FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KEBERHASILAN PROGRAM SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM) DI KOTA TASIKMALAYA Teguh Priatno1, Soesilo Zauhar2, Imam Hanafi3 Abstrak Latar belakang dilakukannya penelitian ini adalah adanya target yang harus dicapai oleh Indonesia secara umum dan khususnya Pemerintah Kota Tasikmalaya yang berkaitan dengan masalah sanitasi pada Tahun 2015. Adanya fakta empiris bahwa hampir pada sebagian besar puskesmas di Kota Tasikmalaya belum melakukan kegiatan perencanaan program yang baik. Secara teoritis diketahui perlunya sebuah perencanaan yang harus dilakukan untuk dapat menghasilkan program pembangunan yang berhasil. Untuk menunjang keberhasilan dari program pembangunan maka harus diperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pembangunan yang juga merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi sebuah perencanaan yaitu faktor lingkungan, sumber daya manusia, regulasi, ilmu pengetahuan dan teknologi serta faktor pendanaan. Tujuan dari penelitian ini adalah ingin mengetahui pengaruhi faktor lingkungan, sumber daya manusia, regulasi, ilmu pengetahuan dan teknologi serta faktor pendanaan terhadap keberhasilan program STBM di Kota Tasikmalaya baik secara bersama-sama maupun secara parsial.Metoda penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metoda kuantitatif dengan jenis penelitian nya adalah explanasi (penjelasan). Analisis data yang dipergunakan dengan analisis regresi berganda serta korelasi.Dari hasil penelitian diketahui bahwa faktor lingkungan, sumber daya manusia, regulasi, ilmu pengetahuan dan teknologi serta faktor pendanaan memiliki pengaruh baik secara bersamasama maupun secara parsial terhadap keberhasilan program STBM di Kota Tasikmalaya. Variabel bebas dalam penelitian ini dapat menjelaskan variabel terikat sebesar 57,7% dengan tingkat keeratan hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat adalah kuat. Faktor lingkungan berdasarkan nilai Beta menunjukkan angka tertinggi yang dapat dinyatakan bahwa faktor lingkungan memiliki pengaruh paling kuat terhadap keberhasilan program STBM di Kota Tasikmalaya. Kata Kunci: Keberhasilan pembangunan, perencanaan, program STBM Abstract The background ofthis study wasthe presence oftargets to be achieved by Indonesiain general and inparticular the City of Tasikmalaya related to sanitation problems in the year 2015. There is an empirical fact that almost the majority of health centers inTasikmalaya have not donea good program planning activities. Theoretically known to need a plan to do tobe able toproduce asuccessful development program. Tosupport the successof the development programs hould be considered factors that influence the success of the developmen twhichis also the factors that affect aplan tha environmental factors, human resources, regulation, scienceand technology and financial factors. The purpose of this study was to determine influence of environmental factors, human resources, regulation, science andt echnology as well as funding for program succes sfactors STB MinTasikmalaya eitherjointly or partially. The research methodused in this researc his quantitative method with the type of research it is explanasi (explanation). 1
Mahasiswa Fakultas Ilmu Administrasi Program Studi Magister Administrasi Publik, Universitas Brawijaya Dosen Fakultas Ilmu Administrasi, Jurusan Administrasi Publik, Universitas Brawijaya
2 3
1038
Jurnal Kesehatan Komunitas Indonesia Vol. 10. No. 2 September 2014
Analysis of data used by multiple regression analysis and correlation.The results showed that environmental factors, human resources, regulation, science and technology and fundingfactors have an influence eitherjointly or partially on the success of the program STB MinTasikmalaya. The independent variable in this study ma explain the dependent variable of 57.7% with the level of the relationship between independent variables and dependent variable is strong. Environmental factors ba sed on Betavalue shows the highest number that can be stated that environmental factors have the strongest influence on the success of the program STB MinTasikmalaya. Keywords: The success ofthe development, planning, program ofSTBM
PENDAHULUAN Sebagai sebuah bangsa yang sedang berkembang, sudah barang tentu akan tampak disana sini adanya kegiatan pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah. Kegiatan pembangunan yang dilaksanakan ini tentu saja bertujuan untuk mendorong agar bangsa Indonesia tidak semakin tertinggal dengan bangsa lain yang sudah lebih dahulu maju dan sejahtera. Pembangunan juga kerap kali diartikan sebagai sesuatu perubahan menuju ke arah yang lebih baik atau dapat diartikan juga sebuah aktivitas perubahan menuju arah kemakmuran. Sebuah pembangunan dapat didefinisikan sebagai sebuah proses perubahan untuk mencapai kondisi yang lebih baik dan lebih bermakna dari sebelumnya. Dalam rangka mencapai tujuan pembangunan tersebut, maka dalam prosesnya, pembangunan harus melalui tahapan-tahapan tertentu agar pembangunan menghasilkan sesuai dengan yang diinginkan. Tahapan-tahapan tersebut meliputi tahap-tahap perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi (Abe, 2002 h.16). Pembangunan bidang kesehatan memiliki peranan penting sebagai inti dari kesejahteraan. Bidang kesehatan selain bidang pendidikan merupakan bidang yang fundamental dalam membentuk kemampuan manusia yang lebih luas yang berada pada inti makna pembangunan. Kesehatan juga merupakan prasyarat bagi peningkatan produktivitas. Beberapa hal diatas semakin menunjukkan bahwa kesehatan merupakan komponen pertumbuhan dan pembangunan yang penting. (Todaro dan Smith.2006.h.434) Sanitasi sebagai salah satu aspek pembangunan memiliki fungsi penting dalam menunjang tingkat kesejahteraan masyarakat, karena berkaitan dengan kesehatan, pola hidup, kondisi lingkungan permukiman serta kenyamanan dalam kehidupan sehari-hari. Kadang kala sanitasi seringkali dianggap sebagai urusan tidak penting atau tidak prioritas karena dianggap tidak memiliki daya ungkit
1039
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Keberhasilan Program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) di Kota Tasikmalaya Teguh Priatno, Soesilo Zauhar, Imam Hanafi
terhadap hasil sebuah pembangunan, sehingga sering kali pula sanitasi terpinggirkan dibandingkan urusan-urusan yang lain. Seperti diketahui, akibat sanitasi yang buruk, suatu negara dapat mengalami kerugian keuangan yang besar. Kerugian tersebut dapat mencapai Rp.56 triliun per tahun. Selain itu, akibat sanitasi yang buruk juga dapat menyebaban tingginya biaya kesehatan yang harus dikeluarkan per orang per tahun yaitu
Rp.139.000,- atau apabila dikalkulasi seca cara nasional biaya
kesehatan yang harus dikeluarkan mencapai 31 Triliun rupiah (Dinkes Jabar, 2013). Begitu besarnya dampak yang ditimbulkan akibat sanitasi yang buruk mengakibatkan permasalahan sanitasi tidak hanya menjadi permasalahan biasa tetapi telah menjadi permasalahan yang luar biasa sehingga hal tersebut turut mendorong sanitasi menjadi isu-isu yang strategis dalam pembangunan. Isu-isu strategis tentang pembangungan sanitasi tersebut tidak hanya berkembang dalam lingkup nasional saja tetapi juga menjadi isu yang hangat di dunia internasional yang salah satunya adalah mengakibatkan lahirnya kesepakatan dari banyak negara di dunia pada Tahun 2000 yaitu kesepakatan Millenium Development Goals (MDGs). Ada 8 butir kesepakatan di dalam MDGs dimana salah satunya adalah kesepakatan tentang environemnt sustainability yang terdiri dari beberapa point dimana salah satu point nya berkaitan dengan sanitasi. Berdasarkan data statistik, akses sanitasi dasar di Indonesia sampai dengan Tahun 2013 baru mencapai 57,8%. Dari hasil perhitungan BPS tahun 2010 juga menunjukkan bahwa data nasional pada tahun 2009 untuk cakupan pelayanan air minumadalah sebagai berikut: perkotaan dan perdesaan sebesar 47,71% (110,39 juta jiwa); 1) perkotaan sebesar 49,82% (62,48 juta jiwa); dan 2) perdesaan sebesar 45,72% (48,45 juta jiwa). 3).Untuk mencapai target pada MDGs 2015, masih dibutuhkan 21,16% untuk perkotaan dan perdesaan, atau 25,47% untuk perkotaan dan sebesar 20,69% untuk target perdesaan. Untuk melakukan percepatan terhadap pencapaian target yang telah ditentukan, salah satu langkah yang dilakukan oleh pemerintah yaitu dengan mengeluarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia (Kepmenkes RI) No. 852 Tahun 2008 tentang Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM). Melalui keputusan inilah kemudian menjadikan STBM sebagai program nasional dan merupakan salah satu sasaran utama dalam RPJMN 2010-2014 (Dinkes Provinsi Jabar, 2013 h.2).
1040
Jurnal Kesehatan Komunitas Indonesia Vol. 10. No. 2 September 2014
STBM adalah sebuah metoda dalam meningkatkan kualitas sanitasi masyarakat dengan meningkatkan kepedulian masyarakat akan sanitasi melalui metode pemicuan. STBM terdiri dari 5 (lima) pilar yaitu menghentikan buang air besar sembarangan, cuci tangan pakai sabun, pengelolaan air minum rumah tangga yang tepat, pengelolaan limbah cair, pengelolaan sampah rumah tangga yang tepat. Kelima pilar inilah yang secara bertahap mulai dilaksanakan progamnya diseluruh daerah di Indonesia. Dari hasil evaluasi pelaksanaan program STBM di Kota Tasikmalaya pada Tahun 2013, dilihat dari hasil pencapaian yang didapat memang belum sesuai dengan target yang telah ditetapkan yaitu baru mencapai 36,20% masyarakat yang memiliki akses terhadap sanitasi layak dari target MDGs yaitu sebesar 76,8% untuk daerah perkotaan, sedangkan untuk akses air minum layak mencapai 34,90% dari target MDGs perkotaan yaitu sebesar 75,29%. (Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, 2013). Apabila kita lihat lebih dalam lagi khususnya di lingkup Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, dari hasil laporan pembinaan dan monitoring tahunan yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya pada puskesmas yang ada di Kota Tasikmalaya diketahui bahwa lebih dari 50% petugas puskesmas tidak membuat perencanaan (dokumen perencanaan) kegiatan khususnya untuk program STBM, baik perencanaan tahunan ataupun perencanaan bulanan termasuk perencanaan STBM. Selain tidak adanya perencanaan, lebih dari 90% puskesmas tidak menganggarkan secara khusus untuk kegiatan STBM. Dari sisi sumber daya manusia, ada 10% puskesmas yang tidak memiliki sumber daya sanitarian (ahli sanitasi) Pentingnya
program
perencanaan
yang
baik
untuk
menunjang
keberhasilan program pembangunan disampaikan oleh Sanjaya ( 2013) pada penelitiannya tentang Evaluasi Pelaksanaan Program PAMSIMAS Tahun 20092010 di Kabupaten Grobogan dimana dari hasil penelitiannya didapatkan hasil bahwa adanya kegagalan dalam penerapan program PAMSIMAS karena adanya kesalahan dalam proses perencanaan, pelaksanaan pembangunan hingga pengelolaan program PAMSIMAS. Berbicara tentang perencanaan program pembangunan dan hubungannya dengan keberhasilan program pembangunan, maka tentunya kita harus mengetahui faktor-faktor apa saja mempengaruhi keberhasilan program pembangunan tersebut. Riyadi (2004) dalam buku nya tentang perencanaan
1041
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Keberhasilan Program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) di Kota Tasikmalaya Teguh Priatno, Soesilo Zauhar, Imam Hanafi
pembangunan daerah, menyatakan bahwa untuk mencapai keberhasilan program pembangunan, maka kita harus memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan kegiatan pembangunan yaitu faktor lingkungan, faktor sumber daya manusia, faktor sistem, faktor iptek dan faktor pendanaan Dengan mengacu pada latar belakang yang telah dituliskan diatas dan perumusan masalah sebagaimana telah dikembangkan oleh peneliti, maka yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Menggambarkan faktor lingkungan, sumber daya manusia, regulasi, iptek dan pendanaan
terhadap
keberhasilan
Program
Sanitasi
Total
Berbasis
Masyarakat (STBM) di Kota Tasikmalaya. 2. Menggambarkan keberhasilan Program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) di Kota Tasikmalaya. 3. Mengetahui pengaruh faktor-faktor lingkungan, sumber daya manusia, regulasi, iptek dan pendanaan secara bersama-sama dengan keberhasilan Program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) di Kota Tasikmalaya. 4. Mengetahui pengaruh faktor lingkungan, sumber daya manusia, regulasi, iptek dan pendanaan secara parsial dengan keberhasilan Program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) di Kota Tasikmalaya METODE PENELITIAN Metoda yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif. Sedangkan jenis penelitian yang dipergunakan adalan expalanasi atau penjelasan karena melakukan penjelasan tentang hubungan antara variabel serta dilakukannya pengujian hipotesis (Singarimbun, 1989 h.5) Populasi dalam penelitian ini meliputi seluruh petugas sanitarian puskesmas yang ada di wilayah Kota Tasikmalaya sebanyak 20 puskesmas. Dari data yang ada, tiap-tiap puskesmas di wilayah Kota Tasikmalaya terdiri atas 1 (satu) orang petugas sanitarian sehingga apabila dijumlahkan maka total populasi dalam penelitian ini adalah 20 orang sanitarian.Alasan yang mendasari penetapan petugas sanitarian sebagai populasi
dalam penelitian ini adalah bahwa
perencanaan program STBM di Kota Tasikmalaya disusun oleh puskesmas dan dilakukan oleh petugas sanitarian puskesmas yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan kesehatan lingkungan di wilayah kerja masing-masing, dimana salah satu program utama yang menjadi tanggung jawabnya adalah program STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat).
1042
Jurnal Kesehatan Komunitas Indonesia Vol. 10. No. 2 September 2014
Dalam penelitian ini, jumlah populasi yang ada sebanyak
20 orang
sanitarian yang menunjukkan jumlah yang kecil, oleh karena itu, dalam penelitian ini, seluruh populasi yang ada dijadikan sebagai sampel penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Kota Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat, penelitian dilaksanakan pada seluruh puskesmas yang ada di Kota Tasikmalaya. Metoda Pengumpulan Data Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian ini digunakan teknik sebagai berikut: 1) Kuesioner atau angket, yang diberikan kepada responden dalam penelitian ini sanitarian puskesmas yang berjumlah 20 orang. 2) Dokumentasi Dalam penelitian ini teknik dokumentasi dilakukan dengan mengumpulkan dokumen-dokumen pendukung perencanaan program STBM yang ada di puskesmas, pencapaian kinerja program STBM serta dokumen lainnya seperti profil Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, profil puskesmas, RPJMD Kota Tasikmalaya, Kota Tasikmalaya dalam angka dan profil Kota Tasikmalaya. Analisis Data Untuk mengetahui pengaruh secara bersama dari variabel bebas terhadap variabel terikat maka dipergunakan analisis regresi berganda. Sedangkan untuk mengetahui pengaruh dari masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat maka dipergunakan analisis korelasi.
HASIL DAN PEMBAHASAN Variabel Lingkungan Dari 20 responden yang menjawab kuesioner tentang pertanyaan variabel lingkungan, sebanyak 13 orang responden (65.0%) cukup mempertimbangkan variabel lingkungan dalam perencanaan program STBM, 7 orang responden (35.0%) mempertimbangkan variabel lingkungan dalam proses perencanaan program STBM, dan tidak ada responden yang tidak mempertimbangkan faktor lingkungan dalam proses perencanaan program STBM (0 %). Pada item pertanyaan berkaitan dengan lingkungan, jawaban responden yang paling banyak muncul adalah berkaitan dengani nteraksi antar masyarakat. Responden memperkirakan bahwa pencapaian program STBM tidak hanya dapat berhasil karena interaksi petugas kesehatan dengan masyarakat tetapi
1043
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Keberhasilan Program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) di Kota Tasikmalaya Teguh Priatno, Soesilo Zauhar, Imam Hanafi
yang utamanya juga adalah bagaimana antar masyarakat melakukan interaksi sosial yang berkaitan dengan program STBM yang pada akhirnya akan dapat mempercepat keberhasilan program STBM itusendiri. Hal ini sesuai dengan apa yang disampaikan oleh Riyadi (2004) yang menyatakan bahwa dari proses interaksi sosial yang ada dimasyarakat inilah kemudian lahir nilai-nilai yang menjadi budaya didalam masyarakat tersebut. Sedangkan berkaitan dengan pertanyaan tentang lingkungan politik, jawaban yang paling sering muncul dari responden adalah tentang dukungan dari stake holder. Hal tersebut menjadi penting bagi responden diduga karena para stake holder tidak mendukung akan program STBM maka akan terjadi kesulitan dalam hal dukungan pelaksanaan dan juga penganggaran kegiatan. Selain itu, dengan adanya dukungan dari stake holder maka akan lebih memudahkan dalam akselerasi program kegiatan baik di masyarakat ataupun dalam level pemerintahan. Hal ini sesuai dengan apa yang disampaikan Tjokroamidjojo (1988) yang menyatakan bahwa adanya hubungan antara lingkungan politik dengan pembangunan dimana salah satunya dalam hal komitmen
dari
elit
kekuasaan
atau
elit
pemerintah
terhadap
proses
pembangunan. Variabel SDM Dari 20 orang responden yang menjawab kuesioner tentang pertanyaan variabel SDM, responden yang termasuk ke dalam katagori mempertimbangkan variabel SDM dalam proses perencanaan program STBM sebanyak 4 orang responden (20.0%), kategori yang cukup mempertimbangkan variabel SDM dalam perencanaan program STBM sebanyak 15 orang responden (75.0%) dan yang tidak mempertimbangkan variabel SDM dalam perencanaan program STBM sebanyak 1 orang responden (5.0%). Pentingnya pengaruh faktor SDM menurut Conyers dan Hill (1984) adalah karena faktor sumberdaya manusia itu sangat diperlukan baik dari sisi kuantitas maupun kualitas. Sumber daya yang baik dalam hal ini SDM dapat diterjemahkan sebagai SDM yang memiliki kinerja yang baik, memiliki motivasi yang tinggi serta memiliki etos kerja dan dalam sisi kuantitas SDM tersebut memenuhi criteria dan jumlahnya sesuai dengan proporsi dan beban kinerja yang diperlukan untuk di masing-masing daerah..
1044
Jurnal Kesehatan Komunitas Indonesia Vol. 10. No. 2 September 2014
Variabel Regulasi Dari 20 orang responden yang menjawab kuesioner tentang pertanyaan variabel regulasi, sebagian besar responden termasuk dalam kategori cukup mempertimbangkan variabel regulasi dalam proses perencanaan program STBM, sisanya sebanyak 5 orang responden (25.0%) masuk dalam kategori yang mempertimbangkan dan 1 orang responden (5.0%) yang masuk dalam kategori tidak mempertimbangkan variabel regulasi dalam perencanaan program STBM sebanyak. Menurut Khoiridiyah (2012), faktor-faktor yang mempengaruhi proses perencanaan salah satunya adalah faktor regulasi atau aturan.
Sedangkan
menurut Rahman ( 2011) dalam penelitiannya tentang faktor penghambat dari perencanaan program sanitasi di Kota Batu salah satunya adalah faktor aturan atau regulasi. Sedangkan menurut Edward III (1980:11) menyatakan bahwa pelaksana dapat terhambat oleh struktur organisasi di mana mereka melayani. Terdapat dua karakteristik yang menonjol dari birokrasi, standar operasional prosedur (SOP) dan fragmentasi. Yang menjadi aturan yang paling berperan berkaitan dengan program STBM ini adalah adanya Keputusan Menteri Kesehatan no 852 Tahun 2008 tentang Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM). Variabel Iptek Dari 20 orang responden yang menjawab kuesioner tentang pertanyaan variabel IPTEK, yang termasuk kedalam katagori mempertimbangkan variabel IPTEK sebanyak 4 orang responden (20.0%), yang cukup mempertimbangkan variabel IPTEK dalam perencanaan program STBM sebanyak 14 orang responden (70%) dan yang tidak mempertimbangkan variabel IPTEK dalam perencanaan program STBM sebanyak 2 orang responden (10.0%). Dalam kaitannya dengan perencanaan program, bahwa untuk dapat menghasilkan sebuah perencanaan pembangunan yang baik salah satu faktor yang harus diperhatikan adalah masalah ilmu pengetahuan dan teknologi (Riyadi, 2004) Variabel Pendanaan Dari 20 orang responden yang menjawab kuesioner tentang pertanyaan variabel pendanaan, yang termasuk kedalam katagori mempertimbangkan variabel pendanaan sebanyak 4 orang responden (20.0%), yang cukup
1045
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Keberhasilan Program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) di Kota Tasikmalaya Teguh Priatno, Soesilo Zauhar, Imam Hanafi
mempertimbangkan variabel pendanaan dalam perencanaan program STBM sebanyak 15 orang responden (75.0%) dan yang tidak mempertimbangkan variabel pendanaan dalam perencanaan program STBM sebanyak 1 orang responden (5.0%). Faktor pendanaan merupakan faktor yang harus ada untuk membiayai sebuah
aktivitas
termasuk
perencanaan
pembangunan
dengan
adanya
kepastian adanya sumber dana dapat memberikan jaminan akan terlaksananya perencanaan tersebut (Riyadi, 2004).
Keberhasilan Program STBM di Kota Tasikmalaya Dari 20 puskesmas yang disurvey tingkat keberhasilan program STBM nya, yang termasuk dalam katagori berhasil dalam program STBM nya ada 3 puskesmas (15%), yang termasuk kedalam katagori cukup berhasil ada 11 puskesmas (55.00%) dan yang termasuk dalam katagori tidak berhasil dalam program STBM sebanyak 6 puskesmas (30.00%). Kalau melihat dari tingkat keberhasilan, baru 3 puskesmas yang termasuk katagori berhasil, hal ini dapat dimungkinkan karena program STBM itu sendiri baru mulai secara intensif dilaksanakan di Kota Tasikmalaya sejak Tahun 2013 sehingga terhitung masih sangat baru sekali dibandingkan dengan kota-kota lainnya. Masih banyak nya puskesmas di Kota Tasikmalaya yang belum menunjukkan hasil program STBM yang memenuhi target karena secara garis besar masih lemahnya komitmen dari pemerintah daerah Kota Tasikmalaya khususnya berkaitan dengan anggaran dan penguatan kelembagaan. Selama ini program yang berkaitan dengan sanitasi lebih diarahkan kepada pembangunan yang bersifat infrastruktur atau fisik yang sebenarnya selama ini tidak membuahkan hasil yang maksimal. Program sanitasi yang selama ini dibuat seringkali menjadi sia-sia dan tidak
bertahan
lama.
Pemerintah
Kota
Tasikmalaya
lebih
banyak
menggelontorkan anggaran kepada masyarakat dalam bentuk pengadaan fasilitas sanitasi tetapi kurang memperhatikan aspek keberlanjutan dari fasilitas tersebut dan bagaimana membangun masyarakat menjadi pengelola dari fasilitas tersebut. Kepedulian yang timbul dari masyarakat pun belum sepenuhnya dijadikan fokus dalam meningkatkan level sanitasi di Kota Tasikmalaya.
1046
Jurnal Kesehatan Komunitas Indonesia Vol. 10. No. 2 September 2014
Pengaruh Variabel Bebas Terhadap Variabel Terikat Secara Parsial Pengaruh Variabel Lingkungan terhadap Variabel Keberhasilan Program STBM Dari hasil analisis menunjukkan bahwa garis prediksi bergerak ke arah kanan atas yang dapat diartikan bahwa semakin dipertimbangkan variabel lingkungan dalam proses perencanaan program STBM maka keberhasilan program STBM akan semakin meningkat. Hasil uji statistik dengan menggunakan uji korelasi Pearson diperoleh hasil pvalue sebesar 0,001 yang artinya ada pengaruh antara variabel lingkungan dengan keberhasilan program STBM. Hasil uji pearson juga diperoleh nilai r sebesar 0,684 yang artinya pengaruh antara variabel lingkungan terhadap keberhasilan program STBM memiliki keeraatan yang kuat dengan arah pengaruh yang positif. Hal tersebut sesuai dengan apa yang telah disampaikan oleh Conyer dan Hills (1997) yang menyatakan bahwa setiap perencanaan tidak dapat dipisahkan dari faktor lingkungan, baik lingkungan politik, sosial, ekonomi. Faktor lingkungan itu sendiri akan mempengaruhi sebuah perencanaan dari aspek metoda serta isi rencana tersebut. Pengaruh faktor lingkungan juga diutarakan oleh Waterston dalam Otenyo dan Nancy (2006) yang menyatakan bahwa sebaik apapun sebuah perencanaan tidak akan memberikan kontribusi yang baik bagi sebuah negara tanpa adanya komitmen politik Pengaruh Variabel SDM terhadap Variabel Keberhasilan Program STBM Dari hasil analisis didapatkan bahwa terlihat garis prediksi bergerak ke arah kanan atas yang dapat diartikan bahwa semakin dipertimbangkan variabel SDM dalam proses perencanaan program STBM maka keberhasilan program STBM akan semakin meningkat. Hasil uji statistik dengan menggunakan uji korelasi pearson diperoleh hasil nilai p sebesar 0,003 yang artinya ada pengaruh antara variabel SDM terhadap keberhasilan program STBM. Hasil uji pearson juga diperoleh nilai r sebesar 0,624 yang artinya pengaruh variabel SDM terhadap keberhasilan program STBM memiliki
keeraatan yang kuat dengan arah
pengaruh yang positif. Hasil uji statistik diatas sesuai dengan apa yang disampaikan oleh Kartasasmita (1997) yang menyatakan bahwa selama ini kelemahan yang terjadi pada negara-negara berkembang dalam melaksanakan pembangunannya adalah karena ketiadaan SDM baik secara kualitas ataupun kuantitasnya. Untuk itu perlu dipersiapkan SDM yang berkualitas dengan peningkatan kapasitas dari
1047
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Keberhasilan Program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) di Kota Tasikmalaya Teguh Priatno, Soesilo Zauhar, Imam Hanafi
SDM itu sendiri. Selanjutnya hasil penelitian ini mendukung dan sejalan dengan penelitian terdahulu yang telah dilakukan oleh Wahyuni (2012); Purwita (2013); Symond (2006) yang memaparkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi perencanaan program dipengaruhi oleh faktor SDM. Pengaruh Variabel Regulasi terhadap Variabel Keberhasilan Program STBM Dari hasil analisis terlihat bahwa garis prediksi bergerak ke arah kanan atas yang dapat diartikan bahwa semakin dipertimbangkan variabel regulasi dalam proses perencanaan program STBM maka keberhasilan program STBM akan semakin meningkat. Hasil uji statistik dengan menggunakan uji korelasi rank spearmann diperoleh hasil nilai p sebesar 0.012yang artinya ada pengaruh antara variabel regulasi terhadap keberhasilan program STBM. Hasil uji rank spearmann juga diperoleh nilai ρ sebesar 0.552yang artinya pengaruh antara variabel regulasi terhadap keberhasilan program STBM memiliki keeraatan yang sedang dengan arah pengaruh yang positif Sedangkan menurut Rahmani ( 2011) dalam penelitiannya tentang faktor penghambat dari perencanaan program sanitasi di Kota Batu salah satunya adalah faktor aturan atau regulasi. Sedangkan menurut Edward III (1980:11) menyatakan bahwa pelaksana dapat terhambat oleh struktur organisasi di mana mereka melayani. Terdapat dua karakteristik yang menonjol dari birokrasi, regulasi (SOP) dan fragmentasi. Pengaruh Variabel Iptek terhadap Variabel Keberhasilan Program STBM Dari hasil analisis terlihat garis prediksi bergerak ke arah kanan atas yang dapat diartikan bahwa semakin dipertimbangkan variabel IPTEK dalam proses perencanaan program STBM maka keberhasilan program STBM akan semakin meningkat. Hasil uji statistik dengan menggunakan uji korelasi rank spearmann diperoleh hasil nilai p sebesar 0.019yang artinya ada pengaruh antara variabel IPTEK terhadap keberhasilan program STBM. Hasil uji rank spearmann juga diperoleh nilai ρ sebesar 0.520yang artinya pengaruh antara variabel IPTEK terhadap keberhasilan program STBM memiliki keeratan yang sedangdengan arah pengaruh yang positif Dijaman yang semakin maju sekarang ini, semua berkembang sangat pesat sekali salah satu nya adalah perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Untuk menggapai informasi yang diperlukan, saat ini kita tidak perlu bersusah payah lagi karena kemudahan akan akses informasi secara global
1048
Jurnal Kesehatan Komunitas Indonesia Vol. 10. No. 2 September 2014
yang tentunya dipermudah dengan adanya teknologi yang sangat maju. Dalam kaitannya dengan perencanaan program, bahwa untuk dapat menghasilkan sebuah perencanaan pembangunan yang baik salah satu faktor yang harus diperhatikan adalah masalah ilmu pengetahuan dan teknologi (Riyadi, 2004). Pengaruh Variabel Lingkungan terhadap Variabel Keberhasilan Program STBM Dari hasil alisis terlihat garis prediksi bergerak ke arah kanan atas yang dapat diartikan bahwa semakin dipertimbangkan variabel pendanaan dalam proses perencanaan program STBM maka keberhasilan program STBM akan semakin meningkat. Hasil uji statistik dengan menggunakan uji korelasi rank spearmann diperoleh hasil nilai p sebesar 0,001 yang artinya ada pengaruh antara variabel pendanaan terhadap keberhasilan program STBM. Hasil uji rank spearmann juga diperoleh nilai ρ sebesar 0,701 yang artinya pengaruh antara variabel pendanaan terhadap keberhasilan program STBM memiliki keeraatan yang kuat dengan arah pengaruh yang positif Pentingnya
faktor
pendanaan
terhadap
program
pembangunan
disampaikan oleh Akhirani (2004) yang menyatakan adanya keterkaitan antara faktor pendanaan dengan pembangunan kesehatan. Besarnya alokasi dana merupakan salah satu unsur strategis dalam pembangunan kesehatan. Tersedianya sejumlah dana tertentu dan pemanfaatan yang baik dari alokasi dana tersebut serta efisien dalam penggunaan akan mendukung suksesnya pembangunan kesehatan. Pengaruh Variabel Lingkungan, SDM, Regulasi, Iptek dan Pendanaan Secara Bersama-sama terhadap Keberhasilan Program STBM. Berdasarkan tabel 5.36 tersebut, didapatkan nilai R square sebesar 0.577 yang berarti dari kelima variabel bebas (lingkungan, SDM, sistem, iptek dan pendanaan) dapat menjelaskan variabel terikat sebesar 57,7% sedangkan sisanya dijelaskan oleh variabel lain. Dari hasil uji statisitik (Anova) didapatkan p value= 0.022 yang berarti persamaan garis regresi secara keseluruhan sudah signifikan. Untuk mengetahui variabel mana yang paling besar pengaruhnya dapat dilihat dari nilai Beta pada hasil uji regresi diatas. Pada kolom tersebut terlihat bahwa variabel lingkungan memiliki pengaruh yang paling besar dengan nilai Beta 0.322 dan variabel yang paling kecil pengaruhnya adalah variabel SDM yaitu sebesar 0.134
1049
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Keberhasilan Program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) di Kota Tasikmalaya Teguh Priatno, Soesilo Zauhar, Imam Hanafi
Merujuk pada hasil analisa tersebut maka dapat dinyatakan bahwa hasil pengujian dalam penelitian ini adalah terdapat cukup bukti untuk menolak Ho dan menerima Ha atau dapat dipaparkan sebagai berikut: variabel lingkungan, SDM, regulasi, iptek dan pendanaan berpengaruh secara bersama-sama terhadap keberhasilan program STBM di Kota Tasikmalaya. Dari tabel hasil uji regresi diatas juga dapat disimpulkan bentuk persamaan
regresi
yang
dihasilkan
yaitu:
Y=0.453X1+0.143X2+0.118X3+0.230X4+0.105X5 Berdasarkan persamaan regresi linier berganda di atas, dikarenakan pilihan jawaban sama-sama tidak memiliki satuan, maka perubahan variabel bebas akan proporsional dengan perubahan variabel terikat. Akibatnya tidak ada nilai konstanta (nilai tetap) yang digunakan (kolom Unstandardized Coefficients, kolom B). Diperoleh juga nilai koefisien masing-masing variabel bebas, yang bernilai positif. Hal ini berarti apabila terjadi peningkatan pada variabel lingkungan, SDM, regulasi, Iptek dan pendanaan akan berpengaruh pada keberhasilan program STBM. Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat sebagaimana diteorikan oleh Riyadi (2004) yang menyatakan ada pengaruh variabel lingkungan, sumber daya manusia, regulasi, IPTEK dan pendanaan terhadap keberhasilan program STBM di Kota Tasikmalaya. Selain itu Conyers dan Hills (1990) juga yang menyatakan pentingnya faktor Sumber daya manusia dalam proses perencanaan. Selain itu juga dengan apa yang disampaikan oleh Kunarjo (2002) bahwa semakin baik pemanfaatan potensi sumber daya yang ada maka semakin baik pulalah perencanaan yang dihasilkan.
SIMPULAN Berdasarkan hasil analisis data dan pembuktian hipotesis yang telah diuraikan dalam pembahasan, maka penelitian ini dapat menyimpulkan beberapa hal, antara lain: 1. Keberhasilan program STBM di Kota Tasikmalaya secara umum belum sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Hanya ada beberapa puskesmas yang termasuk katagori berhasil dalam program STBM 2. Keberhasilan program STBM di Kota Tasikmalaya dapat dikatagorikan cukup berhasil
berdasarkan
atas
pencapaian
target
yang
berdasarkan atas kriteria-kriteria pencapaian yang ada
1050
telah
ditentukan
Jurnal Kesehatan Komunitas Indonesia Vol. 10. No. 2 September 2014
3. Responden setuju untuk mempertimbangkan faktor lingkungan, sumber daya manusia, regulasi, Iptek dan pendanaan dalam mendukung keberhasilan program STBM di Kota Tasikmalaya. 4. Hubungan antara faktor lingkungan sumber daya manusia, regulasi, Iptek dan pendanaan terhadap keberhasilan program STBM di Kota Tasikmalaya adalah: a. Terdapatpengaruh
yang
signifikandarivariablelingkungan
dengan
keberhasilan program STBM di Kota Tasikmalaya (tingkat keeratan termasuk kategori kuat). b. Terdapatpengaruh yang signifikandarivariablesumber daya manusia dengan keberhasilan program STBM di Kota Tasikmalaya (tingkat keeratan termasuk katagori sedang). c. Terdapatpengaruh
yang
signifikandari
variableregulasi
dengan
keberhasilan program STBM di Kota Tasikmalaya (tingkat keeratan termasuk kategori sedang). d. Terdapatpengaruh
yang
signifikandarivariabel
IPTEK
dengan
keberhasilan program STBM di Kota Tasikmalaya (tingkat keeratan termasuk kategori sedang). e. Terdapatpengaruh
yang
signifikandarivariablependanaan
dengan
keberhasilan program STBM di Kota Tasikmalaya (tingkat keeratan termasuk katagori kuat). 5. Terdapat pengaruhsignifikan dari variabel faktor lingkungan, sumber daya manusia, regulasi, Iptek dan pendanaan secara bersama-sama terhadap keberhasilan program STBM di Kota Tasikmalaya 6. Variabel lingkungan adalah variabel yang paling dominan berpengaruh terhadap keberhasilan program STBM di Kota Tasikmalaya. SARAN a.
Pemerintah Kota Tasikmalaya perlu merencanakan program pembangunan dengan mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pembangunan seperti faktor lingkungan, sumber daya manusia, regulasi, Iptek dan pendanaan untuk meningkatkan keberhasilan sebuah program pembangunan.
b.
Pada peneltian ini ada beberapa faktor yang berpengaruh sangat signifikan dan memiliki tingkat keeratan yang kuat terhadap keberhasilan program STBM seperti faktor lingkungan dan pendanaan yang sebaiknya dapat
1051
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Keberhasilan Program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) di Kota Tasikmalaya Teguh Priatno, Soesilo Zauhar, Imam Hanafi
menjadi referensi bagi Pemerintah Kota Tasikmalaya dalam melakukan perencanaan program-program pembangunan khususnya pembangunan di bidang kesehatan. c.
Bagi peneliti selanjutnya, agar dapat memperluas cakupan penelitian terkait perencanaan program pembangunan misalnya berdasar wilayah/kota, di tingkat provinsi maupun nasional. Selain itu dapat pula ditambahkan variable dan item lain selain yang digunakan dalam penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA Abe, A.2005. Perencanaan Daerah Partisipatif, Yogyakarta: Pembaharuan Akhirani, Laksono Trisnantoro.2004. “Analisis Pembiayaan Kesehatan yang Bersumber dari Pemerintah melalui DHA di Kabupaten Sinjai”. Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan. 2004;Vol. 07(No. 01): 19-25 Conyers, D dan P.Hills,1984. An Introduction In Development Planning In The Third World. John Wiley And Sons,Inc.Chichester. Kartasasmita, Ginandjar, 1997. Administrasi Pembangunan: Perkembangan Pemikiran dan Praktiknya di Indonesia.LP3ES.Jakarta KeputusanMenteriKesehatanRepublik Indonesia (Kepmenkes RI) No. 852 Tahun 2008 tentang Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM). Meldayeni. 2011. Analisis Konsistensi Perencanaan dan Penganggaran Bidang Kesehatan di Kota Solok Tahun 2007-2010. Padang: Artikel Pasca Sarjana Universitas Andalas, 2011 update 2011; cited 2012 10 Mei]; Available from :www.pasca.unand.ac Mirsatya, Agus.2005. Perencanaan Pembangunan Daerah (SuatuKajianTentang Perencanaan Pembangunan Pariwisata di Kabupaten Kulonprogo).Tesis Magister Administrasi Publik, Universitas Brawijaya Malang Purnamasari, Winidan Dewi Marhaeni. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perencanaan dan Penganggaran Kesehatan Bersumber APBD: Suatu Kajian Literatur. Purwitiyana, Dewa Putu Agung.2013.” Faktor-Faktor Determinan yang Mempengaruh iImpementasi Program Jaminan Kesehatan Bali Mandara di RSUD Wangaya Denpasar”. Jurnal Kebijakan dan Manajemen Publik. Vol.1. (No.1.ISSN 2303-341X).:17-35. Januari 2013. Rahman, Abdul Hadi,2012,”Perencanaan Program Strategi Sanitasi Kota,” JurnalIlmiah Administrasi Publik Universitas Brawijaya, Volume XIII,(No.1): 197-205. Riyadi, danDeddySupriady B, 2004,Perencanaan Pembangunan Daerah, PT. Gramedia Pustaka Utama.Jakarta Sanjaya, Weeli Barkah, Yuwanto, Puji Astuti, 2013,” Evaluasi Pelaksanaan Program PAMSIMAS (Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat Tahun 2009-2010 DI Kabupaten Grobogan”, “Jurnal Ilmu Pemerintahan, UNDIP”,
1052
Jurnal Kesehatan Komunitas Indonesia Vol. 10. No. 2 September 2014
Singarimbun, Masridan Sofian Effendi, 1989. Metode Penelitian Survai. Jakarta: LP3ES Tjokroamidjojo, Bintoro. 1988. Pengantar Administrasi Pembangunan. LP3ES Jakarta Todaro, Michael P, 1994, Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga, PT.Gelora Aksara Pertama, Jakarta Wahyuni, Sri, dkk. 2012 .”Implementasi Kebijakan Pembangunan dan Penataan Sanitasi Perkotaan Melalui Program Sanitasi Lingkungan Berbasis Masyarakat DI KabupatenTulungagung, “Jurnal Ilmu Lingkungan Program Pasca Sarjana UNDIP”, Volume 10 (Isse 2):111-122.
1053