Governance, Jurnal S-1 Ilmu Pemerintahan Volume 4 Nomor 4 Edisi Desember 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
EVALUASI KEBIJAKAN PEMERINTAH KOTA PONTIANAK DALAM PEMERTIBAN PEDAGANG KAKI LIMA DI KOTA PONTIANAK Oleh: KORNELIUS ADE PARLINDO NIM. E43011007 Program Studi Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Tanjungpura Pontianak. Tahun 2016 E-mail :
[email protected]
Abstrak Penertiban pedagang kaki lima yang dilakukan oleh pemerintah kota Pontianak belum tertata seluruhnya.Pedagang kaki lima membangun dagangan mereka di bahu jalan dan belum mendapatkan izin dari pemerintah kota Pontianak untuk berjualan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis kebijakan pemerintah kota Pontianak dalam penertiban pedagang kaki lima. Teori yang digunakan menurut Badjuri dan Yuwono pada aspek outputdengan indikatornya apakah hasil yang dihasilkan dan berapa orang yang berhasil mengikuti kebijakan pemerintah kota Pontianak dalam penertiban pedagang kaki lima. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif, dengan jenis penelitian deskriptif kualitatif.Hasil penelitian menunjukan kebijakanpenertiban pedagang kaki lima di kota Pontianak kurang berhasil terlaksana, masih adanya pedagang kaki lima yang berjualan dibahu jalan dan rata-rata dari mereka belum mendapatkan izin dari pemerintah kota Pontianak. Selain itu, kebijakan penertiban pedagang kaki lima dianggap bijak oleh masyarakat kota Pontianak karena tidak banyak masyarakat kota Pontianak yang melanggar kebijakan penertiban pedagang kaki lima.Saran dari penelitian ini adalah pemerintah kota Pontianak sebaiknya melakukan dialog khusus dengan para pedagang kaki lima sebelum melakukan penertiban. Selain itu, dalam memberikan perizinan untuk mendirikan bangunan sebaiknya pemerintah kota Pontianak lebih tegas lagi dan teliti. Kata-kata Kunci: Evaluasi, Kebijakan, dan Pedagang Kaki Lima.
Abstract We can say that Pontianakgovernment is not successfull to make seller along the street obey the rule. The street vendors sell their wares on the roadside without permitted from local government of Pontianak city. The purpose of this research is to analyse about how orderliness street vendors policy by the local government on Pontianak city. The theory used on this research is by Badjuri and Yuwono about the indicator of output aspect what the result and how many people can obey the street vendors policies. And method who used is qualikative, with kind of research is descriptive qualitative. The result of this research is to make certain that orderliness the street vendors on Pontianak city not yet carried out very well the fact show that the street vendors still doing trade activity on the sideroad and some of they there is no license from local government. Be sides that, the onderliness street vedors policies by local government have a goog opinion by the public of Pontianak it’s evidently only a little people who break the street vendors policy.Suggestion of this research is that local government of Pontianak city as soon as doing a special dialog intensively before take controll the street vendors. Be sides that, the local government should be distinctly and carefully when publishing the building permit. Keywords : Evaluation, Policy , and Roadside vendors .
1 KORNELIUS ADE PARLINDO, NIM. E43011007 Program Studi Ilmu Pemerintahan Fisip UNTAN
Governance, Jurnal S-1 Ilmu Pemerintahan Volume 4 Nomor 4 Edisi Desember 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
pemerintah dalam hal ini telah membuat
A. PENDAHULUAN
peratuaran 1.
untuk
terciptanya
ketertiban umum, namun masih adanya
Latar Belakang Penelitian Pemerintah
daerah
alat
masyarakat yang mengabaikan peraturan
kelengkapan negara yang memiliki fungsi
daerah kota Pontianak tersebut. Masyarakat
pembentukan
perundang-
yang mengabaikan kebijakan tersebut salah
mengatur
satunya adalah pedagang kaki lima. Ada
undangan
sebagai
peraturan dan
pertumbuhan
sekaligus
ekonomi
sekiranya
bisa
sebagian pedagang kaki lima mengabaikan
mengatasi permasalahan mendasar yang
kebijakan
terjadi
masalah
pemerintah kota Pontianak. Kebijakan yang
Namun,
dibuat oleh pemerintah kota Pontianak ini
demikian.
adalah suatu kebijakan yang salah satunya
pemerintah
untuk menertibkan para pedagang kaki lima
di
masyarakat,
perekonomian kenyataannya Banyak
yakni
rakyat. tidak
berkata
kebijakan-kebijakan
yang
justru
melemahkan
masyarakat.Berkaitan
dengan
pemerintah
pontianak
kota
telah
dibuat
oleh
yang berada di kota Pontianak.
kebijakan dalam
yang
Dalam hal ini keberadaan pedagang kaki
lima
dianggap
Pontianak
peraturan daerah kota Pontianak Nomor 03
umum. Keberadaan pedagang kaki lima
Tahun 2004 tentang ketertiban umum pada
juga selama ini dinilai membuat tidak
bagian bab IV tentang tertib bangunan dan
nyaman para pengendara, membuat situasi
usaha
20
di bahu jalan menjadi tidak teratur, dan
membangun,
masih banyak alasan lain. Berdasarkan data
terdapat
mengatakan berjualan,
pada
“dilarang
pedagang kaki lima yang tidak tertata
lapak atau melakukan aktifitas dipinggir/
berjumlah 616 dan tentu para pedagang
bahu jalan. Pada pasal bagian ini juga
yang tidak tertata ini adalah mereka yang
menegaskan setiap orang yang mendirikan
tidak memiliki izin dari pemerintah kota
bangunan
untuk
Pontianak. Rata-rata para pedagang kaki
membuat surat izin mendirikan bangunan
lima yang tidak tertata adalah mereka yang
(IMB).
tidak mengikuti peraturan yang telah dibuat
baru
maupun
hal
pokok
gerobak/
ketertiban
rak/
Dua
meninggalkan
pasal
menganggu
kota
penertiban pedagang kaki lima, berdasarkan
yang
telah
pemerintah
rehab
menjadi
oleh pemerintah kota Pontianak. Meskipun
persoalan dalam pasal ini yaitu larangan
para pedagang kaki lima yang tidak tertata
membangun, berjualan di bahu jalan dan
dan belum mendapat izin dari pemerintah
harus
sebelum
mereka tetap melakukan kegiatan untuk
Meskipun
berjualan di bahu jalan dan padahal mereka
membuat
mendirikan
surat
bangunan.
yang
izin
2 KORNELIUS ADE PARLINDO, NIM. E43011007 Program Studi Ilmu Pemerintahan Fisip UNTAN
Governance, Jurnal S-1 Ilmu Pemerintahan Volume 4 Nomor 4 Edisi Desember 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
tahu bahwa hal tersebut salah. Tuntutan
maka penulis tertarik untuk melakukan
ekonomi yang semakin sulit dan sulitnya
penelitian ’’evaluasi kebijakan pemerintah
mendapatkan pekerjaan menjadi alasan
kota Pontianak dalam penertiban pedagang
mereka untuk tetap berpropesi sebagai
kaki lima di kota Pontianak ’’.
pedagang kaki lima.
Rumusan masalah secara umum
Pedagang kaki lima yang sudah
dapat
dikatakan
bahwa
tertata di kota Pontianak dapat kita lihat
permasalahan
salah satunya di Kecamatan Pontianak
kesenjangan antara harapan dan kenyataan.
Kota, Kelurahan Darat Sekip tepatnya di
Dengan mengacu pada uraian terdahulu
jalan Asahan, JL.H.O.S Cokroaminoto,
tentang hasil kebijakan tentang ketertiban
Pasar
Pasar
umum dalam penertiban pedagang kaki
Cempaka.Sedangkan pedagang kaki lima
lima di kota Pontianak peneliti mengambil
yang belum tertata baik salah satunya dapat
penelitian
kita
mendeskripsikan
Mawar,
lihat
di
dan
Kecamatan
Pontianak
adalah
timbulnya
untuk
karena
adanya
mengidentifikasi masalah
yang
dan ada.
Tenggara, Kelurahan Bangka Belitung Laut
Berdasarkan hal tersebut secara sederhana
tepatnya di jalan Imam Bonjol. Dalam hal
penulis menetapkan masalahnya adalah
ini kebijakan yang mereka jalankan kurang
“Sejauhmana hasil kebijakan pemerintah
efektif
di
kota Pontianak tentang ketertiban umum
persentasekan pedagang kaki lima yang
dalam penertiban pedagang kaki lima
tertata 59 % sedangkan pedagang kaki lima
berhasil terlaksana” ?
di
mata
masyarakat.
Bila
yang belum tertata sebanyak 41 % .
Tujuan masalah sebagaimana latar
Jika dikaji lebih dalam, jumlah PKL
belakang yang sudah disajikan, maka tujuan
tidak tertata yang jumlahnya sangat besar
dari penulisan penelitian ini adalah, untuk
menurut peneliti bisa saja dipengaruhi
mengidentifikasi dan mendeskripsikan hasil
beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut bisa
kebijakan pemerintah
saja datang dari dalam maupun dari luar.
tentang ketertiban umum dalam penertiban
Faktor dari dalam bisa karena para PKL
pedagang kaki lima di kota Pontianak.
kota Pontianak
yang dengan sengaja tidak mau diatur atau
Manfaat penelitian : (a). Manfaat
ditata. Faktor dari luar bisa disebabkan
teoritis penelitian ini diharapkan dapat
karena hasil yang didapatkan kurang, letak
memberikan kontribusi bagi perkembangan
tempatnya kurang atau tidak strategis, atau
ilmu pengetahuan untuk disiplin ilmu
bisa karena penegakkan perda yang kurang
pemerintahan. Selain itu, dapat dijadikan
tegas oleh Satuan Polisi Pamong Praja.
sebagai referensi bagi peneliti selanjutnya
Berdasarkan latar belakang masalah diatas,
untuk meneliti lebih lanjut mengenai hasil 3
KORNELIUS ADE PARLINDO, NIM. E43011007 Program Studi Ilmu Pemerintahan Fisip UNTAN
Governance, Jurnal S-1 Ilmu Pemerintahan Volume 4 Nomor 4 Edisi Desember 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
dari kebijakan pemerintah kota Pontianak
a)
Menguji apakan kebijakan yang di
tentang ketertiban umum dalam penertiban
implementasikan
pedagang kaki lima di kota Pontianak. (b).
tujuan.
telah
mencapai
Manfaat praktis dari hasil penelitian ini
b) Menunjukan akuntabilitas pelaksanaan
diharapkan bagi pemerintah Kota Pontianak
publik terhadap kebijakan yang telah
agar lebih bijak lagi, terlebih dalam
diimplementasikan.
membuat peraturan daerah atau peraturan
c)
perundang-undangan lainnya di tingkat
Memberi masukan pada kebijakankebijakan publik yang akan datang.
daerah, dengan memperhatikan masalah-
Menurut Dunn (dalam Agustino,
masalah dan kenyataan-kenyataan yang ada
2006:187-188)
di lapangan sehingga tidak ada lagi pihak-
evaluasi kebijakan publik adalah evaluasi
pihak yang dikorbankan, namun tetap
kebijakan harus bisa memberi informasi
memperhatikan kepentingan publik.Selain
yang valid dan dipercaya mengenai kinerja
itu, pemerintah Kota Pontianak juga dapat
kebijakan,
lebih
publik
dampak dari kebijakan itu sendiri. Pada
dengan memperhatikan situasi dan kondisi
bagian ini, seorang evaluator harus bisa
sosial ekonomi masyarakat.
memberdayakan output dan outcome yang
meningkatkan
pelayanan
dihasilkan
salah
yaitu
dari
satu
fungsi
bagaimana
suatu
efek
dari
dan
implementasi
kebijakan. Secara umum evaluasi kebijakan
B. TINJAUAN PUSTAKA
mengacu Subarsono,
(2008:119)
memuat
kepada
empat
indikator.
Indikator-indikator yang dapat digunakan
definisi evaluasi adalah kegiatan untuk
untuk
menilai tingkat kinerja suatu kebijakan .
kebijakan daerah menurut Badjuri dan
Pendekatan yang digunakan Subarsono ini
Yuwono
menegaskan evaluasi baru dapat dilakukan
yaitu:
apabila suatu kebijakan sudah berjalan
1.
cukup waktu. Badjuri dan Yuwono (2003:132)
melakukan
(dalam
evaluasi
Nurcholis,
terhadap
2007:278)
Aspek Input, fokus penelitian atau indikatornya adalah : Apakah sumber daya pendukung
mengemukankan bahwa evaluasi kebijakan
dan
dimaksudkan untuk memenuhi 3 tujuan
diperlukan
utama, yaitu :
kebijakan memadai ?
bahan-bahan untuk
dasar
yang
melaksanakan
4 KORNELIUS ADE PARLINDO, NIM. E43011007 Program Studi Ilmu Pemerintahan Fisip UNTAN
Governance, Jurnal S-1 Ilmu Pemerintahan Volume 4 Nomor 4 Edisi Desember 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
Berapakah
2.
uang,
hasil ini misalnya berapa orang yang
infrastruktur pendukung lain yang
berhasil mengikuti program tertentu, berupa
dipelukan ?
penduduk miskin yang sudah terkover
ADM,
Aspek proses, fokus penelitian atau
dalam kebijakan tertentu. Ketika berbicara
indikatornya adalah :
masalah
Bagaimanakah
Output
dalam
mengevaluasi
kebijakan
sebuah kebijakan mengharuskan untuk
diwujudkan dalam bentuk pelayanan
mengetahui apa yang menjadi sasaran
langsung kepada masyarakat ?
utama dari sebuah kebijakan tersebut untuk
sebuah
Bagaiman efektivitas dan evisiensi metode
mengetahui
sejauhmana
dipakai
untuk
keberhasilannya dan serta apa program
kebijakan
publik
yang telah dihasilkan.
yang
melaksanakan
dapat
tersebut ? 3.
Aspek output, fokus penelitian atau
1.
Kerangka Teori Landasan
indikatornya adalah :
dalam
rangka
Apakah hasil atau produk yang
penertiban pedagang kaki lima yang ada di
dihasilkan dari sebuah kebijakan
kota Pontianak adalah Peraturan Daerah
publik ?
Kota Pontianak nomor 03 tahun 2004
Berapa
4.
utama
orang
yang
berhasil
tentang
ketertiban
umum.
Dalam
mengikuti program atau kebijakan
melakukan penertiban pedagang kaki lima
tersebut ?
pemerintah kota Pontianak mengunakan
Aspek Outcome, fokus penelitian atau
peraturan daerah yang telah dibuat oleh
indikatornya adalah :
pemerintah kota Pontianak pada bagian bab
Apakah dampak yang diterima oleh
IV tentang tertib bangunan dan usaha yang
masyarakat luas atau pihak yang
terdapat pada pasal 20. Pada pasal ini
terkena kebijakan ?
mengatakan
Berapa banyak dampak positif yang
dampak
membangun,
berjualan, meninggalkan gerobak/rak/lapak atau melakukan aktifitas dipinggir/bahu
dihasilkan ? Apakah
“dilarang
negatifnya
?
Seberapa dampak negatif tersebut ? Output adalah suatu yang lebih memfokuskan penilaian pada hasil atau produk yang dapat dihasilkan dari sistem atau proses kebijakan publik. Indikator
jalan”. Pada bagian ini juga mengatakan “setiap orang yang mendirikan bangunan baru maupun rehab untuk membuat surat izin mendirikan bangunan. dibuat
dalam
ketertiban
umum
rangka yang
Peraturan meningkatkan
ada
di
kota
Pontianak. 5 KORNELIUS ADE PARLINDO, NIM. E43011007 Program Studi Ilmu Pemerintahan Fisip UNTAN
Governance, Jurnal S-1 Ilmu Pemerintahan Volume 4 Nomor 4 Edisi Desember 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
Ada
dua
permasalahan
dalam
evaluasi
terhadap
kebijakan
daerah
penelitian ini yaitu pertama, berdasarkan
memberikan
hasil
data jumlah PKL terdapat PKL yang belum
kebijakanpublik
yang
tertata dengan baik oleh pemerintah kota
ketertiban umum dan ketertiban pedagang
Pontianak
kaki lima.
dan
membangun
dagangan
terwujudnya baik
bidang
mereka di bahu jalan. Kedua pedagang kaki lima
yang
belum
tertata
belum
2.
mendapatkan izin dari pemerintah kota
Kerangka Pikir Kurang berhasilnya kebijakan pemerintah kota pontianak tentang ketertiban umum dalam penertiban pedagang kaki lima di kota Pontianak
Pontianak untuk berjualan. Inilah yang menjadi dasar adanya Peraturan Daerah Kota Pontianak nomor 03 tahun 2004 tentang
ketertiban
pemerintah
umum,
kota
sehingga
Pontianak
dalam
melakukan penertiban pedagang kaki lima menjadi lebih mudah. Adapun rumusan
1.
permasalahannya
2.
kebijakan
yaitu
pemerintah
sejauhmana
kota
Pontianak
tentang ketertiban umum dalam penertiban pedagang kaki lima berhasil terlaksana. Untuk dibutuhkan evaluasi.
mengevaluasi indikator
Dalam
dalam
hal
Identifikasi Masalah : 1. Berdasarkan data jumlah PKL terdapat pedagang kaki lima yang belum tertata dengan baik oleh pemerintah kota Pontianak dan membangun dagangan mereka di bahu jalan. Pontianak dan membangun dagangan mereka di bahu jalan. 2. Pedagang kaki lima yang belum tertata belum mendapatkan izin dari pemerintah kota Pontianak untuk berjualan.
kebijakan penilaian
ini,
penulis
menggunakan aspek penilaian evaluasi yang dikembangkan oleh Badjuri dan Yuwono, dalam penjelasannya terdapat empat aspek penilaian yaitu aspek input, aspek proses, aspek output, dan aspek
Indikator evaluasi terhadap kebijakan daerah menurut Badjuri dan Yuwono dari aspek Outputyaitu : 1. Apakah hasil atau produk yang dihasilkan dari sebuah kebijakan publik tentang larangan membangun, berjualan, meninggalkan gerobak atau melakukan aktifitas di bahu jalan ? 2. Berapa orang yang berhasil mengikuti program atau kebijakan publik tentang izin mendirikan bangunan ?
outcome. Dari keempat aspek tersebut penulis menggunakan aspek output dengan fokus penelitiannya adalah hasil atau produk
yang
dihasilkan
dari
sebuah
Terwujudnya kebijakan publik yang baik bidang ketertiban umum dan ketertiban pedagang kaki lima di kota Pontianak.
kebijakan publik dan berapa orang yang berhasil yang mengikuti program atau kebijakan tersebut.Pada akhirnya, melalui 6 KORNELIUS ADE PARLINDO, NIM. E43011007 Program Studi Ilmu Pemerintahan Fisip UNTAN
Governance, Jurnal S-1 Ilmu Pemerintahan Volume 4 Nomor 4 Edisi Desember 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
berada di jalan Imam Bonjol masih begitu
C. METODE PENELITIAN
banyak. Alasan
digunakannya
Selanjutnya
waktu
penelitian
metode
dimulai dari proses penggumpulan data dan
penelitian dalam artikel ini yaitu untuk
penulisan laporan sekitar 9 (Sembilan)
memperoleh gambaran secara sistematik,
bulan. Dimulai dari proses penyusunan
faktual dan akurat mengenai faktor-faktor
proposal, seminar perbaikan, penelitian
atau berbagai aspek yang akan diteliti, baik
lapangan, penulisan laporan, konsultasi
dari lokasi penelitian, informan, serta
penulisan
langkah-langkah dalam penelitian. Adapun
finalisasi/perbaikan skripsi.
skripsi,
skripsi,
selanjutnya
yang menjadi informan dalam artikel
Langkah-langkah dalam penelitian
penelitian ini yaitu :(a). Kepala Satuan
kualitatif adalah sebagai berikut : (1).
Polisi Pamong Peraja Kota Pontianak
Persiapan : menyusun rancangan penelitian,
sebanyak 1 orang, (b). Kepala bidang
menentukan lokasi, mengurus perizinan,
operasional dan ketertiban kantor satuan
menjajagi dan menilai keadaan, memilih
polisi
Pontianak
dan memanfaatkan informan, menyiapkan
sebanyak 1 orang, (c). Pedagang Kaki Lima
instrument penelitian, persoalan etika dalam
di kota Pontianak sebanyak 5 orang, (d).
penelitian, kegiatanlapangan. (2). Kegiatan
Masyarakat kota Pontianak sebanyak 5
pengolahan data : reduksi data, display data,
orang.
pamong
peraja
Adapun
keempat
kota
alasan
informan
saya
memilih
analisis data, mengambil kesimpulan dan
tersebut
dengan
verifikasi, meningkatkan keabsahan hasil,
pertimbangan agar dapat memperoleh data,
narasi
hasil
baik data primer maupun sekunder karena
Selanjutnya yang peneliti lakukan atas
keempat
kategori
informan
tersebut
empat hal diatas adalah setelah menetapkan
berperan
sangat
penting
dalam
lokasi penelitian, menentukan informan serta
akurat.
langkah atau tahap penelitian, peneliti
penelitian
di
pemilihan Kecamatan
penelitian
kesimpulan.
pengumpulan data, sehingga artikel ini
Sedangkan
memulai
analisis,
berdasarkan
lokasi
menguji keabsahan data untuk memperoleh
Pontianak
keakuratan data yakni melalui trianggulasi
Tenggara Kelurahan Bangka Belitung Laut
data.
Jalan Imam Bonjol Kota Pontianak, dengan pertimbangan: (a). Jarak tempat yang begitu dekat
dan
merupakan
pusat
dari
pemerintahan provinsi Kalimantan Barat, (b). keberadaan pedagang kaki lima yang 7 KORNELIUS ADE PARLINDO, NIM. E43011007 Program Studi Ilmu Pemerintahan Fisip UNTAN
Governance, Jurnal S-1 Ilmu Pemerintahan Volume 4 Nomor 4 Edisi Desember 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
implementasinya
D. HASIL DAN PEMBAHASAN
sehingga
kebijakan
tersebut sesuai dengan keinginan yang ingin 1.
Penilaian Terhadap Out Put Kebijakan Pedagang Kaki Lima Penertiban
pedagang
kaki
lima
dalam prespektif kebijakan publik tentang ketertiban umum adalah sebuah kebijakan yang
di
buat
Pontianak.
oleh
Pemerintah
pemerintah kota
kota
Pontianak
dalam membuat sebuah kebijakan dalam rangka meningkatkan ketertiban umum khususnya penertiban pedagang kaki lima. Sejauh ini pemerintah kota Pontianak sudah menerapkan
peraturan
daerah
tentang
ketertiban umum salah satu isinya adalah mengatur tentang tertib bangunan dan
dicapai. Kebijakan
pemerintah
kota
Pontianak tentang ketertiban umum dalam penertiban pedagang kaki lima berdasarkan hasil wawancara terhadap pedagang kaki lima menurut pandangan mereka kebijakan yang mereka buat kurang tepat. Tidak banyak dari mereka menerima kebijakan yang diterapkan oleh pemerintah kota Pontianak
dalam
Berdasarkan
penertiban
pernyataan
yang
tersebut. telah
dikemukakan tersebut, out put tentang kebijakan penertiban pedagang kaki lima menurut pandangan pedagang kaki lima adalah sebagai berikut:
usaha. Dalam mengukur keberhasilan suatu kebijakan dalam penertiban pedagang kaki lima perlu adanya pengkajian produk yang dihasilkan serta berapa orang yang berhasil mengikuti kebijakan tersebut. Berdasarkan data yang diperoleh peneliti pada bagian latar belakang, jumlah pedagang kaki lima yang tertata dan tidak tertata masih begitu banyak. Pedagang kaki lima yang tidak tertata merupakan pedagang kaki lima yang tidak memiliki izin dari pemerintah. Tentu hal tersebut melanggar peraturan yang sebagaimana terdapat pada latar belakang masalah.
Sangat dibutuhkan kerjasama
dalam
menyelenggarakan
tersebut
agar
tepat
kebijakan
sasaran
dalam
1. Penerapan
kebijakan
perlu
adanya
solusi tidak hanya untuk menerapkan tetapi pemerintah juga memberikan solusi dari dampak yang dirasakan oleh pedagang kaki lima. Perlu adanya solusi yang
tepat
sebelum
menerapkan
peraturan daerah. Penertiban pedagang kaki lima bukan satu-satu nya cara untuk meningkatkan ketertiban umum dan bukan hanya mereka menyebabkan kemacetan
namun
masih
banyak
penyebab lain. 2. Tuntutan ekonomi, SDM yang masih kurang, dan sulitnya mencari pekerjaan menjadi alasan para pedagang kaki lima untuk tetap bertahan. Ketika kebijakan bertentangan dengan ekonomi dalam hal 8
KORNELIUS ADE PARLINDO, NIM. E43011007 Program Studi Ilmu Pemerintahan Fisip UNTAN
Governance, Jurnal S-1 Ilmu Pemerintahan Volume 4 Nomor 4 Edisi Desember 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
ini
pedagang
kaki
lima
akan
penulis ternyata pedagang kaki lima yang
menyebabkan pro dan kontra antara
berada di Jalan Imam Bonjol rata-tara
masyarakat dengan pemerintah. Maka
belum mendapatkan izin dari pemerintah
antara kebijakan dengan kepentingan
Kota Pontianak. Maka dalam hal ini tidak
masyarakat harus seimbang.
mengherankan kalau petugas Satuan Polisi
3. Rasa kecewa dan tidak adanya keadilan
Pamong
Peraja
kota
Pontiank
sering
peringatan
dan
bahkan
yang dirasakan oleh pedagang kaki lima
memberikan
dalam penerapan kebijakan tersebut.
membongkar lapak bahkan gerobak tempat
Emosional
manusia tentu memiliki
mereka
berjualan.
batas-batas tertentu sikap yang di
tersebut
sering
nampakan pedagang kaki lima dalam
dilakukan penertiban oleh satuan polisi
hal ini membuktikan bahwa kebijakan
pamong
pemerintah belum
menjadikan efek jera dan bahkan takut
memihak kepada
Meskipun
mereka
peraja
kota
Pontianak
pedagang kaki lima yang seperti ini
tonjolkan menjadi contoh keberpihakan
megakibatkan keberadan pedagang kaki
pemerintah
kecil
lima di kota Pontianak salah satunya yang
dirasakan mereka masih sangat kurang
terdapat di Jalan Imam Bonjol masih begitu
dari apa yang ingin diharapkan.
banyak dan tampak menganggu aktifitas
Penilaian Terhadap Masyarakat Kota Pontianak yang Berhasil Mengikuti Kebijakan Pedagang Kaki Lima.
Sikap
tidak
lima tentunya. Sikap yang mereka
rakyat
kembali.
saat
untuk
pengendara . Tentu 2.
rasakan
rakyat kecil dalam hal ini pedagang kaki
terhadap
berjualan
tindakan
para
kegiatan tersebut
menganggu masyarakat kota Pontianak. Dalam
hal
ini
masyarakat
sangat
mendukung pemberlakuan kebijakan yang di terapkan kepada pedagang kaki lima dan
Berdasarkan latar belakang yang telah
di
uraikan
sebelumnya
bahwa
keberadaan pedagang kaki lima di kota Pontianak masih begitu banyak. Dapat kita lihat berdasarkan penelitian yang dilakukan penulis bawa tampak di Jalan Imam Bonjol salah satunya masih terdapatnya pedagang kaki lima yang tidak tertib dan dianggap menganggu kemacetan serta keindahan kota Pontianak. Hasil penelitian yang dialakukan
bahkan seluruh masyarakat kota Pontianak. Ketertiban umum yang ingin dirasakan oleh masyarakat
sangat
dirindukan
sesungguhnya. Berdasarkan
seluruh
pernyataan
yang telah dikemukakan oleh masyarakat kota Pontianak menurut hasil wawancara yang dilakukan peneliti, pandangan mereka terhadap
kebijakan
pemerintah
kota
Pontianak tentang ketertiban umum dalam 9
KORNELIUS ADE PARLINDO, NIM. E43011007 Program Studi Ilmu Pemerintahan Fisip UNTAN
Governance, Jurnal S-1 Ilmu Pemerintahan Volume 4 Nomor 4 Edisi Desember 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
penertiban pedagang kaki lima adalah
belum tertata bahkan larangan berupa
sebagai berikut:
stiker berisi perda mereka abaikan.
1. Keberadaan pedagang kaki lima yang
Berdasarkan
berada
di
jalan
Imam
wawancara
dan
Bonjol
pengamatan yang dilakukan peneliti
menganggu ketertiban umum salah
memang keberadaan pedagang kaki
satunya
kemacetan.
lima yang terdapat di jalan Imam
Berdasarkan hasil wawan cara dan
Bonjol rata-rata dari mereka belum
pengamatan yang dilakukan peneliti
mendapatkan izin mendirikan bangunan
memang tampak keberadaan pedagang
sehingga sering dari mereka mendapat
kaki lima yang terdapat di jalan Imam
surat peringatan dari pemerintah kota
Bonjol
Pontianak.
menyebabkan
memnagggu keindahan dan
menyebabkan
kemacetan.
Kejadian
4. Keberadaan pedagang kaki lima tidak
tersebut dapat kita rasakan dan lihat
hanya memiliki pandangan yang negatif
pada saat
dimata masyarakat namun memiliki
waktu-waktu tertentu akan
terasa dan ketahuan.
pandangan yang positif juga. Pandangan
2. Harapan masyarakat pemerintah kota
yang
di
dinilai
oleh
masyarakat
Pontianak harus memberikan sebuah
terhadap pedagang kaki lima tidak
regulasi berupa penangulangan yang
semata hanya pandangan yang negatif.
tepat disamping menertibkan pedagang
Ada masyarakat beranggapan pedagang
kaki lima. Sebuah harapan yang baik
kaki lima membantu
dari masyarakat kota Pontianak untuk
memperoleh kebutuhan yang jauh dapat
keadilan
kepada
dijangkau karena adanya pedagang kaki
pedagang kaki lima. Harapan tersebut
lima. Tidak dapat di pungkiri alasan
sebaiknya
seperti
yang
diberikan
pemerintah
sebagai
ini
pengambil kebijakan perlu di respon
masyarakat
dengan
masyarakat
baik,
karena
masyarakat
menginginkan sebuah keadilan bagi seluruh
masyarakat
mereka dalam
sering kita jumpai
di
karena pada dasernya zaman
sekarang
ingin
sesuatu serba instan dan gampang.
Indonesia.
Berdasarkan dengan
yaitu sila ke 5.
disebutkan sebelumnya, penulis menilai bahwa
masyarakat
seperti
wawancara
Sebagaimana tertulis dalam pancasila
3. Pedagang kaki lima yang berada di jalan
informan
hasil
masih
yang
sudah
memberikan
Imam Bonjol belum mendapat izin dari
tanggapan yang positif atas kebijakan
pemerintah
adalah
Pemerintah Daerah kota Pontianak. Dalam
kolompok pedagang kaki lima yang
hal ini kebijakan yang diterapkan sudah
dan
mereka
10 KORNELIUS ADE PARLINDO, NIM. E43011007 Program Studi Ilmu Pemerintahan Fisip UNTAN
Governance, Jurnal S-1 Ilmu Pemerintahan Volume 4 Nomor 4 Edisi Desember 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
tepat
namun
tingkat
kembali
kesadaran
lagi bagaimana
masyarakat
untuk
lapangan pekerjaan menjadikan pedagang kaki lima tetap ada di kota Pontianak.
melaksanakan kebijakan tersebut. Dari hasil wawancara
dengan
beberapa
Belum lagi kalau kita berbicara
subjek
tingkat SDM yang ada di kota Pontianak
sebagai sampel, hampir mengatakan hal
yang terkesan sangat masih kurang. Tingkat
yang sama atas pertanyaan wawancara
SDM serta sulitnya mencari pekerjaan
peneliti. Hal ini berarti lebih banyak orang
merupakan contoh sederhana mengapa PKL
(sampel mewakili keseluruhan warga) puas
tetap ada dan masih bertahan meskipun
dengan penertiban pedagang kaki lima,
pemerintah
yang mana itu berarti kebijakan pemerintah
Berdasarkan
yang tertuang dalam Peraturan Daerah Kota
keberadaan pedagang kaki lima masih
Pontianak dianggap sudah tepat.
begitu banyak salah satunya yang berada di
Meski kebijakan sudah dianggap
jalan
sudah
Imam
membuat
data
yang
Bonjol.
kebijakan.
ada
Tampak
bahwa
jelas
tepat namun tentu belum menunjukan hasil
keberadaan pedagang kaki lima yang
yang baik bagi masyarakat. Bagaimana
terdapat di sepanjang jalan Imam Bonjol
hasil yang diperoleh dari kebijakan tersebut
tidak teratur dan tampak semberautan. Hal
tentu jauh dari apa yang diharapkan oleh
tersebut menunjukan bahwa keberadaan
pemerintah kota Pontianak. Berdasarkan
pedagang kaki lima di kota Pontianak
data pedagang kaki lima yang terdapat pada
sesungguhnya
latar belakang masalah menunjukan bahwa
sepenuhnya teratasi meskipun kebijakan
keberhasilannya masih terkesan kurang dan
tentang ketertiban umum telah diterapkan.
terbukti data tersebut mengatakan masih
masih
Berdasarkan
ada
dan
seluruh
belum
pernyataan
adanya keberadaan pedagang kaki lima
yang telah dijelaskan oleh informan serta
yang ada di kota Pontianak. Keberadaan
pengamatan langsung yang dilakukan oleh
pedagang kaki lima yang terdapat di jalan
penulis selama dilapangan, menunjukan
Imam Bonjol tentu menjadi bukti bahwa
bahwa kebijakan tentang ketertiban umum
memang adanya pedagang kaki lima yang
di
belum
kota
pedagang kaki lima telah banyak yang
Pontianak. Berdasarkan hasil wawancara
mengikuti. Banyaknya masyarakat kota
dan pengamatan yang dilakukan peneliti
Pontianak yang mengikuti dapat kita lihat
banyak alasan mengapa mereka tetap
pada
berpropesi
kaki
masyarakat kota Pontianak dan jumlah
lima.Tuntutan ekonomi yang semakin hari
pedagang kaki lima di kota Pontianak.
semakin
Berdasarkan data yang dipeoleh peneliti
tertata
oleh
sebagai
tinggi
dan
pemerintah
pedagang
sulitnya
mencari
kota
Pontianak
perbandingan
dalam
antara
penertiban
jumlah
11 KORNELIUS ADE PARLINDO, NIM. E43011007 Program Studi Ilmu Pemerintahan Fisip UNTAN
Governance, Jurnal S-1 Ilmu Pemerintahan Volume 4 Nomor 4 Edisi Desember 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
menunjukan
bahwa
lebih
banyaknya
Kesalahan
yang dilakukan oleh
masyarakat yang dalam hal ini tidak
pedagang kaki lima yaitu mereka belum
melakukan pelanggaran peraturan daerah
mendapat
yang telah dibuat oleh pemerintah kota
Pontianak untuk
Pontianak.
masyarakat
berjualan mengenai bahu jalan dan tampak
mengikuti peraturan tersebut, memang ada
jelas pelanggaran yang mereka lakukan ada
sebagian dari mereka yang melanggar
terdapat dalam peraturan daerah kota
peraturan tersebut salah satunya pedagang
Pontianak tentang ketertiban umum yang
kaki lima yang terdapat di jalan Imam
sebagaimana terdapat pada latar belakang
Bonjol .
masalah penelitian tertulis. Berdasarkan
Meski
banyak
Rata- rata dari pedagang kaki lima
izin
dari
pemerintah
kota
mendirikan bangunan,
hasil wawancara dan pengamatan yang
yang terdapat di jalan Imam Bonjol
dilakukan
peneliti
berdasarkan
dan
mendasar
menjadi
pengamatan yang dilakukan peneliti belum
kebijakan
pemerintah
mendapatkan izin mendirikan bangunan.
tentang ketertiban umum dalam penertiban
Maka dari itu kebijakan yang dibuat
pedagang kaki lima berhasil terlaksana.
pemerintah sudah tepat namun tinggal
Penilaian ini menjadi hal yang mendasar
bagaimana kesadaran dari masyarakat untuk
dalam
ikut
ketertiban
evaluasi keberhasilan kebijakan . Didalam
umum yang ada di kota Pontianak. Dalam
melakukan penilaian evaluasi menjadi perlu
hal ini yang salah dalam kebijakan yang
untuk menilai kembali apa yang dihasilkan
telah dibuat oleh pemerintah kota Pontianak
dari kebijakan.
hasil
berpartisipasi
wawancara
menjaga
melakukan
dua
masalah
penilaian kota
penilaian
yang apakah
Pontianak
terhadap
bukan terletak pada pemerintah namun
Penilaian yang pertama yaitu apakah
terletak pada pedagang kaki lima itu
hasil atau produk yang dihasilkan dari
sendiri. Selama ini pedagang kaki lima rata-
kebijakan
rata dari mereka tahu bahwa kebijakan yang
tentang larangan membangun, berjualan,
dibuat oleh pemerintah kota Pontianak telah
meninggalkan gerobak atau melakukan
berlaku untuk meningkatkan ketertiban
aktifitas di bahu jalan dalam penertiban
umum
Pontianak.
pedagang kaki lima berhasil terlaksana.
Kurangnya tingkat kesadaran yang dimiliki
Penilaian yang kedua yaitu berapa orang
mereka maka peraturan tersebut mereka
yang berhasil mengikuti program dari
abaikan. Apalah artinya apabila peraturan
kebijakan
hanya diabaikan saja.
tentang izin mendirikan bangunan dalam
yang
ada
di
kota
pemerintah
pemerintah
kota
kota
Pontianak
Pontianak
penertiban pedagang kaki lima berhasil 12 KORNELIUS ADE PARLINDO, NIM. E43011007 Program Studi Ilmu Pemerintahan Fisip UNTAN
Governance, Jurnal S-1 Ilmu Pemerintahan Volume 4 Nomor 4 Edisi Desember 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
terlaksana. Kedua penilaian yang dilakukan
Imam Bonjol masih begitu banyak dan rata-
peneliti berdasarkan hasil wawancara dan
rata dari mereka belum mendapatkan izin
pengamatan langsung menunjukan bahwa
mendirikan bangunan dari pemerintah kota
pada penilaian yang pertama kebijakan
Pontianak. Sikap nekat dan tidak mau tahu
pemerintah yang tertuang dalam peraturan
terhadap peraturan daerah kota Pontianak
daerah kota Pontianak tentang ketertiban
yang dilakukan pedagang kaki lima tentu
umum dalam penertiban pedagang kaki
menjadi
lima
keindahan serta ketentraman yang ada di
tentang
berjualan,
larangan
meninggalkan
membangun, gerobak
atau
dampak
bagi
ketertiban
dan
kota Pontianak. Ketika peraturan yang ada
melakukan aktifitas dibahu jalan yang
di
terdapat di jalan Imam Bonjol masih belum
masalah.Pernyataan yang di beri oleh
sepenuhnya berhasil terlaksana .
informan tidak begitu jauh berbeda dengan
Belum
berhasil
abaikan
tentu
akan
menjdi
sepenuhnya
yang lainnya sebagaimana yang ada pada
terlaksana karena masih adanya pedagang
hasil wawancara yang dilakukan peneliti
kaki lima yang berjualan dibahu jalan yang
dan
terdapat di jalan Imam Bonjol serta
langsung di lapangan. Hal ini menunjukan
meninggalkan gerobak dan masih adanya
pernyataan yang mereka lontar memang
aktifitas pedagang kaki lima. Meskipun
benar adanya.
melakukan
pengamatan
secara
dalam hal ini pemerintah kota Pontianak
Kedua penilaian yang dilakukan
telah dianggap bijak dan peraturan tersebut
oleh peneliti menunjukan bahwa kebijakan
dianggap
kota
yang di terapkan pemerintah kota Pontianak
Pontianak. Kemudian hasil penilaian kedua
tentang ketertiban umum dalam penertiban
yaitu kebijakan pemerintah yang tertuang
pedagang kaki lima di kota Pontianak
dalam peraturan daerah tentang ketertiban
kurang berhasil terlaksana dengan baik.Dua
umum dalam penertiban pedagang kaki
masalah mendasar menjadi bahan evaluasi
lima tentang izin mendirikan bangunan
pemerintah
yang terdapat di jalan Imam Bonjol rata-
menerapkan kebijakan. Penilaian tersebut
rata pedagang kaki lima belum memiliki
merupakan hasil penelitian yang dilakukan
izin mendirikan bangunan.
oleh peneliti sebagaimana yang terdapat
baik
oleh
masyarakat
kota
Pontianak
dalam
Dalam program atau kebijakan ini
pada hasil wawancara dan pengamatan
bahwa tidak berhasil dilaksanakan untuk
yang dilakukan peneliti selama berada di
pedagang kaki lima yang berada di jalan
lapangan.
Imam Bonjol. Dapat kita lihat bahwa pedagang kaki lima yang terdapat di jalan 13 KORNELIUS ADE PARLINDO, NIM. E43011007 Program Studi Ilmu Pemerintahan Fisip UNTAN
Governance, Jurnal S-1 Ilmu Pemerintahan Volume 4 Nomor 4 Edisi Desember 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
jalan Imam Bonjol. Dapat kita lihat
E. PENUTUP
bahwa pedagang kaki lima yang terdapat di jalan Imam Bonjol masih
a) Kesimpulan 1. Kebijakan pemerintah yang tertuang dalam
peraturan
daerah
kota
Pontianak tentang ketertiban umum
begitu banyak dan rata-rata dari mereka belum mendapatkan izin dari pemerintah kota Pontianak.
dalam penertiban pedagang kaki lima tentang larangan membangun, berjualan, meninggalkan gerobak
b) Saran 1. Pemerintah
kota
Pontianak
atau melakukan aktifitas dibahu
sebaiknya melakukan dialog khusus
jalan yang terdapat di jalan Imam
dengan para pedagang kaki lima
Bonjol masih belum sepenuhnya
yang terdapat di jalan Imam Bonjol
berhasil terlaksana. Dianggap belum
sebelum
berhasil
Dalam dialog tersebut tentu akan
sepenuhnya
terlaksana
melakukan
penertiban.
karena masih adanya pedagang kaki
menghasilkan
lima yang berjualan dibahu jalan
yang akan kita terapkan dan itu atas
yang terdapat di jalan Imam Bonjol
dasar kesepakatan pedagang kaki
serta meninggalkan gerobak dan
lima. Pelebaran jalan yang terdapat
masih adanya aktifitas pedagang
di
kaki lima. Meskipun Pemerintah
dilakukan oleh pemerintah kota
telah dianggap bijak dan peraturan
Pontianak
tersebut
pengendara begitu banyak apalagi
dianggap
baik
oleh
masyarakat. 2. Kebijakan pemerintah yang tertuang dalam peraturan daerah tentang
jalan
sebuah
Imam
ditambah
kebijakan
Bonjol
karena
adanya
harus
aktifitas
keberadaan
pedagang kaki lima yang berjualan di bahu jalan.
ketertiban umum dalam penertiban
2. Dalam memberikan perizinan untuk
pedagang kaki lima tentang izin
mendirikan bangunan yang terdapat
mendirikan bangunan yang terdapat
di jalan Imam Bonjol sebaiknya
di jalan Imam Bonjol rata-rata
pemerintah kota Pontianak
pedagang kaki lima belum memiliki
tegas lagi dan teliti karena rata-rata
izin mendirikan bangunan. Dalam
pedagang kaki lima yang berada di
program atau kebijakan ini bahwa
jalan
tidak berhasil dilaksanakan untuk
mendapatkan izin dari pemerintah
pedagang kaki lima yang berada di
kota
Imam
Pontianak.
Bonjol
Kesadaran
lebih
belum
dari 14
KORNELIUS ADE PARLINDO, NIM. E43011007 Program Studi Ilmu Pemerintahan Fisip UNTAN
Governance, Jurnal S-1 Ilmu Pemerintahan Volume 4 Nomor 4 Edisi Desember 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
pedagang kaki lima dan peran serta masyarakat dalam masalah ini perlu
Patton, Michael Quinn. 2009. Metode Evaluasi Kualitatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
untuk terciptanya ketertiban umum Subarsono, AG. 2008. Analisis Kebijakan Publik: Konsep, Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
di kota Pontianak.
Sugiyono. 2013. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
F. REFERENSI Agustino, Leo. 2006. Dasar-dasar Kebijakan Publik. Bandung: CV Alfabeta. ------,2007. Perihal Ilmu Yogyakarta: Graha Ilmu.
Politik.
Badjuri, Abdulkahar., dan Teguh Yuwono. 2003. Kebijakan Publik, Konsep, dan Strategi. Semarang: Universitas Diponegoro.
Widodo, Joko. 2010. Analisis Kebijakan Publik: Konsep dan Aplikasi Analisis Proses Kebijakan Publik. Malang: Bayumedia Publising. Widoyoko, Eko Putro. 2009. Evaluasi Program Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Luankali, Bernardus. 2007. Analisis Kebijakan Publik dalam Proses Pengambilan Keputusan. Jakarta: Amelia Perss. Martani dan Lubis. 1987. Teori Organisasi. Bandung: Ghalia Indonesia. Moleong, J. Lexy. 2013. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Nawawi, Hadari. 1998. Metode Penelitian Sosial. Yogyakarta: Gajahmada University Press. Nugroho, Riant D. 2004. Kebijakan Publik Formulasi, Implementasi, dan Evaluasi. Jakarta: PT Elex Media Komputindo. Nurcholis, Hanif. 2007. Teori dan Praktik: Pemerintahan dan Otonomi Daerah. Jakarta: PT Grasindo. Pasolong, Harbani. Administrasi Publik. Alfabeta.
2008. Teori Bandung: CV
15 KORNELIUS ADE PARLINDO, NIM. E43011007 Program Studi Ilmu Pemerintahan Fisip UNTAN