LAPORAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT IPTEKS TEPAT GUNA BAGI MASYARAKAT (ITGbM)
PELATIHAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM)
Oleh: Rian Arie Gustaman,S.KM.,MKes Andik Setiyono,S.KM.,MKes
UNIVERSITAS SILIWANGI NOVMBER 2016
NIDN : 0425068202 NIDN : 0406027401
HALAMAN PENGESAHAN IPTEKS TEPAT GUNA BAGI MASYARAKAT (ITGbM) 1. Judul ITGbM 2. Nama Mitra Program ITGbM (1) Nama Mitra Program ITGbM (2) 3. Ketua Tim Pengusul a. Nama b. NIDN c. Jabatan/Golongan d. Program Studi e. Perguruan Tinggi f. Bidang Keahlian g. Alamat Kantor/Telp/Faks/surel 4. Anggota Tim Pengusul a. Jumlah Anggota b. Nama Anggota I/bidang keahlian d. Mahasiswa yang terlibat 5. Lokasi Kegiatan/Mitra (1) a. Wilayah Mitra (Desa/Kecamatan) b. Kabupaten/Kota c. Propinsi d. Jarak PT ke lokasi mitra (Km) 6. Lokasi Kegiatan/Mitra (2) a. Wilayah Mitra (Desa/Kecamatan b. Kabupaten/Kota c. Propinsi d. Jarak PT ke lokasi mitra (Km) 7. Luaran yang dihasilkan
: Pelatihan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat : Asep Wahid : Sopyan : : : : : : :
Rian Arie Gustaman.SKM.,M.Kes 0425068202 Lektor/III-C Kesehatan Masyarakat Universitas Siliwangi Kebijakan Kesehatan Jl. Siliwangi no 24 Tasikmalaya
: 1 : Andik Setyono.SKM.M.Kes/Kesling : : Kelurahan Cigantang Mangkubumi : Tasikmalaya : Jawa Barat : 10Km
Kelurahan Cigantang Mangkubumi Tasikmalaya Jawa Barat 10 km Komitmen membentuk MASDARLING Modul Kesling / Sanitasi Lingkungan 8. Jangka waktu Pelaksanaan : 8 (delapan) Bulan 9. Biaya Total : Rp 8.500.000 - Sumber lain (sebutkan ….) : LP2M Universitas Siliwangi dan lampirkan Surat Pernyataan Penyandang Dana Mengetahui, Dekan
Edi Hermawan.,Drs.,MPd NIP.195706121982031003
: : : : :
Tasikmalaya, 6 November 2016 Ketua Tim Pengusul
Rian Arie Gustaman.SKM.,M.Kes NIDN. 0425068202
Mengetahui Ketua Lembaga Pengabdian dan Pengabdian Kepada Masyarakat
Prof. H .Aripin,Ph.D NIP. 196708161996031001
DAFTAR ISI
Pages
Lembar Pengesahan ..............................................................................
i
Daftar Isi.................................................................................................
ii
Ringkasan ..............................................................................................
iii
BAB I
PENDAHULUAN .............................................................
1
BAB II
TARGET DAN LUARAN ................................................. 13
BAB III
METODE PELAKSANAAN ............................................. 14
BAB IV
PEMBAHASAN ..............................................................
19
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota Tim Pengusul yang telah ditandatangani (Lampiran 5). Lampiran 4. Dua buah Surat Pernyataan Kesediaan Bekerjasama dari kedua mitra IbM bermeterai Rp6.000,-.
RINGKASAN
Buang Air besar merupakan bagiann yang penting dari ilmu perilaku dan kesehatan masyarakat. Pembuangan tinja yang memenuhi syarat merupakan suatu kebutuhan dari masyarakat, yang selalu bermasalah (setidaknya sampai saat ini), diakibatkan perilaku Buang Air Besar yang tidak sehat. Perlikau Buang Air Besar Yang tidak sehat ini, misalnya Buang Air Besar di sungai yang menjadi sarana penularan penyakit, Buang Air Besar di pekarangan atau tanah terbuka, parit atau selokan, saluran irigasi sawah, dan di pantai atau laut. Tempat – tempat ini adalah tempat yang tidak layak dan sehat untuk buang air besar karena dapat menimbulkan masalah baru yang dapat membahayakan kesehatan manusia (Kusnoputranto,2001) Desa Cigantang Kecamatan Mangkubumi adalah salah satu desa yang memiliki perilaku buang air besar yang tidak baik, yaitu hampir seluruh rumah yang ada di desa Cigantang tidak memiliki Septic tank sebagai tempat pembuangan tinja, sehingga tinja langsung disalurkan pada saluran air yang ada di lingkungan desa. Keadaan ini menyebabkan kondisi desa cukup bau ketika musim kemarau dan kejadian penyakit diare cukup tinggi Di Indonesia sejak tahun 2008 sudah dicanangkan satu pendekatan untuk mempercepat peningkatan akses sanitasi yang disebut Sanitasi Total Berbasis Masyarakat atau yang biasa disingkat STBM. Pencanangan ini ditandai dengan ditetapkannya Keputusan Menteri Kesehatan nomor 852 pada September 2008. CLTS (Community Led Total Sanitation) digunakan sebagai metode andalan dalam pelaksanaan STBM. Dikeluarkannya Kepmenkes STBM ini erat hubungannya dengan upaya bangsa Indonesia untuk memenuhi komitmennya untuk mencapai target MDGs (Millennium Development Goals) khususnya terkait butir 7 yaitu untuk mengurangi minimal separuh penduduk yang tidak terakses sanitasi dasar pada tahun 2015 nanti. STBM dilaksanakan dengan tiga komponen sanitasi total,yaitu peningkatan kebutuhan, peningkatan suplai dan Penciptaan lingkungan yang dapat mendukung terjadinya upaya peningkatan demand dan suplai Keluaran dari pelatihan sanitasi total berbasis masyarakat ini adalah terbentuknya kelompok Masyarakat sadar lingkungan (MASDARLING), metode pelatihan MASDARLING, dan modul kesehatan lingkungan untuk lembaga mitra dan masyarakat Kata Kunci: STBM, CLTS, MASDARLING
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1. Analisis Situasi Pemerintah Indonesia memiliki serangkaian strategi dalam pembangunan kesehatan yaitu meningkatkan pemberdayaan masyarakat, swasta dan masyarakat madani dalam pembangunan kesehatan melalui kerja sama nasional dan global. Meningkatkan pelayanan kesehatan yang merata, terjangkau, bermutu dan berkeadilan, serta berbasis bukti dengan pengutamaan pada upaya promotif dan preventif. Meningkatkan pembiayaan pembangunan kesehatan, terutama untuk mewujudkan jaminan sosial kesehatan nasional. Meningkatkan pengembangan dan pendayagunaan SDM kesehatan yang merata dan bermutu. Meningkatkan ketersediaan, pemerataan, dan keterjangkauan obat dan alat kesehatan serta menjamin keamanan, khasiat, kemanfaatan, dan mutu sediaan farmasi, alat kesehatan, dan makanan. Meningkatkan manajemen kesehatan yang akuntabel, transparan berdayaguna dan berhasil guna untuk memantapkan desentralisasi kesehatan yang bertanggung jawab. Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia Sehat adalah meningkatnya kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud, melalui terciptanya masyarakat, bangsa dan negara Indonesia yang ditandai oleh penduduknya yang hidup dengan perilaku dan dalam lingkungan sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu, secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya di seluruh wilayah Republik Indonesia (Depkes RI, 2009). Beberapa penyakit sangat berhubungan dengan lingkungan, karena lingkungan yang buruk merupakan faktor predisposisi terjadinya sebuah penularan penyakit. Di Indonesia, diare menjadi salah satu penyakit yang membunuh ratusan bahkan ribuan bayi dan balita setiap Diare adalah gangguan buang air besar/BAB ditandai dengan BAB lebih dari 3 kali sehari dengan konsistensi tinja cair, dapat disertai dengan darah dan atau lender (Riskesdas, 2013) Di negara bekembang termasuk Indonesia kasus penyakit diare merupakan masalah kesehatan yang masih sering dijumpai di setiap daerah baik di perkotaan maupun di pedesaan dan dapat menyerang semua kelompok usia baik itu laki-laki
ataupun perempuan. Di Indonesia anak-anak menderita diare lebih dari 12 kali per tahun dan hal ini yang menjadi penyebab kematian sebesar 15 - 34% dari semua penyebab kematian (Depkes RI, 2010).Penyakit diare di Indonesia merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang utama. Hal ini disebabkan karena masih tingginya angka kesakitan diare yang menimbulkan banyak kematian terutama pada balita. Angka kesakitan diare di Indonesia dari tahun ketahun cenderung meningkat, pada tahun 2006 jumlah kasus diare sebanyak 10.980 penderita dengan jumlah kematian 277 (CFR 2,52%). Secara keseluruhan diperkirakan angka kejadian diare pada balita berkisar antara 40 juta setahun dengan kematian sebanyak 200.000 sampai dengan 400.000 balita (Depkes RI, 2006). Penyakit diare bersifat endemis juga sering muncul sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) dan diikuti korban yang tidak sedikit.Untuk mengatasi penyakit diare dalam masyarakat baik tatalaksana kasus maupun untuk pencegahannya sudah cukup dikuasai. Akan tetapi permasalahan tentang penyakit diare masih merupakan masalah yang relatif besar (Suraatmaja, 2010).Berdasarkan data laporan tahunan Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya kasus diare berada di peringkat kedua kasus tertinggi penyakit di Kota Tasikmalaya mencapai 9481 kasus dan dari data tahunan Puskesmas Pembantu Cigantang mengenai gambaran morbiditas 5 penyakit terbesar tahun 2015 yaitu Diare, ISPA, Rhematik, Myalgia, Gastritis. Penyakit-penyakit tersebut perlu ditanggulangi lebih lanjut, karena angka kesakitan yang masih tinggi di masyarakat dapat menghambat kinerja dan produktifitas masyarakat sendiri serta menghambat dalam pengembangan potensi Sumber Daya Manusia (SDM). Menurut Hendrik L Bloom faktor yang dapat mempengaruhi kesehatan baik kesehatan individu maupun kesehatan masyarakat yaitu keturunan, lingkungan, perilaku dan pelayanan kesehatan (Notoatmodjo, 2003). Penyelesaian masalah sangat diperlukan yaitu dengan analisis komprehensif tentang situasi kesehatan di daerah tersebut. Community Diagnosis merupakan metode yang digunakan untuk mengetahui kondisi kesehatan masyarakat.Berdasarkan hasil community diagnosis bahwa determinan tingginya kasus diare di wilayah Kelurahan Cigantang Kecamatan Mangkubumi Kota Tasikmalaya
akibat dari kurangnya
kepemilikan sepic tank, sehingga meskipun masyarakat memiliki jamban di setiap rumah, akan tetapi saluran pembuangannya adalah kolam ataupun selokan. Sehingga bisa disimpulkan, bahwa masyarakat Kelurahan Cigantang Kecamatan Mangkubumi Kota Tasikmalaya masih berperilaku buang air besar sembarangan (BABS).
2. Permasalahan Desa Cigantang Berdasarkan analisis situasi diatas maka bisa dijabarkan berbagai permasalahan yang ditemukan di desa cigantang, yaitu : a. Hampir seluruh rumah yang ada di desa cigantang tidak memiliki septictank atau pembuangan tinja, dimana tinja dari WC langsung di buang ke selokan yang mengalir kedepan rumah, hal ini menyebabkan lingkungan menjadi bau dan tampak kotor b. Masyarakat desa cigantang belum memahami bahwa septictank adalah kebutuhan utama dalam proses pembuangan tinja, sehingga pembuatan septictank tidak menjadi perioritas mereka c. Kesadaran kebersihan lingkungan masih cukup rendah, terbukti dengan dianggap biasa jika tinja ada pada selokan – selokan depan rumah, hal ini bisa menyebabkan berbagai macam penyakit. Melihat permasalahan diatas, maka dirasa sangat perlu untuk melakukan pelatihan sanitasi total berbasis masyarakat pada kader dan tokoh masyarakat agar dapat terbentuk sebuah kelompok yang dapat menjadi pelopor dan pemicu masyarakat agar masyarakat dapat berprilaku sehat khususnya dalam kesehatan lingkungan, dalam hal ini kelompok yang di bentuk adalah kelompok Masyarakat Sadar Lingkungan (Masdarling) Diharapkan kehadiran Kelompok masyarakat Sadar lingkungan mampu menjawab dan menemukan
solusi
yang dihadapi
lembaga
mitra.
Pemberdayaan Kesehatan
masyarakat melalui Kelompok MASDARLING, memiliki makna dan sasaran yang luas. Masyarakat yang diberdayakan bisa berasal dari anggota lembaga mitra maupun masyarakat umum, yang secara pendidikan, sosial dan ekonomi rendah namun memiliki semangat untuk memperbaiki kondisi lingkungannya untuk menjadi lebih sehat. Sesuai prioritas masalah yang dihadapi, maka ada dua tahapan kegiatan yang dilakukan dalam program pemberdayaan kesehatan masyarakat melalui kelompok MASDARLING, yaitu tahap pertama, pelatihan bagi mitra lembaga, yaitu Pengurus RW,RW dan Kader, dan tahap kedua, pelatihan bagi Tokoh Masyarakat
BAB II TARGET DAN LUARAN A. TARGET Target
dari
kegiatan
pelatihan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat adalah
lembaga mitra dan masyarakat yang memiliki semangat untuk memperbaiki kesehatan lingkungannya B. LUARAN Berdasarkan analisis yang dilakukan, diharapkan upaya-upaya pemberdayaan Kesehatan masyarakat melalui kelompok masyarakat sadar lingkungan dapat memberikan capaian atau luaran, diantaranya: 1. Adanya komitmen pembetukan Kelompok MASDARLING 2. Model Kegiatan MASDARLING untuk menyelesaikan masalah kesehatan 3. Modul Kesehatan Lingkungan untuk MASDARLING
BAB III METODE PELAKSANAAN
Setelah dilakukan analisis situasi, maka telah teridentifikasi beberapa permasalahan yang dihadapi oleh lembaga mitra dan Masyarakat. Berdasarkan prioritas permasalahan yang dihadapi tersebut, maka pelatihan STBM dilakukan pada aspek pengetahuan dan perilaku.
Permasalahan yang dihadapi dalam aspek pengetahuan, diantaranya:
pengetahuan terhadap kesling, manfaat menjaga kesling dan memperbaiki kesehatan Lingkungan. Sementara aspek perilaku adalah kebiasa yang mencemarkan lingkungan. Metode yang digunakan dalam pelatihan STBM adalah metode CLTS dimana Metode Community-Led Total Sanitation (CLTS) telah lama dikenal sebagai metode dalam program sanitasi yang paling cepat dan berkelanjutan/sustainable dalam mengubah perilaku hygiene masyarakat, khususnya untuk perilaku buang air besar sembarangan. Setelah permasalahan dan metode teridentifikasi, maka langkah selanjutnya adalah membuat Rencana Kegiatan berdasarkan Prioritas permasalahan berikut pendekatan pemecahan masalahnya sesuai dengan yang disepakati dengan lembaga mitra dan masyarakat, seperti terlihat secara terperinci pada table 3.1 dan table 3.2.
Table 3.1 Rencana Kegiatan dan pendekatan pemecahan masalah terhadap Prioritas permasalahan yang dihadapi
Aspek
Deskripsi
Sosialisasi dan pengenalan TIM
Melakukan sosialisasi dan Tim yang akan melakukan pelatihan STBM dengan metode CLTS
Tindakan/ pendekatan Menjelaskan tujuan kedatangan tim dan memberitahukan bahwa kita sama – sama belajar tentang kesehatan lingkungan
Indikator Pencapaian
Identifikasi pengguna jamban dan pemiliki Septictank
Masih rendahnya masyarakat yang memiliki jamban atau septictank
Pendataan dan Terdatanya warga yang pencatatan warga tidak memiliki septictank yang tidak memiliki septictank
Terdatanya tokoh – tokoh masyarakat yang dapat menyampaikan informasi dari lembaga mitra
Maping (Pemetaan)
Menentukan wilayah – Membuat gambar Tergambar jelas wilayah wilayah yang tercemar atau peta lokasi – yang sudah tercemar tinja lokasi yang sudah kotoran manusia tercemar kotoran manusia
Walk of shame (Penelusura n jalan)
Masyarakat atau peserta Masyarakat diajak Masyarakat menyadari pelatihan diajak berkeliling bahwa lingkungannya menelusuri selokan menelusuri selokan sangat kotor untuk menemukan tinja / kotoran manusia
Menghitung Mengetahui banyaknya Masyarakat yang Masyarakat Volume tinja perhari yang melakukan meyadari Tinja melalui selokan tersebut penghitungan lingkungannya volume tinja sangat kotor tersebut Alur Kontaminas i oral – fecal
Mengetahui bahwa kotoran bisa masuk kemulut melalui berbagai macam cara
semakin bahwa akan
Masyarakat diajak Masyarakat menyadari berdiskusi bahaya kotoran manusia kemungkinan kotoran tersebut termakan
Simulasi air Mengetahui air yang yang sudah terkontaminasi terkontamin asi
Masyarakat melihat Masyarakat langsung perbedaan penyebab air yang terkontaminasi terkontaminasi dan tidak
Puncak pemicuan
Masyarakat Masyarakat mau diberikan pemicuan melakukan perbaikan berupa kata-kata lingkungannnya motivasi dan contoh buruk lingkungan yang tidak sehat
Masyarakat masih banyak yang belum memiliki sikap yang baik terhadap lingkungan
Penandatan Komitmen masyarakat Penandatangan gan kontrak terhadap kesehatan kontrak sosial Sosial lingkungan masih sebagai janji rendah masyarakat untuk memperbaiki lingkungannya
paham air
Ada komitmen masyarakat untuk memperbaiki lingkungannya
Dalam
pelaksanaan
pelatihan sanitasi total berbasis masyarakat, tidak terlepas
dari kerjasama dan komitment lembaga mitra dan masyarakat. Lembaga mitra dan masyarakat berpartisipasi sebagai peserta sekaligus pelaku pelatihan sanitasi total berbasis masyarakat. Partisipasi lain adalah lembaga mitra dan masyarakat memberikan sumbangsih pemikiran dan dana untuk pelaksanan kegiatan. Disamping itu harus bersedia menjalin kerjasama, seperti penyediaan fasilitas, tempat pelatihan, bahkan kantor sekretariat MASDARLING. Keluaran dari program pelatihan sanitasi total berbasis masyarakat ini
adalah
Model pembentukan kelompok sadar Lingkungan, Model Kegiatan kelompok sadar Lingkungan dan Modul Kesehatan Lingkungan untuk masyarakat sadar Lingkungan
BAB IV PEMBAHASAN 1. Pelaksanaan Pengabdian dilakukan
dengan cara
pendekatan ke tokoh
masyarakat
Pada tahap ini melakukan pertemuan dan diskusi dengan pihak terkait agar pelaksanaan pengabdian masyarakat mendapat dukungan 2. Melakukan analisis situasi
3. Memberikan pelatihan kepada mentor/mahasiswa yang terlibat
Kegiatan pengabdian tentang pelatihan STBM dengan metode CLTS melibatkan mahasiswa untuk membantu dalam proses simulasi dan kegiatan lainnya. Maka dirasa perlu untuk memberikan pelatihan terlebih dahulu kepada mahasiswa agar ada persamaan persepsi. Pelatihan yang diberikan kepada mahasiswa adalah sebagai berikut : a. Teori Sanitasi Total Berbasis Masyarakat b. Metode pelaksanan CLTS c. Penyuluhan pendekatan orang dewasa d. Simulasi CLTS e. Pembagian peran
4. Pelaksanaan kegiatan
Pada pelatihan ini peserta di berikan materi mengenai hal - hal yang mempengaruhi derajat kesehatan Menurut Hendrik L Bloom. faktor yang dapat mempengaruhi kesehatan baik kesehatan individu maupun kesehatan masyarakat yaitu keturunan, lingkungan, perilaku dan pelayanan kesehatan (Notoatmodjo, 2003). Kemudian pada pelatihan tersebut peserta diajarkan cara melakukan Penyelesaian masalah yang diperlukan yaitu dengan analisis komprehensif tentang situasi kesehatan di daerah tersebut. Community Diagnosis merupakan metode yang digunakan untuk mengetahui kondisi kesehatan masyarakat. Dan Berdasarkan hasil community diagnosis yang dilakukan masyarakat bahwa determinan tingginya kasus diare di wilayah Kelurahan Cigantang Kecamatan Mangkubumi Kota Tasikmalaya akibat dari kurangnya kepemilikan sepic
tank, sehingga meskipun masyarakat memiliki jamban di setiap rumah, akan tetapi saluran pembuangannya adalah kolam ataupun selokan.
5. Simulasi CLTS
Setelah pelatihan peserta di ajak untuk melakukan kegiatan CLTS namun karena waktu yang terbatas maka metode CLTS dilakukan dengan metode simulasi, dengan langkah – langkah sebagai berikut : a. Langkah pendahuluan
Penjelasan awal terkait kegiatan CLTS pada aparat Desa, RT, RW kemudian Pengenalan Peta dan lingkungan desa serta pengenalan tokoh masyarakat. b. Langkah pemicuan 1) Perkenalan dan menjalin kebersamaan. Pada tahap ini diawali dengan permainan biar suasana lebih "cair", tidak tegang untuk bina suasana dan memperkenalkan semua tim yang akan melkukan pemicuan. Pada tahap ini pemandu tidak mengunakan kata-kata manis dan sopan tapi mengunakan kata yang kasar atau orang gunakan untuk yang terkait orang BAB agar mereka akan lebih tertarik, lebih antusias dan pemandu memberitahu bahwa kita tidak akan memberi bantuan/subsidi apapun bahkan kita datang juga bukan untuk merubah perilaku mereka, Yang kita lakukan adalah membantu masyarakat dalam melaksanakan analisa mereka sendiri mengenai keadaan sanitasi mereka. 2) Pemetaan Buat peta RT.RW atau dusun kemudian dipersilahkan untuk berdiri di posisi rumah masing2. kemudian satu persatu masyarakat dipersilahkan untuk ambil daun kuning.dan taruh disungai yang biasa digunakan untuk BAB, setelah selesai kita tanyakan , bayangkan bagaimana kondisi lingkungan 3) Saat Pemicuan Memberikan kesimpulan kepada mereka bahwa kita bukan berada disitu untuk menyarankan mereka untuk menghentikan prkatek tersebut.dan anda juaga tidak mambagi bantuan. katakan kepada mereka bahwa mereka bebas untuk melanjutkan hal yang selama ini mereka lakukan, yaitu bahwa mereka memakan kotoran sesamanya, dan mandi dan mencuci mulut mereka dengan air dimana orang-orang membuang air besar.Berterimaksihlah kepada mereka semua dan lakukan penutupan.
6. Penandatanganan Komitmen
Semua proses perubahan di masyarakat untuk mencapai perubahan secara total berawal dari proses pemicuan awal. Keberhasilan seorang fasilitator tentu saja sangat tergantung pada kemampuan dan keterampilannya menerapkan metode. Kemampuannya menggunakan berbagai tools CLTS dalam pemicuan, termasuk kemampuan berkomunikasi dalam rangka melontarkan elemen-elemen pemicu dapat dilatih secara terus-menerus dengan cara melakukan pemicuan di masyarakat dan mengikuti metode dengan benar.
DAFTAR PUSTAKA
Artikel STBM. 446 Desa Program SHAW Berhasil Deklarasi Desa STBM 5 Pilar. 06 April 2014. http://stbm-indonesia.org/dkconten.php?id=7617. Di akses tanggal 10 Januari 2015. Azwar A, 1995. Pengantar Ilmu Kesehatan Lingkungan, PT. Mutiara sumber. Widya, Jakarta Chandra, Dr. Budiman. 2007. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Penerbit. Buku Kedokteran. Jakarta. Depkes RI. 2007. Petunjuk Teknis Pelaksanaan CLTS di Indonesia. Jakarta. Depkes RI. 2008. Strategi Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat. Jakarta. Depkes RI. 2008. Petunjuk Teknis Pengelolaan Air Minum Rumah Tangga. Jakarta. Entjang, Indan, 2000. Ilmu Kesehatan Masyarakat, cetakan ke XIII. PT Citra Aditya Bakti. Bandung. Fardiaz S, 1992. Polusi air dan udara, kanisius Yogyakarta. Gunawan, Indra, 2006. Pengetahuan Masyarakat Tentang Pengelolaan Sanitasi Berbasis Masyarakat. Tesis. Universitas Diponegoro Semarang. Kemenkes RI. 2012. Buku Saku Verifikasi STBM. Jakarta. Kemenkes RI. 2011.Pedoman Masyarakat. Jakarta.
Pelaksanaan
Sanitasi Total
Berbasis
Kemenkes RI. 2014. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2014 Tentang Sanitasi Total Berbasis Masyarakat.Jakarta.
Lampiran 1 Biodata Ketua dan Anggota Tim Pengusul A. Identitas Diri Ketua pengusul 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Nama Lengkap (Dengan gelar) Jenis Kelamin Jabatan Fungsional NIP/NIK/Identitas lainnya NIDN Tempat dan Tanggal Lahir E-Mail Nomor Telepon/HP Lulusan yang Telah Dihasilkan Mata Kuliah yg Diampu
Rian Arie Gustaman.SKM.,M.Kes Laki - Laki Lektor 411205239 0425068202 Indaramayu, 25 Juni 1982
[email protected] 081222152288 S-1 : 140 1. Pengantar Administrasi dan Kebijakan Kesehatan (AKK) 2. Ekonomi Kesehatan 3. Organisasi Manajemen
B. Riwayat Pendidikan Nama Perguruan Tinggi Bidang Ilmu Tahun Masuk-Lulus Judul Skripsi/Tesis
S-1 Universitas Siliwangi Kesehatan Masyarakat 2000 – 2004 Faktor – faktor yang berhubungan dengan Manajemen Kesehatan Ibu dan Anak Oleh Bidan Koordinator di Kabupaten Indramayu
S2 Universitas Diponegoro Kesehatan Masyarakat 2009 - 2013 Implementasi Tugas dan Fungsi Bidan Koordinatar dalam Pelaksanaan Program Kesehatan Ibu dan Anak di Kabupatan Tasikmalaya
C. Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir No Tahun Judul Penelitian 1
2012
2
2013
3
2014
4
2015
5
2016
Implementasi tugas dan Fungsi Bidan Koordinator dalam pelaksanaan Program KIA di Puskesmas Kabupaten Tasikmalaya Beberapa faktor yang mempengaruhi penggunaan KB Pria pada PUS di Kecamatan Karangnunggal Kabupaten Tasikmalaya Rancangan Sistem Informasi Donor darah (Studi Kasus di PMI Tasikmalaya) Sistem Informasi Donor darah (Studi Kasuus di PMI Tasikmalaya) Sistem Informasi Donor Darah tahap II (Studi Kasus di PMI tasikmalaya)
Sumber Mandiri
Pendanaan Jumlah
Kemenristekdikti (PDP)
Rp 15.000.000
LP2M Unsil
Rp 7.500.000
HIBER
Rp 60.000.000
HIBER
Rp 50.000.000
D. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat dalam 5 Tahun Terakhir No Tahun Judul Pengabdian Pendanaan Kepada Masyarakat Sumber Jumlah 1 2014 Bahaya Merokok bagi FIK Universitas Kesehatan Siliwangi 2 2013 Pelatihan Juru FIK Universitas Pemantau Jentik Siliwangi (Jumantik) Bagi Guru SD se Kota Tasikmalaya 3 2009 Pendidikan Teman FIK Universitas Sebaya mengenai HIV Siliwangi dan KPA AIDS Tasikmalaya 4 2010 Pembentukan DIKTI Komunitas RESIK (Remaja Siaga Kesehatan) 5 2013 Workshop Penguatan FIK Unsil Komunitas RESIK E. Publikasi Artikel Ilmiah Dalam Jurnal dalam 5 Tahun Terakhir No Judul Artikel Ilmiah
Nama Jurnal
Volume/ Nomor/Tahun
1
Analisis Manajemen Jurnal Komunitas Vol. 5 Nomor 2 Pengadaan Obat di Rumah Kesehatan Indonesia September 2009 Sakit Umum Tasikmalaya 2 Analisis Kebutuhan Jumlah Jurnal Komunitas Vol.6 Nomor 1 2010 Perawat berdasarkan beban Kesehatan Indonesia kerja di Ruang Rawat Inap Anggrek Rumah Sakit Umum Kota Banjar 3 Analisis Manajemen Alat Kesehatan Habis Pakai di Rumah Sakit Umum Kota Banjar F. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation) dalam 5 Tahun Terakhir No Nama Pertemuan Ilmiah / Seminar 1 Seminar Nasional “Peran Kesehatan MAsyarakat dalam pencapaian MDG’s di Indonesia 2 Seminar Nasional Teknologi dan Informasi
Judul artikel ilimiah Analisis Manajemen Alat Kesehatan Habis Pakai di Rumah Sakit Umum Kota Banjar Sistem Informasi Donor darah (Studi kasus di PMI Tasikmalaya)
Waktu dan tempat 12 April 2011 di FIK Universitas Siliwangi
6 Februari 2016 di STIMIK AMIKOM Yogyakarta
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidak-
A.Identitas Diri Anggota 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Nama Lengkap (dengan gelar) Jenis Kelamin Jabatan Fungsional NIK NIDN Tempat dan Tanggal Lahir E-mail No HP Alamat Kantor No Telp/Fax Lulusan yang telah dihasilkan Mata Kuliah yang Diampu
Andik Setiyono,S.KM.,MKes L Lektor 411220203 0406027401 Ponorogo,6 Februari 1974
[email protected] 085220105794 Kampus FIK UNSIL Jl Siliwangi 24 Tasikmalaya 0265 324445/ 0265 324445 200 1. Pencemaran Tanah 2. AMDAL 3. Epidemiologi Lingkungan 4. Lab. Kesehatan Lingkungan 5. Manajemen Data
B.Riwayat Pendidikan S1 Nama Perguruan Tinggi Universitas Diponegoro Bidang Ilmu Kesehatan Masyarakat Tahun Masuk-Lulus 1994-1999 Judul Skripsi/Tesis Tinjauan Bakteriologis dan Pemanfaatan Air Sumur Gali Oleh Masyarakat di Area Rob Kelurahan Tanjung Mas Kecamatan Semarang Utara
Nama Pembimbing
1. Dra. Hj. Sriani Hendarko,SU 2. Dra. Nur Endah Wahyuningsih,MS
S2 Universitas Diponegoro Kesehatan Lingkungan 2008-2011 Faktor-Faktor yang Berpengaruh terhadap Kadar Merkuri Darah pada Masyarakat Sekitar Penambangan Emas Tanpa Ijin di Desa Jendi Kecamatan Selogiri Kabupaten Wonogiri 1. Nurjazuli,S.KM.,MKes 2. Ir. Mursid Raharjo,MSi
1. Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir No
Tahun
1
2011
2
2012
3
2013
4
2014
5
2015
Judul Penelitian Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kadar Merkuri Darah pada Masyarakat Sekitar Penambangan Emas Tanpa Ijin di Desa Karanglayung Kec. Karangjaya Kab. Tasikmalaya Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kadar Mangan pada Air Sumur Gali di Desa Karangnunggal Kec. Karangnunggal Kab. Tasikmalaya Efektivitas Ketebalan Zeolit dalam Penurunan Kadar Mangan pada Air Sumur Gali di Desa Karangnunggal Kec. Karangnunggal Kab. Tasikmalaya Analisis Dampak Penambangan Pasir Besi pada Masyarakat di Sekitar Area Penambangan di Kab. Tasikmalaya Analisis Kualitas Udara Ambient di Beberapa Jalan Utama di Kota Tasikmalaya
Pendanaan Sumber Jumlah (Juta Rp) LPPM UNSIL 3.000.000,-
LPPM UNSIL
3.000.000,-
Mandiri
3.000.000,-
Balitbang Kab. Tasikmalaya
35.000.000,-
Kantor LH Kota Tasikmalaya
15.000.000,-
2. Pengalaman Pengabdian kepada Masyarakat dalam 5 Tahun Terakhir No
Tahun
Judul Pengabdian Kepada Masyarakat
1
2011
Pembinaan pada pedagang kaki lima di sekitar UNSIL mengenai BTM dan Higiene Sanitasi Makanan Jajanan
2
2012
3
2013
4
2014
5
2015
Pelatihan Juru Pemantau Jentik Bagi Guru SD Se Kota Tasikmalaya Pelatihan Juru Pemantau Jentik Bagi Guru SMP Se Kota Tasikmalaya Pembinaan Beberapa SD,SMP,SMA di Kota Tasikmalaya menuju Sekolah Adiwiyata Pembinaan Beberapa SD,SMP, SMA di Kota Tasikmalaya menuju Sekolah Adiwiyata
Pendanaan Sumber Jumlah (Juta Rp) LPPM UNSIL 7.000.000,-
UNSIL
10.000.000,-
UNSIL
10.000.000,-
Kantor LH Kota Tasikmalaya
30.000.000,-
Kantor LH Kota Tasikmalaya
30.000.000,-