Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Mahasiswa S-1, Fakultas EkonomiJurnal UniversitasVisioner Syiah Kuala & Strategis Volume 1, Nomor 1, Maret 2012 ISSN: 2338-2864 p. 19-28
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Mahasiswa S-1, Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala
This study aims to assess and analyze the influence of internal and external factors on student learning achievement S1 Syiah Kuala University Faculty of Economics. Number of samples in this study amounted to 300. The research was conducted using primary data. Data were analyzed through the presentation and preparation of data into the table. Internal factors (health, motivation, interest in learning) affect learning achievement. However, the health variables obtained results were not significant, it is because there is a good health condition of students it will be better the student’s learning achievement, but there are some students who are in poor health condition continued to lecture activities. Showed that external factors (family, community, campus environment) affect learning achievement. For all students, in order to still consider the health condition. This can be done by keeping the diet, adequate rest, sleep on time, regular exercise. Thus, the health will be maintained so that learning achievement will be better.
Fikriah
Dosen pada Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh
Priyatna
Dosen pada Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh
Keywords: internal factors, external factors, student learning achievement
Volume 1, Nomor 1, Maret 2012
19
Fikriah dan Priyatna
PENDAHULUAN Pengembangan sumber daya manusia adalah suatu hal yang harus dilakukan dalam suatu organisasi atau lembaga pendidikan agar dapat mengantisipsi dan mengatasi masalah-masalah yang dihadapi pada masa sekarang ini. Salah satu usaha pengembangan sumber daya manusia tersebut adalah dengan peningkatan mutu pendidikan, baik melalui pendidikan formal maupun non formal. Optimalisasi pengelolaan sumber daya serta keberhasilan pembangunan dapat diwujudkan dengan adanya sumber daya manusia yang berkualitas, cerdas, tangguh dan ulet. Pendidikan yang rendah membatasi seseorang untuk terserap dalam akses sumber-sumber ekonomi yang lebih baik sehingga seseorang dengan tingkat pendidikan rendah cenderung mengalami kemiskinan dan ketertinggalan. Berkaitan dengan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas selain dapat ditingkatkan melalui pendidikan yang bersifat formal juga dapat digali melalui pendidikan dalam keluarga sebagai wadah sosial terkecil (pendidikan in formal), kualitas sumber daya manusia tidak lepas dari bagaimana keluarga mendidik anakanaknya dalam beberapa hal yang berkaitan dengan kehidupan baik dimasa lalu, sekarang maupun di masa yang akan datang. Hal itu dapat menunjukkan bahwa untuk menghasilkan sumber daya yang berkualitas, keluarga harus memaksimalkan fungsinya sebagai motivator seorang mahasiswa untuk mencapai prestasi yang maksimal. Peran keluarga terutama orang tua sangat penting dalam proses pendidikan terutama sebagai motivator utama bagi seorang mahasiswa untuk meraih prestasi setinggi-tingginya. Menurut Murtiyani (2000), Pendidikan adalah salah satu faktor yang sangat penting dalam usaha untuk mencerdaskan kehidupan suatu bangsa, terutama pada bangsa yang sedang berkembang seperti negara Indonesia. Pembangunan yang dilakukan itu sangat membutuhkan manusia-manusia yang berkualitas dan terampil dalam melaksanakannya. Pendidikan merupakan salah satu sarana yang digunakan untuk menghasilkan manusia yang 20
berkualitas dan mampu menerapkan ilmu yang sudah dipelajarinya untuk menerapkannya dalam kehidupan dan pada pekerjaannya untuk dapat meningkatkan taraf hidup kedepan yang lebih baik. Dan disebutkan dalam hasil penelitiannya: “kualitas pengajaran berpengaruh terhadap orientasi profesional. Semakin baik penguasaan dosen dalam menggunakan metode, pendekatan, media, dan prinsip-prinsip pengajaran maka semakin tinggi orientasi profesionalisme dosen yang berpengaruh positif terhadap hasil belajar mahasiswa”. Prestasi seorang mahasiswa pada perguruan tinggi dapat dilihat dari indeks prestasi yang diperoleh. Indeks prestasi dijadikan sebagai tolak ukur penguasaan akademik mahasiswa. Semakin baik penguasaan akademik mahasiswa maka prestasi yang diperoleh pun akan baik. Salah satu indikator yang digunakan untuk mengetahui kemajuan belajar mahasiswa di perguruan tinggi dengan melihat angka indeks prestasi semester maupun indeks prestasi mahasiswa secara keseluruhan. Pada dasarnya seorang mahasiswa ingin berusaha untuk mencapai nilai indeks kumulatif semaksimal mungkin. Namun dalam kenyataannya tidak semua mahasiswa dapat mencapai prestasi yang sebagaimana diinginkannya. Untuk mencapai tujuan prestasi yang baik tidaklah cukup hanya mengandalkan staf pengajar yang baik, dan penyedian sarana dan prasarana yang memadai. Namun keseriusan, ketekunan, motivasi belajar, serta kondisi lingkungan, keluarga dan faktorfaktor lain yang dapat mendukung prestasi belajar mahasiswa itulah merupakan hal yang sangat penting untuk mewujudkan prestasi yang baik di perguruan tinggi. Prestasi dapat diartikan sebagai suatu hal yang menunjukkan tingkat kemampuanatau keberhasilan seseorang dalam melakukan suatu pekerjaan. Prestasi artinya hasil akhir dari suatu kegiatan. Prestasi belajar adalah istilah yang telah dicapai individu sebagai usaha yang dialami secara langsung serta merupakan aktivitas yang bertujuan untuk memperoleh ilmu pengetahuan, ketrampilan, kecerdasan, kecakapan, dalam kondisi serta situasi tertentu (Depdikbud, 1994:298). Sedangkan menurut Muhammad Ali (1992:323) mengemukakan Jurnal Visioner & Strategis
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Mahasiswa S-1, Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala
prestasi adalah melakukan suatu kegiatan dengan keseluruhan dari kemampuan yang dimiliki hingga memperoleh suatu keberhasilan. Menurut slameto (2003:2) belajar adalah suatu usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksinya dengan lingkungan. Belajar merupakan suatu proses penting bagi perubahan prilaku manusia dan ia mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan. Belajar menurut James O. Whittaker adalah proses yang menimbulkan atau merubah perilaku melalui latihan atau pengalaman (Darsono, 2000:4). Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Ini berarti, bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat bergantung pada proses belajar yang dialami siswa baik ketika ia berada di sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarganya sendiri (Syah, 2003:59). Indeks prestasi adalah indeks prestasi yang dihitung pada setiap akhir semester yang digunakan sebagai dasar untuk mengetahui keberhasilan belajar dari semua mata kuliah yang diikuti pada semester yang bersangkutan. Indeks prestasi kumulatif (IPK) yaitu indeks prestasi yang dihitung pada akhir suatu program pendidikan lengkap atau pada akhir semester kedua dan seterusnya untuk sluruh mata kuliah yang diambil, yang dinyatakan rentangan angka 0,00 – 4,00. Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa indeks prestasi kumulatif adalah tingkat keberhasilan mahasiswa dalam mempelajari studi mata kuliah dari semester awal hingga semester akhir yang dinyatakan dalam nilai angka yang diperoleh dari jumlah nilai kumulatif dibagi dengan jumlah kredit SKS yang dicapai. Masalah pendidikan merupakan masalah substansial yang umum dialami berbagai negara di dunia. Kemampuan akademik setiap mahasiswa yang berbeda memunculkan berbagai teori berdasarkan banyak riset yang telah dilakukan. Salah satu teori yang menarik adalah adanya Volume 1, Nomor 1, Maret 2012
hubungan antara status ekonomi dengan prestasi akademik yang telah diraih. Santrock (2008) mengungkapkan bahwa beberapa faktor yang memengaruhi antara lain ketidakstabilan dalam rumah tangga berlatarbelakang status sosial ekonomi rendah, kurangnya dukungan sosial dari orang tua, kurangnya akses buku dan komputer, serta lingkungan tempat tinggal. Tingkat sosial ekonomi keluarga mempunyai pengaruh yang tinggi terhadap indeks prestasi mahasiswa di universitas, sebab segala kebutuhan anak yang berkenaan dengan pendidikan ditentukan oleh keadaan social ekonomi keluarga. Bila mahasiwa memiliki minat yang tinggi untuk belajar tetapi tidak didukung dengan kondisi ekonomi keluarga, maka mahasiswa tersebut sulit untuk mencapai prestasi belajar yang maksimal dikarenakan kondisi ekonomi keluarganya yang tidak mampu, sebaliknya bila seorang mahasiswa kondisi keluarganya sangat mampu untuk membiayai tapi mahasiswa itu sendiri tidak memiliki minat untuk belajar maka tidak berarti apa-apa keluarga membiayai pendidikannya. Untuk mengetahui sejauh mana proses pendidikan yang dilaksanakan di perguruan tinggi dan hal-hal apa saja yang menjadi kendala bagi mahasiswa untuk memperoleh nilai yang maksimal, maka perlu diperhatikan adalah mengenai indeks prestasi kumulatif seorang mahasiswa dalam mengikuti pendidikan di perguruan tinggi tersebut. Indeks prestasi kumulatif seorang mahasiswa di perguruan tinggi sangat bervariasi baik itu dari faktor internal (yaitu faktor yang melekat pada diri Mahasiswa) ataupun faktor eksternal (yaitu faktor dari luar diri mahasiswa) itu sendiri (Slameto, 2003: 56). Ditentukan faktor tersebut dalam penelitian ini karena dinilai sangat dominan pengaruhnya terhadap prestasi belajar mahasiswa, dalam belajar satu faktor tidak dapat berpengaruh secara mutlak terhadap prestasi belajar. Hal ini juga sangat perlu diperhatikan karena bila seorang mahasiswa tidak dapat meningkatkan indeks prestasi kumulatif selama mahasiswa mengikuti perkuliahan serta batas waktu yang telah ditentukan maka maka seorang mahasiswa itu akan mendapat resiko yang sangat besar yaitu 21
Fikriah dan Priyatna
yang pertama evaluasi dan yang sangat parah yaitu Drop Out (DO). Data IPK rata-rata mahasiswa perjurusan sebagai data pendahuluan dapat dilihat pada Tabel 1. Dari survei pendahuluan yang penulis lakukan, diperoleh indeks prestasi rata-rata mahasiswa jurusan EKP,EKM dan EKA angkatan 2007 sampai 2010. Sebagian mahasiswa itu memperoleh indeks prestasi yang tinggi, tetapi masih ada rata-rata indeks prestasi dibawah 3,00. Pada jurusan EKP dapat dilihat indeks prestasi kumulatif yang dicapai rata-rata di bawah 3,00, itu dapat dilihat pada angkatan 2007, 2008, 2009 kecuali angkatan 2010 indeks prestasi kumulatifnya diatas 3,00. Ada penurunan prestasi belajar yang dialami mahasiswa jurusan EKP dari mahasiswa jurusan EKM dan EKA. Penurunan prestasi belajar yang ditunjukkan dengan indeks prestasi itu diperoleh karena ada beberapa faktor yang mempengaruhi, baik faktor dari dalam diri mahasiswa (faktor internal) maupun faktor dari luar mahasiswa (faktor eksternal). Dari data yang didapatkan terlihat bahwa jurusan EKP memiliki Indeks Prestasi yang lebih rendah dari pada jurusan EKM dan EKA. Hal itu dikarenakan ketika ujian masuk fakultas ekonomi, banyak mahasiswa yang berprestasi lebih memilih jurusan EKA sehingga indeks prestasi yang dicapai jurusan EKA lebih tinggi dibandingkan jurusan EKM dan EKP, dan juga cakupan mata kuliah pada jurusan EKP lebih luas dibandingkan dengan jurusan EKM dan EKA. METODE PENELITIAN Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa S1 yang aktif Fakultas Ekonomi Unsyiah angkatan 2007 sampai dengan angkatan 2010. Metode pengambilan sampel yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode purposive random sampling dan stratified random sampling. purposive random sampling (pengambilan sampel dengan tujuan tertentu) yaitu setiap unit sampel mempunyai peluang yang sama untuk dipilih yaitu mahasiswa S1 Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala yang tercatat sebagai mahasiswa aktif. Stratified random sampling adalah sampel yang ditarik dengan memisahkan elemen-elemen dalam kelompok populasi, dalam kelompokkelompok yang disebut strata atau menempatkan populasi pada tingkat masing-masing, dan kemudian memilih sampel secara acak yaitu pengambilan sampel berdasarkan tingkat tahun masuk secara proporsional. Pemilihan sampel terakir di lakukan secara convenience. Peneliti mengambil sampel sejumlah 300 sampel atau 300 responden, pengambilan sampel tersebut mencakup tiga jurusan yaitu EKP, EKA, EKM dari angkatan 2007, 2008, 2009, 2010. Data yang diperoleh akan diolah menggunakan statistic dengan bantuan komputer melalui bantuan program Statistical Producted and Service Solution (SPSS). Peralatan statistik yang digunakan untuk menganalisis data dari permasalahan penelitian adalah menggunakan analisis regresi linear berganda (multiple linear regression). Bentuk formulasi regresi linier berganda dengan bentuk umum persamaan sebagai berikut, menurut Supranto, 2001:236: Yi = b0 + b1X1 + b2X2 + … + biXi + ei Diformulasikan kembali ke dalam: 1. Regresi Faktor Internal PB = b0 + b1K + b2M + b3MB + ei Dimana: PB = Prestasi Belajar K = Kesehatan
Tabel 1 Data Rata-Rata Prestasi Belajar (IPK) Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala Tahun Angkatan 2007 2008 2009 2010
22
EKP
EKM
EKA
2.95 2.55 2.52 3.04
3.11 3.17 3.09 3.19
3.15 3.13 3.22 3.24
IPK Rata-Rata 3.07 2.95 2.94 3.16
Sumber: bagian akademik jurusan EKP, EKM, EKA (data diolah) Jurnal Visioner & Strategis
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Mahasiswa S-1, Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala
M = Motivasi MB = Minat Belajar b0 = Konstanta b1, b2, b3 = Koefisien Regresi ei = errorterm 2. Regresi Faktor Eksternal PB= b0 + b1Kel + b2Mas + b3LK + ei Dimana: PB = Prestasi Belajar Kel = Keluarga Mas = Masyarakat LK = Lingkungan Kampus b0 = Konstanta b1, b2, b3 = Koefisien Regresi ei = errorterm Setelah diperoleh perhitungan hasil regresi variabel-variabel yang signifikan mempengaruhi pretasi belajar dijumlahkan.
Variabel internal = X1 Variabel eksternal = X2
Kemudian dilakukan regresi yang ketiga dengan persamaan: PB = β0 + β1X1 + β2X2 + ei Dimana: PB = Prestasi Belajar X1 = Faktor Internal X2 = Faktor Eksternal b1, b2 = Koefisien Regresi ei = errorterm Variabel yang dioperasionalkan dalam penelitian ini adalah prestasi mahasiswa (Y) sebagai variabel dependen dan faktor internal (X1) dan faktor eksternal (X2) sebagai variabel independen. HASIL PENELITIAN Untuk menilai kehandalan kuesioner yang digunakan, maka dalam penelitian ini digunakan Volume 1, Nomor 1, Maret 2012
uji reliabilitas berdasarkan Cronbach Alpha yang lazim digunakan untuk pengujian kuesioner dalam penelitian ilmu sosial. Hasilnya dinyatakan valid jika cronbach alpha dalam masingmasing variabel lebih dari 0,60. Hasil penelitian menunjukkan bahwa instrumen dalam penelitian ini reliabel (handal) karena nilai alphanya lebih besar dari 0,60. Pengujian validitas data dalam penelitian ini dilakukan secara statistik, yaitu dengan menggunakan uji Person product-moment coefficient of correlation. Data dinyatakan valid karena memiliki tingkat signifikansi dibawah 5%. Sedangkan jika dilakukan secara manual maka nilai korelasi yang diperoleh masingmasing pertanyaan harus dibandingkan dengan nilai kritis korelasi product moment dimana hasilnya menunjukkan bahwa semua pertanyaan mempunyai nilai korelasi diatas nilai kritis 5% yaitu diatas 0.113. dari hasil pengujian yang dilakukan data dinyatakan valid karena lebih besar dari 0.113. Pengujian normalitas data dilakukan dengan melihat sebaran standarrized residual pada gambar normal P-Plot. Apabila sebaran standarrized residual berada dalam kisaran garis normal, maka data mempunyai distribusi normal (Gozali, 2005:45). Dari gambar tersebut terlihat data penelitian terdistribusi normal karena residual mengikuti garis. Hasil perhitungan nilai VIF untuk masing-masing variabel adalah lebih kecil dari 10 dan Tolerance tidak kurang dari 0,1. Hal ini membuktikan bahwa dalam penelitian ini tidak terdapat gejala multikolinearitas. Uji heteroskedastisitas untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Salah satu cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat dengan nilai residualnya. Dari gambar terlihat data penelitian titik-titik menyebar di atas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah model yang tidak mengandung autokorelasi. Autokorelasi adalah keadaan dimana variabel error-term pada periode tertentu 23
Fikriah dan Priyatna
berkorelasi dengan variabel error-term pada periode lain yang bermakna variabel error-term tidak random. Pelanggaran terhadap asumsi ini berakibat interval keyakinan terhadap hasil estimasi menjadi melebar sehingga uji signifikansi tidak kuat. Uji F Dalam melakukan pengujian hipotesis, dilakukan dengan uji-F untuk mengetahui pengaruh secara simultan variabel independen terhadap variabel dependen. Berikut tabel hasil Uji-F berdasarkan hasil olahan SPSS. Pada Tabel 2 dapat dilihat bahwa nilai F-hitung adalah 271,548 dengan tingkat signifikansi atau probabilitas sebesar 0.000 (lebih kecil dari α = 0,05). Dengan tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,00, hal ini menunjukkan bahwa variabel faktor internal dan faktor eksternal secara bersamasama (simultan) berpengaruh signifikan terhadap prestasi belajar mahasiswa S1 Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala. Uji t Jika t-hitung > t-tabel dengan tingkat signifikansi 5 persen maka dapat disimpulkan bahwa secara parsial variabel independen mempengaruhi variabel dependen. Sebaliknya jika t-hitung < t-tabel dengan tingkat signifikansi 5 persen maka dapat disimpulkan bahwa secara parsial variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen. Hasil uji t masingmasing variabel dapat dilihat pada Tabel 3. Dari hasil perhitungan statistik dengan menggunakan bantuan program SPSS versi 16.0 seperti terlihat pada Tabel 3, maka diperoleh persamaan regresi berganda sebagai berikut: 1. Koefisien regresi faktor kesehatan tidak signifikan. Hal itu dikarenakan ada kondisi
kesehatan mahasiswa yang baik maka akan semakin baik pula prestasi belajar mahasiswa tersebut, tetapi ada sebagian mahasiswa yang dalam kondisi kesehatan kurang baik tetap melanjutkan kegiatan perkuliahan. Hal ini dapat dilihat dari nilai koefisien regresi yang tidak signifikan pada hasil variabel kesehatan tersebut. 2. Koefisien regresi untuk motivasi sebesar 0.609, artinya bahwa setiap kenaikan 1% dalam faktor motivasi, maka secara relatif akan meningkatkan prestasi belajar mahasiswa sebesar 60.9%, dengan asumsi variabel lain dianggap tetap (konstan), dengan demikian semakin tinggi motivasi belajar akan meningkatkan prestasi belajar mahasiswa. Koefisien motivasi sangat signifikan sehingga mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa 3. regresi untuk minat belajar sebesar 1.001, artinya bahwa setiap kenaikan 1% dalam faktor minat belajar, maka secara relatif akan meningkatkan prestasi belajar mahasiswa sebesar 100.1%, dengan asumsi variabel lain diaanggap tetap (konstan). Dengan demikian semakin tinggi minat belajar mahasiswa maka akan meningkatkan prestasi belajar mahasiswa. Koefisien motivasi juga sangat signifikan sehingga mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa 4. Pada hasil regresi model faktor internal ini didapatkan bahwa koefisien regresi yang paling besar nilainya adalah minat belajar dengan koefisien regresi sebesar 1.001 dengan arti bahwa minat belajar lebih berpengaruh terhadap prestasi belajar dibandingkan kesehatan dan motivasi, yang keduanya adalah motivasi belajar 0,609. Motivasi yang besar dapat meningkatkan prestasi belajar. Dari persamaan koefisien tersebut, koefisien motivasi dan minat belajarlah yang dapat mempengaruhi secara positif terhadap
Tabel 2 Hasil Uji-F Model Regression Residual Total
Sum of Squares 116.578 63.752 180.330
Df
Mean Square 2 297 299
58.289 0.215
F-hitung 271.548
Sig. .000a
Sumber: Hasil Penelitian, 2011 (diolah)
24
Jurnal Visioner & Strategis
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Mahasiswa S-1, Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala
prestasi belajar mahasiswa, sedangkan faktor kesehatan tidak dapat mempengaruhinya. Dari hasil persamaan regresi berganda tersebut, masing-masing variabel dapat diinterpretasikan pengaruhnya terhadap prestasi belajar mahasiswa adalah sebagai berikut: 1. Koefisien regresi untuk faktor keluarga sebesar 0.816, artinya bahwa setiap kenaikan 1% dalam faktor keluarga, maka secara relatif akan meningkatkan prestasi belajar mahasiswa sebesar 81,6%, dengan asumsi variabel lain dianggap tetap (konstan). Dengan demikian semakin tinggi dukungan keluarga terhadap mahasiswa maka akan meningkatkan prestasi belajar mahasiswa. hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian bahwa pendidikan, pendapatan dan kepedulian keluarga merupakan faktor penting yang dapat meningkatkan prestasi belajar mahasiswa. 2. Koefisien regresi untuk lingkungan masyarakat sebesar 0.692, artinya bahwa setiap kenaikan 1% dalam faktor keluarga, maka secara relatif akan meningkatkan prestasi belajar mahasiswa sebesar 69.2%, dengan asumsi variabel lain diaanggap tetap (konstan). Dengan demikian semakin besar pengaruh lingkungan masyarakat akan meningkatkan prestasi belajar mahasiswa. 3. Koefisien regresi untuk lingkungan kampus sebesar 0.375, artinya bahwa setiap kenaikan 1% dalam faktor lingkungan kampus maka secara relatif akan meningkatkan prestasi belajar mahasiswa sebesar 37.5%, dengan asumsi variabel lain diaanggap tetap (konstan). Dengan demikian semakin besar pengaruh
lingkungan kampus akan meningkatkan prestasi belajar mahasiswa. 4. Pada hasil regresi model faktor eksternal ini didapatkan bahwa koefisien regresi yang paling besar nilainya adalah keluarga dengan koefisien regresi sebesar 0.816 dengan arti bahwa keluarga lebih berpengaruh terhadap prestasi belajar dibandingkan lingkungan masyarakat maupun lingkungan kampus, dan semua koefisien menunjukkan hubungan yang positif dan signifikan. Dari hasil perhitungan statistik dengan menggunakan bantuan program SPSS versi 16.0 seperti terlihat pada Tabel 5 di atas, maka diperoleh persamaan regresi berganda sebagai berikut: 1. Koefisien regresi faktor internal (X 1 ) sebesar 1.476, artinya bahwa setiap kenaikan 1% dalam faktor internal maka secara relatif akan meningkatkan prestasi belajar mahasiswa sebesar 147.6%, dengan asumsi variabel lain dianggap tetap (konstan). Ini artinya dalam diri mahasiswa secara internal dapat memotivasi diri untuk member dorongan sehingga mahasiwa memiliki minat serta keinginan yang tinggi untuk belajar dan memperoleh prestasi yang lebih baik. 2. Koefisien regresi faktor eksternal (X 2 ) sebesar 0.457. artinya bahwa setiap kenaikan 1% dalam faktor eksternal maka secara relatif akan meningkatkan prestasi belajar mahasiswa sebesar 45.7%, dengan asumsi variabel lain di anggap tetap (konstan). Dapat diartikan bahwa lingkungan keluarga sebagai pendorong yang member motivasi, masyarakat sekitar
Tabel 3 Pengaruh Variabel Independen terhadap Variabel Dependen Regresi Faktor Internal Persamaan Regresi Linear Berganda Y = 2.982 + 0.030K + 0.609M + 1.001MB Nama Variabel Konstanta Kesehatan Motivasi Minat Belajar Koefisien Korelasi (R) = 0.804 Koefisien Determinasi(R2) = 0.646 Adjusted (R2) = 0.644
B 2.982 0.030 0.609 1.001
Standar Error 0.288 0.119 0.086 0.113
thitung 10.368 0.256 7.107 8.832
ttabel 1.986 1.986 1.986 1.986
Sig 0.000 0.798 0.000 0.000
a. predictors (constant): Kesehatan, motivasi, minat belajar b. Prestasi Belajar Mahasiswa
Sumber: Hasil Penelitian, 2011(Diolah) Volume 1, Nomor 1, Maret 2012
25
Fikriah dan Priyatna
Tabel 4 Pengaruh Variabel Independen terhadap Variabel Dependen Regresi Faktor Eksternal Persamaan Regresi Linear Berganda Y = 2.982 + 0.816Kel + 0.692Mas + 0.375LK Nama Variabel
B
Konstanta Keluarga Masyarakat Lingkungan Kampus Koefisien Korelasi (R) = 0.804 Koefisien Determinasi(R2) = 0.646 Adjusted (R2) = 0.644
2.982 0.816 0.692 0.375
Standar Error 0.601 0.087 0.114 0.106
thitung 6.634 9.368 6.055 3.525
ttabel 1.986 1.986 1.986 1.986
Sig 0.000 0.000 0.000 0.000
a. predictors (constant): Keluarga, Masyarakat, Lingkungan Kampus b. Prestasi Belajar Mahasiswa
Sumber: Hasil Penelitian, 2011(Diolah)
Tabel 5 Pengaruh Variabel Independen terhadap Variabel Dependen
Persamaan Regresi Linear Berganda Y = 2.982 + 1.476 X1 + 0.457 X2 Nama Variabel Konstanta Faktor Internal Faktor Eksternal Koefisien Korelasi (R) = 0.804 Koefisien Determinasi(R2) = 0.646 Adjusted (R2) = 0.644
B 2.982 1.476 0.457
Standar Error 0.519 0.076 0.143
thitung 7.994 19.497 3.118
ttabel 1.986 1.986 1.986
Sig 0.000 0.000 0.000
a. predictors (constant): Faktor internal dan faktor eksternal b. Prestasi Belajar Mahasiswa
Sumber: Data Primer, 2011 (diolah)
dimana mahasiswa tinggal, serta lingkungan kampus yang bersinergi secara positif dapat meningkatkan prestasi belajar mahasiswa. 3. Variabel faktor internal X1 dan faktor eksternal X2 keduanya menunjukkan signifikansi ,sehingga dapat dikatakan bahwa faktor internal dan eksternal secar positif dapat meningkatkan prestasi belajar mahasiswa. PEMBAHASAN Nilai R Square adalah 0,644 menunjukkan bahwa variabel independen mampu menjelaskan 64.4 % variabel dependen, sedangkan sisanya yaitu sebesar 35.6% dijelaskan oleh variabel lain di luar variabel independen atau dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini. Nilai koefisien korelasi (R) sebesar 0,804menunjukkan bahwa kuat hubungan variabel independen terrhadap variabel dependen sebesar 80.4%. Berdasarkan hasil regresi berganda di atas dengan menggunakan uji-F terlihat bahwa faktor internal dan faktor eksternal berpengaruh 26
signifikan terhadap prestasi belajar mahasiswa S1 fakultas ekonomi universitas syiah kuala. Hal ini menunjukkan bahwa Ha diterima, dengan kata lain faktor internal dan faktor eksternal secara signifikan dapat berpengaruh terhadap prestasi belajar mahasiswa S1 fakultas ekonomi universitas syiah kuala. Dari hasil uji-t terlihat bahwa secara parsial Variabel faktor internal dan eksternal mempunyai nilai yang lebih besar bila dibandingkan dengan nilai t tabel (t hitung > t tabel). Dengan demikian secara parsial variabel faktor internal dan faktor eksternal mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap prestasi belajar mahasiswa (Ha1 dan Ha2 diterima). Kesimpulan Dari hasil analisis di atas, dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Faktor internal (kesehatan, motivasi, minat belajar) mempengaruhi prestasi belajar. Namun demikian, pada variabel kesehatan didapatkan hasil yang tidak signifikan, Hal ini Jurnal Visioner & Strategis
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Mahasiswa S-1, Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala
disebabkan oleh kondisi kesehatan mahasiswa yang baik maka akan semakin baik pula prestasi belajar mahasiswa tersebut, tetapi ada sebagian mahasiswa yang dalam kondisi kesehatan kurang baik tetap melanjutkan kegiatan perkuliahan. 2. Faktor eksternal (keluarga, masyarakat, lingkungan kampus) mempengaruhi prestasi belajar.
Volume 1, Nomor 1, Maret 2012
Saran Untuk seluruh mahasiswa, agar tetap memperhatikan kondisi kesehatan. Hal itu dapat dilakukan dengan menjaga pola makan, istirahat yang cukup, tidur tepat waktu, olah raga teratur. Dengan demikian, kesehatan akan terjaga sehingga prestasi belajar akan lebih baik.
27
Fikriah dan Priyatna
Referensi Ali, Muhammad. 1992. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Modern, Pustaka Amani, Jakarta. Darsono, Max. 2000. Belajar dan Pembelajaran. Semarang: IKIP Semarang Press. Depdikbud. 1994. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka Gozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Murtiyani, Siti. 2000. “Pengaruh Kesempatan Pembelajaran Organisasi, Kualitas Pengajaran, dan Orientasi Professional pada Hubungan Antara Partisipasi Dosen Dalam Pengambilan Keputusan Dengan Hasil Belajar Mahasiswa”. Seminar Nasional III-IAI KPAd, Jakarta. Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Supranto, J, M.A. 2001. Statistik Teori dan Aplikasi Edisi ke enam Relangga: Jakarta Syah, M. 2003. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru (Edisi Revisi). Bandung: Remaja Rosdakarya.
28
Jurnal Visioner & Strategis