FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI (0-6 BULAN) DI KELURAHAN BANTAN KECAMATAN MEDAN TEMBUNG TAHUN 2013 Yesica Siallagan1, Erna Mutiara2, Yusniwarti Yusad2 1
2
Alumni Fakultas Kesehatan Masyarakat USU Staf Pengajar Fakultas Kesehatan Masyarakat USU
Abstract Exclusive breasfeeding means that an infant receives only breastmilk with no additional foods or liquids, not even water for the infant of 0-6 months. Based on data of National Institute of Health Research & Development in 2010 only 15,3% infants in Indonesia got exclusive breastfeeding whereas the expected target was 80%. Data from Health Profile of Medan Municipality Health Office in August 2011 there were 174 (4,08%) infants got exclusive breastfeeding. This low coverage gave rise to remaind health problems in the babies that it can bring impact on the quality of human resources in the future. The purpose of this study was to know factors associated with exclusive breastfeeding to the baby of 0-6 months old the Bantan Village, Medan Tembung Sub District in 2013. The design of this study was cross-sectional. The population in this study were all mothers with babies of 7-12 months old the Bantan Village, Medan Tembung Sub District amounted 181 mothers. The technique of sampling was purposive sampling and 100 of them were selected to be sample. Data were collected by interview using questionnaires. Data analysis included univariate and bivariate by using chi-square test. The results of this study showed that 100 respondents, from data analisis stases of included univariate and bivariat only four respondent (4,0%) gave exclusive breastfeeding. It was found there was relationship between knowledge (p = 0,023), education level (p = 0,018) and the factor of tradition/habit (p = 0,002) with exclusive breastfeeding. Medan Municipality Health office is expected to increase knowledge of the mother through health workers at Mandala Health Center by giving extention or counseling about exclusive breasfeeding and the impact of the other foods and drinks given to infants before the age of 6 months. Key words : Exclusive breastfeeding knowledge, education and tradition/habit
PENDAHULUAN ASI eksklusif adalah memberikan hanya ASI saja tanpa memberikan makanan dan minuman lain kepada bayi sejak lahir sampai
berumur 6 bulan, kecuali obat dan vitamin. Namun bukan berarti setelah pemberian ASI eksklusif pemberian ASI dihentikan, akan tetapi tetap
1
diberikan kepada bayi sampai bayi berusia 2 tahun (WHO, 2011). Menurut WHO dan UNICEF (2012) laporan anak dunia 2011 yaitu dari 136,7 juta bayi lahir diseluruh dunia dan hanya 32,6% dari mereka yang disusui secara eksklusif dalam 6 bulan pertama. Sedangkan di negara industri, bayi yang tidak diberi ASI eksklusif lebih besar meninggal dari pada bayi yang diberi ASI eksklusif. Pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan dihubungkan dengan penurunan kasus diare (53,0%) dan ISPA (27,0%). Sementara di negara berkembang hanya 39% ibu-ibu yang memberikan ASI eksklusif (UNICEF, 2011). Cakupan ASI eksklusif di Indonesia juga belum mencapai angka yang diharapkan yaitu sebesar 80%. Data dari badan penelitian dan pengembangan kesehatan 2010 menunjukkan bayi yang mendapatkan ASI eksklusif di Indonesia hanya 15,3%. Di Kota Medan, berdasarkan profil Dinas Kesehatan Kota Medan pada bulan Agustus 2011 dari 39 Puskesmas yang ada di Medan terdapat 174 (4,08%) bayi yang diberi ASI eksklusif dan terdapat 4089 (95,9%) bayi yang tidak diberi ASI eksklusif. Menurut Depkes RI (2009) Angka Kematian Bayi (AKB) yang masih cukup tinggi yaitu 35/1000 kelahiran hidup pada tahun 2007 menjadi tolak ukur penilaian
kesejahteraan suatu daerah, wilayah atau negara. Diasumsikan anak-anak tersebut meninggal karena berbagai penyebab kematian. Penyebab kematian anak-anak masih bisa diperbaiki sehingga tidak menderita berkepanjangan dan berakhir dengan kematian. Pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara eksklusif dapat mempercepat penurunan angka kematian bayi dan sekaligus meningkatkan status gizi balita yang pada akhirnya akan meningkatkan status gizi masyarakat menuju tercapainya kualitas sumber daya manusia yang memadai. Menyusui adalah suatu proses alamiah. Berjuta-juta ibu diseluruh dunia berhasil menyusui bayinya tanpa pernah membaca buku tentang ASI. Bahkan ibu yang buta huruf pun dapat menyusui anaknya dengan baik. Walaupun demikian, dalam lingkungan kebudayaan kita saat ini melakukan hal yang alamiah tidaklah selalu mudah. Menyusui akan menjamin bayi tetap sehat dan memulai kehidupannya dengan cara yang paling sehat (Utami, 2007). Dari hasil survei pendahuluan yang dilakukan, diperoleh data dari Puskesmas Mandala tahun 2011 hanya 48 bayi (1,7%) yang diberi ASI eksklusif dan pada bulan Januari sampai Agustus 2012 hanya 25 (1,6%) bayi yang diberi ASI eksklusif sementara target yang diharapkan adalah 80% tahun 2012
2
Tabel 1.1 Pencapaian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Mandala Tahun 2012. Jumlah Bulan Kelurahan bayi ASI Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agst Eksklusif (%) Bandar 358 3 3 1 2 2 0 0 0 11(3,0%) Selamat Bantan 571 1 2 2 1 0 0 0 0 6 (1,0%) Timur Bantan 402 0 1 1 1 1 0 0 0 4 (0,9%) Tembung 212 0 2 0 1 1 0 0 0 4 (1,8%) Jumlah 1543 4 8 4 5 4 0 0 0 25(1,6%) Sumber : Profil Puskesmas Mandala, 2012. Dari tabel diatas pencapaian ASI eksklusif di Kelurahan Bantan pada bulan Januari sampai Agustus dari 402 bayi hanya 4 (0,9%) bayi yang ASI eksklusif. Dari data ini memperlihatkan ketidakberhasilan ibu dalam memberikan ASI eksklusif. Adapun informasi yang diperoleh dari 7 orang ibu yang tidak memberi ASI ekslusif mengatakan alasan tidak diberi ASI eksklusif karena ASI kurang (anak pertama ada yang ASI eksklusif namun setelah anak kedua ibu merasa ASI kurang sehingga ibu memberi makanan tambahan), ibu yang bekerja mengatakan tidak sempat memberi ASI pada bayi selain itu ibu merasa kurang istirahat jika harus menyusui bayinya lagi, kurang mengetahui tentang ASI eksklusif, mengikuti kebiasaan yang memberikan madu, air putih, pisang kepada bayinya, ibu yang sudah berumur 35 tahun merasa sudah tua dan ibu mengatakan ASI nya sudah kurang jadi perlu ditambah dengan susu formula dan tidak keluarnya ASI setelah 30 menit bayi lahir sehingga penolong persalinan langsung
memberikan susu formula kepada bayi. Berdasarkan latar belakang di atas, maka perumusan masalah penelitian adalah masih rendahnya cakupan ASI eksklusif di Kelurahan Bantan sehingga ingin diteliti “Faktor apakah yang berhubungan dengan pemberian ASI Eksklusif pada bayi (06 bulan)” di Kelurahan Bantan Kecamatan Medan Tembung Tahun 2013. Tujuan penelitian untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi (0-6 bulan) di Kelurahan Bantan Kecamatan Medan Tembung Tahun 2013. Manfaat Penelitian : 1. Sebagai informasi bagi Dinas Kesehatan Kota Medan agar meningkatkan motivasi dan kinerja tenaga kesehatan khususnya di Kelurahan Bantan Kecamatan Medan Tembung. 2. Sebagai bahan masukan bagi tenaga kesehatan di Kelurahan Bantan dalam upaya peningkatan cakupan program dengan
3
3.
memberikan penyuluhan pada masyarakat tentang ASI eksklusif. Bisa dijadikan sumber referensi untuk dilakukan penelitian lebih lanjut terutama yang berhubungan dengan ASI eksklusif.
METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang dilakukan adalah deskriptif-analitik cross sectional dimana pengukuran atau pengamatan terhadap subjek penelitian dilakukan dengan sekali pengamatan (Ghazali, 1995). Populasi pada penelitian ini adalah semua ibu yang mempunyai bayi yang masih hidup umur 7-12 bulan yang berada di Kelurahan Bantan Kecamatan Medan Tembung tahun 2013. data yang diperoleh dari bulan Januari - Desember 2012 bayi yang berumur 7-12 bulan sebanyak 181 bayi. Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan cara Purposive Sampling. Berdasarkan perhitungan besar sampel, maka besar sampel minimal yang dibutuhkan untuk responden sebanyak 87 responden terdiri dari 4 responden memberikan ASI eksklusif dan 86 responden tidak memberikan ASI eksklusif. Agar data lebih akurat peneliti menambah 10% respons rate. Analisis data dilakukan secara bertahap, yaitu dengan analisis univariat dan analisis bivariat.
HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Univariat Pemberian ASI Eksklusif Berdasarkan hasil penelitian distribusi responden berdasarkan pemberian ASI eksklusif adalah sebagai berikut : Tabel 1. Distribusi Responden Berdasarkan Pemberian ASI Eksklusif di Kelurahan Bantan Kecamatan Medan Tembung Tahun 2013 Pemberian n % ASI Eksklusif ASI Eksklusif Ya 4 4,0 Tidak 96 96,0 responden yang memberikan ASI eksklusif sebanyak 4 responden (4,4%), sedangkan yang tidak memberikan ASI eksklusif sebanyak 86 responden (96,0%). Faktor Internal Hasil penelitian distribusi responden berdasarkan faktor internal adalah sebagai berikut :
4
Tabel
2.
Distribusi Responden Berdasarkan Faktor Internal Ibu di Kelurahan Bantan Kecamatan Medan Tembung Tahun 2013
Faktor Internal Tingkat Pengetahuan Baik Cukup Kurang Tingkat Pendidikan Tinggi Sedang Rendah Umur < 20 tahun 20-35 tahun >35 tahun Pekerjaan Ibu Bekerja Tidak Bekerja Paritas/Jumlah anak 1-2 anak 3-4 anak > 4 anak
n
17 76 7
terbanyak pada kelompok umur 20-35 tahun sebanyak 82 responden (82,0%), pekerjaan ibu yang tebanyak adalah ibu yang tidak bekerja sebanyak 83 responden (83,0%), dan berdasarkan jumlah anak/paritas ibu terbanyak yaitu ibu yang memiliki 1-2 orang anak sebanyak 64 responden (64,0%),
%
17,0 76,0 7,0
Faktor Eksternal Hasil penelitian distribusi responden berdasarkan faktor eksternal sebagai berikut : Tabel
15 78 7
15,0 78,0 7,0
7 82 11
7,0 82,0 11,0
17 83
17,0 83,0
64 27 9
64,0 27,0 9,0
Berdasarkan hasil penelitian dari faktor eksternal ibu terdiri dari tingkat pengetahuan, tingkat pendidikan, umur, pekerjaan, penolong persalinan. Responden yang terbanyak yaitu responden yang memiliki tingkat pengetahuan cukup sebanyak 76 responden (76,0%) dan tingkat pendidikan terbanyak pada tingkat pendidikan sedang sebanyak 78 responden (78,0%), kelompok umur
3.
Distribusi Responden Berdasarkan Faktor Eksternal Ibu di Kelurahan Bantan Kecamatan Medan Tembung Tahun 2013
Faktor Eksternal Tradisi/Kebiasaan Ibu Ada Tidak ada Penolong Persalinan Ya Tidak
n
%
77 23
77,0 23,0
76 24
76,0 24,0
Berdasarkan hasil penelitian faktor internal yaitu terbanyak ibu yang memiliki tradisi/kebiasaan yaitu sebanyak 77 responden (77,0%) sedangkan penolong persalinan paling banyak menganjurkan memberikan ASI eksklusif yaitu sebanyak76 responden (76,0%).
5
Analisis Bivariat Faktor Internal Hasil penelitian hubungan faktor internal dengan pemberian ASI eksklusif di Kelurahan Bantan
Kecamatan Medan Tembung Tahun 2013 adalah sebagai :
Tabel 4. Hubungan Faktor Internal Dengan Pemberian ASI Eksklusif di Kelurahan Bantan Kecamatan Medan Tembung Tahun 2013 Faktor Internal
Ya n
Tingkat Pengetahuan Baik Cukup Kurang Tingkat Pendidikan Tinggi Sedang Rendah Umur < 20 tahun 20-35 tahun > 35 tahun Pekerjaan Bekerja Tidak Bekerja Jumlah anak/paritas 1-2 anak 3-4 anak > 4 anak
Pemberian ASI Eksklusif Tidak Jumlah % n % n %
p
χ2
3 1 0
17,6 1,3 0,0
14 75 7
82,4 98,7 100,0
17 76 7
100,0 100,0 100,0
0,023
6,997
3 1 0
20,0 1,3 0,0
12 77 7
80,0 98,7 100,0
15 78 7
100,0 100,0 100,0
0,018
7,848
0 4 0
0,0 4,9 0,0
7 78 11
100,0 95,1 100,0
7 82 11
100,0 100,0 100,0
1,000
0,313
0 4
0,0 4,8
17 79
100,0 95,2
17 83
100,0 100,0
0,356
0,853
2 2 0
3,1 7,4 0,0
62 25 9
96,9 92,6 100,0
64 27 9
100,0 100,0 100,0
0,713
1,221
Hasil analisis hubungan antara tingkat pengetahuan ibu dengan pemberian ASI eksklusif diperoleh yang terbanyak memberikan ASI eksklusif adalah reponden yang memiliki pengetahuan baik ada sebanyak 3 responden (17,6%) dan terbanyak tidak meberi ASI eksklusif responden yang tingkat pengetahuan sedang sebanyak 75 responden (98,7%). Hasil uji statistik diperoleh nilai p=0,023 <0,05 artinya ada hubungan tingkat pengetahuan dengan pemberian ASI eksklusif.
Hasil analisis hubungan antara tingkat pendidikan dengan pemberian ASI eksklusif diperoleh yang terbanyak memberikan ASI eksklusif adalah responden yang memiliki tingkat pendidikan tinggi sebanyak 3 responden (20,0%) dan responden terbanyak tidak memberikan ASI eksklusif adalah responden dengan pendidikan sedang sebanyak 77 responden (98,7%). Hasil uji statistik diperoleh nilai p=0,018<0,05 artinya ada hubungan tingkat pendidikan dengan pemberian ASI eksklusif.
6
Hasil analisis hubungan antara umur ibu dengan pemberian ASI eksklusif diperoleh yang terbanyak memberikan ASI eksklusif yaitu ibu umur 20-35 tahun yaitu 4 responden (4,9%) dan kelompok umur yang sama dan terbanyak tidak memberikan ASI eksklusif yaitu 78 responden (95,1%). Hasil uji statistik diperoleh nilai p=1,000>0,05 artinya tidak ada hubungan yang bermakna antara umur dengan pemberian ASI eksklusif, Hasil analisis hubungan antara pekerjaan ibu dengan pemberian ASI eksklusif diperoleh yang terbanyak memberikan ASI eksklusif pada ibu. yang tidak bekerja sebanyak 4 responden (4,8%) dan 79 responden Faktor Eksternal Hasil penelitian hubungan faktor eksternal dengan pemberian ASI eksklusif di Kelurahan Bantan
(95,2%) yang tidak memberikan ASI eksklusif. Hasil uji statistik diperoleh nilai p=0,356>0,05 artinya tidak ada hubungan pekerjaan dengan pemberian ASI eksklusif. Hasil analisis hubungan antara jumlah anak/paritas dengan pemberian ASI eksklusif diperoleh ibu yang memiliki anak 1-2 dan 2-3 anak ada 2 responden dan yang memiliki anak 1-2 ada 62 responden (96,9%) tidak memberikan ASI eksklusif. Hasil uji statistik diperoleh nilai p=7,13>0,05 artinya tidak ada hubungan jumlah anak/paritas dengan pemberian ASI eksklusif.
Kecamatan Medan Tembung Tahun 2013 adalah sebagai berikut :
Tabel 5. Hubungan Faktor Eksternal Dengan Pemberian ASI Eksklusif di Kelurahan Bantan Kecamatan Medan Tembung Tahun 2013
Faktor Eksternal
Ya n
Tradisi/kebiasaan Ada Tidak ada Penolong Persalinan Ya Tidak
Pemberian ASI Eksklusif Tidak Jumlah % n % n %
0 4
0,0 17,4
77 19
100,0 82,6
77 23
100,0 100,0
4 0
5,5 0,0
69 27
94,5 100,0
73 15
100,0 100,0
Hasil analisis hubungan antara tradisi/kebiasaan ibu dengan pemberian ASI eksklusif diperoleh ibu yang terbanyak memberikan ASI eksklusif adalah ibu yang tidak memiliki tradisi/kebiasaan ada sebanyak 4 responden (17,4%) dan ibu
P
χ2
0,002
13,949
0,214
1,541
yang memiliki tradisi/kebiasaan ada 77 responden dan tidak satupun yang memberikan ASI eksklusif. Hasil uji statistik diperoleh nilai p=0,002<0,05 artinya ada hubungan yang bermakna tradisi/kebiasaan dengan pemberian ASI eksklusif. 7
Hasil analisis hubungan antara penolongpersalinan menganjurkan atau tidak menganjurkan memberikan ASI eksklusif. Yang terbanyak memberikan ASI eksklusif adalah penolong persalinan yang menganjurkan memberikan ASI eksklusif ada 4 responden (5,5%) dan ada 69 responden (94,5%) yang tidak memberikan ASI eksklusif. Hasil uji statistik diperoleh nilai p=0,214>0,05 artinya tidak ada hubungan penolong persalinan dengan pemberian ASI eksklusif.
kepada ibu hamil dan menyusui melalui petugas kesehatan dalam upaya meningkatkan pengetahuan tentang ASI eksklusif dan dampak pemberian makanan dan minuman lain kepada bayi. 3. Hendaknya kebiasaan-kebiasaan yang ada dimasyarakat dalam pemberian makanan/minuman selain ASI kepada bayi di Kelurahan Bantan Kecamatan Medan Tembung dikontrol seketat mungkin agar tidak menyesatkan bagi masyarakat.
KESIMPULAN 1. Hanya ada 4 responden (4,0%) yang memberikan ASI eksklusif dan 86 responden (96,0%) yang tidak memberikan ASI eksklusif. 2. Faktor tingkat pengetahuan, tingkat pendidikan dan tradisi/kebiasaan merupakan faktor yang berhubungan dengan pemberian ASI eksklusif di Kelurahan Bantan Kecamatan Medan Tembung Tahun 2013. 3. Faktor umur, pekerjaan, paritas dan penolong persalinan tidak ada hubungan yang bermakna dengan pemberian ASI eksklusif di Kelurahan Bantan Kecamatan Medan Tembung Tahun 2013.
DAFTAR PUSTAKA Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, KemenKes RI. 2011. Laporan Riset Kesehatan Dasar 2010. http: //www.litbang .depkes.go .id/ sites /download/bukulaporan/ lapnas_riskesdas2010/Laporan _riskesdas_2010.pdf. diakses 10 September 2012. Departemen Kesehatan RI. 2009. Air Susu Ibu Membentuk Pertumbuhan,Perkembangan dan Kecerdasan Anak, Jakarta. Dinas Kesehatan. 2012. Buku Laporan Dinas Kesehatan Kota Medan 2011, Medan. Ghazali MV, dkk. 1995. Studi Cross Sectional. Dalam Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis, Editor Sastroasmoro & Ismael S. Penerbit Sagung Seto. Madiyono B, dkk. 2011. Perkiraan Besar Sampel. Dalam DasarDasar Metodologi Penelitian Klinis, Editor Sastroasmoro S & Ismael S. Penerbit Sagung Seto, Jakarta.
SARAN 1. Meningkatkan kerjasama Dinas Kesehatan Kota Medan dengan Rumah sakit, Puskesmas dan Klinik bersalin dalam melakukan dalam melakukan pengawasan untuk meningkatkan program ASI eksklusif. 2. Meningkatkan penyuluhan dan konseling kepada ibu-ibu terutama
8
Puskesmas Mandala. 2012. Profil Puskesmas Mandala Tahun 2011, Medan. Sadjaja. 2009. Kamus Gizi Pelengkap Kesehatan Keluarga. Penerbit Kompas, Jakarta. UNICEF. 2011. Breastfeeding. http: / / www.unicef. org / nutrition / index24824 . html. diakses 3 Agustus 2012. Utami R. 2007. Panduan Praktis Menyusui. Penerbit Niaga Swadaya, Jakarta. WHO. 2011. Exclusive Breasfeeding. http://www.int/nutrition/topice xclusive_ _breasfeeding/en. diakses 3 September 2012.
9