EVALUASI PROGRAM SEKOLAH BERWAWASAN LINGKUNGAN DAN MITIGASI BENCANA ALAM (SWALIBA) DI SMA N 2 KLATEN
Artikel Jurnal
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Prasyarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
Anenda Melyana NIM 11101241030
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2015
EVALUASI PROGRAM SEKOLAH .... (ANENDA MELYANA) 1
EVALUASI PROGRAM SEKOLAH BERWAWASAN LINGKUNGAN DAN MITIGASI BENCANA ALAM DI SMA N 2 KLATEN THE EVALUATION OF ENVIROMENTALLY-INSIGHT SCHOOL PROGRAM AND NATURAL DISASTER MITIGATION IN STATE SENIOR HIGH SCHOOL 2 OF KLATEN Oleh: Anenda Melyana Prodi Manjemen Pendidikan Jurusan Administrasi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta
[email protected]
Abstrak Program SWALIBA merupakan program tanggap lingkungan dan bencana alam di SMA N 2 Klaten. Penelitian bertujuan mengevaluasi program meliputi empat komponen: (1) Konteks; (2) Masukan; (3) Proses; (4) Hasil. Jenis penelitian:deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Informan penelitian: kepala sekolah, tim SWALIBA, guru, karyawan dan siswa. Penelitian dilaksankan di SMA N 2 Klaten. Teknik pengumpulan data: wawancara, observasi dan studi dokumen. Uji keabsahan: triangulasi. Analisis data:Miles and Huberman. Hasil penelitian: (1) Konteks: analisis kebutuhan program berdasarkan pentingnya pendidikan lingkungan dan tanggap bencana. Tujuan program secara keseluruhan belum terlaksana (2) Masukan: Seluruh SDM di SMA N 2 Klaten mendukung program walaupun beberapa kurang siap. Kurikulum lingkungan dan kebencanaan terintegrasi dengan semua kegiatan intrakurikuler dan ekstrakurikuler. Sarana prasarana sudah lengkap namun beberapa kondisinya tidak terawat, (3) Proses: proses pembelajaran berjalan baik. Banyak kegiatan dilaksanakan mendukung program walaupun masih terdapat kendala, (4) Hasil: seluruh komponen sekolah mendapatkan dampak positif baik pengetahuan dan sikap. Kata kunci: Evaluasi, Sekolah peduli lingkungan, Mitigasi bencana alam Abstract Program SWALIBA was an environmentally-responsive and natural disaster study program available atSMA N 2 Klaten. This was a descriptive research by a qualitative approach. Informant: headmaster. SWALIBA team, teachers, employees, and students. Data gathering technique used interview, observation, and documentary study. Validity: triangulation. Analysis: Miles and Huberman. The results: (1) contexts: need analysis based on importance enviromental education and disaster responsive. The overall program objectives hadn’t been implemented, (2) inputs: all humen at SMA N 2 of Klaten supported program although there was some less ready. The curriculum on environment and disaster had been integrated with all intracurricular and extracurriculer activities. All pre-facilities had been complete, however their condition wasn’t maintained well, (3) process: learning process had run well. Many activities implemented to supported program there still were some obstacles, (4) products: all school components obtained a positive effect both from knowledge and attitude. Keywords: evaluation, environmentally-care school, natural disaster mitigation PENDAHULUAN
sebelah barat pulau Sumatra yang bergerak ke
Indonesia dikenal sebagai negara yang
arah tenggara, lempengan yang kedua yaitu
rawan bencana oleh masyarakat luas. Indonesia
Indo-Australia, yang letaknya di selatan pulau
terletak pada pertemuan 3 lempengan kerak bumi
Jawa yang bergerak ke utara dan lempengan
diantaranya lempengan Eurasia, yang letaknya di
yang terakhir lempengan Pasifik, yang letaknya
2 Jurnal Manajeman Pendidikan Edisi ... Tahun ..ke.. 2015
di bagian Indonesia timur yang bergerak ke arah barat.
Banyaknya kerusakan lingkungan yang terjadi dan minimnya pengetahuan siswa tentang
Letak wilayah Indonesia yang hampir
lingkungan hidup dan sikap tanggap bencana,
seluruhnya berada di atas lempengan-lempengan
SMA N 2 Klaten didampingi oleh Ikatan
tektonik menjadikan salah satu faktor yang
Geografi Indonesia (IGI) yang diketuai oleh
menyebabkan sering terjadi bencana alam seperti
Suratman Worosuprojo mengimplementasikan
gempa yang sering kali disusul oleh terjadinya
program SWALIBA pada awal tahun 2011.
tsunami.
SWALIBA merupakan singkatan dari Sekolah
Hal
lempengan
tersebut
yang
karena
selalu
lempengan-
bergerak
dan
bertabrakan.
Berwawasan Lingkungan dan Mitigasi Bencana Alam.
Tidak hanya
yang
SMA N 2 Klaten menerapkan program
menyebabkan Indonesia langganan bencana
SWALIBA dengan beberapa alasan diantaranya
melainkan juga disebabkan oleh manusia yang
menciptakan generasi muda yang cinta dan
tidak
peduli dengan lingkungan dan karena letak kota
mengelola
faktor
geografis
lingkungan
dengan
baik.
Bencana yang terjadi mulai dari banjir sampai
klaten yang berada
kebakaran
merapi dan di daerah rawan gempa sehingga
hutan.
Departemen
Kehutanan
memperkirakan sekitar 38.000-40.000 ha area
dengan
hutan dan lahan terbakar pada 2003 yang
mengajarakan pada siswa untuk memahami
jumlahnya tidak jauh berbeda dengan tahun
tentang bagaimana sikap tanggap bencana.
sebelumnya.
program
di sekitar kaki gunung
Kegiatan
SWALIBA
yang
ini
bisa
dirancang
untuk
Berkitan dengan banyaknya bencana dan
mendukung pelaksanaan program SWALIBA
kerusakan alam yang telah terjadi menyebabkan
diantaranya green house, penghijauan, sosialisasi
perubahan-perubahan
dan
bencana alam, dan pengolahan pupuk kompos.
lingkungan di Indonesia, sangat dibutuhkan
Untuk mendukung program swaliba, sekolah
suatu
pemeliharaan
juga menambahkan mata pelajaran biologi
lingkungan.Menurut Syukri Hamzah (2012:14),
lingkungan sebagai mata pelajaran muatan lokal
Pengelolaan lingkungan yang dilakukan dapat
untuk kelas X. Sedangkan untuk kelas XI dan
dikatakan
XII pengetahuan lingkungan hidup masuk dalam
pengelolaan
efektif
keadaan
dan
tergantung
alam
dari
upaya
mengadopsi etika yang baik dalam berperilaku. Perilaku yang dimaksud adalah perilaku yang
salah satu materi dalam pelajaran geografi. Untuk
mendukung
program
tesebut
ramah dan peduli dengan keadaan lingkungan.
sekolah menyediakan fasilitas yang mendukung
Dalam hal ini pendidikan dapat digunakan dalam
seperti pelaksanaan kegiatan sosialisasi tanggap
hal membentuk dan meningkatkan sikap dan
bencana, didirikannya sebuah ruangan yang
perilaku yang peduli dengan lingkungan.
digunakan untuk pengolahan pupuk kompos. Sekolah juga menyediakan tempat sampah
EVALUASI PROGRAM SEKOLAH .... (ANENDA MELYANA) 3
berdasarkan
jenis
ada
deskriptif merupakan sebuah upaya pengolahan
beberapa tempat sampah yang tidak digunakan
data menjadi sebuah hasil yang dapat dijelaskan
sesuai dengan mestinya. Selain itu banyak hiasan
dengan
dinding yang bertuliskan slogan untuk peduli
dimengerti
lingkungan
mengalaminya secara langsung.
hidup.
sampahnya
Banyak
namun
juga
tanaman-
tepat
tanaman hias dan beberapa taman yang dibangun sekolah
untuk
menunjang
program
peduli
lingkungan hidup.
yang
oleh
bertujuan
orang
Sedangkan
lain
agar
dapat
yang
tidak
pendekatan
penelitian
adalah pendekatan kualitatif. Menurut Moleong (2010:6)
penelitian
Kualitatif
merupakan
Beberapa kegiatan dirasa tidak berjalan
penelitian yang dimaksudkan untuk memahami
dengan maksimal seperti tanaman yang kurang
tentang fenomena yang dialami oleh subjek
terawat di beberapa taman dan khususnya di
penelitian.
greenhouse. Menurut hasil wawancara dengan
Waktu dan Tempat Penelitian
Guru Biologi yang merupakan Tim Swaliba pada
Penelitian ini dilaksanakan di SMA N
bulan Januari lalu, hal tersebut dikarenakan tidak
2 Klaten yang beralamatkan di Jl Angsana,
ada petugas khusus untuk membersikan green
Trunuh, Klaten Selatan, Klaten. Pada bulan Juli
house tersebut.
sampai Agustus 2015
Dari implementasi yang telah dijalankan
Subyek Penelitian
belum adanya evaluasi secara keseluruan yang
Subyek dalam penelitian ini meliputi
dilakukan. Evaluasi yang dilakukan hanya
Kepala
sebagai kegiatan rutinitas dari berjalannya
karyawan,
program. Berkaitan dengan hal tersebut, peneliti
penelitiannya terdiri dari kompoen konteks,
ingin meneliti keberlangsungan program dilihat
input, proses dan output dalam pelaksanaan
dari
program sekolah berpredikat Swaliba.
evaluasi
program
secara
menyeluruh.
Berdasarkan penjelasan dengan Guru Biologi
sekolah, dan
Tim
SWALIBA,
guru,
siswa.
sedangkan
objek
Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data
Guru Biologi yang merupakan Tim Swaliba pada
Dalam penelitian teknik pengumpulan
bulan Januari lalu belum pernah dilakukan
data yang digunakan terdiri dari observasi,
evaluasi secara menyeluruh, evaluasi hanya
wawancara, dan studi dokumen.
dilakukan per kegiatan yang dilaksanakan berupa
penelitian yang utama yaitu peneliti itu sendiri. .
laporan pertanggungjawaban.
Disamping itu peneliti juga membutuhkan
METODE PENELITIAN
beberapa panduan untuk membantu dalam dalam
Pendekatan Penelitian
pengmpulan
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian
ini
adalah
penelitian
deskriptif.
Menurut Verdiansyh dalam Sonny Leksono (2013:181 ) menjelaskan bahwa penelitian
data
diantaranya
Instumen
pedoman
4 Jurnal Manajeman Pendidikan Edisi ... Tahun ..ke.. 2015
observasi, pedoman wawancara dan pedoman
terjadi dan minimanya kepedulian siswa
studi dokumen.
tentang
Uji Keabsahan Data
Terselenggaranya program SWALIBA tidak
kerusakan
lingkungan.
Uji keabsahan data yang dilakukan
terlepas dari visi sekolah yaitu menghasilkan
adalah dengan triangulasi. Triangulasi yang
lulusan yang beriman, luruh dalam budi
digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi
pekerti, berwawasan lingkungan – mitigasi
teknik. Trangulasi teknik untuk mengecek data
bencana,sains dan teknologi unggul dan
yang diperoleh dengan menggunakan teknik
kompetisi.
yang berbeda. Triangulasi yang kedua adalah
Predikat SWALIBA yang ada di SMA N
triangulasi sumber.Pengecekan data dilakukan
2 Klaten juga atas pengarahan dari Ikatan
dengan melakukan observasi maupun wawancara
Geografi Indonesia yang kebetulan diketuai
pada beberapa sumber yang dirasa memiliki
oleh Prof. Dr. Suratman Woro, Msc yang
keterkaitan dengan objek penelitian.
merupakan alumni SMA 2 Klaten.
Teknik Analisis data
b. Tujuan pelaksanaan program
Teknik analisis data dalam penelitian ini
SMA N 2 Klaten sudah baik untuk dapat
mulai dari pengumpulan data melalui observasi,
mencapai
wawancara, dan studi dokumen. Setelah semua
sekolah SWALIBA dilihat dari lingkungan
data diperoleh maka dilakukan reduksi data yang
SMA 2 yang berubah menjadi lebih nyaman
merupakan pengolahan data yang diperoleh.
dan sejuk kemudian dilaksanakannya banyak
Kemudian dilakukan penyajian data yang telah
program terkait dengan lingkungan hidup
diredukasi.
dan kebencanaan.
Terakhir
dilakukan
penarikan
kesimpulan
tujuan
dari
penyelenggaraan
Meskipun sudah banyak perubahan yang
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
terjadi di lingkungan SMA N 2 Klaten masih
1. Evaluasi komponen konteks (Context)
ada beberapaa tujuan program SWALIBA
a. Analisis kebutuhan pelaksanaan program Predikat sekolah SWALIBA diberikan
belum tercapai diantaranya masih ada siswa yang
tidak
peka
terhadap
lingkungan
pada SMA N 2 Klaten dengan alasan yang
sekitarnya. Kemudian tujuan lainnya untuk
pertama karena letaknya di Kabupaten
mengajak siswa lebih mampu memanfaatkan
Klaten merupakan daerah rawan bencana.
limbah
Bencana yang sering terjadi di wilayah
maksimal.
Kabupaten Klaten seperti gempa bumi,
c. Indikator pelaksanaan program
Letusan gunung berapi, angin puting beliung, dan banjir. Alasan banyaknya
masih
belum
berjalan
dengan
Dalam pelaksanaan program SWALIBA di SMA 2 Klaten untuk menilai keberhasilan
yang
kedua
kerusakan
dilihat
dari
dari pelaksanaan program harus memenuhi
lingkungan
yang
indikator ketercapaian. SMA N 2 Klaten
EVALUASI PROGRAM SEKOLAH .... (ANENDA MELYANA) 5
dalam melaksansakan program SWALIBA
siswa mengapresiasi pemberian predikat
belum berjalan dengan baik. Masih ada
SWALIBA tersebut. Namun masih ada
beberapa komponen indikator yang belum
beberapa kendala yang dialami seperti masih
ada di sekolah seperti penggunaan air dan
ada siswa yang sering tidak mengikuti
energi listrik masih belum sesuai dengan tata
kegiatan yang dilaksanakan sekolah. Selain
tertib yang berlaku.
itu ada siswa yang tidak fokus dalam
Dari komponen indikator tentang mitigasi SMA
N
2
Klaten
masih
mempunyai
kekurangan di struktur bangunan karena belum seluruhnya bangunan gedung didesain
mengikuti kegiatan seperti yang sering terjadi saat diadakan seminar. b. Kurikulum Kurikulum yang diaplikasikan sekolah
tahan bencana. Selain itu belum adanya peta
untuk
kerawanan sekolah dan alat-alat penyelamat
sudah
seperti helm dan senter di masing-masing
intakulikuler dan ekstrakulikuler. Untuk
ruangan.
kurikulum tentang lingkunga hidup dan
2. Evaluasi komponen masukan (Input)
guru
dalam
program
SWALIBA
pada
kegiatan
terintegrasi
kebencanaan sudah disisipkan dalam setiap
a. Sumber daya manusia Kesiapan
mendukung
mata pelajaran yang ada. Sekolah juga menunjang
pemberian predikat SWALIBA di SMA N 2
memiliki muatan lokal tentang lingkungan hidup yaitu biologi lingkungan.
Klaten masih dirasa kurang. Sebelumnya
Untuk ekstrakulikuler sendiri, dimasing-
sekolah memang terlebih dahulu memberikan
masing kegiatan sendiri seperti OSIS, PMR,
arahan dan pelatihan tentang bagaimana
dan pecinta alam juga disisipkan materi
sekolah SWALIBA. Namun masih banyak
tentang lingkungan hidup dan kebencanaan.
guru yang tidak mengerti tentang bagaimana
Sekolah
pendidikan lingkungan hidup sebenarnya.
tentang lingkungan hidup yaitu biologi
Dalam mempersiapkan RPP untuk kegiatan
terapan
belajarpun
c. Sarana prasarana
masih
banyak
guru
yang
bermalas-malasan. Ada beberapa guru yang kurang berpartisipasi aktif dalam kegiatan. Peran siswa dalam mendukung kegiatan
juga
memiliki
SMA N 2 Klaten menyediakan berbagai sarana
prasarana
1) Ruang Kelas
dan mendukung kegiatan terkait program
2) Green house
SWALIBA
3) Taman Sekolah
dilaksanakan
sekolah
seperti seminar dan pelatihan. Banyak siswa yang ikut terlibat aktif dalam kegiatan terutama untuk siswa baru. Selain itu juga
pendukung
program
SWALIBA. Sarana prasarana terdiri dari:
rata-rata siswa lebih banyak yang antusias
yang
ekstrakulikuler
4) Tempat sampah dan slogan-slogan tentang lingkungan
6 Jurnal Manajeman Pendidikan Edisi ... Tahun ..ke.. 2015
5) Rumah kompos
lingkungan sekitar, mengamati keadaan-
6) Peta sekolah, biopori dan sumur
keadaan
resapan
lingkungan
mengembangkan
Sarana prasarana yang ada di SMA N 2
berinterksi
agar
bisa
lebih
kemampuan
dengan
dalam
lingkungan.
Unsur
Klaten pada umumnya sudah lengkap.
kepedulian, seperti guru mengajak siswa
Namun di SMA N 2 Klaten belum memiliki
untuk lebih peduli dan menjaga keadaan-
laboratorium
keadaan lingkungan. unsur estetik, siswa
geografi.
Sehingga
saran
prasarana di SMA N 2 Klaten untuk
dibuat
mendukung program SWALIBA masih ada
lingkungan sekolah yang asri kemudian
sedikit kekurangan.
unsur sosial, terkait dengan kepedulian siswa
Dilihat dari perawatan sarana prasarana di SMA N 2 Klaten dirasa masih kurang karena
lebih
nyaman
dengan
keadaan
tidak hanya dengan lingkungan tapi juga berpartisipasi dengan masyarakat.
beberapa sarana prasarana tersebut di sekolah
Dalam proses pembelajaran, kebanyakan
dalam keadaan kurang terawat karena tidak
guru menggunakan metode pembelajaran
ada pemeliharan yang baik sehingga tidak
yang
dapat
memperoleh gambaran secara jelas tentang
difungsikan
dengan
baik.Sarana
kontektual
agar
siswa
dapat
Prasarana yang ada di SMA N 2 terlihat tidak
materi yang diberikan oleh guru.
dilakukan pengecekan secara rutin karena
b. Kegiatan terkait lingkungan hidup dan
ketika ada sarana prasarana yang rusak tidak
mitigasi bencana
dilakukan perbaikan seperti banyak biopori
SMA N 2 Klaten telah mengadakan
yang dalam keadaan tersumbat namun tidak
banyak kegiatan untuk mendukung program
dibersihkan dan dibiarkan saja.
SWALIBA. Kegiatan yang dilaksanakan di
3. Evaluasi Komponen Proses (Process) a. Proses belajar mengajar Dalam proses belajar mengajar di SMA
SMA N 2 Klaten ada yang dilaksanakan secara rutin maupun tidak rutin. Kegiatan yang
diadakan
tidak
rutin
atau
tidak
N 2 Klaten lebih memberikan banyak ruang
berkelanjutan yaitu
untuk siswa karena dalam penyelenggaraan
1) pelatihan pengelolaan lingkungan bagi
sekolah SWALIBA guru lebih banyak melakukan praktek langsung seperti merawat lingkungan dan cara penyelamatan diri terhadap bencana. Di SMA N 2 sendiri, materi yang
kader lingkungan, 2) Pelatihan dan Studi Banding Kader Lingkungan Ke SMP N 4 Boyolali, 3) Kegiatan penghijauan di Tawangmangu, Karanganyar,
dibuat oleh sekolah sudah mengandung
4) Kegiatan deteksi sungai Bengawan Solo
beberapa unsur seperti unsur empirik, siswa
yang diadakan oleh BLH Solo Raya dan
diajak untuk berintereaksi dengan keadaan
KEMENLH.
EVALUASI PROGRAM SEKOLAH .... (ANENDA MELYANA) 9
Selain itu ada juga kegiatan yang
dengan
lingkungan
seperti
membuang
dilakukan secara rutin diantaranya: Aksi
sampah sesuai jenisnya. Kebayakan siswa
Lingkungan,
Workshop
hanya menaati peraturan di masa-masa awal
tentang SWALIBA, Komposing, Simulasi
pelaksanaan program SWALIBA dan ketika
bencana alam.
akan ada akreditasi sekolah.
Jumat
Bersih,
Kegiatan yang diadakan oleh SMA N 2
Setelah
adanya
program
SWALIBA
Klaten sudah baik walaupun masih ada
terjadi perubahan dalam sikap siswa dalam
beberapa kendala. Dalam kegiatan seperti
menjaga kebersihan, kepedulian terhadap
seminar yang diadakan sekolah, siswa yang
lingkungan,
mengikuti tidak semua memperhatikan apa
kebencanaanya pun bertambah namun hal
yang disampaikan oleh narasumber. Dalam
tersebut tidak terjadi pada semua siswa, ada
kegiatan
yang
beberapa siswa yang terlihat masih cuek
mengikut sertakan semua komponen sekolah
dengan lingkungan setelah diberikannya
tidak berjalan efektif karena jumlahnya yang
predikat SWALIBA di SMA N 2 Klaten.
simulasi
bencana
alam
terlampau banyak.
pengetahuan
tentang
Walaupun begitu perubahan sikap siswa
4. Evaluasi komponen hasil (product)
masih bersifat frekuentif, kadang siswa
Dalam hal ini evalusi komponen hasil
peduli terhadap kebersihan sekolah pada
dari program SWALIBA dilihat sikap siswa,
saat-saat tertentu saja. Seperti pada saat akan
guru dan karyawan terhadap lingkungan
dilaksanakannya
hidup dan mitigasi bencana alam. Selama
diadakannya seminar.
akreditasi
atau
setelah
kurang lebih 4 tahun berjalannya program SWALIBA karyawan
banyak yang
siswa,
guru
mendapatkan
dan
banyak
keuntungan dari program yang berjalan.
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil
penelitian tentang
Banyak siswa yang merasa mendapat banyak
evaluasi program SWALIBA di SMA N 2
pengetahuan tentang lingkungan hidup dan
Klaten yang sudah berjalan hampir 5 tahun
kebencanaan dari kegiatan-kegiatan yang
tersebut
dilaksanakan sekolah.
berikut:
Dilihat dari sikap keseharian, sudah
dapat
ditarik
kesimpulan
sebagai
1. Evaluasi komponen konteks (context):
banyak guru dan karyawan yang memberi
a) Pelaksanaan
program
contoh yang baik kepada siswa dengan
dilaksanakan
menaati peraturan-peraturan yang dibuat oleh
berdasarkan
sekolah. Namun jika dilihat dari keseharian
pendidikan lingkungan dan kebencanaan
siswa masih banyak siswa yang belum
serta
memiliki kesadaran untuk lebih peduli
dikarenakan letak kota klaten yang berada di
di
SWALIBA
SMA
kebutuhan
pelatihan-pelatihan.
N
2
yang kleten
pentingnya
Hal
tersebut
6 Jurnal Manajeman Pendidikan Edisi ... Tahun ..ke.. 2015
daerah
rawan
bencana.
Selain
itu
yang sering tidak mengikuti kegiatan yang
menyesuaikan dengan visi misi sekolah
dilaksanakan sekolah. Selain itu ada siswa
untuk menghasilkan lulusan berwawasan
yang tidak fokus dalam mengikuti kegiatan
lingkungan–mitigasi bencana alam dan juga
seperti yang sering terjadi saat diadakan
mempertimbangkan
seminar.
arahan
dari
Ikatan
Geografi Indonesia untuk meyelenggarakan
b) Kurikulum
tentang
lingkungan
dan
sekolah tanggap lingkungan dan bencana
kebencanaan yang diimplementasikan di
alam.
SMA N 2 Klaten sudah terintegrasi pada
b) Dilihat dari komponen tujuan program,
semua
kegiatan
intrakulikuler
maupun
Kurikulum
tentang
SMA N 2 Klaten terdapat komponen tujuan
ekstrakulikuler.
program yang sudah tercapai. Tetapi masih
lingkungan dan kebencanaan disisipkan
ada tujuan program yang belum tercapai
pada semua mata pelajaran yang ada dan
yaitu masih ada siswa yang kurang peka dan
untuk ektrakulikuler yang terintegrasi seperti
peduli terhadap lingkungan. Selain itu masih
biologi terapan, PMR, OSIS dan pencinta
sulit untuk mengajak siswa memanfaatkan
alam.
limbah menjadi sesuatu yang berguna.
c) Sarana
Prasarana
yang
tersedia
pada
c) Indikator pelaksanaan program SWALIBA
umumnya sudah lengkap untuk mendukung
di SMA N 2 Klaten masih ada beberapa
pelaksanaan program SWALIBA di SMA N
komponen yang belum ada di SMA N 2
2 Klaten, namun banyak sarana prasarana
Klaten tidak ada peta kerawanan bencana di
yang ada dalam kondisi yang kurang
sekolah dan alat penyelamat. Selain itu
terawat.
pemakaian energi listrik dan air masih
diantaranya green house, tempat sampah,
belum sesuai dengan tata tertib.
slogam, dan biopori.
2. Evaluasi komponen masukan (input) a) Dilihat
dari
prasarana
tersebut
3. Evaluasi komponen proses (process) daya
a) Proses pembelajaran di SMA N 2 Klaten
manusia, semua warga sekolah mendukung
terkait program SWALIBA sudah berjalan
dengan pelaksanaan segala kegiatan terkait
dengan baik dari materi yang diberikan,
program SWALIBA. Namun masih ada
Semua mata pelajaran disisipi dengan materi
beberapa guru yang kurang siap dengan
tetang lingkungan dan kebencanaan. Metode
pelaksanaan program. Hal tersebut dilihat
yang digunakan oleh guru yaitu metode
dari
kontekstual yang melibatkan siswa secara
beberapa
berpartisipasi
komponen
Sarana
guru aktif
sumber
yang dalam
tidak
ikut
program
langsung
dalam
penyampaian
materi
SWALIBA dan ada beberapa guru yang
sehingga siswa lebih paham. Media yang
malas membuat RPP tentang lingkungan dan
digunakan oleh guru dalam penyampaian
kebencanaan. Selain itu masih ada siswa
EVALUASI PROGRAM SEKOLAH .... (ANENDA MELYANA) 9
materi sudah baik seperti mengunakan meja
oleh pihak akademis sekolah untuk dapat
sebagai media praktek penyelamatan diri
meningkatkan kualitas pelaksanaan program.
b) Di
SMA
N
2
Klaten
telah
banyak
1. Pihak
SMA
N
2
Klaten
sebaiknya
dilaksanakan kegiatan terkait lingkungan
mempertimbangkan untuk menyediakan alat
dan
penyelamatan
kebencanaan
baik
kegiatan
rutin
yang
lengkap
dan
juga
maupun yang dilaksanakan sekali saja.
memperhatikan kontruksi bangunan yang
Kegiatan yang dilakukan secara rutin antara
belum didesain tahan bencana.
lain 1) Aksi lingkungan, 2) Jumat bersih, 3) Workshop
tentang
4)
maksimal sebaiknya memberi pelatihan-
Komposing, 5) Simulasi bencana alam.
pelatihan tentang lingkungan dan bencana
Kegiatan yang berjalan sudah cukup baik
alam yang dilakukan secara berkala terhadap
meskipun masih ada beberapa kendala
guru agar guru dapat berpartisipasi aktif
dalam
dalam program SWALIBA.
pelaksanaan
SWALIBA,
2. Agar pelaksanaan program SWALIBA lebih
kegiatan
seperti
minimnya adanya kesadaran siswa untuk berpartisipasi langsung dalam kegiatan.
memperhatikan kondisi sarana prasaran dan
4. Evaluasi komponen hasil (product)
melakukan perawatan secara rutin sehingga
Dari program yang berjalan seluruh warga
sekolah
baik
siswa,
guru,
3. Pihak SMA N 2 Klaten sebaiknya lebih
dan
sarana prasarana dapat berfungsi maksimal. 4. Dalam
pelaksanaan
kegiatan
untuk
karyawan mendapatkan dampak yang positif
mendukung program SWALIBA sebaiknya
dari berjalannya program SWALIBA baik
dipersiapkan
dari pengetahuan maupun perubahan sikap
meminimalisir kendala dalam berjalannya
sehari-hari seperti lebih peduli dengan
program
lingkungan
siswa dalam kegiatan.
sekitar.
Untuk
guru
dan
karyawan mayoritas sudah menaati peraturan yang ada disekolah seperti tidak membuang sampah, menjaga kebersihan, dan tidak merokok di sekolah. Namun perubahan sikap siswa terkait kepedulian dengan lingkungan masih banyak yang masih bersifat frekuentif. B. Saran Mengacu pada hasil penelitian terkait evaluasi program SWALIBA di SMA N 2 Klaten.
Penelitin
berusaha
menyapaikan
beberapa rekomendasi menjadi pertimbangan
dengan
seperti
baik
kurangnya
untuk
keterlibatan
DAFTAR PUSTAKA Moleong, Lexy J. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif (Edisi Revisi). Bandung: PT Remaja Rosdakarya Sonny Leksono. (2013). Penelitian Kualitatif Ilmu Ekonomi. Jakarta : Rajawali Pers Suratman & Agung Satrio N. (2011). SWALIBA (Sekolah Berwawasan Lingkungan Mitigasi Bencana Alam). Yogyakarta: Fakultas Geografi UGM Press Syukri Hamzah. (2012). Pendidikan Lingkungan. Bengkulu: Refika Aditama