FAKTOR - FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PERILAKU KESEHATAN MASYARAKAT DI DESA TENGANAN
Ni Made Asih Made Susilawati Made Juli Purnawati Jurusan Matematika, Fakultas MIPA, Universitas Udayana ABSTRAK. Tujuan penelitian ini adalah ingin mengetahui faktorfaktor apa yang memengaruhi perilaku kesehatan masyarakat Desa Tenganan(Karangasem),yang akan dianalisis dengan menggunakan metode Analisis Faktor.Perilaku Hidup Bersih dan Sehat(PHBS) telah dianjurkan sejak tahun 1996 oleh Pusat Penyuluhan Kesehatan Masyarakat.Dari segi Ekonomi sangat mempengaruhi perilaku hidup bersih dan sehat setiap orang.Pemerintah memang sudah menghasilkan kemajuan yang sangat besar disektor ekonomi,sebagian masyarakatnya sudah mempunyai pendapatan dan pendidikan tinggi.Namun tidak dapat dipungkiri, masih ada beberapa masyarakat yang belum merasakan kemajuan ekonomi tersebut. Kabupaten Karangasem salah satu kabupaten yang penduduknya masih dibawah garis ekonomi rendah,sehingga dalam perilaku kesehatan juga rendah. Dengan metode Purposive Sampling dan Proportionate Stratifified Random Sampling, Sampel yang dipakai adalah lima banjar(20%) yaitu Tenganan Pegringsingan(48 KK), Tenganan Dauh Tukad(43 KK),Gumung(44 KK),Bukit Kauh(40 KK),dan Bukit Kangin(35 KK). Adapun Faktor yang diperoleh dengan Metode Analisis Faktor adalah Enam Faktor yang memengaruhi perilaku kesehatan masyarakat di Desa Tenganan,yaitu (Faktor 1) Perilaku lingkungan dan Makanan Sehat, (Faktor 2) Sistem Pelayanan Kesehatan, (Faktor 3) Perilaku terhadap Pencegahan Penyakit, (Faktor 4) Kebersihan Fisik, (Faktor 5) Sikap Petugas Kesehatan dan (Faktor 6) Kesadaran Individu.Total Prosentase keragaman yang menjelaskan perilaku kesehatan masyarakat di Desa Tenganan adalah sebesar 60,054%.
Kata Kunci : Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), Purposive sampling, Analisis Faktor
1
FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PERILAKU KESEHATAN MASYARAKAT DESA TENGANAN
OLEH Ni Made Asih Made Susilawati Made Juli Purnawati Jurusan Matematika, Fakultas MIPA, Universitas Udayana
Abstract: For the purpose of this study was to find out what factors influence people's health behavior Tenganan village, which will be analyzed by using the method of Factor Analysis.Clean and Healthy behaviors (PHBS) have been recommended since 1996 by the Center for Community Health Outreach. In terms of economy greatly affects the behavior of a clean and healthy living for everyone. The government is already generating a huge improvement in the economic sector, most people already have higher incomes and education. But it is undeniable, there are still some people who have not felt the economic progress. Karangasem Regency is one of district whose population is still below the lower, resulting in health behaviors is also low. With purposive sampling method and proportionate Stratifified Random Sampling, sample used is five banjar (20%) of Tenganan Pegringsingan (48 families), Tenganan Dauh Tukad (43 families), Gumung (44 families), Bukit Kauh (40 families), and Bukit Kangin (35 families). The factors obtained by factor analysis method is the Six Factors that influence the behavior of public health in the village of Tenganan, that is (Factor 1) Conduct environmental and Healthy Foods, (Factor 2) Health Care System, (Factor 3) Behaviour of Disease Prevention, (Factor 4) Physical Hygiene, (factor 5) attitude of Health Personnel and (factor 6) Awareness of Individuals. Percentage of total diversity that explains the behavior of public health in the village of Tenganan is equal to 60.054%.
Keywords: Clean and Healthy Behavior (PHBS), Factor Analysis. Seiring berkembangnya teknologi dan informasi, sektor kesehatan juga semakin mahal. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan sekaligus merupakan investasi sumber daya manusia, serta memiliki kontribusi yang besar untuk meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan menyatakan bahwa,
2
untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat diadakan upaya kesehatan, mencakup upaya peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif)
yang
dilaksanakan
secara
menyeluruh,
terpadu
dan
berkesinambungan, dan dilaksanakan bersama antara pemerintah dan masyarakat yang didukung oleh sumber daya kesehatan termasuk tenaga kesehatan. Hidup sehat dapat meningkatkan kinerja suatu pembangunan. Berdasarkan paradigma sehat ditetapkan visi Indonesia 2010, dimana ada tiga pilar yang perlu mendapat perhatian khusus yaitu lingkungan sehat, perilaku sehat dan pelayanan kesehatan yang bermutu, adil dan merata. Untuk perilaku sehat bentuk konkritnya yaitu perilaku proaktif memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah resiko terjadinya penyakit, melindungi diri dari ancaman penyakit serta berpartisipasi aktif dalam upaya kesehatan. Mengingat dampak dari perilaku terhadap derajat kesehatan cukup besar, maka diperlukan upaya untuk mengubah perilaku tidak sehat menjadi prilaku sehat. Salah satunya melalui program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) telah dianjurkan sejak tahun 1996 oleh Pusat Penyuluhan Kesehatan Masyarakat. PHBS sangat diutamakan di Indonesia, khususnya di Bali. Perilaku hidup sehat dapat diartikan bahwa kehidupan yang dipengaruhi oleh kondisi perseorangan, keluarga, dan interaksi masyarakat lainnya yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan lingkungan baik fisik, mental dan sosial. Upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat sudah banyak dilakukan, salah satunya yaitu memberikan penyuluhan kesehatan pada masyarakat untuk berprilaku hidup sehat dan menyediakan berbagai fasilitas kesehatan umum seperti puskesmas, posyandu, pondok bersalin desa, pengobatan gratis, serta penyediaan air bersih. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi status kesehatan salah satunya adalah lingkungan. Lingkungan adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kesehatan manusia baik faktor dari dalam diri (internal) maupun dari luar (eksternal). Lingkungan internal meliputi aspek-aspek genetika, struktur dan fungsi tubuh, dan psikologis. Sedangkan lingkungan eksternal meliputi
3
lingkungan sekitar manusia, baik lingkungan fisik, biologis, sosial, kultural dan spiritual. Lingkungan internal dan eksternal akan mempengaruhi sikap dan perilaku manusia. Faktor ekonomi sangat mempengaruhi perilaku hidup bersih dan sehat setiap orang. Pemerintah memang sudah menghasilkan kemajuan yang sangat besar disektor ekonomi, sebagian masyarakatnya sudah mempunyai pendapatan dan pendidikan yang tinggi. Namun tidak dapat dipungkiri, masih ada beberapa masyarakat yang tidak merasakan kemajuan ekonomi tersebut. Salah satunya, yaitu masyarakat yang mempunyai pendapatan yang masih rendah dan tingkat pendidikan yang masih kurang. Bahkan dengan kondisi ekonomi yang masih rendah banyak masyarakat yang mengabaikan hidup sehat mereka, karena tidak bisa memenuhi kehidupannya sehari-hari dan berbagai macam sosial ekonomi lainnya. Dengan kondisi ekonomi yang masih rendah masyarakat hanya bisa menjaga kesehatan tanpa melibatkan dokter atau pusat pelayanan kesehatan lainnya. Kemiskinan dapat mengancam status kesehatan, dapat dilihat dari angka kesakitan penduduk miskin yang disebabkan oleh menurunnya pengetahuan dan informasi yang dimiliki masyarakat. Secara umum penyebab kemiskinan dapat dibagi menjadi tiga yaitu kemiskinan struktural, kemiskinan kultural dan kemiskinan alami. Kabupaten
Karangasem
termasuk
kabupaten
yang
kebanyakan
penduduknya masih miskin. Karena tercacat sebagai kabupaten dengan penduduk yang masih miskin, maka selalu mendapat bantuan dan dukungan utamanya pada program dan kegiatan yang lebih mengarah pada peningkatan pemerataan ekonomi, kartu sehat dan pembangunan infrastruktur untuk wilayah-wilayah pedesaan yang belum memiliki akses memadai terutama dalam program tersebut adalah pemberian kartu sehat. Kartu Sehat (KS) merupakan salah satu bentuk komitmen pemerintah untuk meningkatkan mutu kesehatan. Dengan adanya kartu sehat tersebut, penduduk miskin dapat berobat gratis apabila mengalami keluhan sakit (Anonim, 2010).
4
Desa Tenganan terletak di Kecamatan Manggis Kabupaten Karangasem adalah desa yang masih menjunjung tinggi budaya adat Bali, dengan budaya tradisional yang masih sangat kental. Walaupun sekarang pengaruh modern sudah berkembang sangat pesat, tetap saja Desa Tenganan tidak mengubah adat istiadatnya yang puluhan tahun dijalankan. Dengan adanya kondisi yang seperti itu peneliti ingin melihat perkembangan masyarakat di desa tersebut dari segi kesehatan. Menururt WHO dalam Mukono (2000)[1], sehat adalah suatu keadaan yang lengkap meliputi kesejahteraan fisik, mental dan sosial, bukan semata-mata bebas dari penyakit dan cacat atau kelemahan. Anggota masyarakat yang sehat termasuk dalam “model keadaan yang paling baik (high level wellness model)”. Dalam “model” berorientasi pada menyehatkan yang sakit, sedangkan konsep “keadaan baik” berorientasi terutama untuk meningkatkan keadaan yang sudah baik. Konsep keadaan baik ini berfokus pada unsur-unsur sebagai berikut: 1. Kegiatan badaniah (physical activity). 2. Kesadaran gizi (nutritional awareness). 3. Pengolahan tekanan (stress management). 4. Tanggung jawab mandiri (self responsibility). Dalam konsep WHO tersebut diharapkan adanya keseimbangan yang serasi dalam interaksi antara manusia dan makhluk hidup lain dengan lingkungannya. Sebagai konsekuensi dari konsep WHO tersebut, maka yang dikatakan manusia sehat adalah: 1. Tidak sakit 2. Tidak cacat 3. Tidak lemah 4. Bahagia secara rohani 5. Sejahtera secara sosial 6. Fit secara jasmani Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah kehidupan yang dipengaruhi oleh kondisi perseorangan, keluarga, dan interaksi masyarakat lainnya yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan lingkungan, baik fisik,
5
mental, dan sosial. Penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dalam kehidupan sehari-hari diharapkan akan berdampak pada peningkatan produktivitas masyarakat. Indikator merupakan suatu alat ukur untuk menunjukkan suatu keadaan atau kecendrungan keadaan dari suatu hal yang menjadi pokok perhatian. Indikator diperlukan untuk menilai apakah aktivitas pokok telah sesuai dengan rencana dan menghasilkan dampak yang diharapkan. Dimana indikator PHBS merupakan petunjuk yang membatasi fokus perhatian kesehatan yang terdapat di dalam rumah tangga yaitu terdapat 16 indikator.
METODE Penelitian ini menggunakan kuesioner sebagai alat ukur untuk melihat perilaku kesehatan masyarakat Desa Tenganan, sehingga perlu dilakukan uji validitas dan reliabilitas pada kuesioner yang digunakan. Metode yang akan digunakan dalam penarikan sampel yaitu Purposive Sampling dan Proportionate Stratified Random Sampling. Purposive Sampling adalah metode pengambilan sampel yang diambil secara sengaja sesuai dengan persyaratan sampel yang diperlukan yaitu ketersediaan masyarakat pada saat pengisian kuesioner. Proportionate Stratified Random Sampling yaitu metode pengambilan sampel dari anggota populasi secara acak dan berstrata secara proporsional, dilakukan sampling ini apabila anggota populasinya heterogen (tidak sejenis). Desa Tenganan dibagi menjadi lima banjar, sehingga setiap banjar diambil sampel yang sama yaitu 20 % dari jumlah kepala keluarga setiap banjar. Adapun persentase dari jumlah kepala keluarga setiap banjar yaitu sebagai berikut:
6
Tabel 1. Jumlah Kepala Keluarga Setiap Banjar Nama banjar
Jumlah kepala keluarga
Persentase sampel
Tenganan Pegringsingan
345
48
Tenganan Dauh Tukad
216
43
Gumung
323
44
Bukit Kauh
204
40
Bukit Kangin
182
35
JUMLAH
1270
210
Sumber: Data diolah, 2011 Konsep perilaku kesehatan mempunyai beberapa indikator, kemudian indikator akan diturunkan menjadi operasional variabel yang akan dibentuk menjadi suatu pertanyaan yaitu sebagai berikut: Indikator Variabel 1. Perilaku terhadap 1. Tidak merokok. Sakitdan penyakit 2. Tidak minum miras dan tidak menyalahgunakan narkoba. 3. Mencuci tangan sebelum makan dan setelah buang air. 4. Olahraga atau aktifitas fisik. 5. Menggosok gigi minimal dua kali sehari. 2. Perilaku terhadap 1. Penimbangan balita. pelayanan 2. Melahirkan dibantu dengan tenaga kesehatan. kesehatan 3. Menjadi anggota pelayanan kesehatan. 3. Perilaku terhadap makanan 2. Perilaku lingkungan kesehatan.
1. Konsumsi makanan yang mengandung gizi seimbang. 2. Pemberian ASI eksklusif. 1. Pemanfaatan air bersih. 2. Pembuangan sampah pada tempatnya. 3. Menempati ruangan minimal 9 m2. 4. Pemberantasan sarang nyamuk. 5. Penggunaan jamban sehat. 6. Lantai kedap air.
Melakukan Analisis Faktor Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi perilaku kesehatan masyarakat Desa Tenganan yang berpedoman pada PHBS. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam Analisis Faktor adalah sebagai berikut: 7
1. Menghitung matrik korelasi untuk syarat kecukupan data didalam Analisis Faktor. a. Kaiser-Meyer Olkin (KMO), yaitu suatu indeks yang digunakan untuk meneliti ketepatan analisis faktor, nilainya antara 0,5 sampai dengan 1,0 yang menunjukkan analisis faktor tepat digunakan dalam penelitian. Adapun rumus untuk menghitung KMO adalah: 2
∑∑r KMO = ∑ ∑ r + ∑∑ a ij
2
ij
2
(3.4)
ij
Dimana, rij adalah koefisien korelasi dan a ij adalah koefisien korelasi parsial. Tabel 2. Ukuran KMO dan Rekomendasi Ukuran KMO
Rekomendasi
≥ 0.90
Sangat baik (Marvelous)
0.80 – 0.89
Berguna (Meritorious)
0.70 – 0.79
Biasa (Middling)
0.60 – 0.69
Cukup (Mediocre)
0.50 – 0.59
Buruk (Miserable)
≤ 0.50
Tidak diterima (Unacceptable)
Sumber: Agus Widarjono (2010). Secara umum tingginya KMO sangat diperlukan, namun nilai KMO di atas 0,5 biasanya masih bisa diakomodasi untuk penentuan analisis faktor. Kaiser Meyer-Olkin (KMO) juga menghitung koefisien korelasi dalam analisis faktor untuk indikator tertentu yaitu metode Measure of Sampling Adequancy (MSA). Semakin tinggi nilai Measure of Sampling Adequancy (MSA), maka sangat beralasan untuk memasukkan indikator dalam analisis faktor. b. Selanjutnya melihat uji bartlett’s test of sphericity. Metode ini merupakan uji statistik untuk signifikansi menyeluruh dari semua korelasi didalam matrik korelasi.
8
2. Ekstraksi Faktor Ekstraksi faktor merupakan langkah awal yang digunakan untuk mereduksi data dari beberapa indikator untuk menghasilkan faktor yang lebih sedikit dan mampu menjelaskan korelasi antara indikator yang diobservasi. Dalam penelitian ini ada 16 indikator untuk mengukur Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Metode yang digunakan untuk melakukan ekstraksi faktor dalam penelitian ini adalah Analisis Komponen Utama (Principal Components Analysis). Analisis Komponen Utama (Principal Components Analysis) merupakan metode yang membentuk kombinasi linier dari indikator yang diobservasi. Komponen utama yang pertama adalah kombinasi yang menjelaskan jumlah varian paling besar dari sampel. 3. Rotasi faktor Setelah melakukan ekstraksi faktor langkah selanjutnya adalah rotasi faktor. Tujuan rotasi faktor agar dapat memperoleh struktur faktor yang lebih sederhana dan mudah untuk diinterpretasikan. Metode rotasi faktor yang digunakan adalah rotasi varimax yaitu bagian dari rotasi ortogonal. Rotasi ini digunakan karena diasumsikan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku kesehatan tidak saling berkorelasi. Analisis Deskriptif Analisis deskriptif dari penelitian yaitu tentang karakteristik sosial demografi masyarakat di Desa Tenganan, variabel fasilitas Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yang digunakan oleh masyarakat di Desa Tenganan, dan variabel tindakan masyarakat terhadap PHBS.
HASIL DAN PEMBAHASAN Variabel dikatakan reliabel jika nilai alphanya lebih dari 0,6 (α > 0,6) (Riduan, 2004)[2]. Hasil analisis reliabilitas kuesioner memperlihatkan bahwa, nilai r Alpha Cronbach’s sebesar 0.933. Ini menunjukkan nilai r Alpha Cronbach’s lebih besar dari 0.6 yang sudah ditentukan, sehingga kuesioner yang
9
digunakan untuk penelitian bersifat reliabel. Hasil output dari uji reliabilitas dapat dilihat sebagai berikut: Tabel 3. Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian Cronbach's Alpha
N of Items .933
22
Sumber: Data diolah, 2011 Proses analisis faktor selanjutnya yaitu melihat nilai Kaiser-Meyer Olkin (KMO) dan bartlett’s test of sphericity yang bertujuan untuk melihat apakah data yang diperoleh dari hasil penelitian cukup layak diproses menggunakan analisis faktor. Kaiser-Meyer Olkin (KMO) merupakan suatu indeks yang digunakan untuk meneliti ketepatan analisis faktor, nilainya antara 0.5 sampai dengan 1.0. Nilai KMO dapat diinterpretasikan dengan kriteria sebagai berikut: KMO ≥ 0.90 (sangat baik), 0.80 ≤ KMO< 0.89 (berguna), 0.70 ≤ KMO < 0.79 (sedang), 0.60 ≤ KMO < 0.69 (cukup), 0.50 ≤ KMO < 0.59 (buruk), dan ≤ 0.50 sangat tidak cocok atau tidak diterima (Agus Widarjono 2010). Untuk uji Bartlett ketentuannya dengan nilai signifikansi kurang dari taraf nyata (α ) , sehingga analisis faktor dapat digunakan. Selain melihat nilai KMO dan Bartlett, dalam analisis faktor juga melihat nilai Measure of Sampling Adequancy (MSA) dari data penelitian. Tabel 4. KMO and Bartlett's Test Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy.
Bartlett's Test of Sphericity
.827
Approx. Chi-Square
1384.444
Df
231
Sig.
.000
Sumber: Data diolah,2011 Nilai MSA untuk masing-masing variabel dapat dilihat pada tabel 4. Dari tabel 4 menunjukkan bahwa, variabel yang memiliki nilai MSA kurang dari 0.60 adalah p22, maka pada item pertanyaan ke 22 dihilangkan atau diabaikan untuk proses selanjutnya. Item pertanyaan ke 22 yaitu tentang aktivitas fisik yang dilakukan oleh masyarakat di Desa Tenganan. Sebagian besar masyarakat melakukan aktivitas fisik yang dapat mengeluarkan keringat seperti ke sawah, ke
10
ladang dan berkebun, dengan melakukan aktivitas fisik artinya masyarakat sudah termasuk melakukan olahraga. Tabel 5. Nilai MSA Variabel
MSA
Variabel
MSA
p1
0.819
p12
0.698
p2
0.826
p13
0.814
p3
0.906
p14
0.813
p4
0.864
p15
0.836
p5
0.843
p16
0.874
p6
0.805
p17
0.835
p7
0.925
p18
0.617
p8
0.802
p19
0.816
p9
0.877
p20
0.889
p10
0.717
p21
0.814
p11
0.745
p22
0.415
Sumber: Data diolah, 2011 Tabel 6. KMO dan Bartlett's Test Untuk 21 Variabel Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. Bartlett's Test of Sphericity
.833
Approx. Chi-Square
1361.397
Df
210
Sig.
.000
Sumber: Data diolah, 2011 Langkah berikutnya pada analisis faktor adalah menentukan jumlah faktor yang memengaruhi perilaku kesehatan masyarakat dengan menggunakan 21 variabel yang sudah memenuhi syarat KMO, bartlett’s test of sphericity dan Measure of Sampling Adequancy (MSA). Ekstraksi faktor merupakan langkah awal yang digunakan untuk mereduksi data dari beberapa variabel untuk menghasilkan faktor yang lebih sedikit dan mampu menjelaskan korelasi antara variabel yang diobservasi. Dalam penelitian ini akan mengekstraksi faktor-faktor yang memengaruhi perilaku kesehatan masyarakat di Desa Tenganan yang berpedoman pada Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Secara umum ekstraksi jumlah faktor dilihat dari nilai akar ciri lebih besar dari satu (λ > 1), sehingga faktor yang memiliki nilai akar ciri lebih besar 11
dari satu dianggap signifikan. Hasil dari ekstraksi jumlah faktor dapat dilihat pada lampiran 6. Dari lampiran 6 terlihat bahwa ada 5 komponen yang mempunyai nilai akar ciri lebih besar dari satu yang dapat menjelaskan persentase varian sebesar 55,433%, tetapi pada komponen ke 6 nilai akar cirinya mendekati 1 sehingga diambil 6 komponen. Ke 6 komponen tersebut dapat menjelaskan varian sebesar
60,054%.
Hal
ini
mengindikasikan
bahwa
faktor-faktor
memengaruhi perilaku kesehatan masyarakat di Desa Tenganan
yang
hanya dapat
dijelaskan 60,054% saja. Rotasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah rotasi varimax yaitu bagian dari rotasi ortogonal. Rotasi ini digunakan karena diasumsikan bahwa, faktor-faktor yang memengaruhi perilaku kesehatan masyarakat tidak saling berkorelasi. Setelah mendapatkan hasil dari rotasi faktor, akan diketahui variabelvariabel mana saja yang masuk ke dalam satu faktor. Hasil output dari rotasi faktor terlihat pada tabel 7. Tabel 7. Hasil Rotasi Faktor Variabel
Componen 1
2
3
4
5
6
x1
.782
-.019
.122
.061
-.006
-.090
x2
.752
-.020
.171
.265
.049
-.154
x9
.669
.161
.067
.312
-.022
.160
x5
.574
.495
.090
.148
-.042
.130
x6
.540
.511
-.060
.162
-.180
.210
x4
.538
.012
.293
-.028
.372
.109
x3
.445
.147
.377
-.005
.306
-.080
x12
-.010
.768
.014
.083
.193
-.018
x11
.035
.741
.358
-.044
.008
-.155
x14
.074
.588
.045
.209
.456
.058
x8
.031
-.051
.656
.170
.066
.318
x20
.164
.206
.590
.302
-.108
-.135
x19
.120
.069
.570
.535
.018
.171
x21
.257
.178
.563
.172
.077
-.030
x7
.214
.472
.472
.035
-.011
.158
x15
.190
.108
.141
.812
.065
.081
x16
.097
.181
.247
.606
.317
.206
x17
.349
-.036
.248
.556
.037
-.188
x13
.039
.170
-.045
.152
.766
-.002
x10
.079
.089
.033
.105
-.071
.753
x18
.215
.205
-.229
.050
-.372
-.572
12
Extraction Method: Principal Component Analysis. Rotation Method: Varimax with Kaiser Normalization. a. Rotation converged in 9 iterations.
Hasil rotasi tersebut dari masing-masing variabel akan dikelompokkan menjadi satu faktor dengan skor faktor terkecil yang diterima adalah 0,40. Variabel yang mempunyai factor loading yang paling besar berarti mempunyai pengaruh paling besar pula pada faktor tersebut. Hasil dari rotasi faktor tersebut akan dikelompokkan seperti pada tabel 8. Tabel 8. Pengelompokkan Variabel Menjadi 6 Faktor Faktor 1.Perilaku lingkungan
No Item
Keterangan
1, 2, 3, 4, 5,6, 9
1. Kondisi lantai rumah
dan makanan sehat
2. Penggunaan jamban sehat 3. Pencahayaan ruangan rumah 4. Pembrantasan sarang nyamuk 5. Ukuran ruangan rumah 6. Kesehatan di sekitar rumah 7.Konsumsi makanan yang mengandung gizi seimbang.
2. Sistem pelayanan
11,12, 14
1. Kelayakan sarana dan prasarana
kesehatan
pelayanan Kesehatan 2. Pelayanan yang diberikan oleh petugas Kesehatan 3. Kepuasan terhadap pelayanan kesehatan
3.Perilaku terhadap
7,8,19, 20, 21
1. Pemanfaatan air bersih
Pencegahan
2. Pemberian ASI eksklusif pada bayi
penyakit
3. Mengganti baju tiap hari 4. Anggota keluarga mandi setiap dua kali sehari 5. Keramas menggunakan shampoo
4.Kebersihan fisik
15,16,17
1. Menggosok gigi dua kali sehari 2. Mencuci tangan menggunakan sabun
13
sebelum dan sesudah makan 3. Mencuci tangan menggunakan sabun setelah buang air 5. Sikap petugas
13
1. Petugas melakukan penyuluhan
Kesehatan 6.Kesadaran individu
tentang penyakit ke desa 10, 18
1. Melahirkan dibantu oleh tenaga kesehatan 2. Tidak minum minuman beralkohol
KESIMPULAN DAN SARAN 1. Masyarakat di Desa Tenganan sebagian besar bekerja sebagai petani, pendapatan yang diperoleh perbulan tidak menentu serta pendapatan masyarakat masih tergolong rendah. Pendidikan terakhir masyarakat sebagian besar hanya tamat SD. Fasilitas kesehatan yang ada di Desa Tenganan sudah memenuhi persyaratan dari Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) salah satunya kondisi rumah sudah cukup sehat, masyarakat sudah menggunakan genteng untuk atap rumahnya. Tindakan yang dilakukan oleh masyarakat Desa Tenganan dalam pencegahan penyakit sudah dilaksanakan dengan baik. Salah satunya masyarakat sudah membuang sampah pada tempatnya, sehingga masyarakat di Desa Tenganan sudah tergolong masyarakat yang peduli terhadap kesehatan dan dapat dikatakan perilaku kesehatan masyarakat di Desa Tenganan sudah cukup baik. 2. Hasil penelitian menunjukkan ada enam faktor yang memengaruhi perilaku kesehatan masyarakat di Desa Tenganan yaitu perilaku lingkungan dan makanan sehat, system pelayanan kesehatan, perilaku terhadap pencegahan penyakit, kebersihan fisik, sikap petugas kesehatan dan kesadaran individu. Total persentase keragaman yang menjelaskan perilaku kesehatan masyarakat di Desa Tenganan adalah sebesar 60,054%. Faktor dominan yang memengaruhi perilaku kesehatan masyarakat di Desa Tenganan adalah faktor perilaku lingkungan dan makanan sehat dengan persentase keragaman sebesar 27,646%. Hal ini mengindikasikan bahwa perilaku
14
kesehatan masyarakat di Desa Tenganan tergantung bagaimana perilaku masyarakat terhadap kesehatan makanan dan lingkungan
yang ada di desa
tersebut. Faktor ini terdiri dari tujuh variabel yaitu: a. Kondisi lantai rumah b. Penggunaan jamban sehat c. Pencahayaan ruangan rumah d. Pembrantasan sarang nyamuk e. Ukuran ruangan rumah f. Kesehatan di sekitar rumah g. Konsumsi makanan yang mengandung gizi seimbang. Sistem pelayanan kesehatan hendaknya dilaksanakan dengan baik demi meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di Desa Tenganan.
DAFTAR RUJUKAN
Bustan. 1997. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. PT Rineka Cipta. Jakarta. Hair,J.F.Jr, et.al. 1998. Multivariate Data Analysis. fifth edition. Prentice Hall, inc. New Jersey. Hanifa dan Luthfeni. 2006. Makanan yang Sehat. Ganeca Exact. Bandung. Johnson, RA and Wichern, D.W. 1998. Applied Multivariate Statistical Analysis. Fourth edition. Prentice Hall. New Jersey. Maulana, D. J. 2009. Promosi Kesehatan. Cetakan Pertama. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta. Mukono. 2000. Prinsip Dasar Kesehatan Lingkungan. Airlangga University Press. Surabaya. Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat Prinsip-Prinsip Dasar. Rineka Cipta. Jakarta. Riduan. 2009. Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Cetakan Alpabeta. Bandung.
15
Keenam. CV.
Roesli, Utami. 2000. Mengenal ASI Eksklusif. PT Pustaka Pembangunan Swadaya Nusantara. Jakarta. Sarwono, Solita. 2007. Sosiologi Kesehatan Beberapa Konsep Beserta Aplikasinya. Gadjah Mada University press. Yogyakarta. Setyaningsih, Dwi. 2007. Menjaga Kesehatan Gigi dan Mulut. CV. Sinar Cemerlang Abadi. Jakarta. Slamet, Juli Soemirat. 1994. Kesehatan Lingkungan. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Sugiyono,2010. Statistika Untuk Penelitian. Alfabeta. Bandung. Sukarni, mariyati. 1994. Kesehatan Keluarga dan Lingkungan. Kanisius. Yogyakarta Supranto, 2004. Analisis Multivariat Arti dan Interpretasi. PT Rineka Cipta. Jakarta. http://www.jonathansarwono.info/mvariat/multivariat.htm. Diakses 26 Oktober 2010. Wiboworini, Budiyanti. 2007. Gizi dan Kesehatan. PT Macanan Jaya Cemerlang. Jakarta. Widarjono, Agus. 2010. Analisis Statistika Multivariat Terapan Edisi Pertama. Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN. Yogyakarta. http://daps.bps.go.id/file_artikel/98/Analisis_Faktor%20&%20Diskriminan.pdf. Diakses 26 Oktober 2010. http://www.docser.com/BAB-XIV-ANALISIS-FAKTOR-DAN-DISKRIMINAN1767548. Diakses 26 Oktober 2010.
16