perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
FAKTOR
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT
MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER AKUNTANSI PADA PESERTA DIDIK KELAS XI IPA DI SMA NEGERI 1 SURAKARTA TAHUN 2011
SKRIPSI
Oleh :
BERNARDUS VICTOR WIJAYA K7407004
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
FAKTOR
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT
MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER AKUNTANSI PADA PESERTA DIDIK KELAS XI IPA DI SMA NEGERI 1 SURAKARTA TAHUN 2011
Oleh : BERNARDUS VICTOR WIJAYA K7407004
Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011
ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK Bernardus Victor Wijaya. FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER AKUNTANSI PADA PESERTA DIDIK KELAS XI IPA DI SMA NEGERI 1 SURAKARTA TAHUN 2011. Skripsi. Surakarta. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret. MEI 2011. Tujuan penelitian ini adalah untuk: mengetahui faktor-faktor apa yang mempengaruhi minat peserta didik kelas XI IPA mengikuti ekstrakurikuler akuntansi di SMA Negeri 1 Surakarta Tahun 2011. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Strategi penelitian yang digunakan adalah strategi tunggal terpancang. Sumber data yang digunakan berupa informan, tempat dan peristiwa serta dokumen. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, analisis dokumen dan observasi. Validitas data menggunakan teknik triangulasi sumber dan triangulasi metode. Sedangkan teknik analisis data yang digunakan adalah adalah analisis interaktif mengalir. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa dari 6 faktor yang mempengaruhi munculnya minat, tetapi setelah dilakukan analisis dan pembahasan oleh peneliti maka dapat disimpulkan menjadi 4 faktor yang mempengaruhi minat peserta didik yang kemudian digolongkan menjadi 2 faktor utama yaitu faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik. (1) Faktor Intrinsik : (a) Keinginan untuk berprestasi dari anak kelas XI IPA dari mengikuti ekstrakurikuler ini. Hal tersebut dapat diketahui dengan adanya keinginan untuk berprestasi di waktu yang akan datang yaitu mengambil atau memilih jurusan IPS khususnya akuntansi pada saat mereka akan kuliah, seperti keinginan untuk menempuh kuliah di Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN). (b) Faktor untuk mengisi waktu luang. Peserta didik kelas XI IPA mengikuti ekstrakurikuler akuntansi selain adanya keinginan untuk berprestasi adalah untuk mengisi waktu luang mereka untuk hal-hal yang positif dan bermanfaat. (2) Faktor Ekstrinsik : (a) Faktor keluarga, bagi peserta didik kelas XI IPA, dukungan dari pihak keluarga merupakan salah satu faktor terpenting yang membuat munculnya minat peserta didik untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler akuntansi. Karena dengan dukungan dari keluarga khususnya dari orang tua akan membuat mereka lebih semangat dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler akuntansi. (b) Faktor teman pergaulan, teman pergaulan mempunyai pengaruh yang cukup besar bagi peserta didik kelas XI IPA untuk mengikuti ekstrakurikuler akuntansi ini. Hal ini dikarenakan adanya ajakan teman untuk mengikuti ekstrakurikuler akuntansi mampu membuat peserta didik mempunyai minat untuk mengikuti kegiatan tersebut. Selain itu dengan adanya teman yang mengikuti ekstrakurikuler yang sama dengan peserta didik, membuat peserta didik semakin bersemangat dalam mengikuti ekstrakurikuler tersebut.
vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT Bernardus Victor Wijaya. THE FACTORS AFFECTING THE INTEREST OF PARTICIPATE ACCOUNTING EXTRACURRICULAR FOR ELEVENTH GRADE STUDENTS OF SCIENCE DEPARTMENT AT SMA NEGERI 1 SURAKARTA IN 2011. Thesis. Surakarta. Faculty of Teacher Training and Education. Sebelas Maret University. May 2011. The purpose of the research is to: find out what factors affecting the interests of eleventh grade students of science department in participating accounting extracurricular at SMA Negeri 1 Surakarta in 2011. The research used qualitative research methods with descriptive approach. The research strategy used was a single embedded strategy. Source of data used was informants, places and events also documents. The sampling technique used was purposive sampling. Data was collected by interview, document analysis and observation. The validity of the source data used techniques and methodological triangulation. While the data analysis technique used was the interactive flow analysis. Based on analysis and discussion result, it could be concluded that: there were 6 factors affecting the interest, yet after the researcher analyzed and extracurricular activities. Those factors then could be categorized into 2 main factors: intrinsic and extrinsic factor (1) intrinsic factors covered (a) the desire of achievement by participating in the extracurricular. The desire to take social major in the future especially for accounting major by the time they are going to college, such as the desire to pursue college in the State College of Accounting (STAN). (b) Spending spare time. While working on achievement, the students also spent their spare time to do positive and useful things (2) extrinsic factors covered (a) the family factor, the support from the family was one of the most important factors making the emergence of interest in students to participate in accounting extracurricular activities. Since the support of families particularly their parents, would make them more enthusiasm in participating in the accounting extracurricular activities. (b) Friend relationships factor, a friend relationships had considerable influence for eleventh grade students of science department to participate in the accounting extracurricular. Since friends were able to make the students have an interest to participate in these activities. In addition, the presence of friends who followed the same extracurricular made the students more enthusiastic in participating in the extracurricular.
vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO
May The God of Hope Fill You with all joy and peace as you trust ini Him..,, (Romans 15:13) Commit to the LORD whatever you do, and your plans will succed (NN) Sukses adalah berhasil karena menjadi diri sendiri sesuai dengan apa yang menjadi prinsip dan milik kita, dan tidak merugikan orang lain.,
(Penulis)
( Marie)
viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan kepada : Ayah dan Ibu yang selalu memberikan semangat dan kasih sayangnya kepada penulis. Mbak Tika dan Dik Robert yang memberikan semangat kepada penulis. Serta seluruh keluarga tercinta.
ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGATAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah mencurahkan segala kasih-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS). Berbagai hambatan muncul dalam perjalanan menyusun skripsi ini dan tidak dapat dipungkiri bahwa banyak pihak telah membantu penulis dalam mengatasi segala hambatan tersebut. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis ucapkan terima kasih kepada : 1.
Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., selaku Dekan FKIP UNS, yang telah
memberikan Surat Keputusan tentang Ijin Menyusun Skripsi dan Ijin Research. 2.
Drs. Saiful Bachri, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial FKIP UNS, yang telah menyetujui permohonan Ijin Menyusun Skripsi. 3.
Drs. Wahyu Adi, M.Pd., selaku Ketua Bidang Keahlian Khusus Akuntansi
yang telah memberikan ijin penyusunan skripsi ini. 4.
Prof. Dr. Sigit Santoso, M.Pd. selaku pembimbing I yang telah memberikan banyak ilmu, bimbingan, arahan dan motivasi dalam penyusunan skripsi ini.
5.
Drs. Ngadiman, M.Si. selaku pembimbing II dan pembimbing akademik yang mengarahkan, dan memberikan nasihat kepada penulis.
6.
Tim Penguji Skripsi yang telah menguji hasil penelitian penulis.
7.
Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan Akuntansi FKIP UNS, yang telah memberi bekal ilmu pengetahuan selama peneliti menempuh kuliah.
8.
Drs.H.M Thoyibun, SH, M.M. dan, Drs. Teguh, M.Pd,
selaku Kepala
Sekolah dan Waka Humas SMA Negeri 1 Surakarta yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk mengadakan penelitian di SMA Negeri 1 Surakarta.
x
perpustakaan.uns.ac.id
9.
digilib.uns.ac.id
Drs. Wiyono selaku guru mata pelajaran dan ekstrakurikuler akuntansi SMA Negeri 1 Surakarta yang telah membantu dalam melakukan penelitian dan pengumpulan data yang penulis butuhkan.
10. Ayah, Ibu, mbak Tika dan dik Robert serta keluarga tercinta yang selalu menyayangi, memberi support dan memberikan segala fasilitas yang dibutuhkan selama penulis menyusun skripsi. 11. Teman-teman Pendidikan Ekonomi kelas A1 dan BKK Akuntansi kelas A angkatan 2007. 12. Windy, Sartika, Ramitha dan Sendy yang selalu mendukung penulis serta Mb Rika yang memberikan masukan sehingga penulis berhasil menyelesaikan skripsi ini. 13. Keluarga besar PSM FKIP Vox Magistra dan KMK FKIP UNS yang selalu memberi support. 14. Teman-teman Kost Laskar Violet dan Jatas yang selalu gaduh. 15. Siswa-siswi kelas XI yang mengikuti ekstrakurikuler akuntansi di SMA Negeri 1 Surakarta (Dina, Indri, Rizky S, Umi Hani, dan Rizal) atas kerjasama dan bantuan yang telah diberikan kepada penulis. 16. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan lagi, karena keterbatasan, terima kasih atas segenap bantuannya dalam penyusunan skripsi ini. Semoga amal kebaikan semua pihak, mendapatkan imbalan dari Tuhan Yang Maha Esa Penulis menyadari, bahwa dalam penulisan laporan ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran akan sangat penulis harapkan demi mencapai perbaikan di masa yang akan datang. Semoga laporan ini bermanfaat bagi para penbaca semua.
Surakarta,
Mei 2011 Penulis
xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI Halaman JUDUL ...........................................................................................................
i
PENGAJUAN .................................................................................................
ii
PERSETUJUAN.............................................................................................
iii
REVISI ...........................................................................................................
iv
PENGESAHAN ..............................................................................................
v
ABSTRAK ......................................................................................................
vi
ABSTRACT .....................................................................................................
vii
MOTTO ..........................................................................................................
viii
PERSEMBAHAN...........................................................................................
ix
KATA PENGANTAR ....................................................................................
x
DAFTAR ISI...................................................................................................
xii
DAFTAR TABEL ..........................................................................................
xv
DAFTAR GAMBAR......................................................................................
xvi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xvii BAB I PENDAHULUAN...................................................................................... 1 A. Latar Belakang Masalah ................................................................................ 1 B. Identifikasi Masalah....................................................................................... 5 C. Pembatasan Masalah...................................................................................... 5 D. Rumusan Masalah.......................................................................................... 5 E. Tujuan Penelitian ........................................................................................... 6 F. Manfaat Penelitian ......................................................................................... 6 BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................... 7 A. Tinjauan Pustaka............................................................................................ 7 1. Tinjauan Umum Minat ............................................................................ 7 a. Pengertian Minat................................................................................ 7 b. Bentuk-bentuk Minat......................................................................... 8 c. Cara Menentukan Minat .................................................................... 9 d. Unsur-unsur Minat...........................................................................10 e. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat .......................................11
xii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
f. Kriteria Minat .................................................................................. 12 g. Minat Remaja...................................................................................12 2. Tinjauan Umum Ekstrakurikuler ...........................................................14 a. Pengertian Kegiatan Ekstrakurikuler...............................................14 b. Tujuan Kegiatan Ekstrakurikuler..................................................... 15 c. Fungsi Kegiatan Ekstrakurikuler ..................................................... 16 d. Prinsip Kegiatan Ekstrakurikuler..................................................... 16 e. Pentingnya Kegiatan Ektrakurikuler................................................ 17 f. Muatan Kegiatan Ekstrakurikuler.................................................... 18 3. Tinjauan Umum Akuntansi ...................................................................20 a. Pengertian Akuntansi.......................................................................20 b. Sejarah Perkembangan Akuntansi...................................................20 c. Tujuan Akuntansi............................................................................. 21 d. Proses dan Kualitas Informasi Akuntansi........................................ 22 e. Pemakai Informasi Akuntansi.......................................................... 24 f. Bidang Spesialisasi Akuntansi......................................................... 25 g. Bidang Pekerjaan (Profesi) Akuntansi............................................. 26 4. Kegiatan Ekstrakurikuler Akuntansi...................................................... 27 B. Penelitian yang Relevan .............................................................................. 29 C. Kerangka Berpikir .......................................................................................30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN ........................................................ 32 A. Tempat dan Waktu Penelitian......................................................................32 1. Tempat Penelitian .................................................................................. 32 2. Waktu Penelitian.................................................................................... 32 B. Bentuk dan Strategi Penelitian .................................................................... 33 1. Bentuk Penelitian...................................................................................33 2. Strategi Penelitian.................................................................................. 33 C. Sumber Data ................................................................................................ 35 D. Teknik Sampling.......................................................................................... 35 E. Teknik Pengumpulan Data ..........................................................................37 F. Validitas Data .............................................................................................. 39
xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
G. Analisis Data................................................................................................ 41 H. Prosedur Penelitian ...................................................................................... 42 BAB IV PEMBAHASAN.................................................................................... 45 A. Deskripsi Lokasi Penelitian ......................................................................... 45 1. Sejarah SMA Negeri 1 Surakarta .......................................................... 45 2. Visi dan Misi SMA Negeri 1 Surakarta................................................. 52 3. Tujuan Pendidikan SMA Negeri 1 Surakarta ........................................ 53 4. Kegiatan Ekstrakurikuler .......................................................................53 5. Gambaran Umum Ekstrakurikuler Akuntansi .......................................55 B. Deskripsi Hasil Penelitian............................................................................ 58 1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Mengikuti Ekstrakurikuler Akuntansi pada Peserta Didik Kelas XI IPA......................................................................................................... 58 a. Faktor Intrinsik ................................................................................ 58 1). Faktor Untuk Berprestasi............................................................ 58 2). Faktor Untuk Mengisi Waktu Luang..........................................60 b. Faktor Ekstrinsik.............................................................................. 61 1). Faktor Keluarga..........................................................................61 2). Faktor Teman Pergaulan ............................................................ 63 C. Temuan Studi yang Dihubungkan dengan Kajian Teori ............................. 64 1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Mengikuti Ekstrakurikuler Akuntansi pada Peserta Didik Kelas XI IPA......................................................................................................... 64 BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ......................................69 A. Kesimpulan ...............................................................................................69 B. Implikasi.................................................................................................... 70 1. Implikasi Teoretis................................................................................ 71 2. Implikasi Praktis ................................................................................. 71 C. Saran..........................................................................................................71 DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 73 LAMPIRAN......................................................................................................... 75
xiv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Penelitian................................................................ 33
xv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Kerangka Berpikir ...............................................................................31 Gambar 2. Komponen dalam Analisis Data.......................................................... 42 Gambar 3. Bagan Prosedur Penelitian ..................................................................44
xvi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1. Instrument Penelitian........................................................................ 76 Lampiran 2. Pedoman Wawancara ....................................................................... 77 Lampiran 3. Field Note Penelitian ........................................................................ 78 Lampiran 4. Field Note Observasi ........................................................................ 96 Lampiran 5. Foto-foto Penelitian.......................................................................... 98 Lampiran 6. Strukutur Organisasi SMA Negeri 1 Surakarta .............................. 103 Lampiran 7. Daftar Peserta Ekstrakurikuler Akuntansi ...................................... 104 Lampiran 8. Daftar Hadir Peserta Ekstrakurikuler Akuntansi ............................ 106 Lampiran 9. Soal-soal Ekstrakurikuler Akuntansi .............................................. 108 Lampiran 10. Referensi Jurnal dan Abstrak Peneletian ...................................... 111 Lampiran 11. Surat Ijin Menyusun Skripsi ......................................................... 121 Lampiran 12. Surat Keputusan Dekan FKIP....................................................... 123 Lampiran 13. Surat Ijin Penelitian...................................................................... 124 Lampiran 14. Surat Keterangan Melaksanakan Penelitian dari Sekolah ............ 125
xvii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi sekarang ini pendidikan merupakan faktor penting bagi setiap manusia karena melalui pendidikan diharapkan mampu membina siswa untuk hidup layak secara individu, kelompok maupun dimasyarakat. Di Indonesia, dunia pendidikan dari tahun ke tahun selalu menunjukkan adanya perkembangan yang cukup signifikan. Hal ini dapat diketahui dengan adanya tuntutan tentang kualitas SDM (Sumber Daya Manusia) yang dimiliki oleh masyarakat. Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas SDM tersebut adalah pendidikan. Dengan pendidikan maka kualitas manusia diubah ke arah yang lebih baik dan menjadikannya sumber daya yang berguna bagi dirinya maupun bagi masyarakat. -potensi, kemampuan-kemampuan, kapasitas-kapasitas manusia yang mudah dipengaruhi oleh kebiasaan-kebiasaan yang baik, dengan alat yang disusun sedemikian rupa dan digunakan oleh manusia untuk menolong orang lain atau dirinya dalam mencapai tujuanDalam undang
2). undang No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan
dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mandiri dan mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri
Pendidikan merupakan masalah yang penting dalam kehidupan karena pendidikan dapat dijadikan modal bagi kaum muda untuk mampu menghadapi tantangan zaman terutama dalam dunia pekerjaan. Bukan saja sangat penting, bahkan masalah pendidikan itu sama sekali tidak dipisahkan dari kehidupan, baik kehidupan keluarga, bangsa, dan negara. Untuk itu sekolah sebagai lembaga
1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2
formal pembelajaran dituntut agar lebih inovatif dan sensitif terhadap persoalanpersoalan yang ada sekarang ini seperti kendala dalam kegiatan belajar mengajar. Sehingga dalam proses pembelajaran nantinya dapat bermanfaat bagi semua pihak yang menerima maupun melaksanakan proses pembelajaran tersebut. Menurut
disengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi-kondisi khusus untuk menghasilkan respon terhadap situasi
Zulfa, 2010: 6). Dalam proses pembelajaran diketahui ada pembelajaran yang dilaksanakan pada saat jam pelajaran di sekolah (kurikuler) ataupun pada saat jam pelajaran efektif
sekolah
telah
selesai (ekstrakurikuler).
Kegiatan
ekstrakurikuler
merupakan kegiatan pengayaan dan perbaikan yang berkaitan dengan program intrakurikuler dan kokurikuler. Kegiatan intrakurikuler mengandung pengertian semua kegiatan sekolah yang merupakan realisasi dari program kurikulum yang telah ditetapkan, sedangkan kegiatan kokurikuler didefinisikan sebagai kegiatankegiatan siswa di luar intrakurikuler yang sangat mendukung terhadap keberhasilan pembelajaran pada kegiatan intrakurikuler. Kegiatan kokurikuler ini dapat dijadikan sebagai wadah bagi siswa yang memiliki minat mengikuti kegiatan tersebut. Melalui bimbingan dan pelatihan guru, kegiatan ekstrakurikuler dapat membentuk sikap positif terhadap kegiatan yang diikuti oleh para peserta didik. Program ekstrakurikuler merupakan bagian internal dari proses belajar yang menekankan pada pemenuhan kebutuhan peserta didik akan keterampilan dan pengetahuan di bidang tertentu. Ismat Saleem (Journal of Managerial Science, volume II number 2:213) mengungkapkan bahwa perbedaan antara kurikuler dan ekstra kurikuler secara bertahap telah menghilang dalam praktek pendidikan modern ini dan koordinasi serta integrasi dari semua pengalaman murid, kemampuan intelektual, sosial, moral, emosional dan fisik telah menjadi dari upaya yang telah dilakukan oleh sekolah dalam meningkatkan kualitas.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3
Kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti dan dilaksanakan oleh siswa baik di sekolah maupun di luar sekolah, bertujuan agar siswa dapat memperkaya pengalaman dan memperluas diri. Memperluas diri ini dapat dilakukan dengan memperluas wawasan pengetahuan dan mendorong pembinaan sikap atau nilainilai agar terhindar dari kegiatan-kegiatan yang negatif seperti merokok dan pemakaian obat-obat terlarang. Pengertian ekstrakurikuler menurut kamus besar Suatu kegiatan yang berada di luar program yang tertulis di dalam kurikulum seperti latihan kepemimpinan dan pembinaan
sehingga peserta didik diberi kebebasan untuk menentukan jenis kegiatan yang sesuai dengan bakat serta minat mereka. SMA Negeri 1 Surakarta memiliki berbagai macam kegiatan ekstrakurikuler yang seperti : Pramuka, teater, paskibraka, tari, keputrian, Akuntansi, olah raga dan lain-lain. Ada berbagai macam kegiatan ekstrakurikuler yang diselenggarakan oleh pihak sekolah, akan tetapi ekstrakurikuler Akuntansi adalah salah satu kegiatan ekstrakurikuler yang merupakan mata pelajaran inti yang ada di sekolah terutama untuk jurusan IPS. Menurut Suparman Ali (2009: 79): Akuntansi adalah suatu proses mencatat, mengklasifikasi, meringkas, mengolah dan menyajikan data, transaksi serta kejadian yang berhubungan dengan keuangan sehingga dapat digunakan oleh orang yang menggunakannya dengan mudah dimengerti untuk pengambilan suatu keputusan serta tujuan lainnya. Berdasarkan dari pengertian di atas, maka dapat diketahui jika mata pelajaran Akuntansi merupakan pelajaran yang bersifat keterampilan (skill), sehingga dalam mempelajarinya diperlukan ketekunan, ketelitian dan kecerdasan, keterampilan serta minat belajar. Peserta didik kelas XI di SMA Negeri 1 Surakarta diwajibkan untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler yang diselenggarakan oleh sekolah sesuai dengan minat mereka. Minat adalah suatu perangkat mental yang terdiri dari campuran-campuran
perasaan
harapan,
pendidikan,
rasa
takut
atau
kecenderungan-kecenderungan lain yang mengarahkan individu kepada suatu
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4
pilihan tertentu (Andi Mappier, 1982: 62). Sedangkan Menurut Slamet (1995: sa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan
dekat hubungan tersebut, semakin besar minat yang dimilikinya. Minat dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa siswa lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya, dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas. Peserta didik yang memiliki minat terhadap subyek tertentu cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap subyek tertentu. Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa minat berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang seseorang terhadap sesuatu. Dengan rasa senang seseorang cenderung memusatkan perhatian terhadap suatu objek atau kegiatan tertentu, sedangkan dengan rasa tidak senang seseorang cenderung menjauhi dan tidak memberikan perhatian terhadap objek atau kegiatan tertentu. Minat merupakan faktor yang sangat menentukan dalam keberhasilan belajar seseorang. Dalam kehidupan sehari-hari dapat dijumpai seseorang yang mempunyai kadar kepandaian tinggi, namun kurang minat terhadap disiplin ilmu atau suatu pekerjaan yang digelutinya, prestasi keilmuan atau pekerjaannya biasabiasa saja, kurang memuaskan. Sebaliknya, tidak jarang pula orang yang mempunyai kapasitas intelektual sedang, namun karena adanya niat yang besar terhadap disiplin ilmu yang dituntut atau pekerjaan yang digelutinya, memperoleh hasil yang gemilang. Minat peserta didik akan semakin tinggi bila melihat dan mengalami sendiri kebutuhan-kebutuhannya untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu. Hal ini berarti siswa dapat segera menerapkan apa yang telah dipelajarinya dan menumbuhkan minat terhadap suatu objek atau kegiatan tertentu dari subjek yang diciptakan oleh pengajar atau guru. Salah satu subjeknya adalah kegiatan ekstrakurikuler Akuntansi. Akuntansi merupakan mata pelajaran dari jurusan IPS namun ekstrakurikuler Akuntansi di SMA Negeri 1 Surakarta lebih banyak
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5
diminati oleh peserta didik dari jurusan IPA. Ketidak sesuaian pilihan dalam mengikuti ekstrakurikuler Akuntansi dipengaruhi oleh beragam minat dari peserta didik dari jurusan IPA. Mengingat pentingnya hal tersebut maka peneliti tertarik menyusun skripsi tentang
Faktor
Faktor yang Mempengaruhi Minat Mengikuti Ekstrakurikuler
Akuntansi pada Peserta Didik Kelas XI IPA di SMA Negeri 1 Surakarta Tahun . B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, penulis mengidentifikasikan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana cara memenuhi kebutuhan peserta didik akan keterampilan dan pengetahuan melalui kegiatan ekstrakurikuler? 2. Mengapa salah satu pelajaran di IPS yaitu pelajaran Akuntansi di jadikan kegiatan ekstrakurikuler umum di SMA Negeri 1 Surakarta? 3. Mengapa peserta didik kelas XI di SMA Negeri 1 Surakarta diwajibkan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler? 4. Mengapa peserta didik yang memiliki minat terhadap subjek tertentu cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap subjek tertentu? 5. Apakah dengan melihat dan mengalami sendiri kebutuhan peserta didik untuk mencapai tujuan tertentu dapat meningkatkan minat peserta didik? C. Pembatasan Masalah Penulis membatasi penelitian ini agar masalah ini tidak menyimpang dari apa yang diteliti, maka fokus penelitian ini pada masalah: Akuntansi adalah mata pelajaran dari jurusan IPS, akan tetapi dalam pelaksanaan ekstrakurikuler Akuntansi di SMA Negeri 1 Surakarta peminat tertinggi adalah peserta didik dari jurusan IPA.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
6
D. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka peneliti merumuskan masalah yang akan diteliti yaitu : Faktor
faktor apa yang mempengaruhi minat mengikuti ekstrakurikuler
Akuntansi pada peserta didik kelas XI IPA di SMA Negeri 1 Surakarta Tahun 2011 ? E. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi minat mengikuti ekstrakurikuler Akuntansi pada peserta didik kelas XI IPA di SMA Negeri 1 Surakarta Tahun 2011 F. Manfaat Penelitian Berdasarkan hasil penelitian ini, diharapkan peneliti memperoleh dua manfaat, yaitu manfaat teoretis dan manfaat praktis. 1. Manfaat Teoretis Diharapkan dapat memberikan wawasan dan pengetahuan tentang pendidikan, khususnya dalam bidang
ektrakurikuler. Dimana kegiatan
ekstrakurikuler ini mempunya manfaat yang banyak bagi peserta didik 2. Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan akan dapat memberikan manfaat praktis sebagai berikut : a. Bagi Sekolah Sekolah dapat menggunakan penelitian ini sebagai bahan referensi atau masukan dalam rangka peningkatan minat peserta didik kelas XI dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler. b. Bagi Peserta Didik Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi untuk mengetahui faktor-faktor apa yang membuat mereka mempunyai minat yang tinggi mengikuti suatu kegiatan.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka Dalam penelitian, deskripsi teori merupakan uraian yang sistematis tentang teori yang relevan dengan masalah yang diteliti. Teori merupakan alur logika atau penalaran, yang merupakan seperangkat konsep, definisi, dan proposisi yang disusun secara sistematik. Teori-teori ini akan membantu peneliti untuk mengetahui, mengenal dan memahami tentang penelitian-penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya tentunya yang berkaitan erat dengan topik penelitian. Definisi teori menurut Kerlinger yang dikutip oleh Deddy Mulyana (2006: 10) adalah seperangkat konsep, definisi, dan proporsi yang saling berhubungan yang menyajikan suatu pandangan yang sistematik atas fenomena dengan menjabarkan hubungan-hubungan dengan tujuan menjelaskan dan meramalkan fenomena tersebut. 1. Tinjauan Umum Minat a. Pengertian Minat Rumusan Hilgard tentang minat yang dikutip oleh Slameto (2010: 57) adalah sebagai berikut: Interest is persisting tendency to pay attention to and enjoy some activity or content. Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus-menerus yang disertai dengan rasa senang dan dari rasa senang tersebut akan didapat rasa kepuasan. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan suatu diluar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minat. Menurut Slameto (2010: 180) minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri.
7
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 8
Menurut Abu Ahmadi (1998: 151) minat adalah sikap jiwa orang seseorang termasuk ketiga fungsi jiwanya (kognisi, konasi, emosi) yang tertuju pada sesuatu, dan dalam hubungan itu unsur perasaan yang terkuat. Selain itu di dan berhubungan erat dengan sikap. Minat dan sikap merupakan dasar bagi prasangka, dan minat juga penting dalam mengambil keputusan. Minat dapat menyebabkan seseorang
Minat merupakan kecenderungan afektif seseorang untuk membuat pilihan aktivitas, kondisi-kondisi individual dapat merubah minat seseorang. Sehingga dapat dikatakan minat itu tidak stabil sifatnya (Muhaimin, 1994: 4) dan minat adalah kecenderungan seseorang untuk memilih dan melakukan suatu kegiatan tertentu diantara sejumlah kegiatan lain yang tersedia (Whiterington, 1991: 135).
Lester D. Crow dan Alice Crow (1984: 35) minat adalah kemampuan untuk menurut memberikan stimulus yang mendorong kita untuk memperhatikan seseorang, suatu kegiatan, suatu yang dapat memberi pengaruh terhadap pengalaman yang telah distimulus oleh kegiatan itu sendiri. Dengan kata lain minat dapat menjadi sebab oleh suatu kegiatan dan hasil dari keikut sertaanya dalam kegiatan itu. Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa minat adalah fungsi kejiwaan untuk merasa tertarik pada obyek baik berupa benda atau hal lain, rasa tertarik pada suatu obyek tersebut merupakan suatu ketertarikan dari subyek yang disebabkan unsur-unsur tertentu yang terdapat pada obyek minat, dengan kata lain minat merupakan sambutan yang sadar yang didasari oleh perasaan positif yang nantinya menimbulkan perasaan yang positif juga. b. Bentuk-Bentuk Minat Menurut (M. Buchori, 1991:136) minat dapat dibedakan menjadai dua macam yaitu: 1) Minat Primitif Minat primitif disebut minat yang bersifat biologis, seperti kebutuhan makan, minum, bebas bergaul dan sebagainya. Jadi pada jenis minat ini meliputi kesadaran tentang kebutuhan yang langsung dapat memuaskan dorongan untuk mempertahankan organisme. 2) Minat kultural
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 9
Minat kultural dapat disebut juga minat sosial yang berasal atau diperoleh dari proses belajar. Jadi minat kultural disini lebih tinggi nilainya dari pada minat primitif. c. Cara Menentukan Minat Suatu minat tidak dibawa sejak lahir melainkan diperoleh kemudian. Minat terhadap sesuatu tidak muncul sejak lahir melainkan diperoleh kemudian. Minat terhadap sesuatu dipelajari dan mempengaruhi belajar selanjutnya serta mempengaruhi penerimaan minat baru. Jadi minat terhadap sesuatu merupakan hasil belajar dan menyokong belajar selanjutnya walaupun minat terhadap sesuatu hal tidak merupakan hal yang hakiki untuk dapat mempelajari hal tersebut. Menurut Dewa Ketut Sukardi (1994: 64) minat dapat ditentukan dengan 3 cara yaitu: 1) Minat yang diekspresikan ( Expresed interest ) Seseorang dapat mengungkapkan minat atau pilihanya dengan kata tertentu. Misalnya: seseorang mengatakan bahwa ia/dia tertarik pada mata pelajaran Akuntansi. 2) Minat yang diwujudkan ( Manifest interest ) Seseorang dapat mengekspresikan minat bukan melalui kata-kata tetapi melalui tindakan atau perbuatan, ikut serta berperan aktif dalam suatu aktivitas tertentu. Misalnya: seseorang dapat ikut serta dalam suatu organisai koperasi. 3) Minat yang diinventarisasikan ( Inventoried interest ) Seseorang menilai minatnya dapat diukur dengan menjawab terhadap sejumlah pertanyaan tertentu atau urutan pilihanya untuk kelompok aktivitas tertentu. Jika seorang menaruh minat terhadap sesuatu, minatnya tersebut menjadi motif yang kuat baginya untuk berhubungan secara lebih aktif dengan sesuatu yang diminatinya. Dalam hal ini jika seseorang berminat untuk menekuni bidang Akuntansi, dia akan selalu mempelajari dan berlatih pada bidang Akuntansi tersebut. Dalam pengembangan minat, hubungan antara pribadi jauh lebih penting dari pada proses latihan yang khusus. Misalnya seseorang tidak menyukai guru mata pelajaran maka dia cenderung tidak semaksimal mungkin terhadap mata pelajaran tersebut bahkan tidak suka terhadap orang tersebut. Dengan demikian
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 10
perkembangan minat. Walaupun setiap orang mengembangkan minat terhadap Akuntansi yang sifatnya individual, namun setiap orang dalam suatu lingkungan tertentu akan mengembangkan minat-minat yang hampir umum dijumpai orangorang dari lingkungan tersebut. d. Unsur-Unsur Minat Menurut M.Uzer Usman dan Lilis Setiawati (2002:4), seseorang dikatakan berminat terhadap sesuatu bila individu itu memiliki beberapa unsur antara lain: 1) Perhatian Seseorang dikatakan berminat apabila individu disertai adanya perhatian, yaitu kreatifitas jiwa yang tinggi yang semata-mata tertuju pada suatu objek. Jadi seseorang yang berminat terhadap sesuatu obyek yang pasti perhatiannya akan memusat terhadap sesuatu obyek tersebut. Dalam hal ini perhatian ditujukan pada obyek ekstrakurikuler Akuntansi. 2) Kesenangan Perasaan senang terhadap sesuatu obyek baik orang atau benda akan menimbulkan minat pada diri seseorang, orang merasa tertarik kemudian pada gilirannya timbul keinginan yang dikehendaki agar obyek tersebut menjadi miliknya. Dengan demikian maka individu yang bersangkutan berusaha untuk mempertahankan obyek tersebut. 3) Kemauan Kemauan yang dimaksud adalah dorongan yang terarah pada tujuan yang dikehendaki oleh akal pikiran. Dorongan ini akan melahirkan timbulnya suatu perhatian terhadap suatu obyek. Sehingga dengan demikian akan memunculkan minat individu yang bersangkutan. Selain itu, menurut Hurlock (1995:117) minat terbagi menjadi 3 aspek yaitu : 1) Aspek Kognitif Berdasarkan atas pengalaman pribadi dan apa yang pernah dipelajari baik di rumah, sekolah dan masyarakat serta dan berbagai jenis media massa. 2) Aspek Afektif Konsep yang membangun aspek kognitif, minat dinyatakan dalam sikap terhadap kegiatan yang ditimbulkan minat. Berkembang dari pengalaman pribadi dari sikap orang yang penting yaitu orang tua, guru dan teman sebaya terhadap kegiatan yang berkaitan dengan minat tersebut dan dari sikap yang dinyatakan atau tersirat dalam berbagai bentuk media massa terhadap kegiatan itu. 3) Aspek Psikomotor Berjalan dengan lancar tanpa perlu pemikiran lagi, urutannya tepat. Namun kemajuan tetap memungkinkan sehingga keluwesan dan keunggulan meningkat meskipun ini semua berjalan lambat.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 11
e. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Minat pada hakekatnya adalah merupakan sebab akibat dari pada pengalaman, minat berkembang sebagai hasil dari pada sesuatu kegiatan dan akan menjadi sebab akan dipakai lagi dalam kegiatan yang sama L D Crow and Alice Crow (dalam Tri Wahyudi,2002:10-11). Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut: 1) The factor inner urge: Rangsangan yang datang dari lingkungan atau ruang lingkup yang sesuai dengan keinginan atau datang dari lingkungan atau ruang lingkup yang sesuai dengan keinginan atau kebutuhan seseorang akan mudah menimbulkan minat misal, cenderung terhadap belajar, dalam hal ini seseorang mempunyai hasrat ingin tahu terhadap ilmu pengetahuan. 2) The factor of social motive : Minat seseorang terhadap obyek atau sesuatu hal, disamping hal dipengaruhi oleh faktor dari dalam diri manusia juga dipengaruhi oleh motif sosial, misal seseorang berminat pada prestasi tinggi agar dapat status sosial yang tinggi pula. 3) Emotional factor : Faktor perasaan dan emosi ini mempunyai pengaruh terhadap obyek misal perjalanan sukses yang dipakai individu dalam sesuatu kegiatan tertentu dapat membangkitkan perasaan senang dan dapat menambah semangat atau kuatnya minat dalam kegiatan tersebut. Sebaliknya kegagalan yang dialami akan menyebabkan minat seseorang berkembang. Menurut Totok Santoso (dalam Tri Wahyudi, 2002:18) faktor yang mempengaruhi tumbuh kembangnya minat adalah sebagai berikut: 1) Motivasi dan cita-cita Adanya cita-cita dan dukungan oleh motivasi yang kuat dalam diri seseorang maka akan dapat membesarkan minat orang itu terhadap suatu objeknya. Sebaliknya apabila cita-cita dan motivasi tidak ada maka minat sulit ditumbuhkan. 2) Sikap terhadap suatu objek Sikap senang terhadap objek dapat membesarkan minat seseorang terhadap objek tersebut. Sebaliknya jika sikap tidak senang akan memperkecil minat seseorang. 3) Keluarga Keadaan keluarga terutama keadaan sosial ekonomi dan pendidikan keluarga dapat mempengaruhi minat seseorang terhadap objek tersebut. 4) Fasilitas Tersedianya fasilitas yang mendukung akan menjadikan minat seseorang terhadap suatu objek lebih besar. 5) Teman pergaulan Teman pergaulan yang mendukung misalnya diajak kompromi terhadap suatu hal yang menarik perhatiannnya maka teman tersebut dapat lebih
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 12
meningkatkan minatnya, tetapi teman yang tidak mendukung mungkin akan menurunkan minat seseorang. f. Kriteria Minat Menurut Nursalam (2003), minat seseorang dapat digolongkan menjadi: 1) Rendah Jika seseorang tidak menginginkan obyek minat 2) Sedang Jika seseorang menginginkan obyek minat akan tetapi tidak dalam waktu segera. 3) Tinggi Jika seseorang sangat menginginkan obyek minat dalam waktu segera. g. Minat Remaja Dorongan-dorongan yang ada pada diri remaja, menggambarkan perlunya perlakuan yang luas, sehingga ciri-ciri dan minat remaja tergambar lebih terperinci dan faktual, sesuai dengan usia dan kedewasaan mereka. Dengan demikian ciri-ciri dan minat remaja akan menjadi pedoman penyelenggaraan program pendidikan jasmani dan yang arahnya dapat dikategorikan ke dalam domain hasil belajar, yaitu psikomotor, afektif, kognitif dan domain yang lain. Dengan digunakannya sebagai pedoman, maka pedoman dan pengembangan program akan sesuai dengan ketepatan masa belajar, urutan, kecepatan dan ragam kekuatan. Kemudian muncul dalam pikiran kita, bahwa remaja pada umumnya memiliki ragam yang luas tentang kedewasaan jasmani dan kedewasaan rohani, yang perlu juga untuk diperhatikan. Berdasarkan deskripsi di atas, maka dianjurkan untuk tidak menggunakan pendekatan yang telah terbiasa, yaitu pilihan kegiatan berdasarkan anjuran guru. Pendekatan yang demikian akan berdampak keterbatasan pandangan siswa atau kegiatan yang sekedar memenuhi kegiatan kebutuhan guru, bukan kebutuhan siswa. Dalam masa remaja minat senantiasa berkembang, hal itu bersifat pemilihan dan mempunyai arah serta tujuan, hal-hal yang diminati remaja antara lain: 1) Minat pribadi dan sosial Minat pribadi dan sosial merupakan kelompok minat yang paling kuat dimiliki oleh remaja awal. Minat pribadi timbul karena remaja menyadari
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 13
bahwa penerimaan sosial sangat dipengaruhi oleh keseluruhan yang ditampakan oleh remaja itu oleh sekitarnya. Penyebab lain, karena adanya kesadaran remaja bahwa lingkungan sosial menilai dirinya dengan melihat miliknya, sekolahannya, kenangannya, benda-benda lain yang dimilikinya, teman-teman
sepergaulanya.
Sesuatu
yang
dimilikinya
itu
dapat
mengangkat dan memerosotkan pandangan teman-teman sebaya terhadap dirinya (Andi Mappiare, 1982:62). Menurut Elisabeth B Hurlock (2002:210220), minat pribadi meliputi minat pada penampilan, minat pada pakaian, minat pada prestasi, minat pada kemandirian, dan minat pada orang. 2) Minat terhadap rekreasi Minat terhadap rekreasi terhadap remaja pada umumnya sangat kuat. Namun dari beberapa remaja disebabkan karena keterbatasan waktu, tugas rumah, dan keterbatasan yang lainnya menjadikan remaja itu lebih selektif dalam memilih apa yang disenangi dan merupakan hoby. Banyaknya rekreasi yang dimiliki remaja juga sangat mempengaruhi oleh derajat kepopulerannya (Elisabeth B Hurlock, 2002:218) 3) Minat terhadap agama Minat terhadap agama juga dialami dengan memulainya memikirkan secara serius soal-soal agama. Mereka membandingkan antara apa yang ideal dan apa yang nampak nyata, sehingga apa yang dahulu dipercayainya sebagai hal yang benar, pada remaja awal mulai diragukan. Para remaja awal sering lagi mempertanyakan tentang kebenaran, dosa dan neraka, pahala dan surga, mereka meragukan doa (Andi Mappiare, 1982:64) Akibatnya minat terhadap agama dapat melemah dan praktek keagamaanya sering ditinggalkan. 4) Minat terhadap sekolah Minat terhadap sekolah dan jabatan remaja dapat dipengaruhi oleh minat orang tua atau kelompoknya. Jika orang tua atau kelompoknya oriented
maka sering sekali remaja meminati sekolah yang mengarah
kepada pekerjaan (sekolah kejuruan). Jika orang tua atau kelompoknya
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 14
maka remaja terpengaruh meminati sekolahan yang dapat mengantarkan keperguruan tinggi, menuju cita-cita jabatannya. 5) Minat terhadap aktivitas fisik Minat untuk melakukan aktivitas fisik atau berolahraga sangat dipengaruhi oleh kesempatan untuk melakukan aktivitas fisik itu sendiri. Apabila sejak kecil selalu dikekang atau tidak diberi kesempatan untuk melakukan aktivitas fisik, maka minat untuk melakukan aktivitas itu tidak akan berkembang. Sebaliknya kesempatan diberikan dengan cukup, maka minat melakukan aktivitas fisik menjadi berkembang. 2. Tinjauan Umum Ekstrakurikuler a. Pengertian Kegiatan Ekstrakurikuler Exstracurriculear activities are activities performed by students that fall outside the realm of the normal Kegaiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan yang dilakukan siswa sekolah atau universitas, diluar jam belajar kurikulum standart. (http://id.wikimedia.org/wiki/extracurricular). Kegiatan Ekstrakurikuler adalah suatu kegiatan penambahan pembelajaran yang mendorong atau mendidik peserta didik untuk mendalami pelajaran yang dianggap kurang dan yang mereka senangi atau mengembangkan bakat dan potensi peserta didik yang pastinya dimiliki setiap orang. Kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan pengayaan dan perbaikan yang berkaitan dengan program kokurikuler dan intrakurikuler. Kegiatan ini dapat dijadikan sebagai wadah bagi siswa yang memiliki minat mengikuti kegiatan tersebut. Melalui bimbingan dan pelatihan guru, kegiatan ekstrakurikuler dapat membentuk sikap positif terhadap kegiatan yang diikuti oleh para siswa. Kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti dan dilaksanakan oleh siswa baik di sekolah maupun di luar sekolah, bertujuan agar siswa dapat memperkaya dan memperluas diri. Memperluas diri ini dapat dilakukan dengan memperluas wawasan pengetahuan dan mendorong pembinaan sikap atau nilai-nilai.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 15
Pengertian ekstrakurikuler menurut kamus besar bahasa Indonesia
giatan ekstrakurikuler sendiri dilaksanakan diluar jam pelajaran wajib. Kegiatan ini memberi keleluasaan waktu dan memberikan kebebasan pada siswa, terutama dalam menentukan jenis kegiatan yang sesuai dengan bakat serta minat mereka. Berdasarkan Surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah (SK Dirjen Dikdasmen) Nomor: 226/C/Kep/O/1992 dirumuskan bahwa, ekstrakurikuler adalah kegiatan diluar jam pelajaran biasa dan pada waktu libur sekolah, dengan tujuan untuk memperdalam dan memperluas pengetahuan siswa, mengenal hubungan antara berbagai pelajaran, menyalurkan bakat dan minat, serta melengkapi upaya pembinaan manusia seutuhnya. Sedangkan berdasarkan Lampiran Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (SK Mendikbud) Nomor: 060/U/1993, Nomor 061/U/1993 dan Nomor 080/U/1993 dikemukakan,
bahwa
kegiatan
ekstrakurikuler
adalah
kegiatan
yang
diselenggarakan di luar jam pelajaran yang tercantum dalam susunan program sesuai keadaan dan kebutuhan sekolah. Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang menekankan kepada kebutuhan siswa agar menambah wawasan, sikap dan keterampilan siswa baik diluar jam pelajaran wajib serta kegiatannya dilakukan di dalam dan di luar sekolah. b. Tujuan Kegiatan Ekstrakurikuler Dalam setiap kegiatan yang dilakukan, pasti tidak lepas dari aspek tujuan. Kerena suatu kegiatan yang diakukan tanpa jelas tujuannya, maka kegiatan itu akan sia-sia. Begitu pula dengan kegiatan ekstrakurikuler tertentu memiliki tujuan tertentu. Mengenai tujuan kegiatan dalam ekstrakurikuler dijelasken oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1995: 2) sebagai berikut: Kegiatan ekstrakurikuler bertujuan agar: 1) Siswa dapat memperdalam dan memperluas pengetahuan keterampilan mengenai hubungan antara berbagai mata pelajaran, menyalurkan bakat dan minat, serta melengkapi upaya pembinaan manusia seutuhnya yang:
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 16
a) Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa b) Berbudi pekerti luhur c) Memiliki pengetahuan dan keterampilan d) Sehat rohani dan jasmani e) Berkepribadian yang mentap dan mandiri f) Memilki rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan 2) Siswa mampu memanfaatkan pendidikan kepribadian serta mengaitkan pengetahuan yang diperolehnya dalam program kurikulum dengan kebutuhan dan keadaan lingkungan. c. Fungsi Kegiatan Ekstrakurikuler Kegiatan ekstrakurikuler merupakan salah satu jalur pembinaan kesiswaan yang mempunyai fungsi sebagai berikut: 1) Pengembangan,
yaitu
fungsi
kegiatan
ekstrakurikuler
untuk
mengembangkan kemampuan dan kreativitas peserta didik sesuai dengan potensi, bakat dan minat mereka. 2) Sosial, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan kemampuan dan rasa tanggungjawab sosial peserta didik. 3) Rekreatif, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan suasana rileks, mengembirakan dan menyenangkan bagi peserta didik yang menunjang proses perkembangan. 4) Persiapan
karir,
yaitu
fungsi
kegiatan
ekstrakurikuler
untuk
mengembangkan kesiapan karir peserta didik. d. Prinsip Kegiatan Ektrakurikuler 1) Individual, yaitu prinsip kegiatan ekstarkurikuler yang sesuai dengan potensi, bakat dan minat peserta didik masing-masing. 2) Pilihan, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang sesuai dengan keinginan dan diikuti secara sukarela oleh peserta didik. 3) Keterlibatan aktif, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang menuntut keikutsertaan peserta didik secara penuh. 4) Menyenangkan, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler dalam suasana yang disukai dan menggembirakan peserta didik. 5) Etos kerja, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang membangun semangat peserta didik untuk bekerja dengan baik dan berhasil.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 17
6) Kemanfaatan
sosial,
yaitu
prinsip
kegiatan
ekstrakurikuler
yang
dilaksanakan untuk kepentingan masyarakat. e. Pentingnya Kegiatan Ekstrakurikuler Kegiatan ekstrakurikuler mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembinaan kesiswaan. Berikut adalah peranan utama ekstrakurikuler sebagai salah satu jalur pembinaan kesiswaan : 1) Memperdalam dan memperluas pengetahuan para siswa, dalam arti memperkaya, mempertajam, serta memperbaiki pengetahuan para siswa yang berkaitan dengan mata pelajaran sesuai dengan program kurikulum yang ada. 2) Melengkapi upaya pembinaan, pemantapan dan pembentukan nilai-nilai kepribadian siswa 3) Membina serta meningkatkan bakat, minat dan keterampilan, dan hasil yang diharapkan adalah untuk memacu anak kearah kemampuan mandiri, percaya diri dan kreatif. Kegiatan ekstrakurikuler dapat diartikulasikan kedalam 3 lingkup pendidikan nilai (Menurut Taylor), yaitu : 1) Pendidikan nilai adalah cara terencana yang melibatkan sejumlah pertimbangan nilai-nilai edukatif, baik yang tercakup dalam manajemen pendidikan maupun dalam kurikulum pendidikan. Dari hal yang paling luas sampai yang paling sempit. Cara dapat diwakili oleh pencapaian visi dan misi untuk pengembangan nilai, moral, etika, dan estetika sebagai keseluruhan dimensi pendidikan sampai pada tindakan guru dalam melakukan penyadaran nilai-nilai pada peserta didik. 2) Pendidikan nilai adalah situasi yang berpengaruh tehadap pekembangan pengalaman dan kesadaran nilai pada peserta didik. Situasi dapat berupa suasana yang nyaman, harmonis, teratur, akrab dan tenang. Sebaliknya, situasi dapat berupa suasana yang kurang mendukung bagi perkembangan peserta didik, misalnya suasana bermusuhan, semrawut, acuh tak acuh, dsb. Semua situasi pendidian tersebut berpengaruh terhadap pengembangan kesadaran moral siswa, karena hal itu melibatkan pertimbanganpertimbangan psikologis seperti persepsi, sikap, kesadaran dan keyakinan mereka. 3) Pendidikan nilai adalah peristiwa seketika yang dialami peserta didik. Artinya pendidikan nilai berlangsung melaui sejumlah kejadian yang tidak terduga, seketika, sukarela, dan spontanitas. Semua tidak direncanakan sebelumnya, tidak dikondisikan secara sengaja dan dapat terjadi kapan saja. Penggalan-penggalan peristiwa seperti itu merupakan hidden curriculum
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 18
yang dalam kasus pengalaman tertentu dapat berupa suatu kejadian kritis (critical incident) yang mampu mengubah tatanan nilai dan perilaku seseorang (peserta didik). Tiga lingkup pendidikan nilai yang diuraikan di atas memberikan gambaran bahwa proses belajar nilai pada peserta didik melibatkan semua cara, kondisi, dan peristiwa pendidikan. Karena itu, peserta didik membutuhkan keterlibatan langsung di luar jam tatap muka di kelas atau sering disebut dengan kegiatan ekstrakurikuler. f. Muatan Kegiatan Ekstrakurikuler Kegiatan ekstrakurikuler dapat dikembangkan dalam beragam cara dan isi. Penyelenggaraan kegiatan yang memberikan kesempatan luas kepada pihak sekolah, pada gilirannya menuntut pimpinan sekolah, guru, siswa, dan pihak yang berkepentingan lainnya untuk secara kreatif merancang sejumlah kegiatan sebagai muatan kegiatan ekstrakurikuler. Muatan-muatan kegiatan yang dapat dirancang oleh guru/ pembina antara lain: 1) Progaram Keagamaan Program ini bermanfaat bagi peningkatan kesadaran moral beragama peserta didik. Dalam konteks Penidikan Nasional hal itu dapat dikembangkan sesuai dengan jenis kegiatan yang terdapat dalam lampiran Kepmen Diknas No. 125 /U/ 2002 2) Pelatihan Profesional Pelatihan profesioal yang ditujukan pada pengembangan kemampuan nilai tertentu bermanfaat bagi peserta didik dalam pengembangan keahlian khusus. Jenis kegiatan ini misalnya: aktivitas jurnalistik, kaderisasi kepemimpian, pelatihan manajemen, dan kegiatan sejenis yang membekali kemampuan professional peserta didik. 3) Organisasi Siswa Organisasi siswa dapat menyediakan sejumlah program dan tanggung jawab yang dapat mengarahkan siswa pada pembiasaan hidup berorganisasi. Seperti halnya yang berlaku saat ini : Osis, PMR, Pramuka, kelompk pecinta
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 19
alam merupakan jenis organisasi yang dapat lebih diefektifkan fungsinya sebagai wahana pembelajaran nilai dalam berorganisasi. 4) Rekreasi dan Waktu Luang Rekreasi dapat membimbing siswa untuk penyadaran nilai kehidupan manusia, alam, bahkan Tuhan. Rekreasi tidak hanya sekedar berkunjung pada suatu tempat yang indah atau unik, tetapi dalam kegiatan ini perlu dikembangkan cara-cara menulis laporan singkat tentang apa yang disaksikan untuk kemudian dijadikan bahan diskusi di kelas. Demikian pula waktu luang, perlu diisi dengan kegiatan olahraga atau hiburan yang dikelola dengan baik. 5) Kegiatan Kultural / Budaya Kegiatan kultural adalah kegiatan yang berhubungan dengan penyadaran peserta didik tehadap nilai-nilai budaya. Kegiatan orasi seni, kursus seni, kunjungan ke museum, kunjungan ke candi atau tempat-tempat bersejarah lainnya
merupakan
program
kegiatan
ekstrakurikuler
yang
dapat
dikembangkan. Kegiatan-kegiatan inipun sebaiknya disiapkan secara matang sehingga dapat menumbuhkan kecintaan terhadap budaya sendiri. 6) Program Perkemahan Kegiatan ini mendekatkan peserta didik dengan alam. Karena itu agar kegiatan ini tidak hanya sekedar hiburan atau menginap di alam terbuka, sejumlah kegiatan seperti perlombaan olahraga, kegiatan intelektual, uji ketahanan, uji keberanian dan penyadaran spiritual merupakan jenis kegiatan yang dapat dikembangkan selama program perkemahan ini berlangsung. 7) Program Live in Exposure Live in exposure adalah program yang sengaja dirancang untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menyingkap nilai-nilai yang berkembang di masyarakat serta kehidupan masyarakat untuk beberapa lama. Mereka aktif mengamati, melakukan wawancara dan mencatat nilainilai yang berkembang di masyarakat, kemudian menganalisis nilai-niali itu dalam kaitannya dengan kehidupan di sekolah.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 20
3. Tinjaun Umum Akuntansi a. Pengertian Akuntansi Akuntansi merupakan dari lingkungannya. Lingkungan Akuntansi terdiri dari kondisi social-ekonomi, politik-hukum, pembatasan-pembatasan, dan pengaruh yang bervariasi dari waktu ke waktu. Teori Akuntansi telah berevolusi untuk memenuhi kebutuhan dan pengaruh yang terus berubah. Karenanya, definisi Akuntansi juga bervariasi menurut sudut pandang mereka masing-masing. Menurut asal katanya, Akuntansi berasal dari kata accountancy atau accounting;
keduanya
dibentuk
dari
kata
to
account
yang
artinya
memperhitungkan. Istilah accountancy digunakan untuk menunjukkan Akuntansi sebagai bidang praktik, sedang accounting lebih menekankan pada Akuntansi sebagai ilmu pengetahuan. Menurut AICPA (American Institute of Certified Public Accountans), Akuntansi adalah seni dari pencatatan, penggolongan dan peringkasan dengan suatu cara tertentu dan dalam nilai mata uang terhadap kejadian atau transaksi yang paling sedikit atau sebagian bersifat keuangan dan penafsiran terhadap hasilnya. Menurut AAA (American Accounting Association), Akuntansi adalah suatu proses pengidentifikasian (pengkajian), pengukuran dan pengkomunikasian informasi ekonomi untuk membantu para pemakai informasi dalam membuat pendapat-pendapat dan keputusan-keputusan. (Terjemahan definisi Akuntansi dari A Statement of Basic Accounting Theory, American Accounting Association). b. Sejarah Perkembangan Akuntansi Perkembangan Akuntansi dimulai sejak diketemukannya sistem double entry (pembukuan berpasangan) oleh pedagang-pedagang Venessia yang merupakan kota dagang terkenal pada waktu itu. Karena jasa seorang ahli The Father of Accounting
tem double entry menjadi
lebih meningkat. Tahun 1494 Lucas Paciolo menulis buku yang berjudul
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 21
buku pertama yang memuat dasar-dasar pengetahuan Akuntansi. Double entry merupakan pencatatan seluruh transaksi kedalam dua sisi, yaitu sisi debit dan sisi kredit yang selalu menunjukkan dalam keadaan seimbang. Dalam sistem double entry ini, hasil pencatatan semakin sistematis serta menghasilkan laporan keuangan menyeluruh, yang meliputi : laba atau rugi, keadaan harta yang dimiliki perusahaan, dan kepemilikan perusahaan. Meluasnya daerah perdagangan sampai ke daratan Eropa, membuat sistem double entry juga menjadi lebih berkembang sesuai dengan perkembangan di masing-masing Negara, misal Book Keeping
beralihnya perkembangan
perdagangan sampai ke Amerika, maka oleh para pedagang Eropa sistem pencatatan pencatatan double entry tersebut juga berkembang di Amerika dan Anglo Saxon Pengertian begitu luas karena mancakup berbagai bidang spesialisasi. Akuntansi, selain mencakup kegiatan tata buku juga mencakup perancangan system pencatatan, penyusunan laporan dan penafsiran informasi keuangan. Dalam praktik, akuntan seringkali membimbing dan menilai pekerjaan pemegang buku. Oleh karena itu dalam segala hal, seorang akuntan harus memiliki tingkat pengetahuan, pemahaman, konsep dan keahlian analisis yang lebih tinggi daripada seorang pemegang buku. c. Tujuan Akuntansi Dalam proses Akuntansi, akan dihasilkan sebuah laporan yang disebut laporan keuangan. Laporan keuangan adalah hasil akhir dari proses Akuntansi. Didalam laporan keuangan terdapat laporan laba rugi, laporan perubahan modal, neraca, dan laporan kas. Laporan laba rugi digunakan untuk memberikan gambaran
mengenai
kinerja
keuangan
perusahaan,
sedangkan
neraca
mengidentifikasi posisi keuangan perusahaan. Posisi keuangan dalam hal ini adalah posisi harta, utang, dan modal.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 22
Tujuan Akuntansi adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Akuntansi menyediakan cara-cara untuk mengumpulkan dan melaporkan data ekonomi kepada bermacam-macam individu dan pihak-pihak yang membutuhkannya. Pemilik dan calon pemilik perusahaan ingin mengetahui bagaimana posisi keuangan perusahaan dan prospeknya di masa dating. Pihak bank dan leveransir ingin menilai kemampuan keuangan perusahaan dan mempertimbangkan risiko yang akan terjadi sebelum memberikan pinjaman, dan sebagainya. d. Proses dan Kualitas Informasi Akuntansi Secara sederhana dapat dikatakan bahwa Akuntansi menghasilkan informasi yang digunakan manajer untuk menjalankan operasi perusahaan. Akuntansi juga memberikan informasi kepada pihak-pihak yang berkepentingan untuk mengetahui kinerja ekonomi dan kondisi perusahaan. Dilihat dari proses dan kegunaannya, kegiatan Akuntansi meliputi: 1) Pengidentifikasian dan pengukuran data relevan untuk pengambilan keputusan. 2) Pemrosesan data dan kemudian pelaporan informasi yang disampaikan. 3) Pengkomunikasian informasi kepada pemakai laporan. Agar dapat memberikan informasi yang memadai, laporan keuangan harus memiliki karakter sebagai berikut : 1) Dapat dipahami Pemakai diharapkan memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas ekonomi dan bisnis Akuntansi serta kemampuan untuk mempelajari informasi dengan ketekunan yang wajar. 2) Relevan Informasi Akuntansi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan pemakai dalam proses pengambilan keputusan. Informasi memiliki kualitas kalau dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai dengan membantu
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 23
mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini, atau masa depan dan menegaskan atau mengkoreksi hasil evaluasi mereka di masa lalu. 3) Material Informasi dipandang material kalau kelalaian untuk mencantumkan atau kesalahan dalam mencatat informasi tersebut dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai yang diambil berdasarkan laporan keuangan. 4) Keandalan Informasi Akuntansi juga harus andal yang berarti bebas dari pengertian yang menyesatkan seperti kesalahan material dan dapat diandalkan pemakainya sebagai penyajian yang tulus dan jujur. 5) Penyajian Jujur Informasi harus menggambarkan dengan jujur transaksi serta peristiwa lainnya. 6) Substansi Mengungguli Bentuk Dalam melihat suatu transaksi tertentu yang diutamakan adalah substansi dari transaksi atau peristiwa tersebut. 7) Netralitas Informasi harus diarahkan pada kebutuhan umum pemakai dan tidak bergantung pada kebutuhan dan keinginan pihak tertentu. 8) Pertimbangan Sehat Penyusunan laporan keuangan adakalanya menghadapi ketidakpastian peristiwa dan keadaan tertentu. Ketidakpastian semacam itu diakui dengan pertimbangan sehat dalam penyusunan laporan keuangan. 9) Kelengkapan Informasi dalam laporan keuangan harus lengkap dalam batasan materialitas dan biaya. 10) Dapat dibandingkan Pemakai harus dapat memperbandingkan laporan keuangan perusahaan antarperiode untuk mengidentifikasi kecenderungan posisi dan kinerja keuangan.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 24
e. Pemakai Informasi Akuntansi Menurut Standar Akuntansi Keuangan per 1 April 2002, pemakai laporan keuangan meliputi investor sekarang dan investor potensial, karyawan, pemberi pinjaman, pemasok dan kreditor usaha lainnya, pelanggan, pemerintah serta lembaga-lembaganya, dan masyarakat. 1) Investor Investor mempunyai risiko terhadap modal yang telah atau yang baru akan ditanamkan di suatu perusahaan tertentu. Investor membutuhkan informasi untuk membantu menentukan apakah harus membeli, menahan, atau menjual investasi. Selain itu pemegang saham juga tertarik pada informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan dalam membayar dividen. 2) Karyawan Karyawan dan kelompok-kelompok yang mewakili mereka seperti serikat buruh, serikat karyawan dan lainnya tertarik pada informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas perusahaan. Mereka juga tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka dapat menilai kemampuan perusahaan dalam memberikan balas jasa, manfaat pension dan kesempatan kerja. 3) Pemberi Pinjaman Pemberi pinjaman tertarik dengan informasi keuangan yang memungkinkan mereka memutuskan apakah pinjaman serta bunganya dapat dibayar pada saat jatuh tempo. 4) Pemasok dan Kreditor Usaha Lainnya Pemasok dan kreditor usaha lainnya tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah jumlah yang terutang akan dibayar pada saat jatuh tempo. 5) Pelanggan Pelanggan mempunyai kepentingan untuk mengetahui kelangsungan hidup perusahaan, terutama kalau mereka terlibat dalam perjanjian jangka panjang dengan atau tergantung pada perusahaan. 6) Pemerintah Pemerintah membutuhkan informasi untuk mengukur aktivitas perusahaan, menetapkan kebijakan pajak dan berbagai dasar untuk menyusun statistik pendapatan nasional dan statistic lainnya. 7) Masyarakat Perusahaan dapat mempengaruhi anggota masyarakat dalam berbagai cara. Misalnya, perusahaan dapat memberikan kontribusi pada perekonomian nasional, termasuk jumlah orang yang dipekerjakan dan perlindungan kepada penanam modal domestic. Laporan keuangan dapat membantu masyarakat dengan menyediakan informasi kecenderungan dan perkembangan terakhir kemakmuran perusahaan serta rangkaian aktivitasnya.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 25
f. Bidang Spesialisasi Akuntansi Dalam profesi Akuntansi terdapat bidang spesialisasi tertentu. Timbulnya bidang-bidang spesialisasi tersebut dikarenakan adanya kemajuan teknologi dan perekonomian yang menimbulkan berbagai kebutuhan akan keahlian khusus. Adapun bidang-bidang spesialisasi Akuntansi tersebut adalah sebagai berikut: 1) Akuntansi Keuangan (Financial Accounting) Akuntansi yang mengkhususkan diri pada masalah-masalah pencatatan transaksi-transaksi perusahaan dan penyusunan laporan keuangan berkala yang dihasilkan dari transaksi yang telah dicatat tersebut. 2) Akuntansi Pemeriksaan (Auditing) Proses pemeriksaan yang independen terhadap laporan keuangan suatu unit organisasi. 3) Akuntansi Biaya (Cost Accounting) Bidang ini menekankan pada pencatatan dan penyajian informasi biaya. Informasi ini digunakan oleh pengelola perusahaan sebagai alat untuk melakukan perencanaan dan pengendalian biaya. 4) Akuntansi Manajemen (Management Accounting) Akuntansi manajemen menggunakan biaya historis dan biaya taksiran guna membantu mengelola perusahaan dalam menjalankan kegiatannya. 5) Akuntansi Perpajakan (Tax Accounting) Bidang ini menekankan pada penyusunan laporan keuangan untuk tujuan perpajakan, pengisian formulir
perpajakan, dan pemberian nasehat
sehubungan dengan masalah perpajakan. 6) Sistem Akuntansi (Accounting System) Bidang ini bersangkutan dengan perancangan metode-metode, teknikteknik, dan prosedur-prosedur Akuntansi yang digunakan untuk mengolah transaksi perusahaan. Sistem Akuntansi dirancang dengan tujuan untuk memperbaiki informasi Akuntansi, melindungi kekayaan perusahaan, dan menekan biaya administrasi. 7) Akuntansi Anggaran (Budgetary Accounting)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 26
Bidang ini menghasilkan rencana kegiatan keuangan untuk periode tertentu dan menyediakan data perbandingan antara rencana dengan realisasinya. Bidang Akuntansi anggaran ini sering dimasukkan sebagai Akuntansi manajemen. 8) Akuntansi Pemerintahan (Government Accounting) Bidang ini mengkhususkan diri pada pencatatan dan pelaporan transaksitransaksi yang terjadi pada unit organisasi seperti pemerintah pusat, pemerintah daerah, departemen, proyek-proyek, dan sebagainya. 9) Akuntansi Internasional (International Accounting) Bidang ini berhubungan dengan masalah perdagangan multinasional atau perdagangan internasional. 10) Akuntansi Nirlaba (Nonprofit Accounting) Bidang ini mengkhususkan kegiatannya pada masalah pencatatan dan pelaporan keuangan dari unit-unit nirlaba, misalnya : yayasan pendidikan, dan yayasan sosial. g. Bidang Pekerjaan (Profesi) Akuntansi Orang yang ahli dalam bidang Akuntansi disebut akuntan. Untuk memperoleh gelar akuntan, ia harus lulus dari Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi sebuah Universitas Negeri. Gelar akuntan juga dapat diperoleh melalui Ujian Nasional Akuntansi (UNA) yang merupakan ujian persamaan untuk mendapatkan gelar akuntan tersebut. Bidang pekerjaan (profesi) Akuntansi dapat dogolongkan menjadi : 1) Akuntan Publik Akuntan public (exsternal accountans) adalah akuntan independen yang memberikan jasa-jasanya atas dasar pembayaran tertentu. Bidang akuntan public dilaksanakan oleh kantor-kantor akuntan yang didirikan oleh para akuntan. Tugas kantor Akuntansi adalah memberikan pelayan kepada masyarakat terutama pada unit-unit yang berhubungan dengan bidang Akuntansi. 2) Akuntan Manajemen
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 27
Akuntan manajemen (internal accountans) adalah akuntan yang bekerja pada suatu perusahaan atau organisasi. Mereka dapat menduduki jabatanjabatan seperti : a) Kontroler b) Bagian pembukuan c) Staf ahli perpajakan d) Staf ahli pemeriksaan intern, dan e) Staf penyusunan anggran 3) Akuntan Pemerintah Akuntan pemerintah adalah akuntan yang bekerja pada badan-badan pemerintah. Tugas mereka bervariasi, mulai dari mengawasi keuangan dan kekayaan negara sampai pada mengelola keuangan Negara dan merancang system Akuntansi yang menyediakan informasi bagi kepentingan eksekutif. Akuntan yang bekerja pada pemerintah ditempatkan pada lembaga-lembaga seperti : Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Badan Pengawan Keuangan dan Pembuangan (BPKP), Departemen Keuangan, Inspektorat Wilayah Propinsi dan sebagainya. 4) Akuntan Pendidik Akuntansi pendidik adalah akuntan yang bertugas menyampaikan ilmu Akuntansi kepada para mahasiswa dan melakukan penelitian-penelitian guna pengembangan ilmu Akuntansi. 4. Kegiatan Ekstrakurikuler Akuntansi Siswa SMA sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangannya dalam kategori remaja yang akan menginjak awal dewasa. Pada masa ini mereka mudah terpengaruh dengan hal-hal yang mengarah ke tindakan positif. Dengan demikian agar mereka terhindar dari pengaruh-pengaruh negatif, upaya yang dapat dilakukan yaitu dengan mengarahkan kegiatan waktu luang mereka dengan kegiatan positif, salah satu bentuk kegiatan positif adalah dengan melakukan aktivitas kegiatan ekstrakurikuler.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 28
Menurut saylor dalam Nasution (1982:11) menjelaskan bahwa yang dianggap kegiatan ekstrakurikuler sesungguhnya bagian dari kurikulum, tak ubahnya dengan matematika atau ilmu pengetahuan alam. Maka kegiatan seperti
Berdasarkan penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan yang dilakukan di luar jam pelajaran termasuk pada hari libur, dengan maksud untuk perluasan wawasan, mendorong pemberian nilai atau sikap, dan memungkinkan lebih lanjut berbagai mata pelajaran yang dipelajari. Akuntansi adalah suatu proses mencatat, mengklasifikasi, meringkas, mengolah dan menyajikan data, transaksi serta kejadian yang berhubungan dengan keuangan. Berdasarkan definisi yang telah dijelaskan di atas, maka kegiatan ekstrakurikuler Akuntansi dapat diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan diluar jam pelajaran dengan maksud untuk menambah wawasan tentang proses mencatat, mengklasifikasi, meringkas, mengolah dan menyajikan data, transaksi serta kejadian yang berhubungan dengan keuangan. Kegiatan ekstrakurikuler Akuntansi tidak terlepas dari aspek motivasi. Salah satu motivasi intrinsik dalam diri individu adalah minat. Tinggi rendahnya minat dalam diri individu untuk melaksanakan kegiatan atau aktivitas akan mempengaruhi kualitas hasil yang dicapai oleh individu tersebut. Pembinaan kegiatan ekstrakurikuler Akuntansi mempunyai manfaat yaitu untuk menambah wawasan tentang keuangan bagi peserta didik yang menekuni bidang Akuntansi yaitu IPS ataupun bagi peserta didik yang tidak menekuni bidang Akuntansi yaitu IPA. Dalam pembinaan ini ada beberapa faktor yang menunjang suatu keberhasilan antara lain fisik, teknik, taktik, psikologi. Minat merupakan bagian dari psikologi yang tidak mungkin kita abaikan begitu saja., karena kita ketahui minat akan mempengaruhi individu dalam keberhasilan mencapai keberhasilan yang diinginkan, karena dengan menerjuni kegiatan tanpa didasari oleh minat
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 29
yang kuat maka individu tersebut telah menipu dirinya sendiri. Selain itu pembinaan yang berkelanjutan tentu akan menghasilkan prestasi yang diharapkan. Kegiatan ekstrakurikuler khususnya Akuntansi adalah sarana guna tercapainya tujuan, baik penyaluran bakat, maupun untuk menjadi dasar bagi peserta didik untuk mempunyai bekal pengetahuan yang berguna di waktu yang akan datang. Tujuan kegiatan ekstrakurikuler tidak akan berhasil tanpa adanya partisipasi dari pihak lain seperti: sarana, prasarana, orang tua, guru, teman, dan masyarakat. B. Penelitian Yang Relevan Hasil penelitian yang relevan dengan penelitian yang sedang penulis lakukan yaitu Penelitian yang dilakukan oleh Ahmad Muhajir (2007) dengan judul Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Siswa Kelas X dalam Mengikuti Kegiatan Ekstrakurikuler Olahraga di SMA Islam Sultan Agung I Semarang Tahun Ajaran 2006/ 2007
Masalah yang dibahas dari penelitian tersebut adalah
Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi minat siswa kelas X dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler olahraga di SMA Islam Sultan Agung I Semarang tahun ajaran 2006/2007. Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah bahwa faktor dalam diri siswa lebih tinggi dibandingkan faktor di luar diri siswa. Faktor intrinsik dalam hal ini berkaitan dengan keinginan untuk mengisi waktu luang dan keinginan untuk berprestasi memiliki pengaruh yang besar terhadap minat siswa dalam mengikuti kegiatan ekstrakurukuler olahraga terbukti dari hasil analisis sebesar 90,09% dan 78.77%. Faktor ekstrinsik dalam hal ini berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan, media tentang olahraga, dan penghargaan memiliki pengaruh yang besar terhadap minat siswa dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler olahraga terbukti dari hasil analisis sebesar 74.77%, 81.60%, dan 71.62%. Kesamaan penelitian sebelumnya dengan penelitian yang sedang penulis lakukan adalah kesamaan pada subjek penelitiannya yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi minat peserta didik mengikuti kegiataan ekstrakurikuler. Selain itu dalam kesimpulan hasil penelitian juga hampir sama dimana faktor intrinsik yaitu
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 30
faktor untuk berprestasi dan mengisi waktu luang merupakn faktor yang menentukan munculnya minat. Sedangkan
perbedaan dengan penelitian
sebelumnya adalah terletak objek penelitian. Penelitian sebelumnya meniliti tentang faktor-faktor yang mepengaruhi minat peserta didik mengikuti ekstrakurikuler olahraga, sedangkan penelitian sekarang meniliti tentang faktorfaktor yang mepengaruhi minat peserta didik mengikuti ekstrakurikuler akuntansi. Selain itu perbedaannya adalah dari metodelogi penelitian yang dilakukan. Pada penelitian sebelumnya peneliti menggunakan metodologi deskriptif prosentase, sedangkan penilitian sekarang menggunakan metode deskriptif kualitatif. C. Kerangka Berpikir Kerangka berpikir adalah alur penalaran yang didasarkan pada masalah penelitian yang digambarkan dengan bentuk skema secara holistic dan sistemati. Kerangka berpikir disusun guna membantu penulis dalam memfokuskan pada tujuan
dari penelitian ini yaitu untuk
mengetahui faktor-faktor
yang
mempengaruhi minat peserta didik mengikuti kegiatan ekstrakurikuler Akuntansi. Kegiatan Ekstrakurikuler adalah suatu kegiatan penambahan pembelajaran yang mendorong atau mendidik peserta didik untuk mendalami pelajaran yang dianggap kurang dan yang mereka senangi atau mengembangkan bakat dan potensi peserta didik yang pastinya dimiliki setiap orang. Dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler setiap individu hendaknya menyesuaikan dengan kompetensi atau kemampuan yang dimilikinya. Karena dengan kompetensi atau kemampuan yang dimilikinya akan mempermudah peserta didik dalam mengikuti dan melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler yang dipilihnya. Selain itu, dalam memilih dan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler dipengaruhi oleh adanya minat yang muncul dari tiap peserta didik. Munculnya minat pada diri peserta didik, dipengaruhi oleh adanya 2 faktor yaitu faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik. Faktor intrinsik adalah faktor yang ada dalam diri individu yang muncul karena keinginan yang ada dalam diri peserta didik itu sendiri seperti minat untuk berprestasi dan minat untuk mengisi waktu luang. Sedangkan faktor ekstrinsik adalah faktor yang ada di luar individu yang
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 31
timbul karena adanya dorongan dari pihak-pihak luar seperti faktor keluarga, sekolah, media dan teman bergaul. Adanya faktor-faktor yang muncul dari dalam diri peserta didik, kemudian akan menimbulkan adanya suatu minat. Bila peserta didik menyadari bahwa mengikuti suatu kegiatan ekstrakurikuler merupakan suatu cara untuk mencapai tujuan yang dianggapnya penting, dan bila peserta didik melihat bahwa hasil dari pengalaman mengikuti kegiatan ekstrakurikuler akan membawa kemajuan pada dirinya, kemungkinan besar ia akan berminat untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler. Minat yang muncul dari tiap peserta didik akan mempengaruhi dan menentukan jenis kegiatan ekstrakurikuler yang akan dipilih, walaupun kegiatan yang dipilih bukan merupakan kompetensi yang dimiliki oleh tiap peserta didik. Untuk lebih jelasnya keterangan tersebut, maka digambarkan melalui bagan sebagai berikut :
D.
Faktor Intrinsik: 1. Faktor untuk berprestasi 2. Faktor untuk mengisi waktu luang
1. 2. 3. 4.
Faktor Ekstrinsik: Faktor keluarga Faktor sekolah Faktor media Faktor teman pergaulan
Minat Peserta Didik
Mengikuti Kegiatan Ekstrakurikuler
Gambar 1. Kerangka Berpikir Minat Mengikuti Ekstrakurikuler
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Suatu penelitian ilmiah diperlukan adanya metodologi. Metodologi penelitian diperlukan untuk mendapatkan kebenaran dari suatu penelitian. Metodologi penelitian perlu ditentukan dahulu sebelum kegiatan penelitian dilakukan. Hal ini karena ketepatan dalam menentukan metodologi akan mengantarkan peneliti ke arah tujuan yang diinginkan, yaitu hasil yang dapat
proses, prinsip, dan prosedur yang kita gunakan untuk mendekati problem dan
umum untuk mengkaji topik penelitian untuk memperoleh jawaban dari suatu masalah. A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Dalam suatu penelitian memerlukan tempat untuk mendapatkan objek yang akan diteliti. Dalam penelitian ini peneliti melaksanakan penelitiannya di SMA Negeri 1 Surakarta sebagai tempat penelitian dengan alasan : 1. SMA Negeri 1 Surakarta adalah satu-satunya sekolah di Surakarta yang menyelenggarakan kegiatan ekstrakurikuler Akuntansi bagi perserta didik kelas XI IPS dan IPA. 2. Peminat kegiatan ekstrakurikuler Akuntansi di SMA Negeri 1 Surakarta mayoritas adalah peserta didik kelas XI IPA. 2. Waktu Penelitian Waktu pelaksanaan penelitian dilaksanakan pada bulan Maret 2011 sampai dengan bulan April 2011.
32
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 33
Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Penelitian No
Tahun 2011
Jenis Kegiatan
Januari 1.
Februari
Maret
April
Mei
Pengajuan Penelitian - Pengajuan Masalah - Penyusunan Proposal - Ijin penelitian
2.
Pelaksanaan Penelitian - Pengumpulan data - Analisis Data
3.
Penyusunan Laporan B. Bentuk dan Strategi Penelitian 1. Bentuk Penelitian Dalam mengadakan suatu penelitian, pemilihan metode yang tepat sangat
menentukan keberhasilan suatu penelitian. Untuk mengkaji permasalahan penelitian secara detail dan lengkap diperlukan suatu bentuk pendekatan penelitian yang tepat. Ada beberapa jenis metode pendekatan penelitian yang dapat dipergunakan sebagai pedoman penelitian yaitu : (1) Metode sejarah, (2) metode deskriptif, (3) metode eksperimental, (4) metode grounded research, (5) metode penelitian tindakan (Moh. Nazir, 1999). Menurut Skager&Weinberg (1971: 101-
Naturalistic
Observation, (2) Observational Studies, (3) Surveys, (4) The Case Study, (5) . Bentuk penelitian yang akan digunakan adalah penelitian kualitatif. Untuk itu, peneliti menggunakan bentuk penelitian kualitatif dengan alasan untuk mendapatkan data secara mendalam dan mengandung makna berdasarkan fakta-fakta yang ditemukan di lapangan guna memahami suatu fenemona atau gejala sosial. Sebagaimana diungkapkan oleh Lexy J. Moleong (2009: 6) dalam bukunya Metodologi Penelitian Kualitatif bahwa:
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 34
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll., secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah. 2. Strategi Penelitian Strategi penelitian diperlukan untuk mengkaji permasalahan yang diteliti secara tepat. Strategi yang dipilih dipergunakan untuk mengamati, mengumpulkan informasi, mengkaji analisis hasil penelitian dan untuk menetapkan sampel serta pemilihan instrumen penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan informasi.
kualitatif dikenal adanya studi kasus tunggal maupun studi kasus ganda. Secara lebih jelas studi kasus tunggal maupun studi kasus ganda masih dibedakan adanya
dinyatakan bahwa strategi penelitian dibedakan menjadi tiga, yaitu: a. Tunggal terpancang yaitu penelitian tersebut terarah pada suatu karakteristik dan sudah memilih serta menentukan variabel yang menentukan yang menjadi fokus utama sebelum memasuki lapangan. b. Ganda terpancang yaitu penelitian ini mensyaratkan adanya sasaran lebih dari satu yang memiliki perbedaan karakteristik dan sudah memilih serta menentukan variabel yang menjadi fokus utamanya sebelum memasuki lapangan. c. Holistik penuh yaitu penelitian dalam kajiannya sama sekali tidak menentukan fokus sebelum peneliti terjun ke lapangan. Berdasarkan permasalahan dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif terhadap studi kasus tunggal dengan strategi penelitian tunggal terpancang. Strategi tunggal terpancang yang diaplikasikan dalam penelitian ini direalisasikan dengan membatasi karakteristik yang sudah dipilih sebelum melaksanakan penelitian di lapangan, sehingga dalam pengumpulan data terarah pada tujuan penelitian. Sesuai dengan permasalahannya, penelitian ini akan mendeskripsikan faktor-faktor yang mempengaruhi minat mengikuti ekstrakurikuler Akuntansi pada peserta didik kelas XI IPA di SMA Negeri 1 Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 35
C. Sumber Data
mengidentifikasi sumber data maka dapat diklasifikasikan menjadi 3 tingkatan p 1. Person: sumber data yang bisa memberikan data berupa jawaban lisan melalui wawancara atau jawaban tertulis melalui angket. 2. Place: sumber data yang menyajikan tampilan berupa keadaan diam atau bergerak. Diam, misalnya ruangan, kelengkapan alat, wujud benda, warna, dan lain-lain. Bergerak, misalnya aktivitas, kinerja, laju kendaraan, ritme nyanyian, gerak tari, sajian sinetron, kegiatan belajarmengajar, dan lain sebagainya. Keduanya merupakan obyek untuk penggunaan metode observasi. 3. Paper: sumber data yang menyajikan tanda-tanda berupa huruf, angka, gambar, atau simbol-simbol lain. Dengan pengertiannya ini maka paper dari paper tulang, daun lontar, dan sebagainya, yang cocok untuk penggunaan metode dokumentasi. Sumber data bila dilihat dari sumber datanya, Sugiyono (2010: 225) menyebutkan ada 2 sumber data yaitu sumber primer dan sumber sekunder. Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data. Sedangkan sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen. Berdasarkan uraian di atas, peneliti menggunakan sumber data primer yang berupa person (orang) yang kemudian akan disebut sebagai informan, place berupa tempat dan peristiwa serta sumber primer yaitu paper yang berupa arsip dan dokumen. Ketiga sumber data tersebut dipergunakan untuk memperoleh data yang berkaitan dengan masalah dan tujuan penelitian. Keterangan singkat untuk masing-masing sumber data adalah sebagai berikut: 1. Informan Informan yang dipilih merupakan seseorang yang dapat memberikan informasi mengenai seluk-beluk permasalahan yang diperlukan dalam penelitian. Informan kunci (key informant) dalam penelitian ini adalah
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 36
peserta didik kelas XI IPA SMA Negeri 1 Surakarta. Selain itu, informan lain dalam penelitian ini adalah guru mata pelajaran Akuntansi kelas XI SMA Negeri 1 Surakarta. 2. Dokumen Sumber data yang dipergunakan berupa daftar absensi siwa, dokumen yang berhubungan dengan objek penelitian, dapat berupa laporan-laporan atau catatan-catatan yang terkait. D. Teknik Sampling Dalam penelitian kualitatif sangat erat kaitannya dengan faktor-faktor kontekstual, jadi maksud sampling adalah untuk menjaring sebanyak mungkin informasi dari berbagai macam sumber, tujuannya adalah untuk merinci kekhususan yang ada dalam ramuan konteks yang unik. Berdasarkan atas perumusan masalah dan tujuan penelitian, maka teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Menurut Lexy J
menjadi dari rancangan dan teori yang muncul oleh sebab itu dalam penelitian kualitatif tidak ada sampel acak, tetapi sampel bertujuan (Purposive sampling Sumber data yang digunakan tidak sebagai mewakili populasinya tetapi mewakili informasinya, dalam menentukan sampling berdasarkan atas pertimbangan tertentu, yaitu informan yang mengetahui informasi dan masalah secara mendalam dan dapat dipercaya. Ciri-ciri sampel bertujuan menurut Lexy J Moleong (2007: 224): 1. Rancangan sampel yang muncul : sampel tidak dapat ditentukan atau ditarik terlebih dahulu. 2. Pemilihan sampel secara berurutan : tujuan memperoleh variasi sebanyakbanyaknya hanya dapat dicapai apabila pemilihan satuan sampel dilakukan jika satuan sebelumnya sudah dijaring dan dianalisis. 3. Penyesuaian berkelanjutan dari sampel : pada mulanya setiap sampel dapat sama kegunaannya, namun sesudah makin banyaknya informasi yang masuk dan makin mengembangkan hipotesis kerja, maka sampel dipilih atas dasar fokus penelitian. 4. Pemilihan berakhir jika sudah terjadi pengulangan: pada sampel bertujuan seperti ini jumlah sampel ditentukan oleh pertimbangan-pertimbangan informasi yang diperlukan. Jika maksudnya memperluas informasi dan jika
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 37
tidak ada lagi informasi yang dapat dijaring maka penarikan sampel dapat diakhiri. E. Teknik Pengumpulan Data Dalam memecahkan masalah agar dapat terpecahkan secara tuntas, maka diperlukan suatu data yang valid, sedangkan untuk mendapatkan data yang valid maka perlu dilakukan suatu teknik pengumpulan data. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Teknik Wawancara
percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee Menurut Lincoln & Guba dalam Lexy J. Moleong (2009: 186), maksud
kejadian, organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan, kepedulian, dan lain-lain
Riduwan (2009: 102) menjelaskan bahwa wawancara ini digunakan bila ingin mengetahui hal-hal dari responden secara lebih mendalam serta jumlah responden sedikit. Riduwan juga menjelaskan bahwa ada beberapa faktor yang akan mempengaruhi arus informasi dalam wawancara, yaitu: a.
b.
c.
d.
Pewawancara adalah petugas pengumpul informasi yang diharapkan dapat menyampaikan pertanyaan dengan jelas dan merangsang responden untuk menjawab semua pertanyaan dan mencatat semua informasi yang dibutuhkan dengan benar. Responden adalah pemberi informasi yang diharapkan dapat menjawab semua pertanyaan dengan jelas dan lengkap. Dalam pelaksanaan wawancara, diperlukan kesediaan dari responden untuk menjawab pertanyaan dan keselarasan antara responden dan pewawancara. Pedoman wawancara berisi tentang uraian penelitian yang biasanya dituangkan dalam bentuk daftar pertanyaan agar proses wawancara dapat berjalan dengan baik. Situasi wawancara ini berhubungan dengan waktu dan tempat wawancara. Waktu dan tempat wawancara yang tidak tepat dapat menjadikan pewawancara merasa canggung untuk mewawancarai dan respondenpun enggan untuk menjawab pertanyaan.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 38
Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data dalam penelitian kualitatif yang digunakan untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya yaitu dilakukan oleh interviewer kepada interviewee yang melibatkan penggunaan
pedoman
wawancara
dan
mempertimbangkan
situasi
wawancara. Dalam penelitian ini pewawancara adalah peneliti sendiri, sedangkan yang menjadi responden dalam penelitian ini terdiri dari: peserta didik kelas XI IPA dan guru Akuntansi di SMA Negeri 1 Surakarta. Wawancara dilakukan dengan berpedoman pada pedoman wawancara. Waktu dan tempat wawancara akan disesuaikan. 2. Dokumentasi
untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian, meliputi buku-buku yang relevan, peraturan-peraturan, laporan kegiatan, foto-foto, film mentasi dilakukan dengan cara menganalisa dan mencatat arsip dan dokumen lain yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti. Adapun dokumen yang dianalisis dalam penelitian ini adalah absensi ekstrakurikuler Akuntansi, foto kegiatan eksrtakurikuler dan dokumen yang mendukung lainnya. 3. Observasi
memungkinkan peneliti merasakan apa yang dirasakan dan dihayati oleh subjek sehingga memungkinkan pula peneliti menjadi sumber data; pengamatan memungkinkan pembentukan pengetahuan yang diketahui
Faisal yang dikutip oleh Sugiyono (2010: 22), observasi diklasifikasikan menjadi observasi berpartisipasi (participant observation), observasi yang secara terang-terangan dan tersamar (overt observation dan covert observation), dan observasi yang tak berstruktur (unstructured observation). Teknik observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi yang secara terus terang dan tersamar (overt observation dan covert observation ),
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 39
yaitu peneliti dalam melakukan pengumpulan data menyatakan terus terang kepada sumber data, bahwa peneliti sedang melakukan penelitian. Jadi mereka yang diteliti mengetahui sejak awal sampai akhir tentang aktivitas peneliti. Tetapi dalam suatu saat peneliti juga tidak terus terang atau tersamar dalam observasi, hal ini untuk menghindari kalau suatu data yang dicari merupakan data yang masih dirahasiakan. F. Validitas Data Menurut Lofland dan Lofland yang dikutip oleh Lexy J. Moleong (2009: 157), sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata, dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Berkaitan dengan hal itu Moleong membagi jenis data ke dalam kata-kata dan tindakan, sumber data tertulis, foto dan statistik. Sugiyono (2010: 267) menjelaskan uji keabsahan data dalam penelitian, sering hanya ditekankan pada uji validitas dan reliabilitas. Validitas merupakan derajad ketepatan antara data yang terjadi pada obyek penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan oleh peneliti. Dengan demikian data yang valid adalah data yang tidak berbeda antar data yang dilaporkan oleh peneliti dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek penelitian. Reliabilitas berkenaan dengan derajad konsistensi dan stabilitas data atau temuan. Sugiyono (2010: 270) menjelaskan bahwa kepercayaan terhadap data hasil penelitian kualitatif antara lain dapat dilakukan dengan cara : a. Perpanjangan pengamatan Dalam perpanjangan pengamatan untuk menguji kredibilitas data penelitian ini, sebaiknya difokuskan pada pengujian terhadap data yang telah diperoleh itu setelah dicek kembali ke lapangan benar atau tidak, berubah atau tidak. Bila setelah dicek kembali ke lapangan data sudah benar berarti kredibel, maka waktu perpanjangan dapat diakhiri. b. Peningkatan ketekunan dalam penelitian Meningkatkan ketekunan berarti melakukan pengamatan secara lebih cermat dan berkisanambungan. Dengan cara tersebut maka kepastian data dan urutan peristiwa akan dapat diekam secara pasti dan sistematis. Sebagai bekal peneliti untuk meningkatkan ketekunan adalah dengan cara membaca berbagai referensi buku maupun hasil penelitian atau dokumentasi-dokumentasi yang terkait dengan temuan yang diteliti.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 40
c. Triangulasi Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu. Dengan demikian terdapat triangualsi sumber, triangulasi teknik pengumpulan data, dan waktu. 1) Triangulasi sumber Triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. 2) Triangulasi teknik Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. 3) Triangulasi waktu Dalam rangka pengujian kredibilitas data dapat dilakukan dengan cara melakukan pengecekan dengan wawancara, observasi atau teknik lain dalam waktu atau situasi berbeda. d. Analisis kasus negatif Kasus negatif adalah kasus yang tidak sesuai atau berbeda dengan hasil penelitian hingga pada saat tertentu. Melakukan analisis kasus negatif berarti peneliti mencari data yang berbeda atau bahkan bertentangan dengan data yang telah ditemukan. Bila tidak ada lagi data yang berbeda atau bertentangan dengan temuan, berarti data yang ditemukan sudah dapat dipercaya. e. Menggunakan bahan referensi Bahan referensi adalah adanya pendukung untuk membuktikan data yang telah ditemukan oleh peneliti. Dalam laporan penelitian, sebaiknya datadata yang ditemukan oleh peneliti dilengkapi dengan foto-foto atau dokumen autentik, sehingga menjadi lebih dapat dipercaya. f. Mengadakan membercheck Membercheck adalah proses pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada pemberi data. Tujuan membercheck adalah untuk mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh pemberi data. Dalam penelitian ini digunakan uji kredibilitas yang mencakup triangulasi sumber dan teknik. Triangulasi sumber adalah dengan membandingkan derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui sumber yang berbeda, dalam hal ini yang dilakukan peneliti adalah membandingkan data yang diperoleh dari wawancara dan informan yang satu dengan informan yang lain. Sedangkan triangulasi teknik adalah pengumpulan data tetapi dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda, misalnya suatu saat data dikumpulkan dengan metode wawancara disaat lain menggunakan observasi dan analisis dokumen,
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 41
dalam hal ini peneliti membandingkan data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan data yang diperoleh dari hasil observasi di SMA Negeri 1 Surakarta. G. Analisis Data Menurut Sugiyono (2010: 244) di dalam bukunya yang berjudul Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D menyatakan bahwa: Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain. Menurut Bogdan & Biklen yang dikutip oleh Lexy J. Moleong (2009: 248) menyatakan bahwa: Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain. Di dalam penelitian ini, analisis data yang digunakan adalah analisis interaktif mengalir. Menurut Miles dan Huberman yang dikutip oleh Sugiyono (2010: 247), terdapat beberapa komponen dalam analisis data yaitu : 1. Data Reduction (Reduksi Data) Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu maka perlu dicatat secara teliti dan rinci. Seperti telah dikemukakan, semakin lama peneliti ke lapangan, maka jumlah data akan semakin banyak, kompleks dan rumit. Untuk itu perlu segera dilakukan analisis data melalui reduksi data. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan. 2. Data Display (Penyajian Data) Langkah berikutnya setelah melakukan reduksi data adalah mendisplaykan data. Melalui penyajian data, maka data dapat terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan, sehingga akan mudah dipahami. 3. Conclusion Drawing (Penarikan Kesimpulan) / Verification (Verifikasi) Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 42
dikemukan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak d itemukan bukti-bukti kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel. Ketiga komponen tersebut berjalan bersama pada waktu kegiatan pengumpulan data. Setelah memperoleh data, reduksi data segera dibuat dan dengan penyajian data. Dari sajian data tersebut dapat dipergunakan untuk menyusun kesimpulan sementara. Kesimpulan ini masih bersifat sementara karena jika ada data baru maka kesimpulan tersebut dapat berubah. Berdasarkan penjelasan di atas, maka disajikan komponen dalam analisis data model interaktif sebagai berikut:
Penyajian Data
Pengumpulan Data
Reduksi Data Penariakan Kesimpulan / Verifikasi Gambar 2. Komponen dalam Analisis Data (interactive model) (Sumber: Sugiyono, 2010: 247) H. Prosedur Penelitian Prosedur penelitian merupakan suatu proses tahapan atau langkah-langkah penelitian yang menggambarkan kegiatan sejak awal (persiapan) sampai dengan pembuatan laporan. Menurut Lexy J. Moleong (2009: 127), tahap-tahap penelitian terdiri dari: 1. Tahap Pra-Lapangan Tahap persiapan penelitian ini terdiri dari penyusunan rancangan penelitian, pemilihan lapangan penelitian, mengurus perijinan, menjajaki dan menilai
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 43
lapangan, memilih dan memanfaatkan informan, menyiapkan perlengkapan penelitian, persoalan etika penelitian. 2. Tahap Pekerjaan Lapangan Tahap pekerjaan lapangan dibagi menjadi tiga bagian yaitu memahami latar penelitian dan persiapan diri, memasuki lapangan, berperan serta sambil mengumpulkan data. Dalam pengumpulan data ini peneliti menggunakan teknik wawancara, observasi dan dokumen. Ketiga teknik ini digunakan untuk melengkapi data yang lain sehingga data yang dikumpulkan valid. 3. Tahap Analisis Data Tahap analisis data dibagi atas tiga bagian yaitu konsep dasar analisis data, menemukan tema dan merumuskan hipotesis dan bekerja dengan hipotesis. Dalam penelitian ini peneliti telah melakukan beberapa prosedur. Adapun prosedur tersebut adalah sebagai berikut: 1. Penyusunan proposal Proposal penelitian ini memuat pendahuluan, landasan teori dan metodologi penelitian yang diajukan kepada pembimbing dan ketua program untuk mendapat persetujuan. 2. Persiapan Pelaksanaan Tahap ini dilakukan setelah proposal disetujui oleh pembimbing dan ketua program studi BKK Pend. Akuntansi. Peneliti melakukan persiapan pelaksanaan berupa perijinan guna diajukan ke sekolah yaitu SMA Negeri 1 Surakarta. 3. Pengumpulan data dan Analisis Awal Pada tahap ini peneliti terjun langsung ke lokasi penelitian untuk mengumpulkan data. Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan wawancara dengan responden atau informan, observasi dan analisis dokumen. Analisis data awal dilakukan bersamaan dengan tahap pengumpulan data untuk menghindari data hilang. 4. Analisis akhir Analisis data akhir dilakukan dengan mengatur, mengurutkan dan mengelompokkan data agar data dapat disajikan secara terperinci. 5. Penarikan kesimpulan Tahap ini dilakukan setelah pengumpulan data dan analisis data sehingga dapat diperoleh suatu kesimpulan. 6. Penulisan laporan Penyusunan laporan penelitian akan diujikan dan dipertanggung jawabkan dihadapan tim penguji skripsi. 7. Penggandaan laporan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 44
Tahap ini merupakan tahap akhir dari prosedur penelitian. Pada tahap ini, setelah laporan diuji dan disetujui oleh tim penguji skripsi maka laporan ini kemudian diperbanyak sesuai dengan kebutuhan. Untuk lebih memperjelas, berikut sistematis prosedur penelitian yang lebih rinci: Penyusunan Proposal Pengumpulan Data dan Analisis Awal
Analisis Akhir
Penarikan Kesimpulan
Penulisan Laporan
Persiapan Pelaksanaan
Penggandaan Laporan Gambar 3. Bagan Prosedur Penelitian
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian 1. Sejarah SMA Negeri 1 Surakarta a.
Periode Cikal Bakal
1) Pada bulan Agustus 1943 (Zaman Pendudukan Jepang) a) Bapak Mr. Widodo Sastrodiningrat (waktu itu kepala bagian pendidikan kasunanan) b) Bapak Soetopo Adiputro (waktu itu kepala pendidikan karisidenan Surakarta) Bersama-sama menghadap pembesar Jepang / Kepala Bagian Pendidikan untuk mengusulkan rencana pembukaan sekolah sederajat AMS (Setingkat SMA). Setelah disetujui, Bapak Mr. Widodo Sasrtodingrat menghubungi Bapak Soeprapto untuk menjadi tenaga pengajar sekaligus membantu mencarikan tenaga pengajar yang lain. 2) 3 November 1943 Pada tanggal ini, dikeluarkan SK X / II / 1943 sebagai peresmian atas berdirinya Sekolah Lanjutan Atas di Surakarta dengan nama Koto Chu Gokko Sekolah Menengah Tinggi Negeri (SMTN). Sekolah ini, bertempat di Manahan (Sekarang Gedung SMP Negeri I Surakarta). Adapun susunan pengurus sekolah saat itu adalah sebagai berikut : a) Pimpinan
: Bapak Mr. Widodo Sastrodiningrat
b) Wakil Pimpinan
: Bapak S. Djajeng Soegianto
c) Kepala Tata Usaha : Bapak Soedarsono d) Staf Tata Usaha
: - Bapak Soedadi - Ibu Awalin - Bapak Warjanto - Dan lima orang pesuruh salah satunya adalah Bapak Martodjojo
45
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 46
Tenaga P engajar yang tersedia sebanyak 12 orang yaitu : a) Bp.Mr Widodo Sastrodiningrat
(Tata Negara)
b) Bp. S. Djajeng Soegianto
(Sejarah)
c) Bp. Ali Marsaban
(Ilmu Bumi)
d) Bp. Sindoe Soewarno
(Ilmu alam dan menggambar)
e) Bp. Tarjan Hadijojo
(Bahasa Indonesia)
f) Bp. Abdullah
(Ilmu Hayat)
g) Bp. Soehakso
(Ilmu Pasti Dan alam)
h) Bp. Soeprapto
(Ilmu Pasti)
i) Bp. Roespandji Atmowirogo
(Ilmu Ekonomi)
j) Bp. Mochamad
(Pendidikan Jasmani)
k) Bp. Soewito Koesoemowidagdo
(Pendidikan Jasmani)
l) Ibu Soedarjanti
(Guru Bantu)
SMTN saat itu mempunyai 2 kelas yaitu kelas IA yang mempelajari sastra dan budaya; kelas IB yang mempelajari ilmu pasti atau ilmu alam. Jumlah siswa untuk kelas IA sebanyak 33 siswa dan kelas IB sebanyak 34 siswa. 3) 1 Agustus 1944 Jabatan pimpinan diserahkan kepada bapak S. Djajeng Soegianto karena Bp.Mr Widodo Sastrodiningrat masih menjabat sebagai kepala bagian pendidikan kesunanan Surakarta. 4) April 1945 Jabatan pimpinan diserahkan kepada Bapak N. Barnawi karena bapak S. Djajeng Soegianto diangkat sebagai Kepala SMP Putri Di Pasar Legi Solo. Jumlah Guru saat itu adalah 12 orang. 5) Juli 1945 SMTN mendapat tambahan tenaga pengajar sebanyak 5 orang, yaitu : a) Bp. Isnu Subroto
(Bahasa Indonesia)
b) Bp. Soetardjo
(Ilmu Alam)
c) Bp. Soepomo
(Bahasa Inggris)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 47
d) Bp Sri Peni
(Ilmu Hayat)
e) Ibu Poppy Soleh
(Ekonomi dan Tata Negara)
Adanya penambahan guru tersebut, menjadikan jumlah pengajar sebagai guru tetap di SMTN bertambah menjadi 17 orang. Ketujuh belas guru
b. Perode Pengungsian 1) Periode Agustus 1945 Setelah Perang Dunia II dan Indonesia telah memplokamirkan kemerdekaannya, SMT Negeri Surakarta diserahkan kepada KANTOR PENDIDIKAN MANGKUNEGARAN SURAKARTA di bawah BARATA WIYATA. 2) November 1945 Sebagian besar para pelajar berjuang di garis depan. SMT Negeri ditutup dan gedungnya digunakan untuk asrama BPI ( Barisan Polisi Istimewa ) yang anggotanya terdiri dari para pelajar SMTN sendiri. Para guru dipekerjakan di kantor BARATA WIYATA dan diserahi tugas menterjemahkan buku Encyclopedia (16 Vol) sesuai dengan bidangnya masing-masing.
Sedangkan karyawan Tata Usaha ditugaskan untuk
membantu Kepala Kantor BARATA WIYATA. 3) Maret 1946 SMTN dibuka kebali di bawah pimpinan Bp. Roespandji Atmowirogo. 4) Juni 1946 Diselenggarakan ujian penghabisan SMT yang pertama. Kegiatan ini diketuai oleh Roespandji Atmowirogo dengan dibantu Bp. Soeparno sebagai penulis. 5) April 1947 Jabatan pimpinan diserahkan kepada Bp. Soepandan karena Bp. Roespandji diangkat menjadi PJ Residen Surakarta. 6) Juni 1947
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 48
Diselenggarakan ujian penghabisan SMT yang kedua, diketuai oleh Bp. Soepandan dan Bp. Paryatmo sebagai penulisnya. SMTN sudah memiliki 3 jurusan, yaitu ; A (Sastra Budaya); B (Pasti/Alam) dan C (Ekonomi). 7) Juli 1947 Terjadi Agresi Militer Belanda I. Para pelajar kembali berjuang sedangkan gedung sekolah dipakai sebagai markas Angkatan laut Pimpinan Achmad Yadau. Pelajar putri tidak ikut berjuang, tetapi mendapatkan pengajaran di Pendopo rumah Bp. Paryatmo (Punggawan No 10 Solo). 8) September 1947 Sekolah dibuka kembali, kini memakai gedung SMP Negeri II (sekarang Palace Hotel Man gkunegaran). Masuk siang hari, gedung sekolah di Manahan diserahkan kepada Angkatan Laut. 9) Juni 1948 Diselenggarakan ujian penghabisan SMT yang ke III dengan ketua Bp. Soepandan dan penulis Bp. Tegoeh Gondoatmojo. 10) Desember 1948 Terjadi Agresi Militer Belanda pada pukul 09.00 WIB. Komandan KMK Ahmad memerintahkan untuk membakar gedung dalam rangka penerapan Strategi Bumi Hangus. Gedung SMTN terbakar dan SMTN pun ditutup. c.
Periode Mahasiswa
1) November 1949 Bapak Soepandan mendapat perintah dari Bp. Menteri P dan K untuk membuka kembali SMA A/ B Solo. Bapak Paryatmo dan bapak Soemitro mencarikan gedung dan guru-guru. Sedangkan ibu Awalin ditugaskan untuk menyelenggarakan pendaftaran murid. 2) 15 Desember 1949 Dengan SK No XX / 12 / 1949 tentang pembukaan secara resmi SMA Negeri A/ B (Margoyudan) dengan ketentuan sbb : a) SMA Negeri I A/ B dengan 12 Kelas untuk murid biasa dan masuk pagi.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 49
b) SMA Negeri II A/ B dengan 2 kelas untuk murid bekas pejuang masuk siang hari. SMA Margoyudan ini dikepalai oleh Bapak Soepandan dengan dibantu oleh 2 orang wakil, Bapak Paryatmo dan Bapak Roespandji. Guru tetap yang ada sebanyak 11 orang, sedangkan jumlah guru tidak tetap berjumlah 10 orang. Bagian TU diketuai oleh Ibu Awalin. 3) November 1950 Atas permohonan pelajar (mantan / eks pejuang) maka dibuka 6 kelas tambahan untuk malam hari. Kelas tersebut diperuntukkan bagi mantan
digabung dengan SMA Negeri II A/ B. Pada akhir tahun ajaran 1950 / 1951. Pada tahun yang sama, diselenggarkan ujian penghabisan IV yang diketuai oleh Bp. Soepandan. 4) 17 Agustus 1951 Dengan resmi membuka sekolah A/ B malam dengan nama SMA Negeri I bagian Malam, yang terdiri dari 6 kelas oleh pimpinan Bp. Soepandan serta wakilnya BP. Paryatmo dan Bp. Roespandji Atmowirogo. Jadi, pada waktu itu, di Solo telah ada 3 SMA Negeri 3A/ B dibawah satu pimpinan, yaitu : a) SMA Negeri I A/ B b) SMA Negeri II A/ B c) SMA Negeri III A/ B atau dikenal denagn SMA Negeri I bagian Malam. Dalam periode ini, SMA Margoyudan mendapat bantuan tenaga mahasiswa Gadjah Mada, antara lain : a) Bp. Prawoto
(Kedokteran Gigi UGM)
b) Bp. Soenardjo A
(Kedokteran Umum UGM)
c) Bp. Herlan SW
(Kedokteran Umum UGM)
d) Bp. Prof Dr. Yudoyono
(Kedokteran Umum UNDIP)
e) Bp. Zakaria Rais
(Farmasi UGM)
f) Bp. Baiguni
(F IPA UGM)
g) Bp. Samsuri
(Pertanian UGM)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 50
h) Bp. Soenardjo
(Kedokteran Umum UGM)
i) Bp. Abdullah
(Kedokteran Umum UGM)
d. Periode Perkembangan Kegiatan belajar mengajar mulai berjalan dengan lancar. Sejak tahun 1952, setiap akhir tahun pelajaran dapat meluluskan siswa yang sebagian besar telah sukses dan menjadi pimpinan, baik di wilayah pusat maupun wilayah lainnya. Sekolah juga mulai merintis pengadaan laboratorium dari Lab. Kimia dan Fisika. Perkembangan itu kemudian disusul dengan pembangunan laboratorium anatomi, biologi, dan fisiologi. 1) 1 Agustus 1956 SMA Negeri I bagian malam diubah namanya menjadi SMA Negeri III A/B, sekaligus juga terjadi perubahan-perubahan nama dan pimipinan pada ke 3 SMA tersebut: a) SMA Negeri I b) SMA Negeri II
B A
c) SMA Negeri III- B
: di bawah pimpinan Bp. Soepandan : di bawah pimpinan Bp. Paryatmo : di bawah pimpinan Bp. Roespandji Atmowirogo
2) 30 Januari 1967 SMA Negeri III
B pindah dari Margoyudan (Jl Monginsidi No 40) ke
Jl. Warungmiri No 90. Dengan demikian, sekolah masih tersisa di Margoyudan adalah SMA Negeri I dan II e.
Periode Kemapanan
1) Di bawah pimpinan M. Rasid (mulai tahun 1971), Drs. Sarwono (mulai tahun 1976) kondisi SMA Negeri I semakin mapan dalam prestasi akademis maupun non akademis. SMA negeri I mendapat julukan SMA Favorit. 2) Di bawah pimpinan Drs. H. Djambani Soetjipto (mulai tahun 1991) bersama Bp. Widagdo, kepada SMA Negeri II dirintis sertifikat tabah sudah jadi dengan luas 7.105 m. Batas tanah dengan bangunan SMA Negeri II dan dengan Universitas Kristen Suarakarta menjadi jelas, yang sebelumnya menjadi 1 sertifikat milik yayasan Kristen Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 51
3) Di bawah pimpinan Drs. H. Kuswanto, disamping usaha peningkatan prestasia kademik, gedung lama mulai direhab. Peletakan batu pertama dilaksankan pada tannggal 20 Agustus 1995 oleh kepala sekolah dan ketua BP-3 Bp. H. Zainudin. Arsitek dan pelaksana adalah bapak Suyoto, seksi keuangan BP3. Beliau dibantu pengurus BP-3 SMA I yang lain. Selama tahun 1995
1999 dengan swadaya dan dana BP selesai di bangun 52
ruang terdiri dari 28 ruang kelas, 2 ruang BP, 2 ruang agama Kristen dan Katholik, 2 kafetaria, 4 ruang WC dan 1 ruang UKS, satpam, osis, kopsis, laboratorium (kimia, fisika, matematika, biologi, IPS, Bahasa dan komputer) ruang kurikulum, ruang olahraga dan ruang musik. Kemudian pada akhir tahun 2001 di bangun masjid 2 lantai yang alokasi dananya dari orang tua murid, jadi di luar anggaran sekolah. 4) Mulai tanggal 1 Juli 2002, jabatan kepala sekolah SMU Negeri I Surakarta mulai dipegang oleh Dra. Hj. Tatik Sutarti, MM. Pada era kepemimpinan beliau dilaksanakan pembukaan 2 kelas baru dengan kurikulum Nasional Berbasis Internasional, yang kemudian dinamakan SNBI A dan SNBI B, dimana keduanya menggunakan pengantar berbahasa Inggris, terutama pada pelajaran eksak. Nama
nama kepala sekolah yang pernah menjadi pimpinan SMA
Negeri I Surakarta : a) R.M Soepandan
: 1 November 1947 s/d 31 Juli 1963
b) R.M Soehardjo
: 1Agsts 1963 s/d 31 September 1966
c) R.Prawoto
: 1 November 1966 s/d 15 Juni 1971
d) R. Marsaid
: 16 Juni 1971 s/d 1 April 1976
e) Drs. Sarwono, B. Sc
: 1 April 1976 s/d 29 Septbr 1986
f) Drs. Sri Widodo
: 29 Sept 1986 s/d 2 Feb 1991
g) Drs. H. Djambari Soetjipto
: 2 Feb 1991 s/d 28 Maret 1995
h) Drs. H. Kuswanto
: 29 Maret 1995 s/d 1 Juli 2002
i) Dra. Hj. Tatik Sutarti
: 1 Juli 2002 s/d 22 November 2004
j) Drs. Sartono Praptoharjono
: 25 November 2004 s/d 25 November 2007
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 52
k) Drs.H.M Thoyibun, SH, M.M : 25 November 2007 sampai sekarang. 2. a.
Visi dan Misi SMA Negeri 1 Surakarta
Visi Mewujudkan insan yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
Pengertian dan makna dari kata-kata pada Visi tersebut di atas adalah: 1) Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berarti melaksanakan perintah dan menjauhi laranganNya, sesuai dengan Agama yang dianutnya. 2) Disiplin, mengandung arti patuh dan taat pada peraturan atau tata tertib yang berlaku dengan penuh kesadaran. 3) Cerdas,
berarti
mampu
menggunakan
Ilmu
Pengetahuan
untuk
memecahkan permasalahan yang dihadapinya. 4) Berbudi luhur, berarti santun, jujur dan menjunjung tinggi tata karma dan cinta tanah air. 5) Berwawasan luas, berarti mampu menggali potensi diri sehingga dapat mengembangkan potensi diri secara optimal dalam pergaulan Regional, Nasional hingga Internasional. Mampu bersaing secara global. b. Misi 1) Memelihara dan meningkatkan pengamalan terhadap ajaran Agama yang dianut dengan mengembangkan sikap toleransi 2) Menanamkan kesadaran berdisiplin tinggi kepada seluruh warga sekolah 3) Melaksanakan pendidikan, pembelajaran dan pelayanan yang optimal sehingga menghasilkan insan yang berprestasi gemilang dalam semua bidang. 4) Membudayakan perilaku santun, jujur dan menjunjung tinggi nilai Luhur Budaya Bangsa. 5) Meningkatkan fasilitas sekolah sebagai sumber belajar.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 53
6) Mendayagunakan dan mengembangkan kegiatan yang menambah wawasan pengetahuan dan wawasan pergaulan baik Regional, Nasional, dan Internasional. 7) Menjalin kerjasama dengan berbagai Institusi baik Lokal, Regional maupun Internasional. 8) Meningkatkan kesadaran dan kepedulian warga sekolah terhadap kelestarian lingkungan hidup. 3.
Tujuan Pendidikan SMA Negeri 1 Surakarta
1) Mempersiapkan peserta didik yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa berakhlak mulia. 2) Mempersiapkan peserta didik agar menjadi manusia yang berkepribadian, cerdas, berkualitas dan berprestasi dalam bidang Akademik dan NonAkademik dengan tetap memperkaya budaya dan jati diri bangsa. 3) Membekali peserta didik dengan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi agar mampu bersaing dan dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. 4) Mempersiapkan dan membekali keterampilan peserta didik untuk mampu hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang berpegang pada martabat dan budi luhur bangsa. 5) Membekali peserta didik untuk dapat memelihara seni dan budaya Jawa, budaya-budaya lokal lainnya, khususnya seni budaya Surakarta (Budaya Solodiningrat). 4.
Kegiatan Ekstrakurikuler
1) Setiap pelajar SMA Negeri 1 Surakarta wajib menjadi anggota OSIS SMA Negeri 1 Surakarta. 2) Setiap pelajar sesuai dengan minat masing-masing wajib mengikuti kegiatan Ekstrakurikuler yang diselenggarakan oleh sekolah dengan ketentuan : a) Kelas X wajib mengikuti kegiatan kepramukaan dan Bahasa Inggris.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 54
b) Kelas XI diperbolehkan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler yang lain dengan ketentuan tidak menggangu. c) Kelas XI boleh memilih kegiatan sebagai berikut: Pramuka
Bahasa Jepang
Teater
Debat Inggris
Mading
Bahasa Jerman
Akuntansi
Bahasa Arab
KIR
BTA/Tahsin
PMR
Badminton
Pecinta Alam
Tae Kwondo
Keputrian
Basket
Cheer Leader
Sepak Bola
3) Segala bentuk kegiatan baik di dalam maupun di luar jam / lokasi sekolah yang membahayakan terhadap kesatuan dan persatuan pelajar, dengan dalil apapun, tidak dibenarkan. 4) Penggunaan ruang diluar jam sekolah harus ada izin dari petugas yang bersangkutan. 5) Bagi pelajar yang meninggalkan pelajaran karena kegiatan kesiswaan harus ada izin dari wakasek kesiswaan. 6) Semua kegiatan kesiswaan harus dihentikan setidak-tidaknya satu bulan sebelum pelaksanaan ujian. 7) Kegiatan ekstrakurikuler maksimal pukul 17.00. 8) Kegiatan siswa selain ekstrakurikuler di sekolah maksimal pukul 15.00. 9) Setiap pelajar dapat mengikuti sarasehan dengan guru di akhir semester. 10) Semua kegiatan siswa yang dilaksanakan disekolah diluar jam pelajaran yang berhubungan dengan pihak luar harus minta izin dari sekolah.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 55
5.
Gambaran Umum Ekstrakurikuler Akuntansi
Setiap tahun ajaran baru peserta didik kelas XI diwajibkan untuk memilih dan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler yang sesuai dengan minat yang dimilikinya. Sementara untuk peserta didik kelas X dan XII tidak diwajibkan karena peserta didik kelas XII difokuskan untuk mempersiapkan materi guna mengahadapi Ujian Akhir Nasional dan Ujian Akhir Sekolah. Sedangkan peserta didik kelas X difokuskan untuk persiapan penjurusan di kelas XI. Sehingga ekstrakurikuler diselenggarakan bagi peserta didik kelas XI karena di kelas XI adalah masa dimana peserta didik mulai mencari jati dirinya. Kegiatan ekstrakurikuler diadakan dengan tujuan untuk mengembangkan bakat dan kemampuan yang dimiliki oleh masing-masing individu dari tiap peserta didik serta ditujukan agar peserta didik mengikuti kegiatan-kegiatan yang positif dan bermanfaat. Kegiatan ekstrakurikuler juga dapat dijadikan suatu wadah bagi peserta didik untuk berkumpul sehingga mampu menghilangkan rasa lelah setelah mengikuti kegiatan pada jam pelajaran sekolah. Berbagai macam kegiatan ekstrakurikuler diadakan di SMA Negeri 1 Surakarta, akan tetapi hanya kegiatan ekstrakurikuler Akuntansi yang merupakan kegiatan ekstra yang berhubungan dengan muatan lokal pada jurusan IPS sementara ekstrakurikuler yang lainnya lebih kebidang seni, olahraga dan keterampilan. Kegiatan ekstarkurikuler Akuntansi berdiri sekitar 6 tahun yang lalu yaitu sejak 5 Juli 2005 yang didirikan oleh Bapak Wiyono selaku guru mata pelajaran Akuntansi di SMA Negeri 1. Kegiatan ekstrakurikuler Akuntansi ini didirikan karena beliau mengetahui banyaknya minat yang dimiliki oleh peserta didik terutama untuk memahami dan mengembangkan Akuntansi di sekolah. Dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler Akuntansi, peserta didik mempunyai minat yang cukup tinggi untuk mengikutinya, bahkan dari tahun ketahun peminat dari ekstrakurikuler ini semakin meningkat. Hal ini diperkuat dengan hasil wawancara dengan narasumber yang mengatakan bahwa dari tahun ketahun peminat ekstrakurikuler Akuntansi semakin meningkat, hal ini dikarenakan peserta didik tertarik untuk dapat mengetahui, mempelajari dan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 56
memahami tentang Akuntansi. Pada awal berdirinya kegiatan ekstrakurikuler ini, peserta didik dari kelas XI IPS mempunyai minat tertinggi dibandingkan anak kelas XI IPA untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler Akuntansi, akan tetapi dua tahun belakangan peminat dari kelas XI IPS cenderung menurun bahkan jarang anak kelas XI IPS yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler Akuntansi dibandingkan anak kelas XI IPA. Hal ini dikarenakan anak kelas XI IPS sudah merasa cukup pandai karena telah mendapatkan materi Akuntansi pada saat jam pelajaran disekolah. Tetapi pada tahun ajaran 2010/2011 sekarang ini anak kelas XI IPS kembali mengikuti kegiatan esktrakurikuler Akuntansi karena adanya kecemburuan sosial terhadap anak kelas XI IPA ungkap Bapak Wiyono sebagai Informan I. Kegiatan ekstrakurikuler Akuntansi diadakan setiap hari jumat dari pukul 13.30 WIB hingga 15.00 WIB yang laksanakan dalam kurun waktu 4 bulan di tiap semesternya. Untuk semester ganjil kegiatan ekstrakurikuler mulai diadakan sejak bulan September hingga Desember, sedangkan pada semester gasal kegiatan ekstrakurikuler diadakan dari bulan Februari hingga bulan Mei. Dalam kurun waktu yang singkat tersebut pembimbing ekstrakurikuler berusaha untuk memberikan
materi-materi
dasar
Akuntansi.
Materi-materi
dasar
yang
disampaikan hampir sama dengan materi yang disampaikan pada saat mata pelajaran Akuntansi pada peserta didik kelas XI IPS yaitu materi perusahaan jasa dan perusahaan dagang. Banyak manfaat yang diperoleh peserta didik selama mengikuti kegiatan ekstrakurikuler Akuntansi salah satunya adalah peserta didik menjadi paham dan mengerti tentang ekstrakurikuler Akuntansi. Seperti yang telah dikemukakan oleh informan I selaku guru Akuntansi yaitu peserta didik akan lebih memahami tentang siklus Akuntansi baik pada perusahaan jasa maupun dagang. Sehingga dengan pengetahuan yang dimiliki oleh peserta didik, maka mereka tidak akan merasa canggung pada saat mempelajari Akuntansi secara mendetail khususnya bagi peserta didik kelas XI IPA. Hal senada juga diungkapakan oleh informan II yang mengatakan bahwa setelah mengikuti kegiatan ekstrakurikuler ini, informan dan peserta didik kelas XI IPA akan merasa bangga pada dirinya karena jarang
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 57
peserta didik yang mengambil jurusan IPA mampu memahami tentang Akuntansi. Akan tetapi informan II juga merasa memiliki beban karena sebenarnya informan sudah merasa capek karena memikirkan tentang eksak IPA yang susah dan ditambah dengan materi Akuntansi yang juga cukup susah, namun karena adanya minat dan kesenangan mengikuti ekstrakurikuler Akuntansi maka semua yang dilakukan baik itu eksak IPA maupun pelajaran Akuntansi dapat dijalankan dengan baik. Berdasarkan kedua informasi tersebut dapat disimpulkan bahwa dengan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler Akuntansi ini memberikan rasa bangga dan puas diri bagi peserta didik kelas XI IPA karena mereka yang tidak mendapatkan materi Akuntansi pada saat proses pembelajaran di kelas tetapi mampu mengerti dan menguasai materi Akuntansi. Selain banyak manfaat yang diterima, ada beberapa kendala yang dialami oleh peserta didik dalam mengikuti ekstrakurikuler Akuntansi salah satunya adalah seperti yang dikemukan oleh informan II bahwa dalam mengikuti ekstrakurikuler Akuntansi ini informan merasa kesulitan dalam memahami teoriteori yang disampaikan oleh guru pada saat kegiatan ekstrakurikuler berlangsung. Akan tetapi informan II lebih memahami bila langsung melakukan praktek mengerjakan soal-soal latihan Akuntansi. Hal senada juga diungkapkan oleh informan III yang mengungkapkan bahwa informan merasa susah dengan dasardasar Akuntansi yang sampaikan dan juga materi-materi yang terus bertambah. Pernyataan informan III juga didukung oleh pernyataan informan V yang mengatakan bahwa informan mengalami kendala dalam memahami materi yang disampaikan akan tetapi informan lebih mengerti setelah mengerjakan latihan soal Akuntansi yang diberikan oleh guru ekstrakurikuler Akuntansi. Untuk mengatasi kesulitan yang dialami oleh peserta didik guru atau pembimbing ekstrakurikuler Akuntansi mempunyai cara dalam menyampaikan materi, yaitu dengan cara guru memberikan garis besar dari setiap pokok bahasan yang diajarkan kemudian guru lebih menitikberatkan pada latihan-latihan soal Akuntansi yang kemudian dibahas bersama-sama dengan peserta didik. Berdasarkan informasi tersebut, maka disimpulkan bahwa cara mengajar guru sangat menentukan tingkat pemahaman peserta didik terhadap materi yang diajarkan pada saat proses pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 58
B. Deskripsi Hasil Penelitian 1.
Faktor
Faktor yang Mempengaruhi Minat Mengikuti Ekstrakurikuler Akuntansi Pada Peserta Didik Kelas XI IPA
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di SMA Negeri 1 Surakarta, dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler peserta didik kelas XI IPA dipengaruhi oleh adanya minat yang besar dalam mengikuti kegiatan tersebut. Sehingga dengan adanya minat tersebut peserta didik semakin nyaman dan menikmati kegiatan ekstrakurikuler Akuntansi. Ada beberapa macam faktor
yang
mempengaruhi munculnya minat yang besar dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler Akuntansi. Berdasarkan hasil penelitian, berikut adalah faktorfaktornya: a.
Faktor Intrinsik Faktor intrinsik adalah faktor yang ada di dalam diri individu yang
muncul karena keinginan yang ada dalam diri peserta didik itu sendiri. Dari faktor intrinsik ini muncul dua faktor yang mempengaruhi minat peserta didik kelas XI IPA untuk mengikuti ekstrakurikuler Akuntansi, yaitu: 1) Faktor untuk Berprestasi Setiap peserta didik mempunyai keinginan untuk berprestasi karena dengan prestasi itulah peserta didik akan bangga dengan kemampuan yang dimilikinya. Keinginan untuk berprestasi tidak hanya dapat kita harapkan terjadi di saat sekarang ini, tetapi dapat kita harapkan prestasi itu tercapai di waktu yang akan datang. Keinginan atau minat untuk berprestasi yang dimiliki oleh setiap orang individu pasti ada, tapi keinginan itu cenderung mempunyai prosentasi yang berbeda-beda. Kecenderungan itu timbul apabila individu tertarik kepada sesuatu karena sesuai dengan kebutuhan atau merasakan bahwa sesuatu akan dipelajari bermakna bagi dirinya Keinginan untuk berprestasi akan menyebabkan munculnya minat peserta didik untuk mngikuti proses demi mencapai keinginan yang ingin didapat. Melalui kegiatan ekstrakurikuler Akuntansi inilah peserta didik kelas
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 59
XI IPA dapat menggapai keinginannya untuk berprestasi saat ini maupun di saat yang akan datang. Dalam mengikuti ekstrakurikuler Akuntansi faktor untuk berprestasi merupakan faktor utama yang mempengaruhi minat peserta didik kelas XI IPA untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler Akuntansi. Faktor untuk berprestasi ini adalah keinginan peserta didik kelas XI IPA untuk mengambil jurusan IPS pada waktu akan kuliah. Hal ini dikarenakan anak kelas XI IPA menyukai mata pelajaran Akuntansi. Seperti yang telah dikemukakan oleh informan III yaitu informan mempunyai impian dan tujuan untuk masa depannya yaitu mengambil jurusan Akuntansi pada fakultas ekonomi. Dari beberpa universitas yang terkemuka di Indonesia, informan III mempunyai keinginan untuk kuliah di Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN). Apabila
keinginan
tersebut
tidak
bisa
terpenuhi,
maka
informan
menginginkan untuk kuliah di jurusan Akuntansi di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (UI) atau di Universitas Gadjah Mada (UGM). Inilah alasan utama dari informan III mengikuti ekstrakurikuler Akuntansi. Selain itu menurut informasi yang diperoleh informan IV dalam wawancara mengungkapkan bahwa informan menginginkan untuk kuliah di Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, atau mengambil jurusan Tehknik Informatika di Universitas Gadjah Mada (UGM) atau Universitas Sebelas Maret (UNS). Hal senada juga diungkapakan oleh informan V dalam wawancara mengungkapkan keinginannya untuk kuliah di jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada (UGM) dan juga Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN). Akan tetapi informan V juga mempunyai keinginan untuk kuliah di jurusan IPA yaitu di Sekolah Tinggi Ilmu Statistik (STIS) atau Kedokteran Umum Universitas Gadjah Mada (UGM) karena masukan dan keinginan orang tua informan V agar kuliah di Kedokteran Umum. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa peserta didik kelas XI IPA mengikuti kegiatan ekstrakurikuler Akuntansi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 60
dikarenakan keinginan mereka untuk berprestasi dengan memilih jurusan IPS khususnya adalah Akuntansi pada saat mereka akan kuliah. 2) Faktor untuk Mengisi Waktu Luang Saat ini, kebanyakan anak-anak menggunakan waktu luang untuk bermain, nonton bioskop, jalan-jalan dengan teman-temannya, bahkan hanya sekedar nongkrong di MALL. Hal berbeda dilakukan oleh peserta didik kelas XI di SMA Negeri 1 Surakarta yaitu menggunakan waktu luangnya untuk kegiatan yang bermanfaat yaitu dengan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler. Tentunnya rasa senang atau tertarik yang dimiliki oleh setiap individu akan timbul pada seseorang bilamana bidang-bidang yang ditawarkan pada dirinya dirasa akan memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Salah satu kegiatannya adalah ekstrakurikuler Akuntansi. Mengisi waktu luang dengan mengikuti ekstrakurikuler Akuntansi memiliki banyak manfaat antara lain, menghindari mengisi waktu mereka dari hal-hal negatif seperti merokok, minum-minuman keras bahkan hingga pergaulan bebas yang terjadi pada kebanyakaan anakanak lainnya yang seumuran dengan peserta didik kelas XI IPA di SMA Negeri 1 Surakarta. Menurut informasi dari informan II dalam wawancara mengatakan bahwa aktivitasnya diluar jam pelajaran sekolah adalah mengikuti organisasi di sekolah, tergabung dalam kelompok mading sekolah, ikut bimbingan belajar atau les bahkan informan melakukan satu hal positif yaitu dengan memberikan bimbingan belajar kepada tetangga dirumahnya walaupun hanya sebatas membantu mengerjakan tugas rumah atau menjelaskan materi pelajaran yang belum dimengerti oleh tetangganya. Selain kegiatan di atas informan II
juga
menggunakan
waktu
luangnya
untuk
mengikuti
ekstrakurikuler Akuntansi. Hal senada juga diungkapkan oleh informan V dalam wawancara yang memiliki kegiatan berupa mengikuti les di lembaga, les private dan mengikuti ekstrakurikuler Akuntansi. Informan V merasa senang mengisi waktu luang dengan mengikuti ekstrakurikuler Akuntansi, karena informan menganggap mengikuti ekstrakurikuler Akuntansi adalah mengikuti suatu kegiatan positif
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 61
yang akan memberikan dampak yang baik bagi informan yaitu dengan mendapatkan ilmu. Kedua informasi di atas diperkuat juga dengan informasi dari informan III, IV dan IV dalam wawancara yang mengungkapkan bahwa mereka semua menggunakan waktu luang mereka selain untuk les, mengerjakan tugas, berorganisasi disekolah maupun di lingkungan, mereka juga mengisi waktu luang mereka untuk mengikuti ekstrakurikuler Akuntansi. Hal tersebut diperkuat dengan data yang dimiliki oleh peneliti berupa daftar hadir atau presensi ektrakurikuler Akuntansi. Dimana ke 5 informan tersebut benar-benar menggunakan atau mengisi waktu luang mereka dengan mengikuti ekstrakurikuler Akuntansi yang diperkuat dengan tingkat keaktifan mereka untuk hadir dalam kegiatan ekstrakurikuler Akuntansi. (Data dapat dilihat dilampiran) Berdasarkan penjelasan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa peserta didik kelas XI IPA mengisi waktu luang mereka dengan mengikuti kegiatan positif yang salah satunya adalah kegiatan ekstrakurikuler Akuntansi yang diselenggarakan oleh pihak sekolah SMA Negeri 1 Surakarta yang diketahui dengan tingkat keharian peserta didik dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler Akuntansi. b.
Faktor Ekstrinsik Selain faktor intrinsik, ada juga faktor yang mempengaruhi minat peserta
didik mengikuti ekstrakurikuler Akuntansi yaitu faktor ekstrinsik. Faktor ekstrinsik adalah faktor yang ada di luar individu yang timbul karena adanya dorongan dari pihak-pihak luar. Berikut ini adalah faktor ekstrinsik yang mempengaruhi minat peserta didik kelas XI IPA mengikuti ekstrakurikuler Akuntansi, yaitu: 1) Faktor Keluarga Untuk mencapai suatu keberhasilan yang ingin dicapai, keluarga mempunyai pengaruh yang besar terhadap keberhasilan tersebut. Karena keluargalah yang memberikan motivasi dan support yang besar kepada kita agar kita nantinya akan berhasil. Begitu juga dalam mengambil suatu
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 62
keputusan dalam memilih sesuatu, keluarga akan memberikan dukungan apabila pilihan yang diambil benar dan bermanfaat atau akan menolak pilihan tersebut apabila pilihan tersebut kurang benar dan tidak bermanfaat. Dalam mengambil keputusan untuk memilih ekstrakurikuler yang akan diikuti, pihak keluarga khususnya orangtua mempunyai andil yang besar dalam keputusan tersebut. Disini peran orang tua adalah memberikan dukungan dan support kepada putra-putri mereka dalam memilih dan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler ini. Karena adanya dukungan dari orang tua maka peserta didik memiliki minat untuk memilih dan mengikuti ekstrakurikuler disekolah khususnya Akuntansi. Orang tua murid dari kelas XI IPA memberikan dukungan yang besar kepada putra-putrinya dalam mengikuti ekstrakurikuler Akuntansi ini, walaupun Akuntansi adalah pelajaran untuk peserta didik jurusan IPS namun orang tua tidak melarang putra-putrinya yang berasal dari jurusan IPA untuk mengikutinya. Seperti yang diungkapkan oleh informan III dalam wawancara mengungkapkan bahwa orang tua dari informan memberikan dukungan yang besar kepada anaknya untuk mengikuti ekstrakurikuler Akuntansi. Informan III mengutarakan jika kedua orang tua mereka akan tetap mendukung apa yang menjadi pilihan anaknya asalkan itu demi kebaikan dan memberikan manfaat. Hal senada juga diutarakan oleh informan VI dalam wawancara mengungkapkan bahwa orang tua dari informan memberikan dukungan kepada anaknya untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler Akuntansi ini. Selain itu informan mengatakan bahwa orang tuanya memiliki latar belakang pendidikan di bidang ekonomi sehingga orang tua informan mendorong dan mendukung serta memberikan masukan jika mengikuti ekstrakurikuler Akuntansi maka akan mempunyai prospek atau masa depan yang bagus baik didalam pendidikan maupun di dunia kerja. Pendapat dari informan III dan VI juga didukung oleh pendapat dari informan II,IV dan V yang mendapatkan dukungan dari orang tua peserta didik untuk dapat mengikuti kegiatan ekstrakurikuler Akuntansi. Berdasarkan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 63
pendapat mereka, maka dapat disimpulkan bahwa dengan adanya dukungan dari orang tua membuat mereka mempunyai minat untuk dapat memilih dan mengikuti ekstrakurikuler Akuntansi. 2) Faktor Teman Pergaulan Teman pergaulan mempunyai pengaruh yang cukup besar bagi seorang individu untuk dapat mengikuti suatu kegiatan, demikian pula yang terjadi dalam kegiatan ekstrakurikuler Akuntansi. Teman merupakan salah satu faktor pendukung yang membuat peserta didik memiliki minat untuk mengikuti ekstrakurikuler Akuntansi. Seperti yang diungkapkan oleh informan IV dalam wawancara bahwa informan tertarik untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler Akuntansi ini dikarenakan teman dari informan juga mengikuti kegiatan ekstrakurikuler Akuntansi dan juga karena adanya ajakan teman. Ini dikarenakan informan kurang
mempunyai
rasa
percaya
diri
untuk
mengikuti
kegiatan
ekstrakurikuler Akuntansi seorang diri, sehingga informan membutuhkan teman untuk membuatnya merasa nyaman dan percaya diri selam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler Akuntansi. Hal senada juga diungkapkan oleh informan III dan V yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler ini karena adanya teman mereka yang ikut. Hal berbeda diungkapkan oleh informan III dan V dimana informan III dan V mempunyai inisiatif tersendiri untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler, namun karena banyaknya teman membuat mereka semakin yakin untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler Akuntansi. Pernyataan informan di atas diperkuat oleh hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti pada saat melaksanakan observasi. Dari hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti dapat di ketahui bahwa dengan adanya teman pergaulan mampu mempengaruhi minat peserta didik dalam mengikuti ekstrakurikuler Akuntansi. Hal tersebut diketahui peneliti sebelum kegiatan ekstrakurikuler Akuntansi di mulai, dimana salah satu peserta yang awalnya tidak berniat untuk datang mengikuti ekstrakurikuler Akuntansi
menjadi
berniat untuk mengikuti ekstrakurikuler Akuntansi karena ajakan dari teman
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 64
peserta. Hal lain juga diketahui dengan datangnya peserta baru di ekstrakurikuler Akuntansi yang pindah dari ekstrakurikuler lainnya karena adanya ajakan teman. Hal berbeda justru diutarakan oleh informan II dan VI yang mengatakan bahwa mereka mengikuti kegiatan ekstrakurikuler Akuntansi karena mereka mempunyai inisiatif sendiri dalam memilih ekstrakurikuler Akuntansi tanpa terpengaruh dengan teman mereka. Informan II dan VI mengutarakan bahwa mereka akan tetap mengikuti kegiatan ekstrakurikuler Akuntansi walaupun teman mereka tidak mengikuti kegiatan ektrakurikuler Akuntansi. Hal ini dikarenakan karena tingginya minat mereka untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler Akuntansi. Berdasarkan informasi berdasarkan hasil wawancara dan observasi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa teman pergaulan memiliki pengaruh terhadap minat peserta didik kelas XI IPA untuk mengikuti ekstrakurikuler Akuntansi yang diselenggarakan oleh sekolah. Karena dengan ajakan dari seorang teman mampu membuat peserta didik mempunyai minat terhadap suatu objek yang disini adalah ekstrakurikuler Akuntansi. C. Temuan Studi yang Dihubungkan dengan Kajian Teori 1.
Faktor
Faktor yang Mempengaruhi Minat Mengikuti Ekstrakurikuler Akuntansi Pada Peserta Didik Kelas XI IPA
Setiap individu dalam menentukan keputusan untuk memilih atau melakukan suatu hal pasti didasari oleh adanya minat yang muncul dari dirinya. Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus-menerus yang disertai dengan rasa senang dan dari rasa senang tersebut akan didapat rasa kepuasan. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan suatu diluar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minat yang dimiliki oleh individu tersebut. Menurut M.Uzer Usman dan Lilis Setiawati (2002:4), seseorang dikatakan berminat terhadap sesuatu bila individu itu memiliki beberapa unsur antara lain:
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 65
1) Perhatian Seseorang dikatakan berminat apabila individu disertai adanya perhatian, yaitu kreatifitas jiwa yang tinggi yang semata-mata tertuju pada suatu objek. Jadi seseorang yang berminat terhadap sesuatu obyek yang pasti perhatiannya akan memusat terhadap sesuatu obyek tersebut. Dalam hal ini perhatian ditujukan pada obyek ekstrakurikuler olahraga. 2) Kesenangan Perasaan senang terhadap sesuatu obyek baik orang atau benda akan menimbulkan minat pada diri seseorang, orang merasa tertarik kemudian pada gilirannya timbul keinginan yang dikehendaki agar obyek tersebut menjadi miliknya. Dengan demikian maka individu yang bersangkutan berusaha untuk mempertahankan obyek tersebut. 3) Kemauan Kemauan yang dimaksud adalah dorongan yang terarah pada tujuan yang dikehendaki oleh akal pikiran. Dorongan ini akan melahirkan timbulnya suatu perhatian terhadap suatu obyek. Sehingga dengan demikian akan memunculkan minat individu yang bersangkutan. Berdasarkan kajian teori di atas dapat diketahui bahwa seseorang dikatakan berminat terhadap sesuatu apabila individu itu memiliki unsur perhatian, kesenangan, dan kemauan. Berdasarkan temuan studi yang peneliti lakukan dari lapangan, diketahui jika ketiga unsur tersebut ditemukan di dalam diri peserta didik kelas XI IPA yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler Akuntansi. Hal tersebut dapat diketahui dengan tingginya perhatian siswa IPA terhadap ekstrakurikuler Akuntansi, yang dapat diketahui dari jumlah peserta ekstrakurikuler Akuntansi dimana mayoritas adalah peserta didik kelas XI IPA. Berikutnya adalah kesenangan, berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa informan diketahui jika peserta didik merasa senang selama mengikuti ekstrakurikuler Akuntansi yang diselenggarakan oleh pihak sekolah. Hal yang terakhir adalah adanya kemauan dari peserta didik kelas XI IPA untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler Akuntansi. Menurut S
tersebut sesuai dengan hasil temuan studi yang dilakukan oleh peneliti yang mendapatkan informasi dari informan III yang mengungkapkan bahwa informan menyukai pelajaran Akuntansi dan juga informan mempunyai inisiatif tersendiri untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler Akuntansi. Informan ini menyukai
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 66
pelajaran Akuntansi yang bukan merupakan pelajaran bagi anak IPA melainkan pelajaran dari anak IPS. Karena adanya ketertarikan pada Akuntansi tersebut maka
informan
tersebut
mempunyai
minat
untuk
mengikuti
kegiatan
ekstrakurikuler Akuntansi. Hal senada juga diutarakan oleh informan V yang mengatakan bahwa informan menyukai pelajaran IPS terutama adalah pelajaran Akuntansi. Sehingga hal inilah yang menimbulkan minat informan V untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler Akuntansi. Menurut L D Crow and Alice Crow (dalam Tri Wahyudi,2002:10-11). Minat pada hakekatnya adalah merupakan sebab akibat dari pada pengalaman, minat berkembang sebagai hasil dari pada sesuatu kegiatan dan akan menjadi sebab akan dipakai lagi dalam kegiatan yang sama. Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut: 1) The factor Inner Urge: Rangsangan yang datang dari lingkungan atau ruang lingkup yang sesuai dengan keinginan atau datang dari lingkungan atau ruang lingkup yang sesuai dengan keinginan atau kebutuhan seseorang akan mudah menimbulkan minat misal, cenderung terhadap belajar, dalam hal ini seseorang mempunyai hasrat ingin tahu terhadap ilmu pengetahuan. 2) The factor of social motive : Minat seseorang terhadap obyek atau sesuatu hal, disamping hal dipengaruhi oleh faktor dari dalam diri manusia juga dipengaruhi oleh motif sosial, misal seseorang berminat pada prestasi tinggi agar dapat status sosial yang tinggi pula. 3) Emosianal factor : Faktor perasaan dan emosi ini mempunyai pengaruh terhadap obyek misal perjalanan sukses yang dipakai individu dalam sesuatu kegiatan tertentu dapat membangkitkan perasaan senang dan dapat menambah semangat atau kuatnya minat dalam kegiatan tersebut. Sebaliknya kegagalan yang dialami akan menyebabkan minat seseorang berkembang. Berdasarkan temuan studi yang peneliti peroleh dari lapangan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi minat peserta didik kelas XI IPA mengikuti ekstrakurikuler Akuntansi di SMA Negeri 1 Surakarta adalah peserta didik berada pada lingkungan yang mempunyai keterkaitan dengan Akuntansi. Diketahui keterkaitan antara lingkungan dan keinginan dari peserta didik inilah maka muncul suatu minat dari peserta didik itu untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler Akuntansi. Hal ini didukung dengan pernyataan dari informan VI yang menyatakan bahwa informan berasal dari keluarga yang mempunyai latar
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 67
belakang pendidikan Akuntansi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa lingkungan mempunyai pengaruh dalam munculnya suatu minat dari dalam diri. Menurut (M. Buchori, 1991:136) minat dapat dibedakan menjadai dua macam yaitu: 1) Minat Primitif Minat primitif disebut minat yang bersifat biologis, seperti kebutuhan makan, minum, bebas bergaul dan sebagainya. Jadi pada jenis minat ini meliputi kesadaran tentang kebutuhan yang langsung dapat memuaskan dorongan untuk mempertahankan organisme. 2) Minat kultural Minat kultural dapat disebut juga minat sosial yang berasal atau diperoleh dari proses belajar. Jadi minat kultural disini lebih tinggi nilainya dari pada minat primitif. Berdasarkan kajian teori di atas dapat diketahui jika suatu minat dapat diperoleh dari proses belajar. Hal ini sesuai dengan pendapat dari informan III yang menyatakan bahwa informan telah mengenal Akuntansi sejak di SMP, melalui proses pembelajaran di SMP inilah informan mulai menyenangi akuntani. Walaupun masuk di jurusan IPA tetapi informan tetap menyukai Akuntansi, sehingga hal inilah yang membuat munculnya minat dari informan untuk mengikuti ekstrakurikuler Akuntansi. Menurut Totok Santoso (dalam Tri Wahyudi, 2002:18) faktor yang mempengaruhi tumbuh kembangnya minat adalah sebagai berikut: 1) Motivasi dan cita-cita Adanya cita-cita dan dukungan oleh motivasi yang kuat dalam diri seseorang maka akan dapat membesarkan minat orang itu terhadap suatu objeknya. Sebaliknya apabila cita-cita dan motivasi tidak ada maka minat sulit ditumbuhkan. 2) Sikap terhadap suatu objek Sikap senang terhadap objek dapat membesarkan minat seseorang terhadap objek tersebut. Sebaliknya jika sikap tidak senang akan memperkecil minat seseorang. 3) Keluarga Keadaan keluarga terutama keadaan sosial ekonomi dan pendidikan keluarga dapat mempengaruhi minat seseoran terhadap objek tersebut. 4) Fasilitas Tersedianya fasilitas yang mendukung akan menjadikan minat seseorang terhadap suatu objek lebih besar. 5) Teman pergaulan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 68
Teman pergaulan yang mendukung misalnya diajak kompromi terhadap suatu hal yang menarik perhatiannnya maka teman tersebut dapat lebih meningkatkan minatnya, tetapi teman yang tidak mendukung mungkin akan menurunkan minat seseorang. Dalam kajian teori yang dikemukakan oleh Totok Santoso di atas, ada beberapa faktor yang mempengaruhi tumbuh kembangnya minat yaitu karena adanya motivasi dan cita-cita, sikap senang terhadap suatu subjek, keluarga, fasilitas, dan teman pergaulan. Sedangkan temuan studi yang diperoleh dari lapangan menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi tumbuh kembangnya minat peserta didik kelas XI IPA di SMA Negeri 1 Surakarta mengikuti kegiatan ekstrakurikuler Akuntansi adalah karena adanya keinginan untuk berprestasi di masa yang akan datang, yang dapat dikatakan sebagai keinginan untuk mendapatkan pendidikan di bidang Akuntansi, berikutnya adalah keinginan mengisi waktu luang dengan kegiatan yang positif, kemudian faktor keluarga yang memberikan dukungan kepada peserta didik serta adanya latar belakang keluarga yang berkaitan dengan Akuntansi sehingga semakin memperkuat minat untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler Akuntansi, dan yang terakhir adalah teman pergaulan. Sedangkan faktor media dan faktor sekolah yang juga diungkapkan dalam kerangka berpikir oleh peneliti, ternyata tidak mempunyai pengaruh terhadap tumbuh kembangya minat pada diri peserta didik kelas XI IPA untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler Akuntansi di SMA Negeri 1 Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 69
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang dilakukan oleh peneliti pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : Ada 6 faktor yang mempengaruhi munculnya minat peserta didik yaitu faktor untuk berprestasi, faktor untuk mengisi waktu luang, faktor keluarga, faktor teman pergaulan, faktor sekolah dan faktor media pendukung. Setelah dilakukan analisis dan pembahasan oleh peneliti, maka dapat diketahui dari 6 faktor yang mempengaruhi munculnya minat tersebut, hanya 4 faktor yang mempengaruhi minat peserta didik kelas XI IPA mengikuti ekstrakurikuler Akuntansi. Kemudian 4 faktor tersebut dapat digolongkan menjadi 2 faktor utama yaitu faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik. Faktor intrinsik adalah faktor yang ada dalam diri individu yang muncul karena ada keinginan yang ada dalam diri peserta didik itu sendiri. Faktor intrinsik terdiri dari: (a) Faktor untuk berprestasi. Faktor untuk berprestasi ini dapat diketahui dengan adanya keinginan untuk berprestasi di waktu yang akan datang yaitu mengambil atau memilih jurusan IPS khususnya Akuntansi pada saat mereka akan kuliah, seperti keinginan untuk menempuh kuliah di Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN). (b) Faktor untuk mengisi waktu luang. Dalam menggunakan waktu luang yang dimiliki oleh peserta didik kelas XI IPA, mereka menggunakannya untuk hal-hal yang membawa manfaat bagi diri mereka. Salah satunya adalah dengan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler Akuntansi ini. Faktor ekstrinsik adalah faktor yang ada diluar individu yang timbul karena adanya dorongan dari pihak-pihak luar. Faktor ekstrinsik terdiri dari: (a) Faktor keluarga. Bagi peserta didik kelas XI IPA, dukungan dari pihak keluarga merupakan salah satu faktor terpenting yang membuat munculnya minat peserta didik untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler Akuntansi. Karena dengan dukungan dari keluarga khususnya dari orang tua akan membuat mereka lebih semangat dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler Akuntansi. (b) Faktor teman
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 70
pergaulan. Teman pergaulan mempunyai pengaruh yang cukup besar bagi peserta didik kelas XI IPA untuk mengikuti ekstrakurikuler Akuntansi ini. Hal ini dikarenakan adanya ajakan teman untuk mengikuti ekstrakurikuler Akuntansi mampu membuat peserta didik mempunyai minat untuk mengikuti kegiatan tersebut. Selain itu dengan adanya teman yang mengikuti ekstrakurikuler yang sama dengan peserta didik, membuat peserta didik semakin bersemangat dalam mengikuti ekstrakurikuler tersebut. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan selama observasi, maka dapat diketahui ada beberapa permasalahan yang muncul selama kegiatan ekstrakurikuler ini berlangsung. Permasalahan yang pertama adalah dari pihak guru. Selama ekstrakurikuler Akuntansi ini berlangsung guru hanya menggunakan metode ceramah saja, hal ini disebabkan kurangnya wawasan guru tentang metode. Kemudian adalah kurangnya kemauan guru untuk memanfaatkan fasilitas yang ada seperti komputer dan LCD yang mana kedua alat itu sebenarnya dapat dimanfaatkan untuk menunjang kegiatan ekstrakurikuler Akuntansi. Permasalahan yang kedua adalah masalah yang muncul dari peserta didik itu sendiri, yaitu kurangnya partispasi dan keaktivan siswa dalam ekstrakurikuler Akuntansi, kurangnya minat peserta didik kelas XI IPS untuk terlibat di ekstrakurikuler ini dan terakhir adalah kurangnya kemauan peserta didik kelas XI IPA untuk mencari referensi buku tentang Akuntansi. Permasalahan yang ketiga adalah dari pihak sekolah, dimana dalam pelaksanaan ekstrakurikuler Akuntansi ini, sekolah belum menyediakan tempat yang pasti untuk kegiatan ekstrakurikuler Akuntansi serta menyediakan sarana dan prasarana yang menunjang seperti buku materi bagi peserta didik. Permasalahan berikutnya adalah masalah waktu ekstrakurikuler yang relative terbatas yaitu hanya 1 jam 30 menit untuk setiap pertemuannya. B. Implikasi Berdasarkan dari kesimpulan di atas, maka dapat dikaji implikasinya baik implikasi teoritis maupun implikasi praktis sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 71
1. Implikasi Teoretis Hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan oleh peneliti memberikan hasil bahwa dari 6 faktor yang mempengaruhi munculnya minat, ternyata hanya 4 faktor saja yang mempengaruhi munculnya minat peserta didik kelas XI IPA mengikuti kegiatan ekstrakurikuler Akuntansi. Keempat faktor tersebut, dapat digolongkan menjadi dua faktor utama yaitu faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik. Faktor intrinsik terdiri dari faktor untuk berprestasi dan faktor untuk mengisi waktu luang. Sedangkan faktor ekstrinsik terdiri dari faktor keluarga dan faktor teman pergaulan. Hasil penelitian ini memperkuat teori Totok Santoso (dalam Tri Wahyudi, 2002:18) tentang faktor yang mempengaruhi tumbuh kembangnya minat yaitu motivasi dan cita-cita, sikap terhadap suatu objek, keluarga, fasilitas dan pergaulan. 2. Implikasi Praktis Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat diketahui bahwa dari 4 faktor yang mempengaruhi minat peserta didik mengikuti ekstrakurikuler Akuntansi, yang kemudian digolongkan menjadi 2 faktor utama yaitu faktor intrinsik dan faktor ekstrinsi. Maka guru dan pihak sekolah murid harus memperhatikan keempat faktor tersebut. Hal ini dikarenakan selama ini pihak sekolah kurang memberikan perhatian terhadap kegiatan ekstrakurikuler ini hal itu diketahui dengan kurangnya fasilitas sarana dan prasarana serta waktu kegiatan ekstrakurikuler Akuntansi. Selain itu guru juga belum mempunyai wawasan yang luas tentang metode mengajar serta cara memanfaatkan fasilitas yang tersedia. Apabila hal tersebut dapat dipenuhi, memungkinkan untuk semakin tingginya minat peserta didik untuk mengikuti ekstrakurikuler Akuntansi. C. Saran Berdasarkan simpulan dan implikasinya, maka saran yang dapat dikemukakan adalah sebagai berikut: 1. Bagi Guru a. Guru perlu menambah wawasannya tentang metode - metode pembelajaran
yang
inovatif
agar
proses
pembelajaran
di
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 72
ekstrakurikuler Akuntansi lebih menarik dan peserta didik tidak merasa
bosan
dalam
mengikuti
ekstrakurikuler
serta
dapat
meningkatkan minat peserta didik untuk mengikuti ekstrakurikuler alkuntansi. b. Guru sebaiknya mengoptimalkan sarana dan prasarana yang ada guna menunjang proses pembelajaran di ekstrakurikuler Akuntansi. 2. Bagi Peserta Didik a. Peserta didik kelas XI IPA diharapkan memanfaatkan ekstrakurikuler Akuntansi dengan baik dan mencari referensi-referensi tentang materi Akuntansi
yang
belum
disampaikan
guru
dalam
kegiatan
ekstrakurikuler. b. Hendaknya peserta didik kelas XI IPS mempunyai minat yang tinggi untuk
mengikuti
kegiatan
ekstrakurikuler
Akuntansi
karena
ekstrakurikuler Akuntansi ini dapat digunakan sebagai sarana untuk mendalami materi Akuntansi c. Peserta didik diharapkan ikut berpartisipasi aktif dalam dalam proses pelaksanaan ekstrakurikuler Akuntansi agar tercipta suasana yang kondusif. 3. Bagi Sekolah a. Hendaknya pihak sekolah memberikan bantuan sarana dan prasarana seperti materi Akuntansi bagi peserta ekstrakurikuler Akuntansi, alat peraga untuk meningkatkan peminat ekstrakurikuler Akuntansi dan meningkatkan kualitas dari peserta didik yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler dan juga perlu disediakannya ruang kelas yang tetap untuk pelaksanaan ekstrakurikuler Akuntansi. b. Pihak sekolah sebaiknya menambah alokasi waktu ekstrakurikuler Akuntansi agar peserta didik mempunyai waktu yang cukup untuk mempelajari Akuntansi.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 73
DAFTAR PUSTAKA Ahmad Muhajir. 2007. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Siswa Kelas X dalam Mengikuti Kegiatan Ekstrakurikuler Olahraga di SMA Islam Sultan Agung I Semarang Tahun Ajaran 2006/2007. PJKR. FIK. UNNES Blomfield Corey, Bonnie Barber. 2010. Is The Relationship Mediated by Peer Attributes. Australia: Australian Journal of Education and Development Psychology, Vol 10,2010, pp.108-122 Dimyati, Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Djamarah, Syaiful bahri. 2000. Psikologi Belajar. Banjarmasin: Rineka Cipta
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret. 2009. Pedoman Penulisan Skripsi. Surakarta: FKIP-UNS. Gunawan Sudarmanto. 2007. Pengaruh Lingkungan Belajar Dan Minat Belajar Terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Siswa SMK Negeri I Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2006/2007. Bandar Lampung. Idri Shafaat. 2009. Optimized Learning Strategy. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher. Iskandar. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan Sosial (Kuantitatif dan Kualitatif). Jakarta: Gaung Persada Press. Ismat, Rakhsi Sallem. Role of Co-Curricular Activities: Survey of the Perceptions of Stake Holders. Pakistan: Journal of Managerial Scienses 214 Volume II, Number 2. Kardiman, dkk. 2006. Prinsip-prinsip Akuntansi 1. Jakarta: Yudhistira. Kukuh Susilonuringsih. 2006. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar Siswa Kelas I di SMK Yayasan Pendidikan Ekonomi (YAPEK) Gombong Tahun Diklat 2005/2006. Skripsi. Jurusan Ekonomi. Fakultas Ilmu Sosial. Universitas Negeri Semarang. Lexy J. Moleong. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Ngadiman, Sri Witurachmi dan Wahyu Adi. 2007. Dasar-dasar Akuntansi. Surakarta : FKIP UNS. Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.