PENGARUH LOCUS OF CONTROL TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. PLN (PERSERO) UPT WILAYAH SULSELRABAR
Diajukan Sebagai Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (SE) Jurusan Manajemen pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
Oleh INCE NURUL Z.H NIM: 10600112025
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR 2016
KATA PENGANTAR
Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Dengan penuh kerendahan hati serta memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini tepat pada waktunya. Penelitian dengan judul “Pengaruh Locus of Control Terhadap Kinerja Karyawan PT. PLN (Persero) UPT Sulselabar”. Yang merupakan salah satu syarat bagi penulis dalam menyelesaikan studi guna meraih gelar Sarjana Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Alauddin Makassar. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan tugas akhir ini masih banyak kekurangan, karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang penulis miliki. Namun, penulis tetap berharap semoga skripsi ini dapat lebih baik dan bisa menjadi masukan yang berguna untuk penulis kedepannya. Mulai dari penyusunan skripsi ini adalah berkat adanya bimbingan, bantuan, serta dorongan dari berbagai pihak. Terima kasih yang tak terhingga kepada Kedua orang tuaku Alm. Ayah Basmi Hadi dan Alm. Ibu Ratna yang telah merawat, membesarkan dan mendidik saya dengan tulus, ikhlas, penuh kasih sayang dan tawakkal sampai akhir hayatnya dan sampai saya bisa mandiri saat ini, serta kakakku Suryadi Hadi, SE. M.Log., Syafri Hadi, ST., Fajriansyah Hadi, ST., Ince Zulfiana Hadi, S.Sos., kakak iparku Nurmilah, Laesa Asih dan Arif dengan penuh cinta kasih telah memberikan doa dan dorongan terhadap penulis.
iii
Maka tak lupa pula dengan penuh hormat, penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada : 1. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse, M. Ag, selaku dekan FEBI, Ibu Rika Dwi Parmitasari, SE., S.Comm sebagai ketua jurusan manajemen, bapak Ahmad Effendy sekretaris jurusan manajemen, dan Ibu hikmah staf jurusan manajemen, terima kasih atas bantuan dan kelancaran yang telah diberikan dalam penyusunan skripsi penulis. 2. Bapak Prof. Dr. H. Muslimin Kara, M.Ag., dan bapa Dr. Siradjuddin, SE., M.Si., Selaku dosen pembimbing penulis. Terima kasih atas waktu dan bimbingan yang bapak dan ibu berikan bagi penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. 3. Bapak Dr. Syaharuddin., M.Si. dan ibu Ismawati, SE., M.Si Selaku dosen penguji terima kasih atas segala saran dan masukannya.
4. Ibu Hj. Salmah said, SE., M.Fin, M.Si., selaku Penasehat Akademik yang telah banyak meluangkan waktunya terutama dalam memberikan bimbingan, petunjuk, dan pengarahan kepada penulis. 5. Kepada Segenap Dosen, Pegawai, dan Pegawai Tata Usaha Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Alauddin Makassar atas kebijaksanaan, ilmu pengetahuannya serta bantuan yang diberikan kepada penulis selama menuntut ilmu. 6. Kepada Pimpinan dan Seluruh Karyawan PT. PLN (Persero) UPT Sulselrabar yang telah banyak memberikan bantuan pada saat penelitian.
iv
7. Kepada sahabat tercinta sehidup sematiku Kina Luthfi, Hardiyanti, Rezky Aulia, Iin Sandya, Eka, Nita novianty dan Nurul Muhlisa, yang selama ini telah memebrikan semangat, hiburan, doa, dan menemani hari-hariku. Thank you sob. 8. Teman-temanku mia, endang, dian, wilda, widya, kiki, dita yang selalu memberikan support. 9. Manajemen 12 dan seluruh mahasiswa manajemen angkatan 2012 yang tidak perlu saya sebutkan nama-namanya terima kasih atas segala dukungan, Semangat dan kebersamaannya kepada penulis. 10. Temanku yang paling hits di kampus Uny, Fitrah, Zukirah yang telah berjuang bersama-sama selama perkuliahan dan skripsi ini, terima kasih atas pertemanan yang kita jalin selama ini dan terima kasih atas dukungan dan semangatnya. 11. Teman-teman KKN-P Angkatan 6 Robin, Echy, Wahidah, Dila dan Yamin thank you guys semoga kalian juga cepat nysul sarjananya. Penulis menyadari bahwa skripsi ini tentunya memiliki keterbatasan dalam penyusunan, oleh karena itu sangat mengharapkan saran dan masukan yang membangun. Semoga amal baik yang telah diberikan diterima Allah SWT dan kepadanya diberi balasan yang setimpal. Akhirnya penulis berharap, semoga Skripsi ini dapat berguna bagi kita semua, Amin. Makassar, 27 Juli 2016
Ince Nurul Z.H NIM. 10600112025
v
DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL .................................................................................. i SURAT PERNYATAAN KEASLIAN …………………………………… ii PENGESAHAN SKRIPSI ………………………………………………….iii KATA PENGANTAR ………………………………………………………iv DAFTAR ISI…………………………………………………………………vii DAFTAR TABEL……………………………………………………………ix DAFTAR GAMBAR………………………………………………………...x ABSTRAK …………………………………………………………………...xi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ........................................................................... 1 B. Rumusan Masalah...................................................................... 6 C. Hipotesis ………………………………………………………. 6 D. Definisi Operasional …………………………………………... 8 E. Kajian Pustaka/Penelitian Terdahulu …………………………. 9 F. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ……………………………….11 G. Sistematika Penulisan …………………………………………..12 BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Pengertian Sumber Daya Manusia ........................................... 14 B. Manajemen Sumber Daya Manusia Dalam Islam ................... 15 C. Tantangan di Bidang Sumber Daya Manusia .......................... 17 D. Kinerja Karyawan .................................................................... 18 E. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Karyawan ........... 19 F. Penilaian Kinerja Karyawan ..................................................... 20 vi
G. Kinerja Dalam Perspektif Islam ……………………………….22 H. Indikator Kinerja....................................................................... 24 I. Locus of Control ....................................................................... 25 J. Indicator Locus of Control ....................................................... 28 K. Locus of Control dalam Pandangan Islam ................................ 29 L. Hubungan Variabel ……………………………………………30 M. Kerangka Pikir ………………………………………………...31 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian ............................................... 33 B. Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................... 34 C. Populasi .................................................................................... 34 D. Jenis dan Sumber Data ............................................................. 34 E. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 35 F. Instrument Penelitian ................................................................ 36 G. Teknik Analisis Data ................................................................ 38 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran umum instansi .......................................................... 45 B. Hasil penelitian ......................................................................... 62 C. Pembahasan ............................................................................. 83 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ............................................................................... 86 B. Saran ........................................................................................ 87 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 88 LAMPIRAN vi
DAFTAR TABEL
No
Teks
Halaman
3.1 Konsep/Variabel, Penjelasan, Indikator ...................................................
36
4.1 Karakteristik Berdasarkan Jenis Kelamin ................................................
63
4.2 Karakteristik Berdasarkan Usia................................................................
64
4.3 Karakteristik Berdasarkan Pendidikan .....................................................
65
4.4 Karakteristik Berdasarkan Masa Kerja ....................................................
67
4.5 Tanggapan Responden Mengenai LOC Internal X1 ................................
68
4.6 Tanggapan Responden Mengenai LOC Eksternal X2 .............................
69
4.7 Tanggapan Responden Mengenai Kinerja Karyawan Y ..........................
69
4.8 Hasil Pengujian Validitas ........................................................................
71
4.9 Hasil Pengujian Realiabilitas LOC Internal X1 .......................................
72
4.10 Hasil Pengujian Reliabilitas LOC Eksternal X2 ....................................
72
4.11 Hasil Pengujian Reliabilitas Kinerja Karyawan Y .................................
72
4.12 Hasil Uji Multikolinearitas .....................................................................
73
4.13 Hasil Uji Autokorelasi............................................................................
75
4.14 Hasil Uji Hipotesis Asosiatif..................................................................
77
4.15 Hasil Pengujian Regresi .........................................................................
78
4.16 Pedoman Interprestasi Koefisien Korelasi .............................................
80
4.17 Hasil Uji Koefisien Determinasi ............................................................
80
4.18 Hasil Uji Simultan ..................................................................................
81
4.19 Hasil Uji t ...............................................................................................
82
vi
DAFTAR GAMBAR
No
Teks
Halaman
2.1 Kerangka Pikir Penilitian .........................................................................
26
4.1 Struktur Organisasi ..................................................................................
50
4.2 Hasil Pengujian Normalitas .....................................................................
74
4.3 Hasil Pengujian Heteroskedastisitas ………………………………….....
76
vi
ABSTRAK
Nama Penyusun
: Ince Nurul Z.H
Nim
: 10600112025
Judul Skripsi
: Pengaruh Locus of Control Terhadap Kinerja Karyawan PT. PLN (Persero) UPT Sulselrabar
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah variabel locus of control internal dan locus of control eksternal secara individu dan bersama-sama berpengaruh terhadap variabel kinerja karyawan pada PT. PLN (Persero) UPT Sulselrabar. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Metode pengumpulan data pada penelitian ini melalui pembagian kuesioner. Teknik analisis data pada penelitian ini yaitu uji asumsi klasik, regresi linear berganda, koefisien determinasi, dan uji hipotesis. Hasil penelitian ini menunjukkkan bahwa variabel locus of control internal dan locus of control eksternal bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja karyawan dan variabel yang paling dominan dan berpengaruh positif adalah variabel locus of control internal. Nilai koefisien determinasi (Adjusted Rsquare) yang diperoleh adalah 0.316 atau 31,6%. Angka tersebut memberikan arti bahwa locus of control internal dan locus of control eksternal mempunyai kontribusi terhadap kinerja karyawan sebesar 31,6%, sedangkan 68,4% lainnya adalah kontribusi dari faktor di luar dari pembahasan skripsi. Hasil eksperimen ini juga mengimplementasikan bagi perusahaan unuk lebih memperhatikan locus of control karyawan. Bagi individu dengan locus of control eksternal perusahaan dapat memotivasi sebagai dorongan untuk bertindak sesuai dengan tujuan perusahaan, sedangkan karyawan dengan internal locus of control agar lebih mempertahankan persepsinya agar tidak gampang terpengaruh dari aktivitas luar lainnya.
Kata kunci: Locus of Control internal, Locus of Control eksternal, Kinerja
vii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Era globalisasi saat ini, tiap perusahaan dituntut harus menghadapi pesaingan yang sangat ketat dari perusahaan-perusahaan di dunia. Meningkatnya seluruh intensitas persaingan yang sekarang ini, tiap perusahaan juga dituntut untuk selalu memperhatikan tiap kebutuhan dan keinginan karyawan serta mewujudkan apa yang diinginkan oleh mereka dengan cara yang lebih memuaskan dari pada yang telah dilakukan oleh para pesaing. Persaingan antar perusahaan di era globalisasi semakin tajam, sehingga sumber daya manusia (SDM) dituntut untuk terus-menerus mampu mengembangkan diri secara proaktif. SDM harus menjadi manusia-manusia pembelajar, yaitu pribadi-pribadi yang mau belajar dan bekerja dengan penuh semangat, sehingga potensi insaninya berkembang maksimal (Sutrisno, 2009 : 1) Setiap perusahaan yang ingin berkembang harus memperhatikan factor sumber daya yang dimilikinya, diantaranya adalah faktor sumber daya manusia. Oleh karena itu, pemanfaatan sumber daya manusia harus diperlakukan dengan baik agar dapat bekerja dengan efektif, efisien dan mempunyai prestasi kerja yang tinggi. Hal ini disebabkan karena manusia memegang peranan penting bagi pencapaian tujuan organisasi. Berdasarkan gambaran di atas dapat dilihat bahwa individu memainkan peranan penting dalam perilaku manusia. Dalam ilmu ekonomi lebih dikenal
1
2 dengan manajemen sumber daya manusia (MSDM) dimana merupakan salah satu faktor kunci untuk mendapatkan kinerja terbaik, karena selain menangani masalah keterampilan dan keahlian, manajemen SDM juga berkewajiban membangun perilaku kondusif karyawan untuk mendapatkan kinerja terbaik. Hal tersebut didasarkan pada aplikasi ilmu kebijakan manajemen SDM untuk mengkaji mengenai berbagai faktor perilaku organisasional terhadap kinerja yang disebut dengan ilmu prilaku organisasional. Organisasi membutuhkan karyawan yang bersedia untuk bekerja keras demi kepentingan organisasi dan bersedia terlibat secara penuh dalam upaya mencapai tujuan dan kelangsungan hidup organisasi. Suatu perusahaan harus mampu mengendalikan suatu peristiwa yang sering terjadi agar pencapaian tujuan organisasi dapat tercapai dengan baik, karena dalam locus of control yang baik akan memberikan dampak positif bagi karyawan dalam meningkatkan kinerja suatu pegawai. Hal ini merupakan salah satu cara agar karyawan tidak mengalami gangguan dalam menyelesaikan pekerjaannya, karena setiap individu merasa dapat mengontrol dirinya sendiri maka mereka akan lebih mampu mengendalikan akibat dan yang terjadi dalam lingkungan sehingga akan lebih merasa puas dengan pencapaian yang sudah dilakukan, karena itu locus of control sangat mempengaruhi kinerja karyawan. Adanya keyakinan besar bahwa setiap individu berpengaruh langsung sebagai efek substantive dalam pandangan dan reaksinya terhadap lingkungan. Keyakinan inilah yang menurut Rotter (1966 : 2) disebut Locus of Control merupakan cara pandang seseorang terhadap suatu peristiwa apakah dia merasa dapat atau tidak dapat mengendalikan peristiwa yang terjadi padanya. Hasil yang
3 dicapai locus of control internal dianggap berasal dari aktifitas dirinya, sedangkan pada individu dengan locus of control eksternal menggap bahwa ke-berhasilan yang dicapai dikontrol oleh keadaan sekitarnya. Alvaro (2008 : 23) meneliti tentang pengaruh kinerja auditor dan penerimaan perilaku disfungsional audit. Hasil analisis terhadap sampel yang terdiri dari 140 auditor di Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta men-jelaskan bahwa karakteristik individual auditor mempengaruhi secara signifikan kinerja auditor, dimana auditor yang memiliki Locus of Control internal ber-kinerja lebih baik dari auditor yang memiliki Locus of Control eksternal. Locus of control berhubungan baik dengan beberapa variabel seperti peran stress, etika kerja, kepuasan kerja, dan kinerja. Seperti yang dikemukakan oleh Falikhatun (2003 : 34) bahwa peningkatan kinerja pegawai dalam pekerjaan pada dasarnya akan dipengaruhi oleh kondisi-kondisi tertentu, yaitu kondisi yang berasal dari luar individu yang disebut dengan faktor situasional dan kondisi yang berasal dari dalam yang disebut dengan faktor individual. Faktor individu meliputi jenis kelamin, kesehatan, pengalaman, dan karakteristik psikologis yang terdiri dari motivasi, kepribadian, dan Locus of Control. Adapun faktor situasional meliputi kepemimpinan, prestasi kerja, hubungan sosial dan budaya organisasi . pendapat lain memandang kinerja sebagai cara untuk memastikan bahwa pekerja individual atau tim tahu apa yang diharapkan dari mereka dan mereka tetap focus pada kinerja efektif dengan memberikan perhatian pada tujuan, ukuran dan penilaian (Cascio, 2013 : 693).
4 Sebagaimana yang terkandung dalam surah QS. At-Taubah/9:105 menjelaskan tentang pentingnya suatu penilaian kinerja (Departemen Agama Alqur’an dan terjemahnya : 2005): Terjemahnya: Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, Maka Allah dan rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang Telah kamu kerjakan.
PT. PLN (Persero) UPT Sulselrabar adalah bagian Unit Pelayanan Transmisi dimana di dalamnya terdapat 3 bidang antara lain perencanaan dan evaluasi, pemeliharaan, administrasi dan umum. Dimana ditiap bagian tersebut karyawan dituntut untuk menghasilkan kinerja yang baik dan menyelesaikan setiap tugas-tugas yang diberikan oleh atasan sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan, penilaian kinerja karyawan di evaluasi per semester tahun berjalan. PT. PLN (Persero) UPT Sulselrabar terus berusaha meningkatkan kinerja karyawan guna memberikan kepuasan lebih kepada pelanggan, di tengah semakin meningkatnya jumlah masyarakat maka semakin besar pula permintaan distribusi listrik dan berkaitan dengan hal tersebut maka keluhan masyarakat juga semakin meningkat. Hal ini menjelaskan bahwa salah satu strategi yang dapat menunjang keberhasilan perusahaan dalam sektor jasa adalah dengan menawarkan kualitas jasa dan kualitas pelayanan tinggi yang nampak dalam kinerja atau performa dari layanan yang ada, seperti dengan memberikan rangsangan balas jasa yang me-
5 narik dan menguntungkan. Sebagai manusia biasa, karyawan pada PT. PLN (Persero) UPT Sulselrabar tentunya dihadapkan dengan kondisi dilematis. Disatu sisi mereka harus bekerja untuk fokus pada tiap tugas yang diberikan per-usahaan namun di satu sisi mereka memiliki kebutuhan dan keinginan yang perlu mendapat perhatian dari perusahaan. Hal lain yang dapat memicu terjadinya kondisi dilematis karyawan adalah semakin meningkatnya kemajuan teknologi ditambah dengan tuntutan tugas, tuntutan peran serta persoalan keluarga, masalah ekonomi dan termasuk pula karakteristik kepribadian bawaan. Kondisi seperti ini disebut dengan locus of control eksternal. Lingkungan kerja yang baik merupakan salah satu penyebab dari keberhasilan karyawan PLN dalam melaksanakan pekerjaannya, tetapi juga dapat menyebabkan suatu kegagalan dalam pelaksanaan suatu pekerjaan apabila lingkungan kerja yang buruk, terutama lingkungan kerja yang bersifat psikologis dan pengaruhnya sendiri dapat bersifat positif maupun negatif. Erdawati (2014 : 44) mengemukakan bahwa dengan adanya locus of control maka peningkatan kinerja pegawai akan terjadi, penelitian ini membuktikan bahwa locus of control merupakan karakteristik psikologis sebagai motor peng-gerak untuk meningkatkan kinerja pegawai dalam menjalankan tugas yang di-bebankan oleh organisasi tetapi kenyataan yang terjadi dalam PLN sendiri bahwa masih adanya karyawan yang mengulur waktu untuk menyelesaikan tugasnya dan memilih melaksanakannya di semester berikutnya. Hasil observasi yang dilakukan melalui wawancara langsung kepada kepala SDM bahwa hasil kinerja karyawan tetap memenuhi standar yang berlaku di dalam PLN sendiri.
6 Jadi Penelitian yang akan dilakukakan oleh peneliti disini untuk menguji apakah perilaku individu ketika dihadapkan oleh situasi dilematis dalam pekerjaannya dan karakterisitk psikologi yang berbeda yang diwakili oleh locus of control akan memiliki efek terhadap kinerja karyawan baik locus of control internal maupun locus of control eksternal. Berdasarkan informasi dan data yang tersedia dan didukung oleh adanya kesempatan yang memadai maka dipilihlah PT. PLN (Persero) UPT Sulsel-rabar dan dari latar belakang yang telah dijelaskan diatas maka diambillah judul penelitian: “Pengaruh Locus of Control Terhadap Kinerja Karyawan pada PT. PLN (Persero) UPT Sulselrabar”.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah yang dijelaskan diatas, dapat diketahui bahwa permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh locus of control dapat mempengaruhi kinerja karyawan bagian PT. PLN (PERSERO) UPT Sulselrabar. Maka diperoleh perumusan masalah pokok yang akan diteliti yaitu masalah locus of control terhadap kinerja karyawan dengan pertanyaan berikut: 1. Apakah locus of control internal dan locus of control eksternal berpengaruh secara simultan terhadap kinerja karyawan PT. PLN (Persero) UPT Sulselrabar? 2. Apakah locus of control internal berpengaruh secara parsial terhadap kinerja karyawan PT PLN (Persero) UPT Sulselrabar? 3. Apakah locus of control eksternal berpengaruh secara parsial terhadap kinerja karyawan PT. PLN (Persero) UPT Sulselrabar?
7 C. Hipotesis
Organisasi membutuhkan karyawan yang bersedia untuk bekerja untuk bekerja keras demi kepentingan organisasi dan bersedia terlibat secara penuh dalam upaya mencapai tujuan dan kelangsungan hidup organisasi. Perusahaan tidak hanya cukup memiliki factor komitmen organisasional saja, melainkan suatu perusahaan harus mampu mengendalikan suatu peristiwa yang sering terjadi agar pencapaian tujuan organisasi dapat tercapai dengan baik, karena dalam locus of control yang baik akan memberikan dampak positif bagi karyawan dalam meningkatkan kinerja suatu pegawai. Hal ini merupakan salah satu cara agar karyawan tidak mengalami gangguan dalam menyelesaikan pekerjaannya, karena setiap individu merasa dapat mengontrol dirinya sendiri maka mereka akan lebih mampu mengendalikan akibat dan yang terjadi dalam lingkungan sehingga akan lebih merasa puas dengan pencapaian yang sudah dilakukan, karena itu locus of control sangat mem-pengaruhi kinerja karyawan. Soraya (2010 : 58) mengemukakan bahwa Terdapat Pengaruh antara locus of control terhadap kinerja. Internal locus of control berhubungan dengan peningkatan kinerja dan locus of control internal memiliki tingkatan yang lebih tinggi dibanding locus of control eksternal (Hyatt & Prawitt, 2001 : 88). Berdasarkan uraian di atas, dapat dikemukakan bahwa ada pengaruh locus of control internal terhadap kinerja karyawan sehingga dapat ditarik hipotesis sebagai berikut: H1: Locus of Control Internal berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan.
8 Menurut Rotter, individu dengan locus of control eksternal sebaliknya lebih muda terancam dan tidak berdaya, maka strategi yang dipilih cenderung reaktif. Eksternal control mengacu pada keyakinan bahwa suatu kejadian tidak memiliki hubungan langsung dengan tindakan yang dilakukan oleh diri sendiri dan berada diluar control dirinya. Hyatt dan Prawitt (2001:266) berpendapat bahwa karyawan yang memiliki locus of control internal akan memiliki kinerja yang lebih baik daripada karyawan yang memiliki locus of control eksternal. Berdasarkan gambaran diatas, dapat dikemukakan bahwa locus of control eksternal tidak mempunyai pengaruh yang baik terhadap kinerja karyawan pada suatu perusahaan sehingga dapat ditarik hipotesis sebagai berikut: H2: Locus of Control eksternal tidak mempunyai pengaruh dan tidak signifikan terhadap kinerja karyawan.
D. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah penjabaran masing-masing variabel terhaadap indicator-indikator yang membentuknya. Dalam penelitian ini indicator-indikator variabel tersebut adalah sebagai berikut: 1.
Kinerja Karyawan Manajemen kinerja adalah suatu sarana untuk mendapatkan hasil lebih
baik dari organisasi, tim dan individual dalam kerangka-kerangka kerja yang disepakati dalam perencanaan tujuan, sasaran dan standar. Ukuran yang digunakan untuk mengukur kinerja karyawan berdasarkan instrument yang dikembangkan oleh Tsui, Anne S, Jone L Pearce, dan Lymen W. Porter (1997:85) terdapat dalam mas’ud (2004:213, yaitu:
9 a) Kuantitas kerja karyawan b) Kualitas kerja karyawan c) Ketepatan waktu d) Keterampilan dan tingkat pengetahuan karyawan e) Standar profesioanal kerja 2.
Locus of Control Locus of control diukur dari besarnya keyakinan karyawan pada
kemampuan dirinya dalam menghadapi berbagai kesulitan dan tantangan dalam bekerja. Variabel locus of control diukur dengan menggunakan instrument yang dikembangkan oleh Johnson, G.H. dan McGill, G.A (1998:99) dalam Mas’ud (2004:140), yaitu: a) Eksternal locus of control. Persepsi atau pandangan individual terhadap sumber-sumber diluar dirinya yang mengontrol kejadian dalam hidupnya, seperti nassib, keberuntungan, kekuasaan atasan, dan lingkungan sekitar. b) Internal locus of control. Persepsi atau pandangan individual terhadap kemampuan menentukan nasib sendiri.
E. Kajian Pustaka/Penelitian Terdahulu
Beberapa hasil empiris yang memiliki relevansi dengan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Alvaro Amaral Menezes, tentang analisis dampak locus of control terhadap kinerja dan kepuasan kerja karyawan pada internal Auditor di Jawa Tengah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja antara internal auditor yang
10 memilki locus of control internal dengan internal auditor yang memiliki locus of control ekstrnal adalah berbeda dengan rata-rata peringkat yang memiliki locus of control internal sebesar 47,81 lebih besar dari rata-rata peringkat kinerja auditor yang memiliki locus of control eksternal sebesar 25,31. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa auditor yang memiliki locus of control internal memiliki kinerja yang lebih baik dari locus of control eskternal. Hasil ini sejalan dengan penelitian saya dengan hasil bahwa locus of control internal di dalam lingkungan perusahaan PLN lebih berpengaruh terhadap kinerja karyawan daripada karyawan yang memiliki persepsi eksternal. Adapun perbedaannya ialah dalam penelitian Alvaro dia menganalisis dampak yang terjadi pada auditor di Jawa tengah dengan melihat kinerja dan kepuasan kerja sedangkan penelitian saya yang mana lebih berpengaruh ke kinerja karyawan PLN apakah internal locus of control ataukah eksternal locus of control. Namun hasil kedua penelitian tersebut hampir sama bahwa eksternal locus of control tidak mempunyai pengaruh baik terhadap kinerja karyawan 2. Soraya Eka Ayudita, tentang analisis pengaruh locus of control terhadap kinerja karyawan pada karyawan Bank jateng Semarang. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara locus of control internal dan locus of control eksternal terhadap kinerja karyawan pada Bank Jateng semarang. Perbedaan dari penelitian saya dimana penelitian Soraya mengatakan bahwa eksternal locus of controlnya berpengaruh terhadap kinerja karyawan sedangkan penelitian saya tidak berpengaruh.
11 3. Yessi Pisca, tentang pengaruh insentif dan locus of control terhadap kinerja karyawan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mean kelompok internal locus of control memiliki nilai mean 52,16 yang lebih tinggi daripada kelompok eksternal locus of control dengan nilai mean 42,36 yang artinya partisipan yang memiliki internal locus of control memiliki kinerja lebih tinggi daripada eksternal locus of control. Hal ini selaras dengan penelitian saya yang menyimpulkan bahwa locus of control internallah yang mempunyai pengaruh baik terhadap kinerja karyawan yang membedakan hanya dalam variabel intensifnya.
F. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Sesuai dengan latar belakang dan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Untuk mengetahui pengaruh locus of control terhadap kinerja karyawan PT. PLN (Persero) UPT Sulselrabar.
2.
Untuk mengetahui apakah locus of control internal berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan PT. PLN (Persero) UPT Sulselrabar.
3.
Untuk mengetahui apakah locus of control eksternal berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan PT. PLN (Persero) UPT Sulselrabar. Adapun kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada pihak manajemen PT. PLN (Persero) UPT Sulselrabar dalam melakukan
12 strategi yang tepat supaya dapat meningkatkan kinerja karyawan dengan memperhatikan locus of control karyawan 2.
Hasil penelitian ini diharapkan akan melengkapi bahan penelitian selanjutnya dalam rangka menambah wawasan akademik, khususnya bidang Manajemen Sumber Daya Manusia.
3.
Sebagai bahan informasi bagi yang membutuhkan pada masa yang akan datang untuk lebih menciptakan masyarakat yang lebih baik.
G. Sistematika Penulisan
Memudahkan dan untuk dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai isi skripsi ini, pembahasan dilakukan secara komprehensif dan sistematik sebagai berikut: Bagian Pertama. Bagian ini berisikan latar belakang masalah, perumusan masalah, hipotesis, definisi operasional dan ruang lingkup penelitian, kajian pustaka/penelitian terdahulu, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan. Dalam bab ini diuraikan latar belakang kinerja karyawan yang dipengaruhi oleh kondisi etika kerja islam. Selain itu juga diuraikan mengenai rumusan masalah yang akan dijadikan dasar dari penelitian ini. Bagian Kedua. Bagian ini berisikan landasan teori yang berupa penjabaran teori-teori yang mendukung perumusan hipotesa serta sangat membantu dalam analisis hasil-hasil penelitian lainnya. Bab ini juga akan menjelaskan tentang kerangka pemikiran penelitian yang akan diteliti serta hipotesis yang timbul dari pemikiran tersebut. Bagian Ketiga. Bagian ini berisikan deskripsi bagaimana penelitian akan dilakukan secara operasional. Karena itu, bagian ini akan meliputi variabel
13 penelitian dan definisi operasional, penentuan sampel, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data, serta metode analisis yang akan digunakan. Bagian Keempat. Bagian ini akan membahas hasil penelitian yang telah dianalisis dengan metode penelitian yang telah ditentukan sebelumnya. Hasil penelitian ini akan dibahas secara mendalam. Bagian Kelima, adalah bagian penutup yang memuat kesimpulan yang diperoleh dan pembahasan yang telah dilakukan sebelumnya serta saran kepada pihak-pihak yang berkepentingan terhadap hasil penelitian.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Sumber Daya Manusia
Dalam rangka persaingan ini organisasi/perusahaan harus memiliki sumber daya yang tangguh. Sumber daya yang dibutuhkan untuk menjalankan perusahaan tidak dapat dilihat sebagai bagian yang berdiri sendiri, tetapi harus dilihat sebagai satu kesatuan yang tangguh membentuk suatu sinerji. Dalam hal ini peran sumber daya manusia sangat menentukan. Sumber daya manusia merupakan satu-satunya sumber daya yang memiliki akal perasaan, keinginan, keterampilan, pengetahuan, dorongan, daya, dan karya (rasio, rasa, dan karsa). Semua potensi SDM tersebut berpengaruh terhadap upaya organisasi dalam mencapai tujuan. Betapapun majunya teknologi, perkembangan informasi, tersedianya modal dan memadainya bahan, jika tanpa SDM sulit bagi organisasi itu untuk mencapai tujuannya. Veitzhal Rivai (2009:1) mendefinisikan manajemen sumber daya manusia merupakan salah satu bidang dari manajemen umum yang meliputi segi-segi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengendalian. Manajemen sumber daya manusia, disingkat MSDM, adalah suatu ilmu atau cara bagaimana mengatur hubungan dan peranan sumber daya (tenaga kerja) yang dimiliki oleh individu secara efisien dan efektif serta dapat digunakan secara maksimal sehingga tercapai tujuan (goal) bersama perusahaan, karyawan dan masyarakat menjadi maksimal. MSDM didasari pada suatu konsep bahwa setiap karyawan
14
15 adalah manusia bukan mesin dan bukan semata menjadi sumber daya bisnis. Kajian MSDM menggabungkan beberapa bidang ilmu seperti psikologi, sosiologi, dll. “Manajemen sumber daya manusia adalah ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif dan efisien membantu terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan dan masyarakat (Hasibuan, 2000:10)”. “Manajemen sumber daya manusia dapat diartikan sebagai pendayagunaan sumber daya manusia di dalam organisasi yang dilakukan melalui fungsi-fungsi perencanaan sumber daya manusia, rekrutmen, seleksi, pengembangan sumber daya manusi, perencanaan dan pengembangan kari, pemberian kompensasi dan kesejahteraa, keselamatan kerja dan hubungan industrial (Marwansyah 2010:3)” Sumber daya manusia adalah pegawai yang siap, mampu, dan siaga dalam mencapai tujuan-tujuan organisasi. Sebagaimana dikemukakan bahwan dimensi pokok sisi sumber daya adalah kontribusinya terhadap organisasi, sedangkan dimensi pokok manusia adalah perlakuan kontribusi terhadapnya yang pada gilirannya akan menentukan kualitas dan kapabilitas hidupnya (Werther dan Davis, 1996 : 160).
B. Manajemen Sumber Daya Manusia dalam Perspektif Islam
Sumber daya manusia merupakan kekuatan terbesar dalam pengolahan seluruh resources yang ada dimuka bumi ini, karena pada dasarnya seluruh ciptaan Allah yang ada dimuka bumi ini sengaja diciptakan oleh Allah untuk kemaslahatan umat manusia. Hal ini sangat jelas telah ditegaskan oleh Allah dalam Al-Quran QS. Al-Jaatsiyah/45:13 (Al-Qur’an dan Terjemahnya : 2005):
16
Terjemahanya: Dan dia Telah menundukkan untukmu apa yang di langit dan apa yang di bumi semuanya, (sebagai rahmat) daripada-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benarbenar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berfikir.
Oleh karena itu sumber daya yang ada ini harus dikelola dengan benar karena itu merupakan amanah yang akan dimintai pertanggung jawabannya kelak. Untuk mendapatkan pengelolaan yang baik ilmu sangatlah diperlukan untuk menopang pemberdayaan dan optimalisasi manfaat sumber daya yang ada. Allah mencerminkan keadaan manusia yang ideal dalam Kitab-Nya yaitu dengan criteria sekurang – kurangnya adalah sebagai berikut: a. Segala sesuatunya harus dikerjakan dalam rangka untuk mengesakan Allah SWT. b. Menganggap bahwa semuanya adalah saudara dan memiliki kedudukan yang sama meskipun berbeda suku bangsa. c. Saling tolong menolong dan berbuat baik sehingga akan tercipta masyarakat yang harmonis. d. Berlomba – lomba dalam kebaikan. e. Toleransi dan bebas menjalankan ajaran agam masing – masing. Manajemen sumber daya manusia (MSDM) yang ada dalam islam adalah sumber daya yang dimanfaatkan untuk ibadah kepada Allah SWT, bukan untuk yang lainnya. Dengan adanya rasa menerima amanah dari Allah maka kemampuan yang dimiliki akan ditingkatkan dan dilakukan dalam rangka
17 menjalankan amanah yang diemban. Sifat yang akan tercermin dari sumber daya manusia Islami yang baik ialah siddiq, amanah, fatonah, dan tablig. Keempat sifat ini adalah tolak ukur yang riil untuk mengukur keunggulan sumber daya manusia Islami.
C. Tantangan di Bidang Sumber Daya Manusia
Dengan perkataan lain setiap organisasi pasti menghadapi berbagai tantangan yang menyangkut banyak segi kehidupan organisasional, termasuk tantangan di bidang sumber daya manusia. Pada dasarnya tantangan bagi manajemen sumber daya manusia yang pada gilirannya tercermin pada pentingnya perencanaan, dapat dikategorikan pada dua jenis utama, yaitu tantangan yang bersifat eksternal yang meskipun tidak langsung menyangkut sumber daya manusia, tetapi mempunyai dampak yang kuat, tantangan yang bersifat internal dan situasi ketenagakerjaan dalam organisasi yang bersangkutan sendiri. Yang dimaksud dengan tantangan eksternal adalah berbagai hal yang pertumbuhan dan perkembangannya berada di luar kemampuan organisasi untuk mengendalikannya, sedangkan tantangan internal ialah sebaliknya apapun yang terjadi mereka mampu mengendalikannya (Fathoni, 2006: 48). Setiap orang punya cara pandang berbeda – beda berkaitan dengan kejadian yang mereka alami. Seorang karyawan mungkin memandang peristiwa yang terjadi pada dirinya merupakan kejadian diluar kendalinya atau sudah merupakan nasib. Karyawan lain mungkin berpikir sebaliknya, yaitu memandang kejadian sebagai sesuatu yang dapat ia control atau ia kendalikan. Perbedaan cara pandang ini dikenal dengan sebutan locus of control (Istijanto, 2008 : 247).
18
D. Kinerja Karyawan
Istilah kinerja atau perfomance, merupakan tolak ukur karyawan dalam melaksanakan seluruh tugas yang ditargetkan pada karyawan, sehingga upaya untuk mengadakan penilaian terhadap kinerja di suatu organisasi merupakan hal penting. Menurut Byars (1984 : 78) kinerja diartikan sebagai hasil dari usaha seseorang yang dicapai dengan adanya kemampuan dan perbuatan dalam situasi tertentu. Jadi prestasi kerja merupakan hasil keterkaitan antara usaha, kemampuan dan persepsi tugas. Persepsi tugas merupakan petunjuk dimana individu percaya bahwa mereka dapat mewujudkan usaha-usaha mereka dalam pekerjaan. Menurut Anwar Prabu Mangkunegara (2000 : 67) kinerja merupakan hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang individu dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung yang diberikan kepadanya. Dengan demikian kinerja menfokuskan pada hasil kerjanya. Karena organisasi pada dasarnya dijalankan oleh manusia, maka kinerja sesungguhnya merupakan perilaku manusia di dalam suatu organisasi yang memenuhi standar perilaku yang telah ditetapkan untuk mencapi hasil yang diinginkan. Ambar Teguh Sulistiyani (2003 : 223) menyatakan bahwa kinerja seseorang merupakan kombinasi dari kemampuan, usaha dan kesempatan yang dapat dinilai dari hasil kerjanya. Sementara itu, pengertian performance sering diartikan sebagai kinerja, hasil kerja atau prestasi kerja. Kinerja mempunyai makna lebih luas, bukan hanya menyatakan sebagai hasil kerja, tetapi juga bagaimana proses kerja berlangsung. Kinerja adalah tentang melakukan pekerjaan dan hasil yang dicapai dari pekerjaan tersebut. Kinerja adalah tentang apa yang dikerjakan dan bagaimana cara me-
19 ngerjakannya. Kinerja merupakan hasil pekerjaan yang mempunyai hubungan kuat dengan tujuan strategis organisasi, kepuasan konsumen dan memberikan kontribusi ekonomi (Armstrong dan Baron, 1998 : 15). Colquitt, LePine, dan Wesson (2011 : 35) mengemukakan bahwa kinerja adalah nilai serangkaian perilaku pekerja yang memberikan kontribusi, baik secara positif maupun negative, pada penyelesaian tujuan organisasi.
E. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Karyawan
Faktor-faktor yang mempengaruhi, menurut Keith Davis (1995 : 125) dalam Soraya (2010 : 9) merumuskan: Performance = Ability + Motivation Ability = Knowledge + Skill Motivation = Attitude + Situation. Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa kinerja seseorang terkait dengan kemampuan (ability) dan motivasi (motivation). Kemampuan sendiri dipengaruhi oleh faktor pendidikan (knowledge) dan keahlian (skill), sedangkan motivasi dipengaruhi oleh sikap (attitude) dan situasi (situation) yang kemudian meng-gerakkan seseorang tersebut menuju pencapaian tujuan. Kinerja berkaitan dengan proses pelaksanaan tugas seseorang sesuai dengan tanggung jawab yang dimillikinya. Kinerja ini meliputi prestasi kerja karyawan dalam menetapkan sasaran kerja, pencapaian sasaran kerja, cara kerja, dan sifat pribadi karyawan. Pengukuran kinerja ini menggunakan proksi empat dimensi menurut Minner (2001 : 56) yaitu kualitas, kuantitas, waktu dalam bekerja, dan kerjasama dengan teman sekerja. Mathis and Jackson (2001 : 134) merumuskan bahwa P = A x E x S, dimana (P) kinerja adalah hasil dari (A)
20 ability/kemampuan, dikalikan dengan (E) effort/usaha, dikalikan dengan (S) support/dukungan. Dalam praktiknya tidak selamanya bahwa kinerja karyawan dalam kondisi seperti yang diinginkan baik oleh karyawan itu sendiri ataupun organisasi. Banyak kendala yang memengaruhi kinerja baik kinerja organisasi maupun kinerja individu. Ada baiknya seorang pemimpin harus terlebih dahulu mengkaji faktorfaktor yang dapat memengaruhi kinerja karyawannya (Kasmir, 2016 : 189). Adapun faktor-faktor yang memengaruhi kinerja menurut Kasmir (2016: 193) baik hasil maupun perilaku adalah sebagai berikut: a.
Kemampuan memengaruhi secara langsung.
b.
Pengetahuan memengaruhi secara langsung
c.
Rancangan kerja memengaruhi secara langsung
d.
Kepribadian memengaruhi secara langsung dan tidak langsung
e.
Motivasi kerja memengaruhi secara langssung dan tidak langsung
f.
Lingkungan memengaruhi secara langsung dan tidak langsung
g.
Loyalitas memengaruhi secara langsung dan tidak langsung
F. Penilaian Kinerja Karyawan
Penilaian kinerja atau performance appraisal adalah proses dengan mana kinerja individual diukur dan dievaluasi. Penilaian kinerja menjawab pertanyaan, seberapa baik pekerja berkinerja selama periode waktu tertentu (Bacal, 2012 : 85). Penilaian kinerja tidak lebih dari merupakan sebuah katu laporan yang diberikan oleh atasan kepada bawahan, suatu keputusan tentang kecukupan atau kekurangan professional (Williams, 2007 : 21).
21 Penilaian kinerja adalah suatu metode formal untuk mengukur seberapa baik pekerja individual melakukan pekerjaan dalam hubungan dengan tujuan yang diberikan. Maksud utama penilaian kinerja adalah mengomunikasikan tujuan personal, memotivasi kinerja baik, memberikan umpan balik konstruktif, dan menetapkan tahapan untuk rencana pengembangan yang efektif (Harvard Business Essentials, 2006: 78). a. Penilaian kinerja karyawan Yang dimaksud dengan system penilaian kinerja ialah proses yang mengukur kinerja karyawan. Ada beberapa factor yang mempengaruhi penilaian kinerja karyawan adalah: 1. Karakteristik situasi 2. Deskripsi pekerjaan, spesifikasi pekerjaan dan standar kinerja pekerjaan. 3. Tujuan – tujuan penilaian kinerja. 4. Sikap para karyawan dan manajer terhadap evaluasi. b. Tujuan Penilaian Kinerja Tujuan diadakannya penilaian kinerja bagi para karyawan dapat kita ketahui sebagai berikut: 1. Tujuan evaluasi Seorang manajer menilai kinerja dari masa lalu seorang karyawan dengan menggunakan ratings deskriptif untuk menilai kinerja dandengan data tersebut berguna dalam keputusan – keputusan promosi, demosi, terminasi, dan kompensasi. 2. Tujuan pengembangan
22 Seorang manajer mencoba untuk meningkatkan kinerja seorang karyawan dimasa yang akan datang. Bangun (2012:234) menyatakan suatu pekerjaan dapat diukur melalui jumlah, kuantitas, ketepatan waktu mengerjakannya, kehadiran, kemampuan bekerja sama yang dituntut suatu pekerjaan tertentu. 1.
Jumlah pekerjaan. Dimensi ini menunjukkan jumlah pekerjaan yang dihasilkan individu atau kelompok sebagai persyaratan yang menjadi standar pekerjaan.
2.
Kualitas pekerjaan. Setiap karyawan dalam perusahaan harus memenuhi persyaratan tertentu untuk dapat menghasilkan pekerjaan sesuai kualitas yang dituntut suatu pekerjaan tertentu.
3.
Ketepatan Waktu. Setiap pekerjaan memiliki karakteristik yang berbeda, untuk jenis pekerjaan tertentu harus diselesaikan tepat waktu, karena memiliki ketergantungan atas pekerjaan lainnya.
4.
Kehadiran. Suatu jenis pekerjaan tertentu menuntu kehadiran karyawan dalam mengerjakannya sesuai waktu yang ditentukan.
5.
Kemampuan kerja sama. Tidak semua pekerjaan dapat diselesaikan oleh satu orang karyawan saja. Untuk jenis pekerjaan tertentu mungkin harus diselesaikan oleh dua orang karyawan atau lebih.
G. Kinerja Dalam Perspektif Islam
Menurut Mahsun (2006: 25), kinerja (performance) adalah gambaran tentang tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/program/kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi yang tertuang dalam rencana
23 strategis (strategic planning) suatu organisasi. Kinerja adalah tingkat keberhasilan dalam melaksanakan tugas serta kemampuan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kerja merupakan cara langsung dalam rangka memenuhi tuntutan yang bersifat pembawaan. Manusia memang diciptakan untuk bekerja, kerjanya adalah ibadahnya terhadap mereka yang enggan bekerja ialah mereka tidak mungkin menjadi muslim yang baik. Iman adalah landasan sedangkan pebuatan atau kerja merupakan konsekuensi dan cara melakukannya. Wibisono (2002: 78) kinerja religious islami adalah suatu pencapaian yang diperoleh seseorang atau organisasi dalam bekerja/usaha yang mengikuti kaidahkaidah agama atau prinsip-prinsip ekonomi islam. Terdapat beberapa dimensi kinerja islami meliputi: a. Amanah dalam bekerja yang terdiri atas: professional, jujur, ibadah dan amal perbuatan. b. Mendalami agama dan profesi terdiri atas: memahami tata nilai agama dan tekun bekerja. Zadjuli (2006: 68) islam mempunyai beberapa unsur dalam melakukan penilaian kinerja suatu kegiatan/usaha yang meliputi: a. Niat bekerja karena Allah SWT b. Dalam bekerja harus memberikan kaidah/norma/syariah secara totalitas c. Motivasi bekerja adalah mencari keberuntungan di dunia dan akhirat d. Mecari keseimbangan antara harta dengan ibadah, dan setelah berhasil dalam bekerja hendaklah bersyukur kepada Allah SWT Dalam unsure penilaian kinerja tersebut, orang yang bekerja adalah mereka yang menyumbangkan jiwa dan tenaganya untuk kebaikan diri, keluarga,
24 masyarakat dan Negara tanpa menyusahkan orng lain. Rasulullah SAW memberikan pelajaran menarik tentang pentingnya bekerja, dalam islam bekerja bukan sekedar memenuhi kebutuhan perut, tapi juga untuk memelihara harga diri dan martabat kemanusiaan yang seharusnya dijunjung tinggi. Karenanya, bekerja dalam islam menempati psisi yang teramat mulia bahkan dikategorikan jihad fi sabilillah. Dengan demikian islam memberikan apresiasi yang sangat tinggi bagi mereka yang mau berusahan dengan sekuat tenaga dalam mencari nafkah. Sebagaimana riwayat: “Rasulullah SAW pernah ditanya, pekerjaan apakah yang paling baik? Beliau menjawab, pekerjaan terbaik adalah usaha seseorang dengan tangannya sendiri dan semua penjual belian yang diaangap baik.” (HR. Ahmad dan Balhaqi).
H. Indikator Kinerja
Sebuah organisasi didirikan tentunya dengan suatu tujuan tertentu. Sementara tujuan itu sendiri tidak sepenuhnya akan dapat dicapai jika karyawan tidak memahami tujuan dari pekerjaan yang dilakukannya. Artinya, pencapaian tujuan dari setiap pekerjaan yang dilakukan oleh karyawan akan berdampak secara menyeluruh terhadap tujuan organisasi. Oleh karena itu, seorang karyawan harus memahami indicator-indikator kinerja sebagai bagian dari pemahaman terhadap hasil akhir dari pekerjaannya. Sementara itu, dalam kaitannya dengan indikator kinerja karyawan, Robbins (2006 : 260) mengemukakan bahwa kinerja karyawan dapat diukur dengan indikator – indikator sebagai berikut:
25 1. Kualitas Kerja. Diukur dari persepsi kayawan terhadap kualitas pekerjaan yang dihasilkan serta kesempurnaan tugas terhadap keterampilan dan kemampuan karyawan. 2. Kuantitas Kerja. Merupakan jumlah yang dihasilkan dinyatakan dalam istilah seperti jumlah unit, jumlah siklus aktivitas yang diselesaikan. 3. Ketepatan Waktu. Merupakan tingkat aktivitas diselesaikan pada awal waktu yang dinyatakan, dilihat dari sudut koordinasi dengan hasil output serta memaksimalkan waktu yang tersedia untuk aktivitas lain. 4. Efektivitas. Merupakan tingkat penggunaan sumber daya organisasi (tenaga, uang, teknologi, bahan baku) dimaksimalkan dengan maksud menaikkan hasil dari setiap unit dalam penggunaan sumber daya. 5. Komitmen
kerja.
Merupakan
suatu
tingkat
dimana
karyawan
mempunyai komitmen kerja dengan instansi dan tanggung jawab karyawan terhadap kantor.
I.
Locus Of Control
Wasty (2006 : 187) Locus of control ialah bagaimana individu merasa/melihat garis hubungan antara tingkah lakunya dan akibatnya, apakah ia dapat menerima tanggung jawab atau tidak atas tindakannya. Menurut Rotter, locus of control mempunyai dimensi eksternal dan internal. Dimensi eksternal akan menganggap bahwa tanggung jawab segala perbuatan itu berada diluar dirinya. Sedangkan dimensi internal melihat bahwa tanggung jawab segala perbuatan itu berada pada dirinya.
26 Locus Of Control adalah individu yang eksternal locus of controlnya cukup tinggi akan mudah pasrah dan menyerah jika sewaktu-waktu terjadi persoalan yang sulit. Individu semacam ini akan memandang masalah-masalah yang sulit sebagai ancaman bagi dirinya, bahkan terhadap orang-orang yang berada disekelilingnya pun dianggap sebagai pihak yang secara diam-diam selalu mengancam eksistensinya. Bila mengalami kegagalan dalam menyelesaikan persoalan, maka individu semacam ini akan menilai kegagalan sebagai semacam nasib danmembuatnya ingin lari dari persoalan. Walker (2007 : 104) Rotter terkenal dengan pengembangan pertama skala pusat pengendali, menempatkan keyakinan tentang kendali pada dua dimensi internal versus eksternal. Pusat pegendali internal mengaccu pada keyakinan bahwa saya bertanggung jawab untuk hal-hal yang terjadi pada diri sendiri. Pusat pengendali eksternal mengacu pada keyakinan bahwa hal-hal yang terjadi pada saya adalah konsekuensi dan eberuntungan, nasib, kesempatan atau orang lain.. Locus of control sebagai keyakinan individu tentang kemampuannya untuk bisa mempengaruhi semua kejadian yang berkaitan dengan dirinya dan pekerjaannya. Menurut Kreitner & Kinicki (2003 : 69) terdiri dari dua konstruk yaitu eksternal dan internal, dimana apabila seseorang yang meyakini bahwa apa yang terjadi selalu berada dalam kontrolnya dan selalu mengambil peran serta tanggung jawab dalam setia pengambilan keputusan termasuk dalam internal locus of control, sedangkan seseorang yang meyakini bahwa kejadian dalam hidupnya berada diluar kontrolnya termasuk dalam eksternal locus of control. Adanya literatur dan penelitian empiris terdahulu yang menyimpulkan bahwa internal Locus of Control memiliki perilaku yang lebih etis daripada
27 eksternal Locus of Control (Reiss Dan Mitra, 2008 : 25 ; Muawanah, 2008 : 31 ; Fauzi, 2010 : 35). Namun perlu diketahui bahwa setiap orang memiliki Locus of Cotrol tertentu yang berada diantara kedua ektrim tersebut. Dimana secara teori dan yang terjadi dilapangan Locus of Control memungkinkan perilaku karyawan apabila dalam situasi konflik akan dipengaruhi oleh karakteristik internal Locus Of Controlnya. Adapun karakteristik Locus Of Control menurut Crider (1989 : 167) perbedaan antara locus of control internal dan eksternal adalah sebagai berikut: 1.
Locus of control internal a) Suka bekerja keras. b) Memiliki inisiatif yang tinggi. c) Selalu berusaha untuk menemukan pemecahan masalah. d) Selalu mencoba untuk berfikir seefektif mungkin. e) Selalu mempunyai persepsi bahwa usaha harus dilakukan jika ingin berhasil.
2.
Locus of control eksternal a.
Kurang memiliki inisiatif.
b.
Mudah menyerah, kurang suka berusaha karena mereka percaya bahwa factor luarlah yang mengontrol.
c.
Kurang mencari informasi.
d.
Mempunyai harapan bahwa ada sedikit korelasi antara usaha dan kesuksesan.
e.
Lebih mudah dipengaruhi dan tergantung pada petunjuk orang lain.
28 J. Indikator Locus Of Control
Individu yang mempunyai internal locus of control diidentifikasikan lebih banyak menyandarkan harapannya pada diri sendiri dan diidentifikasikan juga lebih
menyenangi
keahlian-keahlian
disbanding
hanya
situasi
yang
menguntungkan. External locus of control berhubungan dengan sikap pasif dan keadaan ketidakberdayaan individu dalam mengadapi lingkungan. Mereka percaya bahwa apa yang terjadi pada kehidupan hanyalah disebabkan oleh keberuntungan ataupun nasib. Oleh karena itu, seorang karyawan dalam perusahaan harus memahami indicator-indikator locus of control sebagai bagian dari pemahaman akan situasi yang terjadi dalam atau luar dirinya. Musaheri (2013 : 160) mengemukakan bahwa locus of control dapat diukur dengan indicator-indikator sebagai berikut: 1. Locus of Control Internal a) Lebih aktif mencari informasi b) Banyak mengambil inisiatif. c) Lebih suka pada tantangan untuk maju. d) Lebih percaya pada usaha, kemampuan, dan kemauan dalam mencapai sukses e) Lebih banyak berorientasi pada diri sendiri dalam mengkritik dan mengevaluasi 2. Locus of Control Eksternal a) Pasif dan hanya menerima informasi. b) Kurang memiliki inisiatif.
29 c) Lebih percaya pada nasib. d) Suka bergantung pada orang lain. e)
Lebih banyak mencari dan memilih situasi yang menyenangkan.
K. Locus Of Control dalam Pandangan Islam
Locus of control merupakan konsep kepribadian, dalam Al-Quran banyak dijelaskan hal-hal yang berhubungan dengan kepribadian, antara lain mengenai pola-pola umum kepribadian yang lain, cirri-ciri kepribadian yang baik maupun yang buruk dan hal-hal yang berhubungan dengan pembentukan kepribadian. Locus of control merupakan keyakinan atau harapan individu mengenai sumber penyebab peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam hidup seseoarnag, apkah peristiwa-peristiwa tersebut dikendalikan dalam dirinya ataukan dikendalikan di luar dirinya seperti fate (nasib) atau luck (keberuntungan). Dalam Islam keyakinan pada diri sendiri sangat penting, karena keyakinan membuat seseorang mampu mengarahkan seluruh tindakan dan perilakunya. Tanpa keyakinan seseorang akan selalu merasa dibayang-bayangi berbagai keraguan sehingga jiwa penuh kegoncangan, kebodohan dan kegelapan yang pada akhirnya jiwa akan menjadi rapuh dan mudah terpengaruh. Ajaran Islam adalah ajaran yang positif, menghindari segala bentuk negative, destruktif sehingga terus tertanam pada jiwa kita bahwa alasan apapu yang mengiringi pada sikap pesimis adalah bertentangan dengan ajaran islam. Seorang muslim dan mukmin haruslah bersikap optimis terhadap kemampuan dirinya sendiri, karena itu merupakan factor yang sangat penting yang dapat
30 mengatur tentang kewajiban untuk berusaha bagi setiap orang yang ingin maju dan berhassil. Sebagaimana firman Allah di dalam QS. Ar-rad/13:11: Terjemahnya: Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah[767]. Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan[768] yang ada pada diri mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, Maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.
Berdasarkan ayat tersebut kita dapat menarik kesimpulan bahwasanya manusia harus selalu bersikap optimis. Sikap optimis membuat individu senantiasa tegar, penuh harapan dalam menatap masa depan, jauh dari bayangan kekecewaan dan kecemasan. Jikalau timbul masalah akan dipecahkan dengan cara yang wajar dan rasional atau kembali pada ilahi.
L. Hubungan Variabel
Locus of Control mengarah pada kemampuan seseorang individu dalam mempengaruhi kejadian yang berhubungan dengan hidupnya (Suwandi dan Indriantoro dalam Toly, 2001 : 104). Locus of Control adalah cara pandang seseorang terhadap suatu peristiwa apakah dia dapat atau tidak mengendalikan peristiwa yang terjadi padanya (Rotter dalam Prasetyo, 2002 : 119). Berdasarkan teori Locus of Control memungkinkan bahwa perilaku karyawan dalam situasi konflik akan dipengaruhi oleh karakteristik internal Locus of Controlnya dimana
31 Locus of Control internal adalah cara pandang bahwa segala hasil yang didapat baik atau buruk adalah karena tindakan kapasitas dan faktor - faktor dalam diri mereka sendiri. Ciri pembawaan internal Locus of Control adalah mereka yang yakin bahwa suatu kejadian selalu berada dalam rentang kendalinya dan kemungkinan akan mengambil keputusan yang lebih etis dan independen. Locus of control berperan dalam motivasi, locus of control yang berbeda bisa mencerminkan motivasi yang berbeda dan kinerja yang berbeda. Locus of control internal akan cenderung lebih sukses dalam karir mereka daripada locus of control eksternal, mereka cenderung mempunyai level kerja yang lebih tinggi, promosi yang lebih cepat dan mendapatkan uang yang lebih. Sebagai tambahan, locus pf control internal dilaporkan memiliki kinerja yang lebih tinggi dan lebih mampu menahan stress daripada locus of control eksternal. Oleh karena itulah maka dapat disimpulkan kinerja juga dipengaruhi oleh tipe personalitas individu-individu dengan Locus of Control internal lebih banyak berorientasi pada tugas yang dihadapinya sehingga akan meningkatkan kinerja mereka.
M. Kerangka Pikir
Kerangka pemikiran ini digunakan untuk mempermudah jalan pemikiran terhadap masalah yang akan dikupas. Adapun kerangka pemikiran yang yang digunakan dalam skripsi ini digambarkan dalam diagram berikut ini:
32 Gambar 1.1 Pengaruh locus of control terhadap Kinerja Karyawan Locus of Control Internal (X1) H1 Kinerja Karyawan (Y)
Locus of Control
Locus of Control H2 Eksternal (X2)
Sumber : konsep yang dikembangkan dalam penelitian ini, 2016.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A.
Jenis dan Pendekatan Penelitian
1. Jenis Penelitian Penelitian dapat dimaknai sebagai suatu usaha untuk menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran suatu pengetahuan, usaha mana dilakukan dengan menggunakan pendekatan atau metode ilmiah. Penelitian ini tergolong penelitian kuantitatif, maksudnya bahwa dalam menganalisa data dengan menggunakan angka-angka rumus atau model matematis. Metode kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2013 : 36). 2. Pendekatan Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian yang telah ditetapkan, maka jenis penelitian ini adalah penelitian asosiatif kausal yaitu bentuk hubungan yang sifatnya sebab akibat, artinya keadaan satu variabel disebabkan, ditentukan, dan dipengaruhi oleh satu atau lebih variabel lain (Eko, 2013 : 4). Dimana penilitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel yang satu dengan variabel yang lainnya yakni variabel bebas (Locus Of Control = X), dan variabel terikat (Kinerja Karyawan = Y).
33
34
B. Lokasi dan Waktu Penelitian Adapun lokasi penelitian ini adalah pada PT. PLN (Persero) UPT Sulselrabar yang berlokasi di Jl. Letjen Hertasning Blok B, Kecamatan Panakukang Kota Makassar, Sulawesi Selatan dengan waktu + 1(satu) bulan.
C. Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang di tetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemuadian di tarik kesimpulannya (Sugiono 2013 : 65). Adapun yang akan menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan PT. PLN (Persero) UPT Sulsel-rabar yang berjumlah 100 orang. Dengan mempertimbangkan kecilnya jumlah populasi, maka jumlah sampel dalam penelitian ini adalah semua populasi yang akan diteliti yaitu berjumlah 100 orang.
D. Jenis dan Sumber Data
1. Jenis Guna mendukung penulisan, maka jenis data yang digunakan sebagai berikut: a. Data Kuantitatif Data yang dapat dihitungberupa angka-angka yang diperoleh dari PT. PLN (Persero) UPT Sulsel-rabar yang dapat dihitung, seperti jumlah karyawan dan data-data lainnya yang menunjang penilitian. b. Data Kualitatif
35 Data yang diperoleh dari PT. PLN (Persero) UPT Sulsel-rabar tidak berbentuk angka, seperti gambaran umum perusahaan, hasil kuesioner, dan informasi-informasi yang diperoleh dari pihak lain yang menunjang penilitan. 2. Sumber Data Berdasarkan sumbernya, data yang dikumpulkan penulis dapat dibedakan dalam dua jenis, yaitu: a. Data Primer Data yang diperoleh melalui pengamatan dan wawancara langsung terhadap responden yang dalam hal ini pegawai. Selain itu, juga penulis melakukan wawancara langsung dengan kepala HRD tentang locus of control terhadap kinerja karyawan. b. Data Sekunder Data yang diperoleh dari dokumen-dokumen serta arsip-arsip yang ada di perusahaan tersebut, dan hasil penelitian kepustakaan dan dari instansi lainnya yang terkait.
E. Teknik Pengumpulan Data
Dalam usaha untuk mendapatkan data yang dibutuhkan metode yang di-
gunakan adalah: 1. Kuesioner (daftar pertanyaan). Kuesioner adalah metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada responden dengan panduan kuesioner. Kuesioner dalam penelitian ini menggunakan pernyataan terbuka dan tertutup. Pengisian kuesioner
36 diukur dengan menggunakan skala Likert dengan lima poin. Adapun skor yang diberikan pada setiap jawaban responden, adalah : a. Sangat Setuju (SS) dengan bobot 5 b. Setuju (S) diberi bobot 4 c. Ragu-Ragu (RR) diberi bobot 3 d. Tidak Setuju (TS) diberi bobot 2 e. Sangat Tidak Setuju (STS) diberi bobot 1 2. Studi pustaka. Teknik ini melakukan pencarian informasi atau data-data dari buku-buku literatur, jurnal-jurnal, referensi yang berkaitan dengan penelitian ini dan penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian yang sedang dilakukan. 3. Observasi. Teknik ini merupakan metode penelitian dimana peneliti melakukan pengamatan secara langsung pada obyek penelitian.
F. Instrument Penelitian
Tabel 3.1 variabel, definisi variabel, indicator, skala pengukuran NO
1
VARIABEL
Locus
of
internal (X1)
Control
DEFINISI VARIABEL
Locus of control internal adalah seseorang yang memandang dunia sebagai sesuatu yang dapat diramalkan, dan perilaku individu turut berperan didalamnya.
INDIKATOR
-
-
-
Lebih aktif mencari informasi dan banyak mengambil inisiatif. Lebih suka pada tantangan untuk maju. Lebih percaya pada usaha, kemampuan, dan kemauan
SKALA PENGUKU RAN SKALA LIKERT
37
-
2
Locus
of
control
eksternal (X2)
Locusof control eksternal adalah seseorang yang memandangdunia sebagai sesuatu yang tidk dapat diramalkan,demikian juga dalam mencapai tujuan sehinggaperilaku individu tidak akan mempunyai peran didalamnya.
-
Pasif dan hanya menerima informasi. Kurang memiliki inisiatif. Lebih percaya pada nasib. Suka bergantung pada orang lain. Lebih banyak mencari dan memilih situasi yang menyenangka n.
SKALA
Kuantitas kerja karyawan - Kualitas kerja karyawan - Ketepatan waktu - Keterampilan dan tingkat pengetahuan karyawan - Standar professional kerja. (Robbins, 2006:260)
SKALA
-
-
-
3
Kinerja (Y)
Karyawan
Kinerja adalah suatu saranauntuk mendapatkan hasil lebih baik dari organisasi,timdanindividu aldalamkerangkakerangk akerjayangdisepakatidala mperencanaan tujuan, sasarandanstandar(Armstr ong dan Murlis, 1994)
dalam mencapai sukses Lebih banyak berorientasi pada diri sendiri dalam mengkritik dan mengevaluasi.
-
LIKERT
LIKERT
38
G. Teknik Analisis Data
Agar data yang dikumpulkan dapat dimanfaatkan, maka data tersebut diolah dianalisis terlebih dahulu sehingga nantinya dapat dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan. 1. a)
Analisis Kuantitatif
Uji Reliabilitas. Uji ini untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indicator dari suatu variable. Suatu kuesioner dikatakan reliable atau handal jika jawaban pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2011 : 48). Pengukuran reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan cara one shot atau pengukuran sekali saja. Disini pengukuran hanya sekali dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan lain atau mengukur reliabilitas dengan uji statistik Cronbach Alpha (a). Suatu variabel dikatakan reliable jika nilai Cronbach Alpha (a) > 0,7.
b) Uji Validitas. Uji ini digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan dan kuesioner mampu untuk mengungkap sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Ghozali, 2005 : 45).
39 (1) Uji Asumsi Klasik (a) Uji multikolinieritas. Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas (Santoso, 2004 : 47). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. Jika variabel bebas saling ber-korelasi, maka variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel bebas yang nilai korelasinya antar sesama variabel bebas lain sama dengan nol. Dalam penelitian ini teknik untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas didalam model regresi dapat dilihat dari nilai tolerance dan Variance inflation factor (VIF), nilai tolerance yang besarnya diatas 0,1 dan nilai VIF dibawah 10 menunjukkan bahwa tidak ada multikolinearitas diantara variabel bebasnya (Ghozali, 2005 : 69). (b)
Uji normalitas. Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variable pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Kita dapat melihatnya dari normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dengan distribusi normal. Distribusi normal membentuk suatu garis lurus diagonal, dan ploting data residual akan dibandingkan dengan garis diagonalnya. Jika distribusi data normal, maka garis yang menggambarkan data sebenarnya akan mengikut garis normalnya (Ghozali, 2011 : 110). Dasar pengambilan keputusan untuk uji normalitas adalah :
40
Jika data menyebar disekitar garis garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
Jika data menyebar jauh dari diagonal atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
c) Uji Autokorelasi. Menurut Ghozali (2011:110). Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t1 (Sebelumnya). Jika terjadi korelasi , maka dinamakan ada problemautokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini timbul karena residual (kesalahan penganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi, salah satunya yaitu uji durbin-watson (DW test).
Uji durbin-watson mensyaratkan adanya
intercept (konstanta) dalam model regresi dan tidak ada variabel lag diantara variabel independen. d) Uji Heteroskedastisitas. Menurut Ghozali (2011:139) uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari
41 residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedastiitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang Homoskedastisitas atau tidak terjadi Heteroskedastisitas. Cara untuk mengetahui ada tidaknya Heteroskedastisitas adalah dengan cara melihat Grafik Plot antara nilai prediksi variabel terikat (dependen) yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya) yang btelahdi-studentized. Dasar analisisnya adalah:
Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudia menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.
Jika tdak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di ats dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
(2) Analisis Regresi Linier Berganda. Model regresi adalah model yang digunakan untuk menganalisis pengaruh dari berbagai variabel independen terhadap suatu variabel dependen (Ferdinand, 2006 : 46)
42 Formula untuk regresi Berganda adalah sebagai berikut: Y = α + β1 X1+ β2X2+e Dimana : Y
= Kinerja karyawan
α
= Konstanta
X1 = Locus of Control Internal X2 = Locus of Control Eksternal β
= koefisien regresi untuk variabel locus of control
e
= error
(3) Pengujian Hipotesis Ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual dapat dinilai dengan godness of fit-nya. Secara statistik setidaknya ini dapat diukur dari nilai koefisien determinasi (R2), nilai statistik F dan nilai statistik t. Perhitungan statistik disebut signifikan secara statistik apabila nilai uji statistiknya berada dalam daerah kritis (daerah dimana Ho ditolak), sebaliknya disebut tidak signifikan bila nilai uji statistiknya berada dalam daerah dimana Ho diterima (Ghozali, 2005 : 105). (a) Koefisien determinasi (R2) Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan sebuah model menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variable dependen sangat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variable-variabel independen memberikan
43 hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2005 : 108). Kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi R2 adalah bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan ke dalam model. Setiap penambahasatu variabel independen, maka R2 pasti meningkat tidak peduli apakah variabel tersebut berpengaruh signifikan terhadap variable dependen atau tidak. Karena itu, banyak peneliti menganjurkan untuk menggunakan nilai adjusted R2 pada saat mengevaluasi mana model regresi terbaik. Tidak seperti R2, nilai adjusted R2 dapat naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan kedalam model. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan adjusted R2 agar tidak terjadi bias dalam mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variable dependen. (b) Uji F Dalam penelitian ini, uji F digunakan untuk mengetahui tingkat siginifikansi pengaruh variabel-variabel independen secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel dependen (Ghozali, 2005). Dalam penelitian ini, hipotesis yang digunakan adalah: H1 : Variabel-variabel bebas (Locus of Control) mempunyai pengaruh yang signifikan secara bersama-sama terhadap variabel terikatnya (Kinerja karyawan). Dasar pengambilan keputusannya (Ghozali, 2005) adalah dengan menggunakan angka probabilitas signifikansi, yaitu:
44 1) Apabila probabilitas signifikansi > 0.05, maka HO diterima dan Ha ditolak. 2) Apabila probabilitas signifikansi < 0.05, maka Ho ditolak dan Ha diterima. (c) Uji Parsial (Uji t) Untuk menentukan koefisien spesifik yang mana yang tidak sama dengan nol, uji tambahan diperlukan yaitu dengan menggunakan uji t. Uji t digunakan untuk menguji signifikansi hubungan antara variabel X dan Y, apakah variabel X1 (Locus of Control internal) benar-benar berpengaruh terhadap Y (Kinerja Karyawan) secara terpisah atau parsial (Ghozali, 2005 : 115). Hipotesis yang digunakan dalam pengujian ini adalah: H1 : Variabel-variabel bebas (Locus of Control internal maupun Locus of Control eksternal) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikatnya (Kinerja karyawan). Dasar pengambilan keputusannya (Ghozali, 2005 : 116) adalah dengan menggunakan angka probabilitas signifikansi, yaitu: 1) Apabila probabilitas signifikansi > 0,05, maka Ho diterima dan Ha ditolak. 2) Apabila probabilitas signifikansi < 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHSAN
A. Gambaran Umum Instansi
1. Sejarah Ringkas Perusahaan
Pelistrikan yang pertama kali terpasang di Kota Makassar sekitar tahun 1914 dengan menggunakan mesin uap dan lokasinya berada di pelabuhan, dimana penyaluran masih terbatas. Dengan adanya perkembangan kota yang diikuti pula semakin meningkatnya kebutuhan aliran listrik. Maka pada tahun 1925 dibangun Pusat Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang lokasinya di tepi sungai jeneberang di daerah sungguminasa Kabupaten Gowa. Kapasitas PLTU tersebut 2 x 1000 KW dan pengelolaannya dilakukan oleh N. V. Nederlands Indische Gas Eectricitiet Maatschappy (NIGEM). Seiring dengan perkembangan kota yang terus berkembang dan kebutuhan akan tenaga listrik pun terus meningkat, dan PLTU pandang-pandang sudah tidak mampu lagi memenuhi seluruh kebutuhan masyarakat akan tenaga listrik, maka pada tahun 1946 mulai dibangun Pusat Listrik Tenaga Diesel (PLTD) di Kota Makassar yang menempati lokasi bekas lapangan sepak bola di bontoala. Perkembangan PLN dalam sejarah pemerintahan Negara Republik Indonesia sebagai tindak lanjut dari Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, maka pelistrikan di Kota Makassar diusahakan oleh NV. Ovesseese Gas dan Electricitet Maatschappy (OGEM), kemudian diambil alih pemerintahan RI pada tahun 1957 dan sebagai pelaksana pelistrikan tersebut 45
46 diserahkan pada Perusahaan Listrik Negara Makassar yang merupakan titik tolak asal mulanya perusahaan pelistrikan di daerah wilayah Propinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara. PLN Pusat Jakarta pada tahun 1961 membentuk PLN Eksploitasi VI dengan wilayah kerjanya meliputi daerah Sulawei Selatan dan Sulawesi Tenggara yang berkedudukan di Makassar. Guna menangani masalah pelistrikan yang penggunaannya dilakukan oleh PLN yang lokasinya di luar Makassar, maka perlu suatu unit organisasi yang akan mengurusi dan bertanggung jawab kepada PLN Eksploitasi VI yang berstatus sebagai Cabang. Adapun pelistrikan di luar Kota Makassar yang masalahnya diurus oleh PT. PLN Cabang luar kota ialah yang terdapat di kota-kota Majene, Bantaeng, Bulukumba, Watampone dan Palopo dimana kelima daerah tersebut PT. PLN menangani pembangkitannya saja sedang pendistribusiannya dilaksanakan oleh PLN yang dikelola oleh PT. MPS. Dengan demikian jelaslah pada masa itu terdapat dua lisme di dalam pengurusan pelistrikan di Sulawesi Selatan khususnya dilima kota tersebut. Sejarah Pelistrikan di Indonesia terus berkembang, dimana oleh PT. PLN Pusat Jakarta mempunyai peranan dalam pengembangannya, maka oleh PLN Pusat dikeluarkan Surat Edaran No. 078/PST/1967 tentang Klasifikasi bagi Kesatuan-kesatuan. Dikeluarkannya Surat Edaran oleh PT. PLN Pusat tersebut dimana sesuai ketentuan PT. PLN Cabang, maka sesuai Surat Keputusan Pemimpin PT. PLN daerah Eksploitasi tanggal 8 Januari 1968 PT. PLN Cabang Luar Kota dibubarkan
47 dan pengaturan segala sesuatunya diserahkan untuk selanjutnya ditangani oleh PT. PLN Eksploitasi. Tahun 1971 Kabupaten Daerah Tingkat II Sengkang yang Pelistrikannya ditangani oleh PT. MPS oleh Pemerintah Daerah setempat telah diserahkan pengelolaanya kepada PT. PLN Eksploitasi VI. Dengan masuknya tersebut, maka sejak tanggal 1 September 1971 telah ditambah satu unit daerah perusahaan dan sesuai Surat Keputusan Pemimpin Cabang Makassar Ranting Sengkang, maka unit pelistrikan Sengkang berstatus sebagai ranting dan ditempatkan di bawah PT. PLN Cabang Makassar. Di daerah Sulawesi Tenggara yang juga merupakan daerah wilayah kerja eksploitasi VI dimana pelistrikan di daerah tersebut ditangani juga oleh perusahaan daerah (PT. MPS). Maka pada tahun 1971 pelistrikan yang berada di Kota Kendari yang ditangani oleh PT. Linda (Ex. PT. MPS) berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah tingkat I Sulawesi Tenggara No. 178/1971 tanggal 18 september 1971 telah diserahkan pengelolaanya kepada PLN Eksploitasi VI, maka sejak tanggal tersebut PT. PLN Eksploitasi VI telah meleburkan usahanya di dalam memenuhi kebutuhan aliran listrik bagi masyarakat di Ibu Kota Propinsi Sulawesi Tenggara. Dikeluarkannya Surat Keputusan Direksi Perusahaan Umum Listrik Negara No. 010/DIR/1876 tersebut, maka berubahlah nama sebutan PT. PLN Eksploitasi VIII menjadi PT. PLN Wilayah VIII dengan tetap mempunyai wilayah kerja di daerah Provinsi Sulawesi Selatan dan provinsi Sulawesi Tenggara dan berkedudukan tetap di Makassar, yang kemudian secara resmi oleh PT. PLN WIL VIII Perubahan nama daerah kerja dan stempel.
48 Dinas Perusahaan Umum Listrik Negara Wilayah VIII diumumkan dengan pengumuman Nomor 001/W.VIII/76 28 Januari 1976, yang di bawahi 2 sektor dan 7 cabang yaitu Sektor Tello dan Sektor Bakaru, kemudian Cabang Ujung Pandang, Pare-pare, Pinrang, Watampone, Palopo, Bulukumba dan Cabang Kendari. Sebagai realisasi dari Surat Keputusan Direksi PLN tersebut, maka PLN Wilayah VIII mengadakan reorganisasi dilingkungan sesuai dengan struktur organisasi dan tugas pokok perusahaan yang baru. Sebagai perkembangan selanjutnya PT. PLN (Persero) Wilayah VIII membagi dua bagian usaha yang kesemuanya berada dalam satu atap yaitu PT. PLN (Persero) Bagian Administrasi dan PT. PLN (Persero) Unit Bisnis Sulawesi Selatan dan Tenggara yang merupakan pusat pengatur system tenaga listrik yang mengontrol dan mengawasi pembagian dan penyaluran sistem interkoneksi. PT. PLN (Persero) Unit Bisnis dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Direksi PT. PLN No. 007.K/023/DIR/1990, tanggal 10 Februari 1990 dan terjadi susunan organisasi. Dengan Keputusan Pemimpin PT. PLN (Persero) Wilayah VIII Unit Bisnis Sulsel yaitu mengatur pembangkitan dan penyaluran secara rasional dan ekonomis. Kemudian pada tanggal 31 bulan Mei tahun 2000 berubah menjadi PLN Unit Penyaluran dan Pengatur Beban (UP2B) Sistem Sulsel berdasarkan keputusan pemimpin PT. PLN (Persero) Wilayah No. 642.K/021/PW.VIII/2000. Kemudian berubah menjadi PLN Area Penyaluran dan Pengatur Beban (AP2B) Sistem Sulsel berdasarkan SK Direksi PLN No. 322.K/010/DIR/2003 tanggal 22 Desember 2003.
49
2. Visi, dan Misi dan Motto PT PLN (Persero) UPT Sulselrabar a. Visi. Diakui sebagai Perusahaan Kelas Dunia yang bertumbuh-kembang Unggul danTerpercaya dengan bertumpu pada Potensi insane b. Misi. a.
Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait, berorientasi pada kepuasan pelanggan, anggota perusahaan dan pemegang saham.
b.
Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat.
c.
Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi.
d.
Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan.
3. Motto Motto dari PT PLN (Persero) Sistem Sulsel adalah “Listrik untuk kehidupan yang lebih baik” 3. Struktur Organisasi Struktur organisasi merupakan pola formal kegiatan dan hubungan di antara berbagai suborganisasi. Untuk bekerja efektif, suatu perusahaan harus memiliki pemahaman yang jelas tentang struktur organisasi. Dengan melihat bagan organisasi yang dilampirkan dapat dilihat susunan posisi, tugas-tugas pekerjaan dan garis wewenang dan bagan-bagan perusahaan.
50 Gambar 4.1 Struktur Organisasi
4. Tugas dan Tanggung Jawab PT. PLN (Persero) UPT Sulselrabar 1. Bagian Perencanaan dan Evaluasi Bertanggungjawab atas usulan perencanaan dan evaluasi pengembangan instalasi penyaluran, rencana design engineering, perencanaan dan evaluasi instalasi pentaluran, mengelola data perusahaan, transaksi tenaga listrik, teknologi informasi, serta system lingkungan dan keselamatan ketenagalistrikan untuk pencapaian target kinerja, dengan tugas-tugas pokok sebagai berikut:
51 a. Menetapkan rencana kegiatan bidang engineering untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan. b. Menyusun
rencana
pemeliharaan
dan
pengembangan
instalasi
penyaluran yang dilengkapi dengan kajian kelayakan operasi (KKO), Kajian Kelayakan Finansial (KKF) dan Enterprise Risk Management (ERM) untuk memenuhi kelayakan invenstasi. c. Menyusun kajian rancang bangun system penyaluran dan mengevaluasi hasil pengembangan instalasi penyaluran. d. Menyiapkan usulan anggaran investasi dan operasi fungsi transmisi untuk di usulkan dalam bentuk RKAP ke unit induk. e. Menentukan RAB/SPBJ SKI anggaran operasi dan menyiapkan spesifikasi teknik sebagai acuan untuk proses pengadaan. f. Mengelolal data instalasi, operasi dan KWH meter transaksi. g. Mengusulkan perubahan setting KWH akibat perubahan rasio CT atau PT/CVT. h. Mengkoordinasi
rencana
pelaksanaan
pengembangan
instalasi
penyaluran dan target kinerja untuk diusulkan ke unit induk. i. Mengusulkan rencana pengembangan system proteksi dan meter untuk mendapatkan unjuk kerja operasi system yang andal. 2. Seksi Teknologi Informasi Bertanggungjawab atas pekerjaan pemeliharaan sarana system informasi termasuk aplikasi dan website UPT agar tetap terjaga sehingga diperoleh informasi yang cepat dan akurat, dengan tugas-tugas pokok sebagai berikut:
52 a. Membuat RAB penyempurnaan sarana system informasi untuk keandalan sarana system informasi. b. Memelihara sarana system informasi untuk menunjang kegiatan unit. c. Membuata RKA sarana system informasi dilengkapi RAB, Justifikasi Teknis untuk pengukuran kinerja. d. Memberikan pelatihan pengoperasian aplikasi yang digunakan perusahaan untuk mendukung system teknologi informasi. e. Memberikan usulan pengembangan sarana software system teknologi informasi untuk meningkatkan kinerja unit. f. Melaksanakan
penerapan
K2
dalam
pelaksanaan
pekerjaan
pemeliharaan sarana system informasi dan oleh pihak lain dalam instalasi untuk mencegah terjadinya kecelakaan/kesalahan kerja. g. Mengimplementasikan
dan
meningkatkan
perbaikan
secara
berkesinambungan system manajemen satu. 3. Seksi Evaluasi Operasi, Lingkungan dan K2 Bertanggungjawab,
memantau,
mengevaluasi
dan
mengendalikan
perhitungan transaksi tenaga listrik. Lingkungan dan K2 serta SMK3 sehingga pelaksanaannya sesuai dengan peraturan perundangan, untuk mencapainya target kinerja perusahaan dan kecelakaan kerja nihil (zero ccident) dengan tugas-tugas pokok sebagai berikut: a. Memverifikasi dan mengevaluasi transaksi tenaga listrik secara periodic (bulanan dan tahunan) untuk mengetahui unjuk kerja transaksi di system dan sebagai bahan masukan kepada manajemen.
53 b. Menyiapkan rencana kegiatan di seksi lingkungan dan keselamatan ketenagalistrikan di UPT untuk kelancaran pelaksanaan tugas. c. Menyiapkan, penyususnan system LK2 untuk mencapai target kinerja UPT dan mencapai kecelakaan kerja nihil (zero accident). d. Menyiapkan penyusunan system LK2 untuk memenuhi peraturan perundangan lingkunag hidup yang berlaku serta mencapai target kinerja perusahaan. e. Mengontrol perubahan kebijakan LK2, prosedur kerja agar selalu sesuai dengan perkembangan peraturan perundangan yang berlaku mencapai target kinerja perusahaan. f. Mengkoordinir pelaksanaan rekomendasi P2K3 untuk ditindak lanjuti. g. Memfasilitasi persiapan penerapan system manajemen K3 (SMK3). 4. Bagian Pemeliharaan Bertanggungjawab, memastikan fungsi pengelolhan dan pemeliharaan asset yang meliputi pelaksanaan dan pemantauan hasil pemeliharaan instalasi penyaluran, serta pelaksanaan K2, agar di peroleh ketersediaan instalasi penyaluran yang continue, andal dan aman, dengan tugas-tugas pokok sebagai berikut: a. Melaksanakan program perbaikan sesuai rekomendasi unit induk. b. Mengelola pelaksanaan pemeliharaan dan assessment kondisi instalasi penyaluran untuk mengetahui kinerja instalasi. c. Mengevaluasi kegiatan pemeliharaan dan membrikan usulan tindak lanjut.
54 d. Mengkoordinir
pelaksanaan
pemeliharaan
instalasi
penyaluran
meliputi instalasi jaringan, gardu induk proteksi, dan meter. e. Merencanakan optimalisasi pemeliharaan system penyaluran. f. Mengeola persyaratan kebutuhan Sertifikat Laik Operasi (SLO). g. Mengelola pelaksanaan rekomisioning peralatan instalasi. h. Mengelola perbaikan dan mengatasi gangguan. i. Menyusun instruktur kinerja (IK) untuk pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan instalasi. j. Mengelola pelaksanaan pemeliharaan terhadap alat kerja dan alat uji. k. Mengelola gangguan alat kerja dan alat uji untuk optimalisasi utilitas. l. Melaksanakan K2 dan K3 agar tercapai zero accident di wilayah kerjanya. m. Mengimplementasikan
daan
meningkatkan
perbaikan
secara
berkesinambungan system Manajemen Mutu dilingkungannya. n. Mengelola pelaksanaan pekerjaan dalam keadaan bertenagaan (PDKB). 5. Seksi Pemeliharaan Jaringan Bertanggungjawab mengelola fungsi pemeliharaan jaringan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi hasil pemeliharaan jaringan agar di peroleh keandalan peralatan jaringan, dengan tugas-tugas sebagai beikut: a. Mengkoordinir penyusunan prosedur O&M peralatan jaringan serta prasarana pendukungannya untuk memperoleh kualitas O&M yang optimal.
55 b. Mengelola pengguna sumber daya manusia dan alat kerja untuk kelancaran pemeliharaan jaringan. c. Melaksanakan supervise perbaikan instalasi jaringan. d. Menyusun isntruksi kerja (IK) untuk pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan isntalasi. e. Merencanakan dan mengkoordinisasikan pelaksanaan pemeliharaan rutin dan korektif jaringan dan gardu induk. f. Memberikan
masukan
Job
Safety Analysis
(JSA)
pekerjaan
pemeiharaan jaringan g. Memastikan lokasi gangguan berdasarkan data awal dari seksi pemeliharaan proteksi dan meter. h. Mengkoordinasikan system pemeliharaan inspeksi level 2. i. Mengimplementasikan
dan
meningkatkan
perbaikan
secara
berkesinambungan system manajemen mutu lingkungannya. j. Memberikan data untuk pembuatan laporan manajemen ROW secara berkala sesuai bidang tugasnya. 6. Seksi Pemeliharaan Gardu Induk, Proteksi, dan Meter Bertanggungjawab mengelola fungsi pemeliharaan gardu induk, proteksi, meter, dan otomasi yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi hasil pemeliharaan gardu induk, proteksi, meter, dan otomasi agar di peroleh keandalan peralatan gardu induk, proteksi, meter dan otomasi, dengan tugastugas sebagai berikut: a. Merencanakan program kerja seksi pemeliharaan gardu induk, proteksi, meter dan otomasi untuk mencapai target kinerja yang optimal.
56 b. Mengkoordinasikan penyusunan prosedur O&M Gardu induk, peralatan proteksi, meter dan otomasi serta prasarana pendukung untuk memperoleh kualitas O&M yang optimal. c. Mengelola pengunaan sumber daya manusia dan lata kerja untuk kelancaran pemeliharaan gardu induk, proteksi, meter dan otomasi. d. Melaksanakan supervise perbaikan/penggantian instalasi Gardu induk, Proteksi, Meter dan Otomasi. e. Merencanakan dan mengkoorinasikan pelaksanaan pemeliharaan rutin dan korektif gardu induk. f. Memastikan terlaksananya K2. g. Merencanakan dan melaksanakan pemeliharaan rutin dan korektif proteksi, meter, dan otomasi. 7. Seksi Pekerjaan dalam Keadaan Bertegangan Bertanggungjawab mengsupervisi pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan dan perbaikan instalasi penyaluran tenaga listrik dalam keadaan bertegangan agar di peroleh keandalan dan konstinuitas operasi sitem yang optimal, denga tugastugas sebagai berikut: a. Melaksanakan supervise program kerja bagian pekerjaan dalam keadaan bertegangan (PDKB) TT/TET bagian pemeliharaan untuk mencapai target kinerja yang optimal. b. Memastikan terlaksananya K2. c. Memberikan masukan Job safety Analysis (JSA) pekerjaan dalam keadaan bertegangan (PDKB) TT/TET.
57 d. Melaksanakan supervise pelaksanaan pekerjaan dalam keadaan bertegangan (PDKB) TT/TET sesuai SOP. e. Mengusulkan perbaikan system kerja secara berksinambungan sesuai dengan system manajemen mutu. f. Meyusun rencana kegiatan administrasi umum yang meliputi fungsi SDM, secretariat dan dokumentasi, anggaran, keuangan, dan akuntansi, corporate social responsibility, logistic, dan fasilitas umum serta keamanan dan ketertiban lingkungan dan asset untuk kelancaran pelaksanaan tugas. g. Mengkoordinir kegiatan secretariat dan dokumentasi untuk kelancaran tugas. 8. Seksi SDM dan Sekretariat Bertanggungjawab, mengkoordinir pengelolaan Administrasi dan SDM meliputi Administrasi SDM, Kesekretariatan dan dokumentasi, keamanan dan ketertiban serta corporate social responsibility (CSR) untuk mendukung pencapaian sasaran kinerja unti pelaksanaan dengan tugas-tugas sebagai berikut: a. Menyusun rencana kerja fungsi administrasi/secretariat dan SDM untuk kelancaran pelaksanaan tugas. b. Mengkoordinasikan pelaksanaan evaluasi kinerja indvidu dengan bagian-bagian di unit pelaksanaan agar hasil kinerja pegawai meningkat memenuhi target kinerja. c. Mengelola pengembangan dan pemeliharaan data base dan pegawai agar selalu akurat dan mutakhir.
58 d. Mengusulkan dan memonitor pelaksanaan dan pelatihan untuk meningkatkan kompetensi pegawai. e. Melaksanakan administrasi kesejahteraan pegawai dan pensiunan dan pajaknya. f. Melaksanakan proses SPPD sesuai batas kewenangannya untuk meningkatkan efektifitas dan effisiensi. g. Memonitor kegiatan kesekretariatan dan dokumentasi untuk kelancaran tugas. h. Memonitor pelaksananaan kemanan dan ketertiban ligkungan dan asset. i. Memonitor pelaksanaan CSR (Corporate Social Responsibility). j. Mengusulkan pengahpusan arsip/dokumen perusahaan agar sesuai. k. Menysun rencana kerja fungsi administrasi/secretariat dan SDM untuk kelancaran pelaksanaan tugas. 9. Seksi Keuangan dan Akuntansi Bertanggungjawab, mengelola Sub bidang Anggaran dan Akuntansi, meliputi fungsi keuangan, anggaran dan akuntansi untuk mengetahui kinerja keuangan unit pelaksana, dengan tugas-tugas sebagai berikut: a. Menyusun rencana kegiatan fungsi anggaran dan akuntansi untuk kelancaran pelaksanaan tugas. b. Memastikan kebutuhan tunai anggaran operasi dan investasi sesuai dengan RKAP/ disbursement serta kebutuhan di luar RKAP untuk pelaksanaan pekerjaan. c. Memastikan kemamanan uang, surat-surat berharga dan dokumen berharga.
59 d. Memonitor biaya-biaya yang timbul akibat pekerjaan pemeliharaan. e. Memverifikasi keabsahan, kebenaran dan kelengkapan bukti transaksi. f. Memverifikasi perhitungan, pemotongan, penyetoran dan pelaporan pajak. g. Memverifikasi pembebanan kode anggaran dan akuntansi. h. Memeriksa kebenaran entry data transaksi keuangan dalam program aplikasi keuangan untuk memperoleh data yang akurat dan tepat waktu. i. Mengolah transaksi keuangan unit pelaksanaan dan buku besar beserta lampirannya sebagai kelengkapan laopran keuangan induk. j. Mengusulkan system, prosedur dan tata kerja anggaran dan keuangan untuk pedoman dalam pelaksanaan pekerjaan. k. Memeriksa daftar laporan kiriman uang, memonitor arus kas serta bukti pendukungnya dan pajak-pajak untuk laporan ke unit induk dan KPP setempat. l. Mengevaluasi laporan akuntansi biaya yang berbasis cost center. m. Mengimplementasikan
dan
meningkatkan
perbaikan
secara
berkesinambungan system manajemen mutu dilingkungannya. 10. Seksi Logistik Bertanggungjawab mengelola pekerjaan fungsi logistic dan umum terkait proses pengadaan barang dan jasa, penyedia sarana fasilitas dan umum serta logistic agar pelaksanaan pekerjaan dapat berjalan sesuai prosedur dan ketentuan guna mendukung kelancaran kegiatan operasional unit pelaksana, dengan tugastugas sebagai berikut:
60 a. Menyusun program kerja bidang logistic dan umum yang meliputi administrasi procurement,, fasilitas dan umum serta logistic. b. Mengelola dan memonitoring ATTB, material persediaan dan extracomptable. c. Mengusulkan rencana kebutuhan sarana dan fasilitas kerja serta pemeliharaannya untuk mendukung kenyamanan dan kelancaran pelaksanaan tugas. d. Membuat surat perintah kerja/surat perjanjian sesuai kewenangannya beserta amandemennya apabila diperlukan. e. Mengelola pemenuhan sarana dan fasilitas kerja untuk mendukung kelancaran tugas. f. Memantau kegiatan fasilitas, rumah tangga, gudang dan umum. g. Mengevaluasi realisasi pekerjaan untuk bahan massukan laporan ke manajemen. h. Melaksanakan
administrasi
barang-barang
extracomptable
untuk
pelaksanaan tertib administrasi. i. Melakukan entry data purchase order dan jasa pada system aplikasi. 11. Seksi Operasi dan Pemeliharaan Bertanggungjawab melaksanakan operasional dan pemeliharaan saluran udara tegangan tinggi (SUTT) Gardu induk dan alat bantu system penyaluran, serta mengkoordinasikan pelaksanaan operasional dan pemeliharaan SUTT dan Gardu induk agar system penyaluran energy listrik dapat beroperasi secara andal, bermutu, dan efisien, serta mengatur dan merencanakan langkah kegiatan seksi
61 lingkungan dan K2, secretariat umum, dan kepegawaian, kemanan dan logistic dalam rangka menunjang proses bisnis unit dengan tugas-tugas sebagai berikut: a. Menyusun rencana kerja operasi dan pemeliharaan sebagai pedoman kerja. b. Mengkoordinasikan prosedur operasional system penyaluran agar operasional dan pemeliharaan efisien. c. Melaksanakan sarana K2 untuk meningkatkan kendalannya. d. Melaksanakan pemeliharaan instalasi transmisi dan Gardu induk. e. Menindak lanjuti laporan gangguan dan kerusakan serta menentukan langkah penanggulangannya. f. Mengolah database dan membuat laporan hasil kerja secara periodic untuk memantau produktivitas instalasi Transmisi Gardu Induk. g. Mengusul kebutuhan sarana dan prasarana untuk kegiatan operasional unit transmisi. h. Menyusun dan melaksanakan kegiatan seksi lingkungan dan K2, secretariat umum dan kepegawaian, keamanan dan logistic berdasarkan RKAP. i. Menyusun laporan kegiatan lingkungan dan K2. j. Mengevaluasi hasil kegiatan lingkungan dan K2. k. Mengkoordinasikan implementasi pelaksanaan system manajemen mutu (SMP, SMK3, ISO, OPI dan manajemen asset) secara berkesinambungan.
62 12. Seksi Gardu Induk Bertanggungjawab, melaksanakan koordinasi pelaksanaan operasi dan pemeliharaan rutin pada Gardu Induk terkait untuk meningkatkan keandalan suplai tenaga listrik, dengan tugas-tugas pokok sebagai berikut: a. Mengawasi pelaksanaan pengoperasian Gardu Induk terkait sesuai SOP. b. Mengawasi pelaksanaan maneuver peralatan gardu induk sesuai working permit. c. Melaksanakan dan mengevaluasi percatatan KWH meter tiap bulan. d. Melaksanakan koordinasi pelaksanaan operasi antar gardu induk terkait. e. Mengatur pelaksanaan shift operator pada gardu induk terkait dan mengganti operator yang berhalangan. f. Melaksanakan pengawassan instalasi gardu induk dalam bentuk inspectusion Road harian. g. Membuat laporan beban puncak gardu induk untuk bahan evaluasi. h. Mengatur pelaksanaan lingkungan gardu induk. i. Mengatur pelaksanaan penjagaan keamanan instalasi gardu induk dan lingkungannya. j. Melaksanakan pemeliharaan rutin peralatan gardu induk sesuai jadwal. k. Melaksnakan pengawasan ROW.
B. Hasil Penelitian 1. Karakteristik Responden Penelitian ini menguraikan mengenai pengaruh Locus of Control internal dan Locus of Control eksternal terhadap kinerja karyawan pada PT. PLN
63 (Persero) UPT Sulselrabar. Hal ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar Locus of Control internal dan Locus of Control eksternal seseorang dalam memengaruhi kinerja karyawan PT. PLN (Persero) UPT Sulselrabar. Dalam penelitian ini mengambil semua pegawai 100 orang sebagai sampel penelitian. Karakteristik responden berguna untuk menguraikan deskripsi identitas responden menurut sampel penelitian yang telah ditetapkan. Salah satu tujuan dengan karakteristik responden adalah memberikan gambaran objek yang menjadi sampel dalam penelitian ini. Karakteristik responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini kemudian dikelompokkan menurut jenis kelamin, usia, lama bekerja, dan pendidikan terakhir. Untuk memperjelas karakteristik responden yang dimaksud, maka akan disajikan tabel mengenai data responden seperti yang dijelaskan berikut ini. a. Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Kelamin Jenis kelamin secara umum dapat memberikan perbedaan pada perilaku seseorang. Dalam suatu bidang kerja jenis kelamin seringkali dapat menjadi pembeda aktivitas yang dilakukan oleh individu. Penyajian data responden berdasarkan jenis kelamin adalah sebagai berikut ini: Tabel 4.1 Jenis Kelamin Responden KETERANGAN Jenis kelamin
JUMLAH RESPONDEN
PERSENTASE
Laki – laki
67
67.0
Perempuan
33
33.0
Jumlah
100
100.0
64 Sumber: Data primer yang diolah, 2016. Dari tabel 4.1 di atas menunjukkan bahwa dari 100 orang responden, sebagian besar berjenis kelamin laki-laki yaitu 67 orang atau 67% dan sisanya adalah responden yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 33 orang atau 33%. Responden pria lebih banyak dari wanita, Hal ini menunjukkan bahwa jenis kelamin laki-laki sebagai proporsi yang lebih besar dibanding karyawan perempuan yang bekerja pada PT. PLN (Persero) UPT Sulselrabar. Hal ini disebabkan karena pria lebih agresif dan lebih besar pengharapannya dari pada wanita dalam memiliki pengharapan/ekspektasi untuk sukses. b. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Umur dalam keterkaitannya dengan kinerja individu di lokasi kerja biasanya adalah sebagai gambaran akan pengalaman dan tanggung jawab individu. Tabulasi umur responden dapat dilihat sebagai berikut: Tabel 4.2 Umur Responden UMUR JUMLAH RESPONDEN PERSENTASE 21 – 30 35 35.0 31 – 40 40 40.0 41 – 45 20 20.0 >45 5 5.0 Jumlah
100
100
Sumber: Data primer yang diolah, 2016. Dari tabel di atas yang berdasarkan usia, responden yang berumur 31-40 tahun merupakan yang paling banyak, yaitu terdiri dari 40 orang atau 40% dan yang paling sedikit berumur lebih dari 45 tahun, yaitu terdiri dari 5 orang atau 5%. Dari hasil perolehan data tersebut membuktikan bahwa responden dengan usia 2130 tahun memiliki tingkat kematangan secara pribadi sehingga self-control serta
65 perilaku terhadap pegawai di lingkungan kerja lebih stabil. Pegawai dengan usia ini lebih inisiatif dalam mengeluarkan ide-ide dan gagasan yang segar dalam melakukan pekerjaannya. Urutan kedua adalah umur 21-30 tahun sebanyak 35 orang atau 35% di usia seperti ini karyawan masih terlalu muda untuk taraf pegawai yang berprestasi belum memiliki kinerja yang begitu tinggi, belum berpengalam dalam berbagai hal dengan pekerjaan yang ditekuni. Urutan yang ketiga adalah umur 41-45 tahun sebanyak 20 orang atau 20% di usia ini karyawan sudah tidak memiliki kelincahan dalam melakukan pekerjaannya. Dan yang berada pada urutan terakhir yaitu umur >45 tahun yang berjumlah 5 orang atau 5%, jumlah yang sedikit ini dikarenakan pada usia tersebut seorang karyawan telah mempersiapkan diri untuk memasuki masa pensiun sebagaimana di kantor PT. PLN (Persero) UPT Sulselrabar usia pensiun seorang pegawai adalah 58 tahun dan maksimalnya 60 tahun jika di perpanjang. c. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Responden Pendidikan seringkali dipandang sebagai satu kondisi yang mencerminkan kemampuan seseorang. Penyajian data responden berdasarkan pendidikan adalah sebagaimana terlihat pada Tabel 4.3 berikut ini:
PENDIDIKAN
Tabel 4.3 Pendidikan Responden JUMLAH RESPONDEN PERSENTASE
S3 S2 9 S1 61 Lain - lain 30 Jumlah 100 Sumber: Data primer yang diolah, 2016.
9.0 61.0 30.0 100
66 Hasil olahan data mengenai karakteristik responden yang berdasarkan tingkat pendidikan yang ditunjukkan pada tabel 4.3 diatas, dari 100 orang responden terdapat 9 orang atau 9% yang berpendidikan Strata 2, terdapat 61 orang atau 61% yang berpendidikan Strata 1, kemudian yang pendidikan lainnya yaitu D1, D3, sebanyak 30 orang atau sebesar 30% data ini menunjukkan bahwa jumlah responden yang terbanyak adalah dari kelompok responden yang berpendidikan S1 yaitu sebanyak 61 orang atau 61% dari jumlah responden. Ini menunjukkan bahwa pegawai PT. PLN (Persero) UPT Sulselrabar sebagian besar memiliki pendidikan tinggi. Hal ini disebabkan karena pada dasarnya pegawai PT. PLN (Persero) UPT Sulselrabar dibutuhkan pendidikan yang tinggi, karena peranan pendidikan dalam pengembangan sumber daya manusia ialah membina manusia menjadi tenaga produktif. Selain itu pendidikanlah yang berperan membentuk kepribadian yang berorientasi kepada prestasi dan bekerja dengan rencana dan berani mengambil resiko yang diperhitungkan dengan baik, bertanggung jawab atas pekerjaannya, dan bekerja dengan hasil yang jelas yang dapat diukur dengan sukses atau gagal. d. Karakteristik Responden berdasarkan masa kerja Masa kerja seseorang menunjukkan hubungan secara positif terhadap kinerja seseorang. Masa kerja yang lama menunjukkan pengalaman yang lebih seseorang dibandingkan rekan kerja yang lain. Masa kerja seseorang juga akan menentukan prestasi individu yang merupakan dasar prestasi dan kinerja organisasi. Semakin lama seseorang bekerja di suatu organisasi, maka tingkat prestasi individu akan semakin meningkat yang dibuktikan dengan tingginya tingkat pelayanan dan akan berdampak kepada kinerja dan keuntungan organisasi
67 yang menjadi lebih baik. Penyajian data responden berdasarkan masa kerja adalah sebagaimana terlihat pada Tabel 4.4 berikut ini: Tabel 4.4 Masa Kerja MASA KERJA 1-5 tahun
JUMLAH RESPONDEN 34
PERSENTASE 34.0
6-10 tahun
40
40.0
11-15 tahun
20
20.0
6 >16 tahun Jumlah 100 Sumber: Data Primer yang diolah, 2016.
6.0 100
Dari table 4.4 diatas yang berdasarkan lama bekerja, responden yang paling dominan adalah karyawan yang bekerja antara 6-10 tahun yang terdiri dari 40 orang atau 40% dan yang paling sedikit karyawan yang bekerja selama >16 tahun sebanyak 6 orang atau 6% kemudian yang telah bekerja 1-5 tahun sebanyak 34 orang atau 34% diikuti dengan karyawan yang bekerja selama 11-15 tahun yaitu sebanyak 20 orang atau 20%. Hal ini menunjukkan bahwa pegawai kantor PT. PLN (Persero) UPT Sulselrabar diduga memiliki tingkat Komitmen Organisasi yang cukup tinggi karena mampu bertahan selama lebih dari enam belas tahun bekerja sehingga membuktikan bahwa mereka memiliki keterikatan emosional terhadap pekerjaan, perusahaan , maupun pada karyawan lainnya. 2. Deskripsi Data Penelitian Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap 100 responden melalui penyebaran kuesioner, untuk mendapatkan kecenderungan jawaban
68 responden terhadap jawaban masing-masing variabel akan didasarkan pada rentang skor jawaban sebagaimana pada lampiran. a. Deskripsi variabel Locus of Control internal Variabel Locus of Control internal diukur melalui 5 indikator. Hasli tanggapan locus of control internal dapat dijelaskan pada table 4.5 berikut ini: Tabel 4.5 Tanggapan Responden Mengenai Locus of Control Internal NO
PERNYATAAN SS
S
1 X1.P1 27 51 2 X1.P2 24 68 3 X1.P3 22 41 4 X1.P4 18 53 5 X1.P5 34 60 Sumber: Data primer yang diolah, 2016.
SKOR RR
14 7 12 10 5
JUMLAH TS
7 1 22 18 1
STS
1 3 1 -
100 100 100 100 100
Tanggapan respoden sebagaimana pada tabel 4.5 menunjukkan bahwa sebagian besar responden memberikan tanggapan setuju terhadap kondisi locus of control internal yaitu dimana mereka lebih percaya bahwa apa pun yang mereka dapatkan setimpal dengan usaha yang mereka lakukan dan mereka yakin bahwa apapun yang mereka rencanakan dia mampu mewujudkan rencana itu sendiri. Pernyataan kedua dimana mereka yakin bahwa apa yang mereka peroleh setimpal dengan apa yang mereka usahkan memberikan tanggapan dominan setuju dan tanggapan sangat setuju dominan di pernyataan kelima dimana mereka yakin bahwa mereka mampu menyelesaikan perencanaan yang mereka buat. Hal ini menunjukkan bahwa dalam melaksanakan suatu pekerjaan mereka harus yakin pada diri sendiri bahwa mereka mampu
menyelesaikannya sendiri dan tepat
waktu yang berdampak pada kinerja karyawan.
69 b. Deskripsi variabel Locus of Control Eksternal Variabel locus of control eksternal diukur melalui 5 idnikator. Hasil tanggapan locus of control eksternal dapat dijelaskan pada tabel 4.6 berikut ini: Tabel 4.6 Tanggapan Responden Mengenai Locus of Control Eksternal NO
PERNYATAAN SS
S
1 X2.P1 4 9 2 X2.P2 27 3 X2.P3 6 13 4 X2.P4 3 2 5 X2.P5 4 18 Sumber: data primer yang diolah, 2016.
SKOR RR
30 38 27 28 25
JUMLAH TS
47 29 47 50 43
STS
10 6 7 17 10
100 100 100 100 100
Tanggapan responden sebagaimana pada tabel 4.6 menunjukkan bahwa sebagian besar responden memberikan tanggapan tidak setuju (TS) pada pernyataan ke empat dimana karyawan yang mengambil keputusan berdasarkan hasil lemparan koin. Hal ini menunjukkan bahwa dalam melaksanakan atau menyelesaikan pekerjaan kita harus yakin pada diri kita sendiri dan tidak percaya akan hal-hal yang dapat mempengaruhi kinerja. c. Deskripsi variabel Kinerja Karyawan Variabel Kinerja karyawan diukur melalui 5 indikator. Hasil tanggapan kinerja karyawan dapat dijelaskan pada tabel 4.7 berikut ini: Tabel 4.7 Tanggapan Responden Mengenai Kinerja Karyawan NO
PERNYATAAN SS
S
1 Y1 8 53 2 Y2 12 74 3 Y3 10 69 4 Y4 16 70 5 Y5 25 63 Sumber: Data primer yang diolah, 2016.
SKOR RR
26 9 14 9 10
JUMLAH TS
11 4 7 5 2
STS
2 1 -
100 100 100 100 100
70
Tanggapan responden sebagaimana pada tabel 4.7 menunjukkan bahwa sebagian besar responden memberikan tanggapan setuju terhadap itemitem kinerja yaitu kuantitas kerja, kualitas kerja, ketepatan waktu, keterampilan dan tingkat pengetahuan karyawan, dan standar professional kerja. Dilihat dari pernyataan kedua lebih dominan menyatakan setuju menjelaskan bahwa karyawan dapat melaksanakan pekerjaannya tepat waktu. Dalam mengerjakan pekerjaan secara tepat waktu berarti suatu kinerja karyawan sangat baik. Hal ini menunjukkan bahwa adanya penilaian kinerja yang dimiliki oleh PT. PLN (Persero) UPT Sulselrabar kepada karyawan.
3. Analisis Data a. Pengujian Validitas Uji validitas digunakan untuk menguji sejauh mana ketepatan alat pengukur dapat mengungkapkan konsep gejala/kejadian yang diukur. Jika r hitung lebih besar dari r tabel dan nilai positif maka butir/pernyataan atau indikator tersebut dinyatakan valid (Ghozali, 2013: 53). Jika r hitung > dari r tabel (pada taraf signifikansi 5%) maka Pernyataan tersebut dinyatakan valid. Pengujian validitas selengkapnya dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut ini:
71 Tabel 4.8 Hasil Pengujian Validitas NO 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
VARIABEL/INDIKATOR Locus of Control Internal X1 1 2 3 4 5 Locus of Control Eksternal X2 1 2 3 4 5 Kinerja Karyawan Y 1 2 3 4 5
r Hitung
r Tabel
KETERANGAN
0.762 0.642 0.843 0.637 0.479
0.196 0.196 0.196 0.196 0.196
Valid Valid Valid Valid Valid
0.716 0.726 0.618 0.690 0.772
0.196 0.196 0.196 0.196 0.196
Valid Valid Valid Valid Valid
0.525 0.612 0.725 0.766 0.639
0.196 0.196 0.196 0.196 0.196
Valid Valid Valid Valid Valid
Sumber: Data Primer yang diolah, 2016. Tabel 4.9 terlihat bahwa korelasi antara masing-masing indikator terhadap total skor konstruk dari setiap variabel menunjukkan hasil yang signifikan, Dapat dilihat bahwa keseluruhan item variabel penelitian mempunyai r hitung > r tabel yaitu pada taraf signifikan 5% ( α =0,05) dan n = 98 (n = 100-2) diperoleh r tabel = 0,196 maka dapat diketahui r hasil tiap-tiap item > 0,196 sehingga dapat dikatakan bahwa keseluruhan item variabel penelitian adalah valid untuk digunakan sebagai instrument dalam penelitian atau pernyataan yang diajukan dapat digunakan untuk mengukur variabel yang diteliti. b. Pengujian Reliabilitas Uji Reliabilitas digunakan untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indicator dari suatu variabel. Suatu kuesioner dikatakan reliable atau handal jika jawaban pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach
72 Alpha ˃ 0.70 (Ghozali, 2013 : 48). Hasil pengujian reliabilitas untuk masingmasing variabel yang diringkas pada tabel berikut ini:
Tabel 4.9 Hasil Pengujian Reliabilitas Locus of Control Internal X1 Reliability Statistics Cronbach's
N of Items
Alpha .700
5
Sumber: Data primer yang diolah, 2016 Tabel 4.10 Hasil Pengujian Reliabilitas Locus of Control Eksternal X2 Reliability Statistics Cronbach's
N of Items
Alpha .744
5
Sumber: Data primer yang diolah. 2016 Tabel 4.11 Hasil Pengujian Reliabilitas Kinerja Karyawan Y Reliability Statistics Cronbach's
N of Items
Alpha .746
5
Sumber: Data primer yang diolah, 2016.
Hasil uji reliabilitas tersebut menunjukkan bahwa semua variabel mempunyai koefisien Alpha yang cukup besar yaitu diatas 0.70 sehingga dapat dikatakan semua konsep pengukur masing-masing variabel dari kuesioner adalah
73 reliable sehingga untuk selanjutnya item-item pada masing-masing konsep variabel tersebut layak digunakan sebagai alat ukur. c. Uji Asumsi Klasik 1) Uji Multikolinieritas Pengujian multikolinieritas bertujuan untuk mengetahui hubungan yang sempurna antar variabel bebas dalam model regresi. Gejala multikolinieritas dapat dilihat dari nilai tolerance dan nilai Varian Inflation Factor (VIF). Jika nilai tolerance menunjukkan tidak ada variabel yang memiliki nilai tolerancekurang dari 0.10 yang berarti tidak ada korelasi antara variabel independen yang nilainya lebih dari 90% dan jika hasil perhitungan VIF menunjukkan tidak ada satu variabel independen yang memiliki nilai VIF lebih dari 10 (Ghozali, 2013:108). Maka
dapat
disimpulkan
bahwa
model
regresi
tersebut
tidak
terjadi
multikolinieritas. Hasil uji multikolienieritas dapat ditunjukkan dalam tabel berikut: Tabel 4.12 Hasil Uji Multikolinearitas Model
Collinearity Statistics Tolerance
VIF
Loc internal
,988
1.012
Loc eksternal
,988
1.012
Dari tabel tersebut menunjukkan bahwa nilai VIF semua variabel bebas dalam penelitian ini lebih kecil dari 10, sedangkan nilai toleransi semua variabel bebas lebih dari 0.10 yang berarti tidak terjadi korelasi antar variabel bebas yang
74 nilainya lebih dari 90 %, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat gejala multikolinieritas antar variabel bebas dalam model regresi.
2) Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel bebas dan variabel terikat, keduanya terdistribusikan secara normal ataukah
tidak.
Normalitas
data
dalam
penelitian
dilihat
dengan
cara
memperhatikan titik-titik pada Normal P-Plot of Regression Standardized Residual dari variabel terikat. Persyaratan dari uji normalitas adalah jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonalmaka model regresi memenuhi asumsi normalitas. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan/atau tidak mengikuti garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas (Ghozali, 2013: 163). Gambar 4.2 Hasil Pengujian Normalitas
Sumber: Data primer yang diolah, 2016.
75 Dari gambar 4.2 tersebut didapatkan hasil bahwa data memenuhi asumsi normalitas, karena data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
3) Uji Autokorelasi Cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi dalam model regresi adalah dengan Uji Durbin-Watson (DW test). Jika nilai DW lebih besar dari batas atas (du) dan kurang dari jumlah variabel independen, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada autokorelasi (Ghozali, 2013:113). Hasil autokorelassi adalah sebagai berikut: Tabel 4.13 Hasil Uji Autokorelasi Model
R
R Square
Model Summaryb Adjusted R Square
1
.473a
.324
.316
Std. Error of the Estimate
DurbinWatson
2.058
1.667
a. Predictors: (Constant), ), Locus of control internal (X1) Locus of control eksternal (X2) b. Dependent Variable: Kinerja Karyawan (Y)
Sumber : lampiran Output SPSS 20. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi maka dilakukan pengujian Durbin-Watson (DW) dengan ketentuan sebagai berikut: a. 1,65 < DW < 2,35 berarti tidak terjadi autokorelasi. b. 1,21 < DW < 1,65 atau 2,35 < DW < 2,79 berarti tidak dapat disimpulkan. c. DW < 1,21 atau DW > 2,79 berarti terjadi autokorelasi.
76 Hasil uji DW dalam tabel menunjukkan nilai Durbin Watson sebesar 1,667 atau 1,65 < 1,667 < 2,35. Jadi regresi ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi. 4) Uji Heteroskedastisitas Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual, dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika varians berbeda, disebut heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heterokedastisitas. Untuk mendeteksi ada tidaknya heterokedastisitas dapat digunakan metode grafik Scatterplot yang dihasilkan dari output program SPSS versi 20, apabila pada gambar menunjukkan tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y (Ghozali, 2013:139), maka hal ini dapat disimpulkan tidak terjadi adanya heterokedastisitas pada model regresi. Berikut hasil pengujian heterokedastisitas melalui gambar grafik scatterplot. Gambar 4.3 Hasil Pengujian Heterokedastisitas
Sumber: Lampiran output SPSS 20.
77 Dari grafik tersebut terlihat titik-titik yang menyebar secara acak, tidak membentuk suatu pola tertentu yang jelas, serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 (nol) pada sumbu Y, hal ini berarti tidak terjadi penyimpangan asumsi klasik heterokedastisitas pada model regresi yang dibuat, dengan kata lain menerima hipotesis homoskedastisitas. d. Pengujian Hipotesis Asosiatif Hipotesis asosiatif merupakan dugaan tentang adanya hubungan antar variabel dalam populasi yang akan diuji melalui hubungan antar variabel dalam sampel yang diambil dari populasi tersebut: Tabel 4.14 Uji Hipotesis Asosiatif Variabel
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
Std.
T
Sig.
Beta
Error (Constant) Loc internal X1 Loc eksternal X2 Kostanta : 13.706 R : 0.473 R Square : 0.324 F Hitung : 13.965 Sig F Hitung : .000
13.706
1.603
.374
.074
-.063
.063
8.551
.000
.454
5.045
.000
-.091
-1.009
.315
Sumber: Data primer yang diolah, 2016. 1) Analisis Persamaan Regresi Linear Berganda Model persamaan regresi yang baik adalah yang memenuhi persyaratan asumsi klasik, antara lain semua data berdistribusi normal, dan model harus bebas dari gejala multikolinieritas dan heteroskedastisitas. Dari analisis sebelumnya terbukti bahwa model persamaan yang diajukan dalam penelitian ini telah memenuhi persyaratan asumsi klasik sehingga model persamaan dalam penelitian
78
ini sudah dianggap baik. Analisis regresi digunakan untuk menguji hipotesis tentang pengaruh secara parsial dan secara simultan variabel bebas terhadap variabel terikat. Analisa Regresi digunakan untuk memprediksikan seberapa jauh perubahan nilai variabel terikat kinerja karyawan, bila nilai variabel bebas kinerja karyawan dimanipulasi/dirubah-rubah atau dinaik-turunkan. Hasil dari SPSS yang digunakan sebagai alat analisis maka hasil regresi berganda sebagai yang tertera pada tabel 4.15 berikut: Tabel 4.15 Hasil Pengujian Regresi Model
Unstandardized Coefficients B
(Constant) Loc internal 1 Loc eksternal
Standardized Coefficients
Std. Error
t
Beta
13.706
1.603
8,551
,374
,074
,454
5,045
-.063
,063
,091
1,009
Sumber: Data Primer yang diolah, 2016. Dari tabel di atas, hasil perhitungan locus of control internal dan locus of control eksternal terhadap kinerja karyawan dapat disusun dalam suatu model sebagai berikut: Y = 13.706 + 0374 X1 + -0.063 X2 Keterangan: Y = Kinerja karyawan X1 = Locus of control internal X2 = Locus of control eksternal Hasil dari analisis tersebut dapat diinterpretasikan sebagai berikut: a. Nilai konstanta persamaan di atas sebesar 13.706 Angka tersebut menunjukkan bahwa jika X1 (Locus of control internal) dan X2 (Locus of
79 control eksternal) dan konstan atau X = 13, maka kinerja karyawan sebesar 13.706 b. Menunjukkan nilai koefisien sebesar (0,374). Hal ini berarti bahwa jika terjadi kenaikan locus of control internal sebesar 1% terhadap perusahaan maka kinerja karyawan juga akan mengalami kenaikan sebesar variabel pengalinya 0,374 dengan asumsi variabel independen yang lain dianggap konstan. c. Menunjukkan nilai koefisien sebesar (-0,063). Hal ini berarti bahwa jika terjadi kenaikan locus of control eksternal sebesar 1% terhadap perusahaan maka kinerja karyawan akan mengalami penurunan sebesar variabel pengalinya -0,063. 2) Analisis Korelasi (R) Analisa Korelasi (R) digunakan untuk mencari arah dan kuatnya hubungan antara dua variabel atau lebih, baik hubungan yang bersifat simetris, kausal dan reciprocal. Analisis korelasi dilakukan untuk mengetahui kuat lemahnya hubungan antara variabel yang dianalisis. Nilai koefisien korelasi yang ditunjukkan pada tabel di atas yaitu 0.473. Dengan begitu dapat dinyatakan ada hubungan yang positif antara variabel locus of control internal dan locus of control eksternal dengan variabel kinerja karyawan yang dikategorikan sedang, sebagaimana pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi menurut Sugiyono (2013:287) berikut:
80 Tabel 4.16 Pedoman untuk Memberikan Interprestasi Koefisien Korelasi Inteval Koefisien 0.00-0.199 0.20-0.399 0.40-0.599 0.60-0799 0.80-1.000
Tingkat Hubungan Sangat Rendah Rendah Sedang Kuat Sangat Kuat
Sumber: Metode penelitian manajemen, Sugiyono, 2013: 287 3) Koefisien Determinasi (Adjusted R Square) Koefisien determinasi merupakan besaran yang menunjukkan besarnya variabel-variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independennya. Dengan kata lain, koefisien determinasi ini digunakan untuk mengukur seberapa jauh variabel-variabel bebas dalam menerangkan variabel terikatnya. Nilai koefisien determinasi ditentukan dengan nilai adjusted R square sebagaimana dapat dilihat pada tabel 4.17. Tabel 4.17 Hasil Uji Koefisien Determinasi Model
1
R
R Square
a
,473
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
,324
,316
Durbin-Watson
2.058
1,667
a. Predictors: (Constant), loc internal(X1), loc eksternal (X2) b. Dependent Variable: kinerja karyawan (Y)
Sumber: Data primer yang diolah, 2016 Hasil analisis kinerja karyawan menunjukkan bahwa nilai determinasinya (
koefisien
) sebesar 0.316. Hal ini berarti variabel bebas yakni locus of
control internal(X1), locus of control eksternal(X2) mempunyai kontribusi secara bersama-sama sebesar 31.6% terhadap variabel terikat (Y) yakni kinerja karyawan
81 sedangkan sisanya sebesar 68.4% dijelaskan oleh faktor-faktor lain diluar dari penelitian ini. 4) Uji Simultan (Uji F) Uji F merupakan uji secara simultan untuk mengetahui apakah variabel locus of control internal dan locus of control eksternal secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan. Uji F dilakukan dengan membandingkan Fhitung dan Ftabel. Dari hasil analisis diperoleh hasil output pada tabel : Tabel 4.18 Hasil Uji Simultan ( Uji F) Model
1
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
118,276
2
13.965
Residual
410,764
97
4,235
Total
529,040
99
F 13,965
Sig. ,000
b
a. Dependent Variable: kinerja b. Predictors: (Constant), loc internal, loc eksternal
Berdasarkan tabel 4.16 uji F yang diperoleh dari hasil pengolahan dan komputerisasi dengan menggunakan program SPSS versi 21 maka diperoleh Sig F 0,000 < 0,05 (5%) dengan
Fhitung
13,965 (Fhitung > Ftabel) = 13,965 > 3,09 maka
model regresi dapat dipergunakan untuk memprediksi kinerja karyawan pada PT. PLN (PERSERO) UPT Sulselrabar. Jadi, dapat disimpulkan bahwa faktor locus of control internal dan locus of control eksternal secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan pada PT. PLN (Persero) UPT Sulselrabar.
82 5) Uji t ( Uji Hipotesis Secara Parsial ) variabel bebas terhadap variabel terikat Uji t untuk menguji kemaknaan atau keberartian koefisien regresi parsial. Pengujian melalui uji t adalah dengan membandingkan thitung dengan ttabel pada taraf nyata = 0.05. Uji t berpengaruh signifikan apabila hasil perhitungan thitung lebih besar dari ttabel (thitung> ttabel) atau probabilitas kesalahan lebih kecil dari 5% (sig< 0.05). Tabel 4.19 Hasil Perhitungan Uji t (secara persial) Variabel Bebas Locus of control
t hitung
Sig. T 5,045
0.000
-1,009
0.315
internal (X1) Locus of Control eksternal (X2) Berdasarkan tabel 4.18, maka pengujian variabel-variabel bebas dijabarkan sebagai berikut: a) Pengaruh locus of control internal terhadap kinerja karyawan Variabel locus of control internal (X1) menunjukkan nilai thitunglebih besar dari ttabel, (5,045 >1,660), atau sig < (0.000 < 0.05), berarti variabel locus of control internal (X1) berpengaruh terhadap kinerja karyawan pada PT. PLN (Persero) UPT Sulselrabar, dengan demikian hipotesis pertama diterima. b) Pengaruh locus of control eksternal terhadap kinerja karyawan Variabel locus of control eksternal (X2) menunjukkan nilai thitunglebih kecil dari ttabel, (-1,009 <1,660), atau sig < (0.315 > 0.05), berarti variabel locus of control eksternal (X2) tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan pada PT. PLN (Persero) UPT Sulselrabar, dengan demikian hipotesis kedua diterima.
83
C. Pembahasan Berdasarkan hasil pengujian secara statistik dapat terlihat bahwa secara parsial (individu) hanya variabel locus of control internal yang berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel terikat. Sedangkan variabel locus of control eksternal berpengaruh negative terhadap variabel terikat. Pengaruh yang diberikan kedua variabel bebas tersebut bersifat positif dan negative artinya semakin tinggi variabel locus of control internal tesebut maka mengakibatkan semakin tinggi pula kinerja karyawan yang dihasilkan. Sebaliknya pada variabel locus of control eksternal yang berpengaruh negative artinya semakin tinggi locus of control eksternal seorang karyawan maka mengakibatkan kinerja karyawan menurun. Hasil tersebut sesuai dengan hipotesis yang telah diajukan. Hasil penelitian ini juga sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya. Penjelasan dari masing-masing pengaruh variabel dijelaskan sebagai berikut: 1. Pengaruh Locus of Control internal terhadap kinerja karyawan Berdasarkan hasil pengujian uji t yang menunjukkan bahwa “locus of control internal berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan” maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis pertama diterima. Hal ini di sebabkan karena karyawan PT. PLN (Persero) UPT Sulselrabar merasa yakin bahwa mereka mampu menyelesaikan dan mengerjakan tugas dengan baik dan tidak mudah terpengaruh oleh pengaruh luar maupun dalam perusahaan. Dari hasil analisis ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan atas kinerja dimana karyawan yang memiliki Locus of control internal menunjukkan kinerja yang lebih tinggi dari
84 karyawan yang memiliki Locus of control eksternal. Hal ini selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh Alvaro (2008 : 94). Penjelasan yang dapat diberikan dari hasil analisis ini adalah karyawan yang memiliki Locus of control internal (mereka yang meyakini bahwa output berdasarkan pada tindakan mereka) akan menunjukkan prestasi kerja yang lebih baik dari karyawan yang memiliki Locus of control eksternal pada situasi yang memungkinkan control yag lebih besar pada individu sehingga tingkat kinerja karyawan tergantung pada kecocokan antara struktur dan locus of control. Hal ini sejalan dengan teori Erdawati yang menyatakan bahwa karyawan dengan locus of control internal akan meningkatkan kinerja. Dimana dalam kaitanyya dengan ayat Ar-rad (Surah 13 : Ayat 11) Allah tidak akan merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaanya sendiri. Berdasarkan ayat tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwasanya manusia harus optimis dalam menjalankan tugasnya dan harus lebi bertanggungjawab atas apa yang telah ditimpakan padanya. Secara spesifik, dalam lingkungan kerja karyawan yang tidak terstruktur, karyawan yang memiliki Locus of control internal akan memiliki kinerja yang lebih baik. Hasil penelitian ini relevan dengan usaha departemen kepegawaian perusahaan yang mencoba mengkaji ulang cara karyawan memberikan pelayanan jasa bagi perusahannya, yaitu memperbaiki keputusan perekrutan staf bagi karyawan yang mencoba bekerja pada lingkungan yang dapat memaksimalkan kinerja mereka.
85 2. Pengaruh Locus of Control eksternal terhadap kinerja karyawan Berdasarkan hasil uji t yang menunjukkan bahwa “Locus of control eksternal berpengaruh negative terhadap kinerja karyawan” maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis kedua diterima. Hal ini disebabkan karena karyawan PT. PLN (Persero) UPT Sulselrabar merasa bahwa apapun yag terjadi pada mereka, mereka akan tetap focus dalam pekerjaannya walaupun situasi mereka kurang baik dan pengaruh luar perusahaan itu sangat besar. Hal ini selaras dengan penelitian Yessi (2011 : 56) yang menyatakan bahwa Locus of control eksternal tidak mempunyai pengaruh yang baik terhadap kinerja karyawan karena karyawan dengan Locus of control eksternal memiliki hasil kinerja yang rendah. Penjelasan yang dapat diberikan dari hasil analisis hipotesis kedua (H2) adalah bahwa karyawan yang memiliki Locus of control eksternal (mereka yang meyakini bahwa output atau hasil yang mereka dapatkan berdasarkan pada pengaruh lain) akan menunjukkan hasil kerja yang kurang baik atau tidak sesuai dengan ketetapan kinerja yang diinginkan oleh perusahaan. Hal ini dikarenakan individu yang memiiki eksternal Locus of control sebaliknya lebih mudah merasa terancam dan tidak berdaya, maka strategi yang dipilih cenderung reaktif ( Gunawan, 2010 : 26). Hal ini sejalan dengan teori Rotter yang menyatakan bahwa karyawan dengan locus of control eksternal akan lebih mudah pasrah dan gampang terpengaruh dari pengaruh luar perusahaan dan tidak percaya diri. Inilah yang terkadang membuat karyawan tidak maksimal dalam menjalankan tugasnya dan kinerjanya akan menurun.
86 Hasil eksperimen ini juga mengimplementasikan bagi perusahaanperusahaan bahwa individu yang memiliki internal Locus of control mengahsilkan kinerja yang lebih baik daripada individu yang memiliki eksternal Locus of control. Sehingga perusahaan dalam merekrut pekerja dapat lebih memperhatikan factor Locus of control individu tersebut. Bagi individu dengan eksternal Locus of control, perusahaan dapat memotivasi individu sebagai dorongan bagi individu untuk bertindak sesuai dengan tujuan perusahaan. Karena dengan memberikan motivasi maka perusahaan dapat mengajak individu bersama-sama dengan perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis data dan pembahasan hasil penelitian, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Berdasarkan hasil pengujian secara simultan, maka dapat diketahui bahwa nilai F hitung lebih besar dari F tabel (13,965 > 3,09) dan diperoleh nilai signifikansi lebih kecil dari 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa faktor locus of control internal dan locus of control eksternal secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan PT. PLN (Persero) UPT Sulselrabar. Disebabkan karena dalam locus of control internal maupun locus of control eksternal sangat mempengaruhi kinerja suatu pegawai dalam perusahaan. Sejalan dengan teori Erdawati yang mengemukakan bahwa dengan adanya locus of control makan perusahaan dapat melihat kinerja karyawan baik dalam keadaan maksimal atau tidak. 2. Dari hasil uji regresi yang dilakukan pada hipotesis pertama dapat disimpulkan bahwa faktor locus of control internal berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Hal ini disebabkan karena dari hasil penelitian diperoleh nilai signifikan lebih kecil dari 0.05 berarti terdapat pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan PT. PLN (Persero) UPT Sulselrabar Makassar. Disebabkan karena dari hasil penelitian membuktikan bahwa karyawan dalam PLN lebih percaya pada usaha, kemampuan, dan kemauan dalam mencapai kesuksesannya. Sejalan dengan hasil pembagian kuesioner dimana karyawan 87
88
memberikan respon sangat setuju pada pernyataan kelima yang dimana mereka yakin bahwa mereka mampu menyelesaikan perencanaan yang mereka buat. 3. Dari hasil uji regresi yang dilakukan pada hipotesis kedua dapat disimpulkan bahwa faktor locus of control eksternal berpengaruh negative dan tidak signifikan terhadap kinerja karyawan. Hal ini disebabkan karena dari hasil penelitian diperoleh nilai signifikan lebih besar dari 0.05 berarti pengaruhnya negative dan tidak signifikan terhadap kinerja karyawan PT. PLN (Persero)UPT Sulselrabar Makassar. Disebabkan karena karyawan dalam PLN ini tetap berusaha dalam memaksimalkan pekerjaannya dan dari hasil pembagian kuesioner dimana karyawan lebih banyak menanggapi dipernyataan keempat yang menyatakan bahwa mereka tidak percaya bahwa mengambil kepastian itu dengan melempar koin saja, yang berindikator lebih percaya pada nasib.
B. Saran
1. Pihak Manajemen PT. PLN (Persero) UPT Sulselrabar Perusahaan harus lebih memperhatikan faktor locus of control individu para karyawan. Bagi karyawan dengan locus of control eksternal, pihak manajemen perusahaan dapat memotivasi indovidu sebagai dorongan untuk bertindak sesuai dengan tujuan perusahaan. Agar mereka dapat yakin pada diri sendiri dalam menjalankan tugasnya dan tidak gampang terpengaruh dari aktivitas luar lainnya.
88
2. Peneliti yang akan datang
Diharapkan pada peneliti yang akan datang jumlah sampel diperbanyak karena dengan hasil sampel yang lebih banyak maka hasil analisis dari penelitian yang didapatkan lebih akurat.
Sebaiknya menambah faktor – faktor lain yang berpengaruh terhadap kinerja karyawan sehingga penelitian mendatang akan menghasilkan penelitian yang lebih lengkap.
DAFTAR PUSTAKA Alvaro Amaral Menezes. 2008. “Analisis Dampak Locus Of Control Terhadap Kinerja dan Kepuasaan Kerja Internal Auditor (Studi Terhadap Internal Auditor Jawa Tengah)”. Skripsi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro, Semarang. Bacal, Robert. 2004. Performance Management. New York: McGraw-Hill. Departemen Agama RI. Al-Qur’an dan Terjemahnya, Bandung: Sima, 2005. Erdawati. 2014. “Pengaruh Locus Of Control Dan Stress Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Di Dinas Kelautan Dan Perikanan Kabupaten Pasaman Barat”. Skripsi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Pasaman Simpang Empat, Pasaman Barat. Falikhatun.2003. “Pengaruh Budaya Organisasi, Locus Of Control, Dan Penerapan Sistem Informasi Terhadap Kinerja Aparat Unit – Unit Pelayanan Publik”.Jurnal Empirika, vol.16, no.2, desember:263 -281 Ferdinand, Augusty T. 2006. Metode Penelitian Manajemen. Edisi II. Semarang: Bp Undip Fuad Mas’ud. 2004. Survai Diagnosis Organisasional (Konsep dan Aplikasi). Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Fathoni,Abdurrahmat. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT Rineka Cipta.
85
Ghozali, Imam. 2011. Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: BP Undip. Harvard Business Essentials. 2004. Performance Management. Boston: Harvard Business School Publishing Corporation. Handoko, T. Hani. 1999. Manajemen Personalia dan Sumberdaya Manusia. Yogyakarta: Badan Penerbit Fakultas Ekonomi. Hendricks, William. 2001. Bagaimana Mengelola Konflik. Bumi Aksara; Jakarta. Istijanto. 2008. Riset Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT Gramedia Jan Walker, 2007. “Psycology for Nurses and The caring Professions Third Edition. London: Agency Ltd. Kasmir, Dr. 2016. Manajemen Sumber Daya Manusia. Depok: PT Rajagrafindo Persada. Kurniawati, Nurul Imani. 2007. “Analisis Pengaruh Locus Of Control Terhadap Kinerja Karyawan Dengan Kepuasan Kerja Sebagai Variabel Moderating (Studi Pada Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah Semarang)”. Skripsi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro, Semarang. Tidak Dipublikasikan. Kustini, Suharyadi, Fendy, 2004, “Analisis Pengaruh Locus Of Control, Orientasi Tujuan Pembelajaran Dan Lingkungan Kerja Terhadap Self Efficacy Dan Transfer Pelatihan”, Jurnal Ventura,Vol7, No.1, April :39 – 52. 85
Mahsun, Mohamad. 2006. Pengukuran Kinerja Sektor Publik. Penerbit BPFE. Yogyakarta. Malayu, S.P Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Revisi, Bumi Aksara. Jakarta. 2000 Marwansyah. Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Kedua. Alfabeta. Bandung, 2010. Musaheri, “Pengukuran Motivasi Berprestasi, Locus of Control, Self Leadership, Kompetensi, dan Kinerja Guru”. 26 February 2016. Muhammad. 2004. Etika Bisnis Islam. Yogyakarta : UPP AMP YKPN. Mustikawati, Reny, 1999, “ Pengaruh Locus Of Control Dan Budaya Paternalitik Terhadap Keefektifan Pengangguran Partisipatif Dalam Peningkatan Kinerja Manajerial ”, Jurnal Bisnis Dan Akutansi,Vol.1, No.2, Agustus : 96 -119. Paradisa, Nakma Yanuara.2008. “Analisis Perbedaan Perilaku Etis Auditor Di Kap Dalam Etika Profesi”. Skripsi akutansi fakultas ekonomi universitas diponegoro, semarang. Tidak dipublikasikan. Prasetyo ,p. Puji, 2002, “Pengaruh Locus Of Control Terhadap Hubungan Antara Ketidakpastian Lingkungan Dengan Karakteristik Informasi Sistem Akutansi Manajemen”, Jurnal Riset Akutansi Indonesia, Vol.5, No.1, Januari :119-13.
85
Robbins, Stephen P. 2006. Prilaku Organisasi. PT Indeks , Kelompok Gramedia, Jakarta. Rotter, J. B. (1996). Generalized expectancies for internal versus eksternal control of reincorcement. Physiological Monographs, (80(1),P.1-28. Saputra, Norfans Eka dan Triantoro Safaria. 2009. Manajemen Emosi. Bumi Aksara; Jakarta. Simamora, Henry.2004. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta : UPP AMP YKPN. Sutrisno, Edy. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Kencana William.Monci J., 2007. Managing Performance to Maximize Results, Performance Appraislas is Dead. Long Live Performance Management. Boston: Harvard Business School Publishing Corporation. Wasty Soemanto, 2006. “Psikologi Pendidikan Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan”, Jakarta: PT Rineka Cipata. Wibisono, Dermawan. 2002. Riset Bisnis Panduan dan Akademisi. Penerbit PT Gramedia Pustaka. Zadhuli, H.A. 2006. Kaidah-kaidah Fikih. Jakarta: Kencana . http://www.stkippgrismp.ac.id/pengukuran-motivasi-berprestasi-locus-of-controlself-leadership-kompetensi-dan-kinerja-guru/. www. Emeraldsight.com www.wikipedia.co 85
LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuesioner
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) ALAUDDIN MAKASSAR FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM JURUSAN MANAJEMEN EKONOMI
Yth. Bapak/Ibu Karyawan Kantor PT. PLN (Persero) UPT Sulselrabar. Di Tempat Dengan Hormat, Dalam rangka memenuhi syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Universitas Islam Negeri Alauddin Makassaar, maka saya: Nama
: Ince Nurul Z.H
Nim
: 10600112025
Jurusan
: Manajemen Ekonomi
Bermaksud melakukan penelitian dengan menggali informasi dari bapak/ibu. Saya mohon dengan hormat kepada bapak.ibu untuk meluangkan waktu sejenak guna mengisi kuesioner yang terlampir berikut. Kuesioner ini bertujuan untuk mengukur sejauh mana Locus of Control berpengaruh terhadap kinerja karyawan di Kantor PT. PLN (Persero) UPT Sulselrabar. Kuesioner ini semata-mata untuk kepentingan studi dan sama sekali tidak ada sangkut pautnya dengan status bapak/ibu dalam pekerjaan. Saya selaku peneliti akan menjaga kerahasiaan jawaban bapak/ibu. Atas bantuan dan kesediaan bapak/ibu, saya ucapkan terima kasih. Peneliti
Ince Nurul Z.H
A. IDENTITAS RESPONDEN
1. Nama
:………………(boleh tidak diisi)
2. Jenis Kelamin
:[
] Pria [
3. Umur
] Wanita
: ………………….Tahun
4. Pendidikan Terakhir : [
] S1
[
] S2
[
] S3
[
] Lainnya
5. Lama Bekerja
:…………………...Tahun
B. PERTANYAAN PENELITIAN Beri jawaban atas pernyataan berikut ini sesuai dengan pedapat Bapak/ Ibu, dengan cara memberi tanda (√) pada kolom yang tersedia. Keterangan: STS :
Sangat Tidak Setuju (1)
TS
:
Tidak Setuju (2)
RR
:
Ragu-Ragu (3)
S
:
Setuju (4)
SS
:
Sangat Setuju (5)
LOCUS OF COTROL Locus of Control merupakan tingkatan dimana seorang individu berharap bahwa keberhasilan yang mereka raih tergantung pada perilaku mereka sendiri atau karakteristik personal mereka . LOCUS OF CONTROL INTERNAL Individu yang yakin bahwa mereka merupakan pemegang kendali atas apapun yang terjadi pada diri mereka. NO. 1
PERTANYAAN Memperoleh keberhasilan merupakan masalah kerja keras , dan tidak ada hubungannya dengan keberuntungan.
2
Yang saya peroleh setimpal dengan yang saya usahakan.
3
Sebenarnya, tidak ada yang disebut dengan keberuntungan.
4
Orang tidak beruntung merupakan akibat dari kesalahan yang dibuatnya sendiri.
5
Saat membuat perencanaan, saya yakin saya mampu mewujudkan rencana itu.
1
2
3
4
5
LOCUS OF CONTROL EKSTERNAL Individu yang yakin bahwa apapun yang terjadi pada diri mereka dikendalikan oleh kekuatan luar seperti keberuntungan dan kesempatan. NO. 1
PERTANYAAN Banyak hal yang tidak menyenangkan dalam kehidupan saya yang disebabkan oleh nasib buruk.
2
Orang yang mampu tetapi gagal untuk menjadi pemimpin biasanya karena ketidakberuntungan.
3
Kadang-kadang saya merasa diri saya tidak memiliki cukup kendali untuk mengarahkan tujuan hidup saya.
4
Seringkali saya mengambil keputusan berdasakan pada hasil lemparan koin.
5
Kalau bukan takdir, seseorang tidak dapat menjadi pemimpin yang efektif.
1
2
3
4
5
KINERJA NO 1
PERTANYAAN Jumlah kerja yang saya penuhi dalam satu periode melebihi rata-rata karyawan lainnya.
2
Saya dapat melaksanakan pekerjaan secara tepat waktu.
3
Tingkat kreativitas saya dalam melaksanakan pekerjaan utama adalah baik.
4
Saya dapat melaksanakan tugas sesuai dengan prosedur dan kebijakan perusahaan.
5
Kepribadian, kepemimpinan, dan integritas pribadi saya dalam melaksanakan pekerjaan adalah baik.
1
2
3
4
5
Lampiran 2 Hasil olahan data SPSS 21 for windows
Locus of Control internal (X1) Reliability Statistics Cronbach's
N of Items
Alpha .700
5
Locus of Control eksternal X2 Reliability Statistics Cronbach's
N of Items
Alpha .744
5
Kinerja Karyawan Y Reliability Statistics Cronbach's
N of Items
Alpha .746
5
Uji regresi
b
Model Summary Mod
R
el
R
Adjusted
Std. Error
Change Statistics
Square
R Square
of the
R Square
F
Estimate
Change
Chang
df1
Durbin-
df2
Sig. F
Watson
Change
e 1
.473
a
.324
.316
2.058
.324
13.965
2
Mean Square
F
97
.000
a. Predictors: (Constant), LOC EKATERNAL, LOC INTERNAL b. Dependent Variable: KINERJA KARYAWAN
Uji F
a
ANOVA Model
1
Sum of Squares
df
Regression
118.276
2
59.138
Residual
410.764
97
4.235
Total
529.040
99
Sig.
13.965
.000
b
a. Dependent Variable: KINERJA KARYAWAN b. Predictors: (Constant), LOC EKATERNAL, LOC INTERNAL
Uji t Coefficients Model
Unstandardized
Standardiz
Coefficients
ed
t
a
Sig.
Collinearity Statistics
Coefficients B
Std. Error
Beta
Toleran
VIF
ce (Constant) LOC 1
13.706
1.603
.374
.074
-.063
.063
8.551
.000
.454
5.045
.000
.988
1.012
-.091
-1.009
.315
.988
1.012
INTERNAL LOC EKATERNAL
a. Dependent Variable: KINERJA KARYAWAN
1.667
Tabulasi Jawaban Responden
1
2
3
4
Loc Internal 5 x1
1
2
3
4
Loc Eksternal 5 x2
1
2
4
2
2
4
14
1
2
2
2
2
2
10
18
2
2
2
2
4
2
12
2
2
2
2
2
2
10
4
16
3
4
4
2
2
4
16
3
2
4
2
2
4
14
4
4
14
4
2
4
2
4
4
16
4
2
2
4
4
4
16
4
4
4
20
5
4
4
3
4
4
19
5
3
3
3
3
3
15
4
4
4
4
20
6
5
5
4
4
4
22
6
2
2
4
2
2
12
3
4
3
3
3
16
7
4
4
2
3
4
17
7
2
2
2
2
2
10
8
3
4
3
3
3
16
8
4
4
4
4
4
20
8
3
3
3
3
3
15
9
4
4
4
4
4
20
9
2
4
2
3
4
15
9
2
3
2
1
2
11
10
4
4
4
4
4
20
10
2
2
4
2
4
14
10
4
4
2
2
2
14
11
2
5
4
4
4
19
11
4
4
2
3
4
17
11
2
4
2
1
3
12
12
3
5
5
5
5
23
12
5
5
3
2
5
20
12
5
4
5
5
5
24
13
3
5
5
5
5
23
13
5
5
3
2
5
20
13
5
4
5
5
5
24
14
4
4
4
4
4
20
14
4
4
4
4
4
20
14
1
1
1
1
1
5
15
3
5
4
5
5
22
15
5
4
4
4
5
22
15
1
1
1
1
1
5
16
2
4
2
5
5
18
16
2
4
1
4
5
16
16
4
4
2
1
1
12
1
2
3
4
Kinerja 5 Y
1
4
4
4
4
4
20
2
4
4
2
4
4
3
4
4
2
2
4
2
2
2
5
4
4
6
4
7
No.
No.
No.
17
3
4
4
4
4
19
17
5
5
5
5
5
25
17
2
2
2
1
2
9
18
2
4
4
4
3
17
18
4
4
2
2
4
16
18
2
2
2
2
4
12
19
4
4
4
4
4
20
19
4
4
2
4
4
18
19
2
2
5
1
2
12
20
4
4
4
4
4
20
20
3
2
2
2
4
13
20
3
3
3
2
2
13
21
4
4
4
4
4
20
21
3
2
2
2
4
13
21
3
3
3
2
2
13
22
4
4
4
4
4
20
22
4
4
4
4
4
20
22
3
3
3
2
2
13
23
3
4
4
4
4
19
23
2
2
3
4
3
14
23
3
4
4
1
3
15
24
4
4
4
5
5
22
24
4
4
3
4
4
19
24
2
4
4
1
2
13
25
3
5
5
5
5
23
25
5
5
3
2
5
20
25
2
2
2
2
2
10
26
3
4
3
4
4
18
26
2
4
2
4
3
15
26
3
4
3
3
3
16
27
3
4
4
4
4
19
27
5
4
5
2
4
20
27
2
2
2
2
2
10
28
2
4
4
4
5
19
28
4
4
4
2
4
18
28
4
4
4
2
4
18
29
2
4
4
4
5
19
29
4
4
2
2
4
16
29
4
4
4
2
4
18
30
4
4
4
4
5
21
30
4
4
2
2
4
16
30
4
4
2
2
5
17
31
4
4
4
4
5
21
31
5
4
4
2
5
20
31
5
4
2
2
5
18
32
2
4
4
4
5
19
32
5
4
4
4
5
22
32
5
4
4
2
3
18
33
4
4
4
4
5
21
33
5
4
4
2
5
20
33
2
2
2
2
2
10
34
4
4
4
4
5
21
34
5
4
4
2
5
20
34
2
2
2
2
2
10
35
4
4
4
4
5
21
35
4
4
3
2
5
18
35
2
3
1
1
1
8
36
4
4
4
4
4
20
36
4
4
2
2
4
16
36
2
2
2
2
2
10
37
4
4
4
4
4
20
37
4
4
4
4
4
20
37
3
3
3
3
3
15
38
4
4
4
4
4
20
38
4
4
4
4
4
20
38
3
3
3
3
3
15
39
4
4
4
4
4
20
39
4
4
2
4
4
18
39
2
2
5
1
2
12
40
4
4
4
5
4
21
40
4
5
3
2
4
18
40
1
2
3
2
2
10
41
4
4
4
4
4
20
41
3
4
2
2
5
16
41
2
2
2
2
2
10
42
4
4
4
4
5
21
42
4
4
2
2
4
16
42
1
1
3
2
1
8
43
4
5
4
4
4
21
43
4
5
4
1
4
18
43
1
1
4
1
2
9
44
4
4
4
5
4
21
44
3
4
1
2
5
15
44
1
1
2
1
2
7
45
4
3
4
4
4
19
45
4
4
5
4
2
19
45
1
1
1
1
1
5
46
4
4
4
4
4
20
46
4
4
3
3
4
18
46
4
4
3
3
2
16
47
3
4
4
4
4
19
47
4
4
2
4
4
18
47
2
3
4
2
4
15
48
3
4
4
4
4
19
48
4
4
2
4
4
18
48
2
3
4
2
4
15
49
3
4
4
4
4
19
49
4
4
2
4
4
18
49
2
3
4
2
4
15
50
4
4
4
4
4
20
50
3
4
2
4
4
17
50
2
4
2
3
4
15
51
4
4
4
4
4
20
51
2
4
2
4
4
16
51
2
4
2
3
4
15
52
4
4
4
4
4
20
52
2
4
2
4
4
16
52
2
4
2
3
4
15
53
4
4
4
4
4
20
53
2
4
2
4
4
16
53
2
4
2
4
4
16
54
4
4
4
4
4
20
54
2
4
2
4
4
16
54
2
4
2
3
4
15
55
4
4
4
4
4
20
55
4
4
4
4
4
20
55
3
3
3
3
3
15
56
3
4
4
4
4
19
56
2
4
2
4
4
16
56
2
4
2
2
4
14
57
3
4
4
4
4
19
57
2
3
2
3
3
13
57
2
3
2
2
2
11
58
3
4
4
4
4
19
58
2
4
2
4
4
16
58
2
3
2
3
3
13
59
4
4
4
4
4
20
59
2
2
2
2
4
12
59
2
4
2
1
2
11
60
1
5
5
5
5
21
60
5
5
3
3
5
21
60
1
3
1
1
1
7
61
2
4
2
2
4
14
61
2
4
2
4
4
16
61
2
4
2
2
4
14
62
2
4
2
2
4
14
62
2
4
2
4
4
16
62
2
4
2
2
4
14
63
2
4
4
4
4
18
63
2
4
4
4
4
18
63
2
3
3
3
2
13
64
3
4
4
4
4
19
64
4
4
4
4
4
20
64
3
3
3
2
3
14
65
3
4
4
4
4
19
65
4
4
4
4
4
20
65
2
4
4
2
2
14
66
1
2
3
2
3
11
66
3
2
3
3
3
14
66
4
3
5
2
2
16
67
3
4
4
3
2
16
67
3
4
3
3
4
17
67
3
3
3
3
4
16
68
5
4
4
5
5
23
68
3
3
3
3
4
16
68
3
3
3
3
3
15
69
5
3
3
5
5
21
69
3
3
3
3
4
16
69
3
3
3
3
3
15
70
3
3
3
4
3
16
70
4
4
3
3
4
18
70
2
2
4
2
2
12
71
4
4
3
3
4
18
71
3
3
3
3
4
16
71
3
3
3
3
3
15
72
4
4
3
3
5
19
72
3
3
3
3
4
16
72
3
3
3
3
3
15
73
3
3
4
4
3
17
73
2
3
2
2
4
13
73
3
2
3
2
2
12
74
4
3
4
5
4
20
74
3
3
2
3
4
15
74
3
3
2
3
3
14
75
3
3
4
4
4
18
75
3
3
2
2
4
14
75
3
3
3
2
3
14
76
3
3
3
4
4
17
76
3
3
2
4
4
16
76
3
3
2
3
3
14
77
4
4
3
3
4
18
77
3
3
3
3
4
16
77
3
3
3
3
3
15
78
3
4
3
4
3
17
78
2
4
1
2
4
13
78
2
3
2
2
2
11
79
4
4
4
4
4
20
79
1
5
1
4
5
16
79
4
4
2
2
2
14
80
3
3
3
4
4
17
80
2
3
3
3
2
13
80
2
3
2
2
2
11
81
3
3
3
4
4
17
81
2
3
2
3
2
12
81
2
3
2
2
3
12
82
2
4
4
4
4
18
82
4
4
4
4
4
20
82
2
2
2
3
2
11
83
4
4
4
4
4
20
83
4
4
4
4
4
20
83
2
3
2
2
2
11
84
5
2
5
3
4
19
84
3
3
3
2
5
16
84
3
2
2
2
3
12
85
4
4
4
4
4
20
85
4
4
2
4
4
18
85
2
2
2
2
4
12
86
5
1
5
3
3
17
86
3
3
2
5
5
18
86
3
2
1
2
2
10
87
4
4
4
4
4
20
87
2
4
2
1
5
14
87
1
2
3
3
2
11
88
4
2
2
2
2
12
88
1
2
2
2
2
9
88
1
4
5
5
2
17
89
4
4
4
4
4
20
89
4
5
5
4
3
21
89
3
3
2
2
1
11
90
4
5
4
3
4
20
90
4
2
4
4
5
19
90
3
3
3
3
3
15
91
4
4
4
4
5
21
91
4
4
4
4
3
19
91
3
3
3
3
2
14
92
4
4
4
4
4
20
92
4
4
4
4
4
20
92
2
2
2
3
3
12
93
4
4
3
4
5
20
93
4
4
4
3
3
18
93
3
2
2
2
2
11
94
5
5
5
5
5
25
94
4
4
4
4
5
21
94
3
3
2
2
1
11
95
5
5
4
4
3
21
95
3
4
4
4
4
19
95
2
2
2
2
2
10
96
4
4
4
4
4
20
96
3
4
4
4
3
18
96
3
3
3
3
3
15
97
4
4
4
5
5
22
97
3
4
4
4
4
19
97
2
2
1
1
1
7
98
4
4
5
5
5
23
98
4
4
4
3
4
19
98
3
2
2
2
2
11
99
5
5
5
4
3
22
99
3
3
4
4
4
18
99
4
3
3
3
3
16
100
5
5
5
5
5
25
100
5
5
5
5
5
25
100
2
2
2
2
2
10
RIWAYAT HIDUP
Ince Nurul Z.H, lahir pada tanggal 11 April 1993 di Ujung Pandang, merupakan anak kelima dari lima bersaudara hasil buah kasih dari (Alm) Basmi Hadi dengan (Alm) Ratna. Pendidikan formal dimulai dari Sekolah Dasar di SD Inpres Kajenjeng dan lulus pada tahun
2005.
Pada
tahun
yang
sama,
penulis
melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 20 Makassar, dan lulus pada tahun 2008, dan pada tahun yang sama pula penulis melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 10 Makassar dan lulus pada tahun 2011. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan di Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar pada jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Alauddin Makassar dan selesai pada tahun 2016 dengan gelar Sarjana Ekonomi (SE).