JURNAL EKONOMI Vol.2 No.1 Pebruari 2002 : 57-66
ISSN 1412 - 0879
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NAROTAMA SURABAYA
Vol. 2, No. 1, Pebruari 2002 KORELASI ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DAN PERSEPSI TERHADAP KARAKTERISTIK PEKERJAAN DENGAN PRESTASI KERJA PADA PT. PELINDO III TANJUNG PERAK SURABAYA Sengguruh Nilowardono IMPLEMENTASI QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT DALAM IDENTIFIKASI KONFLIK ORGANISASI Petrus Boentoro PENGARUH FAKTOR PRODUKTIVITAS BONGKAR MUAT TERHADAP LABA/ RUGI PERUSAHAAN ( Studi Kasus Pada PT. Cipta Satria Stuwarindo Di Surabaya ) Laksmi Kusumawardani MASALAH PERIJINAN PERTAMBANGAN PROPINSI JAWA TIMUR R. Imam Suprapto FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI POLA KONSUMSI BERAS DI INDONESIA Umi Karomah Y & Arasy Alimudin ANALISIS PENGARUH FAKTOR-FAKTOR AKTIVITAS PELAYANAN TERHADAP ASPEK KOMERSIAL DAN OPERASIONAL Achmad Abidin Ishak
LEMBAGA PENERBITAN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NAROTAMA SURABAYA
JURNAL EKONOMI Vol.2 No.1 Pebruari 2002 : 57-66
ISSN 1412 - 0879
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NAROTAMA SURABAYA Vol. 2, No. 1, Pebruari 2002
DAFTAR ISI
KORELASI ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DAN PERSEPSI TERHADAP KARAKTERISTIK PEKERJAAN DENGAN PRESTASI KERJA PADA PT. PELINDO III TANJUNG PERAK SURABAYA Sengguruh Nilowardono
IMPLEMENTASI QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT DALAM IDENTIFIKASI KONFLIK ORGANISASI Petrus Boentoro
89-105
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI POLA KONSUMSI BERAS DI INDONESIA Umi Karomah Y & Arasy Alimudin
79-88
MASALAH PERIJINAN PERTAMBANGAN PROPINSI JAWA TIMUR R. Imam Suprapto
67-78
PENGARUH FAKTOR PRODUKTIVITAS BONGKAR MUAT TERHADAP LABA/ RUGI PERUSAHAAN ( Studi Kasus Pada PT. Cipta Satria Stuwarindo Di Surabaya ) Laksmi Kusumawardani
57-66
106-119
ANALISIS PENGARUH FAKTOR-FAKTOR AKTIVITAS PELAYANAN TERHADAP ASPEK KOMERSIAL DAN OPERASIONAL Achmad Abidin Ishak
121 - 126
JURNAL EKONOMI Vol.2 No.1 Pebruari 2002 : 57-66
KORELASI ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DAN PERSEPSI TERHADAP KARAKTERISTIK PEKERJAAN DENGAN PRESTASI KERJA PADA PT. PELINDO III TANJUNG PERAK SURABAYA Sengguruh N Fakultas Ekonomi - Universitas Narotama ABSTRAKSI Fenomena yang terjadi saat ini, masih banyak perusahaan yang belum mempertimbangkan faktor kecerdasan emosional ini baik dalam rangka seleksi maupun pengembangan karyawan, begitu juga mengenai karakteristik pekerjaan, masih banyak perusahaan yang belum mempertimbangkan faktor karakteristik pekerjaan ini dalam perancangan pekerjaan dalam upaya mendesain pekerjaan yang memotivasi karyawan. Berdasarkan data penelitian yang telah dianalisis dengan analisa regresi ganda dan analisa parsial menunjukkan bahwa kedua variabel secara bersama-sama meliputi variabel kecerdasan emosional dan persepsi terhadap karakteristik pekerjaan ternyata memiliki hubungan yang sangat signifikan dengan prestasi kerja pada PT.Pelindo III Tanjung Perak Surabaya serta mampu memberikan sumbangan efektif sebesar 70.449 %, yang berarti masih tersisa 29.551 % prestasi kerja dapat dijelaskan oleh variabel lain selain kecerdasan emosional dan persepsi terhadap karakteristik pekerjaan. Keywords : kecerdasan emosional, persepsi, karakteristik pekerjaan, prestasi kerja PENDAHULUAN Salah satu dari berbagai faktor-faktor individu yang mempengaruhi prestasi kerja karyawan adalah kecerdasan (Intelligence), oleh karena itulah selama ini, sebagaian besar perusahaan di dunia menjadikan kecerdasan ini sebagai salah satu kriteria dalam proses seleksi karyawan dan yang digunakan sebagai ukuran mengenai kecerdasan seseorang adalah prestasi akademik dan kecerdasan intelektual (IQ), tetapi pada kenyataannya karyawan yang lulus seleksi berdasarkan kriteria tersebut belum tentu dapat berprestasi sesuai dengan yang diharapkan. Berdasarkan perkembangan hasil penelitian, seperti yang diungkapkan oleh Goleman (1995), bahwa ternyata dalam kehidupan individu, kecerdasan emosional (EI) lebih berperan dalam prestasi kerja dibandingkan dengan kecerdasan intelektual (IQ) atau prestasi akademik. Seperti telah tersebut, prestasi kerja seseorang juga dipengaruhi oleh faktorfaktor situasi, dan salah satu dari berbagai faktor situasi yang dapat mempengaruhi prestasi kerja karyawan adalah karakteristik pekerjaan (Hackman dan Oldham, 1976 dalam Schultz, 1994). Cara karyawan mempersepsi suatu pekerjaan dapat memberikan insight tersendiri bagi tiap karyawan. Seperti kita ketahui, persepsi setiap individu itu berbeda-beda, penafsiran individu terhadap obyek yang diterima tergantung suasana hati, pengalaman masa lalu, kebutuhan, dan ingatannya.
JURNAL EKONOMI Vol.2 No.1 Pebruari 2002 : 57-66
Fenomena yang terjadi saat ini, masih banyak perusahaan yang belum mempertimbangkan faktor kecerdasan emosional ini baik dalam rangka seleksi maupun pengembangan karyawan, begitu juga mengenai karakteristik pekerjaan, masih banyak perusahaan yang belum mempertimbangkan faktor karakteristik pekerjaan ini dalam perancangan pekerjaan dalam upaya mendesain pekerjaan yang memotivasi karyawan. Oleh karena sangat pentingnya mempertimbangkan faktor kecerdasan emosional dan persepsi terhadap karakteristik pekerjaan ini, apalagi penelitian mengenai kecerdasan emosional di tempat kerja di Indonesia dirasakan masih sangat kurang, untuk itu sangat perlu kiranya dilakukan penelitan mengenai kecerdasan emosional dan persepsi terhadap karakteristik pekerjaan dan khususnya dalam hubungannya dengan prestasi kerja karyawan. PERUMUSAN MASALAH Berdasarkan permasalahan tersebut maka penelitian ini akan menjelaskan perumusan masalah yang terjadi yaitu: " Apakah hubungan antara kecerdasan emosional dan persepsi terhadap karakteristik pekerjaan dengan prestasi kerja, khususnya pada staf pelaksana administrasi pada PT.Pelindo III Tanjung Perak Surabaya ". TUJUAN PENELITIAN Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang telah diuraikan, maka penelitian ini, bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara kecerdasan emosional dan persepsi karakteristik pekerjaan dengan prestasi kerja dan seberapa besar sumbangan masing-masing variabel tersebut terhadap prestasi kerja khususnya pada staf pelaksana administrasi pada PT. Pelindo III Tanjung Perak Surabaya METODOLOGI 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah staf pelaksana administrasi dengan masa kerja minimal satu tahun pada PT. Pelindo III Tanjung Perak Surabaya dengan jumlah populasinya sebesar 147 orang. 2. Sampel Penelitian Sampel dalam penelitian ini terpilih sebanyak 70 orang dengan menggunakan tehnik purposive random sampling, karena pemilihan sample didasarkan pada ciri-ciri tertentu. 3. Variabel Penelitian dan Pengukurannya Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Variabel bebasnya (Independent Variabel) adalah Kecerdasan Emosional (X1) dan Persepsi Karakteristik Kerja (X2), sedangkan variabel terikatnya adalah Prestasi Kerja (Y). Kecerdasan Emosional (X1) Prestasi Kerja (Y) Persepsi Karakteristik Pekerjaan (X2)
Gambar 1: Variebel-variabel penelitian. 4. Metode Analisa Data 1. Rancangan Analisa Data Metode analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
JURNAL EKONOMI Vol.2 No.1 Pebruari 2002 : 57-66
a. Dengan menggunakan analisa regeresi ganda, yaitu untuk menguji hubungan antara kecerdasan emosional dan persepsi terhadap karakteristik pekerjaan dengan prestasi kerja. b. Menggunakan korelasi parsial untuk menguji hubungan antara kecerdasan emosional setelah dikontrol variabel persepsi terhadap karakteristik pekerjaan dan untuk menguji hubungan antara persepsi terhadap karakteristik pekerjaan setelah dikontrol variabel kecerdasan emosional. Rancangan Analisis Data Subyek 1 2 3 . N
X1
X2
Y
Tabel 2: Rancangan analisis data Keterangan : X1 = Kecerdasan Emosional X2 = Persepsi terhadap Karakteristik Pekerjaan Y = Prestasi Kerja 2. Uji Asumsi Ada beberapa prasyarat yang diperlukan sebelum melakukan analisa regresi, yaitu dengan melakukan uji asumsi yaitu random sampling, uji normalitas sebaran, uji linearitas dan uji kolinearitas. a. Random sampling merupakan suatu metode pengambilan sample dari populasi. Dengan random sampling berarti semua anggota populasi mempunyai kesempatan untuk dipilih sebagai anggota sampel. b. Uji normalitas sebaran merupakan suatu anggapan bahwa dalam populasi yang tak terhingga variabel yang sedang dianalisis mengikuti hukum sebaran baku. Dari hasil uji normalitas sebaran diperoleh K=7.909, db=9 dan p=0.543 dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel prestasi kerja sebarannya normal. c. Uji linearitas diperlukan untuk mengetahui linear tidaknya hubungan antara variabel bebas dengan variabel tergantung. Jika hubungan antara variabel bebas dengan variabel tergantung tidak linear, maka korelasi yang dihasilkan bisa sangat rendah walaupun sebenarnya korelasinya cukup tinggi. Dari hasil uji lineritas diperoleh: Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui hubungan antara sesama variabel bebas. Dari hasil multikolineritas hubungan diketahui bahwa tidak ada variabel bebas yang kolinear.
JURNAL EKONOMI Vol.2 No.1 Pebruari 2002 : 57-66
TINJAUAN PUSTAKA a. Keaslian Penelitian Beberapa penelitian sebelumnya mengenai Kecerdasan Emosional antara lain adalah sebagai berikut, Subandi (1997), meneliti hubungan antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar, Azis (1999), melakukan penelitian mengenai hubungan antara kecerdasan emosional dengan penyesuaian diri dan kecenderungan berperilaku, Koesoema (2000), melakukan penelitian mengenai hubungan antara kecerdasan akademis dan kecerdasan emosional dengan prestasi kerja. Pada penelitian-penelitian sebelumnya tersebut, penelitian didasarkan pada Emosional Inteligensi karya Daniel Goleman (1995), sedangkan yang menjadi perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah bahwa penelitian ini didasarkan pada perkembangan terbaru mengenai kecerdasan emosional, yang penulis dapatkan melalui internet dan didasarkan pada frame work terbaru mengenai kecerdasan emosional yang dimodifikasi oleh Boyatzis, Goleman dan Rhee seperti diungkapkan dalam bukunya yang diterbitkan bulan Juni 2001, yaitu The Emotionally Intelligent Workplace (Internet, 2001). Dalam penelitian ini, penulis juga tertarik untuk meneliti tentang prestasi kerja dalam hubungannya dengan persepsi terhadap karakteristik pekerjaan, karana beberapa penelitian selama ini mengenai persepsi terhadap karakteristik pekerjaan kebanyakan, tidak dihubungkan dengan prestasi kerja, tetapi pada misalnya, dengan tingkat burn out (Fery Farhati, 1996), dengan kelelahan kerja (Widijanti, 1999) dan perbedaan penelitian ini dengan penelitian-penelitian sebelumnya tersebut adalah dalam hubungannya dengan prestasi kerja. b. Pengertian Prestasi Kerja Istilah prestasi dapat diartikan sebagai hasil yang telah dicapai atau diselesaikan oleh seseorang (Poerwadarminta, 1976). Sedangkan kerja dapat didefinisikan sebagai suatu aktivitas untuk mendapatkan penghasilan (Arent dalam Dubin, 1976). c. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi kerja Dalam mempelajari prestasi kerja, tentunya tidak akan terlepas dari faktorfaktor yang mempengaruhinya, untuk itu perlu diketahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi prestasi kerja seseorang. As’ad (1991), berpendapat bahwa faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi kerja seseorang, meliputi faktor fisik dan faktor psikis, dari segi fisik antara lain adalah bentuk tubuh dan komposisinya, taraf kesehatan fisik, serta kemampuan panca indera, adapun dari segi faktor psikis antara lain adalah bakat, inteligensi, pendidikan, minat, motivasi, serta kepribadian. d. Kecerdasan Emosional a. Pengertian Kecerdasan Inteligensi atau kecerdasan telah banyak dibicarakan oleh para ahli dengan sudut pandang yang berbeda. Sadli (Murjono, 1996), inteligensi adalah kemampuan seseorang dalam memecahkan soal-soal, tugas-tugas dan problem-problem yang dihadapi. b. Pengertian Kecerdasan Emosional Kecerdasan emosional atau emotional intelligence adalah kemampuan mengenali perasan diri sendiri dan perasaan orang lain, kemampuan memotivasi diri sendiri, dan kemampuan mengelola emosi dengan baik pada diri sendiri dan dalam hubungan dengan orang lain (Goleman, 1998). c. Komponen-Komponen Kecerdasan Emosional
JURNAL EKONOMI Vol.2 No.1 Pebruari 2002 : 57-66
Peter Salovey pada tahun 1990 (dalam Goleman 1998) mengemukakan lima wilayah utama kecerdasan emosi, yaitu meliputi mengenali emosi diri, mengelola emosi, memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang lain, membina hubungan. d. Hubungan Kecerdasan Emosional dengan Prestasi Kerja Beberapa penelitian yang menunjukkan hubungan antara kecerdasan emosional dan prestasi kerja, antara lain sebagai berikut : Ruth Jacobs dan Weichen (dalam Goleman, 1998) meneliti studi mengenai kecakapan di empat puluh perusahaan untuk mengukur bobot relatif suatu kecakapan dalam menjadikan seseorang berprestasi tingi disbanding yang lainnya, hasilnya keunggulan yang lebih besar dalam kemampuan kognitif murni adalah sebesar 27 persen lebih sering ditemukan pada bintang kinerja dibanding orang biasa, sedangkan keunggulan dalam kecakapan emosi mencapai 53 persen lebih sering. Dengan kata lain, kecakapan emosi dua kali lebih berperan dalam menjadikan seseorang berprestasi tinggi dibanding kepintaran murni dan keahlian teknis e. Hubungan Persepsi Terhadap Karakteristik Pekerjaan dengan Prestasi Kerja Kurt Lewin (dalam As’ad, 1991), merumuskan suatu model hubungan perilaku yang mengatakan bahwa perilaku (B) adalah fungsi karakteristik individu (P) dan Lingkungan (E), yaitu B= f (P,E). Karakteristik pekerjaan termasuk salah satu bentuk stimulus yang yang dipersepsikan yang kemudian dapat mempengaruhi perilaku individu (Gibson, 1993) Persepsi yang diartikan oleh Luthans (1991) sebagai suatu proses pemilihan, pengorganisasian, dan penginterpretasian stimulus dari lingkungan, sangat dipengaruhi oleh kebutuhan, hasrat, nilai dan watak si penerima. Meskipun persepsi ini sangat tergantung pada hal-hal yang diamati (sebagai raw data), tetapi proses kognitif yang terjadi dalam persepsi akan menyaring, memodifikasi, bahkan melengkapi data tersebut sehingga data akan berubah. Proses persepsi ini sangat penting dalam menjembatani antara situasi dan perilaku (respon) yang akan ditampakkan oleh individu. Ketika seorang individu masuk dalam organisasi, maka ia tidak akan dapat lepas dari karakteristik pekerjaannya. HIPOTESIS Berdasarkan tinjauan pustaka dan landasan teori yang telah di kemukakan sebelumnya, maka hipotesa dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Ada hubungan antara kecerdasan emosional dan persepsi terhadap karakteristik pekerjaan dengan prestasi kerja. 2. Ada hubungan antara kecerdasan emosional dengan prestasi kerja. 3. Ada hubungan antara persepsi terhadap karakteristik pekerjaan dengan prestasi kerja. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Dari data penelitian yang terkumpul dan yang kemudian dianalisis dengan analisis regresi ganda dan analisa parsial, menunjukkan temuan-temuan sebagai berikut: Hubungan antara kecerdasan emosional dan persepsi terhadap karakteristik Pekerjaan dengan prestasi kerja diperoleh harga F=79.864 dengan p =0.000 (p<0.010), hasil ini menunjukkan adanya korelasi yang sangat signifikan antara kecerdasan emosional dan persepsi terhadap karakteristik pekerjaan dengan prestasi
JURNAL EKONOMI Vol.2 No.1 Pebruari 2002 : 57-66
Kerja. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan ada korelasi antara kecerdasan emosional dan persepsi terhadap karakteristik pekerjaan dengan prestasi kerja dapat diterima. Hubungan antara kecerdasan emosional dengan prestasi kerja setelah dikontrol variabel persepsi terhadap karakteristik pekerjaan diperoleh harga r parsial sebesar 0.771 dengan p=0.000 (p<0.010) berarti terdapat hubungan yang sangat signifikan antara kecerdasan emosional dengan prestasi kerja. Dari data analisa ini, maka hipotesis yang menyatakan ada korelasi antara kecerdasan emosional dengan prestasi kerja dapat diterima. Hubungan antara persepsi terhadap karakteristik pekerjaan dengan prestasi kerja setelah dikontrol variabel kecerdasan emosional, diperoleh harga r parsial sebesar 0.501 dengan p=0.000 (p<0.010), berarti terdapat hubungan yang sangat signifikan antara persepsi terhadap karakteristik pekerjaan dengan prestasi kerja. Dari data analisa ini, maka hipotesis yang menyatakan ada korelasi antara persepsi terhadap karakteristik pekerjaan dengan prestasi kerja dapat diterima. Variabel kecerdasan emosional ternyata memberikan sumbangan efektif sebesar 53,349 % dan karakteristik pekerjaan memberikan sumbangan efektif sebesar 17.100 %, berarti masih terdapat 29.551 % variabel prestasi kerja dapat dijelaskan oleh variabel lain selain kecerdasan emosional dan persepsi terhadap karakteristik pekerjaan. Pembahasan Hubungan antara Kecerdasan emosional dan persepsi terhadap karakteristik pekerjaan dengan prestasi kerja sangat signifikan, sehingga hipotesa yang diajukan mengenai adanya hubungan antara kecerdasan emosional dan persepsi terhadap karakteristik pekerjaan terhadap prestasi kerja. Maier (1965 dalam As’ad 1991) mengatakan bahwa perbedaan prestasi kerja antara orang yang satu dengan lainnya didalam suatu situasi kerja dikarenakan perbedaan karakteristik individu. Masing-masing individu memiliki karakteristik yang berbeda termasuk dalam hal ini adalah kecerdasan emosionalnya. Dalam individu yang sama dapat memiliki persepsi yang berbeda terhadap situasi kerja yang berbeda, ataupun juga dalam individu yang berbeda dapat memiliki persepsi yang berbeda terhadap situasi kerja yang sama. Hubungan antara kecerdasan emosional dengan prestasi kerja setelah dikontrol variabel persepsi terhadap karakteristik pekerjaan ternyata sangat signifikan, dengan demikian hipotesa yang diajukan mengenai adanya hubungan antara kecerdasan emosional dengan prestasi kerja dapat diterima. Patton (1998) menyatakan bahwa orang dengan kecerdasan emosional yang tinggi cenderung akan mengalami kesuksesan di tempat kerjanya. Begitu juga Goleman (1996) menyatakan bahwa bila kecerdasan tidak disertai dengan pengelolaan emosi yang baik, maka tidak akan menghasilkan kesuksesan dalam hidup seseorang, dan Goleman juga menyatakan bahwa faktor yang paling dominan mempengaruhi keberhasilan (kesuksesan) seseorang dalam hidupnya bukan semata-mata ditentukan oleh tingginya kecerdasan intelektual, tetapi oleh kecerdasan emosional. Teori ini juga didukung oleh hasil penelitian Ruth Jacobs dan Weichen yang meneliti studi mengenai kecakapan di empat puluh perusahaan untuk mengukur bobot relatif suatu kecakapan yang menjadikan seseorang berprestasi tinggi disbanding dengan lainnya, dan sebagai hasilnya keunggulan yang lebih besar dalam kemampuan kognitif murni adalah 27 persen lebih sering ditemukan pada bintang kinerja
JURNAL EKONOMI Vol.2 No.1 Pebruari 2002 : 57-66
dibanding orang biasa, sedangkan keunggulan dalam kecakapan emosi mencapai 53 persen lebih sering, dengan kata lain dapat dikatakan bahwa kecakapan emosi dua kali lebih berperan dalam menjadikan orang berprestasi tinggi dibanding kepintaran murni dan keahlian teknis (Goleman, 1998). Allan H. Church (1997) dalam Journal of Applied Psychology mengemukakan bahwa peningkatan kecerdasan emosional akan mendorong peningkatan prestasi kerja. Hubungan antara persepsi terhdap karakteristik pekerjaan dengan prestasi kerja setelah dikontrol variabel kecerdasan emosional sangat signifikan sehingga hipotesa yang berbunyi ada hubungan antara persepsi terhadap karakteristik pekerjaan dengan prestasi kerja dapat diterima. Temuan ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Fried & Ferris (1986), yang melakukan meta analisis dari 200 studi dan mengkonfirmasikan bahwa ada hubungan positif antara persepsi terhadap karakteristik pekerjaan dengan prestasi kerja. Greenberg dan Baron (1993) mengatakan bahwa karakteristik pekerjaan menentukan bahwa dengan memperkaya elemen-elemen atau unsur-unsur tertentu dari pekerjaan, hal ini akan efektif dalam mengubah keadaan psikologis individu untuk mempertinggi efektivitas kerja mereka. Pekerjaan yang bervariasi akan lebih menantang, tidak monoton, dan mencegah seseorang dari kebosanan terhadap pekerjaan yang dihadapi. Hal ini secara otomatis akan menghindarkan seseorang dari kejenuhan dan kelelahan mental. Otonomi serta identitas tugas yang jelas menyebabkan orang yang bersangkutan dapat mengendalikan atau mengontrol atas segala sesuatu yang dikerjakan. Hal ini akan meningkatkan kepercayaan dan penghargaan terhadap diri sendiri, dan demikian semua keadaan ini akan mendukung peningkatan prestasi kerja karyawan. Hubungan antara kecerdasan emosional dengan prestasi kerja memberikan sumbangan efektif sebesar 53,349 % dan persepsi terhadap karakteristik pekerjaan memberikan sumbangan efektif sebesar 17.100 % dan hal ini berarti masih terdapat 29,551 % variabel prestasi kerja dapat dijelaskan oleh variabel lain selain kecerdasan emosional dan persepsi terhadap karakteristik pekerjaan. SIMPULAN DAN SARAN SIMPULAN Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan apakah terdapat hubungan yang sangat signifikan antara variabel kecerdasan emosional dan persepsi terhadap karakteristik pekerjaan dengan prestasi kerja pada PT. Pelindo III Tanjung Perak Surabaya yang diwakili oleh 70 subyek penelitian. Dari data penelitian yang telah dianalisis dengan analisa regresi ganda dan analisa parsial menunjukkan bahwa kedua variabel secara bersama-sama meliputi variabel kecerdasan emosional dan persepsi terhadap karakteristik pekerjaan ternyata memiliki hubungan yang sangat signifikan dengan prestasi kerja pada PT.Pelindo III Tanjung Perak Surabaya serta mampu memberikan sumbangan efektif sebesar 70.449 %, yang berarti masih tersisa 29.551 % prestasi kerja dapat dijelaskan oleh variabel lain selain kecerdasan emosional dan persepsi terhadap karakteristik pekerjaan. SARAN Ditengah maraknya persaingan yang semakin ketat, karyawan sebagai salah satu aset penting bagi perusahaan perlu dimantapkan pemberdayaannya. Berkaitan
JURNAL EKONOMI Vol.2 No.1 Pebruari 2002 : 57-66
dengan penelitian ini dimana kecerdasan emosional memiliki hubungan yang sangat signifikan dengan prestasi kerja, maka peneliti menyarankan agar dalam setiap pemilihan dan penempatan, serta pelatihan dan pengembangan karyawan maka hendaknya PT. Pelindo III Tanjung Perak Surabaya mempertimbangkan faktor-faktor kecerdasan emosional dari individu yang bersangkutan. Pada saat dilakukannya evaluasi karayawan, serta apabila penyebab ketidakberhasilannya adalah karena kurangnya kecerdasan emosional maka sebaiknya dapat dilakukan pembinaan lebih intensif untuk mengembangkan kecerdasan emosional melalui pelatihan-pelatihan pengembangan kecerdasan emosional yang saat ini mulai banyak diadakan oleh lembaga-lembaga pelatihan sumber daya manusia. Adapun berkaitan dengan hasil penelitian ini juga, bahwa terdapat hubungan antara persepsi terhadap karakteristik pekerjaan terhadap prestasi kerja, maka penulis menyarankan agar PT. Pelindo III Tanjung Perak Surabaya mempertimbangkan karakteristik pekerjaan dalam rangka melakukan perancangan pekerjaan (job design) dan karakteristik pekerjaan ini akan lebih efektif bila diperkaya dan diperluas. Dalam perancangan pekerjaan ini perlu dipertimbangkan pula pemahaman akan variasi kadar kebutuhan karyawan dan tujuan pribadi mereka, kebutuhan untuk berkembang, sehingga dalam perancangan pekerjaan nanti menghasilkan pekerjaan dengan karakteristik yang memotivasi karyawan, dan pada akhirnya memberikan kesempatan bagi individu agar dapat berperstasi dengan lebih baik dan berarti baik bagi dirinya sendiri maupun perusahaan. Bila semua ini dilaksanakan oleh perusahaan, maka perusahaan dapat lebih siap untuk menghadapi persaingan dan menjadi pemenang dalam era persaingan global ini. Peneliti juga mengharapkan agar ada penelitian lebih lanjut mengenai kecerdasan emosional ini khususnya dalam hal penelitian kecerdasan emosional untuk jenis jabatan yang lain misalnya para penyelia, wiraniaga, mekanik atau yang lainnya, dan juga peneliti mengusulkan agar nantinya ada penelitian mengenai kecerdasan emosional ini dalam kajian lintas budaya.
JURNAL EKONOMI Vol.2 No.1 Pebruari 2002 : 57-66
REFERENSI As’ad, M. (1991). Psikologi Industri. Yogyakarta: Liberty. Azis, R. (1999). Hubungan antara Kecerdasan Emosi Anak dengan Penyesuaian Diri dan Kecenderungan Berperilaku Delikuen pada Remaja. Yogyakarta: Tesis Program Pascasarjana Psikologi. Byars, L., dan Rue L. (1994). Human Resources and Personnel Management. Illinois: Richard D. Irwin, Inc. Campbell, J. (1970). Managerial Behaviour, Performance, and Effectiveness. New York: McGraw-Hill. Church, A. (1997). Managerial Self Awareness in High Performing Individuals in Organizations. Journal of Applied Psychology 82,281292. Cooper, R.K. dan Sawaf, A. (1997). Kecerdasan Emosional dalam Kepemimpinan dan Organisasi. Jakarta: Gramedia Pustaka Tama. Dubin, R. (1976). Hand Book Of Industrial And Organizational Psychology. Chicago: Rand Mcnally. Farhati, F. (1996). Karakteristik Pekerjaan, Dukungan Sosial, dan Tingkat Burn-Out Pada Non Human Service Corporation. Yogyakarta: Jurnal Psikologi Universitas Gadjah Mada. Fried, Y., & Ferris, G.R. (1986). The Dimensionality of Job Characteristic : Some Negleted Issues. Journal of Applied Psychology, August, 419426. Gardner, E. (1983), Frames of Mind. New York: Basic Book. Gibson, Ivanichevich, Donelly. (1993). Organisasi dan Manajemen. Terjemahan. Jakarta: Penerbit Erlangga. Goleman, D. (1995). Emotional Inteligence. New York: Bantam Book. Goleman, D. (1998), Working with Emotional Intelligence. New York: Bantam Book. Goleman, D. dan Cherniss, C. (2001). The Emotionally Intelligent Workplace. Internet: www.eiconsortium.org. Greenberg, J., dan Baron, R.A. (1993). Behaviour in Organization: Understanding and Managing The Human Side of Work. Fourth Edition. Boston: Allyn & Bacon. Hadi, S. (2000). Seri Program Statistik 2000. Edisi Sutrisno Hadi. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada Keitner R. (1992). Organizational Behaviour. Second Edition. Boston: Richard Irwin Inc. Kerlinger, F.N. (1990). Asas-Asas penelitian Behavioural. Edisi ke 3, Terjemahan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press Koesoema, F.A. (2000). Korelasi antara Inteligensi Akademis dengan Inteligensi Emosional dengan Prestasi Kerja karyawan PT.Rembaka. Surabaya: Tesis Program Pasca Sarjana Magister Psikologi UNTAG 1945. Likert, R. (1967). The Human Organization. New York: McGraw-Hill. Luthans, F. (1995). Organizational Behaviour. New York: McGraw-Hill. Mc.Cormick, E.J., & Tiffin, J. (1974). Industrial Psychology. New Jersey: Prentice Hall. Minner, J.B. (1988). Organizational Behaviour. New York: Random House.
JURNAL EKONOMI Vol.2 No.1 Pebruari 2002 : 57-66
Murjono. (1996). Inteligensi dalam Hubungan dengan Prestasi Belajar. Surabaya: Jurnal Anima Fakultas Psikologi Universitas Surabaya. 9. 42. Patton, P. (1998). Emotional Intelligence di Tempat Kerja, Terjemahan Dahlan, Jakarta: Pustaka Delapratosa Poerwadarminta, W.J.S. (1976). Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: PN. Balai Pustaka. Robbins, S.P. (1998). Organizational Behavoiur: Concept Controveries,and Apllications. Eight Edition. New Jersey: Prentice Hall Inc. Schultz, D.P. (1994). Psychology Work and Today: An Introducing to Industrial and Organization. New York: Macmilan Publising Company Singarimbun, M. & Efendi. (1989). Analisis Regresi, Teori, Kasus dan Solusi. Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE Staw B. (1991). Psychological Dimension of Organizational Behaviour. New York: Maxwell Macmillan International Edition Steers, R. (1984). Introduction to Organizational Psychology, Second Edition. California: Scott Foresman & Co. Steers, R. (1985). Efektifitas Organisasi. Terjemahan Magdalena Jamin. Jakarta: Erlangga. Subandi. (1998). Hubungan Antara Kecerdasan Emosional dengan Prestasi Belajar Guru Sekolah Dasar. Yogyakarta: Tesis Program Pasca Sarjana Psikologi Universitas Gajah Mada Suharsimi. (1993). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Suryabrata, S. (1998). Metodologi Penelitian. Jakarta: Rajawali Press. Suryabrata, S. (1984). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Syamsu, Y. (2000). Psikologi Perkenmbangan Anak dan Remaja. Bandung: Rosda Thoha M. (1983). Perilaku Organisasi. Jakarta: CV Rajawali. Wexley, K., dan Yulk G. (1992). Perilaku Organisasi dan Psikologi Personalia. Terjemahan Moh.Shobarudin. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Widiyanti, D. (1999). Hubungan Persepsi Tempat Duduk. Beban Kerja, Karakteristik Pekerjaan dengan Kelelahan Kerja, Surabaya: Jurnal Anima Universitas Surabaya. 14. 54.