EVOLUSI DALAM PELAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN :ANALISIS SEMIOTIK ATAS INTEGRATED REPORTING PT UNITED TRACTORS TBK Yuni Widiyastuti Anis Chariri, S.E., M.Com, Ph.D, Akt.
ABSTRACT
This study is a qualitative research conducted to analyze PT United Tractors Tbk Integrated Reports. The purpose of this study is to understand and analyze the evolution of financial reporting practices especially integrated reporting PT United Tractors Tbk whether it complies with the standards of IIRC and how companies disclose the required elements in the integrated reporting. In addition, this study aims to understand and analyze the company reasons to use the integrated reporting in the annual report. This study uses a semiotic analysis of the integrated report PT United Tractors Tbk . It uses semiotic approach to analyze the annual report. The data used is annual report of PT United Tractors Tbk in 2008 ,2009, and 2010. The data obtained by downloading it from official website. The results showed that the company doing the evolution of financial reporting using the integrated reporting format along with the principles and elements contained in the integrated reporting standards IIRC about integrated reporting. PT United Tractors Tbk reveales elemen of integrated reporting in the statement of board commissioner, board director, and management analysis. The company uses integrated reporting to gain legitimacy from stakeholders. This study also gives an information that PT United Tractors Tbk do the evolutionary process in their annual report. Keywords : evolution, integrated reporting, annual report, semiotic
PENDAHULUAN Laporan keuangan mempunyai peranan penting bagi terciptanya suatu komunikasi antara pihak manajemen dengan pihak lain yang berkepentingan seperti investor, issuer, dan penjamin emisi. Laporan keuangan dapat dipandang sebagai sarana untuk mempertanggung jawabkan segala sesuatu yang dilakukan manajer atas sumber daya pemilik (Belkaoui, 1993). Dengan demikian laporan keuangan merupakan media untuk mengukur kinerja suatu perusahaan yang diharapkan dapat menyediakan informasi bermanfaat bagi pihak berkepentingan dalam mengevaluasi keberhasilan perusahaan. Pada awalnya laporan keuangan cenderung bersifat sederhana yang memuat informasi kuantitatif tentang posisi keuangan, kinerja keuangan, arus kas, perubahan ekuitas dan penjelasan atas laporan keuangan. Namun, seiring dengan perkembangan bisnis dan teknologi, laporan keuangan tidak hanya berisi informasi
kuantitatif, akan tetapi berisi
informasi kualitatif. David (2002) menyatakan bahwa pada perkembangannya, pelaporan keuangan yang diwujudkan dalam annual report tidak hanya menyajikan informasi kuantitatif tetapi juga informasi lain seperti text, foto, tabel, grafik dan narrative text. Narrative text di dalam pelaporan perusahaan antara lain meliputi sambutan yang disampaikan oleh direktur dan komisaris serta analisis manajemen. Diskusi dan analisis manajemen digunakan sebagai alat untuk menjelaskan mengenai tujuan dari perusahaan. Sambutan dari Dewan Direksi dan Dewan Komisaris berisi informasi tentang ringkasan kinerja masa lalu dan rencana kerja yang akan datang (Yuthas et al ,2002). Kemunculan informasi lain selain informasi kuantitatif bukannya tanpa tujuan bagi perusahaan. Informasi non-kuantitatif dimunculkan perusahaan dengan tujuan untuk membentuk atau memunculkan suatu
image
tertentu sebagaimana yang diinginkan
perusahaan. Perusahaan cenderung menginginkan image yang positif serta menghindari image negatif (Gardner dan Martinko, 1988). Pembentukan image positif dipilih perusahaan karena dapat menguntungkan posisi perusahaan di mata masyarakat dan pihak eksternal yang berkepentingan. Pembentukan image positif melalui pesan dalam annual report merupakan strategi yang digunakan perusahaan untuk membangun kepercayaan publik (Kohut dan Segars, 1992). Oleh karena itu perusahaan berusaha untuk menciptakan sesuatu di dalam pelaporan keuangannya sehingga menarik kepercayaan bagi investor, masyarakat umum, dan calon pemegang saham. Hal tersebut membuat narrative text di dalam annual report menjadi hal
yang penting bagi perusahaan dan menarik perhatian beberapa akademisi untuk meneliti isu berkaitan dengan laporan keuangan. Anderson dan Epstein (1995) dalam Chariri (2006) menyatakan bahwa penelitian di dalam laporan keuangan cenderung dimaksudkan untuk meneliti manfaat laporan keuangan dalam membuat keputusan ekonomi. Hal ini didukung oleh Azam, et al (2011) yang meneliti tentang manfaat integrated reporting untuk meningkatkan transparansi di dalam operasi perusahaan. Di dalam penelitian tersebut dijelaskan bahwa dengan meningkatnya transparansi akan meningkatkan kepercayaan stakeholder. Hal ini terjadi karena stakeholder dapat melihat kinerja perusahaan dalam segala aspek sehingga mempermudah dalam pengambilan keputusan bisnis dan menilai risiko yang akan dihadapi. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa laporan keuangan
memegang peranan dalam mewujudkan suatu pengambilan
keputusan ekonomi. Namun demikian, penelitian tersebut mengabaikan aspek semiotik yang berhubungan dengan cara-cara yang digunakan oleh perusahaan dalam mendesain format dan isi laporan keuangan. Semiotik adalah model penelitian kualitatif yang dilakukan untuk memahami makna yang muncul dari simbol, tanda, angka atau kata yang disampaikan pihak pemberi pesan melalui media komunikasi tertentu (Hoed, 2007). Penelitian tentang semiotik diantaranya yaitu dilakukan oleh Yusoff dan Glen (2009) tentang tujuan pelaporan pengungkapan lingkungan perusahaan di Australia dan Malaysia dengan menggunakan metode semiotik. Hasil dari penelitian tersebut menyatakan bahwa tujuan pelaporan lingkungan perusahaan adalah untuk meningkatkan reputasi perusahaan. Penelitian lain yang berhubungan dengan pelaporan keuangan dari sisi semiotik pernah dilakukan oleh Nugroho (2009) yang meneliti tentang penggunaan cerita retorik oleh PT Aneka Tambang Tbk dalam mengungkapkan corporate social responsibility pada sustainability report. Penelitian lain juga dilakukan oleh Fitriany (2009) yang meneliti cara dan alasan penggunaan retorika pada annual report beberapa perusahaan ketika perusahaan mengalami kerugian. Budiani (2011) juga meneliti tentang narsisme bahasa yang digunakan di dalam annual report beberapa perusahaan yang mengalami kerugian untuk menciptakan image positif. Namun demikian, penelitian tersebut mengabaikan arti penting integrasi elemen pembentuk pelaporan keuangan yang mengukur keberhasilan perusahaan secara komprehensif. Kebutuhan untuk memenuhi informasi dalam pengambilan keputusan membuat luas lingkup pelaporan keuangan makin berkembang. Saat ini tren format pelaporan keuangan mulai berkembang menjadi integrated reporting. Fenomena ini muncul sebagai dampak dari
adanya krisis keuangan global yang menimpa Amerika pada tahun 2008 (Azam, et al.2011; Krzus 2010). Krisis tersebut menyebabkan banyak kalangan meragukan isi yang ada di dalam annual report. Isi tersebut dianggap kurang mencakup semua aspek yang bermanfaat untuk menilai kinerja perusahaan secara menyeluruh. Hal membuat pemakai laporan keuangan menjadi sulit untuk menentukan keputusan bisnis. Integrated reporting menyediakan satu laporan yang sepenuhnya mengintegrasikan informasi keuangan perusahaan dan non-keuangan (termasuk environmental, social, governance, dan intangibles ) (Krzus 2010; Eccles dan Krzus 2010; Oates 2009 dalam Azam, et al. 2011). Pada dasarnya keinginan suatu perusahaan untuk mengikuti atau tidak mengikuti perkembangan format pelaporan yang baru seperti integrated reporting, tergantung dari judgement internal perusahaan itu sendiri. Argumen di atas menunjukkan bahwa pada dasarnya pelaporan keuangan merupakan praktek yang dinamis dan berkembang secara evolusioner bukan revolusioner. Perkembangan tersebut dapat terjadi karena dinamika bisnis yang semakin kompleks, keinginan untuk memperoleh legitimasi, dan tuntutan stakeholder. Pandangan ini sejalan dengan pendapat Hines (1988) yang menyatakan bahwa akuntansi bukanlah merupakan praktik yang statis dan mengabaikan aspek dinamika sosial. Chariri (2006) juga menyatakan bahwa akuntansi merupakan praktik yang dinamis dan dibentuk berdasarkan interaksi sosial antara individu dengan
lingkungannya.
Praktik
pelaporan
keuangan
berkembang
seiring
dengan
perkembangan lingkungan bisnis, hukum dan ekonomi. Konsekuensinya, agar perusahaan dapat memenuhi kebutuhan informasi yang diperlukan para stakeholder, perusahaan harus mampu menyesuaikan format dan isi informasi yang disajikan dalam pelaporan keuangan. Atas dasar argumen di atas, penelitian ini dibangun atas dasar ontology bahwa praktik pelaporan keuangan merupakan praktik yang bersifat evolusioner berkaitan dengan penyediaan informasi tentang kegiatan dan keberhasilan suatu perusahaan. Praktik pelaporan yang evolusioner tersebut dilakukan oleh perusahaan sebagai media untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya dari tuntutan dan tekanan stakeholder. Oleh karena pemahaman tentang evolusi pelaporan keuangan tidak dapat dilakukan dengan pendekatan kuantitatif berbasis model statistik, maka penelitian ini dilakukan dengan menggunakan paradigma interpretive dan didasarkan pada teknik penelitian semiotik atas praktik pelaporan keuangan yang dilakukan oleh suatu perusahaan. Praktik pelaporan keuangan bukanlah praktik yang bersifat statis tetapi praktik yang bersifat dinamis yang melibatkan aspek sosial, kultur, bahasa dan penyusun serta pihak yang mengkonsumsi laporan yang dihasilkan. Pelaporan keuangan memiliki aspek retorika yaitu
bagaimana laporan tersebut didesain oleh perusahaan untuk mendapatkan legitimasi dari para stakeholder. Dari sisi, semiotika, format dan isi dari suatu laporan memiliki tujuan dan makna tertentu yang harus diinterpretasikan oleh penerima pesan (pemakai). Penelitian tentang pelaporan keuangan seharusnya dikaitkan juga dengan aspek semiotika karena akuntansi pada dasarnya ada media komunikasi atau bahasa bisnis yang melibatkan aspek semiotik (Belkaoui, 2006 ). Namun demikian sebagian besar penelitian yang ada mengabaikan aspek retorika dan semiotika dalam pelaporan keuangan. Akuntansi bukan sekedar menyajikan angka, akan tetapi merupakan media untuk mengakui eksistensi perusahaan di dalam industri. Pelaporan keuangan seharusnya dipahami dari perspektif yang terintegrasi yang melibatkan berbagai elemen dalam pelaporan tersebut seiring dengan perkembangan bisnis dan tuntutan para stakeholder. PT United Tractor Tbk adalah salah satu perusahaan di Indonesia yang mencoba untuk menerapkan integrated reporting dan memperoleh beberapa penghargaan, yang terbaru diantaranya adalah “ Best CSR Disclosure in Annual Report” pada ajang ISRA Award 2010. Praktek pelaporan CSR merupakan bagian dari integrated reporting sehingga menarik untuk diteliti. Pelaporan keuangan PT United Tractor menarik untuk diteliti karena selain memperoleh penghargaan, perusahaan tersebut juga termasuk unik karena penyusunan integrated reporting bukanlah praktek yang diwajibkan di Indonesia. Perusahaan tersebut secara sukarela menerapkan integrated reporting sehingga menarik untuk dipahami mengapa dan bagaimana perusahaan tersebut menerapkan model pelaporan tersebut. Oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk menjawab pertanyaan penelitian berikut ini. 1. Apakah pelaporan keuangan PT United Tactors Tbk telah menerapkan prinsipprinsip Integrated Reporting IIRC ? 2. Bagaimana cara PT United Tractors Tbk mengungkapkan elemen-elemen yang diperlukan dalam integrated reporting ? 3. Mengapa PT United Tractors Tbk memilih menggunakan format integrated reporting di dalam annual reportnya? TELAAH TEORI Akuntansi Sebagai Bahasa Bisnis Akuntansi merupakan suatu sarana untuk mengkomunikasikan informasi perusahaan (Belkaoui, 1993). Oleh karena itu akuntansi dianggap sebagai bahasa bisnis. Ijiri (dikutip oleh Belkaoui, 1993) berpendapat bahwa akuntansi memiliki banyak hal yang sama dengan
bahasa lain karena berbagai aktivitas bisnis perusahaan dilaporkan dalam laporan akuntansi menggunakan bahasa akuntansi. Bahasa dibentuk dari simbol-simbol (tanda-tanda) yang saling berhubungan antara satu dengan yang lain. Keberadaan simbol memerlukan pemahaman yang jelas karena simbol bukan merupakan tanda yang disusun secara acak tetapi mengarah pada konsep tertentu (Chariri, 2010). Simbol atau tanda disusun dengan menggunakan pola tertentu yang mengatur pengunaannya. Oleh karena itu pemahaman terhadap simbol atau tanda tersebut sangat tergantung pada makna yang disampaikan pemberi simbol dan makna yang ditangkap oleh penerima simbol. Dalam konteks akuntansi, berbagai simbol (tanda, warna, gambar, huruf, dan lainlain) digunakan perusahaan dengan maksud untuk menyampaikan suatu pesan kepada pihakpihak yang berkepentingan (Chariri, 2010). Akuntansi menggunakan simbol-simbol tertentu yang dituangkan di dalam bentuk elemen-elemen laporan keuangan, foto/gambar dan narrative text tertentu. Pemahaman terhadap simbol tersebut dapat dilakukan dengan memahami konsep semiotik. Teori Semiotik Semiotik merupakan ilmu yang mempelajari tanda yang ada di dalam kehidupan manusia (Hoed, 2007). Di dalam kehidupan manusia selalu ada makna dari setiap hal yang ada di sekitar manusia. Tanda tersebut terkadang tidak dimengerti oleh manusia karena ketidakmampuan manusia dalam memahami tanda tersebut. De Saussure (1916) dalam Hoed (2007) memandang tanda sebagai pertemuan antara bentuk dengan makna. Di dalam teorinya, Saussure memakai istilah significant dan signified untuk membedakan segi bentuk sebagai tanda dengan makna. Pemberi pesan menyampaikan tanda tertentu (significant) dan penerima pesan akan mencari makna (signified) atas tanda yang disampaikan pemberi pesan sesuai dengan pemahaman yang dimilikinya. Misalnya, ketika pemberi pesan berkata “mawar” maka penerima pesan akan memaknai kata “mawar” sesuai dengan struktur kata-kata yang mengikuti kata “mawar” tersebut. Makna “mawar” pada struktur kalimat “Amir sedang menanam mawar” akan berbeda maknanya pada struktur kalimat “Amir sedang jatuh cinta pada Mawar”. Oleh karena itu, sesuai dengan teori yang dikemukakan Saussure, segala sesuatu yang terdapat di dalam kehidupan manusia dilihat sebagai bentuk yang memiliki makna tertentu.
Pelaporan Keuangan Perusahaan Pelaporan keuangan perusahaan
merupakan
media
yang
digunakan untuk
mengkomunikasikan pertanggungjawaban manajemen kepada pemilik sumber daya (Belkaoui, 1993). Menurut SFAC No 1 (FASB, 1978) tujuan dari laporan keuangan adalah menyediakan : 1. Informasi yang berguna dalam pengambilan keputusan investasi; 2. Informasi yang berguna dalam pengambilan keputusan kredit; 3. Informasi dalam menilai arus kas di masa depan; 4. Informasi mengenai sumber daya perusahaan, claim terhadap
sumber daya dan
perubahan yang terjadi pada sumber daya tersebut. Pelaporan keuangan tidak hanya berisi informasi yang bersifat kuantitatif saja (laporan keuangan yang sudah diaudit), melainkan juga berisi
media lain yang dapat
berkaitan langsung atau tidak langsung dengan informasi yang disajikan sistem akuntansi yang digunakan. Wolk et al (2004) menyatakan bahwa pelaporan keuangan perusahaan meliputi laporan keuangan yang sudah diaudit yang sesuai dengan prinsip akuntansi yang berterima umum dan media pelaporan lain yang digunakan untuk menyampaikan informasi bagi para pihak yang berkepentingan. Dalam FASB (1978) SFAC No 1 tentang tujuan pelaporan keuangan pada usaha bisnis disebutkan : Pelaporan keuangan mencakup tidak hanya laporan keuangan tetapi juga media pelaporan informasi lainnya, yang berkaitan langsung atau tidak langsung,dengan informasi yang disediakan oleh system akuntansi – yaitu informasi tentang sumbersumber ekonomi, hutang, laba periodik dan lain-lain. Penelitian mengenai pelaporan keuangan telah berkembang sehingga tidak hanya meneliti mengenai manfaat dan kualitas laporan keuangan tetapi menyajikan tema yang berbeda seperti pengungkapan informasi kualitatif dan informasi lain yang berkaitan dengan laporan keuangan seperti ESG (economic, social,dan governance) (KPMG 2010; Krzus 2010). Deegan (1997) meneliti tentang materialitas pengungkapan informasi lingkungan bagi pengguna annual report. Annual report menjadi fokus utama bagi beberapa kelompok pengguna laporan keuangan untuk menilai kinerja lingkungan perusahaan (Epstein and Freedman,1994; Hart et al., 1991; Tilt, 1994 dalam Deegan 1997 ). Davison, et al (2007) meneliti kekuatan komponen kualitatif yaitu narrative text ( gambar, teks, grafik ) untuk mengkomunikasikan tujuan organisasi di dalam annual report. Oleh karena itu informasi kualitatif dan informasi lain yang berkaitan langsung ataupun tidak langsung dengan laporan keuangan memegang peranan penting bagi pelaporan keuangan dan pihak berkepentingan.
Teori Legitimasi Suchman (1995) mengatakan bahwa legitimasi adalah sebagai persepsi umum dimana tindakan yang dilakukan sebuah perusahaan merupakan
tindakan yang layak, pantas,
diinginkan atau sesuai dengan sistem yang ada. Gray et al (1996, p.45 dalam Deegan 2002) menyatakan bahwa teori legitimasi adalah : …sistem yang berorientasi terhadap pandangan organisasi dan memungkinkan kita untuk fokus pada peran informasi
masyarakat...
dan pengungkapan dalam
hubungan antara, negara, individu, dan kelompok. O’Donovan (2000) mengatakan bahwa legitimasi organisasi dapat dilihat sebagai sesuatu yang diberikan masyarakat kepada perusahaan dan sesuatu yang diinginkan atau dicari perusahaan dari masyarakat. Deegan (2001) menyatakan bahwa organisasi akan terus menerus berusaha untuk mencari dan memastikan bahwa mereka beroperasi di dalam batas serta norma masyarakat sekitar dan memastikan bahwa aktivitas yang mereka lakukan adalah aktivitas legitimat. Pada saat terjadi perbedaan nilai antara nilai sosial perusahaan dan sistem nilai masyarakat maka akan ada ancaman terhadap legitimasi perusahaan (Lindblom, 1994 dalam Deegan 2002). Teori Stakeholder Stakeholder didefinisikan sebagai individu atau kelompok yang dapat mempengaruhi atau dipengaruhi oleh pencapaian tujuan organisasi (Freeman, 1984). Teori stakeholder mengatakan bahwa perusahaan bukan entitas yang beroperasi untuk kepentingan sendiri namun harus memberikan kontribusi terhadap kepentingan stakeholder. Dengan demikian eksistensi perusahaan di lingkungan industrinya dipengaruhi oleh dukungan yang diberikan oleh stakeholder perusahaan (Ghozali dan Chariri, 2007). Stakeholder pada umumnya dapat mengendalikan pemakaian sumber ekonomi yang digunakan di dalam perusahaan. Kekuatan stakeholder untuk mengatur atau mempengaruhi pemakaian sumber daya perusahaan tergantung pada besar kecilnya pengaruh stakeholder di perusahaan. Kekuatan pengaruh stakeholder di dalam perusahaan dapat berupa akses terhadap media , modal, dan kemampuan mengatur perusahaan (Deegan, 2000 dalam Ghozali dan Chariri 2007). Teori Evolusi Teori Evolusi erat kaitannya dengan kemampuan bertahan suatu makhluk berdasarkan seleksi alam. Dengan adanya seleksi alam maka organisme akan berkompetisi untuk
mempertahankan hidup di tengah lingkungan yang selalu berubah. Di dalam Teori Evolusi Darwin terdapat pernyataan yang menyatakan bahwa “ it is not the strongest of the species that survives, nor the most intelligent, but the one most responsive to change”. Pernyataan dari Darwin tersebut memiliki makna bahwa makhluk yang mampu bertahan hidup adalah makhluk yang mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya bukan makhluk yang paling cerdas atau paling kuat. Teori evolusi ini adalah teori yang digunakan sebagai cermin dalam memahami evolusi praktik pelaporan keuangan. Menurut Crawford (2011), proses evolusi suatu standar pelaporan bagi entitas bisnis sudah dimulai sejak beberapa tahun yang lalu. Evolusi tersebut dimulai dari konsep pelaporan yang sederhana, yang melibatkan aspek keuangan dengan fokus utama pada penilaian kinerja keuangan (laba). Dalam perkembangannya, pelaporan keuangan kemudian makin berkembang dengan fokus pada konsep 3P (profit, people dan planet) atau dikenal dengan konsep triple bottom line, kemudian muncul pelaporan CSR dan terakhir integrated reports. Semua konsep tersebut dirumuskan ke dalam standar dan kerangka kerja. Integrated Reporting Konsep inti dari integrated reporting adalah menyediakan satu laporan yang sepenuhnya mengintegrasikan informasi keuangan perusahaan dan non keuangan seperti masalah environmental, governance, social issues (Krzus 2010; Eccles dan Krzus 2010; Azam, et al. 2011; PwC 2010; Oates 2009; White 2005). Integrated reporting menekankan pentingnya suatu transparansi di dalam pelaporan kinerja perusahaan. Transparansi dalam pelaporan adalah hal penting untuk membangun kembali kepercayaan publik (Krzus, 2010). Suatu pelaporan kinerja yang dilakukan perusahaan akan
memberikan wawasan
mengenai bagaimana sebuah perusahaan
memandang dirinya sendiri dan perannya dalam masyarakat. Ini mengkomunikasikan kinerja perusahaan, yang baik dan buruk. Hal tersebut akan menciptakan komitmen untuk meningkatkan kinerja perusahaan di masa depan dan menetapkan akuntabilitas untuk mencapai tujuan. Implementasi integrated reporting pada suatu perusahaan bukanlah sekedar technical exercise (White, 2010). Hal ini disebabkan integrated reporting menghubungkan dua tradisi mendasar dalam
pengungkapan perusahaan, yaitu laporan keuangan dan laporan
keberlanjutan. Menurut White (2010) kerangka integrated reporting dibangun di atas konsep capital stewardship. Capital stewardship didefinisikan sebagai pemeliharaan dan perluasan
berbagai bentuk modal, yang semuanya berkontribusi untuk penciptaan nilai jangka panjang oleh perusahaan. Capital stewardship dioperasionalkan dengan mengurai konsep menjadi lima komponen yang disingkat "INFOS” ( intellectual, natural, financial, organizational and social capital). International Integrated Reporting Council membagi modal atau capital menjadi enam kategori (IIRC, 2011). Modal tersebut adalah sebagai berikut : 1. Modal intelektual, yaitu intangible yang memberikan manfaat kompetitif, diantaranya adalah paten, copyright, software, dan sistem organisasi 2. Modal alam yaitu input terhadap produksi barang atau ketentuan mengenai suatu jasa. 3. Modal keuangan yaitu modal yang tersedia bagi organisasi untuk memproduksi barang dan jasa serta diperoleh melalui pembiayaan, seperti utang, ekuitas, hibah, atau yang dihasilkan melalui operasi dan investasi. 4. Modal pabrik yaitu modal yang berbeda dengan modal alam yang digunakan dalam memproduksi barang dan jasa, contohnya adalah gedung, peralatan dan infrastruktur. 5. Modal manusia yaitu kemampuan seseorang dan motivasinya untuk berinovasi seperti kemampuan untuk memahami dan menerapkan startegi organisasi. 6. Modal sosial yaitu lembaga dan hubungan yang dibangun di dalam dan diantara kelompok dan stakeholder untuk meningkatkan kesejahteraan bersama. International Integrated Reporting Council (IIRC) memiliki prinsip-prinsip panduan tentang integrated reporting. Berikut adalah prinsip-prinsip tersebut : 1. Fokus strategi Integrated report menghubungkan tujuan dan sumber daya organisasi dengan kemampuan untuk menciptakan dan mempertahankan nilai organisasi. Integrated Report
mengkomunikasikan
apa yang penting bagi organisasi dari perspektif
strategis. Hal tersebut berarti menjelaskan mengenai (1) tujuan strategis organisasi; (2) strategi yang telah digunakan beserta rencana implementasi; (3) hubungan keduanya dengan komponen lainnya dari model bisnis. 2. Konektivitas informasi Integrated report menunjukkan hubungan komponen yang berbeda di dalam organisasi bisnis diantaranya adalah faktor eksternal yang mempengaruhi organisasi. Konektivitas adalah pusat untuk memastikan bahwa integrated report dapat menjelaskan tentang perubahan di dalam pengambilan keputusan bisnis serta hubungannya dengan pemikiran bisnis dan aktivitas bisnis. Contoh konektivitas termasuk:
1. Informasi tentang pengaruh dampak perubahan di lingkungan pasar terhadap strategi organisasi. 2. Hubungan antara strategi dengan key performance indicators (KPIs), key risk indicators (KRIs) dan remunerasi. 3. Orientasi Masa Depan Integrated report menyajikan informasi harapan manajemen tentang masa depan. Informasi tersebut bermanfaat membantu pengguna laporan untuk memahami dan menilai prospek organisasi beserta risiko yang dihadapi. Orientasi ke masa depan meliputi: (1) keseimbangan kepentingan organisasi pada jangka pendek dan jangka panjang; (2) harapan organisasi kedepan; (3) rencana masa depan suatu organisasi; (4) kemungkinan tantangan dan hambatan . 4. Tanggapan terhadap stakeholder Integrated report memberikan pengetahuan mengenai relasi antara organisasi dengan stakeholder. Integrated report juga memberi pandangan tentang bagaimana serta sejauh mana organisasi memahami, memperhitungkan dan menanggapi kebutuhan para stakeholder. Hal ini membantu organisasi untuk: (1) mengidentifikasi isu-isu material; (2) mengembangkan dan mengevaluasi strategi organisasi; (3) mengelola kegiatan termasuk tanggapan dan strategi terhadap masalah yang material. 5. Keringkasan, keandalan, dan materialitas Sebuah integrated report menyediakan informasi material ringkas yang dapat dipercaya
untuk
menilai
kemampuan
organisasi
dalam
menciptakan
dan
mempertahankan nilai jangka pendek, menengah dan panjang. Oleh karena menyediakan informasi yang ringkas dan material dan dapat dipercaya maka manajemen harus dapat mengklasifikasikan informasi yang bermanfaat untuk memberikan pengaruh terhadap pengambilan keputusan bisnis. Dengan begitu informasi menjadi relevan, reliable, dan material. Integrated reporting memiliki beberapa elemen yang terkait satu sama lain. Elemen menurut IIRC (2011) tersebut adalah: (1) ikhtisar organisasi dan model bisnis; (2) konten operasi termasuk risiko dan peluang; (3) strategi untuk mencapai tujuan; (4) tata kelola dan remunerasi; (5) kinerja: (6) tampilan masa depan.
METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan
analisis semiotik atas
integrated reporting pada annual report perusahaan. Metode kualitatif merupakan suatu metode yang berusaha mengkonstruksi realitas dan memahami maknanya. Alasan utama menggunakan metode penelitian ini adalah bahwa penelitian ini cenderung dimaksudkan untuk menginterpretasikan makna yang terkandung dalam narrative text sehingga dapat dipahami proses evolutif dalam pelaporan keuangan. Penelitian kualitatif adalah tipe penelitian yang sangat memperhatikan proses, peristiwa dan otentisitas (Cresswell 1994 : Somantri 2005). Oleh karena itu, penelitian ini tidak menggunakan angka-angka sebagai indikator variabel penelitian untuk menjawab permasalahan penelitian. Pendekatan kualitatif digunakan dalam studi ini karena penelitian ini menganalisis penerapan integrated reporting pada annual report PT United Tractors Tbk dengan menggunakan analisis semiotik. Alasan lain yaitu penelitian ini dikembangkan berdasarkan aspek ontology bahwa pelaporan keuangan merupakan proses evolusioner yang berkaitan dengan penyediaan informasi. Sebagai bagian dari proses evolusioner, penelitian ini menuntut pemahaman atas narrative text dalam integrated reporting. Pendekatan penelitian yang berbasis pemahaman (verstehen) hanya dapat dilakukan dengan paradigma interpretive (Lincoln dan Guba, 1997). Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data yang dimaksud adalah annual report PT United Tractors Tbk yang diperoleh dari situs resmi PT United Tractors Tbk. Annual report yang dianalisis adalah annual report tahun 2008, 2009, dan 2010. Dalam penelitian ini data dikumpulkan dengan metode dokumenter (Cresswell 1994: Somantri 2005). Data dan informasi yang bersifat kualitatif diperoleh dengan memperkaya bacaan yang berasal dari berbagai literature (Gubrium et.al. 1992; Cresswell 1994). HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Evolusi Pelaporan Keuangan PT United Tractors Tbk adalah perusahaan penyedia alat berat Komatsu
yang
didirikan pada 13 Oktober 1972. Perusahaan ini mencatatkan saham perdananya di Bursa Efek Jakarta pada tanggal 19 September 1989 dengan pemegang saham mayoritas perusahaan PT Astra Internasional Tbk. PT United Tractors Tbk memiliki tiga buah segmen usaha yang meliputi distributor mesin konstruksi, kontraktor penambangan, dan pertambangan batu bara.
PT United Tractors Tbk telah menerapkan pelaporan keuangannya berdasarkan format pelaporan integrated reporting sejak tahun 2008. Bukti tersebut dapat dilihat dari susunan poin-poin di dalam integrated report PT United Tractors Tbk pada tahun 2008 yang berbeda dengan annual report tahun 2007. Pada tahun 2008 susunan poin-poin lebih detil dengan perbedaan utama pada pengungkapan terkait masalah economic, environment, social, dan governance yang diungkapkan lebih jelas pada tahun 2008, 2009, dan 2010. Prinsip-Prinsip Penyajian Integrated Reporting IIRC telah mendesain pedoman penyusunan integrated reporting yang dapat digunakan oleh perusahaan yang berkeinginan untuk menyajikan informasi secara komprehensif. Salah satu aspek yang dibahas oleh IIRC adalah prinsip-prinsip yang harus diperhatikan dalam pelaporan terintegrasi. Prinsip-prinsip tersebut adalah fokus strategi; konektivitas informasi; orientasi masa depan, tanggapan terhadap stakeholder; keringkasan, keandalan, dan materialitas. Fokus strategi PT United Tractors Tbk setiap tahun mengalami perubahan sesuai dengan perkembangan bisnis dan ekonomi yang terjadi pada tahun tersebut. Hal ini dibuktikan dengan adanya perbedaan fokus strategi perusahaan pada tahun 2008 sampai tahun 2010. Terkait fokus strategi pada tahun 2008, Dewan Komisaris memberikan pernyataan bahwa tahun 2008 merupakan tahun yang penuh kejutan bagi dunia bisnis internasional dan nasional, akan tetapi perusahaan dapat mengatasi hal tersebut yang dibuktikan dengan kesuksesan penerbitan sejumlah saham. Bukti dari pernyataan tersebut diantaranya adalah sebagai berikut : Laporan Dewan Komisaris tahun 2008 pada halaman 24 : The Company has successfully accomplished Rights Issue to increase its capital just at the right time several months prior to the occurrence of global and national shock of capital market. Konsisten dengan tahun sebelumnya, pada tahun 2009, Dewan Komisaris menginformasikan strategi yang telah diimplementasikan dan fokus strategi yang akan datang. Konsistensi tersebut dapat dilihat dari pernyataan Dewan Komisaris tahun 2009 pada halaman 26 dan 27 : During the year in review, the Board of Commissioners and Board of Directors have been regularly evaluating and reformulating the Company’s strategic plans, covering the establishment of targets and positioning in the heavy equipment industry as well as energy resources supply the Board of Commissioners keeps track thoroughly on the implementation of Astra Green Company and Astra Friendly Company programs conducted by the Board of
Directors, and indeed providing advices and opinions concerning the program implementation. Pada tahun 2009 tersebut, Dewan Komisaris sepertinya ingin memberikan infomasi bahwa perusahaan telah melakukan strategi untuk mempertahankan posisi perusahaan di dalam penguasaan industri alat berat di tengah tantangan yang dialami perusahaan dari krisis ekonomi global yang terjadi pada tahun 2008. PT United Tractors Tbk ingin membuktikan keseriusannya di dalam menerapkan prinsip penyajian integrated reporting terkait fokus strategi. Seperti yang terdapat pada Laporan Dewan Komisaris pada tahun 2010. Berikut adalah pernyataan Dewan Komisaris tahun 2010 pada halaman 29 : During the year of reporting, Board of Commissioners and Board of Directors regularly evaluated the execution of work program and restructured the Company’s strategic plans in anticipation of the dynamic evolvement of business condition Fokus strategi perusahaan pada tahun 2010 tidak berbeda jauh dari tahun 2009 karena pada tahun ini perusahaan melanjutkan strategi yang telah dicanangkan pada tahun sebelumnya. Bukti terkait fokus strategi perusahaan tidak hanya berupa teks narasi seperti yang tertuang di dalam pernyataan dewan komisaris tetapi terlihat dalam bentuk gambar, grafik, dan tabel yang ada di dalam
integrated report perusahaan. Seperti yang tampak pada
halaman sampul integrated report perusahaan menampilkan gambar dua orang pekerja yang sedang menunjuk ke arah alat berat. Di dalam sampul yang didominasi warna biru tersebut juga terdapat gambar langit beserta tulisan “ Moving to the New Horizon”. Sepertinya perusahaan ingin menginformasikan pada stakeholder bahwa perusahaan ingin mencapai suatu pencapaian baru terkait kinerja ekonomi yang berhubungan dengan segmen industrinya. Pada halaman 1 sampai 11 banyak terdapat foto alat berat milik perusahaan, grafik perkembangan laba dari ketiga segmen industri perusahaan tabel yang berisi ikhtisar keuangan dan saham milik perusahaan. Secara keseluruhan integrated report perusahaan banyak menampilkan foto dokumentasi produk perusahaan yaitu alat berat, dokumentasi kegiatan perusahaan dalam ketiga segmen industrinya, dan tabel terkait informasi keuangan selama periode pelaporan. Gambar berbeda ditunjukkan pada halaman 84 sampai 116 yang berisi tentang deskripsi pengelolaan perusahaan. Di dalam laporan terkait pengelolaan perusahaan, gambar para pegawai adalah yang paling dominan. Sepertinya perusahaan ingin menunjukkan transparansi tentang pengelolaan SDM perusahaan.
Gambar, grafik, dan tabel yang terdapat dalam integrated report perusahaan juga memainkan peranan penting dalam menginformasikan fokus strategi perusahaan. Menurut Barthes (1964) dalam Preston, et al. (1996) bahwa dalam periklanan, gambar disajikan dengan cara pandang yang paling baik sehingga maknanya dapat mudah dimengerti. Oleh karena itu pada sampul perusahaan ditampilkan gambar seseorang yang berlari di tengah padang runput. Orang tersebut seperti ingin mengejar balon udara yang sedang terbang di langit. Pada sampul yang berwarna cerah tersebut juga tertulis “ the Journey Continues” sebagai judul dari integrated report tahun 2009. Konektivitas informasi PT United Tractors Tbk mengalami perkembangan setiap tahun. Hal tersebut terjadi karena setiap tahun lingkungan bisnis selalu berubah sehingga dapat mempengaruhi aktivitas dan keputusan bisnis perusahaan. Bukti dari adanya informasi terkait konektivitas informasi diantaanya terdapat pada pernyataan Dewan Direksi. Berikut Laporan Dewan Direksi tahun 2008 pada halaman 33 : related to the crude oil price, follows the trend of drastic decline. However within short period, there is still hope on the achievement of new balance in the price of energy commodities – especially coal – in a sufficient level, driven by the demand in China and India Hal serupa terlihat pada Laporan Dewan Direksi tahun 2009 dan 2010. Perbedaan antara tahun 2008, 2009, dan 2010 hanya terdapat pada jenis informasi yang disampaikan terkait dengan prinsip konektivitas informasi. Contoh perbedaan adalah seperti pada tahun 2010, perusahaan ingin menyampaikan bahwa akibat adanya tren pertumbuhan ekonomi maka berdampak positif bagi penjualan alat berat yang semakin meningkat. Laporan Dewan Direksi tahun 2010 pada halaman 36: Against the backdrop of the country’s rising economy, Construction Machinery business segment was once again successful and broke its own record of Komatsu heavy equipment sales Menurut Yuthas et al (2002) bahwa sambutan dari Dewan Direksi dan Dewan Komisaris berisi informasi tentang ringkasan kinerja masa lalu dan rencana kerja yang akan datang. Oleh karena itu maka informasi mengenai orientasi masa depan dapat dilihat dari sambutan Dewan Direksi dan Dewan Komisaris. Berikut adalah Laporan Dewan Komisaris dan Direksi pada tahun 2008 : Company plans to commence the production in TTA in 2009, with an estimate production target of three million ton per year, when TTA starts its full commercial production Pada tahun 2009, perusahaan berorientasi pada pengembangan kompetensi sumber daya manusia dan membawa tema “Value Chain Solution For Growth “ seperti yang terdapat pada pernyataan direksi halaman 37. Di dalam pernyataan direksi terdapat tabel pada
halaman 34 yang menggambarkan tentang perbandingan antara target dengan pencapaian sebenarnya operasi perusahaan. Dengan adanya tabel dapat memudahkan stakeholder untuk menganalisis pencapaian perusahaan. Sedangkan pada tahun 2010 perusahaan fokus pada “ Value Chain Solution For Growth: Menuju Target Jangka Panjang 2020” seperti yang terdapat dalam pernyataan komisaris halaman 32 sebagai berikut : The Board of Commissioners also urges every person in the Company to make the most of every opportunity arising in 2011 with the spirit of cooperativeness and unity with all subsidiaries to jointly realize Company’s strategy, Value Chain Solution For Growth towards Long Term Target 2020 Tanggapan terhadap stakeholder adalah penjelasan terkait segala sesuatu yang berkaitan dengan respon yang diberikan manajemen perusahaan terhadap kebutuhan para stakeholder (IIRC, 2011). Berikut analisis pernyataan dari Dewan Komisaris dan Dewan Direksi : Laporan Dewan Komisaris tahun 2008 halaman 24 : The Company has successfully accomplished Rights Issue to increase its capital just at the right time several months prior to the occurrence of global and national shock of capital market... Net earnings per share also rose 69% into Rp884 from the position of Rp524 per share in the last year (after the rights issue Di dalam pernyataan tersebut, perusahaan ingin menegaskan bahwa perusahaan sangat peduli terhadap kepentingan stakeholder utama diantaranya pemegang saham dan pegawai perusahaan. Perusahaan sepertinya tidak hanya peduli terhadap stakeholder utama saja tetapi peduli terhadap stakeholder lain seperti masyarakat, partner bisnis dan regulator. Pernyataan tersebut tidak secara jelas diungkapkan dan terkesan eksplisit. Berikut adalah pernyataan komisaris pada tahun 2008 halaman 25 : On the same occasion, the management has been continually caring for the actual matters in environmental, health and occupational safety aspects, through the execution of a range of programs that consist of UT Green Forestry and Go-Green with Astra, as part of the corporate social responsibility initiatives. The balance of achievement in operational performance, financial performance and social performance will undoubtedly bring the Company closer to the concept of Good Corporate Citizen aiming by the Company, by continually leading in its respected sector of industry. Keringkasan, keandalan dan materialitas memiliki arti menyediakan informasi material ringkas yang dapat dipercaya untuk menilai kemampuan organisasi dalam menciptakan dan mempertahankan nilai jangka pendek, jangka menengah serta jangka panjang (IIRC,
2011). Dalam hal ini dituntut kemampuan pihak manajemen di dalam
mengklasifikasikan informasi yang material, reliable, dan ringkas. Penerapan prinsip integrated reporting terkait dengan keringkasan, keandalan, dan materialitas terdapat pada pernyataan tentang diskusi dan analisis manajemen. Pada diskusi dan analisis manajemen tahun 2008 terdapat informasi perusahaan yang telah diklasifikasikan dalam beberapa poin penting. Poin tersebut diantaranya adalah : (1) prospek sektor usaha, (2) tinjauan hasil operasional per unit usaha selama tahun 2008, (3) tinjauan keuangan, (4) risiko usaha dan strategi perseroan, (5) pengembangan teknologi informasi, (6) strategi pemasaran, (7) kejadian setelah tanggal neraca. Poin pada tahun 2008 tidak sama dengan poin yang terdapat di tahun 2009 dan 2010. Poin pada tahun 2009 dan 2010 adalah sama dengan poin sebagai berikut : (1) kondisi umum dan prospek usaha, (2) laporan kinerja usaha, (3) tinjauan kinerja keuangan, (4) laba rugi, (5) neraca, (6) arus kas, (7) rasio-rasio keuangan, (8) belanja modal/investasi, (9) prospek dan strategi bisnis di tahun 2009 / 2010, (10) informasi-informasi material. Dari hal tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa poin penyajian di dalam analisis dan diskusi manajemen tahun 2009 dan 2010 lebih rinci dibandingkan tahun 2008. Cara Mengungkapkan Elemen-Elemen Integrated Reporting Menurut IIRC di dalam Integrated Reporting PT United Tractors Tbk Integrated reporting PT United Tractors Tbk 2008, 2009, dan 2010 masing-masing terdiri atas 288 halaman, 286 halaman , dan 388 halaman. Isi integrated reporting tahun 2008, 2009, dan 2010 apabila dilihat secara keseluruhan tidak terdapat perbedaan yang mendasar. Berikut dibahas lebih detil mengenai pengungkapan elemen-elemen integrated reporting sesuai standar IIRC pada integrated reporting PT United Tractors Tbk pada tahun 2008, 2009, dan 2010 : 1. Ikhtisar organisasi dan model bisnis Elemen ini menjelaskan mengenai segala sesuatu yang dilakukan perusahaan dan menjelaskan bagaimana cara perusahaan menciptakan dan mempertahankan nilai (IIRC, 2011). Di dalam integrated reporting tahun 2008 sampai 2010 selalu terdapat teks yang bertuliskan visi, misi perusahaan seperti yang terdapat pada integrated report 2008 halaman 16, integrated report 2009 halaman 15, dan integrated report 2010 halaman 15. Tidak hanya berisi informasi tentang visi misi perusahaan, informasi terkait serangkaian kegiatan utama perusahaan mulai dari menghasilkan barang dan jasa sampai informasi segmen pasar juga menjadi bagian di dalam elemen ini. Informasi tersebut dapat ditemukan di dalam laporan dewan direksi, dan analisis dan diskusi manajemen pada masing-masing periode pelaporan.
Penjelasan terkait hal itu tidak hanya berupa teks saja melainkan dapat berupa gambar yang menunjukkan diagram hubungan perusahaan dengan anak perusahaan berdasarkan segmen usahanya seperti yang terdapat pada integrated report 2008 halaman 19, integrated report 2009 halaman 18, integrated report 2010 halaman 20. Gambar lain terkait model bisnis juga dapat ditemukan diantaranya dalam integrated report tahun 2008 halaman 78 tentang pengembangan teknologi informasi yang dilakukan perusahaan. 2. Konten operasi termasuk risiko dan peluang Elemen ini menjelaskan mengenai lingkungan operasi perusahaan kaitannya dengan risiko serta peluang yang ada (IIRC, 2011). Integrated reporting melalui elemen ini ingin mengidentifikasi lingkungan operasi perusahaan sehingga kemudian dihubungkan dengan peraturan
yang
mempengaruhi
kemampuan
organisasi
untuk
menciptakan
dan
mempertahankan nilai perusahaan. Berikut bukti pengungkapan terkait elemen ini di dalam integrated report perusahaan : Elemen ini diungkapkan di dalam poin analisis dan diskusi manajemen pada ketiga tahun tersebut. Hal tersebut terlihat jelas pada poin-poin penyampaian di dalam analisis dan diskusi manajemen. Pada analisis dan diskusi manajemen tahun 2008 terdiri atas poin: (1) prospek sektor usaha, (2) tinjauan hasil operasional per unit usaha selama tahun 2008, (3) tinjauan keuangan, (4) risiko usaha dan strategi perseroan, (5) pengembangan teknologi informasi, (6) strategi pemasaran, (7) kejadian setelah tanggal neraca. Sedangkan pada tahun 2009 dan 2010 terdiri atas poin : (1) kondisi umum dan prospek usaha, (2) laporan kinerja usaha, (3) tinjauan kinerja keuangan, (4) laba rugi, (5) neraca, (6) arus kas, (7) rasio-rasio keuangan, (8) belanja modal/investasi, (9) prospek dan strategi bisnis di tahun 2009 / 2010, (10) informasi-informasi material . 3. Strategi untuk mencapai tujuan Elemen ini menjelaskan strategi
dipilih perusahaan agar mencapai tujuan yang
diinginkan (IIRC, 2011). Oleh karena itu perlu adanya identifikasi pengaturan manajemen risiko perusahaan dan indentifikasi mengenai keunggulan kompetitif yang diharapkan dapat menciptakan nilai di masa depan. Berikut bukti pengungkapan elemen ini di dalam integrated report perusahaan : Pernyataan dari komisaris dan direksi, merupakan salah satu bukti yang memuat elemen yang menginformasikan strategi perusahaan dengan tujuan yang diinginkan. Hal tersebut jelas karena pada dasarnya pada direksi dan komisaris memberikan pernyataan terkait strategi masa depan perusahaan besarta tujuan yang ingin dicapainya (Yuthas et al , 2002) .
Selain pernyataan direksi dan komisaris, analisis dan diskusi manajemen cukup jelas menjelaskan elemen ini karena pada bagian itu perusahaan menjelaskan secara keseluruhan penetapan strategi perusahaan, praktik produksi barang dan jasa sampai pengelolaan hal-hal yang berkaitan langsung dan tidak langsung terhadap operasi perusahaan. Perusahaan juga menjelaskan tentang berbagai peristiwa yang mempengaruhi pengambilan keputusan perusahaan seperti kondidi pasar, perekonomian, dan perubahan standar akuntansi. 4. Tata kelola dan remunerasi Elemen ini ingin menjelaskan beberapa hal diantaranya tentang kepemimpinan organisasi dan proses pembuatan keputusan strategis (IIRC,2011). Tidak hanya terkait hal diatas, tetapi juga terkait tindakan apa yang telah diambil manajemen untuk mempengaruhi tujuan strategis perusahaan termasuk budaya, nilai-nilai etika, dan hubungan dengan stakeholder, permasalahan remunerasi. Berikut analisis terkait elemen tata kelola dan remunerasi : Elemen tersebut dapat dijumpai pada laporan perusahaan terkait good corporate governance. Seperti pada good corporate governance 2008 halaman
95 sampai 116
menjelaskan mengenai struktur organisasi perusahaan,pengelolaan perusahaan, struktur dewan direksi dan dewan komisaris, dan remunerasi dewan direksi dan komisaris. Konsisten dengan tahun sebelumnya pada tahun 2009 pada halaman 94 sampai 115 dijelaskan mengenai hal yang sama, begitu juga dengan tahun 2010. 5. Kinerja Elemen kinerja ingin menjelaskan mengenai hal-hal terkait kinerja organisasi, dampak organisasi terhadap sumber daya dan korelasi antara keduanya (IIRC, 2011). Berikut analisis terkait elemen kinerja : Pada integrated report tahun 2008 sampai 2010 terdapat pernyataan dari dewan direksi, komisaris, analisis dan diskusi manajemen, beserta sustainability report perusahaan. Elemen ini terbagi di dalam beberapa poin pelaporan tersebut. Seperti halnya informasi terkait indikator kinerja dan berbagai hal yang berhubungan dengan pengelolaan sumber daya perusahaan sampai hasil yang di dapatkan dapat ditemukan dalam pernyataan direksi, komisaris, analisis dan diskusi manajemen. Sedangkan laporan keberlanjutan khusus membahas hal yang berkaitan dengan tanggung jawab sosial perusahaan yang meliputi ekonomi, sosial, lingkungan, dan tata kelola perusahaan. Melalui poin tersebut dapat diketahui posisi perusahaan di dalam lingkungan bisnis dan masyarakat.
6. Tampilan masa depan Elemen ini menjelaskan berbagai ketidakpastian, peluang dan tantangan yang akan dihadapi perusahaan di masa mendatang serta tindakan yang diambil perusahaan untuk menghadapi semua hal tersebut (IIRC, 2011). Elemen tersebut harus dapat menjelaskan risiko yang akan dihadapi perusahaan ataupun pihak yang ingin ikut ambil bagian dalam perusahaan. Berikut analisis elemen tampilan masa depan : Tampilan masa depan dapat buktikan dengan analisis dan diskusi manajemen. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa di dalam penjelasan terkait analisis dan diskusi manajemen terdapat poin tentang risiko dan prospek bisnis di masa mendatang dalam berbagai segmen usaha. Alasan PT United Tractors Tbk Memilih Menggunakan Format Integrated Reporting di dalam Annual Reportnya Perusahaan melakukan evolusi di dalam pelaporan keuangan sebagai langkah untuk mempertahankan legitimasi. O’Donovan (2000) mengatakan bahwa legitimasi organisasi dapat dilihat sebagai sesuatu yang diberikan masyarakat kepada perusahaan dan sesuatu yang diinginkan atau dicari perusahaan dari masyarakat. Oleh karena itu perusahaan melakukan evolusi tersebut. Evolusi format pelaporan keuangan sudah terjadi 10 tahun yang lalu. Evolusi dimulai dari adanya konsep triple bottom line, kemudian dilanjutkan konsep CSR / sustainability report dan yang terbaru adalah integrated report. Saat ini beberapa perusahaan sedang berkompetisi untuk dapat bertahan dalam perubahan lingkungan bisnis yang menginginkan suatu format pelaporan yang baru (Crawford, 2011). PT United Tractors Tbk melihat fenomena tersebut sehingga menerapkan integrated reporting di dalam annual reportnya. Penerimaan Legitimasi dari Stakeholder PT United Tractors Tbk membutuhkan legitimasi dari para stakeholder dalam menjalankan bisnisnya. Hal ini diungkapkan dalam integrated reporting PT United Tractors Tbk. Pernyataan terkait legitimasi dinyatakan melalui pernyataan Dewan Komisaris PT United Tractors Tbk dalam integrated report tahun 2008 pada halaman 27 berikut : Each period brings with it its own opportunity and challenge. However based on solid foundation and business strategy, that comes with full supports of our stakeholders, I’m convinced that United Tractors will be able of improving its performance leading towards a better future.
Konsisten dengan pernyataan sebelumnya pada integrated report tahun 2008, Dewan Komisaris kembali menekankan pentingnya legitimasi dari stakeholder pada pernyataannya di integrated report 2009, sebagai berikut: Our sincerest appreciation is also offered to the Shareholders, Customers, Business Partners and all the Company’s Employees for their continuing supports and cooperation Pada tahun 2010 Dewan Komisaris konsisten dalam kembali menekankan pentingnya legitimasi dari stakeholder, berikut pernyataan tersebut : In closing, on behalf of the Board of Commissioners I would like to convey our sincere gratitude and appreciation to all shareholders, customers, business partners and employees of the Company for their support and cooperation that enabled the Company to achieve good operating results Legitimasi merupakan hal yang penting bagi perusahaan. Deegan (2001) menyatakan bahwa organisasi akan terus menerus berusaha untuk mencari dan memastikan bahwa mereka beroperasi di dalam batas serta norma masyarakat sekitar dan memastikan bahwa aktivitas yang mereka lakukan adalah aktivitas legitimasi. Dalam hal ini PT United Tractors Tbk menggunakan kalimat yang berupa pernyataan dari Dewan Komisaris untuk meyakinkan stakeholder
tentang
kegiatan
legitimasi
perusahaan.
Penggunaan
kalimat
dapat
mempermudah stakeholder untuk memahami maksud dan tujuan dari perusahaan dalam hubungannya dengan praktek legitimasi. Penjelasan tersebut sesuai dengan pendapat Yeoh (2010) : narrative reporting can contribute immensely towards this cause as a powerful communication tool between management, investors, and other stakeholders Dengan demikian alasan PT United Tractors Tbk memilih menggunakan format integrated reporting di dalam annual report-nya adalah untuk memperoleh legitimasi dari stakeholder. Pelaporan Keuangan sebagai Proses Evolusioner Dari gambaran dan argumen di atas dapat dilihat bahwa proses pelaporan keuangan yang dipraktikkan oleh PT. United Tractors Tbk adalah proses yang bersifat evolusioner. Sebelum tahun 2008, pelaporan keuangan yang dilakukan oleh perusahaan cenderung mengacu pada informasi yang berkaitan dengan aspek keuangan. Pelaporan keuangan hanya berisi informasi yang dicakup dalam Laporan Posisi Keuangan (Neraca), Laporan Laba Rugi, Laporan Perubahan Ekuitas dan Catatan atas Laporan Keuangan. Sejak tahun 2008, United Tractor mulai menerapkan integrated reporting. Meskipun demikian, pada tahun 2009 dan
2010, integrated reporting yang dipublikasikan cenderung mengalami perubahan baik dalam isi maupun format penyajiannya. Meminjam istilah Darwin dalam Teori Evolusi, proses pelaporan keuangan sebagaimana yang dipraktikkan United Tractor merupakan proses yang bersifat evolusioner bukan revolusioner. Proses evolusioner ini dilakukan sebagai bagian dari strategi perusahaan untuk menyesuaikan diri dengan kebutuhan lingkungan bisnis. Perusahaan harus adaptif terhadap perubahan lingkungan, mengidentifikasi kebutuhan informasi stakeholder dan menyesuaikan praktik pelaporan keuangannya dengan segala perubahan dan kebutuhan yang diinginkan para stakeholder. Oleh karena itu, tidak mengherankan bahwa dalam akuntansi, praktik pelaporan keuangan berkembang dengan berbagai dimensi isi dan format pelaporan. Perkembangan ini dimulai dari pelaporan yang berorientasi keuangan dengan fokus pada laba, kemudian muncul laporan triple bottom line (profit, people dan planet), pelaporan corporate social responsbility, sustainability reporting versi Global Reporting Initiative dan trend terakhir mengarah pada integrated reporting yang lebih komprehensif dan terintegrasi. DeDonato (2011) mengatakan bahwa dalam beberapa tahun terakhir telah terjadi evolusi dalam praktik pelaporan keuangan. Dari tahun ke tahun, praktik pelaporan keuangan hanya difokuskan pada aspek keuangan. Namun, praktik pelaporan keuangan yang sekarang ada (seperti corporate social responsibility, sustainability dan integrated reporting) telah menjadi barometer atas praktik pelaporan yang sekarang berjalan dan memberi pandangan baru tentang trend dan praktik terbaik dalam pelaporan keuangan (DeDonato, 2011). Meskipun annual report konvensional masih hidup dan berjalan, laporan ini tidak lagi mampu menyajikan informasi yang komprehensif dibandingkan integrated reporting. Oleh karena itu DeDonato (2010) meyakini bahwa di masa mendatang evolusi praktik pelaporan keuangan akan terus terjadi dengan berbagai format dan model. Roehrbein (2012) juga berargumen bahwa perkembangan pelaporan keuangan kearah integated reporting telah menarik perhatian para pemimpin dan pengawas perusahaan (Dewan Komisaris). Integrated reporting merupakan dokumen yang mengintegrasikan berbagai sumber modal dengan strategi perusahaan. Lebih lanjut Roehrbein (2012) mengatakan bahwa integrated reporting tidak dikembangkan untuk mengganti secara keseluruahn format laporan keuangan tetapi mencoba mengintegrasikannya dalam struktur dan format yang lebih terintegrasi sehingga memudahkan dalam memahami informasi yang dkeluarkan perusahaan. Integrated reporting dikembangkan melalui pembahasan intensif dari berbagai discussion paper dan pilot project yang melibatkan lebih dari 60 perusahaan.
Argumen Roehrbein juga menunjukkan bahwa praktik pelaporan keuangan merupakan praktik yang bersifat evolusioner bukan revolusioner. Lebih lanjut Roehrbein (2012) mengatakan bahwa Aviva Group akan mempromosikan integrated reporting pada konvensi Corporate Sustainability Reporting yang diselenggarakan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa pada bulan Juni 2012. Menurutnya pada konvensi ini, semua negara akan diminta untuk mendorong perusahaan menerapkan integrated reporting baik melalui pendekatan sukarela atau wajib yang diatur dalam regulasi khusus. Apa yang dilakukan oleh United Tractor dalam praktik pelaporan keuangan sehingga perusahaan tersebut mengadopsi model integrated reporting tidak lebih dari upaya untuk mendapatkan legitimasi dari stakeholder. Untuk memperoleh legitimasi tersebut, perusahaan berusaha membentuk reputasi yang pada akhirnya dapat menarik dana bagi kepentingan perusahaan. Fombrun (1996) menjelaskan bahwa reputasi perusahaan merupakan representasi persepsi dari tindakan perusahaan di masa lalu dan prospek di masa mendatang yang menggambarkan
secara
keseluruhan
keinginan
dari
konstituennya
(stakeholder)
dibandingkan dengan pesaing. Stakeholder mengembangkan harapan tentang bagaimana perusahaan seharusnya bertindak dalam berbagai kondisi, dan kegagalan dalam memenuhi harapan tersebut akan memberikan reputasi yang jelek (Dowling, 2002). Beberapa akademisi juga sependapat dengan argumen ini (misalnya Brammer dan Millington 2005; Curran 2005; Neville 2005; dan Sweeney 2009) Curran (2005) berpendapat bahwa variasi dalam pelaporan keuangan seperti pelaporan Corporate Sosial Responsibility (CSR) dengan fokus lingkungan merupakan komponen kunci bagi perusahaan untuk mendapatkan reputasi. Hal ini disebabkan perusahaan yang dipandang bertanggung jawab secara sosial dapat memperoleh keuntungan dari reputasi yang dibangun melalui opini publik. Reputasi yang baik dalam komunitas bisnis pada akhirnya akan meningkatkan kemampuan perusahaan untuk menarik modal dan mitra dagang (Sweeney, 2009). Sejalan dengan pandangan di atas, Brammer dan Millington (2005) mengatakan bahwa reputasi sosial dari perilaku yang bertanggung jawab merupakan salah satu cara untuk membedakan perusahaan dari para pesaingnya Argumen di atas diperkuat oleh penelitian Neville (2005) yang mengidentifikasi reputasi sebagai variabel perantara antara tanggung jawab sosial dan kinerja keuangan, serta kesuksesan perusahaan dalam menerapkan tanggung jawab sosial akan sejalan dengan pencapaian reputasi perusahaan. Brammer dan Millington (2005) juga menemukan bahwa reputasi yang baik akan meningkatkan nilai dan sebaliknya reputasi buruk dapat mengurangi
nilai produk dan jasa. Oleh karena itu perusahaan akan menentukan strategi khusus ketika perusahaan tersebut mengalami permasalahan dalam memperoleh legitimasi dari stakeholder. Dowling dan Pfefer (1975) dalam Deegan (2002) menyatakan bahwa perusahaan dapat menerapkan empat strategi legitimasi ketika menghadapi masalah legitimasi. Pertama, perusahaan dapat menginformasikan kepada stakeholder tentang perubahan yang terjadi tujuan, metode dan output perusahaan. Kedua, perusahaan dapat mengubah persepsi stakeholder tetapi tidak mengubah actual behaviornya. Ketiga, perusahaan dapat mencoba untuk merubah persepsi masyarakat dengan menghubungkan organisasi dengan simbolsimbol yang memiliki status legitimasi yang tinggi. Keempat, perusahaan dapat mencoba untuk mengubah harapan stakeholder dengan cara menyesuaikannya dengan output, metode, dan tujuan organisasi. Argumen di atas menunjukkan bahwa reputasi yang dimiliki perusahaan dalam lingkungan bisnis dapat membuat perusahaan percaya diri untuk mempertahankan dirinya sendiri dalam menghadapi klaim eksternal dan publikasi yang negatif (Shiun Lai, 2010). Pelaporan keuangan yang dikembangkan sesuai dengan kebutuhan para stakeholder sesuai dengan perkembangan ekonomi dan sosial merupakan media untuk membentuk reputasi. Dengan pandangan yang serupa Altintas et al (2007) mengatakan bahwa pelaporan keuangan yang melibatkan aspek non-keuangan seperti CSR merupakan salah satu bentuk tugas dan tanggung perusahaan sebagai bagian dari warga negara yang baik. Menurut mereka proses perubahan dalam pelaporan keuangan ini merupakan proses evolusi. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk menjawab tiga rumusan masalah. Rumusan masalah yang pertama adalah apakah pelaporan keuangan PT United Tactors Tbk telah menerapkan prinsip-prinsip Integrated Reporting IIRC. Dari penjelasan dalam Bab IV dapat ditarik kesimpulan bahwa pelaporan keuangan PT United Tractors Tbk telah menerapkan prinsipprinsip integrated reporting sejak tahun 2008 dan masih konsisten sampai tahun 2010. Prinsip tersebut dapat dilihat dalam kerangka penyajian integrated reporting sampai kepada pernyataan dari dewan komisaris, dewan direksi, dan analisis manajemen perusahaan pada tahun 2008 sampai 2010 yang telah memberikan informasi terkait : fokus strategi pada masa sekarang sampai masa yang akan datang; konektivitas antara komponen-komponen yang mempengaruhi aktivitas bisnis perusahaan dengan sumber daya yang tersedia; orientasi masa
depan perusahaan; respon perusahaan terhadap kebutuhan para stakeholder; serta keringkasan, keandalan dan materialitas kepada para stakeholder. Dalam menyajikan informasi tersebut, perusahaan tidak hanya menggunakan teks narasi melainkan meliputi aspek semiotika seperti gambar, tabel, dan grafik yang memudahkan perusahaan untuk mengkomunikasikan informasi kepada para stakeholder. PT United Tractors Tbk telah menerapkan prinsip integrated reporting sejak tahun 2008. Pertanyaan yang kedua adalah bagaimana cara PT United Tractors Tbk mengungkapkan elemen-elemen yang diperlukan dalam integrated reporting. Secara umum dapat ditarik kesimpulan bahwa PT United Tractors Tbk telah mengungkapkan elemenelemen yang diperlukan di dalam integrated reporting. Bukti bahwa perusahaan telah mengungkapkan elemen-elemen tersebut adalah adanya informasi tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan elemen: ikhtisar organisasi dan model bisnis perusahaan; konten operasi termasuk risiko dan peluang;
strategi untuk mencapai tujuan; tata kelola dan
remunerasi; kinerja; tampilan masa depan di dalam pernyataan dewan komisaris, dewan direksi, dan analisis manajemen. Pertanyaan ketiga adalah mengapa PT United Tractors Tbk memilih menggunakan format integrated reporting di dalam annual reportnya. Seperti yang telah diuraikan pada bab sebelumnya bahwa alasan perusahaan memilih menggunakan format integrated reporting adalah sebagai wujud penerimaan legitimasi dari stakeholder . Perusahaan sadar bahwa legitimasi merupakan hal yang penting seperti yang disampaikan melalui pernyataan dewan komisaris dari tahun ke tahun di dalam integrated reporting perusahaan. Penelitian ini menunjukkan bahwa proses pelaporan keuangan yang dilakukan oleh PT United Tractors Tbk adakah praktik yang evolusioner untuk mendapatkan legitimasi dari stakeholder.Untuk memperoleh legitimasi tersebut, perusahaan berusaha membentuk reputasi yang pada akhirmya dapat menarik dana bagi kepentingan perusaahaan. Reputasi perusahaan merupakan representasi persepsi dari tindakan perusahaan di masa lalu dan prospek di masa mendatang yang menggambarkan secara keseluruhan keinginan dari stakeholder (Fombrun, 1996). Keterbatasan dan Saran Penelitian ini merupakan penelitian dengan studi kasus, maka terdapat beberapa keterbatasan dalam pembuatannya. Pertama, keterbatasan terkait hasil penelitian karena objek penelitian hanya fokus pada satu perusahaan saja yaitu PT United Tractors Tbk sehingga hasil yang diperoleh tidak menggambarkan hasil yang sama apabila diterapkan pada
perusahaan yang berbeda. Kedua, penelitian ini menganalisis penerapan integrated reporting pada annual report PT United Tractors Tbk secara semiotik dengan paradigma interpretif maka terdapat subjektivitas dari peneliti. Namun hal itu dapat diatasi dengan mengkonsultasikan hasil yang diperoleh kepada dosen pembimbing. Meskipun demikian, halhal tersebut seharusnya bukan menjadi suatu masalah karena pendekatan apapun yang digunakan di dalam penelitian tidak dapat lepas dari nilai subjektivitas. Dengan mempertimbangkan keterbatasan yang ada pada penelitian ini, diharapkan untuk penelitian yang akan datang dapat menggunakan objek penelitian lebih dari satu perusahaan. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat melakukan dengan pendekatan lain seperti ethnografis, fenomenologi (Gubrium et.al., 1992). Dengan demikian peneliti dapat lebih mengeksplore informasi yang dibutuhkan.
DAFTAR PUSTAKA
Altintas, N.N., B. Adiloglu, and A. T. Altintas, 2007. "Evolution of Reporting on Corporate Social Responsibility by the Companies in ISE National-30 Index in Turkey", Social Responsibility Journal, Vol. 3 Iss: 3, pp.19 – 25 Anderson,R.H dan M.J Epstein. 1995.”The Usefullness of Annual Reports”.Australian Accountant, November, hal 25-28 Azam, et al. 2011. “One Report: Bringing Change in Corporate Reporting through integration of Financial and Non-Financial Performance Diclosure”. International Journal of Accounting and Financial Reporting Vol. 1, No. 1,Hal. 50-71 Belkaoui, Ahmed R. 1993. Teori Akuntansi. Chambridge: The University Press. Belkaoui, Ahmed R. 2006. Teori Akuntansi. Chambridge: The University Press. Budiani, Rizka Julia. 2011. “Narsisme dalam Pelaporan Keuangan: Analisis Semiotik atas Laporan Keuangan Perusahaan yang Mengalami Kerugian”.Skripsi, Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro. Semarang. Brammer S. and Millington A. 2005. “Corporate Reputation and Philanthropy: An Empirical Analysis”, Journal of Business Ethics 61(1), 29-44 Chariri, Anis. 2006. “The Dynamic of Financial Reporting Practice An Indonesia Insurance Company: A Reflection of Javanese Views on An Ethical Social Relationship.” Unpublished Thesis, PhD in Accounting University of Wollongong, Australia Chariri, Anis. 2010. “Rhetorics in Financial Reporting: An Interpretive Case Study”, Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol 12, No 2, pp.53-71 Cheng, Beiting., Daniela Saltzman, dan R.G.Eccles (Eds). 2010, The Landscape of Integrated Reporting, Harvard Business School: The President and Fellows of Harvard College Cambridge, diakses tanggal 31 Juli 2011, dari www.gooogle.com. Crawford, David. 2011. “ Revolution or Evolution ?, Emerging Non-Financial Assurance Standard”. Diakses tanggal 10 Januari 2012, dari Business Source Elite EBSCOhost Research Databases Creswell, John W. 1994. Research Design: Qualitative and Quantitative Approaches. California: Sage Publications, Inc. Curran, Marina Martin . 2005. “ Assesing The Rate of Return of The Adoption of Corporate Social Responsibility Initiatives”. Diakses tanggal 18 Februari 2012, dari http://www.kantakji.com/fiqh/Files/Companies/z130.pdf. David, S. 2002. “Narrative Patterns: Uses of Story in the Third Age of Knowledge Management”. Journal of Information and Knowledge Management, 1 (1), 2002, pp. 1-6
DeDonato, J., 2011. “Evolution of Corporate Reporting”, Environemntal and Energy Management News, May 25, diakses pada tanggal 21Februari 2012, dari http://www.environmentalleader.com/2011/05/25/evolution-of-corporate-reporting. Deegan, C dan M Rankin, 1997, “Do Australian Companies Report Environmental News Objectively? An Analysis of Environmental Disclosure by Firms Prosecuted Succesfully by The Environmental Protection Authority”, Accounting, Auditing and Accountability Journal, Vol. 9, No. 2, Hal. 50-67 Deegan, C, 2002, “The Legitimising Effect of Social and Environmental Disclosure – A Theoritical Foundation”, Accounting, Auditing and Accountibility Journal, Vol. 15, No. 3 Deegan, et al., 2002, “An Examination of the Corporate Social and Environmental Disclosure of BHP from 1983-1997, A Test of Legitimacy Theory”, Accounting, Auditing and Accountability Journal, Vol. 15, No. 3, Hal. 312-34322 Deephouse, D.2000.” Media Reputation as a Strategic Resource: An Integration of Mass Communication and Resource-Based Theories”. Journal of Management., Vol.26, No.6, Hal 1091 – 1112 Dowling, J. and Pfeffer, J. 1975. “Organizational Legitimacy: Social Values and Organizational Behaviour.” Pacific Sociological Review. Vol. 18, Hal. 122-136 Dowling,. R. 2002, “Corporate Reputation and Sustained Superior Financial Performance”, Strategic Management Journal Eccles, R.G dan M. Krzus. 2010. “Integrated Reporting for A Sustainable Strategy”. www.financialexecutives.org. Diakses tanggal 28 September 2011. Fitriany, Kiki. 2009. “ Retorika dalam Pelaporan Keuangan: Analisis atas Narrative Text dalam Annual Report Perusahaan yang Mengalami Kerugian”. Skripsi, Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro. Semarang. Freeman, R. E. 2004. “ The stakeholder approach revisited, in: Zeitschrift für Wirtschaftsund Unternehmensethik” , Jg. 5, Heft 3, 228-241 Fombrun, C.1996. “Reputation: Realizing Value from the Corporate Image”. Harvard University Press, Cambridge, MA. Fontaine, et al., 2006, “The Stakeholder Theory”. Diakses tanggal 25 Januari 2012, dari www.edalys.fr/.../Stakeholders%20theory.pdf. Gardner, W. and J. Martinko. 1988. "Impression Management in Organizations." Journal of Management, 14:2, Hal.321-338 Ghozali, Imam dan Anis, Chariri. 2007. Teori Akuntansi. Badan Penerbitan Undip, Semarang Guba,E.G. dan Y.S.Lincoln. 1998 .” Competing Paradigms in Qualitative Research”,dalam Denzin,N.K dan Y.S.Lincoln (Eds), The Landscape of Qualitative Research-Teories and Issues, Thousand Oaks, CA: Sage Publication, hal 195-220
Gubrium, Jaber F dan James A. Holstein. 1992.“Qualitative Methods”. Encyclopedia of Sociology, Vol. 3. New York: Macmillan Publishing Company Haslinda Yusoff dan Glen Lehman.2009."Corporate Environmental Reporting through the Lens of Semiotics".Asian Review of Accounting, Vol. 17 Iss: 3, hal .226 – 246 Hines, R. 1998. “Financial Accounting: In Communicating Reality, We Construct Reality.” Accounting, Organization and Society, 13:3, Hal 251-262 Hoed, B. H,.2007. Semiotik dan Dinamika Sosial Budaya, Jakarta: FIB UI Depok IIRC. 2011. “ Towards Integrated Reporting, Communicating Value in the 21 st Century”. http://theiirc.org/wp-content/uploads/2011/09/IR-Discussion-Paper-2011_spreads.pdf. Diakses tanggal 12 November 2011. Kohut, G.F., dan A.H. Segars. 1992. “The President’s Letter to Stakeholders: An Examination of Corporate Communication Strategy”. Journal of Business Communication, Vol. 29, No.1, Hal 7-21 KPMG International. 2010. “Survival of the Fittest: GRC come to age-- How to envision, strategize, and lead to achieve enterprise resilience (Industry and Business Issue)” .Washington, USA. Krzus, Michael. P. 2010 .” Integrated Reporting: if not now, when?”. http://www.mikekrzus.com/resources/Krzus-IRZ-06-2011.pdf. Diakses tanggal 26 September 2011 Manan, Dewi Izzwi Abdul., dan Nawawi Mohd Jan. 2010 .” Do Human Capital, Firms’ Culture and Marketing Capability affect Firms’ Performance? Exploring Malaysian Batik Firms”. Diakses tanggal 18 Februari 2012,dari http://www.internationalconference.com.my/proceeding/icber2010_proceeding/ APER_176_HumanCapital.pdf. Mc Williams, A., Donalds.S.Siegel., dan Patrick.M.Wright. 2006. “Corporate Social Responsibility: Strategic Implications”. Journal of Management Studies, Hal 1-18 Neville B., Bell S. and Menguc B. 2005. “Corporate Responsibility, Stakeholders and the Social Performance – Financial Performance Relationship”. European Journal of Marketing 39(9/10), 1184-98 Nugroho, Firman Aji. 2009. “Retorika dalam Sustainability Reporting: Analisis atas Narrative Text Pengungkapan Corporate Social Responsibility dalam Sustainability Report PT Aneka Tambang Tbk”.Skripsi, Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro. Semarang. Oates, T. (2009). “Jigsaw must be complete”.Integrated Reporting:Future Supplement, 1, Hal 12-15
O’Donovan, G, 2002, “Environmental Disclosure in the Annual Report, Extending the Applicability and Predictive Power of Legitimacy Theory”, Accounting, Auditing and Accountability Journal, Vol. 15, No. 3, Hal. 344 – 371 Preston, A. M., C. Wright, and J. J. Young. 1996. "Imag[in]ing Annual Reports."Accounting, Organization and Society, 21:1, hal.113-137 PriceWaterCoopers.” Corporate reporting framework” . Diakses: 30 September 2011, dari http://www.corporatereporting.com/ corporate-reporting-framework.html Roehrbein,N., 2012, The evolution of corporate reporting, Investement and Pensions Europe magazine, 1 February, diakses pada tanggal 21 Februari 2012, dari http://www.ipe.com/magazine/the-evolution-of-corporate-reporting_43891.php Shiun Lai et al. 2010, “The Effects of Corporate Social Responsibility on Brand Performance: The Mediating Effect of Industrial Brand Equity and Corporate Reputation”, Journal of Business Ethics Somantri, Gumilar Rusliwa. 2005. “ Memahami Metode Kualitatif”. http://journal.ui.ac.id/upload/artikel/03_METODE%20PENELITIAN%20KUALITA TIF_Revisi-ybs.pdf. Diakses tanggal 4 Desember 2011. Suchman, MC., 1995 , “Managing Legitimacy: Strategic and Institutional Approaches”, Academy Management Review 1995, Vol. 20, No. 3, Hal 571-610 Sweeney, Lorraine. 2009. “A Study of Current Practice of Corporate Social Responsibility (CSR) and an Examination of the Relationship Between CSR and Financial Performance Using Structural Equation Modelling (SEM)”.http://arrow.dit.ie/appadoc/19/. Diakses tanggal 18 Februari 2012. Wang A. 2008. “Dimensions of Corporate Social Responsibility and Advertising Practice”. Corporate Reputation Review 11(2), 155-68 White, A. 2005. “New Wine, New Bottles: The Rise of Non-Financial Reporting”. www.bsr.org/reports/200506_BSR_Allen-White. Diakses tanggal 17 November 2012. Wolk, H.I., J.L.Dodd, dan M.C.Tearney. 2004. Accounting Theory: Conceptual Issue in A Political and Economic Environment. 6th ed. USA: Thompson-South Western. www.fasb.org www.unitedtractors.com Yeoh, Peter. 2010. “ Narrative Reporting : The UK Experience”. International Journal of Law and Management. Vol. 52, No. 3, Hal . 211-231 Yuthas, K., R., Rogers dan J. F., Dillard, 2002. “Communicative Action and Corporate Annual Reports”. Journal of Business Ethics, 41(1), 141-157.