J E M B A T A N
Exclusive: Ini Dia Sang Juara Tahun 2013 Hal 4-9
R E F O R M A S I
P E N G A D I L A N
P A J A K
Artikel Pilihan Redaksi: Pengadilan Pajak Butuh Unit Front Office
Reportase Sosialisasi Pengadilan Pajak di Jakarta
Hal 26
Hal 22-23 TC Media Edisi 64 | Tahun VII
Editorial
Editorial edisi 64 Prestasi
3
Ini Dia Sang Juara Tahun 2013
4
Juara Tanpa Piala
10
Bagaimana Menyikapi Promosi dan Mutasi Secara Bijaksana
12
Tunggakan Putusan Pengadilan Pajak
14
Sepotong Cerita Tanpa Judul
16
Mendulang Pelajaran Dari Ibadah Umrah
18
Studi Banding di Istana Semut
20
Memberi Keadilan dan Kepastian Hukum Dalam Penyelesaian Sengketa Pajak
22
Resensi: Tatkala Shakespeare Menjawab Tentang Persoalan Hidup
24
Pengadilan Pajak Butuh Unit Front Office dan Layanan Informasi Yang Representatif dan Handal
26
Sepi Menambah Asa, Memotivasi karsa
28
Daftar Nama Kuasa Hukum (Bagian 2)
31
Statistik
32
Sekretariat Pengadilan Pajak dapat dikunjungi di: Gedung Sutikno Slamet Jl. dr Wahidin no. 1 Jakarta Pusat Situs: www.setpp.depkeu.go.id; Surel:
[email protected]; Pusat SMS: 0813 8033 3333 No Telp: Inter 8256 (021) 34357256
2
TC Media Edisi 64 | Tahun VII
Tema TC Media edisi kali ini adalah prestasi. Prestasi dapat diartikan sebagai pencapaian positif dari usaha yang dilakukan terhadap sebuah kegiatan dan tujuan. Ada beberapa alasan dan tujuan kenapa orang ingin berprestasi. Prestasi tidaklah mudah untuk diraih, banyak halangan, rintangan, dan pengorbanan yang menyertainya. Perlu kerja keras, kesungguhan, dan kegigihan. Di dunia kerja, biasanya prestasi diukur dengan tercapainya target kerja. Di Kementerian Keuangan prestasi diukur diantaranya dengan capaian IKU (Indikator Kinerja Utama). Di Pengadilan Pajak juga telah dibudayakan kompetisi. Hakim, Panitera Pengganti, Pembantu SP, dan Pelaksana diukur kinerjanya melalui produktivitas penyelesaian putusan. Capaiannya akan diberikan penghargaan dan pengakuan sebagai yang berprestasi. Terkait dengan prestasi tersebut, TC Media juga menyajikan artikel tentang kebijakan promosi dan mutasi. Beberapa waktu yang lalu, Sekretaris Jenderal Kementerian Keuangan telah melantik empat orang pejabat Eselon III yang akan bertugas sebagai Sekretaris Pengganti (SP) dan Panitera Pengganti dan empat belas orang pejabat Eselon IV yang akan mengisi posisi jabatan Kepala Subbagian dan Pembantu SP yang kosong. Ada yang promosi dan ada pula yang mutasi. Dalam setiap kebijakan promosi dan mutasi tentu akan ditanggapi secara beragam. Ada yang senang dan ada yang kecewa. Hal itu lumrah dan manusiawi. Kesimpulan yang mungkin dapat kita ambil dari tulisan ini adalah kebijakan promosi dan mutasi merupakan kewenangan dan hak prerogatif dari Pimpinan. Jabatan bukanlah hak, akan tetapi kepercayaan atau amanah dari Pimpinan. Jabatan yang kita sandang pada akhirnya akan kita pertanggung jawabkan, bukan hanya kepada Pimpinan atau orang yang melantik, namun juga kepada Tuhan yang Mahakuasa. Dalam edisi kali ini, TC Media juga menyajikan artikel-artikel inspiratif seperti artikel yang berjudul Arti Anak bagi Kita, Mendulang Pelajaran dari Ibadah Umroh, ada juga cerita fiksi yang berjudul Studi Banding di Istana Semut, dan masih banyak artikel lainnya dalam edisi kali ini yang menarik untuk dibaca. Selamat membaca.
Redaktur
Pengarah: Sekretaris Pengadilan Pajak Penanggung Jawab: Wakil Sekretaris Pengadilan Pajak Redaktur: M. Adnan Abdullah Penyunting: Asnidar, Hendaryati, Tin Wajiroh Tata Letak dan Fotografi: Faisal, Salman Alfarisi, Hari Dwi Wahyono, Marsal Fajar Pamungkas Sekretariat: Ahmad Hakam Roghieb, Hotma Lumban Tobing, Sasvia Julia Tunggadewi, Rio Mardianto Putra, Robby Sumanta, Yulita, Heru Nugroho, Karna Alamat Redaksi: Gedung Sutikno Slamet Kementerian Keuangan Lt. 6, Jl. Dr Wahidin No. 1 Jakarta Pusat; Redaksi menerima tulisan dari seluruh pegawai dan hakim Pengadilan Pajak. Tulisan yang dimuat akan mendapatkan honorarium dengan jumlah yang pantas.
Fokus
Prestasi Prestasi dapat diartikan sebagai pencapaian positif dari usaha yang dilakukan terhadap sebuah kegiatan dan tujuan. Prestasi merupakan pencapaian yang baik, yang bagus, dan yang dapat dibanggakan. Biasanya orang tua mengingatkan anaknya untuk rajin belajar agar dapat meraih prestasi di sekolah. Prestasi yang dimaksud pada umumnya adalah mendapat nilai baik dan menjadi juara kelas bahkan juara umum. Sejatinya prestasi tidak terbatas pada anak-anak ataupun pendidikan akademik di sekolah. Prestasi muncul menjadi milik siapapun dan di bidang apapun, semua orang ingin berprestasi. Seorang pelajar ingin meraih prestasi belajar. Seorang olahragawan ingin meraih prestasi olahraga. Tak terkecuali pegawai atau pekerja, tentu ingin meraih prestasi kerja. Ada beberapa alasan dan tujuan kenapa orang ingin berprestasi. Pertama adalah motif mendapat pengakuan dan penghormatan. Seorang olahragawan yang menjuarai sebuah turnamen, ia akan diakui dan dihormati sebagai seorang olahragawan hebat dan berprestasi oleh kompetitornya. Seorang pelajar yang menjadi juara kelas akan diakui temanteman dan gurunya. Kedua tentu saja motif finansial. Seorang olahragawan yang berprestasi, akan mendapat hadiah besar, belum lagi bonus dari sponsor. Seorang karyawan berprestasi akan mendapat promosi dengan cepat dan bonus finansial dari atasannya. Prestasi tidaklah mudah untuk diraih, banyak halangan, rintangan, dan pengorbanan yang menyertainya. Perlu kerja keras, kesungguhan, dan kegigihan. Perlu motivasi besar dan kemauan yang kuat untuk meraihnya. Prestasi juga membutuhkan konsistensi (tetap dan terus menerus). Pencapaian sekejap tidak akan membekas dan belum mencapai tujuan berprestasi. Seorang anak juara kelas hanya sekali saja lalu belajarnya tidak giat lagi dan 'menghilang' dari daftar juara, maka ia belum diakui sebagai anak hebat. Seorang olahragawan menunjukkan pencapaian bagus cuma sekali-sekali saja, belum akan diakui sebagai olahragawan hebat. Kita ambil contoh di dunia olahraga, mungkin sedikit yang kenal nama Sergiy Stakhovsky, petenis 27 tahun dari Ukraina berperingkat 92 dunia. Seketika namanya mencuat saat mampu mengalahkan Juara Grand Slam 17 kali, Roger Federer, pada babak kedua turnamen Wimbledon Tahun 2013 lalu. Tidak ada yang menyangkanya, itu merupakan pencapaian bagus dan besar buatnya. Namun setelah itu, belum ada lagi pencapaian besar yang diraihnya. Prestasi yang bagus tapi tidak disertai konsistensi, sehingga belum ada pengakuan untuknya sebagai petenis besar berprestasi dunia. Atau mungkin masih ada yang ingat Erick Djemba Djemba,
pesepakbola yang digadang-gadang mampu memberi kontribusi besar setelah kepergian David Beckham dari Manchester United, ternyata gagal meraih prestasi seiring menurunnya pencapaiannya. Sehingga dia tidak mendapat pengakuan sebagai pesepakbola dengan nama besar di klub itu. Lalu bandingkan dengan Cristiano Ronaldo, mungkin semua yang suka sepakbola tahu dengan nama ini. Motivasi dan kerja kerasnya yang terus-menerus menghasilkan prestasi besar bersama klubnya itu, sehingga dia mendapat pengakuan dan penghormatan sebagai olahragawan berprestasi dunia. Hal-hal diatas menunjukkan kepada kita bahwa prestasi dapat diraih dengan persyaratan-persyaratan tertentu. Tidak semudah membalik telapak tangan, perlu motivasi dan kerja keras, dan melalui proses yang melelahkan. Tapi ada kebahagiaan dan kebanggaan tak terkira setelah meraihnya. Di dunia kerja, biasanya prestasi diukur dengan tercapainya target kerja. Pada dasarnya setiap pegawai ingin menunjukkan prestasi. Pada perusahaan waralaba khususnya divisi marketing, biasanya prestasi diukur dari banyaknya produk yang terjual dan banyaknya konsumen yang didapat. Di kantor kita, prestasi dapat diukur dari beberapa hal, terutama tentu dari IKU (Indikator Kinerja Utama). Kementerian Keuangan sebagai inisiator reformasi birokrasi institusi publik menggunakan metode BSC (Balanced Score Card) untuk mengelola kinerjanya sejak tahun 2007 untuk level menteri dan eselon I. Kemudian diturunkan (cascade) sampai ke level eselon II pada pertengahan 2008 sampai 2009, terus diturunkan untuk level eselon III sampai dengan level pelaksana pada tahun 2010 melalui Keputusan Menteri Keuangan (KMK) Nomor 12/KMK.01/2010 tentang Pengelolaan Kinerja di Lingkungan Departemen Keuangan, yang disempurnakan dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 454/KMK.01/2011 tentang Pengelolaan Kinerja di Lingkungan Kementerian Keuangan. Sejalan dengan hal diatas, di Pengadilan Pajak, saat ini pimpinan telah membudayakan semacam kompetisi di lingkungan kerja. Pejabat/pegawai/majelis diukur kinerjanya melalui produktivitas putusan, untuk kemudian diberikan reward dan mendapat pengakuan sebagai yang berprestasi. Pengakuan dan reward, sekecil atau sesederhana apapun itu, setidaknya dapat memberikan kebanggaan dan kebahagiaan bagi yang berprestasi. Pencapaian prestasi diharapkan dapat meningkatkan motivasi dan kepuasan kerja pegawai serta membantu tercapainya kinerja organisasi. Selamat bekerja dan selamat berprestasi untuk kita semua. Rio MP
TC Media Edisi 64 | Tahun VII
3
Fokus
Ini Dia Sang Juara Tahun 2013 Pada rapat pembinaan bagi para Hakim, Sekretaris, Wakil Sekretaris dan para Sekretaris Pengganti yang diadakan pada awal tahun 2014, Ketua Pengadilan Pajak menjelaskan hasil pencapaian kinerja Pengadilan Pajak secara umum. Kemudian Wakil Ketua Bidang III menjelaskan perincian prestasi setiap majelis. Dimulai dari majelis dengan kinerja terendah hingga puncaknya adalah disebutkan 3 majelis terbaik kamar bea cukai dan 5 majelis terbaik kamar pajak. Ini dia daftar rinciannya:
Majelis terbaik kamar pajak Ranking 1 : Majelis I B, produksi putusan sebanyak 236 (capaian 94.02%) Ranking 2 : Majelis I A, produksi putusan sebanyak 202 (capaian 93.52%) Ranking 3 : Majelis XV A, produksi putusan sebanyak 243 (capaian 90.33%) Ranking 4 : Majelis VI B, produksi putusan sebanyak 198 (capaian 86.09%) Ranking 5 : Majelis VI A, produksi putusan sebanyak 256 (capaian 77.34%)
Majelis terbaik kamar bea cukai Ranking 1 : Majelis XVII A, produksi putusan sebanyak 344 (capaian 100 %) Ranking 2 : Majelis VII B, produksi putusan sebanyak 305 (capaian 92.71%) Ranking 3 : Majelis XVII B, produksi putusan sebanyak 411 (capaian 91.54%) Bagaimana sepak terjang mereka? Reporter TC Media mencoba menelusuri kedelapan majelis tersebut dan melakukan wawancara untuk mengetahui kiat-kiat sukses mereka.
Juara I : Majelis I B Inilah juara I majelis dengan kinerja terbaik penyelesaian tunggakan sengketa pajak untuk kamar pajak di mana majelis sebelahnya yaitu Majelis I A menyusul sebagai Juara II. Selamat ya! Ketua Majelis: Drs. Soeryo Koesoemo Adjie, M.Sc. Hakim Anggota: Rasono, Ak., M.Si. Hakim Anggota: Naseri, S.E., M.Si. Sekretaris Pengganti (SP): Ferdy Alfonsus Sihotang Pembantu SP (PSP) 1: Linda Napitupulu Pembantu SP (PSP) 2: Hinnike Yulianti Pelaksana: Achmad Saad Maulana, Reza Mediansyah, Rhesa Ardhana, Aisya Sheilla Farina Nadia bisa menjadi contoh bagi majelis lain. Total distribusi berkas yang diterima tahun 2013 sebanyak 107. Majelis I B berhasil menyelesaikan 236 putusan dari total saldo tunggakan berkas yang sudah dicukupkan sebanyak 251 berkas atau 94,02 persen. Ditemui di ruang kerjanya, Bapak Drs. Soeryo Koesoemo Adjie, M.Sc. Hakim Ketua Majelis I A dan I B yang murah senyum ini menceritakan perasaannya ketika mengetahui majelis yg dipimpinnya meraih ranking 1 dan 2. Perasaan jadi ranking 1 bangga. Otomatis senang. Paling tidak majelis ini
4
TC Media Edisi 64 | Tahun VII
T: Ada strategi khusus untuk menjadi ranking 1? J: Kebetulan kami ber-3 (Hakim Red) sudah membiasakan untuk membuat putusan bersama, dalam arti tidak pernah menunggu kerangka konsep yang dibuat oleh teman-teman panitera. Tidak ada waktu khusus untuk musyawarah karena tiap hari kumpul dalam 1 ruangan jadi tiap hari selalu bermusyawarah. Hasil musyawarah itu langsung dibuat pendapat majelis. Biasanya dibagi pekerjaan yang bisa
ditangani. Siapa menyelesaikan apa sudah sangat jelas. Kalau di majelis lain hakim menunggu kerangka konsep ada dulu, baru mengerjakan musyawarah, majelis kami tidak pernah menunggu tapi langsung membuat pendapat majelis. Jadi bukan dibagi berdasarkan jalannya sidang. Kadang pendapat majelis dalam konsep putusan hakim sudah selesai tapi kerangka konsep belum diselesaikan Kebetulan teman-teman di panitera rajinrajin. Asal mereka lebih dulu membuat kerangka konsep, kami kerjakan pendapat majelis atau kami kerjakan pendapat majelis dulu mereka lanjutkan sampai konsep putusan.
Fokus T: Berdasarkan data, distribusi berkas untuk tahun 2013 ke Majelis IB sebanyak 107 berkas dan majelis IA sebanyak 114 berkas. Mengingat berkas yang didistribusikan berkisar 105 sampai dengan 360 berkas, apakah ada pengaruh jumlah berkas yg diterima majelis? J: Kita tidak ikut mengatur berkas, dan kami tidak minta berkas ditambah atau dikurangi, dan yang menilai pimpinan, sebelumnya kita tidak tahu kriteria penilaiannya. Penilaian bukan dr berkas yg masuk, lebih banyak berkas tidak berarti lebih banyak beban, karena bisa saja banyak berkas tetapi kasusnya sama. Misalnya masuk 400 dicukupkan 400 maka buatnya kan hanya 1,Jadi jangan dilihat dari jumlah yg masuk tapi kualitas berkasnya. T: Bagaimana dengan Kualitas hakim , apakah mempengaruhi terhadap penyelesaian berkas? J: Hakim sudah dipilih melalui filter seleksi yg cukup berat jadi tidak bisa membedakan kualitas hakim. Perbedaannya kalo di Majelis lain menunggu kerangka konsep selesai dibuat panitera baru membuat ikhtisar musyawarah majelis/pendapat majelis, di majelis kami aktif membuat duluan langsung pendapat majelis. Kita tidak bisa bekerja sendiri, antara hakim dan panitera harus ada chemistry yg baik, tidak pernah menyalahkan panitera atau panitera menyalahkan hakim. T: Apakah Bapak setuju jika terhadap hakim dilakukan penilaian kinerja? Dan apakah ada pengaruh kehadiran hakim di kantor? J; “Adil” tidak bisa dihubungkan dengan jumlah putusan, harus dilihat kualitas juga. Kami tidak termasuk hakim yang malas, dan tidak menyambi pekerjaan. Kalo hakimnya cuma menunggu, sama saja tidak kerja apa apa. Jadi harus ada dedikasi dari hakim itu sendiri. Kenapa jadi ukuran kalo di kantor produksi bagus? tidak masalah. Saya bukan orang yang rajin ke kantor tapi saya kerja di rumah, komunikasi melalui email, semua langsung dibuat konsep putusan dan langsung kirim via email. Terakhir beliau mengharapkan Semoga PP makin bagus, kompetisinya sehat dalam artian tidak mengorbankan kualitas, Karena kepentingan SP adalah mengejar kuntitas sedangkan hakim mengejar kualitas. Secara pribadi beliau berharap saat pensiun nanti (Desember 2014-pen) beliau tidak perlu datang ke kantor lagi untuk tugas yang belum selesai sehingga masuk usia pensiun tunggakan sudah tidak ada. Seandainya ada, maksimal
hanya 30 berkas sehingga dalam tempo 1-2 bulan selesai dikerjakan. (Semoga ya Pak) Dalam kesempatan yang sama Hakim anggota Bapak Rasono, Ak., M.Si., , juga menambahkan pendapatnya : Hakim tidak bisa bekerja sendiri, kata kuncinya kekompakan antara majelis dan SP, tidak ada saling curiga karena SP dan PSP sama-sama berperan. Soal sedikit berkas yang diterima majelis di luar kewenangan majelis dan bukan kita yang minta. Saya melihat putusan tergantung hakim, redaksionalnya baru di SP. Teamwork tidak akan jalan bila hakim bagus tetapi SP tidak jalan dan sebaliknya. Semua menjalankan peran masing-masing. Di sini tunggakan tidak ada yang di bawah 2012 dan setelah ucap hanya dalam hitungan hari sudah nett. Di sini tidak ada kerangka konsep menumpuk. Majelis kejar-kejaran, kalau SP masukin kerangka kami diuber tapi kalau pendapat majelis duluan maka SP diuber. Hakim tidak buat musyawarah majelis tapi langsung membuat pendapat majelis (menulis langsung ke konsep putusan) jadi panitera tinggal mengkompilasi dengan kerangka konsep disatukan menjadi konsep putusan. Pada kesempatan ini Hakim Anggota Pak Naseri belum sempat diwawancara karena sudah pindah ke majelis lain. Profil Panitera dan jajarannya: Berikut petikan wawancara reporter TC Media dengan Pak Ferdy Sebagai pembuka wawancara , saat ditanya apa perasaaannya dinobatkan sebagai pemenang 'kamar pajak”, berikut jawabannya: Sebenarnya kami sebelumnya tidak pernah berpikir bahwa di PP ada pemeringkatan produksi putusan terbanyak per Majelis, karena kami di M1 sehari-hari selalu berusaha bekerja dengan baik. Namun ternyata pimpinan memberikan apresiasi kepada kinerja kami, sudah tentu kami bersyukur dan berterima kasih karena ternyata hasil kerja kami diperhatikan oleh pimpinan. Semoga saja penghargaan dari pimpinan ini dapat semakin menambah motivasi teman-teman di M1 dan juga terutama diharapkan akan menambah motivasi rekan-rekan di Majelis lain. Meski aktif dalam berbagai kegiatan kantor, mantan Ketua Panitia Raker PP 2013, dengan bersemangat
mengemukaan kiat suksesnya : Pekerjaan di kepaniteraan itu sebenarnya sangat berat. Beban kerjanya berat, sifatnya clerical dan selalu ada tenggat waktu. Akibatnya orang gampang stress dan gampang juga merasa jenuh. Di sini atasan harus bisa memotivasi staf, baik PSP maupun Pelaksana, agar terhindar dari stress dan rasa jenuh tersebut. Atasan harus bisa membangun kerjasama yang baik dengan bawahan. Termasuk juga kerjasama yang baik dengan para Hakim. Kalau suasana kerja di kepaniteraan bagus tentu akan berpengaruh juga kepada para Hakim. Saya bersyukur karena hubungan kerja antara kami dengan hakim dapat berjalan baik. Jadi seolah-olah, kalau di kepaniteraan berlomba-lomba membuat kerangka konsep maka Hakimnya tidak mau kalah juga berlomba-lomba menyelesaikan putusan. Kalau tidak, tentu akan menumpuk kerangka konsep di meja Hakim. Saya bersyukur, Hakimhakim di M1 mempunyai tanggung jawab yang tinggi dalam penyelesaian putusan. Selain itu, Saya selalu menciptakan suasana ”kekeluargaan” agar setiap orang akan bekerja dengan santai namun tetap serius. Agar pekerjaan tidak terasa berat, saya selalu menekankan perlunya ketulusan dalam bekerja serta mendorong staf untuk berusaha memberikan hasil kerja yang terbaik. “It's about sincerity, determination and daring to think differently and dream bigger, to be daring enough to be willing to be the first to try something” Komunikasi dengan para staf selalu dilakukan, baik melalui Blackberry atau Whatsapp (kami memiliki Whatsapp khusus Majelis 1) Sesekali saya buat status : ”We are committed to making a difference every day; continually getting better to keep us the best”. Tak lupa saya pasang juga profile picture semua anggota M1 (kami banyak memiliki koleksi foto bersama). Lebay bukan??? Ada banyak cara lain untuk membangun rasa kebersamaan di Majelis, misalnya dulu saya sebulan sekali mengumpulkan seluruh staf (PSP dan pelaksana) untuk mengadakan rapat pembinaan dengan agenda membahas evaluasi kerja dan membahas rencana kerja, dan lain-lain. Tujuan sebenarnya cuma satu yaitu ingin mendengar apa ada keluhan atau kesulitan yang dialami dalam melakukan suatu pekerjaan dan mencari pemecahan masalahnya. Namun sekarang rapat demikian sudah lama tidak dilakukan, saya khawatir kalau sering-sering rapat staf nanti jadi bosan, karena masalahnya itu itu melulu, ha..ha..ha.. Sebagai gantinya, untuk berkumpul bersama dilakukan dengan bentuk lain
TC Media Edisi 64 | Tahun VII
5
Fokus seperti sesekali makan bersama di luar kantor (biasanya diajak oleh Hakim Ketua, Pak Soeryo) atau pernah juga rafting, dan di ruangan dipasang foto-foto kegiatan yang dilakukan M1. Cara-cara seperti dari segi teori kepemimpinan disebut Encourage the Heart, memberikan penghargaan dan perhatian kepada bawahan. T: Harapan di masa yang akan datang? J: Wah ini sulit, karena harapan itu kan banyak. Maunya sih staf saya ada yang promosi (he..he..he..), sayangnya hal ini belum terlaksana, tapi Saya yakin pimpinan sudah memperhatikan, tinggal menunggu waktunya saja. Namun kalau bicara soal penyelesaian tunggakan, tentu hal ini sudah sering dibahas di Pengadilan Pajak. Beberapa kali rapat kerja masalah tunggakan ini juga sudah merupakan agenda yang menjadi topik pembahasan. Tentu tinggal bagaimana rekomendasi-rekomendasi dalam raker tersebut dilaksanakan, dimonitoring dan dievaluasi. Diakhir wawancara Pak Ferdy menyarankan untuk teman-teman dalam hal penyelesaian tunggakan adalah meningkatkan kerjasama yang baik antara hakim dan panitera. Membuat putusan itu sebenarnya mudah. Asal ada kemauan dan kerjasama yang baik antara Hakim dan Panitera. Rekanrekan Sekretaris Pengganti sedapat mungkin menciptakan iklim kerja yang baik di ruangan, supaya tercipta teamwork yang baik. Juga harus ditumbuhkan rasa respect satu sama lain, baik antara Hakim, Eselon 3, Eselon 4 dan seluruh staf. Saya suka membayangkan, bagaimana seandainya tiba-tiba saya diharuskan mengerjakan Berita Acara Sidang (BAS) yang biasanya dikerjakan oleh staf. Bukannya nggak bisa, tapi sudah pasti perut mules dulu ha...ha..ha.. Karena itu kerja sama dan adanya rasa tanggung jawab merupakan kunci penting dalam bekerja. Selamat ya Pak..dengan semangat yang tinggi kami yakin prestasi majelis ini di Tahun 2014 tetap kinclong Untuk PSP Majelis I B , kami menemui Linda Napitupulu, dan Hinnike Yulianti, Berikut petikannya. Menurut Hinnike Yulianti, perasaaannya sebagai juara 1: Kesannya biasa saja. Untuk mencapai prestasi tersebut hanya dengan cara berkas yang diputus langsung dibuatkan kerangkanya. Hal ini bisa dilakukan oleh semua orang. Semua Majelis bisa menyelesaikan tunggakan secepatnya sehingga pemohon banding tidak harus
6
TC Media Edisi 64 | Tahun VII
menunggu lama untuk mendapatkan keputusan atas permohonannya. Yang paling berperan atas keberhasilan ini adalah Hakimnya. Jadi untuk tementeman di majelis lain agar tunggakannya dapat diselesaikan diharapkan Sabar dan tetap berusaha semampunya. Pendapat senada disampaikan PSP Linda Napitupulu. (wah ternyata semua hemat kata nii..- pen) Berikut petikan wawancara reporter TC Media dengan salah satu pelaksana Majelis I B, Rhesa Ardhana. T: Bagaimana perasaannya menjadi personil dari Majelis yang menjadi Juara pada tahun 2013? J: Senang. Jadi bertambah motivasi untuk ke depannya melakukan yang lebih baik lagi. T: Ada tips bagaimana cara jadi juara? J: Intinya jangan suka menunda pekerjaan. Kalau ada berkas masuk langsung dikerjakan. Kekompakan juga harus dipertahankan. Mempertahankan kekompakan bisa dengan membuat suasana senyaman mungkin. Menjaga komunikasi antara atasan hingga pelaksana sehingga semuanya bisa merasa nyaman dalam bekerja. T: Ada target Majelis I B untuk mempertahankan gelar juara? J: Pasti ada.
Terbaik ke-2 Majelis I A Dengan komposisi Majelis Hakim dan SP yang sama dengan Majelis IB, Majelis ini berhasil menyelesaikan 202 putusan dari total saldo tunggakan berkas yang sudah dicukupkan sebanyak 216 berkas atau 93,52 persen. Total distribusi berkas yang diterima tahun 2013 sebanyak 114 berkas. Dengan susunan Majelis dan panitera sebagai berikut: Ketua Majelis: Drs. Soeryo Koesoemo Adjie, M.Sc Hakim Anggota: Rasono, Ak., M.Si., Hakim Anggota: Naseri, S.E., M.Si SP: Ferdy Alfonsus Sihotang (2013) PSP 1: Ahmad Hakam Roghieb, PSP 2: Tri Rahayu Fatimah, Pelaksana: Aditya Gamma Ariadi, Adindha Mahaputra, Widiyasih.
Untuk PSP Majelis IA, kami menemui Ahmad Hakam Roghieb, dan Tri Rahayu Fatimah,
Tri Rahayu Fatimah : Senang sekali bisa menjadi bagian dari team Majelis 1, yang alhamdulillah di akhir periode 2013 menjadi Majelis dengan persentase penyelesaian tunggakan terbaik. Semua ini bisa dicapai berkat kerjasama yang baik dari Hakim, Panitera Pengganti, Pembantu Panitera Pengganti dan pelaksana yang semuanya bertanggung jawab dengan tugas masing-masing. Komunikasi dengan Hakim dan Panitera Pengganti berjalan lancar, sehingga jika ada kesulitan dalam pembuatan kerangka, bisa dikomunikasikan dan pada akhirnya konsep putusan lebih cepat terselesaikan. Dukungan dari pelaksana juga sangat penting, karena mereka telah menyelesaikan RSB dan BAS dengan cepat dan cermat, sehingga mempermudah dalam pembuatan kerangka putusan. Jadi kunci dari keberhasilan Majelis 1 adalah teamwork yang baik. Harapan saya semoga di masa yang akan datang, prestasi ini bisa lebih ditingkatkan. Bisa diceritakan sedikit mengenai kesuksesan Majelis I A? Aditya Gamma Ariadi: Dari pertama masuk sini produksi putusan sini juga bagus. Ini hasil dari kerja tim yang semuanya saling support. Pembagian tugas dilakukan sejak akhir tahun 2009. Waktu itu pak Ferdy sebagai Sekretaris Pengganti Majelis I baru masuk SetPP dan tidak lama kami langsung rapat yang tujuannya untuk membagi tugas masingmasing personil di Majelis. Apakah di tahun 2014 ini Majelis I A bertekad akan mempertahankan gelar juara? Lihat tunggakannya dululah. Akhir tahun
Semua ini bisa dicapai berkat kerjasama yang baik dari Hakim, Panitera Pengganti, Pembantu Panitera Pengganti dan pelaksana yang semuanya bertanggung jawab dengan tugas masing-masing. Tri Rahayu Fatimah
Fokus 2012 tunggakan kami ada sekitar 120 berkas. Lalu akhir 2013 tunggakan tinggal belasan saja. Mudah-mudahan saja 2014 ini tunggakan bisa nol. Hebat, Majelis IA dan IB ini betul-betul Hebat. Hakim dan Panitera merupakan tim yang kompak, tidak salah kalau Pak Ketua Majelis menyatakan : Ada chemistry yang baik antara hakim dan Panitera dan ini betul-betul dijalankan. Kami yakin dengan semangat yang sama, tahun 2014 majelis ini mampu mencetak prestasi lebih baik lagi. Sekali lagi Selamat ya ...
Pelaksana : Subhan, Widya Bayu Purnanda, Ageng Budi Widiarto, Rindie Ayu Utami Agak sulit untuk bertemu dengan Sekretaris Pengganti Majelis XV, Andre Irwanda, karena Majelis ini bersidang di dua tempat terpisah, Jakarta dan Yogyakarta dan setiap 3 minggu sekali harus bersidang di Yogyakarta. Karena keterbatasan waktu, jawaban wawancara dilakukan secara tertulis. Berikut petikan wawancara reporter TC Media dengan beliau. T: Bagaimana perasaan Bapak ketika mengetahui berhasil menjadi ranking 3
yang lain bermusyawarah ternyata ada yang ketiduran-pen) Sukses ya pak.. semoga kekompakan tim tetap terjaga dan pada akhirnya meningkatkan produktivitas majelis.
Terbaik ke-4 : MAJELIS VI B Majelis ini berhasil menyelesaikan 198 putusan dari total saldo tunggakan berkas yang sudah dicukupkan sebanyak 230 berkas atau 86,09 persen. Total distribusi berkas yang diterima tahun 2013 sebanyak 128 berkas. Ketua Majelis : Tri Hidayat Wahyudi, Ak, MBA Hakim Anggota : Drs Aman A. Sinulingga, Ak Hakim Anggota : Wishnoe Saleh Thaib, Ak, M.Sc SP : Retno Sri Rezeki, SE, MAFIS PSP 1: Prananingrum, 2: Ninda Syafrida Guci, S.H, M.M Pelaksana : I Gusti Bagus Sutarjana, Rian Juniardi, A.Md, Farida Nur Amelia Pada kesempatan ini Bu Retno sebagai SP hanya menjawab singkat pertanyaan yang kami ajukan:
Terbaik ke-3 : Majelis XV A Data bulan Oktober 2013 Majelis ini hanya berada di urutan ke 10 dari Majelis berkinerja terbaik dan tanpa diduga, di akhir tahun menyalip ke posisi ke 3 besar dengan tambahan berkas dibaca 128 berkas di bulan November dan Desember. Majelis ini berhasil menyelesaikan 243 putusan dari total saldo tunggakan berkas yang sudah dicukupkan sebanyak 269 berkas atau 90,33 persen. Total distribusi berkas yang diterima tahun 2013 sebanyak 209 berkas. Dengan susunan Majelis dan panitera sebagai berikut:: Ketua Majelis: Drs. Didi Hardiman, Ak Hakim Anggota: Drs. Tonggo Aritonang, MSc Hakim Anggota: Djangkung Sudjarwadi, S.H,L.L.M SP: Andre Irwanda, SE,Ak,M.B.A, C.I.A PSP 1: Kurnia Iswandari, S.H,M.M PSP 2: Sugi Hariyanto, S.Sos
Majelis berkinerja terbaik: J: Jujur saja kami senang, tapi akan lebih senang lagi kalau ada hadiahnya. (Setuju Pak-pen) Mantan pegawai Inspektorat Jenderal Kemenkeu ini menuturkan kiat mereka untuk sukses adalah Bekerja bersama, komunikasi lancar, meskipun terdapat hambatan (printer dan jaringan internet terganggu), SP, Majelis, dan staff saling bersinergi dalam penyelesaian putusan. Semua berperan, terutama SP, dan yang paling penting adalah ciptakan suasana kerja yang kondusif, menyenangkan, dan penuh humor. Harapan beliau untuk yang akan datang tentu saja meningkatkan prestasi menjadi lebih baik dari sekarang, dan beliau juga berharap untuk majelis lain, walaupun belum mencapai target, untuk semangat saja, santai tapi serius. Jawaban dari Panitera Majelis XVA ini terasa sangat singkat, dan padat namun ternyata jawaban ini adalah hasil musyawarah 1 tim. Bayangkan betapa kompaknya panitera di majelis ini, paniteranya bermusyawarah untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan. Butuh waktu 1 hari 1 malam untuk bermusyawarah. (tepatnya selagi
Kesan beliau sebagai pemenang ke 4 adalah biasa saja, dan bagaimana prestasi tersebut dapat dicapai yaitu dengan bekerja dan kerjasama yang baik dengan majelis dan anak buah. Untuk masa yang akan datang harapannya adalah pembagian berkas merata dan untuk majelis yang berhasil menyelesaikan berkas di atas rata-rata ada reward dari pimpinan Pada kesempatan yang lain, PSP ,Ninda Syafrida Guci menyatakan perasaannya: lega karena telah menyelesaikan tugas dengan baik dan tepat waktu Ada beberapa kiat sukses mengurangi tunggakan putusan menurut Sang Pengantin Baru ini : - kerja tim yang baik dimana setiap anggota tim mengerjakan tugasnya benar dan selesai tepat Waktu - setiap ada putusan langsung dibuat kerangka putusan - setiap berita acara musyawarah hakim telah diserahkan kepada PSP langsung dibuat konsep putusan ; - Jika ada putusan yang sulit langsung konsultasi dengan PSP dan Majelis yang bersangkutan - Kerja keras
TC Media Edisi 64 | Tahun VII
7
Fokus Sementara Prana, PSP lainnya : hanya menyebutkan satu kata KERJA KERAS. Farida Nur Amelia, Staff Majelis ini menambahkan komentarnya yang menyatakan kegembiraannya meraih ranking 4 : menurut kami hubungan antara SP dengan Staf cukup erat, baik dalam hal pekerjaan ataupun di luar pekerjaan. Memang kami selalu suka bercanda, tertawa hingga lepas, namun jangan bayangkan jika kita sedang fokus bekerja, tak ada yang berbicara sedikitpun, hampir semuanya diam konsentrasi dengan tugas masingmasing. Sedangkan hubungan dengan Majelis, menurut kami Majelis VI itu Hakim-nya asyik, gaul, dan suka bercanda. Kadang saat Majelis jenuh membuat Putusan, mereka masuk ruang kerja kita untuk mengajak bercanda atau hanya sekedar ngobrol. Kami juga saling berbagi kebahagian di saat ada yang ulang tahun atau merayakan moment bahagia ataupun berbagi kesedihan saat ada yang sedang dilanda kesedihan. Menurut Kami suasana inilah yang perlu dibangun dalam sebuah kerja tim, karena jika kita monoton dengan pekerjaan terus menerus, kita akan cepat bosen dan malah cepat-cepat ingin pulang, berbeda dengan saat kita bekerja dengan suasana ceria, serasa bekerja di kantor seperti di rumah sendiri.
Majelis baru kami, yaitu Majelis 17, majelis kami sudah berusaha semaksimal mungkin mengurangi tunggakan. Kalau dulu, kalau tidak salah di akhir tahun 2009 ngetopnya 3 Majelis yang Hakimnya namanya Sri (Serirama, Sri Rahayu, dan Sri Hartono) tunggakannya tersedikit. Sekarang, akhirnya ada penghargaan terhadap majelis dengan kinerja terbaik dalam penyelesaian putusan. Sungguh suatu hal yang sangat menyenangkan. Dan saya yakin hal ini membawa pengaruh yang cukup besar bagi peningkatan penyelesaian tunggakan putusan.
kerangka konsep oleh panitera, pembuatan ikhtisar musyawarah majelis oleh Majelis Hakim, pembuatan konsep putusan oleh panitera, sidang “ucap”, nett putusan oleh panitera, pengiriman putusan.
Aktif di Rohis Pengadilan Pajak dan Seksi Usaha Koperasi Pengadilan Pajak dan menjadi Ketua Tim standarisasi Administrasi PP 2013 tidak mengganggu langkah untuk menyelesaikan tugas utama sebagai Panitera Pengganti, Berikut kiat kiat suksesnya :
Secara IKU, tunggakan SP hanyalah kerangka konsep putusan. Jadi jika kerangka konsep sudah dibuat maka target sudah tercapai. Namun seiiring dengan adanya perubahan penilaian keberhasilan majelis yang diukur dengan banyaknya putusan yang telah diucap dibanding jumlah berkas putus yang belum diucap, maka TEAMWORK adalah jawabannya
Sudah banyak pembahasan tentang tunggakan dari definisi dan seabrekabrek teori, menurut saya hanya 1 cara untuk mengurangi tunggakan : BACA..BACA...DAN BACA...PUTUSAN Jadi kita harus fokus dengan tujuan utama mempersiapkan putusan untuk dibaca karena hanya ada 1 cara untuk mengurangi tunggakan yaitu membaca putusan. Jadi? Lupakan masalahmasalah penyebab tunggakan, lupakan
Dari alur penyelesaian berkas terlihat bahwa satu satu cara untuk menyelesaikan tunggakan adalah dengan bekerjasama antara panitera dan hakim. Harus ada suatu teamwork yang kompak, lupakan semua permasalahan dan arahkan ke satu titik, pembuatan konsep putusan.
Bagaimana caranya? Rangkul timmu dan dekati hakimmu, mutlak harus dilakukan. Memiliki 2 orang PSP dengan karakter yg berbeda merupakan tugas tersendiri. Yang satu “pintar dan menyebalkan”, yang satu lagi “rajin tapi banyak ekskul”, semua harus punya komitmen, harus
Terbaik ke-5: MAJELIS VI A Majelis ini berhasil menyelesaikan 256 putusan dari total saldo tunggakan berkas yang sudah dicukupkan sebanyak 331 berkas atau 77,34 persen. Total distribusi berkas yang diterima tahun 2013 sebanyak 201 berkas. Ketua Majelis : Tri Hidayat Wahyudi, Ak, MBA Hakim Anggota : Drs Aman A. Sinulingga, Ak Hakim Anggota : Wishnoe Saleh Thaib, Ak, M.Sc SP : Ir. Hendaryati, MM PSP 1: Roni Ziyardi Yasmi, S.H, M.M PSP 2: Juwari Eddy Winarto, S.E, M.M Pelaksana : Ot Hendri Fitrahadii, S.E, Budi Kristianto, Falinda Buana Sari Ini dia profilnya : SP : Hendaryati Saya senang sekali bisa menjadi bagian dari 5 Majelis dengan kinerja terbaik. Sejak dulu tim saya selalu berusaha untuk mencapai target utama kami yaitu “zero tunggakan” dan secara pribadi target ini berusaha kami capai dengan segala usaha. Pada awal pembentukan
8
TC Media Edisi 64 | Tahun VII
definisi tunggakan lama atau baru, lupakan permasalahan SDM yang kurang ini itu, yang harus dilakukan hanya 1 mencari cara bagaimana bisa membaca putusan, hanya itu.
punya semangat yang sama untuk menuntaskan tunggakan.
Alur penyelesaian tunggakan:
1. Tentukan target urutan pengerjaan sebagai berikut
Sidang dicukupkan >>>> pembuatan
Berikut beberapa kiat untuk menyelesaikan tunggakan:
Fokus a. Dahulukan mengerjakan kerangka konsep b. Dahulukan yang sudah ada musyawarah majelis c. Dahulukan berkas yang banyak jumlahnya dengan kasus yang sama, dengan cara PSP membuat master konsep kemudian diduplikasi oleh pelaksana d. Berkas yang dianggap lebih sulit tetap dikerjakan tetapi dijadwal tersendiri
menyerah dengan hambatan atau kesulitan tersebut. Mereka akan selalu mencari jalan untuk mencapai keinginannya tersebut. 2. Bekerja dengan Schedule Membuat rencana kerja akan membantu dan memandu para pegawai dalam bekerja. Dengan adanya rencana kerja maka para pegawai akan mengetahui peta (Jumlah dan Kesulitan dan hambatan) pekerjaan, sehingga para pegawai dapat menyusun strategi penyelesaian pekerjaan.
2. Dari target yang telah ditentukan, bagi habis pekerjaan ke PSP dan Pelaksana sesuai kemampuan masing-masing;
3. Membangun Atmosphere yang Kondusif
3. Lakukan rapat pembinaan untuk membahas permasalahan-permasalahan dan menbagi pekerjaan yang harus diselesaikan dan sekaligus menanyakan kesanggupan untuk menyelesaikan tugas-tugas;
Dalam menyelesaikan pekerjaan, suasana yang kondusif sangat diperlukan, karena hal ini dapat menjadi suplemen. Sebaliknya suasana yang tidak kondusif dapat menjadi hambatan dalam penyelesaian pekerjaan.
4. Spesialisasi pekerjaan: PSP menyelesaikan konsep putusan dan pelaksana mengerjakan tugas lain yang berbeda tiap orang;
a. Komunikasi/hubungan kerja antara atasan dengan bawahan atau bawahan dengan atasan serta hubungan dengan sesama/peer.
5. Memaksimalkan kemampuan staff, misalnya untuk staff yang dianggap mampu ikut membantu PSP menyelesaikan konsep putusan.
b. Lingkungan kerja yang bersih, sehat dan indah/menyenangkan.
6. Dan yang utama adalah terus membangun kebersamaan dengan teman-teman 1 tim. Pendapat senada, walau dengan bahasa yang berbeda disampaikan oleh PSP MVI A: Juwari Eddy, Bapak 3 anak yang aktif di kegiatan-kegiatan Pengadilan Pajak ini menyatakan perasaannya atas perolehan Prestasi menduduki Ranking 5: Saya cukup senang namun belum puas, karena belum sesuai dengan apa yang diharapkan/ditargetkan. Menurut saya langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mencapai puncak prestasi sebagai berikut: Ada beberapa hal yang musti dimiliki atau dilakukan oleh pegawai apabila ingin mencapai prestasi: 1. Keinginan untuk memperoleh prestasi. Keinginan untuk memperoleh prestasi merupakan “elemen dasar” yang harus dimiliki oleh setiap Pegawai apabila pegawai tersebut ingin memperoleh prestasi. Semakin besar seseorang memiliki “substansi dasar” ini maka semakin tinggi pula semangat seseorang dalam mewujudkan keinginnya tersebut. Hambatan atau kesulitan yang dijumpai akan selalu diupayakan untuk dihadapi dan diselesaikan, mereka tidak akan
c. Ketersediaan peralatan/perangkat kerja yang memadai/mencukupi. 4. Melibatkan Man Power Melibatkan bawahan dalam bekerja merupakan cara bagi middle dan top manager dalam menyelesaikan pekerjaan yang ada. Suatu pekerjaan dapat diselesaikan dengan lebih optimal dan efisien apabila man power yang ada dilibatkan semuanya. Tidak ada man power yang menganggur (Idle) atau tidak berkontribusi maksimal dalam penyelesaian suatu pekerjaan. Dalam beberapa jenis pekerjaan, ada pekerjaan yang bersifat seperti mesin/roda berjalan. Tidak berjalannya satu bagian akan menghambat bagian lain dalam bekerja dan pada akhirnya akan menghambat penyelesaian pekerjaan itu sendiri. 5. Amanah dan Ikhlas Sifat amanah dan Ikhlas merupakan satu elemen yang harus mendasari dari semua kegiatan yang dilakukan oleh para pegawai. Salah satu contoh amanah yang sederhana dan seringkali tidak kita sadari dan kita abaikan adalah memanfaatkan waktu yang ada sesuai dengan peruntukkannya. Waktu kerja semaksimal mungkin digunakan untuk menyelesaikan pekerjaan bukan dihabiskan untuk browsing internet atau
Sejak dulu tim saya selalu berusaha untuk mencapai target utama kami yaitu “zero tunggakan” dan secara pribadi target ini berusaha kami capai dengan segala usaha Hendaryati
chatting atau “ ngobrol dengan sesama pegawai”. Menurut pendapat Pak Edy dalam kadar tertentu browsing internet atau chatting atau ngobrol dengan sesama pegawai bukanlah merupakan kegiatan yang “dilarang”, selama browsing internet atau chatting atau ngobrol dengan sesama pegawai dilakukan “sekedar” untuk penghilang rasa penat dan jenuh, bukan menjadi kegiatan yang mengurangi atau menghambat penyelesaian pekerjaan. Terakhir wawancara dilakukan untuk meminta Pendapat Roni Ziyardi Yasmi, PSP yang sudah 15 tahun mengabdi pada Pengadilan pajak ini menjawab santai: Ini hanya 50 persen dari kemampuan saya...... Nah loh.. gimana kalo sudah 100 persen yaaa' Demikian sekilas wawancara dengan 5 Majelis dengan kinerja terbaik Kamar pajak. Semua jurus sudah diungkap, semoga ada hal positif yang dapat berguna untuk dilaksanakan majelis lain untuk meningkatkan prestasi dalam hal mengurangi tunggakan penyelesaian putusan. Dan semoga semangat untuk berprestasi dapat menular kepada seluruh pegawai dan Hakim pengadilan Pajak dan akan berlomba lomba untuk menghasilkan produktivitas yang tinggi. So? Jangan “terbuai” dengan 13 penyebab kenapa tunggakan tidak dapat terselesaikan, berlindung dengan 1001 alasan permasalahan. Semua majelis mempunyai permasalahan masingmasing, namun siapa yang dapat keluar dari permasalahannya dan bersemangat untuk keluar dari masalah tersebut, merekalah sesungguhnya sang pemenang. Menang melawan diri sendiri. Tentu saja kami mengharapkan perhatian Pimpinan, akan ada reward yang pantas untuk suatu prestasi tanpa perlu pengundian lagi sehingga “The Best Performance 2014” akan dengan semangat kami raih. Itha | SP
TC Media Edisi 64 | Tahun VII
9
Fokus
Juara Tanpa Piala Majelis XVII A dinyatakan sebagai Majelis Terbaik Peringkat Pertama Tahun 2013 untuk Kamar Bea dan Cukai. Pada tahun tersebut Majelis ini memiliki tingkat persentase penyelesaian tunggakan tertinggi, yaitu 100%! Itu berarti Majelis XVII A sama sekali tidak memiliki tunggakan putusan yang harus diucap. Prestasi ini juga ditambah dengan prestasi lainnya, yaitu sebagai majelis yang memiliki rata-rata waktu pengucapan putusan tercepat per berkas sejak berkas sengketa dinyatakan selesai pemeriksaan (cukup) sampai dengan diucapkan. Waktu rata-rata selama tahun 2013 per berkas yang dicapai adalah 46,43 hari. Hal tersebut bukan hanya tertinggi diantara majelis kamar bea dan cukai tetapi seluruh majelis di Pengadilan Pajak. Selamat atas prestasi yang dicapai oleh Majelis XVII A! Tanggal 12-13 Februari 2014 lalu, TC Media menjumpai mereka di ruang kerja Majelis XVII. Begitu tahu maksud kunjungan TC Media yaitu ingin melakukan wawancara, kru Majelis XVII A menyambut dengan sangat antusias. Para juara tahun 2013 dari Majelis XVII A ini terdiri dari Bapak Sumardjana, (Hakim Ketua), Bapak Surendro Suprijadi dan Bapak Bambang Sriwijatno (Hakim Anggota), Rina Yasmita (Sekretaris Pengganti), Henri Hutabarat dan Muhammad Ichsan Firmansyah (Pembantu Sekretaris Pengganti), Sularno, Laurentius Yosi Amanto, Ari Tri Haryanto, dan Suci Rahmadeni (Pelaksana). Kesempatan wawancara dengan hakim dimulai saat TC Media memasuki ruang Hakim Ketua Majelis XVII A, untuk bertemu dengan Bapak Sumardjana. Kedatangan TC Media disambut dengan hangat oleh beliau. Ketika ditanyakan tentang kesan dan perasaannya sebagai majelis dengan kinerja terbaik tahun 2013 untuk kamar bea & cukai, beliau mengungkapkannya dengan ceria. Surprised! Khususnya untuk teman-teman yang telah bekerja dengan sangat giat, bersinergi, dan kebersamaan mereka dari pagi sampai sore. Saling membantu satu sama lain. Saling mengisi kekurangan. Kami tidak dapat berbuat apa-apa tanpa mereka. Kami hanya mendorong saja. Anak-anak muda itu dan pak Bambang, hakim anggota, biasanya pulang kerja setelah maghrib. Apa yang membuat kerja sama di sini bagus? Sinergi diantara mereka sangat bagus, dan keterbukaan. Apa kiat-kiatnya untuk mencapai prestasi tersebut? Memberi contoh, clean the desk. Sedapat mungkin sore hari apa yang ada di meja saya selesai. Keteladanan, menyelesaikan pekerjaan tepat waktu dan mendorong mereka melaksanakan tugas bersama-sama. Apa yang dibebankan pada majelis ini bisa diselesaikan tepat waktu. Lebih cepat lebih bagus. Kalau bisa target sebelum satu tahun bisa diselesaikan semua. Apa harapan bapak di masa depan?
10 TC Media Edisi 64 | Tahun VII
Hari ini lebih baik dari kemarin. Besok harus lebih baik dari hari ini. Masalah majelis lain ada yang menyusul lebih baik, tidak masalah buat saya. Apa tanggapan bapak tentang penugasan SDTK di Surabaya? Bekerja di sana lebih berat. Waktu kita yang terbuang itu pasti ada. Prinsipnya apapun tugas yang diberikan kepada majelis kami, akan kami laksanakan sebaik-baiknya. Mudahmudahan di sana kita dapat menyelesaikan pekerjaan dengan baik juga. Apakah sudah ada gambaran tentang pembagian pekerjaan di Surabya dan di sini? Sudah. Prinsipnya di sana kita hanya sidang. Semua dikerjakan di sini, diolah secara elektronik. Hanya memindah satu kali sidang di sini ke sana. Kita akan kehilangan waktu selama perjalanan. Dengan meningkatkan kinerja, hasilnya akan sama. Siapa yang paling berperan dalam meraih prestasi ini? Semua. Ini kerja bareng. Semua punya peran masing-masing. Semua mengerjakan dengan baik. Apakah ada saran untuk majelis lain? Setiap majelis mempunyai kiat sendirisendiri. Mekanisme yang dilaksakan Majelis XVII A ini sebenarnya sesuai tatib (tata tertib). Tatib itu sudah bagus. TC Media kembali mohon diri, kemudian menuju ruang hakim anggota dan disambut dengan ramah oleh Bapak Surendro Suprijadi dan Bapak Bambang Sriwijatno, Hakim Anggota Majelis XVII A. Sesi wawancara dimulai bersama Bapak Surendro Suprijadi. Bagaimana tentang kesan dan perasaan bapak tentang prestasi Majelis XVII A sebagai majelis dengan kinerja terbaik tahun 2013 untuk kamar bea & cukai? Senang. Keberhasilan ini juga menjadi beban. Karena harus mempertahankannya. Itu yang sulit. Apa kiat-kiat untuk mencapai prestasi tersebut? Kerjaan jangan dijadikan beban. Mengalir saja. Kita kerja tidak ngoyo. Kita di sini kerja yang efektif. Jangan menunda-nunda kerjaan. Hubungan antarpersonal yang bagus. Apa saran untuk majelis lain? Jangan menunda pekerjaan. Apa harapan bapak di masa depan?
Majelis XVII A & B tetap berprestasi sama. Apa tanggapan bapak tentang penugasan SDTK di Surabaya? Kita terima dengan senang hati penugasan itu. Majelis XVII A menjadi lebih berat beban pekerjaannya. Optimis dan berpikir positif. Siapa yang paling berperan dalam meraih prestasi ini? Peran semua hidup. Ketua Majelis yang memimpin dengan baik. Beliau yang memberikan motivasi dengan pendekatan informal. Semua orang punya kelebihan dan kelemahan. Saling isi. Kemudian TC Media mendatangi bapak Bambang Sriwijatno. Bagaimana tentang kesan dan perasaan bapak tentangprestasi Majelis XVII A sebagai majelis dengan kinerja terbaik tahun 2013 untuk kamar bea & cukai? Membanggakan. Saya hanya men-support saja. Apa kiat-kiatnya untuk mencapai prestasi tersebut? Kerjakan yang mudah lebih dahulu. Bersinergi. Bagaimana hubungan kerja di sini? Ada pembagian pekerjaan sesuai kompetensi. Siapa yang paling berperan dalam meraih prestasi ini? Semua berperan. Masing-masing berkontribusi. Bagaimana persiapan penugasan SDTK di Surabaya? Karena tidak mungkin membawa-bawa berkas, saya sudah siapkan ipad untuk membaca bahan sidang selama di perjalanan. Apa pesan untuk majelis lain? Jangan menunda-nunda pekerjaan. Setelahnya, TC Media berpamitan. TC Media kemudian menuju ruang kerja Majelis VIII untuk menjumpai ibu Rina Yasmita, Sekretaris Pengganti Majelis XVII A untuk periode 2013, yang saat ini menjabat
Fokus sebagai Sekretaris Pengganti Majelis VIII A. TC Media menanyakan beberapa hal tentang prestasi yang diraih oleh Majelis XVII A di tahun 2013. Bagaimana kesan dan perasaan ibu sebagai Sekretaris Pengganti Majelis XVII A pada tahun 2013, atas prestasi sebagai majelis dengan kinerja terbaik tahun 2013 untuk kamar bea & cukai? Ini prestasi dari kelompok tim Majelis XVII A. Saya sangat senang sebagai ranking satu. Ini berkat kerja sama tim. Apa kiat-kiatnya untuk mencapai prestasi tersebut? Sejak awal kita sudah punya planning untuk bagaimana mencapai yang tertinggi di semua bidang. Kita berusaha untuk mencapai sesuatu dengan maksimal. Kita mengadakan rapat koordinasi setiap bulan. Kita mengevaluasi apa yang sudah dilaksanan, apa ada hal-hal yang perlu perbaikan. Bagaimana hubungan kerja di sana? Baik. Siapa yang paling berperan dalam meraih prestasi ini? Sebagai tim tidak ada yang menonjol. Apa harapan ibu di masa depan? Semoga ini tidak hanya bisa dilaksanakan oleh Majelis XVII A saja. Memberikan pelayanan yang terbaik sehingga visi dan misi kantor (Sekretariat Pengadilan Pajak Red) bisa tercapai. Apa pesan ibu untuk majelis XVII A? Semoga Majelis XVII A dapat mempertahankan apa yang sudah dicapai. Majelis XVII A ditantang untuk bisa bekerja lebih baik lagi karena beban kerja tentu akan berbeda. Pada kesempatan wawancara dengan kru Majelis XVII A yang penuh canda tawa (dan sesekali ditimpali celetukan iseng dari personil Majelis tetangga dekatnya yaitu Majelis XVII B) kali pertama kami menjumpai Muhammad Ichsan Firmansyah, salah satu PSP Majelis XVII A, di ruang kerjanya. Beliau mengungkapkan kesan dan perasaannya kepada TC Media tentang prestasi yang diperoleh Majelis XVII A. “Senang. Pastinya senang jadi juara. Semuanya diraih dari kerja sama tim dari staf, SP, Majelis dan PSP. Semuanya (prestasi ini) jadi terwujud. Berkas jadi habis semua,” ujarnya. Apa kiat-kiatnya untuk mencapai prestasi tersebut? Setiap ada sidang yang cukup langsung dibuat konsep putusannya. Sehingga kalau bisa minggu depannya diucap. Biasanya setiap bulan selalu ada sidang ucap. Diusahakan berkas yang cukup itu habis dalam bulan itu. Dulu di majelis XVII A banyak berkas menumpuk. Sekarang sudah tidak ada. Apakah itu hasil dari melaksanakan kiatkiat itu? Iya begitu caranya. Jangan menunda-nunda pekerjaan. Ada harapan untuk reward di masa mendatang? Bagaimana tanggapannya dengan penugasan baru yaitu Sidang Di Luar Tempat Kedudukan (SDTK) di Surabaya? Kalau harapannya sih hadiahnya jangan
sidang SDTK di Surabaya, (tertawa) Kalau bisa dikasih liburan satu majelis. Kalau reward-nya pekerjaan lagi, itu bukan reward tapi punishment. Karena ditambah pekerjaannya. Kalau namanya reward, harusnya adalah hadiah yang membahagiakan. Misalnya jalan-jalan untuk refreshing menghilangkan penat pekerjaan. Tidak usah jauh-jauh, hadiah liburan ke Bali satu minggu saja cukup. Sidang SDTK adalah tugas dari kantor. Kita tetap siap melaksakan tugas sidang SDTK. Apakah senang mendapat tugas sidang SDTK di Surabaya? Biasa saja. Disambut dengan dingin. (tertawa lagi) Bagaimana kondisi sehari-hari di Majelis XVII A? Setiap individu di sini sudah tahu tugasnya masing-masing dan bertanggung jawab terhadap pekerjaannya. Setiap bulan kami melakukan rapat koordinasi, untuk memonitor pekerjaan masing-masing, tukar pendapat, dan sharing masalah. Hubungan antar staf di sini sangat harmonis. Siapa yang paling berperan dalam meraih prestasi ini? Leader-nya yang paling dituakan di majelis ini, yaitu pak Henri. Beliau PSP yang paling senior. Selain itu kerja sama tim. Semuanya berjalan dengan baik. Tidak ada yang terlalu menonjol di sini. Peran hakim disini juga bagus. Bisa diajak untuk diskusi. Ada saran untuk majelis lain? Setiap majelis punya trik masing-masing untuk menyelesaikan tugas. Jika ada yang ingin merebut tahta juara juga tidak masalah buat kami. Kalau mau jadi juara, selesaikan semua perkara. Jangan menunda pekerjaan. Oh ya, kami usul untuk pak Azis (Plt. Kepala Bagian Umum -Red), untuk majelis ini ditambahkan staf perempuan. Apa ada pengaruh? Ada. Kalau perempuan bikin ada pemandangan yang bagus untuk staf yang lain. Mereka jadi tersenyum dalam bekerja. Ini laki-laki semua, bikin cemberut kalau bekerja. TC Media kembali ke ruang kerja pelaksana Majelis XVII A. Laurentius Yosi Amanto, Sularno, dan Ari Tri Haryanto terlihat sedikit grogi, tapi tetap antusias saat TC Media menanyakan perasaan mereka setelah Majelisnya dinobatkan sebagai Juara. Yosi: Biasa saja. Sularno: Capeknya gak karuan. Kalau mau juara kita harus tambah waktu lembur. Waktu saya banyak tersita untuk pekerjaan. Ari: Tidak berkesan. Itu (menjadi juara) bukan target kami. Target kami asal IKU (Indikator Kinerja Utama) tercapai. Bagaimana tanggapan mengenai penugasan SDTK di Surabaya? Sularno: kalau menguntungkan ya dianggap hadiah. Ari: bakal ada suasana/cerita baru. Misalnya pernah saat bertugas di lantai 10, ruang sidangnya dekat WC. Kalau ada orang kencing kedengeran sampai ke ruang sidang. Hahaa.. Jadi tidak bosen. Di manapun tetap semangat. Yosi: tidak ada komentar. Harapan untuk masa mendatang?
Sularno: kita akan lebih baik dari sekarang. Bagaimana hubungan antarstaf? Sularno: hubungan antara atasan dan bawahan, kompak! Ari: hubungannya harmonis, kami saling membutuhkan. Yosi: tidak ada komentar. Siapa yang paling berperan dalam meraih prestasi ini? Sularno: di sini semua bekerja dengan giat dan tepat waktu. Ari: ini tim, semuanya berperan. Kalau leader ya SP (Sekretaris Pengganti). Ada saran untuk majelis lain? Sularno: kalau mau jadi juara, kerjaan jangan ditunda-tunda. Apakah sudah ada persiapan untuk penugasan SDTK di Surabaya? Ari: SP dan Majelis sudah buat perencanaan. Sularno: staf Majelis XVII A sudah siap penugasan untuk SDTK Surabaya! Keesokan hari, TC Media kembali mendatangi ruang kerja PSP Majelis XVII A untuk menjumpai bang Henri Hutabarat, salah satu PSP Majelis XVII A. Beliau menyambut dengan gembira kehadiran kami. Bagaimana kesan dan perasaan bang Henri mengenai prestasi Majelis XVII A, majelis dengan kinerja terbaik tahun 2013 untuk kamar bea & cukai? Biasa-biasa saja. Karena saya sewaktu di majelis pajak juga tidak ada tunggakan. Tidak terkejut. Tahun kemarin juga nyaris mencapai nol tunggakannya. Tahun ini dimaksimalkan untuk mencapai nol. Apa kiat-kiatnya untuk mencapai prestasi tersebut? Saya punya prinsip jangan menunda-nunda pekerjaan. Ketika sidang pemeriksaan sudah dinyatakan selesai, langsung dibuat kerangka konsepnya. Ini hasil kerja sama tim. Semua merasa bahwa ini harus dikerjakan secepatnya. Kami akui anak buah kami hebat. Rajin. Ada kerja sama antara pelaksana, PSP, dan SP. Bagaimana hubungan kerja di Majelis XVII A? Kalau hubungan sama anak buah, mereka tidak sungkan kalau ada problem pekerjaan langsung minta solusi. Hubungan sosial dengan mereka baik-baik saja. Apa pesan untuk majelis lain? Majelis pajak beda dengan majelis bea & cukai. Kasusnya beda. Apa yang sudah dicukupkan oleh majelis, secepatnya dibuatkan kerangka konsepnya. Siapa yang paling berperan dalam meraih prestasi ini? Tidak ada yang menonjol. Semuanya bagus. Sebagai Juara, Majelis XVII A mendapat penugasan baru yaitu SDTK di Surabaya. Ada tanggapan? Ini bukan sebagai hadiah. Ini hanya penugasan saja. Pekerjaan kita akan bertambah. Untuk berangkat ke Surabaya kita selalu siap! (Robby Sumanta Dan Etna Lesly Ramadhani)
TC Media Edisi 64 | Tahun VII 11
Opini
Bagaimana Menyikapi Promosi dan Mutasi Secara Bijaksana Beberapa waktu yang lalu, Sekretaris Jenderal Kementerian Keuangan telah melantik empat orang pejabat Eselon III yang akan bertugas sebagai Sekretaris Pengganti (SP) dan Panitera Pengganti dan empat belas orang pejabat Eselon IV yang akan mengisi posisi jabatan Kepala Subbagian dan Pembantu SP yang kosong. Ada yang promosi dan ada pula yang mutasi. Dalam setiap kebijakan promosi dan mutasi tentu akan ditanggapi secara beragam. Ada yang senang dan ada yang kecewa. Hal itu lumrah dan manusiawi. Penulis termasuk dalam kelompok orang-orang yang senang atas kebijakan promosi dan mutasi kali ini. Kenapa? Alasan pertama tentunya karena diantara pejabat Eselon IV yang dilantik, terdapat Kepala Subbagian Administrasi Peninjauan Kembali II, di Bagian Administrasi Peninjauan Kembali dan Dokumentasi (APKD), dimana Penulis bertugas. Posisi Kepala Subbagian Administrasi Peninjauan Kembali II selama ini dirangkap oleh Kepala Subbagian Administrasi Peninjauan Kembali I sejak tanggal 8 Juli 2013. Dengan semakin meningkatnya permohonan Peninjauan Kembali (PK) akhir-akhir ini, sementara tunggakan berkas PK tahun sebelumnya juga masih banyak, maka kondisi tersebut mengakibatkan penyelesaian administrasi berkas PK tidak terlaksana dengan optimal. Dengan dilantiknya pejabat baru Kepala Subbagian Administrasi Peninjauan Kembali II, diharapkan masalah penyelesaian administrasi berkas PK di Subbagian
12 TC Media Edisi 64 | Tahun VII
Administrasi Peninjauan Kembali II dapat terlaksana dengan optimal. Alasan berikutnya adalah karena diantara keempat orang SP yang baru dilantik, dua orang diantaranya adalah Pembantu SP, sedangkan dua orang lagi merupakan Kepala Subbagian namun sebelumnya pernah bertugas sebagai Pembantu SP, bahkan salah satunya dikenal produktif ketika masih bertugas sebagai Pembantu SP. Penulis sendiri sejak lama mengharapkan adanya promosi berjenjang di Sekretariat Pengadilan Pajak. Artinya pegawai yang diangkat menjadi SP adalah pegawai yang memiliki kompetensi dan pengalaman bertugas sebagai Pembantu SP. Demikian pula pegawai yang diangkat menjadi Pembantu SP adalah pegawai yang memiliki kompetensi dan pengalaman bertugas sebagai pelaksana di Majelis. Kebijakan promosi juga seyogyanya selalu mempertimbangkan peningkatan karir dan penghargaan terhadap pegawai Sekretariat Pengadilan Pajak yang berprestasi.
Penulis beranggapan kebijakan promosi kali ini sudah cukup mempertimbangkan peningkatan karir dan persyaratan kompetensi untuk menjadi SP dan Panitera Pengganti. Salah satu indikasinya bisa dilihat pada salah seorang SP yang baru dilantik yang mungkin patut kita jadikan panutan. Penulis cukup mengenal Beliau secara pribadi. Beliau ini sejak lama memang
dikenal sebagai pegawai yang produktif, baik ketika masih menjadi pelaksana di Majelis dan kemudian menjadi Pembantu SP, hingga terakhir sebelum dipromosi menjadi SP, sempat menjabat sebagai Kepala Subbagian. Meski sudah cukup sibuk dengan tugas dan fungsi (Tusi) sehari-hari, beliau tidak menolak ketika diminta untuk melaksanakan tugas lain di luar tusi. Salah satunya adalah ketika beliau diusulkan untuk menggantikan Penulis sebagai Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dalam urusan pengadaan barang dan jasa di Sekretariat Pengadilan Pajak. Dengan prestasi kerja yang memuaskan dan kesediaan meluangkan waktu untuk memberikan kontribusi tambahan bagi organisasi, maka sangat wajar jika akhirnya Pimpinan memberikan kepercayaan kepada beliau untuk dipromosikan menduduki jabatan Eselon III menjadi SP. Bahkan menurut informasi dari pihak yang sangat layak dipercaya, SP baru yang satu ini sempat menjadi rebutan beberapa Hakim di Majelis Pengadilan Pajak yang ingin menjadikan beliau sebagai Panitera Pengganti di Majelisnya masing-masing. Sebagai ilustrasi, kalau dalam dunia sepakbola, beliau mungkin bisa disamakan dengan sosok Lionel Messi, Cristiano Ronaldo atau Gareth Bale yang menjadi pemain incaran banyak klub elit dengan nilai kontrak termahal di dunia. Semua itu tentu tidak akan dicapai dengan hanya berpangku tangan dan bermalasmalasan, tetapi melalui komitmen, kerja keras, dan kesungguhan. Beliau ini semestinya menjadi panutan bagi SP-SP
Opini
lainnya, termasuk kita semua. Apa sesungguhnya promosi itu dan apa saja syarat-syaratnya? Menurut William B. Werther dan Keith Davis dalam bukunya yang berjudul Human Resources And Personal Management (1996:261) “A promotion occurs when an employee is moved from one job to another job that is higher in pay, responsibility, organization level.” Artinya promosi terjadi ketika seorang pegawai dipindahkan dari satu jabatan ke jabatan lain dengan gaji, tanggung jawab, dan tingkatan yang lebih tinggi dalam organisasi. Menurut Alex S. Nitisemito dalam bukunya yang berjudul Manajemen Personalia (1996:82), syarat-syarat penetapan promosi jabatan adalah pengalaman, pendidikan, loyalitas, kejujuran, tanggung jawab, kepandaian bergaul, prestasi kerja, inisiatif dan kreativitas. Oleh karenanya apabila suatu kebijakan promosi memenuhi persyaratan tersebut, maka hasilnya tentu akan menguntungkan organisasi. Peraturan Pemerintah Nomor 100 Tahun 2000 tentang Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil dalam Jabatan Struktural sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun
2002, mengatur bahwa persyaratan untuk dapat diangkat dalam jabatan struktural adalah berstatus Pegawai Negeri Sipil, serendahrendahnya menduduki pangkat 1 (satu) tingkat di bawah jenjang pangkat yang ditentukan, memiliki kualifikasi dan tingkat pendidikan yang ditentukan, semua unsur penilaian prestasi kerja sekurangkurangnya bernilai baik dalam 2 (dua) tahun terakhir, memiliki kompetensi jabatan yang diperlukan, dan sehat jasmani dan rohani (Pasal 5). Disamping persyaratan sebagaimana dimaksud di atas, perlu juga diperhatikan faktor senioritas dalam kepangkatan, usia, pendidikan dan pelatihan jabatan, dan pengalaman yang dimiliki (Pasal 6). Menurut Penulis, promosi kali ini secara umum sudah cukup memperhatikan syarat-syarat promosi jabatan dan perlunya peningkatan karir serta penghargaan kepada pegawai Sekretariat Pengadilan Pajak yang berprestasi. Memang tak ada gading yang tak retak. Kebijakan promosi dan mutasi memang tidak bisa lepas dari unsur subyektifitas, namun kembali lagi, hal tersebut merupakan hak prerogatif Pimpinan. Pimpinan pasti telah mempertimbangkan kebijakannya tersebut dengan matang, baik-buruknya, dan konsekuensinya. Jika pejabat baru yang dilantik menunjukkan kinerja yang baik, tentu akan berdampak positif bagi organisasi dan pimpinannya, sebaliknya jika pejabat tersebut ternyata kinerjanya buruk, tentu akan berdampak buruk pula pada organisasi dan pimpinannya.
paham bahwa jabatan sesungguhnya merupakan amanah dari Tuhan yang Maha Kuasa. Para pejabat yang dilantik, meski merupakan pilihan pimpinan, namun hal tersebut tidak terlepas dari ijin dan campur tangan Tuhan. Satu hal terpenting yang harus kita pahami adalah jabatan yang kita sandang pada akhirnya akan kita pertanggung jawabkan bukan hanya kepada pimpinan atau orang yang melantik, namun juga kepada Tuhan yang Maha Kuasa. Oleh karenanya sudah selayaknya kebijakan promosi dan mutasi kali ini kita sikapi dengan lapang dada. Bagi yang dilantik untuk menduduki posisi baru, hal ini semestinya disikapi sebagai amanah dan tanggung jawab yang harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Sebaliknya bagi yang belum mendapat kepercayaan dari pimpinan untuk memegang jabatan yang diinginkan, hal ini selayaknya disikapi dengan berpikir positif. Boleh jadi jabatan tersebut belum saatnya kita peroleh atau mungkin jabatan tersebut tidak tepat untuk kita. Demikianlah pandangan penulis mengenai kebijakan promosi dan mutasi yang baru saja dilaksanakan di Sekretariat Pengadilan Pajak. Penulis tidak bermaksud untuk melakukan penilaian, membela atau memuji-muji kebijakan promosi dan mutasi yang baru saja dilaksanakan karena penulis tidak memiliki kapasitas dan kepentingan untuk itu. Penulis juga tidak bermaksud untuk memuji secara berlebihan atau membanding-bandingkan seseorang dengan orang lain. Tujuan penulis hanya ingin mengajak kita semua untuk menyikapi suatu kebijakan promosi dan mutasi secara bijaksana. Kesimpulan yang mungkin dapat kita ambil dari tulisan ini adalah kebijakan promosi dan mutasi merupakan kewenangan dan hak prerogatif dari pimpinan. Jabatan bukanlah hak, akan tetapi kepercayaan atau amanah dari pimpinan. Jabatan yang kita sandang pada akhirnya akan kita pertanggung jawabkan, bukan hanya kepada pimpinan atau orang yang melantik, namun juga kepada Tuhan yang Mahakuasa! Adnan Abdullah
Perlu dipahami juga bahwa jabatan yang kita peroleh bukanlah hak, akan tetapi kepercayaan atau amanah dari pimpinan. Sebagai umat beragama tentu kita juga
Lex specialis derogat legi generalis Artinya aturan hukum yang khusus akan mengesampingkan aturan hukum yang umum
TC Media Edisi 64 | Tahun VII 13
Opini
Tunggakan Putusan Pengadilan Pajak Apa kabar tunggakan sengketa lama? Memang ada pengaruhnya setelah raker bulan November?Beberapa pertanyaan sering terlontar dengan aneka ragam intonasi. Ada yang optimis, ada yang pesimis, ada yang penasaran, ada yang meragukan.
Membahas tunggakan sengketa pajak di Hasil perkembangan penyelesaian telah dilakukan rapat koordinasi staf kantor kita tidak pernah ada habisnya, tunggakan lama (sengketa dicukupkan kepaniteraan Majelis yang memiliki issue yang selalu panas untuk dibahas, tahun 2011 dan sebelumnya) tunggakan sengketa lama dengan Wakil meskipun banyak para pihak yang apatis berdasarkan laporan per tanggal 28 Ketua III pada akhir November 2013. (bisakah tunggakan lama akan Februari 2014 adalah sebagai berikut: Pokja II yaitu kelompok kerja yang diselesaikan?). Pada setiap rapat bertugas untuk menganalisa Tunggakan koordinasi Tabel 1 Pengadilan Pajak, Per tgl raker Per 28/2/2014 topik Tunggakan Status Berkas Sengketa Pajak Jumlah % Jumlah % masuk dalam agenda 88 22,80% 31 8,03% Belum dibuat kerangka putusan tetap yang dibahas. Dilihat dari sisi Sudah dibuat kerangka putusan 230 59,59% 158 40,93% manapun (belum ada pendapat Majelis) pembahasannya belum dibuat konsep menimbulkan 7 1,81% 19 4,92% (sudah ada pendapat Majelis) kegemasan, bagi Majelis yang tidak 55 14,25% 23 5,96% Konsep punya tunggakan, 6 1,55% 26 6,74% Siap ucap gemas ingin membantu Sudah diucap 129 33,42% menyelesaikan, 386 100,00% 386 100,00% Jumlah sedangkan bagi Majelis yang memiliki tunggakan, gemas karena nggak Dari data tersebut di atas diketahui selesai-selesai juga dan nggak ada habis- Peny elesaian Sengketa Pajak, ikut membantu pimpinan untuk memonitor bahwa: habisnya. Lebih gemas lagi kalau salah satu solusi yang diusulkan yaitu mencari penyebabnya, karena memang 1. Perkembangan sengketa yang masing-masing Majelis permasalahannya berupa komitmen antara Majelis yang mempunyai tunggakan dengan pimpinan belum dibuat kerangka dari 88 sengketa berbeda sehingga tidak bisa disamakan (khususnya Wakil Ketua III bidang atau 22,80% telah turun menjadi 31 dalam penyelesaiannya. Tapi ada juga Pengawasan dan Pembinaan) untuk sengketa atau 8,031%; pihak yang merasa adem ayem saja menyelesaikan tunggakan lama paling meskipun memiliki andil terhadap lambat pada bulan Maret 2014. Mengutip 2. Perkembangan pada posisi penumpukan tunggakan ini. Dan yang istilah yang dilontarkan oleh Hakim kerangka, belum dibuat konsep, konsep menarik, ternyata masalah tunggakan Agung Hary Jatmiko pada Raker 2013 di putusan dan siap ucap merupakan lama ini juga sudah mulai menarik Novotel, Bogor yaitu perlunya pergeseran-pergeseran dari setiap perhatian pihak media massa untuk pembentukan Tim Kikis (meskipun tidak perkembangan tahapan kegiatan mengetahui kondisi dan penyebabnya. diformalkan dengan pembentukan tim), penyelesaian tunggakan; maka setiap bulan anggota Pokja II Menjawab tanggapan pada raker lalu melaporkan perkembangan penyelesaian 3. Putusan telah diucap sebanyak bahwa tunggakan sengketa pajak tidak tunggakan lama yang ada pada Majelis 129 atau 33,42%; akan selesai kalau hanya dibahas saja, masing-masing. sebagai tindaklanjut hasil raker maka
14
TC Media Edisi 64 | Tahun VII
Opini Secara detail perkembangan penyelesaian tunggakan sengketa pajak lama berdasarkan tahun dicukupkan sampai dengan tanggal 28 Februari 2014 adalah sebagai berikut
semua. Secara keseluruhan perkembangan penyelesaian tunggakan sengketa lama ini mungkin belum seperti yang
Jumlah Tunggakan
Perkembangan Tunggakan Lama 300 250 200
12/11/2014
150
28/02/2014
100 50 0 2008
2009
2010
2011
Tahun Cukup
Tabel 2
Tahun Cukup
2008 2009 2010 2011 jumlah
Tunggakan Per Raker (12/11/2013) 3 32 85 266 386
Dari data tersebut di atas, ada perkembangan yang cukup menggembirakan yaitu untuk 3 sengketa yang dicukup tahun 2008 telah diucap
Perkembangan s/d tanggal 28/2/2014 Putusan diucap
saldo
3 9 30 87 129
0 23 55 179 257
2014?). Namun demikian dengan adanya pengawasan secara berkala, paling tidak kita selalu diingatkan untuk segera menyelesaikan kewajibannya. Tentunya, upaya yang dilakukan saat ini berupa komitmen penyelesaian tunggakan lama berdasarkan pengawasan melekat dari pimpinan diharapkan tidak berlangsung terus menerus. Saat ini, hal tersebut dilakukan karena masalahnya sudah cukup komplek dan berlarut-larut atau menurut istilah medis “Sudah Kronis”, dan mengundang banyak pihak untuk ikut mempertanyakan. Diharapkan pada masa yang akan datang tidak lagi ada masalah penumpukan tunggakan sengketa yang tidak jelas kapan akan diselesaikan meskipun dengan dalih “Keadilan Tidak Dapat Dibatasi Dengan Waktu”. Akan lebih baik bila kita bekerja berdasarkan komitmen untuk menyelesaikan tugas sesuai tanggung jawabnya. Akan lebih baik kalau kita bekerja berdasarkan komitmen pada diri kita untuk menjadi yang terbaik. Kalau semua pihak telah menyadari kewajibannya dan mempunyai komitmen untuk menuntaskannya, masihkan tunggakan akan menjadi issue panas pada masa mendatang? Masihkah ada sengketa pajak yang tidak jelas kapan akan diucap putusannya? Mari kita saksikan. Esti
diharapkan banyak pihak, apalagi mengingat masih terdapat 257 berkas sengketa yang belum diucap (mungkinkah dapat diucap akhir Maret
TC Media Edisi 64 | Tahun VII
15
Lokus
Sepotong Cerita Tanpa Judul (Sharing pengalaman mantan pendaki gunung)
Melihat pemandangan matahari terbit di puncak gunung menimbulkan kecanduan bagi para pendaki untuk kembali melakukan pendakian berikutnya. Subhanallah…. Keindahannya tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata. Hanya bibir yang tidak henti-hentinya memuji sang pencipta keindahan alam ini dan merasakan betapa kerdilnya kita manusia. Pendakian pertama saya adalah ke Gunung Lawu yang dilakukan pada tahun 1990, pada masa awal masuk kuliah, bagi anggota baru Mahasiswa Pencinta Alam FH UGM (MAPA FH bernama Majestic 55 karena didirikan pada tanggal 5 Mei/ disingkat M55). Gunung Lawu yang terletak di perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur, mempunyai ketinggian 3.265 m di atas permukaan laut. Gunung Lawu merupakan gunung yang relatif lebih ringan medannya karena jalurnya sudah tertata dan lebih baik dari gunung lainnya. Saking ringannya medan Gunung ini, pada saat perayaan seperti satu sura, pedagang bakso dan wedang rondepun sampai ke puncak Gunung Lawu. Peralatan yang wajib di bawa oleh pendaki adalah jaket tebal, jas hujan (ponco), senter, baju disarankan berbahan flanel, obat-obatan dan perlengkapan lainnya. Karena ini merupakan pendakian pertama, saya membeli banyak perbekalan makanan sebagai sangu perjalanan. Perasaan was-was apa saya mampu sampai ke puncak, apa kami nanti tidak tersesat dan ditambah cerita-cerita mitos dari teman-teman kost bahwa di Gunung Lawu itu ada pasar setan sedikit
16
TC Media Edisi 64 | Tahun VII
menghambat langkah saya. Penguat niat saya untuk melakukan pendakian adalah karena rasa penasaran dan percaya bahwa teman-teman M55 sudah sangat berpengalaman. Bismillahirrahmanirrohim.. saya yakinkan bahwa saya pasti bisa. Dari Yogyakarta kami berangkat Sabtu siang dengan bis menuju kota Solo dan dilanjutkan naik angkutan kota menuju Tawangmangu. Kami mendaftarkan diri sekaligus beristirahat di cemoro kandang yaitu basecamp para pendaki yang naik Gunung Lawu melalui Jawa Tengah. Ketua memutuskan bahwa kami akan memulai pendakian menjelang tengah malam agar tidak perlu menginap dan dapat menyaksikan matahari terbit dari puncak gunung. Alhamdulillah perjalanan menuju puncak berjalan lancar, cuaca cerah dan teman-teman anggota baru semua sampai di puncak dalam kondisi sehat. Saking antusiasnya dengan pengalaman pertama ini, tidak satupun bekal makanan dari Yogyakarta tersentuh selama perjalanan. Saya hanya perbanyak minum air putih dan air gula jawa yang dibawakan oleh teman. Setelah sholad subuh, berpoto dan makan makanan kecil, kami melanjutkan perjalanan turun kembali setelah memastikan tidak ada sampah-sampah yang tertinggal. Ada 3 prinsip yang harus dipatuhi oleh para pecinta alam, yaitu: Take nothing but picture, leave nothing but footprint, and kill nothing but time. Jangan ambil apapun kecuali gambar, jangan tinggalkan apapun kecuali jejak dan jangan bunuh apapun kecuali waktu. Prinsip ini kita yakini sebagai wujud manusia menjaga harmonisasi
dengan lingkungannya. Pendakian saya berikutnya dilakukan di beberapa gunung di daerah Jawa Tengah dari Gunung Merapi, Gunung Merbabu, Gunung Slamet di Purwokerto sampai dengan Gunung Semeru di Jawa Timur. Setiap gunung memiliki tingkat kesulitan dan kekhasan tersendiri. Beberapa pengalaman yang berkesan dari pendakian tersebut antara lain pada waktu di puncak Gunung Slamet kami mengalami hujan es sebesar biji jagung. Gunung Merapi karena letaknya paling dekat dengan kampus, menjadi tempat rutin bagi anggota M55 menghabiskan malam minggu apabila tidak ada kegiatan lain. Gunung Semeru merupakan pendakian terakhir saya yang dilakukan pada awal Bulan Mei 1993. Gunung tertinggi di Pulau Jawa ini memiliki ketinggian 3.676 m di atas permukaan laut. Dengan biaya saweran Rp.35.000,- per orang nett perjalanan selama 4 hari dari transportasi sampai akomodasi. (sampai sekarang saya masih terkagum-kagum dengan minimnya biaya kami itu hehe..) Perjalanan dari Yogyakarta menuju Surabaya menaiki kereta ekonomi dan disambung angkutan minibus ke Malang dan terakhir naik 1 jeep di isi oleh 17 orang + 17 ransel besar. Jangan dibayangkan betapa penuh sesaknya jeep tersebut karena sayapun kalau tidak mengalami sendiri tidak akan percaya. Sampai di desa terakhir menjelang magrib, kami beristirahat. Penduduk di desa itu merupakan penduduk suku tengger, mereka tidak ada yang menggunakan jaket, hanya berkalung kain sarung dengan pipi mereka yang
Lokus Kemudian kami melanjutkan perjalanan menuju peristirahatan berikutnya.
merah menandakan ekstrimnya cuaca antara siang dan malam. Berbeda dengan pendakian ke gunung lainnya dimana kami tidak perlu menginap untuk mencapai puncak, pendakian ke Semeru dimulai di pagi hari setelah sarapan karena kita harus menginap untuk sampai ke puncak mahameru. Perjalanan melewati dua danau yaitu Danau Ranu Pane dan Ranu Gumbolo. Kami makan siang di danau Ranu Gumbolo dan memperbanyak bekal air untuk minum dan masak karena sampai puncak tidak ada mata air lagi. Menu makanan favorit pendaki adalah nasi dengan indomie sebai kuah dan kornet atau abon. (kebayangkan beratnya ransel yang harus dipikul ??).
Banyak pengalaman ganjil yang kami alami dalam pendakian tersebut antara lain di tengah perjalanan kami menemukan salah seorang pendaki yang terperosok di jurang dan ditinggal oleh temantemannya. Pendaki tersebut salah seorang mahasiswa STIE di Surabaya yang sudah kehabisan perbekalan. Untung dia masih bisa berjalan dan hanya mengalami luka ringan. Bahkan pada waktu turunnya pun kami mengalami kebingungan, diputar-putar sampai tiga kali melewati hutan rotan mengelilingi bukit kecil. Saking lelahnya, kami berjalan sambil tidur dengan berpegangan bahu teman yang di depan sebagai patokan. Alhamdulillah akhirnya kami sampai juga di basecamp dengan kekhawatiran dari juru kunci bahwa kami sudah melewati batas normal untuk sampai ke basecamp. Dari pengalamanpengalaman tersebut, banyak nilainilai positif yang di dapat dalam
kegiatan olah raga mendaki gunung walau tidak sedikit paradigma negatif bahwa pendaki indentik dengan minuman keras. Nilai-nilai positif tersebut antara lain: perencanaan yang matang, pembentukan karakter, suka akan tantangan, kecintaan akan lingkungan, berani mengambil keputusan dengan tepat atas situasi kondisi yang ada, disiplin, tanggung jawab, tidak mudah putus asa, berani mengambil risiko dan teamwork yang solid karena risikonya yang besar. Semoga pengalaman saya ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Sebagai penutup, ijinkan saya mengutip kata-kata dari Soe Hok gie yang meninggal saat mendaki Gunung Semeru: “Kami jelaskan apa sebenarnya tujuan kami. Kami katakan bahwa kami adalah manusia-manusia yang tidak percaya pada slogan. Patriotisme tidak mungkin tumbuh dari hipokrisi dan slogan-slogan. Seseorang hanya dapat mencintai sesuatu secara sehat kalau ia mengenal obyeknya. Dan mencintai tanah air Indonesia dapat ditumbuhkan dengan mengenal Indonesia bersama rakyatnya dari dekat. Pertumbuhan jiwa yang sehat dari pemuda harus berarti pula pertumbuhan fisik yang sehat. Karena itulah kami naik gunung.” Asnidar
SELAMAT HARI RAYA NYEPI TAHUN BARU SAKA 1936 31 Maret 2014
TC Media Edisi 64 | Tahun VII
Lokus
MENDULANG PELAJARAN DARI IBADAH UMRAH Dari Ibnu Umar Radhiyallahu'anhu, dari Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam bawasanya Beliau bersabda: Orang yang berperang dijalan Allah dan orang yang melakukan haji dan umrah adalah utusan (tamu) Allah, mereka diundang maka mereka datang, lalu mereka memohon (berdoa), maka Allah mengijabahi do'a mereka (HR. Ibnu Majah, dishahihkan oleh Syaikh Albani dalam silsilah shahihah No. 1820). Adakah diantara orang Muslim yang tidak mau menjadi Tamu Allah Subhanahuwata'ala?, silahkan para pembaca yang belum pernah menjadi tamu Allah untuk menjawab sendiri pertanyaan ini. Namun saya yakin semua kaum Muslimin pasti memimpikan untuk bisa mengunjungi Baitullah, terutama untuk menunaikan rukun Islam yang kelima, bahkan mereka yang sebenarnya tidak berkecukupan secara materipun rela menjual harta benda mereka demi memenuhi panggilan Allah Azza Wajalla. Untuk saat ini seperti diketahui bersama, untuk Indonesia pada umumnya daftar antrian untuk pergi Haji rata-rata 10 tahun untuk Haji reguler. Nah sembari menunggu antrian haji, maka tidak sedikit kaum muslimin yang sudah tidak sabar untuk menjadi tamu Allah, maka mereka melaksanakan ibadah Umrah.
18
TC Media Edisi 64 | Tahun VII
Salah satu muslim tersebut adalah saya. Rasa yang kuat untuk bisa menunaikan shalat di Masjid Nabawi, di Masjid Haram dan shalat di jarak terdekat dengan Ka'bah, seakan menjadi magma dalam perut gunung yang harus segera dimuntahkan, dan Alhamdulillah setelah menunggu sekian lama karena terhalang oleh wajibnya pergi bersama mahram ( kebanyakan orang Indonesia menyebutnya Muhrim), akhirnya saya bisa menjadi tamu Allah Ta'ala. Tentang perasaan saya saat berada di Tanah Haram tak mampu diceritakan di sini, karena rasa itu tersimpan rapih dalam jiwa yang hanya bisa dirasakan namun tak bisa untuk diceritakan. Yang pasti, hatiku laksana tertinggal di Tanah Haram dan semoga saya segera bisa mengambilnya kembali, biidznillah. Kemudian apa yang hendak saya ceritakan di sini adalah hal-hal yang terkait dengan pengalaman diri saya pribadi ketika melaksanakan ibadah umrah. Sedangkan untuk hal-hal yang berkaitan dengan hikmah dan tarbiyah bagi ahli ibadah di dalam ibadah Umrah, pembaca bisa membaca dari buku-buku yang telah ditulis oleh mereka-mereka yang berkompeten dalam bidang agama. Atau semoga suatu saat saya bisa menuliskannya untuk TC Media. Apakah yang harus dipersiapkan saat akan menunaikan ibadah umrah?
Awal pertama, tancapkan niat yang kuat bahwa kita berkunjung ke Tanah Haram adalah semata-mata untuk beribadah karena Allah, sehingga Insya Allah kita bisa fokus untuk beribadah dan dapat mengikuti shalat berjamaah untuk seluruh waktu shalat wajib di Masjid Nabawi dan Masjid Haram karena keutamaan shalat di dua Masjid tersebut. Dan pilihlah Biro Haji & Umrah yang para Pembimbingnya benar-benar berittiba kepada Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam dalam seluruh pelaksanaan ibadah Haji/Umrah. Jangan lupa hal yang penting yang juga harus persiapkan adalah menghafal rangkaian do'a-do'a yang akan dilafatkan saat menunaikan ibadah umrah dengan harapan agar ibadah kita lebih khusyuk karena tidak perlu membaca catatan atau mendengarkan bacaan do'a oleh pembimbing umrah. Selanjutnya agar kita punya pandangan tentang tempat ibadah yang akan kita tuju, sebaiknya kita rajin googling untuk mendapatkan informasi sebanyakbanyaknya tempat tersebut. Contoh untuk di Masjid Nabawi, karena di Masjid tersebut ada satu tempat yang sangat diburu oleh seluruh jemaah umrah/haji yaitu Raudhah, maka sebaiknya kita mencari informasi sabanyak mungkin agar kita bisa mendapat kesempatan mengunjungi tempat tersebut beberapa
Lokus kali, karena biasanya dari pihak Biro haji & Umrah kita hanya mendapat kesempatan satu kali, dan kalau kita mau mengujungi lagi maka kita bisa pergi secara mandiri, artinya tidak pergi dengan rombongan kita, tapi langsung saja bergabung dengan jamaah lain dan waktunya ditetapkan setelah menunaikan shalat subuh, shalat dzuhur dan Isya', di pintu 25 ( pintu Ustman Bin Affan) untuk jamaah wanita, nanti akan ada pemandu berdasarkan asal Negara/ Bahasa. Atau bagi jamaah laki-laki yang tetap ingin mendengarkan kajian Islam meskipun sedang di Tanah Suci, biasanya di pintu 19 (Sembilan belas) selepas shalat magrib ada kajian khusus berbahasa Indonesia yang diisi oleh mahasiswa asal Indonesia yang sedang mengambil jenjang pendidikan S3 di Universitas Islam Madinah. Hal yang kelihatan remeh namun sebaiknya dipersiapkan adalah menghafal angka nominal dari 1 s.d. 15 dalam bahasa Arab. Kenapa ini penting?, karena ramainya jamaah umrah yang berasal dari berbagai Negara, bisa jadi saat kita masuk lift dengan berebut dan bila kemudian posisi kita jauh dari tombol lift, maka biasanya kita akan meminta tolong seseorang yang berada didekat tombol untuk menekan nomor sesuai dengan lantai yang hendak kita tuju. Nah kalau kebetulan yang didekat tombol tersebut adalah orang yang hanya bisa bahasa Arab, maka mau tak mau kita harus menyebutkan angka dalam bahasa tersebut, kalau tidak, bersiap-siaplah kita tidak segera sampai ke lantai yang kita tuju karena angka pada tombol lift tidak ditekan. Sedikit info, di Tanah Haram, Bahasa Inggris hampir tidak laku sama sekali. Dan yang harus diketahui kemudian adalah lamanya penerbangan antara Jakarta - Jeddah yaitu +/- 9 jam, maka sebaiknya persiapkan Al quran dan buku panduan untuk melaksanakan ibadah umrah/haji, sehingga kita bisa mengisi waktu tersebut untuk membacanya dan agar niat kita untuk beribadah semakin mantap. Pelajaran yang bisa kita ambil dari pandangan mata selama di Masjid Haram dan Masjid Nabawi. Ibadah umrah adalah kewajiban bagi setiap muslim yamg mampu untuk melakukannya, maka tidaklah mengherankan bila di Masjid Nabawi dan Masjidil Haram kita akan bertemu dengan Muslim dari berbagai negara, yang dari mereka kita bisa mengambil beberapa pelajaran, diantaranya adalah: - Busana Pakaian gamis yang panjang menyapu
tanah dengan kerudung lebar dan berwarna hitam adalah pakaian dominan yang dipakai oleh jamaah haji yang berkulit putih. Ya sebaiknya kita mengenakan pakaian seperti ini meskipun tidak harus berwarna hitam, karena pertimbangan unsur kepraktisannya. Kadangkala kita datang ke masjid dalam keadaan terburu-buru karena adzan telah berkumandang, sedangkan jarak antara hotel dan masjid lumayan jauh, maka biasanya kita sampai di masjid saat shalat hendak didirikan, nah bila kita harus memakai mukena atau kain sarung maka kita akan terlambat untuk takbiratul ikram bersama Imam. - Belajar adab dalam antrian Saat ini dan kurang lebih 5 tahun kedepan, jalan menuju jalan raya di depan Masjidil haram sangat sempit karena sedang ada penghancuran dan pembangunan kembali hotel-hotel di sekitar ka'bah, sehingga saat bubar shalat wajib berjamaah dipastikan antrian panjang dan berdesak-desakan ribuan orang yang menuju titik yang sama yaitu jalan raya, arah menuju hotel masingmasing. Dalam antrian ini usahakan kita sejalur dengan mereka yang berkulit putih, karena mereka sangat santun dalam hal antrian, kalau berdesakan, mereka akan meminta izin untuk di depan atau mereka mempersilahkan kita maju terlebih dahulu. Bagaimana dengan orang kita dalam hal antrian ini? No comment ah, karena sepertinya pelajaran adab dalam segala hal harus menjadi mata pelajaran pokok dari tingkat TK Perguruan tunggi, agar kita-kita menjadi beradab dalam segala hal. - Mengikis kesombongan - Bila merasa cantik Masya Allah, kalau sekiranya para pembaca ada yang merasa cantik, percayalah diantara jamaah umrah, banyak sekali wanita-wanita cantik, kulit mereka putih bersih dengan kulit wajah bersemu merah dengan tubuh langsing dan tinggi di atas 170 cm. Masihkah anda merasa cantik? - Bila merasa Kaya dan Dermawan Bagi pembaca yang sudah menunaikan ibadah umrah/haji, tentu sudah hafal dengan Grand Zam-Zam Tower. Tahukah anda, bahwa oleh pemiliknya, seluruh keuntungan hotel tersebut diserahkan untuk pemeliharaan Masjid Haram dan Masjid Nabawi. Masihkah anda merasa kaya dan dermawan? - Bila merasa Pandai Saat shalat subuh, magrib dan 'isya berjamaah di masjid Haram dan Nabawi, dengarlah baik-baik bacaan al quran para imam shalat. Paduan antara Mahrajul Huruf, Tajwid dan suara merdu, yang sempurna, membuat suara ini menjadi suara yang paling enak didengar bagi
orang muslim. Mereka diizinkan untuk menjadi imam bagi ribuan bahkan jutaan umat muslim yang datang dari seluruh dunia, karena kepandaian mereka untuk menjadi Imam. Setelah melihat kenyataan ini, masihkan kita merasa pandai? - Bila merasa sukses Mari kita berfikir sejenak. Siapakah yang paling berperan dalam mendidik anakanak dalam keluarga? Jawabannya adalah ibu, karena secara sunnatullah, ibulah yang mengandung, melahirkan, menyusui dan mengurus anak-anaknya, yang dengan sendirinya sejak dini anak telah mendapat pendidikan awal dari manusia yang paling dekat dengannya disetiap saat dan siapakah wanita itu, mereka adalah ibunya. Lalu wanita yang hebat itu siapa? Tentulah mereka-mereka yang telah mampu mengantarkan anaknya menjadi manusia yang hebat, contoh yang ada saat beribadah umrah adalah Imam-Imam Masjid Haram dan Nabawi tersebut, karena mereka bisa menjadi Imam bagi jutaan manusia, apapun pangkat dan profesi mereka, semua tunduk dan mengikuti seluruh gerakan shalat yang dipimpin sang Imam Shalat. Masihkah kita merasa menjadi orang yang sukses?, Sedangkan sukses yang sejati bagi umat Islam adalah masuk ke dalam Surga, dan hal ini bisa terjadi terhadap orang tua yang memiliki anak yang shaleh kemudian sang anak mendoakan kebaikan bagi kedua orang tuanya. Dari Abu Hurairah Radhiyallahu'anhu, bersabda Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam: ”Umrah pertama dengan Umrah berikutnya menghapuskan dosa diantara keduanya dan bagi Haji mabrur tidak ada balsan baginya kecuali surga” (HR. Bukhari & Muslim, lihat Shahiihut targhib no: 1096). Semoga catatan ini bermanfaat bagi para pembaca TC Media yang Muslim, baik yang sudah maupun yang belum menunaikan ibadah Haji/Umrah, khusus kepada yang belum menunaikan ibadah Haji/Umrah, semoga Allah Ta'ala memudahkan dan menyegerakan anda semua dan saya untuk menjadi Tamu Allah Azza Wajalla dan mendapatkan kebaikan yang sangat banyak dari ibadahnya. Akhir kata, catatan ini saya tulis dengan penuh keterbatasan pengetahuan, kalau terdapat banyak kesalahan saya mohon ampunan kepada Allah Ta'ala. Ceplok Piring, 11 Rabi'uts Tsani 1435 H
TC Media Edisi 64 | Tahun VII
19
Cerita Fiksi
Studi Banding di Istana Semut oleh Hotma L. Tobing | MXVI
Dalam ruangan dingin, dengan pengatur suhu udara, mereka belajar. Selama tinggal di asrama, Randi sungguh kerasan. Asrama diklat di Jakarta Kidul. Sudut ibukota bagai daerah pegunungan yang penuh dengan pohonpohon rindang itu. Para peserta wajib dan berolah raga di pagi hari. Randi dan Gindo tinggal sekamar. Lengkap dengan meja belajar. Selama diklat, ketika Randi duduk atau tidur-tiduran, acap melihat beberapa jenis semut berseliweran di kaki meja atau di dinding. Ada berwarna hitam, merah kekuning-kuningan. Bentuknya yang kecil dan besar. Gerombolan semut itu sering menyapa Randi agar bangun tidur. Randi jadi akrab dengan mereka. Seekor semut tiba-tiba berjalan di lengan Randi. “Maaf pak. Apakah bahagia dengan apa yang anda peroleh?,” seekor semut bertanya. “Ya kadang-kadang” Randi manggut-manggut bercampur heran. Pertanyaan itu tak terduga. Di malam lain seekor semut menegur dirinya yang lagi asik tidur. “Maaf ya. Terima kasih telah menolong kami” “Menolong? Lho saya ini menolong siapa?” “Pernah suatu pagi, anda telah mengangkat aku dan teman-teman dari aliran air deras. Anda mengangsurkan selembar daun besar, sehingga kami tidak terbawa arus air” ”Di mana dan kapan?,” Randi menyentuh keningnya, mencoba mengingat di mana dia pernah menolong semut. “Ah masa anda lupa? Terlalu banyak acara pekerjaan ya? “ Randi diam, sambil geleng-geleng kepala “Waktu itu ada banjir setengah dengkul di jalan Dr. Wahidin, kantor Nagara Dana Raksa, Jakarta. “Kapan?”
20
TC Media Edisi 64 | Tahun VII
“Bulan Januari “ “Oh begitu,” Randi lupa kapan dia menolong mahluk hidup berbadan kecil itu. “Kalau tidak ditolong, kami akan sakit, dan kami tidak bisa lagi cari makan. Karena kami baru bisa makan kalau sudah bekerja,”kata semut itu terharu. “Lho, bukankah itu di Jakarta Pusat?” “Ya betul, tetapi kami kan suka pindah-pindah juga. Besok di Wetan, Lor. Mutasi, gitu. Buat penyegaran agar semangat bekerja menyala-nyala,” kata semut dengan wajah sumringah. *** Sejak berkenalan dengan semut, Randi dan mereka sering bincangbincang. Randi diajak beberapa semut berkunjung ke istana kerajaan mereka. “Anggap saja studi banding ke negeri kami ini,” papar seekor semut. Randi mengikuti apa kata semut. Para semut itu menyambut dengan hangat. Pergi kemana-mana melalui jalan yang berliku-liku di sekitar itu. Selama perjalanan, Randi tidak pernah merasa haus dan lapar. Banyak hal yang dilihatnya sepanjang perjalanan. Para semut selalu melakukan kerja secara bersama-sama. Randi pun diajak melihat perpustakaan semut. Banyak buku bacaan tersedia, baik edisi lama tetapi sarat makna maupun buku-buku yang baru terbit. Tentang belasting, douane, pasar bursa maupun buku-buku fiksi. Penikmat rohani. “Wah kalian telah memberiku informasi akurat. Saya tahu banyak hal dari pertemuan ini” “Hehe, kita ini kan mahluk ciptaan Tuhan,” kata seekor semut “Siapa nama anda?,” tanya Randi kepada pemimpin semut. “Namaku semut api. Nama Latinku Selenopsis geminate”, kata semut itu sembari mempersilakan semut disebelahnya memperkenalkan diri “Semut pemotong daun. Nama Latinku Polyrachis abdominalis,” Demikian juga semut lain di disebelah
kanannya memperkenalkan diri “Semut kripik - Cremastogaster diffornis,” kata yang lain “Saya semut pudak -Tapinoma melanocephalum,” kata yang lain “Dan saya semut rangrang Oecophyla smaragdina,” kata semut terakhir “Nama saya Randi, pemerhati semut he he,” kata Randi seadanya Di perpustakaan tersebut, Randi membaca buku yang memaparkan tentang suku bangsa semut yang selalu hidup damai dan tenteram. Semut kelompok serangga yang sering dijumpai sehari-hari di tumbuh-tumbuhan, tanah, dan bahkan dalam rumah. Seperti serangga bersifat sosial lainnya, semut hidup berkoloni dengan kordinasi fungsi anggotanya sangat teratur. Ada beribu jenis semut. Komposisi anggota koloni dalam sarang semut terdiri atas semut jantan semut betina dan semut pekerja. Mudah beradaptasi dengan lingkungan, daerah penyebaran semut sangat luas, mulai dari kutub sampai daerah tropika. Habitat lapangan terbuka, bawah batu atau kayu, pohon hidup atau mati dan tempat lain yang memberikan perlindungan. Semut ini berprilaku khas untuk setiap jenis. Ada yang menguntungkan manusia. Dapat membantu mengurai sisa-sisa tumbuhan dan binatang, namun ada yang merugikan manusia -menyerang tanaman budi daya, mengerumuni makanan, menggigit dan menularkan penyakit. Mereka punya koloni. Koloni semut terdiri atas tiga kasta yakni betina, jantan dan pekerja. Spesialisasi perkerjaannya memerlukan penyesuaian fisik yang luar biasa. Semut betina (ratu) menghasilkan telur sebanyak-banyaknya. Badannya besar. Semut jantan (raja) memiliki tubuh yang lebih kecil daripada ratu, kepala berbentuk bulat, rahang mereduksi dan antena panjang dan ramping. Raja ini bersayap sehingga bisa terbang
Cerita Fiksi mengikuti ratu. Semut jantan bertugas mengawini ratu dan berumur pendek. Segera mati setelah melakukan perkawinan. Semut pekerja merupakan rakyat dari masyarakat sosial semut. Individunya merupakan semut steril yang tidak bersayap. Antena, rahang dan kakinya berkembang baik. Matanya sangat kecil atau mereduksi dan memiliki oselus. Tugasnya menjaga telur, merawat larva dan pupa, membangun sarang, mencari makanan dan menjaga sarang agar tetap bersih. Ada beratus jenis semut. Semut api merah cerah, gigitannya menyebabkan rasa panas di tubuh. Semut pemotong daun, berwarna hitam. Semut kripik tubuh kecil dan panjang. Semut pudak berukuran kecil dan ramping berwarna putih kotor. Jenis ini suka benda yang manis, gula, madu dan bagian tumbuhan yang muda dan berasa manis. Semut rangrang yang beda dengan lainnya. Menyukai lingkungan yang berudara bersih, bebas dari asap pabrik dan pembakaran sampah. Membuat sarang seperti anyaman, rapih dan menarik hati sesama semut. Daun-daun ditarik ke satu arah dan dijalin dengan benang-benang halus yang diambil dari larvanya sendiri. Semut- semut bekerja bolak balik dari daun ke daun lainnya membentuk anyaman. Ketika mau pulang dari studi banding ke kerajaan semut, mereka sangat terharu. “Maaf pak, kami tidak memberi apaapa sebagai hadiah untuk bapak. “Wah tidak usahlah, yang penting saya sudah dapatkan banyak pelajaran bernas hal dari kalian”
“Kami cuma minta satu hal, kalau berkenan. Mohon berkenan untuk kami ajak berdoa” “Berdoa?” tanya Randi heran. Lalu para semut itu berbaris rapi di depan Randi. Satu diantara semut hitam, yang badannya agak besar memimpin doa. Dia melipat tangan. Beginilah bunyi doa itu. “Tuhan. Diantara binatang-binatang dimuka bumi ini, keluarga kamilah yang masih mau menerima, menjaga, serta mengembangkan rahmat kerukunan yang Kau berikan. Bilamana kami berada kami saling tegur sapa. Dimana kami bahaya kami saling memperingatkan. Dimana ada rezeki, kami saling membagi. Betapa manisnya butiran gula yang dinikmati bersama. Kami selalu kerja sama setiap saat, bukan hanya ketika banjir saja. Tuhan Makhluk di bumi bahagia melihat kami dan mengagumi kami para semut yang selalu manjalin hidup bersama dalam kasih kerukunan-Mu. Oh, betapa indah kerukunan itu. Walau kami hanya semut binatang kecil, tetapi kamilah yang masih saling berbagi kebahagiaan. Tuhan Kami keluarga para semut berdoa kepada Mu ya Tuhan sumber kerukunan. Bukalah mata hati setiap mata hati setiap makhluk hidup di bumi ini agar mau berbagi rezeki kepada saudara saudaranya. Ajarlah mereka untuk meneteskan air mata bila melihat saudara mereka bersedih. Ajarkanlah tertawa bila melihat saudaranya bahagia. Jagalah hati mereka supaya tidak terjadi yang sebaliknya. Biarlah mereka menyumbang yang kebanjiran tanpa pamrih, bukan supaya kelihatan di media massa bahwa mereka memberi. Atau ciptakan
pencitraan. Tuhan Kami berdoa pada Mu. Semoga manusia tidak selalu resah dan khawatir akan hari esok sehingga mereka tidak menumpuk rezeki demi anak cucu mereka sendiri yang belum lahir, dan terus menumpuk hingga cukup untuk membekali tujuh keturunan.?Amin Tiba-tiba Gindo teman sekamarnya menggoyang-goyang raga Randi di tempat tidur. “Mas, mas Randi. Maaf, ini sudah jam 7.00 pagi” “Semut, semut hitam itu,” suara Setia memelas “Semut hitam? Sadar mas, segera bangun sampean” Randi masih asik memegangi bulu matanya. “Tangi mas. Bangun. Opo mas Randi indak ikut ujian?” “Ujian opo toh mas Gindo?,” tanya Randi terheran-heran “Lho, kok lupa. Ini ujian tentang Integritas mas” “Apalagi mas?” “Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan” “Apalagi mas?” “Kesempurnaan mas” “Oh” “Jangan pakai oh. Segera bangun. Masih ada waktu untuk mandi mas. Buruan,” kata Gindo memberi semangat. Cerpen ini terinspirasi dari buku “Pujian dan Doa 70 Binatang”, karangan N. Wahyu Sulistiyana, Penerbit Kanisius, Yogyakarta. Bilik Zury Resort-bilik Sutikno Slamet, Jakarta-Pangului 29/1/2014/07:54
Ius curia Novit artinya seorang hakim dianggap tahu akan hukumnya Pacta sunt servanda artinya setiap perjanjian itu mengikat para pihak dan harus ditaati dengan itikad baik Ubi societas ibi jus artinya dimana ada masyarakat, disitu ada hukumnya Vox populi vox dei artinya suara rakyat adalah suara Tuhan
TC Media Edisi 64 | Tahun VII
21
Lokus SOSIALISASI PENGADILAN PAJAK
Memberikan Keadilan dan Kepastian Hukum Dalam Penyelesaian Sengketa Pajak Bertempat di Bhirawa Assembly Hall Lantai 1 Hotel Bidakara Jalan Jenderal Gatot Subroto, Pancoran Jakarta Selatan telah berlangsung Sosialisasi mengenai Pengadilan Pajak dengan tema “ Peran Pengadilan Pajak Untuk Memberikan Keadilan dan Kepastian Hukum Dalam Penyelesaian Sengketa Pajak”, Rabu tanggal 12 Maret 2014 . Acara ini diawali terlebih dahulu dengan pembacaan doa yang dipimpin oleh Haryono. Dilanjutkan dengan menyanyikan Hymne dan Mars Pengadilan Pajak yang dipersembahkan oleh paduan suara Pengadilan Pajak yang dipimpin konduktor Djunita Manalu. Pada saat paduan suara benyanyi, seluruh hadirin dipersilakan untuk berdiri. Sebagaimana ditentukan di dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak disebutkan Pengadilan Pajak adalah badan peradilan yang melaksanakan kekuasaan kehakiman bagi Wajib Pajak atau Penanggung Pajak yang mencari keadilan terhadap sengketa pajak. Selanjutnya di dalam UU tersebut juga telah digariskan bahwa pembinaan teknis peradilan di Pengadilan Pajak dilakukan oleh Mahkamah Agung sedangkan pembinaan organisasi,
22
TC Media Edisi 64 | Tahun VII
administrasi dan keuangan dilakukan oleh Kementerian Keuangan. Pengadilan Pajak mempunyai tugas dan wewenang memeriksa dan memutus sengketa pajak yaitu sengketa yang timbul dalam bidang perpajakan antara Wajib Pajak atau Penanggung Pajak dengan pejabat yang berwenang sebagai akibat dikeluarkannya Keputusan yang dapat diajukan banding atau Gugatan kepada Pengadilan pajak berdasarkan peraturan perundang-undangan perpajakan, termasuk Gugatan atas pelaksanaan penagihan berdasarkan Undang-undang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa. UU Pengadilan Pajak menegaskan bahwa Pengadilan Pajak merupakan Pengadilan tingkat pertama dan terakhir dalam memeriksa dan memutus Sengketa Pajak. Putusan Pengadilan Pajak merupakan putusan akhir dan mempunyai kekuatan hukum tetap namun para pihak yang tidak puas terhadap Putusan pengadilan pajak masih dapat melakukan upaya hukum luar biasa yaitu mengajukan permohonan Peninjauan Kembali ke Mahkamah Agung. Hal-hal tersebut di atas merupakan sebagian dari materi Sosialisasi ini yang
tujuan utamanya dimaksudkan untuk menyebarluaskan informasi kepada masyarakat mengenai tugas pokok dan fungsi Pengadilan Pajak, termasuk didalamnya penyampaian informasi mengenai persyaratan dan prosedur Rekrutmen Hakim Pengadilan Pajak, guna menarik minat anggota masyarakat yang memenuhi persyaratan mengikuti seleksi hakim Pengadilan Pajak. Pada acara tersebut berkenan menjadi Keynote Speaker adalah Kiagus Ahmad Badaruddin (Sekretaris Jenderal Kementerian Keuangan) dan Yang Mulia Dr. Achmad Soebechi, SH (Ketua Kamar Tata Usaha Negara Mahkamah Agung RI). Sedangkan materi sosialisasi disampaikan oleh I Gusti Ngurah Mayun Winangun, SH.,L.LM., (Ketua Pengadilan Pajak), Entis Sutisna, S.H.,M.Hum (Hakim Pengadilan pajak) dan Karlan Sjaibun Lubis, S.Sos (Hakim Pengadilan Pajak) dengan moderator Tri Hidayat Wahyudi, AK., M.B.A, (Wakil Ketua III Pengadilan Pajak). Dalam paparan awal, moderator menjelaskan sejarah Pengadilan Pajak di Indonesia dimulai dari berdirinya Institusi Pertimbangan Pajak (IPP) pada tahun 1915 s.d. 1959, Majelis Pertimbangan Pajak (MPP) tahun 1959 s.d. 1997, Badan Penyelesaian Sengketa Pajak (BPSP)
Lokus tahun 1998 s.d. 2002 dan Pengadilan Pajak (PP) tahun 2002 s.d. saat ini yangdibentuk dengan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak tanggal 12 April 2002. Acara dilanjutkan Penyampaian materi sosialisasi oleh Ketua Pengadilan Pajak IGN Mayun Winangun, S.H., L.L.M. Ketua Pengadilan Pajak menjelaskan bahwa Pengadilan Pajak mempunyai tugas dan wewenang memeriksa dan memutus Sengketa Pajak Pengadilan Pajak dalam hal Banding hanya memeriksa dan memutus sengketa atas keputusan keberatan. Pengadilan Pajak dalam hal Gugatan memeriksa dan memutus sengketa atas pelaksanaan penagihan Pajak atau Keputusan pembetulan atau Keputusan lainnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (2) Undang-Undang No.6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan UU No.16 Tahun 2009 dan peraturan perundangundangan perpajakan yang berlaku. Dalam perkembangannya terdapat sidang di Luar Tempat Kedudukan (SDTK) yang dilakukan dengan pertimbangan untuk mendukung kelancaran/percepatan penanganan sengketa pajak dan mendekatkan pada para pihak yang bersengketa, sesuai dengan asas peradilan yang berbiaya ringan, cepat dan sederhana. SDTK telah dibuka tanggal 7 Juni 2012 di Yogyakarta dan di Surabaya pada tanggal 14 Maret 2013. Ketua juga menyebutkan saat ini sangat dibutuhkan jumlah hakim Pengadilan Pajak yang memadai, untuk
mengimbangi kecenderungan meningkatnya jumlah sengketa pajak yang diajukan ke Pengadilan Pajak dari tahun ke tahun. Sengketa Bea Cukai/Pajak Pusat dan Pajak Daerah Mengenai sengketa Kepabeanan dan Cukai, Proses Pengajuan Banding Kepabeanan dan Cukai disampaikan oleh Karlan Sjaibun Lubis, S.Sos. Cukai sebagaimana tercantum dalam UndangUndang No. 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan sebagaimana telah diubah dengan UU No. 17 Tahun 2006. Menurut Lubis bahwa sengketa Bea Cukai adalah dalam bidang Kepabeanan dan antara Importir, PPJK, Pelayaran, Pengusaha TPB, Eksportir, Pengusaha BKC, Pengusaha TPS dan Dirjen Bea Cukai. Akibat dikeluarkannya Keputusan Dirjen Bea Cukai mereka akan mengajukan banding misalnya tentang: · Penetapan tarif dan nilai Pabean (Pasal. 16, Pasal. 93, dan Pasal. 95) · Penetapan kembali tarif dan nilai Pabean (Pasal. 17-Pasal. 95) · Penetapan selain tarif dan nilai Pabean (Pasal. 93A-Pasal. 95) · Penetapan denda (Pasal. 94-Pasal 95) Tentang Pajak Pusat dengan Pajak daerah dijelaskan oleh Entis Sutisna, S.H., M.Hum. Dalam paparannya menyebutkan bahwa latar belakang terjadinya sengketa atas pelaksanaan pajak daerah karena :
· Perbedaan penafsiran atas ketentuan mengenai pajak daerah. · Perbedaan kepentingan antara wajib pajak dengan fiskus. · Terbatasnya kemampuan tenaga fiskus. · Kurangnya koordinasi dalam pelaksanaan pemungutan pajak. Lebih lanjut Entis Sutisna memaparkan tentang Keterkaitan Pajak Daerah dan Pajak Pusat. Pajak Daerah dan Pajak Pusat merupakan suatu sistem perpajakan nasional yang pada dasarnya merupakan beban masyarakat. Pembinaan Pajak Daerah harus sejalan dan terpadu dengan pajak pusat sehingga masyarakat dapat melaksanakan dengan baik dan merasakan keadilan, terutama mengenai obyek dan tarif harus saling melengkapi. Walaupun hujan mengguyur ibukota Jakarta sejak subuh, namun tidak menghalangi undangan untuk tetap hadir. Para peserta yang hadir dalam acara sosialisasi, , berasal dari kalangan Lembaga Negara (Mahkamah Agung dan Komisi Yudisial) dan Birokrasi yaitu Direktorat Jenderal Pajak, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, Pemerintahan Daerah, kalangan Akademisi, Profesi dan perwakilan Wajib Pajak yang berdomisili di wilayah DKI Jakarta, serta dari kalangan media massa. Para peserta sosialisasi yang berjumlah sekitar 220 orang tersebut diberi sertifikat. Hotma Lumban Tobing M 16 a
TC Media Edisi 64 | Tahun VII
23
Resensi Buku Judul buku
: BERBAGAI PERTANYAAN MASA KINI DENGAN JAWABAN ALA SHAKESPEARE Penulis : Jess Winfield Cetakan pertama : 2012 Penerbit : Bhuana Ilmu Populer (Kelompok Gramedia) Jakarta Tebal buku : viii + 250 halaman
TATKALA SHAKESPEARE MENJAWAB TENTANG PERSOALAN HIDUP What is it in a name? Apalah arti sebuah nama. Itu acap kita dengar. Itulah salah satu karya William Shakespeare. Dengan ramuan sejarah, drama, dan humor ringan ala Shakespeare, di dalam buku ini penulis Jess Winfield menunjukkan betapa kearifan penyair tersebut ternyata tak lekang oleh waktu. Tentang cinta, dia berpesan : Janganlah meniru kisah cinta Romeo dan Juliet yang saling jatuh cinta sampai mati. Rugi banget tau! Sebaliknya bangunlah rasa cinta yang bertahan lama. Bagaimana dengan kencan pertama? Apakah bertemu di pasar Bringharjo? Pasar Klewer, Pasar Baru? Pasar Minggu atau Pasar Jumat? Kemudian Shakespeare menjawab persoalan hidup lainnya yang berseliweran di depan mata. Misalnya tentang diversifikasi harta, tanggung jawab, pengelolaan waktu, bekerja di kantor, promosi, ambisius, persoalan sulit, belajar bahasa, kartu kredit, belanja pakaian, bagaimana merayu wanita bila si pria tidak pandai bicara, tentang menanamkan disiplin kepada anak, kesenangan, masa tua, kematian dan lain-lain. Tahun lalu, drama karya sastrawan Inggris, William Shakespeare (1564-1616), berjudul "A Midsummer Night's Dream" telah dilakonkan dalam pementasan teater kolosal oleh anak kawasan Gunung Merapi malam tersebut diubah menjadi "Impen Sewengi ing Merapi" (Mimpi Semalam di Merapi). Sekitar 140 anak di kawasan barat Gunung Merapi dengan sutradara dari Prancis yang sekaligus penulis naskah, Catherine "Kati" Basset, mementaskan lakon berlatar belakang Yunani kuno itu dengan durasi sekitar dua jam, di Padepokan "Tjipto Boedojo Tutup Ngisor", desa Sumber, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, sekitar delapan kilometer barat daya puncak Gunung Merapi. Demikian ditulis Hari Atmoko di harian Kompas (13/3 2013). Lebih lanjut diberitakan, pemimpin padepokan, Sitras Anjilin, selain bertindak sebagai penata tari, bersama Untung Pribadi, pemimpin Sanggar Bangun Budaya Desa Sumber--
24
TC Media Edisi 64 | Tahun VII
juga menjadi dalang dalam pementasan yang telah kental dalam nuansa kesenian tradisional Jawa seperti wayang orang, geguritan, tembang jawa, dan beberapa tarian rakyat setempat. Kemudian iringan musik tradisional seperti gamelan dan musik Barat seperti orkestra, dialog antar pemain, performa seni, dan tarian tradisional, antara lain topeng ireng, kuda lumping, angguk rame, dayak grasak, dan reog, mewarnai pementasan di kawasan ber udara sejuk di tepian alur Kali Senowo yang aliran airnya berhulu di Gunung Merapi, malam itu. Masyarakat setempat, termasuk para pecinta seni, tamu undangan, dan mereka yang datang dari mancanegara memadati pendopo padepokan yang didirikan pada tahun 1937 hingga berakhir pementasan pada hari Senin (11/3), sekitar setengah jam sebelum malam itu menyentuh pukul 24.00 WIB. Sitras Anjilin memulai pementasan itu dengan ungkapan "gorogoro", dengan kalimat-kalimat sastra Jawa yang isinya tentang asal muasal penceritaan lakon "A Midsummer Night's Dream" dalam versi lokal Merapi. "Bumi wus emoh mangan banyu, nanging langit nyiram bumi nganti banjir dadi gorogoro, jaman kalabendu. Jaman kuwalik, ana bocah nutuh wong tuwo, ana wong tuwa takon bocah, akeh guru ider ngelmu, akeh wong duraka kudhung agama. Jroning goro-goro negara ora tentrem, para pimpinan negara wis ilang rasa welas asih sahingga pada tumindak murang tata, gawe rugi bangsa, korupsi dadi budaya, manungsa wis ora bisa bangga," demikian ucapan sang Dalang itu. Kurang lebih maksud kalimat di atas antara lain, "Bumi menolak air, tapi hujan terus menerus turun hingga terjadi bencana banjir. Zaman sudah terbalik, ada anak berani kepada orang tua, orang tua bertanya kepada anak, banyak guru menjual ilmu, pendosa berkerudung agama. Negara tidak tenteram karena para pemimpin mementingkan diri dan melanggar aturan, membuat penderitaan bangsa, korupsi menjadi budaya. Manusia sudah tidak patuh".
dia?
William Shakespeare. Siapakah
Kita memang telah memiliki buku-buku kumpulan nasihat bernas. Mampukah karya-karya sang pujangga ini menawarkan suatu bimbingan pribadi semacam itu juga? Dengan ramuan sejarah, drama, dan humor ringan ala Shakespeare, penulis Jess Winfield menunjukkan betapa kearifan penyair tersebut ternyata tak lekang oleh waktu. Mari kita membaca apa kata Shakespeare tentang banyak hal dalam denyut kehidupan kita. Shakespeare adalah orang teater sejati. Pada masa ratu Elizabeth I, teater sering dianggap sebagai kumpulan orang yang bermoral bejat. Drama-dramanya penuh dengan adegan menakjubkan (hal.177) Apa yang akan dilakukan Shakespeare ketika harus memilih jurusan di perguruan tinggi? Matematika dan metafisika. Pelajarilah itu semua jika memang berminat. Keberuntungan tak muncul di tempat di mana tak ada kesenangan yang bisa dinikmati. Singkat kata, Tuan, pelajarilah apa yang paling anda suka. Shakespeare, sebagaimana layaknya para pemikir besar lainya, secara sederhana menganjurkan kita agar menuruti kata hati dan impian kita. Apa yang akan dilakukan Shakespeare dalam menganeka-ragamkan hartanya? Semua bisnisku.Tak kupercayakan hanya pada seorang saja, atau pada satu tempat saja; Demikian juga aku tidak menggantungkan hartaku pada keberuntungan di tahun ini saja. Antonio, The Merchant of Venice, I.i.41 Nasihat masalah keuangan dari Antonio ini sukup sederhana dan sudah sangat tua, tetapi sering diabaikan. Jangan taruh semua telur anda satu keranjang. Buktinya, Antonio tidak melakukan seperti apa yang dia katakan dalam nasihatnya. Ia terjebak dalam suatu situasi di mana ia berusaha melakukan banyak hal sekaligus dalam suatu waktu bersamaan, sehingga ia
Resensi Buku bahkan berutang satu pon daging tubuhnya sendiri pada seorang lintah darat bernama Shylock. William Shakespeare, adalah orang yang realistis, investor dalam bisnis teater, real estate, dan pasar komoditi pertanian Stratford, mendesak anda agar melakukan diverifikasi. Berbagai perencanaan keuangan yang kini ada di pasaran melibatkan gabungan beragam peluang investasi: saham, surat berharga, real estate, rekening bank dan banyak lainnya. Apa yang akan dilakukan Shakespeare jika ia mendapatkan sejumlah tanggung jawab baru? Jangan khawatir akan kehormatan. Beberapa diantara kita memang terlahir sebagai orang terhormat, beberapa meraih kehormatan dan beberapa lagi tertimpa kehormatan. Twelfth Night, II.v.143 Setiap hari kita selalu menemukan diri kita dalam banyak situasi baru yang penuh tantangan. Shakespeare berpesan bahwa kita tidak boleh takut menghadapi semua itu. Sebaliknya, kita seharusnya memandang mereka sebagai suatu petualangan yang mengasyikkan, sebuah kesempatan. Ia mengatakan pada kita untuk mempercayai semua naluri kita dan menggunakan semua bakat serta kemampuan kita dan kita pun pasti akan berhasil. Apa yang akan dilakukan Shakespeare terhadap ketepatan waktu? Lebih baik terlalu cepat tiga jam daripada satu menit terlambat. Francis Ford, The Mercy Wives of Windsor, II.ii.311 Shakespeare mengingatkan kita bahwa kita bisa mengurangi stress dalam kehidupan kita, dan juga orang lain, hanya dengan menyisakan banyak waktu untuk pertemuan atau janji berikutnya. Dengan demikian, anda akan tiba di sana sedikit lebih awal. Hal ini akan memberikan anda sedikit waktu untuk melakukan sedikit persiapan tambahan untuk pertemuan itu, atau untuk sekadar melihat-lihat di pertokoan atau membeli margarita sebelum teman-teman anda berdatangan. Bukankah semua ini adalah hal yang sangat baik? Ini akan mendukung keberhasilan dalam profesi apa pun. Atau siapapun kita yang berdomisili di Jabodetabek menuju kawasan perkantoran di Lapangan Banteng, Jakarta Pusat. Bukankah jauh lebih baik tiba di kantor lebih dini daripada telat dua puluh sembilan menit? Kalau tiba lebih dini, kita bisa tidur atau tiduran di kursi. Kalau telat sebelum
pukul 07.59, bisa fleksi. Kalau melebihi pukul 08.00, maka praktis tunjangan dipotong sekian persen dan akan diomeli istri. Apa kata Shakespeare bila harus bekerja (pukul 07.30 s.d pukul 17.00? ) Lihatlah kehidupan masyarakat Romawi kuno. Warganegara yang mulia, kaya dan yang mendapat hak-hak istimewa serta begitu banyak hari libur, ternyata mengalami kebosanan hingga akhirnya mereka melewatkan waktunya dengan mulai menciptakan pertunjukan yang mempertontonkan pencampakan orang-orang tertentu ke mulut singa. Banyak kenyataan bahwa dalam suatu pekerjaan normal, anda menghabiskan lebih banyak waktu terjaga di luar waktu kerja sesungguhnya. Shakespeare memesankan agar kita benar-benar tidak bekerja pada saat anda memang berada di luar jam kerja. Di akhir jam kerja, tinggalkanlah semua pekerjaan anda di kantor. Habiskan waktu senja anda bersama keluarga atau handai tolan. Sebab pada kenyataannya (sesuai pengakuan beberapa teman) bahwa banyak staf kantor tercinta ini membawa pekerjaannya ke rumah, lalu menyelesaikannya di akhir pekan. Ah...Terlalu... Apa yang akan dilakukan Shakespeare ketika ia menghadapi persoalan yang sulit? Barangsiapa menanggung derita sendirian, batinnya pastilah amat tersiksa. Melupakan dan mencampakkan jauh-jauh kebebasan dan kesenangan, Namun hati yang tabah dan sabar akan mendapat penghiburan, Ketika kesedihan beroleh teman, persahabatan pun terjalin. Kita tentu mahfum, bahwa cara terbaik untuk menyelesaikan semua masalah kita ialah dengan saling kontak (entah itu terapi kelompok, konseling pribadi atau sekedar ngobrol dengan teman yang juga sedang frustrasi). Meskipun masih banyak diantara kita yang lebih suka menyimpan permasalahan di dalam hati dan membiarkannya membusuk di situ. Apa yang akan dilakukan Shakespeare saat berbelanja pakaian? Gaya hidupmu kiranya sesuai dengan isi dompetmu, namun tak perlu mewah; boleh kaya, tapi jangan norak; Karena busana kerap mencerminkan pemakainya. Polonius, Hamlet, I.iii.70 Shakespeare hidup di zaman ketika orang sangat memperhatikan kesantunan berbusana. Gaya renaisans Italia menyingkirkan breeches dan tunik
serbaguna yang merupakan produk abad pertengahan dan memperkenalkan pada Eropa yang baru memasuki abad keemasan suatu busana lengkap yang terdiri dari slops dan pantaloon, doublets dan jerkins, capes dan bodices. Namun nasihat Polonius pada anak lelakinya, Laerte yang hendak berpergian ke Prancis, mencerminkan kepribadian Shakespeare yang praktis; busana hendaknya sesuai dengan dompetmu. Berbelanjalah sesuai kebutuhan anda, katanya, namun juga jangan jadi orang kikir. Apa yang akan dilakukan Shakespeare tetnang penggunaan kartu kredit? Janganlah menjadi pengutang atau pemiutang. Polonius, Hamlet, III.i.75 Baiklah, anda mungkin pernah mendengar nasihat ini sebelumnya. Tetapi pakah anda sungguh-sunguh menaatinya? Sekarang ini semuanya memang menjadi serba mudah. Di zaman dimana orang “beli sekarang dan bayar tanpa bunga hingga Februari 2152!” dan mendapat “bunga khusus 2,9%!” yang akhirnya terjerat dalam utang. Tentu saja, untuk membeli mobil atau rumah, kita perlu mengajukan pinjaman. Dan, tentu saja tidak masalah untuk meminjamkan sedikit uang pada seorang teman yang dalam kesulitan, asalkan anda tak pernah berharap uang itu dikembalikan. Namun Shakespeare tahu bahwa semua itu harus dipandang sebagai suatu perkecualian dan bukan merupakan hukum. Tampaknya Shakespeare telah pensiun pada usia yang masih cukup produktif, yaitu 44 tahun, dan kembali ke Stratford; ia tak mungkin dapat melakukan semua itu jika tidak hidup secara hemat. Tentang karya William Shakepeare William Shakespeare adalah seorang penulis Inggris yang seringkali disebut orang sebagai salah satu sastrawan terbesar Inggris. Ia menulis sekitar 38 sandiwara tragedi, komedi, sejarah, dan 154 sonata, 2 puisi naratif, dan puisi-puisi yang lain. Lahir: Stratford-upon-Avon, Britania Raya Meninggal: 23 April 1616, Stratford-uponAvon, Britania Raya Pasangan: Anne Hathaway (m. 15821616) , dikaruniai anak: Hamnet Shakespeare, Susanna Hall, Judith Quiney Film: Hamlet, Henry V, Gnomeo & Juliet, Throne of Blood, Omkara, Make Your Move 3D Hotma Lumban Tobing M 18 a Pancoran Timur II 18/02/2014 08:52:29
TC Media Edisi 64 | Tahun VII
25
Lokus
Pengadilan Pajak Butuh Unit Front Office dan Layanan Informasi yang Representatif dan Handal oleh Adnan Abdullah*
Salah satu temuan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam kajian terhadap penyelenggaraan peradilan pajak adalah masih adanya pelayanan terkait sengketa pajak di back office. Sebagaimana diketahui, dalam Kode Etik dan Pedoman Perilaku Hakim disebutkan bahwa Hakim harus menghindari hubungan, baik langsung maupun tidak langsung dengan advokat, penuntut dan para pihak dalam suatu perkara yang tengah diperiksa oleh Hakim yang bersangkutan. Hakim juga harus membatasi hubungan yang akrab, baik langsung maupun tidak langsung dengan advokat yang sering berperkara di wilayah hukum pengadilan tempat hakim tersebut menjabat. Demikian pula dalam kode etik panitera, panitera dan panitera pengganti tidak boleh berkomunikasi dengan pihak yang berperkara di luar persidangan, kecuali dilakukan demi kelancaran persidangan yang dilakukan secara terbuka dengan tidak melanggar prinsip persamaan perlakuan tanpa keberpihakan. Berdasarkan kode etik hakim dan panitera, menurut KPK, ruang-ruang kerja Majelis/Hakim dan Sekretariat Pengadilan Pajak (Set PP) seharusnya tidak dapat diakses oleh pihak-pihak yang berperkara. Di Pengadilan Pajak telah dipasang tanda larangan masuk bagi pihak-pihak yang
26
TC Media Edisi 64 | Tahun VII
berperkara, namun demikian tidak ada petugas yang menjaga pintu masuk ruang kerja Majelis/Hakim dan Set PP, sehingga masuknya pihak-pihak yang berperkara tidak dapat dicegah. Bahkan pihak-pihak berperkara maupun kuasa hukumnya dapat dengan leluasa masuk ke ruang kerja majelis/hakim dan panitera pengganti untuk menyerahkan secara langsung bukti susulan/tambahan kepada Panitera Pengganti diluar persidangan. Pihak berperkara juga dapat masuk ke ruang kerja Bagian Administrasi Sengketa Pajak (ASP), Bagian Yurisprudensi dan Pengolahan Data (Yurpenda), dan Bagian Administrasi Peninjauan Kembali dan Dokumentasi (APKD). Menurut KPK, hal tersebut berpotensi menciptakan hubungan kerja yang tidak patut, mengganggu independensi peradilan, dan mengganggu proses kerja back office. Benarkah seperti itu? Hal tersebut memang benar karena Penulis melihat hal tersebut masih sering terjadi di lingkungan Pengadilan Pajak, bahkan Penulis mengalami sendiri di Bagian di APKD. Kebiasaan para pihak yang bersengketa yang dengan leluasa masuk ke ruang kerja telah berlangsung sejak lama. Selama ini pemohon Peninjauan Kembali (PK) atas putusan Pengadilan Pajak memang dipanggil untuk menandatangani Akta
Permohonan PK-nya dan mengambil Putusan PK dari Mahkamah Agung di ruang kerja Bagian APKD. Kebiasaan tersebut tidak saja berpotensi menciptakan hubungan kerja yang tidak patut, mengganggu independensi peradilan, dan mengganggu proses kerja back office, namun juga mengganggu ketenangan pegawai lainnya yang sedang bekerja, keamanan ruangan, bahkan rentan menimbulkan konflik. Penulis juga sering mendapati pihak yang bersengketa datang untuk menanyakan tindak lanjut atau perkembangan permohonan PK-nya kepada pegawai di Bagian APKD. Bahkan pernah terjadi Pemohon PK mendatangi pegawai sambil marah-marah hingga bertengkar dengan pegawai di Bagian APKD karena tidak mendapat kepastian mengenai penyelesaian permohonan PK-nya. Melihat kondisi seperti itu, Penulis selaku Kepala Bagian APKD telah membuat kebijakan internal, antara lain adalah memindahkan penandatanganan Akta Permohonan PK yang sebelumnya di ruang kerja Bagian APKD ke ruang khusus di area publik, yaitu di dekat ruang tunggu persidangan di lantai 10 Gedung Sutikno Slamet. Penulis juga membuat kebijakan untuk menyampaikan Putusan PK dari Mahkamah Agung kepada para pihak
Lokus melalui jasa pengiriman pos. Penulis juga telah melarang para pegawai di Bagian APKD untuk menerima para pihak yang bersengketa di ruang kerja (back office) untuk alasan apapun. Namun terkadang larangan tersebut masih dilanggar dengan berbagai alasan, seperti belum adanya ruangan front office yang representatif. Kondisi ini tentu tidak hanya terjadi di Bagian APKD, namun juga masih terjadi di Majelis dan Bagian lainnya. Lantas bagaimana cara mengatasi persoalan ini? Persoalan ini semestinya dapat diatasi dengan adanya pemisahan yang tegas antara back office dengan pelayanan langsung yang merupakan domain front office. Front office adalah unit dalam suatu organisasi yang fungsinya adalah melaksanakan tugas-tugas pelayanan secara langsung kepada customer atau pelanggan. Ruang kerjanya diletakkan di bagian depan, sehingga lazim disebut front office. Petugas di front office biasa disebut dengan customer service. Adapun back office adalah unit dalam suatu organisasi yang fungsinya adalah melaksanakan tugas-tugas operasional yang sifatnya tertutup dan tidak dapat diakses oleh customer atau pihak luar.
Ruang kerjanya diletakkan di bagian belakang, sehingga lazim disebut back office. Berdasarkan pengertian dan fungsinya, back office dan front office jelas berbeda, sehingga keduanya tidak dapat digabungkan atau dilaksanakan di tempat yang sama, apalagi di institusi Pengadilan Pajak yang terikat dengan kode etik dan peraturan-peraturan terkait lainnya. Fungsi back office dan front office di Pengadilan Pajak wajib dipisahkan dengan tegas. Agar pemisahan kedua fungsi ini dapat dilaksanakan secara efektif, tentu membutuhkan sarana dan SDM yang memadai. Pengadilan Pajak membutuhkan ruang customer service di front office yang representatif dan terpisah dari ruang kerja (back office). Di ruang inilah, para pihak yang bersengketa dapat menerima berbagai layanan, seperti layanan penerimaan surat banding/gugatan, penerimaan dokumen/data tambahan, penerimaan permohonan PK, penandatanganan Akta Permohonan PK, permohonan ijin kuasa hukum, permohonan surat keterangan sengketa pajak, dan layanan
informasi sengketa pajak dan permohonan PK. Ruangan front office ini harus dilengkapi dengan sarana penunjang, seperti meja dan kursi, komputer yang terkoneksi dengan jaringan internet dan intranet, pesawat telepon, dan sarana penunjang lainnya. Adapun pegawai yang ditugaskan untuk menjadi customer service di front office juga harus memenuhi beberapa kualifikasi, seperti memiliki integritas, memiliki pengetahuan yang cukup tentang penyelesaian sengketa pajak dan administrasi permohonan PK, serta memahami teknik human relations. Dengan tersedianya unit front office dan layanan informasi yang representatif dan handal ini, Pengadilan Pajak akan dapat memberikan pelayanan yang lebih optimal kepada para pencari keadilan pajak dan pemangku kepentingan lainnya, tanpa harus mencederai kode etik, independensi, dan proses kerja di back office. *Kepala Bagian APKD
RELAWAN KORBAN TUNGGAKAN Bagai berdiri di persimpangan jalan bercabang seribu Aku termangu Entah apa yang harus kulakukan Entah darimana aku harus memulainya Menatapmu membuat pikiranku buntu Semakin hari engkau semakin tumbuh Tidak tertahankan Bagai tumpukan sampah yang makin menggunung di setiap perairan kota jakarta Langkahku semakin menciut Pandanganku mulai menipis Kemanapun aku berjalan Raga ini membenturmu
Tuhanku Rasanya hati ini mulai beku Melihat tayangan korban banjir mendapat santunan dari relawan Tidak ada rasa nelangsa Justru menginspirasiku Untuk mengantar dirimu yang bernama tunggakan Mengetuk setiap pintu yang tertulis namamu Bagai relawan korban tunggakan Tuhanku Hadirkanlah pelangi di antara rintik hujan Aku akan berlari menitinya Berpesta menghabiskan tunggakan Oleh Deeyan
Engkau bernama tunggakan Bagaikan rantai yang mengikat kaki Kemanapun aku melangkah Tak bisa sendiri
TC Media Edisi 64 | Tahun VII 27
Lokus
SEPI MENAMBAH ASA, MEMOTIVASI KARSA Sepi yang disengaja untuk kebaikan ragawi maupun rohani Secara etimologi, sepi bermakna hening, adem ayem, tenang, remeh, lengang, enteng, sunyi, senyap (Tesaurus Bahasa Indonesia Wahyu Untara,hal. 507). Dalam buku bertajuk Kesepian karangan W.E. Hulme, Sumber Ilham Yang Kreatif: dipaparkan bahwa buku ini mempunyai tujuan tinggi, yaitu mengubah kesepian menjadi suatu daya cipta atau sumber tenaga kreatif dalam hidup kita. Sebab kesepian dapat merupakan suatu kesempatan yang baik untuk menggali nilai yang paling hakiki dalam hidup kita yaitu hubungan yang mendalam dan membahagiakan dengan sesama dan dengan Tuhan. Dalam membahas kesepian, kita akan membahas pula seluruh ruang lingkup kesempatan yang disediakan bagi kita untuk mengisi hidup kita dengan sesuatu yang bernas dan membahagiakan.
28 TC Media Edisi 64 | Tahun VII
Kerapkali terjadi di dalam kehidupan kita sehari-hari, sesungguhnya kita selalu membutuhkan sesuatu keheningan, kehusukan dalam saat sepi. Di pagi hari banyak para karyawan yang datang ke kantor acap menyendiri di tempat parkir. Di dalam mobil dalam suasana sejuk menikmati hening, menikmati sepi dan menikmati bahan bacaan bernas. Entah berita baru yang informatif, entah menikmati musik rohani yang membangkitkan semangat. Demikian pula di saat bekerja, kita selalu menikmati saat rehat untuk mensyukuri nikmat dan karunia yang diberikan olehNya. Sementara di hari lain alangkah elok bila kita menikmati sepi di saat cuti bersama keluarga. Sehingga usai menikmati sepi, kita memperoleh semangat baru, ide cemerlang baru
ketika kembali menggeluti pekerjaan rutin yang senantiasa menanti tiada henti. Dalam tulisan Bondan Winarno dikatakan bahwa orang Yahudi bahkan melakukan nyepi tiap hari Sabtu. Sebab menurut kepercayaan mereka, Tuhan beristirahat pada hari ketujuh ketika selesai mencipta semesta. Dalam kita Talmud, Sabbat merupakan traktat yang paling besar. Pada hari itu mereka tidak boleh bepergian, mereka memakai pakaian khusus mereka hanya boleh makan makanan tertentu. Sabbat bahkan telah diadopsi (poleh orang Barat, tentu saja) dalam pengertian umum yang berarti cuti panjang untuk tetirah. Seorang manajer yang terkena stress, lalu pergi tetirah selama 3 bulan di gunung. Sorang guru besar mengambil
Lokus sabbathical leave untuk merampungkan penulisan bukunya. Orang Perancis juga mengenal konsep reculer, yaitu mundur selangkah untuk melangkah maju. Didalam kehidupan kita juga ada konsep pause, nyepi, sabbath atau reculer ini, retreat. Karena dengan demikian kita merasakan pemulihan (Bondan Winarno Seratus Kiat, Jurus Sukses Kaum Bisnis,1987 hal. 28). Hari Raya Nyepi Dalam rangka Hari Raya Nyepi seperti yang sudah dilaksanakan di Denpasar, maka pada hari itu kegiatan di Bandara Internasional Ngurah Rai dihentikan. Kesibukan tiada henti yang biasanya disaksikan di ibukota Bali menjadi hening bergeming. Penghentian kegiatan ini dilakukan untuk menghargai kesucian Hari Raya Nyepi. Bahkan Hari Raya Nyepi yang jatuh pada tanggal 31 Maret 2014, kegiatan kampanye Pemilu di Bali harus disesuaikan pula. "Kebetulan, ada hari raya Nyepi pada 30 Maret. Telah diputuskan, 28 Maret hingga 1 April itu kampanye diliburkan di Bali," ujar Komisioner KPU Ferry Kurnia Rizkiyansyah di Jakarta, Kamis (26/2/2014). Hal senada juga disampaikan Ketua KPU Bali Dewa Kade Wiarsa Raka Sandi. Ia menuturkan, peniadaan kampanye di hari menjelang hingga sesudah Nyepi. " Karena hari raya Nyepi jatuh pada 31 Maret, maka pada tanggal 28 dan 29 Maret 2014 digelar rangkaian upacara melati. Pada saat itu, katanya, umat Hindu melakukan penyucian simbol-simbol keagamaan ke laut. Sementara itu pada 30 Maret, umat Hindu di Bali melakukan pawai ogohogoh. Kami (KPU Bali) melakukan koordinasi di Bali bersama Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Bali, tokohtokoh adat dan agama, juga Forum Kerukunan Umat Beragam (FKUB), serta pemerintah dan aparat keamanan. Kami mengusulkan agar rapat umum di Bali ditiadakan," ujar Dewa. Hari Raya Nyepi merupakan hari raya umat Hindu yang dirayakan setiap Tahun Baru Saka. Dimana pada hari ini umat hindu melakukan amati geni yaitu mengadakan Samadhi pembersihan diri lahir batin. Pembersihan atas segala dosa yang sudah diperbuat selama hidup di dunia dan memohon pada yang Maha Kuasa agar diberikan kekuatan untuk bisa menjalankan kehidupan yang lebih baik dimasa mendatang . Hari Raya Nyepi jatuh pada hitungan Tilem Kesanga (IX) yang diyakini saat baik untuk mendekatkan diri pada Tuhan Yang Maha Esa dan dipercayai merupakan hari penyucian para dewa yang berada dipusat samudra yang akan datang kedunia dengan membawa air kehidupan (amarta) untuk kesejahteraan manusia dan umat hindu didunia (Ahmad
Prajoko). Makna Hari Raya Nyepi Nyepi asal dari kata sepi (sunyi, senyap dan merupakan perayaan Tahun Baru Hindu berdasarkan kalender Saka, kira kira dimulai sejak tahun 78 Masehi. Pada Hari Raya Nyepi ini, seluruh umat Hindu di Bali melakukan perenungan diri untuk kembali menjadi manusia manusia yang bersih , suci lahir batin. Oleh karena itu semua aktifitas di Bali ditiadakan, fasilitas umum hanya rumah sakit saja yang buka. Ada beberapa upacara yang diadakan sebelum dan sesudah Hari Raya Nyepi yaitu: Upacara Melasti Selang waktu dua tiga hari sebelum Hari Raya Nyepi, diadakan upacara Melasti atau disebut juga Melis/Mekiyis, dihari ini, seluruh perlengkapan persembahyang yang ada di Pura di arak ke tempat tempat yang mengalirkan dan mengandung air seperti laut, danau dan sungai, karena laut, danau dan sungai adalah sumber air suci (tirta amerta) dan bisa membersihkan dan menyucikan dari segala kotoran yang ada di dalam diri manusia dan alam. Upacara Bhuta Yajna Sebelum hari Raya Nyepi diadakan upacara Bhuta Yajna yaitu upacara yang mempunyai makna pengusiran terhadap roh roh jahat dengan membuat hiasan atau patung yang berbentuk atau menggambarkan buta kala ( Raksasa Jahat ) dalam bahasa bali nya sebut ogoh ogoh, Upacara ini dilakukan di setiap rumah, Banjar, Desa, Kecamatan, Kabupaten dan Provinsi. Upacara ini dilakukan di depan pekarangan , perempatan jalan, alunalun maupun lapangan, lalu ogoh ogoh yang menggambarakan buta kala ini yang diusung dan di arak secara beramai ramai oleh masyarakat dengan membawa obor di iringi tetabuhan dari kampung kekampung, upacara ini kira kira mulai di laksanakan dari petang hari pukul enam sore sampai paling lambat pukul dua belas malam, setelah upacara ini selesai ogoh-ogoh tersebut di bakar, ini semua bermakna bahwa seluruh roh roh jahat yang ada sudah diusir dan dimusnahkan Pada saat hari raya Nyepi, seluruh umat Hindu yang ada di bali diwajibkan melakukan catur brata penyepian. Ada empat catur brata yang menjadi larangan dan harus di jalankan :
meningkatkan kegiatan menyucikan rohani. 3. Amati Lelungan: Tidak berpergian melainkan mawas diri,sejenak merenung diri tentang segala sesuatu yang kita lakukan saat kemarin , hari ini dan akan datang. 4. Amati Lelanguan: Tidak mengobarkan kesenangan melainkan melakukan pemusat. Pikiran terhadap Sang Hyang Widhi Brata ini mulai dilakukan pada saat matahari “Prabata” saat fajar menyingsing sampai fajar menyingsing kembali keesokan harinya, selama (24) jam. Upacara Ngembak Geni Upacara Hari Ngembak Geni berlangsung setelah Hari Raya Nyepi berakhirnya (brata Nyepi). Pada esok harinya dipergunakan melaksanakan Dharma Shanty, saling berkunjung dan maaf memaafkan sehingga umat hindu khususnya bisa memulai tahun baru Caka dengan hal hal baru yang fositif, baik di lingkungan keluarga maupun di masyarakat. Sehingga dengan demikian akan terbina kerukunan dan perdamaian yang abadi. Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa makna Nyepi itu sendiri adalah manusia diajarkan untuk mawas diri, merenung sejenak dengan apa yang telah kita perbuat. Dimasa lalu, saat ini dan merencanakan yang lebih baik dimasa yang akan datang dengan tidak lupa selalu bersyukur dengan apa yang telah diberikan oleh sang Pencipta. Menurut tradisi, pada hari Nyepi ini semua orang tinggal di rumah untuk melakukan puasa, meditasi dan bersembahyang, serta menyimpulkan menilai kwalitas pribadi diri sendiri. Di hari ini pula umat Hindu khususnya mengevaluasi dirinya, seberapa jauhkah tingkat pendekatan rohani yang telah dicapai, dan sudahkah lebih mengerti pada hakekat tujuan kehidupan di dunia ini. Seluruh kegiatan upacara upacara tersebut di atas masih terus dilaksanakan, diadakan dan dilestarikan secara turun menurun di seluruh kabupaten kota Bali hingga saat ini dan menjadi salah satu daya tarik adat budaya yang tidak ternilai harganya baik di mata wisatawan domestik maupun manca negara. Sebuah bilik Gedung SS, suatu petang 2014 HTL
1. Amati Geni: Tidak menyalakan api serta tidak mengobarkan hawa nafsu. 2. Amati Karya: Tidak melakukan kegiatan kerja jasmani, melainkan
TC Media Edisi 64 | Tahun VII 29
Opini
ARTI ANAK BAGI KITA Anak bagi kita para orang tua tentu banyak artinya. Anak adalah anugerah, anak adalah amanah dari Tuhan, anak adalah tanggung jawab, bahkan ada yang mengartikan anak adalah segalanya, anak merupakan hal yang luar biasa. Bagi sebagian pasangan suami-istri yang telah lama menambakan anak, kehadiran seorang anak adalah hal yang luar biasa membahagiakan. Hal itulah yang Penulis rasakan saat ini. Setelah sekian lama menunggu kehadiran seorang anak, Penulis sangat berbahagia ketika mengetahui istri Penulis telah mengandung, hingga akhirnya melahirkan anak pertama kami. Meski kelahiran anak kami itu tidak semulus yang diharapkan dan sempat dirawat selama 11 hari di ruang ICU Anak karena menghirup air ketuban atau dalam istilah medisnya meconium aspiration syndrome (MAS), namun kondisi itu tidak menyurutkan kebahagiaan dan rasa syukur kami kepada Sang Pencipta. Bayi kami berjenis kelamin perempuan dengan berat 3,4 kg dan panjang 50 cm. Anak kami itu kami beri nama Ajwa Amabelle Fatimah Adnan. Penulis sebagai orang tua baru, tentu masih harus belajar banyak dan saat ini masih terus belajar bagaimana menjadi orang tua yang baik. Penulis banyak mendengar nasihat dari para orang tua yang sudah berpengalaman, membaca berbagai literatur, termasuk diantaranya adalah Al-Quran dan hadist. Ada banyak ayat dalam Al-Quran yang membahas tentang anak, diantaranya
30 TC Media Edisi 64 | Tahun VII
disebutkan bahwa anak adalah salah satu kesenangan hidup di dunia (QS. Ali Imran : 14). Anak memang menyenangkan. Raut wajahnya, suaranya, tawanya, gerak-geriknya, semuanya menyenangkan. Wajah polosnya selalu terbayang, menari-nari dalam ingatan dan pelupuk mata. Suara tangisnya selalu terngiang di telinga, mengguncangguncang perasaan rindu, ingin segera berjumpa dan mendekapnya. Rasa lelah yang kami rasakan karena pekerjaan dan perjalanan yang panjang dari Jakarta ke Bogor, bisa hilang seketika saat berjumpa dengan anak. Namun demikian, anak juga sesungguhnya merupakan cobaan dalam hidup (QS. Al Anfal : 28). Bahkan Allah juga mengingatkan agar anak-anak kita jangan sampai melalaikan kita dari mengingat Allah (QS. Munafiqun : 9). Jangan sampai karena keasyikan dengan anak, kita lupa pada kewajiban untuk beribadah kepada Allah. Allah juga mengingatkan kita akan tanggung jawab kita kepada anak. Anak tidak boleh ditinggalkan dalam keadaan lemah (QS. An Nisa : 9). Lemah yang dimaksud disini adalah lemah dalam hal agama, keimanan, akhlak, pengetahuan, fisik, ekonomi, dan sebagainya. Artinya, kita sebagai orang tua berkewajiban
untuk merawat, membesarkan, dan mendidik anak kita itu dengan sebaikbaiknya hingga menjadi kuat secara iman, akhlak, pengetahuan, fisik, dan ekonomi. Bahkan anak yang kuat secara iman akan menjadi ladang amal kita kelak meski kita telah tiada. Sebagaimana hadist Nabi yang menyebutkan bahwa apabila anak Adam meninggal, maka terputuslah segala amalnya, kecuali tiga perkara, yaitu shadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak yang shaleh dan mendoakan kedua orang tuanya (HR. Muslim). Dari uraian tersebut, maka dapat kita simpulkan bahwa anak sesungguhnya bukanlah hak milik, tetapi titipan dari Sang Pencipta. Oleh karena statusnya titipan dari Tuhan, maka ada kewajiban yang diamanahkan kepada kita orang tua untuk menjaga, merawat, membesarkan, dan mendidik anak kita itu dengan sebaik-baiknya hingga kelak menjadi anak yang shaleh dan berguna bagi agama, keluarga, bangsa, dan negaranya. InsyaAllah. Adnan Abdullah
Filler
Daftar Nama Kuasa Hukum Pengadilan Pajak (Bagian 2) Mei 2013 Hery Lutfiansyah, SH Oliver Nadeak Hendi Purwanto, SE, Ak., Djadjat Duriat, Drs., Ak., Rony Hernanto, SE, MM Cindy Patricia Galag, SE Sarastanto Aulia H. Pranoto, SE, Ak., MM Sonny Devano, SE, Ak., MAk Zeyd, SE Hadi Susanto, Drs., Jansen, Ak., BKP Rudi Agustian Hassim, Dr., SH, MH Budiwahono Onggo, Drs., SE, Ak., Hartono Agus Salim, SE Alimin Zein, Drs., MM Simon Peters Manik Muchlish Murtadlo Anton Prawira Akhiruddin, SE Yasir Iswanto, H., Drs., MM Sutedjo Sri Wahyoeni, Dra., Dicky Rickson Zulkarnain Siahaan, SH M. Sumartono Hadi, SE, Ak., Huakanala Hubudi, SE, SH, MAP Elly Erita Siregar Yahya Sanjaya, Drs., SH, MM Fajar Imam Gustiawan Dina Agustiana Cucu Yudhayani Eka Yuliyanti Poltak Sihombing Rizal Bawazier James Hutapea, Drs., SE, Ak., Vini Magdalena Benjamin Intan Hendri, SE, MA Suryadi, SE Fransiska Ivonila M.S. Heng Carla Hendriek Saari Amin, Drs., Ak., Rendy Johan Bong Eliberson Siregar, SE, Ak., Imam Subekti, SE Edi Purwanto, SE, MM Marcelia Maureen Dewi Usman Tiro, Drs., Ak., Sempurna Bahri, Drs., Ak., I Kadek Sumadi, SE, Ak., MSi Dany Hamdan Karim, SH Andrew Christian Howard, SE Mangara H. Pakpahan, SE, Ak., Albiner Naibaho, Drs., Franky Foreson Darma Prawira, SE, MM Ali Pudin, SE, MM David Setiyawan Tulus Silalahi, SE Giri Darijanto Sugiono Fahmi Aliansyah, S.Sos
Paris Diamanis A. Hidayat, SH, MM Moeljanto, SH, MSc B..Eduanton Simbolon Irwan Hendri Manalu, SE, Ak., MAk Santoso Goentoro, BSc, MBA Ichwan Sukardi, SH, LLM Tri Sari Malinda Siregar Suprihadi, Ir., MM Baron Samudra Kusumonegoro Ruston Tambunan, Ak., MSI, MInt.Tax BKP Bustamar Ayza, SH, MM Haryanto, SE, MSi Mulia Simanjuntak, SH, M.Hum Erick, SE, Ak., SH, MSi Sangap Tua Ritonga, SE Juni 2013 Binsar Satria Situmorang Daniel Setiawan Saputra Kuntjoro, SE Heriyono, SE, Ak., Amran Usman, H., Drs., Wibowo Mukti, SE, MM Diahjeng Indah Firmansyah, SE A. Edi Sanyoto, Ak., Rebekka Nurmaida Silalahi, SE Dwi Atmoko, SE, Ak., SH Dharmawan, SE, SH Ali, SE, Ak., M.Com, BAP, CPA Kelvin Handriyanto Santoso, SE Dionisius Damijanto, SE Suningsih, SH Mohd. Id Zakaria, Drs., Sandra Suhenda R. Dadat Cahya Premada Hendry Ricardo P. Siahaan Andi Kieputera Ivanna Veronica, SE Windriaty Nico Wandiredja Sutrisno Ali, Dr., Yushadi, SE, Ak., BKP Andy Widjaja, S.Kom., SH, MM, MKn Nancy Soemarli, SE Hirwan Tjahjadi Muda Markus Dolopoto, Drs., Handy Kurniawan, SE Juli 2013 Lenawati Haryanto, SE, Ak., M.Ak Antoni Tampubolon, SE Andarusdi, Drs., Ak., Dede Suharto Chi Chi, SE Nurhadi, Drs. Arafat Mudor Husen Tsun Tien Wen Lie, SH, SE, Ak., MM Lim Hioe Chin
Darriono Prajetno Sonny S. Adnan, S.Sos Caroline Silalahi, S.I.A Siswandi Hendarta, SE S. Suyanto Rahardjo, SE Eny Widiastuti, SE, Ak., Hendra Damanik, SIA Arief Budiman Rahardjo, SE Zaka Hadisupani Oemang Doni Rizana Muljowigeno, SE Noor Hidajat Irvan Widjaja, SE, SH, BKP Yohanes Liman, SE Riza Edwindra, SE, Ak., MSi Rusmadi, Drs., MSi Volter Sihole Tjong Lie Min I Dewa Made Partika, SE Lucky Kartanto, SE, MSA Hartoko Soerojo, SH, MM Agustus 2013 Fredie Linggadjaja, Drs., Hadi Sugianto, SE November 2013 Joyo Prayitno Cokrodihardjo Frisa Irlan, SE Sianny Widjaja, Oei Sian Giok Dian Oktaviani Rischad Widianto Siregar, S.Ap Apung Alnilam, SE, Ak., Davi Setiawan, SE, Ak., Rusli Taib H., Drs., Sachroni Zakaria, SH Aristo Tjahyadi Duni Kartono, SE, Ak, Patrick J. Reinhart Budi Suryanto Tunggul Sihotang, Drs., SE Christene, SE Adhi Yulianto Hendra Lie, SE Ali Boedi Widodo, SH Lee So Wang, SE Iwan Amisi, S.Sos Parata Aritonang, SH, MM Hanry Soegiharto Hogiono Binawan Satria Lilya Rosita, SE Freddy Karyadi, SH Suwandi Ho, SE Desember 2013 Arifin Chandra
TC Media Edisi 64 | Tahun VII 31
Persentase Penyelesaian Tunggakan Sengketa Pajak Tanggal Opname 28 Februari 2014 No.
Majelis/HT
2014 Saldo
Jan
Feb
Jumlah
Saldo Akhir Tunggakan
Nilai 2013
14
2014
Majelis Bea dan Cukai 1 2 3 4 5 6
Majelis VII b
23 Majelis XVII b
31 Majelis VII a
42 Majelis IX a
76 Majelis IX b
89 Majelis XVII a
0 Jumlah Majelis Bea dan Cukai 2014 Jumlah Majelis Bea dan Cukai 2013
261 554
34 26 22 34 31 43 20 20 16 39 0 40 123 202 247 93
28 37 40 30 29 39 27 32 18 19 0 41 142 198 215 137
62 86 62 95 60 124 47 128 34 147 0 81 265 661 462 784
15
24
73.68% 72.09%
33
65.79% 65.26%
64
62.11% 48.39%
16 17
81
47.62% 36.72%
18
113
48.58% 23.13%
19
81
85.48%
396 322
0.00%
20
40.09% 58.93%
21 22
233 Majelis X b
149 Majelis VIII a
90 Majelis XII b
55 Majelis XIII a
53 Majelis IV a
136 Majelis XII a
164 Majelis XI b
300 Majelis VI b
32
Majelis Pajak 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Majelis XV a
28 Majelis I b
15 Majelis X a
251 Majelis VIII b
140 Majelis I a
14 Majelis II b
84 Majelis XVI b
93 Majelis VI a
75 Majelis XVIII b
108 Majelis II a
89 Majelis V a
213 Majelis XIII b
48 Majelis XIV b
56
0 11 9 3 15 192 34 7 4 10 13 3 21 0 16 15 0 12 10 0 27 12 14 2 2 8
21 0 6 14 172 26 25 1 6 3 26 31 12 11 12 6 45 44 17 25 27 10 7 48 13 6
21 39 15 32 187 469 59 148 10 27 39 118 33 104 28 96 45 164 27 114 54 235 21 98 15 70
18 17
38.81% 53.85% 49.43% 46.88%
23 24
Majelis IV b
218 Majelis III a
113 Majelis XV b
282
10.00% 39.87%
89
3.23%
17
21.77% 37.04%
79
14.29% 33.05%
71
17.39% 31.73%
68
18.05% 29.17%
119
3.92%
87
12.40% 23.68%
181
6.06%
77
42.50% 21.43%
Jumlah Majelis Pajak 2013
55
26.67% 21.43%
Total 2013
39.86%
25 26 27 28 29 30
14 13 15 8 17 3 7 22 7 33 7 7 21 3 0 3 4 8 0 3 2 10 7 12 0 2 5 1 12 3 3 4 2 4 288 414 411 616 333 434 587 532
Majelis III b
131 Majelis XIV a
216 Majelis XVIII a
175 Majelis XVI a
175 Majelis V b
96 Majelis XI a
65
27.44% Jumlah Majelis Pajak 2014
3615
Total 2014
22.98%
3876 3312 3872
36 12 20 26 2 7 6 3 8 7 15 0 10 44 37 15 2 15 27 54 11 12 7 11 13 10 5 4 0 55 1 7 1 39 590 546 732 744 333 544 555 701
50 258 35 183 19 100 13 80 15 93 22 143 31 211 37 318 6 55 27 275 13 135 14 154 13 228 10 180 12 233 4 107 3 108 878 4575 1143 5236 666 4290 1142 5105
208
6.91%
148
18.78% 19.13%
81
35.25% 19.00%
67
17.22% 16.25%
78
27.59% 16.13%
121
3.28%
15.38%
180
9.20%
14.69%
281
20.81% 11.64%
49
42.48% 10.91%
248
9.34%
9.82%
122
2.91%
9.63%
140
15.25%
9.09%
215
4.85%
5.70%
170
9.26%
5.56%
221
3.77%
5.15%
103
3.95%
3.74%
105
21.29%
2.78%
3697
19.19%
4093
21.83%
3624
15.52%
3963
22.37%
Keterangan Cara Membaca Tabel: No. 1
1= 2= 3= 4= 5= 6= 7= 8= 9= 10=
Majelis/HT
2014 Saldo
2
5
Jan
Feb
Jumlah
Saldo Akhir Tunggakan
4 7
8
3 6
Nomor Urut Nama Majelis/Hakim Tunggal putusan yang diucap setiap bulan Jumlah putusan yang diucap s.d. bulan ini saldo awal tahun sengketa yang sudah dicukupkan tetapi belum diucap sengketa yang dicukupkan bulan ini jumlah sengketa yang sudah dicukupkan tetapi bulum diucap s.d. Bulan ini saldo akhir sengketa yang sudah dicukupkan tetapi belum diucap Nilai persentase penyelesaian tunggakan sengketa periode sebelumnya Nilai persentase penyelesaian tunggakan sengketa pajaks.d. bulan ini = Jumlah putusan yg diucap s.d. bulan ini x 100% Jmlh sengketa yg sudah dicukupkan s.d. bulan ini
TC Media Edisi 64 | Tahun VII
19.38%
Nilai 2013
2014
9
10