54 EfEktif Jurnal Bisnis dan Ekonomi EfEktif Jurnal Bisnis dan Ekonomi
Juni
Vol. I, No. 1, Juni 2010, 54 - 66
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL (STUDI KASUS PADA PERUSAHAAN-PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA) Titop Dwiwinarno Fakultas Ekonomi Universitas Janabadra
ABSTRACT Capital structure is one of the activities that need to be considered by companies in meeting their capital needs. It is very important in meeting the capital requirement is a must consider how the company’s capital structure is optimal. For that to note the factors that influence the company’s capital structure. Factors influencing the studied include asset structure, level of sales, interest rates, inflation, profitability, dividend payout. This research was conducted only on manufacturing companies listed in Indonesia Stock Exchange. Data used in this study are the data year 2005-2007. While the method used to process the data using multiple regression. From the results of processed data that the six variables analyzed after the test the classic assumption that nothing happens multikolinierity between interest rates and inflation will be used only one variable that is interest rates. Classical assumption there is one other variable heteroscadastisitas symptoms are variable to test the profitability while autocorrelation of the variables studied did not happen this autocorrelation Durbin Watson demonstrated the value of 2.080. So, from the classical assumption of the six variables were four independent variables used. Results showed that partially only asset structure variables that significantly influence the capital structure while the other variable is not significant, but simultaneously or together provide a significant influence on capital structure. Key world: capital structure, Assets structure,interest rate, inflation, level of sales, profitabelity, dividend payout ratio.
PENDAHULUAN Perusahaan akan selalu dipengaruhi oleh lingkungan bisnis dimana perusahaan tersebut berad, yakni faktor makro dan mikro. Faktor makro yang berpengaruh misalnya pertumbuhan GNP, tingkat bunga dan tingkat inflasi, sedangkan faktor mikro: tingkat leverage perusahaan, rasio antara hutang dengan equity, teknologi yang digunakan dan sebagainya. Kebutuhan modal suatu perusahaan dapat dipenuhi dari sumber dana intern yaitu dana yang berasal dari dalam perusahaan, maupun sumber dana ekstern yaitu
dana yang berasal dari luar perusahaan, dari pemilik atau peserta merupakan komponen modal sendiri, sedangkan yang berasal dari para kreditur merupakan modal pinjaman. Masalah financing adalah menyangkut masalah keseimbangan financial di dalam suatu perusahaan. Dengan demikian financing berarti mengadakan keseimbangan antara aktiva dengan pasiva yang dibutuhkan dan mencari susunan kualitatif daripada aktiva dan pasiva tersebut dengan sebaik-baiknya. Pemilihan susunan kualitatif daripada aktiva akan menentukan
Juni
Titop Dwiwinarno
“struktur kekayaan” perusahaan, sedangkan pemilihan susunan kualitatif daripada pasiva akan menentukan “struktur finansial’ dan “struktur modal” perusahaan (Riyanto,1985). Struktur finansial merupakan pencerminan dari cara perusahaan dalam membiayai aktivanya dan modal pemegang saham. Struktur finansial dapat dilihat pada seluruh sisi kanan dari neraca yang terdiri dari hutang jangka pendek, hutang jangka panjang dan modal pemegang saham, sedangkan struktur modal perusahaan merupakan pembiayaan permanen yang terdiri dari hutang jangka panjang, saham preferent Dalam menentukan kebutuhan dana, perusahaan harus mengadakan analisis terhadap keadaan keuangan perusahaan, karena hal ini akan membantu perencanaan perusahaan dibidang keuangan. Rencana keuangan bisa berwujud bermacam-macam, tetapi setiap rencana yang baik haruslah dihubungkan dengan kekuatan dan kelemahan perusahaan saat ini. Seorang manajer keuangan bisa merencakan kebutuhan keuangannya sesuai dengan prosedur penganggaran dan peramalan dengan menggunakan data dari laporan keuangan perusahaan. Tingkat hutang yang diinginkan dibandingkan dengan modal sendiri (equity) dibandingkan dengan pembiayaan internal jangka panjang untuk aktivitas bisnis merupakan masalah yang lazim dalam strategi akuisisi modal (Pearce and Robinson, 1997) Dalam menentukan perimbangan antara hutang jangka panjang dengan modal sendiri, perusahaan harus memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhinya sehingga diharapkan akan mendapatkan struktur modal yang optimal. Struktur modal yang optimal adalah suatu struktur modal yang biaya marjinal riil hutangnya (Marginal real cost of debt) sama dengan biaya marjinal riil modal sendiri (Horn, 1991). Perusahaan-perusahaan manufaktur mempunyai peranan yang sangat penting di dalam menunjang pertumbuhan ekonomi Indo-
55
nesia. Apabila perusahaan-perusahaan tersebut mengalami kesulitan dibidang keuangan, maka akan berdampak pada penurunan laju pertumbuhan ekonomi Indonesia, yang selanjutnya menurunnya tingkat kesejahteraan bangsa Indonesia secara keseluruhan. Dengan demikian maka penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal pada perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa efek Indonesia sebagai salah satu solusi dari masalah-masalah keuangan yang dihadapi oleh perusahaan-perusahaan manufaktur menarik dan perlu dilakukan. Tujuan Penelitian ini adalah untuk menganalisis struktur modal dan faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal yang dilakukan beberapa perusahaan manufaktur yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia.
TINJAUAN TEORI Pada dasarnya tugas utama manajer keuangan adalah berusaha mencari keseimbangan finansial antara aktiva dan pasiva yang dibutuhkan dan berusaha mencari susunan kualitatif dari aktiva dan pasiva tersebut dengan sebaik - baiknya. Pemilihan susunan kualitatif dari aktiva akan menentukan struktur kekayaan perusahaan, sedangkan pemilihan susunan kualitatif dari pasiva akan menentukan struktur finansial dan struktur modal perusahaan. Bisnis yang mengaplikasikan sumber daya secara signifikan untuk memahami pesaing dan konsumennya serta mengkoordinasikan aktivitas keseluruhan fungsi bisnis bagi usaha penciptaan nilai (value creation) secara terintegrasi akan meraih kemampulabaan pertumbuhan penjualan dan kesuksesan produk baru relative lebih tinggi (Slater dan Narver, 1994). Banyak teori struktur modal mengimplementasikan bahwa dengan kebijakan penggunaan hutang pada kondisi tertentu akan menaikkan nilai perusahaan. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi struktur modal (Brigham dan Gapenski,1993) yaitu:
56
EfEktif Jurnal Bisnis dan Ekonomi
1. Struktur Aktiva Struktur aktiva merupakan rasio antara aktiva tetap dengan total aktiva yang dimiliki oleh perusahaan. Perusahaan yang mempunyai permintaan akan produk cukup meyakinkan, akan banyak menggunakan hutang jangka panjang (Husnan, 1995). Struktur aktiva akan mempengaruhi modal sendiri pada suatu perusahaan, berpengaruh terhadap sumber sumber pembelanjaan dalam beberapa cara, yakni, pertama pada perusahaan yang sebagian besar modalnya tertanam dalam aktiva tetap, maka pemenuhan kebutuhan dana akan diutamakan dari modal sendiri,sementara modal asing hanya berfungsi sebagai pelengkap (Riyanto, 1995). Penggunaan aktiva tetap akan menimbulkan adanya beban tetap dan apabila modal asing dipakai dalam membiayai aktiva tetap maka beban tetap yang akan ditanggung menjadi bertambah besar. Cara kedua adalah perusahaan yang sebagian besar aktivanya berupa aktiva tetap, maka komposisi penggunaan hutang akan lebih didominasi oleh hutang jangka panjang (Weston dan Brigham, 1993). Jangka waktu terikatnya dana dalam aktiva tetap lebih lama dibandingkan dengan aktiva lainnya, maka penggunaan hutang lebih ditekankan pada hutang jangka panjang demi menjaga likuiditas perusahaan. 2. Tingkat Penjualan Besar kecilnya pertumbuhan penjualan perusahaan akan mempengaruhi jumlah laba yang diperoleh. Tingkat pertumbuhan penjualan masa depan merupakan ukuran sejauh mana laba per saham akan diperoleh dari suatu pembiayaan permanen yang terdiri dari hutang jangka panjang, saham preferent dan modal pemegang saham (Weston dan Copeland, 1986). Perusahaan yang mempunyai pendapatan yang stabil, maka perusahaan dapat membelanjai kegiatannya dengan proporsi hutang yang lebih besar (Husnan,
Juni
1995). Perusahaan yang mempunyai sifat risk seeker akan lebih berani membiayai pertumbuhan penjualannya dengan dana yang berasal dari hutang tetapi bagi perusahaan yang mempunyai sifat risk averter akan lebih suka menggunakan dana intern (Riyanto, 19995). 3. Suku Bunga Pinjaman Besar kecilnya suku bunga pinjaman akan mempengaruhi komposisi modal sendiri, karena bunga yang harus dibayar tersebut adalah merupakan komponen biaya, sehingga besarnya suku bunga pinjaman akan berbanding terbalik dengan jumlah laba yang diterima (Weston dan Brigham, 1993). Semakin tinggi tingkat hutang, semakin besar bunga, semakin besar selisih hasil pengembalian atas modal untuk berbagai alternatif EBIT terhadap total aktiva (Weston dan Copeland, 1986). Tingkat bunga tertinggi terjadi pada saat inflasi karena umumnya pada saat itu pemerintah berusaha menurunkan tingkat inflasi dengan menaikan tingkat suku bunga pinjaman. Tingkat bunga akan mempengaruhi pemilihan jenis modal yang akan ditarik, apakah perusahaan akan mengeluarkan saham atau obligasi. Penerbitan obligasi hanya dibenarkan apabila tingkat bunganya lebih rendah daripada earning power dari modal tersebut (Riyanto, 1995). Tingkat suku bunga dalam ekonomi ditentukan oleh penawaran dan permintaan uang. Ada dua faktor yang mendorong investor untuk melakukan investasi yaitu tingkat keuntungan yang diharapkan dari investasi yang ditanamkan dan faktor suku bunga. Apabila tingkat keuntungan yang diharapkan lebih tinggi daripada tingkat suku bunga, maka investasi tersebut dapat dilaksanakan karena menguntungkan, sebaliknya apabila tingkat keuntungan yang diharapakan lebih rendah dari pada tingkat suku bunga, maka investasi tersebut tidak dilaksanakan karena tidak menguntungkan.
Juni
Titop Dwiwinarno
4. Tingkat Inflasi Tingkat inflasi berpengaruh pada tingkat laba yang akan diperoleh, sementara laba akan merupakan salah satu komponen dari modal sendiri. Hubungan antara struktur modal dengan tingkat inflasi, yaitu dengan adanya inflasi akan menyebabkan penurunan tingkat keutntungan riil, maka perusahaan akan merubah hutangnya menjadi lebih kecil (Nopirin, 1987). Tingkat bunga pada masa mendatang yang tidak stabil memungkinkan perusahaan tidak dapat memenuhi kewajiban tetapnya. Perusahaan yang menggunakan hutang, apabila terjadi inflasi yang cukup tinggi akan menurunkan tingkat hutangnya guna menurunkan beban tetapnya. Terdapat hubungan langsung antara inflasi dengan peningkatan jumlah uang. Semakin tinggi penawaran uang maka tingkat inflasi semakin tinggi pula, hal ini sesuai dengan quantity theory of money : semakin banyak uang yang beredar dalam suatu ekonomi semakin tinggi pendapatan nominal yang terdiri dari pendapatan riil dan harga. Dalam ekonomi dimana tingkat teknologi dan tenaga kerja tidak dapat ditambah lagi (full employment) maka pendapatan riil akan maksimum. Setelah pendapatan riil tercapai, peningkatan jumlah uang hanyalah akan meningkatkan harga. Namun pada keadaan ekonomi jangka panjang penambahan uang tidak dipakai untuk transaksi sehingga akan menaikkan harga, jadi dalam jangka panjang ada hubungan langsung antara penambahan jumlah uang yang beredar dengan harga 5. Profitabilitas Profitabilitas dinyatakan dengan Return On Investment ratio (ROI), yakni mengukur efektivitas penggunaan sumber daya yang digunakan perusahaan untuk menghasilkan laba bersih (Weston dan Copeland, 1986), ditunjukkan dengan keuntungan yang diperoleh dari penjualan dan investasi (Human, 1995). Perusahaan yang
57
mempunyai ROI yang tinggi cenderung menggunakan proporsi hutang yang lebih kecil. 6. Fluktuasi Nilai Mata Uang Perusahaan dalam menggunakan hutang dengan suatu pertimbangan tertentu akan menggunakan hutang yang berasal dari para kreditur luar negeri, sehingga dana yang diperoleh dari hutang tersebut merupakan mata uang negara yang bersangkutan atau biasanya dalam bentuk dolar AS (mata uang yang dianggap kuat). Keadaan nilai mata uang suatu negara dibandingkan dengan nilai mata uang negara lain tidak selalu tetap nilainya, keadaan tersebut disebut fluktuasi. Depresiasi adalah turunnya nilai mata uang suatu negara dibandingkan dengan nilai mata uang negara lain dan apresiasi apabila nilai mata uang suatu negara mengalami kenaikan (Harry, 1993). Apabila nilai mata uang asing mengalami penurunan maka jumlah hutang dan beban tetap yang ditanggung oleh suatu perusahaan akan menurun, demikian sebaliknya. 7. Dividend Pay Out Dividend pay out ratio yang ditentukan oleh perusahaan untuk membayar deviden kepada para pemilik saham setiap tahun dilakukan berdasarkan dari besar kecilnya Earning After Taxes (EAT). Sisa dari pembayaran deviden adalah merupakan laba yang ditahan, yang merupakan salah satu dari komponen modal sendiri suatu perusahaan, sehingga besar kecilnya dividen yang dibayarkan akan mempengaruhi posisi jumlah modal sendiri. Besar kecilnya deviden yang dibayarkan akan mempengaruhi harga saham atau kemakmuran para pemegang saham. Dividend payout ratio yang optimal akan menarik para investor baru untuk menanamkan modalnya dan membawa perusahaan terus menerus untuk berkembang. (Chang dan Ghon Rhee, 1990) Penentuan besarnya dividend pay out ratio akan menentukan besar kecilnya laba yang
EfEktif Jurnal Bisnis dan Ekonomi
58
ditahan, semakin besar dividen yang dibayarkan semakin kecil laba yang ditahan (Riyanto, 1995). Setiap ada penambahan laba yang ditahan berarti ada penambahan modal sendiri dalam suatu perusahaan yang diperoleh dengan biaya yang murah (Husnan, 1992).
METODA PENELITIAN 1.
Metode Pengumpulan
Data yang dianalisis berupa data sekunder, yakni: Neraca dan Laporan Laba Rugi dari beberapa perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2005-2007 yang diambil dari publikasi Bursa Efek Indonesia; data tingkat inflasi menggunakan Indeks Harga Konsumen Gabungan (IHKG) yang diambil dari Biro Pusat Statistik Indonesia; dan data tingkat bunga pinjaman menggunakan tingkat suku bunga pinjaman yang berasal dari Bank Indonesia. 2.
Populasi dan Sampling
Penelitian ini merupakan studi kasus yang mengambil obyek penelitian pada beberapa perusahaan yang tergabung dalam kelompok industri manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Populasi penelitian ini adalah semua perusahaan manufaktur yang tergabung dalam industri manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2005-2007 yang berjumlah 145 perusahaan. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan secara acak. Sedangkan penentuan besarnya sampel dilakukan berdasarkan ketentuan dari Tabel Krecjie, dengan menggunakan tingkat kesalahan sebesar 5%. Berdasarkan ketentuan dari Tabel Krecjie tersebut, maka dengan jumlah populasi sebanyak 145 perusahaan akan didapat jumlah sampel sebanyak 103 perusahaan. Namun setelah dilakukan pengumpulan data, perusahaanperusahaan yang dapat diambil sebagai sampel dalam penelitian ini hanya sebanyak 60 perusahaan. Hal ini terjadi karena nilai dari
Juni
beberapa variabel yang digunakan dalam penelitian ini tidak lengkap terdapat pada seluruh populasi. Khususnya variabel devidend payout ratio tidak dimiliki oleh beberapa perusahaan karena selama kurun waktu 2005-2007 perusahaan-perusahaan tersebut tidak membayarkan dividen. Penyebab lainnya adalah dari 145 perusahaan tersebut terdapat perusahaan yang baru tercatat dua tahun sehingga berada di luar rentang waktu pengamatan penelitian ini dan tidak bisa diambil sebagai sampel. 3.
Prosedur Penelitian
Penelitian Terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal perusahaanperusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta ini, dilakukan dengan cara menentukan variabel-variabel penelitian terlebih dahulu, kemudian dari variabel-variabel yang telah ditentukan tersebut dicari nilai tingkat pertumbuhannya selama periode penelitian untuk kemudian diadakan analisis-analisis. Untuk variabel Struktur modal akan diproksikan dengan debt to equity ratio dari setiap perusahaan manufaktur yang diambil sebagai sampel, selanjutnya dengan menggunakan tabel debt to equity ratio tersebut perusahaan dikelompokkan menjadi beberapa kelompok debt to equity ratio pada beberapa periode penelitian. Dengan menggunakan tabel tersebut selanjutnya dapat diketahui perusahaan-perusahaan yang mempunyai debt to equity ratio kecil sampai pada perusahaan yang mempunyai debt to equity ratio besar. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal perusahaan selanjutnya digunakan alat analisis regresi linier berganda. 4.
Teknik Analisis
4.1. Untuk menganalisis struktur modal perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, dilakukan dengan menghitung debt to equity ratio dari
Juni
masing-masing perusahaan yang diambil sebagai sampel dalam penelitian ini. Rumus yang digunakan adalah: TH Debt to Equity Ratio = ————— … (1) TMS
4.4. Untuk menguji koefisien regresi secara parsial, digunakan uji t, (J. Supranto.1993). bj = ——— Sbj
t
Keterangan : TH = Total hutang TMS = Total modal sendiri
Y = ao + a1X1 + a2X2 + a3X3 + a4X4 + a5X5 + a6X6 + E ……..............................…. ( 2) Keterangan: Y = Struktur modal XI = Struktur aktiva X2 = Tingkat penjualan X3 = Retrun On Invesment (ROI)/ profitabilitas X4 = Dividend pay out ratio X5 = Tingkat Inflasi X6 = Tingkat bunga pinjaman ao = Konstanta E = Kesalahan (error)
Keterangan: F = Besamya F hitung R2 = Koefisien diterminasi k = Banyaknya variabel yang diamati n = Banyaknya sampel
(4)
HASIL DAN PEMBAHASAN 1.
Faktor-faktor yang mempengaruhi stuktur modal dan Model Regresi Linier Berganda
Untuk mengetahui besarnya pengaruh Sturktur aktiva, tingkat penjualan, profitabilitas, deviden payout dan suku bunga terhadap stuktur modal dengan menggunakan regresi linier berganda. Hasil perhitungan dengan menggunakan program SPSS seperti dalam lampiran 7. Nilai koefisien regresi seperti dalam tabel 1 berikut ini. Tabel 1 Nilai koefisien regresi struktur aktiva, tingkat penjualan, profitabilitas, deviden pay out dan suku bunga. Keterangan
4.3. Untuk menguji koefisien regresi secara simultan digunakan uji Statistik F (J. Supranto, 1993). ............................
.............................
Keterangan: t = Besarnya t hitung bj = Koefisien rgeresi Sbj = Standar error dari regresi
4.2. Untuk mengetahui besarnya pengaruh dari varibael-variabel: struktur aktiva, tingkat penjualan, tingkat bunga pinjaman, tingkat inflasi, profitabilitas, dan dividend pay out ratio terhadap Struktur modal, digunakan regresi linier berganda (Sudjana, 1991), yaitu:
R2k-l) F = —————— l-R2n-l)
59
Titop Dwiwinarno
KonstantaStuktur aktiva (X1) Tingkat penjualan (X2) Profitabilitas (X3) Deviden Payout (X4) Suku bunga (X6)
Koeffisien 10,953 -0,523 0,026 -0,028 0,517
Dari table di atas selanjutnya dapat disusun model regresi berganda sebagai berikut :
(3) Y = 10,953-0,523X1 + 0,026X2 - 0,028X3 + 0,049X4 + 0,517X5 Keterangan: Y = Struktur Modal X1 = Struktur aktiva
EfEktif Jurnal Bisnis dan Ekonomi
60 X2 = X3 = X4 = X5 = X6 = a.
b.
c.
d.
Tingkat penjualan Profitabilitas Deviden Payout Inflasi Suku Bunga
Konstanta Nilai konstanta sebesar 10, 953 memberikan makna besarnya pengaruh variable diluar yang diteliti (stuktur aktiva, tingkat penjualan, profitabilitas, deviden payout dan suku bunga) terhadap stuktur modal sebesar 10,953. Stuktur aktiva Nilai koefisien stuktur aktiva sebesar – 0,523 memberikan makna ada pengaruh negatif stuktur aktiva terhadap stuktur modal sebesar 0,523. jika ada kenaikan pertumbuhan stuktur aktiva tersebut (varibel yang lain tetap) akan memberikan dampak penuruan pertumbuhan stuktur modal sebesar 0,523 dan sebaliknya jika ada penurunan pertumbuhan stuktur aktiva sebesar 1 akan membawa damapak terhadap stuktur modal naik sebesar 0,523. Tingkat penjualan Nilai koefisien tingkat penjualan sebesar 0,026 memberikan makna ada pengaruh positip tingkat penjualan terhadap struktur modal sebesar 0,026. Jika ada kenaikan pertumbuhan tingkat penjualan (variabel yang lain tetap) sebesar 1 akan memberikan pengaruh kenaikan pertumbuhan struktur modal sebesar 0,026 dan sebaliknya jika tingkat penjualan turun 1 akan memberikan pengaruh penurunan terhadap stuktur modal sebesar 0,026. Profitabilitas Nilai koeffisien profitabilitas sebesar -0,028 memberikan makna ada pengaruh negative Profitabilitas terhadap stuktur modal sebesar 0,028. Jika ada kenaikan pertumbuhan profitabilitas tersebut (varibel yang lain
e.
f.
2.
Juni
tetap) akan memberikan dampak penuruan pertumbuhan stuktur modal sebesar 0,028 dan sebaliknya jika ada penurunan pertumbuhan profitabilitas sebesar 1 akan membawa damapak terhadap stuktur modal naik sebesar 0,028. Devidend payout Nilai koefisien deviden payout sebesar 0,049 memberikan makna ada pengaruh positip deviden payout ratio terhadap struktur modal sebesar 0,049. Jika ada kenaikan pertumbuhan deviden payout (variabel yang lain tetap) sebesar 1 akan memberikan pengaruh kenaikan pertumbuhan struktur modal sebesar 0,049 dan sebaliknya jika deviden payout turun 1 akan memberikan pengaruh penurunan terhadap stuktur modal sebesar 0,049. Suku bunga Nilai koefisien suku bunga sebesar 0,517 memberikan makna ada pengaruh positip suku bunga terhadap struktur modal sebesar 0,517. Jika ada kenaikan pertumbuhan suku bunga (variabel yang lain tetap) sebesar 1 akan memberikan pengaruh kenaikan pertumbuhan struktur modal sebesar 0,517 dan sebaliknya jika suku bunga turun 1 akan memberikan pengaruh penurunan terhadap stuktur modal sebesar 0,517. Pengujian Terhadap Pengaruh Variabel Independen Secara Parsial
Untuk mengetahui apakah variabel independen mempunyai pengaruh secara pasial maupun secara simultan terhadap variabel dependen, maka perlu dilakukan pengujian terhadap koefisien regresi. Pengujian yang akan dilakukan terhadap koefisien regresi dilakukan dengan menggunakan tmgkat signifikasi (a) sebesar 5% dan menggunakan pengujian dua sisi. Menunjukkan hasil seperti terlihat pada Tabel 2 di bawah ini:
Juni
61
Titop Dwiwinarno
Tabel 2 Hasil Pengujian koefisien regresi
No 1 2 3 4 5 6
Keterangan Pengujian secara parsial X1 (struktur aktiva) X2 (Tingkat penjualan) X3 ( Profitabilitas) X4 ( Deviden Payout) X6 ( Suku Bunga) Constant
Coefficients -0,523 0,026 -0,028 0,049 0,517 10,953
Dari pengujian koefisien regresi tersebut ternyata menunjukkan bahwa pengujian secara parsial, variabel independen yang mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen adalah variabel X1 (stuktur aktiva), sedangkan yang variabel independen yang tidak pengaruh secara signifikan adalah X2 (tingkat penjualan), X3 (Profitabilitas), X4 (deviden payout ratio) dan X6 (suku bunga) Untuk mengetahui apakah setiap variabel independen mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen, maka diperlukan pengujian terhadap keberartian koefisien regresi secara parsial. Pengujian yang akan dilakukan adalah dengan menggunakan tingkat kepercayaan 95 % (α = 0,05) Besarnya koefisien regresi untuk variabel Xl, yaitu struktur aktiva adalah sebesar- 0,523 (bl =0,523). Untuk mengetahui apakah variabel struktur aktiva mempunyai pengaruh yang berarti atau signifikan terhadap variabel struktur modal, maka perlu diadakan pengujian keberartian koefisien regresi bl, dari hasil pengujian ternyata diperoleh nilai signifikansinya 0,006 lebih kecil dibandingkan alpha 0,05, hal ini menunjukan bahwa hipotesis nol (Ho) ditolak atau Hipotesis alternatip (Ha) diterima artinya bahwa struktur aktiva tersebut memberikan pengaruh yang signifikan terhadap struktur modal. Koeffisien – 0,523 memberikan arti ada pengaruh negatif struktur aktiva terhadap struktur modal sebesar 0,523. artinya jika struktur aktiva naik 1 persen
T hitung -2,792 0,517 -1,326 1,595 0,985 1,105
Sig
Hasil
0,006 0,606 0,188 0,113 0,327 0,271
Signifikan Tdk signifikan Tdk signifikan Tdk signifikan Tdk signifikan Tdk signifikan
akan mengakibatkan struktur modal turun 0,523 persen atau sebaliknya jika struktur aktiva turun 1 persen akan mengakibatkan struktur modal naik 0,523 persen. Pengaruh struktur aktiva tersebut memberikan makna bahwa dengan bertambahnya aktiva tetap, sumber pembiayaan bukan dari hutang tetapi lebih dari modal sendiri khusus untuk perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek Indonesia yang diambil sebagai sampel. Koefisien regresi untuk variabel X2, yaitu tingkat penjualan sebesar (b2) 0,026 dan untuk mengetahui apakah variabel tingkat penjualan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel stukturmodal, maka perlu diadakan pengujian keberartian terhadap koefisien regresi b2. Hasil pengujian menunjukkan bahwa diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,606 sedangkan alpha yang digunakan sebesar 0,05. Hasil pengujian tersebut ternyata menunjukkan bahwa nilai signifikansi lebih besar dari alpha sehingga dengan demikian dapat dinyatakan bahwa hipotesis nol (Ho : b2 = 0) diterima, sedangkan hipotesis altematif (Ha : b2 ‘“ 0) ditolak. Hal ini berarti dengan menganggap variabel independen lain tetap, dapat disimpulkan bahwa variabel tingkat penjualan tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel stuktur modal pada perusahaanperusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Effek Indonesia. Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa dengan menganggap
62
EfEktif Jurnal Bisnis dan Ekonomi
variabel independen lain tetap, ternyata selama periode penelitian tinggi rendahnya tingkat penjualan tidak mempunyai pengaruh terhadap posisi debt to equity ratio perusahaan atau dapat dikatakan bahwa tinggi rendahnya tingkat penjualan tidak mempunyai pengaruh yang berarti terhadap posisi hutang perusahaan. Pada perusahaan yang mempunyai sifat risk seeker akan lebih berani didalam membiayai tingkat pertumbuhan penjualannya dengan menggunakan dana yang berasal dari hutang, sehingga posisi hutang akan meningkat yang selanjutnya akan meningkatkan posisi debt to equity ratio perusahaan, sedangkan pada perusahaan yang mempunyai sifat risk averter kebanyakan kurang berani didalam membiayai tingkat pertumbuhan penjualan yang menggunakan dana yang berasal dari hutang, tetapi lebih senang menggunakan dana yang berasal bukan dari hutang misalnya yang berasal dari keuntungan yang diperoleh. Koefisien regresi untuk varabel X3, yaitu profiabilitas adalah sebesar -0,028 dan untuk mengetahui apakah variabel profitabilitas mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel stuktur modal , maka perlu diadakan pengujian keberartian terhadap koefisien regresi b3. Hasil pengujian menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,188 dan dengan alpha sebesar 0,05. Hasil pengujian tersebut ternyata menunjukkan bahwa nilai signikansi lebih besar dari alpha, sehingga dengan demikian hipotesis nol (Ho : b3 = 0) diterima, sedangkan hipotesis alternatif (Ha : b3 ‘“ 0) ditolak. Hal ini berarti dengan menganggap variabel independen lain tetap, dapat disimpulkan bahwa variabel profitabilitas mempunyai pengaruh yang tidak signifikan terhadap variabel stuktur modal pada perusahaan-perusahaan manifaktur yang terdaftar di Bursa Effek Indonesia. Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa dengan menganggap variabel independen lain tetap, ternyata selama periode penelitian tinggi rendahnya profitabilitas perusahaan tidak akan mempengaruhi posisi debt
Juni
to equity ratio perusaahaan atau dapat dikatakan tinggi rendahnya profitabilitas perusahaan tidak akan mempengaruhi posisi hutang perusahaan. Perusahaan yang mempunyai tingkat keuntungan yang tinggi biasanya lebih banyak menggunakan modal sendiri didalam memenuhi kebutuhan dananya, sehingga posisi hutangnya rendah dan hal ini akan menyebabkan rendahnya debt to equity ratio perusahaan. Koefisien regresi untuk variabel X4 yaitu dividend pay out ratio adalah sebesar b4 (0,049) dan untuk mengetahui apakah dividend pay out ratio mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel stuktur modal, maka diperlukan pengujian keberartian terhadap koefisien regresi b4. Setelah diadakan pengujian ternyata diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,113 dan alpha yang digunakan 0,05. Hasil pengujian tersebut ternyata menunjukkan bahwa nilai signifikansi lebih besar dari alpha, sehingga dengan demikian hipotesis nol (Ho : b4 = 0) diterima, sedangkan hipotesis alternatif (Ha : b4 ‘“ 0) ditolak. Hal mi berarti dengan menganggap variabel independen lain tetap, dapat disimpulkan bahwa variabel dividend pay out ratio tetap tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel struktur modal pada perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Effek Indonesia. Pemyataan tersebut menunjukkan bahwa dengan menganggap variabel independen lain tetap, ternyata selama periode penelitian tinggi rendahnya dividend pay out ratio tidak mempunyai pengaruh terhadap posisi debt to equity ratio perusahaan atau dapat dikatakan, tinggi rendahnya dividend pay out ratio tidak mempunyai pengaruh terhadap posisi hutang perusahaan. Besarnya koefisien regresi untuk variabel X6 yaitu tingkat bunga pinjaman adalah sebesar (b6) 0,517. Untuk mengetahui apakah variabel tingkat bunga pinjaman mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel struktur modal, maka perlu diadakan pengujian keberartian terhadap
Juni
koefisien regresi b6. Setelah diadakan pengujian diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,327 dan untuk nilai alpha yang digunakan adalah sebesar 0,05. Hasil pengujian teraebut ternyata menunjukkan bahwa nilai signifikansi lebih besar dari nilai alpha, sehingga dengan demikian hipotesis nol (Ho : b6 = 0) diterima, sedangkan hipotesis alternatif (Ha : b6 ≠ 0) ditolak, Hal ini berarti dengan menganggap variabel independen lain tetap, dapat disimpulkan bahwa variabel tingkat bunga pinjaman tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel struktur modal pada perusahaan – perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Effek Indonesia. Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa dengan menganggap variabel independen lain tetap, ternyata selama periode penelitian tinggi rendahnya tingkat bunga pinjaman tidak mempunyai pengaruh terhadap poisisi debt to equity ratio perusahaan atau dapat dikatakan tinggi rendahnya tingkat bunga pinjaman tidak mempunyai pengaruh terhadap posisi hutang perusahaan. Apabila tingkat bunga pinjaman turun, maka posisi hutang perusahaan akan meningkat karena biaya modal yang dikeluarkan rendah dan hal ini selanjutnya akan meningkatkan posisi debt to equity ratio perusahaan, akan tetapi apabila tingkat bunga pinjaman naik maka posisi hutang perusahaan akan turun karena biaya modal yang dikeluarkan tinggi dan hal ini selanjutnya akan menurunkan debt to equity ratio perusahaan. 3.
63
Titop Dwiwinarno
Uji Pengaruh Variabel-variabel Indipenden terhadap Variabel dependen Secara Simultan
Selain pengujian signifikasi koefisien regresi secara parsial, pengujian secara simultan juga perlu dilakukan. Pengujian secara simultan dimaksudkan untuk mengetahui apakah variabel struktur aktiva, tingkat penjualan, profitabilitas, deviden pay out Ratio dan bunga pinjaman secara besama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel struktur modal pada
perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Effek Indonesia. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan F Test dengan tingkat kepercayaan sebesar 95 (α= 0,05) dan derajat kebebasan (n-k-1). Hasil pengolahan dengan program SPSS diperoleh seperti dalam lampiran 7 Nilai F dan signifikansi seperti dalam tabel 3 di bawah ini. Tabel 3 Nilai F dan Signifikansinya R Square 0,122
F Change 3,174
Signifikansi 0,010
Dari hasil pengujian diperoleh nilai F ratio sebesar 3,174 dan untuk nilai signifikansi sebesar 0,010. Hasil pengujian tersebut ternyata menunjukkan bahwa nilai signifikansi lebih kecil dibandingkan dengan nilai alphanya sebesar 0,05, dengan demikian maka hipotesis nol (Ho : bi = 0) ditolak, sedangkan hipotesis altematif (Ha : bi ‘“ 0) diterima. Hal ini berarti bahwa variabel bebas: struktur aktiva, tingkat penjualan, profitabilitas, dividend pay out ratio, dan tingkat bunga pinjaman, secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat struktur modal pada perusahaanperusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa selama periode pengamatan dalam penelitian ini, tinggi rendahnya variabelvariabel independen tersebut secara serempak mempunyai pengaruh terhadap posisi debt to equity ratio perusahaan atau dapat dikatakan, tinggi rendahnya variabel-variabel independen tersebut secara serempak mempunyai pengaruh terhadap posisi hutang perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Untuk mengetahui seberapa besar sumbangan dari variabel-variabel independen terhadap varibel dependen atau seberapa jauh variabel-variabel indipenden vang dipilih dapat menerangkan variasi dari variabel dependen yang
EfEktif Jurnal Bisnis dan Ekonomi
64
bersangkutan, maka perlu dilakukan perhitungan terhadap koefisien determinasi. Dari hasil perhitungan pada tabel 3 tersebut diperoleh nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,122. Hal ini menunjukkan bahwa variabel struktur aktiva, tingkat penjualan, profitabilitas, deviden payout ratio dan tingkat bunga pinjaman hanya mampu menjelaskan perubahan nilai variabel struktur modal sebesar 12,20 % sedangkan sisanya yaitu sebesar 87,80 % dijelaskan oleh variabel-variabel lain diluar model regresi yang digunakan.
terdaftar di Bursa Efek Indonesia, sehingga dengan demikian dengan menganggap variabel independen lain tetap maka selama periode penelitian tinggi rendahnya tingkat penjualan tidak mempunyai pengaruh terhadap posisi debt to equity ratio perusahaan yang diteliti atau dapat dikatakan, tinggi rendahnya tingkat penjualan tidak mempunyai pengaruh terhadap posisi hutang perusahaan. c.
Dengan menganggap faktor dividend pay out ratio, struktur aktiva, tingkat penjualan dan tingkat bunga pinjaman tetap, ternyata selama periode penelitian faktor profitabilitas tidak mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap struktur modal pada perusahaan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, sehingga dengan demikian menganggap variabel independen lain tetap, maka selama periode penelitian tinggi rendahnya profitabilitas perusahaan tidak mempunyai pengaruh terhadap posisi debt to equity ratio perusahaan atau dapat dikatakan, tinggi rendahnya profitabilitas tidak mempunyai pengaruh terhadap posisi hutang perusahaan.
d.
Dengan menganggap faktor struktur aktiva, tingkat penjualan, tingkat bunga pinjaman, profitabilitas, ternyata selama periode penelitian faktor dividend pay out ratio tidak mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap financing strategy pada perusahaanperusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta, sehingga dengan demikian dengan menganggap variabel independen lain tetap, maka selama periode penelitian tinggi rendahnya dividend pay out ratio tidak mempunyai pengaruh terhadap posisi debt to equity ratio perusahaan atau dapat dikatakan, tinggi rendahnya dividend pay out ratio perusahaan tidak mempunyai pengaruh terhadap posisi hutang perusahaan.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Dari hasil penelitian yang telah dilakukan seperti yang telah diuraikan dimuka,maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: Dari hasil pengujian signifikasi koefisien regresi secara parsial dapat diketahui bahwa: a. Dengan menganggap faktor tingkat penjualan, tingkat bunga pinjaman, profitabilitas, dan dividend pay out ratio tetap, tenyata selama periode penelitian faktor struktur aktiva mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap struktur modal pada perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, sehingga dengan demikian dengan menganggap variabel independen lain tetap maka tinggi rendahnya struktur aktiva mempunyai pengaruh terhadap posisi debt to equity ratio perusahaan atau dapat dikatakan, tinggi rendahnya struktur aktiva mempunyai pengaruh terhadap posisi hutang perusahaan. b.
Dengan menganggap faktor tingkat bunga pinjaman, profitabilitas, dividend pay out ratio dan struktur aktiva tetap, ternyata selama periode penelitian faktor tingkat penjualan tidak mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap struktur modal perusahaan-perusahaan manufaktur yang
Juni
Juni e.
f.
g.
Titop Dwiwinarno
Dengan menganggap faktor profitabilitas, dividend pay out ratio, struktur aktiva, dan tingkat penjualan tetap, ternyata selama periode penelitian faktor tingkat bunga pinjaman tidak mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap financing strategy pada perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, sehingga dengan demikian dengan menganggap variabel independen lain tetap, selama periode penelitian tinggi rendahnya suku bunga pinjaman tidak mempengaruhi posisi debt to equity ratio perusahaan atau dapat dikatakan, tinggi rendahnya suku bunga pinjaman tidak mempunyai pengaruh terhadap posisi hutang perusahaan. Dari hasil pengujian signifikasi koefisien regresi secara simultan, ternyata faktor struktur aktiva, tingkat penjualan, tingkat bunga pinjaman, profitabilitas dan dividend pay out ratio mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap financing strategy pada perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, sehingga dengan demikian dapat disimpulkan bahwa selama periode penelitian, tinggi rendahnya vaariabel-variabel independen secara serempak mempunyai pengaruh terhadap posisi debt to equity ratio perusahaan atau dapat dikatakan, tinggi rendahnya variabelvariabel independen tersebut secara bersamasama mempengaruhi posisi hutang perusahaan. Koefisien determinasi (R2) menunjukkan nilai sebesar 0,122 yang berarti bahwa variabel struktur aktiva, tingkat penjualan, tingkat bunga pinjaman, profitabilitas, dan dividend pay out ratio hanya dapat
65
menjelaskan sebesar 12,2 % perubahan dari variabel Struktur Modal, sedangkan sisanya sebesar 87,8 % dipengaruhi oleh faktor lain, di luar varibel-varibel yang diteliti. Saran Beberapa saran yang perlu dikemukakan berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan yang diharapkan dapat bermanfaat bagi perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, adalah sebagai berikut: a. Perusahaan sebaiknya mempertimbangkan penggunaan modal yang berasal dari hutang, hal ini dilakukan karena debt to equity ratio perusahaan yang tingginya diatas 100 sudah cukup besar yaitu berturut-turut dari Tahun 1995-1997 adalah 38,33 % kemudian 45 % dan 41,67 % . Pada kondisi ekonomi yang buruk debt to equity ratio yang tinggi menyebabkan perusahaan secara finansial kurang efisien, oleh karena itu untuk memperendah debt to equity ratio perusahaan, perusahaan sebaiknya mencari sumber dana altematif misalnya dana yang berasal dari saham. b.
Perusahaan sebaiknya mempertimbangkan pengembangan pasar bagi produknya untuk meningkatkan penjualannya, karena tingkat penjualan mempunyai pengaruh yang tidak signifikan terhadap struktur modal perusahaan. Tinggi rendahnya tingkat penjualan akan mempengaruhi posisi debt to equity ratio perusahaan dan selanjutnya akan mempunyai pengaruh terhadap posisi hutang perusahaan. Untuk memperkecil tingkat hutang perusahaan sebaiknya dilakukan dengan meningkatkan penjualan, karena dengan penjualan yang tinggi kebutuhan modal perusahaan bisa dipenuhi dari laba yang diperoleh.
66
EfEktif Jurnal Bisnis dan Ekonomi
DAFTAR PUSTAKA Agus, Sartono, 1994, Manajemen Keuangan, Edisi 3, BPFE UGM, Yogyakarta Atmajaya, L.S, 1994, Manajemen Keuangan, Buku 1 Edisi Pertama, Andi Offset, Yogyakaita Bambang. Riyanto, 1995, Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan, Edisi 4, BPFE UGM, Yogyakarta. Brigham, Eugene F. and Louis C. Gapenski, 1993, Intermediate Finance Manajemen, Edisi 4, The Dryden Press, New York. J . Fread Waston, 1990, Dasar – Dasar Manajemen Keuangan, Edisi 9, The Dryden Press, New York. Gunawan, Sumodiningrat, 1994, Pengantar Ekonometrika, Edisi Pertama, BPFE UGM, Yogyakarta. Hamada, Robert, S., (1972), The Effect of Finn’s Capital Structure of The Systematic Risk of Common Stock, Journal of Finance, Vol xx vn. Hams, M. and A. Raviv ,1988, Corporate Controll Contests and Capital Structure, Journal of Finance. Harry, Waluyo, 1993, Ekonomi Moneter, Uang dan Perbankan, Renika Cipta, Jakarta.
Juni
Nopirin, 1987, Ekonomi Moneter, Buku Kedna, Edisi Pertama, BPFE UGM, Yogyakarta Pearce and Robinson, 1997, Manajemen Strategi (Terjemahan), Binarupa Aksara, Jakarta Suad, Husnan, (1995), “Manajemen Keuangan Teori dan Penerapan (Keputusan Jangka endek)”, Buku Kedua, Edisi Ketiga, BPFE UGM, Yogyakarta. Sudjana, 1991, Teknik Analisis Regresi dan Korelasi Bagi Para Peneliti, Edisi Kedua, Tarsito, Bandung. Sugiono, 1997, Statistika Untuk Penelitian, Alpha Beta, Bandung. Van Horn, James, 1991, Manajemen dan Kebijakan Perusahaan (Terjemahan),Edisi ketujuh, Jilid Satu, Intermedia, Jakarta. Weston, J. Fred and Thomas Cupeland E, 1986, Managerial Finance, Eight Edition, The Dryden Press New York. Zainul, Arifm, 1992, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal dan Pengaruhnya Terhadap Biaya Modal Pada Bank Desa Di Karesidenan Bojonegoro, Thesis (Tidak dipublikasikan), FE UGM, Yogyakarta.