FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMSI IKAN PADA KELUARGA NELAYAN DAN BUKAN NELAYAN DAN HUBUNGANNYA DENGAN STATUS GIZl BALITA (Kasus di Desa Pasar Krui dan Desa Ulu Krui, Kecamatan Pesisir Tengah Krui, Kabupaten Lampung Barat, Propinsi Lampung)
Oleh : EVI SUSANTI A 290598
JURUSAN GlZl MASYARAKAT DAN SUMBERDAYA KELUARGA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 1998
RINGKASAN EVI SUSANTI. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMSI lKAN PADA KELUARGA NELAYAN DAN BUKAN NELAYAN DAN HUBUNGANNYA DENGAN STATUS GIZl BALITA (Kasus di Desa Pasar krui dan Desa Ulu Krui, Kecamatan Pesisir Tengah, Kabupaten Lampung Barat, Propinsi Lampung) (dibawah bimbingan Emrny S. Karsin dan Dadang Sukandar). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang rnempengaruhi konsurnsi ikan dan hubungannya dengan status gizi balita pada keluarga nelayan dan bukan nelayan. Sedangkan tujuan khususnya adalah: (1) Mengetahui perbedaan konsumsi ikan pada keluarga nelayan dan bukan nelayan. (2) Mengetahui perbedaan konsurnsi ikan pada anak balita keluarga nelayan dan bukan nelayan, (3) Mengetahui kontribusi konsumsi ikan terhadap total konsumsi energi dan protein, (4) Mengetahui perbedaan status gizi balita dari kedua kelompok keluarga yang diteliti, (5) Mengetahui faktor-faktor (pendapatan, besar anggota keluarga, pendidikan ayah, pendidikan ibu, pengetahuan gizi ibu, rnotivasi, dan kebiasaan makan) yang mempengaruhi konsumsi ikan pada keluarga dan anak balitanya, (6) Mengetahui faktor-faktor (pendapatan, besar anggota keluarga, pendidikan ayah, pendidikan ibu, pengetahuan gizi ibu, tingkat konsumsi energi balita dan tingkat konsurnsi protein balita) yang rnernpengaruhi status gizi anak balita, (7) Mengetahui hubungan antara konsumsi ikan dengan status gizi anak balita. Penelitian ini dilakukan di Desa Pasar Krui dan Desa Ulu Krui, Kecamatan Pesisir Tengah Krui, Kabupaten Larnpung Barat, Propinsi Lampung. Penelitian ini berlangsung dari bulan Oktober sarnpai Desember 1997. Populasi yang diteliti dalarn penelitian ini adalah keluarga nelayan.dan keluarga bukan nelayan yang memiliki anak balita. Keluarga nelayan dipilih dari Desa Pasar Krui dan keluarga bukan nelayan dipilih dari Desa Ulu Krui. Pengarnbilan contoh dimulai dengan membuat kerangka sampling yang berisi data keluarga yang sesuai dengan kriteria contoh. Penarikan contoh dilakukan secara acak berlapis (Stratified Random Sampling). Data primer meliputi identitas keluarga, pendapatan keluarga (didekati dari pengeluaran), jumlah anggota keluarga, pengetahuan gizi ibu, pendidikan ibu, pendidikan ayah, kebiasaan makan, rnotivasi,, data konsumsi pangan keluarga, ukuran berat badan, dan urnur anak balita. Data tersebut diperoleh dengan cara wawancara langsung dengan rnenggunakan kuesioner. Sedangkan data sekunder adalah data rnengenai potensi desa, diperoleh dari kantor desa dan kantor kecamatan seternpat. Data konsurnsi keluarga dan balita diperoleh dengan cara 'recall' selama 2x24 jam, kemudian diterjemahkan ke dalam bentuk konsumsi energi dan protein dengan rnenggunakan Daftar Kornposisi Bahan Makanan (DKBM). Data pengetahuan gizi ibu diberi skor kernudian dianalisa secara kuantitatif. Pengetahuan gizi ibu tergolong baik bila rnenjawab dengan benar lebih dari 80 persen dari skor total, pengetahuan gizi ibu sedang bila 60 sarnpai 80 persen dari skor total dan pengetahuan gizi ibu kurang bila kurang dari 60 persen dari skor total. Sedangkan data kebiasan makan dan motivasi rnengkonsumsi ikan dianalisa secara deskriptif. Pengolahan data dilakukan dengan program Minitab dan analisa data dengan regresi dan uji beda t.
Dari hasil penelitian ini didapatkan bahwa rata-rata konsumsi ikan keluarga nelayan 172,91 grlkaplhari (62,25 kglkaplth), dan bukan nelayan 65,40 grlkaplhari (23,50 kglkaplth). Harnpir seluruh keluarga nelayan yaitu 93,33% yang rnengkonsumsi ikan diatas konsumsi yang dianjurkan WKNPG tahun 1993, sedangkan pada keluarga bukan nelayan hanya 36,67%. Rata-rata konsumsi ikan anak balita pada kedua kelornpok keluarga sebesar 60,33 grlkaplhari, dengan perincian 82,08 grlkaplhari pada keluarga nelayan dan 38.58 grlkaplhari pada keluarga bukan nelayan. Pada anak balita keluarga nelayan yang mengkonsumsi ikan diatas 73 grlkaplhari terdapat 70% sedangkan pada anak balita keluarga bukan nelayan hanya 16,67%. Terdapat perbedaan yang nyata antara konsumsi ikan keluarga nelayan dengan bukan nelayan dan antara anak balita keluarga nelayan dengan anak balita bukan nelayan. Kontribusi (sumbangan) ikan terhadap total konsurnsi energi keluarga masing-masing 9 dan 3,7%. Sedangkan sumbangan ikan terhadap total konsumsi protein keluarga masing-masing 48,3 dan 24,4 %. Sedangkan pada anak balita Kontribusi ikan terhadap total konsurnsi energi masing-masing 6,2 dan 3,4%. dan surnbangannya terhadap total konsurnsi protein adalah 35.4 dan 20,2%. Rata-rata tingkat konsurnsi energi balita keluarga nelayan dan bukan nelayan sebesar 85,l dan 91.2%. Sedangkan tingkat konsumsi proteinnya sebesar 129,6 dan 110,3%. Berdasarkan hasil uji regresi linier berganda dari semua faktor yang diduga berpengaruh terhadap konsumsi ikan keluarga seperti jurnlah anggota keluarga, pendapatan keluarga, pendidikan ayah, pendidikan ibu, dan pengetahuan gizi ibu, ternyata hanya pendidikan ibu, pengetahuan gizi ibu dan pekerjaan ayah yang berpengaruh nyata terhadap konsumsi ikan keluarga, dengan koefisien determinan (R') sebesar 57,9% yang berarti jurnlah konsumsi ikan keluarga dipengaruhi oleh faktor-faktor tersebut sebesar 57,9% sisanya dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak tercakup dalam penelitian ini. Faktor-faktor yang diduga berpengaruh terhadap konsumsi ikan anak balita sama dengan pada keluarga. Dari hasil analisis didapat bahwa faktor-faktor yang rnempengaruhi konsumsi ikan anak balita adalah jumlah anggota keluarga, pengetahuan gizi ibu dan pekerjaan ayah. Nilai R2 dari persarnaan tersebut adalah 46,9% yang berarti konsurnsi ikan anak balita dipengaruhi oleh faktor-faktor tersebut sebesar 46,9%. Faktor lain yang rnempengaruhi konsurnsi ikan pada keluarga dan balita adalah kebiasaan rnakan dan motivasi mengkonsumsi ikan. Sebagian besar anak balita baik dari keluarga nelayan (63,33%) maupun bukan nelayan (56,67%) rnernpunyai status gizi baik. Pada keluarga nelayan tidak ada anak balita yang berstatus gizi kurang sedangkan pada keluarga bukan nelayan masih terdapat 6,67% balita yang berstatus gizi kurang. Dari hasil uji beda t maka tidak terdapat perbedaan yang nyata antara status gizi balita keluarga nelayan dengan bukan nelayan. Faktor-faktor yang diduga berpengaruh terhadap status gizi anak balita adalah: jurnlah anggota keluarga, pendapatan keluarga, pendidikan ayahIKK, pendidikan ibu, pengetahuan gizi ibu, tingkat konsurnsi energi balita, dan tingkat konsurnsi protein balita. Dari hasil analisis didapat bahwa hanya faktor pendidikan ibu yang mernpengaruhi status gizi anak balita dan nilai R' sebesar 20,7% yang berarti hanya 20,7% status gizi balita dapat diterangkan oleh faktorfaktor tersebut. Dari hasil analisis regresi linier menunjukkan bahwa konsumsi ikan
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMSI IKAN PADA KELUARGA NELAYAN DAN BUKAN NELAYAN DAN HUBUNGANNYA DENGAN STATUS GlZl BALITA (Kasus di Desa Pasar Krui dan Desa Ulu Krui, Kecarnatan Pesisir Tengah Krui, Kabupaten Larnpung Barat, Propinsi Larnpung)
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mernperoleh Gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian lnstitut Pertanian Bogor
Oleh EVI SUSANTI A 290598
JURUSAN GlZl MASYARAKAT DAN SUMBERDAYA KELUARGA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 1998
JUDUL PENELlTlAN
: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMSI IKAN PADA KELUARGA NELAYAN DAN BUKAN NELAYAN DAN HUBUNGANNYA DENGAN STATUS GlZl BALITA
NAMA MAHASISWA
: EVI SUSANTI
NOMOR POKOK
: A.290598
Menyetujui, Dosen Pembimbing I
Dosen Pernbimbing II
-'---& 9
, ' I
Dr. I . Dadang Sukandar, M.Sc.
NIP
Tanggal Lulus :
2%
3uki \998
131 645 543