi yang ada pada lampiran penelitian ini) Dari tabel tersebut didapat tabel kontingensi 2x2 untuk variabel Prestasi Belajar Materi Demokrasi dan variabel Sikap Demokrasi Peserta didik. Tabel kontingensi 2x2 dimana tabel terdiri dari 2 baris dan 2 kolom. Tabel kontingensi 2x2 juga terdiri dari 4 sel yang diperoleh dari perkalian 2 dan 2. Berikut tabel kontingensi 2x4 tersebut : Tabel 13. Kontingensi 2x2 untuk Variabel Prestasi Belajar Materi Demokrasi dan Variabel Sikap Demokrasi Peserta didik Kelas VI SD Negeri Sawojajar 02 Kec. Wanasari Kab. Brebes Tahun Pelajaran 2010/2011 Skor Sikap Demokrasi
Prestasi Belajar Materi Demokrasi Rendah
Tinggi
Rendah Total Kolom
Tinggi
Sel 1
Total Baris
Sel 2 8
Sel 3
23 Sel 4
8 16
3 26
31
11 42
Kemudian langkah kedua, menentukan frekuensi harapan masing-masing sel dari tabel kontingensi antara Skor Sikap Demokrasi Peserta didik (variabel terikat) dengan Prestasi Belajar Materi Demokrasi (varaibel bebas) dengan rumus:
59
Dengan memakai rumus frekuensi harapan maka diperoleh frekuensi harapan untuk masing-masing sel dalam tabel 12 adalah (total observasi n = 42) : 1) Sel 1: Frekuensi Harapan =
= 11,81
2) Sel 2: Frekuensi Harapan =
= 19,19
3) Sel 3: Frekuensi Harapan =
= 4,19
4) Sel 4: Frekuensi Harapan =
= 6,81
Dengan demikian, frekuensi yang diobservasi dan frekuensi harapan masingmasing sel dalam tabel 12 secara lengkap tercantum dalam tabel 13: Tabel 14. Kontingensi 2x2 untuk Variabel Prestasi Belajar Materi Demokrasi dan Variabel Sikap Demokrasi Peserta didik Kelas VI SD Negeri Sawojajar 02 Kec. Wanasari Kab. Brebes Tahun Pelajaran 2010/2011 Setelah dihitung Frekuensi Harapan Skor Sikap Demokrasi Prestasi Belajar Materi Demokrasi
Tinggi
Rendah
Rendah
Tinggi
Sel 1(11,81)
Sel 2(19,19) 8
Sel 3(4,19)
Total Kolom
Total Baris
23 Sel 4(6,81)
8 16
3 26
31
11 42
Catatan : bilangan dalam kurung adalah grekuensi harapan.
Langkah ketiganya adalah menguji hipotesis bahwa variabel prestasi belajar pada materi demokrasi peserta didik dan variabel sikap demokrasi Peserta didik saling bebas dengan cara sebagai berikut :
60
1. Hipotesis Hipotesis nol : dua variable saling bebas, Nilai Prestasi Demokrasi Peserta didik saling bebas dengan variabel Sikap Demokrasi Peserta didik. 2. Taraf
signifikansi
A
=
5
%
dan
derajat
kebebasan
, maka diperoleh nilai kritis. 3. Statistik uji chi-kuadrat hitung
4. Karena nilai ditolak pada taraf signifikansi
adalah sebagai berikut:
(
) maka dapat disimpulkan
Artinya, antara variabel prestasi belajar
materi demokrasi dan variabel Sikap Demokrasi Peserta didik tidak saling bebas. Dengan kata lain ada hubungan yang signifikan antara variabel Prestasi Belajar Demokrasi Peserta didik dan variabel Sikap Demokrasi Peserta didik. D. Pembahasan Hasil Hakikat belajar pendidikan kewarganegaraan pada pembelajaran demokrasi adalah suatu proses penambahan dan pengubahan pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku, termasuk ketrampilan, kecakapan dan kemampuan, daya kreasi dan daya penerimaan dan lain-lain aspek yang ada pada individu agar sesuai dengan nilai
61
luhur dan moral yang berakar pada budaya bangsa Indonesia. Dengan demikian, diharapkan dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku dan sikap demokrasi dalam kehidupan sehari-hari peserta didik, baik individu maupun sebagai anggota masyarakat, warga negara dan makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Hal tersebut di atas secara empiris dibuktikan melalui statistik uji chi-kuadrat dimana diperoleh kesimpulan bahwa ada hubungan yang signifikan antara prestasi belajar materi demokrasi dengan sikap demokrasi peserta didik kelas VI SD Negeri Sawojajar 02 Kecamatan Wanasari Kabupaten Brebes Tahun Pelajaran 2010/2011 yaitu sebesar 7.58 (nilai
).
Untuk pengujian hipotesis maka nilai
tersebut dikonsultasikan pada tabel
nilai kritis distribusi chi-kuadrat. Pada tabel nilai kritis distribusi chi-kuadrat. dengan nilai kritis = 1 dan taraf signifikansi hasil nilai
>
didapat
. Maka didapat
.
Berdasarkan hasil tersebut maka dapat disimpulkan jika hipotesis dalam penelitian ini dapat diterima. Berarti ada hubungan yang signifikan antara prestasi belajar materi demokrasi dengan sikap demokrasi peserta didik kelas VI SD Negeri Sawojajar 02 Kecamatan Wanasari Kabupaten Brebes Tahun Pelajaran 2010/2011. Sedangkan hipotesis yang menyatakan tidak ada hubungan yang signifikan antara prestasi belajar materi demokrasi dengan sikap demokrasi peserta didik kelas VI SD Negeri Sawojajar 02 Kecamatan Wanasari Kabupaten Brebes Tahun Pelajaran 2010/2011 ditolak.
62
BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Mengacu pada hasil penelitian, maka peneliti dapat menyimpulkan beberapa aspek pokok pencapaian tujuan penelitian, yang antara lain : 1. Penelitian ini adalah menguji hipotesis yang menyatakan ada hubungan yang signifikan antara nilai prestasi demokrasi dengan sikap demokrasi peserta didik kelas VI SD Negeri Sawojajar 02 Kecamatan Wanasari Kabupaten Brebes Tahun Pelajaran 2010/2011. 2. Subyek penelitian ini adalah peserta didik peserta didik kelas VI SD Negeri Sawojajar 02 Kecamatan Wanasari Kabupaten Brebes Tahun Pelajaran 2010/2011 dengan jumlah 42. Teknik pengumpulan datanya dengan menggunakan teknik kuesioner yang disebarkan pada sampel/responden. 3. Hasil nilai prestasi belajar demokrasi peserta didik kelas VI SD Negeri Sawojajar 02 Kecamatan Wanasari Kabupaten Brebes Tahun Pelajaran 2010/2011 masuk dalam kategori sedang yaitu sebesar 42.86 % atau nilai prestasinya antara 77-64. Sedangkan yang lainnya masuk kategori tinggi, yaitu sebesar 40.48% (nilai prestasinya antara 90-77) dan masuk kategori rendah 16.67% (nilai prestasinya antara
64-51). 4. Hasil skor kuesioner sikap demokrasi Peserta didik Kelas VI SD Negeri Sawojajar 03 Kecamatan Wanasari Kabupaten Brebes Tahun Pelajaran 2010/2011 masuk
63
dalam kategori tinggi yaitu sebesar 47.62%. Skor 85-75 termasuk kategori sedang atau 33.33% dan skor 75-65 termasuk kategori rendah atau 19.05% 5. Sikap demokrasi peserta didik Kelas VI SD Negeri Sawojajar 02 menunjukkan sikap yang positif. Hal tersebut terbukti dari 20 pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner sikap demokrasi, para peserta didik kebanyakan menjawab setuju, yaitu 57.74% dan sangat setuju 30.60%. Sedangkan yang menjawab ragu-ragu ada 5.48%, tidak setuju ada 6.19% dan tidak ada yang menjawab sangat tidak setuju. 6. Dari pengujian hipotesis dengan menggunakan statistic uji chi-kuadrat maka didapat
. Selanjutnya nilai tersebut dikonsultasikan pada tabel nilai
kritis distribusi chi-kuadrat. dengan nilai kritis = 1 dan taraf signifikansi didapat
Maka didapat kesimpulan
7. Kesimpulan
.
, mengandung arti bahwa hipotesis dalam
penelitian ini dapat diterima atau dengan kata lain, ada hubungan yang signifikan antara nilai prestasi demokrasi dengan sikap demokrasi peserta didik kelas VI SD Negeri Sawojajar 02 Kecamatan Wanasari Kabupaten Brebes Tahun Pelajaran 2010/2011. Sedangkan hipotesis yang menyatakan tidak ada hubungan yang signifikan antara nilai prestasi demokrasi dengan sikap demokrasi peserta didik kelas VI SD Negeri Sawojajar 02 Kecamatan Wanasari Kabupaten Brebes Tahun Pelajaran 2010/2011ditolak.
64
B. Saran-saran Melalui media ini, peneliti menyampaikan beberapa saran yang diharapjan dapat bermanfaat, yaitu : 1. Bagi Peserta didik Peserta didik hendaknya semakin meningkatkan rasa kesadaran untuk bersikap demokrasi dan sopan santun baik di lingkungan sekolah maupun rumah. Dengan sikap demokrasi akan menjadikan warganegara Indonesia yang cerdas dan baik, berakhlak baik serta berbudi luhur. 2. Bagi Guru Guru hendaknya lebih sering memberikan motivasi untuk selalu berbuat baik dan bertanggung jawab serta lebih sering memberikan pengalaman yang berhubungan dengan sikap demokrasi. Melalui pembahasan demokrasi, peserta didik dapat memecahkan berbagai persoalan hidup sehingga mampu mengambil keputusan yang sesuai dengan hati nurani. Selain itu, peserta didik mampu mengembangkan potensi positif yang ada pada diri peserta didik dengan penuh kesadaran tanpa ada unsur keterpaksaan. 3. Bagi Institusi Sekolah Untuk meningkatkan sikap demokrasi, institusi sekolah hendaknya memfasilitasi segala aktivitas yang berhubungan dengan demokrasi dan bimbingan moral peserta didik.
65
Daftar Kepustakaan Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta: Rineka Cipta. Boediono, Koster, Wayan. 2001. Teori dan Aplikasi Statistika dan Probalitas. Bandung: Remaja Rosdakarya. Elvani, Malkian. 2007. Demokrasi. Online, tersedia: http://elvaniyanel.wetpaint.com Dinas Pendidikan dan Kebudayaan. 1999. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai pustaka. , 2004. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Jakarta: Balai Pustaka. Jihad, Asep. 2008. Pengembangan Kurikulum Matematika (Tinjauan Teoritis dan Historis). Yogyakarta: Multi Pressindo. Nasir, Moh. 2003. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia. Robbins, Stephen P. 2001. Perilaku Organisasi. Jilid 1. Jakarta: PT. Prenhallindo. Sanusi, Ahmad. 2007. Pengertian http://teknocrat.ac.id.
Budaya
Demokrasi.
Online,
tersedia:
Slameto, 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT. Rineka Cipta Sukmadinata, Nana Syaodih. 2007. Bimbingan dan Konseling. Bandung: Maestro. Soebianto. 2009. Tehnik Evaluasi Hasil Belajar. Universitas Pancasakti Tegal Poerwodarminto. WJS. 2004. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Depdikbud. Surakhmad, Winarno.1998. Pengantar Penelitian Ilmiah: Dasar, Metode dan Teknik. Bandung: Tarsito. Tim, MKDK IKIP Semarang, Erlangga.
1996, Belajar dan Pembelajaran. Semarang:
Tim Bkg for Education. 2006. Pendidikan Kewarganegaraan SD untuk Kelas 6 Berdasrkan Standar Isi 2006. Jakarta: Erlangga
66
Winatraputra, Udin. S. 2007. Materi dan Pembelajaran Pkn SD. Jakarta: Universitas Terbuka. Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Semarang: Aneka Ilmu.
67
KUESIONER PENELITIAN PENELITIAN Judul Penelitian : Pengaruh Prestasi Belajar Demokrasi pada Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Terhadap Sikap Demokrasi Peserta didik Kelas VI SD Negeri Sawojajar 02 Kecamatan Wanasari Kabupaten Brebes Tahun Pelajaran 2010/2011. Identitas Responden Nama
:....................................................................................
Jenis Kelamin
:....................................................................................
Kelas
:VI SD Negeri Sawojajar 02 Kecamatan Wanasari Kabupaten Brebes.
A. Petunjuk Pengisian : 1. Isilah terlebih dahulu identitas kamu dengan lengkap. 2. Bacalah setiap pertanyaan di bawah ini dengan seksama, kemudian jawablah pertanyaan tersebut dengan cara memilih salah satu jawaban yang tersedia. 3. Berikan tanda silang (x) pada salah satu huruf yang telah tersedia a, b atau c yang kamu pilih dan sesuai dengan keadaanmu. 4. Jawaban yang kamu pilih tidak ada yang dinyatakan salah dan tidak mempengaruhi nilai.
68
5. Sebelum kuesioner dikumpulkan kembali, pastikan semua pertanyaan telah terjawab. 6. Selamat mengerjakan dan terima kasih ! B. Variabel Sikap Demokrasi 1. Dalam belajar kelompok bersama teman di kelas, hendaknya kita mengemukakan pendapat dengan cara sopan dan baik. Menurut kamu, setujukah dengan pernyataan di atas? a. Sangat Setuju b. Setuju c. Ragu-ragu d. Tidak setuju e. Sangat tidak setuju 2. Jika di kelasmu diadakan pemilihan ketua kelas, dengan sukarela kamu akan mengikuti pemilihan ketua kelas. Setujukah kamu dengan pernyataan tersebut? a. Sangat Setuju b. Setuju c. Ragu-ragu d. Tidak setuju e. Sangat tidak setuju 3. Jika bu guru menyuruh kamu mengerjakan pekerjaan rumah maka kamu akan segera mengerjakan pekerjaan rumah setelah pulang dari sekolah. Karena menurut kamu, pekerjaan rumah adalah kewajiban kamu sebagai seorang peserta didik. Setujukah kamu dengan pernyataan tersebut ? a. Sangat Setuju b. Setuju c. Ragu-ragu d. Tidak setuju e. Sangat tidak setuju
69
4. Kamu akan memilih membersihkan halaman depan kelas daripada membeli jajan di warung pada saat kerja bakti yang diadakan di sekolah kamu. Setujukah kamu dengan hal itu? a. Sangat Setuju b. Setuju c. Ragu-ragu d. Tidak setuju e. Sangat tidak setuju 5. Apabila melihat teman kamu jatuh dari sepeda, kamu akan segera menolongnya. Apakah kamu setuju dengan tindakan tersebut? a. Sangat Setuju b. Setuju c. Ragu-ragu d. Tidak setuju e. Sangat tidak setuju 6. Teman kamu berjanji akan membawakan kamu, buku cerita untuk dibaca. Tetapi besok paginya teman kamu tidak membawa buku tersebut. Setujukah kamu dengan tindakan teman kamu yang ingkar janji itu ? a. Sangat Setuju b. Setuju c. Ragu-ragu d. Tidak setuju e. Sangat tidak setuju 7. Kamu dengan sukarela mengikuti latihan upacara bendera padahal pada saat itu, di luar kelas suasana sedang panas terik. Setujukah kamu dengan pernyataan tersebut? a. Sangat Setuju b. Setuju c. Ragu-ragu d. Tidak setuju e. Sangat tidak setuju
70
8. Kamu tidak suka dengan teman yang suka berbohong. Setujukah kamu dengan sikap tersebut? a. Sangat Setuju b. Setuju c. Ragu-ragu d. Tidak setuju e. Sangat tidak setuju 9. Kamu lebih baik menolak ajakan teman kamu untuk membolos sekolah. Karena menurut kamu tindakan membolos merugikan kamu. Setujukah kamu dengan sikap tersebut? a. Sangat Setuju b. Setuju c. Ragu-ragu d. Tidak setuju e. Sangat tidak setuju 10. Jika di kelasmu diadakan pemilihan ketua kelas, kamu akan memilih ketua kelas yang kamu anggap pantas untuk menjadi ketua kelas. Menurut kamu, setujukah dengan tindakan di atas? a. Sangat Setuju b. Setuju c. Ragu-ragu d. Tidak setuju e. Sangat tidak setuju 11. Kamu dengan sukarela mengikuti kegiatan bersih-bersih di kelas karena kelas tempat kamu dan temen-temanmu belajar sudah sangat kotor. Setujukah kamu dengan sikap tersebut? a. Sangat Setuju b. Setuju c. Ragu-ragu d. Tidak setuju e. Sangat tidak setuju
71
12. Kamu dengan sukarela mengembalikan buku yang kamu pinjam di perpustakaan. Setujukah kamu dengan sikap tersebut? a. Sangat Setuju b. Setuju c. Ragu-ragu d. Tidak setuju e. Sangat tidak setuju 13. Jika kamu akan meminjam buku milik temanmu, kamu akan meminta jin terlebih dahulu kapada teman kamu. Setujukah kamu dengan sikap tersebut? a. Sangat Setuju b. Setuju c. Ragu-ragu d. Tidak setuju e. Sangat tidak setuju 14. Kamu tidak suka melihat teman kamu yang suka mencuri barang milik orang lain. Setujukah kamu dengan sikap tersebut? a. Sangat Setuju b. Setuju c. Ragu-ragu d. Tidak setuju e. Sangat tidak setuju 15. Setujukah kamu dengan teman kamu yang sering berangkat terlambat ke sekolah? a. Sangat Setuju b. Setuju c. Ragu-ragu d. Tidak setuju e. Sangat tidak setuju 16. Setujukah kamu dengan teman kamu yang suka berkelahi dengan teman yang lain?
72
a. Sangat Setuju b. Setuju c. Ragu-ragu d. Tidak setuju e. Sangat tidak setuju 17. Kamu akan menegur teman kamu yang suka membuang sampah sembarangan di kelas. Setujukah kamu dengan sikap tersebut? a. Sangat Setuju b. Setuju c. Ragu-ragu d. Tidak setuju e. Sangat tidak setuju 18. Kamu selalu mengerjakan tugas sekolah yang ibu guru perintahkan. Setujukah kamu dengan tindakan tersebut? a. Sangat Setuju b. Setuju c. Ragu-ragu d. Tidak setuju e. Sangat tidak setuju 19. Kamu dengan sukarela menolong mencarikan pensil teman kamu yang kebetulan hilang di kelas. Setujukah kamu dengan sikap tersebut? a. Sangat Setuju b. Setuju c. Ragu-ragu d. Tidak setuju e. Sangat tidak setuju 20. Kamu dengan ikhlas menolong bu guru yang kerepotan membawakan buku-buku ulangan teman-temanmu. Setujukah kamu dengan sikap tersebut? a. Sangat Setuju b. Setuju
73
c. Ragu-ragu d. Tidak setuju e. Sangat tidak setuju