Experience World-Class Education in Indonesia
January '15
Business Presentation
DUA HARI YANG MENENTUKAN Rabu (10/12) pagi itu Bryan Kemilau tampil semangat. Ia dan tim-nya memaparkan gagasan tentang WUPU, singkatan dari What’s Up on Podomoro University. WUPU ini adalah website yang berisi berbagai informasi yang dibutuhkan bagi mahasiswa Podomoro University (PU), orang tua dan stakeholders. Gagasan Bryan dan tim-nya kali ini memang berbeda sekali dengan yang ia paparkan pada dua minggu lalu. Saat itu, dalam paparan feasibility business di akhir November 2014, Bryan dan tim-nya menawarkan gagasan tentang Jurnalism Club. Gagasan ini mendapat tanggapan yang cukup tajam oleh Dewan Juri, terutama dari sisi kelayakan bisnisnya. Mungkin karena masukan itulah Bryan dan tim-nya kemudian menawarkan gagasan baru, WUPU. Gagasan kali ini disambut positif oleh Dewan Juri.
Bryan Kemilau saat presentasi Foto: Matt Junior
Usai presentasi bisnis oleh Bryan dan tim, giliran kelompok lain yang memaparkan ide-ide bisnisnya. Presentasi kedua tentang Organic Food Store yang dibawakan oleh Marilyn dan kawan-kawan. Lalu, paparan dari Lets Talk, sebuah komunitas dialog yang bertujuan meningkatkan kemampuan bahasa Inggris yang dipresentasikan oleh Nel Darmo dan tim. Sesi berikutnya adalah presentasi bisnis dari BEP Café yang paparannya disampaikan oleh Richard Owada dan kawan-kawan.
Itulah presentasi bisnis untuk sesi Rabu pagi. Untuk setiap sesi, masing-masing kelompok mendapat jatah waktu 20 menit, termasuk tanya jawab. Selama waktu itulah mereka harus mampu meyakinkan Dewan Juri tentang kelayakan presentasi bisnisnya. Rabu pagi itu, presentasi sesi pagi berakhir saat jeda istirahat makan siang. Presentasi berikutnya dilanjutkan oleh empat tim lainnya, usai makan siang. Esok harinya, Kamis, presentasi bisnis juga dilakukan oleh delapan tim lainnya.
KETEGANGAN MENINGKAT Rabu dan Kamis memang menjadi hari yang menentukan bagi seluruh mahasiswa PU. Selama dua hari
kemampuan mereka dalam menyerap materi kuliah Thinking & Acting Like an Entrepeneurial Leader (TAEL) diuji. Bukan lewat teori, tetapi praktek langsung. Hari itu mereka mesti melakukan presentasi bisnis di hadapan Dewan Juri dan tempat yang berbeda. Dua minggu sebelumnya, pada 26-27 November 2014, seluruh mahasiswa kuliah TAEL memaparkan feasibility business-nyadi ruang 501 kampus PU. Saat itu paparan mereka mendapat penilaian dan masukan dari Dewan Juri, yang terdiri dari para dosen dan staf PU, seperti Dea Prasetyawati, Nuri Hermawan, Ardiansyah, Seng Hansen, Wahyu Indrio dan JB Soesetiyo. Lalu, selama dua minggu mereka harus memperbaiki feasibility business-nya sesuai masukan juri. Setelah itu tiba waktunya mereka mempresentasikan kembali rencana bisnisnya. Mungkin inilah yang membuat ketegangan sebagian mahasiswa meningkat. Pertama, presentasi kali ini dilakukan di depan tim juri yang berbeda. Mereka adalah Jony Haryanto (Kepala Prodi Entrepreneurship), Prof. Ignacio de la Vega (Profesor Entrepreneurship dari Babson Global), Dea Prasetyawati (Kepala Prodi Bisnis Hotel), serta dosen dan staf PU Nuri Hermawan, Ardiansyah, Liza Nelloh dan Wahyu Indriyo. Kedua, presentasi bukan dilakukan di ruang 501 kampus PU, melainkan di ruang rapat jajaran pimpinan Grup Agung Podomoro di lantai 46 Menara APL. Mengapa perlu pindah ruang? Dea Prasetyawati, salah satu Dewan Juri mengungkapkan, “Itu sengaja kami lakukan agar mahasiswa merasakan suasana presentasi yang lebih formal. Situasi semacam itulah yang kelak mereka hadapi ketika melakukan presentasi bisnis.”
Dewan Juri business presentation Foto: JBS
Acara presentasi selama dua hari itu terbagi dalam dua sesi. Sesi pagi dimulai pada jam 10.00-12.00. Setelah istirahat makan siang, acara dilanjutkan mulai jam 13.00-15.00. Ikut menyaksikan acara presentasi, Prof.Dr. Muljono (Wakil Rektor PU), Serian Wijatno (Wakil Ketua Yayasan Pendidikan Agung Podomoro), serta beberapa staf PU lainnya.
DUA KRITERIA Ada dua kriteria utama yang menjadi penilaian Dewan Juri. Pertama, soal business plan yang diberi bobot 50%. Aspek business plan ini terbagi lagi dalam empat sub kriteria, yakni konsep bisnis, keunikan dan keunggulan kompetitif, bauran marketing, serta biaya start up dan perencanaan keuangannya. Kedua, kemampuan dalam melakukan presentasi (Presentation Abilities) yang juga berbobot 50%. Di dalam aspek ini juga ada empat kriteria, yakni artikulasi dan grooming, kemampuan menjual, relevansi dari materi, dan kemampuan menangani tanya jawab. Hasilnya? Ada delapan business plan yang dinilai layak oleh dewan juri. Mereka, di antaranya, WUPU, Let’s Talk, dan beberapa lainnya. Pada kegiatan perkuliahan TAEL 2 semester mendatang, mereka mulai akan mengeksekusi business plan-nya menjadi aktivitas bisnis. Lalu, ada empat grup lainnya yang dinilai juri potensial, yakni Organic Living, BEP, Burger House dan Definest. Hanya mereka masih perlu mempertajam gagasan bisnisnya di bawah bimbingan para mentor. Selamat kepada tim-tim yang berhasil lolos ke tahap berikutnya.
***
Inspiration Idol
LEBIH SEDERHANA, LEBIH MEMIKAT “Apa keinginan terbesar Mbak untuk saat ini?” “Keinginan ya mudah-mudahan anak-anak saya bisa sukses. Cuma kalau melihat para mahasiswa disini saya suka iri. Mudah-mudahan anak-anak saya bisa seperti itu. Bisa kuliah. Itu motivasi saya dalam bekerja. Anak-anak saya tidak boleh kalah dengan anak-anak yang lain.” “Dengan gaji Mbak sekarang, apakah cukup untuk kebutuhan sehari-hari?” “Manusia itu tidak ada cukupnya. Tapi, itu semua tergantung kita. Kuncinya adalah bukan uang yang mengatur kita, tetapi kitalah yang mengatur uang.”
Henny (kanan) saat mewawancarai Falah Sumber: YouTube
“Apakah Mbak akan terus memperjuangkan anakanak Mbak?” - “Pasti, sampai kapan pun.” Itulah cuplikan dialog antara Henny Stevany, mahasiswa Program Studi Akuntansi, dengan Falah, 37 tahun, ibu dua orang anak, yang sehari-hari bekerja sebagai petugas cleaning service di PU. Dialog itu dapat disaksikan di www.youtube.com. Ketik saja kata kunci “Inspiration Idol Podomoro University.” Di sana ada beberapa video berisi wawancara mahasiswa PU dengan sejumlah tokoh yang mereka anggap memberi inspirasi. Di antaranya, dialog antara Falah dengan Henny tadi. Video yang diunggah di youtube tersebut adalah bagian dari mata kuliah Creative Thinking & The Power of Simplicity (CTPS). Video Henny tersebut oleh para juri, yang terdiri dari dosen-dosen PU, dinilai sebagai salah satu yang terbaik.
Rudy Socrates
Sumber: thelifeofsocrates.blogspot.com
Menurut Rudy Socrates, dosen CTPS, melalui pembuatan video tersebut, para mahasiswa diajar tentang simplicity, yakni bagaimana membuat segala sesuatu menjadi lebih sederhana dan mudah dipahami. Kemampuan seperti itulah yang mesti tercermin dari video tersebut, mulai sejak para mahasiswa melakukan wawancara, proses editing sampai hasil jadinya. “Dari hasil videonya akan tercermin apakah para mahasiswa mampu melakukan creative thinking, berpikir secara kreatif. Sementara, melalui proses pembuatannya, mahasiswa akan belajar tentang the power of simplicity,” papar Rudy. Kemampuan seperti ini jelas perlu dimiliki bukan saja oleh para pengusaha, tetapi juga para karyawan. Dan, kita semua.
*** Perpustakaan
GELAR PAMERAN BUKU Bagian perpustakaan menggelar pameran buku di Kampus Podomoro Universitas (PU), di Menara APL, Jl. Letjen S. Parman, Jakarta Barat. Sri Sulastri, Kepala Perpustakaan, menegaskan, “Semua buku yang ada di pameran kali ini adalah buku-buku terbaru.” Beberapa penerbit asing ikut dalam pameran ini. Mereka, antara lain, McGraw-Hill’s, Wiley, Pearson dan Gale. Buku-buku yang dipamerkan kebanyakan cocok untuk materi perkuliahan. Pameran Buku di Library Podomoro University Foto: JBS
Prof. Dr. Muljono, Wakil Rektor PU, dalam sambutan pembukaan pameran berharap, “Semoga pameran ini bisa dilakukan secara periodek. Setiap enam bulan atau setahun sekali, sehingga para dosen dan mahasiswa selalu ter-update dengan buku-buku baru.”
Prodi MRK
KIAT SUKSES JADI MANAJER PROYEK Jumat (18/12) Program Studi (Prodi) Manajemen & Rekayasa Konstruksi (MRK) seminar bertopik “Successful Project Management”. Pembicara utama dalam seminar tersebut adalah Paul Christian Ariyanto, Project Director PT Agung Podomoro Land (APL) Tbk. Kata Paul, ada tiga kiat utama untuk menjadi manajer proyek yang sukses, yakni skill (menyumbang sekitar 30% dari seluruh kemampuan kita), pengalaman (menyumbang 40%), dan perilaku atau attitude (30%). Dalam paparannya, Paul menekan betul pentingnya attitude. Katanya, “Meski kita punya talenta dan pintar, kalau attitude-nya jelek juga bakal gagal. Meski lulus cum laude, kalau attitude-nya jelek juga tidak bakal diterima pasar.”
Paul Christian Ariyanto Foto: Matt Junior
Selain itu, Paul juga memaparkan beberapa kesalahan yang biasanya dilakukan oleh seorang project manager. Ungkap Paul, “Dia one man show, tidak memahami permasalahan, skill-nya tidak memadai, dan tidak berani mengambil keputusan.”
Prodi Bisnis Hotel
LAKUKAN PENGABDIAN MASYARAKAT DI BINTARO “Halo, ini siapa ya? Mau bicara sama siapa?”
Dea memberikan paparan di Bintaro
Kalimat seperti itu, kalau diucapkan asisten rumah tangga (RT) dengan nada khas suatu daerah di Jawa Tengah, mungkin terdengar kurang enak. Lebih enak kalau sapaannya adalah, “Selamat siang, ini kediaman Bapak …., ada yang bisa saya bantu?”
Foto: Dok. Paroki St. Regina
Bagaimana membuat asisten RT mampu berdialog seperti itu? Materi itulah yang, antara lain, menjadi topik bahasan program pengabdian masyarakat yang dilakukan oleh Program Studi (Prodi) Bisnis Hotel, Podomoro University, di aula Paroki St. Regina, Bintaro, pada Minggu (14/12). Para pembicara dari Prodi Bisnis Hotel adalah Dea Prasetyawati yang Kepala Prodi, serta dosen-dosen lainnya, yakni Nuri Hermawan, Edvi Gracia, Anton Harianto dan Michael Yadisaputra.
Prodi Arsitektur
BERBAGI PENGALAMAN DARI CAPE TOWN Program Studi Arsitektur menggelar seminar Green Building, Jumat (12/12) di Kampus Podomoro University (PU). Dalam seminar yang dipandu oleh Kepala Prodi Arsitektur, Sani Heryanto, itu tampil sebagai pembicara Yaseri Dahlia Apritasari, dosen Arsitektur PU, Totok Sulistiyanto yang Associate President ASHRAE Indonesia Chapter, dan Prof Tri Harso Karyono, guru besar dan pakar arsitektur. Seminar tersebut membahas tentang kian pentingnya penerapan prinsip-prinsip green building di Indonesia, terlebih setelah pemanasan global yang kian menjadi-jadi. Yaseri Dahlia dalam seminar ini berbagi pengalaman tentang penerapan konsep green building dan penghematan energi di Cape Town, Afrika Selatan. Pada Oktober lalu, Yaseri memang melakukan perjalanan ke kota tersebut. Menurut catatannya, setelah melakukan berbagai upaya, Cape Town ternyata mampu melakukan penghematan energi mulai dari 19% sampai 46%. Indonesia tentu perlu meniru keberhasilan ini. Central Park Mall Lt. 3, Unit 112, Podomoro City Jl. Letjen S. Parman Kav. 28 Jakarta Barat 11510 021 292 00456 podomorouniversity.com