Publika, Jurnal S1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 1 Edisi Maret 2016 http://jurnafis,untan.ac.id;http
EVALUASI PROGRAM PELATIHAN WIRAUSAHA MODEL CEFE DI KOTA PONTIANAK Oleh: SUSILA ERNAWATI NIM. E21111066 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Tanjungpura Pontianak Tahun 2016 Email :
[email protected]
Abstrak Permasalahan dalam penelitian ini diantaranya proses perekrutan peserta pelatihan tidak transparan serta sumber daya manusia bukan kalangan yang mempunyai latar belakang enterpreuner. Adapun tujuan penelitian adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang menyebabkan proses pelaksanaan program pelatihan wirausaha model CEFE di Kota Pontianak belum maksimal. Dengan menggunakan pendekatan teori Sabatier dan Mazmanian yang terdiri dari tiga aspek yaitu a. Karakteristik Masalah b. Daya Dukung Peraturan c. Variabel Non Peraturan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Adapun hasil penelitian ditinjau dari aspek isi kebijakan yaitu pertama karakteristik masalah, dimana masih kurangnya ketersediaan teknologi dan teori teknis, kedua daya dukung peraturan yang belum mendukung dilaksanakannya proses pelatihan ketiga variabel non peraturan di mana implementor kurang memperhatikan kondisi sosial budaya tempat dilaksanakannya kebijakan tersebut. Saran yang dapat diberikan sebagai suatu masukan adalah sebagai berikut: pembuat kebijakan harus lebih memahami karakteristik masalah yang ada dalam pelaksanaan pelatihan yang pernah dilaksanakan sebelumnya agar dapat meminimalkan terjadinya kesalahan yang sama. Saran lainnya yaitu hendaknya pembuat kebijakan membuat suatu peraturan yang benar-benar dapat menjadi dasar pelaksanaan pelatihan dengan memberikan sanksi bagi pelanggarannnya serta dengan memperhatikan kondisi sosial budaya setempat agar pelatihan dapat sesuai dengan kebutuhan masyarakat sekitar dan agar hasil akhir pelatihan dapat terlaksana seperti apa yang menjadi tujuan pembuat kebijakan. Kata-kata kunci : Evaluasi, Program, Pelatihan Wirausaha, kebijakan publik.
TRAINING PROGRAM EVALUATION OF MERCHANDISISE MODEL CEFE IN TOWN PONTIANAK Abstract The problem in this study include prosses recruitment of trainees are not transparent and human resources are not from among those who have a background in enterpreuner. As for the purpose of this study was to analyze the factor that Ied to the implementation of enterpreneurship training of CEFE’s program in pontianak. By using a theoretical theory of Sabatier and Mazmanian consisting of three aspect are characteristic of the problem, the carrying capacity of regulatory and non regulatory variables. The method used in this research is descriptive method with qualitative approach. As for the results in terms of policy content aspect that is the first characteristic of the problem, which is still a lack of availability of technology and technical theory. The second is carrying the regulations do not yet support the implementation of the training process. The third is nonregulatory variables where implementor less attetion to social and cultural conditions where the policy implementation. Advice that can be given as an input is as follows : policymakers need to better understand the caracteristics of the existing problems in the implementation of training never before implemented in order minimize the occurrence of the same error. Other suggestions which should policymakers make a rule that actually can be the basis for implementing the training by providing sanctions for the offense as well as taking into consideration the local socio-cultural training can fit the needs of local communities and that the final results of trainings held can be implemented as any the objectives of policy makers Keywords: Evaluation, Program, Entrepreneurial Training, public policy. 1 SUSILA ERNAWATI , NIM. E21111066 Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP Untan
Publika, Jurnal S1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 1 Edisi Maret 2016 http://jurnafis,untan.ac.id;http
yang
A. PENDAHULUAN
dikenal
dengan
istilah
Social
Entrepreneur merupakan salah satu faktor Indonesia merupakan salah satu
yang memberi dampak positif terhadap
Negara di Asia dengan jumlah penduduk
pengembangan
tertinggi
yakni
wirausaha adalah orang yang menciptakan
dan
bisnis baru dengan mengambil resiko dan
nomor
empat
248.645.008
jiwa
berdasarkan
angka
dunia
tahun
2013
Produk
Domestik
ketidak
pastian
Bruto (PDB) perkapita peringkat 122
keuntungan
negara
cara
termiskin
dari
184
negara.
perekonomian
bangsa.
demi
mencapai
dan pertumbuhan dengan
mengindentifikasikan
peluang
Indonesia lebih miskin dari Singapore,
dengan menggabungkan
Malaysia
artinya
yang diperlukan untuk mendirikannya,
Indonesia dengan segala potensi alam
wirausaha tidak mencari resiko, mereka
yang
mencari
bahkan
ada
Thailand,
masih
belum
mampu
peluang.
sumber daya
Tingginya
jumlah
memberikan nilai tambah yang lebih bagi
penduduk dengan usia produktif yang
perekonomian bangsa secara merata dan
tidak
menyeluruh. Dampak dari kemiskinan di
pekerjaan
Indonesia adalah Pengangguran, dimana
pengangguran, pilihan menjadi
jumlah
wirausaha
pengangguran
di
Indonesia
diimbangi
dengan
membuat
tingginya
angka
tingginya
Angka
pengangguran,
menjadi
mengakibatkan
seorang alternatif
mengurangi
akan
angka
merupakan
Februari 2013 mencapai 17,7 juta jiwa. tersebut
lapangan
wirausaha
ketidak stabilan perekonomian yang dapat
bukanlah sesuatu yang instan, selain bakat
memperlambat
yang dimiliki
kemajuan
bangsa,
untuk menjadi seorang
perekonomian memiliki peranan penting
wirausaha, mempelajari banyak hal agar
dalam pembangunan suatu negara, jika
dapat menjadi seorang wirausaha yang
perekonomian suatu bangsa lemah tentu
sukses menjadi kebutuhan bagi calon
akan sulit mewujudkan
maupun seorang wirausaha. Di Indonesia,
kesejahteraan
suatu bangsa. Semakin tinggi jumlah
khususnya di Pontianak
wirausaha di suatu negara tentu semakin
masyarakat untuk membuka usaha sebagai
tinggi
pertumbuhan
tujuan masa depan masih merupakan
meningkatkan
bukan suatu kebanggaan bagi masyarakat.
pula
perekonomiannya, untuk pertumbuhan bangsa
perekonomian
suatu
diperlukan setidaknya 2 %
Sebagai pemerintah
bentuk
terhadap
ketertarikan
kepedulian perkembangan
entrepreneur dari total jumlah penduduk
wirusaha di Indonesia khususnya di Kota
suatu negara. Kewirausahaan sosial atau
Pontianak dalam hal ini Departemen 2
SUSILA ERNAWATI , NIM. E21111066 Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP Untan
Publika, Jurnal S1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 1 Edisi Maret 2016 http://jurnafis,untan.ac.id;http
Perindustrian
melalui
Unit
Industri Kecil Menengah
Pelatihan
kesempatan kerja bagi dirinya sendiri
(UP-IKM)
maupun orang lain sesuai dengan tuntutan
bekerja sama dengan Bank Mandiri membuat
program
pembangunan.
Pelatihan
Berdasarkan
pengamatan
awal
Kewirausahaan Model CEFE. Creation
pada lokasi penelitian program pelatihan
Enterprises Formation Of Entrepreneurs
wirausaha
atau
mencapai hasil seperti yang diharapkan
disingkat
Pembentukan
‘CEFE’
Usaha
-
yaitu
pembentukan
pengusaha
adalah
Pelatihan
kewirausahaan
yang dilakukan dalam
model
dikarenakan
‘CEFE’
belum
beberapa
indikasi
permasalahan dalam program pelatihan model ‘CEFE’ yaitu ::
rangka merekrut calon wirausaha ataupun
Proses
perekrutan
peserta
mereka yang sudah mempunyai usaha
pelatihan tidak transparan, Sumber Daya
untuk mengembangkan usahanya melalui
Manusia
pelatihan merupakan salah satu program
mempunyai latar belakang enterpreuner
yang di laksanakan kepedulian Departemen
bukan
kalangan
yang
sebagai bentuk
Berdasarkan uraian pada latar
Pemerintah dalam hal ini
belakang masalah yang diuraikan diatas
Perindustrian
pada
untuk lebih fokus pada masalah
yang
pentingnya wirausaha di Indonesia. CEFE
akan penulis paparkan maka penulis
merupakan suatu program pelatihan yang
membatasi masalah pada ‘ Evaluasi
bertujuan untuk meningkatkan jumlah
Proses Pelaksanaan Program Pelatihan
wirausaha yang berkualitas dan inovatif.
Wirausaha Model ‘CEFE’
Di Kota
CEFE merupakan pelatihan yang
Pontianak‘ Adapun rumusan masalah
dilakukan untuk memberi pendidikan dan
yang dikemukakan sebagai berikut :
pelatihan
‘Apakah
bagi para pengusaha maupun
Proses Pelaksanaan Program
calon pengusaha dalam berwirausaha
Pelatihan Wirausaha Model ‘CEFE’ di
diantaranya :
Kota Pontianak
Mendorong
peserta agar lebih
sudah berjalan dengan
baik.
terpacu motivasinya untuk membuka dan mengembangkan usaha, melatih peserta agar secara bertahap dapat mempunyai kompetensi kewirausahaan dan bisnis, melatih wirausaha agar mampu untuk mendirikan daan mengembangkan usaha yang
layak
dan
dapat
menciptakan
B. KERANGKA TEORITIS
Kebijakan
yang
baik
tidak
memiliki arti apa-apa jika tidak dapat 3
SUSILA ERNAWATI , NIM. E21111066 Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP Untan
Publika, Jurnal S1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 1 Edisi Maret 2016 http://jurnafis,untan.ac.id;http
diimplementasikan. kebijakan
Implementasi
merupakan tahapan yang
sangat penting dalam keseluruhan struktur kebijakan, karena
melalui prosedur ini
yang mendukung maupun yang tidak mendukung suatu rencana. Menurut Dunn (dalam Nugroho, 2009:608-610)
istilah evaluasi dapat
proses kebijakan secara keseluruhan dapat
disamakan dengan penaksiran (appraisal),
dipengaruhi tingkat keberhasilan atau
pemberian angka (rating) dan penilaian
tidaknya
Suatu
(assessment). Evaluasi berkenaan dengan
agar
produksi informasi mengenai nilai atau
pencapaian
tujuan.
kebijakan harus dimplementasikan
mempunyai dampak dan tujuan yang
manfaat
hasil
kebijakan.
Evaluasi
diinginkan.
memberi informasi yang valid dan dapat
Evaluasi berasal dari kata bahasa
dipercaya mengenai kinerja kebijakan
Inggris ‘ Evaluation’ yang diserap dalam
yaitu seberapa jauh kebutuhan, nilai dan
perbendaharaan istilah bahasa Indonesia
kesempatan telah dapat dicapai melalui
dengan
tindakan
tujuan
mempertahankan
kata
publik,
evaluasi
aslinya dengan sedikit penyesuaian lafal
sumbangan pada klarifikasi
Indonesia menjadi ‘Evaluasi’ yang dapat
terhadap nilai-nilai
diartikan memberikan penilaian dengan
pemilihan
membandingkan satuan
tertentu
kuantitatif.
dan
memberi dan kritik
yang mendasari
target,
ibarat
sebuah
sesuatu hal
dengan
perjalanan menuju sebuah tujuan, maka
sehingga
bersifat
ada saja kemungkinan
Pengertian evaluasi yang
menghadang
resiko yang
selama perjalanan
bersumber dari kamus Oxford Advanced
membuat perjalanan
Leaner’s Dictionary of Current English
nyaman
evaluasi adalah to find out, decide the
sampai tujuan, begitu juga dengan sebuah
amount or value yang artinya suatu upaya
kebijakan
yang sudah dirancang dan
untuk menentukan nilai atau jumlah.
ditetapkan
untuk
(Oxford, 2008:151 ). Abdullah (1987:30)
kemungkinan apa saja mungkin terjadi.
mengemukakan definisi evaluasi adalah
Agar dalam kontek dan tujuan untuk
sebagai salah satu fungsi manajemen
memastikan agar perjalanan dan arahnya
berurusan
untuk
bisa dilakukan dengan lancar dan sampai
mempertanyakan efektivitas dan efisiensi
pada tujuannya seperti yang diharapkan,
pelaksanaan dari suatu rencana sehingga
maka diperlukan sebuah kegiatan yang
mengukur se objektif mungkin hasil-hasil
bernama evaluasi. Evaluasi
dari pelaksanaaan
itu dengan ukuran-
untuk memastikan bahwa bukan hanya
ukuran yang dapat diterima pihak-pihak
arah, tetapi kecepatan, maksud serta
dan
berusaha
tersebut
yang tidak
dan berkonflik walau tetap
ke
sebuah
tujuan,
diperlukan
4 SUSILA ERNAWATI , NIM. E21111066 Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP Untan
Publika, Jurnal S1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 1 Edisi Maret 2016 http://jurnafis,untan.ac.id;http
tujuan yang diharapkan bisa diraih meski
publik menjadi tiga yaitu : tipe pertama,
selalu ada kemungkinan resiko kegagalan.
evaluasi kebijakan publik yang dipahami
Suatu proses evaluasi lebih menekankan
sebagai
kegiatan
pada bagaimana suatu hasil atau outcome
evaluasi
yang
diperoleh dibandingkan melihat hasil itu
bekerjanya kebijakan, ketiga evaluasi
sendiri, berdasarkan pernyataan itu dapat
kebijakan sistematis yang melihat secara
dikatakan bahwa penyelenggaraan suatu
objektif program-program kebijakan yang
program dilakukan dengan memfokuskan
ditujukan untuk mengukur dampaknya
diri pada hasil dari program. Sedangkan
bagi masyarakat dan sejauh mana tujuan-
evaluasi proses diarahkan pada seberapa
tujuan untuk mengukur dampaknya bagi
jauh kegiatan yang dilaksankan
masyarakat dan sejauh mana tujuan-tujuan
sudah
terlaksana sesuai dengan rencana, evaluasi menunjuk pada apa (what) kegiatan yang
fungsional,
kedua,
memfokuskan
pada
yang telah dinyatakan telah dicapai. Menurut Sabatier dan Mazmanian
dilakukan dalam program, siapa (who)
(Wibawa,
orang yang ditunjuk sebagai penanggung
kebijakan
jawab program, kapan (when) kegiatan
masalah,
akan selesai.
variabel non peraturan
Evaluasi menurut 2013:119)
Kebijakan
Publik
2010)
evaluasi
mencakup
proses karakteristik
daya dukung peraturan dan
1. Karateristik Masalah
Mustofadijaya (dalam Rusli,
Yaitu
merupakan kegiatan untuk
suatu
dimana dalam melaksanakan kebijakan
harus
sudah
menilai atau melihat keberhasilan dan
memprediksi
kegagalan pelaksanaan suatu kebijakan
masalah yang akan terjadi dalam
publik,
pelaksanaannya
oleh
karena
itu
evaluasi
mudah/sukarnya
dengan
merupakan kegiatan pemberian nilai atas
memperhatikan :
sesuatu fenomena di dalamnya terkandung
a. Ketersediaan teknologi
pertimbangan nilai
(value
teknis,
dan teori
Semakin maju suatu
judgement) tertentu. Pembuat kebijakan
Negara semakin maju pula teknologi
dan
senantiasa
yang dimilikinya, bila teknologi
membuat penilaian terhadap keberhasilan
tersebut dimanfaatkan semaksimal
atau dampak dari kebijakan-kebijakan
mungkin
khusus, program-program dan proyek-
kegiatan
proyek yang dilaksanakan itu, selanjutnya
pelaksanaan
James Anderson
Begitu pula dengan pelaksanaan
para
2013:119)
administrator
(dalam Rusli,
membagi evaluasi kebijakan
suatu
untuk
sarana
suatu
tentu akan memudahkan kegiatan
kebijakan,
tersebut.
pemanfaatan 5
SUSILA ERNAWATI , NIM. E21111066 Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP Untan
Publika, Jurnal S1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 1 Edisi Maret 2016 http://jurnafis,untan.ac.id;http
teknologi
sebagai
pelaksanaan
sarana
suatu
kebijakan
kebijakan yaitu : a. Kejelasan/konsistensi tujuan,
Sebuah
kebijakan
harus
membantu dan memudahkan proses
mempunyai kejelasan / konsistensi tujuan,
implementasi kebijakan tersebut
tujuan yang jelas dan terarah akan
b. Keragaman sasaran, yang
perilaku
Dengan berbeda
kelompok
latar belakang setiap
peserta
memudahkan proses pelaksanaannya Teori Kausal yang memadai,
b.
Teori
kausal atau teori sebab akibat merupakan
pelatihan mempunyai tujuan yang
dasar
berbeda pula, awalnya ada peserta
pembuat suatu kebijakan mendapatkan
yang ikut pelatihan
suatu sebab yang mengharuskan dibuatnya
disebabkan
dilaksanakan suatu kebijakan,
karena memang benar-benar ingin
sebuah
mengetahui tentang
pelaksanaan suatu kebijakan tersebut akan
berwirausaha,
kebijakan
ada yang sekedar ingin mencari
selalu
kesibukan tanpa berniat menjadi
ditimbulkan
wirausaha
kebijakan tersebut
c. Sifat populasi, Jumlah
penduduk
muncul
yang
dan
suatu
dengan
didalam
akibat
yang
dilaksanakannya
c. Sumber keuangan
mencukupi, Sumber keuangan
usia produktif yang tidak seimbang
yang mencukupi merupakan syarat mutlak
dengan jumlah lapangan pekerjaan
yang harus ada dalam proses pelaksanaan
dapat menjadi tolok ukur tingginya
suatu kebijakan, suatu kebijakan tidak
angka pengangguran.
akan dapat dilaksanakan tanpa adanya
d. Derajat perubahan perilaku yang diharapkan. pelatihan
Dengan
mengikuti
wirausaha model CEFE
sumber keuangan yang mencukupi untuk membiayai proses pelaksanaan kebijakan tersebut
d.
Integrasi organisasi
akan ada perubahan perilaku dari
pelaksana, Dalam suatu organisasi yang
masyarakat yang menjadi kelompok
terdiri dari banyak orang sering terjadi
sasaran atau masyarakat yang sudah
perbedaaan
mengikuti
permasalahan,
begitupun
setiap
pada
pelatihan
dalam
memandang wirausaha
orang
dalam
memahami
suatu
suatu
pemahaman kebijakan,
semakin banyak perbedaan pemahaman 2. Daya Dukung Peraturan Dalam
akan
melaksanakan
semakin banyak perbedaan yang
suatu
terjadi dalam
mengimplementasi suatu
kebijakan, pembuat suatu kebijakan sudah
kebijakan. e.
Rekrutmen dari pejabat
memperhitungkan
yang
pelaksana, dalam suatu organisasi yang
diperlukan dalam melaksanakan suatu
terdiri dari banyak orang sering terjadi
daya
dukung
6 SUSILA ERNAWATI , NIM. E21111066 Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP Untan
Publika, Jurnal S1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 1 Edisi Maret 2016 http://jurnafis,untan.ac.id;http
perbedaaan
dalam
memahami
permasalahan,
begitupun
setiap
pada
orang
suatu
Industri Kecil Menengah, ketertarikan
pemahaman
merupakan sikap peduli e, Dukungan
suatu
kebijakan,
kewenangan f. Komitmen
Suatu
semakin banyak perbedaan pemahaman
kebijakan dapat berjalan dengan baik bila
akan
para
semakin banyak perbedaan yang
terjadi dalam
mengimplementasi suatu
kebijakan.
f. Akses formal ke
pejabat
komitmen
pelaksana
dan
mempunyai
kemampuan
dalam
memimpin anggota organisasi tersebut
organisasi lain
untuk turut serta dan mendukung dalam
3. Variabel Non Peraturan
proses pelaksanaan kebijakan yang telah
Dalam
pelaksanaan
suatu
disetujui
untuk
dilaksanakan
dan
kebijakan hal lain yang harus diperhatikan
kemampuan pejabat pelaksana, Dalam hal
adalah
ini peneliti akan meneliti
Variabel
Non Peraturan
terdiri dari : a. Kondisi ekonomi di sekitar,
yang
sosial budaya Memperhatikan
faktor-faktor Evaluasi
Pelatihan
kondisi sosial budaya ekonomi disekitar
CEFE
manjadi keharusan bagi setiap pembuat
terlaksana
kebijakan agar dalam menetapkan dan
menggunakan
membuat suatu kebijakan
Mazmanian
b.
yang
di
Kota
mempengaruhi Wirausaha
Model
Pontianak
belum
dengan teori yang
mengenai
maksimal
Sabatier terdiri
dari
dan (1)
Perhatian pers terhadap masalah kebijakan
Karakteristik Masalah (2) Daya dukung
tersebut,
peraturan (3)
semakin besar perhatian pers
terhadap suatu kebijakan yang akan dan sedang dilaksanakan akan semakin banyak orang yang akan
peduli dan
menjadi
pemerhati dan pengawas terlaksananya kebijakan tersebut publik,
c. Dukungan
Dukungan publik dalam
proses pelaksanaan suatu kebijakan sangat diperlukan d. .Sikap dan sumber daya kelompok
sasaran
utama,
Ketertarikan sekelompok masyarakat yang menjadi
peserta
pelatihan
wirausaha
model CEFE merupakan sumber daya sasaran utama dalam proses pelaksanaan
Variabel Non Peraturan
yang digambarkan sebagai berikut : Gambar 1. Kerangka Fikir Evaluasi Program Pelatihan Wirausaha Model CEFE di Kota Pontianak Evaluasi Proses implementasi publik menurut Sabatier dan Mazmanian (Wibawa, 2010) 1. Karakteristik Masalah 2. Daya Dukung Peraturan 3. Variabel Non Peraturan
Masalah : 1. Proses Perekrutan Peserta Pelatihan tidak transparan 2. Sumber daya Manusia bukan kalangan yang mempunyai latar belakang enterpreuner
Proses implementasi Program Pelatihan Wirausaha Model ’CEFE’ di Kota Pontianak lebih berhasil
kebijakan yang dilakukan Unit Pelatihan 7 SUSILA ERNAWATI , NIM. E21111066 Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP Untan
Publika, Jurnal S1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 1 Edisi Maret 2016 http://jurnafis,untan.ac.id;http
Dalam
C. METODE PENELITIAN
Penelitian
ini
peneliti
menggunakn tehnik pengumpulan data Penelitian
dilaksanakan
sebagai berikut :Teknik Observasi, teknik
kualitatif
observasi dipergunakan peneliti dengan
deskriptif.
melakukan pengamatan secara langsung
Menurut Bogdan dan Taylor (Moleong,
terhadap gejala yang tampak pada objek
2002:3)
penelitian
menggunakan dengan
ini pendekatan
jenis penelitian
Metodologi Kualitatif sebagai
dengan
menggunakan
prosedur penelitian yang menghasilkan
pancaindera
selanjutmya
data deskriptif berupa kata-kata tertulis
mencatat,
menganalisis
atau lisan dari orang-orang dan perilaku
menyimpulkan,
yang dapat diamati, berdasarkan pendapat
digunakan sebagai teknik pengumpulan
tersebut maka dalam penelitian ini peneliti
data apabila peneliti ingin melakukan
berusaha mendiskripsikan berbagai hal
studi pendahuluan untuk menemukan
yang menyangkut Proses Pelaksanaan
permasalah yang harus diteliti, tetapi juga
Program
apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal
Pelatihan
Wirausaha
Model
CEFE di Kota Pontianak Adapun alasan
Teknik
peneliti dan Wawancara
dari informan serta Dokumentasi
peneliti memilih tempat tersebut karena lokasi penelitian memiliki revansi dengan topic penelitian yang akan
penulis
lakukan dan
penulis
melihat
dipilih karena
ada
permasalahan
dalam
pelaksanaan pelatihan wirausaha model CEFE
sehingga dalam pelaksanaannya
belum maksimal. Berdasarkan
pandangan
tersebut,
maka subjek penelitian ini terdiri dari : Kepala Subbag Tata Usaha, Kepala Seksi Pelatihan
Panitia Penerimaaan Peserta
Pelatihan model CEFE, 1 (satu)
panitia
penerimaan
model
peserta
pelatihan
CEFE, 1 (satu) orang calon peserta dan 1 (satu)
orang alumni Pelatihan Model
CEFE.
D.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sebagai Pemerintah
bentuk pada
masalah
Departemenen melaksanakan
kepedulian ini
Perindustrian Program
Pelatihan
Kewirausahaan Model CEFE. Adapun
maksud
dan
tujuan
dilaksanakannya Pelatihan Kewirausahaan Model CEFE di Pontianak adalah : Merekrut masyarakat yang mempunyai jiwa wirausaha untuk membuka dan menambah wawasan dalam berwirausaha, melatih peserta secara bertahap memiliki kompetensi kewirausahaan dan bisnis, 8
SUSILA ERNAWATI , NIM. E21111066 Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP Untan
Publika, Jurnal S1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 1 Edisi Maret 2016 http://jurnafis,untan.ac.id;http
melatih wirausaha agar mampu untuk
Nara sumber pada kegiatan Program
mendirikan dan mengembangkan usaha
Pelatihan Kewirausahaan Model CEFE
yang layak dengan memanfaatkan peluang
terdiri dari 1 (satu) orang instruktur
yang ada sesuai potensi sumber daya yang
penjaskes, 1 (satu) orang dari PT. Pupuk
ada, mengembangkan sumber daya yang
Kaltim Cabang Kalimantan Barat, 1 (satu)
mampu menciptakan kesempatan kerja
orang
bagi diri sendiri maupun orang lain sesuai
Penguji
tuntutan pembangunan pada saat ini.
Kewirausahaan Model CEFE berasal dari
Program
Pelatihan
Kiat
Wirausaha
pada
Sukses.
kegiatan
Tim
Pelatihan
Wirausaha
Lembaga Keuangan/Bank yang berada di
dimulai dari
kota Pontianak yang membidangi Bagian
pengumuman di koran dimana disebutkan
Perkreditan bagi pelaku Industri Kecil
persyaratan bagi calon peserta yaitu :
Menengah yaitu Bank BRI Agro, Bank
Sehat jasmani dan rohani, fotocopi Kartu
Bukopin dan Bank Kalbar dan Panitia
Tanda
pelaksanaan
Model CEFE dilaksanakan
Pengenal,
terakhir,
fhotocopy
Ijazah
Min. SLTA, diutamakan bagi
yang sudah memiliki usaha
(Fotocopi
S.ket.Usaha dari RT setempat)
pada
Kewirausahaan Model CEFE terdiri dari 7 (tujuh) orang. Materi
Setelah masa pendaftaran yang
Pelatihan
pelaksanaan Pelatihan
Kewirausahaan Model
CEFE
yang
dilakukan selama 1 (satu) bulan, bagi
disampaikan
peminat yang lulus seleksi administrasi
Kewirausahaan , Latar Belakang Peserta,
dilanjutkan dengan tes tertulis yang
Pemasaran,
Manajemen
ditentukan waktu dan tempatnya
Organisasi
Keuangan,
oleh
secara garis besar adalah :
Produksi Penyusunan
panitia, setelah lulus tes tertulis, calon
Perencanaan Usaha dan Evaluasi
peserta yang dinyatakan lulus mengikuti
Metode
yang
tes wawancara yang selanjutnya calon
pelatihan
adalah
peserta dinyatakan lulus dalam wawancara
Exercise (SLE), peserta belajar dari
dinyatakan berhak mengikuti pelatihan
pengalaman
wirausaha
digunakan
meliputi
dilaksanakan selama 24 hari kerja peserta
Exercise
/latihan,
pelatihan sebanyak 24 (dua puluh empat)
Kelompok,
orang
Energizer/kekuatan,Field
model
dengan
berjumlah 3 (tiga)
CEFE
tenaga
yang
instruktur
orang terdiri dari 1
dipergunakan Structuret
sedang
dalam Learning
teknik :
yang
Game/simulasi, Diskusi,
Kerja
Lecture/ceramah, Work
(kerja
lapangan), Evaluasi
(satu) orang dari PNS, 2 (dua) orang dari
Secara umum pelatihan wirausaha
Lembaga Pelatihan Pontianak, sedangkan
model CEFE atau Creation Of Enterprises 9
SUSILA ERNAWATI , NIM. E21111066 Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP Untan
Publika, Jurnal S1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 1 Edisi Maret 2016 http://jurnafis,untan.ac.id;http
Through Formation Of Entrepreneurs
perhitungan yang objektif, nalar dan
adalah pelatihan penciptaan perusahaan
factual, 8.
melalui pembentukan wirausaha. CEFE
komunikasi),
dikatakan juga sebagai konsep, ekonomi
sehingga tercipta jaringan kerja/bisnis.
yang bertumpu pada kompetensi melalui
9.Competiveness
pembentukan
juga
berkompetisi secara sehat karena dengan
pelatihan,
kompetisi akan membuat terpacu untuk
wirausaha,
Cefe
dikatakan sebagai model penciptaan
perusahaan
pembentukan wirausaha,
melalui yang menjadi
Communications (hubungan, menjalin komunikasi
(daya saing)
senang
maju. 10.
Cange
(peralihan, perubahan)
konsep dasar pengembangan wirausaha
idak takut dengan perubahan dan selalu
adalah :
semangat untuk berubah.
Wirausaha
harus
membuat
keputusan sendiri dan bertanggung jawab
1. Karakteristik Masalah.
bagi keputusan dan tindakan, wirausaha tidak boleh disuapi
dengan pelayanan,
wirausaha
bertumpu
kreatifitas
dan
pada
kekuataan
energi sendiri,
Tercapai
atau
tidaknya
tujuan
suatu program akan tergantung pada sejumlah persyaratan teknis keberagaman
perilaku
serta
yang
diatur,
sedangkan ciri-ciri wirausaha dapat di
mengetahui karakteristik masalah dalam
rumuskan dalan 10 (sepuluh ) C yaitu :
setiap
1.Commitement (Janji, Tanggung jawab)
kebijakan menjadi suatu keharusan bagi
niat yanag kuat dan tidak ada kata
pembuat kebijakan. Dengan mengetahui
menyerah, 2.Confidence (kepercayaan)
karakteristik masalah dalam suatu proses
percaya diri, berani mengambil keputusan
pelaksanaan
dan
suatu
berani
menanggung
resiko,3.Cooperative
menyelenggarakan
kebijakan
kebijakan
suatu
akan membuat
menjadi lebih terarah
sama)
dan terencana dalam pelaksanaannya.
terbuka dan mau berkerjasama dalam
Aspek-aspek teknis dari permasalahan
mengembangkan
serta perilaku yang akan diatur menjadi
diri,
(bekerja
akan
4.Care
(
memperhitungkan) perhatian mulai dari
bagian
penting
didalamnya.
hal yang terkecil, 5. Creative (memiliki
melaksanakan
daya cipta) tidak puas dengan apa yang
wirausaha model CEFE pelaksana harus
ada, selalu mencari terobosan baru, 6.
mengetahui
Challenge (penantang) melihat tantangan
karakteristik
atau kendala sebagai pesyaratan untuk
pelaksanaan
maju, 7. Calculation (memperhitungkan)
didalamnya kesiapan panitia, instruktur,
program
apa
saja
masalah
yang dalam
pelatihan,
Dalam pelatihan
menjadi setiap termasuk
10 SUSILA ERNAWATI , NIM. E21111066 Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP Untan
Publika, Jurnal S1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 1 Edisi Maret 2016 http://jurnafis,untan.ac.id;http
sarana
dan
prasarana
pendukung
pelatihan.
presentase
wirausaha
dibandingkan
jumlah penduduk yang ada di kota
Wawancara peneliti terkait dengan
Pontianak,
dengan
mengetahui
Program Pelatihan Kewirausahaan Model
karakteristik masalah yang ada dalam
CEFE
pelaksanaan pelatihan wirausaha model
yang
dilaksanakan,
Dra.Ss
mewakili Kepala mengatakan ”…..Program
Pelatihan
CEFE Wirausaha
diharapkan
pelatihan
dapat
Model CEFE merupakan salah satu
kemungkinan
bentuk kepedulian pemerintah
ataupan
rendahnya
jumlah
pada
pelaksana
meminimalkan kesalahan-kesalahan
resiko-resiko
yang
terjadi.
di
Beberapa hal yang perlu dipahami dalam
Indonesia, secara singkat CEFE adalah
mengetahui karakteristik masalah dalam
suatu pelatihan yang bertujuan untuk
suatu pelaksanaan suatu kebijakan yaitu :
merekrut
dan
Ketersediaan teknologi dan teori teknis,
wirausaha
keberagaman perilaku kelompok sasaran,
,
melatih
mengembangkan peserta
wirausaha
pihak
jiwa
pelatihan agar dapat lebih
perbandingan
jumlah penduduk dengan
bersaing dan memanfaatkan peluang
kelompok
wirausaha,
perilaku yang diharapkan.
Pelatihan
CEFE
dilaksanakan setiap tahun
sebagai
dalam
sasaran,
derajat
Selanjutnya
proses pelaksanaan program
program tahunan
dan merupakan
pelatihan wirausaha CEFE
program unggulan
jadi kami
Pontianak
akan
perubahan
di kota
mulai proses awal yaitu
selalu menganalisa apa saja yang
pengumuman hendaknya menggunakan
menjadi pemasalahan di dalamnya dan
berbagai ketersediaan teknologi yang ada,
kami akan memperbaikinya dalam
sehingga calon peserta merasa nyaman
pelaksanaan berikutnya”
sejak membaca pengumuman, mendaftar,
Instansi penyelenggara pelatihan
harus
mengikuti tes hingga mengetahui hasil tes,
memperhatikan
hal
yang
untuk selanjutnya jumlah peserta pelatihan
masalah
dalam
menjadi
beberapa
karakteristik
dapat
diperbanyak
kaitan pentingnya atau perlu tidaknya
peningkatan
program
Hal
meningkat dari tahun ke tahun, sedang
dasar
dalam proses pelaksanaannya instruktur
dilaksanakannya program pelatihan adalah
sebaiknya selain mempunyai sertifikat
kepedulian
sebagai seorang instruktur lebih baik lagi
pokok
pelatihan yang
dilaksanakan. menjadi
pemerintah
pada
kurang
berkembangnya perekonomian di kota
jika
Pontianak, yang dapat dilihat dari kecilnya
entrepreuner
jumlah
menyesuaikan
mempunyai
peminat
latar
yang
belakang
agar lebih menjiwai apa 11
SUSILA ERNAWATI , NIM. E21111066 Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP Untan
Publika, Jurnal S1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 1 Edisi Maret 2016 http://jurnafis,untan.ac.id;http
yang
disampaikan
pelatihan
dan
membantu
kepada
lebih
peserta
menganalisa
peserta
dalam lingkungan tersebut yaitu : Kondisi
peka
dalam
sosial
pelatihan
dalam
perhatian
dalam
kebijakan
resiko
resiko
berwirausaha.
budaya
pers
di
terhadap
tersebut.
sekitar, masalah
dukungan
publik,
sikap dan sumber daya sasaran utama, komitmen
Suatu
kebijakan daya
dan
pelaksana.
2. Daya Dukung Peraturan
mempunyai
ekonomi
dibuat
dukung
harus
kemampuan
Dimana
perekrutan peserta
dalam
pejabat proses
penyelenggara harus
peraturan
menyesuaikan persyaratan dengan kondisi
artinya suatu kebijakan dibuat dengan
masyarakat sebagai sarana utama, sebagai
memperhatikan
contoh
dan
mempersiapkan
jika
masyarakat
mayoritas
proses pelaksanaan kebijakan tersebut
pelatihan lebih difokuskan pada pelatihan
dengan memprediksi dan mempersiapkan
yang
peraturan
masyarakat
sanksi
bila
ada
petani
sekitar
peraturan yang menjadi landasan dalam
tentang
adalah
di
meningkatkan dalam
pertanian
tesebut, suatu kebijakan juga harus harus
besar
mempunyai
penjahit atau nelayan
Kejelasan
/konsistensi
masyarakat
teori kausal yang memadai,
pelatihan
sumber
keuangan
peningkatan
mencukupi,
hasil
demikian juga bila sebagian
tujuan,
yang
kemampuan
mengolah
pelanggaran dalam pelaksanaan kebijakan
:
hendaknya
lebih
pelatihan
adalah hendaknya
difokuskan
sumber
daya
pada yang
integrasi organisasi pelaksana. Dalam
disesuaikan dengan kebutuhan, perhatiuan
pelaksanaan
terhadap masalah
selanjutnya
peraturan
tentang petunjuk pelaksanaan detail tentang pelatihan keuangan persiapkan
yang
serta sumber
memadai
kembali
secara
harus
semakin
kebijakan tersebut,
besar perhatian pers terhadap
suatu kebijakan yang
akan dan sedang
di
dilaksanakan akan semakin banyak orang
menyesuaikan
yang akan peduli dan menjadi pemerhati
pertambahan jumlah peserta pelatihan.
dan pengawas terhadap terlaksananya kebijakan tersebut. Secara tidak langsung
3. Variabel Non Peraturan Dalam proses implementasi suatu
akan mengurangi resiko kesalahan yang akan terjadi dalam proses pelatihan.
kebijakan setiap pembuat kebijakan harus
Dukungan
publik
dalam
proses
memperhatikan variabel non peraturan
pelaksanaan
suatu
kebijakan
sangat
yaitu kondisi yang ditetapkan secara tidak
diperlukan,
tertulis yang sudah menjadi kebiasaan
berupa kepedulian untuk menjadi calon
dukungann
publik
dapat
12 SUSILA ERNAWATI , NIM. E21111066 Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP Untan
Publika, Jurnal S1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 1 Edisi Maret 2016 http://jurnafis,untan.ac.id;http
peserta
pelatihan
dengan
persyaratan-poersyaratan
memenuhi
yang
telah
kebijakan dilaksanakan baik kesulitan yang bersifat teknis maupun non
ditentukan oleh panitia, sikap sumber daya
teknis,
sasaran utama ketertarikan sekelompok
terlaksananya
masyarakat
Kurang tersedianya
pelatihan
yang
menjadi
wirausaha
peserta
model
CEFE
teori
menjadi suatu hambatan
teknis
suatu
kebijakan. teknologi dan
kurang
memahami
merupakan sumber daya sasaraan utama
tentang
dalam proses pelaksanaan kebijakan yang
masyarakat yang menjadi kelompok
dilakukan, komitmen dan kemampuan
sasaran serta kurang memperhatikan
pejabat pelaksana suatu kebijakan dapat
perubahan perilaku masyarakat yang
berjalan dengan baik bila para pejabat
menjadi kelompok sasaran kebijakan
pelaksana mempunyai
menjadikan
komitmen dan
keberagaman
proses
perilaku
pelaksanaan
kemampuan dalam memimpin anggota
program pelatihan wirausaha model
organisasi tersebut untuk turut serta dan
CEFE di Kota Pontianak
mendukung dalam –roses pelaksanaan
berjalan dengan baik.
kebijakan
yanag telah disetujui untuk
dilaksanakan
belum
2. Daya Dukung Peraturan yang jelas menjadikan suatu kebijakan
lebih
terarah dalam mencapai tujuan yang telah direncanakan.
Dalam proses
pelaksanaan pelatihan kewirausahaan
E. PENUTUP
model CEFE ternyata masih kurang dilengkapi
a) Kesimpulan 1. Karakteristik Masalah
merupakan
dengan
daya
dukung
peraturan, hal itu dapat dilihat dari
salah satu faktor penyebab belum
kejelasan/konsistensi
berjalan
proses
belum jelas, teori kausal yang belum
pelatihan wirausah model CEFE di
memadai, sumber keuangan yang
Pontianak,
mamahmi
belum mencukupi serta integritas
dalam setiap
organisasi pelaksanan yag belum
kebijakan
mendukung keberhasilan pelaksanaan
dengan
baiknya
kurang
karateristik masalah menyelenggarakan menjadikan
suatu kebijakan tidak
tujuan
yang
sebuah kebijakan.
berjalan sesuai dengan rencana yang
3. Variabel non peraturan yaitu adanya
telah ditetapkan dan menjadi tidak
kondisi yang tidak tertulis yang
terarah.
yang
menjadi kebiasaan yang dilakukan di
suatu
tempat
Kesulitan-kesulitan
ditemui di lapangan saat
dilaksanakannya
suatu 13
SUSILA ERNAWATI , NIM. E21111066 Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP Untan
Publika, Jurnal S1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 1 Edisi Maret 2016 http://jurnafis,untan.ac.id;http
kebijakan sehingga akan berpengaruh
kesalahan-kesalahan yang mungkin
terhadap
terjadi
keberhasilan
suatau
dalam proses pelaksanaan
kebijakan. Perbedaaan waktu dan
program pelatihan wirausaha model
wilayah hukum pemerintahan dalam
CEFE, apakah itu yang menyangkut
hal kondisi sosial, ekonomi dan
tentang ketersediaan teknologi dan
teknologi
teori teknis, keberagaman perilaku
upaya
berpengaruh
pencapaian
digariskan
tujuan
yang
kondisi
ekonomi
disekitar
dan
publik
pada
perbandingan
sasaran, derajat perubahan perilaku
serta
suatu
sasaran,
jumlah penduduk dengan kelompok
sosial
memperhatikan kepedulian pers atau media
kelompok
dalam suatu peraturan.
Memperhatikan budaya
terhadap
yang diharapkan. 2.
Dalam
proses
kebijakan
yang
pelaksanaan berkaitan
suatu dengan
kebijakan yang akan dilaksanakan
pelatihan wirausaha model CEFE
merupakan hal penting bagi pembuat
hendaknya
kebijakan
pihak
implementor
agar
dapat
membuat suatu peraturan yang dapat
dampak
suatu
menjadi dasar pelaksanaan pelatihan
kebijakan yang akan dilaksanakan di
serta selalu memperhatikan kebiasaan
suatu tempat.
sosial budaya dan ekonomi di sekitar
memperkirakan
b) Saran
F. DAFTAR PUSTAKA
Berdasarkan
penelitian
yang
dilakukan , peneliti merasa sangat perlu
Sumber Buku:
memberikan masukan agar ke depannya proses
pelaksanaan
pelatihan
kewirausahaan model CEFE di Kota Pontianak dapat berhasil dan menjadi lebih baik.
Adapun saran yang dapat
diberikan oleh penulis sebagai suatu
Abdullah, Syukur. 1987. Study Implementasi Latar Belakang, konsep Pendekatan dan Relevansinya Dalam Pembangunan, Makassar : Persadi Agustino Leo.2012,Dasar –Dasar Kebijakan Publik.CV.Alfabetha-Bandung
masukan adalah sebagai berikut: 1.
Mengetahui masalah
berbagai dalam
karateristik
sebuah
pelaksanaan suatu kebijakan diperlukan
guna
proses
Fahmi, Irham. 2013. Kewirausahaan Teori, Kasus dan Solusi. Bandung : Alfhabet
sangat
meminimalkan 14
SUSILA ERNAWATI , NIM. E21111066 Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP Untan
Publika, Jurnal S1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 1 Edisi Maret 2016 http://jurnafis,untan.ac.id;http
Gie The Liang,1988.Efisiensi Kerja Bagi Pembangunan Negara.Gajah Mada University Press: Yogyakarta. Moleong,Lexy J.2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. PT. Remaja Rosdakarya : Bandung Nugroho, Riant. 2009. Public Policy. PT. Elek Media Komputindo, Gramedia : Jakarta Pasolong, Harbani. 2011. Teori Administrasi Publik. Bandung : Alfhabet Purwadarminta .1991, Kamus Umum Bahasa Indonesia. PT. Gramedia: Jakarta Sugiyono.2005. Memahami Penelitian Kualitatif. Alfhabet : Bandung. Sugito, Maryuni Sri, Sudirman.2011.Pedoman Penulisan Skripsi Fisip Untan. Untan: Pontianak.
Skripsi Azizah. 2011. “ Faktor –faktor Keberhasilan Pelatihan Model CEFE di Kalimantan Barat “. (Skripsi ) Hilmaniar,U. 2011. “ Pelatihan Wirausaha Model Creation Of Enterprises Formation Of Entrepreneurs ( CEFE ) Bagi Tumbuh Kembang Wirausaha di Kalimantan Barat”. (Skripsi ) Buku Kalimantan Barat Dalam Angka Tahun 2013 diterbitkan Badan Pusat Statistik Provinsi Kalimantan Barat Laporan Kegiatan Kewirausahaan Model CEFE 2011.UPIKM-Pontianak Laporan Kegiatan Kewirausahaan Model CEFE 2013 UPIKM- Pontianak Laporan Akuntanbilitas UPIKM Tahun
Siagian, Sondang P. 2006. Manajemen Abad 21. Edisi Keempat Bumi Aksara: Jakarta. Santosa Publik:Teori Governance. Bandung
Pandji.2008,Administrasi dan Aplikasi Good PT.Refika Aditama,
Winarno, Budi. 2002. Teori dan Proses Kebijakan Publik,.Media Pressindo : Yogyakarta Wibawa, Samodra dkk. 2010. Evaluasi Kebijakan Publi. Jakarta : PT. raja Grafindo Persada www.evaluasi kebijakan publik.co.id diambil tanggal 13 Maret 2015
15 SUSILA ERNAWATI , NIM. E21111066 Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP Untan
KEMENTERIAN
RlSET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA : .FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
\
TlNGGI
PENGELOLA JURNAL MAHASISWA Jatan Prof. Dr.1L Badari Nawawi, Pontianak Kotak POI 78124
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN UNGGAH / PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK JURNAL ELEKTRONIK MAHASISWA Sebagai sivitas akademika Universitas Tanjungp~
: ?v.£\~.....~~.t(.~\,' : !f.:H!.L9..y.l.J ....~~.~
Nama Lengkap NIM / Periode Iulus Tanggal Lulus Fakultasl Jurusan E-mail addresI HP
,-..,
yang bertanda tangan di bawah ini, saya:
: \\....J1.t'.....€:Q..~.~••
: lSIP I tt.1.d . : .5!:~~?-.~~.~.f.?!h9R.:.~f'~.:.~.?: t....l?~.?:.~~S-BSbo 3 .
demi pengembangan ilmu pengetahuan dan pemenuhan syarat administratif kelulusan mahasiswa (Sl), menyerujui untuk memberikan kepada Pengelola Jwnal Mahasiswa *) pada Program Studi .............................................. Fakultas Ilmu sosial dan llmu Politik Universitas Tanjungpura, Hak Bebas Royalti Non-eksklusif(Non-exclusive Royalty-Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul**) :
..................1lr.-1.ty.t.t?~ ~!i~.~.fr.t f.li.~t.l.:.t.~ ~.~~~~:~ " ~'?,f._h ~.:El?f.fi: p.!.,,~\I'.~l.. ~ 41.fs1~ •.J~_.Ij~y:;:; ~
.-
. ,
_ ••
!f>1I'-.. !!"".,.
••
JI-~~JlIt~.~~/Ii
.
....... -. •••••••••••••
'*
:
_
,.
.
beserta perangkat yang diperlukan (hila ada). Dengan Hak Bebas Royalti Non-eksklusif ini, Pengelola Jurnal berhak: menyi~ mengalih-medial format-kan, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data (database), mendistribusikannya, danmenampilkanl mempublikasikannya di Internet atau media lain): c::::l&carafulltex content artikel sesuai dengan standar penulis jumal yang berlaku.
o.tJ
untuk kepentingan akademis tanpa tanpa perlu meminta ijin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penuIis/ pencipta dan atau penerbit yang bersangkutan. Saya bersedia untuk menanggtmg secara pribadi, tanpa melibatkan pihak. Pengelola Jumal, segala bentuk tuntutan hukum yang. timbul atas pelanggaran Hak Cipta dalam karya iImiah saya ini. Demikian pemyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. : Pontianak
; /I.'
::..~.~L
2()\ ~
.?,:
G'A)'
e·.
~~~ ~
"-
<":
~ '.J'"
- NIP........f1i~< £l:~.L'::::.~.!!..~. ",i..,
~ ~
cs:.';\ \'-~
jJ
..
,.;
~
4tU5~~~~:
*tulis nama jumal sesuai prodi masing-masing (pub/i/calGovernance/Aspirasi/Sociodev/Sosiologique)
Setelah mendapat persetujuan dati pengelola JumaI, berkas ini hams di scan dalam fonnat PDF dan dilampitkan pada step4 upload supplementary sesuai prOses lDlggah penyerahan berkas (submission author) .