EVALUASI KINERJA GURU FISIKA BERSERTIFIKAT PROFESI DI SEKOLAH MENENGAH ATAS KABUPATEN TANGGAMUS Oleh: Mohammad Solekhun, Herpratiwi, Undang Rosidin FKIP Unila, Jl. Prof. Dr. Sumantri Brojonegoro No. 1 Bandar Lampung e-mail :
[email protected]
Abstract: Physics Teacher Performance Evaluation Certified Professionals in High School Tanggamus. The purpose of this study was to obtain information and provide recommendations as well as describe the physics teacher performance certified professions in lesson planning, implementation and evaluation of learning lessons. Population and sample in this research was determined by purposive sample of 8 principals, 8 supervisors, and 80 students, data collection technique using questionnaires and the data were analyzed descriptively qualitative. The results of the research achievement physics teacher performance certified profession at SMA Tanggamus, in the planning of education in general, sufficient category (64.58%), the principal categories of enough votes (37.5%), supervisors katgori enough votes (62.5% ), student assessment category enough (65%), in the implementation of education in general, sufficient category (71.88%), the principal categories of enough votes (62.5%), supervisors kategori enough votes (50%), student assessment category enough (75%) in the evaluation of education in general, sufficient category (65.63%), the principal categories of enough votes (37.5%), supervisors katgori enough votes (75%). Keywords:teacher performance, planning, implementation and evaluation learning Abstrak : Evaluasi Kinerja Guru Fisika Bersertifikat Profesi di Sekolah Menengah Atas Kabupaten Tanggamus. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi dan memberikan rekomendasi serta mendeskripsikan kinerja guru fisika bersertifikat profesi. Populasi dan sampel penelitian adalah 8 kepala sekolah, 8 pengawas dan 80 siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan angket dan dianalisis data secara deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ketercapaian kinerja guru fisika bersertifikat profesi dalam perencanaan penilaian kepala sekolah katagori cukup (37,5%), penilaian pengawas katgori cukup (62,5%), penilaian siswa katagori cukup (65 %), dalam pelaksanaan pembelajaran penilaian kepala sekolah katagori cukup (62,5%), penilaian pengawas katgori cukup (50%), penilaian siswa katagori cukup (75 %). Kata kunci : kinerja guru, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran. PENDAHULUAN Perkembangan dan kemajuan
menyebabkan semakin berkembang
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
nya
yang semakin pesat sekarang ini
pendidikan
1
dunia
pendidikan, formal
maupun
baik non
formal, mulai dari tingkat Sekolah
tentang Sisdiknas merupakan dasar
Dasar
hukum
sampai
Perguruan
Tinggi.
penyelenggaraan
Pendidikan memegang peranan yang
(Depdiknas,
sangat penting dalam menciptakan
bahwa jabatan guru sebagai pendidik
manusia berkualitas. Sesuai dengan
merupakan jabatan profesional. Guru
fungsi Pendidikan Nasional adalah
yang profesional dituntut untuk terus-
mengembangkan
menerus berkembang sesuai dengan
kemampuan
dan
2003)
sisdiknas
menyebutkan
membentuk watak serta peradaban
perkembangan
bangsa
yang
dalam
pengetahuan, dan teknologi, serta
rangka
mencerdaskan
kehidupan
kebutuhan masyarakat, yaitu sumber
bangsa, bertujuan untuk berkembang
daya manusia yang berkualitas dan
nya
agar
memiliki kapabilitas untuk mampu
menjadi manusia yang beriman dan
bersaing di forum regional, nasional,
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
ataupun internasional.
potensi
bermartabat
peserta
didik
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
zaman,
Usaha
pemeritah
yang
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
dilakukan
warga negara yang demokratis serta
kwalitas
bertanggungjawab.
profesional dibuktikan dengan cara
Sejalan
dengan
untuk
ilmu
guru
meningkatkan sebagai
tenaga
keinginan
melakukan sertifikasi bagi guru dalam
tersebut guna meningkatkan mutu
jabatan. Bagi guru-guru yang sudah
pendidikan
memiliki sertifikat pendidik berhak
di
negara
Indonesia,
pemerintah selalu mencari solusi
mendapatkan
diberbagai
sebagai guru profesional.
bidang
yang
juga
tunjangan
profesi
memerlukan penguasaan Teknologi,
Sampai saat ini sudah banyak
Keunggulan Manajemen dan Sumber
biaya yang telah dikeluarkan oleh
Daya
pemerintah
Manusia
(SDM).
Terkait
untuk
meningkatkan
dengan tiga hal inilah, pemerintah
kualitas
Indonesia merasa perlu menyiapkan
peningkatan mutu guru dengan di
SDM
tambahkanya
unggul
lewat
pembenahan
sistem pendidikan nasional. Undang-undang
pendidikan,
tunjangan
melalui
sertifikasi
guru. Namun usaha Pemerintah itu Republik
akan bisa menjadi sia-sia manakala
Indonesia Nomor 20 Tahun 2003
kinerja guru yang telah disertifikasi
2
(guru profesional) tidak menjadi lebih
hasil wawancara dengan guru-guru
baik bila dibandingkan dengan kinerja
fisika melalui forum Musyawarah
guru sebelum disertifikasi. Hal ini
Guru Mata Pelajaran (MGMP) dan
dapat terjadi bila setelah disertifikasi
survai di sekolah-sekolah di dapatkan
kinerja guru menurun karena merasa
informasi bahwa selama ini belum
tidak dinilai dan tidak ada sanksi.
ada evaluasi kinerja khusus guru
Oleh karena itulah perlu dilakukan
fisika bersertifikat profesi pada aspek
evaluasi/penilaian terhadap kinerja
perencanaan,
guru yang telah disertifikasi tersebut
evaluasi pembelajaran. Hasil dari
secara berkelanjutan.
evaluasi nantinya diaharapkan dapat
Evaluasi/penilaian kinerja guru
Kabupaten
Standar
dan
Pelaksanaan
Pembelajaran berdasarkan Peraturan Pemerintah
No.
19
tahun
dan
memperbaiki mutu pendidikan di
pada prinsipnya harus mengacu pada Proses
pelaksanaan
Tanggamus
negara
khususnya
Indonesia
secara
menyeluruh.
2005
Hasil
pengamatan
dan
tentang Standar Nasional Pendidikan,
wawancara penulis beberapa Sekolah
standar proses berisi tentang kriteria
Menengah
minimal proses pembelajaran pada
Tanggamus, melalui kepala sekolah,
satuan
siswa,
pendidikan
menengah,
meliputi:
dasar
dan
perencanaan,
dilakukan
guru,
di
Kabupaten
pengawas,
ternyata
tingkat kinerja guru fisika yang sudah
pelaksanaan, dan Evaluasi/penilaian. Tujuan
Atas
bersertifikat profesi secara umum
evaluasi
tidak ada perbedaan signifikan dari
kinerja guru yang sudah bersertifikat
sebelum bersertifikat profesi.
professional untuk mengetahui sejauh
Guru
bersertifikat
melakukan
profesi
mana guru telah melaksanakan tugas
belum
dan tanggung jawabnya sebagai guru
pembelajaran dengan baik, dimana
professional.
penyusunan
silabus,
perencanaan
RPP,
alat
Guru fisika bersertifikat profesi
evaluasi, media dan sumber belajar
Sekolah
Atas
tidak dilakukan, dan kalaupun ada
Kabupaten Tanggamus Lampung dari
maka, hal tersebut tidak terlaksana
Tahun 2006 sampai Tahun 2014
sesuai dengan petunjuk teknis yang
berjumlah 13 orang. Berdasarkan
seharusnya,
di
Menengah
3
begitu
juga
dengan
penggunaan media belajar jarang
pengamatan dan wawancara penulis
dilakukan oleh guru, guru masih
semata. Untuk memperoleh gambaran
melaksanakan
jelas mengenai permasalahan ini,
monoton
pembelajaran
dan
kurang
yang
kreaktif,
maka
diperlukan
tindakan
nyata
Sumber-sumber buku pelajaran yang
melalui suatu penelitian. Hal inilah
digunakan pada umumnya adalah
yang mendasari penulis tertarik untuk
buku paket yang disediakan sekolah,
melakukan penelitian terkait dengan
itupun dalam jumlah yang terbatas
permasalahan di atas.
hingga peserta didik harus bergantian
Tujuan evaluasi kinerja guru
menggunakannya, guru belum berani
untuk mendeskripsikan kemampuan
menggunakan sumber-sumber buku
kinerja
belajar
keberhasilan yang telah di lakukan,
lain
untuk
memperkaya
kandungan materi pelajaran.
guru,
menentukan
Uraian di atas mengindikasi
penilaian
mengetahui
tindak kinerja
tingkat
lanjut
hasil
guru,
dan
kan bahwa guru fisika bersertifikat
memberikan
profesi di Sekolah Menengah Atas
(accountability).
Kabupaten Tanggamus belum cukup
dilakukan dengan memenuhi syarat
memenuhi
dan meiliki tujuan maka pelaksanaan
syarat
profesionalisme
pertanggung Apabila
evaluasi
terhadap ketiga aspek dasar yang
evaluasi
seharusnya dimiliki, hal ini tentu saja
menghasilkan sesuatu sesuai dengan
tidak
yang diharapkan (Sukardi, 2008).
sejalan
dengan
tujuan
penyelenggaraan sertifikasi guru oleh pemerintah
yang
secara
akan
jawaban
terarah
dan
Kegiatan yang di lakukan oleh
umum,
seseorang untuk mencapai tujuan
seharusnya dengan penyelanggaraan
tertentu dengan melalui beberapa
sertifikasi guru, profesionalisme guru
proses merupakan kinerja. Menurut
semakin meningkat.
(Sedarmayanti, 2009) “kinerja dalam
Gambaran tentang guru fisika bersertifikat
dapat
dikatakan
meningkat jika memenuhi indikator-
Kabupaten
indikator antara lain; (a), kualitas
Tanggamus di atas belum mewakili
hasil kerja, (b) ketepatan waktu, (c)
keadaan sesungguhnya, mengingat
inisiatif, (d) kecakapan, dan (e)
hal ini hanya diperoleh melalui
komunikasi yang baik”.. Menurut
Atas
di
organisasi
Sekolah
Menengah
profesi
suatu
4
(Fattah dalam Suharsaputra, 2010) mengartikan
“kinerja
Kegiatan pendahuluan, dalam
sebagai
tahap ini diharapkan guru dapat:
ungkapan kemampu an yang didasari
menyiap
oleh
sikap,
psikhis dan fisik untuk mengikuti
keterampilan dan motivasi dalam
proses pembelajar an, memotivasi
menghasilkan
pengetahuan,
kan
siswa
baik
secara
sesuatu”.
Menurut
siswa dengan mengajukan pertanyaan
2001),
“kinerja
yang
(Mangkunegara,
mengaitkan
pengetahuan
adalah hasil kerja secara kualitas dan
sebelumnya dengan materi yang akan
kuantitas yang dicapai oleh seorang
dipelajari atau diajarkan, menjelaskan
pegawai/guru dalam melaksanakan
tujuan pembelajaran atau kompetensi
tugasnya sesuai dengan tanggung
dasar
jawab yang diberikan kepadanya”.
menyampaikan cakupan materi dan
Evaluasi
kinerja
tahun
2005
tentang
Kegiatan inti adalah proses
Standar
pembelajaran untuk pencapaian KD, menggunakan metode dan model
berisi tentang kriteria minimal proses
pembelajaran yang sesuai dengan
pembelajaran pada satuan pendidikan dan
menengah,
karakteristik
meliputi:
pelajaran,
perencanaan, pelaksanaan/proses, dan
diharapkan:
berdasarkan standar isi (SI), standar lulusan
(SKL),
dan
meliputi
proses
eksplorasi
melibat
mencari
informasi
materi
yang
guru
kan
siswa
tentang
tema
akan
dipelajari,
dan sumber belajar, memfasilitasi
pengembangan RPP.
kegiatan
mata
pembelajaran, media pembelajaran,
pendidikan serta sebagai acuan dalam
meliputi
dan
menggunakan beragam pendekatan
penyusunan kurikulum tingkat satuan
Pelaksanaan
yang
Kegiatan
pembelajaran
meliputi: Silabus Silabus disusun
kompetensi
siswa
eksplorasi, elaborasi dan komfirmasi.
Evaluasi/ penilaian. Perencanaan
dicapai,
dilakukan berdasarkan silabus.
Nasional Pendidikan , standar proses
dasar
hendak
penjelasan uraian kegiatan yang akan
guru
berdasarkan peraturan pemerintah No. 19
yang
terjadinya interaksi antar siswa serta
pembelajaran
siswa dengan guru, lingkungan, dan
pendahuluan,
sumber belajar lainnya, melibatkan
kegiatan inti dan kegiatan penutup.
siswa
5
secara
aktif
dalam
setiap
kegiatan
pembelajaran,
dan
diharapkan: memberikan umpan balik
melakukan
dan penguatan dalam bentuk lisan,
percobaan di laboratorium, studio,
tulisan, isyarat ataupun apresiasi atas
atau lapangan.
keberhasilan
memfasilitasi
siswa
Kegiatan
siswa,
memberikan
elaborasi
guru
komfirmasi terhadap hasil eksplorasi
membiasakan
siswa
dan elaborasi siswa melalui berbagai
menulis beragam materi melalui tugas
sumber, memfasilitasi siswa melaku
yang bermakna seperti karya tulis
kan
ilmiah siswa, memfasilitasi siswa
pengalaman belajar dan pengalaman
melalui pemberian tugas atau diskusi
bermakna,
untuk memunculkan bahasan baru
narasumber dan fasilitator dalam
secara lisan maupun tulisan, memberi
menjawab pertanyaan siswa yang
kesempatan berpikir, menganalisis,
menghadapi
menyelesaikan
dan
menyelesaikan masalah siswa, dan
takut,
memberikan motivasi kepada siswa
dalam
yang kurang aktif dan memberikan
diharapkan:
bertindak
masalah,
tanpa
memfasilitasi
rasa siswa
pembelajaran
refleksi
untuk
memperoleh
berfungsi
kesulitan,
sebagai
membantu
kooperatif
dan
kolaboratif,
memfasilitasi
siswa
Kegiatan penutup. Kegiatan
berkompetisi
secara
guna
ini merupakan kegiatan menutup
belajar,
pelajaran dalam proses pembelajar an,
memfasilitasi siswa membuat laporan
maka pada tahap ini diharapkan guru:
eksplorasi dalam bentuk lisan maupun
bersama-sama siswa, guru membuat
tertulis,
baik
rangkuman atau simpulan dengan
maupun
kelompok,
siswa
mengadakan
meningkatkan
turnamen,
sehat
prestasi
secara
festival,
informasi untuk bereksplorasi.
individual memfasilitasi
membuat
pameran,
laporan
hasil
diskusi,
melakukan refleksi atau penilaian
memfasilitasi
terhadap
kegiatan
yang
sudah
siswa untuk menyajikan hasil kerja
dilaksanakan secara konsisten dan
individual
maupun
kelompok,
terprogram, memberikan umpan balik
siswa
melakukan
terhadap
memfasilitasi kegiatan
yang
menumbuhkan
konfirmasi
dan
hasil
pembelajaran, merencanakan kegiatan
kebanggaan dan rasa percaya diri. Kegiatan
proses
guru
6
tindak-lanjut
dalam
pembelajaran
remedial,
bentuk program
pengayaan, layanan konseling, atau
Pengumpulan
data
penelitian
tugas individual maupun kelompok,
melalui
angket.
Angket
menyampaikan rencana pembelajaran
dikembangkan berdasarkan indikator
berikutnya.
dari masing-masing komptenesi guru,
Evaluasi proses pembelajaran
dan difokuskan pada tiga aspek
dimaksud untuk mengukur tingkat
kinerja dalam pembelajaran yang
pencapaian kompetensi dasar siswa,
diukur.
sebagai
hasil
untuk memperoleh informasi dari
memperbaiki
kepala sekolah, pengawas, dan siswa.
Evaluasi
Angket siswa disesuaikan dengan
konsisten,
kompetensi dan kewenangan siswa
belajar
laporan siswa,
proses
kemajuan dan
pembelajaran.
dilakukan
secara
sistematik, dan terprogram
Angket yang dimaksudkan
dengan
memberi informasi. Angket dibuat
menggunakan tes dan non tes dalam
dalam skala Likert dimana setiap
bentuk tertulis atau lisan, pengamatan
jawaban dihubungkan dengan bentuk
kinerja, pengukuran sikap, penilaian
pernyataan atau dukungan sikap yang
hasil karya berupa tugas, proyek atau
diungkapkan
produk, portofolio, serta evaluasi atau
sebagai berikut:
penilaian diri.
No 1 2 3 4 5
METODE PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian evaluatif kuantitatif,
yang
bersifat
deskriptif
dilakukan
dengan
mengumpulkan, menganalisis
dan
dengan
kata-kata
Pernyataan/Penilaian Amat Baik Baik Cukup Kurang Amat Kurang
Skor 5 4 3 2 1
Validasi
dalam
Instrumen
menginterpretasi data dari evaluator,
penelitian ini menggunakan korelasi
kemudian membandingkan dengan
product
kriteria yang telah ditentukan.
mengkorelasikan antara skor butir instrumen
Subjek penelitian ini di tentukan
moment
dengan
yaitu
skor
dengan
total.
Validitas butir soal ditunjukkan oleh
secara Purposive sampling, yaitu
tingginya
kepala sekolah 8 orang, pengawas 8
r
hitung
dibandingkan
dengan r tabel product
orang dan siswa 80 orang .
7
moment
(Arikunto,
2004)
dengan
rumus
= total varians
sebagai berikut:
Selanjutnya koefisian yang diperoleh akan di bandingan dengan Keterangan: rxy = Koofisien korelasi skor X = Skor Awal Y = Skor Akhir N = Banyaknya data Obyek Kriteria
yang
dinyatakan yang
digunakan
menggunakan kriteria berikut: Indeks 0,8 – 1,000 0,6 – 0,799 0,4 – 0,599 0,2 – 0,399 < 0,200
untuk
jika koefisien korelasi
diperoleh
dari
analisis
dibandingkan dengan dengan harga
Uji
koefisien
penelitian
korelasi
alpha
Kriteria reliabilitas Sangat tinggi Tinggi Cukup tingi Rendah Sangat rendah
dengan
reliabilitas ini
instrumen dengan
Alpha
pada metode
menggunakan
tingkat kepercayaan 0,05. Jika nilai r
Cronbach’s
hitung > 0,30 maka butir pernyatan
SPSS vs. 17. Kriteria uji jika nilai
diyata kan valid (Sugiono, 2011).
alpha
Perhitungan
signifikansi
skor
untuk
mencari
>
nilai r tabel dengan 5%
dengan
n
=10
koefisien korelasi validitas dengan
(r(0,05,10) table = 0,30) dinyatakan
menggunakan program SPSS vs. 17.
butir-butir
instrumen
(Sulistyo, 2010). Hasil Uji reliabilitas instrumen pada penelitian
ini
dengan
reliabilitas
Instrumen
reliabel analisis uji menunjukan
metode
nilai 0,73 hal ini lebih besar dari 0,3
Cronbach’s Alpha. Adapun Menurut
dengan demikian instrumen reliabel
(Suharsimi Arikunto, 2009) rumusnya
dan dapat di gunakan.
sebagai berikut : Analisis data penelitian dengan menggunakan perhitungan sebagai berikut:
Keterangan : r = Koefisien reliabilitas instrument (Cronbach Alfa) k = Banyaknya butir pertanyaan = Jumlah varians butir
a. Menjumlahkan semua sekor b. Mencari nilai rata-rata (Mean) c.
8
X = nilai rata-rata
Pelaksanaan analisis yaitu: 1)
ΣX = jumlah skor perolehan
analisis
N = Jumlah Sampel
menganalisis tiap aspek oleh masing-
d. Mencari
Simpangan
baku
data
diawali
dengan
masing responden atau evaluator,
/Standar Deviasi (SD)
yaitu aspek perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran kinerja guru fisika bersertifikat profesi di
SD = Standar Deviasi
Sekolah Menengah Atas Kabupaten
e. Menentukan batas kelompok 1) Kelompok
Atas,
Tanggamus menurut Kepala Sekolah,
semua
jawaban responden
Pengawas, dan Siswa. 2) Analisis
yang
dilanjutkan
dengan
pencapaian
mempunyai skor sebanyak
kenerja
skor rata-rata + 1 Standar
evaluator. 3) Analisis selanjutnya
Deviasi (SD) keatas
masing-masing aspek oleh seluruh
2) Kelompok Sedang, semua jawaban responden
masing-masing
kelompok
evaluator atau responden, dan 4)
yang
analisis di akhiri dengan analisis
mempunyai skor antara -1
secara
SD dan
keseluruhan responden evaluator.
+ 1 SD
keseluruhan
aspek
dan
3) Kelompok Kurang, semua jawaban responden
yang
HASIL DAN PEMBAHASAN
mempunyai skor – 1 SD
Kinerja
guru
dalam
dan kurang dari itu
perencanaan pembelajaran, meliputi:
f. Membuat katagori pencapaian
jumlah jam pelajaran yang cukup 24
kinerja, Arikunto (2009) Pedoman
jam perminggu, Program Tahunan, Program Semester, Silabus dan RPP
Katagori Baik Cukup Kurang
yang memuat Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD), penyiapan alat peraga, media dan
g. Menentukan jumlah atau
sumber,
pesentase tingkat ketercapaian
perencanaan
metode,
ketepatan waktu dalam mengumpul
kinerja guru.
kan
perangkat
penyiapan
9
buku
pembelajaran, sebagai
sumber
belajar dan bahan pembelajaran yang
mencontoh Silabus dan RPP yang
berbasis TIK, diperoleh hasil bahwa
sudah ada atau copy paste. Usaha
secara keseluruhan kinerja guru fisika
untuk mengembangkan Silabus dan
bersertifikat
Sekolah
RPP memang ada, namun guru masih
Atas
Kabupaten
mengalami kesulitan. Demikian juga
dalam
perencanakan
profesi di
Menengah Tanggamus pembelajaran sekolah, sebanyak
menurut
pengawas 96
dan
orang
dengan
kepala
menyusun alat evaluasi pembelajaran
siswa
di dalam perencanaan juga masih
responden
belum optimal dilakukan.
menunjukan 14,58% atau 14 orang
Kesulitan guru adalah dalam
dalam katagori baik, 64,58% atau 66
hal menjabarkan kompetensi dasar,
orang berkatagori cukup dan 20,83%
indikator dengan teknik dan jenis
atau 20 orang berktagori kurang, dengan
demikian
kemampuan guru dalam
penilaian yang relevan. Konsekwensi
perencanaan
nya adalah bahwa guru harus mampu
pembelajaran yang dilakukan oleh
memilih teknik penilaian yang sesuai
guru fisika bersertifikat profesi di
dengan pengukuran ranah afektif
Sekolah Menengah Atas Kabupaten
tersebut.
Tanggamus tertinggi pada katagori
selama
cukup, berarti masih ada perencanaan
Sementara ini,
guru
yang lebih
terjadi terbiasa
menggunakan teknik penilaian yang
yang harus di tingkatkan lagi guna
berorientasi pada penialain ranah
meningkatkan kualitas pembelajaran
kognitif berupa tes, pola pikir guru
yang lebih baik lagi.
seperti ini harus dihilangkan dan
Guru dituntut untuk dapat
diperbaiki,
jika
tidak
dilakukan
mengembangkan silabus dengan baik
perbaikan maka selamanya akan terus
hal ini agar diperoleh silabus yang
dilakukan oleh guru dan tentunya
berkualitas. Dalam
akan
pengembangan
silabus dibutuhkan pengetahuan dan kajian sementara
yang
lebih
berdamapak
kepada
hasil
penilaian terhadap siswa.
mendalam
Kinerja
guru terbatas dalam hal
pelaksanaan
waktu, wawasan dan daya nalar.
kinerja
Selain itu juga ditemukan fakta
guru
Guru
dalam
pembelajaran, dalam:
yaitu:
menyiapkan
peserta didik, melakukan motivasi
bahwa sebagian besar guru hanya
10
dan apersepsi, menjelaskan KD dan
cukup berarti masih ada pelaksanaan
tujuan
pembelajaran yang harus di tingkat
yang
ingin
dicapai,
menyampaikan cakupan materi dan
kan
guna
penjelasan uraian kegiatan sesuai
pembelajaran yang lebih baik lagi.
silabus atau kesiapan bahan ajar, melibatkan siswa dalam
Pelaksanaan
mencari
menggunakan
belajar yang menyenangkan bagi perserta didik, mengajak siswa untuk
sumber belajar lain, melibatkan siswa
pembelajaran, untuk
menyajikan
individual memfasilitasi kegiatan
hasil
ajak mereka untuk berpikir kritis,
siswa
mandiri,
kerja
maupun
kelompok,
siswa
melakukan
yang
berperan aktif dalam pembelajaran,
setiap kegiatan
memfasilitasi
berfikir
kreaktif
dan
berusaha untuk terus belajar mencari ilmu sampai apa yang dimaksudkan dalam tujuan pembelajaran tercapai.
menumbuhkan
Kinerja guru dalam evaluasi
kebanggaan dan rasa percaya diri, membuat rangkuman
pembelajaran
bisa menciptakan kondisi lingkungan
beragam
pendekatan pembelajaran, media dan
secara aktif dalam
kualitas
oleh seorang guru professional harus
informasi dan belajar dari aneka sumber,
meningkatkan
pembelajaran, yaitu: kinerja guru
atau simpulan
dalam:
penyusunan
pembelajaran
instrumen
sesuai
menurut kepala sekolah, pengawas,
membuat
dan siswa secara keseluruhan kinerja
instrumen
guru menunjukan 14,58% atau 14
pembelajaran,
orang dalam katagori baik, 71,88%
penskoran penilaian, adanya data
atau 69 orang dalam katagori cukup
hasil Penilaian, menganalisis hasil
dan 13,54% atau 13 orang dalam
penilaian, membuat laporan hasil
katagori kurang, dengan demikian
penilaian kepada kepala sekolah dan
pelaksanaan
yang
orang tua, mendokumentasikan hasil
fisika
penilaian, membuat dan melaksana
materi bahwa
pelajaran, diperoleh hasil pelaksanaan
pembelajaran
dilakukan
oleh
bersertifikat
profesi
Menengah
Atas
guru di
kan
Sekolah
rumusan sesuai
program
melaksanakan
Kabupaten
SK
kisi-kisi dan
instrumen,
dengan
memiliki
tindak program
KD,
tujuan pedoman
lanjutdan pengayaan
dan remedial, diperoleh hasil bahwa
Tanggamus tertinggi pada katagori
11
evaluasi pembelajaran menurut kepala
sangat perlu dilakukan guna melihat
sekolah,
siswa,
sejauhmana kualitas alat evaluasi
menunjukan 19,79% atau 19 orang
yang dibuat dan digunakan dalam
dalam katagori baik, 66,63% atau 63
penentuan
orang dalam katagori
serta tindak lanjut apa yang harus
pengawas,
dan
cuku dan
penilaian
pembelajaran
14,58% atau 14 orang dalam katagori
dilakukan
kurang, dengan demikian evaluasi
dilakukan analisis hasil evaluasi jika
pembelajaran yang dilakukan oleh
di temukan ada butir soal evaluasi
guru fisika bersertifikat profesi di
yang jelek dan tidak sesuai maka
Sekolah Menengah Atas Kabupaten
harus diperbaiki oleh guru, jika hasil
Tanggamus tertinggi pada katagori
nilai siswa banyak yang tidak bagus
cukup berarti masih ada evaluasi
berati tujuan pembelajaran belum
pembelajaran yang harus di tingkat
tercapai ini harus dilakukan langkah-
kan lagi guna meningkatkan kualitas
langkah
pembelajaran yang lebih baik lagi.
lanjutnya.
Seorang
orang
guru
yang
dapat
dan
Setelah
perencanaan
tindak
KESIMPULAN
professional harus mencari terobosanterobosan
selanjutnya.
1. Program sertifikasi guru yang di
membawa
lakukan pemerintah jika dilihat
pembelajaran lebih baik. Komitmen
dari kriteria keberhasilan kinerja
guru masih sangat diperlukan, agar
guru dari hasil penelitian, banyak
guru
memberi kan konstribusi positif
dapat menggunakan berbagai
teknik evaluasi dan tindak lanjut yang
terhadap
sesuai, sehingga pelaksanaan evaluasi
kinerja guru terutama bagi guru
pembelajaran dapat dilakukan dengan
fisika di Kabupaten Tanggamus,
lebih akurat di dalam memetakan
dalam perencanaan, pelaksanaan,
kemampuan siswa. Guru baru sebatas
dan evaluasi pembelajaran
membuat alat evaluasi tertulis yang dilakukan
untuk
ulangan
peningkatan
kualitas
2. Ketercapaian kinerja guru fisika
harian,
bersertifikat profesi di Sekolah
ulangan tengah semester dan ulangan
Menengah
semester kemudian nilainya menjadi
Tanggamus
nilai lapor, sementara hasil evaluasi
sekolah, pengawas,
jarang di lakukan analisis. Analisis ini
dalam perencanaan pembelajaran
12
Atas
di
Kabupaten
menurut
kepala
dan siswa
menunju kan 14,42%
katagori
pembelajaran yaitu kemampuan
baik, 65,38% cukup dan 20,19%
guru dalam menggunakan berbagai
katagori kurang,
pelaksanaan
pendekatan pembelajaran, media
pembelajaran menunju kan 14,42%
dan sumber belajar dan aspek
katagori baik, 73,08% katagori
evaluasi
cukup dan 12,50% katagori kurang
kesesuaian
dan
tujuan
evaluasi
pembelajaran
pembelajaran
yaitu
instrument
dengan
dan
karakteristik
menunjukan 19,23% katgori baik,
pembelajaran, pengelola an dan
66,35%
analisis hasil evaluasi, perencanaan
katagori cukup dan
14,42% katagori kurang .
program
3. Kinerja guru fisika bersertifikat
tindak
lanjut
hasil
evaluasi.
profesi di Sekolah Menengah Atas Kabupaten
Tanggamus
perencanaan, evaluasi
dalam
pelaksanaan
REKOMENDASI
dan
pembelajaran
1. Guru
yang
fisika
Menengah
sekolah,
Tanggamus
dan
sudah
bersertifikat profesi di Sekolah
dilakukan penilaian oleh kepala engawas,
yang
siswa
Atas
Kabupaten
agar
senantiasa
berjumlah 96 responden secara
meningkatkan kemampuan dalam
keseluruhan menghasilkan 18,75%
perencanaan,
atau 18 orang dalam katogori baik,
evaluasi
63,54% atau 61 orang dalam
meningkatkan hasil pembelajaran
katagori cukup dan 17,71% atau 17
yang
orang dalam katagori kurang.
pengembangan silabus dan RPP,
4. beberapa faktor kinerja guru fisika
pelaksanaan
pembelajaran
lebih
baik
dan guna
dalam
hal
persiapan pembelajaran berbasis
yang perlu di tingkatkan lagi guna
TIK,
meningkatkan
pembelajaran,
kualitas
penyusunan
evaluasi kemampuan
pembelajaran, diantaranya pada
menggunakan berbagai pendekatan
aspek
pembelajaran, media dan sumber
perencanaan
yaitu
pengembangan silabus dan RPP,
belajar,
kesesuaian instrument
persiapan pembelajaran berbasis
dengan
tujuan,
TIK dan
pembelajaran,
penyusunan
evaluasi
pembelajar an, aspek pelaksanaan
analisis
13
hasil
karakteristik
pengelolaan evaluasi,
dan dan
perencanaan program tindak lanjut hasil evaluasi. 2. Guru fisika, kepala sekolah dan
pengawas
agar
rancangan
silabus
bersama-sama pelajaran,
DAFTAR PUSTAKA
membuat
di
dan
RPP
awal
tahun
sehingga
Arikunto, Suharsini. 2009. Dasardasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
seluruh Fattah, Nanang. 2010. Landasan manajemen pendidikan. Bandung:Remaja Rosdakarya.
komponen yang harus ada pada silabus dan RPP dapat dirumuskan dengan baik. 3. Kepala
Mangkunegara, A.A Anwar Prabu. 2001. Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia. Bandung : Refika Aditama
sekolah dan pengawas
sebaiknya melakukan pengawasan /pembinaan berkaitan
dan dengan
pembelajaran
supervisi Sedarmayanti. 2001. Sumber Daya Manusia. Jakarta : Bumi Aksara
perencanaan
dan
aktivitas
pembelajaran yang dilakukan guru di dalam kelas,
Sugiyono. 2009. Statistik untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta
sekali waktu
kepala sekolah dan pengawas ikut
Suharsaputra, Uhar. 2010. Administrasi Pendidikan. Bandung : PT Refika Aditama
di dalam kelas saat pembelajaran berlangsung. 4.
Dinas
Pendidikan
Tanggamus
agar
Sukardi. 2008. Evaluasi Pendidikan Prinsip dan Operasionalnya. Yogyakarta: Bumi Aksara.
Kabupaten melakukan
supervise secara intensif melalui pengawas
sekolah
Sulistyo, Joko. 2010. 6 hari jago SPSS vs.20.Jakarta : PT Bhuana Ilmu Populer
khususnya
pengawas mata pelajaran kepada guru-guru yang sudah bersertifikat profesi dalam hal perencanaan pembelajaran, evaluasi
pelaksanaan
pembelajaran
menghasilakn
pendidikan
dan guna yang
lebih baik dan berkualitas.
14
15