Pengelolaan Program Sekolah…(Anita Dwi Astuti) 1
PENGELOLAAN PROGRAM SEKOLAH BERAWAWASAN LINGKUNGAN DAN MITIGASI BENCANA DI SMA N 2 KLATEN THE MANAGEMENT OF ENVIRONMENTAL SCHOOL AND DISASTER MITIGATION AT THE SENIOR HIGH SCHOOL 2 KLATEN Oleh: anita dwi astuti, prodi manajemen pendidikan,
[email protected]. Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: (1)perencanaan program SWALIBA di SMA N 2 Klaten (2)pelaksanaan program SWALIBA di SMA N 2 Klaten dan (3)evaluasi program SWALIBA di SMA N 2 Klaten. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif. Subyek penelitian adalah Kepala sekolah, pengelola program dan guru di SMA N 2 Klaten. Lokasi penelitian di SMA N 2 Klaten. Metode pengumpulan data dengan wawancara, observasi dan studi dokumentasi. Uji keabsahan data dengan triangulasi sumber, teknik dan waktu. Analisis data menggunakan model analisis kualitatif dari Miles dan Huberman. Hasil penelitian menunjukkan deskripsi sebagai berikut. (1)perencanaan program SWALIBA di SMA N 2 Klaten dilakukan dengan merencanakan konten program, sarana dan prasarana, personil dan perencanaan pembiayaan (2)pelaksanaan program SWALIBA yaitu dengan melihat pada kegiatan pengorganisasian dan koordinasi (3)evaluasi dalam program SWALIBA dilaksanakan melalui kegiatan yang berkaitan dengan program SWALIBA, sedangkan evaluasi menyeluruh pada program belum dilaksanakan dalam tiap komponen program. Kata kunci: pengelolaan program, program SWALIBA. Abstract This research aims to describe: (1) planning program SWALIBA in SMAN 2 Klaten; (2) the implementations of the program SWALIBA in SMAN 2 Klaten; and (3) evaluation of the program in SMAN 2 Klaten.The research is kind of qualitative descriptive research. The subjects of the research are headmaster of SMAN 2 Klaten, program managers, and the teacher of SMAN 2 Klaten. The study sites are in SMAN 2 Klaten. Data collection methods are by interview and documentations. Test of data validity by perseverance observation and triangulations of source, techniques, and time. Analysis of data using qualitative analysis model of Miles and Huberman.The results of the research showed the following descriptions: (1) SWALIBA program planning at SMAN 2 Klaten by planning program content, infrastructure, personnel and financial planning; (2) Implementation of the SWALIBA program is reviewed by organizing and coordinating activities with a view aspect of the planning; (3) the evaluation of the SWALIBA program is currently only implemented through activities related to the program SWALIBA, while a thorough evaluation of the program has not been implemented in each component of the program. Keyword: The management program, SWALIBA program.
2 Jurnal Hanata Widya Tahun 2016
modul
PENDAHULUAN Pendidikan merupakan sebuah usaha sadar yang dilakukan untuk menyiapkan peserta
pelatihan
1.
Pemberdayaan
2.
Pengintegrasian bencana
luhur bangsa Indonesia yaitu mencerdaskan
pendidikan
kehidupan bangsa. Melalui pendidikan kualitas
ekstrakurikuler.
daya
ditingkatkan,
manusia sehingga
Indonesia akan
dapat
memberikan
peran
kelembagaan
dan
kemampuan komunitas sekolah.
penting dalam mewujudkan salah satu cita-cita
sumber
pengintegrasian
pengurangan resiko bencana melalui:
didik dalam perannya di masyarakat pada masa yang akan datang.Pendidikan merupakan bagian
dan
3.
pengurangan
kedalam formal
kurikulum baik
intra
resiko satuan maupun
Membangun kemitraan dan jaringan antar berbagai
pihak
untuk
mendukung
dukungan terhadap pelaksanaan pembangunan di
pelaksanaan pengurangan resiko bencana di
Indonesia. Fenomena perubahan lingkungan
sekolah.
akhir-akhir ini yang telah mencapai taraf krisis
Program SWALIBA merupakan program
yang
turut
yang dicanangkan oleh sekolah sebagai salah
Banyak
sekali
satu bentuk peningkatan mutu pendidikan dalam
musibah yang disebabkan oleh menurunnya
lingkungan sekolah.Dengan adanya urgensi serta
kualitas
tersebut
inovasi dari sekolah yang memiliki kebutuhan
kemudian
selain pendidikan lingkungan, maka tercetuslah
menjadi
suatu
membangkitkan
kejadian pemikiran.
lingkungan.
membangkitkan
Hal
pemikiran
dan
menghubungkan kejadian tersebut dengan proses
SWALIBA
pendidikan selama ini. Menanamkan gaya hidup
Lingkungan dan Mitigasi Bencana. Hal tersebut
ramah lingkungan akan lebih efektif jika
dikarenakan letak sekolah yang berdekatan
dilakukan
satunya
dengan Gunung Merapi yang merupakan gunung
pendidikan di sekolah. Melalui pendidikan
berapi paling aktif di Indonesia bahkan di dunia
manusia tidak hanya sekedar sebagai potensi
dan berbagai ancaman bencana lainnya seperti
demografikal
gempa bumi yang pernah terjadi.Sebagai satu
sedini
mungkin,
tetapi
secara
salah
sadar
akan
yakni
Berwawasan
menunaikan tugas dan menyadari eksistensinya
rangkaian
(Dwi Siswoyo, dkk, 2008: 16-17). Pendidikan
SWALIBA adalah dari segi pengelolaan yakni
memiliki peranan penting dalam penanaman
mulai dari kegiatan perencanaan, pelaksanaan
budaya untuk membentuk karakter siswa. Selain
dan evaluasi. Kualitas sebuah program biasanya
itu, dengan adanya peraturan dalan UU No.24
tergantung dari kemampuan pengelola dalam
Tahun 2007 tentang penanggulangan bencana
mengelola
serta
tentang
pengelolaan yang diterapkan pada suatu lembaga
penyelenggaraan penanggulangan bencana, maka
tersebut dapat menjadi sangat berperan dalam
kemendiknas
keberlangsungan sebuah program didalamnya.
PP
No.
21
tahun
2008
menginstruksikan
strategi
pengurangan resiko bencana di sekolah dengan
Komunikasi
dari
Sekolah
penyelenggaraan
program
tersebut
akan
yang dijalankan oleh
program
tetapi
sekolah
kepada orang tua siswa dan pihak diluar sekolah
Pengelolaan Program Sekolah…(Anita Dwi Astuti) 3
masih
dirasa
kurang
terutama
dalam
hal
Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan
penyampaian pencapaian dan perkembangan kegiatan
dalam
pengelolaan
program.
Ini
data
penelitian
ini
menggunakan tiga teknik yaitu wawancara,
merupakan hal yang perlu ditingkatkan karena
observasi dan studi dokumentasi.
komunikasi yang baik dari pihak sekolah dan
Teknik Analisis Data Dalam penelitian ini uji keabsahan data
dilakukan secara lebih efektif akan membantu dalam pencapaian tujuan program dengan lebih
yang
digunakan
baik.SMA N 2 Klaten memiliki masalah dalam
trianggulasi data. Analisis data yang digunakan
penyediaan tenaga pendidik yang berkompetensi
peneliti
profesional dalam hal pendidikan lingkungan
meliputi reduksi data, display data, penarikan
hidup dan mitigasi bencana. Sebagian besar
kesimpulan dan verifikasi.
yaitu
peneliti
dengan
adalah
dengan
langkah-langkahnya
tenaga pendidik disana adalah guru-guru mata pelajaran yang turut mengampu materi tentang
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
pendidikan lingkungan hidup dan mitigasi
Pengelolaan program sekolah berwawasan
bencana dengan mengintegerasikannya dalam
lingkungan dan mitigasi bencana (SWALIBA)
tiap-tiap mata pelajaran, namun tidak jarang
di SMA N 2 Klaten.
tutor
dari
universitas
yang
Tujuan dari penyelenggaraan program
merupakan
mahasiswa dari jurusan yang terkait turut
SWALIBA
membantu dalam mengisi materi di SMAN 2
pendidikan kepada siswa mengenai wawasan
Klaten.
lingkungan dan mitigasi bencana dengan melihat
METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan pada bulan Mei 2015 sampai Juni 2015 berlokasi di SMA N 2 Klaten. Subyek Penelitian Fokus penelitian ini adalah Pengelolaan program sekolah berwawasan lingkungandan mitigasi bencana (SWALIBA) di SMA N 2 Klaten. Responden dalam penelitian ini terdiri dari kepala sekolah, pengelola, dan guru mata pelajaran.
adalah
untuk
memberikan
potensi yang ada serta ditunjang dengan sarana dan
prasarana
didasari
dari
yang
memadai.Hal
tersebut
kebutuhan
tentang
adanya
pendidikan lingkungan hidup dan mitigasi bencana disebabkan oleh letak kabupaten yang secara geografis menyimpan potensi bencana. Perencanaan Program SWALIBA Perencanaan
Program
SWALIBA
merupakan seluruh proses kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan perencanaan konten program, sarana dan prasarana, pembiayaan, serta
personil
yang
terlibat
dalam
penyelenggaraan program. Menurut pendapat Sudjana (2004: 57) bahwa perencanaan sebagai sebuah
proses
yang
sistematis
dalam
pengambilan keputusan tentang apa yang akan
4 Jurnal Hanata Widya Tahun 2016
akan
tersebut, walaupun secara teknis tentang tugas-
dilakukan
tugas yang idealnya dilakukan oleh guru yang
supaya lebih jelas arah dan tujuan dari
diberi tanggung jawab sebagai pengelola ada.
diselenggarakannya sebuah program, sehingga
Dalam
dalam pelaksanaannya dapat berjalan sesuai
kendala yang datang dari pihak internal sekolah,
dengan harapan.Perencanaan dalam program
seperti halnya dalam pembagian tugas yang jelas
SWALIBA
dilakukan
pada
datang.Kegiatan
waktu
perencanaan
meliputi
program,
sarana
ini
pelaksanaannya
terdapat
konten
dan tersusun dalam struktur organisasi namun
anggaran/
dana,
dalam pelaksanaannya tugas-tugastersebuttidak
serta
dilaksanakan secara ideal sesuai tanggung jawab
dan
prasarana
perencanaan personil dalam penyelenggaraan
masing-masing pengelola.
SWALIBA.
Pelaksanaan program SWALIBA
Dari
beberapa
perencanaan
perencanaan
perencanaan
yang
hasil
penelitian
yang
Pelaksanaan dalam program SWALIBA
dilakukan, peneliti melihat bahwa dalam proses perencanaan SWALIBA dari pihak internal
merupakan
sekolah
bentuk
dari
implementasi
matang
dalam
perencanaan yang dituangkan dalam bentuk
perencanaan program
tersebut
kegiatan.Adapun pelaksanaan dalam program
personil.
SWALIBA meliputi kegiatan pengorganisasian,
Mengacu dari pendapat diatas mengenai hal-hal
koordinasi dan pelaksanaan kegiatan SWALIBA
yang idealnya dilakukan dalam merencanakan
baik kegiatan pembelajaran di kelas maupun
sebuah program sebaiknya dilihat dari berbagai
kegiatan
sisi dalam menganalisis, antara lain hal apa yang
lainnya.Pelaksanaan
harus dilakukan dalam merencanakan program,
pelaksanaan yang secara ideal melaksanakan
mengapa dilakukan perencanaan, siapa yang
perencanaan
harus mengerjakan, kapan harus dikerjakan,
program sebelumnya.
dimana harus dikerjakan dan bagaimana cara
a. Pengorganisasian
masih
menganalisis terutama
dalam
kurang
merencanakan
partisipasif
serta
yang
yang
telah
baik
ditetapkan
kegiatan adalah
dalam
mengerjakannya. Dalam kegiatan perencanaan
Proses seleksi atau perekrutan sumber
dapat dilihat bahwa perencanaan program secara
daya manusia pada umumnya menurut Marihot
umum telah memenuhi ketentuan diatas, seperti
Tua (2005: 129), pertama menganalisis tuntutan
dalam menentukan struktur organisasi dilakukan
pekerjaan berdasarkan analisis jabatan dan
musyawarah untuk menentukan tanggung jawab
analisis
sebagai pengelola program yang didalamnya
menentukan jenis orang yang akan diperlukan
terdapat tugas-tugas yang harus dijalankan oleh
menyangkut keterampilan, kemampuan, dan
tiap-tiap pengelola. Dalam perencanaan program
pengetahuan
SWALIBA di SMA N 2 Klaten peneliti tidak
menentukan alat dan prosedur yang digunakan.
melihat adanya perencanaan program secara
Pengorganisasian
menyeluruh yang meliputi hal-hal yang bersifat
perencanaan personil. Dalam pengorganisasian
teknis sebagai acuan dalam pelaksanaan program
SWALIBA, ditinjau pula dari segi pelaksanaan
organisasi,
dan
selajutnya
yang
erat
terakhir
kaitannya
adalah
adalah
dengan
Pengelolaan Program Sekolah…(Anita Dwi Asuti) 5
yang berkaitan dengan penyampaian materi
terkait dengan SWALIBA tersebut dibuat oleh
SWALIBA melalui mata pelajaran. Dalam hal
tiap
ini berkaitan dengan peran masing-masing guru
siswanya.Pelaksanaan dalam pengorganisasian
pelajaran dalam penyampaian materi di dalam
program
kelas
kegiatan
pembentukan sebuah struktur organisasi yang
pembelajaran. Dari hasil penelitian dan melihat
bekerja sebagai pengelola program.Pengelola
dokumentasi SWALIBA, peran dan tugas pokok
dalam program SWALIBA yang tersusun dalam
tim sekolah dalam penyelenggaraan SWALIBA
struktur organisasi merupakan guru-guru yang
antara lain yaitu:Mengkaji kondisi lingkungan
diberi tambahan tugas untuk menangani hal-hal
hidup sekolah, kebijakan sekolah, kurikulum
yang
sekolah, kegiatan sekolah dan sarana prasarana.
program. Dari hasil penelitian, dapat dilihat
1) Membuat rencana kerja dan mengalokasikan
bahwa secara terstruktur sudah ada pembentukan
anggaran sekolah berdasarkan hasil kajian
tim yang menangani SWALIBA, seperti yang
dan disesuaikan dengan komponen, standar
terlihat dalam studi dokumentasi. Tim tersebut
dan implementasi.
terdiri dari ketua program atau pengelola dan
yang
melibatkan
proses
guru
untuk
disampaikan
SWALIBA
berkaitan
kepada
dilakukan
dengan
dengan
penyelenggaraan
2) Melaksanakan rencana kerja sekolah.
bagian lain yang ditangani seperti humas, sarana
3) Melaksanakan pemantauan dan evaluasi.
dan prasana, kurikulum, dan lain-lain.Hal lain
4) Menyampaikan
yang ditemui oleh peneliti bahwa dalam struktur
laporan
kepada
kepala
sekolah dengan tembusan kepada Kepala
tersebut
Badan/Kantor
diberikan jabatan dalam pengelolaan SWALIBA,
Lingkungan
Hidup
dan
masing-masing
pengelola
telah
namun tugas masing-masing tersebut belum
Instansi terkait lainnya. Dalam struktur organisasi yang peneliti
secara maksimal dijalankan sesuai dengan tugas
cermati peran guru tersebut berada pada posisi
yang diemban dikarenakan job desk yang
yang
pelaksanaan
harusnya sebagai acuan dalam pelaksanaan
pembelajaran karena dalam proses penyampaian
sudah ada namun masih belum dijalankan secara
tersebut guru langsung bertatap muka dengan
ideal oleh pengelola yang bertugas dalam hal
siswa di kelas. Dalam pelaksanaannya, guru-
tersebut. Hal ini terlihat dari adanya pengelola
guru mata pelajaran tersebut membuat silabus
yang melaksanakan tugas pengelola lain yang
pembelajaran
materi
tidak sesuai dengan jabatannya dalam struktur
tentang SWALIBA didalamnya. Peneliti melihat
SWALIBA. Selain itu, dari studi dokumentasi
dalam observasi pada kegiatan pembelajaran
yang ada dalam struktur organisasi belum ada
agama di sekolah yakni guru turut menyisipkan
perubahan struktur walaupun sudah berganti
materi-materi tentang SWALIBA di dalamnya.
periode dalam kepemimpinan kepala sekolah.
Selain itu, melalui dokumen sekolah seperti
Dalam Penyelenggaraan program tentu akan
silabus mata pelajaran geografi dapat dilihat
lebih mudah dalam pelaksanaannya apabila tugas
bagaimana
dari
langsung
terlibat
dengan
pelaksanaan
dalam
menyisipkan
pembelajaran
yang
masing-masing
dapat
dijalankan
6 Jurnal Hanata Widya Tahun 2016
dalam
yang terkait dengan pelestarian lingkungan. Guru
perencanaan personil telah matang dan telah
mengkoordinir siswa untuk membawa berbagai
ditentukan
masing-masing
jenis tanaman yang temasuk dalam jenis tanaman
pengelola maka akan lebih memudahkan pihak
obat secara berkelompok. Dalam hasil observasi
pengelola dalam menjalankan tugas mereka,
yang peneliti lakukan terdapat juga koordinasi
sehingga penyelenggaraan program tersebut
lain yang dilakukan oleh pengelola kepada
menjadi lebih baik.
penanggung
b. Koordinasi
menginstruksikan kepada penanggung jawab
sebagaimana
mestinya.
job
desk
Apabila
untuk
Koordinasi merupakan satu rangkaian
jawab
kolam
yaitu
dengan
kolam untuk menambah jumlah ikan hias yang
SWALIBA.
telah ada. Selain itu koordinasi juga melibatkan
Koordinasi yang dilakukan dalam program
peran kepala sekolah dalam penyelenggaraan
SWALIBA akan turut menentukan bagaimana
program SWALIBA. Kepala sekolah sebagai
program dapat berjalan dengan baik. Menurut
seorang manajer dalam sekolah memiliki peran
Sukanto
57)
dan tanggung jawab dalam mengelola sebuah
usaha
program yang diselenggarakan oleh sekolah. Hal
dalam
pengelolaan
program
Reksohadiprojo
pengkoordinasian
(1992:
merupakan
mensinkronkan dan menyatukan segala kegiatan
tersebut
dalam
tujuan
program, seperti dalam program SWALIBA yang
program
tidak terlepas dari peranan kepala sekolah
SWALIBA koordinasi memiliki peran yang
sebagai pemimpin dalam institusi sekolah.
penting karena dengan pengkoordinasian yang
Dalam
baik perbedaan-perbedaan yang ada dalam
sekolah sangat besar karena apabila peran
organisasi
tersebut dijalankan sebagaimana mestinya akan
organisasi
agar
organisasi.Dalam
dalam
tercapai
penyelenggaraan
tersebut
pelaksanaan
dapat
diatasi.Koordinasi
program
SWALIBA
akan
mendukung
program
membawa
jalannya
SWALIBA,
pengaruh
yang
kepala
besar
pencapaian
dan penanggung jawab berbagai bidang yang ada
diselenggarakan. Menurut Sondang P. Siagian
dalam struktur organisasi. Selain koordinasi yang
dalam Tim Dosen Administrasi Pendidikan
dilakukan antara pengelola juga ada koordinasi
Universitas Pendidikan Indonesia (2009: 125)
yang terjadi dalam proses pembelajaran yakni
kepemimpinan merupakan motor atau daya
antara guru dan murid. Selain itu koordinasi juga
penggerak daripada semua sumber-sumber, dan
terjadi
berbagai
alat yang tersedia bagi suatu organisasi. Peran
misalnya
kepala sekolah di SMA N 2 Klaten cukup
penanggung
pengelola jawab
dan
kegiatan
karena
program
dalam
melibatkan seluruh warga sekolah termasuk guru
antara
sebuah
peran
sebuah
telah
koordinator atau penanggung jawab kolam atau
bervariasi
kantin sehat. Hasil pengamatan peneliti dalam
pergantian kepala sekolah sejak ditetapkannya
melihat koordinasi dapat dicermati melalui
program
kegiatan pembelajaran biologi, yakni guru
masing-masing kepala sekolah menjadi beragam,
memberikan materi dalam kegiatan praktikum
namun secara umum tugas kepala sekolah yaitu
SWALIBA,
terjadi
yang
sehingga
tiga
peran
kali
dari
Pengelolaan Program Sekolah…(Anita Dwi Astuti) 7
sama. Adanya peran yang beragam adalah
kadang ada pula pihak-pihak dari luar sekolah
ditinjau dari bagaimana keterlibatan kepala
yaitu
sekolah dalam penyelenggaraan program. Bila
melakukan evaluasi atau memberikan materi
dilihat secara umum atau keseluruhan, peran
tersebut. Waktu pelaksanaan evaluasi idealnya
kepala sekolah bisa dikatakan cukup bagus hal
dilakukan dalam periode khusus, hal tersebut
itu
dilakukan
dilihat
diberikan
dari
dukungan-dukungan
dalam
penyelenggaraan
yang
program
dari
beberapa
untuk
instansi
membantu
melihat
bagaimana
perkembangan program dalam jangka waktu
SWALIBA. Dukungan-dukungan yang diberikan
tertentu,
berupa
ataupun kelebihannya sebagai acuan untuk
dukungan
materiil
dan
non
sehingga
bisa
kekurangan
materiil
berupa
perbaikan
materiil
berupa
SWALIBA sendiri saat ini secara khusus belum
motivasi dan pengarahan kepada pengelola
memiliki periode yang rutin. Evaluasi yang
SWALIBA.
dilakukan hanya ketika ada kegiatan yang
materiil.Untuk
dukungan
fasilitas-fasilitas
dan
non
program
dilihat
selanjutnya.
Program
berkaitan dengan SWALIBA. Menurut Stoner james (1988) dalam Yayat Herujito (2001: 248-
Evaluasi program SWALIBA penting
249) empat langkah dasar dalam evaluasi yaitu,
dalam sebuah program karena dari hasil evaluasi
(a) Menentukan standar dan metode yang
tersebut dapat dilihat bagaimana perkembangan
digunakan
program dan dapat dilihat pula kekurangan
Mengukur prestasi kerja, (c) Menganalisis
sertakelebihannya.
apakah prestasi kerja memenuhi syarat, dan (d)
Evaluasi
merupakan
bagian
Proses
evaluasi
yang
untuk
mengukur
Melakukan
terbatas pada evaluasi yang melibatkan kegiatan-
langkah dasar dari teori tersebut, kegiatan
kegiatan dalam program SWALIBA, proses
evaluasi dalam program SWALIBA di SMA N 2
evaluasi belum meluas pada program secara
Klaten belum sesuai dengan tahapan diatas.Hal
menyeluruh
yang dievaluasi dalam program SWALIBA
hanya
pada
komponen
berupa
dilakukan
saat
pelaksanaan atau kegiatan yang berkaitan dengan
kegiatan, sehingga proses evaluasi dilakukan
program SWALIBA. Kegiatan dalam program
pada akhir setiap kegiatan misalnya dalam
SWALIBA yang dievaluasi seperti simulasi yang
pelatihan mendirikan tenda besar. Sebelumnya
didalamnya terdapat aspek yang dievaluasi
siswa diberi kesempatan untuk mendirikannya,
misalnya jenis kegiatan apa yang dilaksanakan,
namun ternyata membutuhkan waktu yang lama
tempat kegiatan, anggaran yang digunakan,
kemudian setelah dievaluasi mereka kemudian
waktu kegiatan dan lain-lain. Selain itu dalam
diberikan
kegiatan
tehnik
pengamatan
sehingga
pada
waktu
yang
yang yang
evaluasi
Berdasarkan
kegiatan program. Kegiatan evaluasi tersebut melalui
kegiatan
korektif.
(b)
dilakukan dalam program SWALIBA masih
yaitu
tindakan
prestasi,
berkaitan
dari
kegiatan
dengan
terintegrasi
dalam
materi
dibutuhkan untuk mendirikan tenda menjadi
SWALIBA
mata
lebih singkat.Dalam kegiatan evaluasi tersebut
pelajaran, aspek mengenai evaluasi dapat dilihat
8 Jurnal Hanata Widya Tahun 2016
dalam
indikator
tiap-tiap
mata
pelajaran.
sehari-hari.
Ketika
siswa
bentuk
praktek
tentang
berpendapat
kemungkinan besar mereka akan memahami,
aspek
yang dievaluasi
dalam
materi
Anderson (1987) dalam Sudjana (2004: 260) bahwa
SWALIBA
diberikan
adalah, (a) persiapan program yang terdiri dari
namun
identifikasi program, pemetaan konsep program,
membudaya sehingga akan memberikan dampak
perkiraan
yang lebih besar pada lingkungan terdekat di
biaya,
kelayakan
pelaksanaan,
proyeksi tuntutan baru dan daya dukung program,
(b)
Kemungkinan
tindak
selebihnya
diharapkan
semakin
sekitarnya. Selain itu hambatan yang muncul ada
lanjut,
penghentian
program,
(c)
pada pihak internal sekolah, perbedaan sudut
memodifikasi
program,
(d)
pandang dalam memahami manfaat dari program
Dukungan program dari masyarakat, kekuatan
SWALIBA belum sepenuhnya sama, karena
politik, sumber biaya dan profesi, (e) Hambatan
masih ada sikap yang dapat dikatakan apatis
program dari masyarakat, kekuatan politik, (f)
dalam penyelenggaraan program tersebut. Dari
Keilmuan
sikap
perluasan,
dan
Kemungkinan
dan
teknologi
yang
mendasari
tersebut
akhirnya
muncul
adanya
program seperti pendidikan, psikologi, sosial,
pandangan bahwa pihak-pihak yaitu guru yang
ekonomi, metodologi evaluasi dan lain-lain.
tidak terlibat langsung dalam struktur organisasi
Dalam evaluasi program SWALIBA
pengelola SWALIBA menjadi minim perannya,
belum dapat diidentifikasi tindak lanjut atau
karena menganggap bahwa hal tersebut bukan
kemungkinan dalam penyelenggaraan program
menjadi tanggung jawabnya.
secara
Saran
keseluruhan
karena
evaluasi
yang
dilakukan berupa bagian kecil dari pelaksanaan
Bagi Kepala Sekolah, evaluasi program
penyelenggaraan program dan belum diadakan
secara menyeluruh meliputi tiap-tiap komponen
evaluasi secara menyeluruh, sehingga untuk
program hendaknya dilakukan. Hal tersebut
melihat perkembangan dari penyelenggaraan
merupakan kagiatan yang penting dilakukan
program tersebut belum dapat dilihat disetiap
dalam
komponennya.
kegiatan
dilakukannya evaluasi secara menyeluruh akan
program secara keseluruhan telah dilakukan
memudahkan dalam mengidentifikasi adanya
maka dasar teori diatas dapat dijadikan patokan
kekurangan
oleh
melihat
penyelenggaraan program secara menyeluruh,
tersebut
sehingga tingkat keberhasilan program dapat
peneliti
bagaimana
Idealnya
untuk
apabila
lebih
proses
dalam
evaluasi
berlangsung.Hambatan terbesar yang muncul dalam penyelenggaraan program SWALIBA
sebuah
program,
maupun
karena
dengan
kelebihan
dalam
diukur melalui kriteria. Bagi
guru
pengelola,
adalah bagaimana membudayakan kepada para
Pengorganisasian
siswa tentang SWALIBA ini agar mereka tidak
hendaknya disesuaikan dengan tugas masing-
hanya
dapat
masing personil. Untuk itu, job desk sebaiknya
kehidupan
diperjelas sehingga masing-masing pengelola
disekolah
saja,
mengimplementasikannya
namun dalam
dan
dan
pembagian
tugas
Pengelolaan Program Sekolah…(Anita Dwi Astuti) 9
bisa
lebih
bertanggung
jawab
dalam
menjalankan tugasnya sesuai dengan struktur organisasi yang telah dibuat serta peran guru lain
hendaknya lebih ditingkatkan, meskipun dalam struktur tidak termasuk dalam jajaran pengelola, namun dengan peningkatan peran masingmasing guru tersebut akan menjadi motivasi yang lebih besar karena tanggung jawab dari penyelenggaraan program akan menjadi milik bersama.
Dengan
demikian
program
akan
berjalan dengan lebih baik lagi. DAFTAR PUSTAKA Dwi
Siswoyo, dkk. (2008). Ilmu Pendidikan.Yogyakarta: UNY Press. UU RI No. 24 Tahun 2007.Tentang Penanggulangan Bencana. Sudjana, Nana dan Akhmad Rifa’i. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algesindo. Marihot Tua Efendi Harianja. (2005). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia. Sukanto Reksohadisuprodjo. (1992). Dasardasar Manajemen. Yogyakarta: BPFE. Yayat M. Herujito. (2001). Dasar-dasar Manajemen. Jakarta: Grasindo. Tim Dosen Administrasi Pendidikan. (2009). Manajemen Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
10 Jurnal Hanata Widya Tahun 2016
PENGELOLAAN PROGRAM SEKOLAH BERWAWASAN LINGKUNGAN DAN MITIGASI BENCANA (SWALIBA) DI SMA N 2 KLATEN
Artikel Jurnal
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh Anita Dwi Astuti NIM 10101241033
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA NOVEMBER 2015
Pengelolaan Program Sekolah…(Anita Dwi Astuti) 11