ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETEPATAN WAKTU PELAPORAN KEUANGAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Vita Magdalena Awalludin, Dr. Dra Peni Sawitri, MM Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma Jl. Margonda Raya 100 – Depok 16424
[email protected]
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menemukan bukti empiris tentang faktor-faktor yang mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Faktor-faktor yang diuji dalam penelitian ini yaitu debt to equity ratio, profitabilitas, struktur kepemilikan, ukuran perusahaan, dan opini auditor. Sampel penelitian ini adalah 324 perusahaan manufaktur yang tercatat di BEI (Bursa Efek Indonesia) dari tahun 2008-2011 yang diambil dengan menggunakan metode purposive sampling. Faktor-faktor tersebut kemudian diuji dengan menggunakan regresi logistik. Hasil penelitian mengidentifikasi bahwa Debt to Equity Ratio dan profitabilitas secara signifikan berpengaruh pada ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan, sedangkan struktur kepemilikan, ukuran perusahaan, dan opini auditor tidak berpengaruh pada ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Kata kunci : ketepatan waktu (timeliness), debt to equity ratio, profitabilitas, struktur kepemilikan, ukuran perusahaan, dan opini auditor PENDAHULUAN Perkembangan pasar modal saat ini telah meningkat dengan sangat pesat dan tentunya di masa mendatang bisnis investasi ini akan menjadi sedemikian kompleks, dengan tingkat persaingan yang sangat ketat, terutama dalam upaya penyediaan dan perolehan informasi dalam setiap pembuatan keputusan. Salah satu sumber informasi yang sangat berperan penting dalam bisnis investasi di pasar modal adalah laporan keuangan. Setiap perusahaan yang go public diwajibkan untuk menyampaikan laporan keuangan yang disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan dan telah diaudit oleh akuntan publik yang terdaftar di Badan Pengawas Pasar Modal. Salah satu kriteria profesionalisme dari auditor adalah ketepatan waktu penyampaian laporan auditnya. Ketepatan waktu dalam penyampaian laporan keuangan sangat penting bagi tingkat manfaat dan nilai laporan tersebut. Semakin singkat jarak waktu antara akhir periode akuntansi dengan tanggal penyampaian laporan keuangan, maka semakin banyak keuntungan yang dapat diperoleh dari laporan keuangan tersebut sedangkan semakin panjang periode antara akhir tahun dengan penyampaian laporan keuangan maka akan semakin tinggi kemungkinan informasi tersebut dibocorkan pada pihak yang berkepentingan. Berbagai penelitian mengenai ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan telah dilakukan. Penelitian ini mengkonfirmasi kembali kesimpulan dari penelitian-
penelitian terdahulu mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Dyer dan Mc Hugh (1975) dalam Hilmi dan Ali (2008) menunjukkan bahwa perusahaan yang memperoleh laba cenderung lebih tepat waktu dalam menyampaikan laporan keuangannya dan apabila mengalami kerugian perusahaan tersebut akan lebih lambat dalam penyampaian laporan keuangannya. Bandi dan Hananto (2000) meneliti hubungan ketepatan waktu pelaporan keuangan dengan reaksi pasar atas ketepatan waktu. Dari penelitian tersebut ditemukan bukti empiris bahwa keterlambatan antara perusahaan besar dan kecil berbeda. Temuan empiris lain dalam penelitian ini, yaitu ketepatan waktu pelaporan antara pelaporan sebelum dan sesudah waktu yang diharapkan tidak berpengaruh pada harga saham. Dalam penelitian Oktorina dan Suharli (2005) mengenai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan di BEJ. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran perusahaan, struktur kepemilikan, dan kantor akuntan besar mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan. Sedangkan debt to equity ratio dan profitabilitas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. Penelitian ini dilakukan untuk menuji kembali beberapa faktor – faktor dalam penelitian terdahulu yang mempengaruhi ketepatan waktu penyampaian laporan seperti debt to equity ratio, profitabilitas, struktur kepemilikan, ukuran perusahaan dan opini auditor, khususnya pada perusahaan manufaktur. Dari latar belakang yang telah diuraikan diatas, permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah debt to equity ratio berpengaruh secara signifikan berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan pada perusahaan manufaktur? 2. Apakah profitabilitas secara signifikan berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan pada perusahaan manufaktur? 3. Apakah struktur pemilikan pihak luar secara signifikan berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan pada perusahaan manufaktur? 4. Apakah ukuran perusahaan secara signifikan berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan pada perusahaan manufaktur? 5. Apakah opini audit secara signifikan berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan pada perusahaan manufaktur? Kerangka penelitian teoritis akan tampak sebagai berikut:
Gambar 1 Model Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS Laporan Keuangan Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.1 Revisi 2009, laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Sedangkan tujuan dari adanya laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas, yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi. Laporan keuangan juga menunjukkan hasil pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Ketepatan Waktu (Timeliness) Ketepatan waktu mengimplikasikan bahwa laporan keuangan seharusnya disajikan pada suatu interval waktu, untuk menjelaskan perubahan dalam perusahaan yang mungkin mempengaruhi pemakai informasi dalam membuat prediksi dan keputusan. Ketepatan waktu dapat didefinisikan dengan dua cara: Chambers dan Penman (1984) dalam Hilmi dan Ali (2008) mendefinisikan ketepatan waktu dalam dua cara yaitu : 1. Ketepatan waktu didefinisikan sebagai keterlambatan waktu pelaporan dari tanggal laporan keuangan sampai tanggal melaporkan.
2. Ketepatan waktu ditentukan dengan ketepatan waktu pelaporan relative atas tanggal pelaporan yang diharapkan. Menurut Dyer dan Mc Hugh (1975) dalam Hilmi dan Ali (2008) ada tiga kriteria keterlambatan untuk melihat ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan antara lain : 1. Preliminary lag yaitu interval jumlah hari antara tanggal laporan keuangan sampai penerimaan laporan akhir preleminary oleh bursa. 2. Auditor’s report lag yaitu interval jumlah hari antara tanggal laporan keuangan sampai tanggal laporan auditor ditandatangani. 3. Total lag yaitu interval jumlah hari antara tanggal laporan keuangan sampai tanggal penerimaan laporan dipublikasikan oleh bursa. Keterlambatan terjadi jika perusahaan melaporkan informasi keuangannya setelah tanggal yang ditentukan. Hal ini sesuai dengan peraturan X.K.2 yang diterbitkan Bapepam dan didukung oleh peraturan terbaru Bapepam, X.K.6 tertanggal 7 Desember 2006, maka penyampaian laporan keuangan tahunan yang telah diaudit dikatakan tepat waktu apabila diserahkan sebelum atau paling lambat pada akhir bulan ketiga setelah tanggal laporan keuangan tahunan perusahaan publik tersebut. Sedangkan untuk laporan tengah tahunan : (1) selambat-lambatnya 30 hari setelah tengah tahun buku berakhir, jika tidak disertai laporan akuntan, (2) selambat-lambatnya 60 hari setelah tengah tahun berakhir jika disertai laporan akuntan dalam rangka penelaahan terbatas, (3) selambatlambatnya 90 hari setelah tengah tahun buku berakhir jika disertai laporan akuntan yang memberikan pendapat tentang kewajaran laporan keuangan secara keseluruhan. Debt to Equity Ratio Rasio debt to equity juga dikenal sebagai rasio financial leverage. Tingginya debt to equity ratio mencerminkan tingginya risiko keuangan perusahaan Tingginya resiko ini menunjukkan adanya kemungkinan bahwa perusahaan tersebut tidak bisa melunasi kewajiban atau hutangnya baik berupa pokok maupun bunganya. Resiko perusahaan yang tinggi mengindikasikan bahwa perusahaan mengalami kesulitan keuangan. Sedangkan kesulitan keuangan dianggap berita buruk yang akan mempengaruhi kondisi perusahaan dimata publik. Sehingga pihak manajemen cenderung akan menunda penyampaian laporan keuangan yang memuat berita buruk. Perusahaan dengan kondisi debt to equity ratio yang tinggi akan terlambat dalam penyampaian pelaporan keuangannya, karena waktu yang ada digunakan untuk menekan debt to equity ratio serendah-rendahnya. Hal ini didukung oleh penelitian Schwart dan Soo (1996) dalam Hilmi dan Ali (2008) yang menunjukkan bahwa perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan cenderung tidak tepat waktu dalam menyampaikan laporan keuangannya dibanding perusahaan yang tidak mengalami kesulitan keuangan. Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis yang dapat disusun adalah sebagai berikut : H1 : Debt to equity ratio berpengaruh negatif terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. Profitabilitas Profitabilitas menunjukkan keberhasilan perusahaan didalam menghasilkan keuntungan. Dengan semakin besar rasio profitabilitas maka semakin baik pula kinerja perusahaan sehingga perusahaan akan cenderung untuk memberikan informasi tersebut pada pihak lain yang berkepentingan. Sehingga dapat dikatakan bahwa profit
merupakan berita baik (good news) bagi perusahaan. Perusahaan yang memiliki berita baik tidak akan menunda penyampaian informasi. Hal ini didukung oleh penelitian Owusu dan Ansah (2000) yang menunjukkan bahwa profitabilitas dapat mempengaruhi perilaku ketepatan waktu pelaporan keuangan. Oleh karena itu, perusahaan yang mampu menghasilkan profit cenderung lebih tepat waktu dalam pelaporan keuangannya dibandingkan perusahaan yang mengalami kerugian (Oktorina dan Suharli, 2005). Hal ini didukung oleh penelitian Na'im (1998) yang menemukan bukti empiris bahwa profitabilitas signifikan mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan. Sementara Saleh (2004) dan Oktorina dan Suharli (2005) menyatakan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh terhadap ketepatan pelaporan keuangan. Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis yang dapat disusun adalah sebagai berikut: H2 : Profitabilitas berpengaruh positif terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. Struktur Kepemilikan Menurut Niehaus (1989) dalam Saleh (2004) bahwa pemilik dari pihak luar dianggap berbeda dengan pemilik dari pihak dalam dimana kecil kemungkinan pemilik dari pihak luar untuk terlibat dalam urusan bisnis perusahaan sehari-hari. Pemilik perusahaan dari pihak luar atau pemegang saham berkepentingan untuk mengetahui tingkat kembalian (rate of return) atas investasi mereka. Oleh sebab itu mereka membutuhkan informasi yang membantu mereka untuk memutuskan tindakan mereka, apakah untuk membeli, menahan atau menjual saham-saham suatu perusahaan. Selain itu pemilik perusahaan dari pihak luar juga ingin mengetahui kemampuan perseroan untuk membayar deviden. Informasi mengenai perkembangan dan kondisi perusahaan tercermin dalam laporan keuangan Ang (1997). Struktur kepemilikan perusahaan yang dimiliki oleh pihak luar biasanya mempunyai presentase kepemilikan lebih dari 50% sehingga pemilik perusahaan dari pihak luar mempunyai kekuatan yang besar dalam mempengaruhi kondisi dan hasil kinerja perusahaan. Dengan adanya konsentrasi kepemilikan pihak luar maka akan mengubah pengelolaan perusahaan yang semula berjalan dengan sekehendak hati menjadi perusahaan yang berjalan dengan pengawasan. Akibatnya, keleluasaan pihak manajemen menjadi terbatas. Adanya pengawasan dari pihak luar maka pihak manajemen dituntut untuk mampu menunjukkan kinerja yang baik. Jika kinerja pihak manajemen baik maka pemegang saham akan mendukung keberadaan manajemen, dan sebaliknya jika kinerja pihak manajemen tidak baik maka pemegang saham akan mengadakan pemilihan manajemen baru atau dengn kekuatannya merubah manajemen. Upaya pihak manajemen untuk menunjukkan kinerja yang baik adalah dengan menyediakan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja perusahaan dan perubahan posisi keuangan perusahaan bagi para pemilik perusahaan yang berasal dari pihak luar. Pemilik perusahaan dari pihak luar mempunyai kekuatan yang besar untuk menekan manajemen untuk dapat menyajikan informasi secara tepat waktu, karena ketepatan waktu pelaporan keuangan akan mempengaruhi keputusan ekonomi yang akan diambilnya. Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis yang dapat disusun adalah sebagai berikut : H3 : Struktur kepemilikan berpengaruh positif terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan.
Ukuran Perusahaan Salah satu atribut yang dapat dihubungkan dengan ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan adalah ukuran perusahaan. Ukuran perusahaan dapat dinilai dari beberapa segi. Besar kecilnya ukuran perusahaan dapat didasarkan pada total nilai aset, total penjualan, kapitalisasi pasar, jumlah tenaga kerja dan sebagainya. Semakin besar nilai item-item tersebut maka semakin besar pula ukuran perusahaan itu. Dyer dan Mc. Hugh, Carslaw dan Kaplan dan Owusu-Ansah (dalam Hilmi dan Ali, 2008) menyatakan bahwa perusahaan yang memiliki sumber daya (aset) yang besar memiliki lebih banyak sumber informasi, lebih banyak staf akuntansi dan sistem informasi yang lebih canggih, memiliki sistem pengendalian internal yang kuat, adanya pengawasan investor, regulator dan sorotan masyarakat, maka akan memungkinkan perusahaan untuk menyampaikan laporan keuangannya dengan tepat waktu. Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis yang dapat disusun adalah sebagai berikut : Ha4 : Ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. Opini Audit Publikasi laporan keuangan melalui media massa akan mempengaruhi keputusan investasi para calon investor. Hal ini disebabkan informasi yang terkandung di dalam laporan keuangan dianggap berita terbaru mengenai keadaan perusahaan di pasar modal. Informasi yang berisi berita baik seperti profitabilitas meningkat, kinerja manajemen efektif dan efisien, serta pemberian pendapat wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion) akan menarik minat calon investor untuk melakukan investasi. Opini audit dalam perspektif informasi memberikan gambaran tentang kondisi suatu perusahaan dari pihak yang independen sehingga informasi ini merupakan informasi yang ditunggu-tunggu investor. Perusahaan yang mendapatkan pendapat wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion) dari auditor untuk laporan keuangannya cenderung akan tepat waktu dalam menyampaikan laporan keuangannya karena pendapat wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion) merupakan berita baik dari auditor. Sebaliknya perusahaan cenderung tidak akan tepat waktu dalam menyampaikan laporan keuangannya apabila menerima menerima opini selain wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion) karena hal tersebut dianggap berita buruk. Hal ini didukung oleh penelitian Anissa (2004) yang menyimpulkan bahwa hanya opini audit yang berpengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis yang dapat disusun adalah sebagai berikut : Ha5 : Opini auditor berpengaruh positif terhadap terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. METODE PENELITIAN Pemilihan Sampel dan Pengolahan Data Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2008 sampai 2011. Sampel dalam penelitian ini dipilih dengan menggunakan metode purposive sampling. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 81 perusahaan untuk masingmasing periode. Jumlah data dalam penelitian ini adalah sebanyak 324 perusahaan. Penelitian ini menggunakan data secara sekunder yang umumnya berupa bukti, catatan
atau laporan historis yang telah tersusun di dalam arsip (data documenter). Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berbentuk laporan keuangan yang ada di Bursa Efek Indonesia, laporan opini auditor independen dan data yang terdapat dalam Indonesian Capital Market Directory (ICMD). Semua data tersebut diperoleh dari halaman web (website) resmi Bursa Efek Indonesia www.idx.co.id. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel independen terdiri dari lima variabel yaitu debt to equity ratio, profitabilitas, struktur kepemilikan, ukuran perusahaan, dan opini audit. Untuk variabel dependen hanya satu yaitu ketepatan waktu (timeliness) pelaporan keuangan. 1. Ketepatan waktu Ketepatan waktu penyampaian pelaporan keuangan diukur berdasarkan keterlambatan pelaporan keuangan perusahaan. Perusahaan wajib menyerahkan laporan keuangan tahunan paling lambat 90 hari setelah tahun buku berakhir. 2. Debt to Equity Ratio Di gunakan untuk mengukur tingkat leverage (penggunaan hutang) terhadap total modal sendiri yang dimiliki perusahaan. 3. Profitabilitas Profitabilitas dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan return on asset (ROA). ROA diukur berdasarkan perbandingan antara laba bersih setelah pajak dengan total aktiva. 4. Struktur Kepemilikan Struktur Kepemilikan dalam penelitian ini diukur dengan melihat berapa besar saham yang dimiliki oleh pihak luar. 5. Ukuran Perusahaan Ukuran perusahaan dalam penelitian ini diukur berdasarkan jumlah total penjualan yang dimiliki oleh perusahaan. 6. Opini Audit Opini audit dalam penelitian ini diukur berdasarkan pendapat yang diberikan auditor atas kewajaran laporan keuangan suatu perusahaan. Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan regresi logistik (logistic regression). Regresi logistik digunakan dalam penelitian ini karena variabel bebasnya merupakan kombinasi antara metrik dan non metrik (nominal) (Ghozali, 2006). Model regresi logistic yang digunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Ln (TL/1-TL) = a + b1DER + b2ROA + b3OWN + b4SALE + b5OPN + e Dimana: Ln (TL/1-TL) : Dummy variabel ketepatan waktu (Kategori 0 untuk perusahan yang tidak tepat waktu dan kategori 1 untuk perusahaan yang tepat waktu). DER
: Debt to Equity Ratio
ROA
: Profitabilitas (Return on Assets)
OWN
: Struktur kepemilikan perusahaan yang dimiliki oleh pihak luar.
SALE
: Total penjualan (Ukuran Perusahaan)
OPN
: Opini auditor (merupakan variabel dummy, perusahaan yang menerima pendapat unqualified opinion diberi kode 1 dan perusahaan yang menerima pendapat selain unqualified opinion diberi kode 0.
e
: Error (Variabel Gangguan)
PEMBAHASAN A. Menguji Model Fit (Overal Model Fit Test) Uji model fit ini diigunakan untuk menilai model yang telah dihipotesiskan telah fit atau tidak dengan data. Pengujian ini dilakukan dengan cara membandingkan nilai antara -2 log likelihood pada awal (block number = 0) dengan nilai -2 log likelihood pada akhir (block number = 1). Nilai -2 log likelihood awal pada block number = 0, ditunjukkan melalui tabel 1 berikut ini: Tabel 1 Nilai -2 Log Likelihood Awal (-2LL awal) Iteration Historya,b,c Coefficients Iteration Step 0
-2 Log likelihood
Constant
1
152.221
1.815
2
124.526
2.593
3
121.552
2.953
4
121.475
3.023
5
121.475
3.025
6 121.475 Sumber: Data sekunder yang telah diolah
3.025
Tabel 2 Nilai -2 Log Likelihood akhir (-2LL akhir) Iteration Historya,b,c,d Coefficients
-2 Log Iteration Step 1
likelihood
Constant
DER
ROA
OWN
SALE
OPN
1
140.914
1.479
-.023
.341
-.252
.000
.429
2
103.967
2.083
-.047
1.473
-.591
.000
.700
3
93.619
2.963
-.067
4.486
-.818
.000
.226
4
91.729
3.584
-.073
5.533
-1.105
.000
-.170
5
90.776
3.675
-.072
5.547
-1.282
.000
-.296
6
90.277
3.658
-.072
5.476
-1.384
.000
-.363
7
90.201
3.657
-.072
5.475
-1.423
.000
-.395
8
90.200
3.657
-.072
5.477
-1.428
.000
-.399
-.072
5.477
-1.428
.000
-.400
9 90.200 3.657 Sumber: Data sekunder yang telah diolah
Berdasarkan tabel 1 dan tabel 2 dapat terlihat -2 log likelihood awal pada block number = 0 yaitu model hanya memasukkan konstanta yang dapat dilihat pada step 6, memperoleh nilai sebesar 121.475. Selanjutnya pada tabel dapat dilihat nilai -2 LL akhir dengan block number = 1 nilai -2 log likelihood pada tabel 2 mengalami perubahan setelah masuknya beberapa varibel independen pada model penelitian, akibatnya nilai -2 LL akhir pada step 9 menunjukkan nilai sebesar 90.200. Adanya pengurangan nilai antara -2LL awal dengan nilai -2LL akhir pada langkah berikutnya menunjukkan bahwa model yang dihipotesiskan fit dengan data (Ghozali, 2006). B. Menguji Kelayakan Model Regresi Dalam pengujian kelayakan model regresi logistik dapat dilakukan dengan menggunakan Goodness of Fit Test yang diukur dengan nilai Chi-Square pada bagian bawah uji Hosmer and Lemeshow. Tabel 3 Hosmer and Lemeshow Test Hosmer and Lemeshow Test Step
Chi-square
df
1 7.992 8 Sumber: Data sekunder yang telah diolah
Sig. .434
Pada tabel tersebut terlihat bahwa besarnya nilai statistik Hosmer and Lemeshow Goodness of fit adalah 7,992 dengan tingkat signifikan 0,434 yang nilainya jauh diatas 0,05. Angka tingkat signifikan > 0,05 sehingga Ho diterima. Hal ini berarti model regresi layak dipakai untuk analisa selanjutnya, karena tidak ada perbedaan yang nyata antara klasifikasi yang diprediksi dengan klasifikasi yang diamati. C. Koefisien Determinasi Tabel 4 Model Summary
Step
-2 Log likelihood
Cox & Snell R Square
Nagelkerke R Square
90.200a
1
.092
.294
Sumber: Data sekunder yang telah diolah
Tabel 4 menunjukkan nilai Nagelkerke R Square. Dilihat dari hasil output pengolahan data nilai Nagelkerke R Square adalah sebesar 0,294 yang berarti kombinasi variabel independen yaitu debt to equity ratio (DER), profitabilitas, struktur kepemilikan, ukuran perusahaan, dan opini audit mampu menjelaskan variasi dari variabel dependen yaitu ketepatan waktu adalah sebesar 29,4% sedangkan sisanya dijelaskan oleh faktor–faktor lain yang tidak diikutsertakan dalam model. D. Pengujian Hipotesis Dalam hasil pengujian hipotesis ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh dari variabel-variabel bebas terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. Pengujian dengan regresi logistik ditunjukkan dalam tabel berikut ini: Tabel 5 Hasil Uji Koefisien Regresi Logistik Variables in the Equation
B Step 1
S.E.
Wald
df
Sig.
Exp(B)
DER
-.072
.028
6.798
1
.009*
.930
ROA
5.477
2.139
6.556
1
.010*
239.111
OWN
-1.428
1.752
.664
1
.415
.240
SALE
.000
.000
1.368
1
.242
1.000
OPN
-.400
1.573
.064
1
.800
.671
Constant
3.657
1.660
4.851
1
.028
38.738
a
Sumber: Data sekunder yang telah diolah
Tabel 5 menunjukkan hasil pengujian dengan regresi logistik pada tingkat signifikansi 5%. Dari pengujian dengan regresi logistic diatas maka diperoleh persamaan regresi logistik sebagai berikut: Ln (TL/1-TL) = 3,657 - 0,072 DER + 5,477 ROA – 1,428 OWN + 0,000 SALE – 0,400 OPN + e 1. H1 : Debt to equity ratio berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. Variabel hutang perusahaan yang diukur dengan debt to equity ratio (DER) menunjukkan nilai koefisien negatif sebesar 0,072 dengan probabilitas variabel sebesar 0,009 di bawah tingkat signifikansi 0,05 (5 persen). Artinya dapat disimpulkan bahwa H1 diterima. Dengan demikian terbukti bahwa hutang perusahaan berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan. Hal ini mengindikasikan bahwa tingginya debt to equity ratio mencerminkan tingginya risiko keuangan perusahaan. Tingginya resiko ini menunjukkan adanya kemungkinan bahwa perusahaan tersebut tidak bisa melunasi kewajiban atau hutangnya baik berupa pokok maupun bunganya. Resiko perusahaan yang tinggi
mengindikasikan bahwa perusahaan mengalami kesulitan keuangan. Sedangkan kesulitan keuangan dianggap berita buruk yang akan mempengaruhi kondisi perusahaan dimata publik. Sehingga pihak manajemen cenderung akan menunda penyampaian laporan keuangan yang memuat berita buruk yang akan mempengaruhi kondisi perusahaan dimata publik. Meskipun temuan ini tidak konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan Na’im (1998), Owusu-Ansah (2000), Respati dan Wening (2004), dan Hilmi dan Ali (2008) tetapi temuan ini konsisten dengan logika teori dalam penelitian. 2. H2 : Profitabilitas berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. Variabel profitabilitas yang diukur dengan Return on Asset (ROA) menunjukkan nilai koefisien positif sebesar 5,477 dengan probabilitas variabel sebesar 0,010 di bawah tingkat signifikansi 0,05 (5 persen). Artinya dapat disimpulkan bahwa H2 diterima. Dengan demikian terbukti bahwa profitabilitas berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan. Hasil penelitian ini mendukung simpulan yang dilakukan oleh Anastasia dan Mukhlasin (2003) yang menyatakan bahwa besar kecilnya tingkat profitabilitas sebagai pengukuran kinerja manajemen mempengaruhi keinginan manajemen untuk melaporkan kinerjanya. Apabila suatu perusahaan mengalami tingkat profitabilitas yang rendah maka pihak manajemen akan cenderung tidak tepat waktu dalam menyampaikan laporan keuangan perusahaannya, sedangkan perusahaan yang mengalami tingkat profitabilitas yang tinggi maka pihak manajemen akan cenderung lebih tepat waktu dalam menyampaikan laporan keuangan perusahaannya. 3. H3 : Struktur kepemilikan berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. Variabel struktur kepemilikan menunjukkan nilai koefisien negatif sebesar 1,428 dengan probabilitas variabel sebesar 0,415 di atas tingkat signifikansi 0,05 (5 persen). Artinya dapat disimpulkan bahwa H3 ditolak. Dengan demikian tidak terbukti bahwa struktur kepemilikan berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan. Hasil penelitian ini sama dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Saleh (2004) dan Respati dan Wening (2004), dimana struktur kepemilikan saham tidak berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. Hasil yang tidak signifikan bisa terjadi karena banyak perusahaan yang memiliki struktur kepemilikan pihak luar mempunyai presentase kepemilikan kurang dari 50%. Kecilnya presentase kepemilikan pihak luar ini akan mempengaruhi hak suara yang dimilikinya. Hal ini mengakibatkan hak suara (kewenangan) terhadap perusahaan kecil juga, sehingga peranannya tidak terlalu besar dalam menentukan kebijakan perusahaan terutama yang menyangkut segi pelaporan keuangan.
4. H4 : Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. Variabel ukuran perusahaan menunjukkan nilai koefisien positif sebesar 0,000 dengan probabilitas variabel sebesar 0,242 di atas tingkat signifikansi 0,05 (5 persen). Artinya dapat disimpulkan bahwa H4 ditolak. Dengan demikian tidak
terbukti bahwa ukuran perusahaan berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan. Hasil ini mendukung penelitian Na’im (1998) maupun Saleh (2004). Hasil penelitian ini juga menolak logika teori yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan. Perusahaan besar akan cenderung lebih tepat waktu dibanding perusahaan kecil. Pada kenyataannya belum tentu perusahaan kecil akan selalu tidak tepat waktu dan demikian pula sebaliknya perusahaan besar akan cenderung tepat waktu dalam pelaporan keuangannya. Pada dasarnya ketepatan waktu dipengaruhi oleh seberapa besar rasa tanggung jawab suatu perusahaan dalam mematuhi peraturan yang telah ditetapkan oleh Bapepam mengenai keterbukaan informasi khususnya mengenai ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan dan seberapa besar tanggung jawab perusahaan dalam memberikan informasi mengenai kondisi perusahaan kepada masyarakat atau pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan. Hasil yang tidak signifikan bisa juga terjadi karena operasi dari seluruh perusahaan manufaktur telah mendapatkan pengawasan dari Bapepam, sehingga baik perusahaan manufaktur besar maupun kecil telah memiliki struktur pengendalian internal yang cukup. Dengan demikian perlakuan terhadap setiap perusahaan relatif sama. 5. H5 : Opini Auditor berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. Variabel opini auditor menunjukkan nilai koefisien negatif sebesar 0,400 dengan probabilitas variabel sebesar 0,800 diatas signifikansi 0,05 (5 persen). Hal ini berarti bahwa H5 ditolak, dengan demikian tidak terbukti bahwa opini auditor berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil pengujian yang dilakukan oleh Hilmi dan Ali (2008). Hasil ini menunjukan bahwa opini audit selain wajar tanpa pengecualian yang dikeluarkan oleh Kantor Akuntan Publik tidak mempengaruhi terlambat atau tidaknya pihak manajemen melaporkan laporan keuangannya ke publik. Hasil yang tidak signifikan ini dapat terjadi karena opini audit adalah wewenang dari Kantor Akuntan Publik sebagai lembaga yang independen dan bertanggung jawab ke publik untuk mengeluarkan opini berdasarkan laporan keuangan yang diauditnya, dalam hal ini manajemen tidak berhak mengintervensi opini audit yang telah dikeluarkan oleh Kantor Akuntan Publik meskipun Kantor Akuntan Publik tersebut mendapat fee dari perusahaan yang diauditnya. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: a. Debt to equity ratio (DER) secara signifikan mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan. b. Profitabilitas secara signifikan mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan. c. Struktur kepemilikan secara signifikan tidak mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan.
d. Ukuran perusahaan secara signifikan tidak mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan. e. Opini auditor secara signifikan tidak mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan. Keterbatasan Adapun keterbatasan dalam penelitian ini adalah : 1. Penelitian ini belum memasukkan faktor-faktor lain yang diduga berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan misalnya kualitas sistem pengendalian intern, dan internal audit perusahaan. 2. Hasil penelitian tidak bisa melihat kecenderungan yang terjadi dalam jangka panjang dan belum mewakili dari semua kategori perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Saran Banyaknya keterbatasan dalam penelitian ini, maka untuk penelitian selanjutnya perlu dilakukan hal-hal sebagai berikut : 1. Memperluas penelitian dengan menambah sampel penelitian dari seluruh perusahaan yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia dan periode pengamatan yang lebih panjang sehingga hasil yang diperoleh akan lebih dapat digeneralisasi dan akan lebih menggambarkan kondisi sesungguhnya selama jangka panjang. 2. Menambah variabel-variabel lain yang diduga mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan seperti kualitas sistem pengendalian intern, dan peranan audit internal perusahaan. 3. Menambah alat ukur perusahaan selain total penjualan. Alat ukur perusahaan yang dapat ditambahkan antara lain: market value (market capitalization) yaitu harga yang sesungguhnya di pasar karena market value merupakan harga yang paling mudah ditentukan karena harga yang sedang berlangsung di pasar atau jika pasar telah ditutup maka harga penutupan (closing price) pada tanggal 31 Desember. DAFTAR PUSTAKA Ang, Robert. 1997. Buku Pintar Pasar Modal Indonesia (The Intelligent to Indonesian Capital Market). Jakarta: Mediasoft Indonesia. Anissa, Nur, 2004. “Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan : Kajian Atas Kinerja Manajemen, Kualitas Auditor dan Opini Audit”, BALANCE: Jurnal Akuntansi, Auditing dan Keuangan, Vol. 1, No. 2:42-53. Arens, Alvin A. dan J. K. Loebbecke. 1996. Auditing Pendekatan Terpadu. Diterjemahkan oleh Amir Abadi Yusuf. Jakarta : Salemba Empat. Ashton, R.H., J.J. Willinghan, dan R.K Elliot, 1987. “An Empirical Analysis of Audit Delay”, Journal of Accounting Research, Vol 25, No 2:275-292. Bandi dan S. T. Hananto. 2000. Ketepatan Waktu Atas Laporan Keuangan Perusahaan Indonesia. Simposium Nasional Akuntansi III. Baridwan, Zaki. 1997. Intermediate Accounting. Edisi Tujuh. Yogyakarta: BPFE. Carslaw, C. A. P. N dan S. E. Kaplan, 1991. “An Examination of Audit Delay: Further Evidence from New Zealand”, Accounting and Business Research, Vol. 22, No. 85: 21-32.
Dwiyanti, Rini. 2010. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Fakultas Ekonomi. Universitas Diponegoro. Semarang. Dyer, J. C. and A. J. McHugh, 1975. “The Timeliness of The Australian Annual Reports”, Journal of Accounting Research, Vol. 13, No. 3:204-219. Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Edisi 3. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Halim, Varianada, 2000. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Delay: Studi Empiris pada Perusahaan-perusahaan di Bursa Efek Jakarta”, Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 2, No. 1:63-75. Hilmi, Utari dan S. Ali. 2008. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan. Simposium Nasional Akuntansi XI. Pontianak. IAI-Kompartemen Akuntan Publik, 2001, Standar Profesional Akuntan Publik, PT Salemba Empat, Jakarta. Ikatan Akuntan Indonesia. 2007. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Empat. Ikatan Akuntan Indonesia. 2009, Standar Akuntansi Indonesia, Penerbit Salemba Empat, Jakarta. Indriantoro, Nur dan B. Supomo. 1998. Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan Manajemen. Edisi Pertama. Yogyakarta : BPFE. Kieso, Donald. E., J. J. Weygandt, dan T. D. Warfield. 2002. Akuntansi Intermediate. Edisi Kesepuluh. Jilid 1. Diterjemahkan oleh Emil Salim. Jakarta: Erlangga. Mulyadi, Kanaka. 2002. Auditing. Jakarta: Salemba Empat. Na'im, Ainun, 1998. “Nilai Informasi Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan: Analisis Empirik Regulasi Informasi di Indonesia”, Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol. 14, No. 2:85-100. Oktorina, Megawati dan M. Suharli, 2005. ”Studi Empiris Terhadap Faktor Penentu Kepatuhan Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan”, Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol. 5, No. 2:119-132. Owusu-Ansah, S., 2000. “Timeliness of Corporate Financial Reporting in Emerging Capital Markets: Empirical Evidence from the Zimbabwe Stock Exchange”, Accounting and Business Research, Vol. 30, No. 3:241-254. Petronila, Thio Anastasia dan Mukhlasin, 2003. “Pengaruh Profitabilitas Perusahaan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan dengan Opini Audit sebagai Moderating Variabel”, Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol.3, No. 1:17–26. Rachmawati, Sistya, 2008. “Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal Perusahaan terhadap Audit Delay dan Timeliness”, Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol .10, No. 1:1-10. Respati, Tyas dan N. Wening, 2004. “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan : Studi Empiris di Bursa Efek Jakarta”, Jurnal Maksi, Vol. 4, No. 1:67-81. Saleh, Rachmat. 2004. Studi Empiris Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta. Simposium Nasional Akuntansi VII. Denpasar. Sasuryo, Bayu. 2010. “Analisis Faktor yang Mempengaruhi Audit Delay dan Timeliness (Study empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2006-2008)”. Fakultas Ekonomi. Universitas Sebelas Maret. Surakarta.
Sekaran, Uma. 2006. Research method for Bussiness. Diterjemahkan oleh Kwan Men Yon. Jakarta: Salemba Empat. Subekti, Imam dan N. W. Widiyanti. 2004. Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Audit Delay di Indonesia. Simposium Nasional Akuntansi VII. Denpasar. Suharli, M. dan A. Rachpriliani, 2006. “Studi Empiris Faktor yang Berpengaruh terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan”, Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 8, No. 1: 34-55. Ukago, K., I. Ghozali, dan Sugiyono, 2005. “Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan: Bukti Empiris Emiten di Bursa Efek Jakarta”, Jurnal Maksi, Vol. 5 No. 1:13-33. Wirakusuma, Made Gede. 2004. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Rentang Waktu Penyajian Laporan Keuangan ke Publik (Studi Empiris Mengenai Keberadaan Divisi Internal Audit pada Perusahaan - Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Simposium Nasional Akuntansi VII. Denpasar. Yuliana dan Aloysia Yanti Ardiyanti, 2004. “Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Audit Delay di Indonesia”, Modus Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol.16, No. 2:135-146.