FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBELANJAAN MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2011 -2015 PEBRI PURWADI 090462201264 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI 2016
ABSTRAK Pebri Purwadi, 2016: Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pembelanjaan Modal Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2015. (di bimbing oleh Myrna Sofia, SE., M.Si dan Asri Eka Ratih, SE, Ak., M.Si ). Secara garis besar tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel aliran kas internal, kepemilikan manajerial, ukuran perusahaan dan intensitas modal terhadap pembelanjaan modal baik secara parsial maupun simultan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek Indonesia periode tahun 2011-2015. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek Indonesia periode 2011-2015 dengan jumlah populasi sebanyak 143 perusahaan. Sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan cara purposive sampling. Dari 143 perusahaan di dapatlah 24 perusahaan yang memenuhi kriteria untuk dijadikan sampel penelitian. Analisis data menggunakan analisis regresi linear berganda menggunakan SPSS versi 17.0 yang terdiri dari uji asumsi klasik dan uji hipotesis. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa secara parsial variabel ukuran perusahaan dan intensitas modal berpengaruh signifikan terhadap pembelanjaan modal sedangkan aliran kas internal dan kepemilikan manajerial tidak berpengaruh signifikan terhadap pembelanjaan modal. Sedangkan secara simultan variabel aliran kas internal, kepemilikan manajerial, ukuran perusahaan dan intensitas modal berpengaruh signifikan terhadap pembelanjaan modal. Kata kunci: Aliran kas internal, kepemilikan manjerial, ukuran perusahaan, intensitas modal, pembelanjaan modal
1
PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Laporan aliran kas bertujuan untuk melihat efek kas dari kegiatan operasi, investasi, dan pendanaan. Aktivitas operasi meliputi semua transaksi dan kejadian lain yang bukan merupakan kegiatan investasi atau pendanaan. Ini termasuk transaksi yang melibatkan produksi, penjualan, penyerahan barang atau penyerahan jasa. Aktivitas investasi meliputi pemberian kredit, pembelian atau penjualan investasi jangka panjang seperti pabrik dan peralatan. Kepemilikan manajerial dalam perusahaan akan memaksa para manajer untuk menanggung risiko sebagai konsekuensi apabila mereka melakukan kesalahan dalam keputusan, sehingga akan membuat mereka semakin berhati-hati dalam menentukan hutang. Ukuran perusahaan adalah suatu skala atau nilai dimana perusahaan dapat diklasifikasikan besar kecilnya berdasarkan total aktiva, log size dan lain sebagainya. Ukuran perusahaan dapat dinyatakan dalam total aktiva, penjualan dan kapitalisasi pasar. Jika semakin besar total aktiva, penjualan dan kapitalisasi pasarnya maka semakin besar pula ukuran perusahaan tersebut. Intensitas modal merupakan salah satu bentuk keputusan keuangan. Keputusan tersebut ditetapkan oleh manajemen perusahaan dimaksudkan untuk meningkatkan profitabilitas perusahaan. Penggunaan Intensitas modal didefinisikan sebagai rasio antar fixed asset seperti peralatan, mesin dan berbagai property terhadap asset total. Rasio ini menggambarkan seberapa besar asset perusahaan diinvestasikan dalam bentuk fixed asset untuk peningkatan profitabilitas perusahaan. Sedangkan dalam mempelajari tingkat persaingan di industri, hal penting yang juga perlu diperhatikan adalah tingkat hambatan untuk keluar masuk industry. Perusahaan untuk bisa bersaing dengan perusahaan lainnya, dan hal itu dapat diukur dari profitabilitas perusahaan. Profitabilitas merupakan suatu indikator kinerja yang dilakukan manajemen dalam mengelola kekayaan perusahaan yang ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan. Struktur modal adalah pembelanjaan permanen yang mencerminkan pertimbangan atau perbandingan antara utang jangka panjang dengan modal sendiri. Struktur modal menunjukan proporsi atas penggunaan utang untuk membiayai investasinya, sehingga dengan mengetahui struktur modal investor dapat mengetahui keseimbangan antara risiko dan tingkat pengembalian investasinya. Jika dilihat nilai aliran kas internal perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2015 berfluktuasi dan jika dilihat aliran kas internal terendah di Tahun 2014 pada perusahaan BUDI (Budi Starch and Sweetener Tbk d.h Budi Acid Jaya Tbk) sebesar Rp. 3.208.000.000,- sementara itu aliran kas internal tertinggi di Tahun 2015 pada perusahaan ASII (Astra International Tbk) sebesar Rp. 23.708.000.000.000,- berfluktuasinya nilai tersebut dikarenakan adanya penerimaan dan pengeluaran pada suatu periode tertentu dengan mengklasifikasikan transaksi-transaksi yang terjadi di perusahaan pada kegiatan operasional, pembiayaan maupun investasi.
2
Disamping itu jika dilihat kepemilikan manajerial perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2015 berfluktuasi dan jika dilihat kepemilikan manajerial terendah ditahun 2013 pada perusahaan BATA (Sepatu Bata Tbk) sebesar 0,000 rendahnya nilai ini karena rendahnya total saham yang dimiliki manajemen yaitu sebesar Rp. 55.000.000,- jika dibandingkan dengan jumlah saham perusahaan yang dikelola yaitu sebesar Rp.715.000.000.000,-. Selain itu kepemilikan manajerial tertinggi ditahun 2012 pada perusahaan INDS (Indospring Tbk) sebesar 93,306 tingginya nilai ini karena tingginya total saham yang dimiliki manajemen yaitu sebesar Rp.855.498.000.000,- jika dibandingkan dengan jumlah saham perusahaan yang dikelola yaitu sebesar Rp.916.875.000.000,-. Disamping itu jika dilihat ukuran perusahaan, perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2015 berfluktuasi dan jika dilihat ukuran perusahaan terendah ditahun 2011 pada perusahaan EKAD (Ekadharma International Tbk) sebesar Rp. 200.457.000.000,- sementara itu ukuran perusahaan tertinggi ditahun 2015 pada perusahaan ASII (Astra International Tbk) sebesar Rp. 236.029.000.000.000,- berfluktuasinya nilai tersebut dikarenakan berfluktuasinya nilai-nilai total aktiva, penjualan, log size, nilai pasar saham, dan kapitalisasi pasar perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2015. Selain itu jika dilihat intensitas modal perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2015 berfluktuasi dan jika dilihat intensitas modal terendah ditahun 2011 pada perusahaan AISA (Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk) sebesar 0,468, rendahnya nilai ini karena rendahnya nilai penjualan sebesar Rp.1.131.098.000.000,- jika dibandingkan dengan nilai Aktiva perusahaan yaitu sebesar Rp.2.414.688.000.000,- sementara itu intensitas modal tertinggi ditahun 2015 pada perusahaan UNVR (Unilever Indonesia Tbk) sebesar 2.417. Tingginya nilai ini karena tingginya nilai penjualan sebesar Rp.34.511.534.000.000,- jika dibandingkan dengan nilai Aktiva perusahaan yaitu sebesar Rp.14.280.670.000.000,-. Selain itu jika dilihat pembelanjaan modal perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2015 berfluktuasi dan jika dilihat pembelanjaan modal terendah ditahun 2012 pada perusahaan ASII (Astra International Tbk) sebesar Rp. 0,- rendahnya nilai ini karena rendahnya nilai aktiva tahun 2012 sebesar Rp.28.804.000.000.000,- jika dibandingkan dengan nilai Aktiva tetap tahun 2011 yaitu sebesar Rp.28.804.000.000.000,- sementara itu pembelanjaan modal tertinggi ditahun 2013 pada perusahaan ASII (Astra International Tbk) sebesar Rp. 5.522.000.000.000,- tingginya nilai ini karena tingginya nilai aktiva tahun 2013 sebesar Rp.34.326.000.000.000,- jika dibandingkan dengan nilai Aktiva tetap tahun 2012 yaitu sebesar Rp.28.804.000.000.000,-. Berdasarkan atas permasalahan tersebut penulis ingin mengetahui sejauh mana pengaruh aliran kas internal, kepemilikan manjer, ukuran perusahaan, dan intensitas modal serta pembelanjaan modal dengan judul penelitian “FaktorFaktor Yang Mempengaruhi Pembelanjaan Modal Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”.
3
Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang yang telah penulis uraikan di atas maka perumusan masalah dalam penelitian adalah sebagai berikut : 1. Apakah aliran kas internal berpengaruh signifikan terhadap pembelanjaan modal pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI Tahun 20112015 ? 2. Apakah kepemilikan manajerial berpengaruh signifikan terhadap pembelanjaan modal pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI Tahun 2011-2015 ? 3. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap pembelanjaan modal pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI Tahun 20112015 ? 4. Apakah intensitas modal berpengaruh signifikan terhadap pembelanjaan modal pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI Tahun 20112015 ? 5. Apakah aliran kas internal, kepemilikan manjer, ukuran perusahaan, intensitas modal berpengaruh signifikan terhadap pembelanjaan modal pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI Tahun 2011-2015 ?
KAJIAN PUSTAKA KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS Aliran Kas Internal Menurut Sofyan Syafri Harahap (2011:257) definisi arus kas sebagai berikut Arus Kas adalah suatu laporan yang memberikan informasi yang relevan tentang penerimaan dan pengeluaran suatu pembukuan pada suatu periode tertentu dengan mengklasifikasikan transaksi pada kegiatan operasional, pembiayaan dan infestasi. Menurut Simamora (2005:176) Laporan aliran kas (cash flow adalah laporan keuangan yang memperhatikan pengaruh dari aktivitas-aktivitas operasi, pendanaan, dan investasi perusahaan terhadap arus kas selama periode akuntansi tertentu dalam suatu cara yang merekonsiliasi saldo awal dan akhir kas. Menurut Weygandt (2005:12) laporan arus kas melaporkan penerimaan kas, pembayaran kas dan perubahan bersih pada kas yang berasal pada kas yang berasal pada aktifitas operasi, investasi, dan pendanaan dari suatu perusahaan selama suatu periode dalam format yang merekonsiliasi saldo kas dan akhir. Lehn dan Pulsen (1989) dan Lang (1991) dalam Stephana Dyah Ayu.R (2004) mengemukakan bahwa aliran kas internal didefenisikan sebagai aliran kas suatu perusahaan pada suatu periode tahun tertentu yang diproyeksi oleh keuntungan bersih setelah pembayaran hutang dan pajak (Griner dan Gordon, 1995). Nuri dan Archer (dalam Stephana Dyah Ayu R, 2004) mengemukakan bahwa aliran kas internal merupakan aliran kas suatu perusahaan pada periode t yang diproksi oleh keuntungan bersih perusahaan setelah pembayaran hutang dan pajak (profit after tax). Sehingga pengukuran variable aliran kas internal dalam penelitian ini dapat diformulasikan sebagai berikut: Flowt-1 = Net income t-1
4
Flow t Net income t
: Aliran kas internal pada 1 tahun sebelum tahun ke – t : laba bersih pada 1 tahun sebelum tahun ke-t
Kepemilikan Manajerial Menurut Christiawan dan Tarigan (2007:3) kepemilikan manajerial adalah situasi dimana manajer memiliki saham perusahaan atau dengan kata lain manajer tersebut sekaligus sebagai pemegang saham perusahaan. Dalam laporan keuangan, keadaan ini ditunjukkan dengan besarnya persentase kepemilikan saham perusahaan oleh manajer. Sedangkan Wahidahwati (2002:4) menyatakan bahwa kepemilikan manajerial adalah pemegang saham dari pihak manajemen (direktur dan komisaris) yang secara aktif ikut dalam pengambilan keputusan perusahaan. Adanya kepemilikan saham oleh pihak manajemen akan ada suatu pengawasan terhadap kebijakan-kebijakan yang diambil oleh manajemen perusahaan. Termasuk didalamnya adalah kebijakan menggunakan hutang. Hutang yang tinggi akan meningkatkan resiko kebangkrutan perusahaan, karena perusahan akan mengalami financial distress. Menurut Sjahrial (2006:146) financial distress adalah kondisi dimana perusahaan mengalami kesulitan keuangan dan terancam bangkrut. Selain itu proporsi hutang yang besar akan menempatkan manajer di bawah pengawasan debtholders dan manajer cenderung tidak menyukai pengawasan oleh debtholders tersebut. Karena itulah maka manajer akan berusaha menekan jumlah hutang serendah mungkin. Kondisi perusahaan dengan kepemilikan manajerial tentu berbeda dengan perusahaan tanpa kepemilikan manajerial. Christiawan dan Tarigan (2007:2) menyatakan bahwa dalam perusahaan dengan kepemilikan manajerial, manajer yang sekaligus pemegang saham tentunya akan menselaraskan kepentingannya sebagai manajer dengan kepentingannya sebagai pemegang saham, sehingga akan lebih berhati-hati dalam melakukan keputusan pendanaan. Sementara dalam perusahaan tanpa kepemilikan manajerial, manajer yang bukan pemegang saham kemungkinan akan mementingkan kepentingan sendiri. Boediono (dalam Verdana Sari dan Riduwan, 2013) mengemukakan bahwa, kepemilikan manajerial adalah persentase jumlah saham yang dimiliki manajemen dari seluruh jumlah saham perusahaan yang di kelola. Sehingga Kepemilikan manajerial secara matematis dirumuskan sebagai berikut: KM =
Total Saham dimiliki Manajemen
x 100 %
Jumlah Saham Perusahaan yang di kelola Ukuran Perusahaan Pengertian Ukuran Perusahaan menurut Menurut Jogiyanto (2007:282) adalah sebagai berikut: Ukuran aktiva digunakan untuk mengukur besarnya perusahaan, ukuran aktiva tersebut diukur sebagai logaritma dari total aktiva. Semakin besar total aktiva, penjualan, log size, nilai pasar saham, dan kapitalisasi pasar maka semakin besar pula ukuran perusahaan tersebut. Ukuran perusahaan adalah skala perusahaan yang dilihat dari total aktiva perusahaan pada akhir tahun. Ghozali (dalam Santi Oktavianti, 2015) mengemukakan bahwa penelitian ukuran perusahaan dapat menggunakan tolak
5
ukur asset, karena total asset perusahaan bernilai besar maka hal ini dapat disederhanakan dengan mentransformasikan ke dalam logaritma natural . Sehingga ukuran perusahaan dapat dirumuskan dengan : Ukuran Perusahaan = Total aktiva Intensitas Modal Menurut Agus Sartono (2008) Intensitas modal merupakan rasio antara fixed asset, seperti peralatan pabrik, mesin dan berbagai property, terhadap asset total. Laba sebelum bunga & pajak Debt Service Ratio = Angsuran pokok pinjaman Bunga + Sewa + (1-tarif pajak) 19 rasio ini menggambarkan seberapa besar asset perusahaan diinvestasikan dalam bentuk fixed asset (aktiva tetap). Perputaran total aktiva (Total Aset Turnover) apabila dibalik akan menghasilkan intensitas modal. Perputaran Total Aktiva (Total assets Turnover) merupakan ukuran tentang sampai seberapa jauh aktiva ini telah dipergunakan didalam kegiatan perusahaan atau menunjukkan berapa kali Operating Assets berputar dalam suatu periode tertentu. Berikut ini adalah definisi Perputaran Total aktiva (Total assets Turnover) menurut beberapa sumber, yaitu sebagai berikut perputaran total aktiva (Total assets Turnover) adalah kecepatan berputarnya Total Assets dalam suatu periode tertentu. Menurut Agnes sawir (2008:19) definisi Perputaran Total aktiva (Total assets Turnover) sebagai berikut Rasio ini mengukur sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan penjualan berdasarkan efektifitas penggunaan total aktiva. (Mamduh M. Hanafi, 2005:81). Rasio intensitas modal disebut juga dengan rasio perputaran total aktiva (total assets turnover) atau perputaran modal (capital turnover). Rasio ini merupakan perbandingan antara jumlah aktiva yang digunakan dalam operasi (operating assets) terhadap jumlah penjualan yang diperoleh selama periode tertentu. Syamsudin (2009) berpendapat bahwa rasio intensitas modal ini menunjukkan tingkat efisiensi penggunaan seluruh aktiva perusahaan di dalam menghasilkan volume penjualan tertentu. Semakin tinggi rasio intensitas modal berarti semakin efisien penggunaan keseluruhan aktiva di dalam menghasilkan penjualan. Besarya asset yang sama dapat memperbesar volume penjualan apabila rasio intensitas modalya ditingkatkan atau diperbesar. Rasio intensitas modal ini penting bagi kreditur dan pemilik perusahaan, tetapi akan lebih penting lagi bagi manajemen perusahaan karena hal ini menunjukkan efisien tidakya penggunaan seluruh aktiva di dalam perusahaan. Fahmi (dalam Endah Tri Wahyuningtyas, 2014) mengemukakan bahwa intensitas modal adalah rasio intensitas modal yang merupakan tingkat efisiensi penggunaan seluruh aktiva perusahaan dalam menghasilkan tingkat penjualan tertentu. Sehingga Pengukuran intensitas modal dalam penelitian ini dapat diformulasikan sebagai berikut: Intensitas Modal = Penjualan Total Asset
6
Pembelanjaan Modal Modal Kerja menurut Sofyan Syafri Harahap (2011:288) adalah aktiva lancar dikurangi utang lancar atau merupakan ukuran tentang keamanan dari kepentingan kreditur jangka pendek dan bisa juga dianggap sebagai dana yang tersedia untuk menginvestasikan dalam aktiva tidak lancar atau untuk membayar utang tidak lancar. Menurut Sawir (2008:10), struktur modal adalah pendanaan permanen yang terdiri dari utang jangka panjang, saham preferen, dan modal pemegang saham. Nilai buku dari modal pemegang saham terdiri dari saham biasa, modal disetor atau surplus, modal dan akumulasi ditahan. Struktur modal merupakan bagian dari struktur keuangan. Menurut Brigham dan Weston (2005:150), yang dialih bahasakan oleh D. Harjito memberikan pengertian struktur modal adalah sebagai berikut struktur modal adalah pembelanjaan permanen yang mencerminkan perimbangan antara hutang jangka panjang dan ekuitas. Struktur modal yang optimal adalah gabungan dari hutang dan ekuitas yang memaksimalkan harga saham perusahaan. Penggunaan besarnya proporsi hutang dalam struktur modal dapat diamati lewat rasio Leverage karena rasio leverage adalah rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa besar aktiva yang dimiliki perusahaan berasal dari hutang atau modal, sehingga dengan rasio ini dapat diketahui posisi perusahaan dan kewajibannya yang bersifat tetap kepada pihak lain serta keseimbangan nilai aktiva tetap dengan modal yang ada. Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi segala kewajiban finansialnya. Nuri dan Archer (dalam Stephana Dyah Ayu R, 2004) mengemukakan bahwa variabel pembelanjaan modal dalam penelitian ini diproksi dari selisih aktiva tetap tahun ini dengan tahun sebelumnya. Secara matematis variabel pembelanjaan modal dirumuskan sebagai berikut: Pembelanjaan Modal = Fixed Assett - Fixed Assett-1 Fixedt : Total aktiva tetap pada pada tahun ke t Fixedt-1 : Total aktiva tetap pada 1 tahun sebelum tahun ke t Hipotesis H1 : Aliran kas internal berpengaruh signifikan terhadap pembelanjaan modal pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI Tahun 2011-2015 H2 : Kepemilikan manajer berpengaruh signifikan terhadap pembelanjaan modal pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI Tahun 2011-2015 H3 : Ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap pembelanjaan modal pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI Tahun 2011-2015 H4 : Intensitas modal berpengaruh signifikan terhadap pembelanjaan modal pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI Tahun 2011-2015
7
METODOLOGI PENELITIAN Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah beberapa Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI Tahun 2011-2015 dengan jumlah 143 perusahaan. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah data perusahaan selama 5 tahun, yaitu dari tahun 2011 sampai dengan 2015, serta perusahaan yang melaporkan laporan keuangan secara lengkap dan di publikasikan dalam Indonesian Capital Market Directory. Sampel dalam penelitian ini dipilih dengan menggunakan metode penyampelan bersasaran (purposive sampling) sehingga diperoleh sampel yang representatif sesuai dengan kriteria yang ditentukan, sebagai berikut : Penarikan Populasi dan Sampel No 1
2
3 4
Uraian
Jumlah
Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2011-2015 (populasi)
143
Perusahaan Manufaktur yang Mempunyai laba negatif
(49)
Perusahaan Manufaktur yang tidak melaporkan keuangan secara rutin dalam tahun 2011-2015 (Delisting)
(24)
Perusahaan Manufaktur dengan nilai pembelanjaan negatif
(46)
Total Sampel
24
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Statistik deskriptif (descriptive statistic) adalah menu yang memberikan gambaran mengenai nilai mean, sum, standar deviasi, variance, range, minimum, dan maximum (Lubis, 2007). Statistik deskriptif berfungsi untuk memberikan gambaran terhadap obyek yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari aliran kas, kepemilikan manajerial, ukuran perusahaan dan intensitas modal sebagai variabel independen, pembelanjaan modal sebagai variabel dependen. Statistik deskriptif dari variabel tersebut yang diperoleh dari sampel perusahaan manufaktur yang
8
terdaftar di BEI dalam periode pengamatan 2011-2015 dapat disajikan tabel 4.1. dibawah ini: Tabel 4.1. Statistik Deskriptif Variabel Penelitian
Variabel Penelitian
2011
2012
2013
2014
2015
1.443.679.77 8.463
1.612.544.50 0.000
1.866.478.04 1.667
1.836.136.83 3.333
2.093.507.62 5.000
Kepemilik an Manajeria l
1,627
5,730
0,016
1,488
0,954
Ukuran Perusahaa n
12.038.225.0 00.000
12.556.027.9 16.667
14.668.638.9 58.333
17.694.846.5 83.333
19.842.579.8 33.333
Intensitas Modal
0,975
1,288
0,988
1,179
1,178
476.709.666. 169.204.750.0 667 00
768.748.666. 667
Aliran Kas Internal
Pembelanj aan Modal
848.918.000. 729.705.458.3 000 33
Sumber: Data Olahan Uji koefisien regresi secara parsial (uji t) Tabel Hasil Uji t Coefficients Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant) LnAliranKasInternal
Standardized Coefficients
Std. Error
-4.671
2.369
.123
.146
9
a
Beta
Collinearity Statistics t
.119
Sig.
-1.972
.051
.840
.402
Tolerance
.128
VIF
7.793
LnKepemilikanManajeri al
.060
.041
.076
1.466
.145
.947
1.056
LnUkuranPerusahaan
.938
.188
.703
4.980
.000
.128
7.792
-.983
.323
-.161
-3.041
.003
.915
1.093
LnIntensitasModal
a. Dependent Variable: LnPembelanjaanModal
Hasil uji hipotesis terlihat bahwa variabel aliran kas (X1) diperoleh thitung sebesar 0.840 lebih kecil dari ttabel yaitu 1.980. Ini artinya variabel aliran kas tidak dapat menerangkan variabel pembelanjaan modal dan tidak adanya pengaruh aliran kas terhadap pembelanjaan modal pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2015. Hasil uji hipotesis terlihat bahwa variabel kepemilikan manajerial (X 2) diperoleh thitung sebesar 1,466 lebih kecil dari ttabel yaitu 1,980. Ini artinya variabel kepemilikan manajerial tidak dapat menerangkan variabel pembelanjaan modal dan tidak adanya pengaruh kepemilikan manajerial terhadap pembelanjaan modal perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2015. Hasil uji hipotesis terlihat bahwa variabel ukuran perusahaan (X3) diperoleh thitung sebesar 4,980 lebih besar dari ttabel yaitu 1,980. Ini artinya variabel ukuran perusahaan dapat menerangkan variabel pembelanjaan modal dan adanya pengaruh ukuran perusahaan terhadap pembelanjaan modal perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2015. Hasil uji hipotesis terlihat bahwa variabel intensitas modal (X4) diperoleh thitung sebesar 3,041 lebih besar dari ttabel yaitu 1,980. Ini artinya variabel intensitas modal dapat menerangkan variabel pembelanjaan modal dan adanya pengaruh intensitas modal terhadap pembelanjaan modal perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2015. Uji koefisien regresi berganda secara simultan (uji f) Tabel hasil uji f b
ANOVA Model 1
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
355.370
4
88.843
Residual
146.479
114
1.285
Total
501.849
118
F 69.143
a. Predictors: (Constant), LnIntensitasModal, LnKepemilikanManajerial, LnUkuranPerusahaan, LnAliranKasInternal b. Dependent Variable: LnPembelanjaanModal
10
Sig. .000
a
Hasil uji hipotesis di atas terlihat bahwa diperoleh Fhitung sebesar 69,143 lebih besar dari Ftabel yaitu 2,45. Ini artinya variabel aliran kas, kepemilikan manajerial, ukuran perusahaan dan intensitas modal dapat menerangkan variabel pembelanjaan modal dan adanya pengaruh yang signifikan antara variabel. Uji Determinasi (R2) Model Summaryb
Model 1
R
R Square
.841a
Adjusted R Square
.708
.698
Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson
1.13354
1.660
a. Predictors: (Constant), Lnintensitas, Lnkepemilikan, Lnukuran, Lnaliran b. Dependent Variable: Lnpembelanjaan Sumber : Data penelitian diolah
R Squre sebesar 0,708 dan Adjusted R Square sebesar 0,698. Hal ini menunjukkan bahwa persentase sumbangan pengaruh variable bebas (aliran kas, kepemilikan manajerial, ukuran perusahaan dan intensitas modal) terhadap variable terikat (pembelanjaan modal) sebesar 69,80%, sedangkan sisanya 30,20 % dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian ini. Pembahasan Pengaruh Aliran Kas Internal Terhadap Pembelanjaan Modal Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan menunjukkan bahwa variabel aliran kas internal tidak berpengaruh terhadap pembelanjaan modal pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI Tahun 2011-2015 karena diperoleh thitung sebesar 0,840 lebih kecil dari ttabel yaitu 1,980 dengan signifikansi 0,402 lebih besar dari alpha (0,402>0,05) dan hasil penelitian ini tidak konsisten dengan hasil penelitian Silvia Silvana (2013) karena hasil analisisnya menunjukkan bahwa internal cash flow berpengaruh signifikan dan positif terhadap capital expenditure. Sementara itu hasil penelitian Silvia Silvana sama dengan penelitian Arum Aulianifa (2011) yang mana hasil penelitiannya menunjukkan variabe linternal cash flow berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap capital expenditures. Tidak berpengaruhnya hasil penelitian ini karena nilai aliran kas yang dimiliki perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2015 berfluktuasi sehingga apabila aliran kas internal yang dihasilkan perusahaan naik ataupun turun, maka pembelanjaan modal juga akan mengalami perubahan, karena kebijakan capital expenditure dipengaruhi oleh besar atau
11
kecilnya internal cash flow. Semakin besar internal cash flow maka akan semakin besar pula capital expenditure dan begitu pula sebaliknya. Pengaruh Kepemilikan Manajerial Terhadap Pembelanjaan Modal Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap pembelanjaan modal pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI Tahun 2011-2015 karena diperoleh thitung sebesar 1,466 lebih kecil dari ttabel yaitu 1,980 dengan signifikansi 0,145 lebih besar dari alpha (0,145>0,05). Hasil penelitian ini juga tidak konsisten dengan penelitian Andi setiawan (2009) yang menyatakan kepemilikan manajerial berpengaruh positif signifikan terhadap pembelanjaan modal. Adanya perbedaan pada hasil penelitian tersebut karena diduga manajer cenderung menentukan tingkat pembelanjaan modal yang memaksimumkan kemakmuran pemegang saham secara keseluruhan tanpa mempertimbangkan kepemilikan manajerial atas saham perusahaan. Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Pembelanjaan Modal Sementara itu untuk variabel ukuran perusahaan dapat menerangkan variabel pembelanjaan modal dan adanya pengaruh ukuran perusahaan terhadap pembelanjaan modal perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2015 karena diperoleh thitung sebesar 4,980 lebih besar dari ttabel yaitu 1,980. Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian Silvia Silvana (2013). Dimana hasil penelitiannya menunjukkan Variabel ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap pembelanjaan modal. Adanya perbedaan pada hasil penelitian ini menunjukkan bahwa adanya perbedaan ukuran perusahaan yang dimiliki perusahaan karena ukuran perusahaan yang besar tidak selalu melakukan investasi yang secara proporsional lebih baik dari perusahaan kecil. Pengaruh Intensitas Modal Terhadap Pembelanjaan Modal Berdasarkan hasil penelitian variabel intensitas modal dapat menerangkan variabel pembelanjaan modal dan adanya pengaruh intensitas modal terhadap pembelanjaan modal pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2015, karena diperoleh thitung sebesar 3,041 lebih besar dari ttabel yaitu 1,980 dengan signifikansi 0,003 lebih kecil dari alpha (0,003<0,05). Hasil penelitian ini sama dengan penelitian Silvia Silvana (2013), dimana hasil penelitiannya menunjukkan intensitas modal berpengaruh positif terhadap capital expenditure. Hasil penelitian ini menunjukkan jika nilai capital expenditure naik maka nilai intensitas modal naik begitu pula sebaliknya. Capital expenditure mengacu pada kesempatan perusahaan dalam membelanjakan modalnya berupa fixed asset perusahaan berupa peralatan pabrik, mesin dan berbagai properti. Pengaruh Aliran Kas Internal, Kepemilikan Manajerial, Ukuran Perusahaan dan Intensitas Modal Terhadap Pembelanjaan Modal Berdasarkan hasil penelitian secara simultan menunjukkan variabel aliran kas, kepemilikan manajerial, ukuran perusahaan dan intensitas modal dapat menerangkan variabel pembelanjaan modal dan adanya pengaruh yang signifikan antara variabel aliran kas, kepemilikan manajerial, ukuran perusahaan dan 12
intensitas modal dapat menerangkan variabel pembelanjaan modal, karena hasil Fhitung>Ftabel (69,143>2,45). KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan a. Variabel aliran kas internal secara parsial tidak berpengaruh terhadap pembelanjaan modal pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2015. b. Variabel kepemilikan manajerial secara parsial tidak berpengaruh terhadap pembelanjaan modal pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2015. c. Variabel ukuran perusahaan secara parsial berpengaruh signifikan terhadap pembelanjaan modal pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2015. d. Variabel intensitas modal secara parsial berpengaruh signifikan terhadap pembelanjaan modal pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2015. e. Variabel aliran kas, kepemilikan manajerial, ukuran perusahaan dan intensitas modal secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap pembelanjaan modal pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 201-2015. Saran a. Penelitian yang akan datang sebaiknya menggunakan sampel perusahaan yang lebih banyak dan rentang waktu yang lebih lama agar hasil pengujian lebih akurat. b. Penulis menyarankan dalam melakukan penelitian pembelanjaan modal memasukkan perusahaan dari semua sektor agar hasil penelitiannya mampu menggambarkan secara menyeluruh keadaan perusahaan go public di Indonesia. Perlu juga dilakukan pengujian terhadap faktor-faktor pendorong perataan laba selain aliran kas, kepemilikan manajerial, ukuran perusahaan dan intensitas modal.
DAFTAR PUSTAKA Aulianifa, Arum (2011), Analisis Pengaruh Insider Ownwership, Internal Cash Flow Investment Opportunity, Profitability, Retained Earning dan Sales Terhadap Capital Expenditures (Studi Empiris Perusahaan Manufaktur di BEI Periode 2005-2009, Skripsi S1, Universitas Diponegoro Semarang, Semarang.
Brigham, E,F & Weston, J,F. 2005. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Edisi Kesembilan. Jilid 2.Jakarta. Penerbit Erlangga.
13
Christiawan, Y. J. dan Tarigan, J. 2007. Kepemilikan Manajeral: Kebijakan Hutang, Kinerja dan Nilai Perusahaan. Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Vol. 9, No. I. Jurnal.
Dyah Ayu R., Stephana (2004), Pengaruh Aliran Kas Internal, Kepemilikan Manajer, Ukuran Perusahaan & Intensitas Modal Terhadap Pembelanjaan Modal Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta Tahun 1998-2002, Tesis S2, Universitas Diponegoro Semarang, Semarang.
Gozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariat dengan SPSS. Semarang. Penerbit Universitas Diponegoro. Hasan, Iqbal. 2004. Analisis Data Penelitian dengan Statistik. Jakarta. Bumi. Aksara. Fahmi, Irham. 2011. Analisis Laporan Keuangan. Lampulo. ALFABETA.
Jogiyanto, 2007. Model Kesuksesan Sistem Teknologi Informasi. Yogyakarta. Andi.
Kasmir. 2011. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta. PT Raja Grafindo.
Mamduh M. Hanafi dan Abdul Halim. 2005. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta. AMP-YKPN Munawir. 2010. Analisis Laporan Keuangan. Edisi 4. Yogyakarta. Liberty.
Nuri dan Archer. 2001. Target Adjustment Againts Pecking Order on Capital Structure. Eropean FMA. Switzerland
14
Oktavianti, Santi (2015), Pengaruh Ukuran Perusahaan, Modal Kerja, Arus Kas Terhadap Likuiditas Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di BEI Periode 2009-2013, Skripsi S1, Universitas Widyatama, Bandung
Panjaitan. 2004. Analisis Harga Saham, Ukuran Perusahaan dan Resiko terhadap Return yang diharapkan Investor pada Perusahaan-Perusahaan Saham Aktif. Jurnal Akuntansi, Auditing dan Keuangan (Vol. 1 No.1, April 2004). Jurnal.
Prastowo Dwi dan Rifka Juliaty. 2008. Analisis Laporan Keuangan: Konsep dan Aplikasi. Edisi Kedua. Yogyakarta. UPP STIM YKPN.
Rachmawati dan Triatmoko. 2006. Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi Kualitas Laba dan Nilai Perusahaan.SNA X Makasar. Skripsi.
Riyanto. 2008. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta. Penerbit GPFE
Roseeha, D. 2010. Sukses Menulis Proposal Skripsi, Tesis, Disertasi. Jakarta: Keen Books Rumengan, Jemmy. 2010. Metodologi Penelitian dengan SPSS. Cetakan Pertama. Batam.Uniba Press. Sartono, Agus. 2001.”Pengaruh Aliran Kas Internal dan Kepemilikan Manajer Terhadap Pembelanjaan Modal: Managerial Hypotheses atau Pecking Order Hypotheses “, Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol 16, No 1, Januari 2001: 54-63 Sartono, Agus. 2008. Manajemen keuangan teori, dan aplikasi. Yogyakarta: BPFE. Sawir, Agnes. 2008. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan. Perusahaan. Jakarta. PT. Gramedia Pustaka Utama. Setiawan, Andi (2009). Pengaruh Aliran Kas Internal dan Kepemilikan Manajerial Terhadap Pembelanjaan Modal. Skripsi S1, Universitas Katolik Soegijapranata, Semarang. 15
Silvana, Silvia. 2013. Pengaruh Internal Cash Flow, Intensitas Modal, Insider Ownership, Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Capital Expenditure Pada Industri Manufaktur Yang Terdaftar Di Bei Periode 2009-2011. Skripsi S1, Universitas Negeri Semarang, Semarang.
Simamora, Henry. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta. PT Bumi Aksara.
Sjahrial. 2006. Pengantar Manajemen Keuangan. Edisi 2. Jakarta. Penerbit Mitra Wacana Media.
Syafri Harahap, Sofyan. 2011. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Jakarta. Raja Grafindo Persada. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung. Alfabeta.
Sujoko dan Soebiantoro, U. 2007. Pengaruh Struktur Kepemilikan Saham, Leverage, Faktor Intern dan Faktor Ekstern terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan. Vol 9, 47. Jurnal.
Sunyoto, Danang. 2011. Metodologi Penelitian untuk Ekonomi. Yogyakarta: CAPS.
Syamsuddin. 2009. Manajemen Keuangan Perusahaan. Jakarta. PT. Raja Grafindo Persada.
Verdana Sari, Enggar Fibria dan Akhmad Riduwan. 2013. “Pengaruh Corporate Governance Terhadap Nilai Perusahaan: Kualitas Laba Sebagai Variabel Intervening” Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi Vol.1 No.1, Januari 2013
16
Wahidahwati. 2002. Pengaruh Kepemilikan Manajerial dan Kepemilikan Institusional pada Kebijakan Hutang Perusahaan: Sebuah Perspektif Agency Theory. Simposium Nasional Akuntansi IV
Wahyuningsih, Endah Tri. 2014. “Pengaruh Rasio Leverage, Rasio Intensitas Modal dan Pangsa Pasar Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Tambang Di BEI”. E-Jurnal Kewirausahaan Vol.2 No.1, Oktober 2014
Weygandt, Kieso dan Kimmel. 2005. Accounting Principles. Edisi ke-7.
Yuli Aryanti, Elisabeth. 2012. “Pengaruh Aliran Kas Internal dan Kepemilikan Manajerial Terhadap Pembelanjaan Modal Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2009”. Skripsi S1, Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga.
17