87
Jurnal Manajemen & Bisnis ISSN : 1892-8486, Volume 12 Nomor 1 Pebruari 2015
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN PENGGUNA CORE BANKING SYSTEM DI BANK BPD BALI A.A. Indraprasta Yasa ABSTRACT This research is motivated to analyze the factors that affect user satisfaction Core Banking System in Bank BPD Bali. Users are all employees of Regional Development Bank of Bali. The study is based on the concept of Technology Accpetance Model (Davis, 1989), End User Computer Satisfaction (Doll and Torkzadeh, 1988) and the modification of the model DeLone and McLean (1992) for information system user satisfaction. The variables used related theories include Usefulness, Easy of Use, User Satisfaction and Individual Performance. The use of some of the above theory is based on the fact that so far the model are considered the best in explaining the behavior of the user to an information system. This is encouraging research to demonstrate empirically the factors that affect user satisfaction on the implementation of Core Banking System OLIBS in BPD Bali. The population in this study were all employees of Core Banking System users in BPD Bali. Determination of the samples was done by purposive sampling sampling method is based on certain criteria that can provide the desired information and meet the criteria set by the researchers. Samples were taken from three branch offices which Renon Branch, Mangupura Branch and Badung Branch. The analysis was performed by SEM (Structural Equation Model) with software AMOS (Analysis of Moment Structure). The results of SEM analysis showed that the direct effect of the variable Usefulness to the User Satisfaction is positive and significant at 0.333. Influence of Ease of Use to User Satisfaction is positive and significant at 0.683. Effect of Usefulness to the Individual Performance variable is positive and significant at 0.277. Influence on the Individual Performance from Ease of Use variable is positive but not significant at 0.196. The influence of Individual Performance variable to User Satisfaction is positive and significant at 0.530. Based on the value of Squared Multiple Correlation, User Satisfaction is influenced by Usefulness and Ease of Use is 79.7%. Individual Performance is influenced by Usefulness, Ease of Use and User Satisfaction is at 85.2%. Thus the results of the analysis showed that the Usefulness and Ease of Use factor is a dominant factor of the Core Banking System User Satisfaction and Individual Performance. Keyword : Usefulness, Ease of Use , User Satisfaction , Individual Performance and Core Banking System, OLIBS . I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian ini didasari oleh semakin tingginya pemanfaatan teknologi informasi (TI) dalam sektor bisnis khususnya perbankan. Salah satu dan yang paling berperan dalam kesuksesan implementasi TI dalam perusahaan perbankan adalah penggunanya. Informasi yang diperoleh dari pemrosesan informasi akan dapat digunakan sebagai bahan dalam pengambilan keputusan oleh para pemegang kewenangan dalam rangka memajukan perusahaan. Namun diluar perkembangan tersebut manfaat potensial TI dalam membantu pengambilan keputusan manajerial belum secara penuh dapat direalisasikan karena tingkat penerimaan (acceptance) yang rendah oleh para pengguna. Aspek pengguna tersebut apabila tidak dipahami atau diacuhkan maka akan mengakibatkan kuatnya penolakan dalam proyek TI @JMB 2015 http://journal.undiknas.ac.id/index.php/magister-manajemen/issue/archive
88
Jurnal Manajemen & Bisnis ISSN : 1892-8486, Volume 12 Nomor 1 Pebruari 2015
dan kemungkinan kegagalan yang semakin besar. Bank harus melakukan pengukuran atas keberhasilan implementasi TI untuk meningkatkan produktivitas, kualitas pelayanan dan kemampuan kompetisi. Seiring dengan ketergantungan yang sangat besar pada TI, bank juga harus mempertimbang-kan aspek sisi manusia yang menjadi sangat penting disamping aspek teknologi. Technology Acceptance Model (TAM) adalah model yang menjelaskan penerimaan teknologi dari sisi pengguna. TAM menyatakan bahwa faktor kemanfaatan (usefulness) dan kemudahan (easy of use) adalah dua faktor yang berperan dalam penerimaan pengguna. Indikator untuk menjelaskan penerimaan teknologi informasi (information technology acceptance) dalam lingkungan mandatory use adalah kepuasan pengguna. Seperti pada umumnya dalam suatu organisasi bisnis, dalam dunia perbankan juga mutlak dibutuhkan dukungan TI. Terdapat berbagai jenis perangkat keras dan perangkat lunak TI yang digunakan dalam operasional suatu bank. Perangkat ini saling berinteraksi dan dilengkapi dengan sistem telekomunikasi untuk dapat bekerja secara simultan/concurrent. Salah satu sistem yang merupakan terpenting dalam operasional bank adalah Core Banking System(CBS). CBS adalah suatu sistem utama (core) yang dipergunakan oleh bank untuk melayani seluruh transaksi perbankan yang terintegrasi antara kegiatan front office (pencatatan transaksi) dan back office (pemrosesan transaksi) serta memiliki beberapa fungsi sistem informasi manajemen lainnya, seperti akuntansi, manajemen dana, manajemen kredit, dan sebagainya. Selain itu CBS ini sangat vital dimiliki oleh suatu bank karena juga mencakup sistem pelaporan dan informasi yang terpusat dan terpadu. 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka selanjutnya dapat dirumuskan pokok masalah. Adapun masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Apakah faktor kemanfaatan (usefulness) Core Banking System berpengaruh terhadap kepuasan pengguna Core Banking System di Bank BPD Bali? 2. Apakah faktor kemudahan (ease of use) menggunakan Core Banking System berpengaruh terhadap kepuasan pengguna Core Banking System di Bank BPD Bali ? 3. Apakah faktor kemanfaatan (usefulness) Core Banking System berpengaruh terhadap kinerja individu karyawandi Bank BPD Bali? 4. Apakah faktor kemudahan (ease of use) Core Banking System berpengaruh terhadap kinerja individu karyawan di Bank BPD Bali ? 5. Apakah kepuasan pengguna Core Banking System berpengaruh terhadap kinerja individu karyawan di Bank BPD Bali? 1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Manfaat praktis dari penelitian ini adalah Bank BPD Bali dapat mengevaluasi penggunaan Core Banking System yang telah dilakukan tersebut dan menentukan langkah– langkah perbaikan dalam tahap pengembangan sistem selanjutnya. Hasil penelitian ini diharapkan juga dapat memberikan kontribusi kepada Bank BPD Bali untuk dapat memperhatikan aspek keperilakuan dari para pengguna akhir teknologi informasi dalam pengembangan Core Banking System selanjutnya. Secara khusus penelitian ini juga memberikan manfaat kepada pengembang sistem informasi (vendor), perusahaan-perusahaan komputer, dan para pengguna teknologi informasi untuk lebih memahami aspek keperilakuan dari pengguna.
@JMB 2015 http://journal.undiknas.ac.id/index.php/magister-manajemen/issue/archive
89
Jurnal Manajemen & Bisnis ISSN : 1892-8486, Volume 12 Nomor 1 Pebruari 2015
1.4.2 Manfaat teoritis adalah sebagai dasar untuk memperjelas dan mengembangkan teoriteori yang sudah ada, sehingga dapat menjadi referensi tambahan bagi teori tentang teknologi informasi yang berkembang dewasa ini. II. TELAAH PUSTAKA 2.1 Technology Acceptance Model (TAM). Berbagai penelitian telah dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi penerimaan TI. Dari penelitian-penelitian sebelumnya bahwa faktor penentu utama dari berhasil atau tidaknya suatu proyek sistem informasi adalah penerimaan pengguna(user acceptance) (Bailey et al., 1983; Davis F.D, 1989; dan Igbaria, 1994). Technology Acceptance Model (TAM) sendiri dikembangkan untuk menjelaskan perilaku penggunaan komputer. Model TAM yang dikembangkan oleh Davis F.D (1989) merupakan salah satu model yang paling banyak digunakan dalam penelitian teknologi informasi, perilaku akuntansi, dan psikologi (Adam et al., 1992; Chin dan Todd, 1995; Igbaria et al., 1997; Mhd. Jantan et al., 2001). Technology Acceptance Model (TAM) mendefinisikan dua persepsi dari pengguna teknologi yang memiliki suatu dampak pada penerimaan mereka. TAM menekankan pada persepsi pengguna tentang ”apakah sistem ini berguna bagi saya” dan ”apakah sistem ini mudah digunakan” adalah dua faktor kuat yang mempengaruhi penerimaan atas teknologi dan merupakan determinan fundamental dalam penerimaan pengguna. Model ini menempatkan faktor sikap dan tiap-tiap perilaku pengguna dengan dua variabel yaitu kemanfaatan (usefulness) dan kemudahan penggunaan (ease of use). Kemanfaatan dan kemudahan penggunaan adalah dua karakteristik yang banyak dipelajari secara mendalam karena merupakan hal utama dalam Technology Acceptance Model (TAM). Variabel Technology Acceptance Model (TAM) yang digunakan dalam penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Penerimaan pengguna (acceptance) adalah kepuasan pengguna sistem oleh pengguna akhir (user satisfaction). b. Kemanfaatan (usefulness), didefinisikan sebagai tingkat kepercayaan pengguna sistem bahwa sebuah sistem yang khusus akan mempertinggi kinerjanya (Davis F.D, 1989). c. Kemudahan penggunaan (ease of use), didefinisikan sebagai tingkat kepercayaan pengguna sistem bahwa sebuah sistem dapat dengan mudah dipahami (Davis F.D, 1989). 2.2 Kepuasan Pengguna (User Satisfaction) Para peneliti menemukan beberapa indikator untuk menjelaskan penerimaan teknologi informasi (information technology acceptance). Menurut Linders (2006) dua indikator yang paling dapat diterima adalah kepuasan pengguna(user satisfaction) dan penggunaan sistem (system usage). Dalam penelitian ini kepuasan pengguna(user satisfaction) menjadi indikator utama dalam penerimaan pengguna CBS. Dalam lingkungan mandatory use, karyawan sebagai pengguna sistem informasi tidak memiliki pilihan lain sehingga penggunaan sistem informasi tidak dapat dijadikan tolok ukur seperti pada lingkungan voluntary use. Kepuasan pengguna lebih tepat digunakan untuk mengukur tingkat kesuksesan suatu sistem informasi (Linders, 2006). Doll dan Torkzadeh (1988) mengembangkan teori End User Computing Satisfaction (EUCS)yang digunakan untuk mengukur kepuasan pengguna akhir suatu sistem informasi. Mereka mengembangkan instrumen pengukur kepuasan yaitu instrumen end user computing satisfaction (EUCS). Doll dan Torkzadeh (1988) mendefinisikan kepuasan pengguna (end-user satisfaction) sebagai “affective attitude towards aspecific computer application by someone who interacts with the application directly.”
@JMB 2015 http://journal.undiknas.ac.id/index.php/magister-manajemen/issue/archive
90
Jurnal Manajemen & Bisnis ISSN : 1892-8486, Volume 12 Nomor 1 Pebruari 2015
2.3 Kinerja Individu Dampak pemakaian suatu sistem informasi terhadap individu pengguna (individual impact) didefinisikan sebagai tingkat dimana seseorang percaya bahwa dengan menggunakan sistem tertentu dapat meningkatkan kinerjanya (Davis, 1989). Sementara itu, Seddon (1997) mendefinisikan kinerja individu ini sebagai pendapat pengguna atas sistem aplikasi khusus yang digunakan dalam meningkatkan kinerja mereka di dalam organisasi. Davis (1989) juga melakukan penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan skala pengukuran yang valid untuk mengukur individual impact yang terkait dengan kinerja individu yang menggunakan sistem informasi ini. Hubungan antara kepuasan pengguna akhir sistem informasi dengan kinerja individu ini telah diuji oleh DeLone dan McLean (1992) dalam model keberhasilan sistem informasi yang mereka buat. Hasil penelitian yang mendukung pernyataan tersebut dilaksanakan oleh Istianingsih (2009) menemukan bahwa kepuasan pengguna system informasi berpengaruh terhadap kinerja individu karyawan. 2.4 Kerangka Pemikiran Dalam penelitian ini menggabungkan 3 (tiga) model sebagai kerangka pemikiran teoritis yaitu Technology Acceptance Model (Davis, 1989), End User Computing Satisfaction (Doll dan Torkzadeh, 1985) serta mengadopsi sebagian dari model keberhasilan sistem informasi dari DeLone dan McLean (1992). Technology Acceptance Model yang diterapkan adalah dalam lingkungan penggunaan sistem informasi yang bersifat mandatory use(Linders, 2006). Sehingga diperoleh kerangka pemikiran sebagai berikut :
2.5 HIPOTESIS Berdasarkan landasan teori dan kerangka pemikiran di atas, maka hipotesis dalam penelitian dirumuskan sebagai berikut : 1. Semakin tinggi faktor kemanfaatan(usefulness) Core Banking System maka semakin tinggi kepuasan pengguna Core Banking System di Bank BPD Bali 2. Semakin tinggi faktor kemudahan (ease of use) Core Banking System maka semakin tinggi kepuasan pengguna Core Banking System di Bank BPD Bali 3. Semakin tinggi faktor kemanfaatan (usefulness) Core Banking System maka semakin tinggi kinerja individu di Bank BPD Bali 4. Semakin tinggi faktor kemudahan (ease of use) Core Banking System maka semakin tinggi kinerja individu di Bank BPD Bali
@JMB 2015 http://journal.undiknas.ac.id/index.php/magister-manajemen/issue/archive
91
Jurnal Manajemen & Bisnis ISSN : 1892-8486, Volume 12 Nomor 1 Pebruari 2015
5.
Semakin tinggi kepuasan pengguna Core Banking System maka semakin tinggi kinerja individu karyawan di Bank BPD Bali
2.6. Definisi Operasional 2.6.1. Kemanfaatan (usefulness) Kemanfaatan adalah tingkat kepercayaan pengguna CBS di Bank BPD Bali bahwa CBSakan mempertinggi kinerjanya. Indikator dalam variabel laten ini antara lain : a. CBS menjadikan pekerjaan selesai lebih cepat(U1) b. CBS menambah produktifitas (U2) c. CBS menjadikan pekerjaan lebih efektif (U3) d. CBS meningkatkan kinerja (U4) e. CBS bermanfaat dalam pekerjaan (U5) 2.6.2. Kemudahan penggunaan (ease of use) Kemudahan adalah tingkat kepercayaan pengguna CBSdi Bank BPD Bali bahwa CBSdapat dengan mudah dipahami. Indikator dalam variable ini antara lain : a. CBS mudah dipelajari (EASY1) b. CBS dapat membantu pekerjaan dengan mudah (EASY2) c. CBS menambah ketrampilan penggunanya (EASY3) d. CBS mudah dioperasikan (EASY4) 2.6.3 Kepuasan Pengguna (User Satisfaction) Kepuasan pengguna sistem informasi ini digunakan untuk mengukur tingkat kepuasan pengguna sistem informasi terhadap sistem dan output yang dihasilkan. Indikator untuk variabel kepuasan pengguna ini terdiri dari 12 item pertanyaan dengan sepuluh skala Semantik Diferensial. Semakin tinggi skor variabel ini, berarti kepuasan pengguna atas CBS semakin tinggi menurut persepsi pengguna. Apabila dituangkan dalam kuisioner maka kedua belas indikator kepuasan pengguna tersebut antara lain: a. Isi 1) CBS memberikan informasi yang tepat kepada pengguna (USAT1) 2) Isi dari informasi pada CBS dapat memenuhi kebutuhan pengguna (USAT2) 3) Laporan yang dihasilkan CBS telah sesuai dengan kebutuhan pengguna (USAT3) 4) Informasi pada CBS dapat membantu pekerjaan pengguna (USAT4) b. Akurasi 1) CBS membantu pekerjaan pengguna pada hal-hal yang membutuhkan akurasi / ketepatan (USAT5) 2) Pengguna merasa puas dengan akurasi yang ada pada CBS (USAT6) c. Bentuk 1) Penyajian laporan pada CBS cukup banyak dan beragam (USAT7) 2) Penyajian laporan pada OLIBS cukup informatif (USAT8) d. Kemudahan 1) CBS memiliki menu yang user friendly(USAT9) 2) CBS mudah digunakan (USAT10) e. Waktu 1) CBS memberikan informasi yang dibutuhkan pengguna dengan tepat waktu (USAT11) 2) CBS dapat memberikan informasi terkini yang dibutuhkan pengguna (USAT12) @JMB 2015 http://journal.undiknas.ac.id/index.php/magister-manajemen/issue/archive
92
Jurnal Manajemen & Bisnis ISSN : 1892-8486, Volume 12 Nomor 1 Pebruari 2015
2.6.4. Kinerja Individu Dalam path diagram penelitian ini, variabel kinerja individu ini disingkat P. Variabel ini diukur dengan enam pertanyaan dalam sepuluh skala semantik diferensial. Semakin tinggi skor variabel ini, berarti dampak penggunaan CBS dalam meningkatkan kinerja pengguna semakin tinggi menurut persepsi pengguna. Semakin rendah skor variabel ini, menunjukkan bahwa dampak penggunaan CBS dalam meningkatkan kinerja semakin rendah menurut persepsi pengguna. Variabel Kinerja Individu dalam penelitian ini memiliki 6 indikator. Keenam indikator tersebut dalam path diagram ditulis sebagai P1 sampai dengan P6, masingmasing adalah : a) CBS menjadikan penyelesaian pekerjaan lebih cepat (P1) b) CBS memperbaiki kinerja individu karyawan (P2) c) CBS meningkatkan produktifitas karyawan (P3) d) CBS meningkatkan efektifitas dalam pekerjaan (P4) e) CBS memudahkan pekerjaan (P5) f) CBS bermanfaat bagi pekerjaan (P6) III. METODE PENELITIAN 3.1. Populasi dan Sampel Penelitian. 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan Bank BPD Bali yang terdaftar sebagai pengguna CBS dengan mengacu kepada tabel user_list pada CBS OLIBS. Karyawan pengguna CBS OLIBS tersebar pada 13 kantor cabang. Karena penelitian ini merupakan penelitian survei, maka dalam penelitian ini tidak semua anggota populasi dijadikan responden penelitian. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik purposive sampling, yang merupakan metode pengambilan sampel dengan didasarkan pada kriteria tertentu yang mampu memberikan informasi yang dikehendaki dan memenuhi kriteria yang ditentukan oleh peneliti (Ferdinand, 2011). 2. Sampel Dalam penentuan besarnya ukuran sampel mengingat penelitian ini mempergunakan SEM, maka penelitian ini dapat mengikuti aturan yang dikemukakan dalam salah satu evaluasi atas asumsi dalam SEM yaitu evaluasi kecukupan sampel. Ukuran sampel yang harus dipenuhi dalam pemodelan ini adalah minimum berjumlah 100 dan selanjutnya menggunakan perbandingan 5 observasi untuk setiap estimated parameter atau indikator (Ferdinand, 2014). Mengingat jumlah parameter sebanyak 27 indikator, maka jumlah sampel minimal yang akan diambil adalah sebanyak 27 X 5 = 135 sampel. 3.2. Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini data yang dikumpulkan menggunakan daftar pertanyaan atau kuesioner dan studi dokumen dalam proses pengumpulan data. Kuesioner merupakan cara pengumpulan data dengan memberikan daftar pertanyaan kepada 135 responden yang dipilih untuk diisi. Pemilihan responden disesuaikan dengan screening yang telah ditentukan. Skala yang dipakai adalah skala Semantik Diferensial antara 1-10, skala ini mengembangkan pernyataan yang menghasilkan respon terhadap sebuah stimuli yang disajikan dalam bentuk katagori semantik, yang menyatakan sebuah tingkatan sifat atau keterangan tertentu (Ferdinand, 2011).
@JMB 2015 http://journal.undiknas.ac.id/index.php/magister-manajemen/issue/archive
93
Jurnal Manajemen & Bisnis ISSN : 1892-8486, Volume 12 Nomor 1 Pebruari 2015
3.3. Teknik Analisis Data Pengujian hipotesis dilakukan dengan SEM (Structural Equation Modelling) dengan software AMOS (Analysis of Moment Structure). SEM merupakan sekumpulan teknik-teknik statistikal yang memungkinkan pengujian sebuah rangkaian hubungan relatif rumit secara simultan. Yang dimaksud dengan model yang rumit adalah model-model simultan yang dibentuk melalui lebih dari satu variabel dependen yang dijelaskan oleh satu atau beberapa variabel independen dan dimana sebuah variabel dependen pada saat yang sama berperan sebagai variabel independen bagi hubungan berjenjang lainnya, seperti analisis regresi berganda, analisis faktor yang masih memiliki kelemahan yaitu keterbatasannya dalam menganalisis satu hubungan pada satu waktu (Ferdinand, 2014). Penggunaan SEM dalam penelitian ini didasarkan pada struktur hubungan antar variabel dalam TAM yang kompleks, sehingga penggunaan alat analisis lain seperti regresi akan memperumit proses analisis. 1. Evaluasi Normalitas Data Normalitas dapat diuji dengan melihat gambar histogram data atau dapat diuji dengan metode-metode statistik. Uji normalitas ini perlu dilakukan baik untuk normalitas terhadap data tunggal maupun normalitas multivariate dimana beberapa variabel digunakan sekaligus dalam analisis akhir. Pengujian normalitas dalam penelitian ini dilakukan dengan memberikan perintah test of normality and outliers. Asumsi normalitas akan ditolak bila nilai C.R lebih besar dari nilai kritis ± 2. Pengujian Analisis Faktor Konfirmatori (CFA) Analisi ini digunakan untuk menguji unidimensionalitas dari dimensi–dimensi yang dijelaskan variabel laten dari model, apakah seluruh indikator yang dipakai dalam penelitian merupakan pembentuk variabel laten (data yang akan di analisis). 3. Analisis Pengaruh dengan SEM Setelah itu dilakukan analisis analisis pengaruh dengan Structural Equation Modeling (SEM) untuk mengetahui pengaruh langsung dari variabel Ferdinand (2014) Menyebutkan model persamaan Structural Equation Modeling (SEM) merupakan sekumpulan teknik statistik yang memungkinkan dilakukannya pengujian serangkaian hubungannya yang relatif rumit secara simultan. Adapun kriteria pengujian hipotesis agar dapat terbukti dan dapat diterima adalah jika pengaruh antar variabel memiliki Standarized estimate untuk regression weight dengan critical ratio (c.r) > 2,00 dan nilai probability < 0,05. 4. Analisis Pengujian Model Pengukuran dengan Parameter Lamda Pengujian parameter lamda dimaksudkan untuk mengetahui validitas setiap indikator penelitian. Dalam pengujian parameter lamda digunakan nilai Standarized estimate (regression weight) berupa loading factor. Apabila nilai CR > T tabel = 2,00 dan probability < 0,05, maka loading factor parameter lamda indikator dinyatakan signifikan. 5. Evaluasi Kriteria Goodness Of Fit Menurut Ferdinand (2014) Beberapa indek kesesuaian dan Cut off Value masing– masing indek digunakan untuk menguji dapat diterima atau ditolak model penelitian ini adalah ChiSquare, RSMEA, GFI, AGFI, CMIN/DF, CFI, TLI. 6. Analisis Model Pengukuran Struktural Model yang telah disajikan dalam bentuk diagram alur di atas, kemudian dinyatakan dalam persamaan-persamaan struktural dan persamaan yang menyatakan spesifikasi model @JMB 2015 http://journal.undiknas.ac.id/index.php/magister-manajemen/issue/archive
94
Jurnal Manajemen & Bisnis ISSN : 1892-8486, Volume 12 Nomor 1 Pebruari 2015
pengukuran (measurement model). Persamaan struktural yang diajukan untuk mengkonversi diagram alur di atas dinyatakan dalam dua katagori dasar persamaan yaitu : a) Persamaan-persamaan pengukuran (measurement model) Spesifikasi model pengukuran yang dilakukan pada masing-masing konstruk eksogen dan endogen ditulis sebagai berikut : Konstruk Kemanfataan (U) U1 = λ1 Kemanfaatan + €1.......................(2) U2 = λ2Kemanfaatan + €2…… ………...(3) U3 = λ3Kemanfaatan + €3…....................(4) U4 = λ4Kemanfaatan + €4........................(5) U5 = λ5Kemanfaatan + €5……………....(6) Konstruk Kemudahan (EASY) EASY1 = λ6Kemudahan + €6…………...(7) EASY2 = λ7Kemudahan + €7…………... (8) EASY3 = λ8Kemudahan + €8…………... (9) EASY4 = λ9Kemudahan + €9…………... (10) Konstruk Kepuasan Pengguna (USAT) USAT1 = λ10Kepuasan_Pengguna + €10… (11) USAT2 = λ11Kepuasan_Pengguna + €11….(12) USAT3= λ12Kepuasan_Pengguna + €12….(13) USAT4 = λ13Kepuasan_Pengguna + €13…. (14) USAT5 = λ14Kepuasan_Pengguna + €14…. (15) USAT6 = λ15Kepuasan_Pengguna + €15…. (16) USAT7 = λ16Kepuasan_Pengguna + €16…. (17) USAT8 = λ17Kepuasan_Pengguna + €17…. (18) USAT9 = λ18Kepuasan_Pengguna + €18…. (19) USAT10 = λ19Kepuasan_Pengguna + €19…. (20) USAT11 = λ20Kepuasan_Pengguna + €20…. (21) USAT12 = λ21Kepuasan_Pengguna + €21…. (22) Konstruk Kinerja Individu (P) P1 = λ22Kinerja_Individu + €22……………. (23) P2 = λ23Kinerja_Individu + €23……………. (24) P3 = λ24Kinerja_Individu + €24……………. (25) P4 = λ25Kinerja_Individu + €25……………. (26) P5 = λ26Kinerja_Individu + €26……………. (27) P6 = λ27Kinerja_Individu + €27……………. (28) b) Persamaan struktural (structural model) Persamaan struktural yang diajukan dalam penelitian ini dapat ditulis sebagai berikut : Kepuasan_Pengguna = β1 Kemanfaatan + β2 Kemudahan + Z1.................(29) Kinerja_Individu = β3 Kemanfaatan + β4 Kemudahan + β5 Kepuasan_Pengguna + Z2 .........................................(30) 7. Analisis Model Pengukuran Data Determinasi Analisis model pengukuran dengan determinasi digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh idealisme dan relatisme terhadap penyimpangan perilaku pegawai. Menurut @JMB 2015 http://journal.undiknas.ac.id/index.php/magister-manajemen/issue/archive
95
Jurnal Manajemen & Bisnis ISSN : 1892-8486, Volume 12 Nomor 1 Pebruari 2015
Ferdinand (2006) bahwa “nilai Square Multiple Correlation identik dengan R2 pada SPSS. Determinasi = Square Multiple Correlation x 100%” 8. Interprestasi dan Modifikasi Model Setelah estimasi model dilakukan, peneliti masih dapat melakukan modifikasi terhadap model yang dikembangkan bila ternyata estimasi yang dihasilkan memilki residual yang besar. Namun demikian, modifikasi hanya dapat dilakukan bila peneliti mempunyai justifikasi teoritis yang cukup kuat, sebab SEM bukan ditujukan untuk menghasilkan teori, tetapi menguji model yang mempunyai pijakan teori yang benar atau baik. Oleh karena itu, untuk memberikan interpretasi apakah model berbasis teori yang diuji dapat diterima langsung atau perlu pemodifikasian, maka peneliti harus mengarahkan perhatiannya pada kekuatan prediksi dari model yaitu dengan mengamati besarnya residual yang dihasilkan. Salah satu alat untuk menilai ketepatan sebuah model adalah melalui indeks modifikasi. Indeks ini dapat menjadi pedoman untuk menganalisis model. Pilih indeks modifikasi yang nilainya paling besar dan landasan teorinya kuat itulah yang dipilih, akan memberi indikasi bahwa bila koefisisen itu diestimasi, maka akan terjadi pengecilan nilai chi square (χ ) yang signifikan. Bilamana landasan konseptual dan teoritisnya tidak ada, maka pelaksanaan modifikasi model harus dilakukan sangat hati-hati, bila tidak, mungkin akan terjadi keadaan surpurious (Solimun, 2006). IV. PEMBAHASAN. 4.1. Hasil Pengujian Goodness Of Fit a) Pengujian Chi Square(χ2) dimaksudkan untuk mengetahui perbedaan antara populasi yang diestimasi dengan sampel yang diteliti. Hasil pengujian ini menunjukkan bahwa nilai probabilitas uji sebesar 0,067> 0,05 yang menunjukan tidak adanya perbedaan yang berarti antara sampel dan populasi dalam taraf nyata 5%. b) CMIN/DF atau chi square relatif merupakan hasil pembagian antara fungsi kesalahan sampel yang minimal dengan derajat kebebasannya (Ferdinand, 2014). CMIN/DF yang diharapkan agar model dapat diterima adalah < 2,00. Nilai CMIN/DF yang dihasilkan dalam analisis ini adalah sebesar 1,962. Hasil tersebut dinilai baik karena sudah memenuhi ketentuan lebih kecil dibandingkan dengan 2,00. c) GFI(Goodness of Fit Index). Pengujian indeks ini dimaksudkan untuk mengetahui proporsi tertimbang dari varian dalam matrik kovarian sampel yang dijelaskan oleh matrik kovarian populasi terestimasi. GFI diharapkan > 0,90. Hasil pengujian menghasilkan nilai GFI sebesar 0,922 yang menunjukkan bahwa GFI dinyatakan baik. d) AGFI (Adjusted Goodness of Fit Index) Nilai AGFI diharapkan > 0,90. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa nilai AGFI sebesar 0,950 yang menunjukkan bahwa nilai AGFI dinyatakan baik. e) TLI (Tucker Lewis Index)TLI adalah sebuah alternatif incremental fit index yang membandingkan sebuah model yang diuji terhadap sebuah base line model. Nilai yang diharapkan adalah TLI > 0.95. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa TLI sebesar 0,815sehingga dinyatakan kurang baik atau marginal. f) CFI (Comparative Fit Index), tidak terpengaruh oleh ukuran sampel, karena itu sangat baik untuk mengukur tingkat penerimaan model. Adapun nilai yang diharapkan adalah 0,95.Hasil perhitungan menunjukkan bahwa TLI sebesar 0,833sehingga dinyatakan kurang baik atau marginal. Memperhatikan nilai cut-of-value dan goodness of fit hasil model, terlihat enam kriteria terpenuhi dan dua kriteria yang marginal yaitu TLI dan CFI, sehingga model dikatakan sudah baik dan tidak perlu dilakukan modifikasi. @JMB 2015 http://journal.undiknas.ac.id/index.php/magister-manajemen/issue/archive
96
Jurnal Manajemen & Bisnis ISSN : 1892-8486, Volume 12 Nomor 1 Pebruari 2015
Bila dilihat dari Squared Multiple Correlation yang nilainya masing-masing untuk Kepuasan Pengguna (USAT) = 0,797 dan untuk Kinerja Individu (P) = 0,852. Menurut (Ferdinand, 2014) nilai Squared Multiple Correlation untuk variabel Kepuasan identik dengan R2 pada SPSS sebesar 0,797, maka besarnya determinasi adalah nilai Squared Multiple Correlation untuk variabel Kepuasan Pengguna dikalikan 100% = 0,797 x 100% = 79,7%. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa Kepuasan Pengguna dipengaruhi oleh Kemanfaatan dan Kemudahan sebesar 79,7%. Untuk variabel Kinerja Individu (P), besarnya R2 pada SPSS sebesar 0,852 maka besarnya determinasinya adalah sebesar 85,2%. 4.2. Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis berdasarkan hasil tabel Regression Weight yang dihasilkan dari output software AMOS 20.0 dilakukan dengan menganalisa nilai C.R (critical ratio) dan nilai probabilitas (P) lalu dibandingkan dengan batasan statistik yang disyaratkan, yaitu diatas 1,96 untuk nilai CR dan dibawah 0,05 untuk nilai P. Apabila hasil olah data menunjukkan nilai yang memenuhi syarat tersebut, maka hipotesis penelitian yang diajukan dapat diterima. Pengujian Hipotesis 1 dengan melihat nilai CR pada pengaruh Kemanfaatan terhadap Kepuasan Pengguna adalah sebesar 2,645 dengan nilai P sebesar 0,008 sehingga hipotesis 1 diterima. Pengujian Hipotesis 2 dengan melihat nilai CR pada pengaruh Kemanfaatan terhadap Kepuasan Pengguna adalah sebesar 5,458 dengan nilai P sangat kecil (***) sehingga hipotesis 2 diterima. Pengujian Hipotesis 3 dengan melihat nilai CR pada pengaruh Kemanfaatan terhadap Kinerja Individu adalah sebesar 2,620 dengan nilai P sebesar 0,009 sehingga hipotesis 3 diterima. Pengujian Hipotesis 4 dengan melihat nilai CR pada pengaruh Kemudahan terhadap Kinerja Individu adalah sebesar 1,633 dengan nilai P sebesar 0,102 sehingga hipotesis 4 tidak dapat diterima atau ditolak. Pengujian Hipotesis 5 dengan melihat nilai CR pada pengaruh Kemanfaatan terhadap Kepuasan Pengguna adalah sebesar 5,133 dengan nilai P sangat kecil (***) sehingga hipotesis 5 diterima. V. PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan tujuan penelitian, hasil pengumpulan data dan hasil analisis data Faktor Kemanfaatan dan Kemudahan terhadap Kepuasan Pengguna dan Kinerja Individu pengguna Core Banking System di Bank BPD Bali dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1) Terdapat pola pengaruh positif signifikan sebesar 0,333 variabel Kemanfaatan terhadap Kepuasan Pengguna Core Banking System di Bank BPD Bali. Hal ini berarti semakin tinggi faktor kemanfaatan Core Banking System maka semakin tinggi tingkat kepuasan Pengguna. 2) Terdapat pola pengaruh positif signifikan sebesar 0,683 variabel Kemudahan terhadap Kepuasan Pengguna Core Banking System di Bank BPD Bali. Hal ini berarti semakin tinggi faktor kemudahan Core Banking System maka semakin tinggi tingkat kepuasan Pengguna. 3) Terdapat pola pengaruh positif signifikan sebesar 0,277 variabel Kemanfaatan terhadap Kinerja Individu pengguna Core Banking System di Bank BPD Bali. Hal ini berarti semakin tinggi faktor kemanfaatan Core Banking System maka menghasilkan kinerja individu yang meningkat. 4) Terdapat pola pengaruh positif tidak signifikan sebesar 0,196 variabel Kemudahan terhadap Kinerja Individu pengguna Core Banking System di Bank BPD Bali. Hal ini berarti semakin
@JMB 2015 http://journal.undiknas.ac.id/index.php/magister-manajemen/issue/archive
97
Jurnal Manajemen & Bisnis ISSN : 1892-8486, Volume 12 Nomor 1 Pebruari 2015
tinggi faktor kemudahan Core Banking System tidak serta merta menghasilkan kinerja individu yang meningkat. 5) Terdapat pola pengaruh positif signifikan sebesar 0,511 variabel Kepuasan Pengguna terhadap Kinerja Individu pengguna Core Banking System di Bank BPD Bali. Hal ini berarti semakin tinggi tingkat kepuasan pengguna Core Banking System maka menghasilkan kinerja individu yang meningkat. 5.2 Saran Sehubungan dengan hasil yang diperoleh dalam penelitian ini, maka dapat disampaikan saran sebagai bahan pertimbangan Bank BPD Bali sebagai berikut : 1) Pihak manajemen dapat mempergunakan hasil penelitian ini untuk meningkatkan kepuasan pengguna terhadap layanan sebuah sistem informasi khususnya Core Banking System. 2) Mengacu kepada kesimpulan di atas disarankan kepada manajemen Bank BPD Bali untuk senantiasa meningkatkan faktor kemanfaatan dan kemudahan semua sistem informasi yang ada karena hal tersebut merupakan faktor yang signifikan bagi kepuasan penggunanya yaitu sebagian besar karyawan Bank BPD Bali. 3) Walaupun faktor kemudahan Core Banking System tidak signifikan berpengaruh terhadap kinerja individu penggunanya berdasarkan kesimpulan penelitian, hal ini tidak serta merta mengabaikan variabel tersebut dan terus meningkatkannya. Daftar Pustaka Adam, D. A, Nelson, R. R, and Todd, P. A. (1992). Perceived Usefulness, Ease of Use and Usage of Information Technology: A Replication.Management Information System Quarterly (16:2), pp. 227-250. Bailey, JE and Pearson,S.W. (1983). Development of a Tool for Measuring and Analyzing Computer User Satisfaction. Management Science, 29(5), pp 530-545. Chin, W. and Todd, P. (1995). On the Use, Usefulness, and Ease of Use of Structural Equation Modeling in MIS Research: A Note of Caution.Management Information System Quarterly 9, 2, pp. 237-246. Davis, F.D. (1989). Perceived Usefulness, Perceived Ease of Use, and User Acceptance of Information Technology, Management Information System Quarterly 13(3), pp 319340. DeLone, W.H., and Mclean, E. R. (1992). The DeLone McLean Model Of Information System Success: A ten-Year Update, Journal of Management Information, Vol.19, No. 4: 9-30. Delone, W.H., 2004. Determinants of Success for Computer Usage in Small Business. MIS Quarterly/March. pp: 51-61. Doll, W.J., dan Torkzadeh, G. (1988).The Measurement of End-User Computing Satisfaction.Management Information System Quarterly12(2), pp. 259-274 Ferdinand,Augusty, (2011). Metode Penelitian Manajemen: Pedoman Penelitian Untuk Penulisan Skripsi, Tesis dan Disertasi Ilmu Manajemen Edisi 3. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang Ferdinand,Augusty, (2014). Structural Equation Modeling dalam Penelitian Manajemen Edisi 5, Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang Igbaria M. (1994). An Examination of the Factors Contributing to Micro Computer Technology Acceptance.Jurnal of Information System, Elsiever Science, USA. Igbaria M, Zinatelli. (1997). Personal Computing Acceptance Factors in Small Firm:A Structural Equation Modelling.Management Information System Quarterly,21(3). Istianingsih dan Wiwik Utami. (2009). Pengaruh Kepuasan Pengguna Sistem Informasi terhadap Kinerja Individu (Studi Empiris Pada Pengguna Paket Program Aplikasi @JMB 2015 http://journal.undiknas.ac.id/index.php/magister-manajemen/issue/archive
98
Jurnal Manajemen & Bisnis ISSN : 1892-8486, Volume 12 Nomor 1 Pebruari 2015
Sistem Informasi Akuntansi Di Indonesia). Fakultas Ekonomi Universitas Mercu Buana, Jakarta. Linders, Sefan. (2006). Using the Technology Acceptance Model in determining strategies for implementation of mandatory Information System, 4th Twente Student Conference on IT, University of Twente, Faculty of Electrical Engineering, Mathematics and Computer Science, Enschede, The Netherlands Mhd. Jantan, T. Ramayah, Chin Weng Wah. (2001). Personal Computer Acceptance by Small and Medium Sized Companies Evidences from Malaysia. Jurnal Manajemen dan Bisnis, No 1 Volume 3, Program Magister Manajemen Universitas Syiah Kuala (UNSYIAH), Banda Aceh. Seddon.P.B. (1997). A Respecification and Extension of The DeLone and McLean’s Model of IS Success, Information System Research, 8: 240-250. Solimun. (2006). Multivariate Analysis. Disusun Ulang Statistika Angkatan 2003. Fakultas MIPA, Program Studi Statistika, Universitas Brawijaya, Malang: Handout yang tidak dipublikasikan.
@JMB 2015 http://journal.undiknas.ac.id/index.php/magister-manajemen/issue/archive