FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENTANG WAKTU PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN KE PUBLIK Oleh Moh. Amin *) dan S. Nuraini Amrilya **) Abstract This study aims to determine the factors that affect the financial statement presentation period to the public. The population in this study is a manufacturing company registered in Buras Indonesia Stock Exchange (BEI) in 2008 up to 2010. Samples were selected by purposive sampling method, where researchers have a specific goal or target to select a sample Based on the analysis some conclusions can be drawn as follows: a) There is a significant effect of audit delay factor, firm size, profitability, solvabiltas, internal audit, auditor reputation and the auditor's opinion on the financial statement presentation period, b) Audit Delay significant positive effect on period financial statements; c) size does not affect the company's financial statement presentation period d) Profitability significant positive effect on period financial statement presentation, e) Solvency significant positive effect on the financial statement presentation timescales f) Internal Audit influential significant negative period financial statement presentation; g) Auditor reputation does not affect the financial statement presentation period, h) does not affect the Auditor's Opinion period financial statement presentation. Keyword: audit delay factor, firm size, profitability, solvabiltas, internal audit, auditor reputation, auditor's opinion dasn period financial statements
1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan yang disediakan oleh setiap perusahaan go public merupakan salah satu sumber informasi yang berperan penting dalam melakukan bisnis investasi di pasar modal. Informasi akan bermanfaat jika disampaikan tepat waktu kepada para pemakainya untuk pengambilan keputusan. Nilai dari ketepatan waktu pelaporan keuangan merupakan determinan penting bagi tingkat kemanfaatan laporan tersebut (Givoly dan Palmon, 1982 dalam Saleh, 2004). Sebaliknya, laporan keuangan akan kurang bermanfaat jika laporan tersebut tidak tersedia tepat pada waktunya (IAI 2002). Ketepatan waktu pelaporan sangat diperlukan oleh para pemakai laporan keuangan. Pemakai tidak hanya perlu memiliki informasi yang relevan dan akurat, tetapi informasi tersebut harus bersifat baru dan tidak berhubungan dengan periode yang lalu. Informasi laporan keuangan yang disampaikan tepat waktu akan mengurangi asimetri informasi dimana ketidak seimbangan informasi disebabkan karena agen (manajer atau pihak manajemen) memperoleh lebih banyak informasi perusahaan dibanding Principle (pemilik perusahaan), dan agen tidak memberikan informasi tersebut pada principle (Kim dan Verrechina dalam Saleh, 2004:897) yang erat kaitannya dengan teori agency. Ketepatan waktu pelaporan keuangan akan memberikan andil bagi kinerja yang efisien di pasar saham yaitu sebagai fungsi evaluasi dan pricing, membantu insider trading dan kebocoran serta rumor di pasar saham (Owusu dan Ansah 2000 dalam Saleh, 2004:897). Menurut UU No.8 tahun 1995 tentang Pasar
JEMA Vol. 9 No. 1 Maret 2012
|
121
Modal dan peraturan lain yang dikeluarkan oleh BAPEPAM dan BEI, bahwa perusahaan publik harus menyampaikan laporan keuangan secara periodik dan tepat waktu. Ketepatan waktu perusahaan dalam mempublikasikan laporan keuangan kepada masyarakat umum dan kepada BAPEPAM juga tergantung dari ketepatan waktu auditor dalam menyelesaikan pekerjaan auditnya. Ketepatan waktu ini terkait dengan manfaat dari laporan keuangan itu sendiri. Jika terdapat penundaan yang tidak semestinya dalam laporan keuangan, maka informasi yang dihasilkan akan kehilangan relevansinya (Subekti dan Widiyanti, 2004). Semakin lama waktu tertunda dalam penyajian laporan keuangan suatu perusahaan ke publik maka semakin banyak kemungkinan berkembangnya rumor-rumor maupun kemungkinan terdapatnya insider information mengenai perusahaan tersebut. Untuk itu, regulator memandang perlu menentukan suatu regulasi yang mengatur batas waktu penerbitan laporan keuangan yang harus dipenuhi oleh setiap emiten. Tujuannya adalah untuk menjaga relevansi dan reliabilitas informasi yang dibutuhkan para pelaku bisnis di pasar modal sehingga pasar dapat bekerja dengan baik dan menggairahkan aktivitas bisnis dan investasi dalam upaya menggerakkan roda perekonomian satu Negara (Wirakusuma, 2004). Penelitian empiris tentang ketepatwaktuan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya telah banyak dilakukan sebelumnya antara lain Dyer dan McHugh (1975), Courtis (1976), Carslaw dan Kaplan (1991), dan Owusu-Ansah (2000). Khusus untuk di Indonesia, penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi ketepatwaktuan publikasi laporan keuangan masih sangat terbatas antara lain Na’im (1998), Halim (1999) Bandi dan Hananto (2000), Saleh (2003), Wirakusuma (2004). Dalam penelitian mereka menggunakan variabel ukuran perusahaan, tingkat profitabilitas, opini auditor, audit delay, pergantian auditor, internal audit, dan item-item luar biasa sebagai faktor-faktor yang mempengaruhi pelaporan keuangan. Ketepatan waktu penyajian laporan keuangan ke publik adalah sebagai sinyal perusahaan yang menunjukkan adanya informasi yang bermanfaat dalam kebutuhan untuk pembuatan keputusan dari para investor. Penelitian yang dilakukan oleh Wirakusuma (2004) dengan sampel sebanyak 135 perusahaan di BEJ, menyatakan bahwa terdapat beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi penyajian laporan keuangan ke publik, diantaranya yaitu audit delay, ukuran perusahaan, jenis industri, profitabilitas, solvabilitas, internal audit, reputasi auditor, dan jenis pendapat atau opini auditor. Dalam penelitiannya ini menunjukkan bahwa audit delay, bersama-sama dengan solvabilitas, dan opini auditor mempengaruhi rentang waktu pengumuman laporan keuangan auditan ke publik. Pengaruh yang signifikan dari rentang waktu penyelesaian audit laporan keuangan terhadap rentang waktu untuk mengumumkan laporan keuangan auditan ke publik, konsisten dengan temuan Givolly dan Palmon (1992), bahwa lamanya waktu untuk menyelesaikan audit laporan keuangan tahunan adalah faktor penentu utama ketepatwaktuan (timeliness) pengumuman laporan keuangan ke publik. Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Wirakusuma. Peneliti melakukan penelitian kembali beberapa faktor – faktor yang mempengaruhi rentang waktu penyajian laporan keuangan ke publik ini untuk mengetahui apakah terjadi penguatan konsistensi dan dapat memperkuat hasil penelitian sebelumnya. Perbedaan penelitian terdahulu dengan yang sekarang adalah bahwa penelitian yang sekarang lebih spesifik pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Sedangkan penelitian terdahulu dilakukan pada semua perusahaan yang terdaftar di BEI. Selain itu, penelitian ini juga memiliki perbedaan pada periode waktu, yang
122
|
JEMA Vol. 9 No. 1 Maret 2012
sebelumnya dilakukan pada tahun 1999-2001 dengan periode waktu yang digunakan saat ini yaitu pada tahun 2008-2010. 1.2 Rumusan masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka dapat dirumuskan sebuah permasalahan yaitu “Apakah audit delay, ukuran perusahaan, profitabilitas, solvabilitas, internal audit, reputasi auditor, dan jenis pendapat auditor berpengaruh secara signifikan terhadap rentang waktu penyajian laporan keuangan ke publik?” 1.3 Tujuan Penelitian Untuk mengetahui bagaimana pengaruh antara audit delay ukuran perusahaan, profitabilitas, solvabilitas, internal audit, reputasi auditor, dan jenis pendapat auditor terhadap rentang waktu penyajian laporan keuangan ke publik. 1.4 Kontribusi Penelitian Kontribusi dari penelitian ini adalah: a. Diharapkan mampu memberikan gambaran tentang pentingnya tepat waktu dalam melaporkan keadaan keuangan perusahaan. b. Diharapkan dapat memberikan wacana bagi perkembangan studi akuntansi yang berkaitan dengan rentang waktu penyajian laporan keuangan ke publik. Serta dapat digunakan sebagai pijakan untuk penelitian yang berkaitan dengan rentang waktu penyajian laporan keuangan ke publik. 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu Penelitian Dyer dan McHugh (1975) dalam Wirakusuma (2004:1205) meneliti tentang faktor-faktor spesifik perusahaan,yaitu ukuran perusahaan, tangal akhir tahun tutup buku dan tingkat profitabilitas. Temuan mereka menghasilkan adanya hubungan yang signifikan dari ukuran perusahaan dan tanggal akhir tahun tutup buku dengan ketepatwaktuan laporan keuangan, sementara tingkat profitabilitas tidak berhubungan signifikan dengan ketepatwaktuan laporan keuangan. Na’im (1999) dalam Wirakusuma (2004:1206) melakukan penelitian mengenai nilai informasi ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan analisis empirik regulasi informasi di Indonesia. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa faktor opini audit, ukuran perusahaan, financial distress yang diukur dengan Debt to Equity Ratio (DER) tidak secara signifikan berhubungan dengan ketepatan waktu pelaporan, sedangkan profitabilitas berpengaruh secara signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. Bandi dan Hananto (2002:74) melakukan penelitian tentang ketepatan waktu atas laporan keuangan perusahaan Indonesia menyimpulkan bahwa keterlambatan pelaporan keuangan Indonesia yang meliputi keterlambatan audit, keterlambatan pelaporan setelah audit dan keterlambatan total, berdistribusi tidak normal dan menunjukkan kemiringan positif yang berimplikasi pada pelaporan perusahaan selalu mengalami kemunduran. Penelitian Wirakusuma (2004), dalam penelitiannya ditemukan bahwa variabel rentang waktu penyelesaian audit laporan keuangan, solvabilitas dan opini mempengaruhi pengumuman laporan keuangan auditan ke publik mempunyai hubungan positif pada level yang berbeda-beda, sementara variabel ukuran perusahaan, jenis industri, internal audit, profitabilitas dan reputasi auditor tidak berpengaruh terhadap pengumuman pelaporan keuangan tahunan yang telah diaudit ke publik.
JEMA Vol. 9 No. 1 Maret 2012
|
123
Dalam penelitian Oktaria dan Suharli (2005) mengenai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan di BEJ. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran perusahaan, struktur kepemilikan, dan kantor akuntan besar mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan. Sedangkan debt to equity ratio dan profitabilitas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. Menurut Mulyani (2006), menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi rentang waktu penyajian laporan keuangan ke publik pada perusahaan yang masuk dalam kategori LQ45 pada tahun 2004 di BEJ secara serentak dari ketujuh faktor-faktor yaitu ukuran perusahaan, profitabilitas, solvabilitas, jenis industri, internal audit, reputasi auditor, opini auditor berpengaruh terhadap audit delay dan secara parsial hanya ada tiga variabel yang tidak berpengaruh terhadap audit delay yaitu ukuran perusahaan, jenis industri, dan opini auditor, dimana rata-rata audit pada tahun 2004 adalah 71,63 hari. Rafika (2009), dalam penelitiannya yang berjudul analisis faktor-faktor yang mempengaruhi ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. menyimpulkan bahwa diantara variabel independen (profitabilitas, likuiditas, leverage, ukuran perusahaan) yang berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan perusahaan adalah likuiditas (CR) saja. Rafika menyatakan apabila perbandingan aktiva lancar dengan hutang semakin besar, ini berarti semakin tinggi kemampuan perusahaan dalam menutupi kewajiban jangka pendeknya. Sedangkan untuk profitabilitas, leverage dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan perusahaan manufaktur. 2.2 Tinjauan Teori Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi penyajian laporan keuangan: audit delay, ukuran perusahaan, profitabilitas, solvabilitas, internal audit, reputasi auditor, dan jenis pendapat auditor. 1. Rentang Waktu Penyelesaian Audit Laporan Keuangan (Audit Delay) Audit delay atau pada beberapa penelitian disebut sebagai audit reporying log, didefinisikan sebagai “selisih antara tanggal penutupan buku (tanggal pada laporan keuangan) sampai dengan tanggal laporan auditor”. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa audit delay merupakan penundaan penyampaian laporan keuangan karena adanya proses pengauditan atas laporan keuangan tersebut. Menurut Wirakusuma (2004) semakin cepat proses penyelesaian audit laporan keuangan tahunan, maka semakin cepat pula publikasi atau penyajian laporan keuangan tersebut ke publik. 2. Ukuran perusahaan Ukuran perusahaan adalah total seluruh aktiva yang dimiliki perusahaan dan dipakai untuk mengukur besar kecilnya perusahaan. Terkait dengan ketepatwaktuan laporan keuangan tahunan, ukuran perusahaan juga merupakan fungsi dari kecepatan pelaporan keuangan, karena semakin besar perusahaan maka akan semakin cepat perusahaan tersebut menyampaikan laporan keuangannya (Wirakusuma, 2004). Perusahaan besar cenderung untuk menyajikan laporan keuangan lebih tepat waktu daripada perusahaan kecil (Saleh, 2004). 3. Profitabilitas Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan pada tingkat penjualan, aset dan modal saham tertentu (Hanafi 2004). Hasil penelitian
124
|
JEMA Vol. 9 No. 1 Maret 2012
4.
5.
6.
7.
oleh Saleh (2004) menunjukkan bahwa profitabilitas tidak memiliki pengaruh yang signifikan, tetapi memiliki hubungan negatif terhadap ketepatan waktu penyajian laporan keuangan, dengan kata lain profitabilitas memiliki hubungan positif terhadap keterlambatan penyajian laporan keuangan. Solvabilitas Solvabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk membayar semua hutangnya (baik hutang jangka pendek maupun hutang jangka panjang) dari harta perusahaan tersebut (Almilia, 2006). Hasil penelitian oleh Wirakusuma (2004) menunjukkan bahwa solvabilitas memiliki pengaruh yang signifikan. Dan solvabilitas memiliki hubungan positif terhadap rentang waktu penyajian laporan keuangan, dengan kata lain, solvabilitas memiliki pengaruh positif terhadap keterlambatan penyajian laporan keuangan. Internal Audit Internal audit menunjukkan fungsinya dalam suatu perusahaan adalah untuk memeriksa dan mengevaluasi kecukupan struktur pengendalian intern perusahaan secara periodik dan membuat rekomendasi tentang perbaikan-perbaikan yang diperlukan. Dalam proses pengauditan laporan keuangan tahunan oleh akuntan publik, auditor intern akan sangat dibutuhkan dalam hal melakukan penilaian kualitas struktur pengendalian intern terkait dengan ruang lingkup proses pelaksanaan audit. Carslaw dan Kaplan (1991) dalam Wirakusuma (2004) menemukan bahwa pada perusahaan yang memiliki pengendalian intern yang kuat maka auditor memerlukan waktu yang relatif singkat dalam melakukan pengujian substantif, sehingga mempercepat proses pengauditan laporan keuangan dan meminimalisasi penundaan pengumuman laporan keuangan tahunan yang telah diaudit ke publik. Reputasi Auditor Reputasi KAP dapat dilihat dari kompetensi staff, ketepatan waktu pemeriksaan, atau sikap independen auditor serta kepatuhan auditor terhadap standar professional akuntan publik. Oleh sebab itu KAP harus dapat menunjukkan kredibilitasnya baik melalui ketepatan waktu pemeriksaan, peningkatan kemampuan stafnya atau melalui kepatuhan terhadap standar professional akuntan publik. Jenis Pendapat Auditor Opini adalah pendapat yang dikeluarkan oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) atau Akuntan Independen setelah melakukan pemeriksaan atas laporan keuangan yang disajikan oleh manajemen perusahaan. Perusahaan yang menerima opini selain Unqualified Opinion dianggap sebagai kabar buruk karenanya pihak manajemen akan melakukan negosiasi kembali kepada auditor agar memperluas prosedur audit dan mengumpulkan lebih banyak bukti, sehingga terjadi penundaan laporan audit.
2.2. Hipotesis Berdasarkan hasil penelitian terdahulu dan tinjauan teori, maka hipotesis yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini adalah: H1 : Audit delay, ukuran perusahaan, profitabilitas, solvabiltas, internal audit, reputasi auditor dan opini auditor berpengaruh terhadap rentang waktu penyajian laporan keuangan H1a: Audit Delay berpengaruh positif terhadap rentang waktu penyajian laporan keuangan H1b: Ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap rentang waktu penyajian laporan keuangan
JEMA Vol. 9 No. 1 Maret 2012
|
125
H1c: H1d: H1e: H1f: H1g:
Profitabilitas berpengaruh positif terhadap rentang waktu penyajian laporan keuangan Solvabilitas berpengaruh positif terhadap rentang waktu penyajian laporan keuangan Internal Audit berpengaruh negatif terhadap rentang waktu penyajian laporan keuangan Reputasi Auditor berpengaruh positif terhadap rentang waktu penyajian laporan keuangan Opini Auditor berpengaruh positif terhadap rentang waktu penyajian laporan keuangan
3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Buras Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2008 sampai dengan tahun 2010. Sampel dipilih dengan metode Purposive Sampling, dimana peneliti mempunyai tujuan atau target tertentu dalam memilih sampel. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini diambil dengan menggunakan pertimbangan beberapa kriteria sebagai berikut: Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI pada tahun 2008-2010; Perusahaan manufaktur yang menyampaikan laporan keuangan tahunan berturut-turut tahun 2008-2010; Perusahaan yang telah menerbitkan laporan keuangan secara tepat waktu yang telah diaudit dan ditandatangani oleh auditor; Perusahaan yang memiliki akhir tahun buku per 31 Desember; Laporan keuangan perusahaan tersebut menggunakan mata uang rupiah; Perusahaan yang menghasilkan laba positif 3.2 Definisi Operasional Variabel Variabel-variabel yang dioperasionalkan dalam penelitian ini adalah: 1. Rentang Waktu Penyelesaian Audit Laporan Keuangan (Audit Delay) Diukur berdasarkan lamanya hari yang dibutuhkan untuk memperoleh laporan auditor independen atas audit laporan keuangan tahunan perusahaan, sejak tanggal tutup buku perusahaan yaitu per 31 Desember sampai tanggal yang tertera pada laporan auditor independen. 2. Ukuran Perusahaan Ukuran perusahaan adalah total seluruh aktiva yang dimiliki oleh setiap perusahaan dan dipakai untuk mengukur besar kecilnya perusahaan. Menurut Shalit dan Shankar (1997:7) dalam Trianingsih (2005) menemukan bukti bahwa ukuran yang baik untuk mengukur perusahaan adalah melalui total aktiva variabel yang dinyatakan dengan satuan rupiah. 3. Profitabilitas Profitabilitas diproksikan melalui rasio Return On Asset (ROA), yang diukur dari laba bersih setelah pajak dibagi total aktiva akhir tahun buku setiap perusahaan. Variabel ini dinyatakan dengan satuan prosentase. Adapun rumus untuk menghitung ROA adalah sebagai berikut: Laba bersih setelah pajak ROA = X 100% Total Asset 4. Solvabilitas Solvabilitas diproksikan melalui rasio Total Debt to Total Assets (TDTA) yang diukur berdasarkan total utang yang terdiri dari kewajiban lancar (jangka pendek)
126
|
JEMA Vol. 9 No. 1 Maret 2012
5.
6.
7.
dan kewajiban jangka panjang, dibagi total aktiva akhir tahun buku setiap perusahaan. Variabel ini dinyatakan dengan prosentase. Adapun rumus untuk menghitung TDTA adalah sebagai berikut: Total Hutang TDTA = X 100% Total Aktiva Internal Audit Variabel ini diukur dengan menggunakan variabel dummy. Untuk perusahaan yang memiliki divisi internal audit diberi kode 1 dan sebaliknya jika perusahaan yang tidak memiliki divisi internal audit diberi kode 0. Reputasi Auditor Variabel reputasi auditor merupakan variabel independen dan mengelompokkan auditor-auditor yang berasal dari Kantor Akuntan Publik (KAP) yang bermitra kerja dengan KAP kelompok lima besar di Amerika Serikat. Variabel ini diukur dengan menggunakan variabel dummy. Untuk KAP yang bermitra dengan kelompok lima besar diberi kode 1, dan sebaliknya untuk KAP selain yang bermitra dengan kelompok lima besar diberi kode 0. Jenis Pendapat Auditor Opini adalah pendapat Akuntan Independen atas laporan keuangan tahunan perusahaan yang telah diaudit oleh auditor. Variabel ini diukur dengan menggunakan variabel dummy. Untuk perusahaan yang memperoleh jenis pendapat wajar tanpa pengecualian diberi kode 1, sedangkan perusahaan yang memperoleh selain pendapat wajar tanpa pengecualian diberi kode 0.
3.3 Model Penelitian Berdasarkan hasil penelitian terdahulu dan tinjauan teori, maka model penelitiannya dapat digambar sebagai berikut: Audit Delay Ukuran Perusahaan Profitabilitas
Rentang Waktu
Solvabilitas
Penyajian Laporan
Internal Audit
Keuangan
Reputasi Auditor Opini Auditor Gambar 2.1 Kerangka Konseptual 3.4 Metode Analisis Data Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kuantitatif yaitu dengan menggunakan model regresi berganda. Model umum regresi dapat digambarkan sebagai berikut:
JEMA Vol. 9 No. 1 Maret 2012
|
127
Y
= a + b1 (AD) + b2 (SIZE) + b3 (ROA) + b5 (INAUD) + b6 (REPAUD) + b7 (OPINI) + e
+
b4 (TDTA)
Dimana:
Y = Rentang Waktu Penyajian Laporan Keuangan AD = Rentang waktu Penyelesaian Audit Laporan Keuangan (Audit Delay) SIZE = Ukuran Perusahaan ROA = Profitabilitas TDTA = Solvabilitas INAUD = Internal Audit REPAUD = Reputasi Auditor OPINI = Jenis Pendapat e = Error (Kesalahan) Sebelum melakukan analisis model diatas yang telah diuraikan maka dilakukan uji normalitas data dan asumsi klasik. 3.4.1 Uji Normalitas Untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi, variabel dependen, variabel independen atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak, teknik yang digunakan adalah metode Kolmogrov-Smirnov dengan kriteria jika Sig (2-tailed) atau probabilitas diatas 0,05 maka distribusi tersebut adalah normal. 3.4.2 Uji Asumsi Klasik a. Uji Multikolonieritas Metode yang digunakan untuk mendeteksi adanya multikolonieritas dapat diketahui dengan: 1. Mempunyai nilai VIF (Varian Inflation Factor) sekitar angka 1 dan tidak melebihi 10 2. Mempunyai angka toleran mendekati 1 b. Uji Heterokedastisitas Pengujian heterokedastisitas dapat dilakukan pengamatan dengan melihat grafik yaitu: 1. Jika ada pola tertentu, seperti yang membentuk suatu pola tertentu maka terjadi heterokedastisitas. 2. Jika pola jenis, serta titik-titik mengembang diatas dan dibawah angka nol pada sumbu y, maka tidak terjadi heterokedastisitas. c. Uji Autokorelasi, untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi maka dinamakan ada problem autokorelasi. 4. PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Sampel Terpilih Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan metode purposive sampling, yaitu mengambil sampel yang telah ditentukan sebelumnya berdasarkan maksud dan tujuan penelitian. Berikut hasil seleksi sampel penelitian:
128
|
JEMA Vol. 9 No. 1 Maret 2012
Tabel 4.1 Seleksi Sampel Penelitian Kriteria Sampel a. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI pada tahun 2008-2010 b. Perusahaan tidak menerbitkan laporan keuangan secara tepat waktu yang telah diaudit dan ditandatangani oleh auditor c. Perusahaan tidak memiliki akhir tahun buku per 31 Desember d. Laporan keuangan perusahaan tersebut menggunakan mata uang selain mata uang rupiah e. Perusahaan memperoleh laba negatif f. Perusahaan memenuhi sampel
Jumlah 158 0 0 (69) (38) 51
Sumber data: ICMD, tahun 2010 Dari hasil seleksi sampel sebagaimana tampak pada tabel 4.1, Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI pada tahun 2008-2010 sebanyak 158 perusahaan. Dari 158 perusahaan, sebanyak 69 perusahaan mempublikasikan laporan keuangan perusahaan dengan menggunakan mata uang selain mata uang rupiah, dan sebanyak 38 perusahaan memperoleh laba negatif. Jadi total perusahaan yang terpilih sebagai anggota sampel sebanyak 51 perusahaan. 4.1.2 Statistik Deskriptif Berikut disajikan statistik deskriptif atas data yang digunakan dalam penelitian. Tabel 4.2 Statistik Deskriptif Variabel Rentang Waktu Penyajian LK Audit Delay Ukuran Perusahaan Profitabilitas Solvabilitas Internal Audit Reputasi Audit Opini
Range
Minimum Maximum
Mean
Std. Deviation
68
55
123
101.95
15.59
59 5.80 0.41 0.95 1 1 1
31 11.03 0.00 0.00 0 0 0
90 16.84 0.41 0.95 1 1 1
70.91 13.73 0.10 0.44 0.14 0.54 0.99
12.61 1.39 0.09 0.19 0.35 0.50 0.08
Sumber : Data diolah, 2011 Rentang Waktu Penyajian LK Berdasarkan tabel 4.2, Rentang Waktu Penyajian LK memiliki rata-rata sebesar 101.95 dengan nilai minimum sebesar 55 dan nilai maksimum sebesar 123. Sedang kisaran Rentang Waktu Penyajian LK berada pada nilai 68 dengan standar deviasi sebesar 15.59. Audit Delay Berdasarkan tabel 4.2, Audit Delay memiliki rata-rata sebesar 70.91 dengan nilai minimum sebesar 31 dan nilai maksimum sebesar 90. Sedang kisaran Audit Delay berada pada nilai 59 dengan standar deviasi sebesar 12.61.
JEMA Vol. 9 No. 1 Maret 2012
|
129
Ukuran Perusahaan Berdasarkan tabel 4.2, Ukuran Perusahaan memiliki rata-rata sebesar 13.73 dengan nilai minimum sebesar 11.03 dan nilai maksimum sebesar 16.84. Sedang kisaran Ukuran Perusahaan berada pada nilai 5.80 dengan standar deviasi sebesar 1.39. Profitabilitas Berdasarkan tabel 4.2, Profitabilitas memiliki rata-rata sebesar 0.10 dengan nilai minimum sebesar 0.00 dan nilai maksimum sebesar 0.41. Sedang kisaran Profitabilitas berada pada nilai 0.41 dengan standar deviasi sebesar 0.09. Solvabilitas Berdasarkan tabel 4.2, Solvabilitas memiliki rata-rata sebesar 0.44 dengan nilai minimum sebesar 0.00 dan nilai maksimum sebesar 0.95. Sedang kisaran Solvabilitas berada pada nilai 0.95 dengan standar deviasi sebesar 0.19. Internal Audit Berdasarkan tabel 4.2, Internal Audit memiliki rata-rata sebesar 0.14 dengan nilai minimum sebesar 0 dan nilai maksimum sebesar 1. Sedang kisaran Internal Audit berada pada nilai 1 dengan standar deviasi sebesar 0.35. Reputasi Audit Berdasarkan tabel 4.2, Reputasi Audit memiliki rata-rata sebesar 0.54 dengan nilai minimum sebesar 0 dan nilai maksimum sebesar 1. Sedang kisaran Reputasi Audit berada pada nilai 1 dengan standar deviasi sebesar 0.50. Opini Berdasarkan tabel 4.2, Opini memiliki rata-rata sebesar 0.99 dengan nilai minimum sebesar 0 dan nilai maksimum sebesar 1. Sedang kisaran Opini berada pada nilai 1 dengan standar deviasi sebesar 0.08. 4.2 Hasil Analisis dan Pembahasan 4.2.1 Uji Normalitas Hasil pengujian normalitas data dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut : Tabel 4.3 Uji Normalitas Variabel Rentang Waktu Penyajian LK Audit Delay Ukuran Perusahaan Profitabilitas Solvabilitas Internal Audit Reputasi Audit Opini
KolmogorovSmirnov Z 0.779 1.137 0.645 0.879 0.890 0.967 0.836 0.950
Asymp. Sig. (2-tailed) 0.519 0.157 0.800 0.417 0.406 0.324 0.452 0.338
Nilai Kritis 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05
Ket Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal
Sumber: data diolah, 2011 Dari hasil uji normalitas dalam tabel 4.3, dapat diketahui bahwa seluruh variabel memiliki Asymp. Sig. yang tidak signifikan secara statistik pada alfa 5%, yang berarti bahwa semua variabel berdistribusi normal 4.2.2 Uji Asumsi Klasik Hasil uji asumsi klasik dapat dijelaskan sebagai berikut :
130
|
JEMA Vol. 9 No. 1 Maret 2012
a. Uji Multikolinieritas Hasil uji normalitas dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.4 Hasil Uji Multikolinieritas Variabel Audit Delay Ukuran Perusahaan Profitabilitas Solvabilitas Internal Audit Reputasi Audit Opini
Tolerance
VIF
0.861 0.641 0.864 0.824 0.698 0.652 0.968
1.162 1.560 1.158 1.214 1.432 1.533 1.033
Nilai Kritis < 10 < 10 < 10 < 10 < 10 < 10 < 10
Keterangan Tidak ada masalah Multikolinieritas Tidak ada masalah Multikolinieritas Tidak ada masalah Multikolinieritas Tidak ada masalah Multikolinieritas Tidak ada masalah Multikolinieritas Tidak ada masalah Multikolinieritas Tidak ada masalah Multikolinieritas
Sumber : data diolah, 2011 Dari hasil uji multikolinieritas dalam tabel 4.4, dapat diketahui bahwa seluruh variabel independen dalam penelitian ini memiliki nilai variance inflation factor (VIF) < 10 dan tolerance yang mendekati angka 1 (satu). Dengan demikian, hasil analisis menunjukkan tidak adanya masalah multikolinier. b. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi menggunakan Durbin-Watson statistic (DW). Sebagai pedoman, regresi OLS tidak mengandung autokorelasi jika nilai d disekitar 2 (Gujarati, 2003). Regresi OLS bebas autokorelasi positif atau negatif, jika nilai d terletak diantara diantara -2 sampai +2. Berdasarkan hasil analisis regresi sebagaimana tampak pada lampiran 5 didapat hasil dhitung sebesar 1,954, yang menunjukkan bahwa model penelitian bebas autokorelasi. c. Uji Heteroskedastisitas Hasil dari uji heteroskedastisitas bisa dilihat pada tabel 4.5. Tabel 4.5 Hasil Uji Heteroskedastisitas Variabel Audit Delay Ukuran Perusahaan Profitabilitas Solvabilitas Internal Audit Reputasi Audit Opini
t -1.658 0.807 -0.575 -0.473 1.005 -0.764 1.405
Sig. t 0.100 0.421 0.566 0.637 0.316 0.446 0.162
Keterangan Tidak ada masalah heteroskedastisitas Tidak ada masalah heteroskedastisitas Tidak ada masalah heteroskedastisitas Tidak ada masalah heteroskedastisitas Tidak ada masalah heteroskedastisitas Tidak ada masalah heteroskedastisitas Tidak ada masalah heteroskedastisitas
Sumber: data diolah, 2011 Dari hasil uji hetesokedastisitas dalam tabel 4.5, dapat diketahui bahwa model memenuhi asumsi heteroskedastisitas. Semua variabel independen memiliki nilai sig. t lebih besar dari 0,05. 4.2.3 Pengujian Hipotesis a. F Test Hasil uji F dapat dilihat pada tabel 4.6 sebagai berikut :
JEMA Vol. 9 No. 1 Maret 2012
|
131
Tabel 4.6 Nilai F Uji dan R Square F
Sig F
R
R Square
Std. Error of the Estimate 14.417
4.689 0.000 0.430 0.185 Sumber : data diolah, 2011 Pengaruh variabel independen secara simultan terhadap variabel dependen dapat dilihat dari nilai F hitung dan signifikansinya. Dari hasil pengolahan data sebagaimana tabel 4.6 diperoleh nilai F hitung sebesar 4.689 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000 (lebih kecil dari taraf keyakinan 0,05). Sehingga dapat disimpulkan bahwa audit delay, ukuran perusahaan, profitabilitas, solvabiltas, internal audit, reputasi auditor dan opini auditor secara bersama-sama berpengaruh terhadap rentang waktu penyajian laporan keuangan. Dengan demikian H1 yang menyatakan Terdapat pengaruh yang signifikan faktor audit delay, ukuran perusahaan, profitabilitas, solvabiltas, internal audit, reputasi auditor dan opini auditor terhadap rentang waktu penyajian laporan keuangan dapat diterima. b. R Square Dari koefisien R Square pada tabel 4.6 diketahui bahwa hanya 18.5% variasi rentang waktu penyajian laporan keuangan yang dapat dijelaskan oleh keempat variabel audit delay, ukuran perusahaan, profitabilitas, solvabiltas, internal audit, reputasi auditor dan opini auditor dalam bentuk hubungan linear, sedangkan 81.5 % dijelaskan oleh faktor lain diluar model. c. Koefisien Regresi Koefisien regresi dapat dilihat pada tabel 4.7 sebagai berikut : Tabel 4.7 Koefisien Regresi Variabel Koefisien t-stat Sig (Constant) 93.687 Audit Delay 0.199 1.995 0.048 Ukuran Perusahaan -1.217 -1.156 0.250 Profitabilitas 30.596 2.248 0.026 Solvabilitas 14.467 2.171 0.032 Internal Audit -9.595 -2.414 0.017 Reputasi Audit 1.099 0.380 0.705 Opini Auditor 2.299 0.156 0.876 Sumber: data diolah, 2011 Berdasarkan tabel 4.7 dapat ditulis persamaan sebagai berikut : Y = 93.687 + 0.199 AD -1.217 SIZE + 30.596 ROA + 14.467 TDTA - 9.595 INAUD + 1.099 REPAUD + 2.299 Opini + e Dari persamaan regresi diatas dapat disimpulkan bahwa Ukuran Perusahaan dan Internal Audit memiliki hubungan yang berlawanan arah dengan Rentang Waktu Penyajian Laporan Keuangan. Artinya setiap kenaikan 1 satuan Ukuran Perusahaan dan Internal Audit akan menyebabkan penurunan pada Rentang Waktu Penyajian Laporan Keuangan sebesar nilai koefisiennya masing-masing. Sedangkan audit delay, profitabilitas, solvabiltas, reputasi auditor dan opini auditor memiliki hubungan yang searah dengan Rentang Waktu Penyajian Laporan Keuangan, dimana setiap kenaikan 1 satuan audit delay, profitabilitas, solvabiltas, reputasi auditor dan opini auditor juga akan menyebabkan kanaikan pada Rentang Waktu Penyajian Laporan Keuangan sebesar nilai koefisiennya. 132
|
JEMA Vol. 9 No. 1 Maret 2012
d. Uji t Uji t dilakukan untuk mengetahui pengaruh secara parsial ataupun individual vairabel bebas terhadap variabel terikat. Berdasarkan tabel 4.7 dapat diketahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat secara parsial antara lain : Audit Delay Berdasarkan hasil pengujian, didapatkan t uji sebesar 1.995 dengan tingkat signifikansi sebesar 0.048, hal ini membuktikan bahwa Audit Delay secara statistik berpengaruh positif signifikan terhadap rentang waktu penyajian laporan keuangan pada alfa 5%, sehingga H1a diterima. Hasil ini sesuai dengan pendapat Wirakusuma (2004) yang menyatakan bahwa semakin cepat proses penyelesaian audit laporan keuangan tahunan, maka semakin cepat pula publikasi atau penyajian laporan keuangan tersebut ke publik. Hasil ini sesuai dengan penelitian Mulyani (2006) yang juga dapat membuktikan secara statistik bahwa Audit Delay secara statistik berpengaruh positif signifikan terhadap rentang waktu penyajian laporan keuangan. Ukuran Perusahaan Berdasarkan hasil pengujian didapatkan t uji sebesar -1.156 dengan tingkat signifikansi sebesar 0.250, hal ini membuktikan bahwa Ukuran Perusahaan secara statistik tidak berpengaruh signifikan terhadap rentang waktu penyajian laporan keuangan pada alfa 5%, sehingga H1b ditolak. Hasil ini sesuai dengan penelitian Mulyani (2006) dan Rafika (2009) yang secara statistk juga tidak dapat membuktikan bahwa Ukuran Perusahaan secara statistik berpengaruh terhadap rentang waktu penyajian laporan keuangan. Profitabilitas Berdasarkan hasil pengujian didapatkan t uji sebesar 2.248 dengan tingkat signifikansi sebesar 0.026, hal ini membuktikan bahwa Profitabilitas secara statistik berpengaruh positif signifikan terhadap rentang waktu penyajian laporan keuangan pada alfa 5%, sehingga H1c diterima. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semakin tinggi profitabilitas yang dicapai perusahaan, maka rentang waktu penyajian laporan keuangan akan semakin panjang. Hasil ini sesuai dengan penelitian Mulyani (2006) yang secara statistk juga dapat membuktikan bahwa Profitabilitas secara statistik berpengaruh positif signifikan terhadap rentang waktu penyajian laporan keuangan. Solvabiltas Berdasarkan hasil pengujian didapatkan t uji sebesar 2.171 dengan tingkat signifikansi sebesar 0.032, hal ini membuktikan bahwa Solvabilitas secara statistik berpengaruh positif signifikan terhadap rentang waktu penyajian laporan keuangan, sehingga H1d dapat iterima. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semakin solvabel sebuah perusahaan, maka rentang waktu penyajian laporan keuangan juga akan semakin panjang. Hasil ini sesuai dengan penelitian Mulyani (2006) dan Wirakusuma (2004) yang secara statistk juga dapat membuktikan bahwa Solvabilitas secara statistik berpengaruh positif signifikan terhadap rentang waktu penyajian laporan keuangan. Internal Audit Berdasarkan hasil pengujian didapatkan t uji sebesar -2.414 dengan tingkat signifikansi sebesar 0.017, hal ini membuktikan bahwa Internal Audit secara statistik berpengaruh negatif signifikan terhadap rentang waktu penyajian laporan keuangan, sehingga H1e dapat diterima. Hasil ini menunjukkan keberadaan internal audit dalam sebuah perusahaan akan semakin memperpanjang rentang waktu penyajian laporan keuangan. Hasil ini sesuai dengan penelitian Mulyani (2006) dan
JEMA Vol. 9 No. 1 Maret 2012
|
133
Wirakusuma (2004) yang secara statistk juga dapat membuktikan bahwa Internal Audit secara statistik berpengaruh negatif signifikan terhadap rentang waktu penyajian laporan keuangan. Reputasi Auditor Berdasarkan hasil pengujian didapatkan t uji sebesar 0.380 dengan tingkat signifikansi sebesar 0.705, hal ini membuktikan bahwa Reputasi Audit secara statistik tidak berpengaruh terhadap rentang waktu penyajian laporan keuangan, sehingga H1f ditolak. Hasil ini sesuai dengan penelitian Mulyani (2006) yang secara statistk juga dapat membuktikan bahwa Reputasi Audit secara statistik tidak berpengaruh terhadap rentang waktu penyajian laporan keuangan. Opini Auditor Berdasarkan hasil pengujian didapatkan t uji sebesar 0.156 dengan tingkat signifikansi sebesar 0.876, hal ini membuktikan bahwa Opini Auditor secara statistik tidak berpengaruh signifikan terhadap rentang waktu penyajian laporan keuangan, sehingga H1g ditolak. Hasil ini sesuai dengan penelitian Wirakusuma (2004) yang secara statistk juga dapat tidak dapat membuktikan bahwa Reputasi Audit secara statistik berpengaruh terhadap rentang waktu penyajian laporan keuangan. 5. SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi rentang waktu penyajian laporan keuangan ke publik. Berdasarkan hasil analisis pada bab-bab sebelumnya dapat ditarik beberapa simpulan antara lain: 1. Terdapat pengaruh yang signifikan faktor audit delay, ukuran perusahaan, profitabilitas, solvabiltas, internal audit, reputasi auditor dan opini auditor terhadap rentang waktu penyajian laporan keuangan. Ini dibuktikan oleh nilai statistik F hitung sebesar 4.689 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000 yang lebih kecil dari taraf keyakinan 0,05 2. Audit Delay berpengaruh positif signifikan terhadap rentang waktu penyajian laporan keuangan. Ini dibuktikan oleh nilai statistik t uji sebesar 1.995 dengan tingkat signifikansi sebesar 0.048 yang lebih kecil dari taraf keyakinan 0,05 3. Ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap rentang waktu penyajian laporan keuangan. Ini dibuktikan oleh nilai statistik t uji sebesar -1.156 dengan tingkat signifikansi sebesar 0.250 yang lebih tinggi dari taraf keyakinan 0,05 4. Profitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap rentang waktu penyajian laporan keuangan. Ini dibuktikan oleh nilai statistik t uji sebesar 2.248 dengan tingkat signifikansi sebesar 0.026 yang lebih kecil dari taraf keyakinan 0,05 5. Solvabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap rentang waktu penyajian laporan keuangan. Ini dibuktikan oleh nilai statistik t uji sebesar 2.171 dengan tingkat signifikansi sebesar 0.032 yang lebih kecil dari taraf keyakinan 0,05 6. Internal Audit berpengaruh negatif signifikan terhadap rentang waktu penyajian laporan keuangan. Ini dibuktikan oleh nilai statistik t uji sebesar -2.414 dengan tingkat signifikansi sebesar 0.017 yang lebih kecil dari taraf keyakinan 0,05 7. Reputasi Auditor tidak berpengaruh terhadap rentang waktu penyajian laporan keuangan. Ini dibuktikan oleh nilai statistik t uji sebesar 0.380 dengan tingkat signifikansi sebesar 0.705 yang lebih tinggi dari taraf keyakinan 0,05
134
|
JEMA Vol. 9 No. 1 Maret 2012
8. Opini Auditor tidak berpengaruh terhadap rentang waktu penyajian laporan keuangan. Ini dibuktikan oleh nilai statistik t uji sebesar 0.156 dengan tingkat signifikansi sebesar 0.876 yang lebih tinggi dari taraf keyakinan 0,05 5.2 Saran 1. Pada penelitian selanjutnya, diharapkan faktor-faktor yang mempengaruhi rentang waktu penyajian laporan keuangan dapat diperbanyak lagi, misalnya dengan memasukkan rasio likuiditas dan lain sebagainya. 2. Agar hasil penelitian dapat lebih di generalisir pada seluruh perusahaan, maka pada penelitian selanjutnya obyek penelitian dapat lebih diperbanyak yaitu dengan memasukkan seluruh perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia
DAFTAR PUSTAKA Almilia, L.S dan Lucas Setiady, 2006, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyelesaian Penyajian Laporan Keuangan pada Perusahaan Yang Terdaftar di BEJ. Surabaya: STIE Perbanas. Arens, Alvin A. and James K. Lobbecke, 1996, Auditing Pendekatan Terpadu, Edisi Indonesia. Terjemahan Amir Abad Yusuf, Jakarta: Salemba Empat. Baridwan, Zaki, 2004, Intermediate Accounting, Yogyakarta: BPFE Yogya. Dajan, Anto, 1996, Pengantar Metode Statistik, jilid I dan II, LPS ES Yogyakarta. Dyer, J.C.and A.J. McHugh, 1975, The Timelines of the Australian Annual Report, Journal of Accounting Research. Autumn: 204-219. Halim, Abdul, 1997. Auditing I: Dasar-dasar Audit Laporan Keuangan. Edisi Ketiga, UUP AMK YKPU: Yogyakarta. Hananto, Santoso, Tri dan Bandi, 2002, Ketepatan Waktu Atas Laporan Keuangan Perusahaan Indonesia, Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol.4 No.2, Agustus PP: 155-165. IAI, 2002, Kompartemen Akuntan Publik, SPAP, Jakarta: Salemba Empat. Indriantoro, Nur & Bambang Supomo. 1999. Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen, Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE. Ksa, Agrianti, 2003, Faktor-Faktor yang menentukan Kepatuhan Perusahaan Publik Terhadap Regulasi nformasi di Indonesia. Surabaya, SNA VI, 16-17. Kusnadi, H, 1996. Pengantar Akuntansi Keuangan. UNIBRAW:Malang Hanafi, Mamduh M, 2004. Manajemen Keuangan. Edisi 2004/2005. Yogyakarta:BPFE. Mulyadi. 1998. Auditing. Buku 1. Penerbit Salemba Empat. Jakarta. Mulyadi. 2002. Auditing. Buku 1. Penerbit Salemba Empat. Jakarta. Mulyani, Ratih, 2006. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Rentang Waktu Penyajian Laporan Keuangan ke Publik. Skripsi, tidak dipublikasikan FE Unisma. Na’im Ainun, 1999, Nilai Informasi Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan, Analisis Empiris Regulasi Informasi di Indonesia, vol 14 No.2: 85100 Rafika, Lia, 2009. Studi Empiris Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan. Skripsi, tidak dipublikasikan FE Unisma.
JEMA Vol. 9 No. 1 Maret 2012
|
135
Saleh, Rachmat, 2004, Studi Empiris Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan Perusahaan Manufaktur di BEJ. Simposium Nasional Akuntansi VII. PP. 897912. Sartono, Agustus, 2001, Manajemen Keuangan: Teori dan Aplikasi. Edisi Keempat, BPFE, Yogyakarta. Sarwi, 2002, Modul Pengantar Pasar Modal, Fakultas Ekonomi Universitas Islam Malang. Subekti, Imam, dan Wulandari Widiyanti, Novi. 2004, Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Audit Delay di Indonesia. Simposium Nasional Akuntansi VII Denpasar Bali. 2-3 Desember 2004. Suharli, M., dan Rachpriliani, A, 2006, Studi Empiris Faktor yang Berpengaruh Terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan, Jurnal Bisnis dan Akuntansi., vol. 8 no.1, April:34-55.Undang-undang Republik Indonesia No.8 Tahun 1955 Tentang Pasar Modal. Wirakusuma, Made Gede, 2004, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Rentang Waktu Penyajian Laporan Keuangan ke Publik, Denpasar Bali: Simposium Nasional Akuntansi VII, 2-3 Desember 2004. *) Moh. Amin adalah dosen tetap di Prodi Akuntansi FE Unisma *) S. Nuraini Amrilya adalah alumni FE Unisma
136
|
JEMA Vol. 9 No. 1 Maret 2012