FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASIWAJIB PAJAK DALAM MEMENUHI KEWAJIBAN PERPAJAKAN Rengki1 , Herawati1 , Daniati Puttri2 Program Studi Akuntansi Universitas Bung Hatta Email :
[email protected]
ABSTRACT
There are some factors that affect the taxpayer’s motivation in meeting tax responsibility.that’s aboutknowledge and taxpayers comprehension of tax laws, firmness tax penalties, tax fraud, and taxpayers think of the performance taxation services. The process of data collect for individual taxpayer in Padang, withtransmit 100 sheets the quisioners , and take the quisioner again. To do the test of dataquality are validity and reliability testing, in classic assumption are doing normality and multicollinearity test, and the hypothesis are doing coefficient of determination ( R ² ), simultaneous test ( F ) and t test . The results of this study showed the influence of firmness tax penalties , tax fraud andtaxpayer;s think of the performance taxation services to taxpayers motivation in meeting tax responsibility, while the other variable, knowledge and taxpayers comprehension of the tax law there’s no influence of taxpayers motivation in meeting tax responsibility.
Keywords :
Knowledge and taxpayers comprehension of tax laws, firmness tax penalties, tax fraud, taxpayers think of the performance taxation services, and motivation in meeting tax responsibility
PENDAHULUAN Menurut
undang-undang
no.16
tahun 2009 pasal 1 pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa
berdasarkan
undang-undang,
dengan tidak mendapatkan imbalan secara
langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar besarnya kemakmuran rakyat. Jumlah wajib pajak yang terdaftar di KPP pratama Padang tahun 2013 yaitu sebanyak 212.032 dan yang menyerahkan
SPT
sebanyak
137.098
atau
sekitar
juga
kurang
kepatuhannya
64,66%, masih berada jauh dibawah rata-
membayar
rata nasional yaitu 85,23%. Dari data
tersebut tidak membuat wajib pajak merasa
diatas
kesimpulan
diberatkan atau dirugikan. Dan jika dilihat
bahwasanya masih terjadi permasalahan
dari wajib pajak itu sendiri masih banyak
terhadap kesadaran dan motivasi wajib
juga yang membuat wajib pajak kurang
pajak
kewajiban
termotivasi dalam membayar pajak salah
perpajakan.Maka perlu dilakukan upaya-
satunya dari pengetahuan dan pemahaman
upaya
wajib pajak tentang peraturan perpajakan
dapat
diambil
dalam
untuk
memenuhi
mengatasi
permasalahan
tersebut.
dan
Upaya
persepsi
karena
wajib
sanksi-sanksi
pajak
mengenai
meningkatkan
pelayanan kantor pajak. Ketidakpuasan
penerimaan negara dari pajak bukanlah
masyarakat atas pelayanan dan mekanisme
pekerjaan yang ringan. Upaya pendidikan,
pajak
penyuluhan dan sebagainya tidak akan
motivasi wajib pajak dalam memenuhi
berarti
kewajiban perpajakan.
banyak
dalam
pajak
dalam
untuk
meningkatkan
motivasi wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakan jika wajib pajak tidak merasakan manfaat dari membayar
tersebut
LANDASAN
akan
mempengaruhi
TEORI
DAN
PENGEMBANGAN HIPOTESIS
pajak tersebut. Hal ini dikarenakan oleh
Pengetahuan dan Pemahaman Wajib
kurangnya motivasi wajib pajak dalam
Pajak Tentang Peraturan Perpajakan
membayar pajak, dan masih banyak hal-hal lain yang membuat wajib pajak kurang akan kesadaran membayar pajak. Misalnya penyelewengan-penyelewengan atau isu korupsi yang saat sekarang ini sangat banyak terjadi yang dilakukan oleh aparat pajak, misalnya kasus yang dilakukan oleh Gayus
Tambunan,
dengan
terjadinya
kasus-kasus tersebut wajib pajak akan merasa khawatir atas pajak yang mereka bayar, kasus seperti ini bisa membuat kepatuhan atau motivasi wajib pajak untuk membayar pajak akan menurun. Dilihat dari sanksi yang kurang tegas wajib pajak
Pengetahuan dan pemahaman akan peraturan perpajakan adalah proses dimana wajib pajak mengetahui tentang perpajakan dan
mengaplikasikan
pengetahuan
itu
untuk membayar pajak (Nugroho, 2012). Pengetahuan
dan
pemahaman
yang
dimaksud mengerti dan paham tentang ketentuan umum dan tata cara perpajakan (KUP) yang meliputi tentang bagaimana cara menyampaikan surat pemberitahuan (SPT), pembayaran, denda dan batas waktu pembayaran atau pelaporan SPT.
Pengetahuan peraturan perpajakan
rendah
pelanggaran-pelanggaran
yang
dalam sistem perpajakan yang baru , wajib
terjadi karena wajib pajak merasa sangat
pajak
dirugikan dari sanksi-sanksi yang akan
diberikan
kepercayaan
melaksanakan
sistem
memperhitungkan,
untuk
menghitung,
terima
jika
melakukan
dan
pelanggaran. Dan begitupun sebaliknya
melaporkan sendiri pajak terutangnya.
jika semakin rendah sanksi yang diberikan
Dengan adanya sistem ini wajib pajak tau
kepada
akan
pelanggaran pajak maka semakin tinggi
fungsi
pemahaman
membayar,
mereka
membayar wajib
pajak.
pajak
Dan
terhadap
wajib
pajak
jika
pelanggaran-pelanggaran
melakukan
yang
terjadi
peraturan perpajakan adalah cara wajib
karena wajib pajak tidak merasa diberatkan
pajak
atas sanksi yang diterima jika melakukan
dalam
memahami
peraturan
perpajakan yang telah ada. Wajib pajak
pelanggaran.
yang
H2 :Ketegasan sanksi berpengaruh terhadap
tidak
memahami
peraturan
perpajakan secara jelas cenderung akan
motivasi
menjadi wajib pajak yang tidak taat.
memenuhi kewajiban perpajakan.
H1 :Pengetahuan dan Pemahaman Wajib Pajak
Tentang
wajib
pajak
dalam
Penyelewengan Pajak
Peraturan
Penyelewengan pajak adalah sikap,
Perpajakan Berpengaruh Terhadap
cara,
Motivasi
penyalahgunaan dana yang digunakan oleh
Wajib
Pajak
Dalam
Memenuhi Kewajiban Perpajakan.
jaminan
perpajakan
bahwa
merupakan
ketentuan
peraturan
perundang-undangan perpajakan (norma perpajakan) akan dituruti, ditaati atau dipatuhi. Atau bisa dengan kata lain sanksi perpajakan
merupakan
(preventif)
agar
alat
wajib
menyimpang
atau
mafia pajak terhadap dana pajak yang di bayar oleh wajib pajak ( Irawan, 2013) .
Ketegasan Sanksi Perpajakan Sanksi
proses
pencegah
pajak
tidak
Terjadinya
pajak
disebabkan oleh lemahnya sistem dalam perpajakan.Dengan adanya penyelewengan pajak
tentunya
dapat
mengurangi
penerimaan negara dari sektor perpajakan, sehingga
menghambat
pembangunan
infrastuktur.
melanggar norma perpajakan (Mardiasmo, 2011).
penyelewengan
Penyelewengan
yang
dilakukan
oleh aparat pajak tergantung dari seberapa Semakin
diberikan
kepada
tinggi wajib
sanksi pajak
yang jika
melakukan pelanggaran maka semakin
besar
yang
penyelewengan
mereka tersebut
dapatkan dan
dari
seberapa
besar sanksi yang akan mereka terima jika
tertangkap. Jika tidak ada penyelewengan-
kepada wajib pajak sangat baik, maka
penyelewengan yang dilakukan oleh aparat
biasanya motivasi wajib pajak untuk
pajak maka akan meningkatkan motivasi
membayar pajaknya juga semakin tinggi,
wajib pajak dalam membayar pajak, karena
dan sebaliknya apabila pelayanan yang
pajak yang mereka bayarkan tersebut
diberikan oleh kantor pelayanan pajak
benar-benar digunakan untuk keperluan
tidak sesuai dengan yang diinginkan wajib
negara dan kemakmuran rakyat.
pajak maka motivasi wajib pajak biasanya
H3 :Penyelewengan pajak berpengaruh
akan rendah.
terhadap
motivasi
dalam
memenuhi
wajib
pajak
H4 :Persepsi wajib pajak tentang peraturan
kewajiban
perpajakan berpengaruh terhadap
perpajakan
motivasi
wajib
pajak
dalam
memenuhi kewajiban perpajakan
Persepsi Wajib Pajak atas Kinerja Pelayanan Perpajakan Persepsi Wajib pajak atas kinerja pelayanan perpajakan adalah penilaian wajib pajak mengenai baik atau buruknya pelayanan
perpajakan
(Irawan,
METODOLOGI PENELITIAN Populasi dan Sampel Populasi
dalam
penelitian
ini
2013).Menurut Tumiwa (2006) dalam
adalah wajib pajak orang pribadi yang
Ghania (2010) Pelayanan adalah proses
melaporkan SPT yang terdaftar di KPP
aktifitas atau manfaat yang ditawarkan
Pratama Padang berjumlah 137.098.Wajib
kepada pihak lain yang ada dasarnya tidak
pajak yang menjadi sampel dipilih dengan
berwujud yang bersifat langsung dalam
menggunakan random sampling, yaitu cara
suatu organisasi atau institusi.Pelayanan
pengambilan sampel yang memberikan
pajak
kesempatan yang sama untuk diambil
merupakan
pelayanan
publik.Pelayanan publik adalah segala
kepada setiap elemen populasi.
kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh
Penentuan jumlah sampel diperoleh
penyelenggara pelayanan publik sebagai
dari perhitungan penentuan jumlah sampel
upaya pemenuhan kebutuhan penerima
minimal
pelayanan maupun pelaksanaan ketentuan
Slovin sebagai berikut (Sunyoto, 2013):
dengan
peraturan perundang-undangan. pelayanan
perpajakan
N
dapat
mempengaruhi motivasi wajib pajak dalam
n = 1 + Ne2
memenuhi kebutuhan perpajakan, apabila pelayanan yang diberikan oleh aparat pajak
Dimana :
menggunakan
rumus
n
= jumlah sampel
mendapatkan NPWP, Pengabdian kepada
N
= populasi
negara,
e = eror / tingkat kesalahan maksimum yang ditolerir (10%).
Sosialisasi
perpajakan,
sanksi
perpajakan, hadiah penghargaan, fasilitas pelayanan dan tarif pajak. Kuisioner ini menggunakan skala likert 5 poin ( 1= sangat tidak setuju dan 5=sangat setuju ).
Jenis danTeknik Pengumpulan data Pada
penelitian
ini,
peneliti
menggunakan data primer yaitu data yang
Pengetahuan dan pemahaman wajib pajak tentang peraturan perpajakan
diperoleh secara langsung dari responden.
Pengetahuan dan pemahaman akan
Pengumpulan data pada penelitian ini
peraturan perpajakan adalah proses dimana
adalah dengan cara memberikan daftar
wajib pajak mengetahui tentang perpajakan
pertanyaan kepada responden yaitu wajib
dan
pajak orang pribadi yang memiliki Nomor
untuk membayar pajak (Nugroho, 2012).
Pokok
Pengetahuan
Wajib
langsung.
Pajak
Daftar
(NPWP)
pertanyaan
secara
mengaplikasikan
dan
pengetahuan
pemahaman
itu
yang
tersebut
dimaksud mengerti dan paham tentang
disusun dalam sebuah kuisioner kemudian
ketentuan umum dan tata cara perpajakan
disebarkan kepada responden untuk diisi,
(KUP) yang meliputi tentang bagaimana
setelah selesai pengisian kuesioner tersebut
cara menyampaikan surat pemberitahuan
dikembalikan kepada penyebar kuesioner.
(SPT), pembayaran, denda dan batas waktu pembayaran atau pelaporan SPT. Variabel
Definisi Operasional dan Pengukuran
diukur dengan instrumen pertanyaan yang
Variabel
berasal dari penelitian terdahulu yang
Motivasi wajib pajak dalam memenuhi
dikembangkan
kewajiban perpajakan
Faturokhman dan Pratiwi (2011). Indikator
Motivasi
wajib
pajak
dalam
oleh
Handayani,
yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
memnuhi kewajiban perpajakan adalah
pengetahuan
kewajiban wajib pajak untuk melakukan
sanksi
kewajiban dalam perpajakan yang diukur
perpajakan, pengetahuan dan pemahaman
dengan
pemahaman
melakukan
tentang
pelanggaran
kuisioner
yang
mengenai PTKP, PKP dan tarif pajak,
terdahulu
yang
pengetahuan dan pemahaman peraturan
(2010).
pajak melalui sosialisasi dan pengetahuan
Kuisioner yang dikembangkan Istanto
dan pemahaman peraturan pajak melalui
(2010) berdasarkan beberapa indikator
training.Kuisioner ini menggunakan skala
digunakan
instrument
jika
dan
penelitian
dikembangkan
oleh
Istanto
yaitu sukarela, mendaftarkan diri untuk
likert 5 poin ( 1= sangat tidak setuju dan
penyelewengan
5=sangat setuju ).
menggunakan (1=sangat
Ketegasan sanksi perpajakan adalah karena
skala
dengan
Likert
5
poin
tidak setuju dan 5=sangat
setuju).
Ketegasan sanksi perpajakan
terjadi
pajak,
pelanggaran
terhadap
Persepsi
wajib
pajak
atas
kinerja
pelayanan perpajakan
peraturan perpajakan sehingga apabila
Persepsi wajib pajak atas kinerja
terjadi pelanggaran maka wajib pajak
pelayanan perpajakan adalah penilaian
dihukum
wajib
dengan
perpajakan
indikasi dan
perundang-
undangan.Instrument digunakan
kebijakan
kuisioner
penelitian
dikembangkan
terdahulu oleh
pajak
mengenaibaik
buruknya
pelayanan perpajakan yang diukur dengan
yang
menggunakan instrumen kuisioner yang
yang
dilakukan
Istanto
penelitian
dikembangkan
terdahulu oleh
yang Irawan
(2010).Indikator yang digunakan dalam
(2013).Instrumen
penelitian
pajak,
pertanyaan-pertanyaan mengenai informasi
penegakan hukum oleh aparat pajak,
yang berhubungan dengan persepsi tentang
sosialisasi sanksi perpajakan. Kuisioner ini
kinerja
menggunakan skala likert 5 poin ( 1=
indikatornya adalah bukti fisik, keandalan,
sangat tidak setuju dan 5=sangat setuju ).
daya
Penyelewengan Pajak
Variabel ini menggunakan skala Likert 5
ini
adalah
sanksi
Penyelewengan pajak adalah sikap, cara,
proses
menyimpang
atau
tersebut
pelayanan
tanggap,
terdiri
perpajakan
jaminan
dan
dari
yang
empati.
poin ( 1=sangat tidak setuju dan 5=sangat setuju).
penyalahgunaan dana yang digunakan oleh mafia pajak terhadap dana pajak yang
HASIL
dibayar oleh wajib pajak, penyelewengan
PEMBAHASAN
pajak
diukur
instrumen
dengan
kuisioner
menggunakan
yang
digunakan
penelitian terdahulu yang dikembangkan oleh Irawan (2013). Instrumen tersebut terdiri
dari
pertanyaan-pertanyaan
mengenai informasi yang berhubungan dengan
penyelewengan
pajak
dengan
indikator informasi, peristiwa penting, menarik,
fakta
dan
efek
dari
PENELITIAN
DAN
Uji Validitas Uji Validitas data dilakukan untuk mengukurvalid atau tidaknya suatu data. Pengujian ini dilakukan untuk mengukur tingkat interkorelasi antar variabel dan dapat atau tidaknya dilakukan analisis faktor dengan menggunakanKaiser-MeyerOlkinmeasure
of
Sampling
Adequacy
(KMO MSA). Nilai KMO bervariasi dari 0 sampai dengan 1. Nilai yang dikehendaki
Uji Normalitas
harus > 0,50 untuk dapat dilakukan analisis faktor (ghozali, 2011). Dari
hasil
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
pengujian
variabel
pengganggu
bahwa seluruh pertanyaan dalam kuesioner
memiliki
distribusi
yang digunakan valid, karena nilai KMO
2011).Model regresi yang baik adalah data
seluruh variabel besar dari 0,5. Dan nilai
yang berdistribusi normal atau mendekati
factor
normal.Pengujian
loadingpada
semua
diketahui
item-item
atau
residual
normal
(Ghozali,
normalitas
dilakukan
pernyataan sudah valid karena sudah
dengan menggunakan model Kolmogorov-
berada diatas 0.40.
Smirnov (KS). Jika nilai signifikan besar
Uji reliabilitas
dari
Reliabilitas
adalah
alat
untuk
0,05
dikatakan
maka normal.
distribusi
datanya
Sebaliknya
jika
mengukur suatu kuisioner yang merupakan
signifikan yang dihasilkan dibawah 0,05
indikator dari variabel atau konstruk.Suatu
maka data tidak terdistribusi normal.
kuisioner dikatakan reliabel atau handal jika
jawaban
seseorang
terhadap
pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu kewaktu. Menurut Nunnally (1994) dalam
Ghozali
(2011)
Pengukuran
reliabilitas dapat dilakukan dengan uji statistik Cronbach’s Alpha. Suatu konstruk atau
variabel
dikatakan
reliabel
jika
memberikan nilai Cronbach’s Alpha> 0,50 (Ghozali, 2005). Darihasil
pengujian
reliabilitas
menunjukkan bahwa tiap variabel baik independen dan dependen memiliki nilai Cronbach's Alpha diatas 0,5. Jika dilihat dari nilai minimum Cronbach's Alpha yaitu 0,5
dapatdisimpulkan
pernyataan
dalam
bahwa
variabel
kuesioner
tersebut
reliabel dan penelitian ini dapat dilakukan ke tingkat selanjutnya.
Dari hasil pengujian semua variabel berdistribusi normal karena memiliki nilai asymp sig (2-tailed) yang besar dari 0.05. Hasil Uji Multikolinearitas Uji
Multikolinearitas
bertujuan
untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen).Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara mendeteksi
variabel ada
independen.Untuk atau
tidaknya
multikolinearitas didalam model regresi dapat dilihat dari nilai Tolerance dan lawannya dan Variance Inflation Factor (VIF). Berdasarkan
hasil
pengujian
diketahui nilai VIF lebih kecil dari 10 dan nilai toleransinya mendekati angka 1.
Maka dapat diambil kesimpulan bahwa
berpengaruh secara simultan dan signifikan
model regresi ini bebas dari gangguan
terhadap motivasi wajib pajak dalam
multikolinearitas.
memenuhi kewajiban perpajakan.
Hasil Uji Koefisien Determinasi ( R2 )
Pengujian Hipotesis dan Pembahasan
Pengujian
koefisien
determinasi
2
Uji statistik t digunakan untuk
(R ) bertujuan untuk mengukur berapa jauh
mengetahui
kemampuan model dalam menjelaskan
regresivariableindependent (X1, X2, X3,X4)
variabel
secara
independen.
Uji
koefisien
apakah
dalam
parsial
model
(individual)
determinasi memiliki nilai adjusted R2
berpengaruhterhadap
adalah sebesar 31,3%. Hal ini menunjukan
(Y). Jika masing-masing variabel bebas
bahwa
dalam
memiliki nilai t sig < 0,05, maka dapat
perpajakan
dikatakan variabel bebas X1, X2,X3 dan
dipengaruhi oleh 4 variabel bebas, yaitu
X4memiliki pengaruh terhadap variabel Y
pengetahuan dan pemahaman wajib pajak
(motivasi wajib pajak dalam memenuhi
tentang peraturan perpajakan, ketegasan
kewajiban perpajakan)
motivasi
memenuhi
wajib
pajak
kewajiban
sanksi perpajakan, penyelewengan pajak
Hasil
variabeldependent
pengujian
hipotesis
1
dan persepsi wajib pajak atas kinerja
diketahui
pelayanan perpajakan sebesar 31,3% dan
sebesar 0.146, sehingga dapat dikatakan
sisanya yaitu 68,7% dipengaruhi oleh
pengetahuan dan pemahaman wajib pajak
variabel lain diluar model.
tentang
statistik
F
pada
dasarnya
menunjukan apakah semua variabel bebas (independen) yang dimasukan ke dalam model
mempunyai
pengaruh
secara
bersama-sama terhadap variabel dependen. Nilai signifikan uji statistik F kecil dari 0.05 yaitu sebesar 0.000.Maka dapat disimpulkan
peraturan
perpajakan
tidak
berpengaruh terhadap motivasi wajib pajak
Uji Statistik F Uji
t sig besar dari 0.05 yaitu
bahwa
pengetahuan
dan
pemahaman wajib pajak tentang peraturan perpajakan, ketegasan sanksi perpajakan, penyelewengan pajak dan persepsi wajib pajak atas kinerja pelayanan perpajakan
dalam memenuhi kewajiban perpajakan. H1 ditolak.Berdasarkan dari pengamatan dilapangan dan jawaban pernyataan dari responden hal ini terjadi karena kurangnya sosialisasi atau pelatihan yang diberikan petugas pajak terhadap wajib pajak orang pribadi, dan pada pernyataan tersebut ratarata jawaban responden berada pada pilihan jawaban tidak setuju dan kurang setuju. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian
yang
dilakukan
Hardiningsih (2011) dan Ningsih dan Fadhlia (2011).
oleh
Rahmawaty,
Hasil
pengujian
hipotesis
2
diketahui nilai t sig lebih kecil dari 0.05 yaitu
sebesar
0.005,
sehingga
dapat
disimpulkan ketegasan sanksi perpajakan berpengaruh terhadap motivasi wajib pajak
Kesimpulan Dari hasil pengujian dan analisis terhadap data, diperoleh hasil sebagai berikut: 1. Hasil
pengujian
hipotesis
1
dalam memenuhi kewajiban perpajakan.
menyatakan bahwa pengetahuan
H2 diterima.Hal ini menunjukan sikap
dan
wajib pajak tentang sanksi perpajakan
tentang
cukup baik.
tidakberpengaruh terhadap motivasi
Hasil
pengujian
hipotesis
3
diketahuinilai t sig lebih kecil dari 0.10 yaitu
sebesar
0.067,
sehingga
dapat
wajib
pemahaman
wajib
peraturan
pajak
perpajakan
dalam
2. Hasil
pengujian
hipotesis
menyatakan
berpengaruh terhadap motivasi wajib pajak
sanksi
dalam memenuhi kewajiban perpajakan.
terhadap
motivasi
H3 diterima, hal ini menunjukan bahwa
dalam
memenuhi
wajib pajak akan merasa dirugikan apabila
perpajakan.
penyelewengan
pajak
yang
dilakukan oleh aparat pajak. Hasil
pengujian
memenuhi
kewajiban perpajakan.
dinyatakan bahwa penyelewengan pajak
terjadi
pajak
bahwa
ketegasan
perpajakan
3. Hasil
pengujian
berpengaruh wajib
pajak
kewajiban
hipotesis
hipotesis
4
pajak
berpengaruh
yaitu
memenuhi kewajiban perpajakan.
sehingga
dapat
dinyatakan bahwa persepsi wajib pajak atas
kinerja
pelayanan
perpajakan
4. Hasil
wajib
terhadap
motivasi
0.082,
3
menyatakan bahwa penyelewengan
diketahuinilai t sig lebih kecil dari 0.10 sebesar
2
pengujian
pajak
dalam
hipotesis
4
menyatakan bahwa persepsi wajib
berpengaruh terhadap motivasi wajib pajak
pajak
dalam memenuhi kewajiban perpajakan.
perpajakan berpengaruh terhadap
H4 diterima, hal ini menunjukkan sikap
motivasi
wajib pajak cukup memiliki kepercayaan
memenuhi kewajiban perpajakan.
terhadap pelayanan yang berkualitas yang telah dilakukan oleh fiskus. Pada hipotesis ke 3 dan 4 pada
5. Dan
atas
kinerja
wajib
hasil
pelayanan
pajak
pengujian
dalam
secara
simultan didapat pengetahuan dan pemahaman wajib pajak tentang
level signifikan 5% hipotesis ditolak
peraturan
perpajakan,
ketegasan
namun pada level signifikan 10% hipotesis
sanksi perpajakan, penyelewengan
diterima.
pajak dan persepsi wajib pajak atas
kinerja
pelayanan
berpengaruh wajib
perpajakan
serta ketentuan umum dan tata cara
motivasi
perpajakan agar dapat memberikan
terhadap
pajak
dalam
memenuhi
kewajiban perpajakan.
jawaban
yang
tepat
serta
memuaskan wajib pajak. 3. Untuk
Keterbatasan Penelitian Penelitian ini hanya menggunakan
KPP
sebaiknya
Pratama
Padang
lebih
intensif
100 responden dikarenakan waktu yang
memberikan penyuluhan kepada
diberikan
terbatas.
wajib pajak, dan perlu ditingkatkan
responden
mewakili
Belum
semua
penelitian
ini
secara
terus
menerus
dikarenakan pengambilan sampel secara
pengetahuan
acak.
terbukti memiliki hubungan positif
Saran
dan signifikan dengan motivasi
1. Untuk
pemerintah
sangat
dan
karena
patuh membayar pajak. Penyuluhan
disarankan untuk merencanakan,
tersebut
membuat,
perkembangan
dan
memutuskan
pemahaman
diberikan atau
sesuai perubahan
peraturan perpajakan yang dapat
peraturan perpajakan. Selain itu,
dimengerti dan dipahami dengan
juga perlu sesekali diselenggarakan
mudah oleh wajib pajak. Peraturan
pelatihan cara menghitung dan
yang sulit dipahami apalagi sulit
mengisi formulir pajak kepada
dan rumit untuk dimengerti dapat
wajib pajak tanpa dipungut biaya
berakibat pada aktivitas wajib pajak dalam
melaksanakan
memenuhi
dan
kewajiban
perpajakannya.
4. Penyelewengan
dilakukan
oleh
yang
mafia
pajak
seharusnya ditindak dengan tegas sehingga
2. Bagi fiskus atau petugas pajak
pajak
tidak
bermunculan
ada
lagi
mafia-mafia
pajak
untuk mengadakan waktu yang
lainnya
lebih banyak untuk
pajak terbukti memiliki hubungan
terjun ke
karena
lapangan dan bertemu langsung
negatif
dengan
motivasi patuh membayar pajak,
wajib
pajak,
dengan
dan
penyelewengan
jika
signifikan
ingin
dengan
demikian pandangan wajib pajak
maka
akan kinerja pelayanan perpajakan
motivasi
akan meningkat. Selain itu petugas
memenuhi kewajiban perpajakanya
pajak perlu membekali diri dengan
maka harus menghilangkan budaya
pengetahuan perundang-undangan
penyelewengan pajak.
wajib
meningkatkan pajak
untuk
5. Untuk peneliti selanjutnya sebaiknya
Akuntansi. Universitas Jenderal Soedirman
menambahkan variabel lainnya yang diprediksi motivasi
dapat wajib
mempengaruhi pajak
dalam
memenuhi kewajiban perpajakan.
DAFTAR PUSTAKA Benjamin, Aga Vanesha. 2013. Pengaruh Persepsi, Kualitas Layanan, Pengetahuan dan Pemahaman Perpajakan Terhadap Motivasi Membayar Pajak bagi Wajib Pajak Orang Pribadi Usahawan di Hi-Tech Mall, Surabaya. Skripsi-S1 Universitas Katolik Darma Cendika Direktorat Jenderal Pajak. 2012. Susunan Dalam Satu Naskah UndangUndang Perpajakan Ghania, Nurul. 2010. Analisis Pengaruh Kecerdasan Spritual, Kinerja Pelayanan Perpajakan Terhadap Motivasi Wajib Pajak Dalam Memenuhi Kewajiban Perpajakan. Skripsi-S1 Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Badan Penerbit Universitas Diponegoro Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 19, Edisi 5. Badan Penerbit Universitas Diponegoro Handayani, Faturokhman dan Umi Pratiwi. 2011. Faktor-faktor yang mempengaruhi kemauan membayar pajak wajib pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan bebas. Jurnal
Hardiningsih, Pancawati. 2011. FaktorFaktor yang mempengaruhi Kemauan Membayar Pajak. Jurnal Dinamika Keuangan dan Perbankan.Vol.3 No.1 (126142) Hasibuan, Melayu S.P. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Revisi. Jakarta: Bumi Aksara Irawan,
Candra. 2013. Pengaruh Pengetahuan Wajib Pajak Tentang Peraturan Perpajakan, Penyelengan Pajak dan Persepsi Wajib Pajak Mengenai Kinerja Pelayanan Pajak Terhadap Motivasi Wajib Pajak Dalam Memenuhi Kewajiban Perpajakan.Jurnal Akuntansi.Universitas Riau
Istanto, Fery. 2010. Analisis Pengaruh Pengetahuan Tentang Pajak, Ketegasan Sanksi Perpajakan dan Tingkat Pendidikan Terhadap Motivasi Wajib Pajak dalam Memenuhi Kewajiban Perpajakan. Skripsi-S1 Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Mardiasmo. 2011. Perpajakan,Edisi revisi. Yogyakarta: Penerbit Andi Nugroho, Rahman Adi. 2012. FaktorFaktor Yang Mempengaruhi Kemauan Untuk Membayar Pajak Dengan Kesadaran Membayar Pajak Sebagai Variabel Intervening. Jurnal Akuntansi dan Ekonomi Bisnis. Universitas Diponegoro. Vol.1. No.2 (1-11) Pajak. 2013. Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Masih Rendah.
(www.pajak.go.id) diakses 10 November 2013 Rahmawaty, Ningsih dan Wida Fadhlia. 2011. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemauan Membayar Pajak. Jurnal Telaah dan Riset Akuntansi. Vol.4 No.2 (202-215) Suhartono. 2006. Hubungan Antara Kecerdasan Spritual dan Persepsi Wajib Pajak Terhadap Kinerja Pelayanan Perpajakan Dengan Motivasi Wajib Pajak Dalam Memenuhi Kewajiban Perpajakannya Di Kantor Pelayanan Pajak Jakarta Grogol Petamburan. Tesis-S2 Universitas Indonesia Sunyoto, Danang. 2013. Metode dan Instrumen Penelitian: Ekonomi Dan Bisnis. Jakarta: CAPS (Center For Academic Publishing Service). Undang-undang perpajakan no 16. 2012. Susunan Dalam Satu Naskah Undang-Undang Perpajakan. Waluyo, 2011.Perpajakan Indonesia, Edisi 10. Penerbit Salemba Empat Widayati dan Nurlis. 2010. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemauan Untuk Membayar Pajak Orang Pribadi yang Melakukan Pekerjaan Bebas. Simposium Nasional Akuntansi XIII Purwokerto. Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto Yamin dan Titi Muswati. 2009. Model Penyelewengan Pajak Menggunakan Faktur Pajak Fiktif. Jurnal Ilmu Administrasi dan Organisasi. Vol.16 No.1 (17)