Forum Studi Islam fakultas ekonomi dan bisnis universitas indonesia
Vol. XXIV
BERDZIKIR mengumandangkan dzikir, menjernihkan pikir Edisi ke-24 | Mei 2015 | Gratis
Media Islam D E K C O L B Kajian Islam D E K C O BL Dakwah Islam
MEDIA DALAM ISLAM 11
Menata Kembali Indonesia melalui Revitalisasi Maritim
17
Majalah Berdzikir juga dapat diunduh di www.fsi-febui.com
Hedonisme: Suatu Penyakit yang Menjangkiti Umat Manusia Masa Kini fsi-febui.com
26
Malumu adalah Mahkota
Fsi Feb UI
@FSI_FEBUI
DARI REDAKSI Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Alhamdulillah, segala puji kami panjatkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan taufiq dan hidayah-Nya sehingga redaksi Majalah Berdzikir dapat menyelesaikan majalah ini. Salawat serta salam tak lupa kami curahkan kepada junjungan kita semua, Nabi Muhammad SAW, yang telah membimbing kita dari zaman Jahiliyah hingga zaman pencerahan. Dalam Majalah Berdzikir Edisi ke-24 ini, kami membahas topik utama mengenai “Media dalam Islam” yang belakangan ini telah menjadi buah bibir dalam berbagai pemberitaan di seluruh dunia, tak terkecuali di Indonesia. Sebagaimana kita ketahui, ada beberapa pihak di Barat yang tidak menyukai atau takut dengan Islam atau yang lebih dikenal dengan istilah ‘Islamophobia’ sehingga mereka tak segan-segan untuk membertiakan hal yang negatif mengenai Islam. Sehingga citra Islam dimata dunia menjadi tercoreng. Terlebih lagi sejak bermunculannya Islamic State of Iraq and Suriah atau ISIS yang mengancam masyarakat disekitar negara tersebut dan tentunya masyarakat dunia pada umumnya termasuk Indonesia yang menganggap hal tersebut merupakan ancaman bagi keamanan nasional karena ISIS sangat erat dengan terorisme. Karena hal tersebut, beberapa waktu lalu sempat heboh pemblokiran situs-situs beraliran Islam yang ada di Indonesia oleh lembaga terkait. Akan tetapi hal tersebut terlalu berlebihan karena situs-situs Islam tersebut tidaklah mengajarkan hal-hal seperti terorisme, atau nilai-nilai lain yang terkait dengan ISIS. Situs-situs tersebut merupakan salah satu media yang digunakan dalam melakukan kegiatan dakwah Islam kepada masyarakat luas. Jika situs-situs berliran Islam saja sudah diblokir karena dianggap berbau terorisme, lalu bagaimana dengan aktivitas dakwah yang dilakukannya? Dan bagaimana Islam memandang hal tersebut? Di samping topik utama tersebut, redaksi juga memberikan informasi berupa artikel-artikel lainnya mengenai ekonomi, humaniora (sosial), kemuslimahan, dan masih banyak lagi. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Redaksi
Vol. XXIV
BERDZIKIR mengumandangkan dzikir, menjernihkan pikir
Pelindung: Allah SWT Pembina: Banu Muhammad; Penanggungjawab: Mohamad Jatiardi Fitriantoro; Pemimpin Redaksi: Alviansyah Kuswidyatama; Editor: Alviansyah Kuswidyatama, Andi Nidaul Hasanah, Adistya Novriani; Desain dan Tata Letak: Alviansyah Kuswidyatama, Nadia Ramadhani; Kontributor: Khairy Afdhal, Jabbar Hidayatullah, Amrial, Untung Handayani, Nurul Khomariyah, Defi Wirdah, Ananda Puji Rahmawati, Cherin Vadila Yuniartha, Farisan Satria Bakkara, Muhammad Naufal Yunas, Nurul Suaybatul, Siti Kholisoh,Yahya Ayyash Saifullah
Forum Studi Islam fakultas ekonomi dan bisnis universitas indonesia
Sekretariat FSI FEB UI: Gd. Student Center Lt.2 Kampus Baru Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, Kode Pos 16424 Kritik dan Saran:
[email protected]
fsi-febui.com
fsi_febui
Fsi Feb UI
FSI_FEBUI
@FSI_FEBUI
FSI FEB UI
DARI KETUA UMUM FSI FEB UI
Mohamad Jatiardi Fitriantoro Ketua Umum FSI FEB UI 2015
Assalaamualaykum Wr.Wb Alhamdulillah, puji syukur kita sampaikan atas segala limpahan rahmat dan karunia dari Allah SWT sehingga kita semua dalam keadaan , beriman, sehat, bahagia dan semoga sukses selalu dalam setiap aktivitas yang kita lakukan. Saya mengucapkan terimakasih atas kerja keras semua pihak yang telah mencurahkan waktu, pikiran, tenaga, dan moral sehingga penerbitan Majalah Berdzikir yang pertama di FSI FEB UI tahun kepengurusan 2015 ini berlangsung dengan lancar. Melalui Majalah Berdzikir ini diharapkan FSI FEB UI mampu mensyiarkan Islam lewat tulisan yang menarik, mencerdaskan, dan mampu memberikan kebermanfaatan kepada sivitas akademika muslim FEB UI yang mana merupakan inti dari keberadaan FSI FEB UI. Besar harapan saya selaku Ketua Umum agar Majalah Berdzikir menjadi salah satu metode dakwah yang efektif dan menjadi sarana pengembangan kemampuan jurnalistik pengurus FSI FEB UI. Semoga kedepannya, kami bisa menghadirkan syiar Islam yang semakin berkualitas, dan menyeluruh untuk muslim FEB UI, khususnya kepada mahasiswa yang merupakan generasi penerus bangsa. Akhir kata, semoga Majalah Berdzikir dapat dimanfaatkan secara optimal oleh semua sivitas akademika FEB UI dan dapat meningkatkan pengetahuan tentang keislaman serta keinginan untuk belajar Islam sehingga nantinya, terbentuk budaya yang lebih Islami di kampus kita tercinta ini, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia. Wassalaamualaykum Wr.Wb
Ketua Umum FSI FEB UI Mohamad Jatiardi Fitriantoro Vol. XXIV
BERDZIKIR | Edisi Mei 2015
mengumandangkan dzikir, menjernihkan pikir
2
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI TOPIK UTAMA
4
17
Hedonisme: Suatu Penyakit yang Menjangkiti Umat Manusia Masa Kini
SHIROH
19
10 Jejak Pembuka
CELOTEH PIKIR Islamophobia
6
Dimana Posisi Kita diantara Mereka?
20
Menjemput Hidayah
ISLAM 101
21
EKONOMI
8
Keberkahan dalam Sebutir Buah Kurma Hikmah Dibalik Besarnya Dosa Riba
11
Menata Kembali Indonesia melalui Revitalisasi Maritim
HUMANIORA ISLAM
15
23 24
Masjid Unik di Indonesia Menguapnya Perempuan dalam Suatu Majelis dan Bersin
KEMUSLMAHAN
26
Malumu adalah Mahkota
28 RESENSI 29 REKOMENDASI Menyoal Hak Asasi Manusia: “Antara Hak dan Kewajiban”
3
Vol. XXIV
BERDZIKIR | Edisi Mei 2015
mengumandangkan dzikir, menjernihkan pikir
30 FSI UPDATE
TOPIK UTAMA
ISLAMOPHOBIA oleh Khairy Afdhal
Beberapa media Barat (Inggris) memberitakan hal yang memojokkan kaum Muslimin. Sumber: veteranstoday.com; pixgood.com
S
etelah 9/11 dunia menempatkan Islam di bawah mikroskop. Dalam sekejap Islam menjadi topik yang hangat dan diperbincangkan di seluruh dunia. Setiap isu dan kontroversi dibedah dan dibahas dalam dalam media massa. Sayangnya paranoia dan ketakutan mendorong kebanyakan orang yang belum pernah mendengar Islam sebelumnya untuk menempatkan Islam dalam suatu kotak sempit yang dicap “bahaya”. Dalam benak mereka Islam merupakan gerakan ekstrim yang keji, dingin, dan fanatik. Alhasil banyak orang yang menganggap Islam merupakan ancaman bagi kelangsungan hidup mereka, sampai-sampai kata Islamophobia menjadi kata yang kerap muncul dalam percakapan di media. Tidak dapat dipungkiri bahwa media memiliki peran dalam membentuk public image Islam yang sekarang ada di kepala banyak orang.
Pada tanggal 7 Januari 2015, terdapat penyerangan di kantor publikasi Charlie Hebdo di Perancis yang menewaskan 12 orang. Seluruh dunia berkumpul di bawah bendera #JeSuisCharlie dalam aksi simpati terhadap korban sekaligus mendukung apa yang mereka bilang sebagai penegakkan hak kebebasan berpendapat. Seperti halnya setiap tragedi, penembakan di Charlie Hebdo menyeret seekor kambing hitam untuk ditunjuk dan disalahkan. Sayangnya, penembakan kantor Charlie Hebdo itu seperti menggambarkan sebuah target di punggung umat Muslim. Komentar-komentar pahit mulai dilontarkan di media menuntut kaum muslim untuk meminta maaf dan mengutuk aksi terorisme tersebut. Asosiasi antara aksi teror dan Islam kembali mendapat sorotan. Tidak sedikit umat Muslim yang merasa terserang oleh media dan masyarakat banyak. Mentalitas untuk mengkategorikan Islam dalam satu
Vol. XXIV
BERDZIKIR | Edisi Mei 2015
mengumandangkan dzikir, menjernihkan pikir
4
untuk memisahkan antara gerakan-gerakan radikal dengan ajaran Islam yang sebenarnya, telah menyebabkan adanya persepsi yang salah tentang Islam dan munculnya stereotipe tidak menyenangkan berkaitan dengan Islam.
Surat pernyataan dari Kemkominfo yang berisikan pemblokiran situs oleh BNPT yang diduga bersifat radikal. Hampir semuanya merupakan media yang berkaitan dengan Islam. Sumber: pajagalan.com
kelompok yang berbahaya sepertinya sudah meresap ke dalam pikirian masyarakat. Mengapa hal ini mudah sekali terjadi? Takut. Ketakutan akan sesuatu yang tidak dikenal adalah sesuatu yang sangat manusiawi. Orang awam yang diperkenalkan dengan Islam melalui berita-berita tidak sedap seperti aksi teror di atas pastinya akan mempunyai asumsi tersendiri ketika berhadapan dengan Islam kedepannya. Dilihat dari penyebaran Islam, negara-negara barat relatif terisolasi dari ajaran Islam. Hal ini mempermudah munculnya kesalahpahaman tentang Islam sekaligus mempermudah untuk meluncurkan serangan atau menjatuhkan nama Islam. Kesalahpahaman inilah yang mewabah ke seluruh dunia. Media massa maupun sosial dapat dibilang tidak pernah kekurangan bahan untuk memberitakan meningkatnya intensitas kegiatan golongan-golongan ekstremis yang mengatasnamakan Islam. Bom bunuh diri hari ini dan eksekusi massal hari berikutnya, berita-berita ini menjadi headline outlet-outlet berita Internasional. Manusia membentuk kenyataan mereka berdasarkan persepsi mereka. Jika setiap hari indera mereka disajikan berita-berita seram dan mengaitkannya dengan nama Islam, maka tak heran jika sebagian orang mempercayai bahwa Islam adalah agama yang bengis dan menyeramkan. Melaporkan kejahatan-kejahatan kelompok ekstrimis merupakan tugas dari media massa dan mereka tidak melakukan kesalahan sedikitpun dengan meliput dan melaporkan kejahatan tersebut. Namun, kegagalan media
5
Vol. XXIV
BERDZIKIR | Edisi Mei 2015
mengumandangkan dzikir, menjernihkan pikir
Belum lama ini gejala Islamophobia mulai bermunculan di tanah air. ISIS dan gerakan-gerakan radikal lainnya telah berhasil menembus seluruh lapisan masyarakat. Mereka beroperasi secara diam-diam. Hal ini ditambah dengan perhatian media telah menimbulkan paranoia di dalam masyarakat. Tiba-tiba semua hal yang berkaitan dengan Islam ditanggapi dengan keraguan. Maksud baik media untuk menaikkan kewaspadaan masyarakat terhadap gerakan radikal telah merubah masyarakat Indonesia yang mayoritas Islam ini menutup diri bahkan menjauh dari Islam karena takut. Takut jika anak mereka mengikuti seminar tentang Islam maka ia akan direkrut oleh ISIS, takut bahwa penceramah di pengajian mereka membawa ajaran-ajaran radikal, takut bahwa tetangga mereka dan orang-orang disekitar mereka merupakan anggota gerakan radikal. Ketakutan ini bahkan sudah merembas ke dalam pemerintahan. Beberapa waktu lalu BNPT memblokir 19 situs Islam atas alasan adanya unsur-unsur radikal dalam situs tersebut. Rasa heran banyak bermunculan lantas oleh masyarakat situs-situs tersebut sudah lama ada dan merupakan media dakwah yang bermanfaat. Setelah diselidiki lebih lanjut ditemukan bahwa beberapa situs tersebut diblok dengan alasan-alasan yang tidak jelas dan sepele. Untungnya, reaksi yang kuat dari masyarakat telah memaksa BNPT untuk mengevaluasi ulang dan membuka kembali beberapa situs dari situs-situs yang diblokir. Islam adalah agama rahmatan lil 'alamin artinya Islam merupakan agama yang membawa rahmat dan kesejahteraan bagi seluruh alam semesta. Islam adalah agama yang damai, agama yang mengutamakan kekeluargaan dan kebersamaan. Islam telah mengatur hidup manusia sedemikian rupa agar mereka dapat hidup bersama dengan harmonis. Tidak ada yang patut ditakuti dari Islam. Media boleh berkata apapun namun jangan biarkan ia mendikte kehidupan kita. Media merupakan salah satu alat untuk mencerdaskan diri, sehingga gunakanlah akal pikiran yang sudah dianugerahkan Allah SWT kepada kita untuk memilah dan menganalisis informasi yang kita dapat.
Mereka ingin memadamkan cahaya Allah dengan mulut (tipu daya) mereka, tetapi Allah ( justru) menyempurnakan cahaya-Nya, walau orang-orang kafir membencinya. (QS. Ash-Shaff: 7-8)
TOPIK UTAMA
Dimana Posisi Kita diantara Mereka? oleh Jabbar Hidayatullah
P
ernah Ibnu 'Abbas radhiyallahu 'anhuma mendatangi seorang sahabat untuk mendengar sebuah hadits Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam. Sesampainya beliau di tempat tujuan, sahabat tersebut sedang istirahat siang. Maka Ibnu 'Abbas radhiyallahu 'anhuma menunggu di depan pintu rumah sahabat tersebut hingga tubuh beliau diliputi oleh debu. Saat sahabat tersebut keluar rumah, beliau terkejut melihat keadaan keponakan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam diliputi debu menunggu di depan rumahnya. Sahabat tersebut berkata kepada Ibnu 'Abbas bahwa dirinya lebih pantas untuk mendatangi daripada didatangi. Namun, Ibnu 'Abbas hanya berkata bahwa ia ingin mendengar hadits Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam langsung dari sahabat tersebut sehingga ia berkewajiban untuk datang langsung kepada sahabat tersebut. Imam Abu Hatim Ar Razi rahimahullah mengatakan bahwa dirinya pernah berjalan kaki lebih dari 1000 farsakh (1 farsakh > 5 km) untuk menuntut ilmu. Imam Baqiy bin Makhlad Al Andalusi rahimahullah menempuh perjalanan dari Andalusia di Spanyol, melewati Afrika, hingga ke Baghdad untuk menuntut ilmu dari Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah. Beratus-ratus tahun kemudian, perjalanan menuntut ilmu dimudahkan dengan berbagai media yang membuat perjalanan tersebut menjadi lebih singkat dan mudah untuk ditempuh. Jika dahulu Ibnu 'Abbas radhiyallahu 'anhu harus
menunggu beberapa waktu di depan pintu rumah salah seorang sahabat demi mendapatkan sebuah hadits, andaikan beliau hidup di zaman ini, yang perlu dilakukan oleh beliau adalah menghubungi sahabat tersebut dengan Line untuk memberitahukan bahwa beliau akan datang dan mendengar hadits dari sahabat tersebut. Seandainya Imam Abu Hatim Ar Razi dan Imam Baqiy bin Makhlad Al Andalusi hidup di zaman ini, mereka berdua cukup pergi ke perpustakaan, membaca media massa, atau berada di depan televisi atau radio, niscaya mereka akan mendapatkan ilmu yang mereka inginkan, Insya Allah. Perjalanan beribu-ribu kilometer mereka akan bisa tergantikan dengan keberadaan media massa saat ini. Berkaca dari kesusahan yang mereka hadapi dalam mendapatkan ilmu yang mereka inginkan maka Aina Nahnu min Haaulaa-I, Dimana Posisi Kita diantara Mereka Semua? Yahya Abu Zakaria berkata bahwa pamannya yang bernama Ubaidillah ketika pulang dari Khurasan membawa beban berat berupa dua puluh buku. Imam Asy Syafi'I berkata bahwa dahulu ketika beliau berusaha menuntut ilmu, beliau sangat sulit untuk mencari sehelai kertas. Pada waktu yang lain, Imam Asy Syafi'I mengambil tulang-tulang dan menulis ilmu diatasnya karena kesulitan beliau untuk mendapatkan kertas. Andaikan Ubaidillah hidup di zaman ini, beban berat berupa dua puluh buku yang ia bawa dapat tergantikan dengan file
Vol. XXIV
BERDZIKIR | Edisi Mei 2015
mengumandangkan dzikir, menjernihkan pikir
6
berbentuk powerpoint yang lebih ringan untuk dibawa. Andaikan Imam Asy Syafi'I hidup di zaman ini, beliau akan menemukan banyak kertas di sekeliling beliau yang dapat dimanfaatkan untuk menulis. Bahkan, keberadaan kertaskertas berbentuk fisik saat ini dapat digantikan dengan kertas-kertas berbentuk digital di smartphone atau laptop. Khalaf bin Hisyam Al Asadi berkata bahwa ia harus menghabiskan 80.000 dirham (Rp. 62.635 (kurs dirham saat ini) x 80.000 dirham = Rp. 5.010.800.000) untuk mempelajari salah satu bab di kitab Nahwu (kaidah-kaidah bahasa Arab). Yahya bin Ma'in diwarisi harta berjumlah 100.000 dirham (Rp. 6.263.500.000) oleh ayahnya. Maka uang tersebut habis seluruhnya untuk belajar hadits. Tidak tersisa dari uang tersebut kecuali sandal yang ia pakai. Jika Khalaf bin Hisya Al Asadi dan Yahya bin Ma'in ada di zaman ini, uang sejumlah Rp. 5.010.800.000 dan Rp. 6.263.500.000 dapat digantikan dengan biaya dan fasilitas yang lebih murah. Wi-fi gratis memberikan peluang untuk mendapat ilmu dengan mudah. Dengan pengorbanan uang yang mereka berikan maka Aina Nahnu min Haaulaa-I, Dimana Posisi Kita di antara Mereka? Diperkirakan bahwa orang yang hadir dalam majelis ilmu milik 'Ashim bin 'Ali sebanyak 160.000 orang. Sedangkan, pada majelis ilmu milik Sulaiman bin Harb dan Muslim al Kajji dihadiri oleh 40.000 orang. Diperkirakan pula majelis ilmu milik Imam al Bukhari dihadiri oleh 20.000 orang. Keadaan itu berbeda dengan saat ini. Kuliah saat ini tidak dihadiri oleh 160.000 orang. Satu kelas biasanya hanya dihadiri oleh beberapa puluh orang. Manusia saat ini tidak harus berdesak-desakan untuk mendapatkan ilmu yang diperlukannya.
Salah seorang ulama pernah berkata bahwa manusia di zaman ini sangat lemah sehingga Allah membuka pintu-pintu kemudahan bagi mereka. Manusia saat ini tidak harus menjadi Ibnu 'Abbas radhiyallahu 'anhuma yang diliputi debu demi mendapat sebuah hadits. Tidak pula menjadi seperti Imam Abu Hatim ar Razi dan Imam Baqiy bin Makhlad al Andalusi yang harus berjalan bertahun-tahun untuk menuntut ilmu dari seorang guru. Bukan pula Imam Asy Syafi'I yang harus mengambil tulang-tulang untuk menulis. Apalagi seperti Imam Yahya bin Ma'in yang harus menghabiskan uang sebesar 6 miliar untuk belajar hadits atau seperti Ulama Khalaf bin Hisyam al Asadi yang harus mengorbankan uang sebesar 5 miliar untuk menguasai satu bab pelajaran. Kelas yang dihadiri oleh manusia saat ini juga tidak berdesak-desakan hingga ratusan ribu orang. Pintu-pintu kemudahan dibukakan bagi kita. Internet membuat kita mudah mencari segala yang kita inginkan. Internet membuat kita tidak perlu berjalan berhari-hari untuk bertemu seseorang dan meminta ilmu darinya. Begitu pula dengan smartphone yang kita pegang, laptop yang kita gunakan, kendaraan yang kita naiki, semua memudahkan urusan kita. Maka, jika kesemuanya tidak menambah ilmu kita atau malah membuat waktu kita terbuang sia-sia, keberadaan media-media tersebut menjadi tidak berarti. Jadikan kemudahan yang ada pada hidup kita sebagai sarana untuk menambah manfaat bagi kita. Atau, kita hanya bisa berkata...... Aina Nahnu min Haaulaa-I, Dimana Posisi Kita diantara Mereka?
Fun Facts: Khalaf bin Hisyam Al Asadi harus menghabiskan Rp. 5.010.800.000 untuk mempelajari salah satu bab di kitab Nahwu!
7
Vol. XXIV
BERDZIKIR | Edisi Mei 2015
mengumandangkan dzikir, menjernihkan pikir
EKONOMI
HIKMAH DIBALIK BESARNYA DOSA RIBA
oleh Amrial
M
anusia harus tunduk dan patuh terhadap perintah dan menjauhi segala larangan yang telah ditetapkan oleh-Nya.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman :
اﻟﺤﻜﲓ ُ ِ َ ْ اﻟﻌﻠﲓ ُ ِ َ ْ َو ُ َﻫﻮ “Dan Dia adalah Dzat Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana”. [ At Tahrim [66] : 2 ] Demikian juga firman Allah Subhanahu wa Ta'ala :
ِ َ ﰷن َ ِﻠ ًﳰﺎ ﺣﻜ ًﳰﺎ َ َ َ ان ا
“Sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana”. [ Al Ahzab [33] : 1 ] Ayat – ayat ini menunjukkan penetapan adanya sifat hikmah dan bijaksana bagi Allah terhadap apa yang Allah syari'atkan. Setiap yang Allah syari'atkan pasti terdapat hikmah, sama saja halnya dengan sebuah perintah yang hukumnya wajib, pengharaman sesuatu ataupun bolehnya sesuatu tersebut dikerjakan. Akan tetapi perlu diketahui pula bahwasanya hikmah dapat saja kita ketahui ataupun diluar pengetahuan kita, hal ini menunjukkan batasan akal manusia. Hikmah bisa diketahui oleh sebagian orang sedangkan sebagian yang lain
tidak mengetahuinya. Hal ini tergantung dari pengetahuan atau ilmu yang Allah berikan kepadanya. Hikmah juga bisa baru diketahui oleh manusia jauh setelah Allah menetapkan suatu perintah atau larangan. Salah satu contohnya adalah dahulu saat zaman Nabi, para sahabat diperintahkan untuk menyucikan diri dari najis besar, air liur anjing, dengan menggunakan tanah. Pada saat itu para sabahat hanya “sami'na wa atho'na”, kami mendengar dan kami taat dengan perintah Allah dan hadist Nabi. Mereka belum berpikir bahwa apa hikmah dari Allah memerintahkan mereka bersuci dengan tanah yang secara logika akan membuat mereka tambah kotor. Namun dunia saat ini telah menemukan bahwa air liur anjing mengandung virus berbentuk pita cair. Dalam hal ini tanah berperan sebagai penyerap mikroba berikut virus-virusnya yang menempel dengan lembut pada wadah. Tanah, menurut ilmu kedokteran modern diketahui mengandung dua materi yang dapat membunuh kumankuman, yakni: tetracycline dan tetarolite. Dua unsur ini digunakan untuk proses pembasmian (sterilisasi) beberapa kuman. Dewasa ini masyarakat begitu familiar mendengar istilah riba yang menjadi salah satu pembahasan penting dalam ekonomi syariah. Para pakar ekonomi syariah telah banyak Vol. XXIV
BERDZIKIR | Edisi Mei 2015
mengumandangkan dzikir, menjernihkan pikir
8
membuktikan secara ilmiah dampak dari aktifitas ribawi. Sejumlah pakar ekonomi konvensional juga mulai mempertanyakan masa depan ilmu ekonomi kapitalis (ribawi) diantaranya, Roy Davies & Glyn Davies, Paul Omerod, Critovan Buarque, Joseph Schumpeter, Frijtop Chapra (1999) , Ervin Laszio (1999), Josepht Stigliz & Bruce Greenwald, Amitai Etzioni, Daniel Bell, Irving Kristol, Gunnar Myrdal, dan lain sebagainya. Hal ini merupakan suatu hikmah yang manusia baru sadari dan membuktikan bahwa ilmu yang berasal dari Allah adalah pasti benar dan memiliki hikmah. Di dalam persoalan riba ini, Allah telah jelas-jelas melarangnya. Dalam Al-Qur'an ditemukan kata riba sebanyak delapan kali dalam empat surat. Diantaranya adalah surat Ar-Ruum ayat 39, An-Nisaa' Ayat 160 dan 161, Ali Imron Ayat 130, serta Al-Baqarah Ayat 275-276 dan Ayat 278-279. Dari firman Allah yang disampaikan pada ayat-ayat tersebut telas jelas bahwa Allah mengharamkan riba. Mengapa Allah mengharamkan riba dan apa hikmahnya? Di zaman sekarang ini, kita hidup dimasa yang hampir seluruh sisi kehidupan kita untuk memenuhi hajat dan kebutuhan bersinggungan dengan dosa yang amat besar, yaitu riba. Sebuah dosa yang sampai-sampai Allah mengajak perang kepada pelaku riba yang disampaikan pada surat Albaqarah ayat 279 berikut,
ْ ُ َ َ ورﺳﻮ ِ ِ َوان ﺗُ ْ ُْﱲ ْ ُ َ ْ َﻓﺎن ْﻟﻢ ﺗ ﻓﻠﲂ َ ِّ ﲝﺮٍب ُ َ َ ِ ّ ﻣﻦ ا ْ َ ِ َﻔﻌﻠﻮا ﻓَ َذﻧ ُْﻮا ْ ُ ِ َ ْ رؤوس َ َ َﻈﻠﻤﻮن ُﻈﻠﻤﻮن َ ُ َ ْ وﻻ ﺗ َ ُ ِ ْ ﻣﻮاﻟﲂ َﻻ ﺗ ُ ُُ [2:279] Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba), maka ketahuilah, bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu. Dan jika kamu bertaubat (dari pengambilan riba), maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak menganiaya dan tidak (pula) dianiaya. Selain ancaman dari Al-Qur'an di atas, Rasulullah shallahu 'alahi wasallam juga menjelaskan bahaya riba dan sekaligus mengancam pelakunya. Dalam hadits ini Nabi shallahu 'alahi wasallam mengancam pelaku riba dengan lebih tegas, beliau bersabda, “Dosa riba memiliki 72 pintu, dan yang paling ringan adalah seperti seseorang berzina dengan ibu kandungnya sendiri.” (Shahih, Silsilah Shahihah no.1871) Dalam hadits yang diriwayatkan oleh imam Hakim dan dishahihkan oleh beliau sendiri, dijelaskan, “Bahwa satu dirham dari hasil riba jauh lebih besar dosanya daripada berzina 33 kali”. Mungkin kita bertanya-tanya mengapa dosa riba amatlah
9
Vol. XXIV
BERDZIKIR | Edisi Mei 2015
mengumandangkan dzikir, menjernihkan pikir
mengerikan, dan ironisnya riba sudah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat kita dan cukup sulit terbebas darinya. Inilah sebuah kesalahan besar ketika kita mengataskan logika dibandingkan langsung mentaatinya. Kita harus menyadari bahwa dihadapan Allah kita adalah makhluk yang lemah, bodoh, dan tidak bisa berbuat apa-apa tanpa pertolongannya. Maka dari itu, seharusnya manusia harus mendahulukan ketaatannya dari logika berpikirnya. Ustadz Dr. Erwandi Tarmidzi, MA, doktor lulusan Universitas Islam Al Imam Muhammad bin Saud, Madinah, dalam suatu kajiannya menyampaikan mengapa dosa riba besar besar. Beliau berkata bahwa akibat dari dosa riba ini telah dirasakan oleh banyak kalangan di dunia, baik muslim maupun nonmuslim, karena riba merupakan kezhaliman yang sangat jelas dan nyata. Sehingga wajar kalau Allah subhanahu wata'ala dan Rasul-Nya shallahu 'alahi wasallam mengancam orang-orang yang telibat di dalamnya dengan berbagai ancaman. Riba merupakan salah satu penyebab utama inflasi dan krisis di belahan dunia. Contoh sederhananya, ketika seseorang masyarakat berbondongbondong melakukan deposito di bank konvensional, maka bank tersebut menjanjikan bunga (riba) katakanlah 5% tiap bulannya. Untuk itu bank memutar kembali uang deposito dari masyarakat untuk diberikan kepada para pengusaha, pedagang, bahkan masyarakat yang sedang butuh pun dengan bunga, misalnya sebesar 11 %. Dari beban bunga yang diberatkan kepada pengusaha itu akhirnya para pengusaha membuat harga barang itu menjadi naik untuk menanggung tanggungan bunga yang harus dibayarkan. Harga yang naik tersebut merupakan suatu kedzaliman besar bagi orang-orang yang telah berjuang keras mencari nafkah dengan cara yang halal. Bayangkan saja orang miskin yang hidupnya pas-pasan harus menanggung akibat dari aktivitas ribawi tersebut. Mereka telah bekerja keras sampai-sampai mempertaruhkan nyawanya demi menghidupi keluarganya, namun dia harus menanggung harga yang tinggi karena aktivitas riba tersebut.
“Satu dirham dari hasil riba jauh lebih besar dosanya daripada berzina 33 kali”
Para pakar ekonomi mengakui bahwa inflasi dan krisis disebabkan karena aktivitas bunga (riba). Mereka mengatakan, “dunia tidak akan terbebas dari krisis dan inflasi selagi disana masih ada riba”. Nilai dari barang dan jasa di masyarakat menjadi naik dari harga yang seharusnya dikeluarkan karena menutupi biaya riba, maka terjadilah inflasi. Tentunya hal ini membuat pendapatan riil di masyarakat menjadi berkurang. Itulah mengapa riba adalah perbuatan yang sangat dzalim dan Allah larang dengan keras, dan Allah SWT tetapkan sebagai dosa yang amat besar. Krisis ekonomi yang terjadi juga akibat dari riba. Sebab ekonomi akan berjalan baik jika sektor riil dan moneternya seimbang. Salah satu penyebab tersumbatnya arus sektor ril adalah karena bunga (riba). Riba menyebabkan krisis ekonomi di dunia dan fenomena yang sedang terjadi adalah economic bubble. Volume transaksi yang terjadi di pasar uang (currency speculation and derivative market) dunia berjumlah US$ 3,5 trilliun hanya dalam sehari, sedangkan volume transaksi pada perdagangan dunia di sektor riil hanya US$ 6 trilliun setiap tahunnya (Rasio 1000 : 6 ), sekitar 1-an % (Kompas, 1 September 2007). Inilah yang sudah jelas menyebabkan krisis ekonomi dan berdampak pada seluruh dunia. Padahal idealnya, rasio tersebut adalah 6 : 6 atau harus sebanding, karena sektor keuangan ditentukan oleh permintaan/aktivitas ekonomi di sektor riil (Ibnu Taymiyah, Majmu' Fatawa).
Sudah jelas bahwa Allah mempunyai hikmah atas pelarangan riba. Riba membuat perekonomian menjadi kacau. Riba menjadi penyebab suburnya inflasi dan krisis ekonomi. Riba adalah perbuatan dosa besar yang sangat dzalim, menumbuhkan sifat rakus, menciptakan sifat malas bekerja bagi orang yang telah memiliki harta atau modal. Tentunya masih banyak hikmah dibalik pelarangan riba. Terlepas dari itu, seharusnya kita mendahulukan esensi perintah Allah sebagai bentuk kepatuhan untuk ibadah dan larangan-Nya sebagai bentuk ketundukan dan penyerahan diri seorang hamba. Maka jauhilah riba. Jika anda masih melakukan riba, apakah anda siap berperang dengan Allah dan Rasul-Nya?
Referensi: http://yufid.tv/renungan-mengapa-dosa-riba-begitu-besarhukum-bunga-bank-ustadz-dr-erwandi-tarmidzi-ma/ http://www.hisbah.or.id/alloh-mengancam-pelaku-ribadengan-api-neraka-serial-ayat-ayat-alloh-memperingatkandari-riba-4/ http://www.daarulmuwahhid.org/dm/index.php/artikel/baca an-islami/323-hikmah-bersuci-terhadap-hajis-dari-jilatananjing
Sungguh telah jelas bagi kita apa hikmah mengapa Allah begitu besar memberikan ancaman bagi pelaku riba. Riba adalah sungguh perbuatan kedzaliman yang besar. Orang yang melakukan riba tenggelam dalam kecintaan dunia. Dampak yang akan Allah berikan adalah dicampakan kaum muslimin kedalam kehinaan dan tidak akan diangkat kecuali kembali ke agama Allah SWT. Riba adalah sebab kebangkrutan, Allah akan menghapus keberkahan harta pelaku riba. Harta haram yang didapatkan dari aktivitas ribawi akan dimakan oleh masyarakat dan akan menambah keburukan seperti tambah tamak, jahil, angkuh, dan itulah yang tergambar di masyarakat saat ini. Riba adalah pekerjaan yang batil, maka dari itu Allah juga menjelaskan dalam ayat tersebut bahwa Allah sudah menyiapkan mereka azab yang pedih. Sebagian ulama' berkata “Orang-orang yang menghalalkan riba serta besar dosanya, maka diapun akan tahu betapa keadaan mereka-mereka kelak pada hari akhirat, mereka akan dikumpulkan dalam keadaan gila, kekal di neraka, disamakan dengan orang kafir akan mendapat perlawanan dari Allah dan Rasul serta kekal dalam la'nat.
Vol. XXIV
BERDZIKIR | Edisi Mei 2015
mengumandangkan dzikir, menjernihkan pikir
10
EKONOMI
Menata Kembali Indonesia melalui Revitalisasi Maritim oleh Untung Handayani
T
idak lengkap jika kita membahas mengenai maritim tanpa membahas negeri Indonesia. Negara Indonesia ialah negara yang memiliki luas wilayah terluas di Asia Tenggara. Sekitar 13.667 pulau berbaris dari sudut timur Sabang hingga sudut paling barat Pulau Papua. Lautan pun terbentang luas mengelilingi setiap pulau di Indonesia. Wilayah laut Indonesia meliputi sekitar 2/3 luas wilayah Indonesia yaitu sekitar 3.257.483 km2 (belum termaksud Zona Ekonomi Ekslusif). Selain itu, Indonesia juga memliki garis pantai terpanjang kedua di dunia yaitu sepanjang 81.000 km2. Luas laut tersebut tentulah tidak lepas dari potensi yang dimiliki. Namun yang menjadi pertanyaan besar ialah bagaimana esensi dari lautan tersebut bagi Negara Indonesia? Apakah lautan Indonesia hanya sebagai pelengkap luasnya negeri tersebut? Berangkat dari Deklarasi Juanda 13 Desember 1957, Negara Indonesia memiliki visi besar untuk memajukan sektor maritim di Indonesia. Setelah sebelumnya hanya menjadi jongos di negeri sendiri. Jika kita bandingkan dengan negara maritim lain yaitu Negara Jepang, negara kita masih sangat jauh tertinggal dalam pengoptimalan sumber daya maritim. Jepang telah memiliki teknologi yang canggih dalam pengelolahannya sementara Indonesia masih banyak tergantung dengan sistem tradisional. Selain itu dari segi transportasi yang ada, Indonesia masih jauh tertinggal oleh Jepang. Banyak kapal di Indonesia masih mengandalkan manual system dimana peran manusia sangat penting dalam pengoperasiaannya. Sedangkan Jepang menggunakan teknologi sebaik mungkin sehingga transportasi pun sangat
11
Vol. XXIV
BERDZIKIR | Edisi Mei 2015
mengumandangkan dzikir, menjernihkan pikir
menunjang dalam hal pemanfaatan maritim. Serta masih banyak lagi kekalahan Indonesia dalam sektor maritim. Dua hal yang unggul dari Indonesia ialah luas lautan dan juga jumlah sumber daya manusianya. Luas lautan Jepang hanya berkisar 1/5 dari luas laut di Indonesia sementara data dari Bank Dunia menunjukkan jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2013 mencapai sekitar 250 juta jiwa sementara Jepang sejumlah 127 juta jiwa. Kondisi maritim di Indonesia masih jauh dari cita-cita yang diidamkan. Indonesia memiliki potensi lautan yang luas dan juga sumber daya manusia yang melimpah namun masih gagal dalam pengelolahannya. Dari data statistik kelautan dan perikanan yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS), sektor perikanan Indonesia hanya memberikan kontribusi berkisar 2% dari total PDB Indonesia tahun 2014. Sementara itu berdasarkan data dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Republik Indonesia, potensi perikanan di Indonesia mencapai 6,5 juta ton per tahun yang tersebar dari Selat Malaka hingga ke Laut Aru dan Teluk Cendrawasih. Kegagalan tersebut dapat dilihat dari beberapa indikator yaitu kurangnya pelayanan yang disebabkan karena kondisi infrastruktur yang kurang; permodalan yang kurang; serta buruknya kondisi perkapalan di Indonesia. Indikator yang pertama yaitu dalam hal pelayanan. UNCTAD (1992): on time delivery merupakan perhatian utama bagi kebanyakan pengguna kapal. Langkah cepat bagi industri untuk memindahkan produknya ke pasar dalam waktu yang tepat, operator terminal sebagai simpul yang vital dalam
rantai logistik harus pada kondisi sangat dipercaya (reliable) dan layanan yang cepat bagi pengguna kapal (Ayiful Ramadhan, 18:2010). Berdasarkan laporan The Global Competitiveness Index 2013-2014 yang dikeluarkan oleh World Economic Forum tingkat pelayanan pelabuhan di Indonesia masih berada di peringkat ke-89 dari 148 negara di dunia. Sebagai perbandingan, Malaysia berada pada peringkat ke-24 sedangkan Thailand berada di peringkat ke56. Berdasarkan analisis kinerja pelayanan dermaga umum tahun 2010, kinerja pelayanan dermaga umum mengalami peningkatan tetapi belum memenuhi standar yang ada. Produktivitas bongkar muat total pada kapal mengalami penurunan, dan arus lalu lintas barang dalam negeri dan ekspor impor juga mengalami penurunan. Pelayanan yang kurang tersebut dipengaruhi oleh kondisi infrastruktur maritim yang masih kurang. Hal tersebut memengaruhi pertumbuhan sektor maritim di Indonesia. Hal tersebut dapat dilihat dari rata-rata pertumbuhan volume kargo domestik yang dimuat di lima pelabuhan utama Indonesia seperti Belawan, Tanjung Priok, Tanjung Perak, Balikpapan, dan Makassar dalam lima tahun terakhir hanya sebesar 3,49% per tahun. Bahkan, volume kargo yang dibongkar turun rata-rata sebesar 0,43% per tahun. Kondisi tersebut masih jauh dari kondisi yang diidam-idamkan oleh Indonesia. Permodalan yang kurang juga menjadi masalah dalam hal perkapalan di Indonesia. Pertumbuhan industri maritim di Indonesia masih berada di angka 6,3% dengan kondisi ada sekitar 12 ribu kapal dan memiliki 230 industri galangan kapal, namun yang menjadi permasalahan ialah belum adanya pabrik kapal yang mampu membuat kompenen untuk kapal. Sejauh ini komponen tersebut merupakan hasil impor dari negara lain. Hal tersebut berdampak pada mahalnya biaya perkapalan di Indonesia. Kurangnya permodalan maritim di Indonesia juga dikarenakan karena harga bahan bakar minyak yang mahal sehingga meningkatkan pula biaya perawatan perkapalan di Indonesia. Selain itu, biaya pengelolahan di pelabuhan yang mahal juga menjadi penghambat pertumbuhan perkapalan di Indonesia. Buruknya kondisi perkapalan di Indonesia juga menjadi indikator lemahnya maritim di Indonesia. Banyak kapal di Indonesia telah memiliki usia yang tua. Hal tersebut menyebabkan tingginya biaya perawatan yang diperlukan, ditambah lagi tidak adanya pabrik yang mendukung untuk komponen-komponen kapal. Dengan kondisi tersebut, pelayanan perkapalan di Indonesia tidak berjalan secara baik dan efektif. Maka perlunya beberapa kebijakan untuk mendorong pembangunan sektor maritim di Indonesia.
Penyisihan Dana APBN untuk Permodalan dalam Sektor Maritim Peningkatan pertumbuhan sektor maritim tentulah tidak lepas dari campur tangan pemerintah. Pemerintah menjadi pengontrol sekaligus penyokong pembangunan negara melalui kebijakan yang dilakukan. Salah satu kelemahan yang dihadapi oleh sekotor maritim di Indonesia yaitu kurangnya dana permodalan untuk peningkatan kualitas pelayanan sektor maritim. Untuk mengatasi kekurangan tersebut perlu adanya stimulus dari pemerintah melalui pemberian dana baik dalam bentuk subsidi maupun investasi. Subsidi merupakan salah satu kebijakan pemerintah untuk mendorong sektor usaha untuk maju berkembang. Subsidi dalam sektor maritim dapat berupa subsidi bahan bakar untuk kapal-kapal Indonesia. Subsidi tersebut nantinya akan berdampak pada menurunnya biaya ongkos pengiriman barang-barang maupun dalam hal tarif kapal. Dengan begitu, harga barang-barang di dalam negeri dapat diperoleh dengan harga yang lebih murah serta berdampak kepada lancarnya arus transportasi laut di Indonesia. Dengan kondisi Negara Indonesia yang didominasi oleh lautan, maka peran transportasi laut sangatlah penting untuk menyatukan berbagai pulau di Indonesia. Mindset masyarakat Indonesia yang selama ini menganggap lautan sebagai pemisah antarpulau nantinya dapat terkikis dengan pengoptimalan transportasi laut di Indonesia. Tentulah akibat dari semua itu akan meningkatkan pertumbuhan sektor maritim di Indonesia khususnya dalam hal perkapalan. Permodalan yang cukup juga menjadi faktor penting dalam kesuksesan pembangunan sektor maritim di Indonesia. Dari data Kementerian Keuangan Republik Indonesia mengenai APBN 2015, belanja pemerintah untuk Kementerian Kelautan dan Perikanan hanya 6,7 Triliun Rupiah dari total belanja pemerintah berjumlah 2.039,5 Triliun Rupiah atau hanya sebesar 0,33%. Hal tersebut tentulah kurang jika dibandingkan dengan potensi maritim yang dimiliki oleh Indonesia. Dana tersebut perlu ditingkatkan untuk dialokasikan dalam pembangunan infrastruktur yang memadai. Dengan adanya stimulus berupa permodalan yang kuat, maka kondisi infrastruktur secara berkesinambungan akan dapat dibenahi. Pembenahan infrastruktur yang terpenting ialah kondisi pelabuhan dan juga jalan dari pelabuhan menuju lokasi distribusi barang. Sebagai negara kepulauan, peranan pelabuhan sangat vital dalam perekonomian Indonesia. Kehadiran pelabuhan yang memadai berperan besar dalam menunjang mobilitas barang
Vol. XXIV
BERDZIKIR | Edisi Mei 2015
mengumandangkan dzikir, menjernihkan pikir
12
dan manusia di negeri ini. Pelabuhan menjadi sarana paling penting untuk menghubungkan antarpulau maupun antarnegara. Serta dengan segala keuntungan yang dimiliki Indonesia seperti letak geografis, banyaknya pulau dan manusia, dan yang lainnya, pelabuhan menjadi motor penggerak pembangunan bangsa. Selain itu, dengan pemberdayaan pelabuhan secara menyeluruh, pendapatan dari hasil pengelolahan pelabuhan pun akan meningkat dan menambah pendapatan negara. Oleh karena itu, penyisihan dana untuk pembenahan pelabuhan serta pelayanannya menjadi bagian penting untuk mendobrak sektor maritim di Indonesia. TUK (Training, UMKM, Koperasi) Negara Indonesia merupakan negara yang kaya akan penduduk. Dewasa ini, kondisi penduduk Indonesia berada pada kondisi yang baik. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional melalui data BPS memproyeksikan bahwa penduduk Indonesia dari tahun ke tahun semakin membaik. Dari hasil perhitungan yang dilakukan, proyeksi proporsi penduduk usia 0-14 tahun secara umum mengalami penurunan. Pada tahun 2010 proporsi mencapai 28,6%, sementara pada tahun 2015 27,3%, dan diikuti dengan angka 26,1%, 24,6%, 22,9%, dan 21,5% pada tahun 2020, 2025, 2030, dan 2035. Sementara itu untuk usia 15-64 tahun secara umum mengalami kenaikan. Pada tahun 2010 sebesar 66,5%, dan diikuti dengan angka 67,3%, 67,7%, 67,9%, 68,1%, dan 67,9% pada tahun 2015, 2020, 2025, 2030, dan 2035. Untuk usia 65 tahun ke atas juga mengalami peningkatan secara umum yang berarti usia harapan hidup bertambah. Tentulah seluruh bonus demografi tersebut menjadi peluang bagi Negara Indonesia untuk meningkatkan produktivitas barang maupun jasa begitu pun dalam sektor maritim. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh M. Agam Alpharesy, Zuzy Anna, dan Ayu Yustiati mengenai pendapatan nelayan dan buruh tambang di wilayah pesisir Kampak, Kabupaten Bangka Barat, pendapatan rata-rata nelayan buruh berdasarkan hasil dari penangkapan ikan ialah sebesar 1.650.000 rupiah perbulan. Jika dibandingkan dengan pendapatan yang diperoleh oleh buruh tambang timah, masih lebih tinggi yaitu sebesar 3.375.000 rupiah perbulannya. Oleh karena itu, upaya yang dapat dilakukan oleh pemerintah untuk mendongkrak perekonomian masyarakat khususnya masyarakat pesisir ialah dengan pemberian pelatihan/training. Pelatihan yang diberikan oleh pemerintah dapat berupa pembekalan mengenai
13
Vol. XXIV
BERDZIKIR | Edisi Mei 2015
mengumandangkan dzikir, menjernihkan pikir
penggunaan teknologi yang modern dalam penangkapan hasil laut maupun dalam pengelolahannya. Dengan begitu masyarakat pesisir dapat lebih efektif dalam pengelolahan hasil kekayaan laut. Selain itu, pemberian pelatihan kewirausahaan pun sangat berguna. Dengan adanya keterampilan dalam melakukan suatu bisnis, maka masyarakat secara ekonomi pun akan terbangun. Masyarakat akan terdorong untuk lebih produktif dalam menciptakan produk-produk yang inovatif dan kreatif. Hal tersebut tentulah harus didorong oleh Kementrian Koperasi dan UMKM. Dengan menyisihkan sebagian dana untuk pembangunan UMKM di daerah pesisir, maka hasil laut yang telah ditangkap dapat diolah dan dijadikan suatu produk yang baru dan tentunya memiliki kualitas yang baik. Pelatihan lain yang penting untuk dilakukan yaitu pelatihan terhadap anak pesisir. Dengan adanya pembekalan secara dini, mindset anak-anak pesisir akan tersetting akan pentingnya peran dari mereka untuk memajukan sektor maritim di Indonesia. Pembekalan terhadap anak-anak pesisir dapat dilakukan dengan menampilkan film edukatif mengenai pentingnya laut Indonesia. Selain itu, pembekalan teknologi pun sangat penting dilakukan secara dini dengan melakukan pelatihan komputer atau pun teknologi lain yang dapat diaplikasikan nantinya dalam sektor maritim. Pembangunan koperasi pun menjadi poin positif untuk membangun ekonomi di daerah pesisir. Koperasi penting bagi masyarakat pesisir karena koperasi menerapkan asas kekeluargaan. Melihat kondisi daerah pesisir yang masih kental dengan paguyubannya, penerapan koperasi dapat berjalan lebih efektif. Selain itu, produk yang dihasilkan dari UMKM pun dapat dijual di koperasi tersebut dan menjadi ciri
Bonus demografi menjadi peluang bagi Indonesia untuk meningkatkan produktivitas barang maupun jasa begitu pun dalam sektor maritim.
khas tersendiri untuk wilayah pesisir tertentu. Dengan begitu, sumber pendanaan masyarakat tidak lagi tergantung pada pihak bank atau pun rentenir melainkan melalui kerja sama masyarakat sendiri. Namun yang perlu ditambahkan dalam koperasi ini yaitu perlunya pengontrolan yang berkesinambungan. Maksudnya ialah, pengawas dari koperasi harus turut aktif dalam melancarkan arus transaksi di koperasi tersebut dengan senantiasa mengontrol seluruh bagian dari koperasi tersebut. Dengan begitu, seluruh anggota koperasi dituntut aktif untuk memajukan koperasi. Kesimpulan dan Rekomendasi Kebijakan Kesimpulan yang dapat diambil dari esai ini yaitu Negara Indonesia ialah negara yang kaya akan sumber dayanya termaksud sumber daya alam yang berasal dari sektor maritim. Selain itu, penduduk yang banyak serta semakin baiknya komposisi penduduk Indonesia menjadi poin positif dalam pembangunan bangsa. Namun, fakta yang ada ialah PDB Indonesia dari sektor perikanan pada tahun 2014 hanya memberikan kontribusi berkisar 2% dari seluruh PDB yang ada. Oleh karena itu perlu adanya revitalisasi dalam sektor maritim di Indonesia. Maritim di Indonesia masih jauh dari harapan yang diinginkan, makanya perlu upaya dari pemerintah maupun masyarakat itu sendiri. Upaya yang dapat dilakukan oleh pemerintah ialah dengan menyisihkan dana baik berupa subsidi maupun dalam bentuk modal terhadap sektor maritim di Indonesia. Hal tersebut akan mendorong perbaikan infrastruktur maupun pelayanan, yang nantinya dapat menarik investor lain untuk berinvestasi. Upaya yang lain ialah dengan pemberian TUK (Training, UMKM, dan Koperasi). Training dapat dilakukan dengan pemberian keterampilan dalam penggunaan teknologi bagi masyarakat pesisir khususnya para nelayan. Selain itu pembekalan jiwa kewirausahaan pun sangat berguna untuk membangun Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Dilengkapi dengan pendirian koperasi untuk para nelayan untuk menjual barang maupun sebagai media penyedia modal bagi masyarakat. Selain itu, sikap proaktif dari masyarkat pun menjadi hal yang penting dalam pengoptimalan maritim di Indonesia. Sebagai penutup dari esai ini, Indonesia sejak dahulu dikenal sebagai negara maritim di dunia. Indonesia memiliki kekayaan alam yang melimpah, namun peran dari masyarakatnya yang menjadikan Indonesia sebagai jongos di negeri sendiri. Oleh karena itu, perlu adanya sinergi yang baik dari pihak pemerintah maupun masyarkat itu sendiri. Kita sudah cukup lama merdeka, namun kita masih seperti dijajah oleh negara-negara lain yang secara kekayaan alam
masih jauh dari negeri kita tercinta. Sebagai penutup, kalau bukan kita siapa lagi! Kalau bukan sekarang, kapan lagi! Referensi: Agus. Industri Maritim Butuh Investasi Lebih Besar. Harian Ekonomi Neraca. Aliy. (2014). Pelabuhan Indonesia Masih di Peringkat 89 dari 148 Negara. http://beritatrans.com/2014/08/03/pelabuhan-indonesiamasih-di-peringkat-89-dari-148-negara/ , 30 April 2015. Alpharesy, Agam, Zuzy Anna, Ayi Yustiati. (2012). Analisis Pendapatan dan Pola Pengeluaran Rumah Tangga Nelayan Buruh di Wilayah Pesisir Kampak, Kabupaten Bangka Barat. Jurnal Perikanan dan Kelautan. Volume3, Nomor 1. Badan Pusat Statistik. (2013). Proyeksi Penduduk Indonesia 2010-2035. Jakarta: Badan Pusat Statistik. Direktorat Penyusunan APBN. (2014). Budget in Brief APBN 2015. Jakarta: Direktorat Penyusunan APBN. Nainggolan, Hermina, Krisna Fery Harmantya, dkk. (2014). Marine and Fisheries in Figure 2014. Jakarta: Pusat Data, Statistik dan Informasi. Permanasari, Made Dwina, I Gusti Putu Suparsa, Dewa Made Priyantha Wedagama. (2013). Analisis Kinerja Pelayanan Dermaga Umum (Studi Kasus : Pelabuhan Benoa, Denpasar-Bali.Jurnal Ilmiah Elektronik Infrastruktur Teknik Sipil. Volume 2, Nomor 2. http://ojs.unud.ac.id/index.php/jieits/article/view/560, 31 April 2015. Ramadhan, Ayiful. 2010. Identifikasi Persepsi Pengguna Jasa Pelabuhan Terhadap Pelayanan Pelabuhan Tanjung Priok Dengan Menggunakan Analisis Faktor. Depok: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Rasyida, Agustina. (2013). Lima Alasan Kondisi Tr a n s p o r t a s i L a u t I n d o n e s i a Ku r a n g B a g u s . http://www.tribunnews.com/bisnis/2013/03/26/limaalasan-kondisi-transportasi-laut-indonesia-kurang-bagus, 29 April 2015. RVD. (2014). Pelabuhan Indonesia Dikeluhkan Banyak Pelaku Usaha. http://m.maritimemagz.com/2014/12/15/pelabuhanindonesia-dikeluhkan-banyak-pelaku-usaha/, 29 April 2015.
Vol. XXIV
BERDZIKIR | Edisi Mei 2015
mengumandangkan dzikir, menjernihkan pikir
14
HUMANIORA ISLAM
Menyoal Hak H Asasi Manusia: “Antara Hak dan Kewajiban” oleh Nurul Khomariyah
15
Vol. XXIV
BERDZIKIR | Edisi Mei 2015
mengumandangkan dzikir, menjernihkan pikir
ak asasi manusia atau HAM merupakan hak dasar yang dimiliki oleh manusia sejak ia berada dalam kandungan. Menurut John Locke, hak asasi adalah hak yang diberikan langsung oleh Tuhan sebagai sesuatu yang alami. Artinya, hak asasi manusia yang dimiliki oleh manusia sifatnya tidak dapat dipisahkan dari hakikatnya, sehingga besifat suci. Sistem perundang-undangan Indonesia pun mengatur perihal hak asasi manusia sebagaimana termaktub dalam Pasal 1 Undang-undang No. 39 Tahun 1999 tentang HAM disebutkan bahwa “Hak Asasi Manusia ( HAM ) adalah seperangkat hak yang melekat pada hakekatnya dan keberadaan manusia sebagai mahluk Tuhan yang Maha Esa, dan merupakan Anugerah-Nya yang wajib dihormati, di junjung tinggi dan di lindungi oleh Negara, hukum, pemerintah dan setiap orang, demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia”. Hak asasi
manusia mempunyai ciri, yaitu : 1. Tidak dapat dicabut, artinya hak asasi manusia tidak dapat dihilangkan atau diserahkan; 2.Tidak dapat dibagi, artinya semua orang berhak mendapatkan semua hak, apakah hak sipil dan politik atau hak ekonomi, sosial, dan budaya; 3. Hakiki, artinya hak asasi manusia adalah hak asasi semua umat manusia yang sudah ada sejak lahir; 4. Universal, artinya hak asasi manusia berlaku untuk semua orang tanpa memandang status, suku bangsa, gender, atau perbedaan lainnya. Persamaan adalah salah satu dari ide-ide hak asasi manusia yang mendasar. Hak asasi yang terganggu dapat menimbulkan dampak yang buruk berupa semakin kacaunya tatanan hidup dalam masyarakat, sehingga lunturlah nilai-nilai kemanusiaan yang harus senantiasa dihidupkan. Secara naluriah manusia memang cenderung menuntut pemenuhan atas hak asasinya, ia tak mau haknya diusik dan diberangus. Hal tersebut merupakan suatu yang wajar sebab hak asasi merupakan hak kodrati yang harus dipenuhi dan dihormati. Dalam kehidupan masyarakat yang semakin berkembang, penghormatan atas hak asasi semakin luntur keberadaannya. Nilai-nilai seperti rasa saling menghargai dan sikap toleransi, serta kepedulian terhadap sesama semakin terdegradasi sehingga menimbulkan keresahan. Belakangan seringkali kita temui kasus seperti pembuangan anak, korupsi, praktik aborsi, masih adanya busung lapar dan kemiskinan. Hal tersebut mengindikasikan masih kurangnya implementasi HAM dalam masyarakat. Permasalahan terkait hak asasi semakin tidak karuan sebab banyak masyarakat yang hanya terus-terusan protes dan menuntut pemenuhan hak asasinya dan seringkali melupakan kewajiban mereka untuk turut menghormati hak asasi orang lain. Melihat dari perspektif Islam konsep mengenai hak asasi manusia berbeda dari konsep hak asasi manusia pada umumnya. Antara hak dan kewajiban dalam Islam harus senantiasa berjalan beriringan, sebab seluruh hak merupakan kewajiban bagi individu maupun pemerintah untuk memenuhinya secara adil dan beradab. Maka dalam Islam juga turut dikenal kewajiban asasi manusia, suatu istilah yang masih sangat jarang terdengar. Konsep HAM dalam Islam berbeda dari konsep barat di mana sangat terpusat kepada manusia sebagai subjek dan objek, dalam konsep Islam aspek kemanusiaan ditonjolkan dengan terlebih dahulu mendalami makna syahadat. Syahadat bermakna yakin dan berpegang teguh pada prinsip Tauhid, yaitu menyandarkan semua aktivitas kepada Allah Ta'ala. Salah satu konsekuensi dari syahadat adalah kewajiban untuk melaksankan apa yang telah
diperintahkan oleh Allah dan Rasulullah saw. Bentuk aktual dari pelaksanaan kewajiban tersebut berhubungan erat dengan hak asasi manusia dan kewajiban asasi manusia, sebagai contoh kewajiban membayar zakat bagi yang telah memenuhi syarat, sikap toleransi, saling membela dan mendukung, menjunjung tinggi keadilan dan persamaan, menghargai hak kepemilikan orang lain, berkeluarga dan memperoleh keamanan, dan bahkan hak mengecam syariat karena pada prinsipnya Islam bukanlah agama yang memaksa. Apabila manusia dapat memaknai hakikat kewajibannya maka kasus pelanggaran hak asasi dapat diminimalisasi, seperti apabila masyarakat sadar dan taat untuk membayar zakat maka hampir nyaris tidak ada orang yang kelaparan dan menderita penyakit busung lapar. Sahabat masihkah ingat kisah Khalifah Umar bin Abdul Aziz? Umar Bin Abdul Aziz, menerapkan konsep zakat yang cermat dan tepat untuk mengatasi masalah kemiskinan, kebodohan dan keterbelakangan. Kebijakannya tersebut mampu memicu kesadaran rakyatnya yang kaya dan juga para pegawai pemerintahan untuk bergegas membayar zakat dan shadaqah kepada fakir miskin. Sehingga dalam rentang waktu dua setengah tahun Khalifah Umar bin Abdul Aziz memimpin, rakyat yang kaya dan para pejabat merasa kesulitan mendapatkan orang yang berhak menerima zakat, sebab para fakir miskin telah berubah menjadi orang yang b e r ke w a j i b a n m e m b a y a r z a k a t . H a l t e r s e b u t mengindikasikan taraf hidup masyarakat semakin meningkat. Selain itu Khalifah Umar bin Abdul Aziz juga membuat sistem tatanan birokrasi dan aparatur negara yang ramping dan tegas sehingga terciptalah kehidupan bernegara yang sehat, aman dan sejahtera. Umar bin Abdul Aziz berhasil membuat reformasi besar ke dalam tubuh umat pada masa itu, sekarang bisakah generasi kita mewujudkan perbaikan dalam tubuh umat ini? Islam adalah agama yang sangat komprehensif yang mengatur tatanan kehidupan manusia agar bermatabat dan memiliki nilai kebermanfaatan. Hak asasi manusia merupakan suatu hal yang pantas untuk diperjuangkan akan tetapi kewajiban asasi manusia tidak boleh tersingkirkan begitu saja. Senantiasa berjalan dengan nafas Islam merupakan suatu kebutuhan bagi kita semua, apapun dan dimanapun kedudukan kita. Begitulah Islam yang indah dan penuh rahmat yang pesonanya harus senantiasa kita rawat dan pancarkan, maka menjadi umat yang sadar akan kewajiban perlu ditanamkan dalam masing-masing jiwa umat Islam, sehingga dengan begitu akan tercipta kesejahteraan hak asasi manusia.
Vol. XXIV
BERDZIKIR | Edisi Mei 2015
mengumandangkan dzikir, menjernihkan pikir
16
HUMANIORA ISLAM
Hedonisme: Suatu Penyakit yang Menjangkiti Umat Manusia Masa Kini oleh Defi Wirdah
G
lobalisasi telah membawa banyak dampak positif bagi kehidupan masyarakat yakni meningkatkan etos kerja yang tinggi, suka bekerja keras, disiplin, mempunyai jiwa kemandirian, rasional, sportif, dan lain sebagainya, kemajuan teknologi akibat globalisasi juga menyebabkan kehidupan sosial ekonomi lebih produktif, efektif, dan efisien sehingga membuat produksi dalam negeri mampu bersaing di pasar internasional selain itu, bidang komunikasi, informasi, dan transportasi akibat adanya globalisasi juga memudahkan kehidupan manusia. Namun globalisasi bagaikan dua sisi mata uang koin, selain membawa dampak positif globalisasi juga membawa dampak negatif seperti semakin mudahnya nilai-nilai barat masuk ke Indonesia baik melalui internet, media televisi, maupun media cetak yang banyak ditiru oleh masyarakat, globalisasi juga membuat semangat gotong-royong, solidaritas, kepedulian, dan kesetiakawanan sosial semakin luntur dan adanya sikap sekularisme yang lebih mementingkan kehidupan duniawi dan mengabaikan nilai-nilai agama dan dampak negatif berupa sekularisme inilah yang akan dikupas lebih jauh dalam artikel ini karena sekularisme sangat
17
Vol. XXIV
BERDZIKIR | Edisi Mei 2015
mengumandangkan dzikir, menjernihkan pikir
membahayakan bagi masyarakat dan tentunya membawa efek negatif bagi perkembangan masyarakat kedepannya namun kita tidak menyadari hal itu karena kita terlalu terlena dan terbelenggu dalam lingkaran globalisasi ini. Sekularisme ini merupakan salah satu konsep penting yang membangun sikap hedonisme. Hedonisme adalah pandangan hidup yang menganggap bahwa kesenangan dan kenikmatan materi adalah tujuan utama hidup. Bagi para penganut paham ini, bersenang-senang, pesta-pora, dan pelesiran merupakan tujuan utama hidup, entah itu menyenangkan bagi orang lain atau tidak karena mereka beranggapan hidup ini hanya sekali, sehingga mereka merasa ingin menikmati hidup senikmat-nikmatnya. Dalam kacamata Islam, cinta terhadap dunia merupakan kategori penyakit Wahn yaitu cinta terhadap dunia dan takut mati, penyakit ini sangat membahayakan bagi manusia karena cinta terhadap dunia membuat manusia memandang dunia sebagai tujuan akhir hidup, mereka yang terjangkit penyakit ini meletakkan dunia pada hatinya sehingga ia lalai terhadap Allah SWT dan tidak lagi memikirkan akhirat
padahal dunia ini hanya sementara dan kehidupan yang kekal nan abadi adalah akhirat. Cinta terhadap dunia menyebabkan kita semakin serakah dan tidak lagi mempedulikan orang lain, kita tidak lagi peka terhadap lingkungan sekitar karena yang kita pikirkan hanyalah untuk kepentingan sendiri dan berusaha mendapat dunia seperti yang diinginkan dengan begitu, kita menjadi terlalu terobsesi kepada dunia dan terlalu sibuk dengan diri kita masing-masing sehingga pada akhirnya kesetiakawanan sosial diantara umat manusia menjadi luntur padahal manusia hadir di tengah-tengah kehidupan tidak lain adalah untuk saling tolong-menolong dan peduli terhadap sesama namun realitas sosial kini yang ada justru sebaliknya, kita dapat melihat perilaku para pejabat yang melakukan korupsi demi keuntungan pribadi semata seolah sikap hedonisme atau cinta dunia telah melekat erat dalam diri mereka maka mata hati mereka tertutup karena gemerlap dunia yang menipu. Mengenai sikap hedonisme ini Rasulullah SAW bersabda “Kalau begitu, bergembiralah dan berharaplah memperoleh sesuatu yang melapangkan diri kalian. Demi Allah, bukan kemiskinan yang aku khawatirkan akan menimpa diri kalian. Akan tetapi, aku khawatir jika dunia ini dibentangkan untuk kalian sebagaimana ia dibentangkan untuk orang-orang sebelum kalian sehingga kalian berlomba sebagaimana mereka berlomba, dan akhirnya kalian hancur sebagaimana mereka hancur.” (Hadits riwayat Muslim (2961) dan alBukhari (6425), dan Ibnu Abi ad-Dunya dalam kitab tentang Zuhud hal. 73). Sangat jelas hedonisme atau cinta dunia bukanlah perkara main-main karena hal tersebut dapat membuat manusia menjadi merugi sebagaimana Allah SWT berfirman “Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan sesuatu yang melalaikan. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.” (Q.S. Al-Hadiid [57]:20)
“ Dalam kacamata
Islam, cinta terhadap dunia merupakan kategori penyakit Wahn, yaitu cinta terhadap dunia dan takut mati ”
yang merugi? Mari kita tengok diri kita masing-masing, apa hakikatnya kita hidup di dunia ini? Bagaimana cara kita memandang dunia? Kita harus sadar bahwa bumi tempat kita berpijak hanyalah sementara dan kedudukan yang kita miliki sekarang seharusnya menjadi alat untuk mendapat ridho Allah SWT. Semoga Allah SWT membuka hati kita sehingga kita tidak menjadi orang yang serakah yang hanya mementingkan diri sendiri dan semoga Allah menjauhkan kita dari penyakit cinta dunia agar kita menjadi insan yang selamat dunia dan akhirat.
Lalu bagaimana cara kita untuk menghindari sikap hedonisme atau cinta dunia agar kita tidak menjadi orang
Vol. XXIV
BERDZIKIR | Edisi Mei 2015
mengumandangkan dzikir, menjernihkan pikir
18
SHIROH
10 JEJAK PEMBUKA oleh Ananda Puji Rahmawati
S
aat jam beker berdering dipagi buta dan memaksamu untuk bangun dan bergegas menjalankan aktivitas sehari-hari, perhatikanlah saat paling berat engkau untuk bangun. Apakah saat akan duduk dari tidurmu atau berjalan ke kamar mandi? Kebanyakan orang akan menjawab bagian tersulit adalah ketika engkau duduk dari tidurmu, sebab duduk dari tidur adalah langkah awal memulai hari baru dan untuk memulai langkah awal tidak sedikit hasutan yang kau temui. Dalam sejarah Islam kita akan menemukan 10 orang hebat yang menjadi langkah awal untuk perkembangan umat Islam hingga saat ini. Mereka adalah orang-orang yang pertama kali memeluk agama Islam setelah Rasulullah. Para AsSabiqun Al-awwalun ini berasal dari golongon muhajirin dan anshor. Kesepuluh nama tersebut adalah: 1. Khadijah binti Khuwailid 2. Zaid bin Haritsah 3. Ali bin Abi Thalib 4. Abu Bakar 5. Bilal bin Rabah 6. Barkah binti Tsa'labah 7. Hamzah bin Abdul-Muththalib 8. Abbas bin Abdul-Muththalib 9. Abdullah bin Abdul-Asad/Abu Salamah 10. Ubay bin Kaab
19
Vol. XXIV
BERDZIKIR | Edisi Mei 2015
mengumandangkan dzikir, menjernihkan pikir
Mereka adalah orang-orang pertama yang membantu Rasulullah membuka gerbang Islam, sehingga manusia lain terbantu untuk masuk kedalam golongan umat yang dirahmati Allah. Jika diibaratkan dengan pengendara motor di saat hujan, mereka adalah orang yang mengendarai motor dan kita adalah penumpang. Lalu, tahukah engkau siapa yang akan paling basah kedinginan? Ya, pengendaralah yang akan lebih banyak terkena air hujan. Hal ini menunjukkan bahwa menjadi orang-orang yang membuka langkah memerlukan banyak pengorbanan. Para As-Sabiqun Al-Awwalun telah rela basah kedinginan demi penumpang yang berada di belakangnya. Lalu mengapa kau masih mengeluh kedinginan, wahai para penumpang? Bukankah orang-orang sebelummu lebih tau bagaimana rasanya dingin? Lalu mengapa kau masih saja mengeluh kesusahan, wahai para penumpang? Sementara Allah tidak memberimu cobaan seperti yang dirasakan oleh para pendahulumu? Jawab dan renungkanlah di hati masing-masing. Para pengendara tidak mengharapkan apapun selain Ridho Allah, tapi berilah penghargaan kepada mereka dengan cara mengikuti jejakjejak mereka.
CELOTEH PIKIR
Menjempu Hidaya oleh Cherin Vadila Yuniartha
B
ukankah masih banyak manusia yang berdalih, mereka berpaling dari kebenaran karena belum mendapat hidayah-Nya. Masih banyak yang bersantai dalam kemaksiatan dengan alasan belum ada hidayah yang menghampirinya. Lantas mereka sendiri tidak tahu berapa sisa waktu yang mereka miliki, apakah tidak takut waktu mereka habis hanya untuk menunggu hidayah dari-Nya? “Dan (ingatlah) ketika Tuhan-Mu mengeluarkan dari sulbi (tulang belakang) anak cucu Adam keturunan mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap roh mereka (seraya berfirman), 'Bukankah Aku ini Tuhanmu'” mereka menjawab 'Betul (Engkau Tuhan kami), kami bersaksi.' (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan, 'Sesungguhnya ketika itu kami lengah terhadap ini'.” (QS. Al-A'raf : 172) Hidayah dalam bahasa arab berarti petunjuk, sedangkan secara istilah ialah penjelasan dan petunjuk jalan yang akan menyampaikan kepada tujuan. Hidayah dari Allah terdiri dari berbagai macam bentuk, diantaranya mencakup petunjuk mengenai fitrah, aktivitas hidup, jalan hidup dan keyakinan hidup manusia. Hidayah yang mencukup petunjuk mengenai fitrah (Fithriyah) ini terkait dengan kecenderungan alami yang Allah tanamkan dalam diri manusia untuk meyakini Tuhan Pencipta dan melakukan hal-hal yang bermanfaat untuk diri mereka. Realisasinya tergantung atas pilihan dan keinginan mereka sendiri. Sumbernya adalah Qalb (hati nurani) dan akal pikiran yang masih bersih (fithriyah). Lantas jika sejak diciptakan manusia sudah memiliki hidayah fithriyah, mengapa masih banyak manusia yang tersesat dari jalan yang benar? Hal itu karena hidayah adalah selayaknya benda yang kita miliki, dapat hilang sewaktu-waktu jika kita lalai. Misalnya manusia seringkali meninggalkan hidayah yang telah dimilikinya karena kebodohannya, atau ketamakannya akan hal-hal dunia. Sementara ada juga manusia yang menolak datangnya hidayah karena dirinya dikuasai oleh rasa angkuh dan ketamakan. Oleh karena itu, tidak cukup bagi manusia hanya satu kali mendapatkan hidayah. Senantiasa manusia membutuhkan hidayah setiap saat, mengingat betapa lalainya manusia dan betapa pintarnya syaithon mencari celah untuk menjauhkan hidayah dari manusia.
Seharusnya manusia pun menyadari kebutuhan mereka akan hidayah. Namun perihal antara menunggu atau menjemput hidayah pun masih menjadi penghambat bagi kita. Banyak manusia yang berdalih belum mendapatkan hidayah dan tidak pernah mengusahakannya, hanya menunggu. Atau kasus lain seperti ketika hidayah sudah diberikan oleh Allah, mereka tidak menyambutnya karena masih terperdaya syahwat, tidak ingin keluar dari zona nyaman kemaksiatannya. “Adapun kaum Tsamud, mereka telah Kami beri petunjuk, tetapi mereka lebih menyukai kebutaan (kesesatan) daripada petunjuk” (QS. Fushshilat: 17). Lalu bagaimana cara kita menjemput hidayah jika kita belum merasa mendapat hidayah dari Allah? Bukankah itu semua kehendak Allah untuk memberikan petunjuk kepada orang-orang yang dikehendaki-Nya sebagaimana dikatakan dalam Al-Qur'an surat Fathiir ayat 8, “Sesungguhnya Allah menyesatkan siapa yang dikehendaki-Nya dan memberi hidayah (taufik) kepada siapa yang dikehendaki-Nya”. Namun sebagai hamba kita masih memiliki peran untuk meminta kepada Pencipta. Karena memang hanya kepada Allah seharusnya kita bergantung, begitupun untuk meminta hidayah. Doa adalah kekuatan terbesar yang dapat kita lakukan, yang juga kemudian diiringi dengan usaha kita untuk mencarinya. Pada dasarnya kita telah memiliki program dalam Islam yang menjadikan kita terus meminta datangnya hidayah dari Allah. Program tersebut yakni doa yang diwajibkan bagi kita untuk membacanya berkali-kali dalam shalat. Doa tersebut adalah surat Al-Fatihah yang dalam salah satu ayatnya, yakni ayat 6, memiliki arti, “Berikanlah kepada kami hidayah ke jalan yang lurus”. Selemah-lemahnya manusia adalah manusia yang paling sedikit berdoa. Terutama dalam konteks tersebut ialah lemah dalam imannya. Maka dalam mendapatkan hidayah, yang paling lemah ialah mereka yang paling sedikit meminta hidayah kepada-Nya. Manusia diciptakan dengan kebebasan untuk memilih jalan mereka sendiri, namun dengan konsekuensi pertanggungjawaban yang harus mereka hadapi atas semua perbuatan yang telah mereka lakukan di dunia. Oleh karena itu, manusia memerlukan petunjuk untuk mengetahui yang benar dan yang salah dalam bentuk hidayah. Jika tidak, tentu kita akan hidup terombang-ambing di dunia. Wallahu'alam.
Sumber: http://kisahmuslim.com; http://www.eramuslim.com; http://muslim.or.id/ Vol. XXIV
BERDZIKIR | Edisi Mei 2015
mengumandangkan dzikir, menjernihkan pikir
20
ISLAM 101
Sumber: seputarukm.com
Keberkahan dalam Sebutir Buah Kurma oleh Farisan Satria Bakkara
K
urma merupakan sebuah buah berukuran sebesar buah anggur yang hidup di wilayah gurun dan daerah yang gersang. Kurma merupakan buah yang memiliki banyak manfaat dalam Islam seperti penangkal sihir sebagaimana di riwayatkan dalam Shahih Bukhari dan Muslim, diriwayatkan oleh Saad bin Abi Waqash, dari Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam beliau bersabda 'Barangsiapa mengkonsumsi kurma Ajwah pada pagi hari, maka pada hari itu ia tidak akan terkena racun atau sihir'. Ajwah merupakan salah satu jenis kurma yang berasal dari Madinah, dikenal sebagai kurma Hijaz yang terbaik dari seluruh jenisnya. Bentuknya bagus, padat dan agak keras, namun termasuk kurma yang paling lezat, harum dan empuk.
21
Vol. XXIV
BERDZIKIR | Edisi Mei 2015
mengumandangkan dzikir, menjernihkan pikir
Biasanya kalau anda kunjungi ke pasar kurma, dia memiliki harga yang paling tinggi diantara yang lain. Merupakan Sunnah apabila memakannya ketika berbuka puasa sebagaimana hadits yang di riwayatkan oleh Ibnu Hajar AlAskalani yang berbunyi : "Dari Salman bin 'Amir Adh Dhobbi radhiyallahu 'anhu, dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Jika salah seorang di antara kalian berbuka, maka berbukalah dengan tamr (kurma kering). Jika tidak dapati kurma, maka berbukalah dengan air karena air itu mensucikan.” Selain itu kurma memiliki manfaat ilmiah yang sangat banyak. Diantaranya yaitu :
1
Kurma menjadikan Anda menjadi pemberani
Kurma ternyata menjadi salah satu sumber makanan yang mampu mendongkrak kalori, namun juga menguatkan adrenalin kita sehingga kita menjadi lebih tabah, tangguh dan kuat. Konon pejuang di masa lalu kerap makan kurma sehingga mereka memiliki jiwa survive yang tinggi.
2
Kurma menguatkan kita saat berpuasa
Mengapa saat puasa begitu banyak orang berjualan kurma? Sejak dahulu kurma menjadi makanan andalan para muslim saat berpuasa, bahkan untuk makanan sehari-hari. Kurma memang mampu memberi asupan karbohidrat kompleks yang cukup. Selain itu, kurma juga mampu melindungi pencernaan seperti kanker usus besar, mencuci ginjal, membersihkan liver dan sebagainya.
3
Kurma membuat mata Anda lebih bersinar
Kabarnya, kurma mampu menguatkan indra penglihatan Anda. Selain membuat penglihatan Anda lebih tajam, kurma juga membuat mata Anda lebih bersinar dan nampak menyenangkan. Makanlah kurma bila Anda ingin memiliki mata yang sehat dan bercahaya.
4
Kurma adalah makanan yang tahan lama
Kurma adalah salah satu jenis makanan yang tahan lama untuk disimpan. Makanan ini tidak akan rusak kandungan dan bentuknya sekalipun sudah disimpan begitu lama. Selain awet untuk mempertahankan dirinya sendiri, kurma mengandung glutathione yang baik sebagai antioksidan bagi manusia.
5
Kurma mampu menenangkan jiwa
Dari sebuah kurma yang sederhana, ternyata bisa menjadi makanan yang menenangkan jiwa. Kurma menjadi salah satu buah yang dianjurkan bagi mereka yang sering marah-marah, depresi dan memiliki riwayat penyakit saraf.
6
Teh kurma mampu menyembuhkan hati yang Sedih
Kurma yang direbus dan dijadikan teh memiliki manfaat untuk menghibur hati Anda yang rentan galau. Khasiat kurma tak hanya untuk kesehatan raga, namun juga jiwa Anda. Jadi tunggu alasan apalagi untuk tidak memakan kurma yang penuh barokah dan rahmat Allah SWT ini ? Referensi : (http://m.rumaysho.com/puasa/pelajaran-dari-buka-puasa-dengan-kurma-3440.html) Sumber: sari-kurma-aljazira.com; bisnisukm.com; makassar.tribunnews.com
Vol. XXIV
BERDZIKIR | Edisi Mei 2015
mengumandangkan dzikir, menjernihkan pikir
22
ISLAM 101
Masjid Unik di Indonesia oleh Muhammad Naufal Yunas
Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang memiliki jumlah penduduk muslim yang paling besar. Sebagai seorang muslim atau muslimah, masjid merupakan salah satu kebutuhan utama, karena di masjidlah para kaum muslimin dan muslimat dapat berkumpul, bukan saja dalam rangka melaksanakan ibadah wajib seperti sholat saja, tetapi juga sebagai tempat bersilaturahmi sesama muslim, dan melakukan kegiatan sosial masyarakat yang dapat bermanfaat bagi masyarakat sekitarnya. Di Indonesia, pada khususnya, terdapat banyak masjid tersebar di seluruh penjuru negeri. Namun, dari sekian juta masjid yang ada, beberapa diantara mereka ada yang memiliki keunikan tersendiri di berbagai sudut pandang. Berikut adalah contoh beberapa masjid di Indonesia yang unik: 1. Masjid 1000 Pintu di Banten
Berada tak jauh dari Jakarta, tepatnya di Kampung Priuk, Tangerang, Banten, Masjid Agung Nurul Yaqin begitu terkenal sampai luar daerah. Terang saja, masjid ini unik karena memiliki banyak pintu di dalamnya.
Raya Sultan Riau yang terbuat dari putih telur dan makam para Raja Riau. 3. Arsitektur Masjid Istiqlal Nonmuslim
Usut boleh usut, masjid ini dibangun pertama kali pada tahun 1978 dan sampai saat ini masih terus dibangun. Dinamakan 1.000 pintu karena masjid ini terdiri dari banyak pintu. Ya, untuk masuk ke dalam ruang utama, wisatawan harus melalui banyak pintu yang telah disediakan. Masjid 1.000 pintu memiliki 3 lantai. Lantai 1 dikhususkan untuk ruang zikir. Sedangkan lantai dua dan tiga dikhususkan untuk salat, pengajian dan kegiatan agama lainnya. 2. Masjid Penyengat dari putih telur di Kepulauan Riau Pulau Penyengat di Kepulauan Riau merupakan destinasi menarik. Di pulau itu terdapat makam Raja Riau terdahulu dan masjid yang batanya direkatkan dengan putih telur. Wisatawan bisa ziarah sekaligus mengagumi keunikannya. Pulau penyengat terletak di Provinsi Kepulauan Riau. Jaraknya 3 Km dari Kota Tanjung Pinang dan memakan waktu 15 menit menggunakan Pompong. Di sana terdapat Masjid
23
Vol. XXIV
BERDZIKIR | Edisi Mei 2015
mengumandangkan dzikir, menjernihkan pikir
Masjid megah berarsitektur modern ini ternyata diarsiteki oleh seorang Kristen Protestan bernama Frederich Silaban. Pria kelahiran Sumatera Utara ini ditetapkan sebagai pemenang sayembara desain Masjid Istiqlal (th. 1955) yang kala itu dewan jurinya diketuai oleh Presiden Ir. Soekarno dengan beranggotakan para arsitek dan ulama. Sebagai pemenang, Frederich Silaban berhak mendapatkan medali emas seberat 75 gram dan uang tunai Rp. 25.000. Sumber: www.travel.detik.com; www.wikipedia.com
ISLAM 101
Menguapnya Perempuan dalam Suatu Majelis dan Bersin oleh Nurul Suaybatul
M
enguap merupakan kebiasaan buruk yang tidak layak dilakukan oleh orang yang beradab. Diantara adab yang harus dipahami oleh seorang perempuan muslimah dalam bermajelis adalah untuk menghindari menguap di dalam majelis tersebut sesuai dengan kemampuannya. Seorang perempuan muslimah harus benar-benar menahan untuk hal tersebut semaksimal mungkin. Sebagaimana yang diajarkan oleh Rasulullah shalallahu'alaihi wasalam melalui sabdanya: Apabila salah seorang diantara kalian menguap, maka hendaklah dia menahannya semampu mungkin. (HR. Bukhari dan Muslim)
Nabi shalallahu'alaihi wasalam bersabda: Sesungguhnya Allah menyukai bersin dan membenci perbuatan menguap. Oleh karena itu, apabila salah seorang diantara kalian bersin dan dia mengucapkan hamdalah, maka setiap Muslim yang mendengar harus mengucapkan baginya: “Yarhamukallahu” (semoga Allah memberi rahmat kepadamu). Sedangkan menguap adalah bersumber dari setan. Oleh karena itu, apabila salah seorang di antara kalian menguap, maka hendaklah dia menahan sedapat mungkin, karena sesungguhnya apabila salah seorang di antara kalian menguap, syaitan tertawa. (HR. Bukhari)
Namun demikian, karena menguap merupakan suatu hal yang lazim – meskipun secara adab bukan merupakan hal yang dipandang baik, Rasulullah shalallahu'alaihi wasalam mengajarkan ummatnya untuk meletakkan atau menutupkan tangannya ke mulut apabila uapan tersebut sudah begitu sulit untuk ditahan.
Agama Islam telah datang untuk memperbaiki semua urusan ummat muslim, tidak meninggalkan sedikit pun urusan baik itu kecil maupun besar melainkan dengan memberikan auran dan ketentuan khusus yang menjadikan orang muslim terikat dengan Allah subkhanahu wata'ala, kaidah dan tata krama yang membuat ummat muslim dapat merasakan demikian.
Apabila salah seorang diantara kalian menguap, maka hendaklah dia menahan dengan tangannya pada mulutnya, karena syaitan itu akan masuk. (HR. Muslim)
Dengan demikian, sebagai perempuan muslimah yang beradab ketiak bersin hendaklah mengucapkan hamdalah (Alhamdulillah), sedangkan perempuan muslimah yang lainnya yang mendengar harus mengucapkan tasymit (Yarhamukallahu), lalu perempuan muslimah yang bersin mendo'akan kembali “Yahdikumullahu wa Yushlihu Baalakum” (Semoga Allah memberi petunjuk dan memperbaiki keadaan kalian). Sedangkan bagi perempuan muslimah yangbersin namun tidak mengucapkan hamdalah, maka tidak perlu perempuan muslimah yang lain mengucapkan tasymit bagi perempuan muslimah yang bersin tersebut. Rasulullah shalallahu'alaihhi wasalam bersabda: Apabila salah seorang di antara kalian bersin dan mengucapkan hamdalah, maka hendaklah kalian mendoakannya, apabila dia tidak mengucapkan hamdalah maka janganlah kalian mendoakannya. (HR. Muslim)
Karena menguap merupakan sebuah kebiasaan buruk, maka hendaknya perempuan muslimah yang menguap menutup mulutnya agar pandangan orang lain terhadapnya dapat terhalang. Hal tersebut diajarkan oleh Rasulullah shalallahu'alaihi wasalam agar tidak menjadikan orang lain dari majelis menghindar darinya. Sebagaimana Islam telah meletakkan adab dan sopan santun dalam menguap, Islam juga meletakkan tata cara dan adab bagi orang yang bersin, apa yang harus dilakukan dan diucapkan pada saat bersin, dan apa yang harus diucapkan kepada orang lain yang bersin sebagai sebuah do'a atau bertasymit.
Vol. XXIV
BERDZIKIR | Edisi Mei 2015
mengumandangkan dzikir, menjernihkan pikir
24
Sesungguhnya Allah menyukai bersin dan membenci perbuatan menguap. Oleh karena itu, apabila salah seorang diantara kalian bersin dan dia mengucapkan hamdalah, maka setiap Muslim yang mendengar harus mengucapkan baginya: “Yarhamukallahu”. Doa yang diucapkan saat bersin menunjukkan bahwa orang yang bersin memuji Allah karena Dia telah menghilangkan sesuatu yang mengganjal di kepalanya, sedangkan yang mendengar mendoakan supaya yang mengucapkan hamdalah diberikan rahmat Allah, dan orang yang bersin pun kemudian mendoakan orang yang mendoakannya dengan doa yang lebih panjang, yang mengandung berbagai kebaikan, cinta, dan kasih sayang. Dari doa yang diperintahkan oleh Rasulullah shalallahu'alaihi wasalam untuk diucapkan pada saat bersin, tersimpan beberapa tujuan, yaitu dzikir dan memuji Allah subhanahu wata'ala, dan memperkuat tali persaudaraan dan cinta kasih antara sesama muslim. Demikianlah cara Islam memberikan bimbingan atas kejadian-kejadian kecil yang bersifat spontan
25
Vol. XXIV
BERDZIKIR | Edisi Mei 2015
mengumandangkan dzikir, menjernihkan pikir
dalam keseharian kita, agar kita senantiasa ingat kepada Allah dengan memuji-Nya serta menanamkan kedalam jiwa kita rasa persaudaraan, cinta, dan kasih sayang. Diantara tata krama bersin dalam Islam yang lainnya adalah untuk meletakkan tangan ke mulut dan merendahkan suara sedapat mungkin, karena rasulullah shalallahu'alaihi wasalam juga melakukan hal tersebut. Dari Abu Hurairah r.a., dia menceritakan, “Apabila Rasulullah shalallahu'alaihi wasalam bersin, beliau meletakkan tangan atau bajunya ke mulutnya dan merendahkan suaranya.” (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi) Perempuan muslimah yang memiliki adab yang baik tidak akan lupa untuk bertindak sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulullah shalallahu'alaihi wasalam dalam menyikapi kejadian-kejadian yang bersifat spontan seperti menguap dan bersin demikian itulah yang dilakukan oleh perempuan muslimah yang menghiasi dirinya dengan adab Islam. Referensi: Jati Diri wanita Muslimah, karya DR. Muhammad Ali Al-Hasyimi
Sedangkan menguap adalah bersumber dari setan. Oleh karena itu, apabila salah seorang di antara kalian menguap, maka hendaklah dia menahan sedapat mungkin.
KEMUSLIMAHAN
MALUMU ADALAH MAHKOTA oleh Siti Kholisoh
“
Duhai muslimah, malumu adalah mahkota, yang tak diperlukan disinggasana namun ia berkuasa menjaga diri dan nama, juga yang tiada siapa boleh merampasnya” Sebagai umat manusia, kita dikaruniai Allah sifat yang disebut dengan malu. Kita memiliki naluri untuk tidak melakukan hal-hal yang dilarang atau tidak baik karena kita memiliki rasa malu bila melanggarnya. Malu identik dengan patuh dimana dari sifat ini kita akhirnya dapat terhindar dari perbuatan yang tercela. Karena malu, manusia lebih bisa menjaga akhlak dan perilakunya. Seperti sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam “Sifat malu itu tidak mendatangkan sesuatu melainkan kebaikan.” (Muttafaq 'alaih) Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam pernah bertemu dengan seseorang yang sedang mengingatkan atau mencela saudaranya yang pemalu. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: “Biarkan dia, karena sesungguhnya malu itu adalah sebagian dari iman.” [HR. Bukhari] Beberapa hadits di atas menunjukkan bahwa malu bukan suatu yang buruk, bahkan sebaliknya termasuk sifat terpuji.
Sifat malu itu baik bagi laki-laki, namun terbaik jika sifat malu itu ada dalam diri wanita. Sifat malu adalah salah satu bagian dari perhiasan wanita. Wanita akan terlihat indah serta keanggunannya lebih terpancar jika ia dibalut dengan rasa malu karena Allah SWT. Karena malu itu adalah perhiasan yang sangat indah. Malu adalah cabang keimanan sebagaimana maksud sabda Baginda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam: “Iman memiliki lebih dari tujuh puluh atau enam puluh cabang. Cabang yang paling tinggi adalah perkataan 'Lâ ilâha illallâh,' dan yang paling rendah adalah menyingkirkan duri (gangguan) dari jalan. Dan malu adalah salah satu cabang Iman.” [Bukhari, Muslim, Abu Dawud, an-Nasa-i dan Ibnu Majah] Wanita yang beriman adalah wanita yang memiliki sifat malu yang tampak pada caranya berbusana. Ia menggunakan busana takwa, yaitu busana yang menutupi auratnya. Para ulama sepakat bahwa aurat seorang wanita di hadapan pria adalah seluruh tubuhnya, kecuali wajah dan telapak tangan. Menundukkan pandangan juga bagian dari rasa malu. Sebab, mata mengisyaratkan seribu Bahasa yang mengandung sejuta makna. Kerlingan, tatapan sendu, dan isyarat lainnya dapat membuat berjuta rasa di dada seorang lelaki. Setiap wanita memiliki pandangan mata yang setajam anak panah
Vol. XXIV
BERDZIKIR | Edisi Mei 2015
mengumandangkan dzikir, menjernihkan pikir
26
“
Wanita akan terlihat indah serta keanggunannya lebih terpancar jika ia dibalut dengan rasa malu karena Allah SWT. Karena malu i adalah perhiasan yang sangat indah
dan setiap lelaki paham akan pesan yang dimaksud oleh pandangan itu. Karena itu, Allah SWT, memerintahahkan kepada lelaki dan wanita untuk menundukkan sebagaian pandangan mereka.
”
“Malu dan iman itu bergandengan bersama, bila salah satunya di angkat maka yang lainpun akan terangkat.”(HR. Al Hakim dalam Mustadroknya 1/73. Al Hakim mengatakan sesuai syarat Bukhari Muslim, begitu pula Adz Dzahabi)
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya setiap agama itu memiliki akhlak dan akhlak Islam itu adalah rasa malu.” (HR. Ibnu Majah no. 4181. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan)
27
Begitu jelas Rasulullah shalallahu 'alaihi wassalam memberikan teladan pada kita, bahwasanya rasa malu adalah identitas akhlaq Islam. Bahkan rasa malu tak terlepas dari iman dan sebaliknya. Terkhusus bagi seorang muslimah, rasa malu adalah mahkota kemuliaan bagi dirinya. Rasa malu yang ada pada dirinya adalah hal yang membuat dirinya terhormat dan dimuliakan.
Malu dan iman selalu berjalan beriringan bersama. Hilang satu maka, hilang pula lainnya. Berkurangnya rasa malu merupakan pertanda matinya hati dan ruh seseorang. Semakin sehat suatu hati, maka akan makin sempurna rasa malunya. Maka seorang wanita muslimah yang “hidup”, hakikatnya adalah yang memiliki rasa malu.
Referensi: http://nasehatpilihanku.blogspot.com/p/muslimah.html
Seperti sabda Rasul shallallahu 'alaihi wa sallam yang lainnya yaitu,
http://almanhaj.or.id/content/3907/slash/0/esensi-maludalam-kehidupan/
Vol. XXIV
BERDZIKIR | Edisi Mei 2015
mengumandangkan dzikir, menjernihkan pikir
http://diindrihijab.com/blog/muslimah-dan-rasa-malu/
RESENSI Judul buku: DOR! SARAJEVO, Sebuah Rekaman Jurnalistik Nestapa Muslim Bosnia Penulis: Farid Gabran dan Zaim Uchrowi Penerbit: Mizan Cetakan: Pertama 1993
N
estapa kaum muslim Bosnia belum juga berakhir hingga kini. Mata dan telinga kita masih terus dapat menangkap penderitaan mereka lewat televisi dan media massa. Kapankah nestapa itu berakhir? Atau masihkan kita tergerak untuk memberikan sedikit perhatian kepada saudara-saudara kita di Bosnia?
Dalam buku ini, Farid Gaban dan Zaim Uchrowi keduannya wartawan Republika mencoba mengungkapkan sisi lain nestapa kaum muslim Bosnia. Pada Mei 1993 Zaim mengunjungi kampkamp pengungsi Bosnia di Zagreb, sementara Farid Gaban berhasil menerobos masuk hingga Sarajevo dengan mempertaruhkan nyawanya. Keduanya berhasil memunculkan tragedi Bosnia tidak sekedar berupa berita tentang seberapa keras dentuman dan seberapa banyak korban, siapa mengalahkan dan siapa dengan kalkulasi berapa. Tapi angka-angka statistik ini telah diberi konteks dan uraian keterkaitan dengan renik-renik fakta yang membentuk totalitas peristiwa. Laporan mereka tentang pembantaian tidak berhenti pada kutukan terhadap ethnic cleansing, tetapi terus menukik. Menggugat borok-borok ideologis dan bias-bias struktural yang memicunya. Dengan kandungan human interest yang sangat tinggi, laporan kedua wartawan ini sangat menyentuh dan mengharukan. Dan pengantar Jalaluddin Rakhmat yang sangat menggugah, menambah nilai penting buku ini.
Vol. XXIV
BERDZIKIR | Edisi Mei 2015
mengumandangkan dzikir, menjernihkan pikir
28
REKOMENDASI
QUR’AN ANDROID oleh Yahya Ayyash Saifullah
Nilai Aplikasi : 4.7 ( 336.508 Users ) Deskripisi : Aplikasi Al Qur'an Electronic yang dikembangkan oleh Qur'an Android sendiri memiliki tampilan yang simple, dan mirip dengan al Qur'an Madinah, dengan fitur yang sangat membantu kita yang ingin membaca Al Qur'an dimanapun dan kapanpun di sela – sela kesibukan. Sangat direkomendasikan. Karena memiliki fitur seperti bookmark ( penanda ), terjemahan, dan juga audio yang bisa di download sesuai halaman surah yang ingin di baca dan Qori yang membaca. Sehingga kita bisa mendengarkan lantunan ayat suci al qur'an dengan pilihan qori yang berbeda – beda. Kelebihan : 1. Fitur banyak, simple dan mudah digunakan 2. File dasar yang kecil dan mudah di download (tersedia di Apps Store dan Google Store) 3. Tampilan yang menarik dan simple sehingga mudah untuk di baca. 4. Translate yang dilakukan dengan 2 tampillan. 5. Translate sesuai dengan ayat. Kekurangan : 1. Untuk penggunaan memori lanjutan membutuhkan kapasitas yang sangat banyak (audio) 2. Keterbatasan bookmark.
29
Vol. XXIV
BERDZIKIR | Edisi Mei 2015
mengumandangkan dzikir, menjernihkan pikir
FSI UPDATE KAJIAN SHIROH: JAHILIYAH MENGENAL TUHAN MES : UPAYA PENGUATAN BANKKARENA SYARIAH:TIDAK PERLUKAH DIMERGER ? Jumat (20/3) Departemen SHINE (Study and Research of Islamic Economics and Business) FSI FEB UI mengadakan Mentoring Ekonomi Syariah (MES) yang merupakan salah satu program dakwah (prodak) Departemen SHINE. Tema yang dibahas adalah “Upaya Penguatan Bank Syariah: Perlukah Dimerger?”. Beberapa figur publik yang diundang sebagai pembicara adalah Iskandar (Deputi Direktur Pengawasan Perbankan Syariah OJK) dan Ahmad Riawan Amin (Ketua Asosiasi Bank Syariah Indonesia dan Chairman ASBISINDO). Menurut Iskandar, untuk mengatasi permasalahan kecilnya ekuitas yang dimiliki bank syariah di Indonesia, menggabungkan beberapa bank syariah BUMN menjadi satu bank syariah besar dan mengonversi salah satu bank BUMN konvensional menjadi bank syariah adalah caranya. Sedangkan, menurut Riawan, dengan mempertimbangkan cost dan benefit, Ia berpendapat bahwa merger bukanlah rencana yang tepat jika dijalankan pemerintah.
SEMUT : THE TRUE ROLES OF MUSLIMAH (An Islamic Views on Emancipation and The Roles of Muslimah in Domestic and Public Sector) Selasa (19/5) Departemen Muslimah Learning Center FSI FEB UI mengadakan Seputar Muslimah Terkini (Semut) yang merupakan kajian rutin bulanan. Tema yang diangkat pada acara Semut kali ini yaitu “The True Roles of Muslimah (An Islamic Views on Emancipation and The Roles of Muslimah in Domestic and Public Sector)”. Acara ini juga menghadirkan Ibu Sri Rahayu Purwitaningsih, B.Sc sebagai pembicara. Beliau merupakan seorang aktivis sosial dan perempuan, direktur Granada Publishing, direktur Lembaga Pemberdayaan Keluarga Kreatif Indonesia dan anggota International Muslim Women Union serta sebagai Tenaga Ahli Anggota DPR RI. Acara ini dihadiri oleh 81 peserta. Dengan adanya kajian ini diharapkan dapat menambah wawasan keIslaman mahasiswi muslim di UI dan luar UI mengenai bagaimana peran sejati seorang muslimah baik dari sektor domestik (ranah keluarga) dan sektor publik (kontribusi ke masyarakat). Dari hasil kajian ini bahwa ada beberapa persamaan dan perbedaan yang tajam antara Islam dan demokrasi. Muslim bisa menggunakan demokrasi dalam titik-titik persamaannya dengan mengisi kualitas demokrasi sesuai dengan nilai Islam, serta pilihan demokrasi bukanlah pilihan yang ideal dalam Islam.
KANAL ISLAM SERI KEDUA : MARI, DUDUK BERSAMA NABI Selasa, 12 Mei 2015, Departemen Syiar dan Kajian Islam Strategis (SKIS) kembali mengadakan Kajian Mengenal Islam (Kanal Islam). Pada Kanal Islam seri kedua ini, tema yang diangkat oleh Departemen SKIS adalah “Mari, Duduk bersama Nabi”. Tema Kanal Islam kedua ini membahas tentang ciri-ciri dan sifat kerasulan Nabi Muhammad Shalallahu 'alaihi wa sallam yang diisi oleh Ustad Arsaljah. Kanal Islam kedua ini diselenggarakan di tempat terbuka, tepatnya di taman di belakang gedung Departemen Akuntansi FEB UI. Beralaskan tikar, kajian berlangsung sejak pukul 17.00 hingga azan magrib pada pukul 17.48 agar tidak mudah terpengaruh terhadap adanya pergerakan Islam yang sifatnya radikal yang dapat membahayakan diri sendiri dan juga masyarakat luas.
Vol. XXIV
BERDZIKIR | Edisi Mei 2015
mengumandangkan dzikir, menjernihkan pikir
30
Forum Studi Islam fakultas ekonomi dan bisnis universitas indonesia ©2015 Forum Studi Islam Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia