FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN KOTA TAMBOLAKA FAKTOR’S AFFECTING STUDENT LEARNING OUTCOMES ELEMENTARY SCHOOL STUDENT’S IN DISTRICT TAMBOLAKA Heronimus Delu Pingge, Muhammad Nur Wangid STKIP Weetebula, Universitas Negeri Yogyakarta
[email protected],
[email protected] ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kompetensi guru sekolah dasar dalam mendiagnosis kesulitan belajar siswa, memanfaatkan media belajar dan mengelola kelas dengan hasil belajar di kecamatan Kota Tambolaka, NTT. Penelitian ini adalah penelitian ex post facto. Populasi penelitian 241 orang guru. Sampel sejumlah 148 orang dengan teknik quota sampling. Pengumpulan data menggunakan metode kuisioner dan dokumentasi. Analisis data menggunakan teknik regresi linear sederhana dan ganda.Hasil penelitian menunjukkan sebagai berikut. (1) Hasil analisis regresi linearsederhana menunjukkan ada hubungan positif dan signifikan antara kompetensi guru sekolah dasardalam mendiagnosis kesulitan belajar siswa dengan hasil belajar siswa (p<0,05; R2:24,8%,); (2) Hasil analisis regresi linear sederhana menunjukkan ada hubungan positif dan signifikan antara kompetensi guru sekolah dasar dalam memanfaatkan media belajar dengan hasil belajar siswa (p<0,05; R2:20,1%);(3) Hasil analisis regresi linear sederhana menunjukkan ada hubungan positif dan signifikan antarakompetensi guru sekolah dasar dalam mengelola kelas dengan hasil belajar (p<0,05;R2: 24,6%); dan (4)Hasil analisis regresi linear ganda menunjukkan ada hubungan positif dan signifikan antara kompetensiguru sekolah dasar dalam mendiagnosis kesulitan belajar siswa, memanfaatkan media belajar danmengelola kelas dengan peningkatan hasil belajar siswa (p<0,05; R2: 46,5%). Kata Kunci: diagnosis kesulitan belajar, media belajar, mengelola kelas, hasil belajar ABSTRACT This study aimed to reveal the relationship between elementary school teacher’s competencies in diagnosing student’s learning difficulties, using media, and managing class and student’s learning outcomes in Tambolaka,NTT. This research used a quantitative approach with ex post facto type. Thepopulation in this research was 241 teachers. The sample was 148 teachers with quota samplingtechnique. Data collection using questionnaire methods. Data analysis using linear simple and binaryregression techniques. The results are as follows. (1) there is a significant positive relationship betweenthe elementary school teacher’s competency in diagnosing difficulties of students learning and student’s learning outcomes (p<0.05; R2:24.8%) by the results of the simple linear regression analysis; (2) there isa significant positive relationship between the elementary school teacher’s competency in using mediaand student’s learning outcomes (p<0.05; R2:20.1 %) by the results of the simple linear r
Heronimus Delu Pingge, Faktor Yang Mempengaruhi Hasil…
147
egressionanalysis; (3) there is a significant positive relationship between the elementary school teacher’scompetency in managing class and student’s learning outcomes (p<0.05; R2:24.6%) by the results ofsimple linear regression analysis; and (4) there is a significant positive relationship between theelementary school teacher’s competency in diagnosing students learning difficulties, using media, andmanaging class and student’s learning outcomes (p<0.05; R2:46.5%) by results in a binary linearregression analysis. Keywords: diagnosing students learning difficulties, using media, managing class, students learning outcomes pembelajaran.
Pendahuluan Dalam
usaha
membangun
Guru
yang
berkompetensi
manusia
atauguru profesional memahami akan apa yang
Indonesia seutuhnya, faktor guru atau pendidik
dikerjakan. Guru harus memiliki pengetahuan
sangatlah
bertugas
yang luas tentang siswa, materi kurikulum
untukmembangun manusia itu sendiri. Oleh
atauilmu pengetahuan, organisasi kelas, dan
karenaitu, diperlukan suatu kealihan sendiri
pengusaan pendekatan pembelajaran.
penting
dalammenjalankan
karena
mendidik
Peraturan pemerintah RI Nomor 19 tahun
pesertadidik, kealihan dalam menjalankan tugas
2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
seringdikenal dengan kompetensi. Kompetensi
BabVI pasal 28 menyatakan bahwa; (1) pendidik
merupakan kemampuan, atau kapabilitas yang
harus
diterapkan
kompetensi, sehat jasmani dan rohani, serta
(Performance)
tugas
guru
dan
untuk
menghasilkan
yang
baik.
kinerja
Kemampuan
memiliki
memiliki
kualifikasi
kemampuan
akademik
mewujudkan
dan
tujuan
tersebutmelekat pada individu (Suparman, 2012,
pendidikan nasional, (2) kualifikasi akademik
p.64).
adalah tingkat pendidikan minimal yang harus Kompetensi guru merupakan kemampuan
atau
kesanggupan
mengelola
dengan ijasah dan/atau sertifikat keahlian yang
pengetahuan,
relevan sesuai ketentuan perundang-undangan,
dasar
yang
dan (3) kompetensi sebagai agen pembelajaran
direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan
pada jenjang pendidikan dasar dan menengah
bertindak. Dengan demikian, kompetensi yang
meliputi kompetensi personal atau kompetensi
dimiliki oleh setiap guru akan menunjukkan
kepribadian,
kualitas
kompestensi pedagogik, dan kompetensi sosial.
pembelajaran, ketrampilan,
guru
guru
dalam
dipenuhi oleh seorang pendidik yang dibuktikan
sebagai dan
yang
nilai-nilai
sebenarnya.
Hal
ini
berartibahwa guru dituntut mampu menciptakan danmenggunakan sikap positif dalam kegiatan
kompetensi
profesional,
Keempat kompetensi guru diatas, yakni kompetensi
personal
atau
kompetensi
148
JPSD : Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar Vol. 2, No. 1 Desember 2016
kepribadian, kompetensi profesional, kompetensi
sisi lain tidak sedikit pula siswa yang justru
pedagogik, dan kompetensi sosial bila dikaitkan
dalam
dengan penelitian yang dilakukan mengenai
kesulitan. Pada umumnya “kesulitan” merupakan
kompetensi
suatu kondisi tertentu yang ditandai dengan
guru
dalam
mendiagnosis
belajarnya
mengalami
berbagai
kesulitan belajar siswa, memanfaatkan media
adanya
pembelajaran, dan mengelolah kelas terhadap
mencapai
hasil belajar siswa maka kompetensi guru yang
diartikan sebagai suatu kondisi dalam suatu
dimaksud dalam penelitian tersebut merujuk
proses belajar yang ditandai adanya hambatan-
pada
Karena
hanbatan tertentu untuk mencapai hasil belajar.
digambarkan dalam kompetensi pedagogik guru
Hambatan-hambatan tersebut mungkin disadari
harus mampu mengelola peserta didik yang
dan munkin juga tidak disadari oleh orang yang
meliputi pemahaman terhadap peserta didik.
mengalaminya.
kompetensi
pedagogik.
hambatan-hambatan dalam tujuan.
Kesulitan
kegiatan
belajar
dapat
Dalam memahami peserta didik maka guru
Seorang guru yang profesional harus dapat
akan mengetahui cara mengelola pembelajaran
mendiagnosis kesulitan belajar siswanya. Agar
siswa atau dengan kata lain membelajarkan
kegiatan ini dapat dilakukan, maka seorang guru
siswa. Pengelolaan pembelajaran siswa dimulai
juga
dari perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran,
melakukan diagnosis kesulitan belajar siswa.
dituntut
untuk
memiliki
kemampuan
dan mengevaluasi hasil belajar. Ketika guru
Dalam dunia pendidikan istilah diagnosis
merencanakan dan melaksanakan pembelajaran
merupakan istilah yang relatif baru. Harriman
maka guru mampu menata ruang kelas,mengusai
(Sugihartono,. dkk 2007, p.149), diagnosis
teori belajar, menciptakan iklim kelas yang
adalah suatu analisis terhadap kelainan atausalah
kondusif, memotivasi siswa agar bergairah
penyesuaian
belajar, memberi penguatan verbal maupun non
diagnosis
verbal, memberikan petunjukpetunjuk yang jelas
terhadap hal-hal yang dipandang tidak beres atau
kepada siswa, tanggap terhadap gangguan kelas,
bermasalah pada individu. Diagnosis dengan
dan menyegarkan kelas jika kelas mulai lelah.
kesulitan belajar merupakan kedua hal yang
dari
pola
merupakan
gejala-gejala. proses
Jadi
pemeriksaan
Dalam kegiatan pembelajaran di sekolah,
tidak dapat dipisahkan. Diagnosis merupakan
guru akan berhadapan dengan karekteristik
upaya untuk menemukan faktorfaktor penyebab
siswa yang beranekaragam. Ada siswa yang
atau yang melatar belakangi timbulnya masalah
dapat menempu kegiatan belajarnya secara
belajar peserta didik. Dalam konteks proses
lancar dan tampa mengalami kesulitan, namun
belajar
mengajar
faktor-faktor
penyebab
Heronimus Delu Pingge, Faktor Yang Mempengaruhi Hasil…
149
kegagalan siswa dapat, bisa dilihat dari segi
tersebut
input, proses, ataupun out put.
kesulitan belajar merupakan suatu usaha atau
Kesulitan
belajar
menunjuk
dapat
dipahami
bahwa
diagnosis
pada
kegiatan yang membutuhkan proses dalam
sekelompok kesulitan yang dimanifestasikan
menentukan masalah siswa dalam belajar dengan
dalam bentuk kesulitan nyata dalam kemahiran
mengidentifikasi latar penyebabnya.
dan penggunaan kemampuan mendengarkan,
Peserta yang mengalami kesulitan belajar
bercakap-cakap, membaca, menulis, menalar dan
ditandai dengan karekteristik terntentu. Terdapat
ketidakmampuan dalam
delapan
berhitung.
Defenisi
karektesistik
peseta
didik
yang
tentang kesulitan belajar di Indonesia belum ada
mengalami kesulitan belajar oleh Watson, dkk
yang baku. Pendidikan di Indonesia memandang
(2014, pp.8-9), yakni: (a) Perception, peserta
siswa yang mendapatkan perolehan hasil belajar
didik mengalami kesulitan dalam mengenali atau
yang rendah diyakini mengalami kesulitan dalam
menafsirkan
belajar.
seperti
dirasakan,
dilihat
dan
diungkapkan
oleh
didengar; (b) Attention, merupakan ciri siswa
p.5),
“Pada
guru
yang mengalami kesulitan dalam memperhatikan
semua
siswa
yang
atau fokus pada kegiatan pembelajan; (c)
memperoleh prestasi belajar rendah disebut
Memory,berkaitan dengan kesulitan siswa dalam
siswa berkesulitan belajar”.
mengelola informasi terlebih khusus menngelola
Abduhrrahman umumnya
yang
yang
(2012,
memandang
Untuk mengetahui siswa yang mengalami
informasi yang dibaca; (d) Processing Speed,
kesulitan dalam belajar maka dibutuhkan yang
merupakan
kecakapan
namanya diagnosis kesulitan belajar. Diagnosis
informasi. Akan ditemukan dalam kelas siswa
kesulitan belajar adalah upaya sistematis yang
yang cepat dalam memproses informasi dengan
dilakukan oleh guru untuk memahami secara
yang lamban. Hal tersebut dapat dilihat dari
mendalam siswa yang mengalami kesulitan
kecepatan mengusai materi pembelajaran; (e)
dalam belajar. Sugihartono dkk (2007, p.150)
Metacognition, peserta didik yang mengalami
mendefinisikan secara utuh pengertian dari
kesulitan belajar dengan ditandai mengalami
diagnosis kesulitan belajar, “diagnosis kesulitan
kesulitan dalam membangun pemahaman baru
belajar sebagai proses menentukan masalah atau
atau membuat suatu kesimpulan dari yang
ketidak-mampuan peserta didik dalam belajar
dipelajari; (f) Language, peserta didik yang
dengan meneliti latar belakang penyebab dan
mengalami kesulitan dalam bahasa/fonologi; (g)
atau dengan cara menganalisis gejala-gejala atau
Academic,
hambatan belajar yang nampak”. Dari pandangan
kesulitan belajar ditandai dengan penurunan
peserta
didk
dalam
yang
memproses
mengalami
150
JPSD : Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar Vol. 2, No. 1 Desember 2016
pencapaian
akademik.
Dengan
kata
lain
kesulitan
belajar;
b)
Melokalisasi
Letak
pencapaian hasil belajar peserta didik tidak sama
Kesulitan
Belajar;
c)
Menentukan
factor
dengan yang dicapai sebelumnya; dan (h) Social,
Penyebab kesulitan belajar; d) Memperkirakan
peserta didik yang mengalami kesulitan belajar
alternatif bantuan; e) Menetapkan kemungkinan
ditandai dengan kemampuan sosial dalam belajar
cara mengatasinya; dan f) Tindak lanjut. Dari
yang menurun. Keberhasilan dalam belajar
keenam langkah tersebut dapat dijelaskan secara
didukung dari rekan kelas atau hubungan sosial
rinci dibawah ini.
peserta didik.
Faktor lain yang menjadi sangat penting
Penyebab kesulitan belajar
itu dapat
dalam pencapaian tujuan pembelajaran adalah
dikelompokkan menjadi dua kelompok besar
memanfaatkan media pembelajaran oleh guru.
yaitu faktor yang berasal dari dalam diri pelajar
Media sebagai alat bantu mengajar, membantu
(faktor internal) yang meliputi: kemampuan
meng-komunikasikan materi pembelajaran lewat
intelektual,afeksi seperti perasaan dan percaya
suatu alat atau media. Media adalah wadah dari
diri, motivasi, kematangan untuk belajar, usia,
pesan yang oleh sumbernya ingin diteruskan
jenis kelamin, kebiasaan belajar, kemampuan
kepada sasaran atau penerima pesan tersebut.
mengingat, dan kemampuan pengindraan seperti
Dengan demikian, media pembelajaran adalah
melihat, mendengarkan, dan merasakan. Sedang
segala bentuk alat komunikasi yang dapat
faktor yang berasal dari luar pelajar (faktor
digunakan untuk menyampaikan informasi dari
eksternal) meliputi faktor-faktor yang berkaitan
sumber atau pengajar keperta didik yang
dengan
bertujuan merangsang mereka untuk mengikuti
kondisi
proses
pembelajaran
yang
meliputi: guru, kualitas pembelajaran, instrumen
kegiatan pembelajanaran secara utuh.
atau fasilitas pembelajaran baik yang berupa
Naz
dan
Akbar
hardware maupun software serta lingkungan,
mendefinisikan
baik lingkungan sosial maupun lingkungan alam
komunikasi, yang asal kata dari bahasa Latin
(Sugihartono,. dkk, 2007, p.155).
yang berarti "perantara". Perantara sumber
media
(2008, sebagai
p.35) sarana
Untuk dapat mengetahui peserta didik yang
dengan pesan dengan penerima pesan. Bila
mengalami kesulitan belajar Sugihartono, dkk
dikaitkan media dalam pembelajaran Naz dan
(2007,
beberapa
Akbar mengatakan media merupakan sarana
langkah-langkah mendiagnosis kesulitan belajar
untuk menyampaikan pesan dan isi pembelajaran
siswa sebagai berikut: a) Mengidentifikasi
kepada peserta didik, untuk mencapai pengajaran
peserta didik yang diperkirakan mengalami
yang efektif.
pp.164-170)
menjabarkan
Heronimus Delu Pingge, Faktor Yang Mempengaruhi Hasil…
Setiap individu mempunyai cara tersendiri
151
Secara
garis
besar
jenis
media
dalam proses mereka belajar. Ada beberapa tipe
pembelajaran dalam tiga kelompok yakni, media
pembelajaran,
dan
visual, media audio, dan media audiovisual.
kinestetis. Pembelajar visual cenderung memilih
Media visual merupakan media pembelajaran
kreativitas yang berkaitan dengan gambar,
yang mempunyai sifat dapat dilihat seperti
sehingga akan sangat baik bagi pendidik untuk
gambar,media grafis, model dan realia. Media
dapat membantu pembelajara visual dengan
audio merupakan media yang sifatnya dapat
menghubungkan
didengar
yaitu
visual,
warna
auditori
dan
bentuk,
serta
dengan
menggunakan
indra
memberikan desain-desain yang eye-catching
pendengaran saja. Media ini mempunyai pesan
untuk siswa dengan diiringi pertanyaan dengan
auditif
kalimat yang merangsang mata dan pikiran
persaan, perhatian, kreativitas, tapi menuntut
mereka. Pembelajar auditori akan belajar lebih
daya menyimak. Media visual-audio merupakan
dengan
gabungan media audio dan visual, yang sifatnya
mendengarkan
menjelaskan kepada
gagasan-gagasan
temannya,
informasi
sesuatu,
dengan
diskusi kata-kata
sehingga
secara dan
lisan
dapat
meransang
pikiran,
dapat didengar dan dilihat seperti video.
meringkas
Selain
kemampuan
guru
dalam
dapat
mendiagnosis kesulitan belajar dan pemanfaatan
Sedangkan
media belajar untuk meningkatkan keberhasilan
pembelajar kinestetis lebih senang dengan
siswa dalam belajar ada faktor lain juga
kegiatan pembelajaran secara aktif. Mereka akan
berpengaruh yaitu mengelolaan kelas. Mengelola
puas saat belajar dengan berpindah-pindah
kelas
tempat. Namun guru tetap harus mengakrabkan
kesempatan pembelajaran murid.
membantu pembelajar
tipe
sendiri
sehingga
ini.
mereka dengan keadaan yang mengharuskan
secara
Ruang
efektif
kelas
akan
memaksimal
merupakan
lingkungan
mereka duduk sepanjang proses pembelajaran
pedagogis dimana komunikasi belangsung antara
(Davis, 2010, pp.144).
tenaga
Tabrani
(Aqib,
dan
para
siswa.
pp.75-76),
Melaluikomunikasi timbal balik ini diusahakan
mengemukan kemampuan dasar profesionalisme
tercapainya berbagai tujuan pendidikan, yang
guru
media
diantaranya semua tujuan intruksional umum dan
pembelajaran, yaitu : a) Mengenal, memilih dan
khusus mendapatkan porsi perhatian yang cukup
menggunakan media;
b) Membuat alat-alat
besar. Untuk itu perlu diciptakan suasana
bantu pelajaran sederhana; dan c) Mengunakan
pendukung proses pembelajaran. Dalam hal ini
perpustakaan dalam proses pembelajaran.
guru memikul tanggung jawab yang besar,
berkaitan dengan
2013,
pengajar
penggunaan
152
JPSD : Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar Vol. 2, No. 1 Desember 2016
meskipun
seiring
dengan
majunya
perkembangan siswa sendiri menbangun suasana akademis
pendukung
atau
banyak waktu dan energi untuk bekerja dengan siswa.
penghambat.
Praktek
pengelohan kelas
yang
baik
Menciptakan dan mempertahankan suasana di
dimulai dari hari pertama sekolah. Pengolahan
kelas yang
membantu siswa untuk dapat
kelas merupakan bagian penting dari peran
berkonsentrasi dalam belajarnya dan dengan
kepemimpinan guru secara keseluruhan dan tidak
demikian memperoleh hasil yang maksimal yang
dapat dipisahkan dari aspek-aspek lain dari
dikenal dengan manajemen kelas atau pengolaan
ajaran. Perencanaan yang baik, penghargaan dan
kelas.
praktik hukuman, pengembangan kegiatan kelas, Dapat dipahami bahwa konsep umum
melibatkan siswa dalam pendekatan berpusat
mengenai mengelolah kelas identik dengan
pada siswa, memperhatikan motivasi siswa, atau
kedisiplinan dan mengontrol prilaku. Mengelola
tugastugas pembelajaran yang berbeda. Semua
kelas yang dimaksud adalah strategi untuk
elemenen dalam perspektif titik pengelolahan
mengendalikan
menanggapi
kelas untuk membangun lingkungan belajar yang
gangguan, mengambil tindakan pada kenakalan
positif untuk melibatkan siswa dalam belajar
siswa, memberi hadiah dan hukuman yang
sehingga dapat meminimalkan masalah perilaku
sesuai, dan pada umumnya untuk menjaga
dan gangguan dalam pelajaran.
perilaku
siswa,
kenyamanan siswa dalam belajar dikelas.
Apabila
Pengelolaan kelas yang efektif mempunya dua
tujuan.
Pertama:
membantu
murid
seorang
pendidik
yang
berkompetensi akan dapat melakukan secara profesional tugas dengan baik seperti yang
menghabiskan waktu belajar dan mengurangi
digambarkan
waktu akvititas yang tidak diorientasikan pada
kesulitan belajar siswa, menanfaatkan media
tujuan. Kedua: mencegah murid mengalami
pembelajaran dan mengelola kelas dengan baik
problem akademik dan emosional (Santrok ,
dalam
2010, pp.558-559). Pengelolaan kelas yang baik
tujuanpembelajaran
dapat bertanggung jawab dan dapat memberikan
tujuanpendidikan secara umum akan dapat
suasana positif dengan sedikit konfilk, dimana
tercapai lewat hasil belajar yang baik.
energi terkonsentrasi dalam kegiatan dengan
diatas,
melakukan
yakni
mendiagnosis
kegiatan
belajar,
maka
secara
khusus
dan
Kenyataannya dilapangan atau di sekolah
tujuan. Pada saat yang sama, anda menghapus
dasar
pada
kecamatan
kota
Tambolaka
banyak perjuangan yang terusmenerus yang
ditemukan bahwa guru belum cukup memahami
habis dipakai begitu banyak, dan anda memiliki
manfaat dan melaksanakan betapa pentingnya
Heronimus Delu Pingge, Faktor Yang Mempengaruhi Hasil…
153
mengamati atau mengobservasi siswa dalam
mengkategorikan hasil belajar dalam tiga bagian;
belajar dengan keperluan untuk mendiagnosis
pertama, Pemahaman konsep (aspek kognitif)
siswa yang mengalami kesulitan dalam proses
merupakan kemampuan untuk menerangkan dan
pembelajaran. Bila guru mengetahui siswa
mengiterprestasikan sesuatu. Sehingga bukan
bermasalah dalam belajar tapi tidak semua guru
hanya sekedar
melakukan pengulangan materi yang belum
paham dengan mampu menberikan gambaran,
dipahami siswa dengan alasan mengejar target
contoh, dan penjelasan. Untuk dapat mengukur
atau materi. Masih ada guru yang belum
hasil belajar siswa berupa pemahaman konsep,
mengunakan media belajar. Sama halnya dengan
guru dapat melakukan evaluasi produk. Winkel
pengolahan kelas, banyak guru ditemukan tidak
(2005, p.540) menyatakan bahwa melalui produk
mampu mendesain kelas secara optimal dan
dapat diseliki apakah dan sejauh mana tujuan
kurangnya komunikasi yang baik antar siswa dan
pembelajaran tercapai. Evaluasi produk dapat
guru. Fakta lain menunjukkan bahwa guru-guru
dilaksanakan
sekolah dasar di kecamatan Kota Tambolaka,
macam tes, baik lisan maupun tulisan. Di
Kabupaten Sumba Barat Daya, propinsi Nusa
Sekolah dasar diselenggarakan dalam bentuk
Tenggera Timur belum melakukan kegiatan
ulangan, baik ulangan harian, ulangan semester
pembelajaran
maupun ulangan umum. Kedua, Ketrampilan
disebabkan
di
sekolah
masih
secara
sangat
maksimal
kurang
tenaga
proses
mengetahui tapi betul-betul
dengan
(aspek
mengadakan
psikomotor)
berbagai
merupakan
pendidik. Adapun tenaga pendidik yang ada
ketrampilan yang mengarah kepada kemampuan
belum memenuhi kualifikasi akademik sesuai
mental, fisik, dan sosial yang mendasar sebagai
dengan aturan tenaga pendidik disekolah dasar.
penggerak kemampuan yang lebih tinggi dalam
Keterbatasan waktu dalam menyampaikan materi
diri
menjadi
dalam
merupakan kemampuan menggunakan pikiran,
melaksanakan pembelajaran serta kurangnya
nalar, dan perbuatan secara efektif termasuk
kesadaran kedisiplinan waktu oleh guru.
kreativitas. Dan ketiga, Sikap siswa (aspek
kendala
bagi
guru-guru
siswa.
Ketrampilan
yang
dimaksud
Peserta dikatakan berhasil dalam belajar
afektif) yang berkaitan dengan hasil belajar
apabila siswa mencapai tujuan pelajaran. Dalam
merupakan keterpaduan atau kekompakan antara
dunia pendidikan hasil belajar berkaitan dengan
mental dan fisik secara serentak. Jika mental saja
perubahan-perubahan pada diri siswa, baik yang
yang dimunculkan, maka belum tampak secara
menyangkut
jelas sikap seorang yang ditunjukkan.
psikomotorik.
aspek
kognitif,
Susanto
afektif
(2013,
dan
pp.6-11)
154
JPSD : Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar Vol. 2, No. 1 Desember 2016
Berdasarkan uraian di atas, diduga; (a) Ada
kecamatan Kota Tambolaka, Kabupaten Sumba
hubungan positif dan signifikan kompetensi guru
Barat Daya, NTT.
Sekolah dasar dalam mendiagnosis kesulitan
Waktu dan Tempat
belajar siswa dengan hasil belajar siswa di
Penelitian
Penelitian
dilaksanakan
di
kecamatan Kota Tambolaka, Kabupaten Sumba
sekolah dasar di Kecamatan Kota Tambolaka,
Barat Daya, NTT; (b) Ada hubungan positif dan
Kabupaten Sumba Barat Daya, NTT. Waktu
signifikan kompetensi guru sekolah dasar dalam
penelitian mulai dari bulan Desember 2014
memanfaatkan media belajar dengan hasil belajar
sampai dengan bulan Februari 2015.
siswa di kecamatan Kota Tambolaka, Kabupaten
Subjek Penelitian
Sumba Barat Daya, NTT; (c) Ada hubungan
Adapun
populasi dalam penelitian ini
positif dan signifikan kompetensi guru sekolah
adalah seluruh guru sekolah dasar yang terdapat
dasar dalam mengelola kelas dengan hasil belajar
pada
siswa di kecamatan Kota Tambolaka, Kabupaten
kecamatan Kota Tambolaka yang berjumlah 241
Sumba Barat Daya, NTT; dan (d) Ada hubungan
orang guru. Sampel pada penelitian ini adalah
positif dan signifikan secara bersama-sama
sebagian
kompetensi
dalam
Tambolaka Kabupaten Sumba Barat Daya yang
siswa,
diambil memalalui teknik sampel quota. Teknik
guru
mendiagnosis
sekolah
kesulitan
dasar belajar
sembilan
dari
quota
belas
guru
sekolah
SD
dilakukan
dasar
Kecamatan
dengan
pada
Kota
memanfaatkan media belajar dan mengelola
sampel
jalan
kelas dengan hasil belajar siswa di kecamatan
menetapkan terlebih dahulu quota atau jumlah
Kota Tambolaka, Kabupaten Sumba Barat Daya,
individu yang akan diteliti, adapun jumlah
NTT.
sampel sebanyak 148 guru.
Metode Penelitian
Instrumen dan Teknik
Jenis Penelitian
Pengumpulan Data Teknik yang digunakan
Penelitian ini merupakan penelitian dengan
untuk mengumpulkan data adalah menggunakan
pendekatan kuantitatif dan menggunakan jenis ex
berupa angket atau kuesioner dan dokumnetasi.
post facto. Jenis penelitian ini dipilih dengan
Metode kuesioner dengan teknik skala Likert
maksud untuk mengetahui data dan hubungan
dibuat dalam bentuk checklist dengan alternative
kompetensi
dalam
jawaban diberi skor 1, 2, 3, dan 4. Angket yang
mendiagnosis kesulitan belajar siswa (X1),
disusun bertujuan untuk mendapatkan data
memanfaatkan media belajar (X2) dan mengelola
tentang kompetensi guru dalam mendiagnosis
kelas (X3) dengan hasil belajarsiswa (Y) di
kesulitan belajar siswa (X1), kompetensi guru
guru
sekolah
dasar
Heronimus Delu Pingge, Faktor Yang Mempengaruhi Hasil…
dalam
memanfaatkan
(X2),
berjumlah 71 orang guru (47,97%), kategori baik
dankompetensi guru dalam mengelola kelas (X3).
65 orang guru (43,91%), kategori sedang 10
Studi dokumentasi untuk mengumpulkan hasil
orang guru (6,75%), kategori kurang baik 2
belajar
semester
orang guru (1,35%), dan kategori tidak baik 0
sebelumnya. Adapun maksud dari pengumpulan
orang guru (0%). Berdasarkan perhitungan
hasil belajar digunakan sebagai data variable
diketahui bahwa rata-rata untuk kompetensi guru
hasil belajar siswa (Y).
dalam mendiagnosis kesulitan belajar siswa
Teknik Analisis Data
adalah 76,35. Angka tersebut berada pada
siswa
Analisis
kelas
data
media
VI
belajar
155
pada
menggunakan; (1)
Deskripsi
kategori baik, sehingga dapat dinyatakan bahwa
Variabel; (2) Uji Persyaratan Analisis regresi,
kompetensi guru dalam mendiagnosis kesulitan
Untuk analisis persyaratan regresi dengan uji
belajar siswa di kecamatan Kota Tambolaka
normalitas, uji linearitas, uji multikolinearitas,
masuk dalam kategori baik.
dan uji heteroskedastisitas. Semua uji asumsi
Dapat
dideskripsikan
variabel
X2
tersebut memenuhi syarat perhitungan regresi;
menunjukkan rata-rata skor/mean 56,28, median
(3) Uji Hipotesis Uji hipotesis menggunakan
skor 57,00, standar deviasi 7,165 dan untuk skor
analisis regresi sederhana dan regresi ganda.
maksimum 69 sedangkan skor minimum adalah
Pada hipotesis I, II dan III dapat diperoleh
33. Hasil hitungan selanjutnya bahwa untuk
persamaan regresi linear sederhana Ý = a + b X1;
kompetensi guru dalam memanfaatkan media
Ý = a + b X2; Ý = a + b X3, sedangkan pada
belajar termasuk kategori sangat baik berjumlah
hipotesis IVdapat diperoleh persamaan regresi
66 orang guru (44.59%), kategori baik 35 orang
ganda : Ý = a + b1X1 + b2X2 + b3X3
guru (23,64%), kategori sedang 45 orang guru
Hasil Penelitian Dan Pembahasan
(30,40%), kategorikurang baik 2 orang guru
Hasil Penelitian
(1,35%), dan kategori tidak baik 0 orang guru
Berdasarkan data yang diperoleh dari 148 guru
dapat
deskripsikan
variabel
X1
(0%). Berdasarkan perhitungan diketahui bahwa rata-rata
untuk
kompetensi
guru
dalam
menunjukkan rata-rata skor/mean 76,35, median
memanfaatkan media belajar adalah sebesar
skor 77,00, standar deviasi 7,86 dan untuk skor
56,28. Angka tersebut berada pada kategori baik,
maksimum 94 sedangkan skor minimum adalah
sehingga dapat dikatakan bahwa kompetensi
48.
guru dalam memanfaatkan media belajar di
Hasil
hitungan
selanjutnya
bahwa
kompetensi guru dalam mendiagnosis kesulitan
kecamatan Kota
belajar siswa yang termasuk kategori sangat baik
kategori baik.
Tambolaka
masuk
dalam
156
JPSD : Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar Vol. 2, No. 1 Desember 2016
Berdasarkan data yang diperoleh dari 148
Angka tersebut berada pada kategori baik,
guru atau responden dapat deskripsikan variable
sehingga dapat dikatakan bahwa hasil belajar
X3 menunjukkan rata-rata skor/mean 78,97,
siswa pada semester satu di kecamatan Kota
median skor 79,00, standar deviasi 4,414 dan
Tambolaka masuk dalam kategori baik.
untuk skor maksimum 88 sedangkan skor
Analisis data dihitung dengan bantuan
minimum adalah 66. Hasil hitungan selanjutnya
program SPSS 19.0 untuk menguji pengaruh
bahwa untuk kompetensi guru dalam mengelola
masing-masing variabel bebas terhadap variable
kelas termasuk kategori sangat baik berjumlah
terikat, yaitu regresi X1 terhadap Y, regresi X2
142 orang guru (95.95%), kategori baik 6 orang
terhadap Y, regresi X3 terhadap Y (regresi liniear
guru (4,05%) ,kategori sedang 0 orang guru
sederhana) dan pengaruh secara bersama-sama
(0%), kategori kurang baik 0 orang guru (0%),
X1, X2 dan X3 terhadap Y (regresi linear ganda).
dan kategori tidak baik 0 orang guru (0%).
Uji
hipotesis
pertama
menggunakan
Berdasarkan perhitungan diketahui bahwa rata-
analisis regresi linear sederhana, pada tabel 1
rata untuk kompetensi guru dalam mengelola
dapat lihat nilai signifikansi regresi linear
kelas adalah sebesar 78,97. Angka tersebut
sederhana X1 terhadap Y sebesar 0,000 (p<0,05).
berada pada kategori sangat baik, sehingga dapat
Hal ini berarti regresi linear sederhana X1
dikatakan
guru
terhadap Y adalah signifikan. Artinya H0 ditolak.
Kota
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa ada
bahwa
dalammengelola
kelas
kompetensi di
kecamatan
Tambolaka masuk dalam kategori sangat baik.
hubungan signifikan variabel kompetensi guru
Dapat deskripsikan variabel hasil belajar
Sekolah dasar dalam mendiagnosis kesulitan
(Y) menunjukkan rata-rata skor/mean 74.42,
belajar siswa (X1) terhadap hasil belajar siswa
median skor 74.15, standar deviasi 3.780, dan
(Y).
untuk skor maksimum 84 sedangkan skor
Tabel 1.Signifikansi Regresi X1 terhadap Y
minimum adalah 63. Hasil hitungan selanjutnya
ANOVAb Sum of df Mean F Sig Squares Square 1 519.859 48.032 .000a 1Regresi 519.859 Residual 1580.169 146 10.823 Total 2100.027 147
bahwa untuk hasil belajar siswa termasuk kategori sangat
baik
berjumlah 66 siswa
(44,59%), kategori baik 82 siswa (55,41%), kategori sedang 0 siswa (0%), kategori kurang
Model
a. Predictors: (Constant), X1 b. Dependent Variable: Y
baik siswa (0%), dan kategori tidak baik 0 siswa (0%). Berdasarkan perhitungan diketahui bahwa
Pada
tabel
2
dapat
dilihat
koefisien
rata-rata hasil belajar siswa adalah sebesar 58.
determinasi (R2) sebesar 0,248. Hal ini berarti
Heronimus Delu Pingge, Faktor Yang Mempengaruhi Hasil…
157
besarnya kontribusi variabel kompetensi guru
4). Hal ini berarti regresi linear sederhana X2
dalam mendiagnosis kesulitan belajar siswa
terhadap Y adalah signifikan. Artinya H0
terhadap hasil belajar siswa sebesar 24,8%,
ditolak Dengan demikian, dapat disimpulkan
sisanya 75,2% dipengaruhi oleh faktor lain.
bahwa
Tabel 2. Kontribusi Variabel X1 terhadap Y
kompetensi
R
1
.498a
R.squ are
adjusted R square
std. error of the estimate
.248
.242
3.290
a. Predictors: (Constant), X1
dan konstanta sebesar 56,159 (lihat tabel 3), demikian,
arah
sederhana
regresinya
sesuai
Sekolah
variabel
dasar
dalam
Tabel 4. Signifikansi Regresi X2 terhadap Y
positif.
dengan
rumus
persamaan regresi, yaitu = 56,159+ 0,239X1. Artinya, semakin bertambah nilai Kopetensi
Sum of Squares
ANOVAb Df Mean Square
Regression 422.480 1 Residual 1677.547 146 Total 2100.027 147 a. Predictors: (Constant), X2
422.480 11.490
F
Sig. .000a
36.769
b. Dependent Variable: Y
Besarnya
Selanjutnya, dapat dideskripsikan persamaan regresi
guru
signifikan
hasil belajar siswa (Y).
Model
Diketahui koefisien regresi sebesar 0,239
dengan
hubungan
memanfaatkan media belajar (X2) terhadap
Model Summary Model
ada
koefisien
determinasi
(R2)
sebesar 0,201 (lihat tabel 5). Hal ini berarti besarnya kontribusi variabel X2
terhadap Y
sebesar 20,1%, sisanya 79,9% dipengaruhi oleh
guru dalam mendiagnosis kesulitan belajar
faktor lain yang tidak masuk dalam penelitian
siswa (X1), maka semakin bertambah pula nilai
ini.
hasil belajar siswa (Y).
Tabel 5. Kontribusi Variabel X2
Tabel 3. Koefisien Regresi X1 terhadap Y Coefficientsa Unstandardized Std.Coe Coefficients fficients
Model
b 1Constan 56.159
Std.error 2.649
X1
.035
.239
t
Model
si g
Beta .498
1
signifikansi
sederhana
regresi
linear
.201
.196
Std. Error of the Estimate 3.390
21.200
.000
Diketahui koefisien regresinya sebesar 0,237
6.931
.000
dan konstanta sebesar 61,105 (Lihat table 6),
Uji hipotesis kedua menggunakan analisis linear
.449a
Model Summary R Adjusted Square R Square
a. Predictors: (Constant), X2
dengan
regresi
R
terhadap Y
diperoleh sederhana
nilai X2
terhadap Y sebesar 0,000 (p<0,05) (lihat tabel
demikian
arah
regresinya
positif.
Selanjutnya, dapat dideskripsikan persamaan regresi sesuai dengan rumus persamaan regresi, yaitu
= 61,105+ 0,237X2. Artinya, semakin
bertambah
nilai
kompetensi
guru
dalam
158
JPSD : Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar Vol. 2, No. 1 Desember 2016
memanfaatkam
media
belajar
(X2),
maka
Tabel 8. Kontribusi Variabel X3 terhadap Y
semakin bertambah pula nilai hasil belajar
Model
R
siswa (Y).
1
.496a
Model Summary R Adjusted Square R Square .246 .241
Std. Error of the Estimate 3.293
a. Predictors: (Constant), X3
Tabel 6. Koefisien Regresi X2 terhadap Y Diketahui koefisien regresinya sebesar
Coefficientsa Model
Unstandardized Coefficients b Std. Error 1(Constant 61.105 2.214 X2 .237 .039
Std.Coeffi cients Beta
t
0,425 dan konstanta sebesar 40,861 (lihat table
Si g.
9), dengan demikian arah regresinya positif. 27.601 .000 6.064 .000
.449
Selanjutnya, dapat dideskripsikan persamaan
a. Dependent Variable: Y
regresi sesuai dengan rumus persamaan regresi, Uji hipotesis ketiga menggunakan analisis regresi
linear
signifikansi
sederhana,
regresi
diperoleh
linear
sederhana
nilai X3
terhadap Y sebesar 0,000 (p<0,05) seperti yang tampak pada tabel 7. Hal ini berarti regresi linear sederhana X3
yaitu
Artinya
demikian,
dapat
H0
ditolak.
disimpulkan
Dengan
bahwa
ada
dalam mengelola kelas (X3) terhadap variabel
ANOVAb Sum of Df Mean Squares Square 517.218 1 517.218 1582.809 146 10.84 1 2100.027 147
bertambah pula nilai hasil belajar siswa (Y). Tabel 9. Koefisien Regresi X3 terhadap Y Coefficientsa
koefisien
Unstandardized Coefficients
b Std. Error 1(Constant 40.861 4.866 X3 .425 .062
Std. Coefficient s
t
Sig.
Beta .496
8.397 6.907
.000 .000
a. Dependent Variable: Y
untuk
mengetahui apakah variabel X1, X2, dan F 47.709
X3
Sig.
secara bersama-sama
.000a
mempunyai
pengaruh
yang positif signifikan terhadap variabel bebas (Y). Pada tabel 10 diperoleh nilai signifikansi
a. Predictors: (Constant), X3 b. Dependent Variable: Y
Besarnya
Artinya,
regresi linear ganda dilakukan
Tabel 7. Signifikansi Regresi X3 terhadap Y
Total
0,425X3.
Uji Hipotesis Keempat menggunakan uji
hasil belajar siswa (Y).
1Regression Residual
+
dalam mengelola kelas (X3), maka semakin
terhadap Y adalah
pengaruh positif signifikan kompetensi guru
Model
40,861
semakin bertambah nilai kompetensi guru
Model
signifikan.
=
regresi linear ganda variabel X1, X2, dan determinasi
(R2)
X3
terhadap Y sebesar 0,000 (p<0,05). Hal ini
sebesar 0,246 (lihat tabel 8). Hal ini berarti
berarti regresi linear variabel X1, X2, dan
besarnya kontribusi variabel X3 terhadap Y
terhadap Y adalah signifikan. Artinya H 0
sebesar 24,6 %, sisanya 75,4%
ditolak. Dengan demikian, dapat disimpulkan
oleh faktor lain.
dipengaruhi
X3
bahwa ada pengaruh positif signifikan variabel
Heronimus Delu Pingge, Faktor Yang Mempengaruhi Hasil…
159
kompetensi guru dalam mendiagnosis kesulitan
regresi X3 sebesar
belajar siswa (X1), pemanfaatan media belajar
sebesar
(X2), mengelola kelas (X3) terhadap variabel
demikian,
hasil belajar siswa (Y).
Selanjutnya, dapat dideskripsikan persamaan
Tabel 10. Signifikansi Regresi Linear Ganda
regresi sesuai dengan rumus persamaan regresi,
Model
Sum of Squares
1Regression Residual Total
976.696 1123.331 2100.027
ANOVAb Df Mean Square 3 144 147
325.565 7.801
F
41.734
Sig. .000a
yaitu
0,344
dan
konstanta
28,230 (lihat tabel 12), dengan semua
arah
regresinya
= 28,230 + 0,183X1
positif.
+ 0,089X2
+
0,344X3. Hal ini dapat dimaknai bahwa semakin bertambah nilai kompetensi guru dalam mendiagnosis kesulitan belajar siswa (X1),
a. Predictors: (Constant), X1, X3, X2 b. Dependent Variable: Y
Pada tabel 11 dapat diperoleh nilai koefisien determinasi (R Square)
sebesar
0,465. Oleh karena itu, kontribusi kompetensi guru dalam mendiagnosis kesulitan belajar
pemanfaatan media belajar (X2),
mengelola
kelas (X3) secara bersama-sama maka semakin bertambah pula nilai hasil belajar siswa (Y). Pembahasan
siswa (X1), pemanfaatan media belajar (X2),
Hasil penelitian yang berkaitan dengan
mengelola kelas (X3) secara bersama-sama
hubungan
maka semakin bertambah pula nilai hasil belajar
mendiagnosis kesulitan belajar siswa dengan
siswa (Y) sebesar 46,5%, sisanya 53,5%
hasil belajar siswa
dipengaruhi oleh faktor lain.
hubungan yang positif dan signifikan serta
Tabel 11. Kontribusi variabel X1 X2, X3 terhadap Y
kontribusinya
Model
R
1
.682a
Model Summary R Adjusted R Square Square .465 .454
Std. Error of the Estimate 2.793
kompetensi
guru
dalam
menunjukkan adanya
sebesar
24,8%.
Diperoleh
persamaan regresi sederhana variabel X1 yaitu = 56,159+0,239X1. Dapat dimaknai bahwa semakin bertambah nilai Kompetensi guru
a. Predictors: (Constant), X1, X3, X2
dalam mendiagnosis kesulitan belajar siswa Tabel 12. Koefisien Regresi X3 terhadap Y Coefficientsa Model
Unstandardized Std.Coeffi Coefficients cient b Std. Error Beta 1(Constant 28.230 4.496 X3 .344 .055 .402 X2 .089 .037 .170 X1 .183 .032 .381 a. Dependent Variable: Y
t
6.279 6.284 2.430 5.693
.000 .000 .000 .000
belajar siswa (Y). Dari data tersebut diatas membuktikan apabila
pendidik
mampu
mengidentifikasi
peserta didik yang mengalami hambatan dalam
sebesar
belajar serta memberikan perlakuan yang sesuai
0,089, dan arah
maka akan dapat mempengaruhi hasil belajar
Sedangkan koefisien regresi X1 0,183, koefisien regresi X2
Sig.
(X1) maka semakin bertambah pula nilai hasil
160
JPSD : Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar Vol. 2, No. 1 Desember 2016
peserta didik. Dapat dibuktikan dari penelitian
Peserta
didik
yang
lambat
yang dilakukan oleh Soleh, A., dkk (2014),
perkembangan akademik tersebut disekolah
terdapat pengaruh prestasi belajar matematika
sering terjebak dalam kegagalan disekolah.
pada siswa yang mengalami kesulitan belajar
Keterlambatan akademik merupakan kesulitan
secara signifikan antara siswa yang mengikuti
belajar
pembelajaran
keterlambatan
remedial
dengan
dengan
pembelajaran
model
siswa
dengan
pembelajaran
yang
model
mengikuti
pembelajaran
konvensional.
peserta
didik
mengarah
penguasaan
pada
kemampuan
akademik, ketrampilan dan perolehan informasi baru.
Kesulitan
belajar
siswa
akan
mempengaruhi seluruh aspek perkembangan
Dalam melaksanakan kewajiban sebagai
siswa termasuk keberhasilan belajar. Seperti
guru maka para guru perlu diperlengkapi
dalam catatan NCLD (2014, p.16), Siswa
dengan pengetahuan, sikap, dan ketrampilan
dengan kesulitan belajar mendapat nilai yang
dalam hubungannya dengan mengidentifikasi
lebih rendah ketimbang yang tidak mengalami
kesulitan
kesulian belajar dan siswa yang mengalami
belajar,
sebab-sebabnya
dan
penanganan masalah belajar siswa tersebut.
kesulitan belajar biasanya tahan kelas.
Diperlukan ketrampilan tersebut karena adanya
Melihat efek dari siswa yang mengalami
perbedaan-perbedaan kemampuan, kecerdasan,
kesulitan belajar seperti yang digambarkan oleh
bakat, minat dan latar belakang fisik serta sosial
NCLD diatas Mavuso (2014, pp.457-460),
masing-masing murid, maka kemajuan belajar
dalam penelitian yang dilakukan pada guru
murid dalam satu kelas mungkin tidak sama.
untuk
Ada murid yang cepat, biasa dan ada yang
memfasilitasi
lambat.
Learning
mengalami kesulitan belajar ditemukan empat
Disabilities atau disingkat NCLD (2014, p.8),
strategi untuk mendukung belajar proses belajar
Hampir semua responden (90%) mengetahui
siswa yang mengalami kesulitan belajar yakni:
bahwa melanggar hukum bagi pendidik untuk
a). Give learners extra work, translate the work
memberhentikan seorang peserta didik karena
and re-teach as a learning support strategy; b).
ketidakmampuan belajar. ini artinya bahwa
Differentiation as a strategy to provide learning
peserta didik mendapat hak yang sama dalam
support; c). Assessment of learners a strategy to
memperoleh ilmu pengetahuan serta dibantu
provide learning support; and d). Peer support
bila mengalami kesulitan bukan ditinggalkan
a strategy to provide learning support.
National
Center
for
atau dibiarkan bila mengalami kesulitan belajar.
mengetahui proses
strategi belajar
guru siswa
dalam yang
Hasil penelitian yang berkaitan dengan
Heronimus Delu Pingge, Faktor Yang Mempengaruhi Hasil…
161
hubungan kompetensi guru sekolah dasar dalam
Negeri Rambutan pada matapelajaran IPA
memanfaatkan media belajar dengan hasil
menunjukkan bahwa penggunaan media yang
belajar siswa menunjukkan adanya hubungan
bervariasi dapat menumbuhkan keaktivan siswa
yang signifikan dan positif serta kontibusinya
dalam
sebesar 20,1%. Diperoleh
peningkatan
sederhana variabel X2 yaitu X2.
Artinya,
semakin
persamaan regresi = 61,105+0,237 bertambah
nilai
belajar
yang
hasil
berdampak
belajar
siswa.
Menurut
KBYU Eleven (2010, p.5), kegiatan
belajar
siswa
melibatkan
kompetensi guru dalam memanfaatkam media
View,
Read,
belajar (X2), maka semakin bertambah pula
tersebut dapat terlaksana dengan baik maka
nilai hasil belajar siswa (Y).
guru harus memahami cara peserta didik dalam
and
tiga
pada
Do.
hal pokok
yakni
Supaya ketiga hal
Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa
memproses informasi dalam memori. Akan
kemampuan guru dalam memanfaatkan media
ditemukan peserta didik yang gaya Auditory
belajar sangat berpengaruh pada pencapaian
learners, Visual learners, and Kinesthetic (or
hasil
lainnya
hands-on). Pemahaman gaya belajar tersebut
diungkapkan dalam penelitian survey yang
oleh guru sangat penting. Akan ada Peserta
dilakukan oleh Zohrani (2009), pada variabel
didik menonjol dalam satu gaya belajar
Kemampuan menggunakan media pembelajaran
bisa juga ada peserta didik yang memiliki
oleh guru menyatakan ada pengaruh yang
ketiga
signifikan pada hasil belajar SDN di kecamatan
peserta didik tersebut menuntut guru untuk
Selong, Lombok timur. Pengaruh variabel
bisa memanfaatkan berbagai media belajar yang
media pembelajaran oleh guru kelas I-V sebesar
bervariasi dalam kegiatan belajar mengajar.
belajar
siswa.
Pembuktian
10,8%, sedangkan pada guru kelas VI pengaruh
gaya
belajar
tapi
diatas. Pemahaman
Tennyson (2010, p.7), Interaksi peserta
penggunaan media pembelajaran terhadap hasil
didik dengan media dan lingkungan belajar
belajar siswa sebesar 26,2%.
menjadi penting dalam akhir 1990-an dan terus
Dalam pembelajaran
menggunakan diharapkan
menggunakan media yang
media
menjadi fokus peningkatan selama dekade
pendidik
dapat
pertama abad ke-21. Menjadi fokus dalam
bervariasi
sesuai
dunia pendidikan karena peserta didik sebagai
dengan karekteristik anak, materi pembelajaran
individu yang aktif membangun pengetahuan.
dan lingkungan atau budaya siswa.
Hal
Penelitian
tersebut
tindakan kelas yang dilakukan oleh Riyanto
konstruktivis
dan Suryani (2007), pada siswa kelas V SD
mandiri,
sesuai belajar
mengarahkan
dengan adalah pada
pandangan
bahwa tujuan,
aktif, dan
162
JPSD : Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar Vol. 2, No. 1 Desember 2016
penemuan ataupun eksplorasi dari lingungan
kemampuan guru dalam mengelola kelas sangat
untuk mengkontruksi pengetahuan.
membantu siswa dalam mencapai hasil belajar
Penggunaan
media
kegiatan belajar
mengajar
guru dan siswa
untuk
belajar
dalam
akan membantu mencapai
tujuan
yang
diinginkan.
Pembuktian
lainnya
diungkapkan dalam penelitian survey yang dilakukan oleh Zohrani (2009) pada variabel
pembelajaran yang yang dibuktikan dengan
Kemampuan
hasil belajar yang memuaskan. Karena secara
menyatakan ada pengaruh yang signifikan pada
garis besar tujuan media belajar ada tiga bagian
hasil belajar SDN di kecamatan Selong,
yaitu
menyampaikan
Lombok timur, besarnya pengaruh pengelolaan
informasi dan tujuan instruksional. Tujuan
kelas oleh guru pada kelas I-V 23,7% dan kelas
motivasional
VI 28,9%.
tujuan
memotivasi,
untuk
menghibur
membangkitkan minat peserta didik. informasional
dan Tujuan
mengelola
Marzano
kelas
(2013,
oleh
guru
pp.130-133),
biasanya digunakan untuk
menggambarkan bahwa mengelola kelas berada
mempresentasikan suatu informasi dalam hal ini
dalam posisi penting dalam kegiatan guru untuk
menyampaikan materi pembelajaran.
Tujuan
membelajarkan siswa dalam mencapai hasil
instruksional dimaksudkan untuk menumbuhkan
belajar yang diharapkan. Marzano mengumpul-
minat yang diberikan melalui pelibatan peserta
kan bukti tentang pentingnya pengelolaan kelas
didik secara psikis atau aktifitas lain yang
dengan mengkaji riset yang dilakukan oleh
berkaitan dengan media pembelajaran yang
Wang
digunakan.
Pengelolaan kelas mendapat sorotan yang
dan
Walberg
pada
tahun
1993.
Hasil penelitian yang berkaitan dengan
sangat kuat dalam riset tersebut. Terdapat 228
hubungan kompetensi guru dalam mengelola
variabel yang dapat mempengaruhi hasil belajar
kelas dengan hasil belajar siswa menunjukkan
siswa. Dari daftar
adanya hubungan yang positif dan signifikan
kepada 134 ahli pendidikan untuk menilai
serta kontribusinya sebesar 24,6 %. diperoleh
dampak dari setiap variabel.
persamaan regresi sederhana variabel X3 yaitu
tangggapan para ahli, pengelolaan kelas atau
=
manajemen kelas mendapat peringkat pertama.
40,861+
bertambah
0,425X3. nilai
Artinya,
kompetnsi
guru
semakin dalam
Hal tersebut
variabel tersebut diberikan
cukup
Berdasarkan
masuk akal,
apabila
mengelola kelas (X3), maka semakin bertambah
pengelolaan kelas yang buruk akan dapat
pula nilai hasil belajar siswa (Y).
mengambat belajar siswa atau tidak dapat
Hasil
diatas
membuktikan
bahwa
meningkatkan hasil belajar siswa.
Heronimus Delu Pingge, Faktor Yang Mempengaruhi Hasil…
Temuan Wang dan Walberg
163
diatas
pembelajaran secara kolektif atau klasikal
tentang pengelolaan kelas dikuatkan dengan
dengan cara mengelola perbedaan-perbedaan
penelitian yang
kekuatan individual menjadi sebuah aktivitas
dilakuan
(2010, pp.310-311) tentang
oleh
pada
Oyinloye
para
guru
persepsi manajemen kelas dengan
belajar bersama. Fasilitas yang disediakan dikelas
memungkinkan
siswa
belajar,
hasil belajar. digambarkan para guru percaya
tercapainya suasana kelas yang memberikan
bahwa
kepuasan, suasana disiplin, nyaman, dan penuh
lingkungan
terorganisir
dan
kelas
dikelola dengan baik akan meningkatkan hasil
semangat
belajar mengajar. Sebab kelas dengan perilaku
intelektual emosional dan sikap serta apresiasi
siswa yang mengganggu dapat menyebabkan
pada siswa. Bila kelas yang dikelola dengan
perkembangan akademik kelas rendah dan
baik oleh guru tidak hanya meningkatkan
cendrung memiliki nilai lebih rendah ketika
pembelajaran
melakukan penilaian.
membantu mencegah perkembangan problem
Kegiatan guru untuk dengan
baik
menurut
mengelola kelas
Evertson
sehingga
yang
terjadi
perkembangan
berarti,
tetapi
juga
emosional dan akademik.
(Oliver.,
Hasil penelitian yang berkaitan dengan
Joseph., & Daniel,, 2011, p. 7) ada tujuh, yaitu:
hubungan
(1) organizing the classroom; (2) planning and
mendiagnosis kesulitan belajar siswa (X1),
teaching rules and procedures; (3) managing
pemanfaatan media belajar (X2), mengelola
student
student
kelas (X3) terhadap variabel hasil belajar siswa
accountability; (4) maintaining good student
(Y) menunjukkan hubungan yang positif dan
behavior; (5) planning and organizing; (6)
signifikan serta kontribusinya sebesar 46,5%.
conducting
Diperoleh
work
and
improving
instruction
and
maintaining
kompetensi
guru
dalam
persamaan regresi linear ganda
momentum; and (7) getting the year off to a
adalah
good start.
0,344X3. Hal ini dapat dimaknai bahwa
Pengelolaan persiapan waktu,
bahan
kelas
pembelajaran,
ketrampilan
mengelompokkan ketrampilan
termasuk
mengajar murid
mengakhiri
dalam
semakin bertambah nilai kompetensi guru
pengaturan
dalam mendiagnosis kesulitan belajar siswa
oleh
dalam
= 28,230 + 0,183X1 + 0,089X2 +
guru, belajar,
pembelajaran
dan
mengontrol prilaku belajar siswa. Pengolaan kelas mengarah pada peran guru untuk menata
(X1),
pemanfaatan
media
belajar
(X2),
mengelola kelas (X3) secara bersama-sama maka semakin bertambah pula nilai hasil belajar siswa (Y). Dalam melaksanakan
tugas
guru
164
JPSD : Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar Vol. 2, No. 1 Desember 2016
dituntut
memiliki
secara
penting disekolah untuk menjelaskan kualitas
metodologis dalam hal perencanaan. Indikator
sekolah. Kualitas guru di sekolah- sekolah
kinerja guru dalam penyelenggaraan pendidikan
menentukan
ditandai dengan adanya pengelolaan kelas, dan
yang diperoleh siswa lewat hasil belajar yang
sumber
metode
didapatkan. Studi yang dilakukan oleh Jaiyeoba
pembelajaran, dapat memahami karekteristik
(2011) di Negeria pada guru sekolah dasar
peserta
didik baik dari aspek seperti moral,
menjabarkan empat point yang mendukung
emosional, dan intelektual. Hal ini akan
kualitas pendidikan sekolah dasar yakni: a).
berimplikasi bagi guru untuk memahami cara
Guru sekolah dasar harus memahami tujuan
belajar
sekolah dasar; b) pesepsi guru terhadap profesi
belajar,
kemampuan
menggunakan
peserta didik, perkembangan belajar
peserta didik, dan masalah-masalah belajar yang
keguruan;
dihadapi oleh peserta didik.
didik;
Dalam mengajar peserta didik tidak dilakukan oleh siapa saja. Frankena
c)
dan
produk
kepedulian
d)
memahami
atau prestasi
terhadap peserta masalah
yang
sekolah
dasar
menghalangi kerja guru.
Mengajar menurut
(Jaiyeoba, 2011, p.5) melibatkan
kualitas
Pemahaman menurut Jaiyebo
tujuan diatas
adalah:
a)
guru
suatu ilmu pengetahuan yang disampaikan
memahami bahwa pendidikan dasar bertujuan
kepada orang yang kurang berpengalaman atau
untuk
belum dewasa melalui pendekatan sadar dan
komunikasi yang efektif, b) Pendidikan dasar
terencana. Tentunya dalam dunia pendidikan
adalah untuk meletakkan dasar yang kuat untuk
yang melakukan kegiatan pengajaran adalah
berpikir ilmiah dan reflektif, c) Pendidikan
guru. Guru yang mempunyai kompetensi untuk
dasar memberikan pendidikan kewarganega-
melakukan kegiatan proses belajar mengajar.
raan, d) Pendidikan dasar diharapkan untuk
Guru
membentuk karakter dan mengembangkan sikap
berkompetensi
adalah
guru
yang
melek
angka
dan
kemampuan
kemampuan untuk memenuhi kebutuhan dan
yang sehat dan moral pada anak, e) Pendidikan
tuntutan profesi guru dalam jumlah yang cukup
dasar berkembang pada anak kemampuan untuk
dan menggunakan pengetahuan, keterampilan,
beradaptasi dengan lingkungannya berubah, dan
dan sikap yang tercermin dalam kinerja guru.
f) Pendidikan dasar memberikan anak sebagai
Guru yang berkompetensi merupakan guru yang berkualitas.
alat dasar untuk kemajuan pendidikan lebih
Hanushek, Kain dan
lanjut. Hal yang berkaitan dengan pesepsi guru
Rivkin (Jaiyeoba, 2011, p.6) menegaskan bahwa
terhadap profesi keguruan yakni, apakah guru
kualitas guru merupakan faktor yang paling
memandang bahwa mengajar adalah profesi
Heronimus Delu Pingge, Faktor Yang Mempengaruhi Hasil…
165
yang menguntungkan atau merugikan. Bila
dalam mendiagnosis kesulitan belajar siswa
guru memandang mengajar sebagai profesi
dengan hasil belajar siswa di Kecamatan Kota
yang mulia maka guru akan memperoleh
Tambolaka. Kontribusinya sebesar 24,8%; (2)
kepuasaan dari profesinya. Sedangkan bila guru
Ada hubungan
melihat profesi guru tidak menguntungkan
dalam memanfaatkan media belajar dengan
maka dapat dilihat dari kerja yang tidak teratur
hasil
serta akan melakukan pekerjaan alternatif.
Tambolaka. Kontribusinya sebesar 20,1%; (3)
Kepedulian
terhadap
peserta
belajar
positif kompetensi guru SD
siswa
Ada hubungan
di
Kecamatan
Kota
positif kompetensi guru SD
didik menurut Jaiyebo ditandai dengan perasaan
dalam mengelola kelas dengan hasil belajar
puas dari keunggulan belajar siswa yang
siswa
diperoleh,
terus
Kontribusinya sebesar 24,6 %; dan (4) Ada
pada
hubungan
artinya
tertarik
memanjukan hasil belajar aspek
dan
siswa
kognitif (membaca,
menulis),
aspek afektif
karakter)
untuk baik
berhitung
(cara
dan
di
Kecamatan
Kota
Tambolaka.
positif kompetensi guru SD dalam
mendiagnosis
kesulitan
belajar
siswa,
berpakaian
memanfaatkan media belajar, dan mengelola
dan psikomotorik. Bentuk
kelas dengan hasil belajar siswa di Kecamatan
kualitas pendidikan dasar yang terakir yakni
Kota Tambolaka. Kontribusinya sebesar 46,5%.
memahami masalah yang menghalangi kerja
Saran
guru. Point ini lebih merujuk kebijakan yang
Berdasarkan
harus
disampaikan saran sebagai berikut; (1) Bagi
diambil
(pemerintah) menghargai
oleh
lembaga pendidikan
dalam profesi
mendukung guru
dalam
dan bentuk
kesimpulan
diatas,
dapat
guru-guru SD Sekecamatan Kota Tambolaka supaya
dapat
meningkatkan
layanan
pembiayaan atau gaji yang sesuai, menyediakan
pembelajaran dengan baik supaya kompetensi
sarana dan prasaran pendukung kegiatan belajar
yang berkaitan dengan mendiagnosis kesulitan
mengajaran,
mengatasi kelas yang padat, dan
belajar siswa, pemanfaatan media belajar dan
peningkatan profesionalisme guru dalam bentuk
mengelola kelas terus ditingkatkan; (2) Bagi
pelatihan atau sejenisnya.
para Kepala Sekolah SD di kecamatan Kota
Simpulan dan Saran
Tambolaka untuk dapat memperhatikan dan
Simpulan
mengevaluasi kegiatan para guru terkaitan
Berdasarkan
hasil
analisis
data
dan
dengan kegiatan mendiagnosis kesulitan belajar
pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa
siswa,
pemanfaatan
media
belajar
dan
(1) Ada hubungan positif kompetensi guru SD
mengelola kelas; (3) Bagi Dinas Pendidikan
166
JPSD : Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar Vol. 2, No. 1 Desember 2016
dan Kebudayaan Kabupaten Sumba Barat Daya dan pengelola pendidikan swasta. Diharapkan
Marzano, R.J. (2013). Seni dan ilmu Pengjaran. Jakarta: PT Indeks
dapat melakukan pelatihan dan melengkapi sumber daya yang belum sempurnadisekolah untuk mendukung kerja guru yang berkaitan dengan kegiatan mendiagnosis kesulitan belajar siswa,
pemanfaatan
media
belajar
dan
mengelola kelas. Kegiatan supervise jug perlu dilakukan untuk memantau aktivitas guru di kelas atau di sekolah. Daftar Pustaka Abdurrahman, M. (2012). Anak Berkesulitan Belajar: Teori, Diagnosis dan remidiasinya. Jakarta: Rineka Cipta Aqib, Z. (2013). Model-model, Media, dan Strategi pembelajaran Kontekstual (Inovatif). Bandung: Yrama Widya Davis, R.W. (2010). Creative Teaching (Strategi Pengajaran Kreatif). Jakarta: Esensi Erlangga Group Depdiknas. (2005). Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 Tahun 2005, tentang Standar Nasional Pendidikan. Jaiyeoba, A. O. (2011). Primary School Teachers’ Knowledge of Primary Education Objectives and Pupils Development. The African Symposium: An online journal of the African Educational Research Network. Vol. 11, No. 1, 4-11 KBYU. (2010). Benefits of Media and the Learning Triangle: Learn how to combine children’s television, books, and hands-on activities to support your child’s learning. Diambil pada tanggal 18 Maret 2015, dari www.kbyutv.org. pdf
Mavuso, M, F. (2014). Strategies for Facilitating Learning Support Processes. What can Teachers do Support Learners with Specific Learning Difficulties?. Mediterranean Journal of Social Sciences, Vol 5 No 2, 455-461 National Center for Learning Disabilities. (2014). The State of Learning Disabilities Facts, Trends and Emerging Issues. New York: National Center for Learning Disabilities Naz, A. A., & Akbar, R.A (2008). Use of Media for Effective Instruction its Importance: Some Consideration. Journal of Elementary Education A Publication of Deptt. of Elementary Education IER, University of the Punjab.Vol. 18, 35-40 Oliver, R.M., Joseph H.W., & Daniel J. R. (2011). Teacher classroom management practices: effects on disruptive or aggressive student behavior. The Campbell Collaboration, Last updated: June 2011, 1-56 Oyinloye, G.O. (2010). Primary school teachers’ perception of Classroom Management And Its Influence On Pupils’ Activities. European Journal of Educational Studies, 2(3), 305-312 Riyanto,. & Heny, S. (2007). Variasi media dalam meningkatkan aktivitas dan hasil belajar sains. Vorum Pendidikan, Volume 26 No 2, 120-127 Santrock, W, J. (2010), Psikologi Pendidikan. Jakarta: Salemba Humanika Soleh, A,. Made C,. & Ni. K,W. (2014). Pengaruh Pembelajaran Remedial
Heronimus Delu Pingge, Faktor Yang Mempengaruhi Hasil…
Sugihartono,.dkk. (2007. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press Suparman, Atwi. (2012). Desain Instruksional Modern: pandauan para pengajar dan innovator pendidikan. Jakarta: Erlangga Susanto, A. (2013). Teori belajar dan pembelajaran di sekolah dasar. Jakarta: Kencana prenada media group
167
Watson, S,. Dkk. (2014). Guidelines for Educating Students with Specific Learning Disabilities (versi Pdf). Diambil pada tanggal 11 Desember 2014, dari http://www.doe.virginia.gov.Winkel, W, S. (2005). Psikologi Pengajaran. Yogyakarta: Media Abadi Zohrani. (2009). Determinasi guru terhadap hasil belajar siswa kelas VI di Sekolah Dasar Negeri di kecamatan Selong kabupaten Lombok Timur. Tesis magister, tidak diterbitkan, Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta.