ISSN 1693-7945
Vol.VII No.3B Juni 2016
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP PENGEMUDI ARMADA AGEN GAS ELPIJI DALAMPENERAPAN K3 PADA STASIUN PENGISIAN BULK ELPIJI PD. BUMI WIRALODRA DI KABUPATEN INDRAMAYU Oleh: Riyanto Martomijoyo FKM Universitas Wiralodra Indramayu, Jawa Barat ABSTRAK Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan salah satu bidang kajian dalam ilmu kesehatan masyarakat yang memfokuskan pada pekerja disektor formal maupun informal. Permasalahan K3 pekerja pada bidang transportasi darat di Indonesia cukup beragam diantaranya adalah tingginya angka kecelakaan lalu lintas di jalan raya. Hal tersebut tentunya tidak terlepas dari sikap dan perilaku pengemudinya, Berbagai penelitian telah dapat mengungkapkan bahwa faktor manusia (pengemudi) berkontribusi paling besar terhadap terjadinya kecelakaan, diantaranya adalah faktor pendidikan formal, pengetahuan K3 dan masa kerja sebagai pengemudi. Mengetahui faktor-faktor mempengaruhi sikap pengemudi armada agen gas elpiji terhadap penerapan keselamatan dan kesehatan kerja di lingkungan kerjastasiun pengisian Bulk Epiji (SPBE) PD. Bumi Wiralodra Indramayu di kabupaten Indramayu tahun 2015. Jenis penelitian ini yang digunakan adalah deskriptik analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh pengemudi armada agen gas elpiji yang bekerja di stasiun pengisian Bulk Epiji (SPBE) PD. Bumi Wiralodra Indramayu di kabupaten Indramayu, yaitu sebanyak 30 orang. Tehnik pengambilan sampling adalah dengan total populasi, sehingga ditentukan sampel sebanyak 30 orang yang kemudian ditetapkan sebagai responden. Berdasarkan hasil uji statistik menggunakan Chi-Square, menunjukkan bahwa : untuk pendidikan sebagai variabel independen dan sikap K3 sebagai variabel dependen, di dapatkan nilai P-value 0,015 (< 0,05), sehingga Ho ditolak, artinya ada hubungan antara tingkat pendidikan responden dengan sikapnya terhadap penerapan keselamatan kesehatan kerja. Untuk tingkat pengetahuan dan sikap K3, dapatkan nilai P-value 0,004 (< 0,05), sehingga Ho ditolak, artinya ada hubungan antara tingkat pengetahuan K3 dengan sikapnya terhadap penerapan keselamatan kesehatan kerja. Demikian pula halnya untuk variabel masa kerja pengemudi dengan sikapnya terhadap K3, didapatkan p value 0,004 (< 0,05), sehingga masa kerja pengemudi juga mempengaruhi sikapnya terhadap penerapan K3. Kata Kunci : Pendidikan, Pengetahuan, Masa Kerja dan Penerapan K3. PENDAHULUAN Permasalahan transportasi darat di Indonesia cukup beragam diantaranya adalah tingginya tingkat kecelakaan di jalan yang tentunya tidak terlepas dari perilaku para pengguna jalan, Berbagai penelitian telah dapat mengungkapkan bahwa faktor manusia (pengemudi) berkontribusi paling besar terhadapa terjadinya kecelakaan.Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku pengemudi di jalan antara lain : kemampuan mengemudi, kondisi fisik dan kondisi emosionalpengemudi.Kemampuan mengemudi berhubungan dengan bagaimana pengemudi mengendalikan kendaraannya pada berbagai kondisi,Dengan kata lain, faktor ini berkaitan dengan bagaimana pengemudi berinteraksi dengan kendaraannya. Data World Health Organization (WHO) tahun 2014, menunjukkan India menempati urutan pertama negara dengan jumlah kematian terbanyak akibat kecelakaan lalu lintas, sementara
98
ISSN 1693-7945
Vol.VII No.3B Juni 2016
negara Indonesia menempati urutan kelima.Di Indonesia jumlah korban tewas akibat kecelakaan lalu lintas mencapai 120 jiwa per harinya Permasalahan transportasi darat di Indonesia cukup beragam diantaranya tingginya tingkat kecelakaan di jalan yang tentunya tidak terlepas dari perilaku para pengguna jalan, Berbagai penelitian telah dapat mengungkapkan bahwa faktor manusia (pengemudi) berkontribusi paling besar terhadap terjadinya kecelakaan.Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku pengendara di jalan antara lain kemampuan mengemudi, kondisi fisik pengemudi, dan kondisi emosional (psikis) pengemudi.Kemampuan mengemudi berhubungan dengan bagaimana pengemudi mengendalikan kendaraannya pada berbagai kondisi,Dengan kata lain, faktor ini berkaitan dengan bagaimana pengemudi berinteraksi dengan kendaraannya. Meskipun demikian, memang belum ada data yang menunjukkan seberapa besar kontribusi dari tingkah laku pengemudi pemula ini terhadap kecelakaan di jalan dan apakah pengemudi pemula lebih banyak terlibat dalam kecelakaan daripada pengemudi mahir Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu bidang kajian dalam ilmu kesehatan masyarakat yang memfokuskan kajian dalam ilmu kesehatan masyarakat pada pekerja baik di sektor formal maupun sector informal.Pengemudi armada agen gas LPG 3 kg pada stasiun pengisian Bulk elpiji (SPBE) perusahaan daerah (PD) Bumi Wiralodra kabupaten Indramayu masih banyak yang belum bisa menerapkan keselamatan kesehatan kerja (K3) dalam melaksanakan pekerjaannya. Pihak PD. Bumi Wiralodra Indramayu menjalin hubungan kerja sama dengan agenagen gas elpiji, dimana setiap kendaraan (armada) dari agen gas elpiji yang masuk ke area SPBE sebelum melakukan pengisian tabung gas, semua kendaraan diperiksa dan sterilkan terlebih dahulu oleh petugas K3 SPBE PD. Bumi Wiralodra Indramayu, serta dilakukan pengecekan kelengkapan K3 di kabin kendaraannyamaupun pada pengemudinya. Pada pemantauan awal kondisi armada agen gas elpiji di stasuin pengisian bulk elpiji PD. Bumi Wiralodra Indramayu berperan pentinguntuk mencegah tingkat kecelakaan di jalan.Dengan demikian tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan masa kerja dan pendidikan dengan sikap pengemudi armada gas elpiji dalam penerapan keselamatan kesehatan kerja (K3) di stasiun pengisian bulk epiji (SPBE) PD. Bumi Wiralodra Indramayu di kabupaten Indramayu tahun 2015. METODE PENELITIAN Desain penelitian ini adalah penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni tahun 2015 di PD.Bumi Wiralodra kabupaten Indramayu.Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pengemudi armada agen gas elpiji yang bekerja sama dengan PD.Bumi Wiralodra Indramayu, yaitu sebanyak 30 orang. Teknik pengambilan sampling adalah dengan teknik total sampling, sehingga ditentukan sampel 30 orang pengemudi sebagai responden. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner yang dirancang untuk mengetahui masa kerja, pendidikan formal dan sikap pengemudi terhadap penerapan K3. Data yang telah dikumpulkan dilakukan analisis univariat dengan menggunakan distribusi frekuensi, sedangkan analisis bivariat menggunakan uji statistik chi square untuk mencari hubungan variabel bebas dan variabel terikat dengan menggunakan Program Komputer SPSS versi 16.0 HASIL PENELITIAN 1. Analisa univariat a. Pendidikan pengemudi armada agen elpiji
99
Vol.VII No.3B Juni 2016
ISSN 1693-7945
Tabel 1 Distribusi frekuensi responden menurut tingkat pendidikan pengemudi armada agen elpiji di stasiun pengisian Bulk elpji PD.Bumi Wiralodra Indramayu tahun 2015 No 1 2 3
Tingkat Pendidikan Rendah Menengah Tinggi Jumlah
Frekuensi
%
10 20 0 30
33,3 66,7 0 100
Pada tabel 1, dapat dilihat bahwa sebagian besar (66,7 %) pengemudi armada agen gas elpiji berpendidikan pada katagori tingkat menengah, yaitu SLTP – SLTA, sedangkan yang memiliki tingkat pendidikan tinggi tidak ditemukan. b. Pengetahuan K3 pengemudi armada agen elpiji Tabel 2 Distribusi frekuensi responden menurut tingkat pengetahuan K3 pengemudi armada agen elpiji di stasiun pengisian Bulk elpji PD.Bumi Wiralodra Indramayu tahun 2015 No 1. 2.
Tingkat Pengetahuan Baik Kurang Jumlah
Frekuensi
%
10 20 30
33,3 66,7 100
Untuk variabel tingkat pengetahuan, sebagian besar pengemudi (66,7 %) berpengetahuan tentang K3 pada katagori kurang, sebagaimana ditunjukkan pada tabel 2. c. Sikap terhadap K3 pengemudi agen elpiji Tabel 1 Distribusi frekuensi responden menurut sikap terhadap K3 pengemudi armada agen elpiji di stasiun pengisian Bulk elpji PD.Bumi Wiralodra Indramayu tahun 2015 No
Sikap terhadap K3
Frekuensi
%
1. 2.
Mendukung Tidak mendukung Jumlah
19 11 30
63,3 36,7 100
Pada tabel 3, dapat ditunjukkan bahwa sebagian besar (63,3 %) pengemudi bersikap mendukung terhadap keselamatan dan kesehatan kerja (K3). 2. Analisa bivariat a. Hubungan tingkat pendidikan dengan sikap pengemudi Tabel 5 Hubungan tingkat pendidikan dengan sikap pengemudi terhadap penerapan K3 di stasiun pengisian Bulk elpiji PD. Bumi Wiralodra Indramayu tahun 2015
No
Tingkat pendidikan
Sikap Pengemudi
Jumlah
P- Value
SC
RR
95 % CI
100
Vol.VII No.3B Juni 2016
ISSN 1693-7945
1.
Tinggi
2.
Menengah
3.
Rendah 19 63,3 %
Jumlah
Mendukung
Tidak Mendukung
Lower
0
0
0
16 53,3 % 3 10,0 % 11 36,7 %
4 13,3 % 7 23,3 % 30 100 %
20 66,7 % 10 33,3 %
0,015
0,489
3,500
1,116
Uppe r
52,4 02
Berdasarkan tabel 5 diatas dapat diketahui bahwa dari 20 responden yang mempunyai katagori tingkat pendidikan menengah, sebagian besar (53.3%) respondenmempunyai sikap terhadap K3 dalam kategori mendukung, sedangkan yang termasuk dalam kategori tidak mendukung terdapat 4 (13,3%) responden. Dari responden yang mempunyai tingkat pendidikan rendah,sebagian besar (23,3 %) responden bersikap tidak mendukung K3 dan terdapat 3 (10,0 %) orang responden saja dalam kategori sikap mendukung Untuk mengetahui hubungan antara tingkat pendidikan pengemudi dengan sikapnya terhadap K3 digunakan uji chi square dan diperoleh nilai p-value sebesar 0,015, karena nilai p-value < 0,05 sehingga Ho ditolak, artinya ada hubungan antara tingkat pendidikan pengemudi dengan sikapnya terhadap penerapan keselamatan kesehatan kerja.Untuk mengetahui tingkat kekuatan hubungan dapat dilihat dari nilai Spearman Correlation(SC), dari dua variabel yaitu tingkat pendidikan pengemudi dengan sikap terhadap penerapan K3, didapat nilai SC = 0,489 atau 48,9 % dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan sedang antara tingkat pendidikan pengemudi dengan sikap penerapan keselamatan kesehatan kerja. Dengan nilai Relatif Risk (RR) 3,500 pada nilai CI 95% (1,332-9,195), maka berarti bahwa pengemudi yang mempunyai tinggkat pendidikan yang rendah lebih beresiko 3,5 kali bersikap tidak mendukung terhadap penerapan keselamatan kesehatan kerja, dibandingkan dengan pengemudi yang mempunyai tingkat pendidikan yang tinggi. b. Hubungan pengetahuan K3dengan sikap pengemudi terhadappenerapan K3 Tabel 6 Hubungan pengetahuan K3dengan sikap pengemudi terhadap penerapan K3 di stasiun pengisian Bulk elpiji PD. Bumi Wiralodra Indramayu Tahun 2015
No.
Tingkat Pengetahuan
Sikap Pengemudi Mendukung
1.
Baik
2.
Kurang Jumlah
10 33,3 % 9 30,0 % 19 63,3 %
Tidak Mendukung 0 0% 11 36,7 % 11 36,7 %
95 % CI Jumlah 10 33,3 % 17 66,7 % 30 100 %
P- Value
0,004
SC
0,538
RR
2,222
Lower
Upper
1,369
5,608
Pada tabel 6, menunjukkan bahwa responden yang mempunyai tingkat pengetahuan K3 secara baik seluruhnya (33,3 %) mempunyai sikap mendukung terhadap penerapan K3, sedangkan responden yang memiliki tingkat pengetahuan K3 kurang, sebanyak 11 (36,7 %) sikapnya tidak mendukung terhadap penerapan K3 dan sebanyak 9 (30,0 %) responden sikapnya mendukung terhadap penerapan K3 Untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan pengemudi dengan sikapnya terhadap K3 digunakan uji chi square dan diperoleh nilai p-value sebesar 0,004, karena nilai p-value < 0,05 sehingga Ho ditolak, artinya ada hubungan antara tingkat pengetahuan pengemudi dengan sikapnya terhadap penerapan keselamatan kesehatan kerja.Untuk mengetahui tingkat kekuatan hubungan dapat dilihat dari nilai Spearman Correlation(SC), dari dua variabel yaitu tingkat pendidikan pengemudi dengan sikap terhadap penerapan K3, 101
Vol.VII No.3B Juni 2016
ISSN 1693-7945
didapat nilai SC = 0,538 atau 53,8 % dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang kuat antara tingkat pengetahuan pengemudi dengan sikapnya terhadap penerapan K3. Dengan nilai Relatif Risk (RR) 2,222 pada nilai CI 95% (1,369-5,608), maka berarti bahwa pengemudi yang mempunyai tingkat pengetahuan K3dengan katagori kurang lebih beresiko 2,2 kali bersikap tidak mendukung terhadap penerapan keselamatan kesehatan kerja, dibandingkan dengan pengemudi yang mempunyai tingkat pengetahuan K3secara baik. c. Hubungan masa kerja dengan sikap pengemudi terhadap penerapan K3 Tabel 7 Hubungan masa kerja dengan sikap pengemudi terhadap penerapan K3 No.
Masa Kerja
3.
Tinggi
4.
Rendah Jumlah
Sikap Pengemudi Mendukung 12 40,0 % 7 23,3 % 19 63,3 %
Tidak Mendukung 1 3,3 % 10 33,3 % 11 36,7 %
Jumlah 13 43,3 % 17 56,7 % 30 100 %
95 % CI
PValue
SC
0,004
0,52 6
RR
7,647
Lower
Upper
1,116
52,402
Berdasarkan tabel 7 diatas diketahui bahwa dari 13 (43,3 %) responden mempunyai masa kerja pada katagori tinggi ( 3-5 tahun), sebagian besar (40,0 %) responden memiliki sikap terhadap penerapan K3 dalam katagori mendukung terdapat 12 (40,0 %) orang. Dari17 responden mempunyai masa kerja yang rendah ( < 3 tahun ), sebanyak 10 (33,3 %) responden sikapnya tidak mendukung terhadap penerapan K3, sedangkan 7 (23,3%) responden dalam kategori sikap yang tidak mendukung terhadap penerapan K3. Hasil uji statistik menggunakan Chi-Square di dapatkan nilai P-value 0,004, karena nilai p-value < 0,05 sehingga Ho ditolak, artinya ada hubungan antara masa kerja pengemudi dengan sikapnya terhadap penerapan keselamatan kesehatan kerja.Untuk mengetahui tingkat kekuatan hubungan dapat dilihat dari nilai Spearman Correlation (SC), sehingga didapat nilai SC = 0,526 atau 52,6 % dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan kuat antara masa kerja pengemudi dengan sikapnya terhadap penerapan keselamatan kesehatan kerja. Dari nilai Relatif Risk (RR) 7,647 dan nilai CI 95% (1,116-52,402), berarti bahwa pengemudi yang mempunyai masa kerja yang rendah lebih beresiko 7,647 kali bersikap tidak mendukung dalam penerapan keselamatan kesehatan kerja, dibandingkan dengan pengemudi yang mempunyai masa kerja yang tinggi.
PEMBAHASAN Pendidikan diperlukan untuk mendapat informasi tentang berbagai hal, seperti hal-hal yang menunjang/ berkaitan dengan kesehatan,sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup. Pendidikan dapat mempengaruhi perilaku seseorang, terutama dalam memotivasi untuk bersikap dan berperan serta dalam pembangunan. Hasil penelitian membuktikan bahwa ada hubungan antara tingkat pendidikan pengemudi dengan sikapnya terhadap penerapan keselamatan kesehatan kerja. Dengan nilai SC = 0,489 atau 48,9 % sehingga dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan sedang antara tingkat pendidikan pengemudi dengan sikap penerapan keselamatan kesehatan kerja. Pengetahuan tentang K3 yang didapat oleh pengemudi akan menimbulkan kesadarannya untuk bersikap mendukung terhadap penerapan K3, yang dapat diharapkan kemudian akan merubah perilakunya untuk mengaplikasikannya dalam bidang pekerjaannya. Perubahan perilaku tersebut tentu membutuhkan waktu, namun perubahan yang akan dicapai bersifat langgeng/ menetap, terutama apabila secara rutin dilakukan pembinaannya.
102
ISSN 1693-7945
Vol.VII No.3B Juni 2016
Selain berkaitan dengan pendidikan formal dan pengetahuan pengemudi, dalam penelitian ini terbukti juga bahwa dapat membuktikan bahwa ada hubungan antara masa kerja pengemudi dengan sikap penerapan keselamatan kesehatan kerja. . KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan a. Terdapat hubungan yang kuat antara pengetahuan pengemudi dengan sikap penerapan keselamatan kesehatan kerja di Stasiun Pengisian Bulk Elpiji (SPBE) PD. Bumi Wiralodra Indramayu tahun 2015. b. Terdapat hubungan yang kuat antara masa kerja pengemudi dengan sikap penerapan keselamatan kesehatan kerja di Stasiun Pengisian Bulk Elpiji (SPBE) PD. Bumi Wiralodra Indramayu tahun 2015. c. Terdapat hubungan yang sedang antara tingkat pendidikan pengemudi dengan sikap penerapan keselamatan kesehatan kerja. di Stasiun Pengisian Bulk Elpiji (SPBE) PD. Bumi Wiralodra Indramayu tahun 2015. 2. Saran a. Bagi pengemudi :diperlukan persayaratan pendidikan minimal lulus SLTP dan untuk menjadi pengemudi armada gas elpiji dan harus mengikuti pelatihan dasar K3. b. Bagi pihak PD.Bumi Wiralodra Indramayu secara rutin perlu mengadakan pembinaan safety talk tentang pentingnya penerapan K3 yang benar pada setiap pengemudi DAFTAR PUSTAKA Adisasmita, Sakti Adji. 2011. Transportasi dan Pengembangan Wilayah. Yogyakarta: Graha Ilmu A.M. Sugeng Budiono. 2003. Bunga Rampai Hiperkes dan Kesehatan Kerja. Semarang : Badan Penerbit UNDIP. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1991. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka Gita Amanda. 2014. Indonesia Urutan Pertama Peningkatan Kecelakaan Lalu Lintas. Diakses melalu ihttp://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/4/11/06/nem9ncindonesia-urutan-pertama-peningkatan-kecelakaan-lalu-lintas Tanggal akses 20 Juni 2015 Kreitner, R. and Kinicki, A. 2004. Organizational Behavior. Fifth Edition. McGraw. Hill. New York. Republika online. 2014. Survei Kecelakaan Lalu Lintas di Seluruh Dunia: Orang-Orang yang Mati dalam Diam. Diakses melalui http://www.republika.co.id/berita/koran/halaman-1/14/11/07/nenhso57-surveikecelakaan-lalu-lintas-di-seluruh-dunia-orangorang-yang-mati-dalam-diam. Tanggal akses 20 Juni 2015 Purwanto, Ngalim. 2003. Ilmu Pendidikan, Teoritis dan Praktis. Edisi Kedua. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.
103
ISSN 1693-7945
Vol.VII No.3B Juni 2016
Notoatmodjo, S. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka. Cipta. Nursalam. 2003. Konsep & Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan : Pedoman Skripsi, Tesis dan Instrumen Penelitian. Jakarta, Salemba Medika Wahyu Purwanto, dkk. 2004. Seminar nasional Ergonomi 2. Jogjakarta: Perhimpunan Ergonomi Indonesia.
104