FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KEHADIRAN IBU MENIMBANG ANAK BALITA DI POSYANDU WILAYAH KERJA PUSKESMAS ALALAK TENGAH DAN PUSKESMAS S. PARMAN KOTA BANJARMASIN Aprianti1, Yasir Farhat2, Rijanti3 ABSTRAK Peran-serta masyarakat mempunyai peranan penting dalam keberhasilan pembangunan, termasuk pembangunan kesehatan. Posyandu merupakan wujud nyata peran serta mereka dalam pembangunan kesehatan. Lima program prioritas posyandu : KB, KIA, Gizi, Imunisasi, dan Penanggulangan Diare, terbukti mempunyai daya ungkit besar terhadap penurunan angka kematian bayi. Tujuan penelitian adalah mengetahui Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Tingkat Kehadiran ibu menimbang anak balita di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Alalak Tengah dan Puskesmas S. Parman Kota Banjarmasin. Jenis Penelitian observasional analitik dan pendekatan cross sectional, sedangkan tempat penelitian di posyandu-posyandu wilayah kerja Puskesmas Alalak Tengah dan Puskesmas S. Parman Kota Banjarmasin. Sampel penelitian adalah sebagian ibu-ibu yang memiliki anak balita yang hadir menimbang di posyandu wilayah kerja Puskesmas Alalak Tengah dan Puskesmas S. Parman Kota Banjarmasin. Analisis data menggunakan uji Chi Square. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan tingkat pendidikan, status pekerjaan, tingkat pengetahuan dengan tingkat kehadiran ibu menimbang anak balita. Hendaknya lebih meningkatkan lagi keaktifannya dan perlunya dukungan yang lebih lagi dari pihak Puskesmas terhadap ibu-ibu agar lebih rajin seperti sering hadir setiap kegiatan posyandu. Kata Kunci
: Tingkat kehadiran, posyandu
PENDAHULUAN Pentingnya peran serta masyarakat dalam pembangunan kesehatan telah diakui oleh semua pihak. Hasil pengamatan, pengalaman lapangan sampai peningkatan cakupan program yang dikaji secara statistik, semuanya membuktikan bahwa peran serta masyarakat amat menentukan terhadap keberhasilan, kemandirian dan kesinambungan pembangunan kesehatan. Peran serta masyarakat itu semakin menampakan sosoknya setelah munculnya Pos Pelayanan Terpadu atau yang dikenal posyandu, yang merupakan bentuk upaya kesehatan bersumber daya masyarakat (UKBM),
yang tak lain adalah wujud nyata peran serta masyarakat dalam pembangunan kesehatan (Depkes RI, 1997). Posyandu mulai dikenalkan sejak tahun 1984 yang dikembangkan dari pos -pos pelayanan yang telah ada, yang dikelola oleh masyarakat sendiri, seperti pos penimbangan balita, pos keluarga berencana, dan pos imunisasi1. Tujuan pelaksanaan program posyandu yang salah satunya adalah mempertahankan posyandu dan meningkatkan status gizi kesehatan pada ibu dan anak maka pemasyarakatan posyandu diharapkan partisipasi masyarakat meningkat ditandai dengan kedatangan ibu ke
Jurnal Skala Kesehatan Volume 5 No. 1 Tahun 2014
Posyandu secara rutin tiap bulan. (Depkes RI. 1994). Dalam kegiatan posyandu tingkat partisipasi masyarakat disuatu wilayah dapat diukur dengan melihat perbandingan antara jumlah anak balita di daerah kerja posyandu (S) dan jumlah balita yang datang ditimbang pada setiap jadwal yang ditentukan (D). Angka D/S mengambarkan cakupan anak balita yang ditimbang. Angka tersebut merupakan indikator tingkat partisipasi masyarakat untuk menimbang anak balitanya (Depkes ,1997). Data Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin tahun 2012 mengenai capaian indikator SKDN Balita dimana salah satunya adalah indikator Tingkat Partisipasi Masyarakat (D/S) Kota Banjarmasin adalah 71.83%, belum mencapai target (75%), Sedangkan berdasarkan pencapaian puskesmas di wilayah kota Banjarmasin diketahui bahwa puskesmas Alalak Tengah sebesar 67.70% dan puskesmas S. Parman sebesar 84.92%. Puskesmas Alalak Tengah berlokasi di daerah pinggiran kota Banjarmasin, sedangkan Puskesmas S. Parman berlokasi di daerah pusat kota Banjarmasin. Rendahnya D/S berarti banyak balita yang tidak terpantau pertumbuhan berat badannya setiap bulan yang pada akhirnya kemungkinan banyak balita gizi kurang akan ditemukan dan akan terjaring kalau nanti menderita gizi buruk. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Tingkat Kehadiran ibu menimbang anak balita di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Alalak Tengah dan Puskesmas S. Parman Kota Banjarmasin METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah observasional dengan menggunakan metode survei analitik. dan rancangan atau pendekatan cross sectional.
Penelitian dilakukan di posyanduposyandu wilayah kerja puskesmas Alalak Tengah dan S. Parman. Waktu penelitian bulan Juli sampai dengan Oktober 2013. Populasi adalah semua ibu yang mempunyai anak balita di posyandu wilayah kerja puskesmas Alalak Tengah dan puskesmas S. Parman Kota Banjarmasin, sedangkan sampel adalah yang datang pada saat penimbangan dengan kriteria bersedia didata dan kehadiran minimal 12 bulan yang berjumlah 33 orang dan 50 orang.. Data primer dalam penelitian ini adalah tingkat kehadiran ibu menimbang anak balita, tingkat pengetahuan ibu tentang posyandu, status pekerjaan, waktu buka posyandu, dan jarak posyandu yang dikumpulkan melalui kuesioner yang sebelumnya dilakukan uji coba, sedangkan data skunder dengan melihat dokumen di Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin dan Puskesmas. Pengolahan meliputi editing, koding, dan tabulating. Data yang sudah terkumpul selanjutnya dianalisis secara univariat dan bivariat dengan uji statistic Chi Square dua sampel. Derajat interval kepercayaan (95%) dan tingkat kemaknaan p-value < 0.05. HASIL 1. Univariat Hampir seluruh responden di wilayah kerja Puskesmas S. Parman berusia atau berumur kurang produktif (93,9%), tingkat pendidikan tidak jauh berbeda antara rendah (51,5%) dan tinggi (48,5%), hampir seluruhnya tidak bekerja (97%), dan tingkat kehadiran hampir seluruhnya aktif (81,8%). Responden di wilayah kerja Puskesmas Alalak Tengah seluruhnya berusia atau berumur produktif (100%), tingkat pendidikan seluruhnya rendah (100%), status pekerjaan hampir seluruhnya tidak bekerja, dan
Jurnal Skala Kesehatan Volume 5 No. 1 Tahun 2014
tingkat kehadiran hampir seluruhnya kurang aktif (96,0%). Tingkat pengetahuan responden di wilayah kerja Puskesmas S. Parman dan puskesmas Alalak Tengah sebagian besar cukup (78,8% dan 64,0%). Pengetahuan responden di posyandu wilayah kerja Puskesmas S. Parman tentang posyandu kalau dilihat dari jawaban kuesioner secara keseluruhan sudah baik, hanya sedikit saja yang kurang, yaitu pertanyaan mengenai imunisasi untuk mencegah agar anak tidak menderita TBC dijawab BCG, Polio I, II, III, campak, dan hepatitis. Sedangkan responden di
wilayah kerja Puskesmas Alalak Tengah secara keseluruhan sudah baik, walaupun ada yang masih kurang, yaitu pertanyaan milik siapakah posyandu dijawab puskesmas, kelurahan, dan kader. Seluruh responden di wilayah kerja Puskesmas S. Parman dan Puskesmas Alalak Tengah menyatakan jarak posyandu adalah dekat (100%) hampir seluruhnya menjawab jaraknya < 1 km dari rumah dan bisa ditempuh dengan jalan kaki. Waktu buka posyandu sudah sesuai (100%) karena hampir semua responden menjawab pagi dan tidak sibuk bekerja.
2. Bivariat a. Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas S. Parman Tabel 1. Distribusi Responden Menurut Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Tingkat Kehadiran Ibu Menimbang Anak Balita di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas S. Parman Tahun 2013 No
Faktor
1.
Tkt Pendidikan - Rendah - Tinggi Status Pekerjaan - Bekerja - Tidak Bekerja Tingkat Pengetahuan - Kurang - Cukup - Baik Jarak Posyandu - Jauh - Dekat Waktu Buka Posyandu - Tidak Sesuai - Sesuai
2.
3.
4.
5.
Sesuai Tabel 1 di atas, berdasarkan hasil uji statistik menunjukkan bahwa tidak ada hubungan tingkat pendidikan (p value 0,656), status pekerjaan (p value 1,000), tingkat pengetahuan (p value
Tingkat kehadiran Ibu Menimbang Anak balita Kurang Aktif Aktif n % n %
p*
4 2
23,5 14,3
13 14
76,5 85,7
0,656
0 6
0 18,7
1 26
100 81,3
1,000
0 5 1
0 19,2 33,3
4 21 2
100 80,8 66,7
0,464
0 6
0 18,2
0 27
0 81,8
-
0 6
0 18,2
0 27
0 81,8
-
0,464) dengan tingkat kehadiran menimbang anak balita. Analisis uji statistic jarak posyandu dan buka posyandu tidak bisa dilakukan karena variabel tidak bervariasi atau homogen.
Jurnal Skala Kesehatan Volume 5 No. 1 Tahun 2014
b. Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Alalak Tengah Tabel 2.Distribusi Responden Menurut Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Tingkat Kehadiran Ibu Menimbang Anak Balita di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Alalak Tengah Tahun 2013 No
Faktor
1.
Tkt Pendidikan - Rendah - Tinggi Status Pekerjaan - Bekerja - Tidak Bekerja Tingkat Pengetahuan - Kurang - Cukup - Baik Jarak Posyandu - Jauh - Dekat Waktu Buka Posyandu - Tidak Sesuai - Sesuai
2.
3.
4.
5.
Tingkat Kehadiran Ibu Menimbang Anak Balita Kurang Aktif Aktif N % N %
p*
2 0
4 0
48 0
96 0
-
0 2
0 4,1
1 47
100 95,9
1,000
0 1 0
0 3,1 0
7 31 7
100 96,9 100
1,000
0 2
0 4
0 48
0 96
-
0 2
0 4
0 48
0 96
-
Jurnal Skala Kesehatan Volume 5 No. 1 Tahun 2014
Sesuai Tabel 1 di atas, berdasarkan hasil uji statistik menunjukkan bahwa tingkat pendidikan, jarak posyandu, dan waktu buka posyandu tidak bisa dilakukan karena variable tidak bervariasi atau homogen. Tidak ada hubungan status pekerjaan (p value 1,000), tingkat pengetahuan (p value 1,000) dengan tingkat kehadiran menimbang anak balita. PEMBAHASAN 1. Tingkat Pendidikan Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan tingkat kehadiran ibu menimbang anak balita di Posyandu wilayah kerja Puskesmas S. Parman. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan teori Green et al. (1980) yang menyatakan bahwa pendidikan (salah satu faktor demografi) sebagai yang mempermudah (predisposing factors) terjadinya perubahan perilaku seseorang2. Hasil penelitian juga tidak sesuai dengan penelitian Mispuda (2005) dan Kurnia (2011) yang menyatakan bahwa tingkat pendidikan memiliki hubungan yang bermakna dengan partisipasi ibu balita tehadap pemanfaatan pelayanan gizi di 3,4 posyandu . Hal ini bisa terjadi karena ada factor lain kemungkinan yang bisa mempengaruhi seperti dukungan keluarga berdasarkan hasil penelitian Pirmauli dan Silaen (2012), dukungan masyarakat berdasarkan hasil penelitian Kurnia (2011, peran petugas berdasarkan hasil penelitian Widiastuti (2006)5, dan pelayanan tambaban disamping pelayanan yang biasa diberikan di posyandu berdasarkan hasil penelitian Farhat (2011)6.
2.
Di samping itu mungkin faktor lain seperti peran petugas kesehatan (bidan, perawat dan gizi) yang kurang dalam memberikan motivasi, dimana petugas kesehatan menurut Green et al. (1980) merupakan faktor penguat/pendorong (reinforcing factor)2. Hasil penelitian sesuai dengan hasil penelitian Fitriani (2010). Status Pekerjaan Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan status pekerjaan dengan tingkat kehadiran ibu menimbang anak balita baik di posyandu wilayah kerja S. Parman maupun puskesmas Alalak Tengah. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan teori Green et al. (1980) yang menyatakan bahwa pekerjaan (salah satu faktor demografi yaitu sosioekonomi) sebagai yang mempermudah (predisposing factors) terjadinya perubahan perilaku seseorang2. Hasil penelitian tidak sesuai dengan penelitian Febrianti (2010) yang menyatakan bahwa status bekerja ibu berhubungan bermakna dengan partisipasi ibu balita ke posyandu. Hal ini bisa terjadi karena ada factor lain kemungkinan yang bisa mempengaruhi seperti dukungan keluarga berdasarkan hasil penelitian Silaen (2012), dukungan masyarakat berdasarkan hasil penelitian Kurnia (2011)4, peran petugas berdasarkan hasil penelitian Widiastuti (2006), dan pelayanan tambaban disamping pelayanan yang biasa diberikan di posyandu berdasarkan hasil penelitian Farhat (2011)6. Di samping itu mungkin faktor lain seperti peran petugas kesehatan (bidan, perawat dan gizi) yang kurang dalam memberikan motivasi, dimana petugas kesehatan menurut Green et al. (1980) merupakan faktor
Jurnal Skala Kesehatan Volume 5 No. 1 Tahun 2014
penguat/pendorong (reinforcing 2 factor) . 3. Tingkat Pengetahuan Responden Hasil analisis menunjukkan bahwa tidak ada hubungan tingkat pengetahuan dengan tingkat kehadiran ibu menimbang anak balita baik di posyandu wilayah kerja S. Parman maupun puskesmas Alalak Tengah. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan teori Green et al. (1980) yang menyatakan bahwa pengetahuan sebagai faktor yang mempermudah (predisposing factors) terjadinya perubahan perilaku dalam hal ini keaktifan2 dan Mudjianto, dkk (2003) yang menyatakan bahwa tingkat pengetahuan mempengaruhi partisipasi ibu ke posyandu. Hal ini bisa terjadi karena ada faktor lain kemungkinan yang bisa mempengaruhi seperti dukungan keluarga berdasarkan hasil penelitian Silaen (2012), dukungan masyarakat berdasarkan hasil penelitian Kurnia (2011)4, peran petugas berdasarkan hasil penelitian Widiastuti (2006)5, dan pelayanan tambaban disamping pelayanan yang biasa diberikan di posyandu berdasarkan hasil penelitian Farhat (2011)6. Di samping itu mungkin faktor lain seperti peran petugas kesehatan (bidan, perawat dan gizi) yang kurang dalam memberikan motivasi, dimana petugas kesehatan menurut Green et al. (1980) merupakan faktor penguat/pendorong (reinforcing factor)2. 4. Jarak Posyandu Analisis uji statistik untuk mencari hubungan jarak posyandu dengan tingkat kehadiran ibu menimbang anak balita tidak bisa dilakukan karena variabel jarak posyandu tidak bervariasi atau
homogen. Variabel jarak posyandu dilihat dari hasil penelitian hanya memiliki satu kriteria saja yaitu dekat, sehingga pada waktu dianalisis tidak bisa diambil kesimpulan, artinya dengan jarak posyandu yang dekat, tingkat kehadiran ibu menimbang anak balita bisa aktif maupun kurang aktif, seharusnya bila jarak posyandu dekat maka tingkat kehadirannya aktif dan sebaliknya. 5. Waktu Buka Posyandu Analisis uji statistik untuk mencari hubungan waktu buka posyandu dengan tingkat kehadiran ibu menimbang anak balita di posyandu wilayah kerja puskesmas S. Parman maupun puskesmas Alalak Tengah tidak bisa dilakukan karena variabel waktu buka posyandu tidak bervariasi atau homogen. Variabel waktu buka posyandu dari hasil penelitian hanya memiliki satu kriteria saja yaitu sesuai, sehingga pada waktu dianalisis tidak bisa diambil kesimpulan. Artinya dengan waktu buka posyandu yang sesuai tingkat kehadiran ibu menimbang anak balita bisa aktif maupun kurang aktif, seharusnya bila waktu buka posyandu sesuai maka tingkat kehadirannya aktif dan sebaliknya. KESIMPULAN DAN SARAN Tidak ada hubungan tingkat pendidikan, status pekerjaan,tingkat pengetahuan, dengan tingkat kehadiran ibu menimbang anak balita dan jarak, dan waktu tidak bisa dianalisis. Hendaknya responden lebih meningkatkan lagi keaktifannya dalam pelaksanaan kegiatan posyandu dan perlunya dukungan yang lebih lagi dari pihak Puskesmas terhadap ibu-ibu. KEPUSTAKAAN
Jurnal Skala Kesehatan Volume 5 No. 1 Tahun 2014
1. Depkes, RI. (1986) Posyandu, Pusat Penyuluhan Kesehatan Masyarakat, Depkes RI, Jakarta 2. Green, LW., Kreuter, MW., Deeds, SG & Partridge, KB., (1980) Health Education Planning: A Diagnostic Approach. Mayfield, California. Publishing Company 3. Mispuda (2005) Faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya kunjungan balita ke posyandu di wilayah kerja Puskesmas Tanah Grogot Kabupaten Pasir.Balikpapan 4. Kurnia, N. (2011) Faktor-Faktor Yang Berhubungan dengan Partisipasi Ibu Balita Dalam Pemanfaatan Pelayanan Gizi Balita di Posyandu Kelurahan Sukasari Kecamatan Tangerang. Skripsi. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 5. Widiastuti (2006) Pemanfaatan Pelayanan Posyandu di Kota Denpasar. Tesis, Program Pasca Sarjana Universitas Gadjah Mada 6. Farhat, Y. (2011) Perbedaan Keaktifan Kader dan Faktor Internal Maupun Eksternal Yang Berhubungan di Wilayah Kerja Puskesmas Dengan Tingkat Partisipasi Masyarakat (D/S) Tinggi da Rendah Kota Banjarmasin. Tesis UGM Yogyakarta 7. Fitriani, I. (2010) Hubungan Pendidikan Ibu Dengan Kunjungan Balita Ke Posyandu di Kecamatan Pemulutan Selatan Kabupaten Ogan Hilir. Di dalam Jurnal ILMIAH Volume II1 No.2
Jurnal Skala Kesehatan Volume 5 No. 1 Tahun 2014