FAKTOR PAJANAN DI TEMPAT KERJA DERMATITIS KONTAK IRITAN (Dermatitis Kontak Iritan ditinjau dari aspek Kedokteran Okupasi) Oleh: Dewi Sumaryani Soemarko
Pendahuluan Dermatitis Kontak Iritan 80% disebabkan oleh zat iritan. Zat iritan ini biasanya zat kimia atau zat fisik lain yang dapat membuat lapisan kulit rusak. Contohnya reaksi fototoksik, pajanan akut zat iritan kuat (asam, basa, zat oksidan) atau pajanan kronik , pajanan kumulatif kronik zat iritan sedang (mild) seperti air, deterjen, zat pembersih Kasus Dermatitis Kontak iritan di tempat kerja merupakan kasus terbanyak dari gangguan kulit. Berdasarkan hasil penelitian di sebuah Rumah Sakit di Jakarta ditemukan 65.4% petugas pembersih menderita Dermatitis Kontak Iritan Kronik Tangan (Kamsah Ginting, 2004)
Jenis pekerjaan dan Bahaya Potensial (Occupational Hazards) di tempat kerja Berikut di bawah ini Tabel Jenis Pekerjaan dan pajanan penyebab Dermatitis di tempat kerja, Tabel 1.Jenis Pekerjaan dan Pajanan Penyebab Dermatitis No
Jenis Pekerjaan Agrikultural Artist Automobile and aircraft industry
Pajanan Pupuk kimia (Artificial fertilizers), disinfectants, pesticides, pembersih (cleaners), gasoline, diesel oil, tanaman (plants) dan rerumputan (grains) Solvents, clay, plaster Solvents, cutting oils, paints, hand cleansers
Bakers and confectioners
tepung, detergents
Bartender Bookbinders: Butchers Cabinet makers, and carpenters Cleaners: Coal miners: Construction workers Cooks and caterers Dentists and dental technicians Dry cleaners Electricians Electroplaters
Detergents, wet work Solvents, glues Detergents, meat, waste Glues, detergents, thinners, solvents, wood preservatives Detergents, solvents, wet work Dust (coal, stone), wet conditions Cement Detergents, vegetable juices, wet work Detergents, hand cleansers, wet work Solvents Soldering fluxes Acids, alkalis
1
Floor-layers: Florists and gardeners Hairdressers Hospital workers Homemakers Jewellers Mechanics Metal workers Nurses Office workers Painters Photography industry Plastics workers Printers Rubber workers: Shoemakers: Tannery workers: Textile workers: Veterinarians and slaughterhouse
Solvents Manure, artificial fertilizers, pesticides, wet work Permanent wave solutions, shampoos, bleaching agents, wet work Detergents, disinfectants, foods, wet work Detergents, cleansers, foods, wet work Detergents, solvents Oils, greases, gasoline, diesel fuel, cleaners, solvents Cutting oils, solvents, hand cleansers Disinfectants, detergents, wet work Solvents, (photocopiers, adhesives) Solvents, thinners, wallpaper adhesives, hand cleansers Solvents, wet work Solvents, acids, styrene, oxidizing agents Solvents Solvents, talc, zinc stearate, uncured rubber Solvents Acids, alkalis, reducing and oxidizing agents, wet work Fibres, bleaching agents, solvents Disinfectants, wet work, animal entrails and secretions
Sumber: Canadian Centre for Occupational Health and Safety, 2008
Penyebab dermatitis Kontak Iritan dapat juga dibagi menjadi: Produk dari hewan, Kosmetik, Penghilang lemak (Degreasing agents),Detergen, debu, makanan (Foods), Gesekan (Friction), Kelembaban rendah (Low humidityefe), larutan mengandung logam (Metal working fluids), Pelarut (Solvents), Tear gases, pengobatan topikal, air dan pekerjaan di situasi basah (Water and wet work)
Toksikokinetik dan Toksikodinamik Bahaya Potensial di tempat kerja Zat penyebab gangguan kesehatan di tempat kerja disebut dengan bahaya potensial (hazard). Pada umumnya penyebab dermatitis Kontak Iritan adalah zat iritan atau yang dikenal sebagai zat korosif dalam ilmu kimia. Zat ini bentuknya dapat padat, cair atau gas/uap,dan jenisnya dibagi sebagai bahan anorganik atau bahan organik. Bahan organik biasanya berbentuk cair dan sering dikenal dengan nama pelarut organik.
Pelarut organik memiliki kemampuan melarutkan lemak sehingga dapat menyebabkan defatting kulit yang hebat, lalu akan timbul dermatitis dengan tanda-tanda: kulit kering, bersisik dan fisura. Gejala tersebut timbul terutama pada kulit yang kontak berulang dan lama seperti pada pekerja yang menggunakan pelarut untuk membersihkan dan degreasing, atau pekerja yang mencuci tangannya dengan pelarut untuk menghilangkan lem, plastik atau material lain dari kulitnya.
2
Bahan asam dapat merusak kulit melalui mekanisme terbakar, sehingga efek yang ditimbulkan seperti luka bakar. Sedangkan bahan basa merusak kulit melalui mekanisme penyabunan, sehingga efek yang ditimbulkan seperti luka yang terus terus merusak, kulit dari lapisan luar ke lapisan terdalam sampai bahan kimia basa itu habis.
Selain faktor jenis bahan kimia dan berapa konsentrasi serta jumlah bahan tersebut yang menjadi penyebab Dermatitis Kontak, perlu diperhatikan lama kontak pajanan yaitu lama bahan kimia berkontak dengan kulit serta seberapa sering kulit berkontak dengan pajanan tersebut. Dan perlu juga diperhatikan bagaimana dengan struktur kulit dari pekerja, apakah normaldan intak atau tidak intak serta adakah faktor individu lainnya seperti genetik, kebiasaan dan lainnya
Diagnosis Okupasi untuk menegakkan Penyakit Akibat Kerja(PAK) atau diperberat oleh Pekerjaan atau Bukan PAK Sistematika penentuan Diagnosis suatu penyakit termasuk ke dalam penyakit akibat kerja atau bukan sudah diperkenalkan oleh PERDOKI sejak tahun 2008 yang lalu. Ada 7 langkah Diagnosis Okupasi yang harus dilakukan, yaitu penentuan Diagnosis Klinis, Pajanan yang ada di tempat kerja, evidence based antara pajanan di tempat kerja dengan diagnosis klinis yang ada, penentuan kecukupan pajanan dapat menimbulkan diagnosis klinis, faktor indicidu yang berpengaruh, pajanan lain di luar tempat kerja yang sama dengan pajanan penyebab diagnosis klinis, penentuan Diagnosis okupasi(PAK Diperberat oleh pekerjaan, bukan PAK dan masih membutuhkan data tambahan
Pencegahan Dematitis Kontak Iritan Penceghan dilakukan dengan prinsip 5 level of prevention yang saat ini pembagian tingkat primer, sekunder dan tersier. Pencegahan tingkat primer bertujuan •
mencegah pajanan bahan yang menyebabkan sensitisasi di lingkungan kerja.
•
Penghilangan atau modifikasi risiko dari pajanan bahan berbahaya sebelum penyakit terjadi.
3
•
melakukan eliminasi dan reduksi pajanan zat berbahaya dan ditujukan pada timbulnya penyakit : hindari bahan penyebab, pakai alat pelindung diri, tingkatkan kapasitas pekerja yang dapat meminimalisasi risiko sebelum sensitisasi terjadi. Contohnya Penyuluhan tentang Perilaku kesehatan, Faktor bahaya ditempat kerja, Perilaku kerja yang baik ; Olah Raga; Gizi seimbang; Pengendalian melalui perundang2 an, pengendalian administratif/organisasi (Rotasi/pembatasan jam kerja), pengendalian teknis (Substitusi,Isolasi,Ventilasi), mengerti tentang MSDS dan cara proses/kerja yanng baik dan benar, Penggunaan Alat Pelindung Diri
Alat Pelindung Diri terdiri dari Apron pelindung yang impermeable, Sarung tangan yang tahan bahan kimia yaitu jenis natural rubber, butyl rubber, chloroprene, nitrile, fluorocarbon; atau berbagai plastik: polyvinyl chloride, polyvinyl alcohol, polyethylene. Pencegahan tingkat sekunder bertujuan
menilai dampak pekerjaan dan
temukan
penyakit sedini mungkin dengan identifikasi perubahan preklinik suatu penyakit (mencegah penyakit atau penyakit kambuh), contohnya : Pemeriksaan pra-kerja dengan mencatat riwayat penyakit kulit sebagai penyulit (dermatitis, psoriasis) Pemeriksaan berkala, Surveilans, Pemeriksaan lingkungan secara berkala, Pengobatan segera bila
ditemukan adanya gangguan kesehatan pada pekerja, Pengendalian segera ditempat kerja dan return to wok. Perlindungan Kulit perlu diperhatikan seperti mencuci tangan dengan air biasa & bilas dengan sempurna, Jangan mencuci tangan dengan deterjen, gunakan sarung tangan yang utuh & bersih, dan sesuai dengan pajanan yang ada, gunakan sarung tangan dalam waktu yang tidak lama, dan hindari penggunaan cincin selama bekerja dan gunakan pelembab sewaktu & setelah bekerja pd seluruh permukaan
tangan & jari
Pencegahan tersier bertujuan untuk meminimalkan komplikasi, menghindari kecacatan dan meningkatkan kualitas hidup agar dapat menjalani kehidupan secara normal dan dapat diterima oleh lingkungan. Penutup Penanganan dan pencegahan Dermatitis Kontak Iritan di tempat kerja perlu memperhatikan proses kerja, bahan yang dipergunakan, kondisi pekerjaan secara umum,
4
prosedur pelindung yang digunakan, fasilitas pembersihan dan perilaku pekerja serta sistem manajemen di tempat kerja
Kepustakaan: 1. Center for Diseases and Control( CDC). Skin Exposures and Effects - NIOSH Workplace Safety and Health Topic.Diunduh dari http://www.cdc.gov/niosh/topics/skin/ tanggal 31 Agstus 2014 2. Canadian Centre for Occupational Health and Safety. Dermatitis, Irritant Contact. October 2008 3. Occupational Health and Safety Answer .Dematitis Irritant Contact. Diunduh dari http://www.ccohs.ca/oshanswers/diseases/dermatitis.html 4/5 tanggal 31 agustus 2014 4. Taylor JS, Amado A. Contact Dermatitis and Related Conditions. Diunduh dari http://www.clevelandclinicmeded.com/medicalpubs/diseasemanagement/dermatology/contactdermatitis-and-related-conditions/ 4/11 5. Sub-Committee of Occupational Health and Safety Council of Ontario, Occupational Diseases Working Group. Occupational Dermattis.Industrial accident Prevention Association, 2005-2006
5