DIPONEGORO JOURNAL OF MANAGEMENT Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 1- 11 http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dbr
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN MANAFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2009-2010 Agung Hardinugroho, Chabachib 1 Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro Jl. Prof. Soedharto SH Tembalang, Semarang 50239, Phone: +622476486851
ABSTRACT The purpose of this study is analyzing the impact of the variables Return On Investment (ROI), Debt to Equity Ratio (DER), Current Ratio (CR), and Firm Size (FIRMSIZE) on variable Dividend Payout Ratio (DPR) on Manufacture companies listed in Indonesia Stock Exchange 2009 – 2010 period. Research using purposive sampling method for taking samples. Data obtained on the basis of the publication of Indonesian Capital Market Directory (ICMD), obtained 14 samples of Manufacture companies. Analysis technique which is used in this research is multiple linear regression analysis. Results of the analysis show that predictive ability of the four independent variables (variables Return On Investment (ROI), Debt to Equity Ratio (DER), Current Ratio (CR), and Firm Size (FIRMSIZE)) influence to Dividend Payout Ratio is 65.4% and it shown by adjusted R2 value, the rest 34.6% influenced by other variables outside the model. Keywords:dividend payout ratio, manufacture companies, profitability, firm size
PENDAHULUAN Investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa-masa yang akan datang (Sunariyah, 2004). Investasi merupakan salah satu kegiatan yang menarik bagi para investor karena dengan melakukan pengeluaran di masa sekarang akan memperoleh keuntungan di masa yang akan datang. Tujuan para investor menginvestasikan dananya kepada suatu perusahan adalah untuk memaksimalkan return (tingkat pengembalian) tanpa mengabaikan resiko yang akan dihadapinya. Return tersebut dapat berupa pendapatan dividen (dividend yield) maupun pendapatan dari selisih harga jual saham terhadap harga belinya (capital gain). Di lain pihak, perusahaan juga menginginkan pertumbuhan secara terus menerus untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya sekaligus juga harus memberikan kesejahteraan yang lebih besar kepada para pemegang sahamnya (Damayanti dan Achyani,2006). Kebijakan dividen suatu perusahaan melibatkan dua pihak yang saling bertentangan, yaitu kepentingan para pemegang saham yang mengharapkan dividen dengan kepentingan perusahaan terhadap laba ditahan. Besar kecilnya dividen yang akan dibagikan oleh perusahaan tergantung kepada kebijakan dividen dari masing-masing perusahaan (Arilaha, 2009). Kebijakan dividen berpengaruh terhadap nilai perusahaan dalam mempertahankan dana yang besar untuk membiayai pertumbuhannya di masa mendatang. Sebaliknya, jika perusahaan tidak dapat memberikan dividen yang besar bagi para pemegang saham maka saham perusahaan menjadi tidak menarik bagi investor. Oleh karena itu, untuk dapat menjaga dua kepentingan tersebut perusahan harus dapat melakukan kebijakan dividen yang optimal. Kebijakan dividen yang optimal adalah kebijakan dividen yang menciptakan keseimbangan antara dividen saat ini dan petumbuhan dimasa mendatang sehingga memaksimumkan harga saham perusahaan (Bringham dan Houston, 2001). Jika perusahaan menaikkan Dividend Payout Ratio maka harga saham perusahaan akan naik. Hal ini dikarenakan kebijakan dividen dapat memberi kesan kepada investor bahwa perusahaan tersebut mempunyai prospek yang baik di masa yang akan datang (Riyanto, 2001). Namun jika DPR dinaikkan maka akan semakin sedikit dana yang tersedia untuk reinvestasi sehingga tingkat pertumbuhan yang diharapkan akan rendah dimasa yang 1
Penulis penanggung jawab
DIPONEGORO JOURNAL OF MANAGEMENT
Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 2
akan datang dan ini akan menekan harga saham perusahaan. Oleh karena itu, besarnya dividen yang akan datang dibagikan kepada pemegang saham oleh masing-masing perusahaan berbeda dari tahun ke tahun sesuai dengan kebijakan dividen yang diambil oleh tiap perusahaan. Penelitian ini mencoba mengembangkan dari penelitian sebelumnya dan mencoba meneliti kembali atas fenomena bisnis dan research gap yang terjadi mengenai pengaruh rasio profitabilitas, leverage, likuiditas, serta ukuran perusahaan terhadap dividen yang akan dibayarkan kepada para pemegang saham (Dividend Payout Ratio).
Perumusan Masalah 1. Bagaimana pengaruh profitabilitas perusahaan terhadap Dividend Payout Ratio (DPR)? 2. Bagaimana pengaruh leverage perusahaan terhadap Dividend Payout Ratio (DPR)? 3. Bagaimana pengaruh likuiditas perusahaan terhadap Dividend Payout Ratio (DPR)? 4. Bagaimana pengaruh ukuran perusahaan (firm size) terhadap Dividend Payout Ratio (DPR)?
Tujuan Penelitian Sesuai dengan permasalahan yang telah diajukan maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk menganalisis pengaruh profitabilitas terhadap Dividend Payout Ratio (DPR) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI 2. Untuk menganalisis pengaruh leverage tehadap Dividend Payout Ratio (DPR) pada perusahaan manufaktrur yang terdaftar di BEI 3. Untuk menganalisis pengaruh likuiditas terhadap Dividend Payout Ratio (DPR) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI 4. Untuk menganalisis pengaruh ukuran perusahaan (firm size) terhadap Dividend Payout Ratio (DPR) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI
Teori Kebijakan Investor 1. Bird In the Hand Theory, Salah satu asumsi dari teori M-M menyatakan bahwa kebijakan dividen tidak mempengaruhi tingkat keuntungan yang disyaratkan oleh investor. Sementara itu menurut Gordon dan Lintner (1956) tingkat keuntungan yang disyaratkan akan naik apabila pembagian dividen dikurangi, karena investor lebih yakin terhadap penerimaan dividen daripada kenaikan nilai modal (capital gain) yang akan dihasilkan dari laba ditahan. Pendapat Gordon dan Lintner (1956) oleh M-M diberi nama Bird in the Hand Fallacy. Gordon dan Lintner beranggapan investor memandang bahwa satu burung ditangan lebih berharga daripada seribu burung di udara, namun M-M berpendapat bahwa tidak semua investor berkepentingan untuk menginvestasikan kembali dividen mereka di perusahaan yang sama dengan memilki resiko yang sama, oleh sebab itu tingkat resiko pendapatan mereka di masa yang akan datang bukannya ditentukan oleh kebijakan dividen tetapi ditentukan oleh tingkat resiko investasi baru. 2. Tax Preference Theory adalah suatu teori yang menyatakan bahwa jika capital gain dikenakan pajak dengan tarif lebih rendah daripada pajak atas dividen, maka saham yang memiliki pertumbuhan tinggi menjadi lebih menarik. Tetapi sebaliknya jika capital gain dikenai pajak yang sama dengan pendapatan atas dividen , maka keuntungan capital gain menjadi berkurang. Karena adanya pajak terhadap keuntungan dividen dan capital gain maka para investor lebih menyukai capital gain karena dapat menunda pembayaran pajak.
KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS Dividen merupakan nilai pendapatan bersih di perusahaan setelah pajak dikurangi dengan laba ditahan (retained earning) yang ditahan sebagai cadangan perusahaan. Dividen ini untuk dibagikan kepada para pemegang saham sebagai keuntungan dari laba perusahaan. Apabila perusahaan penerbit saham mampu menghasilkan laba yang besar maka ada kemungkinan pemegang sahamnya akan menikmati keuntungan dalam bentuk dividen yang besar pula. Penentuan besarnya dana yang dialokasikan untuk pembayaran dividen ini tidak ada yang membatasi, namun tergantung pada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), apakah laba itu akan dialokasikan untuk pembayaran dividen atau untuk laba ditahan (Ang, 1997).
2
DIPONEGORO JOURNAL OF MANAGEMENT
Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 3
Setiap perusahaan selalu menginginkan adanya pertumbuhan bagi perusahaan tersebut di satu pihak dan juga dapat membayarkan dividen kepada para pemegang saham di lain pihak, tetapi kedua tujuan tersebut selalu bertentangan. Sebab kalau makin tinggi tingkat dividen yang dibayarkan, berarti semakin sedikit laba yang ditahan, dan sebagai akibatnya ialah menghambat tingkat pertumbuhan (rate of growth) dalam pendapatan dan harga sahamnya. Kalau perusahaan ingin menahan sebagian besar dari pendapatan yang tersedia untuk pembayaran dividen adalah semakin kecil. Persentase dari pendapatan yang akan dibayarkan kepada pemegang saham sebagai cash dividend disebut dividend payout ratio. Dengan demikian dapatlah dikatakan bahwa makin tingginya dividend payout ratio yang ditetapkan oleh perusahaan berarti makin kecil dana yang tersedia untuk ditanamkan kembali di dalam perusahaan yang berarti akan menghambat pertumbuhan perusahaan (Riyanto, 2001). Dari beberapa penelitian terdahulu, peneliti menarik kesimpulan bahwa terdapat beberapa rasio keuangan yang mempunyai pengaruh terhadap dividend payout ratio (DPR) antara lain; return on investment (ROI), debt to equity ratio (DER), current ratio (CR),dan firm size
Pengaruh Return On Investment (ROI) terhadap Dividend Payout Ratio (DPR) (Van Horne dan Wachowicz, 2005) menyatakan return on investment (ROI) dapat memberitahukan tingkat laba dari perusahaan yang berhubungan dengan investasi. Return on investment diukur dari laba bersih setelah pajak (earning after tax) terhadap total aktivanya yang mencerminkan kemampuan perusahaan dalam penggunaan investasi yang digunakan untuk operasi perusahaan dalam rangka menghasilkan probabilitas perusahaan. Profitabiltias adalah tingkat keuntungan bersih yang berhasil diperoleh perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasionalnya. Dividen adalah merupakan sebagian dari laba bersih yang diperoleh perusahaan, oleh karenanya dividen akan dibagikan hanya jika perusahaan memperoleh keuntungan. Keuntungan yang layak dibagikan kepada para pemegang saham adalah keuntungan setelah perusahaan memenuhi seluruh kewajiban tetapnya, yaitu beban bunga dan pajak. Parthington (1989) menyatakan bahwa profitabilitas merupakan faktor terpenting yang dipertimbangkan oleh manajemen dalam memprediksi DPR. Semakin besar ROI menunjukkan kinerja perusahaan yang semakin baik, karena tingkat kembali invesatasi (return) semakin besar. Dengan demikian, ROI memiliki pengaruh positif terhadap dividend payout ratio (DPR). H1 = ROI memiliki pengaruh positif terhadap DPR
Pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) terhadap Dividend Payout Ratio (DPR) (Van Horne dan Wachowicz, 2005) menyebutkan bahwa debt to equity ratio (DER) dapat memberitahu kita bahwa para kreditur memberikan pendanaan untuk setiap jumlah uang yang diberikan oleh pemegang saham. Para kreditur secara umum akan lebih suka jika rasio ini lebih rendah. Semakin rendah rasio ini, semakin tinggi tingkat pendanaan perusahaan yang disediakan oleh pemegang saham, dan semakin besar perlindungan bagi kreditur jika terjadi penyusutan nilai aktiva atau kerugian besar. Riyanto (2001) menyatakan bahwa leverage merupakan kemampuan suatu perusahaan membayar seumua hutang-hutangnya. Salah satu rasio leverage adalah Debt to Equity Ratio (DER). DER mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya yang ditunjukkan oleh beberapa bagian modal sendiri yang digunakan untuk membayar hutang. Semakin besar rasio ini menujukkan semakin besar kewajibannya dan semakin rendah rasio ini akan menujukkan semakin tinggi kemampuan perusahaan dalam memenuhi hutangnya. Semakin meningkat rasio ini maka hal tersebut berdampak pada menurunnya profit yang diperoleh perusahaan, karena sebagian digunakan untuk membayar bunga pinjaman. Peningkatan hutang pada gilirannya akan mempengaruhi besar kecilnya laba bersih yang tersedia bagi pemegang saham termasuk dividen yang akan diterima, karena kewajiban tersebut lebih tinggi, maka kemampuan perusahaan untuk membagi dividen akan semakin rendah. Sehingga dapat disimpulkan bahwa DER memiliki pengaruh negatif terhadap Dividend Payout Ratio (DPR). H2 = DER memiliki pengaruh negatif terhadap DPR
3
DIPONEGORO JOURNAL OF MANAGEMENT
Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 4
Pengaruh Current Ratio (CR) terhadap Dividend Payout Ratio (DPR) Current Ratio (CR) merupakan rasio likuiditas (liquidity ratio) yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang telah jatuh tempo. Current ratio sendiri merupakan salah satu dari rasio likuiditas yang paling umum dan sering digunakan. Dari rasio ini banyak pandangan ke dalam yang bisa didapatkan mengenai kompetensi keuangan perusahaan saat ini dan kemampuan perusahaan untuk tetap kompeten jika terjadi masalah. (Van Horne dan Wachowicz, 2005). Variabel likuiditas dalam sebuah penelitian biasanya paling sering menggunakan current ratio sebagai rasio untuk mengukur kemampuan suatu perusahaan. Current ratio diperoleh dengan menghitung total aktiva lancar dibagi dengan kewajiban jangka pendek. Rasio ini menujukkan kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancarnya. (Van Horne dan Wachowicz, 2005). Jadi dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi tingkat likuiditas suatu perusahaan maka tingkat dividen yang diterima investor juga semakin besar. H3 = CR memiliki pengaruh positif terhadap DPR
Pengaruh Firm Size terhadap Dividend Payout Ratio (DPR) Ukuran perusahaan, yaitu ukuran besar kecilnya perusahaan di tingkat industri. Ukuran perusahaan mungkin adalah suatu faktor yang penting, bukan hanya sebagai proksi pada biaya keagenan (yang mana dapat diharapkan lebih tinggi pada perusahaan yang besar atau mapan), tetapi juga disebabkan biaya transaksi yang berhubungan dengan penerbitan saham sehubungan dengan ukuran perusahaan. Bagaimanapun juga, dasar teori pada pengaruh dari ukuran perusahaan terhadap dividend payout ratio (DPR) sangatlah kuat. Suatu perusahaan besar yang sudah mapan akan memiliki akses yang mudah menuju pasar modal, sementara perusahaan yang baru dan yang masih kecil akan mengalami banyak kesulitan untuk memilki akses ke pasar modal. Karena kemudahan akses ke pasar modal cukup berarti untuk fleksibilitas dan kemampuannya untuk memperoleh dana yang lebih besar, sehingga perusahaan mampu memiliki rasio pembayaran dividen yang lebih tinggi daripada perusahaan kecil (Damayanti dan Achyani, 2006). Perusahaan besar dengan akses pasar yang lebih baik seharusnya mampu membayar dividen yang tinggi kepada para pemegang sahamnya, sehingga antara ukuran perusahaan dan pembayaran dividen memilik hubungan yang positif H4 = Firm Size memiliki pengaruh positif terhadap DPR
4
DIPONEGORO JOURNAL OF MANAGEMENT
Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 5
METODE PENELITIAN Populasi dan Sampel Populasi merupakan jumlah keseluruhan dari objek yang akan dianalisis dan ciri-cirinya yang akan diduga (Kadir, 2010). Karena data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dengan merujuk kepada semua perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk periode 2009-2010. Jumlah populasi dari penelitian ini adalah 147 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk periode 2009 sampai dengan periode 2010. Sampel penelitian merupakan sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti. Syarat sampel adalah bahwa sampel representatif bagi keseluruhan populasi. Apa yang ditemukan dalam penelitian sampel juga dianggap berlaku bagi populasi. Dalam penelitian ini populasi yang ada tidak digunakan seluruhnya sebagai sampel. Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Kriteria yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah: 1. Perusahaan manufaktur yang listed di BEI yang selalu menyajikan laporan keuangan tahun buku berakhir 31 Desember selama periode pengamatan (2009-2010). 2. Perusahaan harus sudah listing pada awal periode pengamatan dan tidak di delisting sampai akhir periode pengamatan. 3. Perusahaan tersebut selalu membagikan deviden selama dua tahun berturut-turut pada tahun 2009-2010. 4. Pada awal periode pengamatan hingga akhir periode pengamatan menghasilkan laba yang positif. 5. Perusahaan yang dijadikan sampel memiliki kelengkapan data (laporan keuangan) yang berkaitan dengan data sesuai dengan model yang digunakan dalam penelitian ini. Jumlah sampel yang memenuhi kriteria dalam penelitian ini adalah sejumlah 14 perusahaan.
Data dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang berupa laporan keuangan setiap perusahaan sampel dari tahun 2009-2010. Sumber yang digunakan adalah laporan keuangan perusahaan sampel yang terdapat pada ICMD (Indonesian Capital Market Directory) tahun 2011.
Metode Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data untuk keperluan penelitian ini dilakukan dengan dokumentasi. Dokumentasi yang dilakukan adalah dengan mengumpulkan semua data sekunder yang dipublikasikan oleh Indonesian Capital Market Directory (ICMD) tahun 2011 tentang perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2010.
Definisi dan Pengukuran Variabel 1. Variabel Dependen Variabel dependen sebagai variabel Y dalam penelitian ini yaitu dividend payout ratio. Dividend payout ratio didefinisikan sebagai rasio antara dividend per share (DPS) terhadap earning per share (EPS).
2. Variabel Indipenden Profitabilitas (ROI) Return On Investment (ROI) merupakan atribut dari profitabilitas. ROI merupakan rasio laba bersih setelah pajak terhadap total aktiva. Variabel ini diberi simbol X1. Sumber data dari variabel ini diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory.
5
DIPONEGORO JOURNAL OF MANAGEMENT
Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 6
Leverage (DER) Debt to equity ratio (DER) diukur dengan membagi total hutang dengan ekuitas. Variabel ini diberi simbol X2 . Sumber data dari variabel ini diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory.
Likuiditas (CR) Current Ratio (CR) adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban yang harus segera dipenuhi atau dengan kata lain untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Variabel ini diberi simbol X3. Sumber data dari variabel ini diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory.
Firm Size Ukuran perusahaan adalah skala besar kecilnya perusahaan yang ditentukan oleh beberapa hal antara lain total penjualan, total aktiva, dan rata-rata tingkat penjualan perusahaan.Variabel ini diberi simbol X4 dan diukur dengan menggunakan logaritma natural dari net sales. Sumber data dari variabel ini diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory.
Metode Analisis Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan analisis regresi berganda dengan rumus sebagai berikut: Y = α + β1.X1 + β 2.X2 + β 3.X3 + β 4.X4 + e Keterangan: Y α X1 X2 X3 X4 e β1-4
= Dividen Payout Ratio = Konstanta = Return on Investment = Debt to Equity Ratio = Current Ratio = Firm Size = Variabel Residual = Koefisien regresi dari masing-masing variabel indipenden
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Statistik Deskriptif Variabel Tabel 1 Statistik Deskriptif Variabel DPR ROI DER CR FIRMSIZE
Minimum
Maximum
Mean
St. Deviasi
N
10.48
77.48
36.6832
13.51781
28
1.77 0.17 0.85 8.69E5
40.67 2.45 5.55 3.84E7
12.7589 0.8689 2.3043 1.2223E7
9.81328 0.65027 1.15304 1.35594E7
28 28 28 28
Output tampilan SPSS pada tabel di atas menunjukkan bahwa dari 28 amatan, rata-rata DPR selama periode penelitian (2009-2010) sebesar 36,6832 atau 3668,32% dengan standar deviasi (SD) sebesar 13,51781 atau 1351,781%. Hasil tersebut menujukkan bahwa (SD) lebih kecil dari rata-rata DPR yang berarti bahwa penyebaran data variabel DPR dalam penelitian ini tidak jauh berbeda dengan lainnya. Nilai terendah DPR sebesar 10,48 atau 1048%, sedangkan nilai tertinggi DPR sebesar 77,48 atau 7748%.
6
DIPONEGORO JOURNAL OF MANAGEMENT
Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 7
Nilai rata-rata ROI sebesar 13,7589 atau 1375,89% dengan standar deviasi (SD) sebesar 9,81328 atau 981,328%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa (SD) lebih kecil dari rata-rata ROI yang berarti bahwa penyebaran data variabel ROI dalam penelitian ini tidak jauh berbeda dengan data lainnya. Nilai terendah ROI sebesar 1,77 atau 177%, sedangkan nilai tertinggi ROI sebesar 40,67 atau 4067%. Nilai rata-rata variabel DER sebesar -0,4236 dengan standar deviasi (SD) sebesar 0,78019. Hasil tersebut menujukkan bahwa (SD) lebih besar dari rata-rata DER yang berarti bahwa terdapat nilai yang kurang baik pada variabel DER, (SD) mencerminkan penyimpangan data pada variabel DER yang dilihat dari (SD) lebih besar dari rata-rata DER. Nilai terendah DER sebesar -1,76, sedangkan nilai tertinggi DER sebesar 0,90. Nilai rata-rata CR sebesar 2,3043 dengan standar deviasi (SD) sebesar 1,15304. Hasil tesebut menunjukkan bahwa (SD) lebih kecil dari rata-rata CR yang berarti bahwa penyebaran data variabel CR dalam hal ini tidak jauh berbeda dengan data lainnya. Nilai terendah CR sebesar 0,85, sedangkan nilai tertinggi CR sebesar 5,55. Nilai rata-rata variabel firm size sebesar Rp.12.222.683,39 dengan standar deviasi (SD) sebesar Rp. 13.559.393. Hasil tersebut menujukkan bahwa (SD) lebih kecil dari rata-rata firm size yang berarti bahwa penyebaran data variabel firm size tidak jauh berbeda dengan data lainnya. Nilai terendah firm size sebesar Rp. 869.171, sedangkan nilai tertinggi sebesar Rp. 38.403.360.
Pembahasan Hasil Penelitian Tabel 4.2 Ringkasan Hasil Uji Model Regresi Berganda Variabel Indipenden (Constant) ROI LnDER CR FIRM SIZE
Koefisien Regresi -15.74 0.940 6.825 -0.080 2.717
Koefisien Beta 0.682 0.394 -0.007 0.320
t-hitung -0.924 4.670 1.545 -0.029 2.572
Sig. 0.365 0.000 0.136 0.977 0.017
Keterangan
Signifikan Tidak sign. Tidak sign. Signifikan
Berdasarkan hasil analisis linear berganda pada tabel 4.6, dapat disusun model persamaan regresi sebagai berikut: DPR = -15,735 + 0,940 ROI + 6,825 LnDER – 0,080 CR + 2,717 FIRMSIZE Dari persamaan regresi tersebut di atas, dapat dijelaskan bahwa: 1. α = Konstanta DPR yaitu sebesar -15,735. 2. β1 = Koefisien regresi ROI sebesar 0,682. 3. β2 = Koefisien regresi LnDER sebesar 0,394. 4. β3 = Koefisien regresi CR sebesar -0,007. 5. β4 = Koefisien regresi FIRMSIZE 0,320. Nilai konstanta menunjukkan bahwa apabila variabel indipenden yaitu ROI, LnDER, CR dan FIRMSIZE tidak mengalami perubahan maka nilai konstanta DPR sebesar -15,735. Variabel indipenden yang memiliki pengaruh terbesar terhadap variabel dependen DPR yaitu variabel ROI dengan koefisien regresi sebesar 0,682, sedangkan yang memiliki pengaruh terkecil terhadap DPR yaitu variabel CR dengan koefisien regresi sebesar -0,007. Dari hasil estimasi variabel ROI diperoleh nilai t hitung sebesar 4,670 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000, lebih kecil dari nilai 0,05 (α=5%). Hasil ini menunjukkan bahwa secara parsial terdapat pengaruh positif dan signifikan antara ROI terhadap DPR. ROI merupakan tingkat pengembalian investasi atas investasi perusahaan pada aktiva. Rasio profitabilitas atau rasio rentabilitas menunjukkan keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. Stabilitas keuntungan adalah penting untuk mengurangi resiko apabila terjadi penurunan laba yang memaksa manajemen untuk memotong dividen. Perusahaan yang memiliki stabilitas keuntungan dapat menetapkan tingkat pembayaran dividen dengan yakin dan mensinyalkan kualitas atas keuntungan
7
DIPONEGORO JOURNAL OF MANAGEMENT
Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 8
mereka. Oleh karena itu, semakin tinggi tingkat rasio profitabilitas maka semakin besar dividen yang dibagikan kepada investor. Dari hasil estimasi variabel DER diperoleh nilai t hitung sebesar 1,545 dengan nilai signifikansi sebesar 0,136, lebih besar dari nilai 0,05 (α=5%). Hasil ini menunjukkan bahwa secara parsial terdapat pengaruh positif namun tidak signifikan antara DER terhadap DPR. Perusahaan yang membagikan dividen dalam jumlah yang besar akan membutuhkan tambahan dana untuk membiayai investasinya. Kebutuhan kas yang meningkat mendorong peningkatan pinjaman, yang berarti debt to equity ratio (DER) akan meningkat pula. Namun, hal ini tidak terjadi pada semua perusaahaan manufaktur dalam penelitian ini, karena pada beberapa perusahaan peningkatan debt to equity ratio (DER) akan mempengaruhi profitabilitas perusahaan. Semakin tinggi DER juga dapat mengakibatkan semakin tingginya biaya bunga yang harus dibayar oleh perusahaan. Hal ini akan berpengaruh pada penurunan keuntungan bersih yang diperoleh perusahaan, karena dividen merupakan bagian dari keuntungan bersih perusahaan maka penurunan keuntungan bersih akan berdampak pada penurunan DPR. Dari hasil estimasi variabel CR diperoleh nilai t hitung sebesar -0,029 dengan nilai signifikansi sebesar 0,977, lebih besar dari nilai 0,05 (α=5%). Hasil ini menunjukkan bahwa secara parsial terdapat pengaruh negatif namun tidak signifikan antara CR terhadap DPR. Meskipun perusahaan cukup likuid untuk pelunasan kewajiban jangka pendek di masa depan, namun perusahaan masih memerlukan recovery terhadap kinerja yang diderita dan perlu ekspansi di masa depan, maka kesehatan likuiditas jangka pendek belum cukup menjadi alasan perusahaan untuk membayar dividen dengan porsi yang cukup besar. Perusahaan bisa saja membayar dividen secukupnya saja, meskipun perusahaan memiliki kinerja likuiditas yang sangat sehat. Dari hasil estimasi variabel firm size diperoleh nilai t hitung sebesar 2,572 dengan nilai signifikansi sebesar 0,017, lebih kecil dari nilai 0,05 (α=5%). Hasil ini menunjukkan bahwa secara parsial terdapat pengaruh negatif dan signifikan antara firm size terhadap DPR. Besarnya perusahaan berperan dalam besarnya rasio pembayaran dividen. Perusahaan yang besar cenderung mempunyai akses yang lebih mudah dalam pasar modal, sehingga perusahaan dapat membayarkan dividen yang lebih besar dari laba yang diperolehnya sehingga mengurangi ketergantungan pada pendanaan internal.
KESIMPULAN Penelitian ini mencoba untuk meneliti apakah Return On Investment (ROI), Debt to Equity Ratio (DER), Current Ratio (CR), dan Firm Size berpengaruh terhadap Dividend Payout Ratio (DPR) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2010. Hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan analisis regresi berganda dengan empat variabel independen dan satu variabel dependen menunjukkan bahwa: 1. Berdasarkan hasil pengujian diperoleh nilai adjusted R2 sebesar 0,654 yang menujukkan bahwa 65,4% variasi dividend payout ratio dapat dijelaskan oleh keempat variabel independen yaitu return on investment, debt to equity ratio, current ratio, dan firm size. Sedangkan sisanya sebesar 34,6% dijelaskan oleh variabel lain di luar model. 2. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa hipotesis pertama (Hipotesis 1) diterima. Hasil ini dapat ditunjukkan dengan besarnya nilai signifikansi return on investment (ROI) sebesar 0,000 yang berada di bawah 0,05 (tingkat signifikansi α = 5%), artinya variabel ROI berpengaruh positif dan signifikan terhadap DPR. 3. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa hipotesis kedua (Hipotesis 2) tidak diterima. Hasil ini dapat ditunjukkan dengan besarnya nilai signifikansi debt to equity ratio (DER) sebesar 0,316 yang berada di atas 0,05 (tingkat signifikansi α = 5%), artinya variabel DER berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap DPR. 4. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa hipotesis ketiga (Hipotesis 3) tidak diterima. Hasil ini dapat ditunjukkan dengan besarnya nilai signifikansi current ratio (CR) sebesar 0,977 yang berada di atas 0,05 (tingkat signifikansi α = 5%), artinya variabel CR berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap DPR. 5. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa hipotesis keempat (Hipotesis 4) diterima. Hasil ini dapat ditunjukkan dengan besarnya nilai signifikansi firm size sebesar 0,017
8
DIPONEGORO JOURNAL OF MANAGEMENT
Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 9
yang berada di bawah 0,05 (tingkat signifikansi α = 5%), artinya variabel firm size berpengaruh positif dan signifikan terhadap DPR.
Implikasi Manajerial Berdasarkan hasil perhitungan analisis regresi, implikasi manajerial dari hasil temuan penelitian ini untuk setiap variabelnya adalah sebagai berikut: 1. Berdasarkan hasil temuan di atas maka manajemen perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia perlu memperhatikan faktor kinerja profitabilitas (ROI) dengan memanfaatkan investasi yang dimiliki perusahaan secara optimal untuk mendapatkan laba, karena semakin besar perusahaan memperoleh laba maka DPR akan meningkat. 2. Firm size dalam hal ini penjualan perusahaan yang semakin meningkat akan menyebabkan tingkat pembayaran dividen yang baik pula. Karena semakin besar penjualan perusahaan, diharapkan dapat meningkatkan profit perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan diharapkan untuk dapat meningkatkan penjualan perusahaannya antara lain dengan cara diversifikasi produk, promosi ke tingkat yang lebih luas, atau ekspansi usaha.
Keterbatasan Penelitian Dalam penelitian ini masih banyak keterbatasan yang dimiliki. Keterbatasan itu sendiri antara lain: 1. Periode penelitian yang relatif sangat singkat, hanya selama 2 tahun yaitu tahun 2009 hingga tahun 2010 saja. Waktu pengamatan yang kurang baik karena selama tahun 2007-2008 terjadi krisis global yang mengakibatkan di tahun berikutnya masih banyak perusahaan yang belum mampu membayarkan dividennya. 2. Berdasarkan hasil Koefisien Determinasi (R2) menunjukkan bahwa nilai adjusted R2 model adalah sebesar 0,654 yang menujukkan bahwa 65,4% variasi dividend payout ratio dapat dijelaskan oleh keempat variabel independen yaitu return on investment (ROI), debt to equity ratio (DER), current ratio (CR), dan firm size. Sedangkan sisanya sebesar 34,6% dijelaskan oleh variabel lain di luar model penelitian ini.
Saran Penelitian Mendatang Dengan adanya keterbatasan tersebut, maka saran bagi penelitian mendatang adalah sebagai berikut: 1. Dalam penelitian mendatang perlu menambahkan variabel-variabel lain yang mempengaruhi Dividend Payout Ratio (DPR) agar dapat menghasilkan penelitian yang baik. Variabel yang dapat ditambahkan dalam penelitian mendatang adalah cash position (CP), Total Asset Turnover (TATO), managerial ownership, growth dan lainnya. 2. Memperluas obyek penelitian dan sampel penelitian, dalam arti tidak hanya dari perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI saja, namun seluruh perusahaan yang terdaftar. 3. Menambah periode pengamatan yang lebih panjang sehingga nantinya diharapkan hasil penelitian yang diperoleh akan lebih dapat digeneralisasikan selain itu lebih meningkatkan keakuratan hasil analisis.
REFERENSI Ang, Robert 1997. Buku Pintar Pasar Modal Indonesia (The Intelligent Guide to Indonesian Capital Market), Media Soft, Jakarta Arilaha, Muhammad Asril 2009. “Pengaruh Free Cash Flow, Profitabilitas, Likuiditas, dan Leverage terhadap Kebijakan Dividen”. Jurnal Keuangan dan Perbankan, Vol. 13, No.1 Januari hal. 78-87 Bringham, E.F. dan L.C. Gapensky, 1996. International Financial Managerial. Sixth Edition, New York: The Dryden Press. Bringham, Eugene dan Joel F. Houston 2001. Manajemen Keuangan. Alih Bahasa: Ali Akbar Yulianto. Edisi Kedelapan. Jakarta: Erlangga
9
DIPONEGORO JOURNAL OF MANAGEMENT
Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 10
Damayanti, Susana dan Fatchan Achyani 2006. “Analisis Pengaruh Investasi, Likuiditas, Profitabilitas, Pertumbuhan Perusahaan dan Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Deviden Payout Ratio (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEJ)”. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Volume 5, No. 1 April hal 51-62 Darmadji, Tjiptono dan Hendy M. Fakhruddin 2006. Pasar Modal di Indonesia (Pendekatan Tanya Jawab), Edisi 2, Jakarta: Salemba Empat Dewi, Sisca Christianty 2008. “Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Kebijakan Hutang, Profitabilitas dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kebijakan Dividen”. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 10 No. 1 April hal 47-58 Ghozali, Imam 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Edisi Ketiga Semarang: BP Undip Gujarati, Dambodar (1995). “Ekonometrika Dasar”. Penerbit Erlangga, Jakarta. Horne James C Van dan John M. Wachowich 2005. Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan, Jakarta: Salemba Empat Kadir, Abdul 2010. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen pada Perusahaan Credit Agencies Go Public di Bursa Efek Indonesia”. Jurnal Manajemen dan Akuntansi, Vol. 11 No 1 April. Marlina, Lisa dan Clara Danica 2009. “Analisis Pengaruh Cash Position, Debt to Equity Ratio, dan Return On Assets Terhadap Dividend Payout Ratio”. Jurnal Manajemen Bisnis, Volume 2 Nomor 1 Januari hal 1-6 Parthingthon, G.H. 1989. “Dividend Policy and its Relationship to Investment and Financing Policies: Empirical Evidence”. Journal of Business and Finance Accounting 531-542 Riyanto, Bambang. 2001. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta: BPFE Suharli, Michell 2006. “Studi Empiris Mengenai Pengaruh Profitabilitas, Leverage, dan Harga Saham Terhadap Jumlah Dividen Tunai (Studi pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta 2002-2003)”. Jurnal Maksi, Vol. 2 no. 6 Agustus hal 243-256 Sunaryah, 2004. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal Edisi ke 4, Yogyakarta: UPP-AMP YKPNI Usman, Bahtiar 2006. “Variabel Penentu Keputusan Pembagian Dividen pada Perusahaan yang Go Publik di Indonesia Periode 2000-2002 (Tinjauan terhadap Signaling Theory)”. Media Riset Bisnis & Manajemen, Vol. 6, No. 1 April hal 23-46 Utami, Rizky Pebriani 2009. “Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Deviden pada Sektor Industri Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2003-2007”. Jurnal yang dipublikasikan www.google.com ___________, 2011. Indonesia Capital Market Directory
10