EXCELLENT – Journal of Human Resources Management and Organizational Behavior Vol. 1 No. 1 ISSN 1979-2700 Program Magister Manajemen - Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Adi Unggul Bhirawa (STIE-AUB) Surakarta (2015) Pengaruh Kepemimpinan dan Kedisiplinan terhadap Kepuasan dan Motivasi yang Berdampak pada Kinerja Pegawai Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Ngawi Influence of Leadership and Discipline on Satisfaction and Motivation and its The Impact On Employee Performance Social Service Manpower and Transmigration Ngawi Sukoco
Program Magister Manajemen STIE-AUB Surakarta E-mail:
[email protected]
Abstract This study aims to identify and test empirically Influence of Leadership and Discipline on Satisfaction and Motivation and its The Impact of Employee Performance Social Service Manpower and Transmigration Ngawi. The data analysis technique used is path analysis (path analysis), which will be tested by t test, F test and R2, Correlations, direct effect and the indirect effect and the total effect. The technique of collecting data using questionnaires, the sample used is an employee of Social Service Manpower and Transmigration Ngawi totaling 84 employees. T test results can be concluded that the variable Disciplinary positive and significant impact on satisfaction, leadership and positive effect not significant to satisfaction, variable Disciplinary positive and significant impact on Motivation and Leadership positive effect and no significant effect on motivation, discipline, Satisfaction and Motivation positive effect and Significantly to Performance, Leadership While no significant positive effect on performance. F test showed that all variables simultaneously positive and significant influence on employee performance. R2 test results showed that the total value of the R Square of 0.946 means that the independent variables affect the performance of 94.6%, while the remaining 5.4% is influenced by other variables outside the research model. The direct effect of leadership variable is greater than the indirect effect through the satisfaction and motivation. The direct effect of discipline variable is greater than the indirect effect through the satisfaction and motivation. Use of satisfaction and motivation as an intervening variable for increased performance, the variables of leadership, discipline is ineffective. Keywords: Leadership, Discipline, Satisfaction, Motivation, Performance Abstraks Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menguji secara empiris Pengaruh Kepemimpinan Dan Kedisiplinan Terhadap Kepuasan Dan Motivasi Yang Berdampak Pada Kinerja Pegawai Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Ngawi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis jalur ( path analysis), dimana akan diuji dengan uji t, uji F dan uji R2, Correlations , pengaruh langsung dan pengaruh tidak langsung dan total pengaruh. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner, sampel yang digunakan adalah pegawai Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Ngawi yang berjumlah 84 pegawai. Hasil Uji t dapat disimpulkan bahwa Variabel Kedisiplinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kepuasan, Kepemimpinan berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Kepuasan, Variabel Kedisiplinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Motivasi, dan Kepemimpinan berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Motivasi, Kedisiplinan, Kepuasan dan Motivasi berpengaruh positif dan Signifikan terhadap Kinerja, Sedangkan Kepemimpinan berpengaruh positif dan tidak Signifikan terhadap Kinerja. Hasil uji F menunjukkan bahwa secara simultan seluruh variabel berpengaruh positip dan signifikan terhadap kinerja pegawai. Hasil uji R2 menunjukkan bahwa nilai R Square total sebesar 0,946 artinya variabel independen mempengaruhi kinerja sebesar 94,6%, sedangkan sisanya sebesar 5,4% dipengaruhi oleh variabel lain diluar model penelitian. Pengaruh langsung variabel kepemimpinan lebih besar dari pada pengaruh tidak langsung melalui kepuasan dan motivasi. Pengaruh langsung variabel kedisiplinan lebih besar dari pada pengaruh tidak langsung melalui kepuasan dan motivasi. Penggunaan kepuasan dan motivasi sebagai variabel intervening untuk peningkatan kinerja, pada variabel kepemimpinan , kedisiplinan adalah tidak efektif. Kata kunci : Kepemimpinan, Kedisiplinan,Kepuasan, Motivasi, Kinerja
29
diantaranya penyelesaian pekerjaan tidak tepat waktu dan belum sesuai standar, pegawai berkemampuan rendah, kurang professional, kurang cakap, belum efisien dan kurang disiplin. Oleh karena itu diperlukan perbaikan kinerja pegawai secara berkelanjutan terutama dengan memperbaiki kualitas sumber daya manusia institusi terutama terkait aspek kepemimpinan, kedisiplinan dan kepuasan kerja pegawai untuk menciptakan kinerja secara maksimal. Kepemimpinan adalah unsur penting dalam upaya menciptakan prestasi kerja, dan prestasi kerja seorang pegawai sangat dipengaruhi oleh cara seseorang dalam memimpin sebuah organisasi. Suatu organisasi membutuhkan pemimpin yang efektif, yang mempunyai kemampuan mempengaruhi perilaku anggotanya atau anak buah. Jadi, seorang pemimpin atau kepala suatu organisasi akan diakui sebagai seorang pemimpin apabila ia dapat mempunyai pengaruh dan mampu mengarahkan bawahannya kearah pencapaian tujuan organisasi. Setiap pimpinan di lingkungan organisasi kerja, selalu memerlukan sejumlah pegawai sebagai bawahannya dalam melaksanakan tugas-tugas yang menjadi volume dan beban kerja unit masing-masing. Adanya kedisiplinan kerja yang baik antar pegawai dalam pelaksanaan tugas akan mempercepat penanganan pekerjaan secara efektif dan efesien. Kelancaran kedisiplinan kerja antara sesama pegawai dan kedisiplinan kerja dengan atasan akan memberikan kemudahan dalam pelaksanaan tugas dan tanggungjawab masing-masing pegawai maupun tugas yang dilakukan secara tim. Fenomena kedisiplinan yang terjadi di Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Ngawi yaitu masih terdapatnya pegawai yang indisipliner seperti keluar tanpa alasan yang jelas pada saat jam kerja,
PENDAHULUAN Peran Sumber Daya Manusia (SDM) suatu organisasi publik sangat penting dalam menunjang keberhasilan organisasi untuk mencapai tujuannya. Sebagai aset utama sumber daya manusia adalah penggerak roda organisasi dalam mewujudkan fungsi dan mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Dalam organisasi publik, bawahan bekerja selalu tergantung pada pimpinan. Bila pimpinan tidak memiliki kemampuan memimpin, maka tugas tugas yang sangat kompleks tidak dapat dikerjakan dengan baik. Apabila manajer mampu melaksanakan fungsi-fungsinya dengan baik, sangat mungkin organisasi tersebut dapat mencapai sasarannya. Berdasarkan penelitian Endang Winursiti (2008), Brahmasari dan Suprayetno (2008) disimpulkan bahwa kinerja dipengaruhi oleh kepemimpinan dan kedisiplinan. Kinerja memiliki peran penting dalam mencapai tujuan dan sasaran organisasi sesuai dengan visi dan misi yang ada. Untuk itu sangat tergantung dari pelaksanaannya yaitu para pegawai agar mencapai sasaran yang telah ditetapkan oleh organisasi. Suatu instansi dalam mencapai tujuan yang ditetapkan harus melalui sarana dalam bentuk organisasi yang digerakkan sekelompok orang yang berperan aktif sebagai pelaku dalam upaya mencapai tujuan organisasi sehingga apabila kinerja pegawai baik maka kinerja organisasi akan lebih baik. Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya (Mangkunegara, 2004: 9). Kinerja pegawai di Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Ngawi masih perlu ditingkatkan untuk menuju pelayanan prima. Hal ini terjadi karena ditemukan beberapa fenomena terkait indikator kinerja yang masih rendah
30
meninggalkan pekerjaan yang seharusnya dapat diselesai pada saat itu maupun pegawai pulang sebelum jam kerja dan yang paling sering adalah pegawai tidak masuk kerja tanpa ijin atasan. Kepuasan kerja mencerminkan perasaan seseorang terhadap pekerjaannya. Kepuasan kerja adalah keadaan emosional yang menyenangkan atau tidak menyenangkan dengan mana para pegawai memandang pekerjaan mereka. Semakin banyak aspekaspek dalam pekerjaan yang sesuai dengan keinginan individu tersebut, semakin tinggi kepuasan yang dirasakannya. Dan sebaliknya bila semakin sedikit aspek-aspek dalam pekerjaan yang sesuai dengan keinginan individu, maka makin rendah tingkat kepuasannya. Hal ini tentunya memerlukan suasana kerja yang mendorong pada kepuasan kerja secara maksimal. Pimpinan Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Ngawi perlu memperhatikan dinamika tingkat kepuasan pegawaai agar bisa mengembangkan potensi secara optimal dan efektif. Dengan begitu, diharapkan bahwa dengan semakin meningkatnya kepuasan kerja pegawai akan memungkinkan pencapaian tujuan yang diinginkan oleh seluruh pegawai Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Ngawi. Pimpinan selaku pimpinan harus memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mencapai hasil kerja yang optimal agar seorang bawahan dapat berhasil melaksanakan pekerjaannya. Pimpinan juga harus memberi motivasi kepada bawahan agar bawahan dapat mengerjakan sesuatu yang dianggapnya tidak disukai pegawai Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Ngawi menjadi pekerjaan yang disukai sehingga pegawai akan merasa nyaman dalam bekerja yang pada
akhirnya akan mampu meningkatkan kinerja pegawai. METODE Metode sampel yang digunakan oleh peneliti adalah sensus yaitu penarikan sampel dimana seluruh populasi dijadikan sampel dengan pertimbangan didasarkan pada kemampuan peneliti untuk memperoleh data dari seluruh responden. Peneliti mengambil sampel dalam penelitian ini sebanyak 84 responden.. Penelitian ini menggunakan alat analisis berupa uji validitas, uji reliabilitas, uji linieritas, analisa jalur, analisa regresi linier berganda, uji t, uji F dan koefisien determinasi. Analisis regresi jalur adalah, analisis jalur merupakan pengembangan langsung bentuk regresi berganda dengan tujuan untuk memberikan estimasi tingkat kepentingan (magnitude) dan signifikasi (significance) hubungan sebab akibat hipotetikal dalam seperangkat variabel. Hubungan kausalitas akan digunakan analisis jalur dan intervening. Pada penelitian ini variabel kepuasan kerja ditempatkan sebagai variabel intervening untuk variabel kepemimpinan dan budaya organisasi terhadap kinerja. Analisis regresi linear berganda digunakan untuk menganalisa pengaruh beberapa variabel bebas atau independen variabel (X) terhadap satu variabel tidak bebas atau dependen variabel (Y) sebagai berikut:. Y1= β 1X1 + β 2X2 + e1 …….....…..................... (1) Y2= β 1X1 + β 2X2 + e2 ..................................... .(2) Y3= β 1X1 + β 2X2 + β 3X3 + β 4X4 + e2 ............. (3) HASIL PENELITIAN Tabel 1. Hasil Regresi Persamaan Pertama
31
Coefficientsa
Model 1
Unstandardized Coefficients B Std. Error 7,213 2,015 ,164 ,098 ,715 ,114
(Constant) Kepemimpinan Kedisiplinan
Model Summaryb Standardized Coefficients Beta
t 3,580 1,683 6,294
,174 ,649
Model 1
Sig. ,001 ,096 ,000
Adjusted R Square ,765
R R Square ,881 a ,776
Std. Error of the Estimate 2,256
a. Predictors: (Constant), Motivasi, Kepemimpinan, Kedisiplinan, Kepuasan b. Dependent Variable: Kinerja
a. Dependent Variable: Kepuasan
Tabel 2. Hasil Regresi Persamaan Kedua a Coefficients
Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients B Std. Error Beta 12,771 2,205 ,047 ,107 ,059 ,513 ,124 ,553
Model 1 (Constant) Kepemimpinan Kedisiplinan
t 5,791 ,441 4,128
Sig. ,000 ,661 ,000
Tabel 8. Koefisien Korelasi Correlations
a. Dependent Variable: Motivasi Kepemimpinan
Tabel 3. Hasil Regresi Persamaan Ketiga a Coefficients
Unstandardized Coefficients Model 1
(Constant) Kepemimpinan Kedisiplinan Kepuasan Motivasi
Kedisiplinan Standardized Coefficients
B 3,065 ,103
Std. Error 1,715 ,071
,254 ,262 ,378
Beta ,119
t 1,787 1,446
Sig. ,078 ,152
,099 ,105
,250 ,285
2,556 2,482
,013 ,015
,096
,346
3,922
,000
Kepuasan
Motivasi
a. Dependent Variable: Kinerja
Kinerja
Tabel 4. Hasil Uji F Regression Residual Total
Sum of Squares 1392,375
df 4
Mean Square 348,094
F 68,416
Tabel 5. Koefisien Determinan (R2) Persamaan Pertama
a
R Square ,620
84 ,778** ,000 84
Kinerja ,657** ,000 84 ,767** ,000 84 ,833** ,000 84 ,778** ,000 84 1 84
Persamaan 2 yaitu : Y2 = 0,059 X1 + 0,553 X2 + є Sig (0,661) (0,000)**
Model Summary
R ,788
Motivasi ,473** ,000 84 ,598** ,000 84 ,794** ,000 84 1
Berdasarkan hasil analisa jalur dapat diperoleh hasil sbb: Persamaan 1 yaitu : Y1 = 0,174 X1 + 0,649 X2 + є Sig (0,096) (0,000)**
Sig. ,000 a
401,946 79 5,088 1794,321 83 a. Predictors: (Constant), Motivasi, Kepemimpinan, Kedisiplinan, Kepuasan b. Dependent Variable: Kinerja
Model 1
Kedisiplinan Kepuasan ,748** ,659** ,000 ,000 84 84 84 ,748** 1 ,779** ,000 ,000 84 84 84 ,659** ,779** 1 ,000 ,000 84 84 84 ,473** ,598** ,794** ,000 ,000 ,000 84 84 84 ,657** ,767** ,833** ,000 ,000 ,000 84 84 84
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
ANOVAb Model 1
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
Kepemim pinan 1
Adjusted R Square ,611
Std. Error of the Estimate 3,152
a. Predictors: (Constant), Kedisiplinan, Kepemimpinan
Persamaan 3 yaitu : Y3 = 0,119 X1 + 0,250 X2 + 0,285 X3 + 0,346 X4. + є Sig (0,152) (0,013)** (0,015)** (0,000)**
Tabel 6.Koefisien Determinan (R2) Persamaan Kedua Model Summary Model 1
R ,599
a
R Square ,359
Adjusted R Square ,343
Std. Error of the Estimate 3,450
a. Predictors: (Constant), Kedisiplinan, Kepemimpinan
Model Hasil Analisis:
Tabel 7. Koefisien Determinan (R2) Persamaan Ketiga
32
2. Pengaruh Kedisiplinan Terhadap Kinerja Melalui Kepuasan Penggunaan variabel intervening kepuasan dalam rangka peningkatan kinerja, untuk variabel kedisiplinan adalah tidak efektif, karena pengaruh tidak langsung menghasilkan pengaruh yang lebih kecil dari pada pengaruh langsung. kedisiplinan dalam penelitian ini berpengaruh positip dan signifikan terhadap kinerja pegawai Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Ngawi. Hal ini berarti bahwa dalam rangka meningkatkan kinerja sebaiknya langsung pada perbaikan kedisiplinan. Kebijakan kongkrit yang direkomendasikan untuk dilaksanakan dengan melihat indikator variabel ini yaitu diupayakan tetap menggunakan waktu secara efektif, datang tepat waktu, tetap mengikuti prosedur dan instruksi kerja, selalu hadir dan berpenampilan sopan, konsekuen dalam melaksanakan pekerjaan apabila terjadi kesalahan siap untuk menerima sanksi, memiliki ketegasan dalam melaksanakan pekerjaan dan meningkatkan toleransi dengan sesama pegawai Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Ngawi. 3. Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Kinerja Melalui Motivasi Penggunaan variabel intervening motivasi dalam rangka peningkatan kinerja, untuk variabel kepemimpinan adalah tidak efektif, karena pengaruh tidak langsung menghasilkan pengaruh yang lebih kecil dari pengaruh langsung. Hasil ini mengindikasikan bahwa apabila kualitas kepemimpinan ditingkatkan, maka kinerja pegawai Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Ngawi dapat meningkat. Pemimpin yang demokratis, disiplin, bersikap adil dalam
Gambar IV.1. Hasil Diagram Jalur PEMBAHASAN 1. Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Kinerja Melalui Kepuasan Penggunaan variabel intervening kepuasan dalam rangka peningkatan kinerja, untuk variabel kepemimpinan adalah tidak efektif, karena pengaruh tidak langsung menghasilkan pengaruh yang lebih kecil dari pengaruh langsung. Hasil ini mengindikasikan bahwa semakin meningkatnya kepemimpinan maka akan semakin meningkat pula kinerja pegawai Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Ngawi. Kepemimpinan di Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Ngawi sudah berjalan dengan baik terbukti pimpinan mampu menyerap aspirasi bawahan, melibatkan pegawai dan bersikap demokratis dalam pengambilan keputusan, mampu menjadi teladan bagi seluruh bawahannya. Dalam rangka meningkatkan kinerja pegawai maka pimpinan Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Ngawi hendaknya melalui peningkatan kualitas kepemimpinan, diharapkan dengan semakin meningkatnya kualitas kepemimpinan akan semakin meningkat pula kinerja pegawai.
33
memperlakukan pegawai, selalu mendengarkan gagasan pegawai, menghargai keberadaan pegawai, dan memiliki kepedulian tinggi terhadap pegawai akan menjadi teladan yang baik dan disegani oleh para pegawai, sehingga dapat mempengaruhi para pegawai dan mendorong pegawai untuk lebih giat bekerja demi terwujudnya peningkatan kinerja. 4. Pengaruh Kedisiplinan Terhadap Kinerja Melalui Motivasi Penggunaan variabel intervening dalam rangka peningkatan kinerja, untuk variabel motivasi adalah tidak efektif, karena pengaruh tidak langsung kedisiplinan terhadap kinerja melalui motivasi menghasilkan pengaruh yang lebih kecil dari pada pengaruh langsung. Hal ini berarti bahwa dalam rangka meningkatkan kinerja sebaiknya langsung pada perbaikan kedisiplinan. Kebijakan kongkrit yang direkomendasikan untuk dilaksanakan dengan melihat indikator variabel ini yaitu diupayakan tetap menggunakan waktu secara efektif, datang tepat waktu, tetap mengikuti prosedur dan instruksi kerja, selalu hadir dan berpenampilan sopan, konsekuen dalam melaksanakan pekerjaan apabila terjadi kesalahan siap untuk menerima sanksi, memiliki ketegasan dalam melaksanakan pekerjaan dan meningkatkan toleransi dengan sesama pegawai
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
PENUTUP Kesimpulan 1. Kedisiplinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kepuasan pegawai Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Ngawi
Kepemimpinan berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Kepuasan pegawai Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Ngawi Kedisiplinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Motivasi pegawai Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Ngawi Kepemimpinan berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Motivasi pegawai Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Ngawi. Kedisiplinan, Kepuasan dan Motivasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja pegawai Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Ngawi. Kepemimpinan berpengaruh positif dan tidak Signifikan terhadap Kinerja pegawai Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Ngawi Hasil uji secara serempak (Uji F) pada persamaan kedua diketahui besarnya nilai F = 68,416 signifikansi 0,000<0,05. Sehingga dapat disimpulkan secara bersama-sama variabel bebas mempengaruhi Kinerja Hasil R2 total sebesar 0,946 dapat diartikan variasi kinerja pegawai Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Ngawi dijelaskan oleh kepemimpinan, kedisiplinan, kepuasan dan motivasi sebesar 94,6% dan sisanya 5,4% dijelaskan variabel lain diluar model penelitian sebagai contoh lingkungan kerja, budaya organisasi dan sebagainya.
SARAN Berdasarkan hasil penelitian disarankan hal-hal sebagai berikut: 1. Kedisiplinan merupakan faktor dominan dalam meningkatkan kinerja pegawai Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi
34
Kabupaten Ngawi. Upaya dalam meningkatkan kualitas kedisiplinan dapat dilakukan dengan cara : hendaknya pegawai selalu pulang kerja sesuai waktu yang telah ditentukan, mentaati peraturan yang ada di Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Ngawi, menjalankan tugas sesuai jam kerja yang ditentukan, selalu hadir tepat waktu yang telah ditentukan 2. Upaya dalam meningkatkan kualitas kepemimpinan dapat dilakukan dengan cara : Pimpinan selalu mendelegasikan tugas pekerjaan kepada bawahan , memiliki kepedulian atas kebutuhan dasar pegawai, selalu mendengarkan gagasan para pegawai, memiliki sikap bersahabat kepada seluruh pegawai yang ada. 3. Untuk penelitian selanjutnya sebaiknya mengambil sampel yang lebih besar supaya lebih dapat menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya, sehingga hasilnya akan lebih baik dan lebih representatif. DAFTAR PUSTAKA
Gujarati, Damodar., 2004, Ekonometrika Dasar, Erlangga, Jakarta. Ghozali, Imam. 2004. Aplikasi Analisis Multivariate. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan SPSS. Semarang : Badan Penerbit : Undip Semarang Handoko, Hani, 2003, Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia, BPFE UGM, Yogyakarta. Hari Supriyanto (2009). Pengaruh Komitmen Organisasi, Pendidikan dan Pelatihan, Kedisiplinan dan Iklim Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai Bidang Cipta Karya Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Karanganyar dengan Motivasi sebagai Variabel Moderating Tesis. Magister Manajemen. Surakarta: STIE AUB Hasibuan Malayu, 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara. Heidjrachman Ranupandojo dan Suad Husnan. 2002. Manajemen Personalia. Yogyakarta: BPFE. Kartono, Kartini., 2006, Pemimpin dan Kepemimpinan, PT. Raja Grafindo Persada: Bandung. Luthans, S. Fried. 2005. Organizational Behavior. 7th Edition, McGraw-Hill, International Edition, Singapore. Mannulang, 2004, Manajemen Personalia, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Martoyo, S., 2000, Manajemen Sumber Daya Manusia. BPFE Yogyakarta Mohamad Mahsun, 2006, Pengukuran Sektor Publik, BPFE UGM, Yogyakarta.
Ambar Teguh Sulistiyani, 2004. Memahami Good Governance: Dalam Perspektif Sumber Daya Manusia, Yogyakarta: Penerbit Gava Media. Armstrong Michael, 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : PT. Elex Media Komputindo. Arikunto Suharsimi, 2003. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. As’ad Mohamad, 2004. Psikologi Industri. Yogyakarta: Liberty. Djarwanto Ps, 2005, Statistik Induktif, BPFE, Yogyakarta.
Pamudji, S. 2003. Kepemimpinan Pemerintahan di Indonesia. Bumi Aksara, Jakarta.
35
Riduwan, (2005), Skala Pengukuran Variabelvariabel Penelitian, cetakan ketiga, Alfabeta, Bandung. Robbins, S.P, 2003, Perilaku Organisasi, Konsep – Kontroversial – Aplikasi, Jilid I, Edisi Bahasa Indonesia. PT. Prenhallindo, Jakarta. Samsudin, Sadili. (2006). Manajemen Sumber Daya Manusia. Pustaka Jaya.Bandung Siagian, Sondang., 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia, Bumi Aksara, Jakarta. Sugiyono, 2003. Metodologi Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta Supranto, J, 2000, Metode Ramalam Kuantitatif untuk Perencanaan Ekonomi dan Bisnis. Rineka Cipta, Jakarta. Sutomo, 2012. Pengaruh Kepemimpinan, Linghkungan kerja, Disiplin kerja Terhadap Kinerja Pegawai Melalui Kepuasan kerja Di Puskesmas Pulokulon 1 Kabupaten Grobogan. Tesis. Magister Manajemen. Surakarta: STIE AUB Wursanto. (2005). Dasar-Dasar Ilmu Organisasi. Penerbit Andi. Yogyakarta http://en.wikipedia.org/wiki/discipline Download tanggal 17 Juni 2013
36