EVALUASI SISTEM AKUNTANSI PENJUALAN KREDIT DAN PIUTANG DAGANG PADA PT. SHUNDA PLAFON CABANG SERPONG NIKE FARIA Perumahan Puri Serpong 1, Tangerang, 081210919760,
[email protected] Hery Harjono Muljo, S.kom
ABSTRAK Tujuan penelitian ialah untuk mengevaluasi sistem akuntansi penjualan kredit dan piutang pada perusahaan yang masih dapat dipertahankan, serta mengidentifikasi kelemahan yang muncul dalam pengendalian internal dan sebaiknya yang dilakukan perusahaan untuk mengatasi pengendalian internal terhadap sistem akuntansi penjualan kredit dan piutang pada perusahaan Penelitian ini dilakukan pada PT Shunda Plafon cabang Serpong dengan menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif dengan cara menganalisis masalah dan mendeskripsikannya dengan menggunakan dokumen yang berkaitan dengan penjualan kredit untuk membuat kesimpulan dan rekomendasi. Hasil temuan menunjukkan bahwa sistem akuntansi dan piutang pada perusahaan berjalan dengan kurang baik karena prosedur yang sedang berjalan di lakukan berdasarkan informasi yang diberikan secara lisan dan tidak ada standar operasional prosedur khusus yang mengatur sistem yang berjalan, Tetapi di dalam sistem yang sedang berjalan di temukan beberapa kebaikan seperti telah diberlakukannya sistem limit kredit untuk pelanggan baru serta kelemahan yang di temukan dalam penggunaan dokumen serta pengendalian internal seperti tidak ada pemisahan antara fungsi penjualan dengan fungsi kredit. Saran untuk perusahaan yaitu seharusnya fungsi penjualan terpisah dari fungsi kredit supaya penilaian kredit yang diberikan kepada pelanggan dapat sesuai dengan prosedur kredit yang sudah di tetapkan oleh perusahaan. Kata Kunci: sistem akuntansi, penjualan kredit, piutang dagang
PENDAHULUAN Strategi pemasaran perusahaan yang terdiri dari usaha promosi dan penjualan baik tunai maupun kredit adalah salah satu faktor yang dapat mempengaruhi keuntungan atau laba perusahaan. Perusahaan dapat menjalankan kegiatan operasinya dengan baik jika didukung dengan sistem akuntansi yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Penjualan kredit dan piutang merupakan dua hal yang tidak dapat di pisahkan karena penjualan kredit akan selalu menimbulkan piutang. Tidak ada atau lemahnya pengendalian internal dalam sistem akuntansi keduanya akan berakibat semakin besar resiko kerugian yang akan di tanggung oleh perusahaan .Untuk itu diperlukan pengendalian internal yang baik untuk mendukung sistem akuntansi keduanya. Penjualan kredit dilakukan perusahaan dengan cara mengirimkan barang sesuai dengan order yang diterima dari pembeli dan untuk jangka waktu tertentu perusahaan mempunyai tagihan kepada pembeli tersebut. Untuk menghindari tidak tertagihnya piutang, setiap penjualan kredit yang pertama kepada seorang pembeli selalu didahului dengan analisis terhadap pembeli. Mengenai sistem akuntansi penjualan kredit pada perusahaan distributor barang dagang mempunyai peranan sangat penting untuk membantu manajemen dalam mengelola prosedur penjualan kredit. Tetapi sistem penjualan kredit tentu belum mampu mengatasi segala kemungkinan mengenai kecurangan dan penyelewengan yang akan terjadi. Sistem akuntansi penjualan kredit dapat diawasi dengan pengendalian intern. sistem dan prosedur penjualan kredit dan pelaksanaan sistem pengendalian intern dapat dikatakan hampir sesuai dengan teori yang ada (Lutfiana, F.W, 2013).
Perumusan Masalah Penulis merumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut : 1.
Apakah sistem akuntansi penjualan kredit dan piutang yang diterapkan oleh perusahaan sudah berjalan dengan baik ?
2.
Apa kelemahan yang muncul dalam pengendalian internal terhadap sistem akuntansi penjualan kredit dan piutang pada perusahaan ?
3.
Apa yang sebaiknya di lakukan oleh perusahaan untuk mengatasi kelemahan yang muncul dalam pengendalian internal terhadap sistem akuntansi penjualan kredit dan piutang ?
Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah : 1.
Untuk mengetahui apakah sistem akuntansi penjualan kredit dan piutang dagang pada perusahaan sudah berjalan dengan baik atau belum.
2.
Untuk mengidentifikasi kelemahan yang muncul dalam pengendalian internal terhadap sistem akuntansi penjualan kredit dan piutang pada perusahaan.
3.
Untuk memberikan saran atas kelemahan yang muncul pada pengendalian internal di perusahaan.
METODE PENELITIAN Dalam kegiatan penelitian yang dilakukan berdasarkan karakteristik, masalah, dan teori terkait maka metode penelitian yang penulis gunakan antara lain: a.
Metode Deskriptif, yaitu penulis mengumpulkan data-data dan informasi tentang penelitian masalah yang selanjutnya akan diolah, sehingga penulis dapat menjelaskan dan menarik kesimpulan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai masalah dan fakta-fakta yang diteliti.
b.
Penelitian Lapangan, yaitu penelitian yang dilakukan di lapangan dan berhubungan langsung dengan responden dan objek yang diteliti dengan tujuan memperoleh data primer. Data primer adalah data yang berasal dari sumber yang asli dan dikumpulkan secara khusus untuk keperluan penelitian. Hal ini dilakukan dengan teknik: 1. Wawancara Dalam wawancara tersebut penulis melakukan tanya jawab langsung dengan objek penelitian. 2. Observasi. Observasi tersebut menjadi suatu tinjauan yang lebih jauh dan mendalam untuk memastikan apakah data yang diperoleh dari hasil wawancara sudah cukup dan relevan dengan permasalahan yang dibahas.
c.
Penelitian Kepustakaan Penelitian kepustakaan yaitu data yang diperoleh dari buku bacaan yang bersifat ilmiah dan teoritis yang berhubungan dengan topik skripsi. Hasil penelitian kepustakaan ini akan menjadi landasan teori yang dipakai dalam penyusunan skripsi ini.
HASIL DAN BAHASAN Evaluasi atas sistem akuntansi penjualan kredit dan piutang dagang Berdasarkan dari hasil penelitian yang di dapat. Dalam sistem penjualan kredit dan piutang dagang pada PT. Shunda Plafon cabang serpong yaitu : 1. Telah diberlakukannya sistem limit kredit untuk pelanggan baru Dalam sistem penjualan kredit, perlu di tetapkan pemberlakuan sistem limit kredit bagi pelanggan baru yang melakukan pembelian kredit sampai dengan kredit limit. Adapun penetapan kredit limit ini tergantung dari total pembelian yang telah di tetapkan oleh perusahaan. Apabila pelanggan telah melakukan pemesan sampai batas kredit limit, maka pelanggan baru tersebut tidak dapat melakukan pemesanan lagi sampai melakukan pelunasan hal ini di lakukan agar pelanggan tidak melakukan pemesanan sebanyak-banyaknya dan menghiraukan pelunasannya.Penetapan kredit limit kepada pelanggan ditetapkan oleh perusahaan agar terhindar dari resiko adanya piutang yang tak tertagih dalam jumlah besar 2. Tidak pernah terdapat retur barang yang dilakukan oleh pelanggan. Dalam melakukan penjualan, Perusahaan selalu memberikan barang yang berkualitas dan tidak cacat ataupun rusak. Sehingga membuat pelanggan selalu merasa puas atas barang yang telah dibeli, dan
merasa telah tepat dalam memilih tempat untuk membeli barang yang diinginkan. Ini semua di karenakan bagian pengambilan barang selalu memeriksa barang yang di ambil dari gudang tempat pengambilan barang di perusahaan pusat apakah barang tersebut terdapat kecacatan ataupun rusak. Sesampainya dibagian gudang perusahaan pun, bagian gudang memeriksa kembali barang yang tersebut. Sehingga tidak pernah terdapat barang yang rusak ataupun cacat. 3. Fungsi akuntansi terpisah dari fungsi penjualan Pada perusahaan pencatatan piutang dilakukan oleh bagian akuntansi, sedangkan penerimaan order dilakuan oleh bagian penjualan. Adanya pemisahan dari fungsi akuntansi dengan fungsi penjualan dapat menghindari kemungkinan terjadinya pencatatan penjualan yang tidak benar-benar terjadi, karena antara bagian akuntansi dengan bagian penjualan dapat saling mengawasi 4. Fungsi penjualan terpisah dari fungsi gudang Pada perusahaan penerimaan order di lakukan oleh bagian penjualan, sedangkan fungsi penyimpanan dilakukan oleh bagian gudang. Adanya pemisahan dari fungsi penjualan dengan fungsi gudang dapat menghindari kemungkinan barang milik perusahaan terjual dengan tidak sesuai prosedur oleh pihakpihak yang ingin mengambil keuntungan sendiri, karena dengan terpisahnya kedua fungsi ini berarti adanya pengawasan yang extra untuk setiap barang yang keluar masuk gudang 5. Formulir-formulir penting sudah bernomor urut cetak Penggunaan formulir-formulir penting seperti surat order , surat jalan dan Faktur telah prenumbered sehingga dapat diketahui bila ada dokumen yang buka berasal dari bagian yang berwenang dalam pembuatannya. Dengan menggunakan nomor urut tercetak, perusahaan dapat memastikan bahwa tidak ada dokumen yang hilang ataupun disalahgunakan sehingga kerugian perusahaan dapat dicegah. Penggunaan nomor urut tercetak juga memudahkan perusahaan dalam pengarsipan. 6. Harga jual dan potongan penjualan sudah diatur dan diputuskan oleh Direktur Harga jual dan potongan penjualan sudah diatur berdasarkan keputusan yang dibuat oleh Direktur. Harga jual yang diberikan oleh Direktur sudah termasuk keuntungan, dan potongan penjualan yang diberikan kepada pelanggan pun sesuai dengan ketentuan. Dengan penetapan harga jual dan potongan penjualan untuk menghindari terjadinya mark up harga yang berlebihan oleh bagian penjualan.
Berdasarkan dari hasil analisa yang telah di lakukan, terdapat beberapa permasalahan pada perusahaan yaitu : 1. Tidak adanya laporan umur piutang Perusahaan tidak memiliki Laporan Umur Piutang, karena perusahaan menggangap bahwa tanggal jatuh tempo dapat dilihat dari faktur penjualan. Dengan cara seperti itu maka tidak efisien, karena mungkin saja ada yang terlewatkan dalam pengecekan tanggal jatuh tempo yang belum dilunasi. Maka perusahaan sebaiknya membuat Laporan Umur Piutang , agar perusahaan dapat mengetahui piutang – piutang mana saja yang sampai dengan tanggal jatuh tempo belum juga di lunasi oleh pelanggan. 2. Belum adanya bagian kredit untuk menilai kelayakan sebelum di berikan kredit
Selama ini yang melakukan penilaian terhadap kelayakan pemberian kredit untuk pelanggan adalah bagian penjualan . dimana seharusnya tugas tersebut dilakukan oleh bagian kredit. Bagian kredit dalam perusahaan belum terbentuk karena perusahaan menganggap hal tersebut masih belum dibutuhkan untuk saat ini. Hal ini menjadikan control penilaian terhadap pelanggan menjadi tidak maksimal karena tidak ada pengujian untuk penilaian. Perusahaan sebaiknya membentuk satu bagian khusus yaitu bagian kredit untuk penilaian terhadap kelayakan pemberian kredit. 3. Belum adanya dokumen yang menyertai keluarnya barang dari Bagian Gudang Pada saat ini barang yang dikeluarkan dari gudang hanya berdasarkan Surat Jalan yang diberikan oleh Bagian Penjualan. Barang yang siap dikirim hanya disertai oleh surat jalan yang akan diberikan kepada bagian pengiriman. Bagian pengiriman memeriksa barang yang diterima berdasarkan Surat Jalan yang dilampirkan oleh bagian gudang. Bagian gudang juga tidak memiliki dokumen apapun yang menyatakan bahwa barang tersebut sudah keluar dari gudang. Belum adanya dokumen ini disebabkan karena perusahaan menganggap Surat Jalan sudah cukup untuk menyiapkan dan mengeluarkan barang dari Bagian Gudang. Selain itu, belum adanya prosedur yang mengatur tentang pentingnya dokumen tersebut juga merupakan salah satu penyebabnya. Akibat dari hal tersebut, Bagian Gudang tidak memiliki bukti tertulis apapun bahwa telah menyerahkan sejumlah barang pada Bagian Pengiriman, sehingga apabila terjadi masalah, misalnya Bagian Pengiriman merasa tidak menerima barang atau barang dicuri, Bagian Gudang akan sulit menelusuri dan membuktikan bahwa barang telah diserahkan. Sebaiknya perusahaan menambah satu dokumen dalam proses pengeluaran barang dari gudang (semacam Bukti Pengeluaran Barang), selain untuk memastikan jumlah dan kualitas barang yang dikirimkan adalah sesuai permintaan, dokumen ini juga mengontrol jumlah pengeluaran barang dari gudang. 4. Perusahaan tidak memilki flowchart untuk prosedur penjualan kredit dan piutang dagang Perusahaan tidak memiliki flowchart dari setiap prosedur yang terkait dengan proses penjualan dan piutang dagang. Setiap prosedur perusahaan seharusnya digambarkan dalam bentuk flowchart dan dibuatkan penjelasannya secara tertulis dengan tujuan untuk memudahkan dalam memahami prosedur tersebut bagi pihak-pihak yang membutuhkan informasi dan juga agar lebih memperjelas tugas dari setiap fungsi yang terkait dalam prosedur tersebut. Perusahaan merasa tidak perlu membuat flowchart dan penjelasan secara tertulis dikarenakan prosedur yang sudah ada dan sedang berjalan tidak mengalami masalah yang serius. Prosedur yang berjalan selama ini disampaikan oleh pihak manajemen secara lisan. Sebaiknya perusahaan membuat flowchart sehingga prosedur yang terdapat pada perusahaan mudah untuk dipahami.
Evaluasi terhadap Dokumen yang Digunakan Dari hasil evaluasi yang ditemukan pada dokumen yang digunakan dalam proses penjualan kredit dan piutang dagang pada perusahaan memiliki kelebihan dan kelemahan. Beberapa kelebihan dari dokumen yang digunakan, antara lain : 1. Formulir-formulir penting sudah bernomor urut cetak
Penggunaan formulir-formulir penting seperti surat order ,faktur penjualan, dan surat jalan telah prenumbered sehingga dapat diketahui bila ada dokumen yang buka berasal dari bagian yang berwenang dalam
pembuatannya. Dengan menggunakan nomor urut tercetak, perusahaan dapat
memastikan bahwa tidak ada dokumen yang hilang ataupun disalahgunakan sehingga kerugian perusahaan dapat dicegah. Penggunaan nomor urut tercetak juga memudahkan perusahaan dalam pengarsipan. 2. Perusahaan sudah merancang sendiri dokumen yang digunakan Formulir-formulir yang digunakan oleh perusahaan merupakan rancangan perusahaan sendiri, yang mana rancangan formulir sederhana dan mudah untuk dimengerti , sehingga dapat meminimalisasi terjadinya kesalahan dalam pengisian formulir. 3. Menggunakan formulir-formulir rangkap sesuai kebutuhan bagian yang terkait dengan transaksi yang bersangkutan Dokumen seperti contohnya surat order dibuat rangkap 3, sehingga apabila terjadi kehilangan dokumen asli maka dokumen rangkapnya dapat digunakan sebagai bukti bahwa transaksi telah dilaksanakan.walaupun ini kurang sesuai bila di pandang dari sudut efesiensi pengendalian ini cukup efektif untuk menghadapi kemungkinan tuntutan pihak lain akibat dokumen hilang. 4. Dokumen yang digunakan memiliki format yang sederhana dan informasi yang tercakup di dalamnya sudah jelas dan memadai. Dokumen yang digunakan dari pihak perusahaan yaitu seperti surat jalan maupun surat order. Rancangan dokumen yang digunakan tersebut sudah sesuai dengan standar. Misalkan surat oder, pada bagian atas ditunjukkan secara jelas bahwa dokumen tersebut merupakan surat oder yang dibuat oleh PT Shunda Plafon cabang serpong, pada bagian atas juga ditegaskan kapan transaksi terjadi, siapa nama pelanggan yang memesan barang, beserta alamatnya. Pada bagian ini juga dapat dilihat adanya nomor urut dokumen yang tercetak. Rancangan formulir secara
tepat,
tetapi
seperti ini tidak hanya memudahkan pengisian
juga membantu para penerima dokumen
untuk membacanya
secara tepat. Perancangan dan penggunaan dokumen yang tepat akan menjamin akurasi dan kelengkapan pencatatan seluruh data relevan transaksi. Penggunaan dokumen dalam format yang sederhana
dan informasi yang
jelas serta memadai akan membuat pencatatan dapat dilakukan
secara efisien, kesalahan pencatatan dapat diminimumkan dan memudahkan pengkajian dan verifikasi.
Dari beberapa kelebihan yang ada, terdapat juga beberapa kelemahan dari dokumen yang digunakan : 1. Tidak terdapat dokumen bukti pengeluaran barang Jika barang yang diminta oleh bagian penjualan tersedia digudang, maka bagian gudang akan langsung mengeluarkan barang tersebut. Bersamaan dengan pengeluaran barang tersebut, bagian gudang pun seharusnya membuat Bukti Pengeluaran Barang , tapi hal tersebut tidak dilakukan oleh bagian gudang. Bagian gudang sebagai bagian yang melakukan pengeluaran barang seharusnya membuat Bukti Pengeluaran Barang untuk menyatakan bahwa barang yang diminta telah dikeluarkan dan dikirimkan oleh bagian pengiriman.
Bukti Pengeluaran Barang juga berguna sebagai alat
pengendalian yang dapat memastikan bahwa pengeluaran barang telah sesuai dengan prosedur yang
ada di dalam perusahaan. Perusahaan beranggapan tidak perlu adanya Bukti Pengeluaran Barang Karena bagian gudang tidak akan mengeluarkan barang kalau bagian penjualan tidak melakukan permintaan barang Tanpa adanya Bukti Pengeluaran Barang yang dikeluarkan bagian gudang pada saat mengeluarkan barang untuk permintaan pelanggan dari bagian penjualan akan mengakibatkan bagian gudang akan sulit untuk menjamin kebenarannya. Selain itu, tanpa Bukti Pengeluaran Bahan Barang juga mengakibatkan perusahaan tidak dapat mengawasi proses pengeluaran barang di gudang, sehingga memungkinkan terjadinya kecurangan-kecurangan yang dapat merugikan peusahaan. Untuk mengatasi masalah ini, sebaiknya bagian gudang membuat Bukti Pengeluaran Barang pada saat pengeluaran barang dari gudang. 2. Tidak terdapat kartu piutang Pencatatan piutang yang dilakukan oleh bagian akuntansi hanya pada buku biasa, yang bisa menyebabkan lupanya siapa saja yang pelunasan piutangnya lama atau mungkin mereka adalah pelanggan baru atau lama. Dengan kartu piutang pencarian data pelanggan lebih memudahkan, dan juga lebih memperkecil kesalahan dalam pencatan piutang. Sebaiknya, perusahaan memiliki kartu piutang untuk lebih memudahkan pencatatan piutang dan memperkecil dari kesalahan yang akan dilakukan dalam pencatatan.
Pengendalian Internal atas sistem akuntansi Penjualan kredit dan Piutang Struktur organisasi Tetapi perusahaan masih memiliki kekurangan dalam struktur organisasi dan pemisahan fungsi seperti: 1. Tidak terdapatnya bagian kredit Perusahaan belum memiliki bagian kredit, bagian kredit di perusahaan di jalankan oleh bagian penjualan. Sehingga bagian penjualan merangkap menjadi bagian kredit. Bagian penjualan juga berperan sebagai pemberi kelayakan kredit dan dapat terjadi kemungkinan piutang yang tak tertagih. Di karenakan bagian kredit tidak ada di perusahaan. Sehingga perusahaan memberikan peran bagian kredit kepada bagian penjualan. Sebaiknya adanya bagian kredit, supaya bagian penjualan bisa lebih fokus pada tugasnya yaitu untuk menjual barang sebanyak sebanyak-banyaknya yang bisa memberikan profit lebih untuk perusahaan tanpa harus mempertimbangkan untuk kemungkinan akan terjadinya piutang tak tertagih. 2. Belum terdapat tanggung jawab dan fungsi secara tertulis yang spesifik untuk masing-masing bagian. Sampai saat ini perusahaan hanya membuat bagan struktur organisasi dan menjelaskan secara lisan tugas para karyawan. Di dalam perusahaan tugas dan fungsi karyawan harus djelaskan secara spesifik agar para karyawan dapat mengetahui dengan jelas fungsi dan pekerjaan mereka masing-masing. Sejauh ini perusahaan tidak membuat secara spesifik tugas dan fungsi masing-masing bagian karena perusahaan memandang pelaksaan dan tugas yang dijalankan oleh karyawan mereka sudah cukup baik serta lebih mudah jika semua tugas mereka dijelaskan langung secara lisan. Akibat dari tidak adanya penjelasan secara tertulis dan spesifik, dikhawatirkan para karyawan tidak mengetahui dimana batas pekerjaan divisi mereka atau divisi lainnya. Sebaiknya perusahaan membuat secara spesifik dan jelas
tugas dari masing-masing bagian dan divisi yang ada di perusahaan agar para karyawan dapat mengetahui dan memahami tugas mereka masing-masing. 3. Tidak ada pemisahan antara fungsi penjualan dengan fungsi kredit Fungsi penjualan dan fungsi kredit di dalam perusahaan dirangkap menajadi satu karena perusahaan menganggap itu lebih efektif karena tidak membutuhkan banyak fungsi sehingga perusahaan memberikan fungsi kredit kepada fungsi penjualan. yang dapat mengakibatkan persetujuan kredit tidak berjalan sesuiai prosedur karena fungsi penjualan cenderung ingin menjual sebanyak mungkin tanpa memperhitungkan resiko, tetapi fungsi kredit mempunyai wewenang untuk menolak para pelanggan yang referensinya kurang bagus. Sebaiknya fungsi penjualan terpisah dari fungsi kredit supaya penilaian kredit yang diberikan kepada pelanggan dapat sesuai dengan prosedur kredit yang sudah di tetapkan oleh perusahaan.
Sistem otorisasi dan prosedur pencatatan Beberapa kelebihan dalam otorisasi dokumen yang dilakukan yaitu : 1. Penerimaan order dari pembeli diotorisasi oleh fungsi penjualan dengan menggunakan formulir surat jalan. 2. Pengiriman barang kepada pelanggan diotorisasi oleh fungsi pengiriman dengan cara menandatangani pada copy surat jalan. 3. Pencatatan akuntansi, didasarkan atas dokumen sumber yang dilampiri dengan dokumen pendukung yang lengkap. 4. Pencatatan akuntansi dilakukan oleh karyawan yang diberi wewenang untuk itu.
Beberapa kelemahan dalam otorisasi dokumen yang dilakukan, yaitu : 1. Persetujuan pemberian kredit seharusnya diberikan oleh fungsi kredit , bukan oleh fungsi penjualan dengan membubuhkan tanda tangan pada credit copy yang merupakan tembusan surat jalan. 2. Dokumen pengeluaran barang harus diotorisasi oleh bagian gudang.
Praktik yang sehat Pembagian tanggung jawab fungsional yang telah ditetapkan tidak akan terlaksana dengan baik jika tidak diciptakan cara-cara untuk menjamin praktik yang sehat dalam pelaksaannya. Adapun cara yang ditempuh dalam menciptakan pratik yang sehat 1. Setiap bulan diadakan stock opname atas persediaan barang yang dilakukan oleh bagian akuntansi dan bagian gudang Perusahaan telah melakukan stock opname atas persediaan barang yang dilakukan oleh bagian gudang dan bagian akuntansi setiap sebulan sekali dengan cara mencocokan data stock yang di miliki oleh bagian akuntansi dengan bukti fisik persediaan barang yang terdapat di gudang dengan copy kartu stock, di mana bagian gudang menghitung barang serta mencocokan juga dengan kartu stock yang ada. Dan nanti bagian akuntansi mencocokan data yang ada dengan perhitungan dari fungsi gudang.
2. Penerimaan piutang dengan cek atau giro Para debitur di wajibkan membayar hutangnya pada perusahaan melalui cek ataupun giro sehingga dapat mencegah penggelapan uang. Jika dilakukan secara tunai atau cash , pihak yang menagih bisa saja menggunakan uang tersebut untuk keperluannya.
Karyawan yang professional Dari hasil evaluasi perusahaan memiliki beberapa kelemahan untuk mendapatkan karyawan yang kompeten dan dapat dipercaya, yang berkualitas yang sesuai dengan tanggung jawabnya sesuai yaitu : 1. Perusahaan tidak melakukan seleksi calon karyawan berdasarkan persyaratan pendidikan yang dituntut oleh pekerjaannya Dalam melakukan proses seleksi, perusahaan hanya melakukan interview terhadap calon karyawan baru, jika dirasa calon karyawan baru cocok untuk mengisi bagian yang kosong maka calon karyawan baru di terima dengan masa percobaan tanpa di lihat pendidikan yang di ambil tersebut (pendidikan terakhir), sesuai atau tidak dengan pekerjaannya. Sebaiknya, perusahaan menerima calon karyawan baru di lihat untuk di tempatkan pada pekerjaan yang sesuai dengan pendidikan yang di ambil (pendidikan terakhir), oleh calon karyawan baru 2. Perusahaan tidak melakukan seleksi penerimaan yang ketat dalam merekrut calon karyawan baru. melakukan proses seleksi, perusahaan hanya melakukan interview terhadap calon karyawan baru. Perusahaan beranggapan tidak perlu melakukan seleksi yang ketat karena nantinya calon karyawan baru mendapat training dan masa percobaan kerja. Sebaiknya, perusahaan tidak hanya melakukan interview saja tetapi juga melakukan tes tertulis atau tes psikologi.
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil evaluasi sistem akuntansi penjualan kredit dan piutang yang di lakukan terhadap PT. Shunda Plafon cabang Serpong di temukan bahwa prosedur yang sedang berjalan di lakukan berdasarkan informasi yang diberikan secara lisan dan tidak ada standar operasional prosedur khusus yang mengatur sistem yang berjalan, Karena standar operasional perusahaan merupakan suatu panduan yang dikemukakan secara jelas tentang apa yang diharapkan dan diisyaratkan dari semua karyawan dalam menjalankan kegiatan sehari-hari dan digunakan untuk memecahkan suatu masalah. Sehingga dapat di simpulkan bahwa sistem yang berjalan pada perusahaan kurang baik. Tetapi di dalam sistem yang sedang berjalan di temukan beberapa kebaikan seperti: 1. Telah diberlakukannya sistem limit kredit untuk pelanggan baru 2. Tidak pernah terdapat retur barang yang dilakukan oleh pelanggan 3. Fungsi akuntansi terpisah dari fungsi penjualan 4. Fungsi penjualan terpisah dari fungsi gudang 5. Formulir-formulir penting sudah bernomor urut cetak 6. Harga jual dan potongan penjualan sudah diatur dan diputuskan oleh Direktur
Sedangkan beberapa kelemahan yang di temukan dalam penggunaan dokumen serta pengendalian internal adalah sebagai berikut : 1. Tidak terdapatnya bagian kredit 2. Tidak ada pemisahan antara fungsi penjualan dengan fungsi kredit 3. Tidak terdapat kartu piutang 4. Tidak terdapat dokumen bukti pengeluaran barang 5. Perusahaan tidak melakukan seleksi calon karyawan berdasarkan persyaratan pendidikan yang dituntut oleh pekerjaannya 6. Perusahaan tidak melakukan seleksi penerimaan yang ketat dalam merekrut calon karyawan baru.
Saran Berdasarkan kelemahan yang di temukan dalam penggunaan dokumen serta pengendalian internal, saran perbaikan yang mungkin dapat digunakan perusahaan sebagai bahan pertimbangan agar lebih baik, adalah: 1. Perusahaan membentuk satu bagian khusus yaitu bagian kredit untuk penilaian terhadap kelayakan pemberian kredit. 2. Seharusnya fungsi penjualan terpisah dari fungsi kredit supaya penilaian kredit yang diberikan kepada pelanggan dapat sesuai dengan prosedur kredit yang sudah di tetapkan oleh perusahaan. 3. Sebaiknya, perusahaan memiliki kartu piutang untuk lebih memudahkan pencatatan piutang dan memperkecil dari kesalahan yang akan dilakukan dalam pencatatan. 4. Sebaiknya, bagian gudang membuat Bukti Pengeluaran Barang pada saat pengeluaran barang dari gudang. 5. Sebaiknya, perusahaan menerima calon karyawan baru di lihat untuk di tempatkan pada pekerjaan yang sesuai dengan pendidikan yang di ambil (pendidikan terakhir), oleh calon karyawan baru 6. Sebaiknya, perusahaan tidak hanya melakukan interview saja tetapi juga melakukan tes tertulis atau tes psikologi.
REFERENSI Andri Kristanto. (2008) .Perancangan Sistem Informasi. Yogyakarta: Gava Media Anthony, R. N. Dan V. Govindarajan. (2008). Sistem Pengendalian Manajemen Jilid 1. Jakarta: Penerbit Salemba Empat. Arens, A.A, Elder, R, J. A and Beasley, M.S. (2009). Auditing and Assurance Service. (Eleventh Edition). New Jersey : Prentice Hall. Puspiningtias, A. (2012). Analisis Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Kredit pada PT.Utama Elektrik Abadi. Depok : Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma
Lutfiana, F.W (2013). Penerapan Sistem Pengendalian Intern atas Sistem dan Prosedur Penjualan Kredit pada PT. United Motors Centre (UMC).
Surabaya : Fakultas Ekonomi Universitas Negeri
Surabaya. Krismiaji (2010). Sistem Informasi Akuntansi. Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan AMP YKPN La Midjan dan Azhar Susanto. (2008). Sistem Informasi Akuntansi I; Pendekatan Manual Penyusunan Metode dan Prosedur. Bandung: Lingga Jaya. Mulya, Hadri. 2009.Memahami Akuntansi Dasar : Pendekatan Teknis Siklus Akuntansi (Edisi 2,. Jakarta: Penerbit Mitra Wacana Media Mulyadi. (2008). Sistem Akuntansi,. Jakarta: Salemba Empat. Moleong, Lexy J. (2010). Metodologi penelitian kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya Narko (2008). Sistem Akuntansi. Yogjakarta : Yayasan Pustaka Nusatama. Skousen, Stice Stice. (2010). Intermediate Accounting. Edisi ke lima belas, Buku 1, Jakarta: Penerbit Salemba Empat. Soemarso. S. R., (2009). Akuntansi Suatu Pengantar. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Sugiri, Slamet. 2009. Akuntansi Pengantar 2. Yogyakarta : UPP STIM YKPN. Waluyo (2008). Akuntansi Pajak. Jakarta: Penerbit Salemba Empat. Warren, C.S., Reeve, J.M., & Fees, P.E. (2008). Pengantar akuntansi buku I (edisi 21). (Alih bahasa Farahmita, A., Amanugrahani., & Hendrawan, T.). Jakarta: Salemba Empat.
RIWAYAT PENULIS Nike Faria lahir di Sungai Liat pada 17 November 1991. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Ekonomi Akuntansi pada tahun 2013.