ISSN 2302-0172 pp. 45- 56
Jurnal Ilmu Ekonomi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
12 Pages
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN KREDIT PADA BANK UMUM DI ACEH Fahmy Akmal 1, Prof. Dr. Abubakar Hamzah 2, Prof. Dr. Raja Masbar, M.Sc.3 1)
Magister Ilmu Ekonomi Pascasarjana Universyitas Syiah Kuala Banda Aceh 2,3) Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala
Abstract: The purpose of this research is to analyze the factors of credit demand of commercial bank in Aceh. The method of analysis used in this study is Ordinary Least Square (OSL), with secondary data sourced from the central bank of Indonesia (BI) and the Central Statistics Agency (BPS). The results of the research showed that PDRB gives a positive and significant influence to the demand for credit at commercial banks in Aceh. Thus the increase in the economy will encourage people to apply for credit. While the inflation rate and the interest rate does not significantly affect the demand for loans at commercial banks in Aceh. To that end, researchers hope that the government expand employment and improve the business climate conducive to boost the income of the people. With rising incomes, the economy and society will increase credit demand will also increase. Keywords : demand for credit, commercial bank, OLS, Aceh Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan kredit pada bank umum di Aceh. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Ordinary Least Square (OSL), dengan data sekunder yang bersumber dari Bank Indonesia (BI) dan Badan Pusat Statistik (BPS). Hasil analisis data menunjukkan bahwa PDRB berpengaruh positif dan signifikan terhadap permintaan kredit pada bank umum di Aceh. Dengan demikian peningkatan perekonomian masyarakat akan mendorong masyarakat mengajukan permintaan kredit. Sedangkan laju inflasi dan suku bunga tidak signifikan mempengaruhi permintaan kredit pada bank umum di Aceh. Untuk itu, peneliti mengharapkan agar pemerintah memperluas lapangan kerja dan meningkatkan iklim usaha yang kondusif sebagai upaya meningkatkan pendapatan masyarakat. Dengan meningkatnya pendapatan masyarakat, perekonomian masyarakat akan semakin meningkat dan permintaan kredit akan turut meningkat. Kata kunci : permintaan kredit, bank umum, OLS, Aceh
Data Bank Indonesia menunjukkan adanya
PENDAHULUAN
Perekonomian Aceh pasca tsunami telah mulai berkembang. Seiring berjalannya waktu dari tahun ke tahun, masyarakat Aceh pun telah berupaya menata kembali kehidupannya yang sempat terpuruk. Kondisi ekonomi yang baru pulih membuat para pengusaha berusaha mencari alternatif
agar
konsumen
dapat
memenuhi
peningkatan secara bertahap penyaluran kredit. Secara umum peningkatan yang terjadi cukup tinggi untuk kredit modal kerja dan kredit konsumsi namun ada penurunan yang terjadi terhadap kredit investasi. Data kredit yang disalurkan kepada masyarakat di Aceh dapat dilihat sebagaimana terlihat pada grafik berikut:
keuntungan. Kecenderungan yang terjadi di masyarakat adalah membeli barang-barang yang memang dibutuhkan secara kredit. Masyarakat didorong untuk mencicil pembayaran atas barang yang dibelinya. 45 -
Volume 2, No. 4, November 2014
Total Kredit (juta rupiah)
kebutuhannya dan pengusahapun memperoleh 30.000.000 20.000.000 10.000.000 I II IIIIV I II IIIIV 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 Periode
Jurnal Ilmu Ekonomi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Gambar 1. Data total kredit pada bank umum di Aceh tahun 2004-2013
Sumber:
Kajian
Ekonomi
Regional
Bank
Indonesia tahun 2004-2013 (data diolah)
oleh pemikiran bahwa jika pendapatan masyarakat meningkat, kebutuhan akan uang juga akan meningkat
guna
memenuhi
kebutuhan baik
konsumsi maupun investasi. Demikian halnya
Dari data tersebut terlihat adanya peningkatan
dengan inflasi. Jika terjadi inflasi, harga-harga
pembiayaan
Peningkatan
barang umum meningkat yang mengakibatkan
sangat jelas terlihat dari tahun 2006 hingga 2011
kebutuhan masyarakat akan uang juga meningkat.
yang merupakan periode rekonstruksi Aceh pasca
Hal ini dikarenakan nilai ril dari uang yang dimiliki
bencana gempa dan tsunami.
masyarakat menjadi turun. Selain itu, tingkat suku
kepada
masyarakat.
Pembiayaan yang diberikan oleh bank kepada
bunga juga mempengaruhi keinginan masyarakat
masyarakat terbagi ke dalam tiga jenis pembiayaan
untuk mengajukan permintaan kredit. Suku bunga
yaitu kredit investasi, kredit konsumsi dan kredit
dapat
modal kerja. Menurut jenis pembiayaan ini, jumlah
dikeluarkan masyarakat pengambil kredit untuk
pembiayaan yang disalurkan kepada masyarakat
mendapatkan pinjaman
dari tahun ke tahun dapat dilihat dari data berikut:
diartikan
sebagai
biaya
yang
harus
Pendapatan masyarakat di Provinsi Aceh selama tahun 2004 hingga 2010 cenderung meningkat seperti terlihat dari data PDRB tanpa migas seperti terlihat pada grafik berikut: PDRB (milyar rupiah)
15.000 10.000 5.000 I I I I I I I I I I
Gambar 2. Jumlah pembiayaan menurut jenis kredit pada bank umum di Aceh tahun 20042013
Sumber:
Kajian
Ekonomi
Regional
Bank
Indonesia tahun 2004-2013 (data diolah) Dari data yang disajikan pada grafik di atas, terlihat bahwa dalam setiap periode,
2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 Periode
bank melakukan
pembiayaan yang lebih besar bagi kredit. Ini merupakan fenomena pada setiap tahunnya dimana jumlah kredit yang disalurkan oleh bank terus meningkat. Permintaan kredit oleh masyarakat tergantung kepada beberapa faktor seperti pendapatan, inflasi, dan tingkat suku bunga kredit. Hal ini didasarkan
Gambar 3.
Perkembangan PDRB di Aceh tahun 2004-2013 Sumber: BPS Provinsi Aceh tahun 2004-2013 (data diolah)
Peningkatan PDRB menunjukkan tingkat kemakmuran yang dicapai oleh masyarakat. Peningkatan ini juga merepresentasikan adanya tambahan
pendapatan
masyarakat
sekaligus
merubah pola konsumsi masyarakat menjadi lebih tinggi.
Di
sisi
lain,
tambahan
pendapatan
mendorong masyarakat yang mengajukan kredit Volume 2, No. 4, November 2014
- 46
Jurnal Ilmu Ekonomi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala kepada bank menambah atau meningkatkan jumlah
daripada tingkat suku bunga kredit investasi dan
pinjaman kreditnya. Hal ini disebabkan oleh
modal kerja.
kemampuan dari sisi penghasilan bertambah dan dapat digunakan untuk membayar cicilan kredit.
Faktor berikutnya yang mempengaruhi tingkat permintaan kredit adalah laju inflasi. Inflasi
Suyatno dkk. (2007:100) menulis, kredit
merupakan kecenderungan naiknya harga barang-
adalah pemberian prestasi (misalnya uang dan
barang umum. Akibat kenaikan harga tersebut,
barang) dengan balas prestasi (kontra prestasi) yang
masyarakat memerlukan lebih banyan uang untuk
akan terjadi pada waktu mendatang. Prestasi yang
memenuhi kebutuhannya. Kebutuhan akan uang
dimaksudkan adalah jumlah uang atau barang yang
inilah yang menjadi pendorong bagi masyarakat
diberikan oleh bank selaku kreditur kepada
untuk mengajukan permuhonan kredit kepada bank.
peminjam
kontraprestasi
Laju inflasi adalah besarnya kenaikan maupun
dimaksudkan sebagai sejumlah uang yang harus
penurunan tingkat inflasi. Laju inflasi di Provinsi
diberikan oleh debitur kepada kreditur sebagai
Aceh relatif fluktuatif sebagaimana terlihat pada
imbalam
grafik berikut:
selaku.
atas
Sedangkan
pinjaman
yang
diberikan.
Semakin tinggi tingkat suku bunga, semakin besar pula jumlah uang yang harus dikeluarkan oleh debitur. Berikut dapat kita lihat data tingkat suku bunga kredit menurut jenis kredit yang disalurkan oleh bank umum di provinsi Aceh selama beberapa
Laju Inflasi
Kontraprestasi ini sering disebut dengan bunga. 30,00% 20,00% 10,00% 0,00% I I I I I I I I I I 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 Periode
Tingkat Suku Bunga (%)
tahun. 40,00 20,00 0,00
SBI I III I 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 Periode
Suku Bunga Kredit Modal Kerja
Gambar 5. Perkembangan laju inflasi di Aceh tahun 2004-2013 Sumber: Kajian Ekonomi Regional Bank Indonesia tahun 2004-2013 (data diolah) Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh produk domestik regional bruto (PDRB), inflasi dan tingkat suku bunga terhadap permintaan kredit, pada bank umum di Aceh
Gambar 4. Perkembangan tingkat suku bunga pada bank umum di Aceh tahun 20042013 Sumber: Kajian Ekonomi Regional Bank Indonesia tahun 2004-2013 (data diolah) Data tersebut menunjukkan bahwa tingkat suku bunga kredit modal kerja dan kredit investasi lebih fluktuatif. Sementara tingkat suku bunga kredit konsumsi cenderung stabil dan lebih rendah 47 -
Volume 2, No. 4, November 2014
METODE PENELITIAN Ruang lingkup penelitian ini adalah untuk melihat bagaimana pengaruh variabel-variabel: produk domestik regional bruto (PDRB), laju inflasi dan suku bunga terhadap permintaan kredit pada
Jurnal Ilmu Ekonomi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala bank umum di Aceh. Metode Analisis yang
µ
: error term
digunakan adalah analisis Ordinary Least Square
Persamaan regresi berganda dapat digunakan
(OSL). Objek penelitian ini adalah bank umum di
jika memenuhi persyaratan asumsi klasik. Uji
Aceh dengan menggunakan data sekunder (time
asumsi
series) dalam bentuk data kuartal tahun 2004
multikolinieritas, uji heteroskedastisitas dan uji
sampai dengan tahun 2013 (n=40). Data sekunder
autokorelasi.
klasik
meliputi
uji
normalitas,
uji
ini bersumber dari Bank Indonesia (BI) dan Badan KAJIAN PUSTAKA
Pusat Statistik (BPS). Merujuk
pada
permasalah
penelitian,
permintaan kredit merupakan fungsi dari Domestik Regional Bruto (PDRB), laju inflasi dan suku bunga. Secara matematis keterkaitan variabelvariabel tersebut dapat dinyatakan sebagai berikut :
: demand for credit yaitu permintaan kredit oleh nasabah kepada bank umum (miliar
: Suku Bunga (persentase/tahun)
kelebihan dana dan disimpan dengan harapan imbalan
dalam
periode
tertentu.
dana untuk berbagai keperluan dalam memenuhi kebutuhan. Borrower meminjam dana tersebut ketentuan,
pada saat
pengembalian,
borrower harus membayar sejumlah dana sebagai
PDRB : Produk Domestik Regional Bruto
i
borrower. Saver merupakan pihak yang memiliki
dengan
rupiah/tahun)
: laju inflasi (persentase/tahun)
adanya pemindahan dana dari saver kepada
Borrower adalah pihak-pihak yang membutuhkan
dimana :
Inf
Dalam sistem keuangan, memungkinkan
mendapat
DC = f(PDRB, inf, dan i)
DC
Sistem Keuangan (The Financial System)
balas jasa. Jika dikaitkan dengan prinsip permintaan dan penawaran, Saver berada pada posisi penawaran
Dari fungsi tersebut dibentuk model estimasi secara matematis dalam model ekonometrika sebagai berikut :
DC = 0 + 1 PDRB + 2 Inf + 3i +
gamblang hubungan saver dan borrower dapat digambarkan sebagai berikut:
(1)
dimana : DC
dan borrower berada pada posisi permintaan. Secara
Retu rns Fund s
Financial Markets
Retu rns Fund s
: demand for credit yaitu permintaan kredit oleh nasabah kepada bank umum (miliar
Saver (household/firm/gover nment)
Borrower (household/firm/government )
rupiah/tahun) α
: intersep
α1- α4 : koefisien regresi PDRB : Produk Domestik Regional Bruto Inf
: laju inflasi (persentase/tahun)
i
: Suku Bunga (persentase/tahun)
Fund s Retu rns
Finan cial Intermedia ries
Fund s Retu rns
Gambar 6. Sistem Keuangan Financial Market) Sumber: Hubbard (2008:113)
Volume 2, No. 4, November 2014
(The
- 48
Jurnal Ilmu Ekonomi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Saver dan borrower dapat berupa rumah tangga, perusahaan, maupun pemerintah. Pasar keuangan seperti pasar saham, pasar obligasi menjadikan borrower memberikan keuntungan langsung bagi saver. Sementara lembaga keuangan atau lembaga perantara, seperti bank, reksa dana dan
perusahaan
asuransi
bertindak
sebagai
perantara dengan mengumpulkan aset portofolio dan membayar klaim sesuai portofolio tersebut kepada saver.
adalah
yang
lembaga
keuangan
yang
memiliki
kelebihan
dan
yang
membutuhkan tambahan dana untuk digunakan dalam transaksi ekonomi. Kasmir (2002:2) menulis, secara sederhana bank diartikan sebagai lembaga keuangan
yang
menghimpun
A. Kredit dapat meningkatkan daya guna (utility) dari uang; B. Kredit dapat meningkatkan daya guna atau utility dari barang; C. Kredit meningkatkan peredaeran dan lalu lintas uang; D. Kredit adalah salah satu alat stabilitas
E. Kredit menimbulkan kegairahan berusaha
bertindak sebagai perantara perpindahan uang dari pihak
dalam garis besarnya adalah sebagai berikut:
ekonomi;
Pengertian Bank Bank
Sinungan (2000:211) menulis fungsi-fungsi itu
kegiatan
dana
dari
usahanya masyarakat
adalah dan
menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa-jasa bank lainnya.
masyarakat; F. Kredit adalah jembatan untuk meningkatkan pendapatan nasional; dan G. Kredit adalah juga sdebagai alat hubungan ekonomi internasional. Kredit
dapat
dibedakan
berdasarkan
tujuan/kegunaannya yaitu: a. Kredit Konsumtif Kredit konsumsi (Personal Loan) merupakan bentuk kredit yang diberikan kepada perorangan. Tujuan kredit ini bukan dalam rangka untuk
Pengertian, Fungsi dan Jenis Kredit Secara garis besar, kegiatan utama bank yang menjadi pokok bahasan kita adalah menyediakan pinjaman. Pinjaman yang dimaksudkan adalah kredit. Kredit adalah pinjaman yang dilakukan oleh pihak yang membutuhkan tambahan uang kepada lembaga keuangan penyedia jasa keuangan. Pinjaman tersebut dilakukan dengan ketentuan dan dalam jangka waktu tertentu. Suyatno dkk. (2007:100) menulis, kredit adalah pemberian prestasi (misalnya uang dan barang) dengan balas prestasi (kontra prestasi) yang akan terjadi pada waktu mendatang. 49 -
Volume 2, No. 4, November 2014
mendapatkan kebutuhan
laba
tetapi
konsumsi.
untuk
pemenuhan
Hasibuan
(2007:89)
mendefinisikan kredit konsumtif : yaitu kredit yang dipergunakan untuk kebutuhan sendiri bersama keluarganya, seperti kredit rumah atau mobil yang akan digunakan sendiri bersama keluarganya. b. Kredit Modal Kerja Menurut Hasibuan (2007:89) kredit modal kerja (kredit perdagangan) ialah kredit yang akan dipergunakan untuk menambah modal usaha debitur. Kredit ini produktif. Sinungan (2000:212) menulis : tegasnya kredit produktif digunakan untuk peningkatan usaha baik usaha-usaha produksi,
Jurnal Ilmu Ekonomi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala perdagangan maupun investasi.
barang berharga yang menunjukkan tingkat
c. Kredit Investasi
kekayaan seseorang. Ketiga, sebagai satuan hitung
Hasibuan (2007:89) mendefinisikan: kredit
(a unit of account). Uang digunakan untuk satuan
investasi ialah kredit yang digunakan untuk
hitung yang diakui oleh semua orang. Berbagai
investasi produktif, tetapi baru akan mengahasilkan
negara di dunia memiliki mata uang tersendiri
dalam jangka waktu yang relatif lama. Biasanya
untuk menunjukkan satuan hitung.
kredit ini diberikan grace period, misalnya kredit
Penelitian Sebelumnya
untuk perkebunan kelapa sawit dan lain-lain. Sinungan (2000:212) juga menulis : kredit investasi ini diberikan oleh bank kepada para pengusaha untuk
keperluan
investasi.
Investasi
berarti
penanaman modal. Dus kredit ini bukanlah untuk keperluan penambahan modal kerja, akan tetapi untuk keperluan perbaikan ataupun pertambahan barang modal (capital goods) beserta fasilitasfasilitas yang erat hubungannya dengan itu. Misalnya
untuk
membangun
pabrik,
membeli/mengganti mesin-mesin dan sebagainya. Pengertian dan Fungsi Uang Objek utama dalam transaksi perbankan secara umum dan kredit sebagai bahasan utama kita
Yusuf (2009) menemukan bahwa PDRB, dan inflasi
berpengaruh
permintaan
kredit,
berpengaruh
secara
secara
positif
sedangkan negatif
suku
karena
terhadap bunga semakin
meningkat/menurun suku bunga kredit tidak berpengaruh kepada permintaan kredit di Sumatera Utara. Nuriyana (2005) menyimpulkan bahwa PDRB dan tingkat suku bunga kredit investasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap permintaan kredit investasi bank-bank pemerintah pada sektor ekonomi. Naiknya PDRB berarti akan menaikkan permintaan kredit investasi pada bank pemerintah.
adalah uang. Uang merupakan alat pembayaran
Penelitian Hariningsih (1999) menunjukkan
yang diterima secara umum dalam melakukan
bahwa tingkat suku bunga kredit, jumlah pengusaha
transaksi ekonomi. Selain itu uang juga dapat
kecil, dan jumlah dana bank mempunyai pengaruh
menunjukkan tingkat kekayaan seseorang maupun
yang signifikan terhadap permintaan kredit pada
badan usaha.
BPR di Jatim. Sedangkan untuk variabel jumlah
Uang memiliki tiga fungsi utama. Pertama,
industri kecil mempunyai nilai lebih kecil sehingga
sebagai alat tukar (a means of exchange). Uang
variabel jumlah industri kecil tidak mempunyai
merupakan sarana untuk melakukan transaksi jual
pengaruh yang berarti terhadap permintan kredit
beli. Selain dapat diterima secara umum oleh semua
pada BPR di Jawa Timur.
orang, uang juga lebih mudah untuk dibawa kemana-mana. Kedua, sebagai penyimpan nilai (a store of value). Uang juga dapat dianggap sebagai
Volume 2, No. 4, November 2014
- 50
Jurnal Ilmu Ekonomi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Tabel 1 . Hasil regresi coefficientsa Standardize Unstandardized Coefficients d Model Coefficients B Std. Error Beta 1(Constant) -1.593E7 4477395.746 .001 PDRB 4145.049 347.586 .000 LajuInflasi 2.999E7 1.441E7 .045 SBI -1.037E8 5.091E7 .049 a. Dependent Variable: TotalKredit 2(Constant) 1437906.927 2500437.292 PDRB 1210.932 120.954 .735 LajuInflasi 2188150.895 -.067 2243812.964 SukuBungaKreditModalKerja -1.797E7 3907235.198 -.267 a. Dependent Variable: KreditModalKerja 3(Constant) -557657.138 379198.035 PDRB 194.363 36.313 .765 LajuInflasi -266723.031 686253.930 -.052 SukuBungaKreditInvestasi -143509.949 707192.485 -.022 a. Dependent Variable: KreditInvestasi 4(Constant) -2.529E7 4008749.472 PDRB 2367.258 218.295 .919 LajuInflasi 4590526.128 4238548.404 .088 SukuBungaKreditKonsumsi 9.560E7 3.168E7 .188 a. Dependent Variable: KreditKonsumsi
t
Collinearity Statistics
Sig.
Tolerance -3.557 11.925 2.081 -2.037
.001 .000 .045 .049
VIF
.526 .125 .129
1.902 7.988 7.754
10.011 .000 -1.025 .312
.428 .535
2.339 1.870
-4.599 .000
.686
1.458
-1.471 5.352 -.389 -.203
.150 .000 .700 .840
.465 .533 .813
2.150 1.876 1.230
-6.309 10.844 1.083 3.018
.000 .000 .286 .005
.479 .520 .890
2.088 1.923 1.124
-1.739 .091
Sumber: Hasil penelitian 2014
Nilai koefisien regresi laju inflasi sebesar
HASIL PEMBAHASAN Pengaruh produk domestik regional bruto (PDRB), laju inflasi dan tingkat suku bunga pinjaman terhadap permintaan kredit pada bank umum di Aceh Hasil regresi total permintaan kredit menunjukkan nilai koefisien regresi produk domestik regional bruto (PDRB) adalah sebesar 4.145,049. Angka tersebut menunjukkan Produk
bahwa
Domestik Regional Bruto (PDRB)
berpengaruh positifterhadap total permintaan kredit pada bank umum di Aceh. Kenaikan Produk Domestik
Regional
Bruto
(PDRB)
dapat
menyebabkan meningkatnya total permintaan kredit pada bank umum di Aceh. Pengaruh Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) terhadap Total permintaan kredit dinilai signifikan dan dapat dilihat dari nilai signifikansi sebesar 0.000(0.000< 0.05). 51 -
29.988.110,604. Hal ini menunjukkan bahwa laju inflasi
berpengaruh
positif
terhadap
total
permintaan kredit pada bank umum di Aceh. Ini mematahkan
hipotesis
bahwa
laju
inflasi
berpengaruh negatif terhadap total permintaan kredit. Pengaruh laju inflasi terhadap total permintaan kredit dinilai signifikan karena nilai signifikansinya sebesar 0.045(0.045<0.05). Selanjutnya suku bunga bank Indonesia (SBI) memiliki nilai koefisien regresi sebesar -1,037E8. Ini menunjukkan bahwa suku bunga bank Indonesia (SBI) berpengaruh negatif terhadap total permintaan kredit pada bank umum di Aceh. Pengaruh negatif ini signifikan dan dibuktikan dengan nilai sinifikansi sebesar 0.049 (0.049 < 0.05). Hasil pengujian statistik menunjukkan bahwa nilai F hitung sebesar 89.394. Nilai F tabel pada
Volume 2, No. 4, November 2014
Jurnal Ilmu Ekonomi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala tingkat keyakinan 95 persen menunjukkan angka
laju inflasi terhadap permintaan kredit modal kerja
2.92. Nilai F hitung lebih besar dari F tabel (86,864
dinilai
> 2.92). Nilai tersebut dapat diartikan bahwa
signifikansinya sebesar 0.312 (0.312 > 0.05).
kurang
signifikan
karena
nilai
produk domestik regional bruto (PDRB), laju inflasi
Selanjutnya tingkat suku bunga pinjaman
dan tingkat suku bunga pinjaman berpengaruh
(dalam hal ini suku bunga kredit modal kerja)
signifikan terhadap total permintaan kredit pada
memiliki nilai koefisien regresi sebesar -1.797E7.
bank umum di Aceh.
Ini menunjukkan bahwa suku bunga bank
Hasil pengolahan data sebagaiaman terlihat
Indonesia (SBI) berpengaruh negatif terhadap
pada tabel di atas menunjukkan nilai adjusted R
permintaan kredit modal kerja pada bank umum di
square sebesar 0.872 yang berarti 87,2 persen
Aceh. Pengaruh negatif ini signifikan dan
variasi yang terjadi pada total permintaan kredit
dibuktikan dengan nilai sinifikansi sebesar 0.000
pada bank umum di Aceh dapat dijelaskan oleh
(0.000 < 0.05).
variabel produk domestik regional bruto (PDRB), laju inflasi dan tingkat suku bunga pinjaman.
Hasil pengujian statistik menunjukkan bahwa nilai F hitung sebesar 132,573. Nilai F tabel pada tingkat keyakinan 95 persen menunjukkan angka
Pengaruh produk domestik regional bruto (PDRB), laju inflasi dan tingkat suku bunga pinjaman terhadap permintaan kredit modal kerja pada bank umum di Aceh Hasil regresi permintaan kredit modal kerja menunjukkan bahwa Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) berpengaruh positif terhadap permintaan kredit modal kerja pada bank umum di Aceh dengan nilai koefisien regresi sebesar 1210.932. Kenaikan produk domestik regional bruto (PDRB) dapat menyebabkan meningkatnya permintaan kredit modal kerja pada bank umum di Aceh. Pengaruh Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) terhadap permintaan kredit modal kerja
2.92. Nilai F hitung lebihbesar dari F tabel (132,573 > 2.92). Nilai tersebut dapat diartikan bahwa Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), laju inflasi
dan
tingkat
suku
bunga
pinjaman
berpengaruh signifikan terhadap permintaan kredit modal kerja pada bank umum di Aceh. Hasil pengolahan data sebagaiaman terlihat pada tabel di atas menunjukkan nilai adjusted R square sebesar 0.910 yang berarti 91 persen variasi yang terjadi pada permintaan kredit modal kerja pada bank umum di Aceh dapat dijelaskan oleh variabel produk domestik regional bruto (PDRB), laju inflasi dan tingkat suku bunga pinjaman.
dinilai signifikan. Hal ini dapat dilihat dari nilai signifikansi sebesar 0.000 (0.000<0.05). Variabel berikutnya adalah laju inflasi. Nilai koefisien regresi laju inflasi sebesar -2243812.964. Hal
ini
menunjukkan
bahwa
laju
Pengaruh produk domestik regional bruto (PDRB), laju inflasi dan tingkat suku bunga pinjaman terhadap permintaan kredit investasi pada bank umum di Aceh
inflasi
Hasil regresi permintaan kredit investasi
berpengaruh negatif terhadap permintaan kredit
menunjukkan bahwa Produk domestik regional
modal kerja pada bank umum di Aceh. Pengaruh
bruto (PDRB) berpengaruh positif terhadap Volume 2, No. 4, November 2014
- 52
Jurnal Ilmu Ekonomi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala permintaan kredit modal kerja pada bank umum di
square sebesar 0.629 yang berarti 62,9 persen
Aceh dengan nilai koefisien regresi sebesar 194.363.
variasi yang terjadi pada permintaan kredit investasi
Kenaikan produk domestik regional bruto (PDRB)
pada bank umum di Aceh dapat dijelaskan oleh
dapat menyebabkan meningkatnya permintaan
variabel produk domestik regional bruto (PDRB),
kredit investasi pada bank umum di Aceh. Pengaruh
laju inflasi dan tingkat suku bunga pinjaman.
produk domestik regional bruto (PDRB) terhadap permintaan kredit investasi dinilai signifikan. Hal ini dapat dilihat dari nilai signifikansi sebesar 0.000
Pengaruh produk domestik regional bruto (PDRB), laju inflasi dan tingkat suku bunga pinjaman terhadap permintaan kredit konsumsi pada bank umum di Provinsi Aceh
(0.000<0.05). Nilai koefisien regresi laju inflasi sebesar 266723.031. Hal ini menunjukkan bahwa laju inflasi berpengaruh negatif terhadap permintaan kredit investasi pada bank umum di Aceh. Pengaruh laju inflasi terhadap permintaan kredit investasi dinilai tidak signifikan karena nilai signifikansinya sebesar 0.700 (0.700>0.05). Selanjutnya tingkat suku bunga pinjaman (dalam hal ini suku bunga kredit investasi) memiliki nilai koefisien regresi sebesar -143509.949. Ini menunjukkan bahwa suku bunga kredit investasi berpengaruh negatif
terhadap permintaan kredit
investasi pada bank umum di Aceh. Pengaruh negatif ini tidak signifikan dan dibuktikan dengan nilai sinifikansi sebesar 0.840 (0.840 > 0.05). Hasil pengujian statistik menunjukkan bahwa nilai F hitung sebesar 23,073. Nilai F tabel pada tingkat keyakinan 95 persen menunjukkan angka 2.92. Nilai F hitung lebih besar dari F tabel (28,494> 2.92). Nilai tersebut dapat diartikan bahwa Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), laju inflasi dan tingkat suku bunga pinjaman berpengaruh signifikan terhadap permintaan kredit investasi pada bank umum di Aceh. Hasil pengolahan data sebagaiaman terlihat pada tabel di atas menunjukkan nilai adjusted R 53 -
Volume 2, No. 4, November 2014
Hasil regresi permintaan kreditkonsumsi menunjukkan bahwa Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) berpengaruh positif terhadap permintaan kredit konsumsi pada bank umum di Aceh dengan nilai koefisien regresi sebesar 2367.258. Kenaikan produk domestik regional bruto (PDRB) dapat menyebabkan meningkatnya permintaan kredit konsumsi pada bank umum di Aceh. Pengaruh produk domestik regional bruto (PDRB) terhadap permintaan kredit konsumsi dinilai signifikan. Hal ini dapat dilihat dari nilai signifikansi sebesar 0.000 (0.000 < 0.05). Nilai koefisien regresi laju inflasi sebesar 4590526.128. Hal ini menunjukkan bahwa laju inflasi berpengaruh positif terhadap permintaan kredit konsumsi pada bank umum di Aceh. Pengaruh laju inflasi terhadap permintaan kredit konsumsi dinilai tidak signifikan karena nilai signifikansinya sebesar 0. 286 (0. 286 > 0.05). Selanjutnya tingkat suku bunga pinjaman (dalam hal ini suku bunga kredit konsumsi) memiliki nilai koefisien regresi sebesar 9.560E7. Ini menunjukkan bahwa suku bunga kredit investasi berpengaruh positif terhadap permintaan kredit konsumsi pada bank umum di Aceh. Pengaruh positif ini signifikan dan dibuktikan dengan nilai
Jurnal Ilmu Ekonomi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala sinifikansi sebesar 0.005 (0.005 < 0.05). Hasil pengujian statistik menunjukkan bahwa
Gambar 7.
Normal P-P Permintaan Kredit Sumber: Hasil penelitian 2014
Plot
Regresi
nilai F hitung sebesar 84.799. Nilai F tabel pada
Gambar normal P-P Plot di atas menunjukkan
tingkat keyakinan 95 persen menunjukkan angka
bahwa semua hasil regresi data yang ada, menyebar
2.92. Nilai F hitung lebih besar dari F tabel (84.799
di sekitar garis diagonal serta mengikuti arah garis
> 2.92). Nilai tersebut dapat diartikan bahwa
diagonal. Oleh karena itu data pada analisis semua
produk domestik regional bruto (PDRB), laju inflasi
jenis kredit terdistribusi secara normal dan
dan tingkat suku bunga pinjaman berpengaruh
memenuhi asumsi normalitas.
signifikan terhadap permintaan kredit konsumsi pada bank umum di Aceh.
Hasil Uji Multikolinieritas Hasil uji multikolinieritas dapat dilihat dari
Hasil pengolahan data sebagaiaman terlihat pada tabel di atas menunjukkan nilai adjusted R
nilai Value Inflation Factor (VIF) coefficients. Hasil regresi menunjukkan bahwa nilai VIF
square sebesar 0.866 yang berarti 86,6 persen variasi yang terjadi pada permintaan kredit konsumsi pada bank umum di Aceh dapat dijelaskan oleh variabel Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), laju inflasi dan tingkat suku bunga pinjaman. Hasil Uji Asumsi Klasik Untuk mendapat estimasi yang terbaik, data
semua variabel kredit kurang dari 10 (VIF < 10) yang
menunjukkan
bahwa
tidak
terjadi
multikolinieritas dan uji multikolinieritas terpenuhi. Hasil Uji Heteroskedastisitas Hasil uji heteroskedastisitas total kredit dengan menggunakan SPSS dapat dilihat dari gambar scatterplot sebagai berikut:
sekunder tersebut harus memenuhi persyaratan asumsi klasik. Hasil Uji Normalitas Hasil uji normalitas total kredit dengan menggunakan SPSS dapat dilihat dari gambar normal P-P Plot total kredit, kredit modal kerja, kredit investasi dan kredit konsumsi sebagai berikut: Gambar 8. Scatterplot regresi total kredit, kredit modal kerja, kredit investasi dan kredit konsumsi Sumber: Hasil penelitian 2014 Gambar
scatterplot
permintaan
kredit
menunjukkan bahwa sebaran data pada semua hasil regresi tidak membentuk pola tertentu dan titik-titik Volume 2, No. 4, November 2014
- 54
Jurnal Ilmu Ekonomi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu
masyarakat, permintaan kredit juga akan
Y sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
semakin meningkat.
heteroskedastisitas pada dan uji heteroskedastisitas terpenuhi.
2. Secara umum laju inflasi dan suku bunga pengaruh negatif, namun tidak signifikan terhadap permintaan kredit pada bank umum
Uji Autokorelasi Hasil uji autokorelasi total kredit dengan menggunakan SPSS dapat dilihat dari nilai DurbinWatson (DW) sebesar 0,8. Hasil uji autokorelasi kredit modal kerja dengan menggunakan SPSS dapat dilihat dari nilai Durbin-Watson (DW) sebesar 0,909. Hasil uji autokorelasi kredit investasi dengan menggunakan SPSS dapat dilihat dari nilai Durbin-Watson (DW) sebesar 0,594. Hasil uji autokorelasi kredit konsumsi dengan menggunakan SPSS dapat dilihat dari nilai Durbin-Watson (DW) sebesar 0,769.
di Aceh. 3. Untuk Permintaan kredit konsumsi, seluruh variabel
bebas
menunjukkan
nilai Durbin-Watson berada semua jenis kredit berada diantara -2 dan +2 yang berarti tidak terjadi autokorelasi. Maka dapat disimpulkan bahwa pada analisi permuntaan kredit tidak terjadi autokorelasi dan uji autokorelasi terpenuhi.
bahwa
walaupun
terjadi
kenaikan laju inflasi dan suku bunga, junlah permintaan kredit konsumsi terus bertambah. Saran 1. Pemerintah hendaknya memperluas lapangan kerja bagi masyarakat dan meningkatkan iklim usaha
yang
meningkatkan
Berdasarkan kriteria yang telah ditentukan,
berpengaruh positif. ini
kondusif
sebagai
pendapatan
upaya
masyarakat.
Dengan peningkatan pendapatan masyarakat diharapkan permintaan kredit juga akan meningkatkan 2. Masyarakat menggunakan
harus
lebih
bijak
dalam
dana yang berasal dari
permintaan kredit sehingga dapat dijadikan sarana untuk menambah penghasilan dan meningkatkan kesejahteraan.
SIMPULAN DAN SARAN
3. Bagi para peneliti selanjutnya hendaknya
Simpulan Beberapa kesimpulan yang dapat ditarik dari pembahasan pada bab sebelumnya dan merujuk pada hipotesis yang dikemukakan adalah sebagai berikut: 1. Produk domestik regional bruto (PDRB) mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap permintaan kredit pada bank umum di
55 -
Aceh.
Semakin
tinggi
pendapatan
Volume 2, No. 4, November 2014
dapat menyempurnakan penelitian ini dengan data dan fakta terbaru..
Jurnal Ilmu Ekonomi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala DAFTAR PUSTAKA Hariningsih. (1999), Analisis Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Kredit Industri Kecil Pada Bank Perkreditan Rakyat Di Jawa Timur. Hasibuan, M.S.P. (2007), Dasar-dasar Perbankan, PT. Bumi Aksara, Jakarta. Hubbard, R.G. (2008), Money, the Financial System, and the Economy, Pearson Education, Inc., United State of America Kasmir. (2002), Dasar-dasar Perbankan, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Nuriyana. (2005), Analisis Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Kredit Investasi Pada Bank Umum di Kabupaten Sleman (kurun waktu 1990-2004). Sinungan, M. (2000), Manajemen Dana Bank, Bumi Aksara, Jakarta. Suyatno, Thomas. (2007), Kelembagaan Perbankan,Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Yusuf, M. (2009), Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Kredit Konsumtif Bank Pemerintah di Sumatera Utara. Tesis Program Pascasarjana Universitas Sumatera, Sumatera Utara.
Volume 2, No. 4, November 2014
- 56