EVALUASI PENGAWET UNTUK NIRA KELAPA (Cocos nucifera L.)
SYARAH NURUL AMALIAH
DEPARTEMEN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA* Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Evaluasi Pengawet untuk Nira Kelapa (Cocos nucifera L.) adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Mei 2014 Syarah Nurul Amaliah NIM F24090128
ABSTRAK SYARAH NURUL AMALIAH. Evaluasi Pengawet untuk Nira Kelapa (Cocos nucifera L.). Dibimbing oleh LILIS NURAIDA dan DIAN HERAWATI. Nira kelapa diperoleh dari hasil penyadapan tandan bunga (mayang) kelapa. Nira kelapa kaya akan kandungan gula (±11%) yang menyebabkan mudahnya terjadi fermentasi dan menurunkan kualitas nira. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh formula pengawet yang efektif untuk menghambat penurunan kualitas nira. Pengawet yang digunakan terdiri dari etil paraben, kalium sorbat, natrium sulfit, dan nisin sebagai pengawet tunggal atau campuran. Evaluasi pengujian dilakukan dengan tahapan: (1) pengawet pada bakteri asam laktat dan khamir dari nira; (2) pengawet pada bakteri asam laktat dan khamir dengan menggunakan media nira; (3) pengawet pada campuran bakteri asam laktat dan khamir dengan menggunakan media nira. Berdasarkan hasil uji, campuran pengawet etil paraben+kalium sorbat dan etil paraben+natrium sulfit dapat menghambat pertumbuhan khamir, nisin dapat menghambat pertumbuhan bakteri asam laktat, dan mempertahankan pH nira. Jika jumlah kontaminasi mikroba awal tinggi sebagaimana yang terjadi di tingkat petani saat ini (±106 cfu/mL), formulasi campuran pengawet yang efektif untuk menghambat pertumbuhan bakteri asam laktat dan khamir serta mempertahankan pH adalah kombinasi: etil paraben 750 ppm + kalium sorbat 250 ppm + nisin 25 ppm; etil paraben 750 ppm + kalium sorbat 250 ppm + nisin 50 ppm; etil paraben 750 ppm + kalium sorbat 250 ppm + nisin 100 ppm; etil paraben 750 ppm + natrium sulfit 125 ppm + nisin 50 ppm; etil paraben 750 ppm + natrium sulfit 125 ppm + nisin 100 ppm. Namun jika jumlah mikroba awal lebih rendah (±104 cfu/mL), yang dapat dicapai dengan penerapan sanitasi, maka konsentrasi pengawet yang lebih rendah yaitu etil paraben 375 ppm + kalium sorbat 125 ppm + nisin 50 ppm dapat digunakan untuk mengawetkan nira. Kata kunci: pengawet, nira kelapa, etil paraben, natrium sulfit, nisin
ABSTRACT SYARAH NURUL AMALIAH. Evaluation Preservative for Coconut Palm Sap (Cocos nucifera L.). Supervised by LILIS NURAIDA and DIAN HERAWATI. Palm sap obtained from tapping palm bunches of coconut flowers. Palm sap rich in sugar with it content apporiximately 11% that make it is easily fermented and decrease its quality. This study aims to obtain an effective antimicrobial formula used to inhibit degradation of palm sap quality. The preservatives used were of ethyl paraben, potassium sorbate, sodium sulfite, and nisin as a single agent or their mixture. Evaluation was done in following steps: (1) evaluation of single preservative toward lactic acid bacteria and yeast, (2) evaluation of preservatives toward lactic acid bacteria and yeast using coconut sap as medium, (3) evaluation the most efficacy preservative toward a mixture of lactic acid bacteria and yeast using coconut sap as medium. Based on the results, the mixture of ethyl paraben+potassium sorbate and ethyl paraben+sodium sulfite could inhibit the growth of yeast, and nisin could inhibit the growth of lactic acid bacteria, and preserve the pH value. When the initial contamination was high (±106 cfu/mL), the mixture of preservatives which could be used were: ethyl paraben 750 ppm + potassium sorbate 250 ppm + nisin 25 ppm; ethyl paraben 750 ppm + potassium sorbate 250 ppm + nisin 50 ppm; ethyl paraben 750 ppm + potassium sorbate 250 ppm + nisin 100 ppm; ethyl paraben 750 ppm + sodium sulfite 125 ppm + nisin 50 ppm; ethyl paraben 750 ppm + sodium sulfite 125 ppm + nisin 100 ppm. However, when initial contamination was lower (±104 cfu/mL), the following mixture of preservatives ethyl paraben 375 ppm + potassium sorbate 125 ppm + nisin 50 ppm were effective to preserve coconut sap.
Keywords: preservative, palm sap, ethyl paraben, sodium sulfite, nisin
EVALUASI PENGAWET UNTUK NIRA KELAPA (Cocos nucifera L.)
SYARAH NURUL AMALIAH
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pertanian pada Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan
DEPARTEMEN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014
Judul Skripsi : Evaluasi Pengawet untuk Nira Kelapa (Cocos nucifera L.) Nama : Syarah Nurul Amaliah NIM : F24090128
Disetujui oleh
Prof Dr Ir Lilis Nuraida, MSc Pembimbing I
Dian Herawati, STP, MSi Pembimbing II
Diketahui oleh
Dr Ir Feri Kusnandar, MSc Ketua Departemen
Tanggal Lulus:
PRAKATA Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan pertolongan, rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian sampai dengan penyusunan skripsi dengan judul skripsi “Evaluasi Pengawet untuk Nira Kelapa (Cocos nucifera L.)” sebagai syarat mendapatkan gelar Sarjana Teknologi Pertanian. Selesainya penulisan skripsi ini tidak terlepas dari pihak-pihak yang telah banyak membantu. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1 Prof Dr Ir Lilis Nuraida, MSc selaku pembimbing tugas akhir dan pembimbing akademik, dan Dian Herawati, STP, MSi selaku pembimbing tugas akhir atas arahan dan bimbingannya. 2 Dr Nur Wulandari, STP, MSi selaku dosen penguji atas masukannya. 3 PT Indofood Sukses Makmur Tbk melalui program Indofood Riset Nugraha tahun 2013 atas pembiayaan proyek penelitian. 4 Laboratorium Seafast Center dan Laboratorium Departemen ITP beserta staff atas segala bantuan dan kerja samanya. 5 Ayahanda tercinta Adang Shalahuddin dan Ibunda Ecin Kuraesin atas segala do’a, kasih sayang dan motivasinya. 6 Adik-adikku tersayang, Rakhmi dan Hamzah, yang senantiasa memberikan dorongan dan keceriaan. 7 Saudari-saudariku ‘shahibul amal’ yang senantiasa memberikan semangat, nasihat, do’a, serta berbagi suka dan duka. 8 Sahabat satu lab, Mila, Cynthia, Dini, Kak Alia, Tika atas perjuangan bersama dan masukan yang membangun. 9 Sahabat-sahabat Maillard, Umi, Nita, Zonna, Fefi, Dian, Desi, Nurul, dkk atas masukan dan keceriannya. 10 Teman-teman wisma ayu, Mbak Novita, Mbak Destika, Mbak Yulifa, Mbak Maika, Mbak Riza, (alm) Mbak Fatimah, Mbak Ade, Mbak Widha, Mbak Putz, Mbak Olivita, Sheba, Diah, Galuh, dkk atas keceriannya dan persaudaraannya. 11 Teman-teman seperjuangan, Meyta, Ririn, Ade, dan keluarga FBI atas kebersamaan dan kekeluargaannya. 12 Teman-teman seperjuangan ITP 46 atas segala kebersamannya saat menyelesaikan pendidikan sarjana. 13 Seluruh pihak yang telah membantu dalam pelaksanaan dan penyelesaian tugas akhir. Tiada yang sempurna di dunia ini, hanya Dia-lah Allah yang Maha Sempurna dengan segala kesempurnannya. Penulis menyadari begitu banyak kekurangan dalam tulisan ini sehingga kritik dan saran yang membangun sangat diperlukan. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi perkembangan dunia ilmu pengetahuan, serta memberikan wawasan bagi yang membacanya. Bogor, Mei 2014 Syarah Nurul Amaliah
DAFTAR ISI DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR LAMPIRAN
vi
PENDAHULUAN
1
Latar Belakang
1
Tujuan Penelitian
3
Manfaat Penelitian
3
METODE
3
Bahan dan Alat
3
Tahap Penelitian
4
HASIL DAN PEMBAHASAN SIMPULAN DAN SARAN
8 14
Simpulan
16
Saran
16
DAFTAR PUSTAKA
16
LAMPIRAN
18
RIWAYAT HIDUP
37
DAFTAR TABEL 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
18
Batas maksimum penggunaan & karakteristik pengawet Daftar pengawet tunggal untuk uji sumur dan uji kontak Komposisi pengawet campuran untuk uji sumur dan uji kontak Komposisi bakteri asam laktat yang digunakan pada evaluasi efektifitas pengawet pada bakteri asam laktat dengan menggunakan media nira Komposisi pengawet untuk uji kontak media nira Komposisi pengawet untuk kontak media nira dengan seluruh isolat bakteri asam laktat dan khamir Hasil uji metode sumur nisin terhadap bakteri asam laktat asal Purbalingga Hasil uji kontak pengawet terhadap bakteri asam laktat asal Sukabumi Hasil uji kontak pengawet terhadap khamir asal Sukabumi dan Purbalingga Hasil uji kontak nisin terhadap bakteri asam laktat asal Sukabumi dan Purbalingga pada media nira Hasil uji kontak nisin terhadap khamir Purbalingga pada media nira Hasil uji kontak campuran 2 jenis pengawet terhadap bakteri asam laktat asal Sukabumi dan Purbalingga pada media nira Hasil uji kontak campuran 2 jenis pengawet terhadap khamir asal Purbalingga pada media nira Hasil uji kontak campuran 2 jenis pengawet terhadap campuran khamir asal Sukabumi dan Purbalingga pada media nira Hasil uji kontak campuran 3 jenis pengawet pada campuran khamir asal Sukabumi dan Purbalingga pada media nira Hasil uji kontak campuran 3 jenis pengawet terhadap campuran bakteri asam laktat dan khamir asal Sukabumi dan Purbalingga Hasil uji kontak campuran 3 jenis pengawet terhadap campuran bakteri asam laktat dan khamir asal Sukabumi dan Purbalingga (mikroba awal ±105 dan ±106) Hasil uji kontak campuran 3 jenis pengawet terhadap campuran bakteri asam laktat dan khamir asal Sukabumi dan Purbalingga (mikroba awal ±104)
2 5 6 7 7 8 8 9 10 10 11 11 12 12 13 14
15
15
DAFTAR LAMPIRAN 1 Daftar isolat bakteri asam laktat dan khamir asal Sukabumi dan Purbalingga 2 Hasil analisis statistik perbandingan uji kontak nisin pada satu kelompok mikroba khamir 3 Hasil analisis statistik perbandingan uji kontak pada satu kelompok mikroba, campuran 2 jenis pengawet 4 Hasil analisis statistik perbandingan uji kontak campuran khamir Sukabumi-Purbalingga, campuran 2 jenis pengawet
18 19 20 22
5 Hasil analisis statistik perbandingan uji kontak campuran khamir Sukabumi-Purbalingga, campuran 3 jenis pengawet 6 Hasil analisis statistik perbandingan uji kontak campuran bakteri asam laktat dan khamir Sukabumi-Purbalingga, campuran 3 jenis pengawet 7 Hasil uji kontak campuran 3 jenis pengawet terhadap campuran bakteri asam laktat dan khamir asal Sukabumi dan Purbalingga (mikroba awal 104) 8 Data uji kontak pengawet tunggal pada bakteri asam laktat 9 Data uji kontak pengawet tunggal pada khamir 10 Data uji kontak campuran 2 jenis pengawet pada bakteri asam laktat dan khamir 11 Data uji kontak nisin pada bakteri asam laktat dan khamir menggunakan media nira 12 Data uji kontak campuran 2 jenis pengawet pada bakteri asam laktat dan khamir menggunakan media nira 13 Data uji kontak campuran 3 jenis pengawet pada khamir dan bakteri asam laktat menggunakan media nira 14 Data uji kontak pengawet pada campuran bakteri asam laktat dan khamir menggunakan media nira
23 23
25 27 27 28 29 30 31 32
PENDAHULUAN Latar Belakang Nira adalah cairan yang keluar dari tandan bunga kelapa atau pohon penghasil nira lain seperti aren, siwalan, dan lontar yang disadap. Nira kelapa terdiri dari air (±88%), gula (±11%), abu, dan protein (Itoh et al. 1984). Selain diolah menjadi gula kelapa, nira kelapa juga dapat diolah menjadi sirup gula kelapa, cuka kelapa, saus penyedap rasa, dan nata de coco. Nira kelapa juga dapat digunakan sebagai campuran pada pembuatan kecap untuk mensubtitusi penggunaan air dan gula merah, atau digunakan sebagai tambahan pada pembuatan selai untuk mensubtitusi penggunaan air dan sumber gula. Rusbana (2009) menyatakan kerusakan nira akibat aktivitas mikroorganisme ditandai dengan rasa asam pada nira, berbuih putih, dan berlendir. Perlengkapan penyadap yang kurang bersih, kondisi penyadapan yang terbuka, kebersihan tangan penderes, serta waktu penyadapan yang cukup lama merupakan faktor-faktor yang menyebabkan nira terkontaminasi oleh mikroorganisme. Rasa asam yang timbul pada awal kerusakan nira merupakan efek dari asam laktat yang dihasilkan oleh bakteri asam laktat (BAL). Proses fermentasi selanjutnya dilakukan oleh BAL dan khamir secara bersama-sama menghasilkan asam laktat, etanol dan terbentuknya gas CO2 yang diindikasikan dengan terbentuknya buih pada nira. Kekeruhan dan penampakan pada nira yang lebih kental dan berlendir disebabkan oleh kerja Saccharomyces sp.. Kerusakan nira diakhiri dengan terbentuknya asam asetat dari proses oksidasi etanol oleh bakteri asam asetat. Menurut Battcock dan Azzam-Ali (1998), penyimpanan nira selama 24 jam dapat menurunkan pH nira dari 7.4-6.8 menjadi 5.5. Menurut Chandrasekhar et al. (2012), kelompok khamir sebagian besar terdiri dari Saccharomyces, Candida, dan Endomycopsis. Bakteri yang terdapat pada nira termasuk jenis Lactobacillus, Leuconostoc, Bacillus, Streptococcus, Zymomonas, E. coli, Brevibacterium, Micrococcus, Pediococcus, Corynebacterium, dan Klebsiella. Olawale et al. (2010) mengisolasi mikroba dari nira, dengan mikroba yang diisolasi antara lain dari jenis khamir Saccharomyces cerevisiae, Saccharomyces chevalieri, dan Kloeckera apiculata. Isolat dari jenis bakteri antara lain Bacillus cereus, Bacillus firmus dan Enterococcus faecalis. Kharisma (2014) mengisolasi BAL dari nira asal Sukabumi dan Purbalingga dan menemukan Weissella viridescens, Leuconostoc mesenteroides ssp mesenteroides/dextranicum 1, Lactococcus lactis ssp lactis 1, Lactobacillus paracasi ssp paracasei 2, Lactobacillus delbrueckii ssp delbrueckii, Lactobacillus collinoides, Lactobacillus delbrueckii ssp lactis 1. Khamir juga ditemukan pada nira dengan jumlah yang cukup tinggi, yaitu 6.88 log cfu/mL namun tidak diidentifikasi. Jumlah BAL pada nira segar mencapai 7.66 log cfu/mL. Nira segar yang disadap selama 6 jam dan tidak ditambahkan pengawet memiliki pH 5.5 dan total gula 14.9 brix. Penyimpanan nira selama 8 jam dapat menaikan jumlah mikroba sebanyak 2 log cfu/mL (Rusbana 2009). Maka dari itu, perlu dilakukan upaya pengawetan nira.
2 Menurut Wijaya et al. (2012), persyaratan bahan tambahan pangan yang ideal untuk digunakan sebagai pengawet adalah sebagai berikut: mempunyai spektrum antimikroba yang luas dan daya antimikroba tinggi, tidak beracun terhadap manusia dan hewan, ekonomis, tidak berpengaruh terhadap warna, aroma, dan rasa produk, tidak menyebabkan pertumbuhan strain baru yang lebih resisten, tidak mengalami penurunan aktivitas karena interaksi dengan komponen pangan, cukup efektif jika digunakan dalam konsentrasi rendah, relatif stabil dalam pengolahan dan penyimpanan. Pengawet yang ditambahkan pada bahan pangan memiliki sifat dan karakteristik tertentu yang sesuai dengan kondisi optimum daya hambatnya. Kelarutan paraben dalam air suhu 25 oC sebesar 0.17 g/100 g dan pada suhu 80 oC sebesar 0.86 g/100 g. Paraben relatif stabil pada penyimpanan, serta resisten terhadap dingin dan panas, termasuk sterilisasi. Paraben tidak terhidrolisis pada larutan yang memiliki pH 3 dan pH 6, serta pada pemanasan 120 oC selama 30 menit (Davidson et al. 2005). Nisin memiliki kelarutan 56 mg/mL pada pH 2.2, 1.5 mg/mL pada pH 6 (Davidson et al. 2005). Pada pangan asam rendah (pH 6.1-6.9), pemanasan selama 3 menit pada suhu 121 oC merusak 25%-50% nisin yang ditambahkan (Davidson et al. 2005). Kalium sorbat memiliki kelarutan sebesar 58.2 g/100 mL pada suhu 20 oC (Davidson et al. 2002). Sorbat mudah mengalami oksidasi, dipengaruhi oleh karakteristik dan komponen pangan, serta proses pengolahan, penanganan, dan penyimpanan pangan (Davison et al. 2005). Batas maksimum penggunaan pengawet dan karakteristiknya disajikan pada Tabel 1. Mikroorganisme target untuk setiap pengawet yang digunakan berbeda, sehingga perlu dilakukan pencampuran pengawet. Produk pangan yang mengandung lebih dari satu jenis pengawet harus mengacu pada batas maksimum penggunaan, yaitu hasil bagi untuk masing-masing pengawet dengan batas maksimum penggunaannya jika dijumlahkan tidak boleh melebihi satu (Wijaya et al. 2012). Nilai ADI pengawet yang digunakan (Wijaya et al. 2012) yaitu sebagai berikut: nisin 0-33000 mg/kg bobot badan (BB), sulfur oksida 0-0.5 mg/kg BB, paraben 0-10 mg/kg BB, sorbat 0-25 mg/kg BB. Tabel 1 Batas maksimum penggunaan & karakteristik pengawet Jenis pengawet
Mikroorganisme target
pH efektif
Batas maksimum berdasarkan Depkes 1999a
Aplikasi penggunaan
Natrium sulfit Kalium sorbat Etil paraben
Bakteric
6b
Khamira
6.5d
1000 ppm
Khamira
3-8c
1000 ppm
Jam dan jelli
Nisin
Bakteria
3d
12.5 ppm
Sediaan keju olahan
500 ppm
Pekatan sari nanas Pekatan sari nanas
Sumber: aWijaya et al. (2012); bJay (2005); cDavidson et al. (2005); dDavidson et al. (2002)
Beberapa upaya yang biasanya dilakukan petani nira untuk memperpanjang umur simpan nira hasil sadapan yaitu dengan menambahkan pengawet sebelum dilakukan penyadapan pada lodong/tempat penampungan nira. Pengawetan tradisional yang dilakukan diantaranya dengan menambahkan potongan atau irisan kulit batang kayu manggis, kayu ralu, kayu kusambi, akar kawao, kulit buah
3 manggis muda, daun manggis, dan sebagainya. Penelitian Yasni (1997) menunjukkan kulit kayu kusambi (100 g/4 L) dapat memperpanjang umur simpan nira selama 23 jam sejak nira disadap berdasarkan analisis terhadap pH. Firmansyah (1992) membandingkan natrium metabisulfit, kapur dan bunga tanaman laru (tradisional) sebagai pengawet efektif untuk memperpanjang umur simpan nira siwalan. Hasil penelitian menunjukkan 100 ppm natrium metabisulfit lebih efektif untuk memperpanjang umur simpan nira dibandingkan dengan pengawet lainnya. Berdasarkan hasil penelitian Kusumah (1992), penambahan natrium metabisulfit 70 ppm disertai dengan pendidihan (selama 10 menit) dapat memperpanjang umur simpan nira sampai 62 jam, sedangkan untuk laru kawao (Schleichera oleosa MERR.) hanya bertahan sampai 32 jam penyimpanan dengan parameter uji keasaman. Penggunaan pengawet tradisional dinilai belum efektif karena petani penderes biasa menambahkan air kapur setelah penyadapan untuk menetralkan nira yang sudah sedikit asam. Sebagai akibat penambahan kapur, gula yang dihasilkan memiliki kadar abu yang tinggi (Lesthari 2006). Dengan demikian, masih perlu dicari pengawet nira yang efektif menghambat pertumbuhan bakteri asam laktat dan khamir yang berasal dari nira. Efek pengawetan dapat ditingkatkan dengan menggunakan kombinasi atau campuran berbagai pengawet, seperti kombinasi nisin dan nitrat dapat menekan pertumbuhan Clostridium pada daging (Cleveland et al. 2001), dan kombinasi kitosan, karnosin (bakteriosin) dan sulfit mempertahankan umur simpan sosis lebih lama (Roller et al. 2002). Penelitian Kharisma (2014) menunjukkan bahwa pembusuk nira yang utama adalah bakteri asam laktat dan khamir. Oleh karena itu perlu dicari pengawet yang mampu menghambat pertumbuhan kedua kelompok mikroba tersebut. Penelitian pengawetan nira pada umumnya dilakukan hanya dengan parameter keasaman, tidak memonitor perubahan mikroorganisme yang ada pada nira. Pada penelitian ini, efektifitas pengawetan di evaluasi dengan perubahan jumlah mikroorganisme selama penyimpanan. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh pengawet nira yang mampu menghambat kerusakan nira selama penyadapan atau penyimpanan pada suhu ruang. Tujuan khususnya adalah memperoleh formulasi pengawet yang merupakan kombinasi dari berbagai bahan pengawet kimia. Manfaat Penelitian Pengawet nira yang diperoleh dapat dimanfaatkan oleh petani untuk mempertahankan mutu nira selama proses penyadapan.
METODE Bahan dan Alat Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari bakteri asam laktat (BAL) dan khamir hasil isolasi dari nira yang berasal dari Kampung
4 Cikondang, Desa Cidadap, Kecamatan Cidadap, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, dan Desa Bojong, Kecamatan Mrebet, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah. BAL nira Sukabumi terdiri dari NS1 (pohon 1, 10 isolat), dan NS2 (pohon 2, 8 isolat) yang diambil dari media MRSA (Oxoid) CaCO3 dan GYC. GYC merupakan media yang dibuat sendiri dengan komposisi 5% D-glucose, 1% yeast extract, 0.5% CaCO3, 2% agar w/v (Soheir 2012). Khamir nira Sukabumi terdiri dari NS1 (pohon 1, 10 isolat), dan NS 2 (pohon 2, 12 isolat) yang diambil dari media PDA, GYC, dan MRSA CaCO3. BAL nira Purbalingga terdiri 4 isolat yang diambil dari media MRSA. Khamir nira Purbalingga terdiri dari P5 (pohon 5, 10 isolat) dan P6 (pohon 6, 10 isolat) yang diambil dari media PDA. Daftar isolat ditampilkan pada Lampiran 1. Pengawet yang digunakan terdiri dari natrium sulfit, kalium sorbat, dan etil paraben yang diperoleh dari Sigma, serta nisin. Bahan-bahan untuk keperluan analisis diperoleh dari Oxoid yang terdiri dari media de Man Rogosa Sharp Agar (MRSA), de Man Rogosa Sharp Broth (MRSB), Potato Dextrose Agar (PDA), serta Potato Dextrose Broth (PDB) yang diperoleh dari Difco, larutan pengencer KH2PO4, media nira steril, akuades. Alat yang digunakan yaitu hand refractometer, kertas pH, plastik steril, cool box, timbangan, dan alat-alat standar mikrobiologi Tahap Penelitian Penelitian ini terdiri dari 1) evaluasi efektifitas pengawet pada BAL dan khamir dari nira; 2) evaluasi efektifitas pengawet pada BAL dan khamir dengan menggunakan media nira; 3) evaluasi efektifitas pengawet pada campuran BAL dan khamir dengan menggunakan media nira. Persiapan Kultur a. Bakteri Asam Laktat Isolat BAL disegarkan pada 5 mL media cair MRSB pada tabung terpisah, diinkubasi pada suhu 37 oC untuk BAL asal nira Sukabumi dan 30 oC untuk BAL asal nira Purbalingga selama ±24 jam. Suhu inkubasi berdasarkan pada suhu isolasi mikroba dari nira yang dilakukan oleh Kharisma (2014). Setelah inkubasi, BAL dicampurkan pada satu tabung steril. Campuran BAL siap digunakan. Pencampuran isolat BAL dilakukan berdasarkan: asal pohon, 2 pohon dari Sukabumi dan 2 pohon dari Purbalingga; isolat BAL dari Sukabumi hasil identifikasi; serta campuran seluruh isolat dari Sukabumi dan Purbalingga hasil identifikasi. b. Khamir Isolat khamir disegarkan pada 5 ml media cair PDB pada tabung terpisah, diinkubasi pada suhu 30 oC selama ±24 jam. Setelah inkubasi, khamir dicampurkan pada satu tabung steril. Campuran khamir siap digunakan. Pencampuran isolat khamir dilakukan berdasarkan asal pohon, 2 pohon dari Sukabumi dan 2 pohon dari Purbalingga. Pada pembuatan campuran seluruh khamir yang berasal dari Sukabumi dan Purbalingga, khamir yang dicampurkan terdiri dari 42 isolat. Untuk mempermudah inokulasi, seluruh khamir yang akan diujikan diinokulasi ke dalam 100 mL media PDB lalu diinkubasi pada suhu 30 oC selama ±24 jam. Setelah 24 jam, campuran khamir siap untuk digunakan.
5 Persiapan Media Nira Nira yang digunakan sebagai media pada penelitian ini berasal dari Purbalingga. Nira segar disadap menggunakan wadah plastik steril tanpa diberi bahan tambahan yang biasa digunakan sebagai pengawet, lalu diukur pH dan total padatan terlarut (brix). Nira yang diambil memiliki pH 6 sampai 7, dan total padatan terlarut 12 sampai 17 brix. Nira lalu dipekatkan sampai ±60 brix, dimasukan pada plastik steril, dan dibekukan. Saat akan digunakan sebagai media, nira di thawing dan diencerkan sampai brix semula (rata-rata brix yang diperoleh 15.3 brix), pH nira juga diukur. Setelah itu, nira ditempatkan dalam tabung dan disterilisasi. 1.
Evaluasi Efektifitas Pengawet pada Bakteri Asam Laktat dan Khamir Uji Sumur Campuran kultur mikroba uji yang telah disegarkan, diinokulasikan sebanyak 0.1 mL ke dalam 100 mL media MRSA untuk BAL dan PDA untuk khamir sehingga diperoleh konsentrasi 0.1%, lalu 20 ml agar tersebut dituang pada cawan petri steril (diperkirakan jumlah mikroba awal ±106 cfu/mL). Setelah memadat, dibuat sumur-sumur dengan diameter 7 mm kemudian dimasukan 50 µL larutan pengawet yang diujikan dengan konsentrasi pada Tabel 2 dan 3. Cawan diinkubasi pada suhu 37 oC untuk bakteri asam laktat dan 30 oC untuk khamir selama ±48 jam. Zona penghambatan adalah lebar areal bening yang terbentuk di sekitar sumur yang diukur dengan satuan mm. Diameter zona penghambatan (mm) diukur dua kali pada posisi yang berbeda, dikurangi diameter lubang pada area sumur, dan dirata-ratakan. Semakin besar zona bening yang terbentuk menunjukan aktivitas penghambatan yang semakin tinggi. Tabel 2 Daftar pengawet tunggal untuk uji sumur dan uji kontak Jenis Pengawet Kalium Sorbat (maks. 1000 ppm, DepKes 1999)
Pengawet Uji Sumur (ppm) 750 1000 3000 4000
Pengawet Uji Kontak (ppm) 1000
Etil Paraben (maks. 1000 ppm, DepKes 1999)
750 1000
1000
Natrium Sulfit (maks. 500 ppm, DepKes 1999)
500 750 1000 2000 5000
500 750 1000 2000 4000 5000
Nisin (maks. 12.5 ppm, DepKes 1999)
100 200 300 400 500
12 24
6 Uji Kontak Campuran kultur mikroba uji yang telah disegarkan dan siap digunakan diencerkan terlebih dahulu dalam larutan buffer fosfat lalu sebanyak 1 mL dimasukan ke dalam media MRSB untuk BAL dan PDB untuk khamir yang telah berisi pengawet yang diujikan sesuai dengan Tabel 2 dan 3, sehingga jumlah mikroba awal pada sampel ±106 cfu/mL. Perhitungan jumlah BAL dan khamir dilakukan pada waktu kontak 0 dan 8 jam dengan suhu inkubasi 37 oC untuk BAL dan 30 oC untuk khamir. Pengamatan dilakukan dengan menghitung jumlah koloni di setiap cawan. Mikroba uji yang digunakan pada tahap ini terdiri dari kelompok BAL NS1 dan NS2, serta kelompok khamir NS1, NS2, P5 dan P6. Pengawet yang digunakan pada tahap ini terdiri dari pengawet tunggal (Tabel 2) dan pengawet campuran (Tabel 3). Beberapa pengawet tunggal yang diujikan melebihi batas konsentrasi maksimumnya untuk melihat efektifitas pengawet pada konsentrasi yang ekstrim. Untuk perhitungan jumlah masing-masing pengawet, total pengawet sama dengan satu. Perbandingan yang digunakan adalah 0.25 dan kelipatannya. Jumlah masing-masing pengawet yang ditambahkan dihitung dari koefisiennya dalam kombinasi dikalikan konsentrasi maksimum penggunaan. Berikut contoh perhitungan penggunaan pengawet kombinasi etil paraben 75% dan natrium sulfit 25%. 75% P1 : 25% P2 = 1 P1 = etil paraben dengan konsentrasi maksimum 1000 ppm P2 = natrium sulfit dengan konsentrasi maksimum 500 ppm 0.75 x 1000 ppm = 750 ppm untuk etil paraben 0.25 x 500 ppm = 125 ppm untuk natrium sulfit Sehingga pengawet yang ditambahkan adalah 750 ppm etil paraben dan 125 ppm natrium sulfit. Komposisi pengawet campuran yang diujikan pada tahap ini terdapat pada Tabel 3. Tabel 3 Komposisi pengawet campuran untuk uji sumur dan uji kontak Pengawet Kalium sorbat – etil paraben – natrium sulfit Natrium sulfit – kalium sorbat Natrium sulfit – etil paraben Natrium sulfit – nisin
2.
Konsentrasi (ppm) 500 – 250 – 125 250 – 500 – 125 250 – 250 – 250 375 – 250 375 – 250 375 – 3 375 – 9
Uji sumur V V V
Uji kontak
V V V V
Evaluasi Efektifitas Pengawet pada Bakteri Asam Laktat dan Khamir dengan Menggunakan Media Nira Uji Kontak Campuran kultur mikroba uji yang telah disegarkan dan siap digunakan diencerkan terlebih dahulu dalam larutan buffer fosfat. Larutan pengencer yang telah berisi kultur tersebut dimasukan sebanyak 1 mL ke dalam media nira yang telah berisi pengawet yang diujikan sesuai dengan Tabel 5, sehingga jumlah mikroba awal pada sampel ±106 cfu/mL. Perhitungan jumlah BAL dan khamir dilakukan pada waktu kontak 0 dan 8 jam dengan media uji MRSA untuk BAL dan
7 PDA untuk khamir. Sampel diinkubasi pada suhu 37 oC untuk BAL nira Sukabumi, 30 oC untuk BAL Purbalingga dan khamir. Pengamatan dilakukan dengan menghitung jumlah koloni di setiap cawan. Selain menghitung jumlah koloni, pengamatan juga dilakukan pada perubahan pH menggunakan kertas pH. Mikroba uji yang digunakan pada tahap ini terdiri dari bakteri asam laktat nira Sukabumi dan Purbalingga, diambil dari campuran pada Tabel 4 berdasarkan karakteristik dan hasil identifikasi yang berbeda (Kharisma 2014). Khamir yang digunakan pada tahap ini terdiri dari kelompok khamir NS1, NS2, P5 dan P6. Formulasi pengawet yang diujikan pada tahap ini disajikan pada Tabel 5. Tabel 4 Komposisi bakteri asam laktat yang digunakan pada evaluasi efektifitas pengawet pada bakteri asam laktat dengan menggunakan media nira Kode sampel NS1 7 MC* NS1 4 GYC* NS1 2 GYC* NS2 5 GYC* NS1 3 GYC* NS2 8 MC NS2 2 GYC NS2 3 MC NS1 9 GYC P6 2 MO P6 10 MO P6 8 MO P5 6 MO
Nama Spesies Asal Sukabumi Weissella viridescens Weissella viridescens Weissella viridescens Weissella viridescens Weissella viridescens Leuconostoc mesenteroides ssp mesenteroides/dextranicum 1 Lactococcus lactis ssp lactis 1 Lactobacillus paracasi ssp paracasei 2 Lactobacillus delbrueckii ssp delbrueckii Asal Purbalingga Weissella viridescens Lactobacillus collinoides Lactobacillus delbrueckii ssp lactis 1 Weissella viridescens
*dipilih salah satu
Tabel 5 Komposisi pengawet untuk uji kontak media nira Formula pengawet
Konsentrasi (ppm)
Pengawet tunggal 12 24
Nisin Campuran 2 jenis pengawet Etil paraben – kalium sorbat Natrium sulfit – kalium sorbat Etil paraben – natrium sulfit
750 – 250 250 – 750 375 – 250 125 – 750 750 – 125 250 – 375
Campuran 3 jenis pengawet 750 – 250 – 100 Etil paraben – kalium sorbat – nisin 250 – 750 – 100 750 – 125 – 100 Etil paraben – natrium sulfit – nisin 250 – 375 – 100
8 3.
Evaluasi Efektifitas Pengawet pada Campuran Bakteri Asam Laktat dan Khamir dengan Menggunakan Media Nira Uji Kontak Campuran kultur mikroba uji yang terdiri dari BAL dan khamir yang telah disegarkan diencerkan terlebih dahulu dalam larutan buffer fosfat. Larutan pengencer yang telah berisi kultur tersebut dimasukan sebanyak 0.5 mL campuran kultur BAL dan 0.5 mL campuran kultur khamir ke dalam media nira yang berisi pengawet yang diujikan sehingga jumlah mikroba awal pada sampel diperkirakan ±106 cfu/mL. Perhitungan bakteri asam laktat dan khamir dilakukan pada waktu kontak 0 dan 8 jam dengan media uji MRSA untuk BAL dan APDA untuk khamir. Media APDA digunakan pada tahap ini untuk menghambat sebagian pertumbuhan BAL. Sampel diinkubasi pada suhu 30 oC. Pengamatan dilakukan dengan menghitung jumlah koloni di setiap cawan. Selain menghitung jumlah koloni, pengamatan juga dilakukan pada perubahan pH menggunakan kertas pH dan pH meter. Mikroba uji yang digunakan pada tahap ini terdiri dari BAL nira Sukabumi dan Purbalingga yang telah teridentifikasi oleh Kharisma (2014), serta campuran seluruh khamir NS1, NS2, P5 dan P6. Pengawet yang digunakan pada uji ini disajikan pada Tabel 6. Tabel 6
Komposisi pengawet untuk kontak media nira dengan seluruh isolat bakteri asam laktat dan khamir Formula pengawet Etil paraben – kalium sorbat – nisin Etil paraben – natrium sulfit – nisin
Konsentrasi (ppm) 750 – 250 – 25 750 – 250 – 50 750 – 250 – 100 750 – 125 – 50 750 – 125 – 100
HASIL DAN PEMBAHASAN 1.
Evaluasi Efektifitas Pengawet pada Bakteri Asam Laktat dan Khamir a. Bakteri Asam Laktat (BAL) Pengamatan yang dilakukan pada uji aktifitas pengawet dengan metode sumur menunjukkan adanya zona hambat pada beberapa mikroba uji, diantaranya ditunjukkan oleh nisin terhadap BAL asal nira Purbalingga yang disajikan pada Tabel 7. Pengawet uji lain, yang tertera pada daftar pengawet uji sumur pengawet tunggal di metode (Tabel 2 dan 3), menunjukan tidak adanya daya hambat. Tabel 7 Hasil uji metode sumur nisin terhadap bakteri asam laktat asal Purbalingga Perlakuan
Zona hambat (mm) BAL P5 + P6
Nisin 100 ppm Nisin 200 ppm Nisin 300 ppm Nisin 400 ppm Nisin 500 ppm
2.5 ± 0.0 2.6 ± 0.1 2.4 ± 0.3 2.6 ± 0.1 3.0 ± 0.3
9
Pada Tabel 8 disajikan hasil uji kontak isolat BAL campuran NS2 asal nira Sukabumi terhadap natrium sulfit dan nisin. Nilai yang diperoleh merupakan selisih nilai log koloni untuk waktu kontak 0 jam dan 8 jam. Hasil uji menunjukkan bahwa natrium sulfit tidak memiliki daya hambat yang terlihat dari kenaikan jumlah bakteri (perbedaan nilai log) yang tidak berbeda dengan kontrol, bahkan pada penggunaan 10 kali konsentrasi maksimum. Nisin menunjukan daya hambat yang yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan natrium sulfit, ditunjukkan dengan taraf log yang lebih kecil dibandingkan dengan kontrol. Campuran pengawet yang menggunakan nisin sebagai campurannya menunjukan efektifitas terhadap BAL. Sulfur dioksida lebih efektif menghambat bakteri gram negatif berbentuk batang, jika dibandingkan dengan bakteri gram positif (Davidson et al. 2005). Nisin menghambat bakteri gram positif seperti Alicyclobacillus, Bacillus, Clostridium, Desulfotomaculum, Enterococcus, Lactobacillus, Leuconostoc, Listeria, Pediococcus, Staphylococcus, dan Sporolactobacillus (Davidson et al. 2002) Tabel 8 Hasil uji kontak pengawet terhadap bakteri asam laktat asal Sukabumi Perlakuan Kontrol Natrium Sulfit
Nisin Natrium sulfit + kalium sorbat Natrium sulfit + etil paraben Natrium sulfit + nisin
1000 ppm 2000 ppm 4000 ppm 5000 ppm 12 ppm 24 ppm 375 – 250 ppm 375 – 250 ppm 375 – 3 ppm 125 – 9 ppm
Log Nt - log N0 (log cfu/mL) BAL NS2 2.51 ± 0.38 2.61 2.29 2.36 2.00 0.69 0.18 1.58 ± 0.80 2.15 2.19 0.88
*Data yang tidak disertai dengan standar deviasi hanya dilakukan satu ulangan
b. Khamir Pada metode sumur, etil paraben memperlihatkan adanya daya hambat terhadap khamir P6 asal nira Purbalingga. Rata-rata zona hambat yang diperlihatkan yaitu sebesar 7.0 ± 0.0 mm untuk konsentrasi etil paraben 1000 ppm. Pengawet uji lain menunjukkan tidak adanya daya hambat. Daya hambat pada uji sumur ini dijadikan acuan penggunaan etil paraben pada uji kontak. Uji sumur dengan pengawet lain (Tabel 2 dan 3) menunjukan tidak adanya daya hambat. Pada Tabel 9 disajikan hasil uji kontak pengawet tunggal terhadap isolat khamir yang berasal dari Sukabumi dan Purbalingga. Berdasarkan hasil uji, nisin menunjukan daya hambat yang rendah terhadap khamir NS1 dan NS2 nira Sukabumi. Natrium sulfit juga menunjukan daya hambat yang rendah terhadap khamir NS2 Sukabumi dan P5 Purbalingga. Etil paraben dan kalium sorbat menunjukan daya hambat yang cukup tinggi terhadap khamir P5 dan P6 Purbalingga. Campuran pengawet natrium sulfit dengan kalium sorbat dan etil paraben menunjukkan daya hambat yang lebih kecil terhadap khamir NS dibandingkan dengan kalium sorbat atau etil paraben yang diujikan secara tunggal.
10 Nisin tidak efektif terhadap bakteri gram negatif, khamir dan kapang (Davidson et al. 2005). Sensitivitas khamir terhadap sulfur dioksida lebih rendah jika dibandingkan dengan bakteri (Davidson et al. 2002). Pada wine, sulfit digunakan untuk menghambat bakteri pembusuk dan khamir liar, akan tetapi khamir pada wine tersebut resisten terhadap sulfit (Buckle et al. 1987). Paraben dapat digunakan untuk menghambat bakteri, kapang dan khamir, tetapi paraben paling efektif digunakan untuk menghambat kapang dan khamir. Sorbat memiliki aktivitas penghambatan terhadap Brettanomyces, Candida, Hansenula, Pichia, Saccharomyces, Torulaspora (Wijaya et al. 2012). Tabel 9
Hasil uji kontak pengawet terhadap khamir asal Sukabumi dan Purbalingga Perlakuan
Kontrol 12 ppm 24 ppm 500 ppm 750 ppm 1000 ppm 1000 ppm 375 – 250 ppm 375 – 250 ppm
Nisin Natrium Sulfit Etil Paraben Kalium Sorbat Natrium sulfit – kalium sorbat Natrium sulfit – etil paraben
Log Nt – log N0 (log cfu/mL) NS1 NS2 P5 P6 TD TD 0.94 0.94 1.29 1.53 TD TD 1.35 1.24 TD TD TD 0.86 1.12 TD TD 1.02 TD TD TD TD 0.05 -0.20 TD TD 0.05 -0.07 -0.06 0.94 TD TD 0.46 TD TD TD
*TD: tidak dilakukan pengujian; **data tidak disertai dengan standar deviasi, hanya dilakukan satu ulangan
2.
Evaluasi Efektifitas Pengawet pada Bakteri Asam Laktat dan Khamir dengan Menggunakan Media Nira a. Nisin Pada Tabel 10 disajikan hasil uji kontak nisin terhadap BAL NS Sukabumi dan P5-P6 Purbalingga pada media nira. Pada uji ini, isolat BAL telah diidentifikasi sehingga BAL yang digunakan dipilih kembali dari jenis spesies yang berbeda. Uji kontak nisin juga dilakukan pada khamir P5 dan khamir P6 Purbalingga (Tabel 11). Konsentrasi nisin yang diujikan yaitu 12 ppm yang merupakan konsentrasi maksimal pada pembuatan keju, dan 500 ppm untuk melihat efektifitas nisin pada konsentrasi yang lebih tinggi. Tabel 10 Hasil uji kontak nisin terhadap bakteri asam laktat asal Sukabumi dan Purbalingga pada media nira Perlakuan Kontrol Nisin 12 ppm Nisin 500 ppm a
BAL NS pH Log Nt – log N0 (log cfu/mL) 0 jam 8 jam 2.55 ± 0.43 5.5 5.5 3.55 ± 1.36 6.0 4.5 TDb 6.0 6.0
BAL P5+P6 pH Log Nt – log N0 (log cfu/mL) 0 jam 8 jam 1.92 ± 0.38 6.0 4.0
TDa b
TD
TDa
TDa
6.0
6.0
b
TD: tidak dilakukan pengujian; TD: tidak dihitung karena pada 0 dan 8 jam tidak ada pertumbuhan pada pengenceran terendah yang dilakukan (10 -3), lihat Lampiran 11
Berdasarkan hasil uji, penggunaan nisin pada konsentrasi 12 ppm kurang dapat menghambat, baik itu pada BAL maupun khamir. Pada penggunaan nisin konsentrasi 500 ppm, tidak ada pertumbuhan BAL pada cawan uji kontak yang
11 mengindikasikan nisin pada konsentrasi tersebut bersifat bakterisidal terhadap BAL, baik yang berasal dari nira Sukabumi maupun nira Purbalingga. Akan tetapi berdasarkan hasil uji statistik (Lampiran 2), penggunaan nisin pada khamir tidak berbeda dibandingkan dengan kontrol, bahkan pada penggunaan nisin 500 ppm. Nisin tidak efektif terhadap bakteri gram negatif, khamir dan kapang (Davidson et al. 2005). Perubahan pH menunjukkan penurunan yang tidak terlalu signifikan, pada umumnya penurunan pH berada pada kisaran 5.5. Nira yang memiliki pH 5.5 masih memungkinkan untuk diolah menjadi gula (Muchtadi et al. 2010). Meskipun perubahan pH yang ditunjukkan nilainya berdekatan, tetapi selisih jumlah mikrobanya berbeda. Tabel 11 Hasil uji kontak nisin terhadap khamir Purbalingga pada media nira Perlakuan Kontrol Nisin 12 ppm Nisin 500 ppm a
Khamir P5 pH Log Nt – log N0 (log cfu/mL) 0 jam 8 jam 1.20 ± 0.07a 5.0 5.0 1.09 ± 0.04a 5.5 5.5 0.69 ± 0.78a 5.5 5.0
Khamir P6 pH Log Nt – log N0 (log cfu/mL) 0 jam 8 jam 1.45 ± 0.40a 6.0 5.5 1.34 ± 0.32a 6.0 5.5 1.03 ± 0.16a 6.0 5.5
Data yang diikuti huruf sama pada kolom sama tidak berbeda nyata pada uji Duncan taraf 5%
b. Campuran 2 Jenis Pengawet Pada Tabel 12 dan Tabel 13 disajikan hasil uji kontak campuran 2 jenis pengawet terhadap BAL dari nira Sukabumi dan Purbalingga, serta khamir dari nira Purbalingga pada media nira. Tabel 12 Hasil uji kontak campuran 2 jenis pengawet terhadap bakteri asam laktat asal Sukabumi dan Purbalingga pada media nira Perlakuan Kontrol Etil paraben 750 ppm + kalium sorbat 250 ppm Natrium sulfit 375 ppm + kalium sorbat 250 ppm a
BAL NS pH Log Nt – log N0 (log cfu/mL) 0 jam 8 jam 2.55 ± 0.43a 5.5 5.5
BAL P5+P6 pH Log Nt – log N0 (log cfu/mL) 0 jam 8 jam 1.92 ± 0.38a 6.0 4.0
2.00 ± 0.43a
6.0
5.5
0.95 ± 0.19a
6.0
5.5
1.80 ± 0.99a
6.5
6.0
0.82 ± 0.80a
6.5
6.5
Data yang diikuti huruf sama pada kolom sama tidak berbeda nyata pada uji Duncan taraf 5%
Berdasarkan hasil uji statistik (Lampiran 3), hasil uji pengawet campuran etil paraben 750 ppm dan kalium sorbat 250 ppm serta campuran natrium sulfit 375 ppm dan kalium sorbat 250 ppm tidak berbeda nyata dengan kontrol pada BAL, baik itu BAL dari nira Sukabumi maupun nira Purbalingga. Akan tetapi, pH nira kontrol menunjukkan nilai yang lebih rendah, terutama pada BAL Purbalingga. Penambahan campuran pengawet dapat mempertahankan pH nira, meskipun selisih jumlah mikroba yang ditunjukkan tidak berbeda nyata dengan kontrol. Uji efektifitas pengawet campuran etil paraben 750 ppm dan kalium sorbat 250 ppm pada khamir P5 dan P6 menunjukan hasil yang berbeda nyata dari kontrol. Uji efektifitas pengawet campuran natrium sulfit 375 ppm dan kalium sorbat 250 ppm tidak berbeda nyata dengan kontrol, tetapi juga tidak berbeda nyata dengan campuran etil paraben 750 ppm dan kalium sorbat 250 ppm. Nilai pH nira cenderung tidak berubah, baik pada kontrol ataupun pada nira yang ditambahkan campuran pengawet. Akan tetapi, nilai pH pada nira yang ditambahkan khamir P5
12 cenderung rendah, termasuk khamir P5 pada uji nisin (Tabel 11). Menurut Suyadi et al. (2012), khamir dapat menurunkan nilai pH pada pangan. Khamir dapat memecah glukosa dan glukosa tersebut akan diubah menjadi asam laktat yang dapat menurunkan pH. Tabel 13 Hasil uji kontak campuran 2 jenis pengawet terhadap khamir asal Purbalingga pada media nira Perlakuan Kontrol Etil paraben 750 ppm + kalium sorbat 250 ppm Natrium sulfit 375 ppm + kalium sorbat 250 ppm a
Khamir P5 pH Log Nt – log N0 (log cfu/mL) 0 jam 8 jam 1.20 ± 0.07a 5.0 5.0
Khamir P6 pH Log Nt – log N0 (log cfu/mL) 0 jam 8 jam 2.05 ± 0.40a 6.0 5.5
0.50 ± 0.11b
5.5
5.0
0.28 ± 0.03b
6.0
6.0
0.95 ± 0.32ab
5.5
5.0
0.72 ± 0.40ab
6.0
6.0
Data yang diikuti huruf sama pada kolom sama tidak berbeda nyata pada uji Duncan taraf 5%
Pada Tabel 14 disajikan hasil uji kontak campuran 2 jenis pengawet terhadap campuran seluruh khamir dari nira Sukabumi dan Purbalingga pada media nira. Berdasarkan hasil uji statistik (Lampiran 4), penggunaan pengawet campuran natrium sulfit dan kalium sorbat pada campuran khamir tidak berbeda nyata dengan kontrol. Penggunaan pengawet campuran etil paraben dan kalium sorbat atau etil paraben dan natrium sulfit berbeda nyata dengan kontrol sehingga digunakan pada tahap pencampuran 3 jenis pengawet. Pada umumnya penurunan pH yang terjadi sekitar 0.5, termasuk kontrol. Akan tetapi, pada campuran etil paraben 750 ppm dan natrium sulfit 125 ppm tidak terjadi perubahan pH. Tabel 14 Hasil uji kontak campuran 2 jenis pengawet terhadap campuran khamir asal Sukabumi dan Purbalingga pada media nira Perlakuan Kontrol Etil paraben 750 ppm + kalium sorbat 250 ppm Etil paraben 250 ppm + kalium sorbat 750 ppm Natrium sulfit 375 ppm + kalium sorbat 250 ppm Natrium sulfit 125 ppm + kalium sorbat 750 ppm Etil paraben 750 ppm + natrium sulfit 125 ppm Etil paraben 250 ppm + natrium sulfit 375 ppm a
Log Nt – log N0 (log cfu/mL) Campuran khamir NS1 + NS2 + P5 + P6 1.07 ± 0.15a
pH 0 jam
8 jam
6.0
5.5
0.18 ± 0.37b
6.5
5.5
0.06 ± 0.08b
6.0
5.5
1.01 ± 0.09a
6.5
6.0
0.91 ± 0.07a
6.5
6.0
0.15 ± 0.21b
6.0
6.0
0.26 ± 0.02b
6.0
5.5
Data yang diikuti huruf sama tidak berbeda nyata pada uji Duncan taraf 5%
c. Campuran 3 Jenis Pengawet Pada Tabel 15 disajikan hasil uji kontak campuran 3 jenis pengawet terhadap seluruh campuran seluruh khamir yang berasal dari nira Sukabumi dan Purbalingga pada media nira. Pencampuran yang dilakukan berdasarkan hasil uji pencampuran
13 2 jenis pengawet dan ditambahkan dengan nisin. Campuran etil paraben+kalium sorbat dan etil paraben+natrium sulfit yang efektif menghambat khamir pada uji sebelumnya, ditambahkan dengan nisin yang efektif terhadap BAL. Berdasarkan hasil uji statistik (Lampiran 5), penggunaan etil paraben 250 ppm + natrium sulfit 375 ppm + nisin 100 ppm pada khamir nira tidak berbeda nyata dengan kontrol. Campuran pengawet yang dapat digunakan untuk menghambat khamir nira antara lain etil paraben 750 ppm + kalium sorbat 250 + nisin 100 ppm; etil paraben 250 ppm + kalium sorbat 750 ppm + nisin 100 ppm; etil paraben 750 ppm + natrium sulfit 125 ppm + nisin 100 ppm. Nilai pH nira cenderung tidak berubah, termasuk pada kontrol. Tabel 15 Hasil uji kontak campuran 3 jenis pengawet pada campuran khamir asal Sukabumi dan Purbalingga pada media nira Perlakuan Kontrol Etil Paraben 750 ppm + kalium sorbat 250 ppm + nisin 100 ppm Etil paraben 250 ppm + kalium sorbat 750 ppm + nisin 100 ppm Etil paraben 750 ppm + natrium sulfit 125 ppm + nisin 100 ppm Etil paraben 250 ppm + natrium sulfit 375 ppm + nisin 100 ppm a
Log Nt – log N0 (log cfu/mL) Campuran khamir NS1 + NS2 + P5 + P6 1.06 ± 0.03a
pH 0 jam
8 jam
5.5
5.5
-0.07 ± 0.05bc
5.5
5.5
0.23 ± 0.03b
6.0
5.5
-0.18 ± 0.30c
6.0
5.5
0.94 ± 0.06a
7.0
7.0
Data yang diikuti huruf sama tidak berbeda nyata pada uji Duncan taraf 5%
Pengujian aktivitas pengawet juga dilakukan pada BAL dengan formulasi yang sama. Hasil uji pengawet pada BAL menunjukkan formulasi yang diujikan bersifat bakterisidal. Hal ini ditunjukkan oleh tidak adanya pertumbuhan BAL pada cawan uji, termasuk pada pengenceran terendah yang dilakukan. Pengenceran yang dilakukan pada kontak 0 jam dan 8 jam berbeda 1 tingkat pengenceran, sehingga nilai selisih log yang ditunjukkan berkisar 1 log cfu/mL, dan nilai perbedaan log kontrol 1.75 log cfu/mL (Lampiran 13). Karena penggunaan nisin 100 ppm bersifat bakterisidal pada campuran pengawet, maka konsentrasi nisin perlu dikurangi, salah satunya untuk alasan ekonomis. Perubahan pH menunjukkan penurunan yang tidak terlalu signifikan, umumnya sekitar 0.5, termasuk pada kontrol. Penambahan nisin yang dilakukan diluar kombinasi yang dirancang (jumlah perbandingan pengawet yang ditambahkan sama dengan satu). Hal ini didasarkan pada LD50 nisin yang sama dengan garam, yaitu 7 g/kg berat badan, jika dibandingkan dengan LD50 natrium sulfit 3.56 g/kg berat badan (Wijaya et al. 2012). Selain itu nisin merupakan polipeptida yang dapat dinonaktifkan dengan cepat oleh enzim pencernaan (Davidson et al. 2005), sehingga penambahan nisin diluar kombinasi diduga masih aman.
14 3.
Evaluasi Efektifitas Pengawet pada Campuran Bakteri Asam Laktat dan Khamir dengan Menggunakan Media Nira Pada Tabel 16 disajikan hasil uji kontak pengawet terhadap campuran BAL dan khamir pada media nira. Pengamatan dilakukan pada 2 jenis media, yaitu MRSA dan APDA, dan hasil uji yang diamati adalah total mikroba yang terdapat pada cawan uji dengan jumlah mikroba awal ±106 cfu/mL. Campuran pengawet yang digunakan merupakan kombinasi dari perbandingan konsentrasi maksimum dalam campuran yang diperbolehkan. Berdasarkan hasil uji statistik (Lampiran 6), penggunaan etil paraben 750 ppm + kalium sorbat 250 ppm + nisin 50 ppm menunjukan hasil yang tidak berbeda nyata dengan kontrol pada pertumbuhan mikroba dalam media MRSA, dan berbeda nyata dengan kontrol pada pertumbuhan dalam media APDA, akan tetapi nilai pH uji relatif tidak berubah sehingga formulasi tersebut terpilih untuk digunakan pada uji selanjutnya dengan jumlah mikroba awal lebih rendah. Kombinasi campuran pengawet lain yang digunakan menunjukkan hasil yang berbeda dengan kontrol. Nilai pH campuran pengawet lain juga relatif stabil jika dibandingkan dengan kontrol yang penurunan pH-nya cukup tinggi. Cahyaningsih (2006) menemukan kandungan mikroorganisme nira pada berbagai tingkatan pH, yaitu pada pH 6.5 terdiri dari khamir dan BAL, pada pH 4.1-5.3 terdiri dari Bacillus, khamir dan BAL, serta pada pH 3.6 terdiri dari Bacillus dan khamir, dengan jumlah mikroba tertinggi terjadi saat pH nira bernilai 5. Dapat disimpulkan, campuran pengawet yang diujikan pada tahap ini masih dapat digunakan untuk menghambat pertumbuhan BAL dan khamir pada nira. Tabel 16 Hasil uji kontak campuran 3 jenis pengawet terhadap campuran bakteri asam laktat dan khamir asal Sukabumi dan Purbalingga Perlakuan Kontrol Etil Paraben 750 ppm + kalium sorbat 250 ppm + nisin 25 ppm Etil Paraben 750 ppm + kalium sorbat 250 ppm + nisin 50 ppm Etil Paraben 750 ppm + kalium sorbat 250 ppm + nisin 100 ppm Etil paraben 750 ppm + natrium sulfit 125 ppm + nisin 50 ppm Etil paraben 750 ppm + natrium sulfit 125 ppm + nisin 100 ppm a
Log Nt – log N0 (log cfu/mL) Total Mikroba Total Mikroba pada MRSA pada APDA 1.70 ± 0.02a 0.86 ± 0.03a
pH 0 jam
8 jam
6.4
4.3
0.61 ± 0.21b
0.14 ± 0.12b
6.0
5.0
1.23 ± 0.46a
0.09 ± 0.05b
6.4
6.3
0.29 ± 0.25b
0.01 ± 0.07b
6.0
5.0
0.03 ± 0.09b
-0.12 ± 0.08b
5.0
5.0
0.10 ± 0.13b
0.11 ± 0.26b
5.0
5.0
Data yang diikuti huruf sama pada kolom sama tidak berbeda nyata pada uji Duncan taraf 5%
Pengujian pengawet dengan konsentrasi 20% dari konsentrasi maksimum yang terpilih (etil paraben 750 ppm + kalium sorbat 250 ppm + nisin 50 ppm) pada Tabel 16 juga dilakukan dengan jumlah mikroba awal 105 dan 106. Jumlah mikroba
15 awal 105 digunakan untuk melihat pengaruh sanitasi dan penggunaan pengawet dengan konsentrasi yang lebih rendah. Selain itu, penurunan konsentrasi pengawet yang digunakan bertujuan agar akumulasi residu pengawet tidak melebihi peraturan penggunaan jika nira yang ditambahkan dengan pengawet akan diolah menjadi gula. Berdasarkan hasil uji, penggunaan pengawet dengan 20% dari konsentrasi maksimum tidak berbeda dengan kontrol, ditunjukkan dengan taraf log yang sama. Maka dari itu, pengujian dilanjutkan dengan menggunakan konsentrasi 20% dan 50% dari konsentrasi maksimum dengan jumlah mikroba awal ±104 cfu/mL (Tabel 18). Tabel 17 Hasil uji kontak campuran 3 jenis pengawet terhadap campuran bakteri asam laktat dan khamir asal Sukabumi dan Purbalingga (mikroba awal ±105 dan ±106) Perlakuan Kontrol Etil Paraben 150 ppm + kalium sorbat 50 ppm + nisin 10 ppm Kontrol Etil Paraben 150 ppm + kalium sorbat 50 ppm + nisin 10 ppm
Log Nt – log N0 (log cfu/mL) Total Mikroba pada MRSA Total Mikroba pada APDA Jumlah mikroba awal ±105 2.64 ± 0.03 0.71 ± 0.68 2.52 ± 0.26
1.15 ± 0.16
Jumlah mikroba awal ±106 2.04 ± 0.21
1.13 ± 0.14
2.33 ± 0.05
1.17 ± 0.19
Berdasarkan uji statistik (Lampiran 7), hasil uji menunjukkan penggunaan 20% dari konsentrasi maksimum tidak berbeda nyata dengan kontrol untuk uji pada media APDA, tetapi berbeda nyata dengan kontrol untuk uji pada media MRSA. Penggunaan 50% dari konsentrasi maksimum berbeda nyata dengan kontrol baik itu uji pada media APDA maupun MRSA. Nilai pH yang terjadi cenderung tidak berubah. Maka penggunaan campuran pengawet 20% dan 50% konsentrasi dapat digunakan dengan catatan sanitasi petani penderes nira yang dilakukan baik sehingga jumlah mikroba awal pada nira dapat ditekan. Tabel 18 Hasil uji kontak campuran 3 jenis pengawet terhadap campuran bakteri asam laktat dan khamir asal Sukabumi dan Purbalingga (mikroba awal ±104) Perlakuan Kontrol Etil Paraben 150 ppm + kalium sorbat 50 ppm + nisin 50 ppm Etil Paraben 375 ppm + kalium sorbat 125 ppm + nisin 50 ppm a
Log Nt – log N0 (log cfu/mL) Total Mikroba Total Mikroba pada MRSA pada APDA 3.02 ± 0.02a 1.35 ± 0.07a
pH 0 jam
8 jam
TD
TD
2.23 ± 0.01b
1.04 ± 0.05a
6.6
6.4
1.8 ± 0.42b
0.25 ± 0.21b
6.6
6.4
Data yang diikuti huruf sama pada kolom sama tidak berbeda nyata pada uji Duncan taraf 5%; *TD: tidak dilakukan pengujian
16
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Campuran etil paraben+kalium sorbat dan etil paraben+natrium sulfit dapat menghambat pertumbuhan khamir, dan nisin dapat menghambat pertumbuhan bakteri asam laktat pada nira. Berdasarkan hasil uji, campuran etil paraben+kalium sorbat+nisin dan campuran etil paraben+natrium sulfit+nisin dapat menghambat jumlah khamir dan bakteri asam laktat, dan mempertahankan nilai pH nira. Jika jumlah kontaminasi mikroba awal tinggi sebagaimana yang terjadi di tingkat petani saat ini (±106 cfu/mL), formulasi campuran pengawet yang efektif untuk menghambat pertumbuhan bakteri asam laktat dan khamir serta mempertahankan pH adalah kombinasi: etil paraben 750 ppm + kalium sorbat 250 ppm + nisin 25 ppm; etil paraben 750 ppm + kalium sorbat 250 ppm + nisin 50 ppm; etil paraben 750 ppm + kalium sorbat 250 ppm + nisin 100 ppm; etil paraben 750 ppm + natrium sulfit 125 ppm + nisin 50 ppm; etil paraben 750 ppm + natrium sulfit 125 ppm + nisin 100 ppm. Namun jika jumlah mikroba awal lebih rendah (±104 cfu/mL), yang dapat dicapai dengan penerapan sanitasi, maka konsentrasi pengawet yang lebih rendah yaitu etil paraben 375 ppm + kalium sorbat 125 ppm + nisin 50 ppm dapat digunakan untuk mengawetkan nira. Saran Formula pengawet yang didapatkan dari hasil penelitian merupakan formula pengawet untuk nira. Konsentrasi pengawet yang digunakan merupakan konsentrasi maksimum batas penggunaan. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut jika formula pengawet tersebut akan digunakan untuk nira yang akan diolah menjadi gula.
DAFTAR PUSTAKA Battcock M, Azam-Ali S. 1998. Fermented fruits and vegetables: A global perspective. Food and Agriculture Organization of the United Nations Rome. FAO Agricultural Services Bulletin No. 134 Buckle KA, Edwards RA, Fleet GH, Wootton M. 1985. Ilmu Pangan. Jakarta (ID): UI-Press. Cahyaningsih HE. 2006. Identifikasi bakteri asam laktat dari nira lontar serta aplikasinya dalam mereduksi Salmonella typhimurium dan Aspergillus flavus pada biji kakao [tesis]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Chandrasekhar K, Sreevani S, Seshapani P, Pramodhakumari J. 2012. A review on palm wine. Int J of Research in Biol Sci 2012; 2 (1):33-38. Cleveland J, Montville TJ, Nes IF, Chikindas ML. 2001. Bacteriocins: safe, natural antimicrobials for food preservation. Int J Food Microbiol. 2001:71(1-20) Davidson PM, Juneja VK, Branen JK. 2002. Food Additives. (US): Marcel Dekker Inc. Davidson PM, Sofos JN, Branen AL. 2005. Antimicrobial in Food. Boca Raton (US): Taylor & Francis Group.
17 Firmansyah MW. 1992. Mempelajari pengaruh penambahan bahan pengawet terhadap umur simpan nira siwalan (Borassus flaberifera Linn.) serta mutu gula merah, gula semut dan sirup yang dihasilkan [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Itoh T, Widjaja CH, Matsuyama A, Nasution MZ, Kumedong J. 1984. Compositional characteristic of nira-palm juice of high sugar content from palm tree. AP4 Project, Faculty of Agricultural Engineering and Technology, Bogor Agricultural University, Bogor. Jay JM, Loessner MJ, Golden DA. 2005. Modern Food Microbiology Ed ke-7. (US): Springer. Kharisma M. 2014. Profil bakteri asam laktat dan bakteri pembentuk asam pada nira kelapa (Cocos nucifera L.) [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Kusumah RD. 1992. Mempelajari pengaruh penambahan pengawet pada nira aren (Arenga pinnata Merr) terhadap mutu gula merah, gula semut, sirup nira dan gula putih yang dihasilkan [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Lesthari AP. 2006. Pengaruh waktu tunda giling tebu dan penambahan natrium metabisulfit terhadap mutu gula merah tebu [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Muchtadi TR, Sugiyono, Ayustaningwarno F. 2010. Ilmu Pengetahuan Bahan Pangan. Bandung (ID): Penerbit Alfabeta. Olawale AK, Olubiyi AA, OluwoleMoses D. 2010. Evaluation of microbial quality and alcoholic improvement of natural and fermented raphia palmwine (“ogoro”). J New York Sci. 2010:3(2). Roller S, Sagoo S, Board R, O’Mahony T, Caplice E, Fitzgerald G, Fogden M, Owen M, Fletcher H. 2002. Novel combination of chotisan, carnocin, and sulphite for the preservation of chilled pork sausages. Meat Sci. 2002:62(165177) Rusbana, Tubagus Bahtiar. 2009. Kajian pengawetan nira menggunakan asap cair tempurung kelapa [tesis]. Bogor (ID) : Institut Pertanian Bogor. Russell NJ dan Gould GW. 1991. Food Preservatives. New York (US): Blackie, Glasgow and London. Soheir S. Abd El-Salam. 2012. 16S rRNA gene sequence detection of acetic acid bacteria isolated from tea kombucha. J New York Sci. 5(3): 55-61. Suyadi, Nurwantoro, Mulyani S. 2012. Total yeast, pH, cita rasa asam dan cita rasa alkohol pada es krim dengan penambahan starter Saccharomyces cerevisiae pada lama pemeraman yang berbeda. J Ani Agr. 1(2):246-257. Wijaya CH, N Mulyono, FA Afandi. 2012. Bahan Tambahan Pangan Pengawet. Bogor (ID): Percetakan IPB. Yasni S, Suliantari, Fenta. 1997. Ekstraksi komponen aktif kulit kayu kusambi (Schleichera oleosa MERR.) dan daya hambatnya terhadap kerusakan nira. Bul. Teknol. Dan Ind. Pangan. 8(2):14-23.
18 LAMPIRAN Lampiran 1 Daftar isolat bakteri asam laktat dan khamir asal Sukabumi dan Purbalingga Kode Isolat
Jenis Mikroba
NS1
Bakteri Asam Laktat
NS2
NS1
Khamir
NS2
Asal Sukabumi NS 1 4 GYC NS1 3 MC NS1 3 GYC NS1 7 MC NS1 2 GYC NS1 4 MC NS1 5 MC NS1 1 GYC NS1 1 MC NS1 9 GYC NS2 8 MC NS2 2 GYC NS2 7 MC NS2 6 GYC NS2 5 GYC NS2 3 MC NS2 6 MC NS2 1 MC NS1 8 MC NS1 6 GYC NS1 6 MC NS1 1 MC NS1 1 PDA NS1 3 PDA NS1 5 PDA NS1 7 PDA NS1 4 PDA NS1 10 PDA NS2 4 GYC NS2 3 GYC NS2 1 GYC NS2 9 GYC NS2 4 PDA NS2 9 PDA NS2 6 PDA NS2 5 PDA NS2 3 PDA NS2 2 PDA NS2 7 PDA NS2 1 PDA
Asal Purbalingga
P6 2 MO P6 10 MO P6 8 MO P5 6 MO
P5
P5 1 PDA P5 2 PDA P5 3 PDA P5 4 PDA P5 5 PDA P5 6 PDA P5 7 PDA P5 8 PDA P5 9 PDA P5 10 PDA
P6
P6 1 PDA P6 2 PDA P6 3 PDA P6 4 PDA P6 5 PDA P6 6 PDA P6 7 PDA P6 8 PDA P6 9 PDA P6 10 PDA
19 Lampiran 2 Hasil analisis statistik perbandingan uji kontak nisin pada satu kelompok mikroba khamir a. Khamir P5
Oneway ANOVA Selisih log Sum of Squares
df
Mean Square
Between Groups
.290
2
.145
Within Groups
.611
3
.204
Total
.901
5
F
Sig. .712
.558
Post Hoc Tests Homogeneous Subsets Selisih log Duncan Subset for alpha = 0.05 Antimikroba
N
1
Nisin 500 ppm
2
.6900
Nisin 12 ppm
2
1.0950
Kontrol
2
1.2000
Sig.
.338
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
b. Khamir P6 Oneway ANOVA Selisih log Sum of Squares
df
Mean Square
Between Groups
.196
2
.098
Within Groups
.292
3
.097
Total
.488
5
F
Sig. 1.005
.463
20
Post Hoc Tests Homogeneous Subsets Selisih log Duncan Subset for alpha = 0.05 Antimikroba
N
1
Nisin 500 ppm
2
1.0300
Nisin 12 ppm
2
1.3500
Kontrol
2
1.4550
Sig.
.265
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
Lampiran 3 Hasil analisis statistik perbandingan uji kontak pada satu kelompok mikroba, campuran 2 jenis pengawet a. BAL NS
Oneway ANOVA Selisih Nilai Log Sum of Squares Between Groups
df
Mean Square
.597
2
.299
Within Groups
1.338
3
.446
Total
1.935
5
F
Sig. .669
.575
b. BAL Purbalingga
Oneway ANOVA Selisih Nilai Log Sum of Squares Between Groups Within Groups Total
df
Mean Square
1.451
2
.725
.813
3
.271
2.264
5
F
Sig. 2.678
.215
21 c. Khamir P5
Oneway ANOVA Selisih Nilai Log Sum of Squares
df
Mean Square
Between Groups
.510
2
.255
Within Groups
.125
3
.042
Total
.634
5
F
Sig. 6.134
.087
Post Hoc Tests Homogeneous Subsets Selisih Nilai Log Duncan Subset for alpha = 0.05 Pengawet
N
1
2
Par 750-Sor 250
2
.5000
Sul 375-Sor 250
2
.9500
Kontrol
2
.9500 1.2050
Sig.
.114
.300
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
d. Khamir P6
Oneway ANOVA Selisih Nilai Log Sum of Squares Between Groups Within Groups Total
df
Mean Square
1.422
2
.711
.325
3
.108
1.748
5
F 6.558
Sig. .080
22
Post Hoc Tests Homogeneous Subsets Selisih Nilai Log Duncan Subset for alpha = 0.05 Pengawet
N
1
2
Par 750-Sor 250
2
.2750
Sul 375-Sor 250
2
.7150
Kontrol
2
.7150 1.4550
Sig.
.274
.110
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
Lampiran 4 Hasil analisis statistik perbandingan uji kontak campuran khamir Sukabumi-Purbalingga, campuran 2 jenis pengawet
Oneway ANOVA Selisih nilai log Sum of Squares Between Groups Within Groups Total
df
Mean Square
2.476
6
.413
.229
7
.033
2.705
13
Post Hoc Tests Homogeneous Subsets Selisih nilai log Duncan Subset for alpha = 0.05 Pengawet
N
1
2
Par 250-Sor 750
2
.0550
Par 750-Sul 125
2
.1500
Par 750-Sor 250
2
.1850
Par 250-Sul 375
2
.2500
Sul 125-Sor 750
2
.9100
Sul 375-Sor 250
2
1.0150
Kontrol
2
1.0700
Sig.
.340
.423
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
F 12.594
Sig. .002
23 Lampiran 5 Hasil analisis statistik perbandingan uji kontak campuran khamir Sukabumi-Purbalingga, campuran 3 jenis pengawet
Oneway ANOVA Selisih nilai log Sum of Squares Between Groups Within Groups Total
df
Mean Square
2.625
4
.656
.096
5
.019
2.721
9
F
Sig.
34.197
.001
Post Hoc Tests Homogeneous Subsets Selisih nilai log Duncan Subset for alpha = 0.05 Pengawet
N
1
2
3
Par 750-Sul 125-Nis 100
2
-.1800
Par 750-Sor 250-Nis 100
2
-.0650
Par 250-Sor 750-Nis 100
2
Par 250-Sul 375-Nis 100
2
.9450
Kontrol
2
1.0600
-.0650 .2350
Sig.
.444
.083
.444
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
Lampiran 6 Hasil analisis statistik perbandingan uji kontak campuran bakteri asam laktat dan khamir Sukabumi-Purbalingga, campuran 3 jenis pengawet a. Pada Media MRSA
Oneway ANOVA Selisih nilai log Sum of Squares Between Groups Within Groups Total
df
Mean Square
4.531
5
.906
.335
6
.056
4.866
11
F 16.232
Sig. .002
24
Post Hoc Tests Homogeneous Subsets Selisih nilai log Duncan Subset for alpha = 0.05 Pengawet
N
1
2
Par 750-Sul 125-Nis 50
2
.0350
Par 750-Sul 125-Nis 100
2
.0950
Par 750-Sor 250-Nis 100
2
.2900
Par 750-Sor 250-Nis 25
2
.6150
Par 750-Sor 250- Nis 50
2
1.2300
Kontrol
2
1.7050
Sig.
.059
.091
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
b. Pada Media APDA
Oneway ANOVA Selisih nilai log Sum of Squares Between Groups Within Groups Total
df
Mean Square
1.207
5
.241
.104
6
.017
1.312
11
F 13.890
Sig. .003
25
Post Hoc Tests Homogeneous Subsets Selisih nilai log Duncan Subset for alpha = 0.05 Pengawet
N
1
2
Par 750-Sul 125-Nis 50
2
-.1200
Par 750-Sor 250-Nis 100
2
.0100
Par 750-Sor 250-Nis 50
2
.0850
Par 750-Sul 125-Nis 100
2
.1100
Par 750-Sor 250-Nis 25
2
.1400
Kontrol
2
.8650
Sig.
.111
1.000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
Lampiran 7
Hasil uji kontak campuran 3 jenis pengawet terhadap campuran bakteri asam laktat dan khamir asal Sukabumi dan Purbalingga (mikroba awal ±104 cfu/mL)
a. Pada media APDA
Oneway ANOVA Selisih nilai log Sum of Squares Between Groups Within Groups Total
df
Mean Square
1.274
2
.637
.049
3
.016
1.323
5
F 39.127
Sig. .007
26
Post Hoc Tests Homogeneous Subsets Selisih nilai log Duncan Subset for alpha = 0.05 Antimikroba
N
1
2
par 375-sor 125-nis 50
2
.2550
par 150-sor 50-nis 50
2
1.0400
Kontrol
2
1.3500
Sig.
1.000
.093
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
b. Pada media MRSA
Oneway ANOVA Selisih nilai log Sum of Squares Between Groups
Mean Square
1.510
2
.755
.175
3
.058
1.684
5
Within Groups Total
Df
Post Hoc Tests Homogeneous Subsets Selisih nilai log Duncan Subset for alpha = 0.05 Antimikroba
N
1
2
par 375-sor 125-nis 50
2
1.8050
par 150-sor 50-nis 50
2
2.2250
Kontrol
2
Sig.
3.0150 .180
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
1.000
F 12.974
Sig. .033
27 Lampiran 8 Data uji kontak pengawet tunggal pada bakteri asam laktat Waktu kontak 0 jam Nilai log Jumlah koloni koloni (log (cfu/mL) cfu/mL) BAL NS2
No
Perlakuan
1
Kontrol (ulangan 1)
1.2 x 104
4.08
2
Kontrol (ulangan 2)
7.9 x 104
4.90
3
N. sulfit 1000 ppm
5.1 x 103
3.71
4
N. sulfit 2000 ppm
7.2 x 103
3.86
5
N. sulfit 4000 ppm
7.8 x 104
4.89
6
N. sulfit 5000 ppm
1.1 x 105
5.04
7
Nisin 12 ppm
9.3 x 104
4.97
Nisin 24 ppm
4
8
4.6 x 10
4.66
8 jam Nilai log koloni (log cfu/mL)
Jumlah koloni (cfu/mL) 2.1 x 106 (>2.5 x 105) 4.8 x 107 (>2.5 x 106) 2.1 x 106 (>2.5 x 105) 1.4 x 106 (>2.5 x 105) 1.8 x 107 (>2.5 x 106) 1.1 x 107 (>2.5 x 106) 4.6 x 105 6.9 x 10
4
Selisih nilai log (log cfu/mL)
6.32
2.24
7.68
2.78
6.32
2.61
6.15
2.29
7.26
2.36
7.04
2.00
5.66
0.69
4.84
0.18
Lampiran 9 Data uji kontak pengawet tunggal pada khamir Waktu kontak No
Perlakuan
1
Nisin 12 ppm
2
Nisin 24 ppm
1
N. sulfit 500 ppm
2 3
N. sulfit 750 ppm Nisin 12 ppm
4
Nisin 24 ppm
1
Kontrol
2 3 4
E. paraben 1000 ppm N. sulfit 500 ppm K. sorbat 1000 ppm
0 jam Nilai log Jumlah koloni koloni (log (cfu/mL) cfu/mL) Khamir NS1 1.5 x 104 4.18 4
1.6 x 10 4.20 Khamir NS2 3.3 x 105 5.52 4
2.1 x 10
4
1.3 x 10
4.32 4.11
4
3.1 x 10
4.49 Khamir P5 5 5.8 x 10 5.76 5
1.6 x 10
5
3.6 x 10 3.6 x 10
5
5.20 5.56 5.43
8 jam Nilai log Jumlah koloni koloni (log (cfu/mL) cfu/mL)
Selisih nilai log (log cfu/mL)
2.9 x 105
5.46
1.29
5
5.56
1.35
2.4 x 106
6.38
0.86
2.2 x 10
5
5.34
1.02
4.4 x 10
5
5.64
1.53
5.4 x 10
5
5.73
1.24
5.1 x 106
6.71
0.94
1.8 x 10
5
5.26
0.05
4.8 x 10
6
6.68
1.12
4.8 x 10
6
5.48
0.05
3.6 x 10
28 (lanjutan halaman sebelumnya) Waktu kontak No
Perlakuan
1
Kontrol
2 3
0 jam Nilai log Jumlah koloni koloni (log (cfu/mL) cfu/mL) Khamir P6 5 2.8 x 10 5.45
E. paraben 1000 ppm K. sorbat 1000 ppm
5
2.2 x 10
5
1.4 x 10
8 jam Nilai log Jumlah koloni koloni (log (cfu/mL) cfu/mL)
5.34 5.15
Selisih nilai log (log cfu/mL)
5.1 x 106
6.56
1.11
1.4 x 10
5
5.15
-0.20
1.2 x 10
5
5.08
-0.07
Lampiran 10 Data uji kontak campuran 2 jenis pengawet pada bakteri asam laktat dan khamir Waktu kontak
Perlakuan
No
1 2 2
3 4 5
0 jam Nilai log Jumlah koloni koloni (log (cfu/mL) cfu/mL) BAL NS2 Ulangan 1
1.2 x 104
4.08
Ulangan 2
7.9 x 104
4.90
Ulangan 1
2.4 x 105
5.38
Ulangan 2
7.2 x 105
5.86
N. sulfit 375 ppm-Nisin 3 ppm
1.6 x 104
4.20
N. sulfit 375 ppm-Nisin 9 ppm N. sulfit 375 ppmE. paraben 250 ppm
5
5.38
6.1 x 105
5.79
Kontrol
N. sulfit 375 ppm – 3 K. sorbat 250 ppm
2.4 x 10
8 jam Jumlah koloni (cfu/mL) 2.1 x 106 (>2.5 x 105) 4.8 x 107 (>2.5 x 106) >2.5 x 106 1.0 x 108 (>2.5 x 107) >2.5 x 106
Nilai log koloni (log cfu/mL)
Selisih nilai log (log cfu/mL)
6.32
2.24
7.68
2.78
6.40
1.02
8.00
2.14
6.40
2.19
1.8 x 10 8.6 x 107 (>2.5 x 106)
6.26
0.88
7.93
2.15
6
Khamir NS1 1 2
N. sulfit 375 ppmK. sorbat 250 ppm N. sulfit 375 ppmE. paraben 250 ppm
2.5 x 103
3.40
2.2 x 103
3.34
-0.06
5.6 x 103
3.75
1.6 x 104
4.20
0.46
5.20
1.4 x 106
6.15
0.94
Khamir NS2 1
N. sulfit 375 ppmK. sorbat 250 ppm
1.6 x 105
29 Lampiran 11
Data uji kontak nisin pada bakteri asam laktat dan khamir menggunakan media nira Waktu kontak 0 jam
No
Perlakuan
1
Kontrol
Ulangan
1 2 2
Nisin 12 ppm
3
Nisin 500 ppm
1
Kontrol
2
Nisin 12 ppm
3
Nisin 500 ppm
1
Kontrol
2
Nisin 12 ppm
3
Nisin 500 ppm
1
Kontrol
1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2
2
Nisin 500 ppm
1 2
8 jam
Nilai log Jumlah koloni koloni (log (cfu/mL) cfu/mL) BAL SUKABUMI (NS) 9.9 x 107 1.4 x 105 5.15 (>2.5 x 107) 3.5 x 107 2.0 x 105 5.30 (>2.5 x 107) 1.0 x 106 6.00 3.9 x 108 1.8 x 103 3.26 5.8 x 107 3 <1.0 x 10 3.00 <1.0 x 103 <1.0 x 103 3.00 <1.0 x 103 KHAMIR P5 2.0 x 105 5.30 3.6 x 106 5 2.4 x 10 5.38 3.4 x 106 2.4 x 105 5.38 3.2 x 106 2.6 x 105 5.41 3.0 x 106 2.6 x 105 5.41 3.6 x 105 5 2.4 x 10 5.38 4.2 x 106 KHAMIR P6 3 6.6 x 10 3.82 3.6 x 105 8.2 x 104 4.91 1.2 x 106 3 8.0 x 10 3.90 3.0 x 105 9.2 x 104 4.96 1.2 x 106 6.6 x 104 4.82 9.1 x 105 5.8 x 104 4.76 4.8 x 105 BAL PURBALINGGA 2.8 x 108 1.8 x 106 6.26 (>2.5 x 107) 1.4 x 109 3.1 x 107 7.49 (>2.5 x 108) < 2.5x104* 4.00 < 2.5x104* < 2.5x104* 4.00 < 2.5x104* Jumlah koloni (cfu/mL)
Nilai log koloni (log cfu/mL) 8.00
Selisih nilai log (log cfu/mL)
Ratarata selisih nilai log (log cfu/mL)
2.85 2.54
7.54
2.24
8.59 7.76 3.00 3.00
2.59 4.51 0.00 0.00
6.56 6.53 6.51 6.48 5.56 6.62
1.26 1.15 1.12 1.06 0.14 1.24
5.56 6.08 5.48 6.08 5.96 5.68
1.74 1.17 1.57 1.12 1.14 0.92
8.45
2.19
9.15
1.66
4.00 4.00
0.00
3.55 0.00
1.20 1.09 0.69
1.45 1.34 1.03
1.92
0.00
*hasil uji menunjukkan tidak ada pertumbuhan mikroba, termasuk pada pengenceran terendah yang dilakukan
0.00
30 Lampiran 12 Data uji kontak campuran 2 jenis pengawet pada bakteri asam laktat dan khamir menggunakan media nira Waktu kontak 0 jam No
Perlakuan
1
Kontrol
2 1 2
5.1 x 104
1 2 1
KHAMIR P5 2.0 x 105 5.30 5 2.4 x 10 5.38 1.3 x 105 5.11
3.6 x 106 3.4 x 106 3.4 x 105
6.56 6.53 5.53
1.26 1.15 0.42
2
3.2 x 105
5.50
1.2 x 106
6.08
0.57
1
1.5 x 105
5.18
8.0 x 105
5.90
0.73
2
5
1.7 x 10
5.23
6
6.41
1.18
1 2 1
KHAMIR P6 6.6 x 103 3.82 4 8.2 x 10 4.91 3 8.1 x 10 3.91
3.6 x 105 1.2 x 106 1.6 x 104
5.56 6.08 4.20
1.74 1.17 0.30
2
5.5 x 104
4.74
1.0 x 105
5.00
0.26
1
7.7 x 103
3.89
2.1 x 104
4.32
0.44
2
8.6 x 104
4.93
8.6 x 105
5.93
1.00
8.45
2.19
9.15
1.65
8.23
1.08
8.18
0.81
8.59
1.39
7.58
0.26
2
3
1 2
3
1 2
3
E. paraben 750 pp, + K. sorbat 250 ppm N. sulfit 375 ppm + K. Sorbat 250 ppm Kontrol E. paraben 750 ppm + K. sorbat 250 ppm N. sulfit 375 ppm + K. Sorbat 250 ppm Kontrol E. paraben 750 ppm + K. sorbat 250 ppm N. sulfit 375 ppm + K. Sorbat 250 ppm
1
1 1
Kontrol 2
2
3
E. paraben 750 ppm + K. sorbat 250 ppm N. sulfit 375 ppm + K. Sorbat 250 ppm
1 2 1 2
Jumlah koloni (cfu/mL)
4.71
Nilai log koloni (log cfu/mL)
Selisih nilai log (log cfu/mL)
Nilai log Jumlah koloni koloni (log (cfu/mL) cfu/mL) BAL SUKABUMI (NS) 9.9 x 107 1.4 x 105 5.15 (>2.5 x 107) 3.5 x 107 2.0 x 105 5.30 (>2.5 x 107) 8.8 x 107 1.8 x 106 6.26 (>2.5 x 107) 1.1 x 105 5.04 2.2 x 107 6 1.6 x 10 6.20 2.0 x 107
Ulangan
1
2
8 jam
8.00
2.85 2.55
7.54
2.24
7.94
1.69
7.34 7.30
2.30 1.10
1.6 x 107
7.20
2.50
2.6 x 10
BAL PURBALINGGA 2.8 x 108 1.8 x 106 6.26 (>2.5 x 107) 7 3.1 x 10 1.4 x 109 7.49 7 (>2.5 x 10 ) (>2.5 x 108) 1.4 x 107 1.7 x 108 7.15 6 (>2.5 x 10 ) (>2.5 x 107) 7 2.3 x 10 7.36 1.5 x 108 1.6 x 107 3.9 x 108 7.20 6 (>2.5 x 10 ) (>2.5 x 107) 7 2.1 x 10 7.32 3.8 x 107
Ratarata selisih nilai log (log cfu/mL)
2.00
1.80
1.20 0.50
0.96
1.45 0.28
0.72
1.92
0.95
0.82
31 (lanjutan halaman sebelumnya) Waktu kontak 0 jam No
Perlakuan
1
Kontrol
2
3
4
5
6
7
E. paraben 750 ppm + K. sorbat 250 ppm E. paraben 250 ppm + K. sorbat 750 ppm N. sulfit 375 ppm + K. sorbat 250 ppm N. sulfit 125 ppm + K. sorbat 750 ppm E. paraben 750 ppm + N. sulfit 125 ppm E. paraben 250 ppm + N. sulfit 375 ppm
8 jam
Nilai Nilai log Jumlah log koloni koloni koloni (log (cfu/mL) (log cfu/mL) cfu/mL) CAMPURAN KHAMIR SUKABUMI-PURBALINGGA 1 1.4 x 105 5.15 1.3 x 106 6.11 2 1.0 x 105 5.00 1.5 x 106 6.18 5 5 1 1.3 x 10 5.11 3.6 x 10 5.56 Ulangan
Jumlah koloni (cfu/mL)
Selisih nilai log (log cfu/mL)
0.96 1.18 0.44
2
1.2 x 105
5.08
1.0 x 105
5.00
-0.08
1
1.0 x 105
5.00
1.3 x 105
5.11
0.11
2
1.2 x 10
5
5.08
1.2 x 10
5
5.08
0.00
1
9.2 x 104
4.96
1.1 x 106
6.04
1.08
2
1.1 x 105
5.04
9.7 x 105
5.99
0.95
1
1.1 x 105
5.04
8.0 X 105
5.90
0.86
2
1.2 x 10
5
5.08
1.1 X 10
6
6.04
0.96
1
1.3 X 105
5.11
2.6 X 105
5.41
0.30
2
1.4 X 10
5
5.15
1.4 X 10
5
5.15
0.00
1
1.2 X 105
5.08
2.1 X 105
5.32
0.24
2
1.4 X 105
5.15
2.6 X 105
5.41
0.26
Ratarata selisih nilai log (log cfu/mL)
1.07 0.18
0.06
1.01
0.91
0.15
0.26
Lampiran 13 Data uji kontak campuran 3 jenis pengawet pada khamir dan bakteri asam laktat menggunakan media nira Waktu Kontak 0 jam No
1
2
3
8 jam
Nilai Nilai log Jumlah log koloni koloni koloni (log (cfu/mL) (log cfu/mL) cfu/mL) KHAMIR CAMPURAN SUKABUMI-PURBALINGGA 1 1.3 x 105 5.11 1.4 x 106 6.15 Kontrol 5 6 2 1.0 x 10 5.00 1.2 x 10 6.08 4 6.0 x 10 E. paraben 750 ppm 1 6.5 x 104 4.81 4.78 (< 1.0 x 105) + K. sorbat 250 ppm 4 5.5 x 10 + Nisin 100 ppm 2 6.9 x 104 4.84 4.74 (< 1.0 x 105) E. paraben 250 ppm 1 8.6 x 104 4.93 1.4 x 105 5.15 + K. sorbat 750 ppm 2 9.0 x 104 4.95 1.6 x 105 5.20 + Nisin 100 ppm Perlakuan
Ulangan
Jumlah koloni (cfu/mL)
Selisih nilai log (log cfu/mL)
Ratarata selisih nilai log (log cfu/mL)
1.03 1.08
1.06
-0.03 -0.07 -0.10 0.21 0.25
0.23
32 (lanjutan halaman sebelumnya) Waktu kontak 0 jam No
Perlakuan
4
5
1
Kontrol E. paraben 750 ppm + K. sorbat 250 ppm + Nisin 100 ppm E. paraben 250 ppm + K. sorbat 750 ppm + Nisin 100 ppm E. paraben 750 ppm + N. sulfit 125 ppm + Nisin 100 ppm E. paraben 250 ppm + N. sulfit 375 ppm + Nisin 100 ppm
2
3
4
5
Jumlah koloni (cfu/mL)
Nilai log koloni (log cfu/mL)
1
8.6 x 104
4.93
2 1
9.4 x 104 8.6 x 104
4.97 4.93
3.5 x 104 (< 1.0 x 105) 1.0 x 105 6.8 x 105
2
1.0 x 105
5.00
9.7 x 105
Ulangan
E. paraben 750 ppm + N. sulfit 125 ppm + Nisin 100 ppm E. paraben 250 ppm + N. sulfit 375 ppm + Nisin 100 ppm
8 jam Jumlah koloni (cfu/mL)
Nilai log koloni (log cfu/mL) 4.54
-0.39
5.00 5.83
0.03 0.90
5.99
0.99
BAL CAMPURAN SUKABUMI-PURBALINGGA 1 1.5 x 107 7.18 7.3 x 108 8.86 7 8 2 1.2 x 10 7.08 7.7 x 10 8.89 4 5 1 < 2.5x10 * 4.4 < 2.5x10 * 5.4
1.69 1.81 1
2
< 2.5x104*
4.4
< 2.5x105*
5.4
1
1
< 2.5x104*
4.4
< 2.5x105*
5.4
1
2
< 2.5x104*
4.4
< 2.5x105*
5.4
1
1
< 2.5x104*
4.4
< 2.5x105*
5.4
1
4
5
Ratarata selisih nilai log (log cfu/mL)
Selisih nilai log (log cfu/mL)
2
< 2.5x10 *
4.4
< 2.5x10 *
5.4
1
1
< 2.5x104*
4.4
< 2.5x105*
5.4
1
2
< 2.5x104*
4.4
< 2.5x105*
5.4
1
-0.18
0.94
1.75 1
1
1
1
*hasil uji menunjukkan tidak ada pertumbuhan mikroba, termasuk pada pengenceran terendah yang dilakukan
Lampiran 14 Data uji kontak pengawet pada campuran bakteri asam laktat dan khamir menggunakan media nira a. Formulasi konsentrasi maksimum Waktu Kontak 0 jam No
Perlakuan
Ulangan
Jumlah koloni (cfu/mL)
8 jam Nilai Nilai log Jumlah log koloni koloni koloni (log (cfu/mL) (log cfu/mL) cfu/mL)
Selisih nilai log (log cfu/mL)
Ratarata selisih nilai log (log cfu/mL)
Total mikroba pada media MRSA 1
Kontrol
2
E. paraben 750 ppm + K. sorbat 250 ppm + Nisin 25 ppm
1 2 1
4.3 x 106 4.4 x 106 8.2 x 105
6.63 6.64 5.91
2.1 x 108 2.3 x 108 2.4 x 106
8.32 8.36 6.38
1.69 1.72 0.47
2
6.3 x 105
5.80
3.6 x 106
6.56
0.76
1.70 0.61
33 (lanjutan halaman sebelumnya) Waktu Kontak 0 jam No
3
4
5
6
1 2
3
4
5
6
Perlakuan
Ulangan
Jumlah koloni (cfu/mL)
E. paraben 750 ppm + K. sorbat 250 ppm + Nisin 50 ppm E. paraben 750 ppm + K. sorbat 250 ppm + Nisin 100 ppm E. paraben 750 ppm + N. sulfit 125 ppm + Nisin 50 ppm E. paraben 750 ppm + N. sulfit 125 ppm + Nisin 100 ppm
1
4.8 x 105
2
1.5 x 10
5
1
Kontrol E. paraben 750 ppm + K. sorbat 250 ppm + Nisin 25 ppm E. paraben 750 ppm + K. sorbat 250 ppm + Nisin 50 ppm E. paraben 750 ppm + K. sorbat 250 ppm + Nisin 100 ppm E. paraben 750 ppm + N. sulfit 125 ppm + Nisin 50 ppm E. paraben 750 ppm + N. sulfit 125 ppm + Nisin 100 ppm
8 jam Nilai log koloni (log cfu/mL) 5.68
Jumlah koloni (cfu/mL) 3.9 x 106
Nilai log koloni (log cfu/mL) 6.59
Selisih nilai log (log cfu/mL) 0.91
5.18
5.4 x 10
6
6.73
1.56
2.2 x 104
4.34
6.4 x 104
4.81
0.46
2
5.4 x 104
4.73
7.0 x 104
4.85
0.11
1
7.3 x 104
4.86
9.2 x 104
4.96
0.10
2
8.4 x 10
4
4.92
7.8 x 10
4
4.89
-0.03
1
5.6 x 104
4.75
8.6 x 104
4.93
0.19
2
9.8 x 104
4.99
1.0 x 105
5.00
0.01
Total mikroba pada media PDA 6.1 x 104 4.79 4.2 x 105 4.8 x 104 4.68 3.7 x 105 4 3.8 x 10 4.58 6.4 x 104
5.62 5.57 4.81
0.84 0.89 0.23
1 2 1 2
5.4 x 104
4.73
6.1 x 104
4.79
0.05
1
5.4 x 104
4.73
6.1 x 104
4.79
0.05
2
4.8 x 104
4.68
6.3 x 104
4.80
0.12
1
4.4 x 104
4.64
5.0 x 104
4.70
0.06
2
4.4 x 10
4
4.64
4.0 x 10
4
4.60
-0.04
1
6.9 x 104
4.84
6.0 x 104
4.78
-0.06
2
7.1 x 10
4
4.85
4.7 x 10
4
4.67
-0.18
1
6.8 x 104
4.83
5.7 x 104
4.76
-0.08
2
4
4.79
5
5.08
0.29
6.1 x 10
1.2 x 10
Ratarata selisih nilai log (log cfu/mL) 1.23
0.29
0.03
0.10
0.86 0.14
0.09
0.01
-0.12
0.11
34 b. Formulasi 20% konsentrasi maksimum Waktu kontak 0 jam N No
1 2 3 4
1 2 3 4
8 jam
Nilai log Jumlah (log koloni cfu/ (cfu/mL) mL) Total Mikroba pada media APDA
Nilai log (log cfu/ mL)
Selisih nilai log (log cfu/mL)
Perlakuan
Ulangan
Jumlah koloni (cfu/mL)
Kontrol (mikroba awal 105)
1
1.1 x 104
4.04 1.7 x 105
5.23
1.19
2
9.0 x 10
4
5
5.18
0.22
E. paraben 150 ppm + K. sorbat 50 ppm + nisin 10 ppm (mikroba awal 105)
1
1.2 x 104
4.08 1.3 x 105
5.11
1.03
2
1.1 x 104
4.04 2.0 x 105
5.30
1.26
Kontrol (mikroba awal 106)
1
1.5 x 105
5.18 1.6 x 106
6.20
1.03
2
1.0 x 10
5
6
6.23
1.23
1
1.3 x 105
5.11 1.4 x 106
6.15
1.03
2 1.5 x 105 5.18 3.0 x 106 Total Mikroba pada media MRSA
6.48
1.30
E. paraben 150 ppm + K. sorbat 50 ppm + nisin 10 ppm (mikroba awal 106)
4.95 1.5 x 10
5.00 1.7 x 10
1
2.6 x 105
5.41 1.2 x 108
8.08
2.66
2
2.9 x 10
5
8
8.08
2.62
E. paraben 150 ppm + K. sorbat 50 ppm + nisin 10 ppm (mikroba awal 105)
1
2.1 x 105
5.32 4.6 x 107
7.66
2.34
2
1.8 x 105
5.26 9.1 x 107
7.96
2.70
Kontrol (mikroba awal 106)
1
3.2 x 106
6.51 5.0 x 108
8.70
2.19
2
4.2 x 10
6
8
8.52
1.90
1
2.0 x 106
6.30 3.9 x 108
8.59
2.29
2
1.9 x 106
6.29 4.4 x 108
8.64
2.36
Kontrol (mikroba awal 105)
E. paraben 150 ppm + K. sorbat 50 ppm + nisin 10 ppm (mikroba awal 106)
5.46 1.2 x 10
6.62 3.3 x 10
Ratarata selisih nilai log (log cfu/mL)
0.71 1.15 1.13 1.17
2.64 2.52 2.04 2.33
35 c. Formulasi 20% dan 50% konsentrasi maksimum Waktu kontak
No
Perlakuan
Ulangan
Selisih 0 jam 8 jam nilai log Jumlah Nilai Jumlah Nilai (log koloni log (log koloni log (log (cfu/mL) cfu/mL) (cfu/mL) cfu/mL) cfu/mL)
Ratarata selisih nilai log (log cfu mL)
Total Mikroba pada media APDA 1 2
4
1 2
4
Kontrol E. paraben 150 ppm + K. sorbat 50 ppm + nisin 50 ppm E. paraben 375 ppm + K. sorbat 125 ppm + nisin 50 ppm
Kontrol E. paraben 150 ppm + K. sorbat 50 ppm + nisin 50 ppm E. paraben 375 ppm + K. sorbat 125 ppm + nisin 50 ppm
1
4.8 x 102
2.68 1.2 x 104
4.08
1.40
2
4.6 x 10
2
3
3.96
1.30
1
6.5 x 102
2.81 6.6 x 103
3.82
1.01
2
5.2 x 10
2
2.72 6.2 x 10
3
3.79
1.08
4.4 x 10
2
2.64 1.1 x 10
3
3.04
0.40
2 9.4 x 102 2.97 1.2 x 103 Total Mikroba pada media MRSA
3.08
0.11
1
2.66 9.2 x 10
1
5.2 x 103
3.72 5.6 x 106
6.75
3.03
2
5.2 x 10
3
6
6.72
3.00
1
4.4 x 103
3.64 7.3 x 105
5.86
2.22
2
5.0 x 103
3.70 8.6 x 105
5.93
2.24
1
4.4 x 103
3.64 1.4 x 105
5.15
1.50
2
7.5 x 103
3.88 9.5 x 105
5.98
2.10
3.72 5.2 x 10
1.35 1.04
0.25
3.02 2.23
1.80
36
37
RIWAYAT HIDUP Syarah Nurul Amaliah. Lahir di Bandung, 17 Juni 1990 dari ayah Adang Shalahuddin dan ibu Ecin Kuraesin, sebagai anak pertama dari tiga bersaudara. Penulis menyelesaikan pendidikan dasar pada tahun 2002 di SDN Pangalengan 1, kemudian melanjutkan ke pendidikan menengah pertama di SMP Darul Hikam Bandung dan lulus pada tahun 2005. Penulis menamatkan pendidikan menengah atas pada tahun 2008 di SMAN 2 Bandung. Kemudian, pada tahun 2009 diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). Penulis memilih Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan, Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian, Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif di beberapa organisasi kemahasiswaan. Penulis tergabung sebagai pengurus Lembaga Dakwah Fakultas (LDF) Teknologi Pertanian, Forum Bina Islami (FBI) tahun kepengurusan 20102012. Penulis juga aktif menjadi panitia dalam 19 kegiatan di kampus selama menjadi mahasiswa. Selain itu, penulis juga menjadi Asisten Praktikum Pendidikan Agama Islam Tingkat Persiapan Bersama pada tahun ajaran 2012. Penulis mendapatkan beasiswa PPA periode 2010-2012. Selama menjadi mahasiswa, penulis menjadi pengajar mata pelajaran Matematika untuk tingkat SMP di SMP Darul Ilmi pada tahun ajaran 2011/2012. Penulis pernah mengikuti lomba karya ilmiah tingkat nasional, Nutrition Fair yang diadakan oleh HIMAGIZI IPB.