FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN MEMBACA HURUF ABJAD PADA ANAK USIA DINI Fahria Harun (Mahasiswa Jurusan S1 PG – PAUD) Pembimbing : Dr.Wenny Hulukati. M.Pd Samsiah, S.Pd. M.Pd Jurusan Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Negeri Gorontalo
ABSTRAK Penelitian ini bermaksud untuk mendeskipsikan kemampuan membaca huruf abjad pada anak kelompok B di Tk Damhil, Kota Selatan Kota Gorontalo, Permasalahan dalam penelitian ini “ faktor - faktor apa sajakah yang sering mempengaruhi kemampuan membaca huruf abjad di kelompok B Tk Damhil, Kota Selatan Kota Gorontalo?. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan desain deskriptif serta tehnik pengumpulan data dalam bentuk observasi, wawancara dan dokumentasi. Adapun analisis data yang digunakan adalah model interaktif yang dimulai dengan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa factor - factor yang mempengaruhi kemampuan membaca huruf abjad anak di kelompok B Tk Damhil Kecamatan Kota Selatan Kota Gorontalo adalah terdapat sebagian anak yang belum mampu membaca huruf abjad untuk itu dalam mengajarkan anak membaca huruf abjad tentunya harus dilakukan sesuai dengan tingkatan umur dari anak dan selalu memperhatikan kondisi atau situasi anak agar supaya anak dapat belajar membaca huruf abjad dengan baik dan benar serta menyenagkan tanpa ada paksaan, pengajaran membaca huruf untuk anak juga harus mempunyai kerja sama antara guru dan orang tua agar pembelajaran membaca maupun perkembangan anak dapat terkontrol dengan baik karena adanya motivasi dan kerja sama antara guru dan orang tua. Untuk itu disarankan untuk guru dan orang tua Diharapkan pada guru agar selalu memperhatikan perkembangan anak dalam pembelajaran membaca huruf abjad, terutama memperhatikan situasi dan social emosional anak dalam perkembanganya pembelajaran membacanya dan juga Diharapkan kepada orang tua untuk memberikan motivasi terhadap anak dalam perkembangan kemampuan membacanya.
Kata Kunci : Faktor- Faktor Dan Kemampuan Membaca Huruf Abjad
PENDAHULUAN Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut terciptanya masyarakat yang gemar membaca. Masyarakat yang gemar membaca memperoleh pengetahuan dan wawasan baru yang akan semakin meningkatkan kecerdasannya sehingga mereka lebih mampu menjawab tantangan hidup pada masa - masa mendatang. Kemampuan membaca merupakan sesuatu yang vital dalam suatu masyarakat terpelajar. Namun anak-anak yang tidak memahami pentingnya belajar membaca tidak akan termotivasi untuk belajar. Steinberg (1982: 23) mengemukakan bahwa setidaknya ada empat keuntungan mengajar anak membaca dini dilihat dari segi proses belajar mengajar yaitu : 1) Belajar membaca dini memenuhi rasa ingin tahu anak, 2) Situasi akrab dan informal dirumah dan di KB atau TK merupakan faktor yang kondusif bagi anak untuk belajar, 3) Anak – anak yang berusia dini umumnya perasa dan mudah terkesan, serta dapat diatur, 4) Anak – anak yang berusia dini dapat mempelajari sesuatu dengan mudah dan cepat. Secara umum perkembangan membaca berlangsung dalam dua tahap, yaitu mengeja dan merangkai kata. Pada pembelajaran di TK membaca dapat diperkenalkan guru dengan cara memperlihatkan gambar sehingga membaca tersebut lebih dikenal dengan membaca gambar, sebagai dasar bagi pengembangan kemampuan membaca secara keseluruhan. Namun dalam kenyataannya harapan tersebut belum sepenuhnya terwujud. Orang tua dan guru hendaknya memiliki sikap kesungguhan, keyakinan dan mencari terobosan - terobosan baru yang paling efektif, cepat dan tepat agar peserta didik bisa membaca huruf dengan mudah dan cepat. Namun kenyataan yang kita temui banyak diantara orang tua yang memiliki perhatian yang cukup terhadap anaknya yang dilatar belakangi oleh masalah anak - anaknya yang manja, sering sakit dan orang tua yang memiliki kesibukan masing - masing. Seperti yang peneliti temui pada anak kelompok B TK Damhil Kelurahan Limba, Kecamatan Kota Selatan Kota Gorontalo, masih banyak anak - anak yang belum mampu membaca huruf abjad. Hal ini ditemui pada saat guru memberikan pelajaran mengeja kata dipapan tulis anak hanya diam dan hanya memandangi huruf yang ditunjuk oleh guru bahkan ada anak yang mengatakan “tidak tahu bu”, selain itu juga kurangnya perhatian
anak pada saat pembelajaran membaca huruf abjad yang membuat guru kesulitan dalam mengajarkan membaca huruf abjad pada anak. Menyikapi hal ini sebagai pendidik peneliti ingin mendeskripsikan tentang faktor - faktor yang mempengaruhi kemampuan membaca huruf abjad di TK Damhil karena dengan melihat kenyataan yang ada hanya sebagian anak yang mampu mengenal huruf abjad dan sebagian anak lainnya belum bisa mengenal huruf abjad. Untuk itu pada proses pembelajaran guru dapat memfasilitasi kondisi pembelajaran yang menyenangkan, sehingga minat anak dalam mengenal huruf abjad dapat terlaksana dengan baik dan anak dengan mudah untuk membaca setiap huruf yang anak temui yang sudah dirangkai dari huruf ke suku kata dari suku kata ke kata dan dari kata menjadi kalimat. Pada anak kelompok B TK Damhil Kecamatan Kota Selatan, Kota Gorontalo, dalam membelajarkan anak membaca huruf abjad, guru sudah menggunakan beberapa metode dan mengajarkan membaca pada anak seperti pias-pias huruf dan huruf bergambar, namun kenyataan yang didapati masih terdapat sebagian anak yang tidak mampu membaca huruf abjad hal ini dilihat dari faktor kurangnya perhatian anak pada saat guru mengajar serta media yang di gunakan kurang menarik perhatian anak, jika pendidik dapat memahami metode yang diberikan dalam pembelajaran, maka kesulitan itu akan menjadi mudah. Dengan memberikan Pendidikan untuk anak usia dini dalam hal pemberian pembelajaran sedini mungkin dan dilaksanakan secara menyeluruh dan terpadu. Pengenalan huruf untuk anak usia dini sangat penting karena menurut (Doman 2005: 30) semakin dini anak belajar huruf abjad semakin mudah anak membaca. Namun disadari bahwa pada kenyataannya kemampuan anak berbeda - beda dalam hal menerima abjad dan membaca huruf abjad. Untuk itu dalam membelajarkan anak membaca huruf abjad harus disampaikan secara menarik sehingga anak akan mudah mengingat apa yang telah diberikan oleh guru. Guru dapat menggunakan media yang tepat untuk mendukung anak dalam membaca huruf abjad misalnya tema yang akan kita belajarkan pada anak adalah binatang, sub tema binatang peliharaan dan pias - pias huruf. Berdasarkan latar belakang tersebut maka peneliti membahas permasalahan ini dalam suatu penelitian dengan judul “Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Kemampuan Membaca Huruf Abjad di Kelompok B TK Damhil Kec. Kota Selatan Kota Gorontalo”.
KAJIAN TEORITIS A. Pengertian Membaca Menurut Klein (Dalam Rahim, 2008 : 3) mengemukakan definisi membaca mencakup : membaca merupakan suatu proses. Membaca merupakan suatu proses dimaksudkan informasi dari teks dan pengetahuan yang dimiliki oleh pembaca mempunyai peranan yang utama dalam membentuk makna. Menurut Kridalaksana (Dalam Dhieni, 2008: 55), mengemukakan bahwa ”membaca pada anak usia dini adalah keterampilan membaca dan memahami tulisan dalam bentuk urutan lambang-lambang grafis dan perubahannya menjadi wacana bermakna”. Menurut (Dalam Rahim, 2005: 3.), membaca untuk anak merupakan kegiatan yang melibatkan unsur auditif (pendengaran) dan visual (pengamatan). Kemampuan membaca dimulai ketika anak senang mengeksplorasi buku dengan cara memegang atau membolakbalik buku. Kegemaran membaca harus dikembangkan sejak dini. Sejalan dengan pendapat ini Montessori dan Hainstock juga mengemukakan bahwa pada usia 4-5 tahun anak sudah bisa diajarkan membaca dan menulis. Hal ini seperti dikemukakan oleh (Moleong 2003: 25) salah satu aspek yang harus dikembangkan pada anak taman kanak – kanak adalah kemampuan membaca dan menulis . Dari beberapa pengertian yang dikemukakan para ahli di atas, bahwa aktivitas membaca merupakan proses ganda meliputi proses penglihatan dan proses tanggapan yang memerlukan suatu kesiapan fisik dan psikhis, yang dapat memperkaya kosa kata dan daya imajinasi anak. B. Faktor - faktor Yang Mempengaruhi Kemampuan Membaca Terdapat
sejumlah
faktor
yang
mempengaruhi
kemampuan
membaca.
Menurut Lamb dan Arnold (Dalam Rahim Farida 2011) faktor – faktor tersebut adalah faktor fisiologis, intelektual, lingkungan, dan psikologis.
1. Faktor Fisiologis Faktor fisiologis mencangkup kesehatan fisik, pertimbangan neurologis, dan jenis kelamin. Kelelahan juga merupakan kondisi yang tidak menguntungkan bagi anak untuk belajar, khususnya belajar membaca. Beberapa ahli mengemukakan bahwa keterbatasan neurologis (misalnya berbagai cacat otak) dan kekurangmatangan secara fisik merupakan salah satu faktor yang dapat menyebabkan anak gagal dalam meningkatkan kemampuan membaca pemahaman mereka. (Lamb Dan Arnold,1976). 2. Faktor Intelektual Istilah inteligensi didefinisikan oleh Heinz sebagai suatu kegiatan berpikir yang terdiri dari pemahaman yang esensial tentang situasi yang diberikan dan meresponsnya secara tepat. Terkait dengan penjelasan Heinz di atas, Wechster mengemukakan bahwa intelegensi ialah kemampuan global individu untuk bertindak sesuai dengan tujuan, berpikir rasional, dan berbuat secara efektif terhadap lingkungan. (Lamb Dan Arnold,1976). 3. Faktor Lingkungan a. Latar belakang dan pengalaman anak di rumah : Lingkungan dapat membentuk pribadi, sikap, nilai, dan kemampuan bahasa anak. Kondisi di rumah memengaruhi pribadi dan penyesuaian diri anak dalam masyarakat. b.
Sosial ekonomi : Faktor sosioekonomi, orang tua, dan lingkungan tetangga merupakan faktor yang membentuk lingkungan rumah anak. Beberapa penelitian memperlihatkan bahwa status sosioekonomi anak mempengaruhi kemampuan verbal anak. Semakin tinggi status sosioekonomi anak semakin tinggi kemampuan verbal anak.
c. Faktor Psikologis : 1.Motivasi adalah faktor kunci dalam belajar membaca. Eanes mengemukakan bahwa kunci motivasi itu sederhana, tetapi tidak mudah untuk mencapainya. Kuncinya adalah guru harus mendemonstrasikan kepada anak praktik pengajaran yang relevan dengan minat dan pengalaman anak sehingga anak memahami belajar itu sebagai suatu kebutuhan. 2. Minat baca ialah keinginan yang kuat disertai usaha – usaha seseorang untuk membaca. Orang yang mempunyai minat membaca yang kuat akan diwujudkannya dalam keserdiannya untuk mendapat bahan bacaan dan kemudian membacanya atas kesadarannya sendiri. 3.
Kematangan sosial dan emosi serta penyesuaian diri Seorang anak harus mempunyai pengontrolan emosi pada tingkat tertentu. Anak – anak yang mudah marah, menangis, dan bereaksi secara berlebihan ketika mereka tidak mendapatkan sesuatu, atau menarik diri, atau mendongkol akan mendapat kesulitan dalam pelajaran membaca. Sebaliknya, anak – anak yang lebih mudah mengontrol emosinya, akan lebih mudah memusatkan perhatiannya pada teks yang dibacanya. C. Kemampuan Membaca Anak Taman Kanak – Kanak Lev Vygotsky (Santrock, 2002: 241) mengemukakan hubungan antara bahasa dan pemikiran, bahwa meskipun dua hal tersebut awalnya berkembang sendiri, tetapi pada akhirnya bersatu. Prinsip yang mempengaruhi penyatuan itu adalah pertama, semua fungsi mental memiliki asal – usul eksternal atau sosial. Anak harus menggunakan bahasa dan menggunakannya pada orang lain sebelum berfokus dalam proses mental mereka sendiri. Kedua, anak harus berkomunikasi secara eksternal menggunakan bahasa selama periode yang lama sebelum transisi kemampuan bicara eksternal ke internal berlangsung. Jadi, anak perlu belajar bahasa untuk mengasah ketrampilan mereka dalam melakukan proses mental seperti berpikir dan memecahkan masalah, karena bahasa merupakan alat berpikir . Maka dapat disimpulkan bahwa anak usia Taman Kanak – kanak memiliki potensi yang terpendam untuk menjadi pembaca yang baik. Tahap perkembangan yang memungkinkan mereka mengerti symbol - simbol dalam bahasa memberi kesempatan untuk cepat belajar dan mengasah ketajaman berpikir. Selain itu, anak sebagai pembaca awal umumnya memiliki kesadaran fonemis yang cukup baik dan sangat berguna dalam proses membaca. Karena itu, diperlukan adanya pemilihan metode yang tepat dengan harapan anak dapat belajar membaca dengan efektif, memanfaatkan segala potensinya dan merasa nyaman dalam belajar menggunakan metode yang memperhatikan kebutuhan belajar mereka. D. Pengertian Huruf Arifin, (2009:173) “Huruf merupakan beberapa bunyi dan bentuk yang terdiri dari dua puluh enam macam yang masing-masing bunyi tersebut dapat dibuat menjadi satu kata dan kalimat”. Huruf-huruf ini tercipta atas dua bentuk yaitu huruf Abjad dan huruf konsonan. Huruf Abjad diantaranya adalah a, i, u, e dan o. sedangkan huruf konsonan adalah b, c, d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w, x, y, dan z.
Di Simpulkan bahwa dalam pendidikan formal materi huruf telah diajarkan di sekolah TK, sekolah dasar, pendidikan menengah sampai perguruan tinggi. Karena pentingnya bahan pelajaran ini diharapkan para anak dapat memiliki kemampuan menggunakannya, khususnya dalam pemakaian bahasa indonesia dalam ragam tulis. Huruf juga dapat di klasifikasikan oleh suatu tulisan yang berbentuk khusus yang terbagi atas dua bentuk yaitu huruf kapital dan huruf biasa menurut ketentuan penggunaannya”. E. Pengertian Membaca Huruf Abjad Arifin (2009:143) mengemukakan bahwa membaca huruf abjad sebagaimana berbicara, merupakan kemampuan yang produktif dan ekspresif. Perbedaannya, Membaca Huruf Abjad merupakan komunikasi tidak bertatap muka (tidak langsung), sedangkan berbicara merupakan komunikasi tatap muka (langsung). Menurut Alwasilah (2006: 128), kemampuan Membaca Huruf Abjad berhubungan erat dengan membaca kata. Hal ini diakui pula oleh Rahim (2005: 5). Semakin banyak anak membaca huruf abjad, cenderung semakin lancar anak membaca kata. Pernyataan di atas memberi makna bahwa kematangan sangat berperan dalam menentukan waktu yang tepat hingga anak dinyatakan siap untuk belajar membaca. Anak yang berada pada masa peka untuk belajar membaca akan dengan mudah menerima dan menanggapi rangsangan yang diberikan padanya dalam bentuk huruf, suku kata, kata, atau kalimat. Anak pun akan cepat memberi respon tiap kali stimulus yang sama muncul, dan sebagai hasilnya anak akan menunjukkan perubahan perilaku sebagai indikator keberhasilan proses belajarnya, yang dalam hal ini berarti anak menguasai kemampuan – kemampuan yang diperlukan dalam membaca. F. Tujuan Dan Manfaat Pengajaran Membaca Bagi Anak Usia Dini Pengajaran membaca, menurut Soejono (Lestary, 2004: 12) memiliki tujuan yang memuat beberapa hal yang harus dikuasai anak secara umum, yaitu: a) Mengenalkan anak huruf – huruf dalam abjad sebagai tanda suara atau tanda bunyi, b) Melatih ketrampilan anak untuk mengubah huruf
dalam kata menjadi suara, c) Pengetahuan huruf dalam abjad dan
ketrampilan menyuarakan wajib untuk dapat dipraktikkan dalam waktu singkat ketika anak belajar membaca lanjut.
G. Kesiapan Belajar Membaca Anak Usia Dini Menurut World Book Program (2008) anak akan siap membaca ketika : a) Anak dapat mengenal bentuk- bentuk huruf yang sama ataupun berbeda, b) Anak dapat mengenal bunyi, seperti memperlihatkan kemampuan mereka membuat kata menjadi pentun atau kalimat, c) Anak dapat mengenal kata- kata yang berawalan bunyi spesifik, d) Anak menyadari bahwa proses membaca di mulai dari kiri ke kanan, e) Anak menyadari bahwa proses membaca di mulai dari atas ke bawah pada setiap halaman, f) Anak dapat memperlihatkan kemampuan mendengar dan mengerti, g) Anak dapat menceritakan apa yang terjadi pada sebuah cerita yang mereka dengarkan, h) Anak dapat mengikuti petunjuk dalam membaca, i) Anak dapat mengenal dan menyebutkan beberapa huruf dalam alphabet H. Tahap-tahap membaca untuk Anak Usia Dini Secara khusus menurut (Rahim, 2005: 3), kemampuan membaca pada anak usia dini berlangsung dalam beberapa tahap sebagai berikut: a. Tahap Fantasi (magical stage), b. Tahap pembentukan konsep diri (self concept stage) c. Tahap Membaca Gambar (Bridging reading stage) d. Tahap pengenalan bacaan (Take-off reader stage) e. Tahap Membaca Lancar (Independent reader stage)
METODE PENELITIAN A.
Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif berupa deskriptif dan jenis penelitian adalah penelitian kualitatif yang bersifat interpretaktif yaitu berusaha memperoleh data secara deskriptif dalam bentuk gejala tingkah laku dari orang- orang yang diamati. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang terbatas pada usaha mengungkapkan suatu masalah dari keadaan sebagaimana adanya, sehingga
hanya
berupa
penyingkapan
fakta.
Penelitian
deskriptif
bertujuan
menggambarkan secara sistematik dan akurat fakta dan karakteristik mengenai populasi atau mengenai bidang tertentu.
B.
Data dan Sumber Data Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data kualitatif yang di bagi menjadi dua yakni data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diberikan sumber kepada peneliti, yang terbagi dua yaitu subjek penelitian atauyang di jadikan focus penelitian dan Informan. Sedangkan data sekunder data pendukung data primer antara lain seperti buku- buku referensi yang sesui dengan tema penelitian, gambar, foto, arsip, catatan dan laporan disekolah.
C. Tehnik Pengumpulan Data 1. Observasi Observasi dalam penelitian ini dilakukan selama dua bulan semaktu peneliti melakukan PPl II di sekolah tempat meneliti. Dalam penelitian ini yang di observasi antara lain kegiatan–kegiatan pembelajaran yang ada di dalam kelas dan pembelajaran yang di pelajari anak di rumah. 2. Wawancara Dengan cara mewawancarai langsung para responden guna mendapatkan data lengkap dan utama. Tehnik wawancara ini digunakan untuk mendapatkan data pelengkap, terhadap hal - hal yang masih meragukan terkait dengan kemampuan membaca huruf abjad anak di kelompok B TK Damhil Kota Gorontalo 3. Dokumentasi Dokumentasi yang digunakan peneliti adalah dokumentasi berupa gambar, foto- foto dan tulisan seperti catatan- catatan saat melakukan observasi dan wawancara pada bulan januari 2013. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian yang dilakukan melalui observasi, wawancara, serta dokumentasi menunjukan bahwa terdapat sebagian anak yang belum sepenuhnya mampu membaca huruf abjad di kelompok B Tk Damhil Kecamatan Kota Selatan Kota Gorontalo. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor berikut ini : 1.
Faktor Fsiologis menyangkut kesehatan fisik dan jenis kelamin anak usia dini. Indikator faktor fisiologis yang menyangkut kesehatan fisik anak dan jenis kelamin, menjelaskan bahwa pada dasarnya anak usia dini memiliki kemampuan berbicara
yang baik, hal tersebut dapat dilihat dari cara berbicara anak, baik dengan teman sebayahnya, guru dan juga orang tua, meskipun masih ada beberapa kata yang belum terlalu pasif di ucapkan, jenis kelamin anak juga sangat mempunyai pengaruh yang kuat dalam pembelajaran membacanya dimana anak perempuan lebih banyak dan cepat belajar membaca huruf abjad dibadingkan anak laki – laki, karena anak perempuan cenderung banyak memperhatikan apa yang di ajarkan oleh guru, sedangkan anak laki – laki hanya sedikit perhatianya karena anak laki – laki banyak yang tidak memperhatikan dan hanya suka bermain – main di dalam kelas. 2.
Faktor intelektual yang menyangkut IQ yang di miliki oleh anak. Indikator faktor intelektual ini dilakukan dengan cara melihat respon dari anakanak dalam pembelajaran terutama dalam pembelajaran kemampuan membaca, yang dilakukan dengan selalu mengadakan evaluasi dari awal pembelajaran sampai akhri pembelajaran, menjelaskan bahwa dalam proses pembelajaran disekolah tentunya harus selalu dilakukanya evaluasi setelah akhir pembelajaran selesai karena hal tersebut merupakan hal yang sangat penting untuk melihat kemampuan intelektual anak, apakah anak itu mampu mengingat kembali apa yang telah diajarkan oleh guru dari awal pembelajaran sampai pembelajaran berakhir. Lamb dan Arnold (Dalam Rahim Farida 2011)
3.
Faktor Lingkungan yang menyangkut latar belakang anak di rumah dan sosial ekonomi. Dalam setiap perkembangan aspek - aspek
pertumbuhan baik itu dari aspek
kognitif, motorik, sosial emosi, dan berbahasa anak di sekolah tentunya guru harus selalu memberitahukan kepada orang tua agar orang tua selalu mengetahui kondisi atau pertumbuhan anaknya terlebih dalam kemampuan membaca huruf abjad dimana orang tua selalu menginginkan anaknya dapat memahami atau mengenal huruf abjad dengan baik dan benar sehingga peran guru dan orang tua merupakan peran yang sangat penting dalam proses perkembangan anak. 4.
Faktor Psikologis menyangkut minat, motivasi, kematangan sosial emosi dan penyesuain diri. Pada indikator ini merupakan indikator yang mempunyai komponen penting dimana semua aspek perkembangan anak dapat diketahui melalui perkembanganya
dalam faktor psikologis karana minat, motivasi dan penyesuain diri adalah hal utama yang harus di perhatikan oleh guru dan orang tua. Sebagaimana yang di kemukan oleh Lamb dan Arnold (Dalam Rahim Farida 2011). Dari hasil penelitian yang dilakukan berdasarkan teori dari Lamb dan Arnold (Dalam Rahim Farida 2011) yang dipakai peneliti dalam melakukan penelitian ini dimana terdapat beberapa faktor penting dalam penelitian ini antara lain faktor fiologis yang berhubungan dengan kesehatan fisik anak dimana peneliti mendapatkan jawaban dalam faktor ini yaitu anak yang umumnya berada di TK Damhil terutama di kelompok B sudah mempunyai kemampuan berbicara yang baik dan benar meskipun hanya ada beberapa kata yang belum terlalu jelas penyebutanya, sedangkan untuk Faktor Intelektual penulis juga melihat sudah banyak anak yang mempunyai ingatan yang kuat terhadap apa yang di ajarkan oleh guru, hal ini terlihat pada saat guru merangkum semua pembelajaran di dalam kelas responya terlihat sangat baik anak- anak mampu menjawab pertanyaan dari guru, selanjutnya untuk faktor Lingkungan dan Faktor Psikologis merupakan faktor yang mempunyai kaitan kuat karena dukungan dan motivasi orang tua sangat penting dalam keberhasilan anak di sekolah pada kedua faktor ini juga sudah terlihat sangat baik karena komunikasi orang tua dan guru senantiasa selalu dilakukan dalam perkembangan anak baik di sekolah maupun di rumah. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, kemampuan membaca huruf abjad anak dapat diajarkan hanya dengan melalui penyatuan beberapa kata sehingga menjadi kalimat yang sederhana, selanjutnya untuk tidak memaksakan anak untuk bisa tahu membaca huruf, serta motivasi dari orang tua juga merupakan peran utama dalam keberhasilan anaknya.
SIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan Hasil penelitian dan pembahasnya, maka peneliti dapat menarik kesimpulan antara lain, terdapat sebagian anak yang belum mampu membaca huruf abjad untuk itu dalam mengajarkan anak membaca huruf abjad tentunya harus dilakukan sesuai dengan tingkatan umur dari anak dan selalu memperhatikan kondisi atau situasi anak agar
supaya anak dapat belajar membaca huruf abjad dengan baik dan benar serta menyenagkan tanpa ada paksaan, pengajaran membaca huruf untuk anak juga harus mempunyai kerja sama antara guru dan orang tua agar pembelajaran membaca maupun perkembangan anak dapat terkontrol dengan baik karena adanya motivasi dan kerja sama antara guru dan orang tua. B. Saran Berdasarkan hasil penelitian yang di simpulkan diatas maka peneliti mengemukakan saran sebagai berikut : 1. Diharapkan pada guru agar selalu memperhatikan perkembangan anak dalam pembelajaran membaca huruf abjad, terutama memperhatikan situasi dan social emosional anak dalam perkembanganya pembelajaran membacanya. 2. Diharapkan kepada orang tua untuk memberikan motivasi terhadap anak dalam perkembangan kemampuan membacanya.
DAFTAR PUSTAKA Ampuni, S. 2004. Proses Kognitif dalam Pemahaman Bacaan. Buletin Psikologi,VI2. Arifin, Zaenal. 2009. Evaluasi Pembelajaran Prinsip, Teknik, Prosedur. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. (Online ) http://lib.uin malang.ac.id/thesis/refer ence/07140008-afifatul-f.ps diakses 13 maret 2013 Ayriza, Y. 2005. Perbandingan Efektivitas Tiga Metode Membaca Permulaan dalam Meningkatkan Kesadaran Fonologis Anak Prasekolah. Tesis. Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada. (Online) http://eprints.undip.ac.id/10438/1/Lucky_Ade_S._M2A_003_037.pdf di akses 13 maret 2013 Badudu, J. S. (1996). Kamus Umum Bahasa Indonesia.Jakarta : Pustaka Sinar http://lmndulfharaz.blogspot.com/ di akses 23 aprli 2013 Darmayanti . 1999, Pendidikan Bahasa Di Sekolah Dasar, Depdikbud. Dardjowidjojo, S. 2003. Psikolinguistik: Pengantar Pemahaman Bahasa Manusia. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. (Online)http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstr eam/123456789/1185/1/NENDEN%20WULANSARIFPS.pdf di akses 13 maret 2013 Doman, G, dan Doman, J. 2005. How To Teach Your Baby To Read: Bagaimana Mengajar Bayi Anda Membaca (Alih Bahasa: Grace Satyadi). Jakarta: Tigaraksa Satria. (Online) http://eprints.undip.ac.id/10438/1/Lucky_Ade_S._M2A_0 03_037.pdf di akses 13 maret 2013 Dheni. Kridlaksana. 2008. Perkembangan Membaca Anak prasekolah. Jakarta:Erlangga Grainger, J. 2003. Problem Perilaku, Perhatian, dan Membaca pada Anak: Strategi Intervensi Berbasis Sekolah (Alih Bahasa: Enny Irawati). Jakarta Grasindo. Hainstock, E. G. 2002. Montessori untuk Anak Prasekolah. Jakarta: Pustaka Delaprasta. (Online ) http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1185/1 /NENDEN%20WULANSARIFPS.pdfHurlock, E. B.1991. Perkembangan Anak Jilid 1 (Alih Bahasa: Meitasari. Tjandrasa dan Muslichach Zarkasih). Jakarta : Erlangga. Di akses 13 maret 2013 Juel Sandjaja, 2005. Definisi membaca menurut para ahli. (Online). (www.unika.ac.id.02/0 5/05) di akses 12 maret 2013 Kleim ( Rahim farida, 2008) Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar, Bumi Aksara.
Lestary, A. 2004. Perbedaan Efektivitas Metode Lembaga Kata dengan Alat Bantu Gambar dan Tanpa Gambar dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Anak Taman Kanak – kanak. Skripsi. Semarang: Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata. Leonhardt, Mary.(penterjemah: Alwasilah Abdurrahman) 99 Cara menjadikan anak anda”keranjingan “membaca,Bandung:Kaifa,2000 Moleong.2006.Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Rahim Farida, 2005, Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar, Bumi Aksara. Rahim
Farida, 2011, Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar, Bumi Aksara. http://jazzyla.wordpress.com/2010/04/15/faktor-%E2%80%93-faktor-yangmempengaruhi-perkembangan-kemampuan-membaca-pada-anak-sd-mi/ di akses pada tanggal 12 maret 2013
Sandjaja & Suyudi, 2008, Konsep Dan Makna Pembelajaran membaca.Bandung: PT Indeks Santrock, J. W. 2002. Life – Span Development Jilid I (Alih Bahasa: Juda Damanik dan Achmad Chusairi). Jakarta: Erlangga. Smith
(Ginting, 2005) defenisi membaca menurut (www1.bpkpenabur.or.id/jurnal/04/017-035.pdf )
para
ahli
(Online)
Sugiyono.2011.Metode Penelitian Kuantitatif Dan R&D. Bandung. Alfabeta Suyudi, 2009, Ternyata Anakku Bisa Kubuat Jenius, Power Books (Indira) Patmonodewo, S. 1995. Pendidikan Anak Prasekolah. Jakarta: Rineka Cipta. World
Book Program, 2008 (Online ) membaca.html di akses 13 maret 2013
http://www.taufiq.net/2012/09/siapkah-anak-