Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 11 (2014)
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KETEPATAN WAKTU PELAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI INDONESIA Irfan Haris Setiawan
[email protected]
Dini Widyawati
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya
ABSTRACT The purpose of this research is to analyze some factors that have an influence to the punctuality of financial reporting of manufacturing companies which are listed in Indonesia Stock Exchange. Some factors which are tested in this research are firm size, firm age, and public ownership structure, DER, ROA, CR, and auditor reputation as independent variable whereas punctuality of financial reporting as dependent variable. The result of the research proves that only firm size and public ownership structure variables which have influence to the punctuality of financial reporting whereas firm age, DER, ROA, CR variables and auditor reputation do not have any influence to the punctuality of financial reporting. Keywords: punctuality of financial reporting, firm age, DER, ROA, CR. ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Faktorfaktor yang diuji dalam penelitian ini adalah ukuran perusahaan, umur perusahaan, struktur kepemilikan publik, DER, ROA, CR, dan reputasi auditor sebagai variabel independen sedangkan ketepatan waktu pelaporan keuangan sebagai variabel dependen. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa hanya variabel ukuran perusahaan dan struktur kepemilikan publik yang berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan, sedangkan variabel umur perusahaan, DER, ROA, CR dan reputasi auditor tidak berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. Kata kunci: ketepatan waktu pelaporan keuangan, umur perusahaan, DER, ROA, CR.
PENDAHULUAN Pasar modal di Indonesia kini telah berkembang pesat. Perkembangan tersebut ditandai dengan semakin bertambahnya jumlah perusahaan yang melakukan go public. Perusahaan yang go public diwajibkan untuk menyampaikan laporan keuangan secara berkala kepada Bursa Efek Indonesia dan para pemodal dikarenakan salah satu sumber informasi penting dalam bisnis investasi di pasar modal adalah laporan keuangan yang telah disediakan. Ketepatan waktu pelaporan keuangan merupakan karakteristik penting bagi laporan keuangan dimana laporan keuangan yang dilaporkan secara tepat waktu dapat mengurangi informasi asimetri. Semakin lama waktu tertunda dalam penyajian maka semakin banyak kemungkinan terdapatnya insider information mengenai perusahaan tersebut. Berbagai peraturan tentang kewajiban menyampaikan laporan keuangan secara tepat waktu beserta sanksinya menunjukkan tingginya komitmen pembuat peraturan (regulator) dalam menanggapi kasus ketidakpatuhan penyampaian laporan keuangan. Namun, regulasi tersebut belum efektif diterapkan oleh perusahaan-perusahaan di Indonesia. Terbukti dari tahun ke tahun masih ada beberapa perusahaan yang terlambat dalam menyampaikan laporan keuangannya.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 11 (2014)
2
Penelitian tentang tingkat ketepatan waktu pelaporan keuangan dihubungkan dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya merupakan hal yang menarik untuk diteliti. Penelitian-penelitian telah banyak dilakukan oleh peneliti terdahulu terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat ketepatan waktu pelaporan keuangan menghasilkan kesimpulan yang berdeda-beda. Misalkan saja penelitian yang dilakukan oleh Ifada (2009) menunjukkan bahwa variabel ukuran perusahaan dan kepemilikan pihak dalam berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan sedangkan variabel DER, ROA, kepemilikan pihak luar, dan umur perusahaan tidak berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Astuti (2007), Fitri dan Nazira (2009), dan Septriana (2010). Berbeda dengan hal tersebut, hasil penelitian yang dilakukan oleh Almiliah dan Setiady (2006), Hilmi dan Ali (2008), Yusralaini et al. (2010), Kadir (2011), Awalludin dan Sawitri (2012), serta Putra dan Tohiri (2013) menunjukkan bahwa variabel ukuran perusahaan dan kepemilikan pihak dalam tidak berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh Ifada (2009) yang meneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan (studi kasus perusahaan manufaktur di BEJ). Penelitian ini menguji pengaruh variabel ukuran perusahaan, umur perusahaan, struktur kepemilikan publik, DER (Debt to Equity Ratio), ROA (Return on Asset), CR (Current Ratio), serta reputasi auditor. Perusahaan yang dijadikan sampel penelitian adalah jenis perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2012. Alasan peneliti memilih perusahaan manufaktur sebagai sampel penelitian adalah karena mayoritas perusahaan yang ada di Indonesia dan yang menerbitkan saham di Bursa Efek Indonesia adalah perusahaan manufaktur, sehingga memudahkan peneliti dalam memperoleh data yang diinginkan. TINJAUAN TEORETIS DAN HIPOTESIS Teori Keagenan (Agency Theory) Teori agensi mengasumsikan agent sebagai individu yang rasional, memiliki kepentingan pribadi (self-interest) dan ingin memaksimumkan kepentingan pribadinya. Sehingga, dalam teori agensi menjelaskan munculnya ketidakseimbangan informasi (information asymmetry) dan perbedaaan kepentingan antara agent dan principal di dalam suatu organisasi. Ketidakseimbangan informasi (information asymmetry) antara agent dan principal muncul akibat adanya moral hazard dan adverse selection yang dilakukan oleh agen. Agen memiliki kepentingan pribadi dan ingin memaksimumkan kepentingan pribadinya sehingga agent cenderung menahan informasi yang dimiliki dan tidak menyampaikannya kepada principal. Untuk mengurangi atau menekan ketidakseimbangan informasi tersebut dapat dilakukan dengan adanya regulasi atau peraturan-peraturan yang mewajibkan perusahaan untuk menyampaikan laporan keuangannya dengan tepat waktu. Dengan mewajibkan setiap perusahaan untuk menyampaikan informasi keuangannya secara tepat waktu berarti dapat menekan munculnya information asymmetry. Dengan dapat ditekannya ketidakseimbangan informasi,berarti dapat ditekan pula moral hazard dan adverse selection (Rosyidah, 2013: 13). Teori Sinyal (Signaling Theory) Teori signaling berakar pada teori akuntansi pragmatik yang memusatkan perhatiannya kepada pengaruh informasi terhadap perubahan perilaku pemakai informasi. Salah satu informasi yang dapat dijadikan sinyal adalah pengumuman yang dilakukan oleh suatu emiten. Pengumuman ini nantinya dapat mempengaruhi naik turunnya harga sekuritas perusahaan emiten yang melakukan pengumuman (Suwardjono,2005). Menurut Chrisanty
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 11 (2014)
3
(2010: 14), perusahaan yang mempunyai keyakinan bahwa perusahaan tersebut mempunyai prospek yang baik ke depannya akan cenderung mengkomunikasikan berita tersebut terhadap para investor. Perusahaan yang berkualitas baik nantinya akan memberi sinyal dengan cara menyampaikan laporan keuangannya dengan tepat waktu, hal ini tidak bisa ditiru oleh perusahaan yang berkualitas buruk karena perusahaan berkualitas buruk akan cenderung tidak tepat waktu dalam menyampaikan laporan keuangannya. Sinyal yang diberikan oleh perusahaan yang berkualitas baik dianggap sebagai berita baik (good news) sedangkan sinyal yang diberikan oleh perusahaan yang berkualitas buruk dianggap sebagai berita buruk (bad news). Laporan Keuangan dan Pelaporan Keuangan Laporan keuangan merupakan sarana pengkomunikasian informasi keuangan utama kepada pihak-pihak di luar perusahaan. Laporan ini menampilkan sejarah perusahaan yang dikuantifikasi dalam nilai moneter. Laporan keuangan (financial statements) yang sering disajikan adalah (1) neraca, (2) laporan laba-rugi, (3) laporan arus kas, (4) laporan ekuitas pemilik atau pemegang saham. Selain itu, catatan atas laporan keuangan atau pengungkapan juga merupakan bagian integral dari setiap laporan keuangan (Kieso et al, 2007). Laporan keuangan mempunyai peranan penting karena laporan keuangan bertujuan untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi (Chrisanty, 2010: 14). Suwardjono (2005: 101) mendeskripsikan pelaporan keuangan sebagai struktur dan proses akuntansi yang menggambarkan bagaimana informasi keuangan disediakan dan dilaporkan untuk mencapai tujuan ekonomik dan sosial negara. Pelaporan keuangan tidak hanya memuat laporan keuangan namun juga cara-cara lain dalam mengkomunikasikan informasi yang berhubungan, baik secara langsung maupun tidak langsung, dengan informasi yang diberikan oleh sistem akuntansi yaitu informasi mengenai sumber daya, kewajiban, penghasilan perusahaan, dan lain-lain (Sulistyo, 2010: 19). Pelaporan keuangan sesuai dengan SFAC No.1 (dalam Prahesti, 2011: 11) terdiri atas : (1) Laporan keuangan dasar (basic financial statements) yang terdiri atas laporan keuangan (financial statement) dan catatan atas laporan keuangan (notes of financial statements), (2) Informasi-informasi tambahan (supplementary information), dan (3) Laporan-laporan lain selain laporan keuangan (other means of financial reporting). Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan Chambers dan Penman (dalam Hilmi dan Ali, 2008: 04) mendefinisikan ketepatan waktu dalam dua cara yaitu, (1) Ketepatan waktu didefinisikan sebagai keterlambatan waktu pelaporan dari tanggal laporan keuangan sampai tanggal melaporkan, (2) Ketepatan waktu ditentukan dengan ketepatan waktu pelaporan relatif atastanggal pelaporan yang diharapkan. Dyer dan Mc Hugh (dalam Hilmi dan Ali, 2008: 05) menggunakan tiga kriteria keterlambatan untuk melihat ketepatan waktu dalam penelitiannya, antara lain : (1) preliminary lag: interval jumlah hari antara tanggal laporan keuangan sampai penerimaan laporan akhir preleminary oleh bursa (2) auditor’s report lag: interval jumlah hari antara tanggal laporan keuangan sampai tanggal laporan auditor ditandatangani, (3) total lag: interval jumlah hari antara tanggal laporan keuangan sampai tanggal penerimaan laporan dipublikasikan oleh bursa. Ketepatan waktu pelaporan keuangan diatur dalam peraturan Bapepam Nomor: X.K.2, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam Nomor: KEP-36/PM/2003 tentang Kewajiban Penyampaian Laporan Keuangan Berkala. Peraturan Bapepam Nomor X.K.2 ini menyatakan
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 11 (2014)
4
bahwa laporan keuangan tahunan harus disertai dengan laporan Akuntan dengan pendapat yang lazim dan disampaikan kepada Bapepam selambat-lambatnya pada akhir bulan ketiga (90 hari) setelah tanggal laporan keuangan tahunan. Dan dalam Peraturan Bapepam dan LK Nomor X.K.6 dinyatakan bahwa dalam hal penyampaian laporan tahunan dimaksud melewati batas waktu penyampaian laporan keuangan sebagaimana diatur dalam Peraturan Bapepam Nomor X.K.2 tentang Kewajiban Penyampaian Laporan Keuangan Berkala, maka hal tersebut diperhitungkan sebagai keterlambatan penyampaian laporan keuangan tahunan. Ukuran Perusahaan Ukuran perusahaan lebih disebabkan oleh ketersediaan informasi yang terpubliksai. Jumlah informasi yang terpublikasi untuk perusahaan meningkat seiring dengan ukuran perusahaan (Srimindarti, 2008: 17). Perusahaan besar lebih banyak diperhatikan oleh masyarakat atau emiten dibandingkan perusahaan kecil. Oleh karena itu perusahaan besar cenderung menjaga image perusahaan di mata masyarakat (Marthani, 2013: 06). Ukuran perusahaan dapat dinilai dari beberapa segi. Besar kecilnya ukuran perusahaan dapat didasarkan pada total nilai aktiva, total penjualan, kapitalisasi pasar, jumlah tenaga kerja dan sebagainya. Semakin besar nilai item-item tersebut maka semakin besar pula ukuran perusahaan itu. Semakin besar aktiva maka semakin banyak modal yang ditanam, semakin banyak penjualan maka semakin banyak perputaran uang dan semakin besar kapitalisasi pasar maka semakin besar pula ia dikenal dalam masyarakat (Fitri dan Nazira, 2009: 04). Umur Perusahaan Umur perusahaan merupakan hal yang dipertimbangkan investor dalam menanamkan modalnya. Umur perusahaan menunjukkkan kredibilitas maupun reputasi perusahaan dimata masyarakat. Jika perusahaan telah lama berdiri biasanya dianggap memiliki kinerja yang baik sehingga menimbulkan kepercaayan masyarakat. Perusahaan yang telah lama berdiri, secara tidak langsung membuktikan bahwa perusahaan mampu bertahan dan meraih laba dalam berbagai kondisi ekonomi. Selain itu pula, menunjukkan bagaimana perusahaaan dapat mempertahankan reputasi maupun posisi dalam industri dalam suatu persaingan yang semakin ketat (Astuti, 2007: 32). Struktur Kepemilikan Publik Aspek kepemilikan perusahaan dibagi menjadi dua yaitu, kepemilikan oleh pihak dalam perusahaan dan pihak luar perusahaan. Kepemilikan perusahaan oleh pihak luar maksudnya adalah proporsi/jumlah kepemilikan saham yang dimiliki oleh publik/masyarakat umum yang tidak memiliki hubungan istimewa dengan perusahaan (Wijayanti, 2009: 20). Struktur kepemilikan perusahaan yang dimiliki oleh pihak luar biasanya mempunyai presentase kepemilikan lebih dari 50% sehingga pemilik perusahaan dari pihak luar mempunyai kekuatan yang besar dalam mempengaruhi kondisi dan hasil kinerja perusahaan. Dengan adanya konsentrasi kepemilikan pihak luar maka akan mengubah pengelolaan perusahaan yang semula berjalan dengan sekehendak hati menjadi perusahaan yang berjalan dengan pengawasan. Akibatnya, keleluasaan pihak manajemen menjadi terbatas (Awalludin dan Sawitri, 2012: 05).
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 11 (2014)
5
DER (Debt to Equity Ratio) DER dikenal sebagai rasio financial leverage. Leverage merupakan alat untuk mengukur seberapa besar perusahaan tergantung pada kreditur dalam pembiayaan aktiva perusahaan. Perusahaan yang mempunyai leverage tinggi berarti sangat tergantung pinjaman dari luar untuk membiayai aktivanya. Sedangkan perusahaan yang mempunyai leverage rendah lebih banyak membiayai investasinya dengan modal sendiri. Dengan demikian semakin tinggi leverage berarti semakin tinggi resiko karena ada kemungkinan bahwa perusahaan tersebut tidak dapat melunasi kewajiban hutangnya baik dalam bentuk pokok ataupun bunganya. Tingginya rasio financial leverage mencerminkan tingginya resiko keuangan perusahaan. Resiko keuangan yang tinggi mengindikasikan bahwa perusahaan mengalami kesulitan keuangan. Kesulitan keuangan perusahaan merupakan berita buruk yang akan mempengaruhi kondisi perusahaan dimata masyarakat. Pihak manajemen cenderung akan menghapus informasi tersebut dalam neraca dan mencatatnya sebagai leasing (Respati, 2001: 18). ROA (Return on Asset) ROA (Return on Asset) adalah salah satu rasio profitabilitas. ROA (Return on Asset) biasanya disebut sebagai hasil pengembalian atas total aktiva. Rasio ini mencoba mengukur efektivitas pemakaian total seluruh sumber daya oleh perusahaan. Kadang-kadang rasio ini disebut sebagai hasil pengembalian atas investasi. ROA (Return on Asset) sebagai rasio laba terhadap aktiva juga merupakan indikator kunci pada produktivitas. Perusahaan yang berhasil mempunyai laba yang relatif besar dibandingkan dengan perusahaan yang kurang maju (Hamilton dalam Respati, 2001: 20). CR (Current Ratio) CR (Current Ratio) merupakan salah satu rasio likuiditas. Likuiditas merupakan kemampuan suatu perusahaan untuk melunasi hutang lancar dengan menggunakan aktiva lancar perusahaan. Likuiditas mengacu pada ketersediaan sumber daya (kemampuan) perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang jatuh tempo secara tepat waktu. Untuk menghitung berapa kemampuan perusahaan dalam membayar hutang lancar dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia, semakin tinggi rasio ini berarti semakin besar kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban financial jangka pendek (Fitri dan Nazira, 2009: 05). Reputasi Auditor Kantor akuntan publik merupakan suatu betuk organisasi akuntan publik yang memperoleh izin sesuai dengan perturan perundang-undangan yang berusaha dibidang pemberian jasa profesional dalam praktek akuntan publik. Dalam menyampaikan laporan keuangan yang akurat dan terpercaya suatu perusahaan tentunya membutuhkan jasa Kantor Akuntan Publik (KAP). Selain itu untuk menjamin kredibilitas dari laporan keuangan tersebut, perusahaan juga akan cenderung menggunakan jasa Kantor Akuntan Publik (KAP) yang besar dan mempunyai nama baik. Kantor akuntan publik besar ini sering disebut dengan the big four (Wicaksono et al., 2010: 05). Chrisanty (2010: 25) menyatakan bahwa perusahaan yang menggunakan jasa KAP the big four cenderung lebih dipercaya bila dibandingkan dengan perusahaan yang menggunakan jasa KAP non the big four. Kategori KAP the big four di Indonesia yaitu : (1) KAP Price Waterhouse Coopers, yang bekerjasama dengan KAP Haryanto Sahari dan rekan; (2) KAP Klynveld Peat Marwick Goerdeler, yang bekerjasama dengan KAP SidhartaSidharta dan Wijaya; (3) KAP Ernts dan Young, yang bekerjasama dengan KAP Purwantono,
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 11 (2014)
6
Sarwoko, Sandjaja; (4) KAP Deloitte Touche Thomatsu, yang bekerjasama dengan KAP Osman Bing Satrio. Pengembangan Hipotesis Ukuran Perusahaan dan Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan Almiliah dan Setiady (2006: 04) berpendapat bahwa ukuran perusahaan dapat menunjukkan seberapa besar informasi yang terdapat di dalamnya, sekaligus mencerminkan kesadaran dari pihak manajemen mengenai pentingnya informasi, baik bagi pihak eksternal perusahaan maupun pihak internal perusahaan. Perusahaan besar cenderung untuk menyajikan laporan keuangan lebih tepat waktu daripada perusahaan kecil. Hipotesis dalam penelitian ini adalah: H1 : Ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. Umur Perusahaan dan Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan Perusahaan dengan umur yang makin tua, cenderung untuk lebih terampil dalam pengumpulan, pemrosesan dan menghasilkan informasi ketika diperlukan, karena perusahaan telah memperoleh pengalaman yang cukup. Semakin lama umur perusahaan maka perusahaan telah memiliki banyak pengalaman mengenai berbagai masalah yang berkaitan dengan pengolahan informasi dan cara mengatasinya. Perusahaan juga telah merasakan perubahan–perubahan yang terjadi selama kegiatan operasinya, sehingga perusahaan cenderung memiliki fleksibilitas dalam menangani perubahan yang akan terjadi. Hal tersebut membuat perusahaan mampu menyajikan laporan keuangan lebih tepat waktu Almiliah dan Setiady (2006: 09). Hipotesis dalam penelitian ini adalah: H2 : Umur perusahaan berpengaruh positif terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. Struktur Kepemilikan Publik dan Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan Kepemilikan perusahaan oleh pihak luar mempunyai kekuatan yang besar dalam mempengaruhi perusahaan melalui media massa maupun kritikan atau komentar yang dianggap opini publik atau masyarakat sehingga mengubah pengelolaan perusahaan yang semula berjalan dengan sekehendak hati menjadi perusahaan yang berjalan dengan pengawasan. Oleh karena itu, pihak manajemen dituntut untuk melakukan kinerja dengan baik dalam menyajikan informasi secara tepat waktu karena ketepatan waktu dalam pelaporan keuangan akan berpengaruh pada pengambilan keputusan ekonomi (Dwiyanti, 2010: 25). Hilmi dan Ali (2008: 19) menyatakan bahwa perusahaan dengan proporsi kepemilikan publik yang kecil cenderung untuk tepat waktu dalam pelaporan keuangannya dan perusahaan dengan proporsi kepemilikan publik yang besar cenderung untuk tidak tepat waktu dalam pelaporan keuangannya dikarenakan pihak perusahaan akan semakin berhati-hati dalam menampilkan informasi keuangannya kepada publik atau masyarakat umum. Hipotesis dalam penelitian ini adalah: H3 : Struktur kepemilikan publik berpengaruh negatif terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. DER (Debt to Equity Ratio) dan Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan Putra dan Tohiri (2013: 08) berpendapat bahwa tingginya rasio DER (Debt to Equity Ratio) mencerminkan tingginya resiko perusahaan. Tingginya resiko ini menunjukkan adanya kemungkinan bahwa perusahaan tersebut tidak bisa melunasi kewajiban atau hutangnya baik berupa pokok ataupun bunganya. Kesulitan keuangan ini merupakan berita buruk di mata masyarakat maka dari itu pihak manajemen akan cenderung untuk menunda
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 11 (2014)
7
penyampaian laporan keuangan yang berisi berita buruk. Hipotesis dalam penelitian ini adalah: H4: DER (Debt to Equity Ratio) berpengaruh negatif terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. ROA (Return on Asset) dan Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan ROA (Return on Asset) adalah salah satu rasio profitabilitas. Profitabilitas menunjukkan keberhasilan perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa profit merupakan berita baik bagi perusahaan sehingga perusahaan tidak akan menunda penyampaian informasi yang berisi berita baik. Oleh karena itu, perusahaan yang mampu menghasilkan profit cenderung lebih tepat waktu dalam penyampaian laporan keuangannya dibandingkan dengan perusahaan yang mengalami kerugian (Astuti, 2007: 31). Hipotesis dalam penelitian ini adalah: H5: ROA (Return on Asset) berpengaruh positif terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. CR (Current Ratio) dan Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan CR (Current Ratio) merupakan salah satu rasio likuiditas. Tingkat likuiditas yang tinggi pada suatu perusahaan menunjukkan bahwa perusahaan tersebut mempunyai kemampuan yang tinggi untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Hal ini merupakan berita yang baik bagi pemakai laporan keuangan sehingga perusahaan akan lebih tepat waktu dalam menyampaikan laporan keuangannya. Sedangkan perusahaan yang mempunyai tingkat likuiditas rendah menunjukkan bahwa perusahaan tersebut mempunyai kemampuan yang rendah untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya dan ini merupakan berita buruk. Oleh karena itu, perusahaan akan tidak tepat waktu dalam menyampaikan laporan keuangannya (Chrisanty 2010: 33). Hipotesis dalam penelitian ini adalah: H6 : CR (Current Ratio) berpengaruh positif terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. Reputasi Auditor dan Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan Loeb (dalam Hilmi dan Ali, 2008: 09) menyebutkan bahwa kantor akuntan publik besar memiliki akuntan yang berperilaku lebih etikal daripada akuntan di kantor akuntan publik kecil. Dengan demikian, kantor akuntan besar lebih memiliki reputasi yang baik dalam melakukan pekerjaan audit dan memberikan opini publik. Sedangkan De Angelo (dalam Hilmi dan Ali, 2008: 09) mendefinisikan kualitas auditor sebagai gabungan probabilitas pendeteksian dan pelaporan kesalahan laporan keuangan yang material. Menurutnya, Kantor Akuntan Publik (KAP) yang lebih besar, kualitas audit yang dihasilkan juga lebih baik. Auditor berkualitas merupakan berita baik bagi investor, sehingga manajemen akan segera menyampaikan laporan keuangan yang diaudit oleh Kantor Akuntan Publik yang memiliki reputasi baik. Hipotesis dalam penelitian ini adalah: H7 : Reputasi auditor berpengaruh positif terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. METODE PENELITIAN Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia selama periode 2008-2012. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Kriteria yang digunakan untuk memilih sampel adalah sebagai berikut: (1) Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang mempublikasikan laporan keuangan secara berturut-turut mulai dari tahun 2008-2012;
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 11 (2014)
8
(2) Perusahaan manufaktur yang menyajikan laporan keuangan berakhir 31 Desember; (3) Perusahaan manufaktur yang menampilkan data tanggal penyampaian laporan keuangan tahunan ke Bapepam dan dipublikasikan oleh bursa untuk periode 2008-2012; (4) Perusahaan manufaktur yang tidak menerbitkan laporan keuangan dengan menggunakan mata uang asing; (5) Perusahaan manufaktur yang tidak memiliki rasio negatif; (6) Perusahaan yang menampilkan data dan informasi yang digunakan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan untuk periode 2008-2012. Berdasarkan kriteria tersebut terpilih 32 perusahaan sebagai sampel penelitian. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Variabel Independen a. Ukuran Perusahaan Pada penelitian ini, ukuran perusahaan diproksikan dengan menggunakan Ln total asset. Penggunaan natural log (Ln) dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mengurangi fluktuasi data yang berlebih. Jika nilai total asset langsung dipakai begitu saja maka nilai variabel akan sangat besar, miliar bahkan triliun (Puspaningrum, 2013: 31). b. Umur Perusahaan Umur perusahaan dalam penelitian ini diukur sejak perusahaan listed di Bursa Efek Indonesia (Fitriani, 2010: 54). c. Struktur Kepemilikan Publik Kepemilikan publik adalah kepemilikan masyarakat umum (bukan institusi yang signifikan) terhadap saham perusahaan publik. Variabel ini diukur dengan melihat dari berapa besar saham yang dimiliki oleh publik pada perusahaan go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (Chrisanty, 2010: 40). d. DER (Debt to Equity Ratio) Rasio ini menggambarkan perbandingan kewajiban dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan menunjukkan kemampuan modal sendiri perusahaan tersebut untuk memenuhi seluruh kewajibannya (Ang dalam Sulistyo, 2010: 43). Total Kewajiban DER = --------------------------------Total Ekuitas e. ROA (Return on Asset) ROA (Return on Assets) merupakan rasio yang terpenting di dalam rasio profitabilitas yang ada (Ang dalam Sulistyo, 2010: 42). Rasio ini bisa dihitung sebagai berikut: Laba Bersih ROA = -------------------------------- x 100% Total Aset
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 11 (2014)
9
f. CR (Current Ratio) CR (Current Ratio) mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aset lancarnya (Sulistyo, 2010: 42). Rasio ini dapat dihitung sebagai berikut: Aset Lancar CR = -------------------------------Kewajiban Lancar g. Reputasi Auditor Variabel ini diukur dengan menggunakan variabel dummy. Kategori perusahaan yang menggunakan jasa KAP yang berafiliasi dengan KAP Big 4 dibei nilai dummy 1 dan kategori perusahaan yang menggunakan jasa selain KAP yang berafiliasi dengan KAP Big 4 diberi nilai dummy 0 (Chrisanty, 2010: 40). Variabel Dependen Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan Berdasarkan Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor Kep-134/BL/2006 tentang Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan Bagi Emiten dan Perusahaan Publik yang menyatakan bahwa batas waktu penyampaian laporan keuangan tahunan perusahaan adalah 90 hari setelah tanggal berakhirnya tahun buku. Perusahaan tepat waktu didalam menginformasikan laporan keuangannya sebelum tanggal 1 April maka perusahaan tersebut dinilai tepat waktu dan diberi simbol angka 1, sedangkan apabila melewati tanggal 31 Maret maka perusahaan dikatakan tidak tepat waktu dan diberi symbol angka 0 (Putra dan Tohiri, 2013: 10). Pengujian Hipotesis Hipotesis penelitian akan diuji dengan persamaan regresi sebagai berikut: 1 p(TL/1-TL) = -------------------------------------------------------------------------------1 + e-(a + b1SIZE + b2AGE + b3OWN + b4DER + b5ROA + b6CR + b7KAP + e) Dimana: P(TL/1-TL) SIZE AGE OWN DER ROA CR KAP e
= Simbol yang menunjukkan probabilitas ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan tahunan = Ukuran perusahaan = Umur perusahaan = Struktur kepemilikan publik = Debt to Equity Ratio = Return on Asset = Current Ratio = Reputasi auditor = Standar eror
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 11 (2014)
10
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Statistik Deskriptif Tabel 1, 2, dan 3 menunjukkan statistik deskriptif masing-masing variabel penelitian yaitu ketepatan waktu pelaporan keuangan, ukuran perusahaan, umur perusahaan, struktur kepemilikan publik, DER (Debt to Equity Ratio), ROA (Return on Asset), CR (Current Ratio), dan reputasi auditor. Tabel 1 Descriptive Statistic Timelines Frequency Percent Valid Percent Tidak tepat waktu Tepat waktu Valid Total Sumber: SPSS v.20
30 130 160
18.8 81.3 100.0
18.8 81.3 100.0
Cumulative Percent 18.8 100.0
Tabel 1 menunjukkan bahwa dari 160 total sampel penelitian selama tahun 2008-2012, jumlah perusahaan yang tepat waktu dalam menyampaikan laporan keuangan adalah 130 sampel atau sekitar 81,3%, sedangkan jumlah perusahaan yang tidak tepat waktu dalam menyampaikan laporan keuangan adalah 30 sampel atau sekitar 18,8%.
Size Age Own DER ROA CR Valid N (listwise) Sumber: SPSS v.20
N 160 160 160 160 160 160 160
Tabel 2 Descriptive Statistics Minimum Maximum 25.65 32.84 7.00 30.00 1.82 79.90 .19 8.06 .0009 1.5870 .43 17.67
Mean 28.4058 18.0000 24.9686 1.0500 .124831 2.0919
Std. Deviation 1.65398 4.39582 19.05164 .81924 .1819925 1.90138
Tabel 2 menunjukkan bahwa nilai rata-rata ukuran perusahaan yang mempublikasikan laporan keuangan selama tahun 2008-2012 diproksikan dengan menggunakan logaritma natural adalah 28,41 dengan nilai tertinggi sebesar 32,84 menandakan bahwa nilai total aset tertinggi bernilai Rp 153.521.000.000.000 dan nilai terendah sebesar 25,65 menandakan bahwa nilai total aset terendah bernilai Rp 182.940.000.000. Nilai rata-rata umur perusahaan yang mempublikasikan laporan keuangan selama tahun 2008-2012 adalah 18 tahun dengan umur tertua perusahaan yaitu 30 tahun dan umur termuda yaitu 7 tahun. Nilai rata-rata kepemilikan saham oleh publik milik perusahaan yang mempublikasikan laporan keuangan selama tahun 2008-2012 adalah 24,97% dengan saham terbesar yang dimiliki yaitu 79,90% dan saham terkecil yang dimiliki yaitu 1,82%. Nilai rata-rata DER perusahaan yang mempublikasikan laporan keuangan selama tahun 2008-2012 adalah 1,05 dengan nilai tertinggi sebesar 8,06 dan nilai terendah sebesar 0,19. Nilai rata-rata ROA perusahaan yang mempublikasikan laporan keuangan selama tahun 2008-2012 adalah 0,125 dengan nilai tertinggi sebesar 1,59 dan terendah sebesar 0,0009. Nilai rata-rata CR perusahaan yang mempublikasikan laporan keuangan selama tahun 2008-2012 adalah 2,09 dengan nilai tertinggi sebesar 17,67 dan terendah sebesar 0,43.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 11 (2014)
11
Valid
0 1 Total Sumber: SPSS v.20
Tabel 3 Deskriptive Statistics Reputasi Auditor Frequency Percent Valid Percent 79 49.4 49.4 81 50.6 50.6 160 100.0 100.0
Cumulative Percent 49.4 100.0
Tabel 3 menunjukkan bahwa dari 160 total sampel penelitian selama tahun 2008-2012, jumlah perusahaan yang menggunakan KAP yang berafiliasi dengan KAP big four adalah sebanyak 81 sampel atau sebesar 50,6% sedangkan jumlah perusahaan yang tidak menggunakan KAP yang berafiliasi dengan KAP big four adalah sebanyak 79 sampel atau sebesar 49,4%. Analisis Regresi Logistik Menilai Kelayakan Model Regresi (Goodness of Fit) Tabel 4 Hosmer and Lemeshow Test Step Chi-square df Sig. 1 13.519 8 .095 Sumber: SPSS v.20
Pada Tabel 4 terlihat bahwa besarnya nilai statistik Chi-square adalah 13,519 dengan tingkat signifikan 0,095 yang nilainya diatas 0,05. Angka tingkat signifikan > 0,05 sehingga Ho diterima. Hal ini berarti model regresi layak dipakai untuk analisa selanjutnya, karena tidak ada perbedaan yang nyata antara klasifikasi yang diprediksi dengan klasifikasi yang diamati. Uji Koefisien Determinasi (R2) Tabel 5 Model Summary Step -2 Log Cox & Snell R Nagelkerke R likelihood Square Square 1 138.448a .095 .154 a. Estimation terminated at iteration number 6 because parameter estimates changed by less than .001. Sumber: SPSS v.20
Dari Tabel 5 didapatkan nilai Cox & Snell R Square sebesar 0,095 yang menunjukkan bahwa variabel independen ukuran perusahaan, umur perusahaan, struktur kepemilikan publik, DER (Debt to Equity Ratio), ROA (Return on Asset), CR (Current Ratio), dan reputasi auditor memberikan sumbangan efektif terhadap variabel dependen yaitu ketepatan waktu pelaporan keuangan sebesar 9,5%. Nilai Nagelkerke R Square adalah 0,154 yang berarti variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independen sebesar 15,4%. Sedangkan sisanya sebesar 84,6% dipengaruhi oleh variabel lain diluar variabel-variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 11 (2014)
12
Menguji Tingkat Keakuratan Model Tabel 6 Classification Tablea Observed Tidak tepat waktu Tepat waktu Overall Percentage a. The cut value is .500 Sumber: SPSS v.20 Step 1
Timelines
Predicted Timelines Tidak Tepat waktu tepat waktu 2 28 2 128
Percentage Correct 6.7 98.5 81.3
Dari Tabel 6 dapat diketahui bahwa pada kolom prediksi yang tidak tepat waktu adalah 2, sedangkan hasil observasi adalah 30, jadi tingkat keakuratan analisis regresi logistik dalam memprediksi yaitu sebesar 6,7% (hasil perhitungan dari 2/30 x 100%). Prediksi tingkat ketepatan waktu suatu perusahaan yang mempunyai ketepatan waktu adalah 128, sedangkan hasil observasi sejumlah 130 sehingga ketepatan klasifikasi sebesar 98,5% (hasil perhitungan dari 128/130 x 100%). Model ini secara keseluruhan mampu memprediksi dengan tingkat keakuratan sebesar 81,3%. Menguji Koefisien Regresi Uji Simultan (Omnibus Tests of Model Coefficients) Tabel 7 Omnibus Tests of Model Coefficients Chi-square df Step 15.976 7 Step 1 Block 15.976 7 Model 15.976 7 Sumber: SPSS v.20
Sig. .025 .025 .025
Hasil pada Tabel 7 menunjukkan nilai Chi-square 15,976 dengan tingkat signifikasi < 0,05 (p = 0,000) yang berarti variabel independen mempunyai pengaruh signifikan secara simultan pada variabel dependen. Secara Parsial
Tabel 8 Variables in the Equation B S.E. Wald df Sig. Size .621 .193 10.325 1 .001 Age .031 .051 .370 1 .543 Own -.033 .013 6.032 1 .014 DER .116 .309 .140 1 .708 a Step 1 ROA .006 1.029 .000 1 .995 CR .069 .140 .244 1 .621 KAP -.810 .548 2.185 1 .139 Constant -15.533 5.364 8.386 1 .004 a. Variable(s) entered on step 1: Size, Umur, Own, DER, ROA, CR, KAP. Sumber: SPSS v.20
Exp(B) 1.862 1.031 .968 1.123 1.006 1.072 .445 .000
1 p(TL/1-TL) = -------------------------------------------------------------------------------------------1+e-(-15,533 + 0,621.SIZE + 0,031.AGE – 0,033.OWN + 0,116.DER + 0,006.ROA + 0,069CR – 0,810.KAP + e)
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 11 (2014)
13
Berdasarkan hasil uji pada Tabel 8, dapat diketahui bahwa ukuran perusahaan berpengaruh terhadap tingkat ketepatan waktu pelaporan keuangan (0,001 < 0,05) dan memiliki hubungan positif. Hal ini membuktikan bahwa ukuran perusahaan dapat menunjukkan seberapa besar informasi yang terdapat didalamnya. Semakin besar ukuran perusahaan, maka semakin banyak pula informasi yang terkandung di dalamnya. Karena adanya asumsi going concern, di mana perusahaan didirikan untuk jangka panjang atau untuk bertahan hidup, maka perusahaan akan memperoleh tekanan untuk mengolah informasi yang ada untuk dilaporkan pada pihak–pihak yang berkepentingan sehingga pihak manajemen perusahaan akan memiliki kesadaran yang lebih tinggi megenai pentingnya infomasi, dalam mempertahankan eksistensi perusahaan. Semakin tinggi kesadaran manajemen mengenai pentingnya informasi bagi pihak–pihak yang berkepentingan, akan membuat penyajian laporan keuangan menjadi lebih tepat waktu. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ifada (2009), Almilia dan Setyadi (2006), Astuti (2007), Fitri dan Nazira (2009), Septriana (2010), serta Marthani (2013). Berbeda dengan hal tersebut, hasil penelitian yang dilakukan oleh Hilmi dan Ali (2008), Widati dan Septi (2008), Kadir (2011), Yusralaini et al. (2010), Awalludin dan Sawitri (2012), Nasution (2013), serta Putra dan Tohiri (2013) menunjukkan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. Berdasarkan hasil uji pada Tabel 8, dapat diketahui bahwa umur perusahaan tidak berpengaruh terhadap tingkat ketepatan waktu pelaporan keuangan (0,543 > 0,05) dan memiliki hubungan positif. Hal ini membuktikan bahwa lama atau tidaknya suatu perusahaan berdiri tidak bisa menjadi acuan bahwa perusahaan tersebut mampu menyajikan laporan keuangan tepat waktu. Perusahaan yang masih muda juga ingin membentuk reputasi yang baik di mata publik dengan menyampaikan laporan keuangan secara tepat waktu. Adanya denda atas keterlambatan penyampaian laproan keuangan nampaknya menjadi penyebab yang menjadikan perusahaan relatif muda pun dapat menyampaiakan laporan keuangannya tepat waktu. Hasil yang tidak signifikan dalam penelitian ini juga disebabkan bukan karena seberapa lama perusahaan itu berdiri, tetapi lebih pada rasa tanggung jawab perusahaan dalam menyampaikan informasi mengenai kondisi keuangan perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan secara tepat waktu. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Astuti (2007), Ifada (2009), Fitri dan Nazira (2009), Septriana (2010), Yusralaini, et al. (2010), serta Kadir (2011) menunjukkan bahwa umur perusahaan tidak berpengaruh terhadap tingkat ketepatan waktu pelaporan keuangan. Berbeda dengan hal tersebut, hasil penelitian yang dilakukan oleh Almiliah dan Setiady (2006) menunjukkan bahwa umur perusahaan berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. Berdasarkan hasil uji pada Tabel 8, dapat diketahui bahwa struktur kepemilikan publik berpengaruh terhadap tingkat ketepatan waktu pelaporan keuangan (0,014 < 0,05) dan memiliki hubungan negatif. Hal ini membuktikan bahwa kepemilikan perusahaan oleh pihak luar mempunyai kekuatan yang besar dalam mempengaruhi perusahaan melalui media massa berupa kritikan atau komentar yang semuanya dianggap suara publik atau masyarakat. Perusahaan yang mempunyai persentase kepemilikan publik yang besar akan membuat pihak manajemennya lebih berhati-hati dan seakurat mungkin dalam menyusun laporan keuangannya, dengan harapan laporan keuangan tersebut nantinya dapat memenuhi seluruh kebutuhan informasi yang dibutuhkan oleh pemilik eksternal perusahaan. Dengan penyusunan yang lebih hati-hati maka waktu yang diperlukan pihak manajemen akan cenderung lebih banyak dan lama. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Astuti (2007) serta Hilmi dan Ali (2008) yang menunjukkan bahwa struktur kepemilikan saham oleh publik berpengaruh terhadap ketepatan waktu
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 11 (2014)
14
pelaporan keuangan. Hal ini bertolak belakang dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ifada (2009) dan Awalludin dan Sawitri (2012) yang menunjukkan bahwa struktur kepemilikan saham oleh publik tidak berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. Berdasarkan hasil uji pada Tabel 8, dapat diketahui bahwa DER tidak berpengaruh terhadap tingkat ketepatan waktu pelaporan keuangan (0,708 > 0,05) dan memiliki hubungan positif. Hal ini mengindikasikan bahwa baik peruahaan yang tepat waktu maupun tidak tepat waktu dalam pelaporan keuangannya mengabaikan informasi tentang hutang (DER). Perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan tidak akan mempengaruhi reaksi pasar sehingga hal ini tidak akan menghambat perusahaan untuk menyampaikan laporan keuangan secara tepat waktu. Hal ini dikarenakan perusahaan tersebut dapat menyelesaikan permasalahan hutangnya melalui proses restrukturisasi hutang. Permasalahan hutang bukanlah suatu berita yang buruk. Manajemen menganggap pembiayaan dengan menggunakan hutang jauh lebih murah daripada menjual saham dan pembiayaan dengan hutang tidak mengurangi kendali pemilik atas perusahaan. Begitu pula dengan hutang yang kecil bukanlah suatu berita yang baik karena mengindikasikan bahwa pembiayaan yang dilakukan dengan modal sendiri dapat menimbulkan biaya yang lebih tinggi. Perusahaan yang mempunyai DER yang tinggi juga ingin menyampaikan laporan keuangannya dengan tepat waktu agar pihak investor mengetahui bahwa kegiatan perusahaan yang dibiayai oleh hutang memang digunakan untuk perluasan usaha demi kelangsungan perusahaan. Tidak hanya bagi investor, kreditor juga perlu mengetahui kinerja perusahaan dan kemampuan perusahaan dalam membayar pinjaman dari kreditor. Apabila perusahaan menunda pelaporan keuangannya maka akan mengurangi tingkat kepercayaan investor serta kreditor terhadap perusahaan dalam kemampuan membayar hutang perusahaan. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Almilia dan Setyadi (2006), Astuti (2007), Hilmi dan Ali (2008),Ifada (2009), Septriana (2010), Kadir (2011), serta Putra dan Tohiri (2013) yang menunjukkan bahwa DER tidak berpengaruh terhadap tingkat ketepatan waktu pelaporan keuangan. Berbeda dengan hal tersebut, hasil penelititian Awalludin dan Sawitri (2012) menunjukkan bahwa DER berpengaruh terhadap tingkat ketepatan waktu pelaporan keuangan. Berdasarkan hasil uji pada Tabel 8, dapat diketahui bahwa ROA tidak berpengaruh terhadap tingkat ketepatan waktu pelaporan keuangan (0,995 > 0,05) dan memiliki hubungan positif. Hal ini dikarenakan bahwa kinerja dari perusahaan tidak hanya dilihat dari besarnya nilai profitabilitas yang dihasilkan pada periode tersebut. Nilai profitabilitas perusahaan yang rendah bukan berarti merupakan bad news bagi perusahaan, sehingga perusahaan tidak perlu menyampaikan laporan keuangannya secara tidak tepat waktu. Profit rendah yang didapat oleh perusahaan pada periode tersebut tidak mempengaruhi kelangsungan hidup perusahaan. Perusahaan masih bisa beroperasi dan melanjutkan usahanya. Manajemen dari perusahaan yang memiliki profit rendah memiliki ekspektasi bahwa pada periode yang akan datang perusahaan masih bisa mendapatkan profit. Baik profit rendah maupun profit tinggi tidak dianggap sebagai informasi yang relevan bagi perusahaan yang akan membuat perusahaan termotivasi menyampaikan laporan keuangan tepat waktu. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Astuti (2007), Ifada (2009), Yusralaini et.al (2010), Kadir (2011), serta Putra dan Tohiri (2013) yang menunjukkan bahwa ROA tidak berpengaruh terhadap tingkat ketepatan waktu pelaporan keuangan.Berbeda dengan hal tersebut, hasil penelitian yang dilakukan oleh Hilmi dan Ali (2008), Widati dan Septi (2008), Septriana (2010), Awalludin dan Sawitri (2012), Marthani (2013), serta Nasution (2013) menunjukkan bahwa ROA berpengaruh terhadap tingkat ketepatan waktu pelaporan keuangan.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 11 (2014)
15
Berdasarkan hasil uji pada Tabel 8, dapat diketahui bahwa CR tidak berpengaruh terhadap tingkat ketepatan waktu pelaporan keuangan (0,621 > 0,05) dan memiliki hubungan positif. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan yang mempunyai tingkat likuiditas yang tinggi, belum tentu menyampaikan laporan keuangannya dengan tepat waktu. Sebaliknya, perusahaan yang mempunyai tingkat likuiditas rendah juga ingin menyampaikan laporan keuangannya dengan tepat waktu, yang bertujuan agar pihak kreditor dapat mengetahui kinerja perusahaan dan mengetahui kemampuan perusahaan dalam membayar pinjamannya. Apabila perusahaan menunda pelaporan keuangannya maka akan mengurangi tingkat kepercayaan kreditor terhadap perusahaan dalam kemampuan membayar kewajiban jangka pendek perusahaan. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Almiliah dan Setyadi (2006), Fitri dan Nazira (2009), serta Yusralaini et.al (2010) menunjukkan bahwa CR tidak berpengaruh terhadap tingkat ketepatan waktu pelaporan keuangan. Berbeda dengan hal tersebut, hasil penelititian dari Hilmi dan Ali (2008), Marthani (2013) dan Nasution (2013) menunjukkan bahwa CR berpengaruh terhadap tingkat ketepatan waktu pelaporan keuangan. Berdasarkan hasil uji pada Tabel 8, dapat diketahui bahwa reputasi auditor tidak berpengaruh terhadap tingkat ketepatan waktu pelaporan keuangan (0,139 > 0,05) dan memiliki hubungan negatif. Hal ini menunjukan bahwa tidak ada jaminan bahwa perusahaan yang diaudit oleh KAP Big Four akan dapat segera menyelesaikan laporan auditnya dan perusahaan dapat segera menyampaikan laporan keuangannya. Kualitas auditor tidak bergantung pada image KAP Big Four ataupun Non Big Four tetapi kualitas auditor dapat dinilai dari tingkat profesionalisme, independensi, integritas yang di miliki auditor. Ketiga komponen ini harus di miliki oleh semua auditor dimanapun auditor bernaung di KAP. Oleh karena itu, dengan dimilikinya tiga kompenen ini auditor akan berusaha untuk segera menyelesaikan laporan audit secara professional dengan independensi dan integritas yang dimiliki. Sehingga perusahaan juga akan segera dapat menyampaikan laporan keuangannya. Sebab lainnya adalah kinerja Kantor Akuntan Publik tidak lepas dari kinerja para manajer sebagai agen perusahaan dalam menghasilkan laporan keuangan perusahaan. Cepat atau tidaknya suatu perusahaan menyampaikan laporan keuangannya tergantung pada kinerja para manajer, sehingga walaupun diaudit oleh Kantor Akuntan Publik yang bermitra dengan The Big Four tetapi pihak manajer terlambat menyampaikan laporan keuangannya kepada pihak Kantor Akuntan Publik maka tidak akan menjamin ketepatan waktu pelaporan keuangan kepada Bapepam. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Marthani (2013) yang menunjukkan bahwa reputasi auditor tidak berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan.Berbeda dengan hal tersebut, hasil penelitian yang dilakukan oleh Hilmi dan Ali (2008) dan Putra dan Tohiri (2013) menunjukkan bahwa reputasi auditor berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. SIMPULAN DAN KETERBATASAN Simpulan Simpulan hasil penelitian ini dapat dikemukakan sebagai berikut : (1) Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan; (2) Umur perusahaan tidak berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan; (3) Struktur kepemilikan publik berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan; (4) DER (Debt to Equity Ratio) tidak berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan; (5) ROA (Return on Asset) tidak berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan;
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 11 (2014)
16
(6) CR (Current Ratio) tidak berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan; (7) Reputasi Auditor (KAP) tidak berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. Keterbatasan dan Saran Penelitian ini masih jauh dari kata kesempurnaan. Sebaiknya penelitian selanjutnya melakukan penelitian ulang terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan dengan menggunakan variabel yang tidak berpengaruh dalam penelitian ini namun dengan menggunakan proksi yang berbeda. Hal ini diharapkan akan ditemukan hasil penelitian baru serta diharapkan pula akan ada teori baru yang dapat dikembangkan lagi. Serta, mengingat ketujuh variabel yang digunakan dalam penelitian hanya mampu menjelaskan 15,4% saja, sedangkan 84,6% dijelaskan oleh variabel lain. Sebaiknya peneliti selanjutnya juga menambahkan variabel lain misalnya variabel kompleksitas operasi (ada tidaknya anak perusahaan) dan penerapan IFRS mengingat sejak tahun 2011 standar ini berlaku di Indonesia. DAFTAR PUSTAKA Almilia, L.S., dan L. Setiady. 2006. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyelesaian Penyajian Laporan Keuangan Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di BEI. Seminar Nasional Good Corporate Governance di Universitas Trisakti Jakarta. 24–25 November : 1-29. Astuti, C., D. 2007. Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan. Jurnal Informasi, Perpajakan, Akuntansi, dan Keuangan Publik. 2(1): 27-42. Awalludin, V.M., dan P. Sawitri. 2012. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. http://repository.gunadarma.ac.id. 24 Oktober 2013. Chrisanty, Y.D. 2010. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ketepatan Waktu Dalam Pelaporan Keuangan Pada Perusahaan Manufaktur. http://eprints.undip.ac.id. 24 Oktober 2013. Dwiyanti, R. 2010. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Skripsi. Universitas Diponegoro. Semarang. Fitri, F.A., dan Nazira. 2009. Analisis Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan Kepada Publik Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI. Jurnal Telaah & Riset Akuntansi 2(2): 198-214. Fitriani, E. 2010. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Skripsi. Universitas Pembangunan Nasional “VETERAN”. Jakarta. Hilmi, U., dan L., Ali. 2008. Analisis Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan Studi Empiris Pada Perusahaan - Perusahaan Yang Terdaftar di BEJ Periode 2004 – 2006. http://stiepena.ac.id 27 Oktober 2013. Kieso, D.E., J.J. Weygandt, dan T.D. Warfield. 2007. Intermediate Accounting. 12th ed. John Wiley & Sons, Inc. USA. Lampiran Keputusan Nomor KEP-36/PM/2003 Kewajiban Penyampaian Laporan Keuangan Berkala. 30 September 2003. Bapepam. Jakarta. Marthani, D., T. 2013. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010 – 2012. http://jimfeb.ub.ac.id. 24 Oktober 2013.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 11 (2014)
17
Prahesti, S. 2011. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan Studi Empiris Pada Perusahaan Food And Beverages Di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2004 – 2009. Skripsi S1 Universitas Diponegoro. http://eprints.undip.ac.id. 24 Oktober 2013. Putra, P., D. dan R., Tohiri. 2013. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan Pada Perusahaan Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2010. Jurnal Bina Akuntansi IBBI. 18(1): 1858-3202. Respati, N., W, T. 2013. Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan: Studi Empiris Di Bursa Efek Jakarta. Thesis S2 Universitas Diponegoro. http://eprints.undip.ac.id. 24 Oktober 2013. Rosyidah, K. 2013. Pengaruh Efek Sektor Jenis Laporan Keuangan Dan Laba Terhadap Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan Studi Empiris Pada Perusahaan Keuangan Dan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011. Skripsi. Universitas Diponegoro. Semarang. Puspaningrum, P., D. 2013. Analisis Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Struktur Modal dan Ukuran Perusahaan Terhadap Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan Studi Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia 2010-2012. Skripsi S1 Universitas Diponegoro. http://eprints.undip.ac.id. 24 Oktober 2013. Srimindarti, C.. 2008. Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan. Fokus Ekonomi 7(1): 14-21. Sulistyo, W.A.N. 2010. Analisis Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan Pada Perusahaan Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia Periode 2006–2008. Skripsi S1 Universitas Diponegoro. http://eprints.undip.ac.id. 24 Oktober 2013. Suwarjono. 2005. Teori Akuntansi: Perekayasaan Akuntansi Keuangan. Edisi Ketiga. BPFE. Yogyakarta. Wicaksono., Kamaliah., dan A., Silfi. 2012. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan Pada Perusahaan Wholesale And Retail Trade Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. http://repository.unri.ac.id. 24 Oktober 2013. Wijayanti, N. 2009. Pengaruh Profitabilitas Umur Perusahaan, Ukuran Perusahaan, Dan Kepemilikan Publik Terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan Perusahaan Studi Empiris Pada Perusahaan LQ 45 di Bursa Efek Indonesia . Skripsi S1 Universitas Sebelas Maret. http://eprints.uns.ac.id 24 Oktober 2013.
●●●