252
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN BERDASARKAN TEORI KEPATUHAN MILGRAM FACTORS AFFECTING OBEDIENCE IN NURSING DOCUMENTATION BASED ON MILGRAM’S THEORY Muh. Miftahul Ulum, Ratna Dwi Wulandari Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga, Surabaya E-mail:
[email protected]
ABSTRACT The completeness of the documentation of nursing care in Ibnu Sina District Hospital of Gresik less optimal which may be due to nurse obedience. This study to identify the internal and external variables that affect to nurse obedience based on the Milgram’s theory. The study was a cross sectional design using a quantitative approach. Data collected in 12 nursing teams by questioner. Research subjects use a total population. The independent variables are nurse responsibility, status of the location, legitimacy of authority figures, status of authority figures, peer support, proximity of authority figures and the dependent variable was nurse obedience in nursing documentation. The result was nursing teams with good responsibility (50,0%), good status location assesment (55,6%), good legitimacy of authority figure (71,4%), good status of authority figure (75,0%), good proximity of authority figure (71,4%) have a good obedience. Nursing teams with good peer support (55,6%) have a fair obedience. The conclusion is nurse’s responsibility, status location assesment, legitimacy of authority figure, proximity of authority figures are affecting to the obedience in nursing documentation. The nurses obedience in documenting can be improved by increasing responsibility, the legitimacy of authority figure, regular meetings, give positive support, competitions and giving awards for the best nursing care documentation. Keywords: nursing care documentation, nurse obedience, Milgram’s theory
PENDAHULUAN
dalam tatanan pelayanan keperawatan sehari-hari
Kepatuhan standar
perawat
pelayanan
dalam
keperawatan
penerapan
dan
standar
masih
merupakan
pelayanan sasaran penting
keperawatan dalam
dan
manajemen
banyaknya
pendokumentasian
asuhan keperawatan yang kurang maksimal.
prosedur operasional sebagai salah satu ukuran keberhasilan
ditemukan
Kelengkapan
dokumen
asuhan
keperawatan pada seluruh ruang perawatan masih di bawah
100%
dengan
kelengkapan
sumber daya manusia. Penerapan Standar Prosedur
pendokumentasian terendah terdapat pada ruang
Operasional
pada
Gardena sebesar 63,7%. Hal ini dimungkinkan
prinsipnya adalah bagian dari kinerja dan perilaku
karena beban kerja yang tinggi mengingat BOR di
individu dalam bekerja sesuai tugasnya dalam
ruang Gardena sebesar 74,1% , TOI sebesar 1,48
organisasi,
hari untuk ruang rawat inap dengan 21 tempat tidur.
pelayanan
dan
keperawatan
biasanya
berkaitan
dengan
kepatuhan.
Hal yang sama juga terjadi di ruang Cempaka merupakan
dengan BOR 94,6%, TOI 0,29 hari. Tetapi hasil
suatu bukti pelayanan keperawatan profesional yang
evaluasi dokumen asuhan keperawatan di ruang
mencakup
Cempaka lebih baik dari ruang Gardena yakni
Dokumentasi
pengkajian,
keperawatan
diagnosis
keperawatan,
perencanaan keperawatan, tindakan dan evaluasi,
sebesar
68,0%.
Hasil
sehingga menggambarkan kondisi kesehatan pasien
pendokumentasian asuhan keperawatan di atas
secara keseluruhan. Akan tetapi pada kenyataannya
adalah rata-rata dari tahapan pendokumentasian
Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia Volume 1 Nomor 3 Juli-Agustus 2013
penilaian
kelengkapan
253
asuhan keperawatan yang terdiri dari 5 tahapan yaitu
otoritas
pengkajian,
intervensi,
asuhan keperawatan sehingga dihasilkan informasi
implementasi dan evaluasi. Masing-masing tahapan
kepada institusi tentang pengaruh variabel baik
pendokumentasian asuhan keperawatan memiliki
internal
kriteria yang harus dipenuhi. Dokumen asuhan
kelengkapan pendokumentasian asuhan.
diagnosis
keperawatan,
terhadap
maupun
kepatuhan
pendokumentasian
eksternal
perawat
terhadap
keperawatan merupakan tolok ukur kinerja dan PUSTAKA kepatuhan
perawat
terhadap
standar
asuhan Dokumentasi Keperawatan
keperawatan dan prosedur tetap pengisian dokumen Dokumentasi keperawatan adalah suatu asuhan keperawatan yang telah ditetapkan di rumah catatan
yang
memuat
seluruh
informasi
yang
sakit. Prosedur tetap dibuat untuk mendapatkan hasil dibutuhkan
untuk
menentukan
keperawatan,
menyusun
diagnosis
kerja sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Dokumen
asuhan
keperawatan
rencana
keperawatan,
sangat melaksanakan
dan
mengevaluasi
tindakan
penting karena menyangkut aspek legal tindakan keperawatan yang disusun secara sistematis, valid, keperawatan.
Perawat
bertanggung
gugat
keperawatan
yang
bertanggung
jawab
dan dan
dalam
pencatatan
dapat
dipertanggungjawabkan
Dokumentasi telah
diberikan.
(Ali,
2001).
asuhan
Selain
keperawatan
berisi
hasil
aktivitas
itu keperawatan yang dilakukan perawat terhadap klien
dokumen
asuhan
keperawatan
juga
untuk mulai dari pengkajian hingga evaluasi (Asmadi,
berkomunikasi dengan internal tim perawat sendiri 2008). dan tim kesehatan lainnya. Dokumentasi Kelengkapan
pendokumentasian
keperawatan
mempunyai
asuhan makna yang penting bila dilihat dari berbagai aspek:
keperawatan di ruang rawat inap RSUD Ibnu Sina hukum, jaminan
mutu
(kualitas
pelayanan),
Kabupaten Gresik hanya 63,7% - 84,0%. Dengan komunikasi, keuangan, pendidikan, penelitian, dan dokumentasi yang kurang lengkap, maka hal ini akan akreditasi. Pada proses keperawatan terdapat 5 menimbulkan
miscomunication
dengan
tenaga tahap yaitu pengkajian, diagnosis keperawatan,
kesehatan yang lain tentang apa yang sudah, perencanaan
(intervensi),
pelaksanaan
sedang dan akan dikerjakan perawat. Perawat lebih (implementasi) dan evaluasi. sering mengandalkan komunikasi verbal diantara Untuk
menilai
kelengkapan
staf keperawatan untuk mengkomunikasikan tentang pendokumentasian
asuhan
keperawatan
yang
status kesehatan klien. dilakukan
oleh
perawat
dapat
menggunakan
Tujuan penelitian ini adalah menganalisis instrumen A. Penilaian dilakukan dengan cara pengaruh variabel internal yakni tanggung jawab membandingkan pendokumentasian yang ditemukan personal perawat dan variabel eksternal perawat dalam
rekam
medik
yakni status lokasi, legitimasi figur otoritas, status figur otoritas, dukungan rekan kerja, kedekatan figur
Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia Volume 1 Nomor 3 Juli-Agustus 2013
pasien
dengan
254
Prestige adalah reputasi atau pengaruh
pendokumentasian yang ditentukan dalam standar asuhan keperawatan.
yang timbul dari keberhasilan, prestasi, pangkat,
Kepatuhan
atau atribut lain yang menguntungkan. Perbedaan
Kepatuhan adalah form dari pengaruh sosial
atau reputasi yang melekat pada seseorang atau
dimana kegiatan atau tindakan individu merupakan
sesuatu dan dengan demikian memiliki cap untuk
respon dari perintah langsung individu lain sebagai
orang lain atau untuk masyarakat.
figur otoritas (McLeod, 2007). Kepatuhan terjadi saat
Eksperimen Milgram dilakukan di lokasi
seseorang yang memiliki otoritas memerintahkan
penting
untuk melakukan sesuatu. Ketaatan melibatkan
(Encina,
hirarki kekuasaan atau status. Oleh karena itu, orang
eksperimen
yang memberikan perintah memiliki status lebih
sebesar 68%. Ketika studi Milgram yang dilakukan di
tinggi dari orang yang menerima pesanan.
tempat biasa di luar universitas, tingkat kepatuhan
Kepatuhan perawat adalah perilaku perawat
yang
dihormati
2004).
Disini
Milgram
anjuran,
meningkatkan kepatuhan.
peraturan
yang
harus
dilakukan atau ditaati. Dalam pendokumentasian
2.
asuhan keperawatan, kepatuhan perawat diukur berdasarkan
standar kriteria
dari
setiap
tahap
University
kepatuhan
terhadap kepatuhan
menurun menjadi hanya 20%. Hal ini menunjukkan bahwa
atau
Yale
mendapatkan
sebagai seorang yang profesional terhadap suatu prosedur
yakni
prestise
terhadap
organisasi
dapat
Tanggung Jawab Personal Bertanggung jawab menurut Kamus Umum
Bahasa
Indonesia
adalah
berkewajiban
asuhan keperawatan yang yakni tahap pengkajian,
menanggung, memikul jawab, menanggung segala
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
sesuatunya,
Faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan
menanggung akibatnya. Manusia yang bertanggung
Faktor
Faktor
yang
mempengaruhi
yang
mempengaruhi
kepatuhan.
kepatuhan
pada
atau
memberikan
jawab
dan
jawab adalah manusia yang dapat menyatakan diri sendiri bahwa tindakannya itu baik dalam arti
percobaan yang dilakukan Milgram adalah sebagai
menurut
berikut.
seseorang belum tentu baik menurut pendapat orang
1.
umum,
sebab
baik
menurut
lain. Dengan kata lain, tanggung jawab adalah
Status Lokasi Menurut
norma
Shaw (1979) kepatuhan
kesadaran
manusia
akan
tingkah
laku
atau
berhubungan dengan prestige seseorang di mata
perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak
orang
disengaja.
lain. Demikian juga dengan lokasi. Apabila
seseorang
percaya
bahwa
lembaga
Pada
yang
percobaan
Milgram,
didapatkan
menyelenggarakan penelitian adalah lembaga yang
bahwa ketika tanggung jawab personal berkurang
memiliki
dan
maka ketaatan meningkat. Hal ini berhubungan
kehormatan, maka lembaga atau organisasi tersebut
dengan teori agency Milgram yang menyatakan
akan dipatuhi oleh anggota organisasi.
bahwa
status
keabsahan,
prestise,
kepatuhan
dapat
Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia Volume 1 Nomor 3 Juli-Agustus 2013
diciptakan
melalui
255
seseorang yang memasuki status sebagai agen
Adanya otoritas yang sah yang dimiliki
(agentic state) dimana terdapat pengalihan tanggung
atasan akan membuat bawahan taat kepada atasan
jawab dimana tanggung jawab dari seseorang ini
dan perintahnya. Jika bawahan menyadari akan
dilepaskan dan diberikan kepada figur otoritas selaku
otoritas
pemberi perintah.
membuat anggota taat terhadap perintah dan aturan
sah
pimpinannya
maka
hal
itu
akan
yang ada. 3.
Legitimasi Figur Figur Otoritas)
Otoritas
(Keabsahan 4.
Status Figur Otoritas
Legitimasi dapat diartikan seberapa jauh Status adalah tingkatan dalam sebuah masyarakat
mau
menerima
dan
mengakui kelompok. Status sosial adalah kedudukan sosial
kewenangan, keputusan atau kebijakan yang diambil seseorang dalam kelompok masyarakat (meliputi oleh seorang pemimpin. Faktor penting yang dapat keseluruhan menimbulkan
posisi sosial yang terdapat dalam
kepatuhan sukarela adalah kelompok masyarakat). Status dibagi menjadi 3 yaitu
penerimaan
seseorang
akan
ideologi
yang Ascribed Status, Achieved Status, Assigned Status.
mengabsahkan kekuasaan orang yang berkuasa dan Seseorang yang memiliki status dan kekusaan sosial membenarkan intruksinya. lebih tinggi akan lebih dipatuhi daripada seseorang Menurut Anderson (2008), kekuasaan bisa dengan status sosial yang sama. Dalam perobaan menjadi
legitimate (sah) apabila diterima oleh yang dilakukan Milgram ditemukan bahwa orang
anggota dari masyarakat. Otoritas adalah kekuasaan lebih
patuh
jika
seseorang
yang
memberikan
yang diterima oleh orang lain sebagai keabsahan perintah adalah orang yang terlihat profesional. atau
sesuatu
yang
sah
yang
muncul
dari Simbol status adalah penggunaan simbol
pelaksanaan kekuasaan dan kepercayaan konstituen atau
lambang
untuk
menunjukkan
kedudukan
bahwa kekuasaan itu sah. seseorang
dalam
masyarakat
yang diwujudkan
Konsep otoritas yang sah berhubungan erat dalam bentuk tingkah laku sesuai dengan status dengan
konsep
kekuasaan.
Kekuasaan
pada yang dimilikinya. Saat pemberi perintah adalah orang
dasarnya adalah kapasitas untuk mempengaruhi biasa, kepatuhan menurun ke tingkat 20%. Hal ini perilaku dari anggota-anggota lainnya di dalam mengindikasikan bahwa peran sosial seseorang masyarakat. Namun otoritas tidak hanya mengenai memiliki kewenangan yang cukup dan prestise untuk kekuasaan
saja,
karena
tergantung
kepada mengamankan ketaatan, terlepas dari konteks sosial
pengakuan (recognition) dari anggota-anggota “kelas (Kokot, 2001). Peranan sosial merupakan aspek bawah” (subordinate members) dalam masyarakat yang timbul dari status (kedudukan). Peranan adalah sehingga seseorang yang mempunyai otoritas dapat perilaku yang diharapkan oleh pihak lain dalam secara legitimate memberikan resep (prescribe) melaksanakan kewajiban sesuai dengan status yang tentang pola-pola perilaku yang harus diikuti oleh dimilikinya.
Status
dan
individu-individu di dalam masyarakat.
Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia Volume 1 Nomor 3 Juli-Agustus 2013
peranan
tidak
dapat
256
dipisahkan karena peranan selalu melekat sesuai
METODE
dengan status yang diembannya. 5.
Rancangan penelitian yang akan digunakan
Dukungan Sesama Rekan
yaitu
dengan
Seseorang cenderung berperilaku sama
penelitian
metode
yang
survei,
digunakan
sedangkan adalah
jenis
penelitian
dengan rekan atau sesama dalam lingkungan
observasional dengan pendekatan cross sectional.
sosialnya. Orang cenderung bersama sesuai dengan
Populasi terdiri dari 12 tim perawat yang bertugas di
kelompok sosialnya misalnya umur, jenis kelamin,
ruang pelayanan rawat inap Rumah Sakit Umum
ras, agama, hobi, pekerjaan cenderung bertindak
Daerah Ibnu Sina Kabupaten Gresik. Masing-masing
dan berperilaku seperti anggota dari kelompok
tim terdiri dari 4-8 orang perawat. Pada penelitian ini
tersebut. Salah satu faktor penyebab ketidakpatuhan
menggunakan total sampling,
adalah kehadiran atau keberadaan rekan yang
dalam penelitian ini adalah seluruh populasi yaitu 12
menolak untuk patuh (Encina, 2004). Jika seseorang
tim
memiliki dukungan sosial dari teman mereka yang
kuesioner dan checklist kelengkapan dokumentasi
tidak
cenderung
asuhan keperawatan. Lokasi penelitian yaitu ruang
berkurang. Lingkungan yang tidak patuh akan
rawat inap Anggrek, Cempaka, Dahlia, Flamboyant,
memudahkan
patuh,
maka
kepatuhan
juga
keperawatan.
Penelitian
sehingga
ini
sampel
menggunakan
seseorang
untuk
berbuat
Gardena, Heliconia, dan Wijaya Kusuma RSUD Ibnu
sehingga
sama
dengan
Sina Kabupaten Gresik. Waktu penelitian pada bulan
ketidakpatuhan
lingkungannya meskipun kepatuhan adalah sesuatu
Maret – Mei 2013.
yang penting (Fernald, 2007). HASIL DAN PEMBAHASAN 6.
Kedekatan Figur Otoritas Hasil dari penelitian dari tiap variabel dapat Salah
satu
faktor
yang
jelas
dalam dilihat pada tabel berikut.
percobaan Milgram tentang kepatuhan ini adalah kehadiran seorang
atau
pengawasan langsung
dari
figur otoritas. Bila seorang figur otoritas
meninggalkan ruangan dan memberikan intruksinya lewat telepon, kepatuhan akan menurun (Atkinson, 1983). Lebih mudah untuk melawan perintah dari figur otoritas jika mereka tidak dekat (Dewey, 2007). Sebaliknya,
ketika
sosok
otoritas
dekat
maka
ketaatan adalah cenderung lebih tinggi. Dengan kehadiran figur otoritas, maka dapat mengawasi secara langsung dan memberikan instuksi langsung
Tabel 1 Hasil Penelitian tiap Variabel di Ruang Rawat Inap RSUD Ibnu Sina Kabupaten Gresik, Mei 2013. Variabel
Baik
Cukup
Kurang
Tangung Jawab Status Lokasi Legitimasi Figur Otoritas Status Figur Otoritas Dukungan Rekan Kerja Kedekatan Figur Otoritas Kepatuhan Dokumentasi
83,3% 83,3% 58,3%
16,7% 16,7% 41,7%
0,0% 0,0% 0,0%
41,7% 75,0%
58,3% 25,0%
0,0% 0,0%
66,7%
33,3%
0,0%
41,7%
58,3%
0,0%
Dari
tabel
1
didapatkan
bahwa
pada
mengenai prosedur dan juga arahan mengenai apa
variabel tanggung jawab, status lokasi, legitimasi
yang harus dilakukan.
figure otoritas, dukungan rekan kerja dan kedekatan
Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia Volume 1 Nomor 3 Juli-Agustus 2013
257
figur otoritas,
sebagian besar responden berada
berwenang memberikan intruksi dalam pelaksanaan
pada kategori baik. Untuk variable status figur
asuhan keperawatan. Bahwa 58,3% tim perawat
otoritas dan kepatuhan pendokumentasian asuhan
memiliki penilaian baik terhadap legitimasi figur
keperawatan,
otoritas. Hasil ini menunjukkan bahwa tim perawat
sebagian
besar
responden
pada
kategori cukup.
meyakini, menerima dan mengakui legalitas dari
Tanggung Jawab
jabatan yang dimiliki atasan.
Tanggung jawab dalam pemberian asuhan keperawatan meliputi pencatatan tindakan yang
Status Figur Otoritas Status figur otoritas yang dinilai meliputi
dilakukan perawat, kesesuaian pemberian asuhan
keyakinan perawat
terhadap
status pendidikan,
keperawatan dengan delegasi perawat primer dan
pengalaman, pengetahuan, sikap, kedisiplinan yang
prosedur dan penyelesaian asuhan keperawatan
lebih dalam pemberian asuhan keperawatan. Dari
khususnya tindakan keperawatan sesuai waktu yang
tabel 1, dapat dilihat bahwa 58,3% tim perawat
ditetapkan. Sebagian besar (83,3%) tim perawat
memiliki penilaian cukup
memiliki tanggung jawab yang baik. Tanggung jawab
otoritas. Hal ini berarti tim perawat menganggap
ini merupakan tanggung jawab dalam memberikan
atasannya memiliki sikap, kedisiplinan, pendidikan,
pelayanan asuhan keperawatan dan juga dalam
pengetahuan dan pengalaman dalam kategori cukup.
pencatatannya.
Dukungan Rekan Kerja
terhadap status
figur
Dalam pemberian asuhan keperawatan,
Status Lokasi Penilaian status lokasi meliputi penilaian
dukungan rekan kerja adalah salah satu faktor yang
legalitas
berpengaruh. Aspek yang dinilai pada dukungan
organisasi dalam pemberian asuhan keperawatan,
rekan kerja meliputi pelaksanaan dan dokumentasi
kebanggaan
adanya
asuhan keperawatan oleh rekan kerja, kesediaan
prestasi organisasi. Sebagian besar (83,3%) tim
rekan kerja membantu dalam pelaksanaan asuhan
perawat memiliki penilaian baik terhadap status
keperawatan dan pendokumentasiannya. Dari tabel
lokasi. Hasil ini menunjukkan bahwa tim perawat di
1, dapat dilihat bahwa sebagian besar (75,0%) tim
ruang rawat inap RSUD Ibnu Sina Kabupaten Gresik
perawat memiliki penilaian terhadap baik terhadap
menganggap
dukungan rekan kerja, Dari hasil ini menunjukkan
perawat
terhadap
keabsahan
terhadap
organisasi,
atau
dan
organisasinya
memberikan
kebanggaan bagi perawat.
bahwa tim perawat saling mendukung satu sama lain
Legitimasi Figur Otoritas
dalam melaksanakan pendukumentasian asuhan
Pada penilaian legitimasi figur otoritas, aspek yang dinilai meliputi pengakuan perawat terhadap
legalitas
atasan
sebagai
keperawatan. Kedekatan Figur Otoritas
pemimpin,
Kedekatan figur otoritas mengukur aspek
keyakinan perawat terhadap atasan dan penerimaan
antara lain: kehadiran langsung atasan, pemberian
perawat
perintah atau instruksi, dan pemberian arahan, saran
terhadap atasan sebagai orang yang
Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia Volume 1 Nomor 3 Juli-Agustus 2013
258
dalam pendokumentasian asuhan keperawatan.
pendokumentasian asuhan keperawatan, sebagian
Dari tabel 1, dapat dilihat bahwa sebagian
besar (58,3%) tim perawat memiliki kepatuhan cukup
besar (66,7%) tim perawat memiliki penilaian baik
dalam melaksanakan pendokumentasian asuhan
terhadap kedekatan figur otoritas. Dari hasil ini
keperawatan.
menunjukkan bahwa atasan sering memberikan
pemberian asuhan keperawatan yang berlaku di
arahan,
Rumah
saran,
petunjuk
dalam
melakukan
dokumentasi asuhan keperawatan. Kepatuhan Keperawatan
Berdasarkan
Sakit,
maka
model
atau
perawat
metode
pelaksana
melaksanakan asuhan keperawatan berdasarkan
Pendokumentasian
Asuhan
atas perintah atau instruksi tertulis dari perawat primer.
Dilihat
dari
tingkat
kepatuhan
Tabel 2 Pengaruh Tanggung Jawab, Status Lokasi, Legitimasi Figur Otoritas, Status Figur Otoritas, Dukungan Rekan Kerja, Kedekatan Figur Otoritas terhadap Kepatuhan Pendokumentasian Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat Inap RSUD Ibnu Sina Kabupaten Gresik, Mei 2013.
Kurang n % 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0
Variabel Tanggung Jawab
Status Lokasi
Legitimasi Figur Otoritas
Status Figur Otoritas
Dukungan Rekan Kerja
Kedekatan Figur Otoritas
Kurang Cukup Baik Kurang Cukup Baik Kurang Cukup Baik Kurang Cukup Baik Kurang Cukup Baik Kurang Cukup Baik
Pengaruh Tanggung Jawab Perawat Kepatuhan Pendokumentasian Keperawatan
terhadap Asuhan
Kepatuhan Cukup n % 0 0,0 2 100,0 5 50,0 0 0,00 3 100,0 4 44,4 0 0,0 5 100,0 2 28,5 0 0,0 6 85,7 1 25,0 0 0,0 2 66,7 5 55,6 0 0,0 5 100,0 2 28,6
Jumlah
Baik n
% 0 0 5 0 0 5 0 0 5 0 1 4 0 1 4 0 0 5
0,0 0,0 50,0 0,0 0,0 55,6 0,0 0,0 71,4 0,0 14,3 75,0 0,0 33,3 44,4 0,0 0,0 71,4
n 0 2 10 0 3 9 0 5 7 0 7 5 0 3 9 0 5 7
% 0,0 100,0 100,0 0,0 100,0 100,0 0,0 100,0 100,0 0,00 100,0 100,0 0,0 100,0 100,0 0,0 100,0 100,0
dilihat kondisi tingkat kepatuhan perawat dalam melaksanakan dokumentasi asuhan keperawatan
Pada Tabel 2 dapat diketahui bahwa tim
yang memiliki tanggung jawab yang cukup maka
yang memiliki tanggung jawab yang baik dan
perawat tersebut memiliki kepatuhan yang cukup
melaksanakan pendokumentasian dengan nilai baik
juga. Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa terdapat
sebesar 50,0%. Tim perawat dengan tanggung jawab
pengaruh dari tanggung jawab terhadap kepatuhan
cukup
pendokumentasian asuhan keperawatan. Tanggung
memiliki
kepatuhan
yang
cukup
dalam
dokumentasi asuhan keperawatan. Dalam
tabulasi
silang
jawab merupakan sesuatu yang harus atau wajib tersebut dapat
dilakukan dan dikerjakan. Dengan adanya rasa
Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia Volume 1 Nomor 3 Juli-Agustus 2013
259
tanggung jawab maka akan dapat meningkatkan
penilaian status lokasi mempengaruhi kepatuhan
kinerja
pendokumentasian asuhan keperawatan.
terutama
dalam
pemberian
asuhan
keperawatan.
Hubungan status lokasi dengan kepatuhan
Sebagian
tanggung
erat kaitannya jika dilihat dari eksperimen yang
asuhan
dilakukan oleh Milgram. Seseorang akan dipatuhi jika
sebagian
seseorang tersebut berasal dari organisasi yang
tanggung jawab tersebut ada pada atasan. Hal ini
memiliki prestise yang tinggi. Apabila seseorang
sesuai
dimana
percaya bahwa lembaga yang memberikan perintah
seseorang mengambil tanggung jawab penuh atas
atau instruksi adalah lembaga yang memiliki status
apa yang dilakukannya (Milgram, 1973).
keabsahan, prestise dan kehormatan, maka lembaga
jawab
penuh
keperawatan
perawat untuk
dengan
dengan
teori
mengambil
melaksanakan baik
meskipun
aoutomous
state
Pemberian instruksi atau perintah oleh atasan terkadang menjadi beban bagi pelaksana
atau organisasi tersebut akan dipatuhi oleh anggota organisasi. Dari hasil penelitian diperoleh 75,00% tim
perintah tersebut. Sehingga perintah tersebut ada yang
tidak
dilaksanakan.
Suatu
perintah
atau
perawat
dengan
penilaian
status
lokasi
baik.
instruksi mungkin tetap dilaksanakan sekedarnya
Penilaian status lokasi yang baik akan membuat
sehingga
yang
anggota organisasi lebih mendukung kegiatan yang
diperintahkan. Perawat pelaksana hanya menjalan
dilakukan oleh organisasi tersebut. Penilaian ini
instruksi saja sehingga merasa tanggung jawab ada
berkaitan
di tangan atasan. Pada kondisi ini terjadi pengalihan
Demikian juga pada rumah sakit, keberhasilan,
tanggung jawab kepada figur otoritas selaku pemberi
prestasi
perintah. Asuhan keperawatan telah dilaksanakan
meningkatkan
perawat kepada pasien, tetapi bukti pelaksanaan
anggota dari rumah sakit tersebut. Dengan prestise
asuhan keperawatan tersebut terkadang tidak dicatat
yang tinggi maka kepatuhan akan meningkat (Shaw,
oleh perawat. Hal ini dimungkinkan ada faktor lain
1979).
yang
tidak
sesuai
mempengaruhi
dengan
apa
pencatatan
asuhan
dengan
yang
prestise
dicapai prestige
Menurut
atau
rasa
rumah
sakit
bangga.
akan
(kebanggaan) khususnya
Smith
(2012)
bahwa
prestise
keperawatan misalnya pemahaman, kemudahan dan
organisasi berhubungan positif dengan keterikatan
kesederhanaan formulir asuhan keperawatan.
pegawai
Pengaruh Status Lokasi terhadap Kepatuhan Pendokumentasian Asuhan Keperawatan
keterikatan karyawan dengan organisasi semakin
terhadap
organisasi.
Semakin
tinggi
baik kinerjanya. Kinerja yang baik merupakan hasil Pada tabel 2 dapat diketahui bahwa seluruh dari kepatuhan terhadap aturan yang berlaku, tim dengan penilaian cukup terhadap status lokasi, standar prosedur operasional dan instruksi atasan. maka tim tersebut memiliki kepatuhan cukup. Dan tim dengan penilaian status lokasi baik, kepatuhan juga cenderung baik. Dari hasil ini dapat disimpulkan
Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia Volume 1 Nomor 3 Juli-Agustus 2013
260
Pengaruh Legitimasi Figur Otoritas Kepatuhan Pendokumentasian Keperawatan
terhadap Asuhan
secara
hierarki,
perawat
primer
merupakan
pemegang kendali atas perawatan yang dilakukan
Pada Tabel 2 dapat diketahui bahwa seluruh
kepada pasien. Perawat primer ini memberikan
tim dengan penilaian cukup terhadap legitimasi figur
instruksi
otoritas memiliki nilai kepatuhan pendokumentasian
melaksanakan apa yang sudah direncanakan oleh
cukup Pada tim perawat dengan legitimasi figur
perawat
otoritas
Hierarki seperti di rumah sakit memberikan tekanan
baik,
(71,4%).
kepatuhan
Berdasarkan
disimpulkan legitimasi
bahwa figur
juga hasil
terdapat
otoritas
cenderung
baik
kepada
primer
perawat
pelaksana
dicatatan asuhan
untuk
keperawatan.
untuk taat.
tersebut
dapat
pengaruh
antara
Seseorang cenderung mematuhi orang lain
kepatuhan
apabla orang lain tersebut memiliki otoritas yang sah
terhadap
pendokumentasian asuhan keperawatan.
(McLeod, 2007). Adanya otoritas yang sah yang
Sebagian besar tim perawat menerima
dimiliki oleh atasan akan membuat bawahan taat
legalitas perawat primer sebagai yang sah dalam
kepada atasan dan perintahnya. Jika bawahan
memberikan instruksi dalam asuhan keperawatan.
menyadari akan otoritas yang sah pimpinannya
Dalam pelaksanaan asuhan keperawatan, perawat
maka hal itu akan membuat anggota taat terhadap
pelaksana menerima instruksi dari perawat primer
perintah dan aturan yang ada.
mengenai apa yang harus dikerjakan. Perawat primer disini secara legal diangkat oleh Direktur
Pengaruh Status Figur Otoritas Kepatuhan Pendokumentasian Keperawatan
terhadap Asuhan
Rumah Sakit sehingga terikat dengan tugas pokok Pada Tabel 2 dapat diketahui bahwa pada dan fungsi perawat primer dalam memberikan tim dengan nilai status figur otoritas yang baik, asuhan keperawatan. kapatuhan baik mengalami peningkatan. Pada tim Hasil penelitian yang dilakukan Hofling perawat dengan penilaian status figur otoritas cukup, (1966) menyatakan bahwa 21 dari 22 perawat kepatuhan cenderung cukup. Dari hasil ini dapat mematuhi perintah dokter yang diberikan melalui disimpulkan
bahwa
status
figur
otoritas
telepon untuk memberikan obat meskipun instruksi mempengaruhi
kepatuhan
pendokumentasian
tersebut melanggar aturan rumah sakit dan tidak asuhan keperawatan. Hasil penelitian Puspitawati sesuai dengan standar. Disini dapat dilihat legitimasi (2011) menyatakan bahwa ada hubungan otoritas figur otoritas yang tinggi dalam hal pemberian obat yang sah dengan kepatuhan SOP pencegahan yang
dimiliki
dokter.
Seorang
dokter
memiliki infeksi luka infus.
keabsahan dan legalitas untuk memberikan resep Sebagian
besar
perawat
memberikan
obat. penilaian
baik
terhadap
status
figur
otoritas.
Menurut Rusy (2007) kekuasaan jabatan Meskipun demikian dari yang memberikan penilaian berpengaruh terhadap kepatuhan karyawan. Dalam baik
tersebut ada
yang
konsep pemberian asuhan keperawatan moduler,
Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia Volume 1 Nomor 3 Juli-Agustus 2013
tidak
patuh. Hal ini
261
dimungkinkan
keahlian
asuhan keperawatan dengan baik akan membuat
kurang
rekan kerja lain ikut menjadi baik. Demikian juga
ditunjukkan kepada bawahan. Kredibilitas sebagai
sebaliknya, rekan kerja yang cenderung untuk
seorang
melaksanakan
sebagai
kredibilitas,
seorang
ahli
dan
integritas,
perawat
profesional
integritas
akan
mendorong
kepatuhan dan mengaskan otoritas.
asuhan
keperawatan
sekedarnya
akan mempengaruhi rekan kerjanya. Seseorang cenderung berperilaku sama dengan rekan atau
Pengaruh Dukungan Rekan Kerja Kepatuhan Pendokumentasian Keperawatan
terhadap Asuhan
sesama dalam lingkungan sosialnya. Seseorang cenderung menyesuaikan diri dengan lingkungan
Pada Tabel 2 dapat diketahui bahwa tim sosial.
Lingkungan
yang
tidak
patuh
akan
yang memiliki dukungan rekan kerja yang cukup, memudahkan
seseorang
untuk
berbuat
sehingga
sama
dengan
kepatuhan cenderung cukup (66,7%). Pada tim ketidakpatuhan perawat dengan penilaian dukungan rekan kerja lingkungannya meskipun kepatuhan adalah sesuatu baik, kepatuhan cenderung cukup (55,6%). Dari hasil yang penting (Fernald, 2007). Meskipun rekan kerja ini dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh tidak
mendukung
dalam melaksanakan asuhan
antara dukungan rekan kerja dengan kepatuhan keperawatan, perawat tetap memiliki tanggung jawab pendokumentasian asuhan keperawatan. untuk melaksanakan asuhan keperawatan. Dukungan
dari
rekan
kerja
dalam
melakukan suatu pekerjaan adalah salah satu hal
Pengaruh Kedekatan Figur Otoritas Kepatuhan Pendokumentasian Keperawatan
terhadap Asuhan
yang penting khususnya dalam pelaksanaan asuhan keperawatan. Dukungan rekan kerja ini diukur
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa tim
berdasarkan pelaksanaan asuhan keperawatan yang
dengan kedekatan figur otoritas cukup, kepatuhan
dilakukan oleh rekan kerja tersebut, bantuan dari
tim perawat juga cukup (100%). Pada tim perawat
rekan keja saat perawat pelaksana lain mengalami
dengan penilaian kedekatan figur otoritas baik,
kesulitan.
kepatuhan
pendokumentasian
asuhan
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan
keperawatannya juga baik (71,4%). Dari hasil ini
bahwa 75,0% tim perawat memberikan penilaian
dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat pengaruh
baik
antara kedekatan figur otoritas terhadap kepatuhan
terhadap
dukungan
rekan
kerja.
Hal
ini
dimungkinkan karena adanya kesamaan profesi sebagai
perawat
sehingga
dukungan
kepada
pendokumentasian asuhan keperawatan. Terdapat peningkatan jumlah tim dengan kepatuhan baik saat kedekatan figur otoritas baik.
sesama rekan selalu diberikan. (2012)
Hal ini mungkin dikarenakan semakin baik kedekatan
didapatkan hubungan positif yang rendah antara
bawahan dengan figur otoritas akan memberikan
dukungan sosial peer group dengan kepatuhan
kemudahan dalam berkomunikasi sehingga perintah
terhadap peraturan. Rekan kerja yang melaksanakan
atau instruksi yang diberikan lebih jelas sehingga
Pada
penelitian
Kusumadewi
Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia Volume 1 Nomor 3 Juli-Agustus 2013
262
kepatuhan dalam dalam melakukan pencatatan
keperawatan terbaik antar ruang rawat inap perlu
asuhan keperawatan pun akan meningkat.
diadakan
Hasil didapatkan
penelitian ada
pelaksanaan
Widyaningtyas
hubungan
supervisi
pendokumentasian
(2010) dengan
arahan dan saran adalah bagian dari supervisi. Arahan yang diberikan oleh atasan diharapkan dapat kepatuhan
dalam
dokumentasi
asuhan keperawatan. Dengan kedekatan antara atasan dengan bawahan baik, maka para bawahan akan lebih mungkin memenuhi permintaan, arahan dan saran dari atasan.
SIMPULAN Berdasarkan
hasil
penelitian
dan
pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi kepatuhan pendokumentasian asuhan keperawatan adalah tanggung jawab, status lokasi, status figur otoritas, legitimasi figur otoritas, kedekatan figur otoritas. Saran bagi RSUD Ibnu Sina Kabupaten
Gresik
untuk
lebih
meningkatkan
kepatuhan pendokumentasian asuhan keperawatan yakni dengan tetap menjaga profesionalitas, sikap, kedisplinan atasan sehingga menjadi contoh dan disegani oleh bawahan. Pertemuan rutin kepala ruang, perawat primer dan perawat pelaksana harus sering
dilakukan
khususnya
untuk
membahas
permasalahan dalam asuhan keperawatan. Saling memberikan dukungan positif antar rekan
dalam
melaksanakan
dijaga
pekerjaan
harus
meningkatkan
tetap
sehingga mendukung terciptanya kepatuhan dalam
pemahaman dan kebanggaan dari masing-masing ruang rawat inap. DAFTAR PUSTAKA Asmadi.(2008). Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: EGC Ali, Zaidin.(2001). Dasar-Dasar Keperawatan Profesional. Jakarta: Widya Medika Atkinson.(1983). Pengantar Psikologi. Nurdjannah Taufik. Jakarta: Erlangga Anderson, Margaret L. .(2008). Sosciology, Understanding a Diverse Society. Thompson Learning, Inc. : California 2008. Dewey, Russell A. .(2007). Obedience: Milgram. Retrieved from http://www.intropsych.com/ch15_social/milgra m_1963_obedience.html Encina, G.B. .(2004). Milgram’s Experiment on Obedience to Authority. Retrieved from http://nature.berkeley.edu/ucce50/aglabor/7article/article35.htm. Fernald, Dodge.(2007). Psychology. Retrieved from http://www.prenhall.com/fernald/chapter/fern4. html. Hofling, C. K., Brotzman, E., Dalrymple, S., Graves, N. and Bierce, C. .(1966). An experimental study of nurse-physician relations. Journal of Nervous and Mental Disease, 143, 171-180. Kusumadewi.(2012). Hubungan antara Dukungan Sosial Peer Group dan Kontrol Diri dengan Kepatuhan terhadap Peraturan pada Remaja Putri. Retrieved from http://candrajiwa.psikologi.fk.uns.ac.id/index.p hp/candrajiwa/article/view/25/15. Kokot, Amy.(2001). Milgram's Follow-Up Studies to the Obedience Experiment. Retrieved from http://www.mtholyoke.edu/~apkokot/followup.h tm McLeod, S. A. . 2007. Milgram Experiment. Retrieved from http://www.simplypsychology.org/milgram.html Milgram, S. .(1963). Behavioral study of obedience. Journal of Abnormal and Social Psychology, 67, 371-378. Rusy, Nadia.(2007). Pengaruh Kekuasaan Atasan terhadap Komitmen Karyawan pada Perusahaan dan Kepatuhan Karyawan Pada atasan. Retrieved from http://katalog.library.perbanas.ac.id/download_ 1314_Nadia%20Rusy.pdf. Shaw, M.E. The Psychology Of Small Group Behavior.(1979). New Delhi: The McGraw-Hill Publising Company Ltd. Smith. (2012). The Perception Of Organizational Prestige And Employee Engagement. Retrieved from http://digitool.library.colostate.edu/webclient/D eliveryManager?pid=164924 Widyaningtyas, KS.(2010). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Perawat dalam Pendokumentasian Asuhan Keperawatan. Retrieved from http://eprints.undip.ac.id/10502/1/artikel.doc.
melaksanakan asuhan keperawatan. Kompetisi dan pemberian
reward
atas
pengetahuan,
proses
keperawatan. Kehadiran atasan untuk memberikan
meningkatkan
untuk
dokumentasi
asuhan
Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia Volume 1 Nomor 3 Juli-Agustus 2013