FAKTOR-FAKTOR LINGKUNGAN YANG MEMPENGARUHI PERILAKU MEROKOK REMAJA DI DESA GODEGAN TAMANTIRTO KASIHAN BANTUL
Naskah Publikasi Disusun Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Derajat Sarjana Keperawatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
EKO BUDI SANTOSO 20040320093
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA YOGYAKARTA 2008
LEMBAR PENGESAHAN Karya Tulis Ilmiah FAKTOR FAKTOR LINGKUNGAN YANG MEMPENGARUHI PERILAKU MEROKOK REMAJA DI DESA GODEGAN TAMANTIRTO KASIHAN BANTUL 2008
Telah diseminarkan dan diujikan pada tanggal: 10 November 2008
Oleh: EKO BUDI SANTOSO NIM 20040320093
Dewan Penguji: 1. Pembimbing : Novita Kurnia Sari, S.Kep, Ns
(...............................)
2. Penguji I
: Arianti, S.Kep, Ns
(...............................)
3. Penguji II
: Azizah Khoiriyanti, S.Kep, Ns
(...............................)
Mengetahui Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
(dr. H. Erwin Santosa, Sp.A.,M. Kes)
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum, Wr.Wb Alhamdulillahi robbil ‘aalamiin, Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala nikmat, karunia, rahmat dan hidayah yang telah dilimpahkan sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini. Penulis menyadari banyak keterbatasan dan kekurangan dalam penulisan karya tulis ini, namun penulis berharap semoga karya tulis ini dapat membantu pihak yang berkepentingan maupun dapat membantu mengembangkan ilmu pengetahuan khususnya di bidang Ilmu Keperawatan. Kepada semua pihak yang memberikan dukungan dan dorongan, baik berupa doa maupun bimbingan maka izinkanlah penulis menyampaikan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada : 1. dr. Erwin Santosa, Sp.A., M.Kes selaku ketua Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. 2. Uswatun Khasanah, MNS selaku ketua Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. 3. Novita Kurnia Sari. S.Kep., Ns selaku dosen pembimbing yang bersedia meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, koreksi, dan saran terhadap karya tulis ilmiah ini.
4. Azizah K. S.Kep, Ns dan Ariyanti S.Kep., Ns yang telah menguji hasil penelitian ini dan telah banyak memberikan masukan kepada penulis. 5. Kepala desa dan ketua RT 9 dan 10 desa Godegan yang telah bersedia membantu terlaksananya penelitian ini. 6. Bapak dan Ibu, adek, tercinta dan semua keluarga besar di Tanggamus Lampung yang selama ini banyak memberikan doa dan dukungan baik moril maupun materil kepada penulis. 7. Teman-teman dan sahabat terdekat yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang selama ini memberikan semangat, dukungan dan bantuannya kepada penulis. 8. Semua teman-teman mahasiswa Ilmu Keperawatan seperjuangan angkatan 2004 serta pihak-pihak lain yang turut serta memberikan dukungan dan kerjasamanya. Akhirnya semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin... Wassalamu’alaikum, Wr.Wb.
Yogyakarta, 14 November 2008
Eko Budi Santoso
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ……………………………………………………… i HALAMAN PENGESAHAN …………………...……………………….
ii
KATA PENGANTAR …...…………………………………………….....
iii
DAFTAR ISI ……………………………………………………………..
v
DAFTAR TABEL …………………….………………………………....
viii
DAFTAR SKEMA…………………………..……………………….......
ix
DAFTAR LAMPIRAN ..............................................................................
x
INTISARI ...................................................................................................
xi
ABSTRACT .................................................................................................
xii
BAB I PENDAHULUAN ………………………..……………………....
1
A. Latar Belakang Penelitian ………………………………………..
1
B. Rumusan Masalah ……………………………………………....
5
C. Tujuan Penelitian …………………………………………….....
5
D. Manfaat Penelitian ………………………………………………
6
E. Keaslian Penelitian ……………………………………………...
7
BAB II TINJAUAN TEORI.………………………………………….....
8
A. Perilaku .......................…………………………............................
8
1. Definisi Perilaku...........................................................................
8
2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku...............................
8
B. Rokok................................................................................................
9
1. Definisi Rokok.............................................................................
9
2. Bahaya Rokok..............................................................................
10
3. Tipe perilaku merokok.................................................................
11
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku merokok..................
12
5. Upaya pencegahan........................................................................
14
C. Remaja............................................................................................... .
15
1. Definisi Remaja............................................................................
15
2. Periode perkembangan remaja.....................................................
15
3. Tugas perkembangan remaja........................................................
17
D. Kerangka Konsep Penelitian..............................................................
18
BAB III METODOLOGI PENELITIAN …………………………….......
19
A.
Desain Penelitian .........................................................................
19
B.
Populasi dan Sampel....................................................................
19
C.
Lokasi dan Waktu Penelitian …...................................................
20
D.
Variabel Penelitian dan Definisi Operasional……......................
20
E.
Instrumen Penelitian…………………………………………
22
F.
Cara Pengumpulan Data………………………………………
23
G.
Uji Validitas dan Reliabilitas…………………………………
23
H.
Analisis Data ………………………………………………….
25
I.
Etika Penelitian ……………………………………………….
26
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ………………
27
A. Hasil Penelitian……………………………………………………
27
1. Gambaran Umum Wilayah Penelitian ……………………...
27
2. Gambaran Umum Responden……………………………….
27
3. Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Merokok ………….
28
B. Pembahasan………….…………………………………………...
31
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ….................................................
37
A. Kesimpulan ………………………………………………...........
37
B. Saran ………………………………………………………..........
38
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.
Sebaran Pertanyaan Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Merokok Pada Remaja di Desa Godegan Tamantirto Kasihan Bantul....................................................
Tabel 2.
23
Sebaran Pertanyaan Perilaku Merokok Pada Remaja di Desa Godegan Tamantirto Kasihan Bantul............................
23
Tabel 3.
Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner……..........................................
25
Tabel 4.
Karakteristik Responden Berdasarkan Umur........................
27
Tabel 5.
Distribusi Frekuensi Faktor Orang Tua Terhadap Perilaku Merokok................................................................................
Tabel 6.
Distribusi Frekuensi Faktor Teman Sebaya Terhadap Perilaku Merokok................................................................
Tabel 7.
28
29
Distribusi Frekuensi Faktor Iklan Terhadap Perilaku Merokok...............................................................................
29
Tabel 8.
Distribusi Frekuensi Perilaku Merokok..............................
30
Tabel 9.
Hasil Analisis Regresi Berganda Faktor-faktor Lingkungan Yang Mempengaruhi Perilaku Merokok Remaja...................
30
DAFTAR SKEMA
Halaman
Skema 1. Kerangka konsep penelitian faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi perilaku merokok remaja..............................
18
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat ijin persetujuan penelitian Lampiran 2 Surat ijin penelitian dari BAPEDA Bantul Lampiran 3 Surat ijin penelitian dari KESBANGLINMAS Kab. Bantul Lampiran 4 Surat ijin penelitian lurah desa Tamantirto Lampiran 5 kuesioner penelitian Lampiran 6 Taulasi data responden Lempiran 7 Alalisis statistik data
Santoso, Eko Budi. (2008). Faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi perilaku merokok remaja di desa Godegan Tamantirto Kasihan Bantul Karya Tulis Ilmiah. Program Studi Ilmu Keperawatan, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Pembimbing: Novita Kurnia Sari, S.Kep, Ns
INTISARI Hasil analisa Susenas 2001 menunjukkan prevalensi perokok aktif di Indonesia pada laki-laki umur 10 tahun keatas adalah 54,5%, sedangkan perokok aktif pada perempuan 1,2%. Sebesar 68,9% perokok mulai merokok pada umur kurang dari 20 tahun. Umur mulai merokok pada usia muda (<20 tahun) meningkat sebesar 12,5% dalam kurun waktu 5 tahun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi perilaku merokok remaja di desa Godegan Tamantirto Kasihan Bantul dengan landasan teori Soetjiningsih (2004) yang menjelaskan faktor-faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap perilaku merokok remaja adalah keluarga atau orang tua, teman sebaya yang merokok dan iklan. Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental dengan rancangan deskriptif analitik dengan pendekatan crossectional. Penelitian ini mengambil responden berjumlah 42 orang di desa Godegan Tamantirto Kasihan Bantul. Instrumen penelitian menggunakan angket yang berupa kuesioner. Hasil disajikan dengan menggunakan distribusi frekuensi dan data statistik. Hasil penelitian yang diperoleh adalah faktor orang tua tidak mempengaruhi perilaku merokok remaja dengan nilai signifikansi 0,672>0,05; fator teman sebaya dan faktor iklan mempunyai pengaruh terhadap perilaku merokok dengan signifikansi masing-masing 0,015<0,05 dan 0,044<0,05. hasil tersebut menunjukkan faktor teman sebaya adalah faktor yang paling dominan yang mempengaruhi perilaku merokok remaja di desa Godegan Tamantirto Kasihan Bantul. Diharapkan semua pihak khususnya pemerintah dapat mengambil keputusan dalam upaya pencegahan dan penekanan jumlah perokok dimasyarakat, agar tercipta masyarakat yang sehat.
Kata kunci: Faktor lingkungan, Perilaku Merokok dan Remaja
Santoso, Eko Budi. (2008). The environmental factors that influenced smoked behavior on adolescent in Godegan village, Tamantirto of Kasihan Bantul. School of Nursing. Muhammadiyah University of Yogyakarta. Adviser: Novita Kurnia Sari, S.Kep, Ns
ABSTRACT The findings of the Susenas 2001 analyze revealed that prevalent of active smokers in Indonesia on man with age > 10 years old is 45% and 1,2% in women. The smokers 68,9% beginning to smoking in age < 20 years old. Around 5 years, young smokers (<20 years old) increased 12,5%. The purpose of this research is to know the environmental factors that influenced smoked behavior on adolescent in Godegan village, Tamantirto of Kasihan Bantul. This study based on Soetjiningsih theory (2004), explained that environmental factors that influential towards smoked behavior on adolescent among other family or parents, friends and the advertisement. This research included the non experimental study with descriptive analytical and through cross sectional appraisal. The respondent of this study consisted of 42 people in Godegan village, Tamantirto of Kasihan Bantul. The instrument of study used list of questionnaire and Results of study were presented by distribution of frequency and statistical data. The finding of this study revealed that parent's factor did not influence the smoked behavior on adolescent with significance value 0.672 (>0,05). The friend's and advertisement factor had influence on smoked behavior with significance value 0.015 (<0,05) and 0.044 (<0,05). These results showing that friend's factor is very dominant that influenced smoked behavior on adolescent in Godegan village, Tamantirto of Kasihan Bantul. Expectantly for all direction especially the government to make decision for preventing and pressing smokers number, to realization the healthy society. Key words: the Environmental factors, smoke behavior and adolescent
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Merokok merupakan salah satu contoh dari strategi koping yang tidak efektif. Merokok banyak disukai para remaja, meskipun sudah mengetahui akibat negatif dari merokok, tetapi jumlah perokok semakin meningkat dan usia merokok semakin bertambah muda. Konsumsi rokok di negara berkembang meningkat rata-rata 2,7% per tahun. Peningkatan jumlah perokok tersebut ternyata melebihi angka pertambahan penduduk (Hudoyo, 2000). Indonesia telah mengalami satu peningkatan terbesar dalam konsumsi tembakau di dunia. Menurut WHO (2002) sekitar 69.1% pria Indonesia berusia 20 tahun atau lebih merokok secara reguler dengan jumlah yang lebih tinggi (74%) di daerah pedesaan. Survei sosial dan ekonomi nasional 2001 mununjukkan bahwa persentase penduduk yang merokok dipedesaan lebih tinggi dibandingkan diperkotaan. Persentase penduduk desa berumur 10 tahun keatas dengan kebiasaan merokok sebesar 24,84% (Jamal, 2006). Hasil analisa lanjut Susenas 2001 menunjukkan prevalensi perokok aktif di Indonesia pada laki-laki umur 10 tahun keatas adalah 54,5%, sedangkan perokok aktif pada perempuan 1,2%. Sebesar 68,9% perokok mulai merokok pada umur kurang dari 20 tahun. Umur mulai merokok pada usia muda (<20 tahun) meningkat sebesar 12,5% dalam kurun waktu 5 tahun (Kristanti dan Pradono, 2003).
1
Merokok memberikan konsekuensi yang signifikan baik terhadap kesehatan fisik, psikologis serta ekonomis. Dampak merokok terhadap kesehatan telah diketahui secara luas. Merokok berakibat terhadap 25% kematian akibat penyakit jantung koroner, 80% kasus penyakit saluran pernafasan kronis, 90% kematian akibat kanker paru, serta memiliki kontribusi terhadap berkembangnya kanker laring, mulut, dan pankreas, serta kanker paru pada perokok pasif (Bennet & Murphy cit. Astuti, 2007). Hal yang lebih penting lagi adalah akibat rokok yang tidak hanya dirasakan oleh si perokok, melainkan juga harus ditanggung oleh orang-orang yang ada di sekitarnya (perokok pasif). Perokok pasif memperoleh dua kali jumlah nikotin, dua kali jumlah tar, dan lima kali jumlah karbonmonooksida daripada perokok aktif. Orang yang menghisap asap rokok biasanya mendapat kesulitan bila bernapas, perokok pasif biasanya mengalami sakit kepala, pusing, pingsan, sakit mata dan sakit tenggorokan. Perokok pasif yang tinggal bersama perokok aktif memiliki resiko lebih tinggi terkena penyakit kronis (Emmons dkk, 1994 cit Sumiyati, 2007). Merokok dapat menimbulkan efek adiksi akibat adanya nikotin yang terkandung dalam rokok. Saat ini kecanduan nikotin telah dimasukkan sebagai salah satu bentuk gangguan terkait dengan substansi dan sudah tercantum dalam DSM IV-R. Menurut Durran & Barlow (2003) cit. Astuti (2007) gangguan penggunaan nikotin dinilai sebanding dengan obat-obat berbahaya lainnya karena nikotin juga dapat menimbulkan pola ketergantungan, toleransi dan withdrawal.
Upaya mencegah remaja menjadi perokok menjadi hal yang sangat penting untuk meningkatkan derajat kesehatan sumber daya manusia di masamasa yang akan datang. Penanggulangan masalah merokok menjadi hal yang tidak mungkin ditunda lagi. Sebagaimana tertuang dalam PP no 19 tahun 2003 bahwa pengamanan rokok bagi kesehatan salah satunya dilakukan dengan melindungi usia produktif dan remaja dari dorongan lingkungan dan pengaruh iklan untuk inisiasi penggunaan dan ketergantungan terhadap rokok (Astuti, 2007). Ada banyak alasan yang menyebabkan perilaku merokok pada remaja. Menurut Mu’tadin (2002), perilaku merokok dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu pengaruh dari faktor kepribadian, orang tua, teman dan faktor iklan. Remaja mulai merokok berkaitan dengan adanya krisis aspek psikososial yang dialami pada masa perkembangannya yaitu pada masa ketika mereka mencari jati dirinya (Nasution, 2007). Kepribadian adalah keyakinan individu akan kemampuannya untuk membentuk perilaku dalam situasi tertentu. Hasil penelitian dari Astuti (2007), menunjukkan bahwa faktor kepribadian merupakan salah satu prediktor perilaku merokok dan juga prediktor penting untuk berhenti merokok. Hal ini dibuktikan oleh Sumiyati dalam penelitiannya di desa Kunden Kecamatan Bulu Kabupaten Sukoharjo diperoleh hasil faktor kepribadian atau individu berpengaruh 23,98% terhadap perilaku merokok remaja. Menurut Uli (2000), anak-anak dari keluarga merokok cenderung mengikuti jejak yang sama dengan orang tuanya. Menurut Mu’tadin (2002),
remaja yang berasal dari keluarga konservatif akan lebih sulit untuk terlibat dengan rokok atau obat-obatan dibandingkan dengan keluarga yang permisif dan yang paling kuat pengaruhnya adalah bila orang tua sendiri menjadi figur perokok, maka anak-anaknya akan mengikutinya (Nasution, 2007). Faktor orang tua yang menyebabkan perilaku merokok remaja adalah 20,41% (Sumiyati, 2007). Berbagai fakta mengungkapkan bahwa semakin banyak remaja merokok maka semakin besar kemungkinan teman-temannya juga adalah perokok dan demikian sebaliknya. Ada dua kemungkinan dari fakta tersebut, remaja terpengaruh oleh teman-temannya atau sebaliknya. Remaja perokok terdapat 87% mempunyai sekurang-kurangnya satu atau lebih sahabat yang perokok, begitu pula dengan remaja non perokok (Nasution, 2007). Iklan merupakan salah satu faktor penyebab perilaku merokok remaja, 18,19% perokok terpengaruh karena iklan (Sumiyati, 2007). Menurut Mu’tadin (2002), dengan melihat iklan di media masa dan elektronik yang menampilkan gambaran bahwa merokok adalah lambang kejantanan atau glamour, membuat remaja seringkali terpicu untuk mengikuti perilaku seperti yang ada dalam iklan tersebut. Hasil survei yang telah dilakukan terhadap 20 remaja di desa Godegan Tamantirta Kasihan Bantul menyebutkan bahwa faktor-faktor penyebab perilaku merokok remaja adalah faktor orang tua 30%, faktor teman sebaya 50% dan faktor media massa 20%. Dalam hal ini perlu dikhawatirkan adanya dampak dari perilaku merokok yang sudah dianggap sebagai hal biasa yang
kemungkinan besar akan meningkat baik secara kualitas maupun kuantitas sehingga akan meningkatkan rasa untuk mencoba berbagai obat terlarang lainnya (narkoba). Mengetahui kondisi tersebut, maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian tentang faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi perilaku merokok remaja di desa Godegan Tamantirto Kasihan Bantul. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, maka dapat dirumuskan
permasalahan
“faktor-faktor
lingkungan
apa
saja
yang
mempengaruhi perilaku merokok remaja di desa Godegan Tamantirto Kasihan Bantul?” C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi perilaku merokok remaja di desa Godegan Tamantirto Kasihan Bantul. 2. Tujuan Khusus a) Diketahuinya faktor orang tua yang mempengaruhi perilaku merokok pada remaja di desa Godegan Tamantirto Kasihan Bantul. b) Diketahuinya faktor teman sebaya yang mempengaruhi perilaku merokok pada remaja di desa Godegan Tamantirto Kasihan Bantul. c) Diketahuinya faktor iklan yang mempengaruhi perilaku merokok pada remaja di desa Godegan Tamantirto Kasihan Bantul.
D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoritis Menambah khasanah ilmu terutama dalam ilmu keperawatan yang berhubungan dengan faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi perilaku merokok remaja. 2. Manfaat praktis a) Bagi profesi keperawatan Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan dalam program pelaksanaan penyuluhan kesehatan kepada masyarakat tentang faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi perilaku merokok remaja. b) Bagi remaja Hasil penelitian ini diharapkan mampu menambah pengetahuan remaja tentang perilaku merokok dan bahaya merokok bagi kesehatan. c) Bagi Institusi Pendidikan Sebagai bahan masukan pada program penelitian dan pengembangan. d) Bagi pemerintah Diharapkan pemerintah dapat mengambil keputusan dalam upaya pencegahan dan penekanan jumlah perokok dimasyarakat, agar tercipta masyarakat yang sehat.
E. Keaslian Penelitian Penelitian terdahulu yang terkait dengan topik penelitian ini adalah 1. Sherly Maharani (2007) tentang hubungan antara koping keluarga dengan perilaku merokok pada siswa siswi SMU Muhammadiyah III Yogyakarta. Hasil analisis dari penelitian ini menunjukkan ada hubungan bermakana antara koping keluarga dengan perilaku merokok siswa-siswi SMU Muhammadiyah yogyakarta. Perbedaan penelitian yang akan diteliti adalah lokasi penelitian, waktu penelitian dan variabel penelitian. 2. Sumiyati (2007) tentang faktor-faktor yang mempengaruhi sikap merokok pada remaja diwilayah desa Kunden Kecamatan Bulu Kabupaten Sukoharjo. Hasil analisis pada penelitian ini adalah faktor orang tua 20,41%, faktor teman sebaya 37,40%, faktor media massa 18,19% dan faktor individu 23,98%. Perbedaan penelitian yang akan diteliti adalah lokasi, waktu penelitian dan variabel penelitian. 3. Endar Timiyatun (2006) tentang hubungan antara stres dengan perilaku merokok pada siswa di SMUN I Sentolo. Hasil analisis dari penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara stres dengan perilaku merokok. Perbedaan penelitian yang akan diteliti adalah lokasi penelitian, waktu penelitian dan variabel penelitian.
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Perilaku 1. Definisi Perilaku Menurut Purwanto (1999), perilaku manusia berasal dari dorongan yang ada dalam diri manusia, sedangkan dorongan merupakan usaha untuk memenuhi kebutuhan yang ada dalam diri manusia. Notoatmodjo (1997) mengemukakan bahwa perilaku merupakan hasil hubungan antara stimulus dengan respon. Secara lebih operasional perilaku dapat diartikan sebagai suatu respon organisme atau seseorang terhadap stimulus dari luar subyek tersebut. Perilaku dikatakan wajar apabila ada penyesuaian diri yang harus diselaraskan dengan manusia sebagai mahluk individu, sosial dan berketuhanan. Perilaku atau perbuatan manusia tidak terjadi secara sporadis (timbul dan hilang pada saat tertentu), tetapi selalu ada kelangsungan antara satu perbuatan dengan perbuatan berikutnya (Purwanto, 1999). 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku Menurut Purwanto (1999), faktor yang mempengaruhi perilaku adalah keturunan dan lingkungan.
8
a. Keturunan Teori Mendel yaitu teori tentang keturunan yang dikenal dengan hipotesa genetika yang menjelaskan tentang sifat mahluk hidup dikendalikan oleh faktor keturunan, tiap pasangan merupakan penentu alternatif bagi keturunannya dan pada waktu pembentukan sel kelamin, pasangan keturunan memisah dan menerima pasangan faktor keturunan. b. Lingkungan Lingkungan dalam pengertian psikologi adalah segala sesuatu yang berpengaruh pada diri manusia dalam berperilaku. Lingkungan sebagai faktor yang berpengaruh bagi pengembangan sifat dan perilaku individu mulai mengalami dan mengecap alam dan sekitarnya. B. Rokok 1. Definisi Menurut peraturan pemerintah No 19 Tahun 2003 tentang pengamanan rokok bagi kesehatan, rokok adalah hasil olahan tembakau terbungkus termasuk cerutu atau bentuk lainnya yang dihasilkan dari tanaman Nicotiana tabacum, Nicotiana rustica dan spesies lainnya atau sintesisnya yang mengandung nikotin dan tar dengan atau tanpa bahan tambahan. Sitepoe cit. Sumiyati (2007) merokok adalah membakar tembakau yang kemudian dihisap asapnya, baik menggunakan rokok maupun menggunakan pipa.
2. Bahaya Rokok Rokok membunuh empat kali lebih besar daripada mereka yang terbunuh karena AIDS, kecelakaan lalu-lintas, bunuh diri, pembunuhan, kebakaran, dan keracunan digabung jadi satu, karena pengaruh bahanbahan
kimia
yang
dikandung
oleh
rokok
seperti
nikotin,
CO (karbonmonoksida) dan tar yang dapat menyebabkan berbagai gangguan fisik seperti impotensi, kanker, gangguan jantung dan gangguan pernapasan seperti sesak napas, penyakit paru obstruktif kronis seperti bronkhitis dan emfisema serta gangguan kehamilan pada wanita (Insel Dkk 1986 cit. Astuti 2007). Menurut Haryati (2003), bahaya merokok bisa mengakibatkan efek yang sangat serius: a. Merokok mengakibatkan orang wanita perokok terlihat cepat tua dan laki-laki jadi impoten. b. Kanker paru-paru lebih banyak menelan korban wanita dibanding kanker payudara. c. Delapan dari sepuluh orang yang mulai mencoba merokok sering menjadi ketagihan. d. Wanita hamil yang merokok dan menggunakan alat kontraseptik tablet sangat rawan terhadap penyakit jantung dan stroke. Rokok sendiri merupakan penyebab dan sebagai faktor resiko dari berbagai penyakit yang sangat membahayakan kesehatan manusia bahkan sampai menyebabkan kematian. Merokok pada remaja merupakan port de
entry atau sebagai pintu masuk penggunaan NAPZA yang berbahaya baik untuk diri sendiri maupun orang lain (Hawari, 2000). 3. Tipe perilaku merokok Menurut Smet (1994) cit. Nasution (2008), ada tiga tipe perokok yang dapat diklasifisikan menurut banyaknya rokok yang dihisap. Tiga tipe perokok tersebut adalah: a. Perokok berat yang menghisap lebih dari 15 batang rokok perhari. b. Perokok sedang yang menghisap 5-14 batang perhari. c. Perokok ringan yang menghisap 1-4 batang perhari. Menurut Silvan & Tomkins cit. Mu’tadin 2002 ada empat tipe perilaku merokok berdasarkan Management of affect theory, keempat teori itu adalah: a. Tipe perokok yang dipengaruhi oleh perasaan positif 1.) Pleasure relaxation, perilaku merokok hanya untuk menambah atau meningkatkan kenikmatan yang sudah didapat, misalnya merokok setelah minum kopi atau makan. 2.) Simulation to pick them up, perilaku merokok hanya dilakukan sekedarnya untuk menyenangkan perasaan. 3.) Pleasure of handling the cigarette, kenikmatan yang diperoleh dari memegang rokok. b. Perilaku merokok yang dipengaruhi perasaan negatif. Banyak orang yang merokok untuk mengurangi perasaan negatif dalam dirinya. Misalnya merokok bila marah, cemas, gelisah rokok
dianggap sebagai penyelamat. Mereka menggunakan rokok bila perasaan tidak enak terjadi, sehingga terhindar dari perasaan yang lebih tidak enak. c. Perilaku merokok yang adiktif Perokok yang sudah adiksi, akan menambah dosis rokok yang digunakan setiap saat setelah efek dari rokok yang dihisapnya berkurang. d. Perilaku merokok yang sudah menjadi kebiasaan Mereka menggunakan rokok sama sekali bukan karena untuk mengendalikan perasaan mereka, tetapi karena sudah menjadi kebiasaan. 4. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku merokok Menurut Komasari & Helmi (2000), perilaku merokok selain disebabkan dari faktor dalam diri (internal) juga disebabkan faktor dari lingkungan (eksternal). a. Faktor internal (individu) Orang mencoba untuk merokok karena alasan ingin tahu atau ingin melepaskan diri dari rasa sakit dan kebosanan. Merokok juga memberi image bahwa merokok dapat menunjukkan kejantanan (kebanggan diri) dan menunjukkan kedewasaan. Individu juga merokok
dengan
alasan
sebagai
alat
menghilangkan
stres
(Nasution, 2007). Remaja mulai merokok berkaitan dengan adanya krisis aspek psikososial yang dialami pada masa perkembangannya
yaitu pada masa ketika mereka sedang
mencari jati dirinya
(Komasari & Helmi, 2000). b. Faktor lingkungan (eksternal) Menurut Soetjiningsih (2004), faktor-faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap perilaku merokok remaja adalah keluarga atau orang tua, saudara kandung maupun teman sebaya yang merokok dan iklan. 1. Pengaruh orang tua Perilaku merokok tidak semata-mata merupakan proses imitasi dan penguatan positif dari keluarga maupun lingkungan teman sebaya tetapi juga adanya pertimbangan-pertimbangan atas konsekuensi perilaku merokok. Dalam kaitannya dikatakan bahwa jika orang tua atau saudaranya merokok merupakan agen imitasi yang baik, jika keluarga mereka tidak ada yang merokok maka sikap permisif orang tua merupakan pengukuh positif atas perilaku merokok (Komasari & Helmi, 2000). 2. Pengaruh teman Pengaruh kelompok sebaya terhadap perilaku berisiko kesehatan pada remaja dapat terjadi melalui mekanisme peer sosialization, dengan arah pengaruh berasal dari kelompok sebaya, artinya ketika remaja bergabung dengan kelompok sebayanya maka seorang remaja akan dituntut untuk berperilaku sama dengan kelompoknya, sesuai dengan norma yang dikembangkan oleh
kelompok tersebut. Berbagai fakta mengungkapkan bahwa semakin banyak remaja merokok maka semakin besar kemungkinan temantemannya
adalah perokok juga
dan
demikian
sebaliknya
(Mu’tadin, 2002). 3. Pengaruh iklan Melihat iklan di media masa dan elektronik yang menampilkan
gambaran
bahwa
merokok
adalah
lambang
kejantanan atau glamour, membuat remaja seringkali terpicu untuk mengikuti perilaku seperti yang ada dalam iklan tersebut (Mu’tadin, 2002). Menurut Joko Widiyarso (2008), sejumlah produsen rokok kini semakin cerdik dengan membangun image mereka sebagai pihak yang peduli dengan pendidikan dengan memberikan beasiswa dan sebagainya kepada sejumlah institusi pendidikan. Secara tidak langsung, produsen tersebut telah mengesahkan produk rokok mereka kepada masyarakat melalui beasiswa tersebut dan secara tersirat mengatakan bahwa merokok itu bukan hal yang buruk. Sehingga hal tersebut diindikasikan menjadi penyebab meningkatnya perokok khususnya di kalangan remaja dan usia muda. 1. Upaya pencegahan Promosi kesehatan seyogyanya dilakukan dengan baik, terprogram dan sesuai sasaran. Dalam hal ini program pendidikan kesehatan di
sekolah menjadi amat penting karena perokok biasanya mulai merokok sejak dibangku sekolah (Aditama, 2004). Hudoyo (2000) dalam kampanye anti rokok maka adanya garis besar tentang tujuan dan strateginya. Tujuannya yaitu mencegah remaja atau seseorang untuk menjadi perokok, mengubah sikap dan perilaku perokok, dan melestarikan budaya tidak merokok menjadi norma sosial. Maka hal itu perlu strategi yang ampuh untuk mencapainya, yaitu dengan: a. Mempunyai pusat data tentang rokok b. Mempunyai pusat informasi tentang rokok c. Upanya pendidikan masyarakat d. Peraturan pemerintah dan perundang-undangan tentang pembatasan rokok e. Aktifitas untuk membantu berhenti merokok. C. Remaja 1. Definisi remaja Remaja adalah proses pertumbuhan dan perkembangan setelah masa anak-anak yang ditunjukkan dengan terjadi kematangan dalam beberapa fungsi seperti endokrin, fungsi seksual, dan sudah menunjukkan kedewasaan dalam hidup bermasyarakat. Pada masa ini merupakan transisi dari masa anak-anak ke dewasa (Hidayat, 2005). Hurlock (1999) mendefinisikan remaja sebagai masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa, dimulai saat anak secara seksual matang dan berakhir saat ia mencapai usia matang secara hukum. Secara
psikologis remaja adalah usia dimana individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa, usia dimana anak tidak merasa dibawah orang-orang yang lebih tua, melainkan berada didalam tingkatan yang sama, sekurangkurangnya dalam masalah hak. 2. Periode perkembangan remaja Periodisasi masa remaja menurut Monks dkk cit. Maharani (2007), remaja adalah individu yang berusia antara 12-21 tahun yang sudah mengalami peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa, dengan pembagian remaja awal dengan batasan usia 12-15 tahun, remaja tengah untuk usia 15-18 tahun dan remaja awal akhir 18-21 tahun. a. Remaja awal (12-15 tahun) Tahap ini remaja masih merasa heran terhadap perubahanperubahan yang terjadi pada dirinya dan dorongan-dorongan yang menyertai
perubahan-perubahan
tersebut.
Mereka
mulai
mengembangkan pikiran-pikiran baru, cepat tertarik terhadap lawan jenis dan mudah terangsang secara erotis. Kepekaan yang berlebihan ini ditambah dengan berkurangnya pengendalian terhadap ego dan menyebabkan remaja sulit mengerti dan dimengerti oleh orang dewasa. b. Remaja tengah (15-18 tahun) Pada tahap ini, remaja sangat membutuhkan teman-teman. Ada kecenderungan narsistik yaitu mencintai dirinya sendiri, dengan cara lebih menyukai teman-teman yang mempunyai sifat-sifat yang sama dengan dirinya. Pada tahap ini remaja berada dalam kondisi
kebingungan karena masih ragu harus memilih yang mana, peka atau peduli, ramai-ramai atau sendiri, optimis atau pesimis, dan sebagainya. c. Remaja awal akhir (18-21 tahun) Tahap ini adalah masa mendekati kedewasaan yang ditandai dengan pencapaian seperti: 1) Minat yang semakin mantap terhadap fungsi-fungsi intelek. 2) Egonya mencari kesempatan untuk bersatu dengan orang-orang lain dan mendapatkan pengalaman-pengalaman baru. 3) Terbentuknya identitas seksual yang tidak akan berubah lagi. 4) Egosentrisme (terlalu memusatkan perhatian pada diri sendiri) diganti dengan keseimbangan antara kepentingan diri sendiri dengan orng lain. 5) Tumbuh dinding pemisah antara diri sendiri dengan masyarakat umum. 3. Tugas perkembangan remaja Pada fase remaja terjadi berbagai perubahan, baik secara fisik, kognitif maupun sosial. Anak-anak harus melakukan tugas perkembangan pada masa remaja sebelum menjadi individu dewasa yang matang (Potter & Perry, 2005). Tugas perkembangan itu meliputi: a. Menerima citra tubuh b. Menerima identitas seksual c. Mengembangkan sistem nilai personal d. Membuat persiapan untuk hidup mandiri
e. Menjadi mandiri atau bebas dari orang tua f. Mengembangkan keterampilan untuk mengambil keputusan g. Mengembangkan identitas seseorang yang dewasa. D. Kerangka Konsep Penelitian
Faktor Eksternal/lingkungan: 1. Pengaruh orang tua/ keluarga 2. Pengaruh teman sebaya 3. Pengaruh iklan
Perilaku merokok pada remaja
Faktor Internal Individu (stres, rasa ingin tahu, kebanggaan diri dll.
Gambar 1. Kerangka konsep penelitian. Keterangan: : Lingkup yang di teliti : Lingkup yang tidak di teliti (Variabel pengganggu)
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian non eksperimental dengan rancangan deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional dengan menggunakan data kuantitatif untuk mengetahui faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi perilaku merokok remaja di desa Godegan Tamantirto Kasihan Bantul. B. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi pada penelitian ini adalah remaja yang tinggal di desa Godegan Tamantirto Kasihan Bantul yang berjumlah 247 orang. 2. Sampel Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 45 remaja yang tinggal di desa Godegan Tamantirto Kasihan Bantul, tetapi pada waktu proses penghitungan terdapat 3 kuesioner yang tidak memenuhi syarat atau tidak benar pada waktu pengisiannya sehingga jumlah respondennya berkurang menjadi 42 responden. Hal ini sesuai dengan pendapat L.R Gay dalam bukunya Educational Research yang menyatakan bahwa untuk riset korelasi subjek yang dibutuhkan adalah 30 orang (Uhar, 2002). Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan metode purposive
19
sampling. Responden pada penelitian ini adalah remaja yang memenuhi kriteria berikut: a. Kriteria Inklusi 1) Remaja yang tinggal di desa Godegan Tamantirto Kasihan Bantul. 2) Remaja usia 12-21 tahun 3) Perokok aktif dan bersedia menjadi responden. b. Kriteria Eksklusi 1) Remaja perokok yang tidak bisa baca tulis (buta huruf). 2) Remaja yang sudah berhenti merokok lebih dari 6 bulan. C. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2008 di desa Godegan Tamantirto Kasihan Bantul. D. Variabel Penelitian dan Definisi Oprasional 1. Variabel Penelitian Variabel pada penelitian ini adalah faktor-faktor lingkungan (faktor orang tua, faktor teman sebaya dan faktor iklan) yang mempengaruhi perilaku merokok pada remaja. 2. Variabel Pengganggu Variabel pengganggu dalam penelitian ini adalah faktor internal (individu) yang mempengaruhi perilaku merokok remaja. Variabel pengganggu dalam penelitian ini tidak di kendalikan karena faktor-faktor internal yang mempengaruhi perilaku merokok cukup banyak dan peneliti kesulitan
dalam menemukan cara untuk mengendalikan variabel pengganggu dalam penelitian ini. 3. Definisi Operasional a) Faktor lingkungan adalah segala sesuatu yang berada disekitar yang berkontribusi
terhadap
perilaku
merokok
seseorang,
dimana
lingkungan terdiri dari orang tua/keluarga, teman sebaya dan iklan. Pengaruh faktor-faktor ini diukur dengan menjumlahkan skor pada pilihan jawaban masing-masing pertanyaan kemudian dibandingkan dengan
total
pertanyaan
dan
dikalikan
100%,
kemudian
diklasifikasikan yang berdasarkan Arikunto (1998): 1) 76-100% (kategori mendukung) 2) 56-75% (kategori cukup mendukung) 3) 41-55% (kategori kurang mendukung) 4) <40% (kategori tidak mendukung) b) Perilaku merokok adalah kegiatan merokok yang dilakukan oleh seseorang secara aktif , dengan kriteria hasil: 1) 76-100% (kategori mendukung) 2) 56-75% (kategori cukup mendukung) 3) 41-55% (kategori kurang mendukung) 4) <40% (kategori tidak mendukung) Skala: Ordinal c) Remaja adalah seseorang laki-laki yang berusia 12-21 tahun.
E. Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan pada penelitian ini menggunakan metode angket berupa kuesioner dengan bentuk pertanyaan tertutup yang di modifikasi dari penelitian Sumiyati (2007) dengan cara tidak menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan faktor internal (individu) dengan jumlah pertanyaannya sebanyak 15 pertanyaan. Alasan menghilangkan pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan faktor internal (individu) agar hasil dari penelitian yang akan dicapai tidak menjadi bias. Bentuk pertanyaan pada angket ini adalah pertanyaan tertutup dengan 4 pilihan jawaban yaitu sangat setuju, setuju, tidak setuju dan sangat tidak setuju. Skor pertanyaan ini disusun dengan pertanyaan favorable dan unfavorable. skor pada pilihan jawaban masing-masing pertanyaan kemudian dijumlahkan dan dibandingkan dengan total pertanyaan selanjutnya dikalikan 100%. Kemudian diklasifikasikan berdasarkan Arikunto (1998): 1. 76-100% (kategori mendukung) 2. 56-75% (kategori cukup mendukung) 3. 41-55% (kategori kurang mendukung) 4. <40% (kategori tidak mendukung)
Tabel 1. Sebaran Pertanyaan Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Merokok Pada Remaja di Desa Godegan Tamantirto Kasihan Bantul Faktor-faktor
Nomor Item Favorable
Jumlah Unfavorable
Orang tua
1,2,3,6,8,9,10,14,15
4,5,7,11,12,13
15
Teman sebaya
1,2,3,5,6,8,9,11,12,13,14
4,7,10
14
Iklan
1,3,5,6,8,11
2,4,7,9,10,12,13,14
14
Jumlah
43
Tabel 2. Sebaran Pertanyaan Perilaku Merokok Pada Remaja di Desa Godegan Tamantirto Kasihan Bantul Nomer item
Jumlah
Favorable
Unfavorable
1,2,3,4,5,7,8,9
6,10,11
11
F. Cara Pengumpulan Data Sebelum melakukan penelitian angket yang digunakan untuk pengambilan data primer dipersiapkan, setelah itu pengambilan data dilakukan dengan cara membagikan angket kepada responden dan memberikan penjelasan tentang maksud serta tujuan penelitian. Setelah 30 menit angket diambil kembali dari responden. Alasan menggunakan metode penyebaran angket untuk efisiensi waktu dan tenaga. G. Uji Validitas dan Reliabilitas Uji validitas dan reabilitas pada penelitian ini tidak dilakukan karena kuesioner yang digunakan merupakan kuesioner yang pernah digunakan oleh Sumiyati (2007), dengan judul penelitian Faktor-faktor yang mempengaruhi
sikap merokok pada remaja diwilayah desa Kunden kecamatan Bulu Sukoharjo. Isi dalam kuesioner yang digunakan tidak dirubah sehingga tidak perlu dilakukan uji validitas karena telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya dengan hasil sebagai berikut: 1. Uji Validitas Kuesioner Kuesioner faktor orang tua terdiri dari 15 pertanyaan dan dari hasil analisis diketahui bahwa semua pernyataan dikatakan valid, dengan koefisien produck moment berkisar antara 0,504 sampai dengan 0,780. Kuesioner faktor temana sebaya terdiri dari 14 pertanyaan dan dari hasil analisis diketahui bahwa semua pernyataan dikatakan valid, dengan koefisien produck moment berkisar antara 0,556 sampai dengan 0,784. faktor iklan terdiri dari 14 pertanyaan dan dari hasil analisis diketahui bahwa semua pernyataan dikatakan valid, dengan koefisien produck moment berkisar antara 0,490 sampai dengan 0,745. Pengujian validitas terhadap kuesioner perilaku merokok terdiri dari 11 perny ataan dinyatakan valid semua dengan nilai koefisien korelasi produck moment berkisar antara 0,505 sampai dengan 0,774. Fxy =
Rumus :
Keterangan:
N(
∑ xy ) − ( ∑ x )( ∑ y ) [N ∑ x − (∑ x ) N ∑ y − (∑ y ) ] 2
2
2
2
x
: pernyataan pada nomor tertentu
y
: Skor total
N
: Jumlah pernyataan
2
2
2. Uji Reliabilitas Kuesioner Uji reliabilitas (keandalan) pada kuesioner yang digunakan pada penelitian ini menggunakan rumus Alpha Cronbach. ri =
Rumus :
Keterangan
k
∑ Si
2 k ∑ Si 1− (k − 1) St 2
: Mean kuadrat antara subyek 2
St 2
: Mean kuadrat kesalahan : Varians total
Berdasarkan hasil uji reliabilitas yang telah dilakukan, maka kuesioner yang digunakan pada penelitian ini memenuhi syarat reliabilitas atau keandalan instrumen (alat ukur) penelitian, yang dapat dilihat pada tabel sebagai berikut. Tabel 3. Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner No
Kuesioner
Koefisien Reliabilitas
Status
(Alpha Cronbach) 1
Faktor orang tua
0,870
Reliabel
2
Faktor teman sebaya
0,893
Reliabel
3
Faktor iklan
0,865
Reliabel
4
Perilaku merokok
0,883
Reliabel
H. Analisis Data Data yang sudah dikumpulkan dilakukan editing dan koding kemudian data tersebut dientry kedalam program komputer dengan menggunakan SPSS for Windows Release 14. Proses selanjutnya adalah analisis data yaitu analisis univariat untuk melihat distribusi frekuensi dan prosentase variabel faktor lingkungan.
Analisis multivariat untuk mengetahui faktor lingkungan yang paling dominan mempengaruhi perilaku merokok remaja. I. Etik Penelitian Penelitian ini tetap memperhatikan etika dalam melakukan sebuah penelitian. Untuk tetap melindungi hak-hak responden, maka responden diberi kebebasan untuk bersedia menjadi subyek penelitian atau tidak dengan cara responden mengisi lembar persetujuan yang merupakan sebuah bukti bahwa subyek sadar dan menyetujui untuk berpartisipasi dalam penelitian. Untuk menjamin bahwa subyek penelitian tidak dirugikan dalam penelitian
ini
maka
sebelum
mengisi
lembar
persetujuan
peneliti
akan menyampaikan hal - hal sebagai berikut (Dempsey & Dempsey, 2002): 1. Penjelasan tentang tujuan penelitian. 2. Resiko dan ketidaknyamanan potensial yang mungkin akan dialami sebagai hasil studi serta menjamin kerahasiaan atas data yang didapat. 3. Manfaat yang akan didapatkan dari penelitian 4. Peneliti bersedia untuk menjawab semua pertanyaan mengenai prosedur yang diajukan oleh responden. 5. Subyek dapat mengundurkan diri dari penelitian.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum Wilayah Penelitian Desa Godegan terletak di kelurahan Tamantirto Kecamatan Kasihan Kabupaten Bantul. Desa Godegan terdiri dari dua RT yaitu RT 9 dan RT 10. Daerah Godegan adalah daerah yang banyak di huni oleh pendatang atau anak kost yang merantau untuk menuntut ilmu (sekolah). Remaja yang tinggal di desa Godegan terdiri dari remaja pendatang (anak kost) dan bukan pendatang (remaja asli yang lahir atau hidup di desa Godegan dari kecil). Remaja yang bukan pendatang dari data kelurahan tahun 2005 sebanyak 247 orang. 2. Gambaran Umum Responden Responden dalam penelitian ini berjumlah 42 orang. Proporsi remaja berdasarkan umur responden dapat diamati pada tabel dibawah ini Tabel 4. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Klasifikasi Umur
N
Prosentase
12-15 (remaja awal)
7
16,67
15-18 (remaja tengah)
16
38,09
18-21 (remaja awal akhir)
19
45,23
27
Data dari tabel diatas dapat diperoleh gambaran bahwa responden terbanyak adalah remaja yang berumur antara 18-21 tahun (remaja awal akhir) yaitu berjumlah 19 orang atau 45,23%. 3. Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Merokok a. Pengaruh Orang Tua Penghitungan yang telah dilakukan didapatkan hasil bahwa faktor orang tua kurang mendukung terhadap perilaku merokok remaja di Desa Godegan Taman Tirto Kasihan Bantul dengan frekuensi sebanyak 20 dan prosentase sebesar 47,6%. Distribusi frekuensi pengaruh faktor orang tua dapat dilihat secara lengkap pada tabel dibawah ini. Tabel 5. Distribusi Frekuensi Faktor Orang Tua Terhadap Perilaku Merokok No
Interval Skor
Frekwensi (F)
Prosentase (%)
1
Mendukung
1
2,4
2
Cukup mendukung
19
45,2
3
Kurang mendukung
20
47,6
4
Tidak mendukung
2
4,8
42
100,0
Jumlah
b. Pengaruh Teman Sebaya Penghitungan yang telah dilakukan didapatkan hasil bahwa faktor teman sebaya cukup mendukung terhadap perilaku merokok remaja di Desa Godegan Taman Tirto Kasihan Bantul dengan frekuensi sebanyak 24 dan prosentase sebesar 57,1%. Distribusi
frekuensi pengaruh faktor orang tua dapat dilihat secara lengkap pada tabel dibawah ini. Tabel 6. Distribusi Frekuensi Faktor Teman Sebaya Terhadap Perilaku Merokok No
Interval Skor
Frekwensi (F)
Prosentase (%)
1
Mendukung
4
9,5
2
Cukup mendukung
24
57,1
3
Kurang mendukung
9
21,4
4
Tidak mendukung
5
11,9
42
100,0
Jumlah
c. Pengaruh Iklan Penghitungan yang telah dilakukan didapatkan hasil bahwa faktor iklan cukup mendukung terhadap perilaku merokok remaja di Desa Godegan Taman Tirto Kasihan Bantul dengan frekuensi sebanyak 25 dan prosentase sebesar 59,5%. Distribusi frekuensi pengaruh faktor orang tua dapat dilihat secara lengkap pada tabel dibawah ini. Tabel 7. Distribusi Frekuensi Faktor Iklan Terhadap Perilaku Merokok No
Interval Skor
Frekwensi (F)
Prosentase (%)
1
Mendukung
4
9,5
2
Cukup mendukung
25
59,5
3
Kurang mendukung
13
31,0
4
Tidak mendukung
0
00,0
42
100,0
Jumlah
d. Perilaku Merokok Hasil penghitungan yang telah dilakukan didapatkan bahwa perilaku merokok remaja di Desa Godegan Taman Tirto Kasihan Bantul cukup mendukung dengan frekuensi sebanyak 29 dan prosentase sebesar 69,0%. Distribusi frekuensi pengaruh faktor orang tua dapat dilihat secara lengkap pada tabel dibawah ini. Tabel 8. Distribusi Frekuensi Perilaku Merokok No
Interval Skor
Frekwensi (F)
Prosentase (%)
1
Mendukung
5
11,9
2
Cukup mendukung
29
69,0
3
Kurang mendukung
8
19,0
4
Tidak mendukung
0
00,0
42
100,0
Jumlah
Analisis multifariat pada penelitian ini menggunakan uji statistik parametrik. Yaitu dengan analisis regresi berganda (multiple regression) dengan tiga prediktor. Dari hasil analisis diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 9. Hasil Analisis Regresi Berganda Faktor-faktor Lingkungan Yang Mempengaruhi Perilaku Merokok Remaja Variabel
T
Prosentase (%)
Sig.
Faktor orang tua
0,42
1,0
0,67
Faktor teman sebaya
2,53
6,02
0,01
Faktor iklan
2,08
4,95
0,04
Berdasarkan hasil analisis regresi seperti terlihat pada tabel diatas dapat disimpulkan hanya faktor orang tua yang tidak
mempengaruhi perilaku merokok remaja yaitu dengan nilai signifikan 0,67>0,5; sedangkan faktor teman sebaya dengan nilai signifikan 0,01<0,5 dan faktor iklan dengan nilai signifikan 0,04<0,5 mempunyai pengaruh terhadap perilaku merokok remaja di Desa Godegan Taman Tirto Kasihan Bantul. Koefisien determinasi (R square) yang telah didapat adalah 0,41. hal ini menunjukkan bahwa faktor orang tua, faktor teman sebaya dan faktor iklan memberi kontribusi terhadap perilaku merokok di Desa Godegan Taman Tirto Kasihan Bantul sebesar 41%, sedangkan sisanya sebanyak 59% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti pada penelitian ini. B. Pembahasan Karakteristik responden yang berjumlah 42 orang yang paling dominan adalah umur 18-21 tahun (remaja awal akhir) sebanyak 19 orang atau 45,23%. Umur 18-21 adalah tahap mendekati kedewasaan yang ditandai dengan pencapaian minat yang semakin mantap terhadap fungsi-fungsi intelek dan egonya mencari kesempatan untuk bersatu dengan orang lain dan mendapatkan pengalaman-pengalaman baru (Monks cit Maharani, 2007). IQEQ (2001) juga menjelaskan pada tahap ini remaja sudah mencapai kematangan yang sempurna baik segi fisik, emosi maupun psikisnya, mereka akan mempelajari berbagai hal yang abstrak dan mulai memperjuangkan suatu idealisme
yang didapat dari pikirannya, termasuk keputusan untuk
meneruskan atau tidak kebiasaan merokok dalam hidupannya.
Analisis deskriptif faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi perilaku merokok remaja di Desa Godegan Taman Tirto Kasihan Bantul yaitu faktor orang tua didapatkan kategori yang kurang mendukung yaitu sebanyak 47,6%; faktor teman sebaya didapatkan kategori cukup mendukung yaitu sebanyak 57,1% dan faktor iklan didapatkan kategori cukup mendukung sebanyak 59,5%. Perilaku merokok remaja di Desa Godegan Taman Tirto Kasihan Bantul mempunyai kategori yang cukup mendukung yaitu sebanyak 69,0%. Faktor-faktor lingkungan yang diteliti pada penelitian ini (faktor orang tua, faktor teman sebaya dan faktor iklan) memberi sumbangan sebanyak 41,0%; sedangkan sisanya 59,0% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti. Faktor-faktor lain tersebut yang mempengaruhi perilaku merokok remaja adalah faktor internal (individu), stres, tradisi/budaya yang biasa dilakukan di Desa Godegan Taman Tirto Kasihan Bantul yaitu remaja yang selesai sunat untuk mencoba rokok dan faktor keterpaksaan agar dapat bergaul dengan teman-temannya. a. Faktor Orang Tua Hasil penelitan yang telah dilakukan ternyata faktor orang tua dilihat dari nilai signifikansinya tidak mempengaruhi perilaku merokok pada remaja di Desa Godegan yang ditunjukkan dengan nilai signifikansi yaitu 0,672>0,05. Data yang didapat dari analisis deskriptif pada tabel distribusi frekuensi faktor orang tua hanya menunjukkan selisih yang sedikit sekali yaitu kategori kurang mendukung sebanyak 20 orang atau
47,6% dan kategori cukup mendukung 19 orang atau 45,2%. Melihat data frekuensi tersebut maka dapat dikatakan bahwa faktor orang tua bisa mempengaruhi perilaku merokok remaja di desa Godegan Taman Tirto Kasihan Bantul meskipun hanya sedikit bila dibandingkan dengan faktor teman sebaya dan faktor iklan Sikap permisif orang tua merupakan pengukuh positif atas perilaku merokok remaja (Komasari & Helmi, 2000). Didalam keluarga di mana orang tua dan saudara kandung merokok, akan meningkatkan risiko merokok pada remaja. Anak akan belajar dari apa yang dilakukan orang tua bukan apa yang dikatakan orang tua. Sehingga jika orang tua dan saudara tua merokok maka kemungkinan besar anak juga akan merokok. Remaja yang memiliki orang tua perokok memiliki risiko lebih tinggi untuk menjadi perokok daripada remaja yang dengan orang tua bukan perokok (Baron & Byrne cit Astuti, 2007). Hasil
penelitian
ini
berlawanan
dengan
hasil
penelitian
Astuti (2007), yang menyatakan faktor orang tua terdapat hubungan yang signifikan terhadap perilaku merokok remaja. Pengaruh keluarga merupakan prediktor penting bagi perilaku merokok pada remaja, namun hal tersebut tidak dapat dipisahkan dari faktor lain yang mempengaruhi perilaku merokok. b. Faktor Teman Sebaya Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan faktor teman sebaya menunjukkan pengaruh yang paling dominan, yang dapat
ditunjukkan dengan nilai signifikansi 0,015<0,05. Faktor teman sebaya yang tertinggi mempengaruhi perilaku merokok remaja di Desa Godegan Taman Tirto Kasihan Bantul adalah karena pergaulan/tuntutan dari pergaulan remaja dan teman sepergaulannya sebagian besar adalah perokok. Perilaku merokok yang buruk adalah pengaruh dari teman sebaya, lingkungan teman sebaya memberikan sumbangan efektif dalam berperilaku merokok. Kebutuhan untuk diterima dan usaha untuk menghindari penolakan kelompok sebaya merupakan kebutuhan yang sangat penting. Remaja tidak ingin ditolak dan menghindari sebutan tidak jantan atau kuno (Sumiyati, 2007) Semakin banyak teman sebaya yang merokok akan diikuti dengan meningkatnya perilaku merokok remaja. Hasil penelitian ini sejalan dengan adanya penelitian terdahulu diantaranya Wills & Cleary (1999), Astuti (2004) dan Goldstein dkk (2005). Hasil penelitian ini menunjukkan korelasi positif antara klompok sebaya yang merokok dengan perilaku merokok remaja (Astuti, 2007). Hal tersebut didukung oleh Wills & Cleary cit. Astuti (2007), yang mengatakan pengaruh kelompok sebaya terhadap perilaku berisiko kesehatan pada remaja dapat terjadi melalui mekanisme peer sosialization, dengan arah pengaruh berasal dari kelompok sebaya. Artinya ketika remaja bergabung dengan kelompok sebayanya maka seorang remaja akan
dituntut untuk berperilaku sama dengan kelompoknya, sesuai dengan norma yang dikembangkan oleh kelompok tersebut. c. Faktor Iklan Berdasarkan hasil penelitian faktor iklan menunjukkan pengaruh terhadap perilaku merokok remaja di Desa Godegan Tamantirto Kasihan Bantul ditunjukkan dengan nilai signifikansi 0,044<0,05. Faktor iklan menjadi faktor yang mempengaruhi perilaku merokok remaja adalah karena iklan yang menarik yang memberikan gambaran merokok adalah lambang kejantanan, glamour dan lambang dari kesuksesan individu. Sesorang mendapatkan gambaran yang menyenangkan mengenai rokok dengan cara mendengar, melihat atau membaca yang menimbulkan minat untuk merokok (Leventhal & Clearly cit. Komasari & Helmi, 2000). Pernyataan tersebut didukung oleh hasil penelitian dari Sumiyati (2007), yang menyatakan faktor media masa atau iklan memberikan pengaruh terhadap perilaku merokok remaja. Sesuai dengan pernyataan Aditama (2004), yang menyatakan bahwa iklan rokok meningkatkan konsumsi melalui beberapa cara seperti menciptakan lingkungan yang menganggap merokok sebagai sesuatu yang positif dan biasa, mengurangi motivasi perokok untuk berhenti merokok dan mendorong anak-anak untuk mencoba merokok. Sumber lain mengatakan bahwa menurut banyak pengkritik sosial, masa orang sangat terpengaruh oleh apa yang dikatakan dan dilakukan media terhadap mereka. Televisi khususnya dianggap memiliki pengaruh
sangat besar terhadap perilaku. Beberapa studi menyimpulkan bahwa iklan rokok yang menampilkan gambaran merokok adalah lambang kejantanan dan glamour membuat remaja terpicu untuk merokok, iklan rokok juga meningkatkan konsumsi rokok (Sumiyati, 2007).
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi perilaku merokok remaja di desa Godegan Taman Tirto Kasihan Bantul yang telah dibahas pada bab IV dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Faktor orang tua tidak memberikan pengaruh terhadap perilaku merokok remaja. 2. Faktor teman sebaya memberikan pengaruh terhadap perilaku merokok remaja dan merupakan faktor yang paling dominan yang mempengaruhi perilaku merokok remaja di desa Godegan Taman Tirto Kasihan Bantul. 3. Faktor iklan memberikan pengaruh terhadap perilaku merokok remaja. 4. perilaku merokok remaja di desa Godegan Taman Tirto Kasihan Bantul memiliki kecenderungan yang cukup mendukung. 5. Faktor-faktor lingkungan (orang tua, teman sebaya dan iklan) merupakan faktor yang mempengaruhi perilaku merokok remaja di desa Godegan Taman Tirto Kasihan Bantul sebanyak 41%, dan sisanya adalah faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
37
B. Saran 1. Bagi
institusi pendidikan
khususnya
sekolah merupakan
tempat
berkumpulnya remaja, dalam rangka memperbaiki perilaku remaja yang positif terhadap kebiasaan merokok, hendaknya guru dapat memberi contoh yang baik dengan tidak merokok di lingkungan sekolah dan ikut terlibat dalam menghambat perilaku merokok pada remaja dengan cara memberi larangan dan memberi sanksi kepada muridnya yang merokok. 2. Bagi institusi pendidikan kesehatan dan instansi kesehatan hendaknya meningkatkan pengetahuan remaja tentang rokok, bahaya rokok dan cara untuk berhenti merokok agar mereka mau berpartisipasi aktif dalam menghentikan kebiasaan merokok. Kegiatan tersebut dapat dilakukan dengan cara mengadakan penyuluhan, penyebaran iklan tentang bahaya rokok atau melalui kampanye anti rokok. 3. Bagi masyarakat atau lingkungan tempat tinggal remaja hendaknya dapat memperhatikan pergaulan remaja khususnya dengan siapa remaja bergaul dan kegiatan apa yang dilakukan bersama teman sepergaulannya. Sehingga masyarakat dapat menciptakan suatu kegiatan yang positif bagi remaja seperti kegiatan risma atau organisasi kepemudaan yang lebih bermanfaat. 4. Bagi keluarga, orang tua kandung atau anggota keluarga yang lain berperan sebagai edukator dalam pendidikan dan perkembangan remaja. Hendaknya orang tua memberikan contoh yang baik dengan tidak merokok serta dapat berdiskusi tentang akibat negatif dari rokok.
5. Bagi peneliti selanjutnya perlu penelitian lebih lanjut tentang perubahan perilaku merokok dengan metode yang berbeda. 6. Bagi pemerintah hendaknya dapat lebih serius dalam menanggapi masalah merokok yang setiap tahunnya meningkat terus menerus di bangsa ini dengan cara lebih memperketat lagi undang-undang tentang rokok, baik dari konsumennya maupun dari produsennya sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
Aditama, T. (2004). Sepuluh Program Penanggulangan Rokok. MKI. Jakarta. Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Edisi Revisi V. PT Rineka Cipta, Jakarta. Astuti, K. (2007). Mencari Prediktor Perilaku Merokok pada Remaja Awal. Jurnal Riset Daerah Bantul. Dempsey, P.A & Dempsey, A.D. (2002). Riset Keperawatan Buku Ajar dan Latihan. (4th ed). Jakarta: EGC. Hawari, D. (2000). Penyalahgunaan dan Ketergantungan NAZA. FKUI. Jakarta. Hidayat, A.A. (2005). Pengantar Ilmu Keperawatan Anak 1: Buku 1. Salemba Medika. Jakarta. Hudoyo, A. (2000). Kampanye Anti Rokok di Indonesia Strategi . J. Respirologi Indonesia. Vol.20.
Tantangan dan
Hurlock, Elizabeth, B. (1999). Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan Erlangga. Jakarta. IQEQ Staff. (2003). Perkembangn Psikologi Remaja. Diakses 31 Oktober 2008, dari http://www.iqeq.web.id/ Jamal, S. (2006). Pria Desa Berpendidikan Rendah, Perokok Terbanyak. Medika Jurnal Kedokteran Indonesia. Vol.32. Komasari, D. & Helmi, A.F. (2000). Faktor-Faktor Penyebab Perilaku Merokok Pada Remaja. Jurnal Psikologi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Kristanti, C.M., & Pradono, J. (2003). Perokok Pasif Bencana yang Terlupakan. Buletin Penelitian Kesehatan Vol.3. Maharani, S. (2007). Hubungan antara koping keluarga dengan perilaku merokok pada siswa siswi SMU Muhammadiyah III Yogyakarta. Skripsi Strata Satu, Universitas Muhammadiyah, Yogyakarta. Mu’tadin, Z. (2002). Kemandirian Sebagai Kebutuhan Psikologis Pada Remaja. Diakes 25 Agustus 2008, dari http://www.epsikologi.com/remaja.050602.htm
Nasution, I.K. (2007). Perilaku Merokok pada Remaja. Program Study Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatra Utara Medan. Notoatmodjo. (1997). Pengantar Pendidikan dan Perilaku Manusia. EGC. Jakarta. Potter, P.A., & Perry,A.G. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep, Proses dan Praktik (4th ed). Jakarta: EGC. Purwanto, H. (1999). Pengantar Perilaku Manusia. EGC, Jakarta Soetjiningsih. (2004). Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya. Sagung Seto. Jakarta. Sumiyati. (2007). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sikap Merokok pada Remaja. Skripsi Strata Satu, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Uli, R. (2000). Rokok dan Kesehatan Orang Tua dan Anak. Diakses 25 Agustus 2008, dari www.promosi-kesehatan.com. Wahyudi, R. (2000). Kesehatan Reproduksi Remaja. PKBI-IPPF-BKKBNUNFPA. Jakarta. WHO. (2002). Program Pengawasan, Pencegahan, dan Penanggulangan terhadap Penyakit Tidak Menular. Diakses 25 Agustus 2008, http://www.who.or.id/indo. Widiyarso. (2008). Iklan Rokok Merajalela, Remaja Perokok Meningkat. Diakses 25 Agustus 2008, dari http://gudeg.net/news/2008/05/3595