FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETEPATAN WAKTU PENYAMPAIAN LAPORAN KEUANGAN KE PUBLIK (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2013) Hedy Kuswanto & Sodikin Manaf *) ABSTRAK Penelitian ini menguji beberapa variabel yang diprediksi memengaruhi ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan, yaitu : profitabilitas, leverage, likuiditas, ukuran perusahaan, reputasi KAP, opini auditor, umur perusahaan dan kepemilikan perusahaan. Obyek penelitian adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI yang menerbitkan laporan keuangan auditan secara konsistenpadatahun 2010-2013. Dengan mengunakan metode purposive sampling diperoleh 69 sampel yang kemudian diuji mengunakan regresi logistik pada tingkat signifikansi 5 persen. Pengujian ini menunjukan bukti empiris bahwa variabelopini auditor dan kepemilikan publik secara signifikan berpengaruh pada ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahan, sedangkan variabel profitabilitas, Laverage, likuiditas, ukuran perusahaan, reputasi KAP, dan umur perusahaan tidak berpengaruh signifikan. Kata kunci: Ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan, rasio keuangan
PENDAHULUAN Setiap perusahaan yang go publik memiliki kewajiban untuk menyampaikan laporan keuangan yang disusun sesuai dengan standar akuntansi keuangan dan telah diaudit tepat waktu. Tuntutan akan kepatuhan terhadap ketepatan waktu dalam penyampaian laporan keuangan publik di Indonesia telah diatur dalam Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan Nomor 11/Sejak.04/2014 Tentang kewajiban penyampaian laporan kepada Otoritas Jasa Keuangan dan pengumuman kepada masyarakat oleh pelaku pasar modal yang batas waktunya jatuh pada hari libur, bahwa pelaku pasar modal mempunyai kewajiban penyampaian laporan kepada OJK baik secara berkala maupun secara insidentil dengan batas waktu akhir kewajiban penyampaian laporan masing-masing. Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Nomor : KEP-431/BL/2012 tentang Penyampaian Laporan Tahunan Emiten atauPerusahaan Publik. Dalam peraturan ini disebutkan bahwa emiten atau perusahaan publik yang pernyataan pendaftarannyatelah menjadi efektif wajib menyampaikan laporan tahunan kepadaBapepam dan LK paling lama 4 (empat) bulan setelah tahun buku berakhir. *) Dosen STIE Dharmaputra Semarang
Bapepam memperketat peraturan dengan dikeluarkannya Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Nomor : KEP-431/BL/2012 tentang Penyampaian Laporan Tahunan Emiten atauPerusahaan Publik, yaitu Peraturan Bapepam Nomor X.K.2, disebutkan bahwa laporan keuangan tahunan wajib disertai dengan laporan Akuntan dalamrangka audit atas laporan keuangan dan disampaikan kepada Bapepam dan LK dandiumumkan kepada masyarakat paling lambat pada akhir bulan ketigasetelah tanggal laporan keuangan tahunan. Ketepatan waktu penyusunan atau penyampaian laporan keuangan perusahaan bisa berpengaruh pada nilai laporan keuangan tersebut. Informasi yang terlambat merupakan cerminan dari suatu reaksi negatif pelaku pasar modal. Laporan Auditan menjadi acuan sebagai dasar pengambilan keputusan untuk membeli atau menjual kepemilikan saham yang dimiliki investor, maka informasi akan kenaikan laba atau penurunan laba menjadi dasar yang menyebabkan kenaikan atau penurunan harga saham. Permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah: (1) apakah profitabilitas, leverage, likuiditas, ukuran perusahaan, reputasi KAP, opini auditor, umur perusahaan dan kepemilikan perusahaan mempengaruhi ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Ketepatan waktu penyampaian laporan keuangantelah diatur dalam pasar modal, yaitu dalam Undang-Undang No.8 Tahun 1995 tentang peraturan pasar modal yang menyatakan bahwa semua perusahaan yang terdaftar dalam pasar modal wajib menyampaikan laporan keuangan secara berkala kepada Bapepam dan mengumumkan laporan kepada masyarakat. Bapepam mengeluarkan Lampiran Keputusan Ketua Bapepam Nomor: Kep-431/BL/2012, yang mewajibkan bagi setiap emiten dan perusahaan publik untuk menyampaikan laporan keuangan tahunan perusahaansebelum jangka waktu 4 (empat) bulan sejak tahun buku berakhir. KEP-80/PM/1996, yang mewajibkan bagi setiap emiten dan perusahaan publik untuk menyampaikan laporan keuangan tahunan perusahaan dan laporan auditor independennya kepada Bapepam selambat-lambatnya pada akhir bulan keempat (120 hari) setelah tanggal laporan keuangan tahunan perusahaan. Namun sejak tanggal 30 September 2003, Bapepam semakin memperketat peraturan dengan dikeluarkannya Peraturan Bapepam Nomor X.K.2, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam Nomor: Kep-346/BL/2011tentang Penyampaian Laporan Keuangan Berkala Emiten Atau Perusahaan Publik. Peraturan Bapepam Nomor X.K.2 ini menyatakan bahwa laporan keuangan tahunan wajib disampaikan kepada Bapepam dan LK dandiumumkan kepada masyarakat paling lambat pada akhir bulan ketigasetelah tanggal laporan keuangan tahunan.
Berkaitan dengan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, persyaratan ketepatan waktu merupakan suatu keharusan, karena perusahaan yang tidak tepat waktu menyampaikan laporan keuangannya akan dikenakan sanksi administrasi dan denda sesuai dengan ketentuan pasal 63 huruf e Peraturan Pemerintah Republik IndonesiaNomor 12 Tahun 2004TentangPerubahan AtasPeraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995Tentang Penyelenggaraan Kegiatan Di Bidang Pasar Modalyang menyatakan bahwa : ”Emiten yang pernyataan Pendaftarannya telah menjadi efektif, dikenakan sanksi denda Rp 1.000.000 (satu juta rupiah) atas setiap hari keterlambatan penyampaian laporan dengan ketentuan jumlah keseluruhan dendapaling banyak Rp 500.000.000 (lima ratus juta rupiah).” Selain sanksi administrasi dan denda oleh Bapepam dan LK, Bursa Efek Indonesia (BEI) juga dapat memberikan sanksi dan denda kepada perusahaan publik yang terlambat menyampaikan laporan keuangan tahunan auditan melebihi batas waktu yang telah ditetapkan oleh bursa.Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui keputusan direksi PT. Bursa Efek Indonesia Nomor 306/BEI/07-2004 menerbitkan peraturan pencatatan berkala Nomor I-E tentang kewajiban penyampaian informasi yang batas waktu penyampaiannya disesuaikan dengan peraturan Bapepam No.X.K.2.Bursa Efek Indonesia juga menerbitkan keputusan direksi PT. Bursa Efek Indonesia Nomor 307/BEI/07-2004 yaitu Peraturan Nomor I-H Tentang Sanksi. Otoritas Jasa Keuangan juga telah menerbitkan peraturan akan tuntutan kepatuhan terhadap ketepatan waktu dalam penyampaian laporan keuangan publik di Indonesia telah diatur dalam Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan Nomor 11/Seojk.04/2014 Tentang Kewajiban Penyampaian Laporan Kepada Otoritas Jasa Keuangan Dan Pengumuman Kepada Masyarakat Oleh Pelaku Pasar Modal Yang Batas Waktunya Jatuh Pada Hari Libur, bahwa pelaku Pasar Modal mempunyai kewajiban penyampaian laporan kepada OJK baik secara berkala maupun secara insidentil dengan batas waktu akhir kewajiban penyampaian laporan masing-masing. Ketepatan Waktu (Timeliness) Salah satu cara untuk mengukur transparansi dan kualitas penyampaian laporan keuangan adalah ketepatan waktu. Ketepatan waktu antara tanggal laporan keuangan perusahaan dan tanggal ketika informasi keuangan diumumkan ke publik berhubungan dengan kualitas informasi keuangan yang dilaporkan(McGee, 2007). Hendriksen dan Van Breda (2000:145) menyatakan bahwa informasi tidak dapat relevan jika tidak tepat waktu, yaitu hal itu harus tersedia bagi pengambil keputusan sebelum kehilangan kapasitasnya untuk mempengaruhi keputusan. Ketepatanwaktu tidak menjamin relevansinya, tetapi relevansi tidaklah mungkin tanpa ketepatan waktu. Oleh karena itu, ketepatanwaktu adalah batasan penting pada publikasi laporan keuangan.
Akumulasi, peringkasan dan penyajian selanjutnya informasi akuntansi harus dilakukan secepat mungkin untuk menjamin tersedianya informasi sekarang di tangan pemakai. Ketepatanwaktu juga menunjukkan bahwa laporan keuangan harus disajikan pada kurun waktu yang teratur untuk memperlihatkan perubahan keadaan perusahaan yang pada gilirannya mungkin akan mempengaruhi prediksi dan keputusan pemakai. Chamber dan Penman dalam Karim dan Ahmed (2005) mendefinisikan ketepatanwaktu dalam dua cara yaitu : (1) ketepatan waktu didefinisikan sebagai keterlambatan waktu penyampaian laporan keuangan dari tanggal laporan keuangan sampai tanggal melaporkan, (2) ketepatan waktu ditentukan dengan ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan relatif atas tanggal penyampaian laporan keuangan yang diharapkan. Menurut Dyer dan Mc Hugh (1975), menggunakan tiga kriteria keterlambatan untuk melihat ketepatan waktu dalam penelitiannya: 1. preliminary lag: interval jumlah hari antara tanggal laporan keuangan sampai penerimaan laporan akhir preleminary oleh bursa 2. auditor’s report lag: interval jumlah hari antara tanggal laporan keuangan sampai tanggal laporan auditor ditandatangani, 3. total lag: interval jumlah hari antara tanggal laporan keuangan sampai tanggal penerimaan laporan dipublikasikan oleh bursa. Keterlambatan terjadi jika perusahaan melaporkan informasi keuangannya setelah tanggal yang ditentukan. Hal ini sesuai dengan peraturan X.K.2 yang diterbitkan Bapepam dan didukung oleh peraturan terbaru Bapepam, X.K.6 tertanggal 7 Desember 2006, maka penyampaian laporan keuangan tahunan yang telah diaudit dikatakan tepat waktu apabila diserahkan sebelum atau paling lambat pada akhir bulan ketiga setelah tanggal laporan keuangan tahunan perusahaan publik tersebut. Sedangkan untuk laporan tengah tahunan : (1) selambat-lambatnya 30 hari setelah tengah tahun buku berakhir, jika tidak disertai laporan akuntan, (2) selambat-lambatnya 60 hari setelah tengah tahun berakhir jika disertai laporan akuntan dalam rangka penelaahan terbatas, (3) selambatlambatnya 90 hari setelah tengah tahun buku berakhir jika disertai laporan akuntan yang memberikan pendapat tentang kewajaran laporan keuangan secara keseluruhan. Profitabilitas dan Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan Profitabilitas merupakan salah satu indikator keberhasilan perusahaan untuk dapat menghasilkan laba sehingga semakin tinggi profitabilitas maka semakin tinggi kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba bagi perusahaannya. Penelitian mengenai hubungan profitabilitas terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan yang dilakukan oleh Rabia (2011), Turel(2010) dan Owusu (2000) menemukan bukti empiris bahwa profitabilitas secara signifikan berpengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian
laporan keuangan. Penelitian-penelitian tersebut juga menunjukkan bukti bahwa perusahaan yang memperoleh laba cenderung tepat waktu menyampaikan laporan keuangannya dan sebaliknya jika mengalami rugi. Leverage dan Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan Leverage mengacu pada seberapa jauh suatu perusahaan bergantung pada kreditor dalam membiayai aktiva perusahaan. Weston dan Copeland (1995) dalam Hilmi dan Ali (2008), menyatakan bahwa rasio leverage mengukur tingkat aktiva perusahaan yang telah dibiayai oleh penggunaan hutang. Leverage keuangan dapat diartikan sebagai penggunaan asset dan sumber dana (source of fund) oleh perusahaan yang memiliki biaya tetap dengan maksud meningkatkan keuntungan potensial pemegang saham. Owusu (2000) menyatakan bahwa suatu perusahaan yang memiliki leverage keuangan yang tinggi berarti memiliki banyak hutang pada pihak luar. Ini berarti perusahaan tersebut memiliki risiko keuangan yang tinggi karena mengalami kesulitan keuangan (financial distress) akibat kewajiban yang tinggi. Kesulitan keuangan perusahaan merupakan berita buruk yang akan mempengaruhi kondisi perusahaan di mata publik. Pihak manajemen cenderung akan menunda penyampaian laporan keuangan yang berisi berita buruk karena waktu yang ada akan digunakan untuk menekan debt to equity ratio serendah-rendahnya. Likuiditas dan Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan Likuiditas adalah ketersediaan sumber daya (kemampuan) perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang telah jatuh tempo, dengan melihat aset lancar perusahaan relatif terhadap hutang lancarnya.Rasio likuiditas yang sering digunakan untuk mengukur tingkat likuiditas suatu perusahaan adalah rasio lancar dan rasio quick (acid test ratio) (Hanafi dan Halim, 2003:79). Fagbemi danUadiale(2011) serta Ahmed (2005), menghasilkan bukti empiris bahwa likuiditas mempengaruhi ketepatanwaktu penyampaian laporan keuangan perusahaan. Ukuran Perusahaan dan Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan Ng dan Tai (1994) dalam Oyoha (2012) menyatakan beberapa alasan yang dipakai untuk mendukung hubungan ukuran perusahaan yang mempengaruhi ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Pertama, perusahaan besarmemiliki sumber daya lebih untuk sistem pengendalian internal yang kuat dalam organisasi mereka dan mampu mengaudit secara kontinyu. Semua ini harus membuat lebih mudah untuk mengaudit sejumlah transaksi besar dalam waktu yang relative pendek. Kedua, perusahaanbesar lebih terlihat oleh pandangan public dan menghadapi banyak tekanan dari analis media untuk mengumumkan informasi keuangan secaralebih tepat waktu (Owusu-Ansah, 2000).
Ukuran perusahaan dapat menunjukkan seberapa besar informasi yang terdapat di dalamnya, sekaligus mencerminkan kesadaran dari pihak manajemen mengenai pentingnya informasi, baik bagi pihak eksternal perusahaan maupun pihak internal perusahaan.Perusahaan besar cenderung untuk menyajikan laporan keuangan lebih tepat waktu daripada perusahaan kecil (Rabia, 2004). Hasil penelitian oleh Aktaş (2011) menunjukkan bahwa ukuran perusahaan tidak memiliki pengaruh yang signifikan, tetapi memiliki hubungan positif terhadap ketepatan waktu penyajian laporan keuangan, dengan kata lain, ukuran perusahaan memiliki hubungan negatif terhadap keterlambatan penyelesaian penyajian laporan keuangan. Hasil penelitian Iyoha (2012) menunjukkan bahwa ukuran perusahaan memiliki pengaruh signifikan dan memiliki jenis hubungan negatif terhadap ketepatan waktu penyelesaian laporan keuangan auditan, dengan kata lain memiliki hubungan negatif dengan keterlambatan penyelesaian penyajian laporan keuangan. Sedangkan hasil penelitian oleh Fagbemi dan Uadiale(2011) menunjukkan bahwa ukuran perusahaan tidak memiliki pengaruh yang signifikan, tetapi memiliki hubungan positif dengan keterlambatan penyelesaian penyajian laporan keuangan.Penelitian ini mengacu pada hasil penelitian oleh Abia Aktaş (2011), dimana semakin besar ukuran perusahaan, maka semakin banyak pula informasi yang terkandung di dalamnya. Semakin tinggi kesadaran manajemen mengenai pentingnya informasi bagi pihakpihak yang berkepentingan, akan membuat penyajian laporan keuangan menjadi lebih tepat waktu. Logika teori ini juga didukung oleh hasil penelitian Ahmed (2005) yang menunjukkan bahwa ukuran perusahaan memiliki hubungan negatif terhadap keterlambatan penyajian laporan keuangan.Sehingga dapat dikatakan ukuran perusahaan memiliki hubungan negatif terhadap keterlambatan penyelesaian penyajian laporan keuangan. Reputasi KAP dan Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan Perusahaan dalam menyampaikan suatu laporan atau informasi akan kinerja perusahaan kepada publik agar akurat dan terpercaya diminta untuk menggunakan jasa KAP. Dan untuk meningkatkan kredibilitas dari laporan itu, perusahaan menggunakan jasa KAP yang mempunyai reputasi atau nama baik. Hal ini biasanya ditunjukkan dengan KAP yang berafiliasi dengan KAP besar yang berlaku universal yang dikenal dengan Big Four Worldwide Accounting Firm (Big 4). Menurut Loeb (1971) dalamHilmi dan Ali (2008), kantor akuntan besar disebutkan memiliki akuntan yang berprilaku lebih etikal daripada akuntan di kantor akuntan kecil. Dengan demikian, kantor akuntan besar lebih memiliki reputasi baik dalam opini publik. Sehingga KAP yang lebih besar dapat diartikan kualitas audit yang dihasilkan pun lebih baik dibandingkan kantor akuntan kecil. Maka dapat disimpulkan bahwa perusahaan yang memakai jasa KAP besar cenderung tepat waktu
dalam menyampaikan laporan keuangannya. Seperti hasil penelitian Iyoha(2012) dan Ahmed(2005) yang menyatakan bahwa penggunaan kantor akuntan besar mempengaruhi ketepatan waktu penyampaianlaporan keuangan. Hal ini disebabkan KAP besar mampu mengerjakan pekerjaan auditnya secara lebih efisien dan efektif sehingga dapat selesai secara tepat waktu. Opini Audit dan Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan Menurut PSA 29 SA Seksi 508 dalam Standar Profesional Akuntan Publik ada lima jenis pendapat akuntan, yaitu: (1) Pendapat wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion), (2) Pendapat wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelasan (unqualified opinion with explanatory language), (3) Pendapat wajar dengan pengecualian (qualified opinion), (4) Pendapat tidak wajar (adverse opinion), (5) Pernyataan tidak memberikan pendapat (disclaimer opinion). Whittred (1980) dalam Fagbemi dan Uadiale (2011), menyatakan bahwa laporan keuangan yang memberikan pendapat qualified opinion mengalami audit delay lebih lama. Carslaw dan Kaplan (1991) dalam Fagbemi dan Uadiale(2011), juga menyatakan bahwa keterlambatan penyampaianlaporan keuangan berhubungan positif dengan opini audit yang diberikan oleh akuntan publik dan perusahaan yang tidak menerima unqualified opinion memiliki audit delay yang lebih lama. Umur Perusahaan dan Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan Hope dan Langli (2008) dalam Iyoha (2012), menyatakan usia perusahaan telah diidentifikasi memiliki kemungkinan dampak pada kualitas praktek akuntansi dalam ketepatan waktu. Semakin tua perusahaan, semakin besar kemungkinan mereka untuk memiliki prosedur internal kontrol yang kuat. Dengan demikian, kontrol yang lemah dapat menyebabkan keterlambatan penyampaian laporan keuangan yang diharapkan di perusahaan yang memiliki usia lebih tua. Meskipun Courtis (1976) dalam Iyoha (2012), tidak menemukan usia yang signifikan dalam studinya perusahaan yang terdaftar 204 di Selandia Baru. Namun, Owusu-Ansah (2000) menggunakan dua-tahap kuadrat terkecil model regresi dan menemukan ukuran, profitabilitas dan umur perusahaan sebagai penentu signifikan penyampaianlaporan keuangan perusahaan yang terdaftar di Zimbabwe. Studi ini menyimpulkan bahwa perusahaan yang lebih tua, kemungkinan akan semakin tepat waktudalam penyampaian laporan keuangan.
Kepemilikan Publik dan Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan Struktur kepemilikan dalam penelitian ini merupakan struktur kepemilikan publik. Kepemilikan publik adalah kepemilikan saham yang dimiliki oleh pihak luar. Ang (dalam Kadir,2011), menyatakan bahwa kepemilikan saham oleh pihak luar mempunyai kekuatan untuk menuntut dan mewajibkan pihak manajemen agar menyampaikan informasi keuangan dengan segera karena laporan keuangan yang diserahkan terlambat akan berpengaruh terhadap keputusan ekonomi yang akan diambil oleh para pemakai informasi tersebut. Karena itu kepemilikan pihak luar oleh perusahaan dirasakan memiliki pengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaianlaporan keuangan. (Astuti,2007) Hipotesa Penelitian Berdasarkan landasan teori dan penelitian-penelitian terdahulu, maka dapat diturunkan hipotesis sebagai berikut: H1 : Profitabilitas berpengaruh positif terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan yang telah di audit ke publik H2 : Leverage berpengaruh Negatif terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan yang telah di audit ke publik H3 : Likuiditas berpengaruh positif terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan yang telah di audit ke publik H4 : Ukuran Perusahaan berpengaruh positif terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan yang telah di audit ke publik H5 : Reputasi KAP berpengaruh positif terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan yang telah di audit ke publik H6 : Opini Audit berpengaruh positif terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan yang telah di audit ke publik H7 : Umur Perusahaan berpengaruh positif terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan yang telah di audit ke publik H8: Struktur kepemilikan berpengaruh positif terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan yang telah di audit ke public METODE PENELITIAN Populasi dan Sampel Penelitian Populasi yang diamati dalam penelitian ini adalah perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI dan menerbitkan laporan keuangan auditan secara konsisten pada tahun 2010-2013. Penentuan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan purposive sampling yaitu memilih sampel penelitian berdasarkan tujuan atau target tertentu, dimana dalam pemilihan sampel secara tidak acak yang informasinya diperoleh dengan menggunakan
pertimbangan atau kriteria tertentu (Indriantoro dan Supomo,1999). Adapun kriteria yang digunakan dalam menentukan sampel adalah sebagai berikut: 1. Perusahaan-perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI selama empat tahun berturutturut, yaitu tahun 2010-2013. 2. Perusahaan tersebut telah menerbitkan laporan keuangan tahunan (annual report) untuk periode 2010-2013. 3. Perusahaan tidak menggunakan mata uang asing. 4. Menampilkan data tanggal penyampaian laporan keuangan tahunan ke BAPEPAM untuk periode 2010-2013. 5. Menampilkan data dan informasi yang digunakan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi ketepatanwaktu penyampaian laporan keuangan untuk periode 2010-2013. Definisi dan Pengukuran Variabel 1. Variabel Dependen Variabel Dependen (dependent variable), yaitu suatu variabel yang memiliki ketergantungan antara variabel yang satu dengan yang lain, sedangkan dalam penelitian ini variabel dependennya adalah :ketepatan waktu penyampaianlaporan keuangan ke publik. Variabel dependen ini diukur berdasarkan kuantitatif dalam jumlah hari yang dibutuhkan untuk mengumumkan laporan keuangan tahunan auditan ke publik, sejak tanggal tutup tahun buku perusahaan sampai tanggal penyerahan ke Bapepam, yang dianggap sebagai tanggal pengumuman ke publik.Perusahaan dikategorikan tepat waktu jika laporan keuangan disampaikan selambat-lambatnya pada tanggal 31 Maret.Variabel ini diukur dengan menggunakan variable dummy dengan kategorinya adalah bagi perusahaan yang tepat waktu masuk kategori 1 dan perusahaan yang tidak tepat waktu (terlambat) masuk kategori 0. 2. Variabel Independen a. Profitabilitas Dalam penelitian ini, profitabilitas diproksikan dengan return on assets (ROA). Menurut Brigham dan Houston (2001:90), rasio laba bersih terhadap total aktiva mengukur pengembalian atas total aktiva (ROA) setelah bunga dan pajak. Menurut Horne dan Wachowicz (2005:235), ROA mengukur efektivitas keseluruhan dalam menghasilkan laba melalui aktiva yang tersedia; daya untuk menghasilkan laba dari modal yang diinvestasikan.Rasio ini bisa dihitung sebagai berikut: Laba Bersih ROA = Total Asset
b. Leverage Keuangan Leverage keuangan merupakan cerminan dari struktur modal perusahaan. Variabel ini diproksikan dengan debt to equity ratio (DER).Rasio ini menggambarkan perbandingan kewajiban dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan menunjukkan kemampuan modal sendiri perusahaan tersebut untuk memenuhi seluruh kewajibannya. Menurut Suad Husnan (2004:70) menjelaskan bahwa debt to equity ratio menunjukan perbandingan antara hutang dengan modal sendiri.Menurut Horne dan Wachoviz (1998:145), Debt to equity is computed by simply dividing the total debt of the firm (lincluding current liabilities) by its shareholders equity. Debt to equity ratio merupakan perhitungan sederhana yang membandingkan total hutang perusahaan dari modal pemegang saham. Sedangkan menurut Sawir (2000-13) menjelaskan bahwa debt to equity ratio adalah rasio yang menggambarkan perbandingan utang dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan menunjukan kemampuan modal sendiri perusahaan tersebut untuk memenuhi seluruh kewajibannya.Rasio ini bisa dihitung sebagai berikut: Total Kewajiban DER = Total Ekuitas c. Likuiditas Merupakan kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban jangka pendeknya saat jatuh tempo.Rasio likuiditas mengukur kemampuan likuiditas jangka pendek perusahaan dengan melihat aset lancar perusahaan relatif terhadap kewajiban lancarnya.Variabel ini diproksikan dengan current ratio (CR).Current Ratio mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aset lancarnya. Menurut Brigham dan Houston (2001), rasio lancar mengukur kemampuan aktiva lancar membayar hutang lancar. Aktiva lancar biasanya terdiri dari : kas, surat berharga, piutang dan persediaan. Hutang lancar terdiri dari hutang dagang, wesel bayar jangka pendek, hutang jangka panjang yang segera jatuh tempo, pajak yang belum dibayar (accrued) dan biaya-biaya yang belum dibayar (accrued) lainnya (terutama upah). Rasio ini dapat dihitung sebagai berikut: Aktiva Lancar Current Ratio = Kewajiban Lancar d. Ukuran Perusahaan Ukuran perusahaan dapat dinilai dari beberapa segi. Besar kecilnya ukuran perusahaan dapat didasarkan pada total nilai aset, total penjualan, kapitalisasi pasar, jumlah tenaga kerja dan sebagainya. Semakin besar nilai item-item tersebut maka semakin besar pula ukuran perusahaan itu. Menurut Ferry dan Jones (dalam
Sujianto, 2001), ukuran perusahaan menggambarkan besar kecilnya suatu perusahaan yang ditunjukkan oleh total aktiva, jumlah penjualan, rata-rata total penjualan dan rata-rata total aktiva.Jadi, ukuran perusahaan merupakan ukuran atau besarnya asset yang dimiliki oleh perusahaan. Pada penelitian ini, ukuran perusahaan diproksikan dengan menggunakan Ln total asset. Penggunaan natural log (Ln) dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mengurangi fluktuasi data yang berlebih. Jika nilai total asset langsung dipakai begitu saja maka nilai variable akan sangat besar, miliar bahkan triliun. Dengan menggunakan natural log, nilai miliar bahkan triliun tersebut disederhanakan, tanpa mengubah proporsi dari nilai asal yang sebenarnya. e. Reputasi KAP MenurutArens dan loebbecke (1996;26), Kantor Akuntan Publik dengan reputasi baik biasanya mempunyai klien yang harus membuat satu atau dua jenis laporan sesuai yang ditentukan Badan Pengawas Pasar Modal dengan ketentuan yang kompleks. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut pada umumnya mereka memiliki tenaga spesialis yang mencurahkan perhatiannya secara khusus untuk menangani masalah ini guna memenuhi persayaratan Badan Pengawas Pasar Modal. Untuk meningkatkan kredibilitas dari laporan keuangannya, perusahaan menggunakan jasa kantor akuntan publik (KAP) yang mempunyai reputasi atau nama baik. Hal ini biasanya ditunjukkan dengan kantor akuntan publik yang berafiliasi dengan kantor akuntan publik besar yang berlaku universal yang dikenal dengan Big Four Worldwide Accounting Firm (Big 4). Variabel ini diukur dengan menggunakan variabel dummy.Kategori perusahaan yang menggunakan jasa KAP yang berafiliasi dengan KAP Big 4 diberi nilai dummy 1 dan kategori perusahaan yang menggunakan jasa selain KAP yang berafiliasi dengan KAP Big 4 diberi nilai dummy 0. Kelompok KAP Big 4 antara lain : o KAP Price Waterhouse Coopers, yang bekerjasama dengan KAP Drs.Hadi Susanto dan rekan o KAP KPMG (Klynveld Peat Marwick Goerdeler), yang bekerjasama dengan KAP Sidharta-Sidharta dan Wijaya o KAP Ernst dan Young, yang bekerjasama dengan KAP Drs.Sarwoko dan Sanjoyo o KAP Deloitte Touche Thomatsu, yang bekerjasama dengan KAP Drs.Hans Tuanokata
f. Opini Auditor Opinion atau pendapat audit merupakan kesimpulan auditor berdasarkan hasil audit. Auditor menyatakan pendapatnya berpijak pada audit yang dilakasanakan berdasarkan standar auditing dan atas temuan-emuannya. Standar auditing antara lain memuat empat standar pelaporan. Dalam hal pemberian opini, Standar Pelaporan keempat dalam SPAP (IAI 2001) memaparkan : Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa pernyataan demikian tidak dapat diberikan. Jika pendapat secara keseluruhan tidak dapat diberikan, maka alasannya harus dinyatakan. Dalam hal nama auditor dikaitkan dengan laporan keuangan, maka laporan auditor harus memuat petunjuk yang jelas mengenai sifat pekerjaan audit yang dilaksanakan, jika ada, dan tingkat tanggungjawab yang dipikul oleh auditor. Opini Auditor dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan variable dummy. Kategori perusahaan yang mendapat unqualified opinion dari auditor diberi nilai dummy 1 dan kategori perusahaan yang mendapat opini selain unqualified opinion diberi nilai dummy 0. g. Umur Perusahaan Menurut Owusu dan Ansah (2000), umur perusahaan sangat mempengaruhi penyampaianlaporan keuangan perusahaan, karena berkaitan dengan pengembangan dan pertumbuhan perusahaan tersebut. Idealnya umur perusahaan harusnya diukur berdasarkan tanggal pada saat pendiriannya perusahaan yang bersangkutan. Namun umur perusahaan dalam penelitian ini menggunakan tanggal listed-nya perusahaan di pasar modal (Owusu dan Ansah 2000), h. Struktur Kepemilikan Struktur Kepemilikan diproksikan dengan kepemilikan saham publik yang diukur dengan persentase kepemilikan saham yang dimiliki publik. Menurut Bushee (1998), pemegang saham besar dan saham publik berpengalaman menekankan kepada manajer untuk fokus pada nilai jangka panjang daripada laba jangka pendek.Investor publik dalam melakukan investasi didasarkan pada analisis yang bersifat fundamental atau yang berkaitan dengan informasi keuangan perusahaan. Metode Analisis Data Pengujian terhadap hipotesis dalam penelitian ini dilakukan menggunakan regresi logistik (logistic regression).Karena menurut (Ghozali, 2006, h. 9) metode ini cocok digunakan untuk penelitian yang variabel dependennya bersifat kategorikal (nominal atau non metrik) dan variabel independennya kombinasi antara metrik dan non metrik seperti
halnya dalam penelitian ini.Logistic regression digunakan untuk menguji apakah variabelvariabel profitabilitas, likuiditas, leverage keuangan, ukuran perusahaan, reputasi kantor akuntan publik (KAP), opini auditor, umur perusahaan dan struktur kepemilikan berpengaruh terhadap ketepatan waktu pengumuman laporan keuangan tahunan auditan ke publik. Model regresi logistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Ln (TL/1-TL) = a + b1ROA + b2DER + b3CR + b4TA + b5KAP + b6OA + b7UP + b8KP+ e Keterangan: Ln (TL/1-TL) = Simbol yang menunjukkan probabilitas ketepatan waktupenyampaian laporan keuangan tahunan ROA = Profitabilitas (Return on Assets) DER = Leverage keuangan (Debt to Equity Ratio) CR = Likuiditas (Current Ratio) SIZE = Ukuran perusahaan (Total Asset) KAP = Reputasi KAP OPINI = Opini Auditor UMUR = Umur Perusahaan PUBLIK = Struktur Kepemilikan e = Error Hasil Kelayakan Model Regresi Hosmer dan Lemeshow Test adalah untuk melihat apakah data empiris cocok atau tidak dengan model atau dengan kata lain diharapkan tidak ada perbedaan antara data empiris dengan model. Model akan dinyatakan layak jika signifikansi di atas 0,05 atau -2 Log Likelihood di bawah Chi Square Tabel.Hasil pengujian didapatkan angka signifikansi pada uji Hosmer and LameshowTest sebesar 0,930. Oleh karena nilai signifikansi lebih besar dari =0,05, maka model data penelitian pengaruh profitabilitas, leverage, likuiditas, ukuran perusahaan, reputasi KAP, opini audit, umur perusahaan dan struktur kepemilikan terhadap ketepatan waktu laporan keuangan tergolong fit dan baik sehingga layak dalam menjelaskan variabel penelitian. Hasil Penilaian Keseluruhan Model (Overall Model Fit) Menilai Keseluruhan Model (overall model fit test) adalah untuk menilai keseluruhan model regresi. Overall fit test diuji dengan menggunakan nilai -2 log likehood atau uji omnibus test. Nilai -2 log likehood menunjukkan penurunan angka kecocokan berdasarkan model iterasi yang dilakukan. Nilai -2 log likelihood yang turun cukup besar menunjukkan bahwa model akan semakin fit. Hasil pengujian overall model fit test diperoleh dua nilai -2 log likelihood yaitu sebesar 175,476 (Blok Number = 0) dan nilai -2 log likelihood yang kedua menurun sebesar 128,836 (Blok Number = 1). Oleh karena nilai 2 log likelihood mengalami penurunan, maka regression logistic pada penelitian menunjukkan model yang baik.
Hasil Pengujian Regresi logistik Berdasarkan hasil pengujian koefisien regresi logistik, dengan merujuk pada menunjukkan nilai signifikansi berdasarkan Wald Statistic, jika model signifikan, maka nilai sig. adalah kurang dari 0,05. Untuk seluruh estimator, maka dapat disimpulkan bahwa variabel-variabel yang berpengaruh terhadap ketepatan waktu (timeliness) penyampaian laporan keuangan adalah variabel Opini auditor (OA) dan kepemilikan perusahaan (KP). Hal ini didasarkan nilai sig. adalah kurang dari 0,05.Dengan demikian dapat diestimasi model logit untuk kasus ini adalah: Ln(TL/1-TL) = 4,246 + 1,348ROA+0,0002DER+0,612CR–0,119SIZE+ 0,753KAP– 2,344OPINI + 0,014UMUR+ 0,034PUBLIK Tabel hasil pengujian regresi logistik ditunjukkan sebagai berikut: Tabel 1. Ringkasan Hasil Pengujian Regresi Logistik Dari Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan Variabel Independen Koefisien Regresi Sign. Status ROA 1.348 ns 0.541 HA ditolak DER 0,0002ns 0.997 HA ditolak CR 0,612 ns 0.118 HA ditolak ns SIZE - 0,119 0.597 HA ditolak ns KAP 0,753 0.382 HA ditolak OPINI - 2,344* 0.012 HA diterima ns UMUR 0,014 0.787 HA ditolak PUBLIK 0,034* 0.047 HA diterima 2 Cox & Snell R 0,051 Keterangan: ns=tidak signifikan; * =signifikan pada level kesalahan 5 %; Hasil Pengujian Hipotesis dan Pembahasan 1. Pengaruh Profitabilitas Terhadap Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan Berdasarkan hasil pengujian secara parsial diperoleh nilai wald variabel profitabilitas sebesar 0,373 dengan nilai signifikasi sebesar 0,541. Oleh karena nilai signifikansi lebih besar dari 0,05, maka dapat diartikan bahwa variabel profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu pengumuman laporan keuangan. 2. Pengaruh Leverage Terhadap Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan Berdasarkan hasil pengujian secara parsial diperoleh nilai wald variabel leverage sebesar 0,00001 dengan nilai signifikansi sebesar 0,997. Oleh karena nilai signifikansi lebih besar dari 0,05, maka dapat diartikan bahwa variabel profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. 3. Pengaruh Likuiditas Terhadap Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan
4.
5.
6.
7.
Berdasarkan hasil pengujian secara parsial diperoleh nilai waldvariabel likuiditas sebesar 2,447 dengan nilai signifikansi sebesar 0,118. Oleh karena nilai signifikansi lebih besar dari 0,05, maka dapat diartikan bahwa variabel likuiditas tidak berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu pengumuman laporan keuangan. Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan Berdasarkan hasil pengujian secara parsial diperoleh nilai wald variabel ukuran perusahaan sebesar 0,280 dengan nilai signifikasi sebesar 0,597. Oleh karena nilai signifikansi lebih besar dari 0,05, maka dapat diartikan bahwa variabel ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Pengaruh Reputasi KAP Terhadap Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan Berdasarkan hasil pengujian secara parsial diperoleh nilai wald variabel reputasi KAP sebesar 0,765 dengan nilai signifikansi sebesar 0,382. Oleh karena nilai signifikansi lebih besar dari 0,05, maka dapat diartikan bahwa variabel reputasi KAP tidak berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Hasil pengujian menunjukkan bahwa ketepatan penyampaian laporan keuangan perusahaan tidak ditentukan oleh baik atau tidaknya reputasi yang dimiliki auditor dalam memberikan kualitas pengauditannya. Pengaruh Opini Audit Terhadap Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan Berdasarkan hasil pengujian secara parsial diperoleh nilai wald variabel opini audit sebesar 6,331 dengan nilai signifikasi sebesar 0,012. Oleh karena nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05, maka dapat diartikan bahwa variabel opini audit berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Hasil pengujian menunjukkan adanya hubungan positif antara opini audit dengan ketepatan waktu laporan keuangan, artinya bahwa perusahaan yang menerima audit dengan pendapat wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion) dari auditor untuk laporan keuangannya cenderung akan lebih tepat waktu dalam menyampaikan laporan keuangannya. Hal ini dikarenakan bahwa ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan berhubungan dengan pendapat auditor, dimana auditor yang memberikan pendapat wajar tanpa pengecualian menjadikan berita baik perusahaan sehingga akan tepat waktu dalam menyampaikan laporan keuangannya. Pengaruh Umur Perusahaan Terhadap Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan Berdasarkan hasil pengujian secara parsial diperoleh nilai wald variabel umur perusahaan sebesar 0,073 dengan nilai signifikasi sebesar 0,787. Oleh karena nilai signifikansi lebih besar dari 0,05, maka dapat diartikan bahwa variabel umur perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan.Hasil pengujian ini menunjukkan bahwa tua atau muda umur
perusahaan tidak menentukan lama ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan oleh perusahaan. Kondisi ini dapat dikarenakan bahwa penyampaian laporan keuangan oleh perusahaan tidak didasarkan atas lama perusahaan tersebut berdiri atau perusahaan, dimana semakin tua umur perusahaan akan cenderung mampu menyampaikan laporan keuangannya dengan lebih tepat waktu namun karena didasarkan atas kemampuan perusahaan dalam beradaptasi dengan perubahan kondisi perekonomian yang berdampak pada kinerja keuangan suatu perusahaan. 8. Pengaruh Kepemilikan Publik Terhadap Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan Berdasarkan hasil pengujian secara parsial diperoleh nilai wald variabel struktur kepemilikan sebesar 3,950 dengan nilai signifikansi sebesar 0,047. Oleh karena nilai signifikansi besar kecil dari 0,05, maka dapat diartikan bahwa variabel struktur kepemilikan berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Hasil pengujian ini menunjukkan bahwa besarnya kepemilikan saham oleh institusi cenderung mengakibatkan perusahaan akan menyampaikan laporan keuangan perusahaan dengan tepat waktu. Kondisi ini dikarenakan kepemilikan saham perusahaan dari pihak luar mempunyai kekuatan lebih besar untuk menekan manajemen perusahaan dalam menyajikan laporan keuangan secara tepat waktu Pihak luar membutuhkan informasi finansial berupa laporan keuangan yang disampaikan secara tepat waktu untuk pengambilan keputusan investasinya. KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN Berdasarkan pengujian regresi logistik diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan pada perusahaan go public yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta untuk periode waktu 2010-2013 adalah opini auditor dan kepemilikan publik. Sedangkan variabel profitabilitas, leverage keuangan, likuiditas, ukuran perusahaan, reputasi KAP dan umur perusahaan tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Beberapa saran yang dapat diajukan untuk penelitian selanjutnya, yaitu: (1) Penelitian selanjutnya diharapkan menggunakan sampel seluruh perusahaan yang terdaftar di BEI dan menggunakan tahun pengamatan yang lebih panjang sehingga hasil penelitian akan mampu menggambarkan secara keseluruhan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. (2) Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menambahkan variabel lain yang memiliki pengaruh dominan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan.
DAFTAR PUSTAKA Aktas, Rabia and Mahmud Kargin. 2011. Timeliness of Reporting and the Quality of Financial Information. Internasional Reasearch Journal of Financial Ekonomics.ISSN 1450-2887 Issue 63. Almilia, Luciana Spica dan Lucas Setiady. 2006. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyelesaian Penyajian Laporan Keuangan pada Perusahaan yang Terdaftar Di BEJ”. Seminar Nasional Good Corporate Governance. Jakarta: Universitas Trisakti. Baridwan, Zaki. 1997. Intermediate Accounting. Edisi Tujuh. Cetakan Pertama. Yogyakarta: BPFE. Belkaoui, Ahmed Riahi, 2006. Teori Akuntansi, Edisi Kelima, Terjemahan Ali Akbar Yulianto, Risnawati Dermauli, Salemba Empat, Jakarta. Chambers,Anne E, and Stephen H Penman.1984.”The Timeliness of Reporting and The Stock Price Reaction to Earning Announcements”Journal of Accounting Research.Pp204-220. Dyer, James C. and Arthur J. McHugh. 1975. The Timeline of AustralianAnnual Report. Journal of Accounting Reasearch, Vol. 13, No. 2, pp.204-219. Fagbemi, Temitope Olamide and Olayinka Marte Uadiale. 2011. An Appraisal of The Determinants of Timeliness of Audit Report in Nigeria: Evidence From Selected Quoted Companies. Business Intelligence Journal. New Orleans International Academic Conference. Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Hendriksen Eldon S, Michael F. Van Breda. Alih Bahasa Herman Wibowo. 2000. Teori Akuntansi Buku Satu, Edisi kelima. Jakarta: Interaksa. Hanafi, Mamduh. 2004. Manajemen Keuangan. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta. Hartono. 2010. Hubungan Teory Signaling dengan Underpricing Saham Perdana di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Bisnis dan Manajemen:pp35-48. Hilmi, Utari dan Syaiful Ali. 2008. ”Analisis Faktor-Faktor Yang Memepengaruhi Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan (Studi Empiris pada Perusahaanperusahaan yang Terdaftar di BEJ)”. Simposium Nasional Akuntansi XI Ikatan Akuntan Indonesia. Jensen, M.C. and Meckling, W.H.1976”Theory of Firm Managerial Behaviour Agency Cost & Ownership Structure”Journal of Financial Economics.3.Pp.305-306 Iyoha, FO. 2012. Company Attributes and The Timeliness of Financial Reporting in Nigeria. Business Intelligence Journal. Karim, A.K.M Waresul Karim and Jamal Uddin Ahmed. 2005. Does Regulatory Change Improve Financial Reporting Timeliness? Evidence from Bangladesi Listed Companies. Working Paper Series. No.30. Kieso, Donald. E.,et al. 2002. Akuntansi Intermediate Edisi kesepuluh Jilid 1. Diterjemahkan oleh Emil Salim. Penerbit Erlangga. Jakarta. Mulyadi. 2002. Auditing. Edisi Keenam. Jakarta: Salemba Empat. Niarchos, A. and Georgapoulos, M. 1986, “The effect of annual corporate profit reports on the Athens Stock Exchange: an empirical investigation”, Management International review, 26(1): 64-73.
Owusu, Stephen-Ansah. 2000. Timeliness of Corporate Financial in Emerging Capital Markets: Empirical Evidence From The Zimbabwe Stock Exchange. Accounting & Business Reasearch, Vol. 30, No. 3. Rachmad Saleh.2001, Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan Perusahaan Manufaktur di BEJ.2001. Tesis Program Pasca Sarjana Magister Sains Akuntansi UNDIP Semarang (tidak dipublikasikan). Suwardjono. 2005. Teori Akuntansi Perekayasaan Pelaporan Keuangan. Yogyakarta: BPFE. Susilowati, Indah. 1998.” Ekomoni of Regulaory Compliance Behavior in Pemalang Regency, Central-Indonesia”. Journal of Coastal Development. Vol 6. No 2. February.pp.115-124. Turel, Asli. 2010. Timeliness of Financial Reporting in Emerging Capital Market:Evidence from Turkey. Munich Personal RePEc Archive.MPRA Paper No.29799. _____Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Nomor 40/BL/2007 Tentang Jangka Waktu Penyampaian Laporan Keuangan Berkala yang efeknya Tercatat di Bursa Efek di Indonesia dan Bura Efek di Negara Lain. _____Keputusan Ketua Bapepam No. 80/PM/1996 Tentang Kewajiban Penyampaian Laporan Keuangan Berkala _____Keputusan Ketua Bapepam No. 36/PM/2003 Tentang Kewajiban Penyampaian Laporan Keuangan Berkala _____Pengumuman LK-00149/BEI.PPR/06-2010 Tentang Penyapaian Laporan Keuangan Auditan. _____Pengumuman LK-00186/BEI.PPJ/06-2010 Tentang Penyapaian Laporan Keuangan Auditan _____Peraturan Bapepam Nomor X.K.2 Tentang Kewajiban Penyampaian Laporan Keuangan Berkala _____Peraturan Bapepam Nomor X.K.7 Tentang Kewajiban Penyampaian Laporan Keuangan Berkala _____Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995 Tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal. _____Ikatan Akuntan Indonesia. 2009. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Empat. _____Keputusan Direksi PT BEJ Nomor 306/BEJ/07-2004 Tentang Kewajiban Penyampain Informasi _____Keputusan Direksi PT BEJ Nomor 307/BEJ/07-2004 Tentang Sanksi _____UU Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal