EXECUTIVE SUMMARY 1. TITLE OF RESEARCH : The Mapping and Inventorization of Traditional Batik Designs as A Step of Cultural Heritage in the Attempt of Developing Local Genius-‐Based Artefact at the Industrial Center in The Era of Creative Industry 2. HEAD OF RESEARCH TEAM : Yan Yan Sunarya, SSn., MSn. 3. TEAM MEMBERS : Prof. Dr. Biranul Anas, Dr. Yasraf A. Piliang, MA. Dr. Imam Santosa, MSn., Dr. Achmad Syarief, MSD. Chandra Tresnadi, MDs.; Pasca Susena H., MDs.; Tyar Ratuannisa, SSn. 4. OFFICIAL ADDRESS : FSRD ITB, Bandung, Jawa Barat, e-‐mail:
[email protected] 5. EXTENDED ABSTRACT : As a follow up study that has been conducted concerning developmentr of recent designs, which cannot be separated from the visual culture, and added by the fact of design claiming in the international level, the study of design mapping and inventorization is deemed to be needed seriously in order to achieve a sort of concrete description of craft domain in the creative industry, especially in the area of Traditional Batik. Such a study is a cultural heritage movement in an attempt of developing local genius-‐based artifact in the industrial center of Small and Medium Scale industry, especially to trigger the sector of creative industry in order to increase the economic growth. In anticipating this reality, the researchers team viewed that Traditional Batik as the craft domain of creative industry, has a potential to be developed, since a number of problems are still to be faced by the batik makers. Methodology to be offered are: (a) Building ”the Design Bibliography”; (b) Creating and improving the product models. Goals: (a) Developing the expertise of designing, in the context of producing Traditional Batik; (b) Sharing orientation for developing and changing which takes place among the community, especially that which relates to aspects of design, visual culture and civilization. Success Indicators (Output Targets) Activities PROGRAM PLANNING Mapping and benchmarking in the development of creative industry in Indonesia in the field of design, especially in the domain of Traditional Batik.
Inventorying of potential in the field of design, especially Traditional Batik in the potential territories and regions of West Java
OUTPUT • Enhancement of horizon of thinking, comprehension and knowledge of creative industry in the field of design. • Reporting and field study concerning the possibility to conduct design development for the UKM in the potential territories and regions of West Java Province. • Formulating the concept of design development to be applied in territories and regions such as Bandung, Garut, Tasikmalaya, Cirebon.
LAPORAN AKHIR RISET LPPM ITB 2009
1
OUTCOME • Of the clear comprehension concerning the position of design, especially in the domain of Traditional Batik in the context of creative industry in order to be able to participate in the given domain in accordance with their capacity and interest.
• •
Behavior Analysis of the makers and their work ethics, appropriate skills to be developed. Tool analysis and performance, working environment, social relationship and
Province.
• • RESTRUCTURIZATION The Strategy of Promotion of the Traditional Batik and Development of Integrated Information System for small and medium scale Industrial Sector
•
supporting resources, as well as obstacles of changes advancement. Analysis on possibilities of enhancing the makers’ skills Analysis on natural, cultural and design properties and equity.
Increasing the strategic promotion program through information dissemination, training, researches of development for partnership linkage
•
Growing and developing as well as conserving the social cultural potential of the integrated area.
Pemetaan dan Inventarisasi Desain Batik Tradisional sebagai Langkah Cultural Heritage dalam Upaya Pengembangan Artefak Berbasis Local Genius Sentra Industri UKM dalam Era Industri Kreatif LAPORAN AKHIR PENELITIAN LPPM ITB 2009 Peneliti Utama: Yan Yan Sunarya, SSn., MSn. (*) Anggota: Dr. Imam Santosa, MSn., Dr. Achmad Syarief, MSD. Konsultan: Prof. Dr. Biranul Anas, Dr. Yasraf A. Piliang, MA. Asisten: Chandra Tresnadi, MDs.; Pasca Susena H., MDs.; Tyar Ratuannisa, SSn. (*) E-mail:
[email protected] Sumber Dana: Program Hibah Dikti 2009 Batch II
Sebagai tindak lanjut studi yang telah dilakukan tentang perkembangan desain akhir-akhir ini yang tidak dapat dilepaskan dari perkembangan kebudayaan dalam tataran visual culture, ditambah semakin marak saling klaim kepemilikan desain antarnegara, maka studi pemetaan dan inventarisasi desain dirasakan sangat perlu agar diperoleh gambaran kongkrit mengenai ranah kerajinan pada industri kreatif khususnya dalam bidang Batik Tradisional, sebagai langkah cultural herritage dalam upaya pengembangan artefak berbasis local genius sentra industri UKM, khususnya yang memacu sektor industri kreatif dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Dalam rangka mengantisipasi keadaan tersebut, tim peneliti menilai Batik Tradisional dalam ranah kerajinan industri kreatif, berpotensi dikembangkan, karena banyak kendala yang masih dihadapi pengrajin. Metodologi yang ditawarkan: (a) Membuat ”pustaka” desain; (b) Membuat dan meningkatkan produk percontohan. Tujuannya: (a) Mengembangkan keahlian desain, dalam konteks produk Batik Tradisional; (b) Memberikan orientasi pada perkembangan dan perubahan yang berlangsung di dalam masyarakat, khususnya yang menyangkut aspek-aspek desain, budaya visual dan kebudayaan. Indikator Keberhasilan (Target Capaian) Kegiatan PERENCANAAN PROGRAM
OUTPUT
LAPORAN AKHIR RISET LPPM ITB 2009
OUTCOME
2
Pemetaan dan benchmarking dalam perkembangan industri kreatif di Indonesia dalam bidang desain, khususnya dalam ranah kerajinan Batik Tradisional.
• Peningkatan wawasan, pemahaman dan pengetahuan industri kreatif dalam bidang desain. • Laporan dan studi kelayakan mengenai kemungkinan melaksanakan pengembangan desain bagi UKM daerah potensial di Jawa Barat.
• Memiliki pemahaman yang jelas mengenai kedudukan bidang desain, khususnya dalam ranah kerajinan Batik Tradisional dalam konteks industri kreatif guna mampu berpartisipasi di dalamnya sesuai kemampuan dan interesnya.
Inventarisasi potensi dalam bidang desain, khususnya Batik Tradisional di daerah potensial di Jawa Barat.
•
•
Memformulasikan konsep pengembangan desain yang akan diterapkan pengembangannya di daerah Bandung, Garut, Tasikmalaya, Cirebon.
•
• • RESTRUKTURISASI Strategi Promosi produk Batik Tradisional dan Pengembangan Sistem Informasi Terpadu Sektor Industri Kecil Menengah
•
Meningkatkan program promosi strategis melalui penyebaran informasi, pelatihan, riset pengembangan pembangunan jaringan kemitraan
•
Hasil analisis perilaku dan etos kerja pengrajin, keterampilan yang berpotensi untuk dikembangkan. Hasil analisis peralatan, kinerja alat, suasana kerja, tempat kerja, hubungan sosial dan sumber daya penunjang dan penghambat kemajuan/perubahan. Hasil analisis kemungkinan meningkatkan keahlian pengrajin. Hasil analisis kekayaan alam, budaya, dan desain. Menumbuhkembangkan dan memelihara potensi sosial-budaya daerah terpadu.
Kesimpulan Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya, kajian tentang Pemetaan dan Inventarisasi Desain Batik Tradisional sebagai bagian upaya pengembangan artefak tradisi berbasis kearifan lokal yang dilakukan dalam penelitian ini, dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut: 1. Proses produksi batik tradisional di pulau Jawa pada dasarnya memiliki kesamaan, yaitu melalui 4 (empat) tahapan proses yaitu persiapan, nyungging, nyelup, dan lorod. Proses produksi dalam tahapan ini kemudian dibedakan berdasarkan kebiasaan, pengaruh ekonomi, dan kebutuhan kain batik pada saat diproduksi. Secara umum, teknik rintang warna melalui proses inilah yang dapat diidentifikasi sebagai ciri ke-khas-an tradisi batik Indonesia (khususnya di pulau Jawa) sehingga ia dapat menjadi identitas pembeda dengan teknik dan proses produksi jenis kain lainnya. 2. Produksi batik tradisional di pulau Jawa secara umum terbagi atas 3 (tiga) wilayah produksi, yaitu: LAPORAN AKHIR RISET LPPM ITB 2009
3
a. Wilayah produksi batik tradisional bagian Barat yang meliputi Badui (Banten), Jakarta (Betawi), Tasikmalaya, Garut, Indramayu, dan Cirebon. Di wilayah Barat, daerah utama produksi batik tradisional yang relatif stabil perkembangannya adalah Garut dan Cirebon. b. Wilayah produksi batik tradisional bagian Tengah yang meliputi Tegal, Pekalongan, Batang, Semarang, Kudus, Rembang, Jepara, Troso, Banyumas, Purwokerto, Kebumen, Purworejo, Yogyakarta, Wonogiri, Klaten, Boyolali, dan Solo. Di wilayah Tengah, daerah utama produksi batik tradisional yang relatif stabil perkembangannya adalah Pekalongan, Yogyakarta, dan Solo. c. Wilayah produksi batik tradisional bagian Timur yang meliputi Tuban, Lamongan, Lasem,
Gresik,
Surabaya,
Sidoarjo,
Mojokerto,
Ponorogo,
Tulungagung,
Banyuwangi, dan Madura. Di wilayah Timur, daerah utama produksi batik tradisional yang relatif stabil perkembangannya adalah Lamongan, Lasem, dan Madura. Kain batik tradisional yang diproduksi di masing-masing daerah pada wilayah-wilayah pulau Jawa tersebut memiliki ke-khas-an dan identitas visual yang berbeda satu sama lain, yang antara lain dimunculkan oleh perbedaan aplikasi pola/ragam hias dan warna pada kain. 3. Produksi batik tradisional di wilayah Barat, khususnya di daerah-daerah yang termasuk wilayah administratif Jawa Barat, dapat ditelusuri dan dipetakan hal-hal berikut: 3.1 Berdasar ciri khas dan identitas visual pada batik tradisional, terdapat dua jenis batik tradisional Jawa Barat yaitu jenis batik pesisir (yang diproduksi oleh pengrajin batik Indramayu dan Cirebon) dan batik “pedalaman” (yang diproduksi oleh pengrajin batik Sumedang, Tasikmalaya, Garut, dan Ciamis). 3.2 Secara umum, batik pesisir di wilayah Jawa Barat banyak menunjukkan keterpengaruhan budaya yang lebih beragam dibandingkan batik pedalaman. Akulturasi terhadap keragaman budaya infiltran pada batik pesisir tersebut ditunjukkan oleh visualisasi ragam hias yang merujuk pada simbol dan identitas keHindu-an (misalnya ragam hias sawat, meru, dan garuda), simbol dan identitas keCina-an (misalnya ragam hias burung hong, singa barong, dan lokcan), serta simbol dan identitas ke-Islam-an (misalnya bentukan kaligrafi dan buroq). Sedangkan batik pedalaman di wilayah Jawa Barat banyak menunjukkan adanya keterpengaruhan budaya Jawa seperti yang ditunjukkan oleh penggunaan ragam hias geometrikal LAPORAN AKHIR RISET LPPM ITB 2009
4
(misalnya ragam hias lereng calung, lereng aleuy, dan sidomukti kembang pada batik Garut; kawung peuteuy dan sidomukti payung pada batik Tasikmalaya; serta kawung picis tutul dan rereng jenggot pada batik Ciamis). 3.3 Perkembangan selanjutnya menunjukkan bahwa kain batik pedalaman Jawa Barat (khususnya Tasikmalaya, Garut, dan Ciamis) banyak menggunakan ragam hias nongeometrikal seperti penggunaan ragam hias dengan menggambarkan flora dan fauna disekitarnya pada kain batik Garut maupun penggunaan bentukan abstrak-realistik berupa hewan bersayap dan tumbuhan pada kain batik Tasikmalaya. Hal ini menunjuk-kan bahwa seiring perkembangan jaman, produsen kain batik pedalaman berupaya melakukan “penyesuaian” terhadap aplikasi motif yang menjadi ke-khas-an budaya dan tradisi pada kain batik yang sudah ada selama ini. Menurut amatan peneliti, walaupun proses “penyesuaian” ini lebih banyak didorong motif ekonomi untuk meningkatkan segmentasi pasar konsumen batik namun proses itu ternyata tidak berlangsung secara instan serta dilandasi oleh keinginan “mengembangkan” identitas visual dan estetika kain batik secara lebih luas. Hal ini tampak dari semakin bervariasinya ragam hias dan aplikasi warna pada batik, baik untuk batik pesisir maupun batik “pedalaman”. 3.4 Berdasarkan identifikasi ke-khas-an visual yang ditampilkan, batik tradisional Jawa Barat dapat dipetakan menurut skema ragam hias geometrikal-non geometrikal serta bentukan abstrak-realistik sebagai berikut:
LAPORAN AKHIR RISET LPPM ITB 2009
5
DAFTAR PUSTAKA Buku Djoemena, Nian S. (1986). Ungkapan Sehelai Batik/ Batik: It’s Mystery and Meaning. Jakarta: Penerbit Djambatan. Hasanuddin, Drs., M.Sn. (2001); Batik Pesisiran, Melacak Pengaruh Etos Dagang Santri pada Ragam Hias Batik, Kiblat, Bandung. Hoop, V. D. (1949). Indonische Siermotieven -‐ Ragam-‐ragam perhiasan Indonesia. Uitgegeven Door Het: Koninklijk Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen. Jagad, Sekar. (2006): Batik Ragam Hias Ceplok, Paguyuban Pecinta Batik Indonesia, Yogyakarta. Jagad, Sekar. (2005): Batik Ragam Hias Nitik, Paguyuban Pecinta Batik Indonesia, Yogyakarta. Jagad, Sekar. (2003): Batik Ragam Hias Semen, Paguyuban Pecinta Batik Indonesia, Yogyakarta. Kudiya, Komarudin., S.Psi., M.Ds, Yan Yan Sunarya, dan Chandra Tresnadi. (2005); Motif Batik, Batik & Tenun, Perspektif Industri dan Dagang, DEPPERIN RI, Bandung. Roujen, Pepin van. (1999): Batik Patterns, Shambala Publication, Inc., Singapore. Susanto, SK Sewan S.Teks. (1981); Teknologi Batik seri Soga Batik, Departemen Perindustrian RI-‐Balai Penelitian dan Pengembangan Industri Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Industri Kerajianan dan Batik, Yogyakarta. TMII, Yayasan Harapam Kita dan BP 3. (1997); Indonesia Indah VIII seri Batik, Perum Percetakan Negara Republik Indonesia, Jakarta. Veldhuisen, C. Harmen. (1993); Batik Belanda 1840-‐1940, Pengaruh Belanda pada Batik dari Jawa Sejarah dan Kisah-‐ kisah di Sekitarnya, Gaya Favorit Press, Jakarta. Wastaprema. (1990); Sekaring Jagad Ngayogyakarta Hadiningrat, Wastraprema, Jakarta. Tugas Akhir Sartika, Antje, (1988); Tinjauan Desain Batik Garut, Program Studi Desain Tekstil, FSRD ITB, Bandung. Tesis Pujianto. (1997): Kajian Batik Keraton Surakarta, Program Studi Magister Desain, FSRD ITB, Bandung. Sjafi’I, Achmad. (1999): Simbol Batik pada Rangkaian Ritual Adat Masyarakat Paseseh-‐Madura, Program Studi Magister Desain, FSRD ITB, Bandung. Tresnadi, Chandra. (2009): Perancangan Game Participatory Batik Nitiki, Program Studi Magister Desain, FSRD ITB, Bandung. Trismaya, Nita (2003). Kajian Desain Ragam Hias Batik Indramayu (Pengaruh Ragam Hias Cina pada Ragam Hias Batik). Program Studi Magister Desain, FSRD ITB, Bandung. Katalog LAPORAN AKHIR RISET LPPM ITB 2009
6
Kudiya, Komarudin, H., M.Ds, 2005; Gelar Batik Terpanjang di Dunia 465,5 Meter, Yayasan Batik Indonesia, Jakarta. Kamus, Ensiklopedi Encarta, Microsoft 2006, 1993-‐2005: Encarta Dictionary Tools, Microsoft Corporation. Situs Web http://images.google.co.id/imgres?imgurl=http://diditds.files.wordpress.com/2008/11/pembuat-‐ batik.jpg&imgrefurl=http://diditds.wordpress.com/2008/11/03/batik-‐ ciamis/&usg=___xqPFdEt2N1tpxmBTULjd58DLGc=&h=425&w=283&sz=217&hl=id&start=12&um=1&tbnid=Qw-‐ fsTFRE5D_fM:&tbnh=126&tbnw=84&prev=/images%3Fq%3Dbatik%2Bciamisan%26hl%3Did%26client%3Dfirefo x-‐a%26rls%3Dorg.mozilla:en-‐US:official%26sa%3DG%26um%3D1 -‐ 12 Oktober 2009 http://www.sumedang.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=86&Itemid=27 -‐ 15 November 2009 http://www.indramayukab.go.id/ -‐ 15 November 2009 http://74.125.153.132/search?q=cache:IF-‐U-‐ RK13XsJ:id.wikipedia.org/wiki/Kota_Cirebon+cirebon&cd=3&hl=id&ct=clnk&gl=id -‐ 28 November 2009 http://74.125.153.132/search?q=cache:JZviZIqrZqEJ:id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Ciamis+ciamis&cd=1&hl=id &ct=clnk&gl=id -‐ 28 November 2009 http://74.125.153.132/search?q=cache:v8htOcJoOsMJ:id.wikipedia.org/wiki/Kesultanan_Cirebon+mata+pencahari an+cirebon&cd=2&hl=id&ct=clnk&gl=id -‐ 28 November 2009 http://74.125.153.132/search?q=cache:ibaFid5wAeIJ:www.sumedang.go.id/index.php%3Foption%3Dcom_content %26view%3Darticle%26id%3D62%26Itemid%3D70+mata+pencaharian+penduduk+sumedang&cd=1&hl=id&ct=c lnk&gl=id -‐ 28 November 2009 http://74.125.153.132/search?q=cache:Xvkdf3LxzucJ:id.wikipedia.org/wiki/Petai+petai&cd=1&hl=id&ct=clnk&gl= id -‐ 29 November 2009 http://74.125.153.132/search?q=cache:WvvfgYTDsAoJ:id.wikipedia.org/wiki/Singkong+daun+singkong&cd=2&hl= id&ct=clnk&gl=id -‐ 29 November 2009 http://id.wikipedia.org/wiki/Kencur#Pemerian -‐ 29 November 2009
LAPORAN AKHIR RISET LPPM ITB 2009
7