1
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AUDIT STAFF UNTUK MELANJUTKAN KARIR SEBAGAI PARTNER (STUDI EMPIRIS PADA KAP BIG 4, MENENGAH, DAN KECIL DI JAKARTA) Sagita Fajarahayu dan Agung Nugroho Soedibyo Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia
[email protected]
Abstrak Penelitian ini berhubungan dengan minat audit staff untuk melanjutkan karir sebagai partner. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris mengenai faktor-faktor yang secara signifikan mempengaruhi minat audit staff yang bekerja di KAP untuk melanjutkan karir sebagai partner, pengaruh hal tersebut terhadap perkembangan KAP, dan peran formal requirement dan bentuk partnership dalam memoderasi hubungan antara minat audit staff yang bekerja di KAP untuk melanjutkan karir sebagai partner dan perkembangan KAP pada tiap kelompok KAP yaitu KAP Big 4, menengah, dan kecil di Jakarta. Sumber data dalam penelitian ini adalah berasal dari kuesioner sebanyak 240 orang. Pengujian dilakukan dengan menggunakan Structural Equation Modelling (SEM) Lisrel dan SPSS. Hasil pengujian menggunakan SEM LISREL diperoleh bahwa variabel yang secara signifikan mempengaruhi minat audit staff dalam melanjutkan karir menjadi partner adalah formal requirement, uang, dan reputasi, serta minat audit staff berpengaruh signifikan terhadap perkembangan karir, formal requirement tidak terbukti signifikan dalam memoderasi minat audit staff melanjutkan karir sebagai partner dan perkembangan KAP, dan bentuk Partnership terbukti secara signifikan dalam memoderasi minat audit staff melanjutkan karir sebagai partner dan perkembangan KAP. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa minat audit dapat mempengaruhi Perkembangan KAP dan Bentuk Partnership berperan sebagai moderator murni dalam model penelitian ini.
Factors Affecting Audit Staff Interests To Continue Career As Partners (Empirical Study In KAP Big 4, Second Tier, and Small In Jakarta) Abstract This research related to the interest of audit staff to continue career as a partner. This study aims to obtain empirical evidence on the factors that significantly affect the interests of the audit staff who work at the public accounting firm to continue career as a partner, that effect to the development of the public accounting firm, and the role of formal requirements and partnership form in moderating the relationship between audit staff interests who work at the public accounting firm to continue career as a partner and the development in each group of public accounting firm, which are KAP Big 4, Second Tier, and Small in Jakarta. Data source in this study is from the questionnaire as many as 240 people. Testing conducted using Structural Equation Modeling (SEM) Lisrel and SPSS. Test results using SEM LISREL shows that the variables that significantly affect the interests of the audit staff to continue career as a partner are formal requirement, money, and reputation, as well as audit staff interests significantly influence career development in public accounting firm, formal requirement does not proved significantly in moderating the audit staff interests to continue career as a partner and the development of the firm, and partnership form proved to be significantly in moderating the audit staff interests to continue career as a partner and the development of the firm. It can be concluded that the audit interests may affect the development of the public accounting firm and partnership is pure moderator for this research model.
Keyword: Audit, Interests, Development Career, Public Accounting Firm, Partner
Universitas Indonesia
Faktor-Faktor Yang..., Sagita Fajarahayu, FE UI, 2013
2
1. Pendahuluan Menjadi salah satu profesional muda yang tengah merintis karir di sebuah KAP sebagai auditor pada waktu yang bersamaan dengan penyelesaian studi S1, menyebabkan penulis tertarik untuk meneliti suatu fenomena yang sering terjadi di kalangan lulusan S1 Akuntansi tentang berkarir di Kantor Akuntan Publik. Sebuah penelitian yang mengatakan bahwa KAP hanya sebagai tempat batu loncatan bagi sarjana-sarjana baru yang akan ditinggalkan setelah 3 – 5 tahun bekerja (Soedibyo, 2010). Peneliti bermaksud melanjutkan karir tidak hanya sebagai auditor, namun sampai partner atau seorang Akuntan Publik di KAP yang merupakan jabatan tertinggi dalam suatu bentuk partnership. Berdasarkan hasil observasi penulis selama bekerja sambil kuliah di lingkungan Fakultas Ekonomi jurusan Akuntansi, tempat lahirnya para calon Akuntan Publik, tidak banyak orang yang berpikiran sama dengan penulis. Hal tersebut wajar, mengingat persyaratan untuk dapat menjadi Akuntan Publik
cukup banyak, seperti yang dikutip dalam Undang-Undang Republik
Indonesia No. 5 Tahun 2011 pada bagian kedua mengenai perizinan untuk menjadi akuntan publik (Pasal 6). Penelitian Nurainahlisnasari (2008) mengatakan bahwa memiliki sertifikat tanda lulus ujian profesi akuntan publik menjadi salah satu motivasi bagi mahasiswa akuntansi Fakultas Ekonomi di suatu Universitas (baik pria maupun wanita) untuk mengikuti Program Profesi Akuntansi Keuangan (PPAK). Salah satu syarat seseorang untuk dapat memiliki sertifikat tersebut adalah dengan lulus Ujian Sertifikasi Akuntan Publik (USAP) / CPA Exam dan seseroang baru dapat mengikuti ujian tersebut apabila telah lulus Program Profesi Akuntansi Keuangan (PPAK) serta memiliki nomor register Akuntan. Akan tetapi, penelitian lain yang dilakukan di suatu negara bagian di Amerika oleh Bierstaker et.al (2005) menyimpulkan bahwa persyaratan serupa atau yang dikenal mereka dengan 150-Credit-Hours of College Education dapat mempengaruhi minat wanita untuk menempuh CPA Exam dan intensi karir wanita tersebut. Maka, jika seseorang tidak memiliki minat untuk menempuh jalur pendidikan yang disyaratkan untuk dapat memiliki Sertifikasi Akuntan Publik, kesempatan berkembang profesi Akuntan Publik menjadi semakin lambat. Menurut Arens et.al (2008), jasa selain asurans yang dapat dijalankan KAP antara lain jasa akuntansi dan pembukuan, jasa perpajakan, dan jasa konsultasi manajemen. Namun UU No. 5/2011 hanya mengatur praktik Akuntan Publik yang berprofesi sebagai auditor, sehingga praktik di bidang jasa selain asurans seperti yang disebutkan sebelumnya dapat dalam bentuk badan usaha perseoran terbatas. Seperti yang dilakukan oleh Deloitte Touche
Universitas Indonesia
Faktor-Faktor Yang..., Sagita Fajarahayu, FE UI, 2013
3
Tohmatsu Limited (DTTL) di Indonesia. DTTL menyediakan jasa asurans di bawah nama KAP Osman Bing Satrio & Eny sedangkan jasa konsultasi pajak dilakukan di bawah nama Deloitte Tax Solutions (DTS), sedangkan jasa konsultasi bisnis dan keuangan dilakukan di bawah nama PT Deloitte Konsultan Indonesia (DKI). Di Amerika, menurut Uniform Partnership Act No. 101 (1994) partnership adalah sebuah asosiasi yang terdiri dari dua atau lebih orang yang terikat dalam sebuah usaha bisnis, dimana keuntungan dan kerugian dibagi secara proporsional. Di Indonesia, partnership atau persekutuan perdata di atur dalam pasal 1618 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPer), adalah suatu perjanjian dengan mana dua orang atau lebih mengikatkan diri untuk memasukkan sesuatu dalam persekutuan, dengan maksud untuk membagi keuntungan yang terjadi karenanya. Gender merupakan masalah tersendiri dalam karir sebagai auditor. Terdapat banyak penelitian mengenai pengaruh gender terutama yang berkaitan dengan karir wanita. Literatur mengenai pengaruh gender ini sering dikenal dengan sebutan glass ceiling effect. Glass ceiling adalah hambatan tak terlihat yang menahan kaum minoritas dan wanita dari tangga kesuksesan dalam berkarir di perusahaan tanpa memperhatikan kualifikasi atau penghargaan yang telah diperoleh kaum tersebut (Federal Glass Ceiling Commission, 1995). Berdasarkan penjelasan dalam latar belakang, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah untuk menjawab pertanyaan mengenai faktor-faktor apa saja yang secara signifikan yang mempengaruhi minat audit staff yang bekerja di KAP untuk melanjutkan karir sebagai partner, apakah minat audit staff yang bekerja di KAP untuk melanjutkan karir sebagai partner berpengaruh terhadap perkembangan KAP, dan apakah mandatory requirement dan bentuk partnership memoderasi hubungan antara minat audit staff untuk menlanjutkan karir sebagai partner dan perkembangan KAP. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris mengenai faktor-faktor yang secara signifikan mempengaruhi minat audit staff yang bekerja di KAP untuk melanjutkan karir sebagai partner, pengaruh minat audit staff yang bekerja di KAP untuk melanjutkan karir sebagai partner terhadap perkembangan KAP, dan peran mandatory requirement dan bentuk partnership dalam memoderasi hubungan antara minat audit staff yang bekerja di KAP untuk melanjutkan karir sebagai partner dan perkembangan KAP pada tiap kelompok KAP yaitu KAP Big 4, menengah, dan kecil.
Universitas Indonesia
Faktor-Faktor Yang..., Sagita Fajarahayu, FE UI, 2013
4
2. Tinjauan Teoritis dan Pengembangan Hipotesis Partnership atau dalam bahasa Indonesia disebut “Persekutuan” di definisikan di dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPer) Buku Ke Tiga Tentang Perikatan, Bab Delapan Tentang Persekutuan Pasal 1618, sebagai suatu perjanjian dengan mana dua orang atau lebih mengikatkan diri untuk memasukkan sesuatu dalam persekutuan, dengan maksud untuk membagi keuntungan yang terjadi karenanya. Persekutuan dibedakan menjadi persekutuan penuh atau khusus (Pasal 1620 KUHPer). Kedua hal tersebut berbeda dalam pembagian keuntungan, di mana persekutuan penuh akan memperoleh seluruh hasil dari pekerjaan persekutuan dengan nama apapun, sedangkan persekutuan khusus hanya memperoleh sebagian hasil keuntungan dari yang diusahakannya (Pasal 1622 dan 1623 KUHPer). Istilah partnership atau persekutuan di dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD) dijumpai dengan kata-kata perseroan. Definisi perseroan dalam KUHD dibagi menjadi dua, yaitu perseroan firma dan perseroan pelepas uang. Perseroan firma ialah tiap-tiap perserikatan yang didirikan untuk menjalankan sesuatu perusahaan di bawah satu nama bersama (Pasal 16 KUHD). Perseroan pelepas uang atau yang dinamakan perseroan komanditer, didirikan antara satu orang atau beberapa persero yang secara tanggungmenanggung bertanggungjawab untuk seluruhnya pada pihak satu, dan satu atau orang atau lebih sebagai pelepas uang pada pihak lain (Pasal 19 KUHD). Maka dari itu, bisa terjadi suatu perseroan di suatu waktu yang sama merupakan perseroan firma terhadap para pesero firma yang ada di dalamnya dan sekaligus berperan sebagai perseroan komanditer terhadap si pelepas uang (pemberi modal). Undang-Undang yang mengatur partnership di Amerika tertuang dalam Uniform Partnership Act (UPA) yang digagas pada tahun 1902 namun baru disetujui pada tahun 1997. Undang-Undang tersebut secara khusus mengatur partnership secara umum (general partnership) dan terbatas (limited partnership). General partnership adalah sekumpulan orang yang terikat perjanjian, bukti keberadaan, dan menyetorkan sejumlah modal tertentu, dibentuk oleh dua orang atau lebih, serta para pemiliknya bertanggung jawab atas segala tindakan hukum dan hutang perusahaan yang mungkin akan dihadapi.
Pada general partnership, partner membagi sama rata tanggung jawab dan
kewajiban. Limited partnership mirip dengan general partneship secara umum, namun yang membedakan adalah adanya satu atau lebih limited partners (LP). Pada limited partnership, satu orang partner harus bertindak sebagai partner umum. Limited partnership berbeda dengan limited liability partnership (LLP).
Universitas Indonesia
Faktor-Faktor Yang..., Sagita Fajarahayu, FE UI, 2013
5
2.1 Formal Requirement Dan Minat Audit Staff Untuk Melanjutkan Karir Menjadi Partner Formal Requirement yang dimaksud adalah ketentuan perizinan untuk menjadi Akuntan Publik seperti yang diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 5 Tahun 2011 Tentang Akuntan Publik Pasal 6, yang salah satu poinnya menyebutkan bahwa untuk menjadi Akuntan Publik harus memiliki sertifikat tanda lulus ujian profesi akuntan publik yang sah. Hasil penelitian Bierstaker et. al (2005) menyatakan bahwa persyaratan 150 jam kredit dapat mempengaruhi minat wanita dalam meraih gelar CPA, namun tidak berpengaruh kepada kaum minoritas. Sehingga dapat disimpulkan, hal tersebut juga akan mempengaruhi minat seseorang untuk dapat menjadi partner karena apabila seseorang memperoleh gelar CPA, maka kesempatan seseorang untuk menjadi partner dalam suatu KAP lebih banyak. Maka hipotesis penulis adalah audit staff yang mengikuti CPA Exam, yang merupakan salah satu syarat (formal requirment) untuk menjadi akuntan publik, memiliki minat untuk melanjutkan karir sebagai partner. H1: Formal Requirement berhubungan positif dengan minat audit staff untuk melanjutkan karir menjadi partner 2.2 Bentuk Partnership dan Minat Audit Staff Untuk Melanjutkan Karir Menjadi Partner Penulis berhipotesis bahwa apabila seseorang memiliki pengetahuan cukup mengenai bentuk partnership maka mereka akan mengetahui bahwa cara untuk dapat menjadi partner KAP tidak hanya dengan menyetorkan sejumlah modal, namun dapat juga dengan menjadi sekutu aktif yaitu secara langsung berhubungan dengan operasional perusahaan seperti menjadi auditor yang memiliki gelar CPA kemudian diangkat menjadi partner. Masingmasing jasa asurans lainnya tersebut dapat diatur dalam basis legal berbeda, sehingga, auditor suatu KAP tidak hanya dapat memilih karir menjadi partner audit saja, namun dapat juga menjadi partner atau pemimpin PT atau firma yang bergerak di bidang jasa selain asurans seperti pajak maupun konsultasi keuangan. Maka dari itu, penulis berusaha menarik hubungan apabila auditor memahami bentuk-bentuk partnership di Indonesia yang mengatur praktik KAP dan Akuntan Publik dan mengetahui kegiatan usaha apa saja yang dapat dikembangkan dalam bidang jasa assurance dan audit, maka minat auditor untuk melanjutkan karir menjadi partner menjadi meningkat. H2: Bentuk Partnership Berhubungan Positif Dengan Minat Audit Staff Untuk Melanjutkan Karir Menjadi Partner.
Universitas Indonesia
Faktor-Faktor Yang..., Sagita Fajarahayu, FE UI, 2013
6
2.3 Pengaruh Uang Dan Minat Audit Staff Untuk Melanjutkan Karir Menjadi Partner Uang yang dimaksud dalam penelitian ini adalah termasuk gaji dan juga imbal hasil yang diperoleh apabila seseorang dengan jabatan partner memperoleh bagian dari laba perusahaan seperti yang diatur dalam perjanjian persekutuan. Penulis berusaha mengkaitkan teori equity (Adam 1965, pada Luthan 1995, pada Soedibyo 2010) yang mengatakan bahwa kepuasan individu atas gaji yang diterima berkenaan dengan motivasi individu untuk bertindak dalam organisasi di mana teori tersebut juga menekankan bahwa kepuasan gaji disebabkan oleh perasaan yang berhubungan dengan rasa keadilan atau gaji yang dibayarkan. Maka dapat disimpulkan bahwa uang dapat mempengaruhi tindakan/motivasi individu karena dapat diketahui, semakin tinggi jabatan seseorang, maka semakin banyak gaji, tunjangan, penghasilan seseorang. Hipotesis bahwa uang memiliki pengaruh terhadap minat audit staff dalam melanjutkan karir menjadi partner, H3: Uang berpengaruh positif terhadap minat audit staff untuk melanjutkan karir menjadi partner 2.4 Pengaruh Jabatan Karir Dan Minat Audit Staff Untuk Melanjutkan Karir Menjadi Partner Penulis berusaha mengkaitkan teori kebutuhan Maslow yaitu mengenai teori kebutuhan pencapaian (need for achievement) dalam hipotesis ini. Partner merupakan jabatan tertinggi dalam suatu persekutuan, maka dari itu, jika seseorang memiliki jabatan tertinggi tersebut, kepuasan seseorang karena telah meraih kebutuhan atas pencapaian karir tertinggi. Sehingga penulis berhipotesis bahwa jabatan karir dapat mempengaruhi minat audit staff untuk melanjutkan karir menjadi partner. H4: Jabatan karir berpengaruh positif terhadap minat audit staff untuk melanjutkan karir menjadi partner 2.5 Pengaruh Networking Terhadap Minat Audit Staff Untuk Melanjutkan Karir Menjadi Partner Penelitian yang mengkaitkan variabel networking terhadap minat belum pernah ditemukan oleh penulis. Namun hipotesis penulis berdasarkan pemikiran bahwa partner, sebagai pemangku jabatan tertinggi dalam suatu KAP, salah satu keuntungan yang diraih adalah memiliki jaringan (network) yang banyak. Jaringan tersebut dapat dimanfaatkan bagi seorang dalam merintis usaha baru maupun dimanfaatkan oleh orang tersebut dalam berkarir
Universitas Indonesia
Faktor-Faktor Yang..., Sagita Fajarahayu, FE UI, 2013
7
sebagai partner di KAP. Selain itu, salah satu tugas partner adalah berinteraksi dengan manajemen tingkat atas (Soedibyo, 2010), sehingga bagi seseorang yang
menyenangi
berhubungan dengan orang lain dan menjalin hubungan bisnis dengan kalangan tingat atas, profesi partner dapat menjadi pilihan. Maka Penulis berhipotesis bahwa keuntungan yang didapat dari networking dapat memberikan pengaruh terhadap minat audit staff untuk melanjutkan karir menjadi partner. H5: Networking berpengaruh positif terhadap minat audit staff untuk melanjutkan karir menjadi partner 2.6 Pengaruh Reputasi Dan Minat Audit Staff Untuk Melanjutkan Karir Menjadi Partner Reputasi suatu perusahaan dapat dinilai dan didapat dari hasil peringkat yang dilakukan lembaga survey, maupun dari hasil perhitungan statistik yang dilakukan oleh organisasi bidang terkait perusahaan tersebut. Seperti perhitungan statistik yang dilakukan oleh Pusat Pembinaan Akuntan dan Jasa Penilai Kementrian Keuangan, dapat diketahui bahwa KAP di Indonesia yang memegang peringkat sebagai KAP dengan jumlah staff profesional dan pendapatan terbanyak adalah KAP Big 4. Apabila dinilai dari sisi orang awam yang tidak mengetahui perbedaan masing-masing KAP, maka orang dapat menilai dari banyaknya perusahaan yang menggunakan jasa KAP tersebut. Semakin banyak perusahaan menggunakan jasa suatu KAP, maka dapat disimpulkan KAP tersebut memiliki track record dan reputasi bagus di mata klien nya. Maka dari itu, reputasi suatu KAP sangat berpengaruh bagi minat suatu perusahaan untuk menggunakan jasa KAP tersebut. Berangkat dari hal tersebut, penulis berhipotesis: H6: Reputasi berpengaruh positif terhadap minat audit staff untuk melanjutkan karir menjadi partner 2.7 Pengaruh Gender Dan Minat Audit Staff Untuk Melanjutkan Karir Menjadi Partner Gender dan kaitannya dengan pengembangan karir seseorang telah banyak diteliti. Penulis mengkaitkan hal tersebut dengan penelitian Bierstaker et. al (2008), yaitu terdapat perbedaan intensi karir pada wanita. Sehingga penulis berhipotesis bahwa terdapat perbedaan minat diantara wanita dan pria untuk melanjutkan karir menjadi partner. Hipotesis penulis menjadi: H7: Gender berpengaruh positif terhadap minat audit staff untuk melanjutkan karir menjadi partner
Universitas Indonesia
Faktor-Faktor Yang..., Sagita Fajarahayu, FE UI, 2013
8
2.8 Pengaruh Minat Audit Staff Untuk Melanjutkan Karir Menjadi Partner Dan Perkembangan KAP Dikarenakan variabel yang meneliti perkembangan KAP sejauh ini belum ditemukan oleh penulis, hipotesis penulis didasarkan pada hasil penelitian terhadap minat yang dapat mempengaruhi audit staff dalam melanjutkan karir menjadi partner yang didapat pada penelitian sebelumnya dan dikaitkan dengan hasil statistik perkembangan KAP dari data yang diperoleh PPAJP Kementrian Keuangan dari tahun 2009 sampai dari 2011. H8: Minat audit staff untuk melanjutkan karir menjadi partner berhubungan dengan perkembangan KAP 2.9 Peran Formal Requirement Dalam Memoderasi Hubungan Antara Minat Audit Staff Untuk Melanjutkan Karir Menjadi Partner Dan Perkembangan KAP Telah dijelaskan sebelumnya bahwa Formal Requirement tidak dapat dihindarkan bagi seseorang yang berminat menjadi Akuntan Publik karena hal tersebut merupakan peraturan yang diatur dalam Undang-Undang. Dari hasil penelitian sebelumnya, Formal Requirement dapat mengurangi minat seseorang dalam menempuh CPA Exam dan melanjutkan karir. Apabila minat untuk memenuhi Formal Requirement tersebut telah berkurang, maka perkembangan KAP juga dapat berkurang. Sehingga penulis berhipotesis bahwa: H9: Formal Requirement menambah hubungan negatif antara minat audit staff untuk melanjutkan karir menjadi partner dan perkembangan KAP 2.10
Peran bentuk partnership dalam memoderasi hubungan antara minat audit staff
untuk melanjutkan karir menjadi partner dan perkembangan KAP Seperti yang diterangkan pada H2 bahwa variabel yang menggunakan bentuk partnership belum pernah ditemukan penulis, maka penulis mendasarkan hipotesis ini berdasarkan hasil penelitian yang didapat pada H2 kemudian dikaitkan dengan perkembangan KAP. Jika auditor tidak memahami bentuk partnership dan potensi karir yang dapat diperoleh dari hal tersebut, maka minat untuk melanjutkan karir menjadi partner tidak dapat terbentuk, dan perkembangan KAP pun dapat berkurang karena dipengaruhi hal tersebut. Maka dari itu, hipotesis penulis adalah: H10: Bentuk partnership menambah hubungan negatif antara minat audit staff untuk melanjutkan karir menjadi partner dan perkembangan KAP
Universitas Indonesia
Faktor-Faktor Yang..., Sagita Fajarahayu, FE UI, 2013
9
3. Metode Penelitian Sampel yang akan diambil diperoleh dari data paling terbaru. Data yang tersedia pada awal tahun 2012 adalah data jumlah KAP di Indonesia tahun 2011 dari Pusat Pembinaan Akuntan dan Jasa Penilai (PPAJP) – Kementrian Keuangan Republik Indonesia. Sampel yang akan dipilih akan dilakukan dengan metode convenience sampling yaitu suatu cara pengambilan sampel nonprobabilitas di mana informasi atau data penelitian diperoleh dari anggota populasi yang dapat diakses dengan mudah oleh peneliti (Sekaran, 2006). Walaupun demikian, peneliti berusaha agar diperoleh data dengan jumlah yang seimbang antara responden yang berasal dari KAP Big 4, menengah, kecil (Soedibyo, 2010). Penulis menggunakan data primer sebagai sumber data utama dalam penelitian ini (Sekaran, 2006). Unit analisis dari penelitian ini adalah staf audit yang bekerja di KAP di Jakarta. Sumber utama data primer yang akan digunakan adalah kuesioner yang disebarkan secara personal maupun melalui internet. Penulis juga menggunakan sumber data sekunder untuk mendukung hipotesis dan menguatkan informasi yang terdapat dalam penelitian ini. Sumber data sekunder yang digunakan antara lain dari buku, jurnal, artikel, Undang-Undang, dan ikhtisar statistik dari Kementerian Keuangan untuk informasi mengenai KAP (seperti persebaran dan perkembangan KAP). Data kuesioner diolah menggunakan software LISREL 8.80 dan SPSS. Software LISREL 8.80 digunakan untuk membantu pengolahan model pengujian hipotesis yang menggunakan model struktural atau Structural Equation Modelling, yaitu antara lain pengujian hipotesis H1 – H6 dan H8 – H10 seperti yang dijelaskan pada bab 2 serta dalam pengujian validitas dan reliabilitas model pengukuran. Sedangkan software SPSS akan digunakan pada pengujian beda minat untuk menguji hipotesis yang terkait gender (H7). Selain itu, software SPSS juga akan digunakan dalam melihat profil demografi responden yang digambarkan oleh variabel lainnya (dijelaskan pada sub-bab 3.5.9) serta pengujian validitas dan reliabilitas perangkat alat uji yaitu kuesioner. Jenis variabel yang digunakan adalah Variabel Laten (Latent Variable) dan Variabel Teramati (Observed atau Measured atau Manifest Variable). Variabel-variabel dalam penelitian ini akan diukur dengan menggunakan skala Likert, yaitu skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial (Soedibyo, 2010). Skala Likert yang akan digunakan adalah (Sekaran, 2006) adalah Sangat Tidak Setuju (STS), Tidak Setuju (TS), Setuju (S), dan Sangat Setuju (SS)
Universitas Indonesia
Faktor-Faktor Yang..., Sagita Fajarahayu, FE UI, 2013
10
3.1 Variabel Laten / Independen Minat Audit Staff Untuk Melanjutkan Karir Menjadi Partner MI1 Menjadi partner dapat meningkatkan pendapatan MI2 Menduduki jabatan tertinggi dapat meningkatkan kebanggaan diri MI3 Reputasi perusahaan dapat mempengaruhi minat pegawai untuk berkarir di perusahaan tersebut MI4 Menjadi partner dapat memperluas akses dan jaringan di dunia bisnis MI5 Menjadi partner tidak dipengaruhi gender Uang UA1 Saya merasa imbalan yang saya terima sesuai dengan pekerjaan yang saya lakukan UA2 Saya merasa gaji saat ini tidak dihargai oleh kantor saya (reverse) UA3 Saya merasa puas dengan kesempatan saya untuk memperoleh peningkatan gaji UA4 Di kantor saya ada kesenjangan gaji yang cukup tinggi antara karyawan yang satu dengan yang lain UA5 Saya rela bekerja lebih lebih dari 10 jam agar bisa naik jabatan sehingga gaji saya juga meningkat UA6 Saya merasa cukup dengan gaji yang saya terima saat ini UA7 Jika saya menjadi partner, gaji saya akan berlipat ganda UA8 Gaji yang besar dapat memperbesar tingkat kemakmuran seseorang Jabatan Karir JK1 JK2 JK3 JK4 JK5 JK6 JK7 JK8 JK9 JK10 Networking
Saya senang menjadi pemimpin dalam lingkungan Saya tidak keberatan bila ditunjuk menjadi pemimpin Sudah saatnya generasi yang lebih muda memimpin suatu perusahaan Saya merasa belum puas apabila belum menempati jabatan tertinggi dalam suatu perusahaan Saya merasa jenuh dengan jabatan sekarang Saya merasa jenjang untuk menuju puncak karir di sebuah KAP terlalu lama Setiap tahun saya harus bisa naik jabatan Lima tahun adalah waktu yang tepat bagi saya untuk berpindah pekerjaan Saya tidak dapat menangani lebih dari 3 klien dalam waktu yang bersamaan Saya tidak dapat mengambil keputusan secara cepat
NET1 Menjadi partner dapat memperluas koneksi bisnis saya NET2 Sulit menjadi partner jika tidak memiliki koneksi NET3 Semakin tinggi jabatan seseorang, maka jaringan / koneksi bisnis yang dimiliki akan semakin luas NET4 Saya senang dikenal orang banyak NET5 Jika saya menjadi seorang partner, saya dapat dengan mudah menjalin bisnis dengan orang lain
Universitas Indonesia
Faktor-Faktor Yang..., Sagita Fajarahayu, FE UI, 2013
11
Reputasi REP1
Menjadi partner di sebuah partnership merupakan suatu kebanggaan tersendiri REP2 Menjadi partner di KAP Big 4 memberikan kesempatan bisnis lebih baik daripada di KAP menengah atau kecil REP3 Keuntungan menjadi partner di KAP Big 4 lebih besar daripada KAP menengah atau kecil lainnya REP4 Saya bersedia menjadi partner di bidang yang belum pernah dikerjakan sebelumnya, karena banyak orang mengenal saya Formal Requirement MR1
Saya rela menghabiskan uang banyak untuk menempuh pendidikan yang dibutuhkan dalam memenuhi syarat agar dapat menjadi seorang partner di KAP atau perusahaan jasa atestasi / konsultan lainnya MR2 Saya akan bersabar meniti karir demi memenuhi jam terbang yang dibutuhkan untuk dapat menjadi seorang partner di KAP atau perusahaan jasa atestasi / konsultan lainnya MR3 Menurut saya pendidikan S1 cukup untuk berkarir sebagai seorang auditor MR4 Antara gaji dengan biaya pendidikan untuk menjadi seorang partner tidak sepadan MR5 Saya menjadikan profesi auditor sebagai batu loncatan sehingga bagi tidak perlu lama-lama berkarir sebagai auditor MR6 Beban kerja menjadi auditor sangat berat, sehingga saya memutuskan untuk segera berhenti dari profesi ini MR7 Dalam waktu 10 (sepuluh) tahun ke depan, saya bisa menjadi partner di sebuah KAP atau perusahaan jasa atestasi / konsultan lainnya MR8 Waktu 10 (sepuluh) tahun terlalu lama menurut saya untuk bekerja di suatu profesi yang sama Bentuk Partnership BP1 BP3 BP4 BP5 BP6
Menjadi partner di sebuah perusahaan ber-partnership berarti harus menyetorkan sejumlah dana cukup besar Sulit menjadi partner apabila saya bukan merupakan anggota keluarga pemilik perusahaan Sulit menjadi partner apabila saya tidak memiliki modal uang yang besar Di tempat saya bekerja, lowongan menjadi partner hanya diketahui oleh segelintir orang Siapapun bisa menjadi partner selama memiliki masa pendidikan dan jam kerja yang memadai sesuai yang disyaratkan UndangUndang
Universitas Indonesia
Faktor-Faktor Yang..., Sagita Fajarahayu, FE UI, 2013
12
3.2 Variabel Dependen Perkembangan KAP PERK1 Minat auditor untuk melanjutkan karir di KAP mempengaruhi perkembangan KAP PERK2 Saya tidak ingin melanjutkan karir di KAP karena beban kerja yang tinggi PERK3 KAP sering dianggap sebagai batu loncatan 3.3 Variabel Lainnya Untuk mengamati profil demografi responden yang akan dijelaskan pada bagian statistik deskriptif responden pada bab 4 nanti, penulis menggunakan variabel lainnya seperti yang dijabarkan pada tabel 3.10 (Sekaran, 2006 dan Soedibyo, 2010), yaitu antara lain umur, jenis kelamin, jabatan / posisi, Pengalaman / lama bekerja (tahun), dan pendidikan terakhir. 3.4 Model Penelitian Model penelitian untuk menguji kesepuluh hipotesis dalam penelitian ini menggunakan model persamaan struktural dengan menggunakan model persamaan struktural dengan menggunakan dua model (Soedibyo, 2010). Model pertama digambarkan dikembangkan sebagai berikut: MI = α + γ1MR + γ2BP + γ3UA + γ4JK + γ5NET + γ6REP + ε Dimana variabel-variabel pada model pertama tersebut adalah: MR
: Formal Requirement
JK
: Jabatan Karir
BP
: Bentuk Partnership
NET
: Networking
UA
: Uang
REP
: Reputasi
Sedangkan model kedua dikembangkan sebagai berikut: PERK = α + γ1MI + γ2MI*MR + γ3MI*BP + ε Dimana variabel-variabel pada model pertama tersebut adalah: PERK : Perkembangan KAP MI
: Minat audit staff untuk melanjutkan karir sebagai partner
MR
: Formal Requirement
BP
: Bentuk Partnership
Universitas Indonesia
Faktor-Faktor Yang..., Sagita Fajarahayu, FE UI, 2013
13
4. Hasil Penelitian Tabel dibawah ini menyajikan hasil pengujian kecocokan keseluruhan model atau Goodness of Fit (GOF) dari model pertama yang diolah menggunakan program LISREL 8.80 Ukuran GOF Chi Square P NCP
Target - Tingkat Kecocokan Nilai yang kecil P ≥ 0.05 Nilai yang kecil
Interval
Interval yang sempit
RMSEA P (Close Fit)
RMSEA ≤ 0.08 P ≥ 0.05
ECVI
Nilai yang kecil dan dekat dengan ECVI saturated
AIC
Nilai yang kecil dan dekat dengan AIC Saturated
CAIC
Nilai yang kecil dan dekat dengan CAIC Saturated
NFI NNFI CFI IFI RFI CN RMR GFI AGFI
NFI ≥ 0.90 NNFI ≥ 0.90 CFI ≥ 0.90 IFI ≥ 0.90 RFI ≥ 0.90 CN ≥ 200 RMR≤ 0.05 NFI ≥ 0.90 NFI ≥ 0.90
Hasil Estimasi Tingkat Kecocokan Model 2460.74 Kurang Baik 0.000 1559.74 Kurang Baik (1416.00 ; 1711.08) 0.081 Kurang Baik 0.000 I* = 73.46 M*= 11.42 S*= 8.66 I* = 17757 M*= 2728 S*= 2070 I* = 17757 M*= 3329 S*= 6707 0.86 0.9 0.91 0.91 0.85 98.37 0.053 0.69 0.64
Baik
Baik
Baik Cukup Baik Baik Baik Baik Cukup Baik Kurang Baik Cukup Baik Kurang Baik Kurang Baik
Universitas Indonesia
Faktor-Faktor Yang..., Sagita Fajarahayu, FE UI, 2013
14 Tabel dibawah ini menyajikan hasil pengujian kecocokan keseluruhan model atau
Goodness of Fit (GOF) dari model kedua yang diolah menggunakan program LISREL 8.80 Ukuran GOF Chi Square P NCP Interval
Target - Tingkat Kecocokan Nilai yang kecil P ≥ 0.05 Nilai yang kecil Interval yang sempit
Hasil Estimasi Model 613.48 0.000 422.11 (353.47 ; 498.19)
RMSEA P (Close Fit)
RMSEA ≤ 0.08
0.120
P ≥ 0.05
0.000
ECVI
Nilai yang kecil dan dekat dengan ECVI saturated
AIC
Nilai yang kecil dan dekat dengan AIC Saturated
CAIC
Nilai yang kecil dan dekat dengan CAIC Saturated
NFI NNFI CFI IFI RFI CN RMR GFI AGFI
NFI ≥ 0.90 NNFI ≥ 0.90 CFI ≥ 0.90 IFI ≥ 0.90 RFI ≥ 0.90 CN ≥ 200 RMR ≤ 0.05 NFI ≥ 0.90 NFI ≥ 0.90
I* = 30.92 M*= 2.69 S*= 1.43 I* = 7389.23 M*= 643.11 S*= 342.00 I* = 7469.88 M*= 867.14 S*= 1108.19 0.92 0.91 0.93 0.93 0.89 63.37 0.71 0.80 0.72
Tingkat Kecocokan Kurang Baik Kurang Baik Kurang Baik
Baik
Baik
Baik Baik Baik Baik Baik Baik Kurang Baik Kurang Baik Cukup Baik Kurang Baik
4.1 Pengaruh Formal Requirement (MR) Terhadap Minat Audit Staff (MI) Untuk Melanjutkan Karir Menjadi Partner Hasil pengujian dengan menggunakan SEM LISREL pada model – 1 menunjukkan bahwa Formal Requirement (MR) terbukti signifikan dalam mempengaruhi minat audit staff untuk melanjutkan karir sebagai partner. Formal Requirement yang dimaksud adalah persyaratan yang diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 5 tahun 2011 tentang Akuntan Publik. Disebutkan dalam pasal 6 UU tersebut bahwa salah satu syarat untuk menjadi Akuntan Publik harus memiliki sertifikat tanda lulus ujian profesi Akuntan Publik yang sah.
Universitas Indonesia
Faktor-Faktor Yang..., Sagita Fajarahayu, FE UI, 2013
15 Penulis mencoba mengkaitkan hal tersebut dengan penelitian yang dilakukan oleh
Bierstaker et. al (2005) yang menyatakan bahwa persyaratan 150 jam kredit dapat mempengaruhi minat wanita dalam meraih gelar CPA, namun tidak berpengaruh kepada kaum minoritas. Dapat dilihat bahwa hasil pengujian hipotesis penulis sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Bierstaker, sehingga dapat disimpulkan salah satu yang mempengaruhi minat para auditor di Indonesia (Jakarta khususnya) untuk melanjutkan karir sebagai auditor salah satunya adalah formal requirement tersebut. 4.2 Pengaruh Bentuk Partnership (BP) Terhadap Minat Audit Staff (MI) Untuk Melanjutkan Karir Menjadi Partner Hasil pengujian dengan menggunakan SEM LISREL pada model – 1 menunjukkan bahwa Bentuk Partnership (BP) terbukti tidak signifikan dalam mempengaruhi minat audit staff untuk melanjutkan karir sebagai partner. Maka dapat disimpulkan, pengetahuan seseorang mengenai bentuk partnership, kesempatan menjadi partner, dan persyaratan permodalan yang dibutuhkan untuk menjadi partner tidak mempengaruhi minat audit staff menlanjutkan karir menjadi partner. Hal tersebut dapat diasumsikan bahwa para auditor responden telah mengetahui dengan baik hal-hal mengenai partnership (informasi yang dibutuhkan mengenai posisi tersebut), sehingga perubahan terhadap informasi tersebut tidak akan secara langsung mempengaruhi minatnya dalam melanjutkan karir. 4.3 Pengaruh Uang (UA) Terhadap Minat Audit Staff (MI) Untuk Melanjutkan Karir Menjadi Partner Hasil pengujian dengan menggunakan SEM LISREL pada model – 1 menunjukkan bahwa Uang (UA) terbukti signifikan dalam mempengaruhi minat audit staff untuk melanjutkan karir sebagai partner. Hal tersebut semakin mendukung teori equity (Adam 1965, pada Luthan 1995, pada Soedibyo 2010) yang mengatakan bahwa kepuasan individu atas gaji yang diterima berkenaan dengan motivasi individu untuk bertindak dalam organisasi di mana teori tersebut juga menekankan bahwa kepuasan gaji disebabkan oleh perasaan yang berhubungan dengan rasa keadilan atau gaji yang dibayarkan.
Universitas Indonesia
Faktor-Faktor Yang..., Sagita Fajarahayu, FE UI, 2013
16
4.4 Pengaruh Jabatan Karir (JK) Terhadap Minat Audit Staff (MI) Untuk Melanjutkan Karir Menjadi Partner Hasil pengujian dengan menggunakan SEM LISREL pada model – 1 menunjukkan bahwa Jabatan Karir (JK) terbukti tidak signifikan dalam mempengaruhi minat audit staff untuk melanjutkan karir sebagai partner, sehingga hasil pengujian ini tidak dapat mendukung teori kebutuhan Maslow yaitu mengenai teori kebutuhan pencapaian (need for achievement). 4.5 Pengaruh Networking (NET) Terhadap Minat Audit Staff (MI) Untuk Melanjutkan Karir Menjadi Partner Hasil pengujian dengan menggunakan SEM LISREL pada model – 1 menunjukkan bahwa Networking (NET) terbukti tidak signifikan dalam mempengaruhi minat audit staff untuk melanjutkan karir sebagai partner. Networking yang dimaksud oleh penulis adalah keuntungan tambahan seseorang menjadi partner, seperti memiliki koneksi yang luas, yang dapat membantu dalam kegiatan berbisnis. Hasil penelitian ini mematahkan asumsi penulis dimana seseorang yang menyenangi berhubungan dengan orang lain dan menjalin hubungan bisnis dengan kalangan tingkat atas dapat memilih partner sebagai profesinya. Hal tersebut dimungkinkan karena masih banyak lagi profesi lain yang juga berhubungan dengan pihak banyak, contohnya adalah public relation officer, sehingga variabel ini belum kuat untuk dapat mempengaruhi minat audit staff untuk melanjutkan karir menjadi partner. 4.6 Pengaruh Reputasi (REP) Terhadap Minat Audit Staff (MI) Untuk Melanjutkan Karir Menjadi Partner Hasil pengujian dengan menggunakan SEM LISREL pada model – 1 menunjukkan bahwa Reputasi (REP) terbukti signifikan dalam mempengaruhi minat audit staff untuk melanjutkan karir sebagai partner. Reputasi yang dimaksud penulis adalah peringkat atau predikat yang diperoleh dari suatu KAP yang dapat dinilai dari peringkat KAP yang dilakukan oleh PPAJP. Penilaian tersebut dapat dari banyaknya jumlah staff di suatu KAP tersebut, jumlah pendapatan yang berhasil diperoleh KAP tersebut, banyaknya perusahaan yang menggunakan jasa KAP tersebut. Variabel reputasi belum pernah diuji pada penelitianpenelitian bertopik sejenis. Sehingga hasil pengujian dari variabel ini dapat dijadikan sebuah teori baru, yaitu reputasi suatu KAP seperti yang dijelaskan di atas, dapat mempengaruhi minat audit staff untuk melanjutkan karir sebagai partner.
Universitas Indonesia
Faktor-Faktor Yang..., Sagita Fajarahayu, FE UI, 2013
17
4.7 Pengaruh Minat Audit Staff (MI) Untuk Melanjutkan Karir Menjadi Partner Terhadap Perkembangan KAP (PERK) Hasil pengujian dengan menggunakan SEM LISREL pada model – 2 menunjukkan bahwa minat audit staff untuk melanjutkan karir menjadi partner (MI) terbukti signifikan dalam perkembangan KAP. Pada pengujian ini, penulis mencoba mengkaitkan hal tersebut dengan data statistik perkembangan KAP dari tahun 2008 – 2012. Data statistik perkembangan KAP di Indonesia yang diperoleh dari PPAJP menunjukkan rata-rata perkembangan yang negatif sebesar 0,59% yang disebabkan adanya perkembangan negatif pada tahun 2009, 2010, dan 2012. Perkembangan negatif tersebut dapat disebabkan karena adanya KAP yang dicabut ijinnya, dinyatakan pailit, dan berhenti operasi dikarenakan kurangnya sumber daya. Di Jakarta, perkembangan KAP dari tahun 2009 – 2011 menunjukkan perkembangan positif namun hanya sebesar 0,30% dan terdapat perkembangan negatif pada tahun 2011. Walaupun demikian, perkembangan Akuntan Publik di Indonesia pada tahun 2008 – 2012 mengalami perkembangan positif sebesar 3,95% dan di Jakarta sendiri, jumlah Partner secara keseluruhan dari tahun 2009 – 2011 mengalami perkembangan positif sebesar 4,18% walaupun terdapat perkembangan negatif pada tahun 2011. Dapat disimpulkan, minat masyarakat terhadap profesi ini, khususnya bagi lulusan sarjana ekonomi, ada, namun belum banyak, sehingga perkembangan KAP menunjukkan perkembangan yang sangat lamban. Sehingga hasil tersebut mendukung hipotesis penulis dimana minat audit staff untuk melanjutkan karir sebagai partner, akan berdampak pada perkembangan KAP. 4.8 Peran Formal Requirement (MR) Dalam Memoderasi Hubungan Antara Minat Audit Staff (MI) Untuk Melanjutkan Karir Menjadi Partner Dan Perkembangan KAP (PERK) Hasil pengujian dengan menggunakan SEM LISREL pada model – 2 menunjukkan bahwa Formal Requirement (MR) tidak terbukti signifikan dalam memoderasi minat audit staff untuk melanjutkan karir menjadi partner terhadap perkembangan KAP. Hal tersebut dapat terjadi karena Formal Requirement yang dimaksud bukanlah pilihan yang dapat dihindari oleh seorang auditor yang hendak melanjutkan karir sebagai partner, namun merupakan suatu keharusan yang patut dijalankan. Sehingga hasil penelitian tersebut mematahkan hipotesis penulis yang mencoba mengaitkan hasil penelitian Bierstaker et.al (2008) mengenai hubungan persyaratan 150 jam kredit terhadap intensi karir diantara wanita dan minoritas dengan asumsi penulis yaitu jika persyaratan formal tersebut dapat mempengaruhi minat seseorang dalam melanjutkan karir, maka perkembangan KAP juga dapat berpengaruh.
Universitas Indonesia
Faktor-Faktor Yang..., Sagita Fajarahayu, FE UI, 2013
18
4.9 Peran Bentuk Partnership (BP) Dalam Memoderasi Hubungan Antara Minat Audit Staff (MI) Untuk Melanjutkan Karir Menjadi Partner Dan Perkembangan KAP (PERK) Hasil pengujian menunjukkan bahwa Bentuk Partnership (BP) terbukti signifikan sebagai variabel yang memoderasi minat audit staff melanjutkan karir menjadi partner (MI) terhadap perkembangan KAP. Variabel tersebut merupakan pengembangan dari hipotesis 2 yang menggunakan variabel BP dan memiliki hasil tidak signifikan. Dapat disimpulkan, BP tidak dapat menjadi variabel independen, namun sebagai variabel moderasi yang memperkuat hubungan antara minat audit staff untuk melanjutkan karir sebagai partner dengan perkembangan KAP. Jika seorang auditor mengetahui bentuk partnership dan mengetahui kesempatan untuk menjadi partner di KAP, maka minat audit staff untuk menjadi auditor akan besar, di mana hal tersebut juga berpengaruh terhadap perkembangan KAP. 4.10
Uji Beda Minat Hubungan antara, jenis kelamin dengan minat staf audit menjadi rekan di kap big 4,
menengah dan kecil diuji dengan menggunakan uji beda minat. Uji ini digunakan untuk menentukan hubungan dua gejala dimana salah satu berskala nominal/kategori. Perhitungan dilakukan dengan bantuan software SPSS, hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel berikut: Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Value 24.114a 27.114 13.486
13 13
Asymp. Sig. (2-sided) .030 .012
1
.000
df
240
a. 13 cells (46.4%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .88.
Hasil pengujian beda minat menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara jenis kelamin dengan minat staf audit menjadi partner di KAP Big 4, Menengah, maupun Kecil. Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa minat menjadi partner tidak dipengaruhi oleh gender. Hasil pengujian hipotesa penulis berbeda dengan teori sebelumnya yang diungkapkan oleh Bierstaker et.al yang dapat diisebabkan bedanya variabel yang dijadikan pengamatan dan kaitannya dengan gender serta sampel yang dijadikan responden.
Universitas Indonesia
Faktor-Faktor Yang..., Sagita Fajarahayu, FE UI, 2013
19
5. Kesimpulan dan Saran 5.1 Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris mengenai faktor-faktor yang secara signifikan mempengaruhi minat audit staff yang bekerja di KAP untuk melanjutkan karir sebagai partner, pengaruh minat audit staff yang bekerja di KAP untuk melanjutkan karir sebagai partner terhadap perkembangan KAP, dan peran formal requirement dan bentuk partnership dalam memoderasi hubungan antara minat audit staff yang bekerja di KAP untuk melanjutkan karir sebagai partner dan perkembangan KAP pada tiap kelompok KAP yaitu KAP Big 4, menengah, dan kecil. Variabel minat audit staff yang akan diteliti diwakilkan oleh variabel minat, uang, jabatan karir, networking, dan reputasi. Variabel kontrol yang digunakan dalam penelitian ini adalah umur, jenis kelamin, posisi/jabatan, pengalaman kerja, dan pendidikan terakhir. Formal requirement yang dimaksud adalah persyaratan bagi seseorang yang ingin menjadi Akuntan Publik / Partner yang diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 5 Tahun 2011 Tentang Akunan Publik. Unit analisis dari penelitian ini adalah auditor yang bekerja di KAP di Jakarta. Sumber data dalam penelitian ini adalah skor masing-masing indikator variabel yang diperoleh dari pengisian kuesioner. Kuesioner diedarkan melalui web, email, dan kurir dengan jumlah responden valid yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 240 orang. Pengujian dilakukan dengan menggunakan Structural Equation Modelling (SEM) Lisrel dan SPSS. Dari hasil pengujian untuk model – 1 menggunakan SEM LISREL diperoleh bahwa variabel yang secara signifikan mempengaruhi minat audit staff dalam melanjutkan karir menjadi partner adalah formal requirement, uang, dan reputasi (H1, H3 dan H6). Sedangkan untuk model – 2 dapat diketahui bahwa minat audit staff berpengaruh signifikan terhadap perkembangan karir (H8), Formal Requirement tidak terbukti signifikan dalam memoderasi minat audit staff melanjutkan karir sebagai partner dan perkembangan KAP (H9), dan Bentuk Partnership terbukti secara signifikan dalam memoderasi minat audit staff melanjutkan karir sebagai partner dan perkembangan KAP (H10). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Minat Audit dapat mempengaruhi Perkembangan KAP, dan Bentuk Partnership (BP) bukan suatu variabel independen melainkan variabel moderator (Pure Moderator)
yang
memberikan efek terhadap pengaruh MI kepada PERK, dimana BP memberikan efek positif terhadap hubungan antara MI kepada PERK, hal tersebut terlihat dari nilai positif, sedangkan tidak demikian kepada Formal Requirement (MR), dimana MR adalah variabel independen terhadap MI, tetapi bukan sebagai moderator atau pemberi efek antara hubungan MI terhadap PERK, hal tersebut dapat dilihat nilai MR sebagai moderator kurang dari 1,96.
Universitas Indonesia
Faktor-Faktor Yang..., Sagita Fajarahayu, FE UI, 2013
20
5.2 Keterbatasan dan Saran Penelitian ini memiliki keterbatasan yang melekat (inherent limitation) pada data yang diperoleh melalui kuesioner karena mungkin ada perbedaan persepsi antara peneliti dan responden penelitian. Meskipun telah dicoba untuk diminimalkan melalui uji pendahuluan (pre-test), namun keterbatasan ini akan tetap ada pada penelitian yang menggunakan data primer. Selain itu, penulis mengalami kesulitan dalam memperoleh jumlah responden seperti yang direncanakan, terutama bagi responden KAP Big 4, yang disebabkan adanya peraturan KAP tersebut yang melarang sebuah penelitian diadakan di KAP tersebut, kendala yang sama juga diperoleh penulis ketika mengunjungi beberap KAP kelas menengah. Sedangkan pada KAP kecil, kendala responden dialami karena ada beberapa KAP yang sudah tutup (bangkrut) dan kurangnya jumlah staff untuk dijadikan responden (dibawah 10 orang). Bagi penelitian selanjutnya, hendaknya memasukkan variabel-variabel lain yang diduga dapat mempengaruhi minat audit staff dalam melanjutkan karir sebagai partner. Selain itu, penelitian selanjutnya juga diharapkan dapat melakukan wawancara, selain menggunkan kuesioner, sehingga dapat dibandingkan hasilnya dan dapat diperoleh hasil yang lebih representatif. Bagi KAP, sebaiknya mengijinkan penelitian terutama dengan tema relevan dengan bidang usaha dengan syarat-syarat tertentu (misal surat pengantar fakultas atau perjanjian di atas materai), demi meningkatkan pengetahuan bagi pembaca penelitian yang juga dapat berguna dalam membantu mencapai keputusan mengenai karir di masa depan. Selain itu, perlunya perluasan informasi mengenai kesempatan berkarir sebagai partner dibantu dengan fasilitas pengembangan karir yang diperlukan, demi meningkatkan perkembangan KAP dan Akuntan Publik yang berkarir sebagai Partner di Indonesia (dan Jakarta khususnya), mengingat masih lambannya perkembangan KAP dan Akuntan Publik, yang tidak seimbang dengan perkembangan penduduk dan perusahaan di Indonesia. Bagi para regulator, hendaknya segera mempercepat rencana perluasan opsi jalur pendidikan yang diperbolehkan untuk mengikuti CPA Exam agar kemudahan dalam pemenuhan formal requirment tersebut dapat meningkatkan minat seseorang untuk melanjutkan karir sebagai partner. Selain itu, bagi para akademisi yang mengajarkan audit, hendaknya lebih memberikan pengetahuan tentang dunia kerja dan profesi auditor, untuk dapat memberikan gambaran kepada mahasiswa terhadap profesi tersebut, yang diharapkan dapat meningkatkan minat lulusan terhadap profesi tersebut dan perkembangan dari KAP itu sendiri.
Universitas Indonesia
Faktor-Faktor Yang..., Sagita Fajarahayu, FE UI, 2013
21 Daftar Referensi
Adityasih, Tia. Analisa Pengaruh Pendidikan Profesi, Pengalaman Auditor, Jumlah klien (Audit Capacity) dan Ukuran Kantor Akuntan Publik Terhadap Kualitas Audit. Tesis. Universitas Indonesia. 2010. Arens, Alvin A., Randal J.Elder, Mark S.Beasley. Auditing and Assurance Services an Integrated Approach, 12th edition. USA: Prentice-Hall International. 2008. Bierstaker, James Lloyd., Martha A. Howe, Inshik Seol. The Effects of the 150 – Credit – Hour Requirement for the Certified Public Accountant (CPA) Exam on the Career Intentions of Woman and Minorities. Journal of Education for Business, 2 (81), 99 hlm. November / Desember, 2005. Cotter, David A., Joan M. Hermsen, Seth Ovadia, Reeve Vanneman. The Glass Ceiling Effect. Social Forces, 2(80). Desember, 2001. Deloitte Touche Tohmatsu Limited. About Us. http://www.deloitte.com/view/en_ID/id/aboutus/firm-history/index.htm. Diakses tanggal 16 April 2013. DeMott, Deborah A. Transatlantic Perspectives on Partnership Law: Risk and Instability. Journal of Corporation Law, 26, 879-895. 2001. Federal Glass Ceiling Commission. Solid Investment: Making Full Use of the Nation’s Human Capital. Washington, D.C.: U.S Department of Labor. November, 1995. Gani, Lindawati, Lianny Leo. Ujian Sertifikasi Akuntan Publik: Determinan, Pola Kelulusan, dan Evaluasi Ujian. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, 6(2). Desember, 2009. Geau E. Thomas; Barry B. Nekritz. Expectations for the Twenty-First Century: An Overview of the New Limited Partnership Act, 16 Probate & Property. 2002. KPMG. About. http://www.kpmg.com/id/en/about/Pages/default.aspx. Diakses tanggal 16 April 2013 Lupu, Ioana. Approved Routes And Alternative Paths: The Construction Of Women’s Careers In Large Accounting firms. Evidence From The French Big Four. Critical Perspective on Accounting, 23, 351-369. 2012. Panagiotakopoulos, Antonios. The Impact Of Employee Learning On Staff Motivation In Greek Small firms: The Employees’ Perspective. Journal of Development And Learning In Organization, 2(27), pp 13-15. 2013. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 17/PMK.01/2008 Tentang Jasa Akuntan Publik
Universitas Indonesia
Faktor-Faktor Yang..., Sagita Fajarahayu, FE UI, 2013
22
Pusat Pembinaan Akuntansi Dan Jasa Penilai Kementrian Keuangan RI. Kondisi Dan Perkembangan Profesi Akuntan Publik di Indonesia. Seminar di Program Vokasi Universitas Indonesia, Depok. November, 2012. National Conference of Commissioners on Uniform State Laws. Uniform Limited Partnership Act. 2001. National Conference of Commissioners on Uniform State Laws. Uniform Partnership Act. 1997. Nurainahlisnasari, Riani. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Mahasiswa Akuntansi Universitas Indonesia Untuk Mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk). Skripsi. Universitas Indonesia. 2008. PricewaterhouseCoopers. About Us. http://www.pwc.com/id/en/about-us/index.jhtml. diakses tanggal 16 April 2013. Santosa, Hendri. Analisis Perbedaan Gender Terhadap Perilaku Auditor Badan Pengawas Keuangan Dan Pembangunan. Tesis. Universitas Diponegoro. 2011. Sekaran, Uma. Metodologi Penelitian untuk Bisnis (Ed. 4). Jakarta: Salemba Empat. 2006. Sihite, Rebecca Ciquita. Pengaruh Gender Pada Dewan Komisaris, Dewan Direksi, dan Komite Audit Terhadap Profitabilitas Dan Kualitas Laba Perusahaan. Skripsi. Universitas Indonesia. 2011. Smith, C. Aubrey. Education for the Professional Accountant. The Accounting Review, 20 (1), 17 – 23 hlm. Januari, 1945. Soedibyo, Agung Nugroho. Peran Nutrient Information Dan Information Consciousness Dalam Memoderasi Hubungan Antara Job Satisfaction Dan Turnover Intention Di Kantor Akuntan Publik. Tesis. Universitas Indonesia. 2010. Sullivan, Arthur., Steven M. Sheffrin. Economics: Principles in action. Upper Saddle River, New Jersey: Pearson Prentice Hall, p. 190. 2003. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2011 Tentang Akuntan Publik. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan Tinggi. Wijanto, Setyo Hari. Structural Equation Modelling Dengan Lisrel 8.8, Edisi Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu. 2008 Webster, Norman E. College Education as a Requirement for Certified Public Accountants The New York Experience. The Accounting Review, 21 (4), 445 – 450 hlm. Oktober, 1946.
Universitas Indonesia
Faktor-Faktor Yang..., Sagita Fajarahayu, FE UI, 2013