1
PENGARUH WORKLOAD DAN SPESIALISASI AUDITOR TERHADAP KUALITAS AUDIT DENGAN KOMITE AUDIT SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI Liswan Setiawan W, Fitriany
Abstract This research aims to find empirical evidence about the effect of workload and specialization of auditors on audit quality with the quality of the audit committee as a moderating variable. In this research, the audit quality proxies with accrual discretionary and quality of the audit committee judged on a score derived from the role, activities and responsibilities of audit committees. Samples taken in this research are firms listed non-financial industries in Indonesia Stock Exchange period 2006 until 2008. Data processed by the panel data with Eviews 6. The results of this research indicate that the workload has a negative effect on audit quality. Audit specialization and audit committee have a positive effect on audit quality. Audit committee proved to be a moderating variable that can reduce the negative relationship between workload and audit quality. Therefore, Accounting Firm must consider the workload of their auditor. Governments also need to consider rules on workload in an accounting firm to maintain audit quality. The role of audit committees also need to be increased because it proved can reduce the negative relationship between workload and audit quality. Keywords: Audit Committee.
Quality,
Workload,
Auditor
Specialization,
Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, 21-22 Juli 2011
Audit
2 1. Pendahuluan Berdasarkan 2009,
rasio
bervariasi
antara pada
Laporan
jumlah
setiap
KAP
klien
KAP.
Ada
ke
Departemen
dan
jumlah
KAP
yang
Keuangan
tahun
auditor
sangat
staf
memiliki
rasio
sangat
tinggi dan ada pula yang rendah. Rasio ini menunjukkan tingkat beban pekerjaan masing-masing staf auditor (workload). Tabel 1 berikut adalah hasil pengolahan data dari Laporan KAP ke Departemen Keuangan tahun 2009. Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa ada beberapa KAP yang memiliki rasio jumlah perikatan per-partner yang sangat tinggi. Pada suatu KAP ada seorang partner yang harus menangani 191 atau 132 perikatan per tahun. Ada juga pada suatu KAP seorang staf harus mengerjakan 3 perikatan per-tahun seorang diri.
Tabel 1. Rasio Jumlah Perikatan per-partner dan per-staf audit 1
2
3
4
5
6
Jumlah perikatan per-staf
Ranking (kolom 1)
Jumlah staf per-partner
Ranking (kolom 3)
Jumlah perikatan per-partner
Ranking (kolom 5)
A
3.2
1
41
7
132
2
B
3.1
2
61
2
191
1
C
2.5
3
34
9
86
4
D
2.4
6
29
11
68
5
E
2.4
4
22
13
54
8
F
2.4
5
20
14
49
11
G
2
7
17
16
33
14
H
1.9
8
17
15
33
15
I
1.5
9
27
12
41
12
J
1.2
10
42
6
49
10
K
1.1
12
85
1
90
3
L
1.1
11
56
4
63
6
M
1
14
59
3
57
7
NAMA KAP
Big-4
Big-4
Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, 21-22 Juli 2011
3 Big-4
Big-4
N
1
13
51
5
53
9
O
1
15
33
10
31
16
16
36
8
34
13
P 0.9 Sumber: Soedibyo (2010)
Tingginya
workload
dysfunctional auditor
untuk
audit
dapat
menyebabkan
behavior
menemukan
sehingga
kesalahan
kelelahan dapat
atau
dan
menurunkan
melaporkan
munculnya kemampuan
penyimpangan.
Lopez (2005) menemukan bahwa proses audit yang dilakukan ketika ada tekanan workload akan menghasilkan kualitas audit yang lebih rendah dibandingkan dengan ketika tidak ada tekanan workload. Konsekuensi yang mungkin timbul dari audit workload adalah turunnya kualitas audit dan kualitas laba (Hansen et al., 2007). Dengan latar belakang tersebut, sangat menarik untuk diteliti hubungan tingkat workload pada masing-masing KAP dan kualitas audit KAP. Auditor yang memiliki banyak klien, jadwal waktu yang padat dan ketat dan bekerja dibawah tekanan akan menimbulkan
workload
(beban kerja) yang berakibat pada efektivitas dan efisiensi kerja menurun. Hansen et al. (2007) menyatakan bahwa audit capacity stress (workload) berkaitan dengan bertambahnya klien baru yang berasal dari dibubarkannya Anderson setelah terjadinya kasus Enron sehingga menyebabkan dampak negatif pada kualitas audit. Penelitian mengenai pengaruh
workload
terhadap
kualitas
audit
masih
dilakukan di Indonesia.
Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, 21-22 Juli 2011
sangat
jarang
4 Kualitas
audit
juga
dipengaruhi
oleh
spesialisasi
auditor.
Auditor yang spesialis memiliki pemahaman dan pengetahuan yang lebih baik mengenai internal kontrol perusahaan, resiko bisnis perusahaan, dan resiko audit pada industrinya. Solomon et al. (1999) menemukan bahwa auditor spesialis biasanya lebih sedikit melakukan kesalahan dibandingkan dengan auditor non spesialis. Balsam & Krishnan (2003) menemukan
bahwa
perusahaan
yang
diaudit
oleh
auditor
spesialis
memiliki nilai akrual diskresioner yang lebih rendah. Komite komite
audit
audit
proses
juga
bertugas
pelaporan
akan
mempengaruhi
membantu
keuangan
dewan
oleh
kualitas
komisaris
manajemen
audit
untuk
untuk
karena
memonitor
meningkatkan
kredibilitas laporan keuangan (Bradbury et al., 2004). Keberadaan komite audit dalam perusahaan dapat memberikan pengawasan yang lebih terhadap kinerja manajemen dan memberikan informasi yang akurat dan tepat terhadap laporan keuangan perusahaan. Adanya komunikasi formal antara komite audit, auditor internal, dan auditor eksternal akan menjamin proses audit internal dan eksternal dilakukan dengan baik. Berdasarkan penelitian
uraian
ini
bertujuan
spesialisasisi,
terhadap
diteliti
apakah
kualitas
dan untuk
latar
belakang
mengetahui
kualitas komite
audit. audit
masalah
pengaruh Selain
memperkuat
workload
itu
Banda Aceh, 21-22 Juli 2011
juga
dan akan
(memperlemah)
pengaruh spesialisasi dan workload terhadap kualitas audit
Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala
diatas,
5 Hasil
penelitian
ini
diharapkan
dapat
menjadi
masukan
bagi
pimpinan Kantor Akuntan Publik untuk menjaga tingkat workload dan spesialisasi auditor. Bagi regulator, penelitian diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan perlu tidaknya mengatur workload pada suatu KAP dalam rangka menjaga kualitas audit pada suatu KAP.
2.LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1. Pengaruh Beban Kerja (Workload) terhadap Kualitas Audit Workload menunjukkan load pekerjaan yang dihadapi oleh seorang auditor.
Workload
dapat
dilihat
dari
jumlah
klien
yang
harus
ditangani oleh seorang auditor atau terbatasnya waktu yang tersedia untuk
melaksanakan
proses
audit.
Lopez
(2005)
mendefinisikan
workload sebagai “busy season” yang terjadi pada kuartal pertama awal
tahun
karena
banyak
perusahaan
memiliki
fiscal
years
yang
berakhir pada bulan Desember. Kelelahan dan ketatnya time budgets dapat menurunkan kemampuan auditor untuk menemukan kesalahan atau melaporkan penyimpangan. Lopez (2005) menemukan bahwa proses audit yang
dilakukan
ketika
ada
tekanan
workload
akan
menghasilkan
kualitas audit yang lebih rendah dibandingkan dengan ketika tidak ada tekanan workload. Konsisten dengan pernyataan di atas, experimental studies telah membuktikan bahwa budget constraints (terbatasnya waktu audit) dapat mendorong auditor untuk melaksanakan audit yang berkualitas rendah
Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, 21-22 Juli 2011
6 (Alderman dan Dietrick, 1982; Kelley and Margheim, 1990; Ragunathan, 1991; Sweeney and Summers, 2002; Coram et al., 2004). Pada
penelitian
lain,
workload
diistilahkan
sebagai
audit
capacity stress yaitu tekanan yang dihadapi oleh auditor sehubungan dengan banyaknya klien audit yang harus ditanganinya. Penelitian Hansen et al. (2007) yang dilakukan di USA menyatakan bahwa audit capacity stress juga berkaitan dengan bertambahnya klien baru yang berasal dari dibubarkannya KAP Anderson setelah terjadinya kasus Enron. Blouin et al. (2005) dan NyBerg (2005) juga menyatakan hal yang serupa berkaitan dengan bubarnya KAP Anderson. Konsekuensi yang mungkin timbul dari audit capacity strees adalah turunnya kualitas audit sehingga juga akan berdampak pada menurunnya kualitas laba (Hansen et al., 2007). Di Amerika, setelah terjadi kasus Enron dan dibubarkannya KAP Anderson, beberapa KAP mendapat tambahan pekerjaan dari klien KAP Anderson. Kelelahan dan ketatnya time budgets dapat menurunkan kemampuan auditor untuk menemukan kesalahan atau melaporkan penyimpangan yang dilakukan klien. Lopez (2005) menemukan bahwa proses audit yang dilakukan ketika ada tekanan workload akan menghasilkan kualitas audit yang lebih rendah dibandingkan dengan ketika tidak ada tekanan workload.
Ketatnya
time
budget
dapat
mendorong
auditor
untuk
melaksanakan audit yang berkualitas rendah (Alderman dan Dietrick,
Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, 21-22 Juli 2011
7 1982;
Kelley
dan
Margheim,
1990;
Ragunathan,
1991;
Sweeney
dan
Summers, 2002; Coram et al., 2004). Konsekuensi
yang
mungkin
timbul
dari
adanya
workload
adalah
turunnya kualitas audit dan juga berdampak pada menurunnya kualitas laba (Hansen et al., 2007). Penelitian ini ingin melihat apakah workload atau audit capacity stress, akan memengaruhi kualias audit. Diprediksi bahwa jika workload meningkat, kualitas audit akan turun. Hipotesis yang diajukan adalah: H1: Beban kerja kualitas audit.
(Workload)
auditor
berpengaruh
negatif
terhadap
2.2. Pengaruh Spesialisasi Auditor terhadap Kualitas Audit Auditor yang memiliki banyak klien dalam industri yang sama akan memiliki pengatuhuan dan pemahaman yang lebih baik mengenai internal kontrol perusahaan, resiko bisnis perusahaan, dan resiko audit pada industry tersebut. Spesialisasi auditor dalam industri tertentu membuat auditor tersebut memiliki kemampuan dan pegetahuan yang
memadai
dibanding
dengan
auditor
yang
tidak
memiliki
spesialisasi. Mayangsari (2003) melakukan penelitian pengaruh spesialisasi industri
auditor
penelitiannya positif
terhadap
menunjukkan
terhadap
integritas
bahwa
integritas
laporan
spesialisasi
laporan
keuangan.
auditor
keuangan.
Banda Aceh, 21-22 Juli 2011
berpengaruh
Krishnan
Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala
Hasil
(2003)
8 menyatakan
bahwa
perusahaan
yang
diaudit
oleh
auditor
yang
spesialis akan menghasilkan nilai akrual diskresioner yang lebih rendah
dibandingkan
jika
diaudit
oleh
auditor
yang
tidak
spesialis. Gul, Fung, & Jaggi (2009) menyatakan bahwa perusahaan dengan kualitas laba yang tinggi memilih untuk menyewa spesialis industri agar dapat mempertahankan kualitas laba. Secara keseluruhan dari penelitian – penelitian diatas menyatakan bahwa auditor yang memiliki
spesialisasi
dalam
industri
tertentu
lebih
memiliki
kemampuan dan pemahaman yang mendalam dalam memahami karakteristik dan
resiko
bisnis
klien
disbanding
dengan
auditor
yang
tidak
memiliki spesialisasi. Pernyataan ini menunjukkan bahwa auditor yang memiliki kekeliruan
spesialisasi dan
lebih
mampu
penyimpangan
yang
dan
bisa
terjadi
untuk
pada
mendeteksi
laporan
keuangan
klien. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka hipotesis yang akan diuji adalah : H2: Spesialisasi audit. 2.3. Pengaruh Perusahaan Keberadaan pengawasan
yang
auditor
Kualitas
berpengaruh
Komite
komite
audit
lebih
terhadap
positif
Audit dalam
Terhadap
suatu
kinerja
terhadap
Kualitas
perusahaan
manajemen
kualitas
Audit
memberikan
perusahaan
dan
memberikan informasi yang akurat dan tepat serta membantu dewan komasaris
dalam
menganalis
laporan
keuangan
perusahaan.
Menurut
McMullen (1996) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa komite audit
Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, 21-22 Juli 2011
9 yang efektif berhubungan dengan lebih sedikit pelaporan kembali laba kuartalan. Wardhani (2007) menambahkan dengan adanya komite audit dalam suatu perusahaan, maka proses pelaporan keuangan perusahaan akan termonitor dengan baik. Sesuai dengan peranannya, komite audit ini
akan
memastikan
bahwa
perusahaan
menerapkan
prinsip-prinsip
akuntansi yang akan menghasilkan informasi keuangan yang akurat dan berkualitas. Menurut Bradbury et al. (2004) komite audit bertugas membantu dewan komisaris untuk memonitor proses pelaporan keuangan oleh
manajemen
untuk
meningkatkan
Keberadaan komite audi dengan dapat
memberikan
respon
kredibilitas
laporan
keuangan.
tugas dan tanggang jawabnya diatas
yang
positif
terhadap
kualitas
audit
dan
tanggung
jawabnya,
seorang
komite
perusahaan. Dalam
melakukan
tugas
audit dituntut untuk memiliki kompetensi dan keahlian dibidangnya. Kompetensi kualitas tepat
keahalian
seorang
dan
laporan
dan
komite
akurat
keungan
serta
yang audit
dimiliki dalam
menyimpulkan
perusahaan.
Menurut
tersebut
dapat
menyampaikan berbagai
menunjang
informasi
keputusan
Krisnamoorthy
et
yang
terhadap
al.,(2002)
ciri-ciri yang menunjang efektivitas komite audit adalah keahlian mereka akan permasalahan akuntansi dan keuangan, independensi serta komitmen mereka untuk melaksankan tugas secara efektif. De Zoort et al
(2002),
memahami
menyimpulkan
substansi
dari
bahwa
beraneka
kemampuan ragam
ahli
transaksi
Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, 21-22 Juli 2011
keuangan dalam
dalam laporan
10 keuangan
dan
kompleksitas
kasus
keuangan
memposisikan
para
ahli
keuangan yang menjadi anggota komite audit tersebut membantu auditor dalam melakukan audit atas laporan keuangan perusahaan. Berdasarkan penjelasan diatas, maka dibentuklah hipotesis sebagai berikut : H3: Komite audit yang berkualitas akan berengaruh positif terhadap kualitas audit perusahaan 2.4. Pengaruh Moderasi Komite Audit Sesuai dengan hipotesis 2, diprediksi bahwa spesialisasi akan berpengaruh
positif
terhadap
kualitas
kompeten, independen, dan aktif transaksi
keuangan
yang
rumit,
audit.
Komite
audit
yang
akan: 1)mampu memahami berbagai mendeteksi
kesalahan/
kecurangan
dalam laporan keuangan, dan kelemahan dalam pengendalian internal perusahaan untuk kemudian dikomunikasikan kepada auditor spesialis; 2) bersikap kritis terhadap pekerjaan yang dilakukan oleh auditor spesialis
sehingga
manajemen/pemegang
dapat saham
mencegah mayoritas
kolusi yang
akan
antara
auditor
merugikan
dan
pemegang
saham minoritas dan independen dalam menilai pekerjaan auditor dan kemudian
menegur
auditor
spesialis
jika
auditor
tidak
melakukan
audit sesuai dengan audit plan; dan 3) aktif menjalankan perannya dalam memantau pekerjaan auditor spesialis, sehingga komite audit dapat mengetahui apakah auditor spesialis melakukan audit sesuai dengan
standar
yang
telah
ditentukan.
Berdasarkan
penjelasan
tersebut dapat disimpulkan komite audit yang berkualitas (kompeten,
Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, 21-22 Juli 2011
11 independen, dan aktif) akan memperkuat pengaruh positif spesialisasi terhadap kualitas audit. Sehingga hipotesis yang diajukan adalah: H4 :
Komite audit yang berkualitas akan memperkuat hubungan positif antara spesialisasi auditor dengan kualitas audit.
2.5.
Pengaruh Moderasi dari Kualitas Komite Audit hubungan antara workload dengan Kualitas Audit
terhadap
Bila dikaitkan dengan workload, peneliti menduga bahwa komite audit yang memiliki kompetensi akuntansi dan keuangan akan mampu berkomunikasi
dengan
baik
dengan
auditor
sehingga
dapat
memberi
informasi yang diperlukan auditor dalam melakukan audit sehingga dapat memperlancar proses audit yang dilakukan auditor yang sedang menghadapi
workload.
Jika
auditor
tidak
memiliki
kompetensi
akuntansi, komunikasi antara auditor dan komite audit akan kurang lancar sehingga akan menambah beban auditor yang sedang menghadapi workload. Maka diprediksikan bahwa komite audit yang kompeten akan dapat mengurangi hubungan negatif antara workload dengan kualitas audit. Komite audit yang independen akan selalu bersikap independen dalam menjalankan perannya. Komite audit tidak akan segan menegur auditor yang tidak melaksanakan audit dengan baik karena menghadapi banyaknya beban audit. Oleh karena itu komite audit yang independen diharapkan dapat mengurangi hubungan negatif antara workload dengan kualitas audit.
Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, 21-22 Juli 2011
12 Abbott et al. (2004) meneliti hubungan antara annual earnings restatements
dan
keahlian
bidang
di
empat
karekteristik
keuangan,
komite
diligence
audit:
(diukur
independensi,
dengan
frekuensi
pertemuan), dan ukuran komite audit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perusahaan yang memiliki komite audit yang independen, expert dan diligent memiliki kemungkinan lebih kecil melakukan restatement. Komite
audit
yang
kompeten
(expert)
dan
independen
memiliki
kemampuan dan kemauan untuk menemukan dan melaporkan adanya audit yang
dilakukan
kurang
baik
oleh
eksternal
auditor.
Begitu
juga
komite audit yang diligent akan aktif memonitor pekerjaan auditor eksternal
sehingga
mencegah
terjadinya
audit
yang
kurang
baik
(disfungsional audit behavior) yang disebabkan workload yang dialami auditor. Dengan pemantauan komite audit yang aktif dan dilakukan oleh komite audit yang kompeten dan independen,
maka diharapkan
hubungan negatif antara workload dan kualitas audit dapat dikurangi. Maka hipotesis yang diajukan adalah: H5 :
Komite audit yang berkualitas akan memperlemah negatif antara workload dengan kualitas audit.
Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, 21-22 Juli 2011
hubungan
13 III.1 Kerangka Penelitian Beban Kerja (Workload)
Kualitas audit: Akrual Diskresioner
Spesialisasi Auditor
VARIABEL CONTROL : VARAIBEL MODERASI : KOMITE AUDIT : 1. Kompetensi dan Keahlian 2. Aktivitas dan Tanggung jawab
Gambar 3.1 Kerangka Model Penelitian
1. 2.
Ukuran perusahaan Pertumbuhan perusahaan Leverage Ukuran KAP (Big 4)
3. 4.
5. 6.
3. Metode Riset 3.1. Data dan Pengambilan Sampel Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tiga periode sejak 2006 sampai 2008. Data yang digunakan adalah data sekunder dari website Bursa Efek Indonesia, www.idx.co.id,Indonesia Capital Market Directory (ICMD), OSIRIS dan Laporan KAP yang dikirim ke Depkeu. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling. Sampel yang digunakan merupakan perusahaan go public yang terdaftar di BEI dari tahun 2006 hingga 2008. Adapun kriteria-kriteria dalam pemilihan
sampel
model
pertama
adalah
merupakan
perusahaan
yang
bergerak pada semua jenis industri yang terdaftar di BEI kecuali perusahaan
yang
bergerak
di
bidang
finance
(perbankan,
Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, 21-22 Juli 2011
jasa
14 keuangan, dan asuransi, memiliki laporan tahunan yang lengakap dan disertai
laporan
komite
audit,
memiliki
laporan
keuangan
yang
lengkap untuk pengukuran keseluruhan variabel.
3.2. Model Penelitian Dalam kualitas
menguji
audit
pengaruh
dengan
komite
beban audit
kerja
(workload)
sebagai
variabel
terhadap moderasi
digunakan beberapa variabel yang dapat dilihat dalam model regresi sebagai berikut :
ABS_DAC = a0 + 1 WLit + 2 SPECit + 3 KMTEit + a1 ACS*KMTEit + a2 ACS*SPECit + 4 SIZEit + 5 RISKit + 6 GROWTHit + 7 BIG4it + ABSDAC = nilai akural diskresioner dengan model Kaznik; WL = tingkat workload (4 jenis), SPEC: variable dummy spesialisasi Auditor; KMTE = kualitas komite audit; BIG4: variable dummy, 1: perusahaan diaudit KAP Big 4. 0:lainnya ; RISK = variable rasio leverange perusahaan; GROWTH = tingkat pertumbuhan penjualan perusahaan; SIZE: ukuran perusahaan
3.3. Operasionalisasi Variabel 1.Kualitas Audit Pengukuran kualitas audit yang peneliti gunakan dengan cara mengukur tingkat akrual diskresioner dengan menggunakan model kaznik. 2. Workload (beban kerja) Penelitian
ini
mengikuti
model
Hansen
et
al.
(2007)
dalam
dalam mengukur workload yang diproksi dengan audit capacity stress (ACS) sebagai berikut :
Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, 21-22 Juli 2011
15 Model 1: WL_CLNP
=
Jumlah klien audit yang ditangani suatu KAP pada tahun tersebut Total jumlah Partner di KAP pada tahun tersebut
Selain model yang dikembangkan oleh Hansen et al. (2007) dalam Tia (2010), terdapat beberapa model lain yang peneliti kembangkan untuk dijadikan dasar sebagai perhitungan workload dalam penelitian ini, antara lain : Model 2 WL_REVP
= Jumlah revenue yang diperoleh
KAP pada tahun tersebut
Total jumlah Partner di KAP pada tahun tersebut Model 3 WL_REVEMP = Jumlah revenue yang diperoleh
KAP pada tahun tersebut
Total jumlah auditor (pegawai) di KAP pada tahun tersebut Model 4 WL_CLNEMP = Jumlah klien audit yang dimiliki suatu KAP pada tahun tersebut Total jumlah auditor (pegawai) di KAP pada tahun tersebut
3.
Spesialisasi Auditor Pengkategorian auditor spesialis dan nonspesialis berdasarkan
data auditor eksternal, diukur dengan presentasi klien perusahaan terbuka (go publik) yang diaudit suatu KAP pada industri tertentu, kemudian untuk
dilakukan
perusahaan
pembobotan
go
public
(weighting)
dengan
rumus
berdasarkan yang
total
aset
dikembangkan
oleh
Siregar et al (2009), sebagai berikut : Spesialisasi
=
(jumlah
klien
KAP
di
industri
tsb/jumlah
seluruh
emiten
di
industri) x (rerata aset klien KAP di industri tsb/rerata aset seluruh emiten di industri tsb)
Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, 21-22 Juli 2011
16 Akan dilakukan pengujian spesialisasi jika suatu KAP menguasai 10 % market share. 4. Kualitas Komite Audit Dalam
penelitian
ini,
dilakukan
skoring
kualitas komite audit yang dilihat dari ukuran
serta
kompetensi
komite
audit
untuk
aktifitas
seperti
mengukur
komite
tampak
pada
berikut: Tabel 2. Skoring Kualitas Komite Audit NO A
GOOD FAIR Description Aktifitas Komite audit 2 1 Review/Telaah Laporan Keuangan 2 2 Evaluasi Kepatuhan Hukum 2 3 Analisa Resiko Perusahaan Menelaah dan melaporkan kepada 4 komisaris atas pengaduan yang berkaitan dengan emiten 2 2 5 Evaluasi Pengendalian Internal 2 6 Melakukan penelaahan lap auditan 2 7 Mengajukan/memilih auditor eksternal No : 1 Bila "Good" dapat score 2 dan " Poor" s/d 7 dapat score 1 14 8 9
B 10 C 11 12
Jumlah rapat komite audit dalam setahun Tingkat kehadiran dalam rapat komite audit Jumlah ( Size ) Komite Audit Jumlah anggota komite audit Kompetensi Komite Audit Jumlah anggota komite audit yang memiliki latar belakang akuntansi Rata - rata umur anggota komite audit
No : 8 Bila "Good" dapat score 3 , bila " Fair" s/d 12 dapat score 2 dan " Poor" dapat score 1 Jumlah ( Maksimal dan Minimum )
POOR 1 1 1
1 1 1 1 7
3
2
1
3
2
1
2
3
2
1
2
3
2
1
3
2
1
15
14
5
29
14
12
Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, 21-22 Juli 2011
audit, tabel
17 Penetapan nilai untuk masing masing pertanyaan adalah sebagai berikut : 1. Aktivitas dan Tanggung Jawab Komite Audit 1.Review/Telaah Laporan Keuangan 2.Evaluasi Kepatuhan Hukum 3.Analisa Resiko Perusahaan 4.Menelaah
dan
melaporkan
kepada
komisaris
atas
pengaduan
yang
berkaitan dengan emiten. 5.Evaluasi Pengendalian Internal 6.Melakukan Penelaahan Terhadap Laporan Auditan 7.Mengajukan/Memilih Auditor Eksternal Kriteria penilaian untuk aktivitas dan tanggung jawab komite audit yang
dijabarkan
antara
nomor
1
sampai
dengan
nomor
7
diatas
berdasarkan pada IICD (2005) yang dikembangkan oleh Hermawan (2009). Kriteria penilaian yang digunakaan, sebagai berikut :
Good : apabila terdapat informasi bahwa komite audit melaksanakan tugas tersebut Poor : apabila tidak terdapat informasi bahwa komite audit melaksanakan tugas tersebut. Untuk setiap nilai ‘good’ diberi nilai 1 dan „poor’ diberi nilai 2.
8.Jumlah Rapat Komite Audit dalam Setahun Rapat yang dilaksanakan komite audit sangat berpengaruh terhadap efektifitas komite audit itu sendri. Semakin sering komite audit melakukan rapat akan membuat koordinasi dan perencanaan terhadap pengawasan laporan keuangan semakin jelas. Kriteria penilaian untuk
Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, 21-22 Juli 2011
18 jumlah rapat komite audit diatas berdasarkan pada IICD (2005) yang dikembangkan oleh Hermawan (2009) dengan kriteria:
Good : Apabila komite audit melaksanakan rapat lebih dari 6 (enam) kali dalam satu tahun Fair : apabila komite audit melaksanakan rapat sebanyak 4 (empat) sampai 6 (enam) kali dalam setahun Poor : apabila komite audit melaksanakan rapat kurang dari 4 (empat) kali dalam setahun
9. Tingkat Kehadiran dalam Rapat Komite Audit Efektifitas dari komite audit dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya
dapat
dilihat
juga
dari
tingkat
kehadiran
dalam
rapat
komite audit. Kriteria penilaian yang digunakaan, sebagai berikut :
Good dalam Fair dalam Poor dalam
: apabila tingkat rapat komite audit : apabila tingkat rapat komite audit : apabila tingkat rapat komite audit
kehadiran rata selama setahun kehadiran rata selama setahun kehadiran rata selama setahun
– rata anggota komite audit berjumlah lebih dari 80%. – rata anggota komite audit berjumlah antara 70% - 80%. – rata anggota komite audit berjumlah kurang dari 70%.
Kriteria penilaian untuk tingkat kehadiran dalam rapat komite audit diatas berdasarkan pada IICD (2005) yang dikembangkan oleh Hermawan (2009). 10.Jumlah Anggota Komite audit Penelitian yang dilakukan Ismail et al., (2004) menyatakan bahwa jumlah komite audit memiliki pengaruh signifikan terhadap kualitas laba
yang
dilaporkan
perusahaan.
Berdasarkan
ketentuan
BEI
dan
Bapepam, jumlah anggota komite audit suatu perushaan minimum adalah 3 orang. Kriteria penilaian yang digunakaan, sebagai berikut :
Good
: Apabila jumlah komite audit lebih dari 3 (tiga) orang.
Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, 21-22 Juli 2011
19
Fair Poor
: Apabila jumlah komite audit adalah 3 (tiga) orang. : Apabila jumlah komite audit kurang dari 3 (tiga) orang.
Kriteria
penilaian
untuk
jumlah
anggota
komite
audit
diatas
berdasarkan pada Kep-339/BEJ/07-2001 yang dikembangkan oleh Hermawan (2009). 11.Kompetensi Komite Audit Jumlah anggota komite audit yang memilik latar belakang akuntansi Keahlian auditor
dalam
bidang
dalam
informasi terjadinya keuangan. belakang pengalaman
akuntansi
melakukan
yang
audit
dihasilkan
fraud Latar
yang
pendidikan kerja
di
di
diperlukan
terhadap
laporan
akurat
mungkin
belakang
sangat
tepat
serta
terjadi
dalam
proses
bidang
dinilai
akuntansi
akuntansi.
dan
seorang
keuangan
dan
akuntansi
bidang
bagi
mengurangi pelaporan
berdasarkan juga
Kriteria
agar
latar
berdasarkan
penilaian
yang
digunakaan, sebagai berikut :
Good : apabila jumlah anggota komite audit yang memiliki latar belakang akuntansi lebih dari 1 (satu) orang. Fair : apabila jumlah anggota komite audit yang memiliki latar belakang akuntansi 1 (satu) orang. Poor : apabila tidak satupun anggota komite audit yang memiliki latar belakang akuntansi.
Kriteria
penilaian
untuk
anggota
komite
audit
yang
memilik
latar belakang akuntansi diatas berdasarkan pada Dhaliwal et al. (2007) yang dikembangkan oleh Hermawan (2009).
Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, 21-22 Juli 2011
20 12. Rata – rata Umur Anggota Komite Audit Usia
anggota
komite
audit
dapat
mempengaruhi
komptensi
seorang
komite audit. Sehingga jumlah rata – rata usia anggota komite audit dapat menajdi proksi komptensi yang dimilki oleh komite audit dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya.
Good : apabila rata – rata usia anggota komite audit diatas 40 tahun. Fair : apabila rata – rata usia anggota komite audit antara 30 tahun – 40 tahun. Poor : apabila rata – rata usia anggota komite audit dibawah 30 tahun.
Kriteria
penilaian
berdasarkan
pada
rata-rata
Anderson
et
umur al.
anggota (2004)
komite
yang
audit
diatas
dikembangkan
oleh
Hermawan (2009). Untuk setiap nilai ‘good’ diberi nilai 3, ‘fair’ diberi nilai 2 dan „poor’ diberi nilai 1.
3.4.
Teknik Pengolahan Data Data diolah dengan panel. Panel data merupakan gabungan antara
jenis data time series dan cross section. Ketika kedua informasi tersebut tersedia, maka analisis data panel dapat digunakan. Menurut Hsiao (1986), keuntungan panel data dibandingkan data jenis cross section maupun time series, antara lain dapat memberikan peneliti jumlah pengamatan yang besar, meningkatkan degree of freedom, data memiliki variabilitas yang besar dan mengurangi kolinieritas antara
Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, 21-22 Juli 2011
21 variabel penjelas, di mana dapat menghasilkan estimasi ekonometri yang
efisien.
Terhadap
heteroskedastisitas, menghasilkan
nilai
model
penelitian
autokorelasi parameter
yang
dan
dilakukan
pengujian
multikolinearitas
BLUE
(Best
Linear
agar
Unbiased
Estimator).
4. Analisis data 4.1
Statistik Deskriptif Tabel 4.1 menunjukkan hasil statistik deskriptif. Pada tabel
dapat dilihat bahwa rata – rata nilai akural diskresioner berada pada angka 6,78%, angka ini berarti menunjukkan secara rata-rata terdapat
akrual
diskresioner
sebesar
6.78%
dari
total
asset
perusahaan tahun sebelumnya. Nilai variabel workload dengan model 1 (jumlah klien/jumlah partner) menunjukkan menunjukkan rata – rata 44,4 yang artinya rata rata seorang partner menangani 44 klien. Workload model 2 (jumlah revenue KAP/jumlah partner KAP) menunjukkan rata – rata 21,2 yang artinya revenue per masing masing partner sekitar 21,2 juta). Workload model 3 (revenue KAP/jumlah pegawai KAP)
menunjukkan
rata
–
rata
20,1,
Sedangkan
Variabel
workload
dengan model 4 (jumlah klien/jumlah pegawai KAP) menunjukkan rata – rata 1,989, yang artinya setiap klien ditangani oleh sekitar 2 orang pegawai (staf).
Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, 21-22 Juli 2011
22 Variabel spesialisasi auditor dalam tabel diatas menunjukkan nilai rata – rata 0,5263, artinya 56 % dari sampel diaudit oleh KAP yag
spesialis.
Skor
Variabel
kualitas
komite
audit
dalam
tabel
diatas menunjukkan nilai rata – rata 19,9, dimana nilai maksimum 28, minimum 12. Angka ini menunjukkan bahwa skor kualitas komite audit masih rendah karena lebih mendekati nilai minimum. 4.2. Pemilihan Metode Estimasi Dalam Hausmann
melakukan
Test
untuk
pemilihan melihat
metode
apakah
estimasi
model
dilakukan
penilitian
uji
menggunakan
metode Fixed Effect atau metode Random. dengan menggunakan E-Views 6.1.
Tabel
Hausmann
4.2
test
sampai diantara
4.6
yang
keempat
menunjukkan
model
hasil
workload
perhitungan
yang
digunakan.
Berdasarkan hasil perhitungan uji Hausmann Test diatas, dapat kita lihat
bahwa
dari
keempat
model
workload
yang
memiliki
nilai
probabilita diatas 5% adalah model workload 1, model workload 2, dan model workload 4. Sehingga dapat diambil kesimpulan, ketiga model workload tersebut berada pada uji Hausmann > 0,05 maka menerima Ho, yang berarti semua model workload menggunakan metode random effect dalam melakukan pengujiannya. Semetara itu untuk model workload 3 berada pada nilai probabilita dibawah 5%, dapat diambil kesimpulan bahwasanya model workload 3 berdasarkan uji Hausmaan < 0,05, berarti menolak
Ho.
Sehingga
model
workload
3
menggunakan
effect.
Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, 21-22 Juli 2011
metode
fixed
23 4.3. Pengujian Asumsi 1
Uji Heteroskedastisitas
Hasil pengujian heterokedastisitas setelah dilakukannya uji Random Crossection Weight pada model Random Effect dan Fixed Effect dapat dilihat pada tabel 4.7 sampai 4.10 pada lampiran. Dari data output diatas,
model
workload
1
dan
model
3
tidak
terdapat
gejala
heteroskedastisitas karena nilai Prob yang signifikan.
2
Uji Autokorelasi Dari
tabel
4.7
sampai
4.10,
mengalami masalah autokorelasi
model
workload
karena nilai DW-stat
1,2,4
tidak
< 2,5. Pada
model workload 3 dengan nilai DW-stat sebesar 2,697, berada pada DWstat > 2,5. Namun pada model workload 3 menggunakan metode fixed effect, maka seperti dikatakan oleh Nachrowi dalam bukunya bahwa metode ini tidak perlu mengasumsikan karena komponen error tidak berkorelasi dengan variabel bebas yang mungkin sulit dipenuhi. Maka uji mengenai autokorelasi (autocorrelation) dapat diabaikan. 3
Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas bertujuan untuk melihat apakah terdapat
hubungan yang kuat antara variabel independen. Model penelitian yang baik
seharusnya
tidak
mengalami
masalah
multikolinearitas.
Untuk
menguji multikolinearitas yaitu dengan melihat nilai VIF. Jika VIF kurang dari 10, maka
tidak
terjadi multikolinearitas. Nilai VIF
Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, 21-22 Juli 2011
24 model workload 1 sampai 4 dapat dilihat dalam tabel 4.13. Pada model workload 2 terdapat hasil VIF lebih dari 10 maka pada model workload 2 masih terdapat gejala multikolinearitas. Pada model workload 1, model workload 3 dan model workload 4, semua variabel – variabelnya berada pada nilai VIF kurang dari 10. Sehingga model tersebut dapat dikatakan tidak mengandung multikolinearitas. 4.4
Pengujian Hipotesis
4.4.1.
Hasil Pengujian Model Workload 1
Berdasarkan
hasil
pengujian
pada
data
tabel
4.11,
dapat
dilihat bahwa variabel yang berpengaruh secara signikan terhadap kualitas audit adalah workload, spesialisasi auditor dan varibel moderasi kualitas komite audit terhadap workload. Workload
berpengaruh
positif
terhadap
akural
diskresioner.
Karena nilai akural diskresioner berbanding terbalik dengan kualitas audit, maka wokload mempunyai pengaruh negatif terhadap kualitas audit. Semakin besar workload yang dialami auditor akan menyebabkan menurunnya kualitas audit yang dihasilkan. Hasil ini sesuai dengan hipotesis penelitian. Pernyataan ini juga didukung oleh penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Hansen et al (2007) menyatakan jika auditor mengalami workload (Audit Capacity Stress) yang berlebih akibat
pergantian
klien
akan
berdampak
pada
menurunya
audit.
Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, 21-22 Juli 2011
kualitas
25 Variabel spesialisasi auditor berhubungan negatif dengan nilai akrual diskresioner. Karena akrual diskresioner bersifat berbanding terbalik dengan kualitas audit, maka spesialisasi akan berpengaruh positif terhadap kualitas audit. Hasil ini sejalan dengan penelitian sebelumnya, yaitu Mayangsari (2003) hasil penelitiannya menunjukkan bahwa spesialisasi auditor berpengaruh positif terhadap integritas laporan keuangan dan O‟Keefe (1994) juga berpendapat bahwa auditor industry specialization berhubungan positif dengan kualitas audit diukur dengan penilaian kepatuhan auditor terhadap GAAS. Kualitas terhadap
komite
kualitas
audit
audit
secara
perusahaan.
langsung Namun
tidak
kualitas
berpengaruh komite
audit
secara tidak langsung berpengaruh terhadap hubungan antara workload dengan kualitas audit. Koefisien negatif menandakan bahwa kualitas komite audit dapat
memperlemah hubungan negatif antara pengaruh
workload dengan kualitas audit. Namun kualitas komite audit tidak terbukti audit.
memoderasi Variabel
hubungan –
antara
variabel
spesialisasi
kontrol
dalam
dengan model
kualitas
ini
tidak
berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit perusahaan. 4.4.2.
Hasil Pengujian Model Workload 2
Hasil data dibawah telah melalui berbagai tes pengujian dalam data
E-Views
dengan
menggunakan
Crossection
Weight
pada
metode
Random Effect, Fixed Effect dan data yang digunakan telah dilakukan Centering, sehingga data yang dihasilkan telah terhidar dari masalah
Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, 21-22 Juli 2011
26 heteroskedasitas. Namun ternyata model 2 tidak menghasilkan model yang signifikan (lihat tabel 4.12). 4.4.3 Hasil Pengujian Model Workload 3 Pada tabel 4.13 dapat dilihat bahwa variabel yang berpengaruh secara
signikan
terhadap
kualitas
audit
adalah
workload,
spesialisasi auditor, komite audit, varibel moderasi kualitas komite audit terhadap workload, risk, dan size.
Hasil pada model 3 ini
sama dengan hasil model 1 ditambah dengan signifikannya pengaruh langsung kualitas komite audit
terhadap kualitas audit.
4.4.4 Hasil Pengujian Model Workload 4 Tabel 4.14 yang menunjukkan hasil uji dengan model workload ke 4.
Karena
nilai
Prob(F-statistic)
sebesar
0,9386484
>
=
10%,
berarti hipotesis ditolak. Model ini tidak dapat dijadikan sebagai hasil pengujian hipotesis.
5.
Implikasi dan Kesimpulan Dari
keempat
model
workload
diatas
dapat
dilihat
bahwa
workload model 1 dan model 3 merupakan model yang baik dibandingkan dengan
model
diskresioner
wokload (kualitas
2
dan
audit).
4
dalam Antara
menjelaskan model
1
dan
nilai 3,
akrual model
3
merupakan model yang terbaik dalam menjelaskan variabel – variabel dependennya. Hal ini dilihat dari banyak variabel yang memberikan
Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, 21-22 Juli 2011
27 pengaruh yang signifikan tehadap kualitas audit perusahaan dan dari nilai R2 sebesar 0,55 dibandingkan dengan model 1 yang hanya 0,03. Dapat diambil kesimpulan bahwa jumlah klien terhadap jumlah partner dapat digunakan sebagai ppengukur tingkat workload. Namun yang lebih baik
lagi
dalam
mengukur
tingkat
workload
adalah
rasio
jumlah
revenue dengan jumlah pegawai. Pada model 1, variabel yang signifikan mempengaruhi kualitas audit adalah workload, spesialisasi dan moderasi komite audit. Pada model 3, komite audit juga berpengaruh langsung terhadap kualitas audit.
Arah
hubungan
sesuai
dengan
hipotesis
yaitu
workload
berhubungan negatif dengan kualitas audit, spesialisasi dan komite audit berhubungan positif dengan kualitas audit. Selain itu komite audit ditemukan dapat mengurangi hubungan negatif antara workload dengan kualitas audit. Namun penelitian ini belum menemukan bukti bahwa
komite
audit
dapat
meningkatkan
hubungan
positif
antara
spesialisasi dengan kualitas audit. Hasil penelitian ini menemukan bahwa workload yang dihadapi oleh auditor dapat menurunkan kualitas audit. Oleh harus
karena itu KAP
memperhatikan beban kerja dari seorang auditor. Pemerintah
perlu mempertimbangkan untuk mulai mengatur workload pada setiap KAP. Selain itu peran komite audit juga perlu ditingkatkan karena terbukti
dapat
mengurangi
hubungan
negative
antara
kualitas audit.
Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, 21-22 Juli 2011
workload
dan
28 Keterbatasan Keterbatasan penelitian ini antara lain adalah bahwa penelitian ini
hanya
akural
menggunakan
diskresioner
Penelitian
salah
model
selanjutnya
satu
Kaznik dapat
pegukuran untuk
kualitas
mengukur
menggunakan
laba
kualitas
pengukuran
yaitu audit. akrual
diskresioner lainnya seperti model Kothari, Jones, Modified Jones, Zhang dan berbagai pengukuran kualitas audit lainnya misalnya hasil per
review,
ketaatan
pada
SPAP
dan
lain
lain.
Rentang
waktu
penelitian hanya 3 tahun (2006 –2008), penelitian selanjutnya dapat memperpanjang periode pengamatan. Penelitian ini hanya mamasukkan variabel
workload
dan
spesialisasi
auditor
sbagai
faktor
yang
mempengaruhi kualitas audit. Penelitian selanjutnya dapat menambah variabel independen lain yang memperngaruhi kualitas audit seperti rotasi audit, tenure audit, dan lain lain.
Daftar referensi
Abdolmohammadi, M. dan A. Wright. 1987. An Examination of The Effects of Experience and Task Complexity on Audit Judgments. The Accounting Review. Januari. p. 1-13. Adityasih. T (2010). Analisis Pengaruh Profesi, Pengalaman Auditor, Jumlah Klien dan Ukuran Kantor Akuntan Publik Terhadap Kualitas Audit. Tesis MAKSI Universitas Indonesia. Agoes, Sukrisno. 2004. Auditing (Pemeriksaan Akuntan) oleh Kantor Akuntan Publik. Edisi Ketiga. Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti.
Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, 21-22 Juli 2011
29 Arens, Alvin A. Loebecke, James K. 2000. Auditing an integrated approach , Ed. 8. New Jersey: Prentice Hall. Anderson, K.L., Deli. D.N. and Gillan S.T. (2003) “ Board Director, Audit Committees and The Information Content Earnings,“ Working Papers, September.
of of
Antle, R. dan Nalebuff, B., “Conservatism and auditor-Clien negotiations”, Journal of Accounting Research 29, 1991, hal 31-54. Balsam, S., J. Krishnan, and J. Yang. 2003. Auditor industry specialization and earnings quality. AUDITING: A Journal of Practice and Theory 22: 71-97. Boediono, Gideon SB., (2005). Kualitas Laba: Studi Pengaruh Mekanisme Corporate Governance dan Dampak Manajemen Laba dengan Menggunakan Analisis Jalur. Paper presented at Simposium Nasional Akuntansi 8, Solo. Bradbury, M. E., Mak, Y. T. dan Tan, S. M., “Board Characteristics, Audit Committee Characteristics and Abnormal Accruals”, Working Paper, Unitec New Zealand dan National University of Singapore, 2004. Carcello, J.V., dan T.L. Neal. (2000). Audit committee composition and auditor reporting. The Accounting Review 75: 453-467. Carcello., Naggy.(2004). “ Client Size Effects and The Association Between Auditor Specialization and Fraudulent Financial Reporting.”, Accounting and Business Research Vol. 29, pp. 133. Collier, P. And Zaman, S.W. (2005). Convergence in European Corporate Governance: the audit committee concept. Corporate Governance: An International Review , 13, 753-768. Craswell,Allen T., Stephen.L.Taylor.1995. Auditor Brand Name Reputations and Industry Specialization. Journal Of Accounting and Economic 11 : 143 – 182. Davis-Friday, P., L.L. Eng and C. Liu, „„The Effects of the Asian Crisis, Corporate Governance and Accounting System on the Valuation of Book Value and Earnings,‟‟ The International Journal of Accounting 41(1) (2006), pp. 22–40.
Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, 21-22 Juli 2011
30 DeAngelo, L. E. 1981a. Auditor size and audit quality. Journal of Accounting and Economics 3 (1): 167-175. Dechow, P.M.; R. G. Sloan; and A. P. Sweeney. "Detecting Earnings Management." The Accounting Review (April 1995): 193-225. Deis, D.R. dan G.A. Groux. 1992. Determinants of Audit Quality in The Public Sector. The Accounting Review. Juli. p. 462-479. Dennis.M and Sam.M (2005). The Effect of Workload Compression on Audit Quality. Doctoral dissertation at the University of Arkansas. DeZoort, F. Todd dan Salterio, Steven E. 2001. “The Effects of Corporate Governance Experience and Financial-Reporting and Audit Knowledge on Audit Committee Members‟ Judgments. Auditing, A Journal of Practice & Theory. Vol. 20 (September) hal. 31-45. Dhaliwal, Dan, Vic Naiker, and Farshid Navissi (2007). Audit Committee financial expertise, corporate governance and accruals quality: an empirical analysis Donnely, David P., Jeffrey J. Q, and David O., 2003 ”Auditor Acceptance of Dysfunctional Audit Behavior : An Explanatory Model Using Auditors‟ Personal Characteristics.” Journal of Behavioral Research In Accounting : vol 15 :87-107 Felo A., J. Krishnamurthy and S. A. Solieri (2003), “Audit committee characteristics and the perceived quality of financial reporting: An empirical analysis”, Working Paper. Penn State Great Valley Gujarati, D. 1995. Ekonometrika Dasar. Jakarta: Penerbit Erlangga. Gull, Fung, Jaggi (2009). Earnings quality: Some evidence on the role of auditor tenure and auditors‟ industry expertise. Journal Of Accounting and Economic. Goldman and Barlev, 1974, The Auditor Firm Conflict of Interest: its Implication for Independence, The Accounting Review, pp.70717, October. Hajanto, Nung. 1999. ‟Pengendalian Kualitas Audit Untuk Memenuhi Harapan Pihak Internal dan Eksternal‟. Dalam Wahana : Volume 2
Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, 21-22 Juli 2011
31 Hart, S. G., & Staveland, L. E. (1988). Development of NASA-TLX (task load index): Results of empirical and theoretical research. In P. A. Hancock & N. Meshkati (Eds.) Human Mental Workload. North-Holland: Elsevier Science Publishers (pp. 139183). Handoyo, “ Stress Pada Masyarakat Surabaya” Jurnal psikologi 3 : 61-74. Fakultas Psikologi Airlangga,2001.
Insan Medik Universitas
Hansen C. S, Kumar K.R and Sullivan M.W.,2007 “Auditor Capacity Stress and Audit Quality: Market-Based Evidence from Andersen’s Indictment” Journal of Accounting and Economics : 10-49. Hermawan, Ancella A (2009) “Pengaruh efektivitas Dewan Komisaris dan Komite Audit, Kepemilikan oleh keluarga dan peran monitoring Bank terhadap Kandungan Informasi Laba”. Unpublished Disertation FEUI, Graduate Program in Accounting, Universitas Indoenesia. Hiro Tugiman. 1995. Akuntansi Untuk Badan Usaha Koperasi; KANISIUS. Bandung. Jenkins, David S., Kane, Gregory D., Velury, Uma. (2006), ”Earnings Quality Decline and the Effect of Industry Specialist Auditors: an Analysis of The Late 1990s,” Journal of Accounting and public policy 25, pp 71-90. Jensen, M., and W. Meckling.1976. Theory of the firm: managerial behaviour, agency costs, and ownership structure. Journal of Financial Economics 3 (4): 305-360. Josoprijonggo, Maya D. 2005. Pengaruh Batasan Waktu Audit Terhadap Kualitas Audit dan Kepuasan Kerja Auditor. Disertasi. Salatiga : Fakultas Ekonomi Satya Wacana. Kalbers, L.P. 1992. An Examination of The Relationship Between Audit Commitees and External Auditor The Ohio CPA Journal (Desember) 19-27. Kartika Widhi, Frianty . 2006. Pengaruh faktor-faktor keahlian dan independensi auditor terhadap kualitas audit (Studi Empiris:KAP di Jakarta). Semarang. Skripsi S1: Universitas Diponegoro.(Tidak dipublikasikan)
Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, 21-22 Juli 2011
32 Kaznik, R. (1999) , “On the Association between Voluntary Disclosure and Earnings Management”, Journal of Accounting Research 37, 57 – 81. Kelley, T., and L. Margheim, “The Impact of Time Budget Pressure, Personality, and Leadership Variables on Dysfunctional Auditor Behavior,” Auditing: A Journal of Practice and Theory, pp. 2142, Spring 1990. Klien, A., 2002, “Audit Committee, Board of Director Caracteristics and Earnings Management,” Journal Accounting and Economics (33), hal. 375-400. Krisnamoorthy, Ganesh., Arnie, Wright and Jeffrey Cohen. 2002. Audit Committee Effectiveness and Financial Reporting Quality: Implications for Auditor Independence. Australia Accounting Review. Vol 12/3, pp 3-13. Kusharyanti. 2003. Temuan penelitian mengenai kualitas audit dan kemungkinan topik penelitian di masa datang. Jurnal Akuntansi dan Manajemen (Desember). Hal.25-60 Lampiran Keputusan Ketua BAPEPAM Kep-29/PM/2004 Tentang “Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit”. Leila G. “Stress dan Kepuasan Kerja”, Fakultas Kedokteran Program Studi Psikologi USU, USU Digital Library, 2002. Lennox S. Clive, 1999, Audit Quality & Auditor Size: An Evaluation of Reputation and Deep Pockets Hypotheses. Journal of Business Finance & Accounting, 26(7) & (8). Sept/Oct. Mayangsari, S. 2003. Pengaruh Keahlian Audit dan Independensi terhadap Pendapat Audit: Sebuah Kuasieksperiman. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Vol. 6. No. 1. Januari. p. 1- 22. McMullen, D. A. dan Raghunandan, K., “Enhancing Audit Committee Effectiveness”, Journal of Accounting, Agustus 1996. Meutia, Intan. 2004. ”Independensi auditor terhadap Manajemen Laba Untuk Kap Big 5 dan non Big 5”. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia Vol. 2 No. 1 (Januari). P. 37-52 Moizer, P., Turley. W. S. and Walker, D. (1986). Reliance on Other Auditors, a UK Study. Accounting and Business Research,Vol 16, No 64, Autumn, pp. 343-352.
Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, 21-22 Juli 2011
33 Nachrowi, D. dan Usman, Hardius. (2006) Pendekatan Populer Praktis Ekonometrika untuk analisis ekonomi dan keuangan. Lembaga Penerbit FEUI Nichols, D and Price, K. 1976, „The Auditor-Firm Conflict: An Analysis Using Concepts of Exchange Theory‟, The Accounting Review, pp. 335-346. O‟Keefe, Simunic & Stein (1994). The production of audit services: evidence from a major public accounting firm. Journal of Accounting Research 32:2, 241–261. Pagalung, Gagaring. 2006. Earnings Equity : Determinant Factors and Economic Consequences. Simposiun Nasional Akuntansi IX,Padang. Rini Widiastuti 2002. Pengaruh Model Mekanik, Ukuran Perusahaan, dan Rasio Ungkitan pada Ketepatan Prakiraan Laba, Simposium Nasional Akuntansi 5, Semarang Scott, W. R. 2006. Financial Accounting Theory. Second Edition. Ontario: Prentice Hall Canada Inc. (Chapter: 11 Earnings Management) Shockley,R.A,1982, Perceptions of Audit Independence: A Conceptual Model. Journal of Accounting, Auditing & Finance 5 (Winter) Sutton, B. (1993). The rationale for qualitative research: A review of principles and theoretical foundations. Library Quarterly, 63(4), 411-430. Siregar, Fitriany, 2009. FEUI
Wibowo
dan
Anggraita.
Laporan
Hibah
Fakultas
Veronica, Sylvia (2005) “Pengaruh struktur kepemilikan, ukuran perusahaan, dan praktek corporate governance terhadap pengelolaan laba (Earning Management) dan kekeliruan nilai pasar”. Unpublished Disertation FEUI, Graduate Program in Accounting, Universitas Indoenesia. Wallace, P. & Zinkin, J. (2005). Mastering Business Corporate Governance. John Wiley & Sons, Inc.
in
Asia
Wardhani, Ratna. 2009 “Tingkat Konservatisme Akuntansi di Indonesia dan Hubungannya dengan Karakteristik Dewan sebagai Salah Satu
Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, 21-22 Juli 2011
34 Mekanisme Corporate Governance”. Penelitian Departemen Akuntansi FEUI Widagdo, R, S. Lesmana, dan S.A. Irwandi. 2002. Analisis Pengaruh Atribut-atribut Kualitas Audit Terhadap Kepuasan Klien (Studi Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta). SNA 5 Semarang. p. 560-574.
Lampiran Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Mean
Median
Maximum
Minimum
Std. Dev.
Skewness
Kurtosis
JarqueBera
Probability
Observations
Cross sections
ABSDAC? WL_CLNP? WL_REVP?
0.0678 44.49699 21.31635
0.04987 37.61538 21.50327
0.55511 199 24.09581
3.00E-05 0.625 15.82205
0.068648 24.06593 2.14069
3.102551 1.456961 -0.096094
19.79345 8.181176 1.754918
3806.213 419.6093 18.84758
0 0 0.000081
285 285 285
95 95 95
WL_REVEMP?
20.19879
19.77219
24.08424
16.76245
1.888039
0.227376
2.155062
10.93355
0.004225
285
95
WL_CLNEMP?
1.989736
1.463816
11.7
0.061856
1.174082
2.942274
22.31321
4840.581
0
285
95
SPEC?
0.526316
1
1
0
0.500185
-0.105409
1.011111
47.50147
0
285
95
KMTE?
19.94089
20
28
12
3.965383
-0.371698
2.495037
9.590566
0.008269
285
95
KMTEWL_CLNP?
882.0164
810
3184
13.75
490.4807
1.177484
5.024729
114.5391
0
285
95
KMTEWL_REVP? KMTEWL_REVEMP?
424.7167 403.6697
430.4305 399.1103
650.5868 626.1902
206.1014 204.9203
94.23219 93.23733
0.025352 0.038137
2.577341 2.524366
2.151885 2.755542
0.340976 0.25214
285 285
95 95
KMTEWL_CLNEMP?
39.22758
30.53873
193.7419
0.742268
23.59936
2.274896
13.33292
1513.705
0
285
95
KMTESPEC?
10.99088
13
28
0
10.83014
0.08278
1.19823
38.87618
0
285
95
BIG4? RISK? GROWTH? SIZE?
0.561404 0.587076 1.634947 20.53612
1 0.58495 0.95 20.66688
1 2.878379 21.26 25.23694
0 0.054582 -7.72 11.52288
0.497088 0.332562 2.679929 2.153716
-0.247487 3.191657 4.163154 -1.483972
1.06125 18.92756 28.00012 7.726775
47.54455 3496.401 8245.208 369.9192
0 0 0 0
285 285 285 285
95 95 95 95
Keterangan :
ABSDAC = nilai akural diskresioner dengan model Kaznik; WL_CLNP = workload model 1 dengan rumus jumlah klien/jumlah partner; WL_REVP = workload model 2 dengan rumus jumlah revenue KAP/jumlah partner KAP;, WL_REVEMP = workload model 3 dengan rumus jumlah revenue KAP/jumlah pegawai KAP;; WL_CLNEMP: workload model 4 dengan rumus jumlah klien/jumlah pegawai KAP;KMTE = kualitas komite audit; BIG4: variable dummy, 1: perusahaan diaudit KAP Big 4. 0:lainnya ; RISK = variable rasio leverange perusahaan; GROWTH = tingkat pertumbuhan penjualan perusahaan; SIZE: ukuran perusahaan
Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, 21-22 Juli 2011
35
Tabel 4.2 Hasil Uji Hausmann Test Model Workload 1 Correlated Random Effects - Hausman Test Pool: DATA_POOL Test cross-section random effects
Test Summary
Cross-section random
Chi-Sq. Statistic
Chi-Sq. d.f.
8.526171
9
Prob.
0.4821
Table 4.3 Hasil Uji Hausmann Test Model Workload 2 Correlated Random Effects - Hausman Test Pool: DATA_POOL Test cross-section random effects
Test Summary
Chi-Sq. Statistic
Chi-Sq. d.f.
Cross-section random
14.396397
9
Prob. 0.1089
Table 4.4 Hasil Uji Hausmann Test Model Workload 3 Correlated Random Effects - Hausman Test Pool: DATA_POOL Test cross-section random effects
Test Summary
Chi-Sq. Statistic
Chi-Sq. d.f.
Cross-section random
18.177772
9
Prob. 0.0332
Table 4.5 Hasil Uji Hausmann Test Model Workload 4 Correlated Random Effects - Hausman Test Pool: DATA_POOL
Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, 21-22 Juli 2011
36 Test cross-section random effects
Test Summary Cross-section random
Chi-Sq. Statistic
Chi-Sq. d.f.
9.933449
9
Prob. 0.3559
Table 4.6 Pengujian Heteroscedascitas dan Autocorrelasi Model Workload 1 Weighted statistics
R-squared
0.066614
Mean dependent var
0.060918
Adjusted R-squared
0.036066
S.D. dependent var
0.06616
S.E. of regression
0.064956
Sum squared resid
1.160286
F-statistic
2.180677
Durbin-Watson stat
1.758422
Prob(F-statistic)
0.023573
Table 4.7 Pengujian Heteroscedascitas dan Autocorrelasi Model Workload 2 Weighted Statistics R-squared
0.031003
Mean dependent var
0.060539
Adjusted R-squared
-0.00071
S.D. dependent var
0.066028
S.E. of regression
0.066051
Sum squared resid
1.199762
F-statistic
0.977636
Durbin-Watson stat
1.783939
Prob(F-statistic)
0.458726
Table 4.8 Pengujian Heteroscedascitas dan Autocorrelasi
Model Workload 3 Weighted Statistics R-squared
0.715019
Mean dependent var
0.110788
Adjusted R-squared
0.552848
S.D. dependent var
0.100441
S.E. of regression
0.062415
Sum squared resid
0.705111
F-statistic
4.409037
Durbin-Watson stat
2.697569
Prob(F-statistic)
0.000000 Table 4.9 Pengujian Heteroscedascitas dan Autocorrelasi
Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, 21-22 Juli 2011
37 Model Workload 4 Weighted statistics R-squared
0.012652
Mean dependent var
0.061185
Adjusted R-squared
-0.01966
S.D. dependent var
0.066253
S.E. of regression
0.066901
Sum squared resid
1.230831
F-statistic
0.391549
Durbin-Watson stat
1.780769
Prob(F-statistic)
0.938684
Table 4.10 Nilai Tolerance Statistic dan VIF Model Workload 1 Model Workload 2 Collinearity Statistics
Variabel
Tolerance
VIF
Collinearity Statistics
Variabel
Tolerance
VIF
wl_clnp
0.962
1.039
wl_revp
0.732
Spec
0.565
1.771
Spec
0.571
1.752
kmte
0.375
2.67
Kmte
0.009
110.378
kmtewl_clnp
0.983
1.018
kmtewl_revp
0.008
119.406
Kmtespec
0.411
2.434
Kmtespec
0.339
2.954
1.366
big4
0.6
1.667
big4
0.523
1.912
risk
0.896
1.116
Risk
0.896
1.116
growth
0.873
1.146
growth
0.847
1.181
0.878
1.139
0.874
1.144
size
Size
Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, 21-22 Juli 2011
38
Model Workload 3
Model Workload 3
Collinearity Statistics
Variabel
Tolerance
Collinearity Statistics
Variabel
VIF
wl_revemp
0.803
1.245
Spec
0.565
1.77
0.255
3.924
kmte kmtewl_revemp
0.889
1.125
Spec
0.567
1.762
0.342
2.928
0.769
1.301
Kmte kmtewl_clnemp
2.14
0.41
2.438
Kmtespec
big4
0.557
1.794
risk
0.893
1.119
0.872
1.147
growth size
0.874
0.34
2.94
big4
0.603
1.658
Risk
0.886
1.129
0.858
1.166
0.88
1.137
growth Size
1.144
VIF
wl_clnemp
0.467
Kmtespec
Tolerance
Table 4.11 Model Workload 1 Std. Error
tStatistic 0.701347 2.728467 -1.438733 0.45615
0.4837 0.0068 0.1514 0.6486
0.24185 0.0034*** 0.0757** 0.3243
-7.68E-05
0.04007 0.00019 0.01214 0.00192 3.09E05
-2.488749
0.0134
-0.00061 0.015596
0.00218 0.01263
-0.279842 1.235261
0.7798 0.2178
0.015802 0.01313 1.20356 -0.00047 0.00118 -0.398583 0.000434 0.00173 0.250652 Weighted Statistics Mean dependent 0.066614 var S.D. dependent 0.036066 var Sum squared 0.064956 resid Durbin-Watson 2.180677 stat
0.2298 0.6905 0.8023
0.0067*** 0.3899 0.1089 0.1149 0.34525 0.40115
Variable
Coefficient
C WL_CLNP? SPEC? KMTE?
0.028101 0.000526 -0.01747 0.000877
KMTEWL_CLNP? KMTESPEC? BIG4? RISK? GROWTH? SIZE?
R-squared Adjusted Rsquared S.E. of regression F-statistic Prob(Fstatistic)
Prob. (Two tail)
0.060918 0.06616 1.160286 1.758422
0.023573
Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, 21-22 Juli 2011
Prob. (OneTail)
39
Tabel 4.12 Model Workload 2 Variable
Coefficient
Std. Error
tStatistic
Prob. (Two tail)
C
0.158699
0.05843
2.716164
0.007
WL_REVP?
-0.00531
0.00224
-2.365241
0.0187
SPEC?
-0.01174
0.01155
-1.016386
0.3103
KMTE?
-0.00272
0.01088
-0.249901
0.8029
KMTEWL_REVP?
0.000142
0.00056
0.254831
0.799
KMTESPEC?
-0.00082
0.00277
-0.297722
0.7661
BIG4?
0.021136
0.01261
1.676561
0.0948
RISK?
0.011468
0.01424
0.80552
0.4212
-7.94E-05
0.00138
-0.057723
0.954
0.000507
0.00181
0.279812
0.7798
GROWTH? SIZE? R-squared Adjusted Rsquared S.E. of regression F-statistic Prob(Fstatistic) Prob(Fstatistic)
Weighted Statistics Mean dependent 0.031003 var S.D. dependent -0.00071 var Sum squared 0.066051 resid Durbin-Watson 0.977636 stat
0.060539 0.066028 1.199762 1.783939
0.458726
0.458726
Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, 21-22 Juli 2011
Prob. (OneTail)
0.0035 0.00935*** 0.15515 0.40145 0.3995 0.38305 0.0474** 0.2106 0.477 0.3899
40
Tabel 4.13
Model Workload 3 Variable
Coefficient
Std. Error
C
-0.10739
0.03765
WL_REVEMP?
0.004379
SPEC?
-0.01122
KMTE?
tStatistic
Prob. (Two tail)
-2.852429
0.0048
0.00093
4.689946
0.0000
0.0064
-1.751698
0.0815
0.003166
0.00145
2.181177
0.0305
-0.0002
5.21E-05
-3.80402
0.0002
KMTESPEC?
-0.00105
0.00129
-0.819755
0.4134
BIG4?
-0.01664
0.01506
-1.105396
0.2705
KMTEWL_REVEMP?
RISK?
0.062195
0.0222
2.801154
0.0056
GROWTH?
0.001321
0.00179
0.738118
0.4614
SIZE?
0.003129
0.00116
2.709098
0.0074
R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression F-statistic Prob(F-statistic)
Weighted Statistics Mean dependent 0.715019 var S.D. dependent 0.552848 var Sum squared 0.062415 resid Durbin-Watson 4.409037 stat
Prob. (OneTail)
0.0024 0.0000*** 0.04075** 0.01525** 0.0001*** 0.2067 0.13525 0.0028*** 0.2307 0.0037***
0.110788 0.100441 0.705111 2.697569
0.000000
Tabel 4.14 Model Workload 4 Variable
Coefficient
Std. Error
tStatistic
Prob. (Two tail)
C
0.057171
0.04121
1.387207
0.1665
WL_CLNEMP?
0.001473
0.00335
0.440423
0.66
SPEC?
-0.01247
0.01175
-1.061726
0.2893
Prob. (OneTail)
0.08325 0.33 0.14465 0.34335 0.2533 0.3971
KMTE?
0.000902
0.00224
0.403751
0.6867
KMTEWL_CLNEMP?
6.35E-05
9.55E-05
0.664964
0.5066
KMTESPEC?
-0.00071
0.00271
-0.26113
0.7942
BIG4?
0.012202
0.01238
0.985344
0.3253
RISK?
0.01174
0.01416
0.829427
0.4076
0.16265 0.2038
-0.00048
0.00128
-0.374566
0.7083
0.35415
GROWTH?
Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, 21-22 Juli 2011
41 SIZE?
R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression F-statistic Prob(F-statistic)
4.82E-05
0.00181
0.026572
Weighted Statistics Mean dependent 0.012652 var S.D. dependent -0.01966 var Sum squared 0.066901 resid Durbin-Watson 0.391549 stat
0.9788
0.061185 0.066253 1.230831 1.780769
0.938684
Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, 21-22 Juli 2011
0.4894