FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP STRES KERJA DAN DAMPAKNYA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PRA PURNA KARYA DI DAMATEX SALATIGA
Michael Arviano Tejasurya Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana ABSTRACT
Normally, every proffesion that people posses will end with the retirement. In the period of pre-retirement, it is sure that several problems may rise up one of them is jobs stress. jobs stress during pre-retirement period is occurred because of several factors, like organization factor, social enviroment factor, and individual factor. The purpose of this research is to discover jobs stress factors on pre-retirement employees and its effect on employees' work performances. This research is objected to pre-retirement employees at Damatex Salatiga with saturation sampling method with 41 employees as research sample. The Result of the research from retirement program and reirement preparation program don’t affect the stress in employees at Damatex Salatiga. The social support don’t affect the stress. However individual factor also affect stress, where there is a type A personality. And the finding of stress impact into performance has positive effect or eustress in employee performance at Damatex Salatiga. Key Words : Jobs Stress, Performance, Pre-Retirement
1.
Pendahuluan Manusia pada masa bekerja tidak semua berjalan dengan lancar, terkadang
muncul stres dalam bekerja. Stres merupakan suatu kondisi dinamik (selalu berubah) pada individu yang diharapkan pada suatu peluang, kendala dengan tuntutan yang dikaitkan dengan apa yang diinginkan serta hasilnya di persepsikan sebagai tidak pasti dan penting (Robbins, 2008). Menurut Handoko (2000) stres merupakan suatu kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses berpikir dan kondisi seseorang.
1
Stres kerja tidak datang dengan sendiriya, stres kerja muncul karena dipengaruhi oleh berbagai faktor. Robbins (2008) mengatakan bahwa timbulnya stres di pengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor organisasi, faktor lingkungan, dan faktor individu. Dalam faktor organisasi terdapat faktor-faktor yang berpengaruh pada tingkat stress karyawan, yaitu: tuntutan tugas, tuntutan peran, tuntutan antarpribadi, dan struktur organisasi (Robbins, 2008). Dan ada faktor lain dalam faktor organisasi menurut Palmore (2000) yaitu adanya program purna karya. Dimana ada tidaknya program purna karya yang diberikan pada karyawan dapat mempengaruhi tingkat stres kerja. Manusia dalam kehidupan sehari-hari tak lepas dari faktor lingkungan, salah satunya adalah lingkungan sosial, dimana manusia membutuhkan orang lain untuk dapat memenuhi kebutuhannya. Maka dari itu setiap manusia perlu adanya dukungan sosial. Pada hasil penelitian yang dilakukan Afina Murtiningrum (2006) mengemukakan dua alasan keberadaan dukugan sosial. Pertama, individu membutuhkan bantuan orang lain bilamana tujuan atau aktivitas pekerjaan demikian luas dan kompleks sehingga tidak dapat menyelesaikan sendiri. Kedua, hubungan antara karyawan itu mempunyai nilai sebagai tujuan yaitu pekerjaan yang menuntut hubungan saling membantu. Dukungan sosial menurut Robbins (2008) yaitu hubungan dengan kolega, rekan kerja atau atasan dapat menyangga dampak stress. Dimana dukungan sosial dapat berpengaruh terhadap stres pada karyawan, semakin banyak dukungan sosial maka tingkat stres akan rendah begitu pula sebaliknya (Atkinson, 2005).
2
Dalam faktor individu terdapat berbagai macam jenis kepribadian, salah satunya kepribadian yang mempunyai tingkat yang berbeda dalam menghadapi stres (Handoko, 2001). Dan dalam menghadapi stres tersebut Handoko membaginya menjadi 2 kepribadian yaitu : kepribadian tipe A dan kepribadian tipe B. Dimana kepribadian Tipe A merupakan kepribadian yang lebih rentan mengalami stres dibanding kepribadian tipe B (Kreitner dan Kinicki, 2005). Dikarenakan pada kepribadian tipe A merupakan kepribadian yang pola perilakunya sangat ambisius dan agresif, selalu bekerja untuk mencapai sesuatu, berlomba dengan waktu, dan terlibat penuh pada tugas-tugas pekerjaannya. Akibatnya, individu dengan pola perilaku tipe A selalu berada dalam keadaan tegang dan stres (Robbins, 2008). Stres kerja juga dapat berpengaruh terhadap kinerja seorang karyawan. Menurut Rosidah (2003) kinerja merupakan suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya berdasarkan kecakapan, pengalaman, dan kesungguhan, serta waktu. Akibat pengaruh stres tersebut akan membuat kinerja mengalami perubahan. Menurut Kirkcaldy dalam Gita Pratiwi (2010) stres kerja dapat mempengaruhi penurunan kinerja karyawan. Hal ini didukung dari hasil penelitian Hidayati (2007) yang mengukur ada hubungan negatif yang signifikan antara stres kerja dengan kinerja. Semakin tinggi stres kerja maka semakin rendah kinerja. Namun Stres dapat juga berakibat positif dinamakan eustres, dimana stres ini dapat mendorong dan memotivasi kinerja seseorang untuk bertindak lebih cepat dan meningkatkan kemampuannya (Walker. J, 2002, dalam Indri Nasution (2007). 3
Karyawan merupakan seseorang atau sekumpulan orang yang bekerja pada suatu badan usaha atau perusahaan baik swasta maupun pemerintahan dan diberikan imbalan kerja sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku baik yang bersifat harian, mingguan, maupun bulanan yang biasanya imbalan tersebut diberikan secara mingguan (Tanjil Alamin, 2010). Setiap karyawan akan mengalami masa pra purna karya, dimana dialami setiap karyawan saat menginjak umur 50-55 tahun (Sedarmayanti, 2008). Karyawan yang menginjak pada masa tersebut adalah karyawan pra purna karya. Karyawan pra purna karya adalah seorang pekerja di suatu organisasi yang telah memasuki masa pensiun. Dimana masa pra pensiun ini dapat menimbulkan masalah karena tidak semua orang siap dalam menghadapinya. Ketidaksiapan ini pada umumnya timbul karena adanya kekhawatiran tidak dapat memenuhi kebutuhan–kebutuhan tertentu sehabis pensiun (Agustina, 2007). Damatex Salatiga adalah salah satu cabang perusahaan yang tergabung dalam Argo Manunggal Grup yang berkantor pusat di Jakarta. Dengan luas pabrik mencapai 349.725 m2 dan luas bangunan 79.194 m2, serta jumlah tenaga kerja mencapai 2.800 karyawan (januari 2009). Dengan jumlah tenaga kerja yang besar terdapat karyawan pra purna karya yang berumur 50 sampai 55 tahun sejumlah 41 karyawan. Dengan melihat latar belakang penelitian diatas maka penulis mengangkat topik penelitian “FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP STRES KERJA DAN DAMPAKNYA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PRA PURNA KARYA DI DAMATEX SALATIGA”. 4
Persoalan penelitian Berdasarkan masalah penelitian di atas, maka penulis rumuskan persoalan penelitian sebagai berikut: 1.
Apakah program purna karya dan program persiapan karyawan pra purna karya sebagai faktor organisasi berpengaruh terhadap stres kerja pada karyawan pra purna karya di Damatex Salatiga ?
2.
Apakah dukungan sosial sebagai faktor lingkungan berpengaruh terhadap
stres kerja pada karyawan pra purna karya di Damatex
Salatiga? 3.
Apakah kepribadian karyawan sebagai faktor individu berpengaruh terhadap
stres kerja pada karyawan pra purna karya di Damatex
Salatiga? 4.
Apakah stres kerja tersebut berdampak pada kinerja karyawan pra purna karya di Damatex Salatiga ?
Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk : (i) Mengetahui program prurna karya dan persiapan pra purna karya, dukungan sosial, dan kepribadian karyawan berpengaruh terhadap stres kerja pada pra purna karya di Damatex Salatiga; (ii) Mengetahui dampak stres tersebut pada kinerja karyawan pra purna karya di Damatex Salatiga.
5
2.
Landasan Teori, Hipotesis , dan Model Penelitian
Stres Kerja Definisi tentang stres kerja yang dikemukakan oleh antara para ahli satu dengan lainnya berbeda-beda. Namun konsep penyertaannya tidaklah berbeda. Menurut Handoko (2000) stres kerja merupakan suatu kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses berpikir dan kondisi seseorang dalam bekerja. Jika karyawan mengalami stres yang terlalu besar maka akan dapat menganggu kemampuan seseorang karyawan tersebut untuk menghadapi lingkungannya dan pekerjaan yang akan dilakukannya. Menurut Beehr dan Franz (2002) stres kerja sebagai suatu proses yang menyebabkan orang merasa sakit, tidak nyaman atau tegang karena pekerjaan, tempat kerja atau situasi kerja yang tertentu. Definisi lain dikemukakan Mangkunegara (2005) stres kerja adalah perasaan yang menekan atau merasa tertekan yang dialami karyawan dalam menghadapi pekerjaannya. Persamaan stres kerja menurut ahli-ahli tersebut sama-sama menunjukan stres kerja sebagai suatu kondisi yang dirasakan manusia dan mempengaruhi kondisi seseorang dalam melakukan pekerjaan. Jadi stres kerja dapat di definisikan menurut penulis sebagai suatu kondisi atau reaksi terhadap situasi yang mempengaruhi seseorang dalam bekerja dimana kondisi tersebut akan membuat seseorang karyawan tertekan.
Dampak Stres Kerja Dampak dari stres kerja dapat di kelompokan menjadi 3 kategori menurut Robbins (2008) sebagai berikut : 6
a. Gejala Fisiologis, bahwa stres dapat menciptakan perubahan dalam metabolisme, meningkatkan laju detak jantung, dan pernapasan, menimbulkan sakit kepala, dan menyebabkan serangan jantung. b. Gejala Psikologis, stres yang berkaitan dengan pekerjaan dapat menyebabkan ketidakpuasan dalam bekerja. Dan dalam bekerja muncul ketegangan,
kecemasan,
mudah
marah,
kebosanan,
konsentrasi
berkurang dan menunda-nunda pekerjaan. c. Gejala Perilaku, mencangkup perubahan dalam kebiasaan hidup, gelisah, merokok, nafsu makan berlebihan, dan gangguan tidur.
Dampak
stres
menurut
penulis
akibat
dari
stres
sendiri
dapat
mempengaruhi fisik, psikologi, dan perilaku manusia. Kebanyakan akibat tersebut mempengaruhi manusia secara negatif. Dimana stres tersebut akan berpengaruh terhadap aktivitas seseorang atau pekerjaan seseorang, sehingga akan mengalami tekanan yang di akibatkan dari stres tersebut. Jenis-jenis stres Selye dalam Jaza Anil Chusna (2010) mengatakan bahwa terdapat dua jenis stres, yaitu eustres dan distres. Eustres, yaitu hasil dari respon terhadap stres yang bersifat sehat, positif, dan konstruktif (bersifat membangun). Ini adalah semua bentuk stres yang mendorong tubuh untuk beradaptasi dan meningkatkan kemampuan untuk beradaptasi. Ketika tubuh mampu menggunakan stres yang dialami untuk membantu melewati sebuah hambatan dan meningkatkan performa, stres tersebut bersifat positif, sehat, dan menantang (Walker.J 2002). 7
Di sisi lain, distres, yaitu hasil dari respon terhadap stres yang bersifat tidak sehat, negatif, dan destruktif (bersifat merusak). Distres adalah semua bentuk stres yang melebihi kemampuan untuk mengatasinya, membebani tubuh, dan menyebabkan masalah fisik atau psikologis. Ketika seseorang mengalami distres, orang tersebut akan cenderung bereaksi secara berlebihan, bingung, dan tidak dapat berperforma secara maksimal (Walker.J 2002).
Faktor Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Stres Kerja Menurut Robbins (2008)
mengatakan timbulnya stres di pengaruhi oleh
beberapa faktor-faktor : 1. Faktor Organisasi Dalam faktor organisasi berpengaruh juga terhadap stres kerja karyawan dimana semua aktivitas di dalam perusahaan berhubungan dengan karyawan. Seperti Tuntutan kerja atau beban kerja yang terlalu berat, Kerja yang membutuhkan tanggung jawab tinggi sangat cenderung mengakibatkan stres tinggi. 2. Faktor Lingkungan Adanya lingkungan sosial turut berpengaruh terhadap stres kerja pada karyawan. Dimana adanya dukungan sosial berperan dalam mendorong seseorang dalam pekerjaannya, apabila tidak adanya faktor lingkungan sosial yang mendukung maka tingkat stres karyawan akan tinggi. 3. Faktor Individu Adanya faktor individu berperan juga dalam mempengaruhi stres karyawan. dalam faktor individu kepribadian seseorang lebih berpengaruh 8
terhadap stres pada karyawan. Dimana kepribadian seseorang akan menentukan seseorang tersebut mudah mengalami stres atau tidak.
Kinerja Definisi kinerja yang dikemukakan para ahli pun berbeda-beda, menurut Mangkunegara (2001) kinerja merupakan hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawabnya. Namun Menurut Rosidah (2003) kinerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman, dan kesungguhan, serta waktu. Menurut Penulis kinerja adalah hasil kerja yang dicapai oleh seseorang karyawan dalam kemampuan melaksanakan tugas-tugas sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan oleh atasan kepada karyawan di suatu perusahaan. Kinerja juga digunakan sebagai tolak ukur pencapaian hasil kerja karyawan dalam melaksanakan tanggung jawabnya dalam bekerja di suatu perusahaan.
Pengaruh Antar Variabel Dimana menjelaskan hubungan antar variabel pada faktor-faktor yang berpengaruh terhadap stres kerja dan dampaknya terhadap kinerja karyawan pra purna karya di Damatex Salatiga. 1. Program- program purna karya berpengaruh terhadap stres Dimana program yang dijalankan perusahaan dalam menunjang karyawan pada masa purna karya, di perlukan adanya program seperti 9
program purna karya seperti adanya pesangon dan jamsostek (Palmore, 2000). Adanya program-program purna karya tersebut dapat memberikan kepuasan kepada karyawan pra pensiun, Sebaliknya semakin sedikit program pesangon atau tidak mendapatkan dana pensiun akan membuat karyawan tersebut stres (Martins Femi Dada & AI Idowu, 2004). Selain program purna karya ada program persiapan pra purna karya dimana dalam mempersiapakan pensiun, karyawan pra pensiun seharusnya sudah mempersiapkan diri setelah pensiun nanti (Palmore.2000). Dengan memikirkan kedepannya karyawan pra purna karya akan melakukan kegiatan setelah pensiun, seperti berwirausaha. Upaya ini di dukung oleh perusahaan dalam memberikan fasilitas berupa seminar dan latihan berusaha guna meringankan beban karyawan dalam mempersiapkan pensiun. Dengan diberikannya program tersebut maka karyawan akan mendapatkan berbagai motivasi setelah pensiun, ketrampilan berwirausaha, cara menghadapi post power sindrome, dan cara menghadapi stres kerja (Tavip Sunandar, 2002). Tapi tidak semua karyawan siap dalam menjalankan perisapan sebelum pensiun, masih banyak yang tidak mempersiapkan sehingga begitu mereka pensiun akan banyak karyawan yang tertekan atau stres. H1 = Program pensiun dan program persiapan pensiun berpengaruh terhadap stres karyawan pra purna karya. 2. Dukungan Sosial Berpengaruh Terhadap Stres Dukungan sangat dibutuhkan semua orang, terutama pada karyawan pra pensiun. Menurut Pierce (2000) dukungan sosial merupakan sumber 10
emosional, informasional atau pendampingan yang diberikan oleh orangorang disekitar individu untuk menghadapi setiap permasalahan dan krisis yang terjadi sehari- hari dalam kehidupan. Dukungan-dukungan tersebut dapat berasal dari keluarga, teman, saudara, dan rekan kerja (Saranson, 2009), seperti karyawan yang akan pensiun
mendapat dukungan dari
kelurga dan rekannya sehingga setelah pensiun karyawan tersebut tidak mengalami tekanan setelah. Dimana karyawan yang tidak mendapatkan dukungan akan tertekan atau stres ketika menghadapi masa pensiun. Jadi dukungan untuk karyawan pra pensiun dapat mempengaruhi tingkat stres karyawan. Pendapat ini didukung oleh Atkinson (2005) dan hasil penelitian Ajeng Ryzkanevi (2009) menyatakan bahwa stres akan rendah apabila individu memiliki dukungan sosial begitu pula sebaliknya stres akan tinggi apabila rendahnya dukungan sosial yang diberikan. Dukungan sosial sendiri menurut penulis merupakan
bentuk
pertolongan yang dapat berupa materi, emosi, dan informasi yang diberikan oleh orang-orang yang memiliki arti seperti keluarga, teman, saudara, rekan kerja atupun atasan atau orang yang dicintai oleh individu yang bersangkutan H2 = Dukungan Sosial berpengaruh terhadap stres karyawan pra purna karya 3.
Kepribadian karyawan Berpengaruh Terhadap Stres Menurut Robbin (2001:142) dalam diri seseorang terbagi menjadi 2 kepribadian yaitu Kepribadian tipe A dan kepribadian tipe B, tapi 11
kepribadian tersebut yang mempengaruhi pada stres kerja adalah tipe A. Kepribadaian tipe A adalah kepribadian yang melibatkan secara agresif dalam perjuangan terus menerus untuk mencapai lebih banyak waktu yang lebih sedikit dan melawan upaya-upaya yang menentang dari orang atau hal lain, Pada tipe ini adalah kepribadian yang mudah mengalami stres karena tipe ini lebih condong agresif , mudah panik, selalu berhati-hati, dan suka pada tantangan Robbin (2001). Hal ini didukung hasil penelitian Sutarto(2008) dimana kepribadian tipe A adalah kepribadian yang mudah mengalami stres, selalu berhati-hati, agresif, dan menjunjung tinggi tanggung jawab. H3 = Kepribadian karyawan berpengaruh terhadap stres karyawan pra purna karya
4. Dampak Stres Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pra Purna Karya Stres merupakan hal yang melekat pada kehidupan manusia dalam bentuk tertentu. Tak seorangpun dapat terhindar dari stres. Stres kerja perlu perhatian khusus dari Damatex Salatiga agar tidak mengganggu kinerja para karyawan pra purna karya dan merugikan perusahaan. Meskipun dampak stres terbagi menjadi 2 yaitu distres (stres negarif) dan uestres (stres positif). Menurut Gitosudarmo dan Sudita (1997) dampak stres yang rendah akan berperan sebagai pendorong peningkatan kinerja karyawan. Sedangkan dampak stres yang tinggi akan menurunkan kinerja karyawan, seperti Sering bosan, tidak
12
ada gairah dalam bekerja atau bekerja menjadi asal-asalan, Sering bolos bekerja dan datang selalu terlambat. Hal ini didukung dari hasil penelitian Arif (2011) dimana stres yang tinggi dapat berpengaruh pada kinerja karyawan. H4 = Stres kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan Pra Purna Karya
Model Penelitian Bagan 2.1 Faktor Organisasi (Program Purna Karya &Persiapan Pra Purna Karya) STRES KERJA
Faktor Lingkungan (Dukungan Sosial)
Kinerja Karyawan Pra Purna Karya
Faktor Individu (Kepribadian karyawan) 3. Metode Penelitian Jenis Penelitian dan Sumber Data Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitaif, dimana penelitian ini akan di proses dengan data staistika. Sedangkan sumber data pada data primer
dan sekunder. Untuk
memperoleh data dan informasi yang valid, akurat serta meyakinkan yang berkaitan
13
dengan penelitian ini. Dimana penelitian ini akan bersumber pada subyek-subyek dari karyawan-karyawan pra purna karya yang berada di Damatex Salatiga.
Populasi dan Sampel Dalam populasi penelitian ini adalah 41 karyawan pra purna karya yang memasuki masa pensiun dalam kurun waktu 1-5 tahun di Damatex Salatiga dengan obyek karyawan berumur minimal 50 tahun sampai dengan 55 tahun. Semuanya dijadikan sampel dalam penelitian ini Dengan menggunakan metode samplingnya Saturation Sampling,
dimana
peneliti
menggunakan
keseluruhan
populasi
untuk
mempermudah penelitian.
Metode Pengumpulan Data Metode yang digunakan dalam mengunpulkan data yang berkaitan dengan penyusunan laporan dan pembuatan aplikasi ini adalah Teknik Kuisioner, yaitu penulis melakukan pengumpulan data dengan cara memberikan kuisioner kepada para karyawan pra purna karya guna mendapatkan informasi-informasi tambahan dalam penelitian. Metode yang digunakan adalah model likert.
Dengan
menggunakan skala likert dimana memiliki lima macam pilihan yaitu : (SS) Sangat Setuju, (S) Setuju, (TS), Ragu Ragu (RR), Tidak Setuju, (STS) Sangat Tidak Setuju.. Dimana penelitian ini akan di uji dengan uji asumsi klasik guna untuk mengetahui apakah hasil estimasi regresi yang diperlukan benar-benar bebas dari adanya Multikolinearitas, Heteroskedastisitas, Autokorelasi, dan Normalitas 14
(Ghozali,2005), selain uji asumsi klasik akan di uji pula menggunakan uji reabilitas dan uji validitas. Sedangkan untuk mengetahui seberapa jauh hubungan antar variabel yang dianalisis tersebut digunakan regresi linear berganda. Unuk mengetahui faktorfaktor yang berpengaruh terhadapstres kerja dengan rumus sebagai berikut : Y1 = A+B1x1+B2x2+B3x3 Dimana : Y
= Stres kerja
A
= Konstanta
B1x1 = Program purna karya dan persiapan pra purna karya B2x2 = Dukungan sosial B3x3 = Kepribadian karyawan Sedangkan untuk mengetahui pengaruh stres kerja terhadap kinerja karyawan pra purna karya, dapat dilakukan dengan teknik regresi linear sederhana. Dengan rumus sebagai berikut : Y2 = A+ Bx4 Y2 = Kinerja Bx4 = Stres Kerja
4. Hasil Penelitian dan Pembahasan
Profil perusahaan PT. Daya Manunggal didirikan pada hari jumat 17 Februari 1961 Dengan akte
notaris No 31Tahun 1961, berlokasi di Jl. Argobusono No 1 Kelurahan Ledok 15
Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga. Dengan di prakasai oleh Bapak Musa dan Bapak The Nien King. Dimana merupakan salah satu cabang perusahaan yang tergabung dalam Argo Manunggal Grup yang berkantor pusat di Jakarta. Dengan Adanya perkembangan dan perluasan pabrik sehingga mencapai luas pabrik mencapai 349.725 m2 dan luas bangunan 79.194 m2 dengan jumlah tenaga kerja mencapai 2.800 karyawan (january 2009). Tujuan didirikannya Damatex adalah: a. Mendapatkan keuntungan b. Membantu pemerintahan dalam menyediakan lapangan pekerjaan c. Membantu pemerintah dalam menyediakan bahan sandang bagi masyarakat d. Membantu pemerintah dalam peningkatan eksport non migas.
Profil Responden Gambaran umum responden dalam penelitian ini terbagi menjadi 4 variabel
dengan 41 responden. Berdasarkan jenis kelamin responden dimana jenis kelamin pria sebesar 76% dan wanita 24%. Berdasarkan umur responden dimana umur responden terdiri dari 50-54 tahun dan umur terbanyak 29% pada umur 54 tahun dan di susul 24% pada umur 50 tahun.. Berdasarkan jumlah tanggungan responden dimana jumlah tanggungan terbanyak 54% pada jumlah tanggungan 3 orang dan di susul 24% pada jumlah tanggungan 1 orang. Dan berdasarkan status kerja pasangan responden yang tertinggi 76% dimana pasangan kerja responden tidak bekerja.(Lihat Lampiran hal 1). 16
Tabel 4.1 frekuensi responden
Variabel Jenis Kelamin Umur
jumlah tanggungan
Status kerja Pasangan 1.
Keterangan Kategori Pria Wanita 50th 51th 52th 53th 54th
jumlah 31 10 10 8 5 6 12
% 76% 24% 24% 20% 12% 15% 29%
1 2 3 4
10 6 22 3
24% 15% 54% 7%
Bekerja tidak bekerja
10 31
24% 76%
Uji Asumsi Klasik
Dalam penelitian ini perlu di dilakukan uji asumsi klasik, dimana terdiri dari uji normalitas, uji multikoleniaritas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi. Pada faktor-faktor yang berpengaruh terhadap stres kerja akan di uji dimana dari uji multikolinearitas menunjukan hasil perhitungan VIF tidak ada variabel independen yang memiliki nilai VIF lebih besar dari 10 yaitu Program pensiun dan program persiapan pra pensiun sebesar 1.144, Dukungan sosial sebesar 1.126, dan Kepribadian sebesar 1.085 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikoleniaritas antar variabel dalam model regresi. Dari uji heteroskedastisitas (Glejser) menunjukan signifikan Program pensiun dan program persiapan pra pensiun sebesar 0.447, Dukungan sosial sebesar 0.964, dan Kepribadian sebesar 0.929 hal ini terlihat dari probabilitas signifikannya diatas 5%, sehingga dapat disimpulkan tidak mengandung adanya heteroskedastisitas dalam model regresi. Dari uji autokorelasi 17
menunjukan durbin-watson test =1.960 dan data dl = 1.348 dan du= 1.6603 dengan k=3 variabel.dimana nilai DW berada di antara nilai du sampai nilai 4-du maka koefisien autokorelasi sama dengan nol, berarti tidak ada autokorelasi. Dari uji normalitas menunjukan Kolmogorov-Smirnov pada program pensiun dan program persiapan pra pensiun sebesar 0.797, dukungan sosial sebesar 1.105, kepribadian sebesar 0.932, dan stres karyawan sebesar 0.846.Sedangkan pada signifikan pada program pensiun dan program persiapan pra pensiun sebesar 0.548, dukungan sosial sebesar 0.174, kepribadian sebesar 0.350, dan stres karyawan sebesar 0.471 hal ini berarti data pada uji normalitas tersebut normal karena diatas signifikan 5%.( untuk lebih jelas dapat dilihat di lampiran). Untuk mengetahui apakah stres kerja berdampak pada kinerja maka akan dilakukan uji asumsi klasik. Pertama digunakan uji multikolinearitas menunjukan hasil perhitungan VIF tidak ada variabel independen yang memiliki nilai VIF lebih besar dari 10 yaitu Stres kerja sebesar 1.00 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikoleniaritas antar variabel dalam model regresi. Dari uji heteroskedastisitas (Glejser) menunjukan signifikan Stres kerja sebesar 0.190 hal ini terlihat dari probabilitas signifikannya diatas 5%, sehingga dapat disimpulkan tidak mengandung adanya heteroskedastisitas dalam model regresi. Dari uji autokorelasi menunjukan durbin-watson test =1.640 dan data dl = 1.594 dan du= 1.4493 dengan k=1 variabel.dimana nilai DW berada di antara nilai du sampai nilai 4-du maka koefisien autokorelasi sama dengan nol, berarti tidak ada autokorelasi. Dari uji normalitas menunjukan Kolmogorov-Smirnov kinerja sebesar 0.642 dan
18
signifikan sebesar 0.804
hal ini berarti data tersebut normal karena diatas
signifikan 5%..
2.
Uji Validitas dan Reabilitas Untuk menguji validitas dimana dengan jumlah N sebesar 41. Dimana
harus menemukan nilai df terlebih dahulu dengan rumus df=N-2 dengan tingkat signifikan 5%, jadi ditemukan r tabel sebesar 0.20195. dan untuk menguji validnya data dengan membandingkan dengan r hasil > r tabel. Apabila hasil < dari makan data tersebut tdak valid.
Program pensiun dan persiapan pensiun Tabel 4.2 Uji Validitas Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted VAR00001 VAR00002 VAR00003 VAR00004 VAR00005 VAR00006 VAR00007 VAR00008
13.7805 14.0976 15.0244 15.0488 14.8537 14.8537 14.8537 14.9512
Scale Variance if Corrected ItemItem Deleted Total Correlation Valid /tidak valid 5.726 8.440 11.374 11.298 11.278 11.328 11.678 11.698
.661 .316 .368 .440 .323 .310 .214 .224
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Pada uji validitas tidak terdapat item yang tidak valid dengan kurang dari 0.20195. Sehingga semua item yang valid akan digunakan dalam analsis selanjutnya. Pada uji reabilitas dimana hasil cronbach’s alpha harus lebih besar dari 0,6.pada variabel program pensiun dan persiapan pensiun ditemukan sebesar 0.615,
19
jadi dinyatakan reliabel karena lebih besar dari 0,6 (untuk lebih lengkap dapat dilihat di lampiran).
Dukungan Sosial Tabel 4.3 Uji Validitas Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted VAR00001 VAR00002 VAR00003 VAR00004 VAR00005 VAR00006 VAR00007 VAR00008
Scale Variance if Corrected ItemItem Deleted Total Correlation Valid /tidak valid
13.4390 13.2439 13.3171 13.3415 13.2927 13.1463 13.2683 13.3171
5.102 3.689 3.772 4.330 3.862 3.778 4.001 3.872
-.143 .304 .430 .286 .405 .386 .422 .379
Tidak valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Terdapat item yang tidak valid dimana di bawah r tabel terdapat pada item nomor 1, sehingga item tersebut akan di keluarkan dan tidak digunakan dalam analisis berikutnya. Pada uji reabilitas dimana hasil cronbach’s alpha harus lebih besar dari 0,6.pada variabel dukungan sosial ditemukan sebesar
0.675, jadi dinyatakan
reliabel karena lebih besar dari 0,6 (untuk lebih lengkap dapat dilihat di lampiran).
Kepribadian karyawan Tabel 4.4 Uji Validitas Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted VAR00001 VAR00002 VAR00003
30.4390 30.4390 31.9024
Scale Variance if Item Deleted 5.902 5.902 7.440
20
Corrected ItemTotal Correlation
Valid/tidak valid
.309 .309 -.170
Valid Valid Tidak valid
VAR00004 VAR00005 VAR00006 VAR00007 VAR00008 VAR00009 VAR00010
32.0732 31.0732 31.7073 30.4146 29.9756 30.0976 32.0488
7.320 6.220 5.962 6.149 6.024 6.440 7.048
-.157 .290 .128 .263 .316 .106 -.121
Tidak valid Valid Tidak valid Valid Valid Tidak valid Tidak valid
Terdapat item yang tidak valid dimana berada di bawah r tabel pada item nomor 3,4,6,9, dan 10. Sehingga item tersebut akan dikeluarkan dan tidak digunakan dalam analisis berikutnya. Pada uji reabilitas dimana hasil cronbach’s alpha harus lebih besar dari 0,6.pada variabel kepribadian karyawan ditemukan sebesar 0.764, jadi dinyatakan reliabel karena lebih besar dari 0,6 (untuk lebih lengkap dapat dilihat di lampiran).
Stres kerja Tabel 4.5 Uji Validitas Item-Total Statistics
Scale Mean if Scale Variance if Corrected ItemItem Deleted Item Deleted Total Correlation
Valid / tidak valid
VAR00002
25.9756
16.824
.436
Valid
VAR00003
26.6829
17.972
.271
Valid
VAR00004
26.3171
16.772
.427
Valid
VAR00005
26.5366
16.555
.510
Valid
VAR00006
26.2195
18.226
.220
Valid
VAR00007
25.9024
16.090
.514
Valid
VAR00008
26.4878
17.806
.321
Valid
VAR00001
26.0488
17.048
.453
Valid
VAR00009
25.8780
14.860
.506
Valid
VAR00010
26.7073
15.562
.347
Valid
21
Pada uji validitas tidak terdapat item yang tidak valid dengan kurang dari 0.20195. Sehingga semua item yang valid akan digunakan dalam analsis selanjutnya Pada uji reabilitas dimana hasil cronbach’s alpha harus lebih besar dari 0,6.pada variabel stres kerja karyawan ditemukan sebesar 0.736, jadi dinyatakan reliabel karena lebih besar dari 0,6 (untuk lebih lengkap dapat dilihat di lampiran).
Kinerja Tabel 4.6 Uji Validitas Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted VAR00001 VAR00002 VAR00003 VAR00004 VAR00005 VAR00006
14.0976 14.0000 15.2195 14.8780 14.1463 14.0000
Scale Variance if Item Deleted 9.190 8.200 11.226 9.260 7.828 7.950
Corrected ItemTotal Correlation
Valid /tidak valid
.506 .644 .184 .438 .696 .571
Valid Valid Tidak valid Valid Valid Valid
Terdapat item yang tidak valid dimana di bawah r tabel terdapat pada item nomor 3, sehingga item tersebut akan di keluarkan dan tidak digunakan dalam analisis berikutnya. Pada uji reabilitas dimana hasil cronbach’s alpha harus lebih besar dari 0,6.pada variabel Dampak stres terhadap kinerja karyawan ditemukan sebesar 0.793, jadi dinyatakan reliabel karena lebih besar dari 0,6 (untuk lebih lengkap dapat dilihat di lampiran).
22
3.
Uji Hipotesis Dalam penelitian ini akan di akhiri uji hipotesis dimana uji ini akan
mengetahui
hipotesis
penelitian
ini
berpengaruh
atau
tidaknya
dengan
menggunakan uji regresi. Tabel 4.7 Ringkasan Hasil Uji Regresi faktor-faktor yang berpengaruh terhadap stres kerja karyawan pra purna karya Coefficientsa
Unstandardized Coefficients Model 1
B
Std. Error
(Constant)
2.084
1.017
Program Pensiun
-.035
.151
Dukungan Sosial
-.474 .534
Kepribadian Karyawan
Standardize d Coefficients Beta
Collinearity Statistics t
Sig. Tolerance
VIF
2.049
.048
-.035
-.228
.821
.874
1.144
.240
-.296
-1.970
.056
.888
1.126
.229
.343
2.331
.025
.922
1.085
a. Dependent Variable: Stres Karyawan
Berdasarkan hasil uji hipotesis diatas diketahui pada program pensiun dan persiapan pensiun ditemukan sebesar 0.821 dengan tingkat signifikan sebesar 5%, maka dapat disimpulkan hipotesis pertama ditolak dikarenakan faktor program pensiun dan persiapan pensiun tidak berpengaruh terhadap stres karyawan pra purna karya di Damatex Salatiga. Dimana program yang diberikan kepada karyawan pra purna karya sudah berjalan dengan baik sesuai dengan undang-undang no 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan dengan tidak menunda-nunda pemberian program tersebut dan dapat memberikan kepuasan pada karyawan. Dari hasil penelitian ini tidak sejalan dengan Martins Femi Dada & AI Idowu (2004) dimana faktor organisasi berpengaruh terhadap stres kerja karyawan. Tapi penelitian ini didukung oleh hasil penelitian dari Bambang Setiawan, dkk (2002) dimana perusahan 23
mempunyai kewajiban moral untuk memberikan rasa aman kepada karyawan. Kewajiban moral tersebut diwujudkan dengan memberikan jaminan ketenangan atas masa depan para karyawannya. Karena karyawan tetap memiliki penghasilan pada saat mereka mencapai usia pensiun sehingga karyawan tidak akan mengalami tekanan. Berdasarkan
hasil uji hipotesis diatas diketahui pada dukungan sosial
ditemukan sebesar 0.056 dengan tingkat signifikan 5%, maka dapat disimpulkan hipotesis kedua ditolak dikarenakan dukungan sosial tidak berpengaruh terhadap tingkat stres karyawan pra purna karya di Damatex Salatiga. Apabila karyawan pra purna karya mendapat dukungan sosial baik dari keluarga dan rekan kerja maka tingkat stres akan lebih rendah dibandingkan karyawan yang tidak mendapat dukungan sosial. Hasil penelitian ini didukung oleh Atkinson (2005) menyatakan bahwa stres akan rendah apabila adanya dukungan sosial yang diberikan. Dimana dukungan sosial yang tinggi seperti adanya dorongan dalam memasuki masa purna karya akan berdampak pada stres yang rendah pada karyawan pra purna karya. Berdasarkan hasil uji hipotesis diketahui pada kepribadian karyawan sebesar 0.025 dengan tingkat signifikan sebesar 5%, maka dapat di simpulkan bahwa hipotesis ketiga diterima dikarenakan kepribadian karyawan pra purna karya di Damatex ini berpengaruh terhadap stres kerja, dimana kepribadian yang berpengaruh terhadap stres adalah kepribadian tipe A sedangkan kepribadian tipe B adalah kepribadian yang tidak mudah mengalami stres. Dan dalam penelitian ini kepribadian karyawan pra purna karya di Damatex Salatiga ini lebih condong pada 24
kepribadian tipe A dengan ciri-ciri mudah panik, suka tantangan, selalu berhati-hati dalam beraktivitas, selalu terburu-buru dalam bekerja, dll. Hasil penelitian ini sejalan dengan Robbins (2001) dimana kepribadian karyawan terbagi menjadi 2 yaitu tipe A yang lebih mudah mengalami stres dan tipe B yang tidak mudah mengalami stres, dan pada penelitian karyawan pra purna karya di Damatex Salatiga ini adalah kepribadian yang mudah mengalami stres yaitu kepribadian manusia tipe A. Dimana pada faktor program purna karya dan program persiapan pra purna karya, faktor dukungan sosial, dan faktor kepribadian terhadap stres dapat dilihat pada r square nya sebesar 0.26, jadi faktor organisasi,faktor lingkungan , dan faktor individu yang mempengaruhi stres pada karyawan pra purna karya berpengaruh sejumlah 26% dan sisanya 74% dipengaruhi oleh faktor lain. Dan pada persamaan pada faktor-faktor yang berpengaruh terhadap stres kerja. Y = 2.084 + (-0.035) 0.821 + (-0.474) 0.056 + (0.534) 0.025 Hasil dari persamaan tersebut adalah Y= 2.041, jadi stres kerja dipengaruhi oleh faktor-faktor tersebut, dari faktor organisasi, faktor lingkungan,dan faktor indvidu. Tabel 4.8 Ringkasan Hasil Uji Regresi Dampak stres kerja terhadap kinerja karyawan pra purna karya Coefficientsa
Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant)
1.548
Standardized Coefficients
Std. Error
Beta
.577
25
Collinearity Statistics t 2.681
Sig. .011
Tolerance
VIF
Stres Karyawan
.456
.196
.349
2.329
.025
1.000
1.000
a. Dependent Variable: Kinerja Karyawan
Berdasarkan hasil uji hipotesis diatas diketahui pada stres karyawan sebesar 0.025 dengan tingkat signifikan 5%, maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis keempat diterima dikarenakan stres kerja karyawan berpengaruh terhadap kinerja karyawan pra purna karya di Damatex Salatiga. Dimana dampak stres kerja terhadap kinerja karyawan bersifat positif atau disebut eustress, karyawan yang mengalami stres kerja positif
terhadap kinerja karyawan akan mengalami
peningkatan dalam kinerja. Hal ini stres menjadi pendorong kinerja karyawan sehingga kinerja mengalami peningkatan (Walker.J, 2002). Dimana pada stres kerja terhadap kinerja karyawan r square sebesar 0.122, jadi stres kerja berpengaruh pada kinerja karyawan sejumlah 12% dan sisanya sebesar 87.8%
dipengaruhi oleh faktor lain. Dan pada persamaan stres kerja
berpengaruh terhadap kinerja. Y = 1.548 + ( 0.456)0.025 Hasil persamaan stres kerja berdampak pada kinerja adalah Y= 1.559, dimana stres kerja tersebut berdampak positif bagi kinerja. Kesimpulan dan saran Dari hasil uji regresi yang telah dilakukan pada hipotesis pertama, dapat disimpulkan bahwa faktor organisasi seperti program purna karya dan program persiapan purna karya tidak mempengaruhi stres kerja pada karyawan pra purna karya dalam studi kasus di PT Damatex Salatiga. Hal ini didukung oleh Bambang 26
Setiawan, dkk (2002) dimana perusahan mempunyai kewajiban moral untuk memberikan rasa aman kepada karyawan. Kewajiban moral tersebut diwujudkan dengan memberikan jaminan ketenangan atas masa depan para karyawannya. Sehingga adanya program tersebut karyawan lebih siap terhadap pensiun dan tidak mudah stres. Dari hasil uji regresi pada hipotesis kedua, dapat disimpulkan bahwa faktor lingkungan sosial seperti dukungan sosial akan tidak berpengaruh pada tingkat stres karyawan karyawan pra purna karya dalam studi kasus di PT Damatex Salatiga. Dan hasil penelitian ini didukung oleh Atkinson (2005) menyatakan bahwa stres akan rendah apabila adanya dukungan sosial yang diberikan. Dimana dukungan sosial yang tinggi seperti adanya dorongan dalam memasuki masa purna karya akan berdampak pada stres yang rendah pada karyawan pra purna karya. Dari hasil uji regresi pada hipotesis ketiga, dapat disimpulkan bahwa Kepribadian karyawan berpengaruh pada tingkat stres dimana kepribadian yang didapati pada studi kasus di PT. Damatex Salatiga adalah kepribadian tipe A, dimana kepribadian ini lebih rentan mengalami stres kerja sehingga kepribadian ini akan berpengaruh pada tingkat stres karyawan pra purna karya. Berdasarkan hasil uji regresi pada hipotesis keempat, dapat disimpulkan bahwa stres kerja akan berpengaruh pada kinerja karyawan, hasil penelitian ini sejalan dengan Gitosudarmo dan sudita (1997) dimana stres akan berpengaruh positif pada kinerja karyawan. Dimana stres yang bersifat positif akan memotivasi diri, rangsangan untuk bekerja lebih keras, dan meningkatnya inspirasi hidup yang lebih 27
baik sehingga dapat meningkatakan kinerja karyawan. Dimana hal ini juga dapat dipengaruhi oleh program purna karya yang sudah berjalan dengan baik, sehingga dapat mendorong karyawan lebih meningkat kinerjanya. Menurut Price (2003) stres kerja dapat berhubungan positif terhadap kinerja sehingga dapat mendorong kinerja karyawan Saran Untuk penelitian mendatang disarankan untuk melakukan penelitian tentang stres manakah yang terbesar dari faktor organisasi, faktor lingkungan, dan faktor kepribadian. di PT.Damatex Salatiga. Untuk PT.Damatex disarankan untuk meningkatkan dukungan sosial pada karyawan, dimana dukungan sosial yang tinggi dapat mengurangi stres pada karyawan seperti memberikan motivasi, dukungan moral, bantuan, dan nasihat. Dan Perusahaan lebih mendorong karyawan dimana karyawan pra purna karya di PT.Damatex ini lebih dominan kepribadian tipe A, dimana kepribadian tipe ini lebih rentan mengalami stres. Jadi perusahaan perlu adanya rotasi jabatan agar tingkat kejenuhan rendah, menghargai kinerja karyawan, dan dalam proses rekrutmen perlunya tes psikologi untuk mengetahui kepribadian calon karyawan termasuk kepribadian rentan stres atau tidak.
28
Referensi Adiniggar. 2005. Hubungan Stres Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Bagian Administrasi PT Tunas Bahana Sparta Cirebon. Skripsi (Tidak Diterbitkan) Anoraga, Pandji. 1992. Psikologi Kerja. Jakarta: Anggota IKAPI Atkinson, R. L., Atkinson, K. C., dan Benn, D. J. 1996 Pengantar Psikologi Jilid II. Edisi kesebelas. Terjemahan Kusuma, W. Jakarta :Erlangga Boediono dan Drs Wayan Koster. 2001. Teori dan Aplikasi Statistika dan Probabilitas. Bandung: Remaja Rosdakarya. Chaidir, Abdillah Arief, 2011. Pengaruh Kepemimpinan, Stres Kerja, Disiplin Kerja, dan Kompensasi Dengan Kinerja Pegawai Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Boyolali. Skripsi Chusna, Jaza Anil,2010, Hubungan Beban Kerja Perawat Dengan Stres Kerja Di Instalasi Rawat Inap RSU IslamSurakarta. Skripsi Eliana, Rika, 2003. Konsep Diri Pensiunan.Skripsi Fabella, Armand..T. 1993.Anda Sanggup Mengatasi Stres.Jakarta: Publishing House Ghozali, Imam, 2005, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS Edisi Ketiga, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang Handoko, T.Hani, 1987, Manajemen Personalia Dan Sumber Daya Manusia, Edisi Kedua. Yogyakarta: Penerbit BPFE Hasibuan,Malayu S.P,1994,Manajemen Sumber Daya Manusia dasar dan Kunci keberhasilan. Jakarta: Penerbit Haji Masagung Indriyani, Azazah, 2009, Pengaruh Konflik Peran Ganda Dan Stress Kerja Terhadap Kinerja Perawat Wanita Rumah Sakit.Skripsi 1
Kreitner dan Kinicki, 2005. Perilaku Organisasi. Jakarta : Salemba empat Mangkunegara, A . P. 2005. Perilaku dan Budaya Organisasi. Bandung: Refika Aditama Martins Femi dada dan AI Idowu,2004, Strategi Konseling untuk Mengelola Karyawan Pra Pensiun. Martoyo ,Susilo SE, 2009, Manajemen Sumber Daya Manusia dasar Edisi ke-4. Jogjakarta: Anggota IKAPI Murtiningrum, Afina, 2005, Analisis Pengaruh Konflik Pekerjaan Keluarga Terhadap Stress Kerja dengan Dukungan Sosial Sebagai Variabel Moderasi. Skripsi Nasution, Indri Kemala, 2007, Stres Pada Remaja. Jurnal Piping ,Agustina, 2008, Pengaruh Stres Kerja Terhadap Kinerja karyawan Tenaga Penjualan PT.Bayer Indonesia Cab.Pemalang. Skripsi Pratiwi, Gita Kristiana, 2010. Pengaruh Stres Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Bagian Produksi Pada PT. MHE Demag Surabaya.Skripsi Putri, Ajeng Ryzkanevi, 2009, Hubungan Antara Persepsi Terhadap Dukungan Sosial Orangtua Dengan Penyesuaian Diri Dalam Penyusunan Skripsi Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro. Skripsi Robbins, Stephen.P dan Judge, Timothy. A, 2008, Perilaku Organisasi. Jakarta :Salemba Empat Sekaran, Uma, 2006, Metodologi penelitian untuk bisnis edisi 4/buku 2. Jakarta: Penerbit Salemba Empat Setyadharma, Andriyan. 2010.Uji Asumsi Klasik Dengan SPSS 16.0.Fakultas Ekonomi Universitas Negri Semarang. Simamora, Henry, 2006, Manajemen Sumber Daya Manusia Edisi ke-3. Yogyakarta 2
Sriyati, Aat,2008,Tinjauan Tentang Stres.Jatinagor. Sri, Wahyuni, tanpa tahun.,Analisa Faktor – faktor yang berhubungan dengan terjadinya stress kerja pada Sopir Truk di asosiasi truk KBT di Kecamatan Tenggarong. Jurnal Wijono, Sutarto, 2008, Pengaruh Kepribadian Tipe A dan Peran Stres Kerja Manajer Madya. Jurnal
3