JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 3, Nomor 1, Januari 2015 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
Faktor Risiko Kejadian Unmet Need KB di Desa Keseneng Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang Sohibun
[email protected]
Background: The largest percentage of unmet need for family planning in Keseneng village Sumowono sub-district Semarang Regency is 31.7%. Objectives: The objectives of this study is analyze the factors associated with unmet need for family planning in Keseneng Villlage Sumowono Sub-district Semarang Regency. Methods: This study is an explanatory research with a case control study design. The population is marriage female 15-49 years, amounting to 287 people. The sample size of case group and control groups respectively 29 married women. The simple random sampling method was adopted. Analysis of the data descriptively and analytically using the Chi Square ( X2 ) at significance level α= 5%. Results: the percentage of unmet need for family planning due to limiting pregnancy is 100,0%. The variables have difference in the proportion of unmet need for family planning is the husband's support of contraception (p= 0.044 ; OR= 6.1; 95 % CI= 1.2 to 31.2) and women’s Information Education and Communication of contraceptive was received (p= 0.004; OR= 5,9 95%CI 1,9 – 18,7). The variables have not difference in the proportion of unmet need for family planning is the knowledge of contraception (p= 0.297; OR= 2.8; 95 % CI= 0.6 to 11.9 ), discussion of family planning in the family (p= 0.101 ; OR = 2.9 ; 95 % CI = 0.9 to 8.9 ), and the side effects of contraception (p= 0.289 ; OR= 2.0; 95 % CI= 0.7 to 5.8 ). Conclusions : The variables have difference in the proportion of unmet need for family planning is the husband's support of contraception and women’s Information Education and Communication of contraceptive was received. Suggestion: necessary counseling for husband the importance of providing support and wife in terms of discussions about contraception and family planning, and increasing the Communication Information Education on risk if occur pregnancy when not using contraception during still menstruation, also giving information about knowledge of contraception , especially in terms of types of female condoms , side effects of contraceptive ( high blood pressure , hair loss , and sensitive / irritable ) and resources contraception ( mass media , pharmacy , electronic media) Keywords: unmet need, family planning, Bibliography: 78, 1989-2014 PENDAHULUAN
kesenjangan
Menurut WHO, unmet need KB
perempuan (1)
antara dan
niat
reproduksi
perilaku
kontrasepsi
adalah wanita yang subur dan aktif secara
mereka.
seksual
menggunakan
Statistik Indonesia, kebutuhan KB yang
metode kontrasepsi, sedangkan mereka
tidak terpenuhi (unmet need KB) adalah
menyatakan tidak ingin punya anak lagi
persentase perempuan usia subur yang
atau
tidak ingin mempunyai anak lagi, atau ingin
namun
ingin
tidak
menunda anak
berikutnya.
Unmet need KB menunjukkan adanya
706
Sedangkan
menurut
Data
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 3, Nomor 1, Januari 2015 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
menunda kelahiran berikutnya, tetapi tidak memakai alat/cara KB.
Variabel dependent pada penelitian
(2)
ini adalah
Menurut SDKI 2012, ada beberapa
unmet
need KB.
Variabel
independent terdiri pengetahuan tentang
alasan individu tidak menggunakan metode
kontrasepsi,
KB.
kontrasepsi, diskusi KB dalam keluarga,
Diantaranya
banyak
alasan
dengan
mencakup
suami
tentang
yang
paling
adalah
yang
efek
kesuburan
yang
kontrasepsi yang diterima wanita PUS.
dikemukakan
berkaitan
dukungan
pramenopause
dan
samping
pengambilan
kontrasepsi,
data
dengan
dan
KIE
wawancara
histerektomi, keinginan memiliki banyak
menggunakan kuesioner. Data dianalisis
anak, efek samping dari kontrasepsi yang
menggunakan
digunakan, kekhawatiran terhadap efek
pendekatan continuity correction.
uji
chi-square
dengan
samping. Serta bagi pria alasan tidak berKB karena berkaitan dengan kesuburan
HASIL DAN PEMBAHASAN
dan terkait dengan alat/cara KB. Alasan
1. Karakteristik responden
lainnya
meliputi
responden
yang Variabel
menentang memakai kontrasepsi (individu
f
menolak, suami/pasangan menolak, orang lain menolak, larangan agama), kurang pengetahuan (alat/cara KB, sumber), jarak yang jauh dari tempat pelayanan, biaya
Umur
15 – 19 Tahun 20 – 35 Tahun 36 – 49 Tahun
Tingkat Pendidikan
Tidak sekolah
kontrasepsi terlalu mahal, dan merasa tidak nyaman.(3) Pekerjaan
SUBJEK DAN METODE
Kategori
Penelitian ini merupakan penelitian
Tidak tamat SD Tamat SD Tamat SMP Tamat SMA IRT Tani Wiraswasta TNI/Polri
explanatory research dengan desain case
Pendapatan <1.050.000
control study. Populasi peneltian ini adalah
≥1.050.000
wanita pasangan usia subur (PUS) di Desa
kontrol
kasus
masing-masing
3,4
1
3,4
4 13,8
0
0,0
21 5 2 16 10 3 0 23 6
72,4 17,2 7,0 55,2 34,5 10,3 0,0 79,3 20,7
18 2 4 13 14 1 1 26 3
62,1 6,9 13,8 45,0 48,2 3,4 3,4 89,7 10,3
kelompok umur 36–49 tahun 69,0%, tingkat
dan kelompok 29
1
kelompok unmet need KB, persentase
berjumlah 287 orang. Sampel yang diambil kelompok
% 0 0,0 9 31,0 20 69,0
Bukan Unmet Need KB f % 2 6,9 15 51,7 12 41,4
Berdasarkan tabel di atas, pada
Keseneng Kecamatan Sumowono yang
untuk
Unmet Need KB
pendidikan
orang.
hanya
tamat
SD
62,1%,
pekerjaan sebagai petani 48,2%, dan
Pengambilan sampel menggunakan teknik
pendapatan <1.050.000 sebesar 89,7%.
simple random sampling.
Sedangkan pada kelompok bukan unmet need KB, persentase kelompok umur 20– 707
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 3, Nomor 1, Januari 2015 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
35 tahun sebesar 51,7%, hanya tamat SD
sebagai ibu rumah tangga (55,2%), dan
72,4%,
pendapatan <1.050.000 sebesar 79,3%.
pekerjaan
responden
terbesar
2. Uji beda proporsi variabel penelitian menggunakan uji chi-square. No
Variabel
1
Perbedaan proporsi pengetahuan tentang kontrasepsi antara unmet need KB dan bukan unmet need KB Perbedaan proporsi dukungan suami tentang kontrasepsi antara unmet need KB dan bukan unmet need KB Perbedaan proporsi diskusi KB dalam keluarga antara unmet need KB dan bukan unmet need KB Perbedaan proporsi efek samping kontrasepsi antara unmet need KB dan bukan unmet need KB Perbedaan proporsi KIE kontrasepsi yang diterima wanita PUS antara unmet need KB dan bukan unmet need KB
2
3
4
5
p
Berdasarkan
hasil
uji
95%CI
0,297
2,7
0,6 – 11,9
0,044
6,1
1,2 – 31,2
0,101
2,9
0,9 – 8,9
0,289
2,0
0,7 – 5,8
0,004
5,8
1,9 – 18,7
Hasil Pengetahuan Tentang Kontrasepsi
OR
penelitian
ini
seirama
dengan penelitian yang dilakukan oleh
statistik
Fitria
(2010),
serta
penelitian
yang
menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan
dilakukan oleh Aruan (2011) bahwa tidak
proporsi
tentang
terdapat hubungan pengetahuan tentang
kontrasepsi antara unmet need KB dan
keluarga berencana dengan unmet need
bukan unmet need KB (pvalue= 0,297).
KB. (4, 5)
OR
pengetahuan
pada
kontrasepsi tentang
pengetahuan 2,7
artinya
kontrasepsi
tentang
Dalam penelitian ini, pengetahuan
pengetahuan
bukan menjadi faktor penentu terjadinya
mungkin
dapat
unmet need KB atau bukan unmet need
menjadi faktor risiko sebesar 2,7 kali,
KB. Albertus (2011) menyebutkan bahwa
namun pada 95%CI 0,6 – 11,9 (lower limit
hanya dengan berbekal pengetahuan saja
dibawah 1) sehingga secara statistik
tidak cukup untuk berperilaku, masih ada
bahwa pengetahuan tentang kontrasepsi
faktor lain yang mempengaruh perilaku
bukan sebagai faktor risiko kejadian
yaitu motivasi.(6) Wanita PUS dengan
unmet need KB.
pengetahuan
yang
baik
tentang
kontrasepsi tidak secara otomatis akan 708
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 3, Nomor 1, Januari 2015 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
menggunakan
kontrasepsi,
tapi
perlu
nilai
OR
6,1
dengan
95%CI=
1,2–
dorongan dari dalam diri maupun dari
31,2(lower limit di atas 1) sehingga
orang lain sehingga timbul keinginan atau
secara statistik dukungan suami tentang
motivasi untuk menggunakan kontasepsi.
kontrasepsi terdapat hubungan sebagai
Di Desa Keseneng terdapat satu tempat
faktor risiko kejadian unmet need KB,
untuk
artinya wanita PUS yang suami tidak
mendapatkan
kontrasepsi
yaitu
di
pelayanan Pustu
Desa
mendukung
tentang
kontrasepsi
Keseneng. Jarak antara Pustu dengan
berkecenderungan terjadi unmet need 6,1
salah satu dusun di Desa Keseneng yaitu
kali lebih besar dibandingkan dengan
dusun Telawah kurang lebih 3 km dengan
wanita PUS yang suaminya mendukung
wilayah perbukitan. Keadaan geografis
tentang kontrasepsi dengan probabilitas
tersebut dapat membuat PUS menjadi
serendah-rendahnya 1,2 kali dan setinggi-
merasa enggan untuk berkunjung ke
tingginya 31,2 kali untuk terjadi unmet
Pustu
need
untuk
mendapatkan
pelayanan
KB.
Dengan
demikian
dapat
kontrasepsi jika tanpa motivasi yang kuat,
dikatakan bahwa ada kecenderungan
baik dari dalam diri, suami, maupun orang
suami yang tidak mendukung tentang
sekitarnya. Faktor lainnya adalah umur
kontrasepsi cenderung terjadi unmet need
wanita PUS. Lebih dari setengah dari
KB. Hasil penelitian ini sejalan dengan
seluruh responden berusia lebih dari 35 tahun (55,2%). Dengan usia yang hampir
penelitian
Muniroh
menopause beranggapan bahwa mereka
penelitiannya dengan desain deskriptif
sudah tidak subur lagi. Hal ini didukung
kualitatif menjelaskan bahwa dukungan
dalam penelitian ini, sebanyak 62,1%
suami sangat berkaitan erat dengan
responden mengatakan bahwa alasan
unmet need KB. Rendahnya dukungan
tidak memakai kontrasepsi adalah karena
suami yang mengakibatkan banyaknya
alasan tidak subur lagi.
kasus unmet need KB. Dukungan yang dimaksud
Dukungan Suami Tentang Kontrasepsi
dukungan
pvalue= 0,044 <0,05 sehingga Ho ditolak
dukungan
tersebut
instrumental
berupa
memberikan biaya untuk menggunakan
yang berarti secara statistik terdapat proporsi
penelitian
dalam
adalah berupa dukungan emosional, serta
Hasil uji statistik diketahui bahwa
perbedaan
dalam
dkk,
kontrasepsi MOW. (7)
suami
Variabel dukungan suami tentang
tentang kontrasepsi antara unmet need
kontrasepsi
KB dan bukan unmeet need KB. Hasil
diberikan
analisis faktor risiko didapatkan bahwa
meliputi
suami kepada
memberikan biaya 709
dukungan istri
yang berupa
untuk membeli alat
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 3, Nomor 1, Januari 2015 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
KB (80,8%), mengantarkan ke tempat
terjadi unmet need KB 1,1 kali lebih besar
pelayanan
dan
daripada wanita PUS yang melakukan
persentase terendah yaitu mengingatkan
diskusi KB.(8) Penelitian ini juga tidak
atau menyarankan untuk menggunakan
sejalan dengan penelitian oleh Isa (2009)
KB (38,2%). Rendahnya dukungan suami
yang menggunakan data SDKI 2007 yang
tentang
menyebutkan
kesehatan
kontrasepsi
(57,4%),
dalam
bentuk
bahwa
pada
tingkat
mengingatkan atau menyarankan istri
kepercayaan 95%, ada pengaruh diskusi
untuk menggunakan kontrasepsi harus
KB dengan unmet need KB. Adanya
menjadi perhatian bagi tenaga kesehatan,
diskusi antara pasangan di dalam rumah
mengingat bahwa pelaksanaan program
tangga antara pasangan mengenai KB
KB bukan hanya bagi istri saja, tetapi
akan mempermudah proses pengambilan
suami juga berkewajiban berpartisipasi
keputusan dalam menggunakan alat atau
dan mendukung dalam program KB.
cara KB tertentu, dan merupakan proses utuk mencapai preferensi fertilitas yang
Diskusi KB Dalam Keluarga
diinginkan bersama sekaligus mengurangi
Hasil uji statistik diketahui pvalue= 0,101>0,05
maka
Ho
diterima
kemungkinan kejadian unmet need KB
yang
bagi pasangan tersebut.(9)
secara statistik tidak terdapat perbedaan proporsi
diskusi
KB
dalam
Dalam penelitian ini, wanita PUS
keluarga
yang melakukan diskusi dengan yang
antara unmet need KB dan bukan unmet
tidak melakukan diskusi proporsi untuk
need KB. OR diskusi KB dalam keluarga 2,9
menjelaskan
mungkin
dapat
bahwa sebagai
diskusi faktor
terjadi unmet need sama besar yaitu
KB
masing-masing 51,7% dan 48,3%. Dalam
risiko
penelitian ini,
sebesar 2,9 kali, namun pada 95%CI 0,9–
melakukan diskusi KB walaupun hanya
8,9 (lower limit dibawah 1) sehingga
satu kali selama kehidupan berkeluarga,
secara statistik diskusi KB dalam keluarga
demikian juga dengan kedalaman isi
bukan sebagai faktor risiko kejadian
diskusi yang tidak diukur, misalnya PUS
unmet need KB. Hal ini tidak sejalan
membicarakan
dengan penelitian oleh Shah (2003)
pvalue<0,05
bahwa
tentang
merencanakan
jumlah anak saja, tanpa membicarakan
dengan tingkat kepercayaan 95% (α=5%) diperoleh
PUS dianggap telah
tentang hal KB.
ada
. Efek Samping Kontrasepsi
hubungan diskusi KB dalam keluarga
Hasil uji statistik diketahui pvalue=
dengan unmet need KB. Dalam penelitian tidak
0,289 > 0,05 maka Ho diterima yang
melakukan diskusi KB berkecenderungan
secara statistik tidak ada perbedaan
tersebut
wanita
PUS
yang
710
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 3, Nomor 1, Januari 2015 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
proporsi efek samping kontrasepsi pada
tidak menjadi penyebab responden untuk
kelompok unmet need KB dan bukan
tidak
unmet need KB. OR pada variabel efek
Responden
samping kontrasepsi ini sebesar 2,0
samping, tetapi bagi beberapa responden
menunjukkan
tidak
bahwa
efek
samping
menggunakan mungkin
menjadi
kontrasepsi. mengalami
alasan
untuk
efek
berhenti
kontrasepsi mungkin dapat menjadi faktor
menggunakan kontrasepsi. Misalnya saat
risiko sebesar 2 kali, namun pada 95%CI
wawancara, responden yang mengalami
0,7–5,8 (lower limit di bawah 1) sehingga
efek samping gangguan haid pada awal
secara statistik efek samping kontrasepsi
pemakaian tetap membiarkan hal tersebut
bukan sebagai faktor risiko kejadian
terjadi. Beberapa responden beralasan
unmet need KB.
bahwa efek samping seperti itu bisa
Penelitian
ini
berbeda
dengan
hilang dengan sendirinya. Pengetahuan
penelitian oleh Kandel (2012). Dalam
tentang
penelitian
beberapa
ketika responden berkunjung ke tempat
variabel
pelayanan kontrasepsi. Hal ini didukung
takut efek samping (fear of side effect).
data hasil penelitian bahwa sebanyak
Dalam penelitian menerangkan bahwa
62,1%
ada
samping
diperoleh melalui dokter/bidan praktik
kontrasepsi dengan unmet need KB
swasta. Di Desa Keseneng memang
(pvalue=
menemukan
sudah tersedia sarana kesehatan yaitu
bahwa dari 63 responden yang unmet
puskesmas pembantu (Pustu) dan disana
need KB, sebanyak 55,9% diantaranya
terdapat bidan yang bertugas. Sehingga
karena
kebanyakan
Kandel
variabel,
meneliti
diantaranya
hubungan
takut
0,010).
merasa
samping
adalah
Kandel
takut
kontrasepsi
responden
efek
terhadap dan
melaporkan
efek 14,3%
informasi
menggunakan
dapat
tentang
responden
diperoleh
kontrasepsi
ketika
kontrasepsi
akan
mendatangi
efek
tempat tersebut yang jika dibandingkan
samping menjadi alasan untuk tidak
dengan tempat lain seperti rumah sakit,
menggunakan kontrasepsi.(10)
puskesmas, atau dokter praktik swasta,
Dalam
takut
kontrasepsi
penelitian
ini
proporsi
Pustu Desa Keseneng lebih terjangkau.
responden yang mengalami efek samping kontrasepsi sebesar
terjadi
51,7%,
unmet
tidak
need
jauh
KIE Kontrasepsi yang diterima Wanita
KB
PUS
berbeda
Hasil uji statatistik
dengan persentase responden yang tidak mengalami yaitu
efek
samping
sebesar
48,3%.
pvalue= 0,004 < 0,05 sehingga Ho ditolak
kontrasepsi Hal
diperoleh
yang
ini
berarti
secara
statistik
ada
perbedaan proporsi KIE kontrasepsi yang
menggambarkan bahwa efek samping 711
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 3, Nomor 1, Januari 2015 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
diterima wanita PUS antara unmet need
dikarenakan
KB dan bukan unmet need KB. Dengan
kesehatan yang hanya memberikan KIE
kata lain, perbedaan proporsi tersebut
kontrasepsi jika wanita PUS mendatangi
bukan terjadi secara kebetulan, namun
tempat
ada beda proporsi yang bermakna secara
memperoleh pelayanan kontrasepsi atau
statistik. OR 5,8 menunjukkan bahwa
wanita PUS yang datang karena keluhan
wanita PUS yang tidak memperoleh KIE
kesehatan dari penggunaan kontrasepsi,
kontrasepsi berkecenderungan berisiko
dan tidak ada kegiatan rutin pengadaan
terjadi unmet need KB 5,8 kali lebih besar
kegiatan
daripada wanita PUS yang memperoleh
sehingga
KIE kontrasepsi. Pada 95%CI 1,9 – 18,7
memperoleh informasi tentag kontrasepsi.
(lower limit di atas 1) sehingga secara
Faktor yang kedua adalah dari wanita
statistik KIE kontrasepsi yang diterima
PUS. Seperti yang telah diketahui bahwa
wanita PUS terdapat hubungan sebagai
wanita PUS di Desa Keseneng banyak
faktor risiko kejadian unmet need KB
yang bekerja sebagai petani. Mereka
dengan
bekerja pagi dan pulang saat sore hari.
kecenderungan
serendah-
dari
pelayanan
KIE
petugas/tenaga
kesehatan
kontrasepsi
wanita
di
PUS
untuk
desa, kurang
rendahnya 1,9 kali dan setinggi-tingginya
Dengan
18,7 kali terjadi unmet need KB.
langsung membuat wanita PUS tidak
KIE
kontrasepsi
yang
diterima
kegiatan
seperti
itu
secara
punya waktu untuk mengikuti kegiatan
wanita PUS dalam penelitian ini meliputi
KIE
pengertian
tujuan
kesehariannya di tempat kerja. Selain itu,
kontrasepsi, jenis-jenis kontrasepsi, efek
peran kader di Desa Keseneng masih
samping kontrasepsi, penanganan efek
kurang, khususnya dalam hal pemberian
samping kontrasepsi, teknik pemakaian
informasi terkait dengan KB. Bila peran
kontrasepsi, dan tempat di mana individu
kader meningkat maka akan sangat
dapat
membantu petugas kesehatan setempat
kontrasepsi,
memperoleh
kontrasepsi.
pelayanan
Berdasarkan
data
hasil
dalam
apabila
meningkatkan
penelitian diketahui bahwa persentase
kontrasepsi
responden
Keseneng.
yang
sama
memperoleh
KIE
setengahnya
(44,8%).
sekali
kontrasepsi Hal
ini
tidak
dilaksanakan
wanita
karena
pengetahuan
PUS
di
Desa
hampir KESIMPULAN
dapat
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
disebabkan oleh dua faktor, yaitu dari
secara statistik
tenaga kesehatan dan dari wanita PUS.
perbedaan
Tingginya persentase wanita PUS yang
variabel yang terdapat
proporsi
antara
kelompok
unmet need KB dan bukan unmet need
tidak memperoleh KIE kontrasepsi dapat 712
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 3, Nomor 1, Januari 2015 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
KB adalah dukungan suami tentang
8. Shah MA, Shah NM, Menon I. Unmet Need for Contraception in Kuwait: a Developing Country Without a Family Planning Program. International Journal of Gynecology and Obstetrics. 2003;83:335–8.
kontrasepsi dan KIE kontrasepsi yang diterima wanita PUS. DAFTAR PUSTAKA 1. WHO. Unmet Need for Family Planning. Diakses dari: http://www.who.int/reproductivehealth/ topics/family_planning/unmet_need_fp /en/.(online).2014.
9. Isa M. Determinan Unmet Need Keluarga Berencana di Indonesia: Analisis Data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2007. Jakarta: Universitas Indonesia; 2009.
2. Data Statistik Indonesia. Keluarga Berencana: Pengertian dan Istilah KB. Diakses dari: http://www.datastatistikindonesia.com/portal/index.php? option=com_content&task=view&id=3 30&Itemid=330.(online).2014.
10. Kandel NR. Unmet Need for Contraception and its Associated Factors among Married Women of Reproductive Age in Simichaur VDC of Gulmi District. Health Prospect. 2012;11:1.
3. BKKBN. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012. 2013. 4. Ismail A, Fitria D. Faktor –faktor yang Berhubungan dengan Terjadinya Unmet Need KB pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Kelurahan Sempaja Selatan Kecamatan Samarinda Utara Tahun 2010.2010. 5. Aruan R. Analisis Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Unmet Need KB Di Kelurahan Kemijen Kecamatan Semarang Timur Tahun 2011. Semarang: Universitas Diponegoro; 2011. 6. Albertus DK. Pendidikan Karakter di Zaman Keblinger. Jakarta: Grasindo : Gramedia Widiasarana Indonesia; 2011 7. Muniroh ID, Luthviatin N, Istiaji E. Dukungan Sosial Suami Terhadap Istri Untuk Menggunakan Alat Kontrasepsi Medis Operasi Wanita (Mow) (Studi Kualitatif Pada Pasangan Usia Subur Unmet Need Kb Di Kecamatan Puger Kabupaten Jember). e-Jurnal Pustaka Kesehatan. 2014;2(1).
713