Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 4 (2013)
FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI DI BEI Fungki Dwi Susanti
[email protected]
Sri Utiyati Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya
ABSTRACT The purpose of this research is to find out the influence of current ratio, return on investment, return on equity, price earnings ratio, debt to equity ratio, earning per share variables to the stock price. Quantitative descriptive method which is used in this research is applied by using the multiple linear regressions analysis to find out the amount of regression coefficient which indicates the influence strength of current ratio, return on investment, return on equity, price earnings ratio, debt to equity ratio, earning per share variables to the stock price. The result of Analysis Of Variance (ANOVA) test obtains F value as much as 7.978 with significant rate as much as 0.019, thus the resulting model is good. The result of partial t test for current ratio is as much as 0.704, return on investment is as much as 0.087, return on equity is as much as 0.294, earnings per share is as much as 0.085, debt to equity is as much as 0.014, price earnings ratio is as much as 0.115. This indicate CR, ROI, ROE, PER, EPS are bigger than α = 5% which means that these variables partially have no significant influence to the stock price while the DER is smaller than α = 5% which means it has significant influence to the stock price. Keywords: current ratio, return on investment, return on equity, price earnings ratio, debt to equity ratio, earnings per share, stock price
ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh variabel current ratio, return on investment, return on equity, price earning ratio, debt to equity ratio, earning per share terhadap harga saham. Metoda yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan teknik analisis regresi linier berganda yang tujuannya untuk mengetahui besarnya koefisien regresi yang menunjukkan besarnya pengaruh variabel current ratio, return on investment, return on equity, price earning ratio, debt to equity ratio, earning per share terhadap harga saham. Hasil pengujian Analysis Of Variance (ANOVA) didapat nilai F sebesar 7.978 dengan tingkat signifikan 0,019, dengan demikian model yang dihasilkan baik. Hasil uji t secara parsial yaitu untuk current ratio sebesar 0,704, return on investment sebesar 0,087, return on equity sebesar 0,294, earning per share sebesar 0,085, debt to equity ratio sebesar 0,014, price earning ratio sebesar 0,115. Hal ini menunjukkan variabel CR, ROI, ROE, PER, EPS lebih besar dari α = 5%, yang artinya variabel tersebut secara parsial tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap harga saham, sedangkan DER lebih kecil dari α= 5% yang artinya berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Kata kunci : current ratio, return on investment, return on equity, price earning ratio, debt to equity ratio, earning per share, harga saham
PENDAHULUAN Perkembangan perekonomian suatu negara dapat diukur dengan berbagai cara, salah satunya adalah dengan mengetahui tingkat perkembangan dunia pasar modal dan industri-
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 4 (2013)
2
industri sekuritas yang ada pada negara tersebut. Pasar modal merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk memperoleh dana, baik dari dalam negri maupun luar negeri dimana terjadi alokasi dana dari pihak yang kelebihan dana ke pihak yang memerlukan dana. Hal ini disebabkan semakin banyaknya perusahaan yang berdiri dan berkembang sesuai dengan bertambahnya jumlah unit usaha ataupun meningkatnya kegiatan ekonomi yang ditandai dengan meningkatnya kebutuhan pasar. Perusahaan merupakan salah satu pokok kegiatan perekonomian yang hidup dalam lingkungan dunia usaha yang berubah cepat dan dinamis. Pemerintah telah memberikan berbagai kemudahan untuk dapat lebih meningkatkan kegiatan ekonomi, seperti halnya memberikan bantuan permodalan dan memberikan ijin untuk usaha. Modal sangat dibutuhkan bagi kelangsungan suatu usaha, hal ini juga yang merupakan kendala yang sering dihadapi oleh perusahaan. Dalam analisis investasi saham, faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham perlu ditetapkan dalam bentuk suatu sistem penilaian untuk mengevaluasi saham yang akan dimasukkan ke dalam struktur portofolio, atau untuk menilai apakah harga saham suatu perusahaan ditawarkan secara wajar. Para investor yang akan berinvestasi dalam bentuk saham memerlukan informasiinformasi akurat sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan pilihan. Kinerja keuangan perusahaan merupakan salah satu faktor yang dilihat investor untuk menentukan pilihan dalam membeli saham, yang tercermin dalam analisis laporan keuangan. Berdasarkan hal tersebut diatas, maka dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini adalah : (1) Apakah CR, ROI, ROE, PER, DER, EPS berpengaruh secara simultan terhadap harga saham pada perusahaan Telekomunikasi di Bursa Efek Indonesia?, (2) Apakah CR, ROI, ROE, PER, DER, EPS berpengaruh secara parsial terhadap harga saham pada perusahaan Telekomunikasi di Bursa Efek Indonesia?, (3) Apakah variabel Earning Per Share (EPS) berpengaruh secara dominan terhadap harga saham pada perusahaan Telekomunikasi di Bursa Efek Indonesia? Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh CR, ROI, ROE, PER, DER, EPS secara simultan terhadap harga saham pada perusahaan Telekomunikasi di Bursa Efek Indonesia dan untuk mengetahui pengaruh CR, ROI, ROE, PER, DER, EPS secara parsial
terhadap harga saham pada perusahaan Telekomunikasi di Bursa Efek Indonesia serta untuk mengetahui variabel Earning Per Share (EPS) berpengaruh secara dominan terhadap harga saham pada perusahaan Telekomunikasi di Bursa Efek Indonesia. TINJAUAN TEORETIS DAN HIPOTESIS Pengertian Pasar Modal Ada bermacam-macam pengertian pasar modal, namun pada dasarnya pengertian pasar modal adalah sama. Dibawah ini ada beberapa pengertian atau definisi dari pasar modal, yaitu : Menurut Fakhrudin dan Hardianto (2001:1) mengemukakan bahwa pada dasarnya pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrument keuangan jangka panjang yang bisa diperjual belikan, baik dalam bentuk hutang ataupun modal sendiri. Menurut Sunariyah (2003:4) pasar modal adalah suatu pasar (tempat, berupa gedung yang disiapkan guna memperdagangkan saham, obligasi dan jenis surat berharga dengan memakai jasa perantara pedagang efek.
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 4 (2013)
3
Macam-macam Pasar Modal Pasar modal dapat dibedakan menjadi: a. Primary Market Primary Market adalah penawaran saham yang dilakukan oleh emiten kepada calon investor selama batas waktu tertentu yang ditetapkan oleh emiten sebelum hal tersebut dijual melalui bursa/ sebelum listing. b. Secondary Market Secondary Market biasanya diistilahkan sebagai transaksi jual beli saham/ sekuritas setelah masa penawaran terlewati yaitu ditandai dengan dilakukannya listing bursa. c. Third Market Third Market adalah perdagangan saham yang dilakukan diluar bursa/ OTC (Over The Counter Market), biasa disebut sebagai bursa parallel. d. Fourth Market Fourth Market merupakan bentuk perdagangan efek antar investor yang dilakukan tanpa melalui perantara pedagang efek. Pengertian Saham Saham merupakan salah satu instrumen pasar keuangan yang paling popular yang merupakan bukti kepemilikan perusahaan yang memberikan penghasilan tetap. Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau badan usaha dalam suatu perusahaan. Dengan menyertakan modal tersebut, maka pihak tersebut memiliki klaim atas pendapatan perusahaan, klaim atas asset perusahaan, dan berhak hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Pengertian saham menurut Tampubolon (2005:138) saham adalah sumber keuangan perusahaan yang berasal dari pemilik perusahaan dan merupakan bukti kepemilikan atas perusahaan oleh pemegangnya serrta surat berharga yang dapat diperdagangkan di pasar bursa. Harga Saham Harga saham dapat diartikan sebagai harga pasar (market value) yaitu harga saham yang ditentukan oleh mekanisme modal. Harga saham pada hakikatnya adalah penerima besarnya pengorbanan yang dilakukan oleh setiap investor untuk penyertaan dalam perusahaan. Harga pasar saham adalah harga terakhir yang melaporkan saat suatu surat berharga atau efek terjual di bursa. Menurut Sunariyah (2003:170) harga saham diartikan sebagai harga pasar (market value) yaitu harga saham yang ditentukan dan dibentuk oleh mekanisme pasar modal. Harga saham pada hakikatnya merupakan penerimaan besarnya pengorbanan yang harus dilakukan oleh setiap investor untuk penyertaan dalam perusahaan. Harga saham di bursa efek akan bergerak sesuai dengan kekuatan permintaan dan penawaran yang terjadi atas saham. Tinggi rendahnya harga saham lebih banyak dipengaruhi oleh pertimbangan pembeli dan penjual tentang kondisi internal dan eksternal. Macam-Macam Rasio Keuangan a. Return on Equity (ROE) Menurut Husnan (2001) keterbatasan kinerja keuangan perusahaan dapat diukur dengan return on equity (ROE). Sedangkan ROE sebagai pengembalian equitas yang jumlahnya dinyatakan sebagai paramater dan diperoleh atas investasi dalam saham biasa
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 4 (2013)
4
perusahaan untuk suatu periode tertentu. Besarnya ROE dipengaruhi oleh laba yang diperoleh perusahaan. Semakin tinggi laba yang diperoleh, maka semakin tinggi pula ROE. ROE adalah rasio antara laba sesudah pajak dengan total modal sendiri, laba ditahan, dan cadangan lain yang dimiliki perusahaan. Besarnya ROE dapat dirumuskan ROE sebagai berikut: Laba bersih setelah pajak ROE =
x 100% Total Ekuitas
b. Debt to Equity Ratio (DER) DER merupakan perbandingan antara total debt (total hutang) dengan total shareholders equity (total modal sendiri). DER semakin tinggi berarti total utang perusahaan juga semakin besar dibandingkan dengan modal sendiri, sehingga kewajiban perusahaan kepada kreditur juga semakin besar. Sartono (2001) merumuskan DER sebagai berikut: Total Hutang DER =
x 100% Total Ekuitas
c. Price Earning Ratio (PER) Menurut Hanafi dan Halim (2007:84), PER merupakan perbandingan antara harga pasar perlembar saham dengan pendapatan perlembar saham yang diperoleh pemilik perusahaan. Harga Per Lembar Saham PER =
x100% Earning Per Share
d. Current Ratio (CR) Current ratio umumnya digunakan untuk mengukur kewajiban jangka pendek perusahaan. “Rasio ini menunjukkan perbandingan antara modal solvable dan kewajiban solvable, dan mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek dengan modal dipecahkan saat ini tersedia” Current ratio menunjukkan perbandingan antara modal lancar dengan kewajiban lancar. CR merepresentasikan kemampuan perusahaan dalam menyelesaikan kewajiban jangka pendek dengan modal lancar yang ada saat ini. Aktiva Lancar CR = x 100% Hutang Lancar e. Return of Investment (ROI) Hanafi dan Halim (2007: 84) mendefinisikan ROI sebagai rasio antara laba bersih setelah pajak dengan total aktiva. ROI mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat tertentu yang dimiliki perusahaan. ROI dapat dirumuskan sebagai berikut: Laba bersih setelah pajak ROI = x 100% Total Aktiva
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 4 (2013)
5
f. Earning Per Share (EPS) Earning per share merupakan rasio untuk mengukur keberhasilan manajemen dalam mencapai keuntungan bagi pemegang saham. Rasio yang rendah berarti manajemen belum berhasil untuk memuaskan pemegang saham, sebaliknya dengan rasio yang tinggi, kesejahteraan pemegang saham meningkat. Semakin besar earning per share, maka akan semakin tinggi harga saham tersebut. Menurut Sutrisno (2001:255), Earning Per Share (EPS) atau laba per lembar saham merupakan ukuran kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan per lembar saham pemilik. Laba yang digunakan sebagai ukuran adalah laba bagi pemilik atau EAT. EPS dapat dirumuskan sebagai berikut: Jumlah Pendapatan EPS =
x 100% Jumlah lembar per saham
Informasi mengenai laba per lembar saham dapat digunakan oleh pimpinan perusahaan untuk menentukan dividen yang akan dibagikan. Informasi ini juga berguna bagi investor untuk mengetahui perkembangan perusahaan selain itu juga dapat digunakan untuk mengukur tingkat keuntungan suatu perusahaan. Perhitungan laba per lembar saham diatur dalam SAK No.56 yang menyatakan dua macam laba per lembar saham : 1. Laba per lembar saham dasar adalah jumlah laba pada suatu periode yang tersedia untuk setiap saham biasa yang beredar dalam periode pelaporan. 2. Laba per lembar saham dilusian, adalah jumlah laba pada suatu periode yang tersedia untuk setiap saham biasa yang beredar selama periode pelaporan dan efek lain yang asumsinya diterbitkan bagi semua efek berpotensi saham biasa yang sifatnya dilutif yang beredar sepanjang periode pelaporan. Hipotesis Penelitian Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Berdasarkan rumusan permasalahan dan tujuan yang ingin di capai pada penelitian ini, serta tinjauan teori yang telah diuraikan sebelumnya, maka hipotesis yang dapat diajukan dalam penelitian ini adalah: 1. Diduga Current Ratio, Return On Investment, Return On Equity, Price Earning Ratio, Devidend Earning Ratio, Earning Per Share berpengaruh secara simultan terhadap harga saham pada perusahaan Telekomunikasi di Bursa Efek Indonesia. 2. Diduga Current Ratio, Return On Investment, Return On Equity, Price Earning Ratio, Devidend Earning Ratio, Earning Per Share berpengaruh secara parsial terhadap harga saham pada perusahaan Telekomunikasi di Bursa Efek Indonesia. 3. Diduga Earning Per Share (EPS) mempunyai pengaruh dominan terhadap harga saham pada perusahaan Telekomunikasi di Bursa Efek Indonesia. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan pada penulisan skripsi ini adalah dengan menggunakan jenis penelitian penelitian korelasional dengan meregresikan variabel bebas
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 4 (2013)
6
yang terdiri dari ROE, ROI, CR, PER, DER, dan EPS terhadap Harga Saham pada perusahaan Telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2008-2011. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan Telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2008-2011.Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Populasi penelitian yang diamati adalah perusahaan Telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2008-2011. Pengambilan sampel ini didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan atau kriteria-kriteria sebagai berikut : (1) Perusahaan pada sektor Telekomunikasi yang terdaftar di BEI pada tahun 2008-2011. (2) Perusahaan Telekomunikasi yang sahamnya aktif diperdagangkan dalam pasar modal (Bursa Efek Indonesia). (3) Perusahaan Telekomunikasi mempunyai harga saham yang termasuk blue chip (sebuah perusahaan yang diakui kualitasnya secara nasional atau internasional dengan produk atau jasa yang diterima luas sehingga memiliki kemampuan teruji untuk menghasilkan uang dan membayar deviden) pada periode tahun 2008-2011. (4) Perusahaan Telekomunikasi yang sahamnya masuk dalam daftar perhitungan Indeks LQ45 (saham unggulan) dengan tolok ukur tingkat likuiditas dan kapitalisasi pasar pada periode tahun 2008-2011.
. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Variabel Independen atau Variabel Bebas Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua bagian yaitu variabel bebas (variabel independen) dan variabel terikat (variabel dependen). Variabel-variabel bebas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Current Ratio (CR) Current Ratio (CR) adalah perbandingan antara aktiva lancar dengan hutang lancar Perusahaan Telekomunikasi selama periode penelitian. 2. Return on Investment (ROI) Return on Investment (ROI) adalah perbandingan laba bersih setelah pajak dengan total aktiva perusahaan Telekomunikasi selama periode penelitian. 3. Return on Equity (ROE) Return on Equity (ROE) adalah perbandingan antara laba bersih setelah pajak dengan total ekuitas dalam persen perusahaan Telekomunukasi selama periode penelitian. 4. Price Earning Ratio (PER) Price Earning Ratio (PER) adalah perbandingan antara harga pasar per lembar saham dengan EPS perusahaan Telekomunikasi selama periode penelitian. 5. Earning per Share (EPS) EPS adalah jumlah pendapatan tiap lembar saham yang diterbitkan perusahaan selama periode penelitian.
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 4 (2013)
7
6. Debt Equity Ratio (DER) Debt Equity Ratio (DER) adalah perbandingan antara total hutang dengan total ekuitas . Data total hutang diperoleh dari neraca perusahaan telekomunikasi. Adapun Total ekuitas didapatkan dari laporan pembagian deviden.
Variabel Dependen atau Variabel Terikat Harga Saham Variabel dependen atau variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini adalah harga saham. Dalam penlitian yang dimaksud harga saham adalah harga saham biasa yang diterbitkan oleh perusahaan, dimana harga tersebut adalah harga pasar. Dalam penelitian ini harga pasar yang digunakan dalam pengujian statistik adalah harga pasar pada akhir tahun pada saat closing price. Teknik pengukuran variabel menggunakan satuan rupiah. Harga saham yang dimaksud dalam penelitian ini adalah harga penutupan (closing price) karena harga inilah yang menyatakan naik turunnya suatu saham. Teknik Analisis Data Metode analisis data yang digunakan untuk penelitian ini adalah metode analisis regresi berganda. Analisis data menggunakan program SPSS. Peneliti melakukan uji asumsi klasik terlebih dahulu sebelum melakukan pengujian regresi berganda. Analisis Regresi Linear Berganda Analisis regresi adalah suatu studi mengenai ketergantungan variabel dependen (variabel terikat) dengan satu atau lebih variabel independen (variabel bebas). Metode ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara lebih dari satu variabel independen dengan satu variabel dependen. Adapun bentuk umum dari regresi linier berganda secara matematis adalah sebagai berikut (Djarwanto, 2001:176) : Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + b4 X4 + b5 X5 +b6 X6 + e Dimana: a = Konstanta b1….b6 = koefisien regresi variabel bebas Y = Harga saham X1 = Current Ratio X2 = Return on Investment = Return on Equity X3 X4 = Price Earning Ratio X5 = Earning Per Share X6 = Debt to Equity Ratio e = Standart error Untuk mengetahui dan menguji apakah model analisis tersebut sudah cukup layak dan seberapa besar kontribusi atau sumbangan variabel independent terhadap variabel dependen, maka perlu diketahui koefisien determinasinya (R2). Koefisien determinasi berganda (R2) digunakan untuk mengetahui besarnya variasi pada variabel terikat yang mampu dijelaskan untuk keseluruhan variabel bebas. R2 ini memiliki nilai 0 < R2 < 1, dengan catatan semakin kecil angka R2 semakin lemah hubungan antar variabel. Jadi apabila semakin tinggi R2 maka semakin kuat besarnya pengaruh hubungan antara variabel bebas (Xi) terhadap variabel terikat (Y) atau dengan kata lain bahwa model yang digunakan adalah
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 4 (2013)
8
mendekati kebenaran, sebaliknya apabila nilai R2 semakin kecil maka semakin lemah pengaruh hubungan antara variabel bebas (Xi) terhadap variabel terikat (Y). Untuk membantu kelancaran analisis data, maka peneliti menggunakan alat bantu program statistik komputer SPSS (Statistical Program for Social Science). Pengujian Hipotesis a. Analisis Koefisien Korelasi Simultan (uji F) Uji F digunakan untuk menguji signifikasi variabel bebas (variabel independen) terhadap variabel terikat (variabel dependen) secara bersama-sama. Uji F digunakan untuk menguji ada tidaknya pengaruh variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel terikat atau menguji tingkat kekuatan hubungan seluruh koefisien regresi variabel bebas terhadap variabel terikat. Untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara simultan digunakan uji F dengan rumus sebagai berikut : 1) Merumuskan hipotesis - H0 : b1 = 0, b2 = 0, b3 = 0, b4 = 0, b5 = 0, b6 = 0, artinya tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel independen (CR, ROI, ROE, PER, DER, dan EPS) secara simultan terhadap variabel dependen (harga saham). - Ha : b1 ≠ 0, b2 ≠ 0, b3 ≠ 0, b4 ≠ 0, b5 ≠ 0, b6 ≠ 0, artinya ada pengaruh yang signifikan antara variabel independen (CR, ROI, ROE, PER, DER, dan EPS) secara simultan terhadap variabel dependen (harga saham). 2) Uji statistik dengan memakai F hitung dengan rumus sebagai berikut : Fhitung =
R2 / k 1 R2 / n k 1
Keterangan : F : Pengujian Koefisien R2 : Koefisien determinasi berganda K : Jumlah variabel bebas n : Jumlah data 3) Level of signifikan (α) = 0,05 4) Menentukan daerah penerimaan dan penolakan H0 , kriteria pengujian sebagai berikut : - Jika nilai signifikan < 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima, artinya ada pengaruh signifikan antara variabel independen terhadap variabel dependen. - Jika nilai signifikan > 0,05 maka H0 diterima dan Ha ditolak, artinya tidak ada pengaruh signifikan antara variabel independen terhadap variabel dependen. b. Analisis Koefisien Korelasi Parsial (uji t) Uji t digunakan untuk menguji pengaruh variabel bebas (variabel independen) secara parsial terhadap variabel terikat (variabel dependen), dengan menganggap variabel lain bersifat konstan. Uji t merupakan pengujian regresi secara parsial atau terpisah antara masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat. Uji t digunakan untuk melihat kuat tidaknya pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen digunakan uji t dengan rumus sebagai berikut : 1) Merumuskan hipotesis
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 4 (2013)
9
- H0 : b1 = 0, b2 = 0, b3 = 0, b4 = 0, b5 = 0, b6 = 0, artinya tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel independen (CR, ROI, ROE, PER, DER, dan EPS) secara parsial terhadap variabel dependen (harga saham). - Ha : b1 ≠ 0, b2 ≠ 0, b3 ≠ 0, b4 ≠ 0, b5 ≠ 0, b6 ≠ 0, artinya ada pengaruh yang signifikan antara variabel independen (CR, ROI, ROE, PER, DER, dan EPS) secara parsial terhadap variabel dependen (harga saham). 2)
Uji statistik dengan menilai thitung dengan rumus sebagai berikut : bi thitung = Se Keterangan : bi Se
= koefisien regresi = standart eror
3)
Level of signifikan (α) = 0,05
4)
Menentukan daerah penerimaan dan penolakan H0, Kriteria pengujian sebagai berikut : - Jika nilai signifikan < 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima, artinya ada pengaruh yang signifikan antara variabel independen terhadap variabel dependen. - Jika nilai signifikan > 0,05 maka H0 diterima dan Ha ditolak, artinya tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel independen terhadap variabel dependen.
c. Analisis Koefisien Determinasi Parsial (r2)
Koefisien determinasi parsial adalah kemampuan untuk mengetahui besarnya prosentase variabel bebas (variabel independen) mempengaruhi variabel terikat (variabel dependen) untuk mengetahui variabel mana yang berpengaruh dominan. Rumus yang digunakan sebagai berikut :
n
r2 =
n
x2
xy x
2
x
y
n
y2
y
2
Keterangan : r2 = Koefisien determinasi partial n = Banyaknya data yang diteliti x = Variabel bebas (variabel independen) y = Variabel terikat (variabel dependen)
Untuk membantu kelancaran analisis data, maka peneliti menggunakan alat bantu program statistik komputer SPSS (Statistical Program for Social Science).
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 4 (2013)
10
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Variabel dependen / Variabel Terikat Harga Saham Tabel 1 Hasil Perhitungan Harga Saham Perusahaan Sampel (Rp) Kode 2008 2009 TLKM 6.900 9.450 EXCL 950 1.930 ISAT 5.750 4.725 Sumber : Bursa Efek Indonesia (Diolah)
2010 7.950 5.300 5.400
2011 7.050 4.525 5.450
Dari tabel harga saham diatas, dapat diketahui harga saham pada Perusahaan Telekomunikasi secara rata-rata pada tahun 2008-2011 berfluktuatif. Harga saham tertinggi milik PT. Telekomunikasi, Tbk. yang mencapai harga Rp. 9.450, sedangkan harga saham terendah ada pada PT. XL AXIATA, Tbk. yaitu sebesar Rp. 950. Variabel indepeden / variabel Bebas Current Ratio (CR) (X1) Tabel 2 Hasil Perhitungan Current Ratio Perusahaan Sampel (%) Kode 2008 2009 TLKM 54.1 60.5 EXCL 56.3 33.4 ISAT 90.7 54.6 Rata-rata 67 49.5 Sumber: Bursa Efek Indonesia (Diolah)
2010 91.4 48.8 51.5 63.9
2011 95.8 38.8 55 63.2
Dari tabel di atas diketahui bahwa nilai current ratio (CR) tertinggi selama periode penelitian adalah current ratio (CR) PT. Telekomunikasi, Tbk. yaitu sebesar 91.4% pada tahun 2010. Current ratio (CR) 3 Perusahaan Telekomunikasi tersebut tahun 2008-2011 secara ratarata dikatakan berfluktuatif. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban lancarnya dengan aset lancar yang dimiliki oleh perusahaan dikatakan rendah. hal ini bukan berarti perusahaan mempunyai prestasi keuangan yang buruk melainkan menunjukkan kemungkinan lain dari perusahaan dalam menggunakan pinjaman dananya untuk aktivitas.
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 4 (2013)
11
Return On Invesment (ROI) (X2) Tabel 3 Hasil Perhitungan Return On Invesment Perusahaan Sampel (%) Kode 2008 2009 TLKM 11.6 11.6 EXCL 0.053 6.2 ISAT 3.6 2.7 Rata-rata 5.08 6.83 Sumber : Bursa Efek Indonesia (Diolah)
2010 15.7 10.6 1.4 9.23
2011 15 20.6 1.7 12.43
Dengan memperhatikan tabel di atas, dapat diketahui bahwa return on invesment pada perusahaan PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk secara rata-rata pada tahun 2008-2011 berfluktuasi. Pada PT. XL Axiata, Tbk mengalami kenaikan yang signifikan pada tahun 20082011. Namun pada PT. Indosat, Tbk mengalami penurunan yang signifikan pada tahun 2008-2011. Semakin besar ROI, semakin baik perusahaan tersebut dalam memaksimalkan kegiatan investasinya. Semakin tinggi laba bersih yang dihasilkan dari penggunaan sejumlah tertentu aset akan menghasilkan pendapatan tinggi pula. Manajer dapat mengetahui keberhasilan mereka dalam mengelola aset, pengelolaan yang tidak baik tercermin pada penurunan harga saham. Return On Equity (ROE) (X3) Tabel 4 Hasil Perhitungan Return On Equity Perusahaan Sampel (%) Kode 2008 2009 TLKM 30.9 29 EXCL 0.35 19.4 ISAT 10.7 8.3 Rata-rata 13.98 18.9 Sumber : Bursa Efek Indonesia (Diolah)
2010 28.1 24.6 3.9 18.87
2011 25.1 20.6 4.9 16.87
Dari tabel di atas diketahui bahwa nilai return on equity (ROE) secara rata-rata pada 3 Perusahaan Telekomunikasi berfluktuasi. Return on equity pada PT. Telekomunikasi, Tbk. dan PT. Indosat, Tbk. cenderung mengalami penurunan. Sedangkan pada PT. XL Axiata, Tbk mengalami kenikan. Dengan adanya return on equity yang cenderung menunjukkan penurunan setiap tahun ini membuktikan bahwa dalam melakukan operasi usaha PT. Telekomunikasi, Tbk. dan PT. Indosat, Tbk. tidak efisien dan optimal menggunakan modal untuk menghasilkan laba yang berdampak pada penurunan keuntungan yang berarti akan mengurangi keuntungan bagi pemegang saham dalam tahun berjalan.
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 4 (2013)
12
Price Earning Ratio (PER) (X4) Tabel 5 Hasil Perhitungan Price Earning Ratio Perusahaan Sampel (%) Kode 2008 2009 TLKM 47 44 EXCL -4,694 41,4 ISAT 28 36 Rata-rata 23.43 40.47 Sumber : Bursa Efek Indonesia (Diolah)
2010 31 29,4 75 45.13
2011 32 30,1 58 40.03
Dengan memperhatikan tabel diatas, dapat diketahui bahwa price earning ratio secara rata-rata pada 3 Perusahaan Telekomunikasi berfluktuasi. Price earning ratio pada PT. Telekomunikasi, Tbk. cenderung mengalami penurunan pada tahun 2008-2011. Pada PT. XL Axiata, Tbk mengalami penurunan yang signifikan pada tahun 2008-2011. Namun pada PT. Indosat, Tbk mengalami penurunan yang signifikan pada tahun 2008-2011. Semakin tinggi PER maka pertumbuhan pendapatan yang diharapkan juga semakin tinggi. Sehingga perusahaan yang memiliki Price earning ratio tinggi cenderung memiliki harga saham yang tinggi.
Debt to Equity Ratio (DER) (X5) Tabel 6 Hasil Perhitungan Debt to Equity Ratio Perusahaan Sampel (%) Kode 2008 2009 TLKM 1,37 1,22 EXCL 5,59 2,11 ISAT 1,95 2,04 Rata-rata 2.97 1.79 Sumber : Bursa Efek Indonesia (Diolah)
2010 0,78 1,32 1,89 1,33
2011 0.69 1,27 1,77 1.24
Dengan memperhatikan tabel di atas, dapat diketahui debt to equity ratio pada 3 Perusahaan Telekomunikasi secara rata-rata tahun 2008-2011 cenderung mengalami penurunan. Semakin kecil utang perusahaan maka semakin kecil pula risiko yang dihadapi investor sehingga investor akan meminta tingkat keuntungan yang tidak terlalu tinggi.
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 4 (2013)
13
Earning Per Share (EPS) (X6) Tabel 7 Hasil Perhitungan Earning Per Share Perusahaan Sampel (%) Kode TLKM EXCL ISAT Rata-rata
2008 526,75 -2,13 345,75 290.12
2009 562,11 241,10 275,22 359,47
2010 787,20 339,82 133,24 420,08
2011 767,36 332,22 171,60 423,72
Sumber : Bursa Efek Indonesia (Diolah) Dengan memperhatikan tabel 6, dapat diketahui bahwa Earning Per Share secara rata-rata pada Perusahaan Telekomunikasi tahun 2008-2011 cenderung mengalami kenaikan. Pada PT. Telekomunikasi, Tbk. nilai EPS tertinggi pada tahun 2010 sebesar 787.20, pada PT. XL Axiata, Tbk. nilai EPS tertinggi pada tahun 2010 sebesar 339.82, sedangkan pada PT. Indosat, Tbk. EPS tertinggi pada tahun 2008 sebesar 345.75. Mencerminkan semakin besar keberhasilan usaha yang dilakukannya sehingga pengembalian yang akan diterima investor semakin tinggi dan investor akan tertarik untuk membeli saham tersebut dan hal itu menyebabkan harga pasar saham cenderung naik.
Uji Asumsi Klasik a. Uji Multikolinearitas. Nilai tolerance semua variabel bebas atau variabel dependen lebih besar dari 0,10, demikian pula nilai VIF semuanya kurang dari 10. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model regresi pada penelitian ini tidak mengindikasikan adanya multikolinieritas. b. Uji Autokorelasi. Nilai Durbin-Watson persamaan regresi adalah 2.262, nilai du = 2.157 karena nilai DW lebih besar dari nilai du tabel maka model regresi pada penelitian ini bebas dari autokorelasi. c. Uji Heteroskedastisitas. Uji heteroskedastisitas dilakukan dengan melihat pola grafik scatterplot. Hasil dari grafik scatterplot menunjukkan tidak adanya pola-pola tertentu, sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi dalam penelitian ini tidak terdapat heteroskedastisitas. d. Uji Normalitas. Hasil uji normal probably plot menunjukkan bahwa dari semua persamaan regresi yang diukur berdasarkan pendekatan kolmogrov smirnov dan pendekatan grafik, maka dapat disimpulkan bahwa data terdistribusi normal. Uji Regresi Linear Berganda Tujuan digunakan persamaan regresi linier berganda adalah untuk melakukan pendugaan atau taksiran variasi nilai suatu variable terikat yang disebabkan oleh variasi nilai suatu variable bebas. Dengan demikian dalam penelitian ini, fungsi dari persamaan regresi berganda adalah untuk melakukan pendugaan terhadap variable terikat, apabila terjadi perubahan pada Current Ratio, Return On Invesment, Return On Equity, Earning Per
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 4 (2013)
14
Share, Debt to Equity Ratio, Price Earning Ratio yang mempengaruhi harga saham perusahaan Telekomunikasi yang terdaftar di Bursa efek Indonesia yang terdiri dari PT. XL AXIATA, Tbk, PT. Indosat, Tbk, dan PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Hasil perhitungan dengan menggunakan SPSS 16 tersebut disajikan dalam tabel berikut ini. Dari data tabel persamaan regresi yang di dapat adalah sebagai berikut: Y = -4437.171 + -14.952CR + -450.156ROI + 121.205ROE +17.760EPS+ 20.135DER+ 5855.788PER Dari persamaan regresi di atas dapat diinterpolasikan bahwa: 1. Konstanta (α) sebesar -4437.171 artinya jika variabel Current Ratio, Return On Invesment, Return On Equity, Earning Per Share, Debt to Equity Ratio, Price Earning Ratio tetap atau sama dengan 0, maka harga saham akan mengalami penurunan sebesar 4437.171. 2. Koefisien regresi Current Ratio (CR) (X1) Besarnya koefisien X1 adalah -14.952 menunjukkan arah hubungan negative antara harga saham dengan current ratio (CR). Tanda negative menunjukkan pengaruh CR tidak searah terhadap harga saham yaitu jika variabel current ratio (CR) naik sebesar satu satuan maka harga saham akan turun sebesar 14.952 satuan dengan asumsi variabel lainnya konstan. 3. Koefisien regresi Return On Invesment (ROI) (X2) Besarnya koefisien X2 adalah -450.156 menunjukkan arah hubungan negative antara harga saham dengan return on investment (ROI). Tanda negative menunjukkan pengaruh ROI tidak searah terhadap harga saham yaitu jika variabel return on invesment (ROI) naik sebesar satu satuan maka harga saham akan turun sebesar 450.156 satuan dengan asumsi variabel lainnya konstan. 4. Koefisien regresi Return On Equity (ROE) (X3) Besarnya koefisien X3 adalah 121.205 menunjukkan arah hubungan positif antara harga saham dengan return on equity (ROE). Tanda positif menunjukkan pengaruh ROE searah terhadap harga saham yaitu jika variabel return on equity (ROE) naik sebesar satu satuan maka harga saham akan naik sebesar 121.205 satuan dengan asumsi variabel lainnya konstan. 5. Koefisien regresi Earning Per Share (EPS) (X4) Besarnya koefisien X4 adalah 17.760 menunjukkan arah hubungan positif antara harga saham dengan earning per share (EPS). Tanda positif menunjukkan pengaruh EPS searah terhadap harga saham yaitu jika variabel earning per share (EPS) naik sebesar satu satuan maka harga saham akan naik sebesar 17.760 satuan dengan asumsi variabel lainnya konstan. 6. Koefisien regresi Debt to Equity Ratio (DER) (X5) Besarnya koefisien X5 adalah 20.135 menunjukkan arah hubungan positif antara harga saham dengan debt to equity ratio (DER). Tanda positif menunjukkan pengaruh DER searah terhadap harga saham yaitu jika variabel debt to equity ratio (DER) naik sebesar satu satuan maka harga saham akan naik sebesar 20.135satuan dengan asumsi variabel lainnya konstan.
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 4 (2013)
15
7. Koefisien regresi Price Earning Ratio (PER) (X6) Besarnya koefisien X6 adalah 5855.788 menunjukkan arah hubungan positif antara harga saham dengan price earning ratio (PER). Tanda positif menunjukkan pengaruh PER searah terhadap harga saham yaitu jika variabel price earning ratio (PER) naik sebesar satu satuan maka harga saham akan naik sebesar 5855.788 satuan dengan asumsi variabel lainnya konstan. Pengujian Secara Simultan Koefisien Determinasi dan Korelasi a. Koefisien Determinasi Koefisien determinasi berfungsi untuk melihat sejauh mana keseluruhan variabel independen dapat menjelaskan variabel dependen. Apabila R2 sama dengan 0, maka variasi variabel independen yang digunakan dalam model tidak menjelaskan sedikitpun variasi variabel dependen. Jika R2 sama dengan 1, maka variasi variabel independen yang digunakan dalam model menjelaskan 100% variasi variabel dependen. Hasil perhitungan melalui alat bantu SPSS 16.0. Besarnya nilai koefisien determinasi dapat dilihat pada tabel sebagai berikut : Tabel 8 R square Model Summaryb
Model 1
R .952
Adjusted R
Std. Error of the
Durbin-
Square
Estimate
Watson
R Square a
.905
.792
a.
Predictors: (Constant), PER, DER, ROI, CR, ROE, EPS
a.
Dependent Variable: Harga Saham
1074.59111
2.262
Berdasarkan hasil perhitungan SPSS seperti pada tabel di atas dapat diketahui bahwa pengaruh keenam variabel (independen) terhadap variabel harga saham dinyatakan dengan nilai koefisien determinasi (R2) yaitu sebesar 0,905 atau 90,5%. Hal ini berarti 90,5% variasi harga saham yang bisa dijelaskan oleh variasi dari keenam variabel dependen yaitu Current Ratio, Return On Invesment, Return On Equity, Earning Per Share, Debt to Equity Ratio, Price Earning Ratio. Sedangkan sisanya sebesar 100% 90,5% = 9,5% dijelaskan oleh variabel lain di luar model. b. Koefisien Korelasi Berganda Koefisien korelasi berganda digunakan untuk mengukur keeratan hubungan secara simultan antara variabel bebas. Koefisien korelasi berganda digunakan untuk mengukur keeratan hubungan secara simultan antara variabel Current Ratio, Return On Invesment, Return On Equity, Earning Per Share, Debt to Equity Ratio, Price Earning Ratio secara bersama-sama terhadap harga saham. Koefisien korelasi berganda ditunjukkan dengan (R) sebesar 0,952 atau 95,2% yang berarti bahwa korelasi atau hubungan antara variabel
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 4 (2013)
16
Current Ratio, Return On Invesment, Return On Equity, Earning Per Share, Debt to Equity Ratio, Price Earning Ratio secara simultan terhadap harga saham mempunyai hubungan yang erat. Uji Hipotesis Uji F Untuk membuktikan kebenaran hipotesis, peneliti menggunakan uji F yaitu kelayakan model untuk mengetahui pengaruh variabel-variabel independen Current Ratio, Return On Invesment, Return On Equity, Earning Per Share, Debt to Equity Ratio, Price Earning Ratio secara simultan (bersama-sama) terhadap variabel dependen yaitu harga saham perusahaan Telekomunikasi yang terdaftar di Bursa efek Indonesia yang terdiri dari PT. XL AXIATA, Tbk, PT. Indosat, Tbk, dan PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Hasil analisa menggunakan software SPSS 16.0, sebagai berikut : Tabel 9 Uji Simultan ANOVAb Model 1
Regression Residual Total
Sum of Squares
Df
Mean Square
5.528E7
6
9212564.406
5773730.228
5
1154746.046
6.105E7
11
F 7.978
Sig. .019a
a. Predictors: (Constant), PER, DER, ROI, CR, ROE, EPS
b. Dependent Variable: Harga Saham Dari hasil analisis regresi dapat diketahui bahwa secara bersama-sama (simultan) variabel independen memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. Hal ini dibuktikan dari nilai Fhitung sebesar 7.978 dengan tingkat signifikan sebesar 0,019 < 0,05. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa Current Ratio, Return On Invesment, Return On Equity, Earning Per Share, Debt to Equity Ratio, Price Earning Ratio secara simultan dapat berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan Telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Uji t Uji hipotesis yang kedua adalah uji t yaitu menguji koefisien regresi secara parsial untuk mengetahui apakah masing-masing variabel bebas. Uji t dimaksudkan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh secara parsial dari variabel-variabel independen Current Ratio, Return On Invesment, Return On Equity, Earning Per Share, Debt to Equity Ratio, Price Earning Ratio terhadap variabel dependen Harga Saham. Pengampilan keputusan dilakukan berdasarkan perbandingan nilai t hitung masing-masing koefisien regresi dengan nilai t tabel sesuai dengan taraf signifikansi yang digunakan.
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 4 (2013)
17
Hasil analisa menggunakan Software SPSS adalah tampak dalam tabel berikut : Tabel 10 Hasil Uji t dan tingkat signifikansi Variabel
t hitung
Sig
Keterangan
Current Ratio
-0,403
0,704
Tidak Signifikan
Return On Invesment
-2.121
0,087
Tidak Signifikan
Return On Equity
1.172
0,294
Tidak Signifikan
Earning Per Share
2.142
0,085
Tidak Signifikan
Debt to Equity Ratio
3.698
0,014
Signifikan
Price Earning Ratio
1.904
0,115
Tidak Signifikan
Sumber Data : Hasil Output SPSS a. Current Ratio (CR) Berdasarkan tabel diatas di peroleh nilai signifikansi sebesar 0,704 > tingkat singnifikansi yang tidak signifikan terhadap harga saham, perusahaan Telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. b. Return On Invesment (ROI) Berdasarkan tabel diatas di peroleh nilai signifikansi sebesar 0,087 > tingkat singnifikansi sebesar 0,05 maka Ho diterima dan Hi ditolak, artinya return on investment mempunyai pengaruh yang tidak signifikan terhadap harga saham, perusahaan Telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. c. Return On Equity (ROE) Berdasarkan tabel diatas di peroleh nilai signifikansi sebesar 0,294 > tingkat singnifikansi sebesar 0,05 maka Ho diterima dan Hi ditolak, artinya return on equity tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham, perusahaan Telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
d. Earning Per Share (EPS) Berdasarkan tabel diatas di peroleh nilai signifikansi sebesar 0,085 > tingkat singnifikansi sebesar 0,05 maka Ho diterima dan Hi ditolak, artinya earning per share mempunyai pengaruh yang tidak signifikan terhadap harga saham, perusahaan Telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. e. Debt to Equity Ratio (DER) Berdasarkan tabel diatas di peroleh nilai signifikansi sebesar 0,014 < tingkat singnifikansi sebesar 0,05 maka Ho ditolak dan Hi diterima, artinya debt to equity ratio mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham, perusahaan Telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
f. Price Earning Ratio (PER)
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 4 (2013)
18
Berdasarkan tabel diatas di peroleh nilai signifikansi sebesar 0,115 > tingkat singnifikansi sebesar 0,05 maka Ho diterima dan Hi ditolak, artinya price earning ratio mempunyai pengaruh yang tidak signifikan terhadap harga saham, perusahaan Telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Koefisien Determinasi Parsial Koefisien determinasi parsial ini digunakan untuk mengetahui faktor manakah yang paling berpengaruh dari variabel bebas atau variabel independen. Koefisien determinasi parsial ini digunakan untuk mengetahui faktor manakah yang paling berpengaruh dari variabel bebas atau variabel independen yang terdiri atas Current Ratio, Return On Invesment, Return On Equity, Earning Per Share, Debt to Equity Ratio, Price Earning Ratio terhadap harga saham pada perusaahaan Telekomunikasi yang terdiri dari PT. XL AXIATA, Tbk, PT. Indosat, Tbk, dan PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Tingkat koefisien determinasi dari masing-masing variabel bebas tersebut adalah sebagai berikut. Tabel 11 Koefisien Korelasi dan Determinasi Parsial Variabel
Nilai r
r2
Current Ratio
-0.177
0.031329
Return On Invesment
-0.688
0.473344
Return On Equity
0.464
0.215296
Earning Per Share
0.692
0.478864
Debt to Equity Ratio
0.856
0.732736
Price Earning Ratio
0.648
0.419904
Sumber : Printout Hasil Olahan SPSS 16.0 Dari korelasi parsial di atas maka dapat diperoleh koefisien determinasi parsial dan pengertiannya sebagai berikut : a. Koefisien determinasi parsial Current Ratio variabel sebesar 0.031329 hal ini berarti sekitar 3,1329% yang menunjukkan besarnya kontribusi variabel Current Ratio terhadap Harga Saham perusahaan Telekomunikasi di Bursa Efek Indonesia. b. Koefisien determinasi parsial variabel Return On Invesment sebesar 0.473344 hal ini berarti sekitar 47,3344% yang menunjukkan besarnya kontribusi variabel Return On Invesment terhadap Harga Saham perusahaan perusahaan Telekomunikasi di Bursa Efek Indonesia. c. Koefisien determinasi parsial variabel Return On Equity sebesar 0.215296 hal ini berarti sekitar 21,5296 % yang menunjukkan besarnya kontribusi variabel Return On Equity
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 4 (2013)
19
terhadap Harga Saham perusahaan perusahaan Telekomunikasi di Bursa Efek Indonesia. d. Koefisien determinasi parsial variabel Earning Per Share sebesar 0.478864 hal ini berarti sekitar 47,8864% yang menunjukkan besarnya kontribusi variabel Earning Per Share terhadap Harga Saham perusahaan Telekomunikasi di Bursa Efek Indonesia. e. Koefisien determinasi parsial variabel Debt to Equity Ratio sebesar 0.732736hal ini berarti sekitar 73,273 % yang menunjukkan besarnya kontribusi variabel Debt to Equity Ratio terhadap Harga Saham perusahaan Telekomunikasi di Bursa Efek Indonesia. f. Koefisien determinasi parsial variabel Price Earning Ratio sebesar 0.419904 hal ini berarti sekitar 41,9904% yang menunjukkan besarnya kontribusi variabel Price Earning Ratio terhadap Harga Saham perusahaan Telekomunikasi di Bursa Efek Indonesia.
Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel yang mempunyai pengaruh yang dominan adalah Debt to Equity Ratio (DER) karena mempunyai koefisien determinasi partialnya paling besar. SIMPULAN DAN KETERBATASAN Simpulan Dari hasil penelitian dan pembahasan yang digunakan sesuai dengan tujuan hipotesis yang dilakukan dengan analisis regresi linier berganda maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: (1) Current Ratio, Return On Investment, Return On Equity, Price Earning Ratio, Devidend Earning Ratio, Earning Per Share berpengaruh secara simultan terhadap harga saham pada perusahaan Telekomunikasi di Bursa Efek Indonesia. (2) Current Ratio, Return On Investment, Return On Equity, Price Earning Ratio, dan Earning Per Share masing-masing tidak berpengaruh secara parsial terhadap harga saham pada perusahaan Telekomunikasi di Bursa Efek Indonesia, sedangkan Devidend Earning Ratio berpengaruh secara parsial terhadap harga saham pada Perusahaan Telekomunikasi di Bursa Efek Indonesia. (3) Earning Per Share (EPS) tidak mempunyai pengaruh dominan terhadap harga saham pada perusahaan Telekomunikasi di Bursa Efek Indonesia. Keterbatasan Keterbatasan utama yang terdapat dalam penelitian ini adalah dalam penelitian ini (1) Obyek dalam penelitian ini, peneliti mengambil 3 perusahaan Telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yaitu PT. XL AXIATA, Tbk, PT. Indosat, Tbk, dan PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk yang bergerak dalam bidang Telekomunikasi pada periode tahun 2008 – 2011. (2) Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini yaitu , CR, ROI, ROE, PER, DER, EPS. Sedangkan variabel terikat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu harga saham. DAFTAR PUSTAKA
Fakhruddin, H dan Sophian, M. 2001. Perangkat dan Model Analisis Investasi di Pasar Modal. Buku Satu, Penerbit PT. Gramedia. Jakarta.
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 4 (2013)
20
Ghozali, I. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Cetakan Kelima. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang. Hasan, M. 2002. Pokok-Pokok Materi Statistik 2. Edisi Kedua. Penerbit Bumi Aksara. Jakarta. Husnan, S. 2005. Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. AMP YKPN. Yogyakarta. Moeljadi. 2006. Manajemen Keuangan. Edisi Pertama. Penerbit Bayumedia. Malang. Munawir, S. 2008. Analisa Laporan Keuangan. Penerbit Liberty. Yogyakarta. Santoso. 2002. Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik. lex Media Komputindo. Jakarta. Sunariyah. 2003. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. Edisi Ketiga. Penerbit UPP AMP YKPN. Yogyakarta. Sutrisno. 2001. Manajemen Keuangan. Edisi Pertama. Penerbit Ekonisia. Yogyakarta. Tampubolon, M. 2005. Manajemen Keuangan. Konseptual Problem dan Studi Kasus. Edisi Pertama. Cetakan Petama. Ghalia Indonesia. Bogor. Tandelilin, E. 2001. Analisis Investasi Dan Manajemen Portofolio. Edisi Pertama. Penerbit BPFE. Yogyakarta. ●●●