e-Jurnal Manajemen dan Bisnis, Vol 1, No. 1, Oktober 2013
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DIVIDEND PAYOUT RATIO (DPR) Henny Ritha dan Eko Koestiyanto
ABSTRACT Dividend Policy is connected to the problem in determining income, on the one hand, for its shareholders in the form of dividends or for retained earnings, on the other hand. This has caused some controversies. This study aims to analyze how far some factors influence the Dividend Payout Ratio in companies listed on the Indonesia Stock Exchange with a sample of 12 companies listed on the Indonesia stock Exchane in 2007-2009 period. The research method used multiple regression analysis and hypothesis testing, F test for simultaneous test and T test for the partial test. The results showed that partially Debt to Total Assets, Cash Ratio, Institutional Ownership, and Growth significantly influence Dividend Payout Ratio. Meanwhile, Size and Return On Asset variables do not significantly influence Dividend Payout Ratio. Simultaneously, the six variables with 19,70 percent contribution of independent variables significantly influence the Dividend Payout Ratio. Keywords: Financial Performance Ratios, Size, Institutional Ownership, Growth, Dividend Payout Ratio.
ISSN 2355-0244
1
e-Jurnal Manajemen dan Bisnis, Vol 1, No. 1, Oktober 2013
PENDAHULUAN Kebijakan dividen merupakan hal penting dalam pengambilan keputusan. Holder et. al (1998) menyebutkan bahwa beberapa peneliti seperti Cornell dan Shapiro (1987), menjelaskan ada pengaruh antara keputusan investasi dan keputusan pendanaan. Tanpa pendanaan yang cukup, perusahaan mungkin menghadapi hilangnya kesempatan investasi yang menguntungkan. Kebijakan dividen juga relevan untuk pertimbangan portofolio karena memberikan dampak atas karakteristik risk-return dari saham-saham individu. Umumnya para investor melakukan investasi bertujuan untuk memperoleh pendapatan (dividend yield) dan selisih harga jual saham terhadap harga belinya (capital gain). Investor sebagai pemegang saham berharap mendapatkan dividen yang besar atau minimal relatif stabil dari tahun ke tahun. Dividen yang dibagikan tersebut diharapkan dapat meningkatkan
kesejahteraan para pemegang saham. Sedangkan
bagian laba bersih yang tidak dibayarkan sebagai dividen, disimpan sebagai laba ditahan (Retained Earning) untuk tujuan investasi kembali (Reinvestment). Oleh karena itu kebijakan dividen menjadi penting dalam menentukan besarnya Dividend Payout Ratio. Investor sebagai pemegang saham mempercayakan kegiatan operasionalnya kepada manajer yang terkait. Dalam menjalankan kegiatan operasionalnya, manajer harus memperhitungkan sumber modal (utang) yang digunakan untuk membiayai aktiva. Jika utang yang digunakan semakin tinggi maka tingkat profitabilitas yang dibagikan kepada investor akan semakin berkurang karena digunakan untuk membayar bunga hutang. Umumnya investor menginginkan pembagian dividen yang relatif stabil atau cenderung naik, karena stabilitas dividen dapat meningkatkan kepercayaan terhadap perusahaan sehingga mengurangi unsur ketidakpastian dalam investasi. Cornell dan Shapiro (1987) menyebutkan bahwa para manajer dapat memberikan sinyal atas kemampuan mereka memenuhi segala tuntutan stakeholder dengan membayarkan dividen yang lebih besar. Pembagian dividen yang relatif besar akan dianggap investor sebagai sinyal positif terhadap perkembangan perusahaan di masa mendatang (Wahyudi dan Baidori, 2008).
2
Namun pembagian dividen yang tinggi akan
ISSN 2355-0244
e-Jurnal Manajemen dan Bisnis, Vol 1, No. 1, Oktober 2013
mengurangi kas yang tersedia. Oleh karena itu dividen dibayarkan dari keuntungan bersih yang diperoleh perusahaan dengan mengukur efektivitas perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Besar kecilnya dividen yang dibayarkan kepada investor juga ditentukan oleh ukuran perusahaan. Ukuran
perusahaan memegang peranan dalam menjelaskan dividend
payout ratio perusahaan. Perusahaan yang lebih besar cenderung lebih matang dan mempunyai akses ke pasar modal serta semakin besar pangsa pasarnya, sehingga mengurangi ketergantungan pendanaan dari dalam. Karena itu akan memberikan dividend payout ratio yang lebih tinggi sehingga ukuran perusahaan dan pembagian dividen mempunyai hubungan positif (Lloyd, Jahera dan Page (1985), Vogt (1994) dalam Holder et al. (1998). Salah satu faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen adalah posisi likuiditas (Van Horne dan Wachowicz, 1995). Posisi kas dan likuiditas yang besar, akan meningkatkan kemampuan perusahaan membayarkan dividen. Namun dengan memiliki likuiditas yang
baik (Aktiva Lancar > Utang Lancar) dan kemudian
memperoleh laba, maka laba tersebut digunakan untuk membayar utang, sehingga akan mengurangi proporsi laba yang akan dibagikan kepada pemegang saham. Hal yang sama juga dihadapi jika perusahaan mengharapkan tingkat pertumbuhan yang lebih tinggi, maka perusahaan akan mempertahankan pembayaran dividen yang lebih rendah. Faktor lain yang mempengaruhi kebijakan dividen juga berasal dari kepemilikan institusional (Institutional Ownership) yang memiliki arti penting dalam memonitor manajemen, karena akan mendorong peningkatan pengawasan yang lebih optimal (Jensen and Meckling, 1976). Beberapa bukti empiris dilakukan antara lain oleh Ooi (2001) yang menemukan bahwa Dividend Payout Policy ditentukan oleh ukuran perusahaan (Size), aktiva (Asset) dan struktur modal (Capital Structure).
Property Trading Corporations
(PTCs) cenderung membayar dividen lebih rendah dibandingkan dengan Property Investment Corporations (PICs). Berbeda dengan penelitian Rahayu (2003) menyimpulkan bahwa Insider Ownership, Shareholder Dispersion, Growth dan Kepemilikan Institusional memiliki
ISSN 2355-0244
3
e-Jurnal Manajemen dan Bisnis, Vol 1, No. 1, Oktober 2013
pengaruh yang signifikan terhadap Dividend Payout Ratio, sedangkan Size tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Dividend Payout Ratio. Sedangkan Afza (2010) membuktikan bahwa kepemilikan manajerial, kepemilikan individual, arus kas operasi dan size merupakan faktor-faktor
penentu yang paling signifikan dalam
pembayaran dividen, sedangkan leverage dan arus kas tidak signifikan dalam menentukan pembayaran dividen perusahaan. Penelitian ini bertujuan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi Dividend Payout Ratio yaitu Debt To Total Asset, Cash Ratio, Size, Retun On Asset (ROA), Growth dan Kepemilikan Institusional pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2007-2009.
TINJAUAN LITERATUR Dividend Payout Ratio (DPR) adalah perbandingan dividen yang dibayarkan dengan laba yang tersedia bagi pemegang saham. Semakin tinggi Dividend Payout Ratio yang ditetapkan perusahaan, semakin kecil dana yang tersedia untuk ditanamkan kembali (Reinvestment) di dalam perusahaan. Studi empiris mengenai faktor-faktor yang menentukan dividend payout ratio dilakukan antara lain oleh Ooi (2001) dan Afza (2010). Afza (2010) melakukan penelitian terhadap 100 perusahaan yang terdaftar di Karachi Stock Exchange (KSE) dengan menggunakan Ordinary Least Square (OLS) selama periode 2005-2007 menyimpulkan bahwa kepemilikan manajerial, kepemilikan arus kas operasi dan size merupakan faktor-faktor penentu yang paling signifikan dalam pembayaran dividen, sedangkan leverage dan sensitivitas arus kas tidak secara signifikan dalam menentukan tingkat pembayaran dividen perusahaan. Sedangkan Ooi (2001) membagi perusahaan properti di Inggeris yaitu Property Trading Corporations (PTCs) dan Property Investment Corporations (PICs) dengan hasil temuan yaitu Property Trading Corporations (PTCs) cenderung membayar dividen lebih rendah dibandingkan dengan Property Investment Corporations (PICs).
4
ISSN 2355-0244
e-Jurnal Manajemen dan Bisnis, Vol 1, No. 1, Oktober 2013
Faktor-faktor yang mempengaruhi Dividend Payout Ratio. 1. Debt toTotal Assets Ratio Debt Ratio merupakan rasio antara total utang (total debts) baik utang jangka pendek dan utang jangka panjang terhadap total aktiva (Ang, 1997). Rasio ini menunjukkan besarnya utang yang digunakan untuk membiayai aktiva dalam menjalankan aktivitas operasional perusahaan. Semakin besar Debt To Total Assets Ratio menunjukkan semakin besar tingkat ketergantungan terhadap pihak luar dan berdampak pada profitabilitas yang semakin berkurang, sehingga pada akhirnya hak para pemegang saham (dividen) juga semakin menurun. Syahbana (2007) menyatakan Debt to Total Asset mempunyai pengaruh negatif namun signifikan terhadap Dividend Payout Ratio. Penelitian Bradley et al. (1998) menggunakan 75 sampel pada EREITs (Equity Real Estate Investment Trust) dalam kurun waktu 1985 – 1992 menunjukkan bahwa EREITs yang memiliki Debt to Total Assets yang rendah dan portofolioportofolio perusahaan real estate yang besar dan terdiversifikasi dengan baik, membayar lebih banyak dividen.
2. Cash Ratio Cash Ratio merupakan ukuran yang lazim digunakan untuk mengukur likuiditas, sehingga Cash Ratio juga diduga berpengaruh terhadap pendapatan dividen. Semakin tinggi Cash Ratio menunjukkan kemampuan kas perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya (Brigham dan
Eugene, 2004:47). Dengan semakin
meningkatnya Cash Ratio, dapat meningkatkan keyakinan para investor akan pembayaran dividen. Perusahaan yang kekurangan likuiditas mengarahkan manajemen untuk membatasi pertumbuhan dividen. (1998) menemukan hubungan negatif
Penelitian Bradley, Capozza dan Seguin antara volatilitas arus kas dengan tingkat
dividen. Perusahaan yang volatilitas arus kasnya tinggi, meminimalkan penalti yang berhubungan dengan pemotongan dividen dan mengumumkan dividen yang lebih rendah. Syahbana (2007) menunjukan bahwa Cash Ratio berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Dividend Payout Ratio.
ISSN 2355-0244
5
e-Jurnal Manajemen dan Bisnis, Vol 1, No. 1, Oktober 2013
3. Ukuran Perusahaan (Size) Ukuran perusahaan merupakan salah satu alat untuk mengukur besar kecilnya suatu perusahaan. Beberapa peneliti seperti, Lloyd, Jahera, dan Page (1985) dan Vogt (1994) dalam Holder et al. (1998) mengatakan bahwa ukuran perusahaan memainkan suatu peranan dalam menjelaskan rasio pembayaran dividen perusahaan. Sedangkan Hart and Oulton dalam Juliana dan Sulardi (2003) menjelaskan bahwa karyawan, aktiva, penjualan, market value dan value added adalah beberapa ukuran umum untuk menentukan besar kecilnya suatu perusahaan. Perusahaan besar dengan akses pasar yang lebih luas seharusnya membayarkan dividen yang tinggi kepada pemegang sahamnya, sehingga ukuran perusahaan dan pembayaran dividen memiliki hubungan yang positif. Sedangkan perusahaan kecil mempunyai akses yang terbatas ke pasar modal dan meningkatkan sumber pendanaan internal dengan meningkatkan retention ratio yang secara potensial mengurangi kemampuan perusahaan dalam membayarkan dividen. Sudarsi (2002) menjelaskan untuk menentukan ukuran perusahaan adalah dengan log natural dari total aktiva. Secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut, yaitu : Size = LnOfTotalAsset
4. Return On Assets (ROA) ROA
merupakan
rasio
antara
pendapatan
bersih
sesudah
pajak
(Net
) terhadap Total Asset (Ang, 1997:65). Return On Assets (ROA) menunjukkan efektivitas
perusahaan
perusahaan. Semakin tinggi rasio ini
memanfaatkan
dana
untuk
kepentingan
makin profitable perusahaan secara relatif.
Dividen merupakan sebagian dari laba bersih yang diperoleh perusahaan dan tinggi rendahnya pertumbuhan laba sangat tergantung pada tinggi rendahnya Return On Assets (setelah dividen diperhitungkan). Keuntungan yang layak dibagikan pada pemegang saham adalah keuntungan setelah perusahaan memenuhi seluruh kewajiban tetapnya, sedangkan dividen akan dibagikan jika perusahaan memperoleh keuntungan. Karena dividen diambil dari keuntungan bersih yang diperoleh perusahaan, maka keuntungan tersebut akan mempengaruhi besarnya Dividend Payout Ratio. Secara matematis Return On Assets dapat diformulasikan sebagai berikut,
6
ISSN 2355-0244
e-Jurnal Manajemen dan Bisnis, Vol 1, No. 1, Oktober 2013
ROA
NetIncomeA fterTax / EarningsAv ailableforCommonStoc kholders TotalAsset s
5. Tingkat Pertumbuhan (Growth) Teori free cash flow hipothesis Jensen et al (1992), menyebutkan bahwa perusahaan dengan kesempatan pertumbuhan yang lebih tinggi akan memiliki free cash flow yang rendah karena sebagian besar dana digunakan untuk investasi pada proyek yang memiliki Net Present Value (NPV) yang positif. Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan penjualan dan laba yang tinggi, cenderung membagikan dividen lebih konsisten dibanding perusahaan yang tingkat pertumbuhan penjualannya rendah (Hatta, 2002). Sedangkan Barclay et al. 1995 dan Wang et al. dalam Ooi (2001) menjelaskan perusahaan yang memiliki opsi pertumbuhan yang lebih banyak, secara umum memiliki dividen yang lebih rendah. Dalam penelitian ini tingkat pertumbuhan (growth) diukur dengan pertumbuhan Net Sales sebagai proksi dari biaya transaksi yaitu,
Growth
NetSalesta hunsekaran g (t ) NetSalesta hunlalu (t 1) NetSalesta hunlalu (t 1)
6. Kepemilikan Institusional Kepemilikan institusional adalah kepemilikan saham perusahaan yang dimiliki oleh institusi atau lembaga seperti perusahaan asuransi, bank, perusahaan investasi dan kepemilikan institusi lain (Tarjo, 2008). Konflik keagenan dapat disebabkan adanya perbedaan kepentingan antara manajer dan para pemegang saham. Konflik ini dapat dikurangi melalui suatu sistim pengawasan yang dapat menyamakan kepentingankepentingan yang berbeda antara manajer dan pemegang saham. Kepemilikan saham institusi memberikan peningkatan pengawasan yang lebih optimal terhadap kinerja insider perusahaan dan meningkatkan keuntungan, sehingga berdampak pada peningkatan Dividend Payout Ratio. Hal ini sejalan dengan penelitian Rahayu (2003) dimana Kepemilikan saham Institusional berpengaruh signifikan dan postif terhadap DPR.
ISSN 2355-0244
7
e-Jurnal Manajemen dan Bisnis, Vol 1, No. 1, Oktober 2013
METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan dua jenis variabel data yaitu variabel bebas yang terdiri dari Debt Ratio, Cash Ratio, Size, Return On Asset, Kepemilikan Institusional, Growth, dan variabel terikat yaitu Dividend Payout Ratio periode 2007-2009. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder yang berupa data laporan keuangan tahunan dari masing-masing variabel bebas dan terikat. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode penelitian 2007-2009. Pemilihan sampel digunakan dengan teknik purposive sampling yaitu teknik pengambilan sampel untuk memenuhi suatu tujuan tertentu dan meyakinkan semua populasi memiliki karakter tertentu. Beberapa kriteria dalam pengambilan sampel ini adalah perusahaan yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia selama periode penelitian, mempublikasikan laporan keuangan selama periode penelitian, dan membayar dividen secara berturut-turut selama 2007-2009. Tabel 1. Daftar Nama 12 Sampel Perusahaan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.
Nama Perusahaan PT. Astra Agro Lestari, Tbk PT. Aneka Tambang, Tbk PT. Bakrie Telecom, Tbk PT. Elnusa, Tbk PT. Gudang Garam, Tbk PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk PT. Indosat, Tbk PT. Jasa Marga, Tbk PT. Kalbe Farma, Tbk PT. Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk PT. United Tractor, Tbk Sumber: Bursa Efek Indonesia (2009)
Alat Analisis Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda dengan nilai signifikansi yang ditetapkan (£) 10 persen. Analisis ini untuk mengetahui pengaruh variabel independen yang jumlahnya lebih dari dua. Adapun bentuk persamaan regresinya adalah sebagai berikut:
8
ISSN 2355-0244
e-Jurnal Manajemen dan Bisnis, Vol 1, No. 1, Oktober 2013
Y
= a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + b6X6
Y
= Dividend Payout Ratio
a
=
b1-6 =
Konstanta Koefisien Regresi
X1 = Debt to Total Asset X2 = Cash Ratio X3 =
LSize (Ukuran Perusahaan)
X4 =
Return On Asset
X5 =
Kepemilikan Institusional
X6 =
Growth
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Setelah hasil uji analisis regresi memenuhi asumsi klasik yaitu
uji
normalitas,
multikolinieritas, heteroskedastisitas dan autokorelasi, berikut ini disajikan hasil pengujian regresi variabel DTA, CR,LSize, ROA, KI, G terhadap DPR perusahaan yang terdaftar di BEI dengan jumlah sampel sebanyak 12 perusahaan.
Tabel 1. Uji Parsial (Uji t) Coefficientsa Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Std. Error
Beta
Collinearity Statistics
Model
B
t
Sig. Tolerance
VIF
1 (Constant)
.177
.386
-.089 .930
DTA
.220
.187
.347 1.180 .000
.266
3.760
CR
.022
.016
.235 1.360 .003
.768
1.301
SIZE
.002
.026
.014
.061 .952
.443
2.259
ROA
-.123
.175
-.164 -.701 .489
.417
2.399
KI
.114
.094
.193 1.218 .023
.913
1.095
Gr
-.137
.085
-.269 -1.603 .120
.813
1.230
Sumber: Data Diolah (2010)
ISSN 2355-0244
9
e-Jurnal Manajemen dan Bisnis, Vol 1, No. 1, Oktober 2013
Berdasarkan uji parsial dan hasil regresi menunjukkan Debt to Total Asset berpengaruh positif dan signifikan terhadap DPR, ini ditunjukkan dengan koefisien sebesar = 0,220 dengan tingkat signifikansi 0,000 < 0,10. Hasil uji ini mengindikasikan bahwa dengan total utang (Leverage) yang lebih besar memberikan manfaat berupa menambah pendapatan bagi pemegang saham. Hasil ini sejalan dengan temuan Syahbana (2007) yang menyatakan bahwa DTA berpengaruh signifikan terhadap DPR. Cash Ratio memiliki thitung = 1,360> ttabel = 1,306 dengan tingkat signifikansi 0,003 < 0,10 dan memiliki koefisien sebesar = 0,022 yang berarti Cash Ratio berpengaruh positif dan signifikan terhadap DPR. Hasil uji tersebut dapat mengindikasikan bahwa semakin meningkatnya Cash Ratio dapat meningkatkan keyakinan para investor untuk membayar dividen yang diharapkan. Hart and Oulton, 1996 dalam Juliana menyebutkan bahwa dasar teori pengaruh ukuran perusahaan (Size) terhadap DPR sangat kuat. Perusahaan besar dengan akses pasar yang lebih baik seharusnya membayar dividen yang tinggi kepada pemegang sahamnya sehingga ukuran perusahaan dan pembayaran dividen memiliki hubungan yang positif. Penelitian ini menunjukkan hasil bahwa
Size tidak berpengaruh signifikan namun positif, ini
dibuktikan dari tingkat signifikansi 0,952 > 0,10 dan nilai thitung = 0,061 < ttabel = 1,306 dengan koefisien sebesar 0,002. Ini dapat diinterpretasikan bahwa perusahaan besar dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi, lebih banyak membutuhkan dana untuk kegiatan investasi sehingga dana yang tersedia dari laba ditahan tidak dibayarkan sebagai dividen. Kedua hasil ini mendukung kajian Parmanto (2002) pada 50 sampel perusahaan LQ 45 yang menemukan bahwa Cash Position berpengaruh positif dan signifikan sedangkan Size berpengaruh positif dan tidak signifikan. Penelitian sejalan lainnya juga ditemukan oleh Rahayu (2003) dan Syahbana (2007) yang mengatakan bahwa Size berpengaruh positif dan tidak signifikan. Uji parsial lainnya menunjukkan bahwa ROA tidak berpengaruh signifikan dan negatif terhadap DPR dengan tingkat signifikansi 0,489 > 0,10 dan koefisien sebesar -0,123. Dengan tingginya Return On Asset tidak memberikan tingkat pengembalian yang tinggi kepada pemegang saham. Tingginya profitabilitas lebih dimanfaatkan perusahaan untuk pengembangan usahanya sehingga perusahaan lebih banyak menahan sebagian pendapatannya untuk ditanamkan kembali ke dalam perusahaan. Hasil ini tidak sependapat dengan teori yang
10
ISSN 2355-0244
e-Jurnal Manajemen dan Bisnis, Vol 1, No. 1, Oktober 2013
dikemukakan oleh Ang (1997) yang menyatakan semakin besar ROA, menunjukkan kinerja perusahaan semakin baik karena memberikan tingkat pengembalian (return) semakin besar sehingga akan meningkatkan pendapatan dividen. Hasil kajian lainnya ditemukan oleh
Parmanto (2002) dan Syahbana (2007) yang menyatakan ROA
berpengaruh positif dan signifikan. Hasil temuan peneliti mengindikasikan bahwa perusahaan dengan asset yang besar lebih mengutamakan mengejar profitabilitasnya dengan menggunakan dana yang berasal dari laba bersihnya untuk kegiatan operasional (investasi) sehingga sebagian kecil bagian laba ditahan yang disisihkan untuk tingkat pengembalian para pemegang saham, dalam hal ini sebagai pendapatan dividen. Berdasarkan pembuktian uji parsial, variabel Kepemilikan Institusional berpengaruh signifikan dan positif terhadap DPR yang ditunjukkan dengan tingkat signifikansi 0,023 < 0,10 dan koefisien sebesar 0,114. Hal tersebut mengindikasikan bahwa proporsi kepemilikan saham sangat mempengaruhi kebijakan dividen. Adanya kepemilikan oleh investor-investor institusional seperti asuransi, bank, perusahaan investasi dan kepemilikan oleh institusi lain dalam perusahaan akan mendorong peningkatan pengawasan yang lebih optimal terhadap kinerja insider (Moh’d et al, 1995). Hasil penelitian ini sejalan dengan temuan Rahayu (2003) yang membuktikan bahwa Institutional Ownership memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap DPR. Dalam tingkat pertumbuhan (Growth) ditemukan koefisien sebesar -0,137 dengan tingkat signifikansi 0,012 < 0,10 yang menunjukkan bahwa Growth mempunyai pengaruh signifikan dan negatif. Hasil ini mengindikasikan bahwa perusahaan besar dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi belum maksimal dalam memberikan pendapatan dividen bagi pemegang sahamnya, hal ini dimungkinkan dana yang tersedia lebih banyak digunakan untuk meningkatkan total asset bagi kepentingan operasional perusahaan. Penelitian ini sejalan dengan hasil kajian Parmanto (2002) dan Rahayu (2003) dan tidak sependapat dengan hasil penelitian Hatta (2002) dan Syahbana (2007) yang menyatakan Growth berpengaruh negatif dan tidak signifikan.
ISSN 2355-0244
11
e-Jurnal Manajemen dan Bisnis, Vol 1, No. 1, Oktober 2013
Tabel 2. Uji Koefisien Determinasi Model Summaryb Model
R
1
.578a
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
.335
.197
Durbin-Watson
.09641
1.941
Sumber: Data Diolah (2010)
Dapat dilihat bahwa variasi keenam variabel independen memberikan kontribusi sebesar 19,70 persen terhadap Dividend Payout Ratio, sisanya 80,30 persen dijelaskan oleh faktor-faktor lainnya (tabel 2). Tabel 3. Uji Simultan (Uji F) ANOVAb Model 1
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
.135
6
.023
Residual
.270
29
.009
Total
.405
35
F 2.430
Sig. .050a
Sumber: Data Diolah (2010)
Tabel 3 menunjukkan nilai Fhitung sebesar 2,430 > Ftabel sebesar 1,988 dengan probabilitas signifikansi 0,050. Hasil uji tersebut membuktikan bahwa secara simultan variabel Debt to Total Asset, Cash Ratio, Size, Return On Asset, Institutional Ownership dan Growth memiliki pengaruh signifikan terhadap Dividend Payout Ratio. Hasil penelitian ini tidak mendukung penelitian Afza (2010) dan Ooi (2001) khususnya pada variabel Size, yang menyatakan Size merupakan faktor yang paling signifikan dalam pembayaran dividen.
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Berdasarkan hasil analisis data penelitian ini dapat disimpulkan bahwa secara parsial Debt to Total asset, Cash Ratio dan Institutional Ownership berpengaruh positif signifikan terhadap Dividend Payout Ratio, Growth berpengaruh negatif signifikan terhadap Dividend Payout Ratio. Sedangkan Size dan Return On Asset tidak berpengaruh signifikan terhadap Dividend Payout Ratio. Secara simultan, Debt to Total Asset, Cash Ratio, Size, Return On Asset, Institutional Ownership dan Growth
12
ISSN 2355-0244
e-Jurnal Manajemen dan Bisnis, Vol 1, No. 1, Oktober 2013
berpengaruh positif dan signifikan terhadap Dividend Payout Ratio perusahaanperusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2007-2009. Penelitian ini hanya menggunakan 6 rasio keuangan sebagai
indikator
yang
mempengaruhi Dividend Payout Ratio, maka akan lebih baik bagi peneliti selanjutnya menambahkan indikator lain untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi Dividend Payout Ratio, seperti Debt to Equity Ratio, Net Profit Margin, Insider Ownership, Free Cash Flow.
ISSN 2355-0244
13
e-Jurnal Manajemen dan Bisnis, Vol 1, No. 1, Oktober 2013
DAFTAR PUSTAKA Talat Afza. (2010). “Ownership Structure and Cash Flows As Determinants of Corporate Dividend Policy in Pakistan”. International Business Research, Vol. 3. No. 3, July. R, Ang. 1997. “Buku Pintar Pasar Modal Indonesia”. Jakarta: Mediasoft. Bradley, M.,D. R. Capozza and Seguin, P.J. “Dividend Policy and Cash Flow Uncertainty, Real Estate Economics”. 1998, 26:4, 555-80. Cornell, B. and Shapiro, A.C.1987.” Corporate Stakeholders and Corporate Finance”. Financial Management (Spring), 5-14. Brigham, F dan Eugene. 2004. “Dasar- Dasar Manajemen Keuangan”. Penerjemah Ali Akbar Yulianto. Jakarta: Salemba Empat. Atika Jauhari Hatta. 2002. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen: Investigasi Pengaruh Teori Stakeholder”. Jurnal Akuntansi Indonesia Vol. 6 No. 2. Jensen et al. 1992. “Simultance Determination of Insider Ownership, Debt and Dividend Policies”. Journal of Financial and Quantitative Analysis Vol. 27. No. 2. Jensen, M dan Meckling, W. 1976.” Theory of the Firm: Managerial Behavior, Agency Costs and Ownership Structure”. Journal of Financial Economics Vol.3. Roma Uly Juliana dan Sulardi. 2003. “Manfaat Rasio Keuangan dalam Memprediksi Perubahan Laba Perusahaan Manufaktur”. Jurnal Bisnis dan Manajemen Vol. 3. No.2. Holder, Mark E., Frederick W. Langrehr, and J. Lawrence Hexter. 1998. “Dividend Policy Determinants: An Investigation of The Influences of Stakeholder Theory”. Financial Management. Vol. 27. No. 3. Autumn, pages 73-82.
14
ISSN 2355-0244
e-Jurnal Manajemen dan Bisnis, Vol 1, No. 1, Oktober 2013
Moh’d, M. A., Perry, L. G dan Rimbey , J. N. 1995. “An Investigation of Dynamic Relationship between Agency Theory and Dividend”. The Journal Review Vol. 30 No. 2. T. L. J. Ooi. 2001. “Dividend Payout Characteristics of U. K. Property Companies”. Journal of Real Estate Portofolio Management, April-June, Vol. 7. No. 2. Parmanto. 2002. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio pada Perusahaan LQ45. Thesis Program Pasca Sarjana Magister Manajemen Universitas Parahyangan, Bandung. Ira Paramitha Rahayu. 2003. “Analisis Faktor-Faktor yang mempengaruhi Rasio Pembayaran Dividen pada Perusahaan Go Public di Bursa Efek Jakarta Periode 1999-2000”. Thesis Program Pasca Sarjana Magister Manajemen Universitas Diponegoro, Semarang. Sri Sudarsi. 2002. “Analisis Faktor- Faktor yang mempengaruhi Dividend Payout Ratio pada Industri Perbankan yang Listed di Bursa Efek Jakarta”. Jurnal Bisnis dan Ekonomi. Vol. 9. No.1. Universitas Parahyangan. Andi Syahbana. 2007. “Faktor-Faktor yang Berpengaruh terhadap Kebijakan Dividen pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEJ Periode 2003-2005”. Thesis Program Pasca Sarjana Magister Manajemen Universitas Diponegoro. Tarjo. 2008. “Pengaruh Konsentrasi Kepemilikan Institusional dan Leverage terhadap Manajemen Laba Nilai Pemegang Saham serta Cost Of Equity Capital”. Thesis. Bangkalan Madura: Universitas Trunojoyo. Eko Wahyudi dan Baidori. 2008. “Pengaruh Insider Ownership, Collateralizable Asset, Growth in Net Asset dan Likuiditas terhadap Kebijakan Dividend pada Perusahaan Manufaktur yang Listing di Bursa Efek Indonesia periode 20022006”. Jurnal Aplikasi Manajemen Vol 6. No.3. Universitas Negeri Surabaya. Van Horne, James C dan Wachowich, John M Jr. 1995. “Prinsip – Prinsip Manajemen Keuangan”. Penerjemah Sutojo Heru. Jakarta: Salemba Empat.
ISSN 2355-0244
15