FAKTOR-FAKTOR IBU YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN MOLA HIDATIDOSA Maternal factors that influence the incidence of hydatidiform mole Rochany Septiyaningsih 1* Dhiah Dwi Kusumawati2 Arini Ulfah3 1,2,3
STIKES Al-Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap Jl.Cerme No.24 Sidanegara Cilacap 53223
[email protected]
ABSTRAK Dua puluh persen kasus mola hidatidosa berkembang menjadi keganasan trofoblastik. Beberapa faktor dapat mempengaruhi timbulnya molahidatidosa. Penelitian ini bertujuan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian mola hidatidosa di RSUD Cilacap tahun 2011-2015. Metode penelitian ini menggunakan metode deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Pemilihan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Jumlah sampel adalah 104 responden. Analisis data menggunakan Chi Square dan Regresi Logistic. Hasil penelitian terdapat hubungan yang signifikan secara statistik antara usia dan paritas dengan kejadian mola hidatidosa (p value = 0,047 dan p value = 0,042). Sedangkan tidak ada hubungan yang signifikan secara statistik antara sosio ekonomi dengan kejadian mola hidatidosa (p value = 1,000). Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor ibu yang mempengaruhi kejadian mola hidatidosa adalah usia dan paritas. Sedangkan yang tidak mempengaruhi adalah sosio ekonomi. Kata Kunci: Mola hidatidosa, usia, paritas, sosio ekonomi ABSTRACT Twenty percent of cases develop into a malignancy of hydatidiform mole trophoblastic. Several factors can affect the incidence of molar pregnancy. This study aims to determine the faktors that influence the incidence of mola hidatidosa in Cilacap General Hospital 20112015. This research method used descriptive correlation with cross sectional approach, using purposive sampling technique. Sample was 104 respondents. Correlation test used Chi Square and Logistic Regression. The results of the study are statistically significant relationship between age and parity with the incidence of mola hydatidifom (p value = 0.047 and p value = 0.042). While there was no statistically significant relationship between socioeconomic incidence of mola hydatidifom (p value = 1.000). The conclusion is thematernal factor affecting the incidence of mola hydatidiform is the age and parity. While that does not affect is socio-economic. Keywords: hydatidiform mole, age, parity, socioeconomic
Jurnal Kesehatan Al-Irsyad (JKA), Vol. X, No. 2, September 2016
17
Tidak
PENDAHULUAN Mola hidatidosa merupakan penyakit
ada
dilaporkan
kasus
koriokarsinoma
berasal
dari
mola
yang parsial,
yang berasal dari kelainan pertumbuhan
walaupun pada 4% pasien dengan mola
trofoblas plasenta atau calon plasenta dan
parsial
disertai dengan degenerasi kistik villi dan
trofoblastik
perubahan hidopik. Mola hidatidosa yang
nonmetastatik
dikenal
kemoterapi (Monga, 2006).
awam
merupakan
sebagai
kehamilan
hamil
anggur
abnormal
berupa
dapat
berkembang gestasional yang
ketidakseimbangan
kegagalan
kehamilan.
sehingga
terbentuk
bakal
jaringan
janin,
persisten membutuhkan
Kehamilan mola hidatidosa karena
tumor jinak yang terjadi sebagai akibat pembentukan
penyakit
Faktor
kromosom penyebab
pada terjadinya
permukaan
kehamilan mola hidatidosa antara lain sel
membran (villi) yang mirip gerombolan buah
telur yang secara patologi sudah mati tetapi
anggur (Norma & Dwi, 2013, h.161).
terhambat
untuk
dikeluarkan,
adanya
Frekuensi insiden kehamilan mola
imunoseletif dari trofoblas, status sosial
hidatidosa masih cukup tinggi. Frekuensi
ekonomi yang rendah, paritas yang tinggi,
insiden di Asia menunjukan lebih tinggi
defisiensi protein dan adanya infeksi virus
daripada di negara barat. Di Indonesia 1:51
serta faktor kromosom yang belum jelas
sampai 1:141 kehamilan, di Jepang 1: 500
(Yahya, 2014).
kehamilan, di USA 1:1450 sementara itu di
Mola hidatidosa lebih sering terjadi
Inggris 1:1500. Secara umum sebagian besar
pada puncak umur reproduktif. Wanita pada
negara di dunia 1:1000 kehamilan. Hal ini
umur remaja muda atau premenopausal yang
mungkin dikarenakan sebagian besar negara
paling berisiko. Wanita dengan umur 35
Asia mempunyai jumlah penduduk yang
tahun ke atas memiliki peningkatan risiko 3
masih di bawah garis kemiskinan (status
kali lipat. Wanita lebih tua dari 40 tahun
sosio
yang
mengalami peningkatan sebanyak 7 kali lipat
menyebabkan tingkat gizi yang rendah
dibandingkan wanita yang lebih muda.
khususnya defisiensi protein, asam folat dan
Seberapa banyak partus sepertinya tidak
karoten (Sisca, 2013).
mempengaruhi
ekonomi
yang
rendah)
risiko
(Monga,
2006).
Pada pasien dengan mola hidatidosa,
Seorang ibu yang sering hamil ataupun
20% kasus berkembang menjadi keganasan
melahirkan mempunyai risiko yang lebih
trofoblastik.
sempurna
tinggi dibandingkan dengan ibu yang tidak
berkembang, invasi uterus terjadi pada 15%
sering melahirkan, karena semakin banyak
pasien dan metastasis terjadi pada 4% kasus.
jumlah kehamilan dan jumlah kelahiran yang
Setelah
mola
Jurnal Kesehatan Al-Irsyad (JKA), Vol. IX, No. 1. Maret 2016
18
dialami ibu maka semakin tinggi risiko untuk
lakukan di RSUD Cilacap dengan melihat
mengalami
komplikasi
kehamilan
dan
data rekam medik, didapatkan data bahwa
persalinan.
Berdasarkan
penelitian
yang
kejadian kehamilan mola hidatidosa masih
dilakukan di Rumah Sakit Labuang Baji
jarang terjadi. Kejadian mola hidatidosa di
Makassar tahun
2007, diperoleh hasil
RSUD Cilacap pada tahun 2011 tercatat 13
sebanyak 21 ibu yang mengalami kejadian
kasus, tahun 2012 sebanyak 11 kasus, tahun
Mola hidatidosa dan di dapatkan 11 ibu
2013 sebanyak 10 kasus dan pada tahun 2014
(52,38 %) dengan paritas risiko rendah dan
sebanyak 12 kasus pada tahun 2015 sebanyak
ibu (47,62 %) yang tergolong risiko tinggi
7 kasus (Rekam medik RSUD Cilacap,
(Iskandar, 2009) .
2015).
Kejadian meningkat
mola
pada
hidatidosa
wanita
yang
akan
Berdasarkan uraian di atas, maka
pernah
penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut
mendapat mola hidatidosa dan kehamilan
dengan
judul
“Faktor-Faktor
Ibu Yang
kembar. Namun, kejadian mola hidatidosa
Mempengaruhi Kejadian Mola hidatidosa di
berulang ini agak jarang. Munculnya mola
RSUD Cilacap Tahun 2011-2015”
hidatidosa dijumpai sekitar 1-2% kasus (Iskandar, 2009). Prevalensi mola hidatidosa
METODE
lebih tinggi di Asia, Amerika, dan Amerika
Penelitian ini menggunakan metode
Latin dibandingkan dengan negara-negera
survei deskriptif dengan pendekatan cross
Barat. Di negara-negara Barat dilaporkan
sectional. Populasi dalam penelitian adalah ibu
1:200 atau 2000 kehamilan. Di negara-negara
hamil dengan mola hidatidosa di RSUD
berkembang 1:100 atau 600 kehamilan
Cilacap Tahun 2011-2015 adalah sebanyak 52
(Sofian, 2012, h.167).
orang dan ibu hamil normal sebanyak 52
Insidensi mola hidatidosa yang terjadi
orang.
Teknik
pemilihan
digunakan
Indonesia pada tahun 2009 tercatat di RS Dr.
Penelitian ini menggunakan data sekunder
Cipto Mangunkusumo Jakarta persalinan dan
dan menggunakan lembar checklist untuk
1:49 kehamilan, 11-16 per 1000 kehamilan,
mengetahui usia, paritas dan sosio ekonomi.
dan
di
RS
Dhamhoer
Martadisoebrata
purposive
yang
di beberapa rumah sakit-rumah sakit besar di
Soetomo Surabaya tercatat 1:80 persalinan
adalah
sampel
sampling.
Analisis univariat dilakukan untuk mengetahui
distribusi
frekuensi,
dan
Bandung 9-21 per 1000 kehamilan (Sofian,
prosentase masing-masing variabel yang
2012, h.167).
diteliti
Studi
pendahuluan
yang
peneliti
(Notoatmodjo,
2002).
Analisis
bivariat digunakan untuk mengetahui dua
Jurnal Kesehatan Al-Irsyad (JKA), Vol. IX, No. 1. Maret 2016
19
variabel yang diduga memiliki hubungan atau korelasi (Notoatmodjo, 2010, h.183).
kejadian mola hidatidosa Tabel 3. Hubungan sosio ekonomi dengan kejadian mola hidatidosa Kejadian
Analisis bivariat menggunakan Chi Square dan
analisis
multivariat
menggunakan Sosio ekonomi Rendah Tinggi Total OR = 1,000
Regresi Logistik.
HASIL
51 1 52
98 2 100 p = 0,752
Mola Hidatidosa f % 51 1 52
98 2 100
Sumber data: Data sekunder 2011-2015, diolah 2016
A. Hubungan usia dengan kejadian mola hidatidosa Tabel 1. Hubungan usia dengan kejadian mola hidatidosa Kejadian
Usia Tidak Berisiko Risiko Total OR = 0,45
Tidak Mola Hidatidosa f % 35 17 52
Mola Hidatidosa f %
50 19,2 100 p = 0,047
25 27 52
50 11,5 100
Sumber data: Data sekunder 2011-2015, diolah 2016
Dari tabel 1 menunjukkan ada hubungan antara
Tidak Mola Hidatidosa f %
usia
dengan
kejadian
Dari tabel 1 menunjukkan ada hubungan antara sosio ekonomi dengan kejadian mola hidatidosa di RSUD Cilacap tahun 2011-2015 (p = 0,752 < α = 0,05). D. Hubungan Faktor Usia, Paritas dan Sosio Ekonomi dengan Kejadian Mola hidatidosa Tabel 4. Analisis Regresi Logistik Hubungan Faktor Usia, Paritas dan Sosio Ekonomi dengan Kejadian Mola hidatidosa
mola
Variabe l
OR
Usia
2,25
CI 95% Bata Bata s s bawa atas h 0,33 1,30
Sosio ekonom i Usia
1,47
0,19
N observa si
178
hidatidosa di RSUD Cilacap tahun 20112015 (p = 0,047 < α = 0,05). Ste p1
B. Hubungan paritas dengan kejadian mola hidatidosa Tabel 2. Hubungan paritas dengan kejadian mola hidatidosa Kejadian Paritas Rendah Tinggi Total OR = 0,45
Tidak Mola Hidatidosa f % 38 14 52
Ste p2
Mola Hidatidosa F %
73 27 100 p = 0,042
28 24 52
53,8 46,2 100
0,39
0,18
0,84
0, 82
P
0,2 28 0,0 16 0, 014
Sumber data: Data sekunder 2011-2015, diolah 2016
Tabel 4 menunjukkan bahwa secara
Sumber data: Data sekunder 2011-2015, diolah 2016
Dari tabel 2 menunjukkan ada hubungan antara paritas dengan kejadian mola hidatidosa di RSUD Cilacap tahun 2011-
sosio
ekonomi
0,393) merupakan faktor determinan yang mempengaruhi kejadian mola hidatidosa di RSUD Cilacap Tahun 2011-2015.
2015 (p = 0,042 < α = 0,05).
C. Hubungan
statistik variabel usia (p = 0,014; OR =
dengan
Jurnal Kesehatan Al-Irsyad (JKA), Vol. IX, No. 1. Maret 2016
20
Hasil penelitian ini juga sejalan dengan
PEMBAHASAN 1. Hubungan faktor usia dengan kejadian
penelitian yang dilakukan oleh Lailatul yang berjudul “faktor-faktor yang berhubungan
Mola Hidatidosa Hasil uji chi square menunjukkan ada
dengan terjadinya Mola hidatidosa di RSUP
hubungan yang bermakna antara faktor usia
Kariadi Semarang” menyatakan proporsi ibu
ibu dengan kejadian mola hidatidosa di
hamil dengan mola hidatidosa terbanyak pada
RSUD Cilacap Tahun 2011-2015 ( p = 0,047
usia berisiko yaitu 62,8%, hasil analisis
< = 0,05). Berdasarkan nilai OR = 0,45
dengan chi-square didapatkan nilai ρ = 0,021
dapat dinyatakan bahwa usia ibu merupakan
< α = 0,05 yang berarti ada hubungan antara
faktor risiko terjadinya mola hidatidosa. Ibu
usia dengan kejadian mola hidatidosa.
hamil pada kelompok usia berisiko 0,45 kali
2. Hubungan
lebih besar mengalami mola hidatidosa dibandingkan
dengan
ibu
hamil
faktor
paritas
dengan
kejadian mola hidatidosa Hasil uji chi square menunjukkan ada
pada
hubungan yang bermakna antara faktor
kelompok tidak berisiko. Menurut Martini (2008) pada wanita
paritas ibu dengan kejadian mola hidatidosa
yang berumur di bawah 20 tahun rentan
di RSUD Cilacap Tahun 2011-2015 ( p =
menghadapi kehamilan mola hidatidosa atau
0,042 < = 0,05). Berdasarkan nilai OR =
hamil anggur, karena alat reproduksi belum
0,45 dapat dinyatakan bahwa paritas ibu
siap untuk dibuahi dan insidennya 4-10 kali
merupakan faktor risiko terjadinya mola
dari mereka yang usianya 20-35 tahun.
hidatidosa. Ibu hamil pada kelompok paritas
Sedangkan
yang
menjelang
awal
atau
akhir
berisiko
0,45
kali
lebih
besar
reproduksi seorang wanita terdapat frekuensi
mengalami mola hidatidosa
mola hidatidosa yang relatif tinggi dalam
dengan ibu hamil pada kelompok paritas
kehamilan dikarenakan ovum lebih rentan
yang tidak berisiko.
terhadap fertilisasi yang abnormal, biasanya terjadi
gangguan
meosis
yang
dibandingkan
Hasil penelitian ini sesuai dengan teori
dapat
yang menyatakan bahwa ibu dengan paritas
mengakibatkan terjadinya mola hidatidosa.
tinggi memberikan gambaran tingkat kehamilan
Efek usia yang paling menonjol terlihat pada
yang banyak, dapat mengakibatkan berbaga
wanita yang melebihi usia 35 tahun, yaitu
risiko kehamilan termasuk mola hidatidosa,
frekuensi relatif kelainan tersebut 10 kali
semakin banyak jumlah kelahiran yang dialami
lebih besar dibandingkan pada usia 20-35
seorang wanita semakin tinggi risikonya untuk
tahun.
mengalami komplikasi. Hal ini disebabkan karena secara fisik jumlah paritas yang tinggi
Jurnal Kesehatan Al-Irsyad (JKA), Vol. IX, No. 1. Maret 2016
21
mengurangi kemampuan uterus sebagai media
dengan keadaan sosio ekonomi rendah maka
pertumbuhan janin. Kerusakan pada pembuluh
akan memenuhi zat-zat gizi yang diperlukan
dinding uterus mempengaruhi sirkulasi nutrisi
tubuh
ke janin dimana jumlah nutrisi akan berkurang
gangguan
dibandingkan kehamilan sebelumnya. Hal ini
perkembangan janinnya.
dapat menimbulkan komplikasi yang dapat
kurang
sehingga
dalam
mengakibatkan
pertumbuhan
dan
Tidak adanya hubungan antara sosio
memicu terjadinya mola hidatidosa (Satria,
ekonomi
ibu
dengan
kejadian
mola
2011).
hidatidosa ini juga dikarenakan ada faktor-
Hasil penelitian ini sejalan dengan
faktor lain yang lebih kuat mempengaruhi
Lailatul yang menyatakan ada hubungan
terjadinya mola hidatidosa seperti paritas dan
antara paritas ibu hamil dengan kejadian
usia kehamilan yang terlalu ekstrim. Jadi,
mola hidatidosa dengan nilai p = 0,010.
kejadian mola hidatidosa tidak dipengaruhi
3. Hubungan faktor sosio ekonomi dengan
oleh sosio ekonomi saja, meskipun ibu dengan sosio ekonomi rendah.
kejadian mola hidatidosa Hasil uji chi square menunjukkan tidak ada hubungan yang bermakna antara faktor sosio
ekonomi
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
hidatidosa di RSUD Cilacap Tahun 2011-
secara statistik variabel usia (p = 0,049; OR
2015 ( p = 0,752 > = 0,05). Berdasarkan
= 2,224) merupakan faktor determinan yang
nilai OR = 1,000 dapat dinyatakan bahwa
mempengaruhi kejadian mola hidatidosa di
sosio ekonomi merupakan faktor risiko
RSUD Cilacap Tahun 2011-2015. Hasil
terjadinya mola hidatidosa. Ibu hamil dengan
penelitian ini sejalan dengan penelitian
keadaan sosio ekonomi rendah berisiko 1,000
Martini (2008) tentang
kali lebih besar mengalami mola hidatidosa
didapatkan bahwa adanya usia berisiko ( <
dibandingkan dengan ibu hamil dengan sosio
20 tahun dan > 35 tahun) mempunyai resiko
ekonomi tinggi.
4-10 kali lebih besar untuk terjadi mola
penelitian
ini
kejadian
dengan kejadian mola hidatidosa
mola
Hasil
dengan
4. Faktor determinan yang berhubungan
tidak
sejalan
dengan teori yang disampaikan oleh Satria (2011)
bahwa
mola
hidatidosa
mola hidatidosa
hidatidosa dibandingkan dengan usia yang tidak beresiko.
banyak
ditemukan pada sosio ekonomi rendah.
KESIMPULAN
Dalam masa kehamilan keperluan akan zat
Faktor ibu yang mempunyai pengaruh
gizi meningkat. Hal ini diperlukan untuk
dengan mola hidatidosa adalah usia ibu.
memenuhi kebutuhan perkembangan janin,
Sedangkan
Jurnal Kesehatan Al-Irsyad (JKA), Vol. IX, No. 1. Maret 2016
faktor-faktor
yang
tidak 22
mempunyai pengaruh adalah paritas dan sosio ekonomi ibu.
UCAPAN TERIMA KASIH Penulis
mengucapkan
terimakasih
kepada para perawat dan bidan di ruang rawat maternitas RSUD Cilacap yang telah banyak membantu dalam proses pengambilan data
sehingga
penelitian
ini
dapat
diselesaikan dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. 2014. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta Caragih, N. 2013. Pengertian Karakteristik Secara Umum diakses dari: http://www.trendilmu.com/2015/06/pe ngertian-karakteristik secaraumum.html Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Tengah. 2009. Profil Kesehatan Jawa Tengah Tahun 2009. Semarang: Dinkes Prop. Jateng Hidayat AAA. 2009. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data. Jakarta : Salemba Medika Iskandar, H. 2009. Gambaran Angka Kejadian Mola Hidatidosa di RSUD Labuang Baji Makassar Periode Januari – Desember 2008, http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/1 21/jtptunimus-gdl-iskandar-6020-3babii.pdf Lubis, A. 2011. Hubungan Antara Riwayat Persalinan Preterm dengan Kejadian Persalinan Preterm, diakses dari http://www.academia.edu/6063042/ Mansjoer, A. dkk., 2007. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Media Aesculaplus Manuaba, Ida Ayu Chandanita, Ida Bagus Gde Fajar Manuaba dan Ida Bagus Gde
Manuaba. 2009. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita Edisi 2. Jakarta : EGC . 2012. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB. Jakarta : EGC Martini, A. 2009. Gambaran Angka Kejadian Mola Hidatidosa Di Rsud Labuang Baji Makassar Periode Januari–Desember 2008, diakses dari http://www.scribd.com/doc/120230036 /Kejadian-Mola-Hidatidosa-di-RsudLabuang-Baji-Makassar#scribd Monga, A. 2006. Gynaecology By Ten Teachers, dikses dari : http://medicallibrary90.wikispaces.com /file/view/Self+Assessment+by+Ten+T eachers+EMQS+MCQS+SAQS+and+ OSCES+in+Obstetrics+amp+Gynaec ology.pdf Norma, N & Dwi, M. 2013. Asuhan Kebidanan Patologi. Yogyakarta: Nuha Medika Notoatmodjo S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Pambudi, MKI. 2011. Hubungan Karakteristik Responden Dengan Motivasi Untuk Berobat Herbal Di Klinik Herbal Insani Depok Tahun 2011, diakses dari : http://library.upnvj.ac.id/index.php?p=s how_detail&id=7645 Ratnaningsih, E. & Astuti, NT. 2010. Gambaran Karakteristik Ibu Hamil, Tingkat Pengetahuan serta Sikap terhadap Asupan Gizi Ibu Hamil di Rumah Sakit Panti Wilasa ”Citarum” Semarang, Jurnal Kebidanan Panti Wilasa, Vol. 1 No. 1, Oktober 2010, diakses dari : http://ejurnal.akbidpantiwilasa.ac.id/ index.php/kebidanan/article/download/ 5/4 Reeder, Martin & Griffin. 2011. Keperawatan Maternitas Kesehatan Wanita, Bayi dan Keluarga Volume 2 Edisi 18. Jakarta: ECG Saifuddin, AB. 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Jurnal Kesehatan Al-Irsyad (JKA), Vol. IX, No. 1. Maret 2016
23
Saryono. 2008. Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta : Mitra Cendikia Offset Sarwono, J. 2010. Pengolahan dan Analisa Data, diakses dari : http://www.psend.com/users/jsarwono/ bab15.html Satria, 2011 Gambaran Angka Kejadian Mola Hidatidosa di RSUD Tenriawaru Kelas B Kab. Bone Tahun 2008-2010, diakses dari : http://akbid-batari-tojawatampone.co.id/2011/02/gambaranangka-kejadian-mola-hidatidosa.html Simbolon, YW. 2013. Laporan Kasus: Mola Hidatidosa, diakses dari : https://xa.yimg.com/kq/groups/814819 44/2132130294/name/YW+Lapsus+mo la+hidatidosa+Mentawai.pdf Sisca,L. 2013. Mola Hidatidosa/ Hamil Anggur, diakses dari : https://dokterbagus.wordpress.com/201 3/08/23/mola-hidatidosa hamil- anggur/ Sofian, A. 2012. Sinopsis Obstetri Jilid 1. Jakarta : EGC Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfa Beta Varney, H.. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4 Volume 2. Jakarta : EGC Yahya, MC. 2014. Mola hidatidosa, diakses dari : http://www.jevuska.com/2014/02/12/m ola-hidatidosa/
Yulaikah, S. & Novika, VJ. 2010. Karakteristik Ibu Bersalin Dengan Episiotomi Di Rumah Bersalin Marga Waluya Surakarta Periode 1 Januari 2008-31 Desember 2009 http://jurnal.akbidmu.ac.id/index.php/jurnalmus/article/ download/79/62 Reeder, Martin, 2011.Keperawatan Komunitas: Kesehatan Wanita, Bayi dan Keluarga, jilid 2.Jakarta: EGC Fitriyani. 2012.Gambaran ibu dengan mola hidatidosa di RSUD Sekarwagi 2012 diakses dari: http://www.library.gunadarma.ac.id/rep ository/view/3774899/gambaran-ibudengan-mola-hidatidosa-di-rsudsekarwangi 2012.html/ Sarah Damongilala.2015. PROFIL MOLA HIDATIDOSA DI BLU RSUP PROF. DR.R.D. KANDOU MANADO diakses dari:http://download.portalgaruda.org/a rticle.php?article=332537&val=1001&t itle=PROFIL%20MOLA%20HIDATI DOSA%20DI%20BLU%20RSUP%20 PROF.%20DR.%20R.%20D.%20KAN DOU%20MANADO
Jurnal Kesehatan Al-Irsyad (JKA), Vol. IX, No. 1. Maret 2016
24