EVALUASI KINERJA OPERASIONAL ANGKUTAN LINGKUNGAN BAJAJ DI DKI JAKARTA Ibnu Fajar Pemerintah Provinsi DKI Jakarta Program Magister Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya Malang Jl. MT Haryono 167 Malang 65145, Telp./Fax. 0341-580120 e-mail :
[email protected]
ABSTRAK Angkutan lingkungan bajaj menjadi salah satu moda transportasi angkutan umum paratransit yang hanya bisa ditemukan di wilayah DKI Jakarta. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik operasional, mengukur tingkat kepuasan pengguna terhadap kinerja operasional, dan menyusun konsep dan strategi peningkatan kerja operasional angkutan lingkungan bajaj di DKI Jakarta. Uji statistik yang digunakan adalah Uji Validitas dan Uji Reliabilitas dengan menggunakan metode analisis yaitu : karakteristik operasional angkutan lingkungan bajaj, Importance Performance Analysis (IPA), dan Analisis SWOT. Karakteristik operasional angkutan lingkungan bajaj dari aspek pengemudi yaitu : jumlah penumpang dalam sehari 28,15 ≈ 28 orang/hari, durasi operasional lebih dari 10 jam (42%), kecepatan rata-rata 52,9 km/jam ≈ 53 km/jam, jarak operasional 8-10 km (48%), dan pendapatan bersih pengemudi Rp 126.000-Rp 150.000 (38%). Sedangkan dari aspek pengguna yaitu : frekuensi penggunaan 7-8 kali/minggu (37 %), waktu tunggu 5-10 menit (54%), jarak ke tempat kegiatan < 5 km (53%), waktu perjalanan 5-10 menit (43%), dan biaya perjalanan Rp 10.000-Rp 15.000 (35%). Untuk Importance Performance Analysis (IPA), tingkat kepuasan pengguna terhadap kinerja operasional angkutan lingkungan bajaj adalah memuaskan dengan nilai rata-rata tingkat kesesuaian sebesar 73,48%. Dalam Analisis SWOT dapat diketahui nilai pembobotan faktor strategi internal 2,5 dan nilai pembobotan faktor strategi eksternal 2,3 sehingga dalam Matriks Internal Eksternal (IE) masuk dalam strategi sel 5 adalah Stability Strategy yaitu strategi yang diterapkan tanpa mengubah arah strategi yang telah ditetapkan. Dengan demikian konsep dan strategi yang akan diterapkan adalah tidak menambah moda angkutan lingkungan bajaj akan tetapi perlu peningkatan kinerja operasional angkutan lingkungan bajaj di DKI Jakarta. Kata Kunci : Angkutan Lingkungan Bajaj, Importance Performance Analysis (IPA), Analisis SWOT. ABSTRACT Environmental transport bajaj become one of the paratransit modes of public transportation that can only be found in the Jakarta area. The purpose of this research is to determine the operational characteristics, measure user satisfaction levels of operating performance, and develop concepts and strategies for improving the work environmental transport bajaj operations in Jakarta. The statistical test used was Test Validity and Reliability Test by using the method of analysis, namely: the operational characteristics of the transport environment bajaj, Importance Performance Analysis (IPA), and a SWOT analysis. Operational characteristics of the transport environment bajaj driver aspects namely: the number of passengers in a day 28.15 ≈ 28 people / day, duration of operation more than 10 hours (42%), average speed of 52.9 km / h ≈ 53 km / h, operational distance of 8-10 km (48%), and net income of Rp 126,000-Rp driver 150,000 (38%). Meanwhile, from the user aspects: the frequency of use of 7-8 times / week (37%), the waiting time of 5-10 minutes (54%), distance to the activities of <5 km (53%), travel time 5-10 minutes (43 %), and travel costs Rp 10,000-Rp 15,000 (35%). For Importance Performance Analysis (IPA), the level of user satisfaction on the operational performance of the three-wheeler transport environment is satisfactory with an average value of 73.48% suitability level. SWOT analysis can be seen in the value of the weighting factor of 2.5 and the value of the internal strategy of weighting factor of 2.3 so that the external strategy in Internal External Matrix (IE) included in the strategy of cell 5 is Stability Strategy is the strategy adopted without changing the strategic direction that has been set. Thus the concept and strategy to be implemented are not add-wheeler transport modes environment but need to increase the environmental performance of transport operations bajaj in Jakarta. Keywords: Environmental Transport Bajaj, Importance Performance Analysis (IPA), SWOT Analysis.
PENDAHULUAN Pada kota-kota besar di Indonesia, seperti Jakarta, sebagian besar masyarakatnya masih mengandalkan angkutan umum paratransit sebagai angkutan umum alternatif yang efektif
dan efesien sebagai angkutan feeder (pengumpan) dari perumahan, perkantoran, dan perdagangan ke halte, stasiun, terminal atau sebaliknya, dengan karakteristik pelayanan yang bersifat dari pintu ke pintu (door to door service) dengan jarak layanan tidak terlalu jauh.
Jurnal Tata Kota dan Daerah Volume 6, Nomor 2, Desember 2014
129
EVALUASI KINERJA OPERASIONAL ANGKUTAN LINGKUNGAN BAJAJ DI DKI JAKARTA
Angkutan lingkungan bajaj menjadi salah satu moda transportasi angkutan umum paratransit yang hanya bisa ditemukan di wilayah DKI Jakarta, meskipun dalam perkembangan zaman, moda-moda transportasi baru pun bermuculan, misalnya busway dan mikrolet. Namun, keberadaan angkutan lingkungan bajaj tetap bertahan sebagai angkutan umum alternatif. Dalam klasifikasi kendaraan, angkutan lingkungan bajaj merupakan kendaraan jenis IV (Kajen IV) yang memiliki peranan sebagai salah satu sarana angkutan umum dalam kota di DKI Jakarta. Menurut data dari Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta tahun 2012, jumlah angkutan lingkungan bajaj merah sebanyak 11.509 unit dan untuk angkutan lingkungan bajaj biru berbahan bakar gas (BBG) sebanyak 2.755 unit. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah meluncurkan program peremajaan angkutan lingkungan bajaj merah menjadi angkutan lingkungan bajaj biru (BBG) pada tahun 2006. Namun, program ini tidak berjalan baik di lapangan karena para pemilik angkutan lingkungan bajaj merah malas mengurus peremajaan. Secara fisik, angkutan lingkungan bajaj merupakan kendaraan beroda tiga, satu di depan dan dua di belakang. Warna angkutan lingkungan bajaj ada dua, yaitu merah dan biru. Pada pintu depan pengemudi biasanya tertulis daerah operasi angkutan lingkungan bajaj, yang biasanya terbatas pada satu wilayah kota administrasi. Angkutan lingkungan bajaj merah menimbulkan polusi udara dan suara karena bermesin 2 tak dengan bahan bakar bensin. Oleh karena itu, keberadaan angkutan lingkungan bajaj sebagai angkutan umum alternatif memerlukan perhatian dari semua pihak terkait antara lain pengguna angkutan lingkungan bajaj, pengemudi atau pemilik kendaraan angkutan lingkungan bajaj, organisasi angkutan lingkungan bajaj, dan instansi pemerintah yang mengeluarkan kebijakan, sehingga angkutan lingkungan bajaj di DKI Jakarta dapat menjadikan angkutan umum tersebut menjadi angkutan umum alternatif yang layak, nyaman, efektif dan efisien untuk DKI Jakarta pada masa mendatang. Berdasarkan identifikasi di atas maka dapat dibuat perumusan masalah penelitian sebagai berikut : 1. Bagaimana karakteristik operasional angkutan lingkungan bajaj di DKI Jakarta? 2. Bagaimana tingkat kepuasan pengguna terhadap kinerja operasional angkutan lingkungan bajaj di DKI Jakarta?
130
3.
Bagaimana konsep dan strategi peningkatan kinerja operasional angkutan lingkungan bajaj di DKI Jakarta? Adapun lingkup studi adalah sebagai berikut: 1. Lokasi wilayah studi adalah di Provinsi DKI Jakarta dengan studi kasus di wilayah permukiman Kelurahan Cipinang Jakarta Timur. Dasar penentuan lokasi adalah terdapat beberapa tarikan pergerakan masyarakat dengan menggunakan kendaraan angkutan lingkungan bajaj di wilayah permukiman Kelurahan Cipinang. 2. Penelitian ini tidak menyangkut aspek keselamatan angkutan lingkungan bajaj. Namun, ditinjau dari kebutuhan masyarakat terhadap angkutan lingkungan bajaj di DKI Jakarta. 3. Untuk mengetahui karakteristik operasional angkutan lingkungan bajaj berdasarkan variabel-variabel penelitian terdahulu terkait karakteristik operasional angkutan lingkungan. 4. Untuk mengetahui tingkat kepuasan penumpang terhadap kinerja operasional angkutan lingkungan bajaj di DKI Jakarta menggunakan metode Importance Performance Analysis (IPA). 5. Untuk menentukan konsep dan strategi peningkatan kinerja angkutan lingkungan bajaj di DKI Jakarta pada masa mendatang menggunakan metode analisis Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats (SWOT). Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai informasi dan bahan masukan untuk program peningkatan kinerja operasional angkutan lingkungan bajaj di DKI Jakarta. Adapun hasil penetian-penelitian tesis sebelumnya yang telah dilaksanakan berkaitan dengan penelitian disajikan pada tabel 1. Tabel 1. Studi Terdahulu No. 1.
Peneliti Isfanari (2011)
Judul Kajian Karakteristik Angkutan Ojek Sepeda Motor dan Cidomo di Kota Mataram
2.
Faisal Nasution, A. Adriaty, Iskandar Renta, dan Arifin Liputo (2012)
Studi Moda Becak Bermotor (Bentor) sebagai Angkutan Lokal Informal di Kota Makassar
Jurnal Tata Kota dan Daerah Volume 6, Nomor 2, Desember 2014
Hasil Penelitian Mengetahui karakteristik angkutan ojek sepeda motor dan cidomo. Metode yang digunakan adalah Statistika Deskriptif, Importance Performance Analysis (IPA) dan Analisis SWOT. Menginvestigasi karakteristik moda bentor baik dari sisi operator maupun sisi persepsi pengguna.
Ibnu Fajar
1. Karakteristik operasional pengguna angkutan lingkungan bajaj terdiri dari : - Frekuensi Penggunaan (kali/minggu) - Waktu tunggu - Jarak ke Tempat Kegiatan - Waktu Perjalanan - Biaya Perjalanan
METODE PENELITIAN Tahapan penelitian atau langkah-langkah kerja yang akan dilakukan dalam studi tentang Evaluasi Kinerja Operasional Angkutan Lingkungan Bajaj di DKI Jakarta dapat dilihat pada Gambar 1. Metode Pengambilan Sampel Populasi dari penelitian ini adalah pengemudi dan pengguna angkutan lingkungan bajaj di wilayah studi. Data dikategorikan sebagai populasi tak terhingga karena tidak dapat ditentukan batas-batasnya secara kuantitatif. Selain itu, populasi juga dapat dikategorikan sebagai populasi heterogen karena anggotanya bersifat individual. Oleh karena itu, metode pengambilan sampel digunakan metode nonprobability sampling dan menetapkan jumlah sampel menggunakan metode accidental sampling dengan jumlah sampel sebanyak 200 responden. (Supranto, J., Limakrisna, Nandan. 2013). Dari 200 responden tersebut masingmasing 100 responden untuk pengemudi dan 100 responden untuk pengguna angkutan lingkungan bajaj di DKI Jakarta. Adapun lokasi pengambilan sampel untuk pengguna tersebar di 5 titik permukiman Kelurahan Cipinang adalah sebagai berikut : - Jalan Cipinang Baru - Jalan Cipinang Timur - Jalan Cipinang Empang Barat - Jalan Sodong - Jalan Cipinang Baru Utara Adapun lokasi pengambilan sampel untuk pengemudi bajaj terdapat di 5 lokasi pangkalan angkutan lingkungan bajaj di sekitar permukiman tersebut adalah sebagai berikut : - Halte Busway Mall Arion - Terminal Rawamangun - Pasar Rawamangun - RS Persahabatan - Pasar Swalayan Tip Top Metode Analisis Data 1. Karakteristik operasional angkutan lingkungan bajaj berdasarkan variabel karakteristik operasional yang dipakai dalam penelitian terdahulu oleh Faisal Nasution, dkk, 2012, antara lain: Karakteristik operasional pengemudi angkutan lingkungan bajaj terdiri dari : - Jumlah Penumpang (orang/hari) - Durasi Operasional (jam/hari) - Kecepatan Rata-Rata (km/Jam) - Jarak Operasional per-hari (km) - Pendapatan per-hari (Rp./hari)
A. Uji Validitas Tipe validitas yang digunakan adalah validitas konstruk (validity construct) yang menentukan validitas dengan cara mengkorelasilkan antara skor yang diperoleh dari masing-masing item, yang dapat berupa pertanyaan maupun pernyataan dengan skor totalnya. Skor total ini merupakan nilai yang diperoleh dari penjumlahan semua skor item. Korelasi antar skor item dengan skor totalnya harus signifikan berdasarkan ukuran statistik. Bila ternyata skor semua item yang disusun berdasarkan dimensi konsep berkorelasi dengan skor totalnya, maka dapat dikatakan bahwa alat ukur tersebut mempunyai validitas. Rumus korelasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah rumus product-moment sebagai berikut : rb
=
{n XY–( X)( Y)}/ {(n X2 X2)(n Y2 – ( Y2)}........................ (1)
keterangan : rb = koefisien korelasi pearson antar item instrumen yang akan digunakan dengan variabel yang bersangkutan X = skor item instrumen yang akan digunakan Y = skor semua item instrumen dalam variabel tersebut n = jumlah responden dalam uji coba instrumen Sedangkan, pengujian keberartian koefisien korelasi (rb) dilakukan dengan taraf signifikasi 5%. Rumus uji t yang digunakan adalah sebagai berikut : t = (r n – 2) / ( 1 – r2) ; db = n – 2................. (2) Keputusan pengujian validitas konsumen dengan menggunakan taraf signifikasi 5% adalah sebagai berikut : 1. Item pertanyaan/pertanyaan kuisioner penelitian dikatakan valid jika t hitung > t tabel. 2. Item pertanyaan/pertanyaan kuisioner penelitian dikatakan tidak valid jika t hitung < t tabel.
Jurnal Tata Kota dan Daerah Volume 6, Nomor 2, Desember 2014
131
EVALUASI KINERJA OPERASIONAL ANGKUTAN LINGKUNGAN BAJAJ DI DKI JAKARTA
SURVEI PENDAHULUAN Identifikasi Masalah : 1. Masih banyaknya minat masyarakat di DKI Jakarta menggunakan angkutan lingkungan bajaj sebagai angkutan umum alternatif yang efektif dan efesien. 2. Terdapat 11.509 unit bajaj 2 Tak (warna merah) dengan umur kendaraan lebih dari 20 tahun dan belum diremajakan menimbulkan polusi udara dan suara karena bermesin 2 tak dengan bahan bakar bensin Rumusan Masalah : 1. Bagaimanakah karakteristik operasional angkutan lingkungan bajaj di DKI Jakarta? 2. Bagaimana tingkat kepuasan pengguna terhadap kinerja operasional angkutan lingkungan bajaj di DKI Jakarta? 3. Bagaimana konsep dan strategi peningkatan kinerja operasional angkutan lingkungan bajaj di DKI Jakarta?
PENGUMPULAN DATA
Metode Sampel : Non Probability Sampling
Data Primer : Wawancara Kuisioner
Data Sekunder: RTRW Prov. DKI Jakarta Dinas Perhubungan Prov. DKI Jakarta Dalam Angka Tahun 2012 Literatur pendukung studi
ANALISIS DATA
Analisis Karakteristik Operasional Angkutan Lingkungan Bajaj Metode statistik dasar (histogram, grafik batang/pie chart) berdasarkan variabelvariabel penelitian terdahulu terkait karakteristik operasional angkutan lingkungan.
Uji Statistik Menguji secara statistik terhadap nilai-nilai variabel Uji Validitas dengan rumus product moment dan uji t. Uji Reliabilitas dengan menghitung
Importance Performance Analysis (IPA) Mengukur tingkat kepuasan pengguna angkutan lingkungan bajaj di DKI Jakarta.
Analisis SWOT Matriks Faktor Strategi Eksternal Matriks Faktor Strategi Internal Matriks Internal Eksternal Matriks SWOT
cronbach alfa
ANALISIS DESKRIPTIF
ANALISIS EVALUATIF
KONSEP DAN STRATEGI
Membuat konsep dan strategi peningkatan kinerja operasional angkutan lingkungan bajaj di DKI Jakarta
KESIMPULAN DAN SARAN
Gambar 1. Diagram Alir Penelitian
132
Jurnal Tata Kota dan Daerah Volume 6, Nomor 2, Desember 2014
Ibnu Fajar
B.
Uji Reliabilitas
Kepentingan
Untuk melakukan uji realibilitas dapat dilakukan dengan metode Cronbach Alpha ( ). Untuk mendapatkan koefisien reliabilitas instrumen dengan rumus sebagai berikut :
Kuadran A
Kuadran B
Prioritas Utama
Pertahankan Prestasi
Kuadran C
Kuadran D
Prioritas Rendah
Berlebihan
...................................... 3 Langkah selanjutnya adalah melakukan perhitungan untuk mendapatkan varian total ( ). Mengkonsultasikan nilai r dengan pedoman interpretasi koefisien korelasi untuk mengetahui apakah instrumen angket yang digunakan reliabel atau tidak. Uji reliabilitas dengan Cronbach Alpha ( ), maka setiap variabel dapat dikatakan reliabel apablia nilai alfa > 0,6. (Supranto, J, 2013) C.
Importance Performance Analysis (IPA)
Metode ini dikemukakan pertama kali oleh Martilla dan James (1977) dalam Journal Of Marketing. Dalam hal ini digunakan skala 5 tingkat (likert), yang terdiri atas sangat penting, cukup penting, kurang penting dan tidak penting. Adapun rumus yang digunakan adalah : ...................................... 4 keterangan : Tki = Tingkat kesesuaian responden Xi = Skor penilaian kinerja perusahaan Yi = Skor penilaian kepentingan pelanggan Selanjutnya untuk diagram kartesius, sumbu mendatar (X) akan diisi oleh skor tingkat pelaksanaan, sedangkan sumbu tegak (Y) akan diisi oleh skor tingkat kepentingan. Dalam penyederhanaan rumus, maka setiap faktor yang mempengaruhi kepuasan masyarakat dengan persamaan sebagai berikut:
Pelaksanaan
Gambar 2. Diagram Kartesius Tingkat Kepuasan Masyarakat Keterangan : Kuadran A : Menunjukkan faktor atau atribut yang dianggap mempengaruhi kepuasan masyarakat, termasuk unsur-unsur jasa yang dianggap sangat penting. Namun, manajemen belum melaksanakannya sesuai keinginan masyarakat, sehingga mengecewakan/tidak puas. Kuadran B : Menunjukkan unsur jasa pokok yang telah berhasil dilaksanakan perusahaan, untuk itu wajib dipertahankan. Dianggap sangat penting dan sangat memuaskan. Kuadran C : Menunjukkan beberapa faktor yang kurang penting pengaruhnya bagi masyarakat, pelaksanaannya oleh pemerintah biasa-biasa saja. Dianggap kurang penting dan kurang memuaskan. Kuadran D : Menunjukkan faktor yang mempengaruhi masyarakat kurang penting, akan tetapi pelaksanaanya berlebihan. Dianggap kurang penting tetapi sangat memuaskan. Analisis SWOT
................................................... 5 ................................................... 6 keterangan : = skor rata-rata tingkat pelaksanaan/kepuasan = skor rata-rata tingkat kepentingan n = jumlah responden N
N 𝑖=1 𝑋𝑖
𝑋= K
𝑖=1 𝑌𝑖
𝑌=
...................... 7
K
keterangan : K = banyaknya atribut/fakta yang dapat mempengaruhi kepuasan pelanggan Selanjutnya tingkat unsur-unsur tersebut akan dijabarkan dan dibagi menjadi empat bagian ke dalam diagram kartesius.
Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strengths) dan peluang (opportunities). Namun secara bersamaan dapat menimimalkan kelemahan (weaknesses) dan ancaman (threats). Matrik Internal Eksternal ini dikembangkan dari model General Electric (GEModel). Parameter yang digunakan meliputi parameter kekuatan internal perusahaan dan pengaruh eksternal yang dihadapi. Tujuan penggunaan model ini adalah untuk memperoleh strategi bisnis di tingkat korporat yang lebih detail.
Jurnal Tata Kota dan Daerah Volume 6, Nomor 2, Desember 2014
133
EVALUASI KINERJA OPERASIONAL ANGKUTAN LINGKUNGAN BAJAJ DI DKI JAKARTA
HASIL DAN PEMBAHASAN FAKTOR INTERNAL Rata-Rata Kuat
4 4
1
3
Lemah
2
2,5 2
1
3
GROWTH
GROWTH
RETRENCHMENT
Konsentrasi melalui integrasi vertikal
Konsentrasi melalui integrasi horizontal
Turnaround
Tinggi
3
4
5 STABILITY
6 GROWTH
FAKTOR EKSTERNAL
RETRENCHMENT
Konsentrasi melalui integrasi horizontal
Sedang
Hati-hati
Captive Company atau Divestment
STABILITY 2,3 Tak ada perubahan Profit Strategi 2
Rendah
7
8
9
GROWTH
GROWTH
RETRENCHMENT
Difersifikasi Konsentrik
Difersifikasi Konglomerat
Bangkrut atau Likuidasi
1
Gambar 3. Matriks Internal Eksternal (IE) Operasional Angkutan Lingkungan Bajaj di DKI Jakarta A. Karakteristik Operasional Lingkungan Bajaj
Angkutan
Dalam penelitian ini diketahui bahwa karakteristik operasional angkutan lingkungan bajaj dari aspek pengemudi yaitu : jumlah penumpang dalam sehari 28,15 ≈ 28 orang/hari, durasi operasional lebih dari 10 jam (42%), kecepatan rata-rata 52,9 km/jam ≈ 53 km/jam, jarak operasional 8 - 10 km (48%), dan pendapatan bersih pengemudi Rp. 126.000 Rp. 150.000 (38%). Sedangkan, dari aspek pengguna yaitu diketahui bahwa frekuensi penggunaan 7 - 8 kali/minggu (37 %), waktu tunggu 5 - 10 menit (54%), jarak ke tempat kegiatan < 5 km (53%), waktu perjalanan 5 - 10 menit (43%), dan biaya perjalanan Rp. 10.000 Rp. 15.000 (35%). B.
Uji Validitas
Berdasarkan hasil perhitungan pada uji validitas tampak bahwa seluruh variabel (X1,X2,...,X10) dapat dikatakan valid karena memiliki nilai korelasi di atas 0,3 yaitu variabel tingkat kinerja X1 = 0,491; X2 = 0,464; X3 = 0,350; X4 = 0,691; X5 = 0,318; X6 = 0,338; X7 = 0,681; X8 = 0,698; X9 = 0,455; dan X10 = 0,379. Untuk variabel tingkat kepentingan X1 = 0,490; X2 = 0,461; X3 = 0,354; X4 = 0,690; X5 = 0,316; X6 = 0,341; 134
X7 = 0,680; X8 = 0,697; X9 = 0,452; dan X10 = 0,381. C.
Uji Reliabilitas
Berdasarkan hasil perhitungan pada uji reliabilitas menunjukkan bahwa nilai Alpha ( ) variabel tingkat kepuasan pengguna terhadap kinerja operasional angkutan lingkungan bajaj di DKI Jakarta lebih dari 0,6 yaitu untuk variabel tingkat kinerja nilai Alpha ( ) = 0,633 dan untuk variabel tingkat kepentingan nilai Alpha ( ) = 0,633. Hal ini menunjukkan bahwa variabel tingkat kepuasan pengguna terhadap kinerja operasional angkutan lingkungan bajaj di DKI Jakarta dapat dikatakan reliabel. D. Importance Performance Analysis (IPA) Adapun hasil dari analisis tingkat kepuasan pengguna terhadap kinerja operasional angkutan lingkungan bajaj adalah sebagai berikut : 1. Ketersediaan moda angkutan lingkungan bajaj (Memuaskan, baik 43%, penting 52%, dan Kuadran D); 2. Kecepatan perjalanan dan ketepatan waktu sampai di tempat tujuan (baik 45%, sangat penting 74%, Kuadran B); 3. Kemampuan pengemudi untuk tanggap dalam menghadapi masalah yang timbul (cukup baik 30%, penting 55%, Kuadran A);
Jurnal Tata Kota dan Daerah Volume 6, Nomor 2, Desember 2014
Ibnu Fajar
4.
Kemampuan pengemudi dalam memberikan penjelasan informasi (kurang baik 32%, penting 81%, Kuadran C); 5. Ketrampilan pengemudi dalam mengendarai angkutan lingkungan bajaj (sangat baik 36%, cukup penting 39%, Kuadran D); 6. Kesanggupan pengemudi dalam bertanggung jawab terhadap keamanan dan kenyamanan penumpang (tidak baik 26%, sangat penting 86%, Kuadran A); 7. Kemauan pengemudi dalam memberikan perhatian secara khusus kepada penumpang (kurang baik 34%, cukup penting 41%, Kuadran C); 8. Kemauan pengemudi dalam memberikan pelayanan yang tulus, ramah, dan sopan kepada penumpang (kurang baik 30%, penting 52%, Kuadran A); 9. Kebersihan dan kerapian eksterior serta interior angkutan lingkungan bajaj (kurang baik 26%, penting 60%, Kuadran A); dan 10. Kebersihan dan kerapian penampilan pengemudi (tidak baik 24%, sangat penting 57%, Kuadran A) E. Analisis SWOT Berdasarkan hasil pembobotan faktor strategi internal dan eksternal maka dapat diketahui letak sel strategi dalam Matriks Internal Eksternal (IE), yaitu terletak pada sel 5 dengan strategi Stability Strategy, yang menerapkan strategi tanpa mengubah arah strategi yang telah ditetapkan. Sesuai letak sel strategi dalam (IE), maka konsep dan strategi yang akan diterapkan adalah tidak diperlukan penambahan moda angkutan lingkungan bajaj di DKI Jakarta, akan tetapi perlu peningkatan kinerja operasional angkutan lingkungan bajaj di DKI Jakarta. SIMPULAN 1. Karakteristik operasional angkutan lingkungan bajaj di DKI Jakarta adalah sebagai berikut : a. Karakteristik operasional angkutan lingkungan bajaj di DKI Jakarta dari sisi pengemudi antara lain : rata-rata jumlah penumpang angkutan lingkungan bajaj dalam sehari adalah 28,15 ≈ 28 orang/hari, durasi operasional lebih dari 10 jam, kecepatan rata-rata angkutan lingkungan bajaj adalah 52,9 km/jam ≈ 53 km/jam, jarak operasional angkutan lingkungan bajaj antara 8 - 10 km, dan pendapatan bersih pengemudi angkutan lingkungan bajaj antara Rp. 126.000 – Rp. 150.000.
b. Karakteristik operasional angkutan lingkungan bajaj di DKI Jakarta dari sisi pengguna antara lain : frekuensi penggunaan angkutan lingkungan bajaj dalam seminggu antara 7 - 8 kali seminggu, waktu tunggu angkutan lingkungan bajaj antara 5 - 10 menit, jarak ke tempat kegiatan angkutan lingkungan bajaj kurang dari 5 km, waktu yang digunakan angkutan lingkungan bajaj dalam melakukan satu kali perjalanan antara 5 - 10 menit, dan biaya yang dikeluarkan oleh pengguna dalam melakukan satu kali perjalanan antara Rp. 10.000 – Rp. 15.000. 2. Dalam Importance Performance Analysis (IPA) dapat diketahui tingkat kepuasan masing-masing indikator adalah sebagai berikut : a. Indikator-indikator dengan tingkat kepuasan “memuaskan” yaitu : 1) ketersedian moda angkutan lingkungan bajaj; 2) kecepatan perjalanan dan ketepatan waktu untuk sampai di tempat tujuan; 3) kemampuan pengemudi untuk tanggap dalam menghadapi masalah yang timbul; dan 4) ketrampilan pengemudi dalam mengendarai angkutan lingkungan bajaj. b. Indikator-indikator dengan tingkat kepuasan “cukup memuaskan” yaitu : 1) kemampuan pengemudi dalam memberikan penjelasan informasi; 2) kesanggupan pengemudi dalam bertanggung jawab terhadap keamanan dan kenyamanan penumpang; 3) kemauan pengemudi dalam memberikan perhatian secara khusus kepada penumpang; 4) kemauan pengemudi dalam memberikan pelayanan yang tulus, ramah, dan sopan kepada penumpang; 5) kebersihan dan kerapian penataan eksterior serta interior angkutan lingkungan bajaj; dan 6) kebersihan dan kerapian penampilan pengemudi. 3. Dengan demikian konsep yang akan diterapkan adalah tidak menambah moda angkutan lingkungan bajaj akan tetapi perlu peningkatan kinerja operasional angkutan lingkungan bajaj di DKI Jakarta dengan strategi-strategi sebagai berikut : a. Strategi Strengths - Opportunities Pemerintah tetap mengacu pada peraturan pembatasan jumlah angkutan lingkungan bajaj di DKI Jakarta. Pemerintah melaksanakan program peremajaan angkutan lingkungan
Jurnal Tata Kota dan Daerah Volume 6, Nomor 2, Desember 2014
135
EVALUASI KINERJA OPERASIONAL ANGKUTAN LINGKUNGAN BAJAJ DI DKI JAKARTA
bajaj dengan cara scrapping (penghancuran kerangka mesin) angkutan lingkungan bajaj warna merah sehingga kendaraan tersebut tidak bisa beroperasi lagi. b. Strategi Weaknesses - Opportunities Pemerintah akan mengadakan kursus pelatihan pengemudi dalam memberikan penjelasan informasi dan meningkatkan komunikasi untuk memberikan pelayanan yang tulus, ramah, dan sopan kepada pengguna angkutan lingkungan bajaj di DKI Jakarta. Pemerintah akan memberikan kartu tanda pengenal dan seragam untuk pengemudi angkutan lingkungan bajaj untuk keamanan dan kenyamanan penumpang serta kerapian para pengemudi. c. Strategi Strengths - Treaths Tidak ada rencana penambahan angkutan umum paratransit atau penggantian angkutan lingkungan bajaj dengan angkutan yang lain. Pemerintah melakukan penertiban angkutan lingkungan bajaj warna merah yang tidak laik jalan dan ojek sepeda motor yang ilegal di DKI Jakarta. Pemerintah menambah SPBU untuk kendaraan BBG dan tidak menaikkan harga BBG di DKI Jakarta. d. Strategi Weaknesses - Treaths Meningkatkan keamanan dan kenyamanan penumpang agar dapat meyakinkan pengguna angkutan lingkungan bajaj di DKI Jakarta untuk memilih moda angkutan lingkungan bajaj di DKI Jakarta. Meningkatkan kebersihan dan kerapian angkutan lingkungan bajaj beserta pengemudinya agar dapat meningkatkan minat masyarakat menggunakan angkutan lingkungan bajaj. Saran 1.
2.
136
Penelitian ini belum menganalisis pergerakan asal tujuan angkutan lingkungan bajaj sehingga perlu penelitan lebih lanjut terkait pergerakan asal tujuan angkutan lingkungan bajaj di DKI Jakarta. Penelitian ini belum menganalisis aspek keselamatan pengguna angkutan lingkungan bajaj sehingga perlu penelitan lebih lanjut terkait aspek keselamatan
3.
pengguna angkutan lingkungan bajaj di DKI Jakarta. Perlu penelitian lebih lanjut untuk menganalisis keterkaitan antara variabel karakteristik kinerja operasional dengan variabel tingkat kepuasan pengguna angkutan lingkungan bajaj di DKI Jakarta
Rekomendasi 1.
2.
3.
4.
5.
6.
Pemerintah tetap mengacu pada peraturan pembatasan jumlah angkutan lingkungan bajaj di DKI Jakarta dan tidak ada rencana penggantian angkutan lingkungan bajaj dengan angkutan yang lain. Pemerintah melakukan penertiban angkutan lingkungan bajaj warna merah yang tidak laik jalan dan ojek sepeda motor yang ilegal di DKI Jakarta. Pemerintah melaksanakan program peremajaan angkutan lingkungan bajaj dengan cara scrapping (penghancuran kerangka mesin) angkutan lingkungan bajaj warna merah sehingga kendaraan tersebut tidak bisa beroperasi lagi. Pemerintah akan mengadakan kursus pelatihan pengemudi dalam memberikan penjelasan informasi dan meningkatkan komunikasi untuk memberikan pelayanan yang tulus, ramah, dan sopan kepada pengguna angkutan lingkungan bajaj di DKI Jakarta. Pemerintah akan memberikan kartu tanda pengenal dan seragam untuk pengemudi angkutan lingkungan bajaj untuk memberikan rasa keamanan dan kenyamanan penumpang serta untuk kerapian para pengemudi. Pemerintah menambah SPBU untuk kendaraan BBG dan tidak menaikkan harga BBG di DKI Jakarta.
UCAPAN TERIMA KASIH Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat rahmat dan karunia-Nya dan shalawat serta salam kami sampaikan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW sehingga penelitian tesis ini dapat kami selesaikan. Kami menyadari penyelesaian penelitian tesis ini tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan banyak pihak. Oleh karena itu, kami tidak lupa mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Ir. Ludfi Djakfar, MSCE, Ph.D., selaku ketua komisi pembimbing, Bapak Ir. Achmad Wicaksono, M.Eng., Ph.D., selaku anggota komisi pembimbing, Bapak Prof. Ir. Harnen Sulistio, M.Sc., Ph.D., selaku penguji I, Bapak Dr. Ir. M. Ruslin Anwar, M.Si., selaku
Jurnal Tata Kota dan Daerah Volume 6, Nomor 2, Desember 2014
Ibnu Fajar
penguji II, kedua orang tua, saudara-saudari, dan istri saya drg. Chitra Rizkitasari, Sp.KG., serta pihak-pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu. Akhirnya, kami berharap dan berdoa semoga amal kebaikan dari keluarga, teman, dan sahabat, serta handai taulan baik langsung maupun tidak langsung diberi balasan oleh Allah SWT. DAFTAR PUSTAKA Faisal Nasution, A. Adriaty, Iskandar Renta, dan Arifin Liputo., 2012. Studi Moda Becak Bermotor (Bentor) sebagai Angkutan Lokal-Informal di Kota Makassar, Jurnal Rekayasa Transportasi Volume 01 No. 01, April 2012.
Isfanari, 2011. Kajian Karakteristik Angkutan Ojek Sepeda Motor dan Cidomo di Kota Mataram. JURNAL REKAYASA SIPIL Volume 5, No. 2 – 2011 ISSN 1978 – 5658. Universitas Brawijaya Malang. Supranto, J., 2011. Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan Untuk Menaikkan Pangsa Pasar. Jakarta : PT Rineka Cipta. Keputusan Dirjen Perhubungan Darat No. 678/HK.105/DRJD/2002 Rangkuti, Freddy., 2013. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis, Jakarta : PT Gramedia, cetakan keenam belas. Tamin, Ofyar. Z., 2008. Perencanaan, Permodelan dan Rekayasa Transportasi, Bandung : ITB.
Jurnal Tata Kota dan Daerah Volume 6, Nomor 2, Desember 2014
137
EVALUASI KINERJA OPERASIONAL ANGKUTAN LINGKUNGAN BAJAJ DI DKI JAKARTA
138
Jurnal Tata Kota dan Daerah Volume 6, Nomor 2, Desember 2014